BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antar Pribadi Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. 1 Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapakan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan, juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan diatas sifatnya dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham 1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2011, hal 9 11 12 atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain. 2 Saluran komunikasi antar pribadi (personal communication channel), dua atau lebih orang berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Mereka bisa berkomunikasi melalui tatap muka, telepon, melalui pos atau email, atau bahkan melalui “percakapan” internet. Saluran komunikasi pribadi adalah saluran yang efektif karena saluran ini memungkinkan komunikasi pribadi dan mendapat umpanbalik.3 Dalam proses komunikasi antar pribadi yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator menjadi suatu pesan, lalu menyampaikannya kepada komunikan, dan komunikan mengawas sandi pesan tersebut. Sampai dari situ komunikator menjadi encoder dan komunikan menjadi decoder. Akan tetapi, karena komunikasi pribadi itu bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder dan komunikator menjadi decoder. Untuk jelasnya, jika komunikator itu bernama A dan B, maka selama komunikasi berlangsung antara A dan B itu, akan terjadi penggantian fungsi secara bergiliran sebagai encoder dan decoder. Jika A sedang berbicara, ia menjadi encoder dan B sedang mendengarkan menjadi decoder. Ketika B memberikan tanggapan dan berbicara kepada A, maka B kini menjadi encoder A menjadi decoder. Tanggapan B yang disampaikan kepada A it u dinamakan umpan balik atau arus balik (feed back)4 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakarya, 2011, Hal 9 3 Philip Kotler, Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2008, hal 128 4 Onong Uchjana Effendy, op.cit., hal 14 13 Komunikasi Persona adalah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara:5 a. Komunikasi tatap muka (face to face communication), b. Komunikasi bermedia (mediated communication). Komunikasi persona tatap muka berlangsung secara dialogis sambil saling menatap sehingga terjadi kontak pribadi (personal contact). Ini disebut komunikasi antarpesona (interpersonal communication). Sedangkan komunikasi persona bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat, umpannya antara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi. Komunikasi antarpesona, karena situasinya tatap muka, komunikasi dianggap sebagai jenis komunikasi efektif untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku (attitude, opinion, and behavior change) seseorang. Efektifnya komunikasi persuasif dalam situasi komunikasi seperti itu ialah karena terjadinya personal contact yang memungkinkan komuikator mengetahui, memahami, dan mengusai: a. Frame of refrence komunikan selengkapnya, b. Kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhyna, c. Suasana lingkungan pada saat terjadinya komunikasi, d. Tanggapan komunikan secara langsung 5 Onong Uchjana Effendy, op.cit., hal 125-126 14 Dengan mengetahui, memahami, dan menguasai hal-hal tersebut pemasar sebagai komunikator dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut: 1. Mengontrol setiap kata dan kalimat yang diucapkan 2. Mengulangi kata-kata yang penting disertai penjelasan 3. Memantapkan pengucapan yang penting disertai penjelasan 4. Memantapkan pengucapan dengan bantuan mimik dan gerak tangan 5. Mengatur intonasi sebaik-baiknya 6. Mengatur rasio dan perasaan Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi komunikasi antarpersona tatap muka: a. Bersikaplah empatik dan simpatik b. Tunjukan sebagai komunikator terpercaya c. Bertindak sebagai pembimbing, bukan pendorong d. Kemukakanlah fakta dan kebenaran e. Bercakapalah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh f. Jangan bersikap super g. Jangan mengentengkan hal-hal yang mengkhawatirkan h. Jangan mengkritik 15 i. Jangan emosional j. Bicaralah secara meyakinkan Personal selling adalah sebuah aktivitas pemasaran yang mempergunakan komunikasi secara langsung dan dua arah antara tenaga pemasar dengan calon konsumen atau klien, dengan tujuan menyampaikan informasi mengenai produk secara langsung dan rinci mengenai produk, harga, kegunaan dan sebagainya. Namun sesungguhnya pada proses penyampaian informasi ini, selain tenaga pemasar bertugas menyampaikan informasi, ia juga harus melakukan tindakan komunikasi yang bersifat persuasi agar calon konsumen atau klien tertarik pada produk atau jasa yang ditawarkan dan akhirnya melakukan keputusan pembelian. Personal selling melibatkan komunikasi antar manusia (pemasar) dengan prospek (calon pelanggan), hal ini merupakan sebuah proses membina hubungan, mencari kebutuhan, menyesuaikan produk dengan kebutuhan tersebut dan mengkomunikasikan keuntungan, dengan cara menginformasikan, mengingatkan dan membujuk.6 Tidak seperti iklan, personal selling melibatkan kontak langsung antara penjual dan pembeli, baik secara tatap muka ataupun melalui alat telekomunikasi seperti telepon. Melalui interaksi secara langsung ini, maka pihak penjual dapat melihat dan mendengarkan tanggapan atau respons pembeli. Dalam hal ini 6 Gerald L. Maning dan Bary L. Reece, Selling Today: Membangun Kemitraan Berkualitas, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2006, hal 6 16 penjual dapat langsung memodifikasi informasi yang harus disampaikannya setelah tanggapan dari calon pembeli. 