psikologia - Portal Garuda

advertisement
Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi
PSIKOLOGIA
ISSN: 185-0327
www.jurnal.usu.ac.id/psikologia
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA DEWASA AWAL
PENDERITA KANKER PAYUDARA
Title in English:
DESCRIPTION ABOUT THE QUALITY OF LIFE OR EARLY ADULTHOOD
WOMAN WITH BREAST CANCER
Ade Rahmawati Siregar dan Rina Nurul Muslimah
Psikologia: Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi
Tahun 2014, Vol. 9, No. 3, hal. 82-88
Artikel ini dapat diakses dan diunduh pada:
www.jurnal.usu.ac.id/psikologia
Editor:
Omar K. Burhan
Indri Kemala
Vivi Gusrini Pohan
Dipublikasikan oleh:
Fakultas Psikologi
Universitas Sumatera Utara
Jl. Dr. Mansyur No. 7 Medan. Telp/fax: 061-8220122
Email: [email protected]
Psikologia 2014, Vol. 9, No. 3, hal. 82-88
82
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA DEWASA AWAL
PENDERITA KANKER PAYUDARA
Ade Rahmaawati Siregar* dan Rina Nurul Muslimah
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai
dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian
seseorang (WHOQOL dalam Rapley, 2003). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang
jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu),
saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara
dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita
dewasa awal berusia 18-40 tahun penderita kanker payudara di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 75 orang wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Alat ukur yang digunakan adalah
skala WHOQOL-BREF yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan empat aspek kualitas hidup, yaitu
aspek physical health, aspek psychological, aspek social relationships, dan aspek environment. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada
pada kategori rendah. Berdasarkan aspek physical health, psychological, dan environment, kualitas hidup
pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah, sedangkan pada aspek
social relationships berada pada kategori tinggi.
Kata-kata kunci: Kualitas hidup, kanker payudara, wanita dewasa awal
DESCRIPTION ABOUT THE QUALITY OF LIFE OF EARLY
ADULTHOOD WOMAN WITH BREAST CANCER
ABSTRACTS
Quality of life is an individual’s perception of their position in life in the context of culture and value
systems in which they live and in relation to their goals, expectations values and concerns (WHOQOL .
Breast cancer is malignant neoplasm invading the breast tissue, when the breast tissue consist of the
mammary gland (milk maker gland), gland duct (ducts) and supporting breast tissue (Mardiana, 2007). The
present research is aimedto examine the description of quality of life of early adulthood woman with breast
cancerby using descriptive quantitative research approach. The population of the research is early
adulthood woman with breast cancer aged 18-40 year old in Medan. There are 75 early adulthood woman
with breast cancer as samples in this research.For measuring instrument the researcher uses WHOQOLBREF scale which has been modified by researcher based on 4 aspect of quality of life, physical health
aspect, psychological aspect, social relationships aspect, and environment aspect. The research results
shows that quality of life of early adulthood woman with breast cancer are in the low category. Based on
physical health aspect, psychological aspect, and environment aspect, the quality of life of early adulthood
woman with breast cancer are in the low category, while in social relationships aspect is in the high
category.
Keywords: Quality of life, breast cancer, early adulthood woman
*Korespondensi mengenai penelitian ini dapat
dilayangkan kepada Ade Rahmawati melalui email:
[email protected]
Rekomendasi mensitasi:
Rahmawati, A., & Muslimah, R. N. (2014).
Gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa
awal penderita kanker payudara. Psikologia, 9(3),
82-88
Masa dewasa awal adalah masa
peralihan dari masa remaja menuju masa
dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa
dewasa awal dimulai pada umur 18-40
tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan
psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa
awal adalah masa yang berat karena
merupakan periode penyesuaian diri
terhadap pola-pola kehidupan baru dan
harapan-harapan sosial baru. Penyesuaian
diri terhadap kondisi-kondisi ini menjadikan
masa dewasa awal merupakan suatu periode
khusus dan sulit dari rentang hidup
seseorang. Wanita pada masa dewasa awal
diharapkan dapat memainkan peran baru,
seperti peran sebagai istri, orang tua,
pencari nafkah, dan mengembangkan sikap,
keinginan serta nilai-nilai baru sesuai
dengan tugas-tugas perkembangannya.
