ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN

advertisement
ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE
SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham.
Penulis melakukan penelitian pada tiga produk reksa dana saham, yaitu Rencana
Cerdas, Si Dana Saham, dan Trim Kapital. Dari hasil perhitungan dapat diketahui
bahwa tidak ada satupun produk reksa dana saham yang mampu outperform selama
tiga tahun beruturut-turut. Hal ini disebabkan oleh perubahan average return yang
dihasilkan oleh masing-masing produk reksa dana. Dalam pemeringkatan reksa dana,
Trim Kapital menempati posisi pertama pada tahun 2006 dan 2007, sementara pada
tahun 2008 ditempati oleh Si Dana Saham.
Kata Kunci : Reksa Dana Saham, metode Sharpe, Treynor, dan Jensen____________
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia memerlukan
dukungan dana yang cukup besar. Dukungan dana ini sangat potensial diperoleh dari
kegiatan investasi lewat peran pasar modal sebagai sumber pendanaan pembangunan
jangka panjang yang stabil.
Kemajuan pasar modal di suatu negara ditandai dengan besarnya kapitalisasi pasar,
likuiditas pasar, perlindungan terhadap investor dan mekanisme pasar yang berjalan
teratur. Semakin meningkatnya instrumen yang diperdagangkan di bursa dan semakin
meningkatnya likuiditas pasar maka para investor internasional akan tertarik untuk
masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Selain itu, pasar modal yang maju akan
menghambat larinya dana investor dalam negeri ke pasar luar negeri.
Pasar modal Indonesia telah mencatat perkembangan yang cukup menggembirakan.
Hal ini terbukti dari makin meningkatnya jumlah investasi yang tercatat di dalam
pasar modal. Bagi dunia usaha, pasar modal memberikan alternatif pembiayaan yang
menarik melalui kemungkinan penggalangan dana.
Di sisi lain, bagi para pemilik dana, pasar modal memberikan berbagai pilihan
investasi mulai dari yang relatif tinggi resikonya sampai pada pilihan beresiko
rendah. Alternatif yang semula terbatas pada saham dan obligasi saja, kini semakin
beragam.
Salah satu instrumen yang akhir-akhir ini populer di Indonesia adalah reksa
dana. Dalam waktu singkat, jumlah reksa dana yang ditawarkan kepada para pemodal
telah menunjukkan banyak perubahan. Sifat instrumennya yang tidak terlalu rumit,
membuat reksa dana cepat populer. Dibandingkan dengan pilihan untuk berinvestasi
langsung dalam bentuk saham reksa dana lebih sederhana sifatnya dan dibandingkan
dengan bunga deposito yang sekarang kurang diminati karena bunganya tidak lagi
mengundang orang untuk berinvestasi di bank.
Dengan kata lain reksa dana adalah wadah sekaligus wahana investasi bagi
masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi. Namun dalam setiap
investasi selalu ada resiko yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum memiliki
suatu produk investasi. Karena tidak ada sesuatu yang pasti di dunia ini kecuali
ketidakpastian itu sendiri
TINJAUAN PUSTAKA
Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini
dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya
investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada aset-aset finansial (financial
assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial
dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat
berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal,
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi
pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik,
pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. (Abdul Halim,
2005, 4)
Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Reksa dana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan para pemodal lokal yang berinvestasi di pasar modal.
Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa
Reksa Dana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. (Adler Haymans Manurung, 2008, 2)
Menurut Watari Kiyoshi (1998), Mutual fund is a company that invest in a
diversified portfolio of securities. Portofolio investasi dari reksa dana dapat terdiri
dari berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen
pasar uang, atau campuran dari instrumen-instrumen di atas.
Watari Kiyoshi (1998) menganggap reksa dana sebagai the Greatest
Investment Ever Invented. Bagi banyak pengamat investasi, ide untuk mengumpulkan
sumber daya keuangan (dana) yang dimiliki oleh individu-individu di bawah arahan
Manajer Investasi profesional yang selanjutnya melakukan diversifikasi secara luas
sehingga
ujung-ujungnya
akan
sangat
menguntungkan
individu-individu
bersangkutan, dianggap sebagai salah satu ide paling fenomenal di abad kedua puluh
satu ini.
Karakteristik Reksa Dana
Menurut Adler HM (2008, 2), definisi yang diuraikan sebelumnya secara jelas
disebutkan bahwa Reksa Dana mempunyai beberapa karakteristik. Yaitu pertama,
kumpulan dan dana pemilik, dimana pemilik Reksa dana adalah berbagai pihak yang
menginvestasikan atau memasukan dananya ke Reksa Dana dengan berbagai variasi.
Artinya, investor dari Reksa Dana dapat perorangan dan lembaga dimana pihak
tersebut melakukan investasi ke Reksa Dana sesuai dengan tujuan investor tersebut.
Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen investasi.
Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrumen
investasi seperti rekening koran, deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal
dengan Repurchase Agreement (REPO), Commercial Paper (CP) / Promissory Notes
(PN); surat utang jangka panjang seperti Medium Term Notes (MTN); Obligasi dan
Obligasi Konversi; dan efek saham maupun ke efek yang beresiko tinggi seperti opsi,
future dan sebagainya. Manajer investasi melakukan investasi pada berbagai
instrument tersebut mempunyai besaran yang berbeda-beda sesuai dengan
perhitungan manajer investasi untuk mencapai tingkat pengembalian yang
diharapkan.
Ketiga, Reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi
dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu sebagai lembaga dan sebagai perorangan.
Sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana
izin tersebut diperoleh dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) bagi
perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia.
Keempat, Reksa Dana merupakan instumen investasi jangka menengah dan
panjang. Jangka menengah dan panjang merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana
tersebut, karena umumnya Reksa Dana melakukan investasi kepada instrumen
investasi jangka panjang seperti Medium Term Notes, Obligasi dan saham. Dengan
konsep karakteristik tersirat ini maka Reksa Dana tidak dapat dianggap sebagai
saingan dari deposito produk perbankan tersebut. Reksa Dana dianggap produk
komplemen dari produk yang ditawarkan perbankan.
Kelima, Reksa Dana merupakan produk investasi yang beresiko. Berisikonya
reksa dana karena oleh instrumen investasi yang menjadi portofolio Reksa Dana
tersebut, dan pengelola Reksa Dana (manajer investasi) yang bersangkutan.
Beresikonya Reksa Dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap
waktu. Bila reksa dana berisikan obligasi maka kebijakan pemerintah Bank Indonesia
menaikkan tingkat bunga akan membuat harga obligasi mengalami penurunan.
Manajer investasi juga bisa membuat reksa dana beresiko dengan tindakan disengaja
atau tidak disengaja.
Jenis-jenis Reksa Dana
Memahami jenis reksa dana yang tersedia, sangat perlu untuk mengetahui mengenai
instrumen dimana reksa dana melakukan investasi, karakteristik potensi keuntungan
serta resiko yang akan terjadi. Setidaknya ada empat jenis reksa dana dalam peraturan
BAPEPAM.
1. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funitd)
Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang
bersifat hutang. Efek yang bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan
yang bersifat bunga (bagi hasil), seperti deposito, obligasi yang bersifat syariah,
SBI, dan instrumen lainnya.
2. Reksa Dana Campuran (Disretionary Funitd/Mixed Funitd)
Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasinya dalam
bentuk efek hutang maupun ekuitas dengan porsi alokasi yang lebih fleksibel.
Artinya, melihat sisi fleksibilitasnya baik dalam pemilihan jenis investasi (saham,
obligasi, deposito atau efek lainnya) serta komposisi alokasinya, reksa dana
campuran dapat berorientasi pada saham, obligasi atau pasar uang.
3. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang investasinya 100% pada efek pasar
uang. Efek pasar uang adalah efek-efek yang berjangka kurang dari satu tahun.
Pada umumnya, instrumen atau efek yang termasuk dalam kategori ini adalah
meliputi deposito, SBI, obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo
kurang dari satu tahun. Reksa dana pasar uang memiliki tingkat resiko paling
rendah, tetapi keuntungan yang didapat juga sangat terbatas.
4. Reksa Dana Saham
Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat
ekuitas (saham). Efek saham pada umumnya memberikan saham hasil yang
lumayan tinggi, berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham dan
deviden. Reksa dana saham biasanya dinikmati oleh investor yang mengerti
potensi investasi pada saham untuk jangka panjang, sehingga dana yang
digunakan untuk investasi merupakan dana yang jangka panjang.
Jenis-jenis Reksa Dana
Alokasi Investasi dari
No
Jenis
seluruh reksa dana yang
terkumpul
1
Pendapatan
Min 80% efek hutang
Potensi hasil dan
resiko investasi
Sedang
Campuran
Kombinasi efek hutang &
Sedang / tinggi
Pasar Uang
disarankan
Menengah 1-3
100% efek pasar uang
Menengah /
panjang
efek saham
3
yang
tahun
Tetap
2
Jangka waktu
Rendah
Pendek < 1
tahun
4
Saham
Min 80% efek saham
Tinggi
Panjang > 3
tahun
Sumber : Berwisata ke Dunia Reksa Dana (Eko P. Pratomo;2004)
Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham (RDS) adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas
(saham). (Eko Priyo Pratomo, 2005, 72)
Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana
investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham umumnya
memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan
harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil
lain berupa deviden.
Jenis-jenis Reksa Dana Saham (RDS)
Reksa Dana Saham (RDS) dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu,
(Adler Haymans Manurung, 2008, 17)
1. Berdasarkan kapitalisasi pasar saham yang bersangkutan
a. RDS berkapitalisasi besar
Memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 1 triliun.
b. RDS berkapitalisasi medium
Memiliki kapitalisasi pasar diantara Rp 100 miliar – Rp 1 triliun.
c. RDS berkapitalisasi kecil
Memiliki kapitalisasi pasar kurang dari Rp 100 miliar.
