hubungan makrosomia dengan kejadian obesitas pada anak yang

advertisement
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
HUBUNGAN MAKROSOMIA DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA
ANAK YANG LAHIR DI RSUD MARGONO SOEKARDJO
PURWOKERTO PERIODE JANUARI – DESEMBER 2010
Firda Sofia1, Qodri Santosa2, dr.Madya Ardi Wicaksono,3
1
2,3
Sarjana Kedokteran Alumi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
ABSTRACT
Background : Obesity is one of nutritional problems which often encountered, and potentially
cause health disturbance due to several complications and high risk of comorbidity. Thare are
several factors that may contribute as etiology and risk factors of obesity, like macrosomia.
Purpose : To investigate the association between macrosomia and obesity in children who were
born at Margono Soekardjo hospital Purwokerto from January to December 2010.
Method : A cohort retrospective was conducted since October 2013 to April 2014. The subjects
are babies with macrosomia (≥4000g) and normal weight (2500-3999g) who were born at
Margono Soekardjo hospital Purwokerto from January to December 2010 and resided in
Banyumas. Total sampling was conducted. Birth weight of the subjects were seen in medical
record. Body mass index was calculated and classified as obesity and normal using CDC curve
by sex and age (≥ 95th percentile). Data were analyzed using Chi-square and logistic
regression.
Results : Total sampels were 82 respondents composed of 44 boys and 38 girls, and found
nineteen respondents were obese. Macrosomia associated with obesity, with p-value=0,018 and
RR=2,80 (95%CI; 1,11–7,06) by chi-square test. Macrosomia, formula feeding and timing of
introduction of complementary food effect to obesity, with p value < 0,05 using logistic
regression.
Conclusions : Macrosomic newborns were significantly associated with obesity in children who
were born at Margono Soekardjo hospital Purwokerto from January to December 2010.
Key Words: Macrosomia, Obesity, Children
PENDAHULUAN
negara
berpenghasilan
rendah
dan
Secara global, pada tahun 2010
menengah, terutama penduduk di perkotaan
jumlah overweight dan obesitas pada anak
(Stamatakis, 2010 ; Olds et.al, 2010 ; Pigeot
dibawah usia 5 tahun, diperkirakan lebih
et.al, 2009 ; Ji, 2008). Epidemi obesitas
dari 42 juta dengan 35 juta tinggal di negara
menjadi perhatian global, karena obesitas
berkembang (WHO, 2006). Obesitas selalu
dapat
dianggap sebagai masalah di negara-negara
seperti diabetes mellitus tipe 2, penyakit
berpenghasilan tinggi, namun sekarang
kardiovaskular,
overweight dan obesitas juga meningkat di
kematian (Guo, 2002). Obesitas pada anak
menyebabkan
dan
komplikasi
kanker
medis
bahkan
541
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
berisiko
lebih
besar
untuk
memiliki
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
meningkatkan
risiko
overweight
saat
toleransi glukosa terganggu dan menjadi
dewasa (Gilman et.al, 2003). Namun,
obesitas saat dewasa (Sinha et.al, 2002).
penelitian di Amsterdam mendapatkan hasil
Di Indonesia, berdasarkan indikator
yang berbeda bahwa berat lahir yang rendah
BB menurut TB prevalensi obesitas secara
berhubungan dengan tingginya massa lemak
nasional pada balita tahun 2010 adalah
tubuh dan distribusi lemak subkutan tubuh
14,0%.
saat dewasa yang berarti meningkatkan
Terjadi
peningkatan
prevalensi
obesitas dari tahun 2007 yaitu dari 12,2%.
Prevalensi
obesitas
Provinsi,
Dengan demikian obesitas pada anak
terdapat sebanyak 6,2% balita mengalami
memerlukan perhatian yang serius dan
obesitas di Jawa Tengah. Jawa Tengah
pencegahan
sedini
berada pada urutan 12 (Balitbangkes, 2010).
melibatkan
peran
Banyak faktor yang dapat meningkatkan
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
risiko obesitas pada anak antara lain diet
belum konsisten tersebut, penulis tertarik
tinggi
ASI
untuk mengkaji lebih lanjut mengenai
eksklusif dan makanan pendamping ASI
hubungan makrosomia dengan kejadian
(Barker, 2003), kurang aktivitas fisik, faktor
obesitas pada anak yang lahir di RSUD
genetik obesitas, pengetahuan gizi ibu,
Margono Soekardjo Purwokerto.
kalori,
menurut
risiko obesitas (Velde et.al, 2003).
riwayat
pemberian
mungkin,
serta
dengan
orang
tua.
pekerjaan dan penghasilan orang tua, serta
berat lahir lebih atau makrosomia (Crocker
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
et.al, 2009).