7 Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan orang lain atau sekelompok kecil orang dengan berbagai dampaknya dan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera. Barnlund mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai perantara dua, tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan berstruktur. Barnlund sebagaimana dikutip oleh Alo Liwileri (1991)8 mengemukakan beberapa ciri untuk mengenali komunikasi antar pribadi, sebagai berikut: A. Bersifat spontan B. Tidak mempunyai struktur C. Terjadi secara kebetulan D. Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan E. Identitas keanggotannya tidak jelas F. Dapat terjadi hanya sambil lalu Everett M. Rogers9 mengartikan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap 7 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, hal 34 8 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Grasindo, 2004, hal 3 9 Ibid, hal 35 17 muka antar beberapa pribadi. Ciri-ciri komunikasi antar pribadi menurut Rogers adalah sebagai berikut: A. Arus pesan cenderung dua arah B. Konteks komunikasinya dua arah C. Tingkat umpan balik yang terjadi sangat tinggi D. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas,terutama selektivitas keterpaan tinggi E. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat Efektivitas komunikasi antarpribadi mempunyai lima ciri seperti yang disampaikan oleh Kumar (2000: 121-122)10 yaitu: A. Keterbukaan (openness) Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan pribadi. B. Empati (empathy) Merasakan apa yang dirasakan orang lain. 10 Ibid. hal 36 18 C. Dukungan (supportiveness) Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. D. Rasa positif (positiveness) Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi,dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif. E. Kesetaraan (equality) Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam kaitannya dengan personal selling, komunikasi antar pribadi menjadi bentuk yang efektif dilakukan karena komunikasi yang terjadi adalah sebuah bentuk komunikasi dua arah antara tenaga pemasar dengan pelanggan atau klien. Dimana dalam interaksi ini, tenaga pemasar menggunakan teknikteknik komunikasi antar pribadi untuk memaksimalkan segala bentuk informasi mengenai produk atau jasa agar bisa dijadikan sebagai bujukan dan sebagai acuan bagi pelanggan atau klien untuk memilih produk atau jasa yang dipasarkan sesuai dengan kebutuhannya. 19 2.2 Pemasaran dan Bauran Pemasaran 2.2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengetahuan mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan pada saat dihadapkan pada beberapa permasalahan, seperti menurunnya pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu produk sehingga mengakibatkan melambatnya pertumbuhan perusahaan. 11 Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara eceran, namun demikian pemasaran ternyata lebih dari sekadar kegiatan-kegiatan tersebut. Berbagai kegiatan seperti pembujukan, promosi, publikasi, semua adalah kegiatan pemasaran. Namun begitu, pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti menjual dan mempromosikan sesuatu. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing pemasar melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, 11 lokasi industri), Freddy Rangkuti, op.cit., hal 17-19. undang-undang, jasa (pengangkutan, 20 penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan), dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan. 12 Menurut Kotler (2006), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran ini bersandar pada beberapa konsep ini13, yaitu: 1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan 2. Produk atau jasa yang ditawarkan 3. Nilai dan kepuasan 4. Pertukaran transaksi 5. Hubungan dan jaringan 6. Pasar 1. Kebutuhan, keinginan, permintaan a. Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan dan harus ada sehingga dapat menggerakan manusia sebagai dasar berusaha. 12 Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, hal 2 13 Freddy Rangkuti, op.cit., hal 19-21 21 b. Keinginan adalah hasrat untuk memperoleh pemuas kebutuhan yang lebih spesifik akan kebutuhan yang lebih mendalam. c. Permintaan adalah keinginan akan produk tertentu yang diidukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membeli. 2. Produk atau jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. 