2. Berdasarkan sektor industri dari bisnis saham yang bersangkutan,
sehingga RDSnya disebut RDS sektor
Adapun sektor industri yang telah terdaftar di BEJ yaitu sektor pertanian,
perkebunan, industri dasar dan kimia, industri barang konsumsi,
properti/real estate, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor
keuangan dan sektor perdagangan, jasa dan investasi.
3. Berdasarkan regionalisasi investasi
Adapun RDS ini seperti international equity fund, domestic equity fund,
dan campuran saham domestik dan internasional.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode purposive random sampling yaitu
pengambilan sampel yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu. Jadi, penulis
tidak mengambil semua produk reksa dana sebagai objek penulisan tetapi hanya yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Sampel yang diambil merupakan reksa dana yang ditawarkan pada periode
2006 sampai dengan 2008 dan masih aktif hingga saat ini.
2. Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksa dana yang
aktif selama tahun 2006 sampai dengan 2008 dan memiliki Nilai Aktiva
Bersih (NAB) yang dipublikasikan di media cetak.
3. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana yang akan diambil sebagai sampel
penulisan ini adalah data bulanan untuk tahun yang bersangkutan.
Dari syarat tersebut diperoleh sebanyak 3 sampel produk reksa dana yang memenuhi
kriteria tersebut:
Sampel Reksa Dana Saham
No
Produk Reksa Dana Saham
Perusahaan Manajer Investasi
1
Rencana Cerdas
PT. Ciptadana Aset Manajemen
2
Si Dana Saham
PT. Batavia Prosperindo Aset
Manajemen
3
Trim Kapital
PT. Trimegah Securities
Metode Pengumpulan Data
Metode perhitungan evaluasi kinerja reksa dana saham yang
digunakan adalah metode Sharpe, Treynor, dan Jensen.
1. Data NAB per unit penyertaan bulanan dari 3 reksa dana saham yang akan
digunakan sebagai sampel dalam penulisan. Data
NAB per unit
penyertaan dari periode bulan Januari 2006 sampai dengan Desember
2008, sehingga ada 108 data yang selanjutnya akan diolah sebagai bahan
penulisan. Sumber data NAB per unit penyertaan bulanan 3 reksa dana
saham tersebut diperoleh di www.tgrmfinance.com
2. Data IHSG bulanan di BEI yang selajutnya akan digunakan sebagai
benchmark dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode yang
sama yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga
terdapat 36 data. Data IHSG tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar
Modal (PRPM) di BEI.
3. Data LQ45 bulanan di BEI yang selajutnya juga akan digunakan sebagai
benchmark dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode yang
sama yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga
terdapat 36 data. Data LQ45 tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar
Modal (PRPM) di BEI.
4. Data tingkat suku bunga SBI periode 1 bulan, yang akan digunakan
sebagai Risk Free dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode
bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008. Data tersebut
diperoleh dari internet dengan situs www.bi.go.id yang merupakan situs
BI.
Analisis Data
Dalam menganalisis data mentah tersebut penulis menggunakan beberapa
rumus sehingga data tersebut nantinya dapat dimasukan dalam perhitungan
selanjutnya, antara lain:
1.
Rumus tingkat pengambilan reksa dana (return reksa dana)
Nilai ini diperoleh dari angka NAB per unit penyertaan untuk masing-masing
reksa dana saham yang diteliti, dengan rumus (Eko P. Pratomo 2005) :
Kinerja Rd =
NAK - NAW
NAW
Dimana,
Kinerja Rd
= Rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu
NAK
= Nilai Aktiva Bersih /unit akhir bulan ini
NAW
= Nilai Aktiva Bersih /unit akhir bulan sebelumnya
2. Mencari resiko investasi reksa dana dengan menggunakan rumus standar
deviasi (Suharyadi, Purwanto SK, 2008, 103):
_
S =
∑(X–X)²
n –1
Dimana,
S = standard deviasi sampel
∑
= simbol dari operasi penjumlahan
X = nilai data yang berada dalam sampel
X
= rata-rata hitung sampel
n
= jumlah total data
–
X
∑X
=
______
n
X
= rata-rata hitung sampel
∑
= simbol dari operasi penjumlahan
X = nilai data yang berada dalam sampel
n
= jumlah total data
∑X = jumlah dari keseluruhan nilai X (data) dari sampel
3. Rumus tingkat pengembalian pasar
Rp1 =
IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1
Rp2 =
LQ45t - LQ45t-1
LQ45t-1
Dimana,
Rp1
= Kinerja pasar (IHSG) pada sub peride tertentu
IHSGt
= Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan sekarang
IHSGt-1
=Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan sebelumnya
Rp2
= Kinerja pasar (LQ45) pada sub peride tertentu
LQ45t
= LQ45 bulan sekarang
LQ45t-1
= LQ45 bulan sebelumnya
4. Perhitungan Kinerja Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, Dan Jensen
a. Indeks Sharpe
Dalam penggunaan metode Sharpe, kinerja reksa dana dihitung tanpa
memperhatikan pasarnya dan hanya didasarkan pada penyimpangan dari
portofolio reksa dana tersebut.
