Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi PSIKOLOGIA ISSN: 185-0327 www.jurnal.usu.ac.id/psikologia GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA DEWASA AWAL PENDERITA KANKER PAYUDARA Title in English: DESCRIPTION ABOUT THE QUALITY OF LIFE OR EARLY ADULTHOOD WOMAN WITH BREAST CANCER Ade Rahmawati Siregar dan Rina Nurul Muslimah Psikologia: Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi Tahun 2014, Vol. 9, No. 3, hal. 82-88 Artikel ini dapat diakses dan diunduh pada: www.jurnal.usu.ac.id/psikologia Editor: Omar K. Burhan Indri Kemala Vivi Gusrini Pohan Dipublikasikan oleh: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Jl. Dr. Mansyur No. 7 Medan. Telp/fax: 061-8220122 Email: [email protected] Psikologia 2014, Vol. 9, No. 3, hal. 82-88 82 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA DEWASA AWAL PENDERITA KANKER PAYUDARA Ade Rahmaawati Siregar* dan Rina Nurul Muslimah Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (WHOQOL dalam Rapley, 2003). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal berusia 18-40 tahun penderita kanker payudara di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 orang wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Alat ukur yang digunakan adalah skala WHOQOL-BREF yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan empat aspek kualitas hidup, yaitu aspek physical health, aspek psychological, aspek social relationships, dan aspek environment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Berdasarkan aspek physical health, psychological, dan environment, kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah, sedangkan pada aspek social relationships berada pada kategori tinggi. Kata-kata kunci: Kualitas hidup, kanker payudara, wanita dewasa awal DESCRIPTION ABOUT THE QUALITY OF LIFE OF EARLY ADULTHOOD WOMAN WITH BREAST CANCER ABSTRACTS Quality of life is an individual’s perception of their position in life in the context of culture and value systems in which they live and in relation to their goals, expectations values and concerns (WHOQOL . Breast cancer is malignant neoplasm invading the breast tissue, when the breast tissue consist of the mammary gland (milk maker gland), gland duct (ducts) and supporting breast tissue (Mardiana, 2007). The present research is aimedto examine the description of quality of life of early adulthood woman with breast cancerby using descriptive quantitative research approach. The population of the research is early adulthood woman with breast cancer aged 18-40 year old in Medan. There are 75 early adulthood woman with breast cancer as samples in this research.For measuring instrument the researcher uses WHOQOLBREF scale which has been modified by researcher based on 4 aspect of quality of life, physical health aspect, psychological aspect, social relationships aspect, and environment aspect. The research results shows that quality of life of early adulthood woman with breast cancer are in the low category. Based on physical health aspect, psychological aspect, and environment aspect, the quality of life of early adulthood woman with breast cancer are in the low category, while in social relationships aspect is in the high category. Keywords: Quality of life, breast cancer, early adulthood woman *Korespondensi mengenai penelitian ini dapat dilayangkan kepada Ade Rahmawati melalui email: [email protected] Rekomendasi mensitasi: Rahmawati, A., & Muslimah, R. N. (2014). Gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Psikologia, 9(3), 82-88 Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18-40 tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa awal adalah masa yang berat karena merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Penyesuaian diri terhadap kondisi-kondisi ini menjadikan masa dewasa awal merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup seseorang. Wanita pada masa dewasa awal diharapkan dapat memainkan peran baru, seperti peran sebagai istri, orang tua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap, keinginan serta nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Menurut Hurlock (1999), tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal mencakup mulai bekerja, memilih pasangan hidup, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Menguasai tugas-tugas pada masa perkembangan selalu sulit, dan kesulitan ini meningkat apabila ada rintangan yang menghambat perkembangan seseorang. Salah satu rintangan yang menghambat penguasaan tugas perkembangan masa dewasa awal adalah hambatan fisik (Hurlock, 1999). Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas-tugas perkembangan untuk sebagian atau secara total. Hambatan fisik tersebut dapat berupa cacat fisik ataupun penyakit yang berkepanjangan. Wanita sering mengidap berbagai penyakit selama masa hidupnya, salah satunya adalah kanker payudara (Matlin, 2008). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia (Andrews, 2009). Pada stadium awal, gejala kanker payudara mungkin tidak disadari oleh wanita yang menderitanya. Karena menurut Luwia (2003), gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Satu-satunya gejala yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Namun para wanita harus berkonsultasi pada ahli medis jika mereka menemukan gejala-gejala seperti nyeri di payudara, terdapat benjolan di area payudara, keluarnya puting, ataupun perubahan kulit pada payudara (Smith, 2000). Wanita yang mengidap kanker payudara pada stadium dini maupun stadium lanjut dapat menjalani pengobatan medis untuk mengobatinya. Wanita yang menjalani pengobatan kanker payudara memiliki reaksi yang berbeda-beda (Rosenbaum & Roos, 2000; Yurek et al., 2000; Spira & Reed, 2003; dalam Matlin, 2008). Terdapat ketidakstabilan yang besar pada emosi mereka dari hari ke hari (Matlin, 2008). Menurut Taylor (1999), pada wanita penderita kanker payudara yang menjalani pengobatan mastektomi, akan muncul gejala psikologis tertentu seperti depresi, stres, kecemasan, dan masalah-masalah psikologis lainnya. Pengobatan kemoterapi dan terapi radiasi juga dapat memberikan dampak 84 negatif bagi psikologis penderita kanker payudara yang menjalaninya. Reaksi psikologis negatif yang dapat muncul yaitu perubahan suasana hati dengan menjadi lebih emosional, stres, dan depresi (Wagman, 1996). Bagi wanita dewasa awal yang menderita kanker payudara, penyakit tersebut tentu akan memberi dampak bagi kehidupannya. Salah satu faktornya adalah karena tekanan dari budaya kita bahwa payudara adalah bagian yang penting dari seorang wanita (Matlin, 2008). Hasil penelitian oleh Saywell (dalam Chrisler, 2001; Matlin, 2008) menunjukkan bahwa wanita yang telah kehilangan payudaranya baik seluruhnya atau sebagian, dipandang sebagai perempuan yang tidak utuh. Padahal masa dewasa awal adalah masa dimana individu mulai memilih pasangan dan akan membina rumah tangga serta mulai bekerja, dimana kehilangan payudara tentu akan berdampak bagi keberhasilan tugas-tugas perkembangan tersebut. Namun, wanita penderita kanker yang mendapat dukungan dari keluarga dan teman dapat mengatasinya dengan baik (Andersen & Farrar, 2001; Compas & Luecken, 2002: Bennet, 2004; dalam Matlin, 2008). Adanya dukungan sosial dapat membantu penderita mengatasi penyakitnya (Sarafino, 2011). Selain itu, ciri-ciri fisik dan sosial dari lingkungan juga mempengaruhi penyesuaian diri terhadap masalah kesehatan kronis (Moos dalam Sarafino, 2011). Aspek fisik dari lingkungan rumah sakit yang biasanya membosankan dan membatasi pasien dapat menganggu mood mereka (Sarafino, 2011). Lingkungan rumah juga tidak jauh lebih baik bagi penderita. Kebanyakan individu kesulitan bergerak atau melakukan kegiatan sendiri di rumah. Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk kanker payudara, melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu: Menguasai tuntutan yang berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari penyakit yang diderita seperti patuh pada pengobatan yang dijalani, meminimalkan keterbatasan fisik, mempertahankan fungsifungsi positif dalam aspek-aspek penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan emosional, dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton, Revenson & Tennen, dalam Sarafino, 2011). Bagi penderita penyakit kronis seperti kanker, ancaman bagi kualitas hidupnya adalah tekanan emosional yang serius, yang sebagian besar terdapat dalam bentuk depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011). Hal tersebut juga dialami oleh penderita kanker payudara. Penelitian yang dilakukan oleh Nurachmah (1999), menunjukkan bahwa penderita kanker payudara mengekspresikan ketidak-berdayaan, merasa tidak sempurna lagi, malu dengan bentuk payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama-lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit ber-konsentrasi, kecemasan dan depresi. Istilah kualitas hidup sendiri digunakan untuk mengevaluasi ke-sejahteraan secara umum dari individu (Heydarnejad et al, 2009). Kualitas hidup telah menjadi topik yang penting dalam hal perawatan medis, karena kualitas hidup dapat menurun ketika individu terkena penyakit dan sakit dalam waktu yang lama, serta kualitas hidup dapat menjadi pertimbangan untuk pencegahan 85 pada saat sebelum dan sesudah penyakit muncul (Sarafino, 2011). Kualitas hidup menurut WorldHealth Organization Quality Of Life (WHOQOL) didefinisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley, 2003). Larasati (2009)menyatakan bahwa seseorang dengan kualitas hidup yang positif dapat terlihat dari gambaran fisiknya yang selalu menjaga kesehatan, dalam aspek psikologisnya berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan sosial baik dengan banyaknya teman yang dimiliki, lingkungan yang mendukung dan memberi rasa aman kepadanya. Seseorang dapat mengenali diri sendiri, mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan penderitaan orang lain.Penelitian kualitas hidup pada penderita kanker payudara sendiri memiliki hasil yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Avis et al (2004) menyatakan bahwa kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010) menyatakan bahwa kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori sedang. Dalam penelitian ini, kami ingin melihat bagaimana gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Melalui penelitian deskriptif ini, kami berharap dapat memberikan gambaran mengenai kualitashidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara. METODE Partisipan Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 75 orang wanita dewasa awal penderita kanker payudara di Kota Medan yang berusia 18-40 tahun yang sedang menjalani pengobatan medis kanker payudara dan mengidap kanker payudara stadium IIB-IIIB. Partisipan dipilih menggunakan teknik accidental sampling. Prosedur dan Alat ukur Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala kualitas hidup yang dimodifikasi dari skala WHOQOL-BREF. Kami menyebarkan skala kepada partisipan untuk diisi. Kemudian skala kami kumpulkan kembali setelah partisipan menyelesaikan pengisian. Skala dalam penelitian ini menggunakan model Likert dengan 52 aitem. Pada pengisian skala kualitas hidup,subjek diminta untuk menjawab pernyataan dengan memilih salah satu dari 5 alternatif jawaban yang tersedia (1= “sangat tidak sesuai”, 2= “tidak sesuai”, 3= “netral”, 4= “sesuai”, 5= “sangat sesuai”; sebagian aitem kami konstruksi secara terbalik). Skala kualitas hidup ini mencakup empat aspek kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHO Quality of Life (WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), yaitu physical health (12 aitem), psychological (12 aitem), social relationships (13 aitem), dan environment (15 aitem). HASIL Dari hasil penelitian didapatkan bahwa subjek yang masuk ke dalam kategori kualitas hidup yang rendah sebanyak 39 orang (52%) memiliki kualitas hidup yang rendah, 21 orang (28%) memiliki kualitas hidup yang tinggi, dimana data kualitas 86 hidup sebagian besar subjek berada pada kategori rendah. Berdasarkan aspek – aspek kualitas hidup, pada aspek physical health, subjek lebih banyak berada pada kategori rendah, yaitu sejumlah 45 orang (60%), pada aspek psychological, subjek lebih banyak berada pada kategori rendah, yaitu sejumlah 41 