Menurut Hurlock (1999), tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa awal
mencakup mulai bekerja, memilih pasangan
hidup, mulai membina keluarga, mengasuh
anak, mengelola rumah tangga, mengambil
tanggung jawab sebagai warga negara dan
mencari
kelompok
sosial
yang
menyenangkan. Menguasai tugas-tugas
pada masa perkembangan selalu sulit, dan
kesulitan ini meningkat apabila ada
rintangan
yang
menghambat
perkembangan seseorang. Salah satu rintangan
yang menghambat penguasaan tugas
perkembangan masa dewasa awal adalah
hambatan fisik (Hurlock, 1999). Kesehatan
yang buruk atau hambatan fisik yang
menghalangi seseorang mengerjakan apa
yang dilakukan oleh orang lain pada usia
yang sama dapat menggagalkan penguasaan
tugas-tugas perkembangan untuk sebagian
atau secara total. Hambatan fisik tersebut
dapat berupa cacat fisik ataupun penyakit
yang berkepanjangan.
Wanita sering mengidap berbagai
penyakit selama masa hidupnya, salah
satunya adalah kanker payudara (Matlin,
2008). Kanker payudara adalah tumor ganas
yang menyerang jaringan payudara, dimana
jaringan payudara tersebut terdiri dari
kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu),
saluran kelenjar (saluran air susu) dan
jaringan penunjang payudara (Mardiana,
2007). Kanker payudara merupakan
penyakit ganas yang paling umum terjadi
pada populasi wanita di seluruh dunia
(Andrews, 2009). Pada stadium awal, gejala
kanker payudara mungkin tidak disadari
oleh wanita yang menderitanya. Karena
menurut Luwia (2003), gejala kanker
payudara pada tahap dini biasanya tidak
menimbulkan keluhan. Satu-satunya gejala
yang mungkin dirasakan pada stadium dini
adalah benjolan kecil di payudara. Namun
para wanita harus berkonsultasi pada ahli
medis jika mereka menemukan gejala-gejala
seperti nyeri di payudara, terdapat benjolan
di area payudara, keluarnya puting, ataupun
perubahan kulit pada payudara (Smith,
2000).
Wanita
yang
mengidap
kanker
payudara pada stadium dini maupun
stadium lanjut dapat menjalani pengobatan
medis untuk mengobatinya. Wanita yang
menjalani pengobatan kanker payudara
memiliki
reaksi
yang berbeda-beda
(Rosenbaum & Roos, 2000; Yurek et al.,
2000; Spira & Reed, 2003; dalam Matlin,
2008). Terdapat ketidakstabilan yang besar
pada emosi mereka dari hari ke hari (Matlin,
2008). Menurut Taylor (1999), pada wanita
penderita kanker payudara yang menjalani
pengobatan mastektomi, akan muncul gejala
psikologis tertentu seperti depresi, stres,
kecemasan, dan masalah-masalah psikologis
lainnya. Pengobatan kemoterapi dan terapi
radiasi juga dapat memberikan dampak
84
negatif bagi psikologis penderita kanker
payudara yang menjalaninya. Reaksi
psikologis negatif yang dapat muncul yaitu
perubahan suasana hati dengan menjadi
lebih emosional, stres, dan depresi
(Wagman, 1996).
Bagi wanita dewasa awal yang
menderita kanker payudara, penyakit
tersebut tentu akan memberi dampak bagi
kehidupannya. Salah satu faktornya adalah
karena tekanan dari budaya kita bahwa
payudara adalah bagian yang penting dari
seorang wanita (Matlin, 2008). Hasil
penelitian oleh Saywell (dalam Chrisler,
2001; Matlin, 2008) menunjukkan bahwa
wanita yang telah kehilangan payudaranya
baik seluruhnya atau sebagian, dipandang
sebagai perempuan yang tidak utuh. Padahal
masa dewasa awal adalah masa dimana
individu mulai memilih pasangan dan akan
membina rumah tangga serta mulai bekerja,
dimana kehilangan payudara tentu akan
berdampak bagi keberhasilan tugas-tugas
perkembangan tersebut.