Langkah pengerjaan indeks Sharpe adalah sebagai berikut:
1. Menghitung terlebih dahulu return dari portofolio reksa dana yang
diperoleh dengan cara menselisihkan antara NAB per unit penyertaan
tahun sekarang dengan NAB per unit penyertaan tahun sebelumnya
(rumus kinerja Rd)
2. Masing-masing portofolio reksa dana tersebut, langkah berikutnya
adalah mencari standar deviasi untuk masing-masing reksa dana
tersebut dengan program excel. Data berikutnya yang juga dibutuhkan
dalam perhitungan ini adalah data risk free (Rf) yang diperoleh dari
tingkat suku bunga BI.
3. Langkah terakhir adalah memasukkan data-data tersebut ke dalam
rumus sebagai berikut :
SRD = KinerjaRd - KinerjaRf
σ
Dimana,
SRD
= Nilai Ratio Sharpe
Kinerja Rd
= rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu
Kinerja Rf
= rata-rata kinerja investasi bebas resiko subperiode tertentu
σ
= Standar deviasi reksa dana untuk sub-periode
tertentu
Dengan bantuan program excel, penulis dapat memperoleh nilai indeks
Sharpe untuk masing-masing reksa dana.
b. Indeks Treynor
Dalam penggunaan metode Treynor, kinerja reksa dana dihitung
dengan memperhatikan fluktuasi pasarnya.
Langkah pengerjaan indeks Treynor adalah sebagai berikut:
1. Menghitung return portofolio reksa dana untuk masing-masing reksa
dana yang pengerjaannya sama seperti dalam indeks Sharpe.
2. Melakukan regresi sedehana untuk mencari beta (β) yang merupakan
fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Dalam mencari beta digunakan
program SPSS 17.0.
3. Langkah terakhir adalah memasukan data tersebut kedalam rumus
sebagai berikut:
TRD = KinerjaRD - KinerjaRf
β
Dimana,
TRD
= Nilai ratio Treynor
Kinerja Rd
= rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu
Kinerja Rf
= rata-rata kinerja investasi bebas resiko subperiode tertentu
β
= Slope persamaan garis hasil regresi linier
Dengan bantuan program excel, penulis dapat memperoleh nilai indeks
Treynor untuk masing-masing reksa dana.
c. Indeks Jensen
Pengukuran metode ini untuk menilai kinerja Manajer Investasi
apakah mampu memberikan kinerja diatas kinerja pasar sesuai risiko yang
dimilikinya.
Langkah pengerjaan indeks Jensen adalah sebagai berikut:
Langkah pengerjaannya sama seperti Treynor, tetapi untuk mengukur indeks
Jensen dilakukan penyelisihan antara return portofolio (reksa dana) terhadap
return bebas risiko (SBI) lalu dikurangi dengan hasil dari beta yang dikalikan
dengan selisih antara return pasar (IHSG dan LQ45) terhadap return bebas
resiko (SBI).
(Kinerja RD - Kinerja RF) = Alfa + β x (Kinerja RP - Kinerja RF)
atau
Alfa = (Kinerja RD - Kinerja RF) - β x (Kinerja RP - Kinerja RF)
Dimana,
Alfa = nilai perpotongan Jensen
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2006
Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd),
Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode
2006 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45).
Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana
Periode 2006
Treynor
Jensen (Alpha)
Average Standard
Sharpe
IHSG
0,0539
0,5344
0,0288
0,0384
0,0560
0,5090
Rencana Cerdas
0,0401
0,0539
0,5604
0,0310
0,0323
0.0022
0.0036
Si Dana Saham
0,0373
0,0564
0,4863
0,0317
0,0322
0.0025
0.0032
Trim Kapital
0,0486
0,0523
0,7396
0,0425
0,0434
0.0125
0.0133
Reksa Dana Saham
Return
deviasi
Market1 (IHSG)
0,0387
Market2 (LQ45)
LQ45
IHSG
LQ45
0,0000
0,0285
0,0000
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Penilaian berdasarkan Average Return
Dari tabel 4.1 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang
dihasilkan oleh pasar sebesar 0,0387 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk
reksadana masing-masing sebesar 0,0401, 0,0373, dan 0,0486. Dengan demikian dari
ketiga produk reksa dana tersebut hanya Rencana Cerdas dan Trim Kapital saja yang
kinerjanya lebih baik (outperform) dari IHSG, sedangkan Si Dana Saham kinerjanya
tidak lebih baik dari IHSG (underperform). Sementara itu, untuk tingkat
pengembalian (return) LQ45, diperoleh angka sebesar 0,0384. Dengan demikian
hanya Rencana Cerdas dan Trim Kapital saja yang kinerjanya lebih baik (outperform)
dibandingkan dengan LQ45.
Average Return
0.05
0.04
Market1 (IHSG)
0.03
Market2 (LQ45)
Rencana Cerdas
0.02
Si Dana Saham
0.01
Trim Kapital
0
Produk Reksa Dana
Gambar 4.1 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return
Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa
dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun
2006.
