ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBIJAKAN DEVIDEN

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBIJAKAN DEVIDEN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed di BEI)
Oleh :
Candra Budi Utomo *)
Muhammad Mansur **)
Ronny Malavia Mardani ***)
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the Determinants of Dividend Policy In The
Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange. The population in this
study is a manufacturing company that is listed on the Indonesia Stock Exchange 20102013 period. Sampling was conducted with a purposive sampling method, to obtain a
sample of 10 companies.
The results of the analysis in this study can be summarized as follows: a)
managerial ownership, institutional ownership, profitability, and debt ratios
simultaneously significant effect on the dividend policy on a group of manufacturing
companies listed on the Indonesian Stock Exchange, b) partially managerial ownership
has no significant effect to dividend policy on a group of manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange, c) institutional ownership partially no significant
effect on the dividend policy in the group of manufacturing companies listed in
Indonesia Stock Exchange, d) Profitability partially significant effect on dividend policy
in group companies manufacturing are listed in the Indonesia Stock Exchange, e)
Rrasio debt partially no significant effect on dividend policy on a group of
manufacturing companies listed on the Indonesian Stock Exchange
Keywords: managerial ownership, institutional ownership, profitability, debt
ratio, dividend policy.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebijakan keuangan yang penting dalam manajemen keuangan adalah
kebijakan pembagian dividen, bukan hanya dilihat dari sudut pandang manajer
perusahaan, tetapi juga para pemegang saham, para konsumen, pekerja, Iembaga
pembuat peraturan dan pemerintah. Dua keputusan penting yang lain adalah keputusan
pendanaan (financing decision) dan keputusan investasi (investing decision).
Damayanti dan Achyani (2006) dalam penelitiannya terhadap perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2003 menyebutkan
bahwa dari variabel investasi, likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan
ukuran perusahaan tidak ada satu variabel pun yang berpengaruh secara signifikan
terhadap dividen payout ratio. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Gill dan Green (1993) yang menyatakan bahwa likuiditas suatu perusahaan
mempunyai pengaruh positif dengan dividen payout ratio. Juga dengan penelitian yang
dilakukan Lestari (2004) yang menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh
positif dengan dividen payout ratio. Wahidahwati (2002) menyatakan bahwa dari
penelitiannya ditemukan bahwa investasi berpengaruh signifikan negatif terhadap
dividen payout ratio.
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 155
Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
leverage (penggunaan utang) perusahaan. Financial leverage menunjukkan proporsi
atas penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak
mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% (Sartono, 2001).
Marlina dan Clara, (2009) mengungkapkan peningkatan hutang akan mempengaruhi
besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham termasuk deviden
yang diterima karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada
pembagian deviden. Selain itu, hutang bisa mengurangi konflik agency antara
pemegang saham dengan manajer. Zulhawati (2004) mengungkapkan eksistensi hutang
memaksa manajer untuk menikmati keuntungan yang lebih sedikit sehingga menjadikan
manajer untuk menikmati keuntungan yang lebih sedikit dan menjadikan manajer
bekerja lebih efisien.
Rozeff (daiam Chen dan Steiner 1999) menyatakan bahwa kepemilikan
manajerial ownership yang Iebih tinggi akan mengakibatkan pembayaran dividen yang
Iebih rendah, dan growth yang tinggi dari perusahaan akan menurunkan tingkat
pembayaran dividen. Jensen, Solberg, dan Zorn (dalam Chen dan Steiner, 1-999)
menemukan hubungan yang negatif dari debt dengan dividen perusahaan.
Sartono (2001) telah melakukan pengujian terhadap hubungan dari faktor-faktor
yang mempengaruhi kepemilikan orang dalam, hutang, dan kebijakan dividen.
