20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Ilmu Komunikasi

advertisement
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi
Ilmu Komunikasi dianggap bagian dari ilmusosial dan merupakan ilmu
terapan (applied science), yang sifatnyainterdisipliner atau multidisipliner.
Dikatakan demikian karena obyekmaterialnya sama dengan ilmu-ilmu lain,
terutama ilmu sosial dan ilmukemasyarakatan. Menurut Onong Uchjana Effendy,
komunikasi adalah: Prosespernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah
pikiran atauperasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasasebagai
alat
penyalurnya27.
Menurut
Hovland,
Janis
dan
Kelly,communication is the process by which an individual transmits stimuly
(usually verbal) to modify the behavior of other individuals.Komunikasi adalah
proses individu mengirim stimulus yang biasanyadalam bentuk verbal untuk
mengubah tingkah laku orang lain. MenurutLouis Forsdale, communication is the
process by wich a system is established, mainteained, and altered by means of
shared signals that operate according to rule. Komunikasi adalah suatu proses
memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem
dapat didirikan, dipelihara, dan diubah28.
27
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya
Bakti. 2003, hal.28
28
Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi., Jakarta: BUMI AKSARA, 1995, hal. 2.
21
Berdasarkan pengertian komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim
dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku. Pengirim ataupun
penerima pesan dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi. Istilah proses
maksudnya bahwa komunikasi itu berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara
terus-menerus, berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya. Proses komunikasi
merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima
saling mempengaruhi satu sama lain. Perubahan tingkah laku maksudnya dalam
pengertian yang luas yaitu perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor29.
2.1.1. Proses Komunikasi
Komunikasi seperti dinyatakan Curtis yaitu meliputi pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan di antara dua orang, kelompok kecil masyarakat, atau
dalam satu lingkungan atau lebih dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku
dalam suatu organisasi.10 Dengan bahasa yang lebih sederhana, proses
komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesan-pesan
(messages) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan
sebagai komunikan, dalam proses komunikasi tersebut bertujuan (feedback) untuk
mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak.
Komunikasi ditinjau pada lima unsur utama (bauran komunikasi) yang
disampaikan pada teori komunikasi Lasswell yaitu; who says what in which
channel to whom and with what effect. Teori tersebut sebetulnya terkandung
29
Ibid, hal. 4.
22
formulasi yang sama seperti yang dinyatakan oleh Everett M. Roger dan W. Floyd
Shoemaker, dalam bukunya berjudul Communication of Innovation. New York:
Free Press (1971), yaitu: “A common model of communication is that source,
message, channel, receiver, and effect” yang dikenal dengan model proses
komunikasi dengan formula S-M-C-R-E, yaitu30:
Source
Sumber
Message
Pesan
Channel
Media
Receiver
Penerima
Effects
Efek
•Penemu
•Ilmuwan
•Pemimpin
•Penemuan baru
yang diumumkan
•Ide
•Gagasan
•Saluran
Komunikasi
Massa:
a. Media Massa
b. Antar Personal
•Sistem anggota
kemasyarakatan
yang ada
•Pengetahuan
yang baru
•Perubahan suatu
sikap
•Persuasif
•Menerima atau
menolak
Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi S-M-C-R-E
Model komunikasi SMCRE di atas dapat dijabarkan sebagai berikut31:
30
Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006. Hal. 101
31
ibid. Hal 71
23
a. Source, yaitu individu atau pejabat humas yang berinisiatif sebagai
sumberatau untuk menyampaikan pesan-pesannya.
b. Message,
adalah
suatu
gagasan,
ide
berupa
pesan,
informasi,
pengetahuan,ajakan, bujukan atau ungkapan yang akan disampaikan
komunikator kepada komunikan.
c. Receiver, merupakan pihak yang menerima pesan dari komunikator.
Receiver seringkali disebut sebagai komunikan.
d. Channel, berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh
komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada
khalayaknya.
e. Effects, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan
tersebut, yang dapat berakibat positif maupun negatif menyangkut
tanggapan,persepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut.