Penilaian Berdasarkan Metode Sharpe
Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar
0,5344, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar 0,5604,
0,4863, dan 0,7396. Dengan demikian hanya Si Dana Saham saja yang kinerjanya
tidak lebih baik (underperform) dari IHSG, hal ini disebabkan karena rendahnya
return dan tingginya standar deviasi yang dihasilkan oleh Si Dana Saham pada
periode tersebut. Sama halnya dengan menggunakan tolak ukur (benchmark) LQ45,
kinerja Si Dana Saham tidak mampu outperform terhadap kinerja pasar tersebut.
Sharpe
0.8
0.7
0.6
Market1 (IHSG)
0.5
Market2 (LQ45)
0.4
Rencana Cerdas
0.3
Si Dana Saham
0.2
Trim Kapital
0.1
0
Manajer investasi
Gambar 4.2 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe
Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa
dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Sharpe pada tahun
2006.
Penilaian berdasarkan metode Treynor
Beta yang diperoleh dengan menggunakan tolak ukur IHSG menghasilkan
indeks Treynor 0,0288 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga reksa dana masing-
masing sebesar 0,0310, 0,0317, dan 0,0425. Dengan demikian kinerja semua produk
reksa dana pada tahun 2006 lebih baik (outperform) dibandingkan dengan kinerja
IHSG. Hal ini disebabkan oleh tingginya average return yang dihasilkan oleh
masing-masing produk reksa dana. Sama halnya jika menggunakan LQ45 sebagai
pembandingnya, ketiga produk reksa dana mampu outperform pada tahun ini.
Treynor
0.05
0.04
0.03
IHSG
0.02
LQ45
0.01
0
Market1 (IHSG)
Market2 (LQ45)
Recana Cerdas
Si Dana Saham
Trim Kapital
Gambar 4.3 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor
Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa
dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Treynor pada tahun
2006.
Penilaian berdasarkan metode Jensen
Berdasarkan
tabel
di
atas,
dengan
menggunakan
IHSG
sebagai
pembandingnya, semua produk reksa dana memperoleh nilai positif. Begitu juga jika
menggunakan LQ45, semua produk Reksa Dana memperoleh nilai positif. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja reksa dana lebih baik (outperform) dibandingkan dengan
IHSG dan LQ45.
Jensen
0.014
0.012
0.01
0.008
IHSG
0.006
LQ45
0.004
0.002
0
Market1 (IHSG)
Market2 (LQ45)
Recana Cerdas
Si Dana Saham
Trim Kapital
Gambar 4.4 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Jensen
Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa
dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Jensen baik
menggunakan IHSG maupun LQ45 sebagai pembandingnya.
Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2007
Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd),
Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode
2007 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45).
Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana
Periode 2007
Treynor
Average Standard
Sharpe
IHSG
LQ45
Jensen (Alpha)
IHSG
LQ45
Reksa Dana Saham
Return
deviasi
Market1 (IHSG)
0,0369
0,0547
0,5429
Market2 (LQ45)
0,0376
0,0635
0,4789
Rencana Cerdas
0,0350
0,0603
0,4606
0,0264
0,0311
-0.0035
0.0006
Si Dana Saham
0,0355
0,0611
0,4630
0,0258
0,0308
-0.0043
0.0003
Trim Kapital
0,0466
0,0735
0,5358
0,0301
0,0356
0.0005
0.0057
0,0297
0,0000
0,0304
0,0000
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Penilaian kinerja berdasarkan Average Return
Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang
dihasilkan oleh pasar sebesar 0,0369 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk
reksadana masing-masing sebesar 0,0350, 0,0355, dan 0,0466. Dengan demikian dari
ketiga produk reksa dana tersebut hanya Trim Kapital yang kinerjanya lebih baik
(outperform) dari IHSG. Begitu juga jika dibandingkan dengan LQ45 yang
memperoleh return sebesar 0,0376, hanya Trim Kapital produk reksa dana yang
mampu menandingi kinerja LQ45.
Average Return
0.05
0.04
Market1 (IHSG)
0.03
Market2 (LQ45)
Rencana Cerdas
0.02
Si Dana Saham
0.01
Trim Kapital
0
Produk Reksa Dana
Gambar 4.5 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return
Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa
dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun
2007. Sedangkan Si Dana Saham dan Rencana Cerdas masing-masing berada pada
posisi dua dan tiga.
Penilaian berdasarkan metode Sharpe
Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar
0,5429 dan 0,4789 untuk LQ45, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masingmasing sebesar 0,4606, 0,4630 dan 0,5358. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada
tahun ini semua reksadana kinerjanya tidak lebih baik (underperfom) dari IHSG.
Sedangkan jika dibandingkan dengan LQ45, hanya Trim Kapital saja yang kinerjanya
lebih baik (outperform).
Sharpe
0.56
0.54
0.52
Market1 (IHSG)
0.5
Market2 (LQ45)
0.48
Rencana Cerdas
0.46
Si Dana Saham
0.44
Trim Kapital
0.42
0.4
Produk Reksa Dana
Gambar 4.6 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe
Pada tahun ini produk reksa dana Trim Kapital menempati peringkat teratas
diikuti oleh Si Dana Saham dan Rencana Cerdas.