3. Nilai dan kepuasan, merupakan konsep penuntun dalam memilih produk mana yang dapat memuaskan dan mempunyai kapasitas berbeda sebagai perangkat tujuan. 4. Pertukaran dan transksi merupakan cara-cara yang dilakukan orang dalam memperoleh produk yang diinginkannya. 5. Hubungan dan jaringan, merupakan praktik dilakukan perusahaan dengan pihak-pihak kunci seperti pelanggan, pemasok, dan penyalur guna mempertahankan referensi dan bisnis jangka panjang perusahaan. 6. Pasar yang terdiri atas semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu. Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, pemasaran merupakan suatu proses yang memberikan jawaban atas kebutuhan dan keinginan 22 individu atau organisasi. Jadi, pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran dan bukan merupakan cara yang sederhana yang hanya sekadar menghasilkan penjualan. Pemasaran merupakan kunci utama untuk memperoleh mengalirnya dana kembali ke dalam perushaan. Kelancaran masuknya kembali dana dari hasil operasi perusahaan sangat ditentukan oleh bidang pemasaran. 2.2.2 Pengertian Bauran Pemasaran Dalam melaksanakan aktivitas pemasaran, setiap perusahaan berupaya untuk menetapkan strategi pemasaran dan target market-nya. Aktivitas pemasaran tersebut dimulai sejak memproduksi suatu produk sampai produk tersebut diterima oleh pelanggan. Semua aktivitas yang dilakukan dibidang pemasaran ditujukan untuk menentukan produk, pasar, harga, dan promosi. Lamb, Hair, dan Mc Daniel (2006) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju. 14 14 Freddy Rangkuti, op.cit., hal 21 23 Bauran pemasaran pada dasarnya terdiri atas empat bidang strategi pemasaran, yaitu: 1. Keputusan pemasaran yang akan mengubah ide dasar dari barang atau jasa keseluruhan. 2. Keputusan promosi yang akan mengkomunikasikan informasi yang berguna pada pasar tujuan. 3. Keputusan distribusi mengenai pengiriman produk kepada konsumen. 4. Keputusan harga menyatakan nilai pertukaran yang dapat diterima pada barang atau jasa. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasarannya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk, harga, distribusi, promosi saling berhubungan dimana masing-masing elemen didalamnya saling memengaruhi. Kegiatan-kegiatan ini perlu dikontribusikan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan atau organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang baik saja, tetapi juga harus mengoordinasikan berbagai macam elemen dari bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program pemasaran. 15 15 Freddy Rangkuti, op.cit., hal 21-22 24 Dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi, para manajer bertgantung pada empat komponen dasar, yaitu: 16 1. Produk adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang untuk kebutuhan seorang konsumen. 2. Penetapan harga adalah memilih harga yang paling sesuai untuk menjualnya, kadang-kadang merupakan suatu tindakan penyeimbang. 3. Distribusi atau penempatan adalah menempatkan suatu produk pada outlet yang sesuai dan memerlukan kepastian mengenai sejenis aktivitas yang keseluruhannya berkaitan dengan bagaimana menyampaikan produk tersebut dari produsen ke konsumen. 4. Promosi adalah yang berkaitan dengan teknik-teknik menyampaikan informasi mengenai produk. Tugas mendasar pengelola pemasaran adalah menggabungkan keempat elemen tersebut ke dalam suatu program pemasaran guna mendukung terjadinya pertukaran dengan konsumen. Namun pengelolaan bauran pemasaran yang baik tidak terjadi begitu saja. Pengelola pemasaran harus mengetahui berbagai isu dan opsi yang terlibat dari setiap elemen bauran pemasaran. Mereka harus menyadari bagaimana elemen-elemen tersebut dapat dikombinasikan agar diperoleh suatu 16 Freddy Rangkuti, op.cit., hal 22 25 program pemasaran yang efektif. Pasar harus dianalisis melalui riset konsumen dan hasil riset harus digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran. Suatu perusahaan dapat menghabiskan sejumlah besar dana untuk beriklan atau melakukan promosi penjualan, namun kecil kemungkinan upaya tersebut akan berhasil jika produk yang diiklankan itu memiliki kualitas buruk, harganya terlalu mahal, atau tidak memiliki jaringan distribusi hingga ke tangan konsumen. Pengelola pemasaran telah lama menyadari pentingnya menggabungkan berbagai elemen dari bauran pemasaran ke dalam strategi pemasaran yang bulat dan utuh (kohesif). 17 2.2.3 Pengertian Pemasaran Jasa Bank sebagai perusahaan penyedia jasa keuangan sangatlah tergantung pada pelanggan atau nasabah yang menggunakan jasanya. Pada dasarnya jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen.18 Jasa adalah sesuatu yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan 17 Morissan, op.cit., hal 6 Rambat Lupiyoadi, A. Hamdani . Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta, 2006, Edisi 2 hal 6 18 26 terjadinya perpindahan kepemilikan (transfer of ownership). Stanton (2002-486) mengatakan bahwa jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen karena dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. 