6. Mekanika Lagrange as 2201 mekanika benda langit 6.1 Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang reformulasi mekanika Newtonian yang dipelopori oleh ilmuwan asal Perancis-Italia Joseph Louis Lagrange. Khususnya, formula ini untuk menyelesaikan persamaan gerak sistem dinamika yang rumit. 6.2 Koordinat umum Misalkan ππ (untuk π = 1, πΉ) merupakan sebuah set koordinat dari sistem dinamik. ππ dapat berupa koordinat kartesian, bola, sudut atau gabungan ketiganya; yang disebut sebagai koordinat umum. Sistem dinamik yang konfigurasi sesaat sepenuhnya ditentukan oleh πΉ secara bebas, dikatakan koordinat umum tersebut memiliki πΉ derajat kebebasan. Misalkan, posisi sesaat sebuah partikel yang bergerak bebas dalam tiga dimensi sepenuhnya ditentukan oleh tiga koordinat kartesian , π₯, π¦, dan π§ , dan koordinat ini tidak bergantung satu terhadap yang lain, maka sistem dinamis yang terdiri dari satu partikel bergerak bebas dalam tiga dimensi memiliki tiga derajat kebebasan. Jika ada dua partikel bebas bergerak maka sistem tersebut memiliki enam derajat kebebasan, dan seterusnya. Misalkan kita memiliki sistem dinamis yang terdiri dari π partikel bergerak bebas dalam tiga dimensi, berarti πΉ = 3 π derajat kebebasan sistem, yang konfigurasi sesaatnya dapat ditentukan oleh πΉ koordinat kartesian. Koordinat ditunjukkan dengan π₯π , dengan π = 1, πΉ, maka π₯1 , π₯2 π₯3 , adalah koordinat kartesian untuk partikel ke-1, π₯4 , π₯5 π₯6 , untuk partikel ke-2, dst. Anggap bahwa konfigurasi sesaat sistem dapat dinyatakan dengan koordinat umum πΉ yang kita notasikan dengan ππ dengan π = 1, πΉ, dan bisa saja berupa koordinat bola. Kita tuliskan bentuk umum π₯π dengan ππ : π₯π = π₯π π1 , π2 , π3 , … , ππΉ , π‘ (6.1) untuk π = 1, πΉ (π₯π dan ππ bergantung terhadap waktu). Misal sebuah sistem terdiri dari partikel yang bergerak pada permukaan yang bergerak. Dengan aturan rantai, variasi dalam π₯π disebabkan oleh variasi ππ (dengan π‘ konstan): πΏπ₯π = ππ₯π π=1,πΉ ππ untuk π = 1, πΉ π πΏ ππ (6.2) 6.3 gaya secara umum Kerja pada sistem dinamik dalam koordinat kartesian: πΏπ = (6.3) π=1,πΉ ππ πΏπ₯π Di sini, ππ adalah komponen gaya kartesian yang bekerja pada berbagai partikel yang membentuk sistem, dengan demikian, π1 , π2 , π3 adalah komponen gaya yang bekerja pada partikel pertama, π4 , π5 , π6 pada partikel ke-2 dst. Dengan menggunakan persamaan (6.2), dapat kita tuliskan: πΏπ = π=1,πΉ ππ ππ₯π π=1,πΉ ππ π πΏ ππ (6.4) Atau : (6.5), πΏπ = π=1,πΉ ππ πΏππ dengan ππ = π=1,πΉ ππ ππ₯π πππ gaya umum! (6.6) Perhatikan bahwa gaya umum tidak selalu memiliki dimensi gaya, tetapi produk ππ ππ harus memiliki dimensi kerja. Jadi, jika ππ tertentu adalah koordinat kartesian maka yang terkait dengan ππ adalah gaya. Sebaliknya jika ππ adalah sudut, maka yang terkait dengan ππ adalah torka. Misalkan sistem dinamis yang dimaksud adalah konservatif, maka: ππ ππ = − ππ₯ , (6.7) π untuk π = 1, πΉ, dengan π π₯1 , π₯2 , … , π₯πΉ , π‘ adalah energi potensial sistem. Oleh karena itu, persamaan (6.6): ππ = − ππ ππ₯π π=1,πΉ ππ₯ ππ ππ π untuk π = 1, πΉ =− ππ πππ (6.8) 6.4 persamaan Lagrange Persamaan gerak dalam koordinat kartesian: ππ π₯π = ππ (6.9) untuk π = 1, πΉ dan π1 , π2 , π3 adalah massa partikel ke-1, π4 , π5 , π6 adalah massa partikel ke-2, dst. Energi kinetik dapat dituliskan sebagai: 1 πΎ=2 π=1,πΉ ππ π₯π 2 (6.10) dengan π₯π = π₯π π1 , π2 , … , ππΉ , π‘ , maka dapat kita tuliskan: π₯π = ππ₯π π=1,πΉ ππ ππ π + ππ₯π ππ‘ (6.11) untuk π = 1, πΉ. Selanjutnya π₯π = π₯π π1 , π2 , … , ππΉ , π1 , π2 , … , ππΉ , π‘ . Menurut persamaan di atas: ππ₯π πππ = ππ₯π πππ Dengan ππ dan ππ merupakan