Penilaian berdasarkan metode Treynor
Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Treynor untuk IHSG dengan
sebagai pembandingnya, ketiga produk reksa dana memperoleh angka masing-masing
0,0264, 0,0258, dan 0,0301. Dengan demikian hanya reksa dana Trim Kapital yang
kinerjanya lebih baik dari kinerja IHSG yang memperoleh angka sebesar 0,0297. Hal
ini dipengaruhi oleh average return reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham
yang lebih rendah dibandingkan IHSG. Sedangkan jika menggunakan LQ45 sebagai
tolak ukurnya, semua produk reksa dana mampu outperform karena masing-masing
produk reksa dana memperoleh indeks Treynor sebesar 0,0311,0,0308, dan 0,0356
sedangkan LQ45 hanya 0,0304.
Treynor
0.04
0.035
0.03
0.025
IHSG
0.02
0.015
0.01
LQ45
0.005
0
Market1 (IHSG)
Market2 (LQ45)
Recana Cerdas
Si Dana Saham
Trim Kapital
Gambar 4.7 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor
Pada tahun 2007 berdasarkan metode Treynor, produk reksa dana Trim
Kapital menempati peringkat teratas, diikuti oleh Rencana Cerdas dan Si Dana
Saham.
Penilaian berdasarkan metode Jensen
Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini hanya produk reksa dana Trim
Kapital saja yang mampu outperform terhadap IHSG. Kedua produk reksa dana
lainnya yaitu Rencana Cerdas dan Si Dana Saham memperoleh angka negatif yang
disebabkan oleh perolehan average return reksa dana yang lebih rendah dari IHSG.
Sedangkan jika menggunakan LQ45 sebagai tolak ukurnya, semua produk reksadana
memperoleh nilai yang positif. Meskipun average return Rencana Cerdas dan Si
Dana Saham lebih kecil dibanding LQ45, namun reksa dana tersebut mampu
menghasilkan nilai yang positif karena memiliki beta yang kecil.
Jensen
0.008
0.006
0.004
0.002
IHSG
LQ45
0
-0.002
Market1 (IHSG)
Market2 (LQ45)
Recana Cerdas
Si Dana Saham
Trim Kapital
-0.004
-0.006
Gambar 4.8 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Jensen
Grafik di atas menunjukkan bahwa reksa dana Trim Kapital yang menempati
posisi pertama baik dengan tolak ukur IHSG maupun LQ45. Peringkat kedua dan
ketiga ditempati oleh Rencana Cerdas dan Si Dana Saham.
Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2008
Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd),
Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode
2008 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45).
Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana
Periode 2008
Treynor
Average Standard
Sharpe
IHSG
LQ45
Jensen (Alpha)
IHSG
LQ45
Reksa Dana Saham
Return
deviasi
Market1 (IHSG)
-0.0510
0.1069
-0.5475
Market2 (LQ45)
-0.0565
0.1203
-0.5318
Rencana Cerdas
-0.0459
0.1197
-0.4461
-0,0492
-0,0553
0.0101
0.0084
Si Dana Saham
-0.0406
0.1110
-0.4334
-0,0483
-0,0541
0.0102
0.0088
Trim Kapital
-0,0595
0,1297
-0,5240
-0,0569
-0,0644
0.0019
-0.0004
-0,0585
0,0000
-0,0640
0,0000
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Penilaian kinerja berdasarkan Average Return
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2008 terjadi penurunan
harga saham yang cukup signifikan, hal ini disebabkan oleh krisis global yang
melanda Indonesia pada tahun tersebut. Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat tingkat
pengembalian (return) yang dihasilkan oleh pasar sebesar -0,0510 untuk IHSG,
sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar -0,0459, -0,0406, 0,0595. Walaupun memperoleh average return yang negatif, namun reksa dan
Rencana Cerdas dan Si Dana Saham lebih baik dibandingkan IHSG. Begitu juga jika
dibandingkan dengan LQ45 yang memperoleh average return sebesar -0,0565, hanya
reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang mampu outperform.
Average Return
0
-0.01
Market1 (IHSG)
-0.02
Market2 (LQ45)
-0.03
Rencana Cerdas
-0.04
Si Dana Saham
-0.05
Trim Kapital
-0.06
Produk Reksa Dana
Gambar 4.9 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return
Grafik di atas menunjukkan bahwa Si Dana Saham merupakan produk reksa
dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun
2008.
Penilaian berdasarkan metode Sharpe
Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar 0,5475 dan -0,5318 untuk LQ45, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masingmasing sebesar -0,4461, -0,4334, dan -0,5240. Walaupun memperoleh hasil yang
negatif, namun kinerja ketiga reksa dana tersebut lebih baik dibandingkan dengan
IHSG maupun LQ45.
Sharpe
0
-0.1
Market1 (IHSG)
-0.2
Market2 (LQ45)
-0.3
Rencana Cerdas
Si Dana Saham
-0.4
Trim Kapital
-0.5
-0.6
Produk Reksa Dana
Gambar 4.10 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe
Pada tahun 2008 semua reksa dana mengalami outperform, walaupun dengan
indeks Sharpe yang negatif. Reksa dana Si Dana Saham menempati peringkat
pertama diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital.