Namun, wanita penderita kanker yang
mendapat dukungan dari keluarga dan
teman dapat mengatasinya dengan baik
(Andersen & Farrar, 2001; Compas &
Luecken, 2002: Bennet, 2004; dalam
Matlin, 2008). Adanya dukungan sosial
dapat membantu penderita mengatasi
penyakitnya (Sarafino, 2011). Selain itu,
ciri-ciri fisik dan sosial dari lingkungan juga
mempengaruhi penyesuaian diri terhadap
masalah kesehatan kronis (Moos dalam
Sarafino, 2011). Aspek fisik dari
lingkungan rumah sakit yang biasanya
membosankan dan membatasi pasien dapat
menganggu mood mereka (Sarafino, 2011).
Lingkungan rumah juga tidak jauh lebih
baik bagi penderita. Kebanyakan individu
kesulitan bergerak atau melakukan kegiatan
sendiri di rumah.
Penyesuaian diri yang baik bagi
individu dengan penyakit kronis termasuk
kanker payudara, melibatkan beberapa tugas
adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu:
Menguasai tuntutan yang berkaitan dengan
manajemen yang berkelanjutan dari
penyakit yang diderita seperti patuh pada
pengobatan yang dijalani, meminimalkan
keterbatasan fisik, mempertahankan fungsifungsi positif dalam aspek-aspek penting
seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi,
menghindari tekanan emosional, dan
mempertahankan kualitas hidup yang positif
secara keseluruhan (Stanton, Revenson &
Tennen, dalam Sarafino, 2011). Bagi
penderita penyakit kronis seperti kanker,
ancaman bagi kualitas hidupnya adalah
tekanan emosional yang serius, yang
sebagian besar terdapat dalam bentuk
depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011).
Hal tersebut juga dialami oleh penderita
kanker payudara. Penelitian yang dilakukan
oleh Nurachmah (1999), menunjukkan
bahwa
penderita
kanker
payudara
mengekspresikan
ketidak-berdayaan,
merasa tidak sempurna lagi, malu dengan
bentuk payudara, tidak bahagia, merasa
tidak menarik lagi, perasaan kurang
diterima oleh orang lain, merasa terisolasi,
takut, berduka, berlama-lama di tempat
tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal
memenuhi kebutuhan keluarga, kurang
tidur, sulit ber-konsentrasi, kecemasan dan
depresi.
Istilah kualitas hidup sendiri digunakan
untuk mengevaluasi ke-sejahteraan secara
umum dari individu (Heydarnejad et al,
2009). Kualitas hidup telah menjadi topik
yang penting dalam hal perawatan medis,
karena kualitas hidup dapat menurun ketika
individu terkena penyakit dan sakit dalam
waktu yang lama, serta kualitas hidup dapat
menjadi pertimbangan untuk pencegahan
85
pada saat sebelum dan sesudah penyakit
muncul (Sarafino, 2011). Kualitas hidup
menurut WorldHealth Organization Quality
Of Life (WHOQOL) didefinisikan sebagai
persepsi individu mengenai posisi individu
dalam konteks budaya dan sistem nilai
dimana individu hidup dan hubungannya
dengan tujuan, harapan, standar yang
diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley,
2003).
Larasati (2009)menyatakan bahwa
seseorang dengan kualitas hidup yang
positif dapat terlihat dari gambaran fisiknya
yang selalu menjaga kesehatan, dalam aspek
psikologisnya berusaha meredam emosi
agar tidak mudah marah, hubungan sosial
baik dengan banyaknya teman yang
dimiliki, lingkungan yang mendukung dan
memberi rasa aman kepadanya. Seseorang
dapat mengenali diri sendiri, mampu
beradaptasi dengan kondisi yang dialami
saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada
orang lain dan mampu mengembangkan
sikap empati dan merasakan penderitaan
orang lain.Penelitian kualitas hidup pada
penderita kanker payudara sendiri memiliki
hasil yang beragam. Penelitian yang
dilakukan oleh Avis et al (2004)
menyatakan bahwa kualitas hidup pada
penderita kanker payudara berada pada
kategori rendah. Namun hasil penelitian
yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010)
menyatakan bahwa kualitas hidup pada
penderita kanker payudara berada pada
kategori sedang.