orang (54.7%), pada aspek environment subjek lebih banyak berada pada kategori yang rendah yaitu sejumlah 43 orang (57.3%), sedangkan pada aspek social relationships, subjek lebih banyak berada pada kategori tinggi yaitu sejumlah 34 orang (45.3%). DISKUSI Dalam penelitian ini kami ingin melihat bagaimana gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Hasil analisis statistik menunjukkan kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Kualitas hidup yang rendah pada penelitian ini ditunjukkan dengan rendahnya kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, serta hubungan dengan lingkungan bagi para wanita dewasa awal penderita kanker payudara tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurachmah (1999), dimana penderita kanker payudara mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna lagi, malu dengan bentuk payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama-lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit berkonsentrasi, kecemasan dan depresi, dimana dapat memicu penurunan kualitas hidupnya. Kroenke et al (dalam Avis et al, 2004) juga menemukan bahwa wanita dibawah 40 tahun dengan kanker payudara mengalami penurunan signifikan lebih besar pada peran fisik, nyeri tubuh, fungsi sosial, dan kesehatan mental, dimana pada penelitian ini keseluruhan subjek berada pada rentang usia 18-40 tahun. Rendahnya kualitas hidup pada penderita kanker juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang beranekaragam, seperti gejala, jenis perawatan yang diperoleh pasien, status penampilan pasien, depresi, dan keyakinan spiritual (Kreitler et al, dalam Pradana, 2013). Dalam penelitian ini, kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara juga diukur berdasarkan empat aspek dari kualitas hidup oleh WHOQOL (dalam Rapley, 2003), yaitu aspek hubungan sosial, aspek physical health, aspek psychological, aspek social relationships, dan aspek environment. Menurut WHOQOL (dalam Rapley, 2003), social relationships mencakup relasi personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual. Dalam penelitian ini berdasarkan aspek social relationships, subjek lebih banyak berada pada kategori tinggi yaitu sejumlah 34 orang (45%). Hal ini dikarenakan mereka mendapat dukungan sosial dari keluarga dan teman terdekat. Hasil ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Sarafino (2011) yaitu sumber utama dukungan sosial yang dibutuhkan oleh kebanyakan orang sakit biasanya berasal dari keluarga mereka. Teman dan tetangga juga ikut membantu memberikan dukungan sosial, dan penderita biasanya akan bergabung dengan kelompok dukungan yang memiliki masalah medis tertentu. Hasil penelitian Prastiwi (2012) menyatakan hubungan sosial yang baik dan dukungan sosial yang diterima penderita dari orang - orang terdekat akan sangat 87 berdampak positif bagi penderita kanker. Dukungan dari orang terdekat sangat penting dan berpengaruh terhadap kesembuhan seorang penderita kanker dalam mengurangi tingkat stres dan depresi (Taylor, 1999). Menurut WHOQOL(dalam Rapley, 2003), aspek physical health mencakup aktivitas sehari- hari, ketergantungan pada obat-obatan, energi dan kelelahan, mobilitas, sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, serta kapasitas kerja. Dalam penelitian ini berdasarkan aspek physical health, subjek lebih banyak berada pada kategori rendah, yaitu sejumlah 45 orang (60%). Hasil penelitian oleh Avis et al (2004) juga menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara memiliki kesehatan fisik yang rendah dimana terdapat simptom-simptom yang intens akibat dari kanker yang dideritanya. Aspek psychological mencakup body image dan appearance, perasaan negatif, perasaan positif,selfesteem,spiritual/agama/keyakinan pribadi, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi (WHOQOL, dalam Rapley, 2003). Dalam penelitian ini berdasarkan aspek psychological subjek lebih banyak berada pada kategori rendah, yaitu sejumlah 41 orang (55%). Menurut Prastiwi (2012), aspek psikologis memiliki peran yang sangat signifikan dalam menentukan kualitas hidup. Subjek