Penilaian berdasarkan metode Treynor
Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat indeks Treynor dengan IHSG sebagai
pembandingnya, ketiga produk reksa dana memperoleh angka masing-masing, 0,0492, -0,0483, -0,0569, sedangkan IHSG sendiri -0,0585. Dengan demikian seluruh
produk reksa dana mampu outperform terhadap kinerja IHSG. Sedangkan jika
menggunakan LQ45 yang memperoleh indeks Treynor sebesar -0.0640 sebagai tolak
ukurnya, hanya reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang mampu
outperform karena memperoleh indeks Treynor masing-masing sebesar -0,0553 dan -
0,0541. Sedangkan Trim Kapital mengalami underperform karena hanya memperoleh
indeks Treynor sebesar -0,0644.
Treynor
0
-0.01
Market1 (IHSG)
Market2 (LQ45)
Recana Cerdas
Si Dana Saham
Trim Kapital
-0.02
-0.03
IHSG
-0.04
LQ45
-0.05
-0.06
-0.07
Gambar 4.11 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor
Pada tahun 2008 berdasarkan metode Treynor, baik menggunakan IHSG
maupun LQ45 sebagai tolak ukurnya, produk reksa dana Si Dana Saham menempati
peringkat teratas, diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital.
Penilaian berdasarkan metode Jensen
Walaupun memperoleh average return yang negatif, tetapi pada penilaian
dengan metode Jensen, secara keseluruhan produk reksa dana memperoleh hasil yang
positif. Hal ini disebabkan oleh perolehan average return yang lebih baik dibanding
IHSG dan LQ45, kecuali reksa dana Trim Kapital. Walaupun average return reksa
dana Trim Kapital lebih kecil dibanding IHSG dan LQ45, namun Trim Kapital
memiliki beta yang besar sehingga dapat memperoleh indeks Jensen yang positif
terhadap IHSG. Indeks positif ini menunjukan kinerja reksa dana yang lebih baik dari
kinerja pasar.
Jensen
0.012
0.01
0.008
0.006
IHSG
0.004
LQ45
0.002
0
-0.002
Market1 (IHSG)
Market2 (LQ45)
Recana Cerdas
Si Dana Saham
Trim Kapital
Gambar 4.12 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Jensen
Pada tahun 2008 berdasarkan metode Jensen, reksa dana Si Dana Saham
menduduki peringkat pertama diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital.
Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Reksa Dana Saham
Reksa dana terus dicari investor untuk mengganti investasi dari instrumen lain
karena tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus diturunkan Bank
Indonesia sampai level di bawah 10 persen. Reksa dana memberikan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi dari deposito, tetapi semakin tinggi tingkat
pengembaliannya semakin tinggi pula resikonya.
Pada dasarnya reksa dana merupakan kumpulan dana yang diinvestasikan
kepada portofolio efek dan dikelola oleh manajer investasi. Berdasarkan konsep
tersebut ada beberapa aspek yang menyebabkan reksa dana beresiko. Aspek-aspek
tersebut yaitu :
1. Dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada portofolio efek
Portofolio efek yaitu kumpulan efek yang memberikan hasil kepada
pemiliknya. Saham mempunyai jangka waktu yang paling panjang dari semua
instrumen investasi yang ada dan resiko paling tinggi. Harga saham sangat
fluktuatif tergantung prospek perusahaan yang dikenal dengan fundamental
perusahaan dan juga penawaran (supply) dan permintaan (demand) saham
tersebut. Harga yang sangat fluktuatif ini juga menyatakan bahwa saham
sangat beresiko dan tingkat pengembaliannya tidak dapat ditentukan.
2. Portofolio efek tersebut sangat bervariasi sehingga masing-masing instrumen
mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda-beda.
Tingkat pengembalian dari instrumen investasi dari portofolio efek tersebut
dapat berubah-rubah setiap waktu dan mengakibatkan tidak dapat ditentukan
tingkat pengembalian dari portofolio secara keseluruhan. Akibatnya, manajer
investasi tidak dapat menentukan atau menjamin tingkat pengembalian
portofolionya. Bila tingkat pengembalian tersebut tidak dapat ditentukan
maka tidak ada kewajiban si manajer investasi untuk menentukan angka
tertentu sebagai tingkat pengembalian portofolionya.
3. Arus kas yang berubah-ubah
Arus kas yang dimaksud dalam kasus reksa dana ini, yaitu selisih dana yang
masuk dan keluar. Dana yang masuk adalah investor yang membeli reksa
dana, sedangkan dana yang keluar yaitu investor yang menjual reksa dana
yang bersangkutan. Perubahan arus kas akan mempengaruhi portofolio dan
juga
mempengaruhi
resiko
dan
sekaligus
mempengaruhi
tingkat
pengembalian dan tingkat pengembalian tersebut tidak pasti. Investor di reksa
dana tidak mempunyai ikatan untuk jangka waktu investasi, misalkan satu
minggu, satu bulan dan sebagainya, walaupun reksa dana dianggap instrumen
investasi berjangka waktu menengah dan jangka panjang.