2.1.2. Periklanan
Periklanan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi, yang merupakan
faktor pendukung kegiatan pemasaran suatu produk. Periklanan mengandung
unsur membujuk atau mempersuasi konsumen agar menerima serta menggunakan
produk ataupun jasa yang ditawarkan.
Penyajian periklanan dituangkan melalui cetakan, tulisan, kata-kata,
gambar-gambar ataumenggunakan orang, produk, atau jasa yang dilakukan oleh
suatu lembaga atau perusahaandengan maksud untuk mempengaruhi dan
meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaianatau untuk memperoleh suara,
dukungan atau pendapat.
24
Dari definisi diatas, dikatakan bahwa periklanan sebagai suatu proses yang
terdiri dari empat macam kegiatan yakni, penyiapan (preparation), perencanaan
(planning), pelaksanaan (execution), pengawasan (control)
Definisi periklanan menurut para praktisi periklanan di Indonesia adalah :
"Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan".32 Menurut Kustadi Suhandang,
Periklanan adalah: "suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor
tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media
massa atas penyiaran iklannya.33 Dengan melihat beberapa definisi periklanan
tersebut bisa dikatakan bahwa pembuatan iklan dipersiapkan dengan proses yang
panjang dan serius, dengan tujuan memberikan informasi kepada khalayak untuk
membujuk mereka agar menggunakan produk yang ditawarkan dengan berbagai
proses.
Adapun fungsi dan peran periklanan yaitu34:
a. Membangun awareness atas produk dan merk
b. Membentuk image produk
c. Menyediakan informasi atas produk dan merk
32
Endah Muwarni, Dasar - Dasar Periklanan, Jakarta : Wacana Jurnal Ilmiah komunikasi, 2004,hal
15
33
Kustadi Suhandang, Periklanan Manajemen, Kiat dan Strategi, Bandung : Nuansa, 2005 hal 13
William D. Wells, Sandra Moriarty, and John Burnett, Advertising Principle and Practice (7thed)
34
New Jersey : Pearson Prentice Hal, 2006 hal 10
25
d. Mendorong audiens mengambil tindakan
e. Sarana untuk mengingatkan merk terhadap audiens
f. Memperkuat minat pembelian dan pengalaman merk
g. Membujuk audiens.
2.1.3. Periklanan sebagai Proses Komunikasi
Periklanan merupakan proses komunikasi di mana di dalam periklanan
terdapat pengoperanlambang (verbal-visual) dari produsen kepada konsumen agar
konsumen mengubah tingkahlakunya sesuai keinginan produsen. Lebih jelasnya,
periklanan merupakan bentuk komunikasitidak langsung melalui perantaraan
media berbentuk audio (dengar), visual (pandang) dan audiovisual (dengar
pandang). Berikut ini adalah gambaran mengenai periklanan di dalam struktur
sistem komunikasi:
26
Komunikasi
Tak Langsung
(non face to
face)
Langsung
(face to face)
Periklanan
Lewat media
perantara
Audio
(dengar)
Visual
(pandang)
Audio Visual
(dengarpandang)
Gambar 2.2: Sumber:Sadjiman Ebdi Sanyoto, Metode Perancangan Komunikasi
VisualPeriklanan, (Yogyakarta: Dimensi Press, 2006), hal 11
27
2.1.4. Elemen Iklan Televisi
Wujud dari iklan televisi adalah beruba sequence, atau urutan gambar, atau video.
Dimana gambar dalam video tersebut silih berganti atau tidak statis, itulah yang
membedakan iklan televisi dengan iklan media lain seperti majalah, koran, dan radio;
yaitu menciptakan berbagai gerakan, tindakan, dan peragaan melalui kekuatan visual.
Adapun komponen - komponen penyusunan dari kekuatan visual televisi, yaitu 35:
1. Audio
Bisa berupa jingle, lagu pengiring, musik, suara,ataupun efek suara yang terdengar di
dalam iklan.