Penelitian dilakukan dalam perusahaan yang berada di Iuar Sektor keuangan dari saham
yang tercatat pada Efek Jakarta (BE1) selama kurun waktu 1995-1998. Dari ini
didapatkan sebanyak 775 observasi data perusahaan yang ada dengan jumlah sarnpel
yang berbeda setiap tahun penelitian. Penelitian tersebut menguji pengaruh hutang dan
dividen terhadap kepemilikan orang dalam (insider ownership), dan pengaruh
kepemilikan orang dalam (insider ownership) terhadap tingkat hutang, dan pengaruh
kepemilikan orang dalam (insider ownership) dan hutang terhadap pembayaran dividen
(dividen payout ratio). Hasil penelitian Sartono (2001) yang menunjukkan bukti bahwa
kepemilikan orang dalam, hutang, dan kebijakan dividen secara serempak hubungan
yang dan saling berpengaruh.
Bervariasinya hasil penelitian yang terkait dengan kebijakan dividen adalah
alasan utama penulis untuk meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen
.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian berikut : a) Apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
profitabilitas, dan rasio hutang memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?,
b) Apakah kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?,
c) Apakah kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?,
d) Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden?, e) Apakah
rasio hutang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
profitabilitas, dan rasio hutang terhadap kebijakan dividen.
2. Untuk menguji dan menentukan bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap kebijakan dividen
3. Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen.
4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen
156 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
5. Untuk mengetahui pengaruh rasio hutang terhadap kebijakan dividen.
1.4 Kontribusi Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi banyak
pihak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya manajemen keuangan di bidang dividen dan dapat
dijadikan masukan untuk bahan penelitian selanjutnya.
Bagi manajemen perusahaan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
penentuan kebijakan dividen perusahaan dan untuk Iebih meningkatkan kinerja
perusahaan serta mengeliminir masalah keagenan dalam perusahaan.
Bagi Peneliti, Memperoleh pengalaman di dalam memecahkan masalah dengan
menerapkan secara praktis dan konseptual tentang masalah yang diteliti di lapangan dan
sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan
permasalahan yang ada di lapangan.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Menurut Crutchley dan Hansen (1989) serta Chen dan Steiner (1999) dalam
Sartono (2001) terdapat hubungan positif antara risiko dengan kepemilikan manajerial.
Hubungan ini terjadi pada manajer yang risk taker. Peningkatan risiko menyebabkan
perusahaan mengurangi pembayaran dividen tetapi meningkatkan kepemilikan
manajerial dan hutang. Damayanti dan Fatchan (2006) dalam penelitiannya yang
berjudul “Analisis Pengaruhi Investasi, Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan
Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Dividend Payout Ratio: Studi Empiris
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ”. Data yang digunakan dalam
analisis ini adalah data sekunder. Pengambilan sample digunakan metode purposive
sampling, dengan jumlah sample yang diperoleh sebanyak 32 perusahaan. Metode
analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil dari analisis tersebut
adalah variabel investasi, likuiditas dan growth mmiliki hubungan yang berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel profitabilitas dan size
tidak memiliki pengaruh signifikan dan positif.
Hasil penelitian dari Suharli (2006) terhadap variabel profitabilitas, leverage,
harga saham, dan dividen payout ratio ditemukan bahwa antara variable profitabilitas
dan harga saham berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio, sedangkan
variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio.
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen
Menurut Riyanto (2001:434) Dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan
kepada para pemegang saham (equity investor). Menurut Warsono (2003:271) dividen
adalah bagian dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning avalible for
common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam
bentuk tunai. Sedang Hanafi (2004:361) menyatakan bahwa deviden merupakan
kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, di samping capital gain. Deviden ini
untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari laba
perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran deviden suatu perusahaan
adalah sebagai berikut: (Riyanto, 2001)
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 157
1) Posisi likuiditas perusahaan.
