Pelajaran 52 Minggu untuk jiwa baru X. Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! Allah menciptakan manusia dan malaikat-malaikat, juga membuat musik supaya dipermuliakan dan memuji melaluinya. Allah bertahta di atas puji-pujian (Mazmur 22:4) dan menyatakan kuasa-Nya ditengah-tengah puji-pujian (Yosua 6, II Tawarik 20:14 – 23, Kisah 16:24 – 26). Allah berkenan dengan puji-pujian. 1. Puji-pujian dan nyanyian pujian Puji-pujian lebih luas dari pada nyanyian pujian (pembagian dari Alkitab) Segala perilaku yang menyatakan dan memuji nama Allah dan kemuliaan-Nya itu disebut puji-pujian, sebab itu cara-cara puji-pujian ada bermacam cara, instrument, tarian, irama, tepuk tangan, seruan doa, tulisan, bacaan dan lain-lain. Di antara itu puji-pujian adalah yang memusatkan nyanyian melody dari musik. Puji-pujian dan nyanyian pujian berbeda dalam lirik (syair lagu) (pembagian dari musik agama) Nyanyian yang memuji Tritunggal Allah atau salah satu kepribadian Allah itu disebut puji-pujian, selain itu nyanyian yang mengakui sukacita, syukur dan permohonan dari orang percaya disebut perbedaan sebagai nyanyian pujian, tetapi dalam bab ini kita akan mengungkapkan puji-pujian saja dengan cara dua-duanya dijadikan satu. 2. Puji-pujian Puji-pujian adalah musik dari sorga. Musik (seni) dunia berada untuk dinikmati manusia. Tetapi puji-pujian ialah, 1. 2. 3. 4. 5. Mereka yang menerima kasih anugerah sambil dikuasai dari sorga Lalu memberinya kepada Allah saja Yakni musik sorga Puji-pujian ini adalah tugas dan berkat, kita yang melanjutkan di kerajaan sorga, di tempat Bapa sesudah kita bangkit. Puji-pujian itu sendiri adalah tujuan kehidupan orang percaya. Puji-pujian itu sendiri bukan alat atau cara untuk mengisi acara, bukan juga hiasan untuk mendekorasi acara, bukan juga alat untuk rekreasi. Oleh sebab itu: “persiapan dengan puji-pujian”, “menyanyikan pujian saja kita sudah jemu”, “Kalau kamu pintar nyanyi…, coba menyanyikan pujian saja, baikpun itu satu saja”, kata kata seperti ini bukanlah yang patut atau tepat. Puji-pujian adalah doa yang bermelody. Isi puji-pujian ialah yang mengaku akan kuasa Allah yang menyukuri terhadap kasih anugerah lalu melupakan keadaan kita supaya dapat pertolongan. Oleh sebab itu puji-pujian disebut sebagai doa yang bermelody. Pelajaran 52 Minggu untuk jiwa baru X. Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan! 3. Pujian dari jemaah dan pujian dari paduan suara Pada waktu Israel keluar dari Mesir, mereka memuji Allah dengan rebana dan tari-tarian (Keluaran II) setelah menyeberang laut merah seperti daratan. Pujian dari jemaah mulai dari itu. Sedangkan ketika mereka mempersembahkan korban di bait Allah atau berperang, maka mereka yang dipilih (suku Lewi) ambil bagian puji-pujian itulah paduan suara. Pada abad pertengahan puji-pujian dalam ibadah hampir dimonopoli oleh paduan suara yang terdiri dari Pastor, akhirnya pada abad 16, jemaah mendapat kembali hak mengenal puji-pujian, doa dan firman (Alkitab) oleh reformasi agama dari Martin Luther, sebab segala bangsa adalah Imamat yang rajani. Oleh karena itu paduan suara yang dibatasi dengan suku (suku lewi) itu tidak dibatasi lagi didalam Perjanjian Baru hanya dengan iman saja. Skala paduan suara 1/10 dari jemaah itu pantas. 4. Puji-pujian yang ilahi dari orang kudus Kita menyanyi pujian dengan inspirasi berbeda dengan lagu-lagu dunia sehingga dapat mengubahkan orang lalu membawa kesembuhan dan tanda-tanda juga. Kita harus berusaha untuk menyanyikan puji-pujian sesuai not lagu. Inspirasi puji-pujian bukan hanya syair lagu, namun melody juga, sehingga kita sering merasa terharu dengan melody puji-pujian baik dalam bahasa asing atau teringat terus dengan melody nyanyian yang dari masa kecil kita. Dan sebaiknya kita menyanyi puji-pujian tentang darah Yesus lebih banyak. Pujian mengenai darah memiliki kuasa dan inspirasi yang dapat menang dari dosa dan musuh, hal ini disaksikan banyak. core: Puji-pujian itu bukan alat atau cara untuk mengisi acara, bukan juga hiasan untuk mendekorasi acara oleh sebab itu “persiapan dengan puji-pujian”, “kita menyanyikan pujian saja sebab kita jemu”, “kamu pintar nyanyi coba menyanyikan pujian satu saja” kata kata sperti ini bukanlah yang patut.