Peningkatan Peran-Ekonomi Perempuan Dalam Memenuhi

advertisement
57
PENDAYAGUNAAN KELEMBAGAAN LOKAL DALAM
PENINGKATAN PERAN-EKONOMI PEREMPUAN
Keragaan Lembaga-lembaga Lokal di Kelurahan Cigugur Tengah
Kelembagaan lokal di Kelurahan Cigugur Tengah sebagaimana diulas
dalam tinjauan teoritis merupakan lembaga dalam pengertian konkret baik yang
dibentuk oleh pemerintah maupun masyarakat maupun lembaga dalam
pengertian pranata sosial, yaitu dalam wujud tingkah laku yang terpolakan dalam
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di Kelurahan Cigugur Tengah seperti
modal sosial yang dimiliki, norma-norma dan trust.
Di Kelurahan Cigugur Tengah terdapat 14 (empat belas) buah lembaga baik
dalam pengertian konkret maupun abstrak. Lembaga tersebut ada yang mempunyai
manfaat bagi peran ekonomi perempuan dan ada yang tidak. Lembaga yang kurang
dapat dimungkinkan untuk didayagunakan atau yang tidak memiliki peran terhadap
perempuan pada saat kajian ini dilakukan adalah Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
Baitul Rachman, Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Al Fatimah, Karang
Taruna dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mandiri.
LPM tidak memiliki peran karena kondisinya yang baru dibentuk pada akhir
tahun 2005. Kegiatan LPM pun tidak ada kaitannya dengan peningkatan peran
ekonomi perempuan sehingga tidak diakses oleh perempuan begitu pula halnya
dengan MUI, UPZ dan LSM. MUI dan UPZ bergerak di bidang keagamaan yang
tidak berkaitan dengan peran ekonomi perempuan sedangkan LSM merupakan
lembaga yang kurang jelas tujuannya karena tidak mempunyai pedoman resmi
pendirian lembaga.
PKBM dan Karang Taruna pernah berhubungan dengan perempuan namun
kondisinya kurang dapat didayagunakan untuk peningkatan peran ekonomi
perempuan. PKBM tidak dapat eksis karena kebutuhan perempuan yang lebih
berkaitan dengan mengatasi ekonomi keluarga. Karang Taruna pernah
berhubungan dengan perempuan namun hanya pada saat-saat tertentu seperti
pada saat Perayaan Hari Kemerdekaan dimana justru memanfaatkan usaha
perempuan untuk kepentingan tugas mereka saja.
58
Lembaga-lembaga yang mempunyai pengaruh dan peranan dalam
peningkatan peran ekonomi perempuan dari keluarga yang terkena PHK ada
delapan buah. Lembaga-lembaga tersebut adalah PKK, Kelurahan, pasar,
kelompok arisan, kelompok pengajian, koperasi, warung dan pabrik.
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Tahun 1961 kelembagaan yang merupakan program dari Kementerian
Pendidikan ini disebut sebagai Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Tahun 1972
sebutannya
menjadi
Pembinaan
Kesejahteraan
Keluarga
dan
setelah
dikeluarkannya Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 53
Tahun 2000 Pembinaan Kesejahteraan Keluarga berubah nama menjadi
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
PKK sebagai lembaga yang berasal dari inisiatif pemerintah sangat lekat
dengan nuansa top down dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya karena
program-program yang ada sudah ditentukan dari pusat. PKK kelurahan
menjalankan kegiatan berdasarkan juklak/juknis dari pusat. Hal ini menyebabkan
masyarakat
kurang
mempunyai
kesempatan
untuk
mengaspirasikan
keinginannya dalam berorganisasi sesuai dengan paradigma pembangunan
berpusat pada rakyat (people centered development).
Gerakan PKK merupakan gerakan nasional yang tumbuh dari, oleh dan
untuk masyarakat dengan perempuan sebagai motor penggeraknya menuju
terwujudnya keluarga bahagia, sejahtera, maju dan mandiri. Tim penggerak PKK
merupakan mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, yang
berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak
pada masing-masing tingkatan untuk terlaksananya program PKK. Program PKK
itu sendiri dirangkum dalam suatu Program Pokok PKK yang sering disebut
dengan 10 Program Pokok PKK, yaitu program yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan dasar dan terwujudnya kesejahteraan keluarga.
