HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN BERAT BADAN IBU MENYUSUI DI POLINDES TERATAI DESA JAMPIROGO KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO Dyah Permata Sari* Politeknik Kesehatan Majapahit Mojokerto Abstract Exclusive breastfeeding is the only breast feeding her baby at birth until the age of 6 months without food and other beverages. Factors affecting the increase in maternal weight mothers not breastfeed their babies exclusively to the mother to be fat. This type of observational study is analytic. The study design was cross sectional. Population of mothers breastfeeding over 6 months in May 2015 with a total of 38 nursing mothers. Sampling technique used in this study is probability sampling with simple random sampling method obtained 35 respondents. Data collection using a closed questionnaire. The research was conducted on May 27 until May 28, 2015. Data analyzed by chisquare test. Results showed respondents a number of 35 respondents, most respondents are exclusively breastfed are 23 respondents (67.5%), most respondents have a BMI in the normalcharacteristics (>18.5 to 25.0) as many(60%). Analysis of data obtained using the chisquare test calculations with significant value = 0.000, while α = 0.05. Therefore significantly smaller value of α = 0.05 then H0 rejected H1 is accepted meaning there is a relationship.Concluded that many respondents who give exclusive breastfeeding for 6 months of normal weight. Health professionals should retain and motivate breastfeeding mothers by providing counseling and distributing leaflets to the respondent to prepare exclusive breastfeeding to the maximum. Key words: Exclusive Breastfeeding, Weight Gain, Mother, Breastfeeding akan zat-zat gizi untuk pertumbuhan PENDAHULUAN ASI eksklusif merupakan pemberian dan perkembangannya sudah terpenuhi ASI saja kepada bayi saat lahir sampai (Benjamin, 2012). Pemberian ASI dari berusia 6 bulan tanpa makanan dan awal kelahiran sampai 0-6 bulan akan minuman lain, bahkan air putih sekali menjadikan sendi-sendi kehidupan yang pun. ASI ini sangat baik sekali bagi terbaik bagi bayi. ASI juga menjamin perkembangan dan pertumbuhan bayi, bayi karena ASI merupakan makanan utama kehidupannya dalam cara yang paling bagi sehat. Karena ASI adalah makanan bayi. Dengan ASI Eksklusif seluruh kebutuhan bayi usia 0-6 bulan terbaik tetap sehat diawal dan memulai kehidupan bayi (Soetjiningsih, 2005). Wanita pemberian ASI yang dikhawatirkan kebanyakan khawatir menjadin gemuk meluas kepedesaan. Wanita kebanyakan setelah melahirkan karena sudah banyak khawatir contoh melahirkan karena sudah banyak contoh perempuan yang baru menjadi gemuk melahirkan mengalami kenaikan berat perempuan badan (BB) relatif besar daripada berat mengalami kenaikan berat badan (BB) sebelum hamil, menyusui padahal eksklusif yang baru setelah melahirkan ibu yang relatif besar daripada berat sebelum ternyata lebih hamil. Namun, dari semua itu ada mudah dan lebih cepat kembali ke berat faktor-faktor yang badan semula seperti sebelum hamil kenaikan BB yaitu para ibu tidak mau (Wulandari, 2013). Faktor-faktor yang menyusui mempengaruhi berat badan ibu yaitu sehingga Nutrisi Ibu, aktifitas Ibu, menyusui (Suparyanto, 2015). bayinya ibu mempengaruhi secara eksklusif menjadi gemuk bayi, latihan fisik, terapi akupuntur, Pemberian Air Susu Ibu (ASI) terapi bengkung, terapi pijat, terapi eksklusif di Indonesia masih relatif jamu dan obat-obatan herbal (Joshepine, rendah, berdasarkan Riset Kesehatan 2012). Dasar 2010 (Riskesdes) bayi yang Evolusi emansipasi dan mendapatkan ASI eksklusif angkanya pekerjaan hanya sebesar 15,3% (Juliyah, 2011). lebih baik dalam meniti karir, seolah- Secara nasional prevalensi balita gizi olah bila buruk sebesar 4,9% dan gizi kurang meninggalkan kodratnya memberi ASI. sebesar 13,0% (Riskesdes 2010). Di Keadaan ini pernah melanda Indonesia Provinsi Jawa Timur jumlah bayi yang dengan berorientasi pada susu formula diberi ASI eksklusif tahun 2010 sebesar sebagai 94.372 (31,2%) dari 302.340 bayi yang kesempatan wanita mendapatkan wanita lebih pengganti bernilai ASI. Situasi