Penelitian di China menyebutkan
makrosomia merupakan prediktor yang
penting terhadap peningkatan IMT pada
anak 1 – 3 tahun (Yu et.al, 2008). Penelitian
lain
di
hubungan
Chili
yang
menyebutkan
terdapat
signifikan
antara
makrosomia dengan obesitas pada anak
kelas 1 Sekolah Dasar (Loaiza et.al, 2011).
Penelitian
di
Inggris
mendapatkan
hubungan yang bermakna antara berat lahir
dengan IMT, massa lemak bebas, dan berat
badan anak usia 1 tahun pertama (Sayer
et.al, 2004). Demikian juga penelitian di
Amerika Serikat mendapatkan hasil yang
serupa bahwa berat lahir yang tinggi akan
kohort retrospektif. Penelitian dilakukan
pada
populasi
bayi
yang
didiagnosis
memiliki berat badan lahir lebih (BBLL
atau makrosomia) dan lahir di RSUD
Margono Soekardjo Purwokerto periode
Januari – Desember 2010 sebanyak 65
pasien. Pengambilan sampel menggunakan
total sampling. Bayi makrosomia yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
semua diambil sebagai sampel, didapatkan
sebanyak 41 pasien. Setelah itu diambil
kelompok pembanding yang memiliki berat
badan lahir normal dengan jumlah yang
sama secara acak (systematic random
sampling) yaitu 41 pasien. Data bayi
542
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
makrosomia diperoleh dari data sekunder
orangtua
responden.
Analisis
yang didapatkan dari rekam medik di
menggunakan
RSUD Margono Soekardjo Purwokerto.
multivariat menggunakan regresi logistik.
Chi-square
dan
bivariat
analisis
Data mengenai indeks massa tubuh (IMT)
anak sekarang, pendidikan ibu, pendapatan
orangtua, riwayat pemberian ASI eksklusif
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Analisis Univariat
Rerata
dan susu formula serta pengenalan terhadap
MPA
diperoleh
dengan
melakukan
pengukuran di rumah responden, dan
Perbedaan
karakteristik
responden penelitian dapat dilihat pada
Tabel
4.1
sebagai
berikut
memberikan kuesioner yang diisi oleh
Tabel 4.1 menunjukkan karakteristik
laki-laki pada kelompok bayi makrosomia
responden penelitian. Jumlah jenis kelamin
lebih banyak daripada pada kelompok bayi
543
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
normal
yaitu
berturut-turut
25
orang
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
banyak diberikan sebelum usia 6 bulan
(30,5%) dan 19 orang (23,2 %), sedangkan
yaitu
perempuan
orang
sedangkan pada bayi normal pemberian
(19,5%) dan 22 orang (26,8%). Persentase
susu formula lebih banyak pada usia ≥ 6
riwayat pemberian ASI eksklusif pada bayi
bulan
makrosomia
Persentase
masing-masing
paling
banyak
16
diberikan
sebanyak
sebanyak
19
23
riwayat
orang
orang
(23,2%),
(28,0%).
pengenalan
MPA
selama 6 bulan yaitu sebanyak 21 orang
sebelum usia 6 bulan pada bayi makrosomia
(25,6%), sedangkan pada bayi normal
sebanyak 18 orang (22,0%) lebih banyak
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
daripada bayi normal 13 orang (15,9%).
memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu 26
Jumlah
orang (31,7%). Pemberian ASI eksklusif
mendapatkan MPA pada usia 6 bulan atau
kurang dari 6 bulan lebih banyak pada bayi
lebih sebanyak 23 orang (28,0%) lebih
makrosomia sebanyak 12 orang (14,6%)
sedikit daripada bayi normal sebanyak 28
daripada bayi normal sebanyak 8 orang
orang
(9,8%).
pendidikan terakhir ibu bayi makrosomia
Persentase riwayat pemberian susu
formula
pada
bayi
makrosomia
lebih
bayi
(34,1%).
makrosomia
Persentase
yang
tingkat
paling banyak yaitu lulus SMA sebanyak 24
orang (29,3%).
