BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan menggambarkan secara singkat kesimpulan dan sara yang dapat diambi dari penelitan mengenai proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta. Kesimpulan dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Elemen difusi inovasi pada proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta yaitu inovasi aplikasi SIMPUS berbentuk inovasi proses administrasi berbasis teknologi yang dibuat oleh Seksi Surveilens dan SIK Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada tahun 2012 yang diterapkan pada seluruh Puskesmas di Kota Yogyakarta dan disebarluaskan melalui cara getok tular dan sosialisasi resmi. 2. Tahapan dalam proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta yang dilakukan yaitu sebagai berikut. a. Tahap Persiapan dilakukan dengan pembentukan tim kerja SIMPUS pusat dan penginformasian melalui cara getok tular dari Kepala Seksi Surveilens dan SIK dengan beberapa Kepala Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta. b. Tahap Sosialisasi dilakukan dengan sosialisasi resmi sebanyak dua kali yang diikuti oleh seluruh Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta. Sosiaslisasi pertama dilakukan kepada Puskesmas Pusat dan yang sosialisasi kedua dilakukan kepada Puskesmas Pembantu. Dalam kegiatan sosialisasi ini setiap Puskesmas akan dibagi kedalam tim kerja SIMPUS pusat yang bertanggungjawab dalam tahap pendampingan. 158 c. Tahap Pendampingan dilakukan oleh tim kerja SIMPUS pusat melalui pelatihan terpusat dan pelatihan dengan kunjungan langsung kestiap Puskesmas. Pelatihan terpusat ditujukan untuk pelatihan kepada penanggungjawab SIMPUS Puskesmas dan pelatihan melalui kunjungan langsung ditujukan untuk pelatihan kepada petugas SIMPUS Puskesmas. d. Tahap Penerapan dilakukan secara bertahap yaitu tahap pertama diutamakan penerapan kepada Puskesmas Pusat dan tahap kedua penerapaj kepada Puskesmas Pembantu. Oleh karena itu hingga saat ini aplikasi SIMPUS telah diterapkan pada 17 Puskesmas Pusat dan 12 Puskesmas Pembantu. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses difusi inovasi SIMPUS di Kota Yogyakarta yaitu sebagai berikut. a. Kejelasan Manfaat Aplikasi SIMPUS Kejelasan manfaat yang ada pada aplikasi SIMPUS berpengaruh terhadap proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS. Manfaat yang ada dalam aplikasi SIMPUS yaitu integrasi data dari seluruh kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan di setiap Puskesmas. Melalui kegiatan pengumpulan, pengolahan dan pelaporan data dan informasi kesehatan yang dapat dilakukan dalam satu aplikasi. Aplikasi SIMPUS memudahkan setiap Puskesmas dalam melakukan kegiatan pelaksana pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga akan mempengaruuhi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan setiap Puskesmas.Kejelasan manfaat mempengaruhi setiap Puskesmas dalam kesediaannya menerapkan aplikasi SIMPUS. b. Kepemimpinan dan Budaya Kekerabatan Kepemimpinan memiliki peran yang penting dalam proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta. Kedekatan Kepala Seksi Surveilens dan 159 SIK dengan beberapa Kepala Puskesmas bermanfaat dalam proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS melalui cara getok tular dari mulut kemulut. Hal ini dikarenakan Kepala Seksi Surveilens dan SIK sebelumnya merupakan Kepala Puskesmas Mantrijeron. Oleh karena itu memiliki kedekatan personal dengan beberapa Kepala Puskesmas yang dulunya memiliki kegiatan dan proyek bersama. Kedekatan ini dimanfaatkan oleh Kepala Seksi Surveilens dan SIK dalam menyebarluaskan informasi inovasi aplikasi SIMPUS. Penginformasian melalui cara getok tular berpengaruh terhadap setiap Puskesmas dalam mengetahui informasi terkait inovasi aplikasi SIMPUS. c. Adanya Kegiatan Pendampingan Kegiatan pendampingan berpengaruh terhadap proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS di Kota Yogyakarta. Kegiatan pendampingan baik melalui pelatihan langsung maupun pelatihan dengan kunjungan langsung kesetiap Puskesmas mempengaruhi setiap Puskesmas dalam memahami dan mengetahui aplikasi SIMPUS. Kegiatan pendampingan yang dilakukan memberikan manfaat kepada setiap Puskesmas untuk mengetahui penggunaan aplikasi SIMPUS yang baik dan benar. 7.2 Saran Dari hasil kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut. 1. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta seharusnya membuat regulasi/kebijakan/peraturan tentang aplikasi SIMPUS yang diterapkan diseluruh Puskesmas di Kota Yogykarta. 2. Dengan memiliki dasar hukum berupa regulasi/kebijakan/peraturan tersebut, maka proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS dapat dilakukan secara otoriter. Hal ini akan 160 berpengaruh terhadap semakin cepatnya proses difusi inovasi aplikasi SIMPUS kepada seluruh Puskesmas karena adanya kewajiban untuk menerapkannya. 3. Dinas Kesehatan seharusnya melakukan pendekatan secara internal kepada Puskesmas Umbulharjo I untuk dapat memberikan solusi dalam penerapan aplikasi SIMPUS. 4. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta seharusnya melakukan kerjasama dengan Dinasdinas yang terkait untuk mengembangkan aplikasi SIMPUS seperti kerja sama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk melakukan integrasi data kependudukan. Hal ini untuk mempermudah sistem pendaftaran pasien yang tepat dan akurat, sehingga setiappetugas aplikasi SIMPUS bagian pendaftaran pasien dengan mudah dapat mengidentifikasi data diri pasien. 5. Memfasilitasi daerah lain untuk belajar dalam menerapkan aplikasi SIMPUS supaya dapat diadopsi di daerahnya. 6. Untuk penelitian berikutnya, dapat melakukan penelitian lebih dalam lagi terkait dengan analisis konten aplikasi SIMPUS dan pengaruh penerapan inovasi aplikasi SIMPUS dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kota Yogyakarta. 161