Posisi kas atau likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang
harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya
deviden yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena deviden
merupakan arus kas keluar, oleh karena itu makin kuat posisi likuiditas perusahaan,
berarti makin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
2) Kebutuhan untuk membayar hutang
Perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk
membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus merencanakan terlebih dahulu
bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Apabila perusahaan
menentukan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti
perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatanya untuk keperluan
tersebut, yang ini berarti berarti hanya sebagian kecil saja yang pendapatan yang
dapat dibayarkan sebagai deviden.
3) Tingkat pertumbuhan perusahaan.
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan
dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut
biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatanya daripada dibayarkan
sebagai deviden dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Apabila perusahaan
telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga perusahaan telah
mencapai tingkat pertumbuhan yang mapan, dimana kebutuhan dananya dapat
dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana ekstern
lainya, maka keadaanya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian perusahaan dapat
menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.
4) Pengawasan terhadap perusahaan.
Kontrol atau pengawasan terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari intern saja.
Kebijakan tersebut dijalankan atas pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai
dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan kontrol
atau pengawasan dari kelompok dominan didalam perusahaan. Demikian pula kalau
membiayai ekspansi dari utang akan menambah resiko finansialnya.
Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan
kontrol terhadap perusahaan, berarti mengurangi “dividend payout ratio”.
Sedang menurut Sartono (2010:292-295) faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen ada lima yaitu:
1) Kebutuhan dana perusahaan
Kebutuhan dana bagi perusahaan dalam kenyataanya merupakan factor yang
harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan deviden yang akan diambil.
Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal dimasa datang yang
diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan persediaan, pola (skedul) pengurangan
utang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan harus
dipertimbangkan dalam analisis kebijakan deviden.
2) Likuiditas Perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka
semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
158 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
3) Kemampuan meminjam
Kemampuan meminjam dalam jangka pendek tersebut akan meningkatkan
fleksibilitas likuiditas perusahaan. Selain itu fleksibilitas perusahaan juga
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk bergerak di pasar modal dengan
mengeluarkan obligasi. Perusahaan yang semakin besar dan establish akan memiliki
akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih besar,
fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar deviden.
4) Keadaan pemegang saham
Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen
biasanya mengetahui deviden yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat
bertindak dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan
high tax (pajak yang lebih tinggi) dan lebih suka memperoleh capital gains, maka
perusahaan dapat mempertahankan dividend payout yang rendah. Dengan dividend
payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan
laba untuk kesempatan investasi yang profitable. Untuk perusahaan yang jumlah
pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai deviden yang diharapkan pemegang
saham dalam konteks pasar.
5) Stabilitas dividen
Bagi para investor faktor stabilitas deviden akan lebih menarik daripada
dividend payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan
tingkat pertumbuhan perusahaan, yang ditunjukkan oleh koefisien arah yang positif.
2.2.2 Pengertian Kepemilikan Manajerial (INTRN)
Kepemilikan manajerial adalah perbandingan atau rasio jumiah saham yang
dimiliki oleh pihak manajemen (direksi dan manajer) terhadap jumlah saham yang
beredar. Pemilihan proksi untuk variabel ini mengacu pada penelitian Chen & Steiner
(1999). Variabel INTRN memiliki skala ukuran rasio.
2.2.3 Pengertian Kepemilikan Institusional (INSTI)
Kepemilikan institusi merupakan rasio jumlah saham yang dimiliki oleh
lembaga atau institusi. Kepemilikan institusi meliputi kepemilikan saham perusahaan
oleh institusi pemerintah, swasta maupun asing. Kepemilikan institusi diproksikan
dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki institusi terhadap jumlah saham yang
beredar yang dihitung tahun selama periode 2000~2002. Penggunaan variabel ini
mengacu pada penelitian Damayanti (2006). Variabel INSTI memiliki skala ukuran
rasio.
2.2.4 Pengertian Profitabilitas (PRFIT)
Profitabilitas dalam penelitian ini adalah tingkat keuntungan yang diperoleh
perusahaan. Diproduksikan dengan rasio laba setelah pajak terhadap total aset tahun
selama periode 2000-2002 (Sartono, 2001). Variabel PRFIT memiliki skala ukuran
rasio.