Dalam penelitian ini, kami ingin
melihat bagaimana gambaran kualitas hidup
pada wanita dewasa awal penderita kanker
payudara. Melalui penelitian deskriptif ini,
kami berharap dapat memberikan gambaran
mengenai kualitashidup pada wanita dewasa
awal penderita kanker payudara.
METODE
Partisipan
Partisipan
dalam
penelitian
ini
sebanyak 75 orang wanita dewasa awal
penderita kanker payudara di Kota Medan
yang berusia 18-40 tahun yang sedang
menjalani pengobatan medis kanker
payudara dan mengidap kanker payudara
stadium
IIB-IIIB.
Partisipan dipilih
menggunakan teknik accidental sampling.
Prosedur dan Alat ukur
Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan skala kualitas hidup yang
dimodifikasi dari skala WHOQOL-BREF.
Kami menyebarkan skala kepada partisipan
untuk diisi. Kemudian skala kami
kumpulkan kembali setelah partisipan
menyelesaikan pengisian. Skala dalam
penelitian ini menggunakan model Likert
dengan 52 aitem. Pada pengisian skala
kualitas hidup,subjek diminta untuk
menjawab pernyataan dengan memilih salah
satu dari 5 alternatif jawaban yang tersedia
(1= “sangat tidak sesuai”, 2= “tidak sesuai”,
3= “netral”, 4= “sesuai”, 5= “sangat
sesuai”; sebagian aitem kami konstruksi
secara terbalik). Skala kualitas hidup ini
mencakup empat aspek kualitas hidup yang
dikemukakan oleh WHO Quality of Life
(WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), yaitu
physical health (12 aitem), psychological
(12 aitem), social relationships (13 aitem),
dan environment (15 aitem).
HASIL
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa
subjek yang masuk ke dalam kategori
kualitas hidup yang rendah sebanyak 39
orang (52%) memiliki kualitas hidup yang
rendah, 21 orang (28%) memiliki kualitas
hidup yang tinggi, dimana data kualitas
86
hidup sebagian besar subjek berada pada
kategori rendah. Berdasarkan aspek – aspek
kualitas hidup, pada aspek physical health,
subjek lebih banyak berada pada kategori
rendah, yaitu sejumlah 45 orang (60%),
pada aspek psychological, subjek lebih
banyak berada pada kategori rendah, yaitu
sejumlah 41 orang (54.7%), pada aspek
environment subjek lebih banyak berada
pada kategori yang rendah yaitu sejumlah
43 orang (57.3%), sedangkan pada aspek
social relationships, subjek lebih banyak
berada pada kategori tinggi yaitu sejumlah
34 orang (45.3%).
DISKUSI
Dalam penelitian ini kami ingin melihat
bagaimana gambaran kualitas hidup pada
wanita dewasa awal penderita kanker
payudara.
Hasil
analisis
statistik
menunjukkan kualitas hidup pada wanita
dewasa awal penderita kanker payudara
berada pada kategori rendah. Kualitas hidup
yang rendah pada penelitian ini ditunjukkan
dengan
rendahnya
kesehatan
fisik,
kesejahteraan psikologis, serta hubungan
dengan lingkungan bagi para wanita dewasa
awal penderita kanker payudara tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurachmah
(1999), dimana penderita kanker payudara
mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa
tidak sempurna lagi, malu dengan bentuk
payudara, tidak bahagia, merasa tidak
menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh
orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka,
berlama-lama
di
tempat
tidur,
ketidakmampuan
fungsional,
gagal
memenuhi kebutuhan keluarga, kurang
tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan
depresi, dimana dapat memicu penurunan
kualitas hidupnya. Kroenke et al (dalam
Avis et al, 2004) juga menemukan bahwa
wanita dibawah 40 tahun dengan kanker
payudara mengalami penurunan signifikan
lebih besar pada peran fisik, nyeri tubuh,
fungsi sosial, dan kesehatan mental, dimana
pada penelitian ini keseluruhan subjek
berada pada rentang usia 18-40 tahun.