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.2 menunjukkan hasil uji
p=0,018 dan relative risk sebesar 2,80
chi-square hubungan makrosomia dan
(95% CI; 1,11–7,06). Nilai RR=2,80
obesitas.
berarti
Terdapat
hubungan
yang
kelompok
bayi
makrosomia
signifikan antara makrosomia dengan
memiliki risiko menjadi obesitas sebesar
kejadian obesitas pada anak diperoleh
2,8 kali lebih tinggi daripada kelompok
nilai x2 hitung sebesar 5,549 (lebih besar
bayi normal.
dari x2 tabel df=1 yaitu 3,84) dengan
544
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji chi-square
dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan
hubungan
jenis
kelamin
dan
yang signifikan antara jenis kelamin dengan
diperoleh
nilai
p=0,673
dengan
obesitas
nilai
kejadian obesitas pada anak.
RR=1,18 (95% CI; 0,533-2,644) sehingga
Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji chi-square
signifikan antara riwayat pemberian ASI
hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif
eksklusif dengan kejadian obesitas pada
dan obesitas. Terdapat hubungan yang
anak dengan diperoleh nilai p=0,008.
Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji chi-square
RR=3,57 berarti kelompok bayi yang
hubungan
usia
dan
dikenalkan dengan makanan pendamping
obesitas.
Terdapat
yang
ASI lebih awal (sebelum usia 6 bulan)
signifikan antara usia pengenalan MPA
memiliki risiko menjadi obesitas sebesar
dengan
anak
3,57 kali lebih tinggi daripada kelompok
diperoleh nilai p=0,002 dan relative risk
yang dikenalkan dengan MPA pada usia 6
sebesar 3,57 (95% CI; 1,511–8,408). Nilai
bulan atau lebih.
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji chi-square
signifikan antara riwayat pemberian susu
hubungan riwayat pemberian susu formula
formula dengan kejadian obesitas pada anak
dan obesitas. Terdapat hubungan yang
dengan diperoleh nilai p=0,004.
kejadian
pengenalan
MPA
hubungan
obesitas
pada
545
5
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
Tabel 4.7 dan 4.8 menunjukkan hasil uji
diperoleh nilai p<0,05 dengan demikian
chi-square hubungan tingkat pendidikan Ibu
dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan
dan
yang signifikan
pendapatan
orang
tua
responden
3. Analisis Multivariat
546
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
Hasil uji regresi logistik dengan
metode
Backward:LR
yang
dilakukan,
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
awal pertumbuhan (Rugholm et.al, 2005).
Makrosomia
dikaitkan
dengan
lama
selain variabel makrosomia didapatkan juga
kehamilan (Rasmussen and Johansson,
dua variabel independen lain yang memiliki
1998), status gizi ibu sebelum dan selama
koefisien regresi logistik yang signifikan,
kehamilan, riwayat persalian sebelumnya
dengan urutan yang paling signifikan
serta riwayat penyakit diabetes mellitus
(p<0,05) adalah pemberian susu formula,
pada ibu yang mana tidak diteliti pada
makrosomia dan usia pengenalan terhadap
penelitian ini.
MPA.
Mekanisme tersebut dapat dijelaskan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa asupan protein yang tinggi pada awal
bahwa terdapat hubungan yang signifikan
pertumbuhan
antara
kejadian
sekresi insulin, kemudian insulin growth
obesitas pada anak yang lahir di RSUD
factor I (IGF-1) yang memicu diferensiasi
Margono Soekardjo Purwokerto periode
dan multiplikasi preadiposit. Kadar insulin
Januari – Desember 2010 dengan nilai
dan IGF-1 yang tinggi dapat meningkatkan
p=0,018 dan RR=2,80 (95% CI; 1,11–7,06)
pertumbuhan
yang berarti kelompok bayi makrosomia
mempengaruhi perubahan pada aktivitas
memiliki risiko menjadi obesitas sebesar 2,8
adipogenik dan adiposit. Selain itu, asupan
kali lebih tinggi daripada kelompok bayi
protein tinggi juga dapat menurunkan
normal. Hasil penelitian ini sesuai dengan
sekresi
hasil-hasil penelitian sebelumnya.
mengurangi aktivitas lipolisis. Mekanisme
makrosomia
dengan
anak
dapat
selama
growth
2
hormone
menigkatkan
tahun
dan
sehingga
Hasil penelitian ini menunjukkan
tersebut kemudian menyebabkan terjadinya
bahwa obesitas pada anak dipengaruhi oleh
pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
variabel
dengan anak seusianya (Berthold et.al.,
postnatal
eksklusif,
susu
terhadap
MPA)
(pemberian
formula,
dan
ASI
pengenalan
paparan
2009).
faktor
lingkungan setelah lahir pada tahun-tahun
KESIMPULAN
547
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
Terdapat hubungan yang signifikan
antara
makrosomia
dengan
kejadian
obesitas pada anak yang lahir di RSUD
Margono Soekardjo Purwokerto periode
Januari – Desember 2010
DAFTAR PUSTAKA
1. Balitbangkes. 2010. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Laporan Nasional.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia.