2.2.5 Pengertian Rasio Hutang (DEBT)
Rasio hutang (debt ratio) ini menggambarkan rasio kebijakan hutang pada suatu
perusahaan yang diukur dengan membagi jumlah hutang jangka panjang dengan total
asset. Rasio Hutang dinyatakan dalam bentuk prosentase (%) dan dihitung tlap tahun
selama periode 2000-2002. Pilihan menggunakan variabel ini mengacu pada Jensen,
Solberg dan Zorn (1992). Variabel DEBT memiliki Skala ukuran rasio.
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 159
2.3 Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
2. Kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen
3. Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan
dividen.
4. Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
5. Rasio hutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian Explanatory Research. Menurut
Indiantoro dan Supomo (1999:16) Explanatory Research atau disebut juga dengan
penelitian yang bersifat menerangkan adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk
menguji hipotesis mengenai adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat antara
variabel yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengkajian Pasar Modal Indonesia
(P4M) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Alamat Jl. MT. Haryono No. 193
Malang. Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Februari sampai bulan Agustus 2014.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dalam periode 2010-2013.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk
mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tahunan dan berakhir pada 31
Desember. Perusahaan yang tidak memiliki ini dikeluarkan dari sampel untuk
menghindari pengaruh waktu parsial dalam pengukuran variabel.
2. Perusahaan tidak menunjukkan saldo ekuitas dan Iaba yang negatif pada tahun
2010-2013, sebab laba dan ekuitas yang negatif sebagai penyebut dalam
perhitungan rasio menjadi tidak bermakna.
3. Perusahaan yang mèmbagikan dividen pada tahun 2010-2013.
4. Perusahaan harus mempunyai struktur kepemilikan manajerial dan institusional.
5. Memiliki kelengkapan data.
3.3 Definisi Operasionalisasi Variabel
Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis penelitian yang diteliti, berikut
ini diuraikan operasional variabel serta pengukurannya:
1. Kebijakan Dividen
Kebijakan deviden menyangkut keputusan untuk membagikan Iaba atau
menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan Dividen
diproksikan dengan besarnya rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio
(DPR). Variabel DPR memiliki Skala ukuran rasio.
2. Kepemilikan Manajerial (INTRN) X1. Variabel kepemilikan manajerial adalah
perbandingan atau rasio jumiah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen (direksi
dan manajer) terhadap jumlah saham yang beredar. Pemilihan proksi untuk variabel
160 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
ini mengacu pada penelitian Chen & Steiner (1999. Variabel INTRN memiliki skala
ukuran rasio.
3. Kepemilikan Institusional (INSTI) X2. Kepemilikan institusi merupakan rasio
jumlah saham yang dimiliki oleh lembaga atau institusi. Kepemilikan institusi
meliputi kepemilikan saham perusahaan oleh institusi pemerintah, swasta maupun
asing. Kepemilikan institusi diproksikan dengan persentase jumlah saham yang
dimiliki institusi terhadap jumlah saham yang beredar yang dihitung tahun selama
periode 2010-2012. Penggunaan variabel ini mengacu pada penelitian Damayanti
(2006). Variabel INSTI memiliki skala ukuran rasio.
4. Profitabilitas (PRFIT) X3. Profitabilitas dalam penelitian ini adalah tingkat
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Diproksikan dengan rasio laba setelah pajak
terhadap total aset tahun selama periode 2010-2012 (Sartono, 2001). Variabel
PRFIT memiliki skala ukuran rasio.
5. Rasio Hutang (DEBT) X4. Variabel hutang (debt ratio) ini menggambarkan rasio
kebijakan hutang pada suatu perusahaan yang diukur dengan membagi jumlah
hutang jangka panjang dengan total asset. Rasio Hutang dinyatakan dalam bentuk
prosentase (%) dan dihitung tiap tahun selama periode 2010-2012. Pilihan
menggunakan variabel ini mengacu pada Jensen, Solberg dan Zorn (1992). Variabel
DEBT memiliki Skala ukuran rasio.