Rendahnya kualitas hidup pada penderita
kanker juga dapat dipengaruhi oleh faktor
yang beranekaragam, seperti gejala, jenis
perawatan yang diperoleh pasien, status
penampilan pasien, depresi, dan keyakinan
spiritual (Kreitler et al, dalam Pradana,
2013).
Dalam penelitian ini, kualitas hidup
pada wanita dewasa awal penderita kanker
payudara juga diukur berdasarkan empat
aspek dari kualitas hidup oleh WHOQOL
(dalam Rapley, 2003), yaitu aspek
hubungan sosial, aspek physical health,
aspek
psychological,
aspek
social
relationships, dan aspek environment.
Menurut WHOQOL (dalam Rapley, 2003),
social relationships mencakup relasi
personal, dukungan sosial, dan aktivitas
seksual. Dalam penelitian ini berdasarkan
aspek social relationships, subjek lebih
banyak berada pada kategori tinggi yaitu
sejumlah 34 orang (45%). Hal ini
dikarenakan mereka mendapat dukungan
sosial dari keluarga dan teman terdekat.
Hasil ini sesuai dengan pendapat yang
disampaikan oleh Sarafino (2011) yaitu
sumber utama dukungan sosial yang
dibutuhkan oleh kebanyakan orang sakit
biasanya berasal dari keluarga mereka.
Teman dan tetangga juga ikut membantu
memberikan dukungan sosial, dan penderita
biasanya akan bergabung dengan kelompok
dukungan yang memiliki masalah medis
tertentu. Hasil penelitian Prastiwi (2012)
menyatakan hubungan sosial yang baik dan
dukungan sosial yang diterima penderita
dari orang - orang terdekat akan sangat
87
berdampak positif bagi penderita kanker.
Dukungan dari orang terdekat sangat
penting
dan
berpengaruh
terhadap
kesembuhan seorang penderita kanker
dalam mengurangi tingkat stres dan depresi
(Taylor, 1999).
Menurut WHOQOL(dalam Rapley,
2003), aspek physical health mencakup
aktivitas sehari- hari, ketergantungan pada
obat-obatan,
energi
dan
kelelahan,
mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur
dan istirahat, serta kapasitas kerja. Dalam
penelitian ini berdasarkan aspek physical
health, subjek lebih banyak berada pada
kategori rendah, yaitu sejumlah 45 orang
(60%). Hasil penelitian oleh Avis et al
(2004) juga menunjukkan bahwa wanita
penderita kanker payudara memiliki
kesehatan fisik yang rendah dimana terdapat
simptom-simptom yang intens akibat dari
kanker yang dideritanya.
Aspek psychological mencakup body
image dan appearance, perasaan negatif,
perasaan
positif,selfesteem,spiritual/agama/keyakinan pribadi,
berpikir, belajar, memori dan konsentrasi
(WHOQOL, dalam Rapley, 2003). Dalam
penelitian
ini
berdasarkan
aspek
psychological subjek lebih banyak berada
pada kategori rendah, yaitu sejumlah 41
orang (55%). Menurut Prastiwi (2012),
aspek psikologis memiliki peran yang
sangat signifikan dalam menentukan
kualitas hidup. Subjek mendapatkan
kekuatan dan merasa lebih sehat walaupun
tanpa obat, hal ini disebabkan karena
adanya sugesti dalam diri individu tersebut
untuk tetap sehat tanpa obat. Sebaliknya,
ketika psikologis individu rendah maka
ancaman bagi kualitas hidupnya adalah
tekanan emosional yang serius, yang
sebagian besar terdapat dalam bentuk
depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011).