19 Kebutuhan dan keinginan konsumen yang merupakan fokus perhatian bagi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran (marketing concept) sangat memerlukan sumber daya pendukung yang merupakan kekuatan bagi perusahaan sendiri untuk dapat membaca atau memahami kebutuhan dan keinginan konsumen, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa terdapat dua klasifikasi, yaitu perusahaan yang melayani konsumen bisnis (commersial services) dan perusahaan yang melayani konsumen akhir (consumer services). Untuk mencapai tujuan pemasarannya, perusahaan harus dapat merasakan dan memahami kebutuhan konsumen lebih dari para pesaingnya, sehingga dapat menciptakan produk dan jasa yang ditawarkan memiliki nilai tinggi dihadapan konsumen. Oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran jasa yang diformulasikan melalui bauran pemasaran jasa (service marketing mix) yang direspon langsung oleh konsumen dapat menciptakan keunggulan bersaing, karena apabila kebutuhan konsumen terpenuhi dengan kinerja bauran pemasaran jasa yang ditawarkan, maka 19 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Malang-Jawa Timur, 2007, hal 31 27 akan mencapai keunggulan bersaing yang dapat bertahan lama dan akhirnya akan mencapai tujuan perusahaan. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru, sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan teknologi. Kondisi ini secara langsung menghadapkan para pelaku bisnis kepada permasalahan persaingan usaha yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta mengenali secara baik para pesaingnya. Menurut Payne (2000:27) pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumbersumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.20 Konsep pemasaran menegaskan bahwa kesuksesan sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan sasarannya dan memberikan kepuasan yang diharapkan secara efektif 20 dan efisien daripada pesaingnya. Kebutuhan pelanggan Ratih Hurriyati, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Penerbit CV Alfabeta. Bandung, 2005, hal 42 28 dipengaruhi oleh karakteristik pribadi (seperti genetik, biogenik dan psikogenik) dan karakteristik fisik lingkungan (iklim, topografis dan ekologi). Sementara itu, keinginan pelanggan dipengaruhi oleh konteks individual (personal worth, konteks institusional dan konteks kultural) dan konteks lingkungan (ekonomi, teknologi dan kebijakan publik). 2.3 Bauran Promosi Dalam setiap perusahaan banyak aktivitas yang dilakukan, tidak hanya menghasilkan produk, menetapkan harga dan menjual produk, akan tetapi banyak aktivitas lain yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, salah satunya adalah promosi. Kegiatan promosi merupakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi produk, sebagai alat untuk menghimbau pembeli dan sebagai alat untuk meneruskan informasi dalam proses pengambilan keputusan pembeli. Promosi ini merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli mengingat produk tersebut.21 21 H.Djaslim Saldin, Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya, hal 123 29 Promosi juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan komunikasi yang menginformasikan kepada pelanggan potensial tentang keberadaan sebuah produk dan mempersuasikan kepada mereka bahwa produk-produk tersebut mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada pemakainya. 22 Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen terhadap suatu barang atau jasa agar mau membeli dan menggunakannya. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu komunikasi yang menginformasikan kepada pelanggan atau calon pelanggan tentang barang dan jasa dengan maksud untuk mempengaruhi pelanggan atau calon pelanggan agar membeli dan menggunakan produk tersebut. Perusahaan dalam melakukan sistem promosinya tentu mengahadapi permasalahan dalam memasarkan produknya, sehingga perusahaan memandang perlunya melakukan promosi secara efektif dan efisien agar mendapatkan hasil penjualan yang maksimal. Di dalam pengelolaan promosi, perusahaan mengenal adanya bauran promosi. Bauran promosi (promotion mix) terdiri dari : (1) periklanan (Advertising), (2) Promosi Penjualan (Sales Promotion), (3) Penjualan 22 Philip Kotler, Manajemen Promosi. Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jakarta: Erlangga, Edisi ke Enam. hal 93 30 Tatap Muka (Personal Selling), (4) Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Publicity and public relation), (5) Pemasaran langsung (Direct Marketing).23 2.3.1 Periklanan (Advertising) Periklanan adalah suatu komponen promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk melancarkan komunikasi persuasif terhadap pembeli dan masyarakat yang ditargetkan dengan tujuan untuk memepengaruhi tindakan dengan menciptakan kesadaran dan memperkuat perilaku yang diinginkan.24 Secara umum tujuan periklanan dapat dikelompokan menjadi tiga macam yaitu : a. Untuk menyampaikan informasi, seperti memberitahu pasar tentang produk baru, mengusulkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu, memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, memberitahukan jasa layanan yang ada, mengurangi ketakutan konsumen dan membangun citra perusahaan. b. Untuk membujuk, seperti memilihkan merek tertentu, menganjurkan untuk membelikan merek tertentu, mengubah persepsi konsumen 23 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 267 24 Budiarto Subroto, Pemasaran Industri, Yogyakarta: Andi Publisher, 2011, hal 241. 