2. Barker D. 2003. The midwife, the
coincidence, and the hypothesis.
British Medical Journal. 327:14281430.
3. Berthold K, Rudigen VK, Ricardo CS,
et.al. 2009. Can Infant Feeding
Choices Modulate Later Obesity Risk?.
American
Journal
of
Clinical
Nutrition. 89(5): 1502–1508
4. CDC. 2009. About IMT for Children
and
Teens.
http://www.
cdc.gov/healthyweight/assessing/IMT/
childrens_IMT/about_childrens_IMT.h
tml. Akses : 13 November 2013.
5. Crocker MK, Yanovski JA. 2009.
Pediatric obesity: etiology and
treatment. Endocrinology Metabolism
Clinics of North America. 38: 525–48.
Review.
6. Gilman, Matthew W, Sheryl RifasShiman, Graham AC. 2003. Maternal
Gestasional Diabetes, Birth Weight,
and Adolescent Obesity. Pediatrics.
111(3): 221–226.
7. Guo SS, Wu W, Chumlea WC, Roche
AF. 2002. Predicting overweight and
obesity in adulthood from body mass
index values in childhood and
adolescence. American Journal of
Clinical Nutrition. 76: 653–658.
8. Ji CY. 2008. Cooperative Study on
Childhood Obesity: Working Group on
Obesity in China (WGOC). The
prevalence
of
childhood
overweight/obesity and the epidemic
changes in 1985-2000 for Chinese
school-age children and adolescents.
Obesity Reviews. (Suppl. 1): 78–81.
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
9. Loaiza S., Coustasse A., Urrutia-Rojas
X., Atalah E. 2011. Birth weight and
obesity risk at first grade in a cohort of
Chilean children. Journal Nutricion
Hospitalaria. 26: 214–219.
10. Olds TS, Tomkinson GR, Ferrar KE,
Maher CA. 2010. Trends in the
prevalence of childhood overweight
and obesity in Australia between 1985
and 2008. International Journal of
Obesity. 34: 57–66.
11. Pigeot I, Barba G, Chadjigeorgiou C,
de Henauw S, Kourides Y, Lissner L,
Marild S, et.al. 2009. Prevalence and
determinants of childhood overweight
and obesity in European countries:
pooled analysis of the existing surveys
within the IDEFICS Consortium.
International Journal of Obesity. 33:
1103–1110.
12. Rasmussen F, Johansson M. 1998. The
relation of weight, length and Ponderal
index at birth to body mass index and
overweight among 18-year-old males
in Sweden. European Journal of
Epidemiology. 14: 373–380.
13. Rugholm S, Baker JL, Olsen LW,
Schack-Nielsen L, Bua J and Sørensen
TIA. 2005. Stability of the Association
between Birth Weight and Childhood
Overweight during the Development of
the Obesity Epidemic. Obesity
Research. 13: 2187–2194.
14. Sayer AA, Syddall HE, Dennison EM,
Gilbody HJ, Duggleby SL, Cooper,
et.al. 2004. Birth weight, weight at 1
years of age, and body compotition in
older men : finding from Hertfordshire
cohort study. American Journal of
Clinical Nutrition. 80: 199–203.
15. Sinha R, Fisch G, Teague B,
Tamborlane WV, Banyas B, Allen K
et.al. 2002. Prevalence of impaired
glucose tolerance among children and
adolescents with marked obesity. The
New England Journal of Medicine.
346: 802–810.
16. Stamatakis E, Zaninotto P, Falaschetti
E, Mindell J, Head J. 2010. Time
trends in childhood and adolescent
obesity in England from 1995 to 2007
and projections of prevalence to 2015.
Journal
of
Epidemiology
and
Community Health. 64: 167–74. 548
Mandala of Health. Volume 7, Nomor 3, September 2014
17. Velde SJ, Twisk JWR, Menchelen W,
Kemper HCG. 2003. Birth weight,
adult
body
composition,
and
subcutaneous fat distribution. Obesity
Research. 11: 221–226.
18. WHO. 2006. Obesity and overweight.
Fact
sheet
N°311
September.
Sofia, Makrosomia dan Obesitas
http://www.who.int/mediacentre/factsh
eets/ fs311/en/index.html
Download