demikian sudah tentu dimanfaatkan oleh dilahirkan. pabrik susu kaleng dalam promosinya, menderita gizi buruk dan gizi kurang sehingga sebesar lebih menonjolkan ASI Sedangkan 12,2%. Di balita yang Kabupaten sebagai makan utama dan alami untuk Mojokerto, dari 8.504 bayi yang lahir kesehatan bayi (Ida Ayu, 2012). Di hanya 2.549 bayi yang diberi ASI Indonesia terutama di kota-kota besar eksklusif sekitar 30% (Dinkes Jatim, terlihat 2010). Dari target pemberian ASI adanya penurunan dalam ekslusif sebesar 80% pencapaiannya partum ibu dapat mengalami kehilangan sebesar 52,83%. berat badan secara alamiah sebanyak Berdasarkan dari hasil studi kurang lebih 11kg hanya dengan pendaluan yang dilakukan oleh peneliti memberikan di Polindes Teratai Desa Jampirogo ditambah Kecamatan Kabupaten makanan (diet) sehat maka berat badan Mojokerto pada tanggal 3 Mei 2015 ibu post partum dapat kembali sebelum dengan metode Observasi, didapatkan hamil dalam 9-11 bulan. Evaluasi dan dari 10 ibu menyui didapatkan hasil 7 pemantauan berat badan perlu dilakukan dari 10 ibu menyusui eksklusif (70%) oleh ibu selama hamil dan setelah mempunyai kriteria BMI normal untuk persalinan. 3 ibu tidak menyusui secara eksklusif mengetahui berat badan dan besaran (30%) dengan kriteria BMI gemuk. kalori yang sesuai dengan kebutuhan Sooko ASI eksklusif. Bila program latihan serta Hal ini penting untuk Masyarakat berkembang pendapat ibu. Berat badan sebelum hamil sangat yang menyatakan badan ibu yang penting dalam evaluasi dan pemantauan menyusui ini akan semakin gemuk karena menentukan dibanding dengan badan ibu yang tidak perubahan menyusui. Penelitian Cristian 2007 persalinan menunjukkan justru peningkatan berat badan ibu ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif lebih banyak mengalami penurunan berat badan di 6 yang terjadi apakah merupakan seltelah penurunan / (Grace Carol, 2010) Tenaga kesehatan (bidan) bisa bulan pertama post partum daripada melakukan peran yaitu dengan adanya tidak menyusui bayinya. Tubuh ibu penyuluhan dan pemberian leaflet serta memerlukan kalori sebanyak 500 kalori konseling tentang manajemen laktasi, setiap hari untuk menghasilkan ASI perawatan payudara, dan persiapan ibu yang menyusui menyusui serta nutrisi pada ibu bahwa bayinya sehingga dalam seminggu ibu ASI sangat penting dan bermanfaat bagi yang menyusui bayinya secara eksklusif ibu dan bayi. Pemberian ASI eksklusif akan kehilangan tenaga sebanyak 3500 sampai usia 6 bulan selain menjadi kalori/0,45kg berat badannya untuk asupan makanan yang baik bagi bayi menyediakan ASI sebagai makanan juga dapat sebagai metode penurunan bayinya. Maka selama 6 bulan post berat badan bagi ibu yang menyusui dibutuhkan selama sehingga kesehatan dan pola sehat dapat badan ibu menyusui di Polindes Teratai dijalankan oleh bayi dan ibu yang Desa Jampirogo Kecamatan Sooko menyusui Tujuan Kabupaten Mojokerto pada tanggal 27- penelitian ini adalah untuk Menganalisa 28 Mei 2015. Pengumpulan data dengan hubungan pemberian ASI eksklusif cara observsi. (Ahira, 2011). dengan berat badan ibu menyusui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pemberian ASI Esklusif dengan berat badan ibu menyusui. METODELOGI PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan analitik observasionalsedangkan rancang bangun penelitian adalah Cross yang digunakan Sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu yang menyusui Data Umum Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 1 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan f % 1 Dasar 3 8.6 2 Menengah 30 85,7 3 Tinggi 2 5,7 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel 1 didapatkan dari 35 responden sebagian besar responden berpendidikan menengah yaitu sebanyak 30 responden (85.7%) . ada Karakteristik Responden Berdasarkan Umur. Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Umur f % 1 < 20 Tahun 3 8.6 2 20 – 35 Tahun 28 80 3 > 35 Tahun 4 11,4 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel 2 didapatkan dari hubungan variabel independen dengan 35 responden sebagian besar responden variabel dependen dilakukan uji statistic berusia 20 – 35 tahun yaitusebanyak 28 non parametric dengan menggunakan responden(80%). lebih dari 6-12 bulan. Sampling dalam Penelitian ini menggunakan probability sampling tipe simple random sampling atau dipilih secara acak dari jumlah ibu yang menyusui lebih dari 6-12 bulan. Untuk mengetahui apakah uji chi square. HASIL PENELITIAN Hasi peneIitian tentang hubungan pemberian ASI Ekskusif dengan berat Karakteritik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 3 Karakteristik respnden berdasarkan pekerjaan No Pekerjaan f % 1 Bekerja 4 11,4 2 Tidak bekerja 31 88,6 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel 3 didapatkan dari 35 respondensebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 31 responden (88.6%). Data Khusus Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pemberian ASI Esklusif No Pemberian ASI f % Eksklusif 1 Eksklusif 23 67,5 2 Tidak eksklusif 12 34,3 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel 4didapatkan dari 35 responden memberikan rata-rata ASI secara normal yaitu sebanyak (>18,5-25,0) responden(60%). Tabulasi Silang Hubungan Pemberian ASI Esklusif Dengan Berat Badan Ibu menyusui. Tabel 6Tabulasi silang Hubungan Pemberian ASI Esklusif Dengan Berat Badan Ibu menyusui No BMI f % 1 Kurus (17,0 7 20 18,5) 2 Normal (> 21 60 18,5 -25,0) 3 Gemuk 7 20 (>25,0-27,0) Jumlah 35 100 Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 6 antara pemberian ASI Eksklusif dengan Berat Badan Ibu Menyusui didapatkan bahwa dari 23 responden yang memberikan ASI Eksklusif responden sebagian besarmemiliki BMI dengan eksklusif Karakteristik normal (>18,5-25,0). Dan yaitusebanyak 23responden (67.5%). 12 responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebagian kecil memiliki Berat Badan Ibu Menyusui Tabel 5 Distribusi frekuensi Berat Badan Ibu menyusui Eksklusif Tidak eksklusif Jumlah Normal ∑ % 4 17.4 ∑ 19 3 25 2 7 20 21 Gemuk Total % ∑ % 0 82.6 0 7 58.3 16.7 ∑ % 23 100 7 35 100 60 20 12 100 Berdasarkan tabel 5 didapatkan dari 35 responden rata-rata 25,0). Berdasarkan uji chi square diperoleh Berat Badan Ibu Pemberian Kurus ASI BMI dengan kriteria normal (>18,5- responden memiliki BMI dengan karakteristik hasil perhitungan dengan nilai signifikan = 0,000 sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka H1 diterima artinyaada Hubungan Pemberian ASI Esklusif Dengan Berat Badan Ibu menyusui di Polindes Teratai Desa Jampirogo Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. banyak atau lebih murah.Pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satunya adalah pendidikan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dari Pemberian ASI Eksklusif responden Berdasarkan yang 30 berpendidikan hasil penelitian menengah sebagian besar memberikan dari 35 responden didapatkan bahwa ASI Eksklusif yaitu 20 responden sebagian besar responden memberikan (66.67%). Dan dari 2 responden yang ASI Eksklusif sebanyak 23 responden berpendidikan tinggi sebagian kecil (67.5%) dan sebagian kecil responden tidak memberikan ASI Eksklusif yaitu 1 tidak responden (50%). Bagi sebagian ibu, memberikan ASI Eksklusif sebanyak 12 responden (34.3%). ASI Esklusif menyusui bayi merupakan tindakan adalah bayi hanya yang alamiah dan naluriah. Oleh karena diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa itu diberi tambahan cairan seperti susu menyusui formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air Sebenarnya, putih sekalipun,. Selain tambahan cairan sepenuhnya keliru, tetapi menyusui bisa bayi tidak diberikan makanan antara menjadi masalah manakala ibu menikah lain susu, dini atau melahirkan bayi yang pertama, biskuit, bubur tim dan lainnya (Roesli, terutama dikalangan artis atau ibu yang 2007).Hampir bekerja. pisang, pepaya, bubur, sebagian respondenmemberikan ASI besar secara mereka beranggapan tidak perlu anggapan bahwa dipelajari. ini tidak (Prasetyono,2012).Status pendidikan seseorang akan Ekslusif tanpa memberikan makanan mempengaruhi pola pikir dan cara tambahan lain seperti susu formula, menanggapi informasi. Sehingga pada bubur tim dan lumatan pisang. Dimana ibu yang berpendidikan menengah akan