31 tentang ciri-ciri merek tertentu, membujuk pelanggan untuk membeli sekarang. c. Untuk mengingatkan, seperti mengingatkan konsumen bahwa produk tertentu mungkin sangat dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan konsumen dimana membeli produk tersebut, mengingatkan para pelanggan pada waktu pasaran sepi, menjaga agar pelanggan selalu ingat pada produk tertentu. 2.3.2 Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan nonmedia untuk merangsang, coba-coba dari konsumen, meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk.25 Secara umum terdapat tiga tujuan dari promosi penjualan yaitu : a. Merangsang permintaan oleh pengguna industri atau konsumen rumah tangga. b. Memperbaiki kinerja pemasaran dari penjual kembali. 25 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 299 32 2.3.3 Publisitas (Publicity) Publisitas atau publikasi adalah suatu cara berkomunikasi dalam bentuk berita mengenai suatu organisasi, produk atau keduanya yang disebarkan atau ditampilkan pada ruang editorial di media yang dibaca, dilihat, atau didengar oleh konsumen perusahaan atau calon-calon pelanggan perusahaan untuk membantu tujuan-tujuan penjualan. Publikasi merupakan satu bagian dari bentuk atau konsep pemasaran dari hubungan masyarakat (public relation) suatu perusahaan.26 Adapun tujuan dari hubungan masyarakat adalah sebagai berikut : a. Pantas diberikan yaitu produk dengan cerita-cerita menarik merupakan calon terbaik untuk hubungan masyarakat (public relation). b. Rangsangan bagi wiraniaga dan penyalur, dimana hubungan masyarakat membantu kerja wiraniaga dan meningkatkan semangat para penyalur. c. Kebutuhan kredibilitas yaitu untuk meningkatkan kredibilitas dengan mengkomunikasikan melalui kontek editorial. d. Anggaran kecil, yaitu dengan memakan biaya lebih sedikit dibandingkan dengan pos langsung (direct mail) 26 Budiarto Subroto, Pemasaran Industri, Yogyakarta: Andi Publisher, 2011, hal 252 33 2.3.4 Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelangan sasaran dengan menggunakan surat, telepon, faksimili, email, atau internet maksud untuk menimbulkan tanggapan dan atau transaksi penjualan. 27 Manfaat dari pemasaran langsung adalah sebagai berikut : a. Menunjukan target yang jelas b. Personalisasi c. Ungkapan yang mendorong tindakan segera d. Strategi yang tidak terlihat 2.3.5 Penjualan Tatap Muka (Personal Selling) Penjualan tatap muka (personal selling) adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Artinya, penjualan tatap muka merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjualan dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi, serta tentu saja berhadapan langsung (face-to-face). Oleh karena berhadapan 27 Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, hal 22 34 langsung dengan konsumen potensial, penjualan tatap muka mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. 28 2.4 Penjualan Pribadi (Personal Selling) 2.4.1 Pengertian Penjualan Pribadi (Personal Selling) Personal selling atau penjualan tatap muka adalah satu-satunya alat promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara langsung. Artinya, penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antara produsen yang diawali oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face-to-face).29 Menurut Kotler dan Armstrong mengatakan bahwa personal selling adalah presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 30 Sedangkan menurut William G. Nickels, personal selling adalah interaksi seorang antar individu saling bertemu muka yang ditujukan 28 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 311 29 Ibid, hal 311 30 Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 2, Alih Bahasa oleh Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga, 2001, hal 112. 35 untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. 31 Tjiptono juga berpendapat bahwa personal selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. Karena itu sistem kerjanya lebih fleksibel bila dibandingkan media lain. 32 Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa personal selling adalah promosi penjualan yang dilakukan dengan dua arah dan dinilai lebih efektif dalam memasarkan produk atau jasa, karena tujuan akhir dalam suatu promosi adalah melakukan penjualan. Selain itu personal selling merupakan aktivitas komunikasi antara produsen yang diwakili oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face to face). Oleh karena itu berhadapan langsung dengan konsumen potensial, personal selling mempunyai kelebihan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. 