4. Keahlian manajer investasi
Keahlian manajer investasi mengelola portofolio juga merupakan salah satu
timbulnya resiko dari portofolio dan juga kepastian tingkat pengembalian.
Manajer investasi diketahui mempunyai alokasi aset (asset allocation),
kemampuan pemilihan instrumen investasi (stock selection) dan kemampuan
menilai waktu jual beli di pasar (market timing). Ketiga ketiga keahlian ini
sangat menentukan tingkat pengembalian portofolio yang dikelola oleh
manajer investasi. Bila keahlian ini tidak maksimal dipergunakan maka resiko
portofolio akan terjadi dan tingkat pengembalian juga semakin tidak pasti
sehingga tidak ada kegunaannya untuk memastikan tingkat pengembalian
reksa dana.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap reksa dana Rencana Cerdas, Si
Dana Saham, dan Trim Kapital maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penilaian kinerja reksa dana saham periode 2006 – 2008
Pada tahun 2006 dan 2007 berdasarkan average return, semua produk
reksa dana saham memperoleh return yang positif. Hal ini menunjukkan
bahwa produk reksa dana tersebut mampu memberikan keuntungan untuk
para pemilik reksa dana. Selain itu produk reksa dana tersebut mampu
menghasilkan total return sebesar 50% selama satu tahun. Dengan return
sebesar itu berarti return yang dihasilkan produk reksa dana lebih besar dari
return deposito di bank yang hanya sekitar 7% setahun.
Sedangkan pada tahun 2008 semua produk reksa dana memperoleh hasil yang
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa reksa dana tersebut mengalami kerugian
sehingga tidak mampu memberikan keuntungan bagi para pemilik reksa dana.
Hal ini disebabkan oleh turunnya harga-harga saham pada tahun 2008 yang
dipengaruhi oleh krisis global.
2. Penilaian kinerja reksa dana saham yang paling baik tahun 2006 – 2008
Pada tahun 2006 dan 2007 berdasarkan indeks Sharpe, Treynor, dan
Jensen, produk reksa dana Trim Kapital merupakan reksa dana yang terbaik
diantara tiga reksa dana yang dianalisis. Hal ini tidak lepas dari tingginya
return yang dihasilkan oleh reksa dana tersebut pada tahun 2006 dan 2007.
Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2008 reksa dana Si
Dana Saham menjadi reksa dana yang terbaik diantara tiga reksa dana yang
dianalisis.
3. Penilaian kinerja reksa dana saham yang mampu outperform terhadap
indeks pasarnya (IHSG dan LQ45) tahun 2006 – 2008
Pada tahun 2006 berdasarkan metode Sharpe, reksa dana yang mampu
outperform hanya Trim Kapital dan Rencana Cerdas, sedangkan Si Dana
Saham mengalami underperform. Kemudian berdasarkan metode Treynor dan
Jensen semua produk reksa dana mampu outperform terhadap indeks pasarnya
yakni IHSG dan LQ45.
Untuk tahun 2007 berdasarkan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen,
hanya reksa dana Trim Kapital saja yang mampu outperform terhadap IHSG
dan LQ45. Sedangkan Si Dana Saham dan Rencana Cerdas hanya mampu
outperform terhadap LQ45.
Pada tahun 2008 berdasarkan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen,
walaupun menghasilkan return yang negatif, reksa dana Rencana Cerdas dan
Si Dana Saham mampu outperform terhadap IHSG dan LQ45. Hal ini
disebabkan oleh average return reksa dana tersebut yang lebih baik
ketimbang IHSG dan LQ45.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul. 2005. “Analisis Investasi”. Jakarta : Salemba Empat.
Jensen., Michael C. (1965). The performance of Mutual Funds in the Periode of
1945 - 1964. Journal of Finance.
Kiyoshi, Watari. (1998). A Guide to Understanding Mutual Funds, Washington:
ICI.
_____________. (1998). Mutual Fund The Greatest Investment Ever Invested,
Mutual Fund Magazine.
_____________. (1998). Risk and Rewards Potential for Typers of Funds,
Investment Company Institute.
_____________. (1997). How to Get the most Bank From Your Buck, Mutual
Fund Magazine.
Manurung, Adler Haymans. 2008. “Reksa Dana Investasiku”. Jakarta : Penerbit
Buku Kompas.
Mariani, Ani. 2007. “Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Dengan Metode
Sharpe, Treynor, Dan Jensen”. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.
Universitas Gunadarma, Depok.
Pratomo, Eko Priyo. 2004. “Berwisata ke Dunia Reksa Dana”. Jakarta : Gramedia
Media Utama.
Pratomo, Eko Priyo., Ubaidillah Nugraha. 2005. “Reksa Dana Solusi Perencanaan
Investasi di Era Modern”. Jakarta : Gramedia Media Utama.
Siahaan, Hinsa. 2006. Penilaian Kinerja Investasi Dengan Menggunakan
Sharpe’s Performance Index, dan Treynor’s Performance Index. Jakarta :
Departemen Keuangan.
Suharyadi., Purwanto SK. 2008. “Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan
Modern”. Jakarta : Salemba Empat.
Download