2. Casting / Talent
Adalah tokoh atau pemeran dalam iklan. Mereka yang mendukung produk yang
mereka sokong (endorser) dalam iklan baik penyiar, spokeperson, penggunaan
karakter atau artis.
3. Video
Segala sesuatu yang terlihat di dalam iklan berupa rangkaian gerakan (ekspresi, sikap,
bahasa tubuh) ataupun pesan / kata-kata.
35
William Wells, Sandra Moriarty, & John Burnet. Advertising Principle and Practice (7thed) New
Jersey : Pearson Prentice Hal, 2006, hal 374
28
4. Setting
Latar belakang / tempat pengambilan adegan sebuah iklan.
5. Properties
Gambar atau gambar pendukung produk yang diiklankan.Iklan harus menggambarkan
sifat-sifat dasar dari sebuah produk.
6. Costumes
Penggunaan pakaian yang spesial dan menarik. Kostum menjadi bagian penting
sebuah iklan tergantung dari karakteristik iklan itu sendiri.
7. Lighting
Pencahayaan iklan yang tepat agar iklan terlihat menarik dan jelas.
8. Pacing
Kecepatan dari adegan iklan.Pacing menggambarkan seberapa cepat atau seberapa
lambat irama dari suatu adegan.
29
2.1.5. Format Iklan Televisi
Format pesan iklan televisi yang umum digunakan adalah36:
a. News Announcement
Menyajikan pesan secara lugas, langsung dan faktual, serta menggunakan gaya
penyajian berita dan pendekatan logika.
b. Inherent Drama
Mendramatisasi sebuah karakter merek menjadi sebuah cerita yang membedakan
merek tersebut dengan competitor.
c. Testimonial / Endorsemen
Menggunakan selebriti/para ahli/orang biasa untuk menyampaikan pesan dan
mengiklankan produk.
d. Talking Head
Menggunakan seorang pembicara untuk menceritakan produk dengan kata-katanya
sendiri melalui dialog/monolog/wawancara.
e. Lifestyle
Mengasosiasikan produk dengan cara sesuai gaya hidup pengguna. Berfokus pada
gaya hidup pengguna dan bukan kelebihan spesifikasi produk.
36
Tom Duncan, Advertising & IMC, New York : McGraw – Hill / Irwin. 2005 hal 309
30
f. Problem Solution
Menyajikan sebuah masalah yang dapat diselesaikan dengan produk yang diiklankan
g. Demonstration
Mengundang audiens untuk menyaksikan dan mempercayai bukti dengan mata
kepala sendiri.
h. Comparison
Menunjukan kelebihan produk dengan membandingkan suatu produk dengan produk
lain melalui serangkaian test.
i. Picture Caption
Menyampaikan sebuah cerita dengan illustrasi dan potongan gambar.
j. Humor
Menghibur, menyentil
dengan kelucuan,
menyingkirkan citra negatif dan
menciptakan kepribadian yang menyenangkan bagi produk.
k. Animation / Cartoon
Menggunakan gambar kartun / animasi untuk mengomunikasikan pesan- pesan sulit
dan mencapai pasar tertentu.
31
2.2.Brand Awareness
Brand Awareness adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk
mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu.37 Aaker menambahkan bahwa brand awareness
menggambarkan kehadiran suatu merek di dalam ingatan konsumen.38Brand
Awareness merupakan bentuk paling sederhana dari pengetahuan akan suatu merek
yang merupakan kesadaran konsumen akan suatu merek.39
2.2.1. Komponen Brand Awareness
Brand awareness dikelompokan pada dua komponen besar yaitu depth of
brand awareness dan breadth of brand awareness dengan penjelasan sebagai
berikut40:
1. Depth of Brand Awareness (kedalaman brand awareness)
Depth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan brand recall dan brand
recognition
37
Freddy Rangkuti, The Power Of Brand, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004, hal 39
38
David A. Aaker, Building Strong Brand, New York : The Free Press, 1996, hal 330
39
Don E. Schultz & Beth E. Barnes, Strategic Brand Communication Campaign (5thed), Chicago :
NTC Business Books, 1999 hal 144
40
Kevin Lane, Keller. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and managing Brand
Equity (2nded), New Jersey : Prentice Hall, 2003 hal 77
32
2. Breadth of Brand Awareness (keluasan brand awareness)
Breadth of Brand Awareness ini ditentukan berdasarkan jumlah purchase dan
consumption pada situasi dimana merek diingat. Breadth of Brand Awareness
ini bergantung pada banyaknya pengetahuan atas produk dalam pikiran
seseorang.