31 Swastha, Basu dan Irawan, Azaz-azaz Marketing. Yogyakarta: Liberty, 1999, hal 260, Edisi Ketiga. 32 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008, hal 224. 36 2.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Personal Selling Penggunaan penjualan tatap muka sebagai alat promosi, tidak hanya bertujuan untuk berkomunikasi saja sehingga menghasilkan tingkat awareness dari konsumen, tetapi yang paling penting, penjualan tatap muka adalah untuk mencipatakan penjualan. Keberhasilan penjualan bergantung pada bagaimana armada penjualan melakukan pekerjaan mereka. Masing-masing anggota armada penjualan harus tahu dasar-dasar salesmanship, oleh karena itu mereka perlu dilatih. Selain itu pengalaman juga mempunyai peran penting bagi anggota armada penjualan untuk berhasil dalam aktivitas penjualan tatap muka. Penjualan tatap muka mempunyai karakteristik yang sangat berbeda dengan alat promosi lainnya. Perbedaan karakteristik itu menyebabkan penjualan tatap muka mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibandingkan dengan alat promosi lainnya yaitu diantaranya : a. Penjualan tatap muka melibatkan komunikasi langsung dengan konsumen potensial b. Pesan penjualan tatap muka sering lebih bisa membujuk daripada periklanan atau publisitas media massa. c. Proses komunikasi face to face menjadikan konsumen potensial harus memperhatikan pesan yang disampaikan oleh tenaga penjual. 37 d. Proses alur komunikasi terjadi dua arah, sehingga konsumen secara langsung bisa bertanya mengenai produk kepada tenaga penjualan. e. Tenaga penjualan bisa menerima umpan balik secara langsung dari konsumen potensial dalam bentuk keberatan, pertanyaan, atau komunikasi non verbal. f. Tenaga penjual dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai karakteristik produk, yang tidak mungkin disampaikan dalam iklan di media elektronik dan media cetak. g. Tenaga penjual dapat mendemonstrasikan produk atau menggunakan tampilan audio visual untuk memperoleh perhatian penuh dari konsumen potensial. Selain mempunyai keunggulan, penjualan tatap muka (personal selling) juga mempuyai kelemahan dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Kelemahan utama dari penjualan tatap muka (personal selling) adalah : a. Komunikasi terjadi pada sekelompok kecil konsumen potensial. Akibatnya, penjualan tatap muka (personal selling) menjadi mahal jika diukur berdasarkan biaya perkontrak dengan konsumen potensial. 38 b. Image yang negatif terhadap tenaga penjual, sehingga cenderung untuk menghindar apabila didatangi oleh tenaga penjual. 33 Keberhasilan penjualan bergantung pada bagaimana armada penjualan melakukan pekerjaannya sebagai marketing dan komunikasi yang baik kepada konsumen potensial. 2.4.3 Jenis-jenis Personal Selling Jenis-jenis personal selling adalah sebagai berikut:34 a. Retail Selling, yaitu penjual melakukan penjualan dengan cara melayani konsumen yang datang ke toko atau perusahaan. b. Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan diluar perusahaan, dengan mendatangi konsumen ke rumah-rumah, perusahaan, kantor dan lain-lain. c. Executive Selling, yaitu pimpinan perusahaan yang bertindak sebagai tenaga penjual yang melakukan penjualan. Didalam suatu perusahaan bentuk-bentuk personal selling tersebut kadang digunakan secara bersama sama-sama dan kadang hanya menggunakan salah satu bentuk saja. Hal tersebut disesuaikan dengan 33 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 315 34 H.Djaslim Saldin, Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya, hal 140-141 39 produk yang ditawarkan, pasar yang dituju, dan kemampuan perusahaan. Tetapi bentuk manapun yang dipilih, perusahaan harus menentukan bentuk yang paling cocok dan efektif dalam mencapai sasaran. 2.4.4 Strategi Personal Selling Strategi adalah kepuasan yang kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan untuk menyampaikan sejumlah informasi yang disampaikan kedalam beberapa bentuk dan ditujukan kepada khalayak tertentu untuk mencapai beberapa tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketika suatu perusahaan harus bersaing, dengan perusahaan lain untuk mendapatkan pesanan dari pembeli, perusahaan harus mempunyai strategi yang diterapkan dalam melakukan penjualan produk yang ditawarkan dengan cara personal selling. Menurut Kotler:2009 dalam buku strategi promosi yang kreatif, strategi personal selling adalah35 a. Wiraniaga ke pembeli adalah seorang wiraniaga berbicara langsung dengan pembeli atau calon pembeli atau lewat telepon. b. Wiraniaga ke kelompok pembeli adalah wiraniaga melakukan presentasi di hadapan kelompok pembeli. 