3.4 Model Penelitian
INTRN (X1)
INSTI (X2)
PRFIT (X3)
KEBIJAKAN
DEVIDEN (Y)
DEBT (X4)
Gambar 1 Model Penelitian
3.5 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, Karena data diperoleh
secara tidak langsung, atau data tersebut telah diolah dan diterbitkan oleh instansi yang
terkait. Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode dokumentasi.
3.6 Metode Analisis Data
Metode anilisis data digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
metode anilis linier berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka dibuat tahapantahapan pengujian proses analisis sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini untuk mengetahui data yang diperoleh normal atau tidak
dilakukan pengujian normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov Test dengan
kriteria jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0.05 maka distribusi datanya
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 161
adalah normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov < 0.05
maka distribusi datanya adalah tidak normal.
b. Analisi Regresi Linier Berganda
Untuk rnenguji bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, profitabilitas dan rasio hutang terhadap kebijakan dividen perusahaan
manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2010 sarnpai dengan tahun 2012
digunakan metode analisis regresi berganda. Formula regresi berganda yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana :
Y = Kebijakan Dividen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Kepemilikan Manajerial
X2 = Kepemilikan Institusional
X3 = Profitabilitas
X4 = Rasio Hutang
e = Residual Error
c. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinieritas
Gejala multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat besarnya VIF
(Variance Inflation Factor) yang didapat dari perhitungan output model
pengujian. Ada dua nilai standar dari nilai VIF yang dapat mengkategorikan ada
tidaknya multikolinieritas, yaitu VIF < 5 dan VIF < 10. Jika nilainya melebihi
dari 5 atau 10 maka model regresi menunjukkan adanya multikolinieritas. Pada
penelitian standar nilai VIF yang digunakan untuk mengkategorikan terjadi
tidaknya multikolinieritas adalah VIF < 5.
2. Uji Heteroskedastisitas
Digunakan untuk mengetahui apakah kesalahan pengganggu mempunyai
varians yang tidak sama. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Glejser
dengan tahapan sebagai berikut (Gujarati, 2000: 187):
a. Mengestimasi model dan menghitung residualnya (e)
b. Melakukan regresi variabel dari nilai absolut residual ( ) terhadap Xi
dengan bentuk regresi sebagai berikut:
| |=
c. Menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas dalam uji statistik, untuk
menguji hipotesis:
Ho : = 0 , menyatakan tidak ada heteroskedastisitas
Ha : ≠ 0 , menyatakan ada heteroskedastisitas
Kriteria pengambilan keputusan: .
a. apabila probabilitas t hitung > tingkat
maka dalam model tidak tejadi
heteroskedastisitas.
b. apabila probabilitas t hitung
maka dalam model terjadi
tingkat
heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi digunakan uji Durbin Watson
Test. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan nilai
Durbin Watson Test (d) dengan tabel uji Durbin Watson (du dan d1). Dengan
formulasi sebagai berikut:
162 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
d < dL = tolak H0, menyatakan ada autokorelasi
d < 4-dL = tolak H0, menyatakan ada autokorelasi
du<d<4-du = terima H0, menyatakan tidak ada autokorelasi
dL ≤d≤du dan 4 -du≤d≤4-dL = tidak dapat disimpulkan
d. Pengujian Hipotesis
Karena penelitian ini akan menguji pengaruh secara parsial dan simultan
antara variabel bebas terhadap variabel terikat, maka terdapat dua pengujian
hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni uji t dan uji F.
