Pembangunan Jalan Usahatani membelah sawah Di Desa

advertisement
Pembangunan Jalan Usahatani membelah sawah
Di Desa Babakan Baru Kec. Bermani Ulu Raya
Kabupaten Rejang Lebong
Salah satu komponen PNPM-PISEW adalah peningkatan pemasaran hasil pertanian.
Infrastruktur yang berkaitan dengan komponen tersebut adalah pembangunan jalan
usahatani (JUT). Dengan pembangunan jalan usahatani maka diharapkan pendapatan petani
akan meningkat baik karena harga yang meningkat karena hasil panen yang baik (produksi
meningkat) ataupun karena peningkatan pendapatan karena dapat menekan ongkos
produksi/pemasaran. Salah satu kisah sukses pembangunan PNPM-PISEW yang dapat
memberikan peningkatan pendapatan petani adalah pembangunan jalan rabat beton
sepanjang 571 m yang membelah areal persawahan di Desa Babakan Baru, Kecamatan
Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong. Jalan usahatani ini dikerjakan oleh 6 LKD
dengan total dana Rp. 261.000.000 dengan dana swadaya yang berhasil dikumpulkan
sebesar Rp. 15.962.000.
Dengan adanya pembangunan jalan tersebut ongkos angkut hasil pertanian (padi) semakin
berkurang.
Sebelum
adanya
jalan
tersebut masyarakat mengangkut hasil
panen padi melalui jalan setapak yang
hanya dapat dilalui oleh tenaga manusia.
Ongkos
angkut
sekarung
padi
bisa
mencapai Rp. 5.000, ini pun hanya sampai
ditepi jalan besar sehingga diperlukan
ongkos
angkut
menggunakan
lanjutan
angkutan
yang
umum
(ojek/angkutan perdesaan) sampai kerumah. Namun setelah adanya Jalan usahatani ongkos
angkut hasil panen bisa ditekan sampai dengan Rp. 4.000. Artinya ongkos angkut sekarang
adalah Rp. 1.000/karung.
Mari kita lakukan kalkulasi
sederhana untuk menghitung
seberapa besar manfaat
pembangunan jalan tersebut
untuk setiap rumah tangga petani?
Pembangunan jalan usahatani tersebut melayani areal ± 300 Ha sawah dengan jumlah
kepemilikan mencapai 275 KK. Oleh karena itu rata-rata penduduk memiliki ± 1,09 Ha. Ratarata 1 Ha sawah menghasilkan 60 karung gabah. Maka ongkos angkut yang dapat dihemat
oleh setiap keluarga petani adalah :
Ongkos angkut sebelum pembangunan jalan :
Rp. 5.000 x 60 karung = Rp. 300.000
Ongkos angkut setelah pembangunan jalan :
Rp. 1.000 x 60 karung = Rp. 60.000
= Rp. 240.000
Dari hitung-hitungan sederhana tersebut dapat diketahui penghematan biaya ongkos
angkut bisa mencapai Rp. 240.000/panen/KK. Jika dalam satu tahun rata-rata dapat
ditanami padi 2 kali maka keuntungan tambahan per KK karena penghematan ongkos padi
bisa mencapai Rp 480.000. Dengan kata lain per rumah tangga petani dapat menikmati
keuntungan tambahan sebesar Rp. 480.000/tahun. Lebih jauh lagi jika dikalkulasikan untuk
seluruh pemanfaat jalan tersebut maka dalam satu tahun dapat menambah pendapatan
sebesar Rp. 132.000.000 (Rp. 480.000 x 275 KK), sebuah angka yang cukup besar bukan?
Selain menekan ongkos angkut, manfaat lain
dari pembangunan jalan tersebut adalah jalan
itu
juga
digunakan
untuk
jalan
pintas
kesekolah. Ada satu dusun diujung jalan
tersebut dengan jumlah 67 KK. Tidak kurang
dari 30 orang anak setiap pagi dan siang hari
anak-anak dari dusun tersebut bersekolah
melewati jalan itu, karena memang jalan itu
merupakan jalan pintas kesekolah mereka.
Jika hari hujan saat jalan tersebut belum dibangun anak-anak sekolah tidak dapat melewati
jalan tersebut karena sepatu mereka akan kotor dan penuh dengan lumpur, sehingga
mereka akan berjalan memutar sejauh ± 2 km untuk sampai kesekolah. Dengan adanya
pembangunan jalan tersebut setiap hari mereka dapat melewati jalan tersebut bahkan pada
saat hujan sekalipun.
Dari hasil diskusi KDS yang kemudian dituangkan dalam Program Investasi Kecamatan, maka
pada tahun 2010 jalan tersebut akan dilanjutkan dengan pembangunan jalan dan jembatan
yang dapat mengcover areal sawah dan areal perkebunan (kopi) seluas ± 150 Ha dengan
dana mencapai Rp. 158.000.000 dan akan dikerjakan oleh 4 LKD. Semoga pembagunan jalan
tersebut akan mempunyai dampak yang lebih luas lagi.
Download