BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suzuran No

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Suzuran No Saku Koro Ni merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis
oleh Yukino Sai. Yukino Sai adalah sastrawan modern Jepang yang berasal dari
Provinsi Ibaraki. Dia lahir pada tanggal 26 Januari 1982. Namanya mulai dikenal
oleh penggemar sastra ketika light novelnya yang berjudul Saiunkoku Monogatari
pertama kali diterbitkan oleh Kadokawa Shoten pada 31 Oktober 2003. Novel
Saiunkoku Monogatari ini terdiri dari dari 18 volume utama yang dirilis pertama
kali pada tahun 2003 hingga volume terakhir diterbitkan pada tahun 2011 oleh
Kadokawa Shoten. Kepopuleran Saiunkoku Monogatari membuat novel ini
diangkat ke dalam berbagai versi media, seperti manga, anime, drama cd, bahkan
diterbitkannya gaiden berupa kumpulan cerita pendek yang tidak terdapat dalam
novel utamanya (http://The Story of Saiunkoku – Wikipedia, the free
encyclopedia.htm).
Terdapat 5 gaiden Saiunkoku Monogatari, yaitu Shu ni Majiwareba Beni
terbit pada 28 April 2005, Ai Yori Dedete Ao terbit pada 1 April 2006, Tonari no
Hyakugou wa Shiro terbit pada 1 November 2007, Kouryou no Yume terbit pada 1
Mei 2009, Gaikotsu wo Kou terbit pada 26 Maret 2012. Pada gaiden Kouryou no
Yume terdapat sebuah cerita pendek Suzuran no Saku Koro ni (SnSkn) yang
dipilih sebagai obyek penelitian dalam skripsi ini.
1
2
SnSkn bercerita tentang seorang pangeran bernama Seien yang berumur
10 tahun. Seien adalah pangeran yang sempurna karena sosoknya yang tampan,
cerdas,
dan
bertanggungjawab
merawat
ibunya.
Akan
tetapi,
dibalik
kesempurnaan tersebut, Seien merupakan anak yang kesepian karena ia tidak
mendapat kasih sayang dan perlindungan dari orang tuanya, khususnya dari
ibunya sejak ia bayi. Seien bertahan hidup di lingkungan istana dengan
menerapkan sistem hukum rimba untuk melindungi keamanannya. Ia tidak
mempercayai siapapun dan lingkungannya, sehingga ia hanya bergantung pada
dirinya sendiri. Bagi Seien, emosi adalah suatu kelemahan yang tidak boleh
diperlihatkan kepada orang lain. Bahkan, bersikap kekanak-kanakan termasuk
kelemahan yang dapat berakibat kematian. Oleh karena itu, ia menghapus emosi
yang ia miliki. Ia menggunakan topeng dewasa, tenang, dan hati-hati dalam
bertindak maupun ketika berhubungan dengan orang lain. Perilaku Seien yang
seperti itu merupakan indikasi dari adanya kecemasan yang dialami tokoh.
Karen Horney, seorang psikolog, memiliki pandangan bahwa kecemasan
yang bersifat neurotik dapat muncul diakibatkan oleh peran kultur pengalaman
masa kanak-kanak yang berat. Horney memiliki asumsi dasar bahwa yang
membentuk kepribadian seseorang tidak hanya ditentukan oleh faktor genetis,
tetapi juga ditentukan oleh kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman masa
kanak-kanak yang sangat besar pengaruhnya dalam membentuk kepribadian
seseorang. Masa kanak-kanak yang berat, yaitu bagi orang yang tidak
mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yang cukup selama masa
kanak-kanak, akan mengembangkan rasa permusuhan dasar (basic hostility)
3
terhadap orang tua mereka dan sebagai akibatnya, mengalami kecemasan dasar
(basic anxiety). Horney mengatakan bahwa dalam mengatasi konflik kecemasan
dasar, terdapat tiga macam gaya hubungan interpersonal, yaitu: (1) mendekati
orang lain (moving toward others), (2) melawan orang lain (moving againt
others),dan (3) menjauhi orang lain (moving away from others) (Alwisol,
2010:142-143).
Horney via Alwisol (2009: 135) berpendapat bahwa setiap orang memakai
berbagai cara mempertahankan diri melawan penolakan, permusuhan, dan
persaingan dari orang lain. Orang normal mampu memakai bermacam-macam
strategi pertahanan disesuaikan dengan masalahnya, sedang orang neurotik secara
kompulsif memakai strategi pertahanan yang sama yang pada dasarnya tidak
produktif.
Dipilihnya cerpen ini sebagai objek penelitian, karena peneliti sebagai
pembaca berempati pada pengalaman masa kanak-kanak yang berat dari tokoh
Seien. Selain itu, peneliti juga tertarik pada perilaku Seien yang berbeda dengan
anak-anak seusianya, yaitu bersikap dewasa dan mandiri, tanpa bergantung
terhadap orang lain. Dari masalah perilaku yang berbeda tersebut, peneliti
memunculkan beberapa hipotesis berdasarkan teori psikoanalisis Horney.