mendapatkan kekuatan dan merasa lebih sehat walaupun tanpa obat, hal ini disebabkan karena adanya sugesti dalam diri individu tersebut untuk tetap sehat tanpa obat. Sebaliknya, ketika psikologis individu rendah maka ancaman bagi kualitas hidupnya adalah tekanan emosional yang serius, yang sebagian besar terdapat dalam bentuk depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011). Aspek environment mencakup sumber finansial, kebebasan, keamanan dan keselamatan fisik; perawatan kesehatan dan sosial termasuk aksesbilitas dan kualitas; lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi baru maupun keterampilan; partisipasi dan mendapat kesempatan untuk melakukan rekreasi dan kegiatan yang menyenangkan di waktu luang; lingkungan fisik; serta transportasi (WHOQOL dalam Rapley, 2003). Dalam penelitian ini berdasarkan aspek environment, subjek lebih banyak berada pada kategori yang rendah yaitu sejumlah 43 orang (57%). Menurut Moos (dalam Sarafino, 2011), fisik dan sosial dari lingkungan dapat mempengaruhi penyesuian diri terhadap masalah kesehatan kronis. Selanjutnya, peneliti menyadari berbagai kekurangan dari penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana penelitian ini mengukur gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Dengan metodologi seperti ini, kami tidak memperhatikan variabel-variabel lain yang juga berpotensi mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Sebagai implikasi praktis, peneliti mengajak para wanita dewasa awal penderita kanker payudara serta keluarga untuk melakukan beberapa hal agar para wanita dewasa awal penderita kanker payudara dapat mempertahankan kualitas hidup yang baik, yaitu: 1) Bagi para wanita dewasa awal penderita kanker payudara dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan menerapkan gaya hidup yang sehat dengan mengonsumsi makanan 88 yang sehat dan aktif bergerak, meminum obat dengan teratur, selalu berusaha berpikir positif, serta meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang menenangkan diri di waktu luang. 2) Bagi keluarga dari penderita kanker payudara agar dapat lebih memperhatikan kesejahteraan anggota keluarganya yang mengidap kanker payudara dengan lebih memperhatikan keteraturan jadwal minum obat penderita dan menjaganya agar tidak mudah lelah, memperhatikan kebersihan dan keamanan lingkungan sekitar tempat tinggal, tetap selalu memotivasi penderita, serta lebih sering mengajak penderita untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan untuk mengisi waktu luang. REFERENSI Andrews, G. (2009). Buku ajar kesehatan reproduksi wanita. Jakarta: EGC. Avis, E. N., Crawford S., Manuel, J. (2004). Quality of life among younger women with breast cancer. Journal of Clincal Oncology, 23(15). Gokgoz, S., Sadigoklu, G., Paksoy, E. (2010). Health related quality of life among breast cancer patients: a study from turkey. Global Journal of Health Science, 3(2). Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi ke5). Jakarta: Erlangga. Larasati, T. (2009) Kualitas hidup pada wanita yang sudah memasuki masa menopause. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Luwia, M. (2003). Problematika dan keperawatan payudara (edisi ke-1). Jakarta: Kawan Pustaka Mardiana, L. (2007). Kanker pada wanita; pencegahan dan pengobatan dengan tanaman obat (edisi ke-5). Jakarta: Panebar Swadaya Matlin, W. M. (2008). The psychology of women. USA: Thomson Wadsworth Nurachmah, E. (1999). Dampak kanker payudara dan pengobatannya terhadap aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien yang berpartisipasi dalam kelompok pendukung. Keperawatan Indonesia, 2, 186-194. Rapley, M. (2003). Quality of life research: a critical introduction. London: Sage Publications. Sarafino, P. E. (2011). Health psychology; biopsychosocial interactions (7th ed). USA: John Wiley & Sons Inc. Smith, A. M. (2000). 20 Common problems in women’s health care. Singapore: McGraw-Hill Taylor, S. E. (1999). Health psychology. (4th ed.). Singapore: McGraw-Hill. Wagman, R. J. (1996). Medical and health encyclopedia. New York: Ferguson Publishing Company.