35 Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal 18 40 c. Tim penjual ke kelompok pembeli adalah seorang dengan tim leader yang melakukan presentasi penjualan dihadapan kelompok pembeli. d. Penjualan dengan melakukan konferensi adalah wiraniaga membawa para narasumber yang berasal dari perusahaan untuk membicarakan masalah dan keperluan yang ada secara timbal balik. e. Penjualan dengan melakukan seminar, dalam hal ini ada sebuah tim yang berasal dari perusahaan melakukan seminar pendidikan atau latihan bagi sekelompok teknisi yang diadakan perusahaan konsumen mengenai perkembangan dan kemajuan produk perusahaan. Para tenaga penjual merupakan ujung tombak perusahaan dalam menjalin relasi dengan pelanggan. Bahkan bagi sebagian pelanggan, tenaga penjual adalah perusahaan itu sendiri. Tenaga Penjual juga memberikan banyak informasi umpan balik mengenai pelanggan pesaing. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan secara cermat keputusan menyangkut perancangan armada penjualannya: tujuan dan srategi, strukur (berdasarkan teritorial, produk, pasar atau kombinasinya), ukuran (dengan mempertimbangkan beban kerja) dan kompensasi (straight salary, straight commision dan combination). Selanjutnya keputusan direfleksikan dalam proses manajemen armada penjualan yang 41 meliputi: rekruitmen dan seleksi, pelatihan, penyelesaian, pemotivasian, dan evaluasi kinerja para wiraniaga.36 2.4.5 Tugas-tugas Personal Selling Tugas-tugas seorang wiraniaga atau tugas-tugas dari penjualan tatap muka menurut Kotler adalah sebagai berikut :37 a. Mencari calon pelanggan; Melakukan pencarian calon pembeli atau petunjuk. b. Menetapkan sasaran; Memutuskan bagaimana mengalokasikan waktu mereka di antara calon dan pelanggan. c. Berkomunikasi; Mengkomunikasikan tentang informasi produk dan jasa perusahaan tersebut. d. Menjual; Mendekati, melakukan presentasi, menjawab keberatankeberatan, dan menutup penjualan. e. Melayani; Menyediakan berbagai layanan kepada pelanggan, memberikan konsultasi tentang masalah, memberikan bantuan teknis, merencanakan pembiayaan, dan melakukan pengiriman. f. Mengumpulkan informasi; Melakukan riset pasar dan melaksanakan tugas intelijen. 36 37 Gregorius Chandra, Strategi dan Program Pemasaran, Yogyakarta: ANDI, 2005, hal 210 Ibid, hal 331 42 g. Mengalokasikan; Memutuskan pelanggan mana akan memperoleh produk tidak mencukupi selama masa – masa kekurangan produk. 2.4.6 Karakteristik Personal Selling Setiap konsumen memiliki sifat yang unik. Ada yang menyukai berhubungan dengan petugas penjualan yang agresif, ada pula yang menghindarinya. Ada yang menyukai hubungan yang tidak formal dengan petugas penjualan, tetapi di pihak lain lebih menyukai pekerja keras dan memiliki inisiatif dalam menghadapi sifat konsumen yang berbeda. Karateristik yang harus ada pada setiap petugas penjualan untuk menjaadi sukses adala sebagai berikut (Weltz:2001,19-21):38 1. Memiliki motivasi yang tinggi (highly motivation). 2. Dapat diandalkan dan dapat dipercaya (dependability and truthworthness). 3. Memiliki etika dalam berperilaku (ethical sales behavior). 4. Memiliki pengetahuan yang tepat dan benar mengenai konsumen serta produk (consumer and product knowledge). 5. Keahlian dalam berkomunikasi (communication skills). 38 Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009, hal 184 43 6. Fleksibilitas (flexibility) 7. Intelegensi emosional (emotional intelegence) memiliki empat aspek, yaitu: a. Mengetahui peranan dan emosi melalui pengalaman pribadi. b. Mampu mengendalikan emosi masing-masing. c. Mengenal emosi konsumen (empati). d. Menggunakan emosi untuk berhubungan secara efektif dengan konsumen. Menurut Sutisna peran yang dimainkan oleh penjualan tatap muka (personal selling) dalam strategi pemasaran perusahaan adalah sebagai berikut :39 a. Menyampaikan pesan yang kompleks kepada konsumen potensial mengenai kebijakan dan produk perusahaan. b. Mengadaptasi penawaran dan atau daya tarik promosional produk untuk kebutuhan yang unik dan konsumen yang spesifik. Membujuk konsumen bahwa produk atau jasa perusahaan lebih baik atau setidak-tidaknya mempunyai sisi-sisi positif yang lebih dibandingkan dengan produk pesaing. 39 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 311. 44 2.4.7 Proses Personal Selling Personal Selling merupakan proses penjualan yang harus direncanakan secara matang dan proses yang bertahap. Berikut ini adalah tahap-tahap proses personal selling adalah sebagai berikut :40 1. Mencari prospek (prospecting), yaitu personal selling memiliki suatu kewajiban dalam mencari pelanggan baru yang kemudian dijadikan sebagai pelanggan yang sifatnya potensial bagi perusahaannya. 2. Menetapkan sasaran (targeting), yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli. 3. Mengkomunikasikan (communicating), yaitu personal selling memberikan suatu informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan. 4. Menjual (selling), yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemontrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. 