2.2.2. Indikator Brand Awareness
Di dalam bukunya, Keller menjelaskan 4 indikator brand awareness untuk
mengevaluasi seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah merek, yaitu41 :
1. Recall
Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja
yang mereka ingat secara umum, dipercaya bahwa untuk meningkatkan brand recall
maka nama merek yang dipilih haruslah :
a. Untuk meningkatkan brand recall, maka sangat diperlukan nama merek yang
sederhana dan mudah untuk diucapkan. Kesederhanaan nama merek dapat
mempermudah konsumen dalam memahami nama merek. Nama merek yang pendek
41
Kevin Lane, Keller. Strategic Brand Management : Building, Measuring, and managing Brand
Equity (2nded), New Jersey : Prentice Hall, 2003, hal183-185
33
dapat memfasilitasi brand recall karena nama merek yang pendek akan mudah
diingat.
b. Kemudahan untuk diucapkan diperlukan untuk meningkatkan pengulangan secara
lisan dalam rangka membangun daya ingat yang kuat. Pengucapan juga
mempengaruhi timbulnya perhatian dan keinginan konsumen untuk menyebutkan
nama merek secara lisan.
c. Idealnya nama merek harus jelas, dapat dipahami dan tidak memiliki arti yang
ambigu. Nama merek yang ambigu akan berpengaruh besar atas pemahaman akan
sebuah merek. Konsumen akan memiliki persepsi yang berbeda akan suatu merek
apabila merek tersebut memiliki pengucapan ambigu sehingga menimbulkan arti
yang berbeda.
d. Untuk mempertinggi brand recall maka nama merek harus terdengar akrab dan
memiliki arti.
2. Recognition
Yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk
dalam satu kategori tertentu. Untuk meningkatkan brand recognition maka nama
merek haruslah berbeda, khusus dan tidak biasa.
34
3. Purchase
Yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukan suatu merek ke dalam
alternatif pilihan ketika mereka akan membeli produk / layanan.
4. Consumption
Yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika mereka
sedang menggunakan produk / layanan pesaing.
2.3.Endorser dalam Iklan
Orang atau tokoh pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan
pemasaran suatu produk disebut endorser.Endorser juga dikenal dengan bintang iklan
yang mendukung produk yang diiklankan.
Endorser atau model merupakan salah satu bagian dari elemen - elemen
iklan.Karena penentuan endorser sangat penting, penggunaan endorser dalam sebuah
iklan mungkin menjadi pilihan bagi produsen untuk memperkenalkan produknya,
agar pesan iklan yang disampaikan mengenai produk bisa mendapat perhatian oleh
masyarakat. 42
Penggunaan endorser pada sebuah iklan agar produk tersebut bisa langsung dikenal
dikalangan masyarakat luas, apalagi endorser tersebut sudah dikenal di kalangan
42
Terence A. Shimp, Periklanan Promosi, Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1,
Ed. 5, Jakarta : Erlangga, 2003 hal 460
35
masyarakat luas seperti tokoh masyarakat, artis, dan atlet sehingga memudahkan
produsen dalam mempromosikan produk tersebut.
Endorser dibagi 2 jenis yaitu43 :
1. Endorser
Adalah orang - orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya.