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pemilihan Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling
(metode dengan pemilihan kriteria tertentu) yang bertujuan untuk memperoleh sampel
yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Berikut adalah tabel kriteria
pemilihan sampel:
Tabel 1 Kriteria Pemilihan Sampel
Kriteria Sampel Penelitian
Jumlah
212
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2013
104
Perusahaan menunjukkan saldo negative pada periode tahun 2010-2013
108
Perusahaan tidak menunjukkan saldo negative pada periode tahun 2010-2013
58
Perusahaan tidak membagikan dividen selama periode 2010-2013
50
Perusahaan membagikan dividen selama periode 2010-2013
Perusahaan tidak memiliki struktur kepemilikan manajerial selama periode
24
2010-2013
Perusahaan memiliki struktur kepemilikan manajerial atau institusional
26
selama periode 2010-2013
16
Perusahaan tidak memiliki kelengkapan data selama periode 2010-2013
10
Perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel
Sumber: data diolah, 2014
Berdasarkan tabel 1 mengenai pengambilan sampel penelitian diperoleh sampel
sebanyak 10 perusahaan dari populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
4.1.2 Statistik Deskriptif
Hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
INTRN
40
0
27
2,77
8,281
INSTI
40
50,1
87,2
70,52
11,998
PRFIT
40
0,044
0,657
0,19
0,144
DEBT
40
0,024
0,894
0,23
0,259
DPR
40
10
99
58,18
26,099
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 2, Variabel Kepemilikan Manajerial
(INTRN) mempunyai nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 27 dengan nilai
rata-rata sebesar 2,77 dan nilai standar deviasi sebesar 8,281. Variabel Kepemilikan
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 163
Institusional (INSTI) mempunyai nilai minimum sebesar 50,1, nilai maksimum sebesar
87,2 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 70,52 dan nilai standar deviasi sebesar
11,998. Variabel Profitabilitas (PRFIT) mempunyai nilai minimum sebesar 0,044, nilai
maksimum sebesar 0,657 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,19 dan standar deviasi
sebesar 0,144. Variabel Rasio Hutang (DEBT) memiliki nilai minimum sebesar 0,024,
nilai maksimum sebesar 0,894 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,23 dan nilai
standar deviasi sebesar 0,259. Variabel Kebijakan Dividen (DPR) memiliki nilai
minimum sebesar 10, nilai maksimum sebesar 99 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar
58,18 dan nilai standar deviasi sebesar 26,099.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Normalitas
Pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Uji Normalitas
INTRN
,907
,389
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
INSTI
,798
,548
PRFIT
1,042
,209
DEBT
1,166
,127
DPR
,871
,434
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dari masing-masing variabel penelitian memiliki nilai
signifikansi > 0,05, sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal (memenuhi
asumsi normalitas).
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Uji Autokorelasi
Model
1
R
,420(a)
Model Summary(b)
Adjusted R
R Square
Square
,176
,082
Std. Error of
the Estimate
25,006
Durbin-Watson
1,973
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan tabel diatas menggunakan metode Durbin-Watson (DW), dapat
dilihat dari tabel Durbin-Watson dengan N=40 dan K=3 maka diperoleh nilai batas
bawah atau dL = 1,4064 dan nilai batas atas atau dU = 1,6708 sedangkan hasil
pengujian Durbin-Watson pada tabel diatas diperoleh nilai sebesar 1,973, nilai
Durbin-Watson yang bebas dari gangguan autokorelasi terletak pada range dU < DW
< 4-dU . Sedangkan hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson jika dimasukkan
dalam range tersebut yaitu 1,6708 < 1,973 < 2,3292, hal ini menujukkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami masalah autokorelasi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Hasil Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5 Uji Heteroskedastisitas
t
Sig.
INTRN
,028 ,978
INSTI
-1,407 ,168
PRFIT
-,691 ,494
DEBT
-,055 ,956
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
164 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 5 diatas dapat
diketahui bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil tingkat signifikansi >
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak terjadi
Heteroskedastisitas dalam varian kesalahan.
c. Uji Multikolinearitas
Hasil analisis uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6 Uji Multikolinearitas
INTRN
INSTI
PRFIT
DEBT
Tolerance
,799
,709
,836
,600
VIF
1,251
1,411
1,196
1,667
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat masing-masing variabel yang digunakan
dalam model regresi tersebut memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal ini
menunjukkan tidak ada korelasi antara variabel independen sehingga dapat
disimpulkan jika model regresi terbebas dari masalah multikolinieritas.
