1 hal - Kementerian Keuangan RI

advertisement
Ikhtiar Mitigasi Krisis 2013
Tahun 2013, perekonomian global akan menghadapi dua tantangan penting: pemulihan ekonomi
dunia tak secepat yang diperkirakan, dan harga komoditas energi dunia akan bergejolak. Untuk
mengantisipasi potensi dampak dari tantangan itu, Pemerintah telah mempersiapkan sejumlah
langkah penanganan, sehingga kalaupun krisis datang, kita sudah siap.
Upaya mitigasi krisis yang telah disiapkan meliputi hal-hal berikut.
(1) Telah tersedianya Bond Stabilization Framework
Bond Stabilization Framework merupakan kerangka kerja jangka pendek dan menengah untuk
mengantisipasi dampak krisis pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik. Langkah jangka
pendek berupa pembelian SBN di pasar sekunder, dan jangka menengah berupa pembentukan
bond stabilization fund.
(2) Stabilisasi pasar SBN
Jika pasar SBN bergejolak, Bank Indonesia dapat melakukan pembelian SBN di pasar sekunder
sebagai salah satu komponen portofolio BI. Langkah ini pernah dilakukan BI beberapa waktu
yang lalu dalam rangka stabilisasi pasar SBN.
(3) Penyiapan Crisis Management Protocol (CMP)
Untuk menghadapi krisis di sektor keuangan dan tekanan terhadap keuangan negara,
Pemerintah menyiapkan CMP yang meliputi CMP di Bank Indonesia, Kementerian Keuangan,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). CMP merupakan
indikator peringatan dini, yang terbagi dalam beberapa tingkatan krisis, yang dilengkapi dengan
tindak penyelamatan pada masing-masing level.
Dengan adanya CMP, otoritas fiskal, otoritas moneter, dan otoritas pasar keuangan
dimungkinkan untuk bertindak cepat dan tegas dalam mencegah krisis atau meminimalkan
dampak krisis.
(4) Pengeluaran yang dapat melebihi pagu atau pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya untuk antisipasi keadaan darurat dengan persetujuan DPR
Yang dimaksud dengan keadaan darurat adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi di bawah asumsi
dan deviasi asumsi ekonomi makro lain yang menyebabkan turunnya pendapatan negara atau
meningkatnya belanja negara secara signifikan.
Selain itu, keadaan darurat dapat berupa krisis sistemik dalam sistem keuangan dan perbankan
nasional, termasuk pasar SBN domestik, yang membutuhkan tambahan dana penjaminan
perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) untuk penanganannya; atau kenaikan
biaya utang, khususnya imbal hasil SBN secara signifikan.
Jika keadaan darurat terjadi, Pemerintah dengan persetujuan DPR dapat melakukan langkahlangkah yang terkait dengan alokasi anggaran, berupa: pergeseran anggaran; pengurangan pagu
belanja negara dalam rangka efisiensi; maupun pengeluaran yang dapat melebihi pagu atau
pengeluaran yang belum tersedia anggarannya. Hal ini telah diatur dalam pasal 33 ayat (1) UU
No. 19 Tahun 2012 tentang APBN 2013.
(5) Tersedianya pinjaman siaga dari development partner untuk keadaan darurat
Sebagai upaya berjaga-jaga dari kemungkinan terburuk akibat kondisi pasar keuangan yang
masih rentan lantaran belum pulihnya perekonomian Amerika Serikat dan krisis utang di Eropa,
Pemerintah menyiapkan beberapa upaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas ekonomi makro secara komprehensif. Salah satu upaya proaktif yang disiapkan
Pemerintah adalah pinjaman siaga dari development partner senilai US$5 miliar.
(6) Tersedianya dana cadangan risiko fiskal
Pemerintah mengalokasikan dana cadangan jika terjadi perubahan asumsi makro sebesar Rp3
triliun dan dana stabilisasi harga pangan sebesar Rp2 triliun. Jika terjadi krisis, dana ini dapat
digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan APBN.
(7) Tersedianya Saldo Anggaran Lebih (SAL)
SAL ini merupakan bumper penting dalam mengamankan APBN dan perekonomian Indonesia.
Penggunaan SAL telah diatur dalam UU APBN 2013, yang menyebut, dengan persetujuan DPR,
Pemerintah berwenang menggunakan SAL untuk stabilisasi pasar SBN domestik. Selain itu,
disebutkan pula, jika realisasi penerimaan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran
negara pada saat tertentu, kekurangannya dapat dipenuhi salah satunya dari SAL. Dana SAL juga
dapat digunakan untuk menutup kekurangan pembiayaan.
Dengan langkah-langkah tersebut ekonomi Indonesia diharapkan tetap kuat menghadapi
tekanan dan pengaruh krisis pada perekonomian Indonesia dapat ditekan. Pada 2013 ekonomi
Indonesia diharapkan dapat tumbuh sesuai target 6,8 persen, meskipun perekonomian global
masih diliputi ketidakpastian.
Download