Pelaksanaan kegiatan PKK dilakukan secara berkelompok yang terbagi ke
dalam dasa wisma beranggotakan 10-20 kepala keluarga melalui koordinasi
dengan jajaran pemerintah kelurahan, LPM serta PKK kota dan kecamatan.
Pelaksanaan tersebut berlaku pula di Kelurahan Cigugur Tengah dengan dana
bersumber dari pemerintah dan swadaya masyarakat. PKK di Kelurahan Cigugur
Tengah sebagai lembaga yang dibentuk pemerintah pada tahun 1989 menjadi
lembaga yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dengan perempuan.
59
PKK
mempunyai peran dan pengaruh penting dalam usaha-usaha
perempuan untuk mengatasi ekonomi keluarga. PKK mempunyai kelompok kerja
(Pokja). Pokja
yang sangat erat kaitannya dengan usaha-usaha perempuan
adalah Pokja II. Pokja II selain bertugas dalam bidang pendidikan dan
keterampilan juga bertugas dalam pengembangan kehidupan berkoperasi.
Perempuan merasa lebih nyaman berkomunikasi dengan kader PKK yang
juga perempuan, akan tetapi kaderisasi sulit dilakukan karena pada umumnya
perempuan yang ada di Kelurahan Cigugur Tengah memilih untuk tidak
berorganisasi. Alasan yang dikemukakan adalah sulit membagi waktu antara
pekerjaan di rumah (domestik) dengan berusaha mencari pendapatan terlebih
bila ditambah harus menjadi pengurus PKK, merasa tidak mempunyai
kemampuan dan cemas akan konsekuensi mengeluarkan biaya tambahan saat
penyelenggaraan kegiatan organisasi PKK.
Partisipasi perempuan dalam kegiatan PKK cukup tinggi, terlihat dari
keikutsertaan mereka secara aktif pada kegiatan Posyandu. Lembaga ini
dibutuhkan oleh perempuan karena mereka menyadari pentingnya keberadaan
lembaga. PKK mempunyai jaringan kerjasama dalam menjalankan kegiatannya,
yaitu dengan pemerintah kelurahan, LPM, PKK Kota dan PKK Kecamatan.
Kelurahan
Kelurahan merupakan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah. Lembaga
ini mempunyai jaringan kerjasama ke luar, yaitu dengan pemerintah di tingkat
atas serta jaringan ke dalam, yaitu dengan RW, RT dan masyarakat. Peran
kelurahan adalah sebagai koordinator kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan di wilayahnya. Peran tersebut dilaksanakan dengan membagi
tugas dan kegiatan kepada perangkat. Tugas pokok dan fungsi masing-masing
perangkat telah ditentukan dalam pedoman dan aturan yang jelas, seperti
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.
Masalah yang dihadapi oleh lembaga ini adalah perangkatnya belum
menyadari tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga yang melayani
kepentingan masyarakat sehingga hanya sebatas menjalankan tugas sehari-hari
yang menjadi tanggung jawabnya, seperti tidak mau melayani masyarakat yang
tidak berkaitan dengan tugasnya.
60
Pasar
Pasar yang dimaksud disini adalah pasar dalam pengertian riil sebagai
tempat berjualan. Pasar terdekat dengan Kelurahan Cigugur Tengah adalah
Pasar Cimindi yang merupakan pasar tradisional berdiri sejak tahun 1985.
Kapasitas pasar ini hanya mampu menampung sebanyak 80 (delapan puluh)
lapak. Pasar lainnya yang berada di sekitar kelurahan namun jaraknya lebih jauh
adalah Pasar Antri Baru dan Pasar Atas.