5. Melayani (servicing), yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan, mengkomunikasikan masalah pelanggan memberikan bantuan teknis. 40 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Erlangga, 2012, hal 109. 45 6. Mengumpulkan informasi (information gathering), yakni melakukan riset dan intelijen pasar sehingga mendapatkan informasi mengenai pelanggan dan keadaan pasar serta membuat laporan kunjungan baik yang akan dilakukan maupun yang telah dilakukan. 7. Mengalokasikan (allocating), yaitu memutuskan pelanggan mana yang akan terlebih dahulu memperoleh produk apabila terjadi kekurangan produk pada produsen. 2.4.8 Mengelola Tenaga Penjual Dalam penjualan tatap muka (personal selling) seorang tenaga penjual harus dirancang dengan sebaik mungkin agar dapat menciptakan proses komunikasi dengan baik antara tenaga penjual dengan konsumen potensial. Cara mengelola tenaga penjual adalah sebagai berikut : 41 a. Merekrut dan menyeleksi tenaga penjual Kunci sukses wiraniaga adalah menyeleksi wiraniaga yang efektif. Syarat-syarat wiraniaga yang baik yaitu : - Bersifat terbuka - Agresif 41 H.Djaslim Saldin, Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran, Bandung: Linda Karya, hal 144-145 46 - Energik - Jujur Prosedur merekrut dan menyeleksi tenaga penjual: prosedur dan seleksi ini tergantung pada cara yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan, tetapi pada umumnya harus melalui tes formal maupun non-formal. b. Melatih gugus tenaga penjual Membuat program latihan, yang mempunyai beberapa tujuan, diantaranya: - Wiraniaga perlu mengenal perusahaan dan merasa bersatu dengan perusahaan - Perlu mengenal produk-produk perusahaan - Perlu mengetahui cirri-ciri konsumen dan cirri-ciri pesaing - Perlu mengetahui bagaimana melaksankan prestasi penjualan yang efektif - Perlu mengerti mengenai prosedur dan tanggung jawab lapangan c. Metode latihan - Role playing(bermain peran) 47 - Latihan sensitivitas - Kaset dan video tape - Belajar terprogram - Pertunjukan film mengenai kewiraniagaan dan produk perusahaan d. Pengarahan pada tenaga penjual - Menetapkan target konsumen dan norma kunjungan - Menetapkan target prospek (calon pelanggan) dan norma kunjungan - Memanfaatkan waktu secara efisien e. Memotivasi tenaga penjual - Menjauhkan dari sifat cepat frustasi - Memberikan insentif khusus - Memperhatikan masalah pribadi seperlunya - Menciptakan iklim organisasi yang harmonis - Menetapkan kuota penjualan dan imbalan . 48 f. Mengevaluasi tenaga penjual Manajemen perlu mendapat informasi dari tenaga penjual untuk mengevaluasi prestasi mereka, dengan cara : 2.5 - Melalui program penjualan - Informasi melalui observasi pribadi - Surat-surat keluhan konsumen - Survei konsumen - Pembicaran dengan tenaga penjual. Memaksimalkan Keterlibatan Prospek Prospecting mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka. Prospecting merupakan langkah awal dalam proses penjualan. Prospek adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk membeli yang telah menunjukkan rasa tertarik pada produk atau jasa yang ditawarkan. Terdapat dua alasan pokok yang menyebabkan perusahaan harus secara konstan mencari prospek baru: (1) untuk meningkatkan penjualan dan (2) untuk menggantikan konsumen yang tidak lagi membeli produk atau jasa perusahaan. 42 42 Mahmud Machfoedz, Pengantar Pemasaran Modern. Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. 2005. Hal 108 49 Kesenjangan biasanya terjadi setelah promosi dilakukan dan tahap transaksi penjualan. Perusahaan kurang menyiapkan diri, misal brosur belum tersedia, staf penjualan dan teknisi belum siap, ruangan kantor masih berantakan. Semua ini tentunya akan merusak citra perusahaan. Oleh karena itu, tahap pre promotion, perusahaan harus menyiapkan sumber daya internal agar dapat menyambut prospek dengan baik. Untuk membina hubungan yang baik dan mendapat tanggapan positif dari prospek, maka perusahaan harus menyiapkan beberapa hal: a. Prospek diajak berkomunikasi dua arah dan harus membuat prospek “tertarik” sehingga mereka lebih banyak menyerap informasi dan program promosi yang ditawarkan perusahaan. Dalam event pameran, staff penjualan dapat mengajak prospek untuk mencoba produk yang ditaawarkan. b. Staff penjualan harus memberikan informasi yang rinci mengenai produk yang ditawarkan, bersikap “hangat” serta bersahabat. c. Staff penjualan harus berusaha mebujuk prospek dengan penuh perasaan untuk lebih memperhatikan produk yang ditawarkan. Caranya dengan menunjukan keunggulan produk. d. Bila prospek sudah mulai tertarik, maka staff penjualan segera menawarkan iming-iming hadiah agar prospek mau membeli. 50 e. Pada tahap akhir, staff penjualan harus memaparkan bahwa prosedur penjualan sangat sederhana sehingga menggugah prospek untuk closing, misal: Survei satu hari hanya menggunakan fotocopi KTP untuk penjualan kredit.43 43 Jenu Widjaja Tandjung, MM., Stop Promotion Start Communication, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2013, hal 21