para ibu-ibu beranggapan bahwa ASI berusaha memberikan ASI Eksklusif Ekslusif memiliki banyak manfaat yaitu karena ibu tahu manfaat pemberian ASI lebih praktis karena ASI lebih mudah Eksklusif diberikan secara langsung setiap bayi bayinya.Kesiapan membutuhkan ekonomis dari faktor umur juga mempengaruhi karena ASI merupakan makanan bayi pemberian ASI Eksklusif. Berdasarkan yang tidak perlu mengeluarkan uang hasil penelitian dari 28 responden rata- dan lebih bagi dirinya menyusui dan ditinjau rata responden yang berumur 20-35 Eksklusif selama paling sedikit 4 bulan tahun memberikan ASI Eksklusif yaitu dan bila mungkin sampai 6 bulan, sebanyak 17 responden (60,71%).Ibu meskipun cuti hamilnya cuma 3 bulan. yang siap menyusui bayinya akan lebih (Prasetyono,2009:164) matang dalam berpikir dan menerima informasi. Dari kepercayaan terlalu yang lebih sehingga memilih cara yang praktis dewasa akan lebih dipercaya dari orang yaitu memberikan susu formula sebagai yang tinggi pengganti ASI. Maka dari itu pekerjaan kedewasaanya. Hal ini sebagai akibat ibu dapat dijadikan salah satu faktor dari yang mempengaruhi pemberian ASI masyarakat, segi Seorang ibu yang bekerja cenderung seseorang belum cukup pengalaman dan kematangan jiwanya. (Laksono, 2013). Rata-rata sibuk dengan pekerjaannya Eksklusif. yang memberikan ASI secara Ekslusif adalah responden yang berusia 20-35 Berat Badan Ibu Menyusui tahun. Hal ini dikarenakan pada umur Berdasarkan hasil penelitian dari 35 ini merupakan umur yang produktif, responden didapatkan bahwa sebagian sehingga besar responden memiliki BMI dengan ibu dapat lebih mudah menerima informasi tentang pemberian karakteristik ASI Ekslusif dan dapat mempersiapkan sebanyak 21 responden (60%). diri untuk memberikan ASI secara Ekslusif. Faktor normal (>18,5-25,0) Berat badan adalah ukuran tubuh dari sisi beratnya yang ditimbang dalam mempengaruhi keadaan berpakaian tanpa perlengkapan pemberian ASI eksklusif salah satunya apapun, diukur dengan alat ukur berat faktor pekerjaan. Berdasarkan tabulasi badan silang antara pekerjaan ibu dengan (Mabella, 2005). Faktor – faktor yang pemberian ASI Eksklusif didapatkan mempengaruhi hasil nutrisi ibu, aktivitas ibu, latihan fisik, dari yang 31 responden memberikan ASI Eksklusif yang rata-rata terapi dengan satuan berat akupuntur, kilogram badan terapi adalah bengkung, tidak bekerja sebanyak 21 responden terapi pijat, terapi jamu dan obat – (67,74%). obatan herbal (Josephine,2012).Berat Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara badan ibu yang menyusui secara eksklusif di polindes teratai sebagian besar dengan kriteria BMI normal. Hal pada ibu menyusui karena menyusui itu terjadi karena salah satu manfaat dapat mempercepat ibu kembali ke pemberian adalah berat sebelum hamil. Dengan menyusui, mempercepat pembakaran lemak dalam cadangan lemak dalam tubuh ibu yang tubuh sehingga lemak yang tertimbun memang disiapkan pada energi ASI masa eksklusif kehamilan menyusut. selama sebagai sumber kehamilan untuk Sehingga ibu lebih cepat langsing digunakan sebagai energi pembentuk kembali. Maka pemberian Asi eksklusif ASI akan menyusut. Penurunan berat dapat dijadikan salah satu cara untuk badan ibu pun akan terjadi lebih cepat. menurunkan berat badan ibu menyusui. (Proverawati, 2012). Pemberian ASI Eksklusif akan memberikan banyak Hubungan Pemberian ASI Esklusif manfaat bagi ibu menyusui yaitu, isapan Dengan Berat Badan Ibu menyusui. bayi dapat membuat rahim menciut, Berdasarkan penelitian mempercepat kondisi ibu untuk kembali didapatkan dari 23 responden sebagian ke masa prakehamilan serta mengurangi besar responden yang memberikan ASI resiko eksklusif dengan panggul dan paha yang ditimbun pada (>18,5-25,0) masa kehamilan berpindah ke dalam sebanyak 19 responden (82.6%). Dan ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing sebagian kecil responden yang tidak kembali, risiko terkena kanker rahim, memberikan ASI Eksklusif memiliki dan kanker payudara pada ibu yang BMI dengan kriteria normal (>18,5- menyusui bayi lebih rendah ketimbang 25,0) sebanyak 2 responden (16.7%). ibu yang tidak menyusui