Aspek environment mencakup sumber
finansial, kebebasan, keamanan dan
keselamatan fisik; perawatan kesehatan dan
sosial termasuk aksesbilitas dan kualitas;
lingkungan rumah, kesempatan untuk
mendapatkan berbagai informasi baru
maupun keterampilan; partisipasi dan
mendapat kesempatan untuk melakukan
rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan
di waktu luang; lingkungan fisik; serta
transportasi (WHOQOL dalam Rapley,
2003). Dalam penelitian ini berdasarkan
aspek environment, subjek lebih banyak
berada pada kategori yang rendah yaitu
sejumlah 43 orang (57%). Menurut Moos
(dalam Sarafino, 2011), fisik dan sosial dari
lingkungan
dapat
mempengaruhi
penyesuian diri terhadap masalah kesehatan
kronis.
Selanjutnya,
peneliti
menyadari
berbagai kekurangan dari penelitian ini.
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif,
dimana penelitian ini mengukur gambaran
kualitas hidup pada wanita dewasa awal
penderita kanker payudara. Dengan
metodologi seperti ini, kami tidak
memperhatikan variabel-variabel lain yang
juga berpotensi mempengaruhi kualitas
hidup seseorang.
Sebagai implikasi praktis, peneliti
mengajak para wanita dewasa awal
penderita kanker payudara serta keluarga
untuk melakukan beberapa hal agar para
wanita dewasa awal penderita kanker
payudara dapat mempertahankan kualitas
hidup yang baik, yaitu:
1) Bagi para wanita dewasa awal
penderita kanker payudara dapat
meningkatkan
kualitas
hidupnya
dengan menerapkan gaya hidup yang
sehat dengan mengonsumsi makanan
88
yang sehat dan aktif bergerak,
meminum obat dengan teratur, selalu
berusaha
berpikir
positif,
serta
meluangkan waktu untuk melakukan
kegiatan yang menenangkan diri di
waktu luang.
2) Bagi keluarga dari penderita kanker
payudara
agar
dapat
lebih
memperhatikan kesejahteraan anggota
keluarganya yang mengidap kanker
payudara dengan lebih memperhatikan
keteraturan jadwal minum obat
penderita dan menjaganya agar tidak
mudah
lelah,
memperhatikan
kebersihan dan keamanan lingkungan
sekitar tempat tinggal, tetap selalu
memotivasi penderita, serta lebih sering
mengajak penderita untuk melakukan
kegiatan yang menyenangkan untuk
mengisi waktu luang.
REFERENSI
Andrews, G. (2009). Buku ajar kesehatan
reproduksi wanita. Jakarta: EGC.
Avis, E. N., Crawford S., Manuel, J. (2004).
Quality of life among younger women
with breast cancer. Journal of Clincal
Oncology, 23(15).
Gokgoz, S., Sadigoklu, G., Paksoy, E.
(2010). Health related quality of life
among breast cancer patients: a study
from turkey. Global Journal of Health
Science, 3(2).
Hurlock, E. B. (1999). Psikologi
perkembangan:
suatu
pendekatan
sepanjang rentang kehidupan (edisi ke5). Jakarta: Erlangga.
Larasati, T. (2009) Kualitas hidup pada
wanita yang sudah memasuki masa
menopause. Jurnal Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma.
Luwia, M. (2003). Problematika dan
keperawatan payudara (edisi ke-1).
Jakarta: Kawan Pustaka
Mardiana, L. (2007). Kanker pada wanita;
pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat (edisi ke-5). Jakarta:
Panebar Swadaya
Matlin, W. M. (2008). The psychology of
women. USA: Thomson Wadsworth
Nurachmah, E. (1999). Dampak kanker
payudara dan pengobatannya terhadap
aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien
yang berpartisipasi dalam kelompok
pendukung. Keperawatan Indonesia, 2,
186-194.
Rapley, M. (2003). Quality of life research:
a critical introduction. London: Sage
Publications.
Sarafino, P. E. (2011). Health psychology;
biopsychosocial interactions (7th ed).
USA: John Wiley & Sons Inc.
Smith, A. M. (2000). 20 Common problems
in women’s health care. Singapore:
McGraw-Hill
Taylor, S. E. (1999). Health psychology. (4th
ed.). Singapore: McGraw-Hill.
Wagman, R. J. (1996). Medical and health
encyclopedia. New York: Ferguson
Publishing Company.
Download