158 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini

advertisement
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan menggambarkan secara singkat kesimpulan dan sara yang dapat
diambi dari penelitan mengenai proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta.
Kesimpulan dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut.
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Elemen difusi inovasi pada proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota
Yogyakarta yaitu inovasi aplikasi SIMPUS berbentuk inovasi proses administrasi
berbasis teknologi yang dibuat oleh Seksi Surveilens dan SIK Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta pada tahun 2012 yang diterapkan pada seluruh Puskesmas di Kota
Yogyakarta dan disebarluaskan melalui cara getok tular dan sosialisasi resmi.
2. Tahapan dalam proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta yang
dilakukan yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Persiapan dilakukan dengan pembentukan tim kerja SIMPUS pusat dan
penginformasian melalui cara getok tular dari Kepala Seksi Surveilens dan SIK
dengan beberapa Kepala Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta.
b. Tahap Sosialisasi dilakukan dengan sosialisasi resmi sebanyak dua kali yang
diikuti oleh seluruh Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta. Sosiaslisasi pertama
dilakukan kepada Puskesmas Pusat dan yang sosialisasi kedua dilakukan kepada
Puskesmas Pembantu. Dalam kegiatan sosialisasi ini setiap Puskesmas akan
dibagi kedalam tim kerja SIMPUS pusat yang bertanggungjawab dalam tahap
pendampingan.
158
c. Tahap Pendampingan dilakukan oleh tim kerja SIMPUS pusat melalui pelatihan
terpusat dan pelatihan dengan kunjungan langsung kestiap Puskesmas. Pelatihan
terpusat ditujukan untuk pelatihan kepada penanggungjawab SIMPUS Puskesmas
dan pelatihan melalui kunjungan langsung ditujukan untuk pelatihan kepada
petugas SIMPUS Puskesmas.
d. Tahap Penerapan dilakukan secara bertahap yaitu tahap pertama diutamakan
penerapan kepada Puskesmas Pusat dan tahap kedua penerapaj kepada Puskesmas
Pembantu. Oleh karena itu hingga saat ini aplikasi SIMPUS telah diterapkan pada
17 Puskesmas Pusat dan 12 Puskesmas Pembantu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses difusi inovasi SIMPUS di Kota
Yogyakarta yaitu sebagai berikut.
a. Kejelasan Manfaat Aplikasi SIMPUS
Kejelasan manfaat yang ada pada aplikasi SIMPUS berpengaruh terhadap
proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS. Manfaat yang ada dalam aplikasi
SIMPUS yaitu integrasi data dari seluruh kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan
di setiap Puskesmas. Melalui kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan
data dan informasi kesehatan yang dapat dilakukan dalam satu aplikasi. Aplikasi
SIMPUS memudahkan setiap Puskesmas dalam melakukan kegiatan pelaksana
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga akan mempengaruuhi
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan setiap Puskesmas.Kejelasan manfaat
mempengaruhi setiap Puskesmas dalam kesediaannya menerapkan aplikasi
SIMPUS.
b. Kepemimpinan dan Budaya Kekerabatan
Kepemimpinan memiliki peran yang penting dalam proses difusi inovasi
aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta. Kedekatan Kepala Seksi Surveilens dan
159
SIK dengan beberapa Kepala Puskesmas bermanfaat dalam proses difusi inovasi
aplikasi SIMPUS melalui cara getok tular dari mulut kemulut. Hal ini
dikarenakan Kepala Seksi Surveilens dan SIK sebelumnya merupakan Kepala
Puskesmas Mantrijeron. Oleh karena itu memiliki kedekatan personal dengan
beberapa Kepala Puskesmas yang dulunya memiliki kegiatan dan proyek
bersama. Kedekatan ini dimanfaatkan oleh Kepala Seksi Surveilens dan SIK
dalam menyebarluaskan informasi inovasi aplikasi SIMPUS. Penginformasian
melalui cara getok tular berpengaruh terhadap setiap Puskesmas dalam
mengetahui informasi terkait inovasi aplikasi SIMPUS.
c. Adanya Kegiatan Pendampingan
Kegiatan pendampingan berpengaruh terhadap proses difusi inovasi
aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta. Kegiatan pendampingan baik melalui
pelatihan langsung maupun pelatihan dengan kunjungan langsung kesetiap
Puskesmas mempengaruhi setiap Puskesmas dalam memahami dan mengetahui
aplikasi SIMPUS. Kegiatan pendampingan yang dilakukan memberikan manfaat
kepada setiap Puskesmas untuk mengetahui penggunaan aplikasi SIMPUS yang
baik dan benar.
7.2 Saran
Dari hasil kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti memberikan rekomendasi
sebagai berikut.
1. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta seharusnya membuat regulasi/kebijakan/peraturan
tentang aplikasi SIMPUS yang diterapkan diseluruh Puskesmas di Kota Yogykarta.
2. Dengan memiliki dasar hukum berupa regulasi/kebijakan/peraturan tersebut, maka
proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS dapat dilakukan secara otoriter. Hal ini akan
160
berpengaruh terhadap semakin cepatnya proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS
kepada seluruh Puskesmas karena adanya kewajiban untuk menerapkannya.
3. Dinas Kesehatan seharusnya melakukan pendekatan secara internal kepada Puskesmas
Umbulharjo I untuk dapat memberikan solusi dalam penerapan aplikasi SIMPUS.
4. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta seharusnya melakukan kerjasama dengan Dinasdinas yang terkait untuk mengembangkan aplikasi SIMPUS seperti kerja sama dengan
Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil
untuk
melakukan
integrasi data
kependudukan. Hal ini untuk mempermudah sistem pendaftaran pasien yang tepat dan
akurat, sehingga setiappetugas aplikasi SIMPUS bagian pendaftaran pasien dengan
mudah dapat mengidentifikasi data diri pasien.
5. Memfasilitasi daerah lain untuk belajar dalam menerapkan aplikasi SIMPUS supaya
dapat diadopsi di daerahnya.
6. Untuk penelitian berikutnya, dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi terkait
dengan analisis konten aplikasi SIMPUS dan pengaruh penerapan inovasi aplikasi
SIMPUS dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta.
161
Download