bayi menyusui karakteristik hasil memiliki normal BMI Berdasarkan uji chi square diperoleh hasil perhitungan dengan nilai pendarahan, lemak disekitar bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan dan signifikan = 0,000 sedangkan α = 0,05. mensterilkan botol susu, dot, praktis Oleh karena nilai signifikan lebih kecil lantaran ibu bisa berjalan-jalan keluar dari α = 0,05 maka H1 diterima rumah tanpa harus membawa banyak artinyaada Hubungan Pemberian ASI perlengkapan, seperti botol, kaleng susu Esklusif Dengan Berat Badan Ibu formula, air panas, lebih murah, karena menyusui. Memberikan ASI secara ibu tidak perlu membeli susu formula eksklusif dapat menurunkan berat badan beserta perlengkapannya (Prasetyono, 2012).Menyusui atau memberikan ASI square kepada dengan bayi, dipercaya dapat diperoleh nilai hasil perhitungan signifikan = 0,000 mempercepat proses penurunan berat sedangkan α = 0,05. Oleh karena nilai badan. Aktivitas ini dapat menurunkan signifikan lebih kecil dari α = 0,05 berat badan secara bertahap, setidaknya maka H1 diterima artinyaada Hubungan selama 12 bulan setelah kelahiran Pemberian ASI Esklusif Dengan Berat (Josephine, 2012).Hasil dai penelitian Badan Ibu menyusui. didapatkan bahwa sebagian besar reponden memberikan ASI Ekslusif SARAN karena Bagi tenaga kesehatan pemberian ASI eksklusif mempunyai banyak manfaat. Salah satu manfaat pemberian ASI eksklusif Sebaiknya tenaga kesehatan tetap mempertahankan dan memberikan adalah mempercepat pembakaran lemak motivasi pada ibu menyusui dengan dalam tubuh sehingga lemak yang memberikan tertimbun kehamilan menyebarkan leaflet agar responden menyusut. Sehingga ibu lebih cepat mempersiapkan pemberian ASI secara langsing kembali, eksklusif dengan maksimal. diambil kesimpulan pada masa sehingga dari dapat adanya penyuluhandan Bagi masyarakat hubungan pemberian ASI Eksklusif Sebaiknya masyarakat memberikan dengan berat badan ibu menyusui, maka ASI Eksklusif kepada bayinya selama 6 pemberian ASI Eksklusif ini dapat bulan dijadikan alternatif untuk mengetahui lainnya. faktor-faktor yang mempengaruhi berat Bagi lahan penelitian badan ibu menyusui. tanpa Sebaiknya dengan Hasil penelitian menyatakan rata-rata memberikan ASI secara eksklusif yaitu 23 responden (67.5%). Rata-rata responden dengan karakteristik bidan pendamping bekerja masyarakat sama dalam menggalakkan program pemberian ASI SIMPULAN responden makanan memiliki BMI normal yaitu (>18,5-25,0) (60%).Berdasarkan uji chi Eksklusif. Bagi institusi Institusi pendidikan perlu menambah sumber kepustakaan tentang pemberian dan ASI literatur eksklusif sehingga para pembaca dapat mejadikan sebagai tambahan ilmunya. Peneliti berikutnya Peneliti berikutnya perlu menindak lanjuti penelitian ini,tetapi meningkatkan pada penlitian memberikan perlakukan harus yang sehingga hasilnya lebih maksimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ahira. 2011. Gizi Dalam Daur Ulang Kehidupan. Jakarta: EGC Atikah. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Jogyakarta : Numed Benyamin. 2011. Buku Saku Manajemen Laktasi. Jakarta: EGC Chumbley, Mabella. 2005. Menyusui. Jakarta: Erlangga Dinkes Jatim. 2010. Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Medika Press Ida Ayu. 2012. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika Josephine K. 2012. Panduan Langsing Usai Melahirkan. Yogyakarta: Power Book (Ihdina) Kodrat, Laksono. 2013. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta: MediaBaca Kristiyansari, Proverawati. 2012. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Prasetyono, Dwi Sunar. 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press Roesli. 2007. Mengenal ASIeksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Riskesdes. 2010. Konsep Dan Penulisan Riset. Yogyakarta : Graha Ilmu Soetjiningsih. 2005. Peraeatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Suparyanto, 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiono, 2010. Metodologi Penelitian. Bandung: Alfabeta Wukandari. 2013. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Yuliarti, Nurheti. 2011. Keajaiban ASI. Yogyakarta: ANDI