Pertama, kecenderungan Seien untuk memendam semua emosinya merupakan
akibat dari ketidakterpenuhinya kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kedua,
perilaku Seien yang tidak mempercayai orang lain dan hanya bergantung pada
dirinya sendiri merupakan reaksi Seien untuk menjauh dari orang lain secara
emosional.
4
Berdasarkan hipotesis tersebut, seorang anak yang kebutuhan kasih sayang
dan keamanannya tidak terpenuhi akan mengalami kecemasan dasar yang akan
dia tekan secara tidak sadar. Dalam hal ini, Seien menyikapi kecemasan dasar
tersebut dengan menekan emosinya sendiri. Pada hipotesis kedua, sikap Seien
yang tidak mempercayai orang lain, merupakan sikap menjauh secara emosional
yang mempengaruhi gaya hubungan interpersonalnya menjadi menjauh dari orang
lain.
Menurut Horney, kecemasan dasar berasal dari rasa takut, suatu peningkatan
yang berbahaya dari perasaan tak berteman dan tak berdaya di dunia yang penuh
ancaman. Kecemasan dasar selalu dibarengi oleh permusuhan dasar yang berasal
dari perasaan marah, suatu predisposisi untuk mengantisipasi bahaya dari orang
lain dan untuk mencurigai orang lain itu. Kecemasan dan permusuhan cenderung
ditekan, atau dikeluarkan dari kesadaran, karena menunjukkan rasa marah,
beresiko dihukum dan kehilangan cinta dan keamanan (Alwisol, 2010: 140-141).
Hal tersebut sesuai dengan hipotesis peneliti mengenai sikap Seien seperti yang
telah disebutkan di atas.
Ketika kecemasan tersebut berubah menjadi tingkah laku neurotik
(gangguan jiwa), maka sesuai dengan apa yang telah peneliti jelaskan di atas,
Horney mengatakan bahwa cara mengatasi hal tersebut adalah dengan
memperbaiki gaya hubungan interpersonal mereka. Semua orang baik yang
normal atau yang neurotik memakai ketiga gaya tersebut untuk melawan konflik
dan kecemasannya. Perbedaan antara gaya hubungan interpersonal yang normal
dengan yang neurotik, ada pada bagaimana terjadinya tingkah laku. Pada orang
5
normal, tingkah laku atau pilihan gaya yang dipakai berubah-ubah dari satu gaya
ke gaya yang lain secara spontan, sedangkan pada pengidap neurotik pilihan gaya
cenderung tetap, tidak berubah, memakai satu gaya secara kompulsif (Alwisol,
2010: 141-142).
Neurotik yang muncul pada tokoh Seien perlu dikaji untuk menemukan
penyebab munculnya kecemasan dasar dan reaksi Seien dalam menghadapi
kecemasan dasar tersebut. Ketika hipotesis tersebut dapat terbukti dan terjawab
maka makna karya satra SnSKn akan dapat ditemukan secara menyeluruh. Oleh
karena saratnya nilai psikologi yang terdapat dalam karya tersebut, peneliti
menggunakan teori psikologi Horney untuk mengkaji tokoh Seien lebih dalam.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menetapkan dua rumusan
masalah dalam cerpen SnSKn, yaitu:
1) Apa penyebab munculnya kecemasan dasar pada tokoh Seien?
2) Bagaimana reaksi Seien menghadapi kecemasan dasar tersebut?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki 2 tujuan, yaitu tujuan praktis dan tujuan teoretis.
Tujuan praktis penelitian ini adalah untuk memperkenalkan Suzuran no Saku
Koro ni karya Yukino Sai. Tujuan teoretis penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor yang memunculkan kecemasan dasar dan mengetahui gaya hubungan
interpersonal tokoh Seien untuk mengatasi kecemasan dasar dengan cara
6
menerapkan teori Psikoanalisis Karen Horney. Diharapkan dengan ditemukannya
kedua tujuan tersebut, maka akan ditemukan makna karya sastra secara utuh, yaitu
pentingnya peran orang tua bagi anak-anak.
1.4
Metode Penelitian
Penelitian karya tulis ini menggunakan metode penelitian kualitatif-
deskriptif, yaitu metode penelitian sosial yang analisisnya bersifat menjelaskan
dan menggambarkan. Data utama yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
cerpen SnSKn karya Yukino Sai yang diterbitkan oleh Kadokawa Beans Bunko
pada tahun 2009. SnSKn merupakan cerpen pertama yang terdapat dalam gaiden
Kouryou no Yume dari novel utama Saiunkoku Monogatari.
Berikut adalah tahapan metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini :
1. Peneliti membedah struktur cerpen dengan menggunakan teori strukturalisme
untuk mengungkap tema, tokoh dan penokohan, dan latar cerita. Peneliti
menganalisis hubungan antar unsur karya sastra secara utuh.
2. Peneliti menganalisis psikologi tokoh Seien berdasarkan rumusan masalah
menggunakan Teori Psikologi Horney.