4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda yang telah dilakukan maka dapat
diketahui persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dapa dilihat pada tabel
7 sebagai berikut:
Tabel 7 Analisis Regresi Berganda
B
Std. Error
(Constant)
78,362
29,497
INTRN
-,464
,509
INSTI
-,398
,366
PRFIT
82,693
27,748
DEBT
-38,535
20,297
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Dari tabel 7 diatas, dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
PF = 78,362-0, 464 INTRN - 0, 398 INSTI + 82,693 PRFIT - 38,535 DEBT + e
4.2.4 Uji Hipotesis
a. Uji F
Tabel 8 Hasil Uji F
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
6144,702
19215,673
25360,375
df
4
35
39
Mean Square
1536,175
549,019
F
2,798
Sig.
,041(a)
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Berdasarkan tabel 8 hasil analisis statistik uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar
2,798 Dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Hal ini
berarti bahwa Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan
rasio hutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada
kelompok perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Fatchan (2006) dan
Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa secara simultan Kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen.
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 165
b. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9 Hasil R Square
Model
1
R
,492(a)
R Square
,242
Adjusted R Square
,156
Std. Error of the Estimate
23,431
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Dari tabel 9 terlihat nilai R Square sebesar 0,492 yang berarti bahwa 49,2%
kebijakan dividen dapat dijelaskan oleh variabel Kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, profitabilitas, dan rasio hutang, sedangkan sisanya sebesar 50,8% dapat
dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
c. Uji t
Tabel 10 Hasil t Statistik
(Constant)
INTRN
INSTI
PRFIT
DEBT
B
78,362
-,464
-,398
82,693
-38,535
Std. Error
29,497
,509
,366
27,748
20,297
Beta
-,151
-,185
,465
-,334
t
2,657
-,912
-1,089
2,980
-1,899
Sig.
,012
,368
,284
,005
,066
Sumber: Data sekunder diolah, 2014
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara pasial. Hasil analisis statistik uji t yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel 10 yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Variabel Kepemilikan manajerial (INTRN) memiliki nilai thitung sebesar -0.912
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,368 > 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1
ditolak. Dengan kata lain variabel Kepemilikan manajerial secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa
Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
2) Variabel Kepemilikan Institusional (INSTI) memiliki memiliki nilai thitung sebesar 1,089 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,284 < 0,05 yang artinya H0 ditolak dan
H1 diterima. Dengan kata lain variabel Kepemilikan Institusional secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) yang menyatakan bahwa Kepemilikan
Institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.
3) Variabel Profitabilitas (PRFIT) memiliki nilai thitung sebesar 2,980 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,005 > 0,05 yang artinya H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan
kata lain variabel Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen.
4) Variabel rasio hutang (DEBT) memiliki nilai thitung sebesar -1,899 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,066 > 0,05 yang artinya H0 diterima dan H1 ditolak. Dengan
kata lain variabel rasio hutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan dividen. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Suharli (2006) yang menunjukkan bahwa rasio hutang tidak berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan dividen.
4.2.5 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis secara statistic yang telah diuraikan pada bagian
sebelumnya, bila dilihat pada hasil uji F tampak bahwa secara simultan Kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang berpengaruh
166 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
signifikan terhadap kebijakan dividen pada kelompok perusahaan manufaktur yang
listed di Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi secara parsial, hanya profitabilitas yang
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan bahwa salah
satu factor yang diperhatikan dalam penentuan kebijakan dividen adalah laba yang
diperoleh perusahaan. Bila dicermati koefisien regresi Profitabilitas yang bertanda
positif menunjukkan bahwa semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan maka akan
semakin meningkatkan jumlah dividen yang dibagikan pada pemegang saham.