Definisi endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan publik
figur yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan di
bidangnya masing-masing dari bidang yang didukung.44Endorser sering juga disebut
sebagai direct source (sumber langsung) yaitu seorang pembicara yang mengantarkan
sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa.45
2. Typical Person Endorser
Adalah memanfaatkan beberapa orang bukan selebriti untuk menyampaikan pesan
suatu produk.
43
Ibid
44
Ibid
45
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion :an intergrated marketing
communication perspective, New York : McGraw-Hill/Irwin, 2004. Hal 173
36
2.3.1. Komponen Endorser
Di dalam memilih tokoh yang menjadi endorser diperlukan pertimbangan pertimbangan dari pengiklan kerena karakter endorser diakui sangat efektif dalam
mengangkat citra produk dan brand awareness.46
Dalam mengevaluasi selebriti yang akan digunakan sebagai endorser Amy Dyson
dan Douglas Turco mengemukakan konsep FRED (familiarity, relevance, esteem,
differentiation).47
a. Familiarity
Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorstment. Artinya
khalayak sasaran harus mengenal (aware) pada sosok sang artis dan melihatnya
sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan (likeable) dan bisa dipercaya (trustworthy)
b. Relevance
Artinya terdapat hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek yang
diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market.
46
Frans M. Royan, Marketing Celebrities,Selebriti Dalam Iklan dan Strategi Iklan Selebriti
Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta : PT. Media Elex Komputindo, 2005 hal 23.
47
A.R. Miciak & W.L. Shanklin, Marketing Management (3nded), New Jersey : Pearson Prentice Hall,
1994 hal 51.
37
c. Esteem
Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen terhadap selebriti
(kredibel).
d. Differentiation
Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang unik, berbeda dan eksklusif
atas produk yang dimilikinya.Ini merupakan sebuah kontribusi besar bagi efektivitas
seorang endorser.
2.3.2. Penggunaan Selebriti Sebagai Endorser
Penggunaan artis sebagai endorser dalam iklan diharapkan dapat memberikan
asosiasi positif antara produk dengan endorser.Selebriti digunakan untuk menarik
perhatian khalayak dan meningkatkan awareness produk.
Selebriti diasumsikan lebih kredibel daripada non selebriti, karena tampilan
fisik seorang selebriti membuat sebuah iklan lebih menarik dan disukai oleh
konsumen mengenai performa, citra dan kepopuleran selebriti dapat lebih menarik
perhartian target audience untuk menyaksikan iklan sehingga dapat mempengaruhi
persepsi mereka untuk membuat keputusan dalam melakukan pembelian.
38
Tugas utama para endorser ini adalah untuk menciptakan asosiasi yang baik
antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif dalam
diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata
konsumen.Iklan merupakan elemen yang penting dan saling berpengaruh dalam
menanamkan brand image kepada konsumen seiring dengan ciri fisik dan kualitas
produk yang mengikuti suatu brand tertentu.
Ditinjau dari sisi branding, selebriti memang dapat menjadi pencerminan
personality dari sebuah merek. Selebriti adalah wujud nyata suatu merek. Andaikata
suatu merek diasosiasikan sebagai merek yang energic muda dan penuh stamina,
maka selebriti pun harus mewakili semua asosiasi tersebut.48
Seperti halnya David A. Aaker dalam "building strong brand" membenarkan
mudahnya produk diterima oleh konsumennya jika iklan yang ditayangkan melalui
personafikasi dengan tokoh selebriti, pasalnya tokoh atau selebriti ini ditunjuk
mewakili karakter dan disebutkan oleh A. Aaker sebagai makna budaya yang paling
diharapkan bisa mendekati target konsumen dengan baik.49
48
Frans M. Royan, Marketing Celebrities,Selebriti Dalam Iklan dan Strategi Iklan Selebriti
Memasarkan Diri Sendiri, Jakarta : PT. Media Elex Komputindo, 2005 hal 10
49
Ibid, hal 120
39
2.4.Hierarchy of Effectsdan AIDA
Untuk mengetahui tingkat ketertarikan khalayak terhadap suatu produk yang
ditawarkan
bisa
dilakukan
pengukuran
dengan
mengaplikasikan
teori-teori
komunikasi, diantaranya teori Hierarchy of Effectsdan AIDA.