variabel bebas. (6.12) Dengan mengalikan persamaan (6.12) dengan π₯π dan dideferensiasi terhadap waktu didapat: π ππ‘ ππ₯ ππ₯ π ππ₯ π π₯π πππ = ππ‘ π₯π πππ = π₯π πππ + π₯π ππ‘ π Sekarang Sehingga π π ππ₯π ππ‘ πππ 2 1 ππ₯π 2 πππ π π2 π₯π = π=1,πΉ ππ ππ ππ π π ππ₯ = π₯π πππ π ππ₯π (6.13) πππ π2 π₯π + ππ ππ‘ π (6.14) (6.15) Dan (6.16) Dari persamaan 6.13, 6.15, dan 6.16: 2 π 1 ππ₯π ππ‘ 2 πππ ππ₯π = π₯π ππ + π 2 1 ππ₯π 2 πππ (6.17) Kalikan persamaan di atas dengan ππ , dan jumlahkan untuk semua π: ππ₯π π=1,πΉ ππ ππ π π ππΎ ππ‘ πππ = π ππΎ ππ‘ πππ = ππ + π ππΎ ππ‘ πππ = − ππ + ππ ππΎ + ππ π (6.18) seperti pada persamaan (6.9) dan (6.10). Dari persamaan (6.6): ππΎ πππ (6.19) Dan dengan persamaan (6.8), kita peroleh: ππ ππΎ π π (6.20) Sekarang dikenalkan sebuah fungsi Lagrange, yaitu selisih antara energi kinetik dan energi potensial sistem dinamik ο πΏ =πΎ−π (6.21) Karena energi potensial π tidak bergantung pada ππ , maka dari Persamaan (6.20): π ππΏ ππ‘ πππ ππΏ − ππ = 0 (6.22) π untuk π = 1, πΉ Menurut analisis di atas, jika kita dapat menunjukkan energi kinetik dan energi potensial sistem dinamik yang bergantung terhadap koordinat umum dan turunannya terhadap waktu, maka kita dapat langsung menuliskan persamaan gerak sistem tersebut, yang dinyatakan dalam koordinat umum, dengan menggunakan persamaan Lagrange, (6.22). Tapi skema ini hanya bekerja untuk sistem konservatif. Contoh: sebuah partikel bermassa π bergerak dalam dua dimensi dengan energi potensial pusat π(π) (sistem dinamik dengan dua derajat kebebasan). Seperti dijelaskan dalam sub-bab 3.4, paling mudah posisi sesaat partikel tersebut dinyatakan dalam koordinat π dan π. Menurut persamaan (3.13), kecepatan partikel tersebut dapat dituliskan sebagai: 2 π£ 2 = π 2 + ππ (6.23) Lagrangian untuk sistem ini (πΏ = πΎ − π): 1 πΏ = π π2 + π2π2 − π π (6.24) 2 Sekarang (dengan memanfaatkan persamaan 6.22): ππΏ ππ ππΏ ππ ππΏ ππ ππΏ ππ = ππ, = ππ 2 π , ππ = πππ 2 − ππ (6.25) =0 (6.26) Persamaan Lagrange ππΏ π ππΏ ππ‘ πππ − ππΏ πππ = 0(6.22) : π ππ‘ π ππ‘ ππΏ ππ ππΏ ππ − ππ = 0 Sehingga kita peroleh: (6.28) π ππ‘ π ππ‘ ππ − πππ 2 + ππ = 0 (6.29) (6.27) − ππ = 0 ππΏ ππ ππ 2 π = 0 Atau: (6.30) ππ π − ππ 2 = − ππ π2π = β π (6.31) (6.32) Dengan π = π , dan β konstan. ο Persamaan gerak dalam medan potensial pusat! 6.5 momentum secara umum Energi kinetik sebuah partikel yang bergerak satu dimensi, dinyatakan dengan: πΎ= 1 ππ₯ 2 2 (6.33) Momentum linier partikel tersebut adalah π = ππ₯, dan dapat dituliskan sebagai: ππΎ ππ₯ ππΏ ππ₯ π= = (6.34), dengan πΏ = πΎ − π, dan energi potensial π bergantung pada π₯. Sekarang bila sistem dinamik dengan πΉ koordinat umum ππ . Momentum umum (kadang disebut sebagai momentum konjugat) dinyatakan: ππΏ πππ ππ = (6.35) untuk π = 1, πΉ. Persamaan Lagrange (6.22): πππ ππ‘ ππΏ πππ = (6.36) untuk π = 1, πΉ. Catat bahwa momentum umum tidak selalu memiliki dimensi momentum linier. Misalkan bahwa Lagrangian πΏ tidak bergantung secara eksplisit pada koordinat ππ . Dari Persamaan (6.36): πππ ππ‘ = ππΏ πππ =0 maka: ππ = konstan. (6.37), (6.38) Dalam kasus ini, Koordinat ππ tidak diketahui. Dengan demikian, disimpulkan bahwa momentum umum yang terkait dengan koordinat yang tidak dapat diketahui merupakan konstanta gerak. Kita ambil contoh Lagrangian untuk sebuah partikel yang bergerak dalam potensial pusat yang tidak bergantung pada koordinat sudut π (persamaan 6.24 ). Maka π adalah koordinat yang tidak diketahui, dan ππΏ ππ = = ππ 2 π (6.39) ππ merupakan gerak yang konstan. ππ merupakan momentum sudut terhadap pusat, dan kekal karena tidak ada torka dari pusat yang bekerja pada gaya pusat.