3. Peneliti merealisasikan fakta-fakta cerita yang memuat kondisi-kondisi tokoh,
kemudian mengklasifikasikannya dalam konsep-konsep Horney. Konsep-konsep
tersebut meliputi kecemasan dasar dan permusuhan dasar, kebutuhan neurotik,
gaya hubungan interpersonal dan intrapsikis tokoh.
4. Setelah mengklasifikasikan data dengan konsep yang sesuai, peneliti
menetapkan korelasi antara data dan konsep tersebut.
7
5. Peneliti mengambil kesimpulan-kesimpulan dari pertanyaan penelitian.
1.5
Tinjauan Pustaka
Sejauh yang penulis ketahui belum pernah ada peneliti yang meneliti
cerpen SnSKn. Sedangkan, Teori Psikologi Sosial milik Karen Horney pernah
digunakan dalam penelitian berikut: “Analisis Bentuk Reaksi Tokoh Kichi
terhadap kecemasan dasar dalam cerpen Warawaretako karya Yokomitsu Riichi:
Psikoanalisis Horney” oleh Ita Yuliana (10/296961/SA/15145).
Tokoh Kiichi dalam cerpen Warawaretako tersebut memiliki sifat yang
pendiam dan tertutup. Ia bahkan senang menyendiri di atas loteng dan mengukir
sebuah topeng. Topeng yang ia ukir sebenarnya adalah pelampiasan perasaannya
yang tertekan dan tidak dapat dikeluarkan dengan baik. Dalam setiap musyawarah
keluarga tokoh Kiichi, ia dan masa depannya yang menjadi topik dalam keluarga,
tidak pernah mendapat kesempatan untuk berbicara. Dalam perdebatan tersebut, ia
hanya akan menundukkan kepala dan diam mendengarkan. Bahkan anggota
keluarga lain sama sekali tidak menanyakan apa yang ingin Kiichi lakukan di
masa depan.
Dari perlakuan masa kecil tersebut, muncul kecemasan dasar dalam diri
Kiichi yang akhirnya terbawa hingga dewasa. Bentuk kecemasan tersebut, tidak
hanya ada dalam perilaku Kiichi yang suka menyendiri dan membuat topeng,
namun juga membuat Kiichi mengalami mimpi buruk. Dalam mimpi buruk
tersebut ia melihat monster mengerikan menertawakannya. Sampai akhirnya,
topeng yang ia ukir adalah wajah monster tersebut.
8
Pada akhir cerita, Kiichi mengatasi kecemasan dasarnya dengan cara
membelah topeng tersebut menjadi 2 dan mengubahnya menjadi bakiak, di mana
ada saat itu, pembuat bakiak adalah profesi Kiichi selama hampir dua puluh lima
tahun. Setelah mengubah topeng tersebut menjadi bakiak, terdapat perasaan lega
dan bebas yang Kiichi rasakan.
Perbedaan penelitian Ita Yuliana dengan penelitian ini adalah objek
penelitian. Ita Yuliana menggunakan cerpen Warawaretako sebagai objek
penelitiannya, sedangkan penelitian ini menggunakan cerpen Suzuran No Saku
Koro Ni sebagai objeknya. Objek penelitian yang berbeda juga dapat diartikan
bahwa tokoh dalam cerita yang akan menjadi objek utama penelitian ini pun
berbeda. Tokoh Seien dalam SnSKn, berumur 13 tahun di mana umur tersebut
masih digolongkan sebagai anak-anak yang masih labil, sedangkan tokoh Kiichi
dalam warawaretako memiliki masa kanak-kanak hingga dewasa. Kemudian
kebutuhan akan kasih sayang dan keamanan yang tidak terpenuhi tokoh Seien
berasal dari sikap pengabaian dan ketidaksanggupan kedua orangtuanya mencintai
Seien, sedangkan tokoh Kiichi, mendapatkan perhatian dari keluarganya
meskipun perhatian tersebut negatif. Pada akhir cerita, tokoh Kiichi berhasil
keluar dari semua permasalahan tersebut, namun tokoh Seien masih terperangkap
dalam permasalahan yang ia hadapi. Tokoh Seien tidak memiliki waktu untuk
menjadi dewasa maupun memiliki orang dewasa untuk bergantung dan
menolongnya.
9
1.6
Sistematika Penyajian
Bab I berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penyajian.
Bab II berisi landasan teori yang terdiri atas teori struktural dan teori
psikologi Horney.
Bab III berisi sinopsis cerpen SnSKn dan analisis unsur instrinsik seperti
tema, latar, dan tokoh, serta penokohan dalam cerpen SnSKn karya Yukino Sai.
Bab IV berisi analisis kejiwaan tokoh utama Seien, yang menganalisis
faktor penyebab munculnya kecemasan dasar dan permusuhan dasar, dan cara Shi
Seien menghadapi pemasalahan tersebut dengan menggunakan teori psikologi
milik Karen Horney.
Bab V berisi kesimpulan.
Download