2.4.1.Hierarchy of Effects
Hirarki yang dimaksud adalah sikap khalayak yang merupakan rangkaian
tingkat kesiapan calon pembeli dari awal mengetahui adanya barang atau jasa yang
ditawarkan sampai dengan melakukan tindakan akhir terhadap barang atau jasa
tersebut, baik mencoba maupun menggunakan atau memilikinya.50
Adapun Hirarki Efek dimaksud terdiri atas : 51
1. Awareness (mengetahui/menyadari)
Tahap dimana konsumen bisa mengenal dan mengingat barang atau merknya.
2. Interest (perhatian/minat)
Tahap dimana teqadi keinginan konsumen untuk mempelajari beberapa
keistimewaaan barang atau merk tersebut.
50
51
Ibid, hal 61
Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan : Kajian Program Implementasi, Bandung : Nuansa
2004 hal 99
40
3. Evaluating (penilaian)
Tahap dimana konsumen menilai barang atau mcrek dimaksud sesuai dengan
perasaan harapannya.
4. Trial (percobaan)
Tahap dimana timbul kesungguhan konsumen untuk mengawali pembelian
dengan mencoba memakai barang atau merek tersebut.
5. Adoption (penerimaan)
Tahap dimana setelah memperoleh pengalaman yang menyenangkan pada
awal pembelian (percobaan) tadi, konsumen akan membeli lagi dan memakai
barang atau merek itu seterusnya.
2.4.2.AIDA
Dan teori komunikasi yang lainnya adalah AIDA, yakni Attention, Interest, Desire
dan Action. 52
1. Attention, merupakan tahapan dimana khalayak memperhatikan suatu iklan yang
menawarkan produk/jasa yang ditawarkan, biasanya hal ini diukur dari intensitas
menonton iklan, terpaan iklan serta frekuensi menyaksikan iklan tersebut.
2. Interest, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mempunyai hasrat untuk
memilih produk/jasa yang ditawarkan.
52
Kustadi Suhandang, Public Relation Perusahaan : Kajian Program Implementasi, Bandung : Nuansa
2004 hal 120
41
3. Desire, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mempunyai hasrat untuk
memiliki produk / jasa yang ditawarkan.
4. Action, merupakan tahapan dimana khalayak sudah mengambil keputusan untuk
membeli dan menggunakan produk/jasa yang ditawarkan.
Dari definisi komunikasi diatas dapat disimpulkan efek pertama dari iklan
adalah awareness (kesadaran) dan Attention (perhatian), oleh karena itu keberadaan
endorser menjadi salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapatkan
perhatian dan kesadaran khalayak akan produk untuk sampai ketahap berikutnya.
42
2.5. Kerangka Berfikir
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak lahir dan selama
proses kehidupan, manusia akan selalu terlibat dalam tindakan - tindakan
komunikasi.
Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan promosiyang merupakan
faktor pendukung kegiatan pemasaran suatu produk. Periklanan mengandung
unsur membujuk atau mempersuasi konsumen agar menerima serta
menggunakan produk ataupun jasa yang ditawarkan.
Variabel Bebas (X)
Variabel Terkait (Y)
- Endorser (X)
- Brand Awareness (Y)
PENGARUH PENGGUNAAN ENDORSER TERHADAP BRAND AWARENESS
43
2.6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis Penelitian adalah pernyataan sementara terhadap hasil penelitian.
Hipotesis diajukan dalam bentuk pernyataan sebagai statement terhadap hasil
penelitian. Adapun hasil hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H0 : Tidak ada pengaruh Endorser“JKT48” terhadap Brand Awareness“Advan
Gaia”
H1 : Ada pengaruh Endorser“JKT48” terhadap Brand Awareness“Advan Gaia”
Download