Hasil ini perlu diperhatikan bagi investor yang akan akan menginvestasikan
dananya di pasar modal. Perusahaan yang mendapatkan laba yang lebih tinggi
merupakan signal bahwa perusahaan bersangkutan akan membagian dividen yang lebih
tinggi pula.
5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 5.1 SIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Faktor-Faktor Penentu
Kebijakan Deviden Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed di BEI. Hasil analisis
dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, dan rasio hutang
secara simultan berpengaruh signifikan kebijakan deviden
2. Kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan deviden
3. Kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kebijakan deviden
4. Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden
5. Rasio hutang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian, keterbatasan ini meliputi:
a. Sampel yang diteliti hanya perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mengambil 10 sampel perusahaan perbankan terpilih. Hal ini
berdampak pada ukuran sampel yang terlalu kecil.
b. Penggunaan empat variabel kurang cukup untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen.
5.2 SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, masih banyak kendala dan
keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa hal
sebagai bahan pertimbangan dan saran dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
penelitian selanjutnya. Dengan demikian, maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
a. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah periode penelitian dengan
memperpanjang tahun penelitiannya, agar diperoleh data yang lebih banyak,
sehingga hasilnya memiliki kecenderungan dalam jangka panjang.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan ukuran sampel yang
digunakan dalam variabel independen yang dinilai berhubungan dengan kebijakan
dividen.
c. Mengingat R square yang hanya sebesar 24,2%, maka diharapkan pada penelitian
selanjutnya dapat melengkavi variable yang digunakan untuk memprediksi
kebijakan dividen
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
| 167
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. and Joel F Houston, 2010, Manajemen Keuangan, Edisi Bahasa
Indonesia, Jakarta: Erlangga
Chen, R. Carl, Steiner, T.L, 1999, Managerial Ownership and Agency Conflict : a
Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial Ownership , Risk
Taking, Debt Policy and Dividend Policy, Financial Review, Vol. 34, pp. 119-137
Crutchley, Claire E Marlin R.H. Jensen, Jr, Jennie E. Raymond, 1999, Agency Problems
and The Simultaneity of Financial Decision Making The Role of Institutional
Ownership, International Review of Financial Analysis; 8:2, pp. 177-197
Damayanti, S dan Achyani,F (2006). “Analisis Pengaruh Investasi, Likuiditas,
Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Dividen Payout Ratio”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.5 No.1
April. p.51-62
Gill, James O. dan Moira Chatton Green, 1999, Memahami Laporan Keuangan,
Terjemahan oleh Dwi Prabaningtyas, 2005, PPM, Jakarta.
Hanafi M. Mamduh. 2004. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta
Jogiyanto (1998). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. BPFE UGM:Yogyakarta.
Jensen, M. dan W.H. Mackling, 1976, Theory of The Firm : Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure, Journal of Financial and Quantitative
Analysis, Vo. 27, No. 2. pp. 247-263
Marlina, L., & Clara., 2009, "Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio,
dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio", Jurnal Manajemen
Bisnis, 2(1), hal. 1-6.
Putri, Imanda Firmantyas dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang
dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional
Akuntansi IX Padang. Ikatan Akuntansi Indonesia
Rozeff, M.S, 1999, Growth, Beta and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout
Ratios, Journal of Financial Research, 5, pp. 249 -259.
Riyanto, Bambang. 2001. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yogyakarta: BPFE.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan ”Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta: BPFE.
Suharli, M (2006). “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage,dan
Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”. Jurnal Maksi Vol.6 No.2
Agustus. p.243-256
*) Candra Budi Utomo adalah alumni Prodi Manajemen FE Unisma
**) Muhammad Mansur adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
***) Ronny Malavia Mardani adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
168 |
JEMA Vol. 12 No. 1 Juni 2014
Download