Pasar Cimindi lebih sering diakses perempuan daripada dua pasar lainnya
karena letaknya yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka sehingga lebih
mudah dijangkau dan dapat menghemat ongkos transportasi. Pasar ini sangat
ramai karena mudah dilalui alat transportasi seperti mobil, sepeda motor, becak
atau delman namun cenderung kumuh. Pasar Antri Baru merupakan pasar yang
berasal dari renovasi Pasar Antri Lama dan baru selesai dibangun pada tahun
2005 yang lalu kurang diakses oleh perempuan, karena pasar tersebut menjual
barang dengan kualitas lebih tinggi sehingga harganya relatif lebih tinggi juga
lebih jauh letaknya dengan masyarakat. Begitu pula Pasar Atas kurang diakses
karena sulit ditempuh dengan kendaraan umum.
Pasar Cimindi dikelola oleh UPTD Pasar Kota Cimahi. Retribusi yang
dikenakan untuk setiap lapak adalah Rp 1.000 yang dipergunakan sebagai
retribusi kebersihan. Pasar Cimindi kondisinya tidak begitu baik, nampak dari
keadaan lapaknya yang tidak tertata dengan baik, berdesak-desakan dan
kebersihan
yang kurang
terawat sehingga cenderung kumuh.
Hal
ini
menimbulkan ketidaknyamanan pada saat berbelanja namun masyarakat
termasuk perempuan dengan tingkat ekonomi rendah tidak mempunyai pilihan
lain. Walaupun keberadaan pasar sudah dikenal oleh masyarakat sejak lama tapi
pasar tersebut kurang bisa dimanfaatkan sebagai tempat pemasaran karena
tidak ada simpul-simpul jaringan seperti misalnya ikatan pribadi dan pertemanan
yang dapat dimanfaatkan untuk terbinanya jaringan.
Kelompok Arisan
Kelompok arisan banyak dibentuk oleh masyarakat di Kelurahan Cigugur
Tengah namun jumlah yang pasti tidak diketahui karena tidak ada data yang
jelas di kelurahan. Menurut informasi tokoh masyarakat, kelompok arisan
terdapat hampir di setiap RT yang berarti hampir berjumlah 112 buah. Kelompok
61
arisan ada pula yang terbentuk dari kegiatan pengajian ibu-ibu, kesamaan profesi
seperti pegawai negeri, kelompok istri tentara dan lainnya.
Arisan ini merupakan suatu lembaga lokal yang bertahan hidup
dibandingkan lembaga-lembaga lokal lainnya. Berkaitan dengan jumlahnya dan
bertahan hidupnya maka kelompok arisan dapat menjadi kekuatan yang dapat
didayagunakan untuk meningkatkan peran ekonomi perempuan. Kelompok
arisan biasanya diikuti oleh perempuan dan menggunakan dana swadaya.
Lembaga ini bervariasi dalam menetapkan besarnya iuran, yaitu mulai dari
Rp 10.000 hingga Rp 500.000 tiap bulan.
Kelompok arisan yang paling dijangkau oleh responden adalah kelompok
arisan yang iurannya berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Anggota
kelompok arisan paling sedikit diikuti oleh lima orang bagi arisan dengan iuran
yang besar (Rp 500.000) dan paling banyak 15 (lima belas) orang di tingkat RT
sedangkan di tingkat RW paling sedikit diikuti 30 (tiga puluh) orang bagi arisan
dengan iuran yang relatif kecil.
Setiap anggota suatu kelompok arisan tidak
selalu mengikuti satu buah kelompok melainkan bisa mengikuti sampai dua atau
tiga buah kelompok arisan.
Kelompok arisan merupakan kelembagaan yang memiliki ciri adanya rasa
kebersamaan yang erat dimana dapat membentuk rasa memiliki yang tinggi
terhadap kelembagaan tersebut. Indikasinya adalah timbulnya perasaan malu
dan sungkan bila tidak datang pada saat arisan dilakukan ataupun terlambat
membayar termasuk pula adanya perasaan tidak enak dengan dibicarakan
masyarakat bila tidak mengikuti arisan. Di dalam kelembagaan arisan, dikenal
pula sambatan atau tolong-menolong antar anggota kelompok dan antar anggota
kelompok dengan masyarakat sekitar berupa simpan pinjam dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Kelompok arisan yang diikuti responden biasanya
diselenggarakan dari rumah ke rumah secara bergiliran dan jaringan yang
terbentuk antar anggota kelompok dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
potensi ekonomi perempuan.
Koperasi
Kelembagaan ini bergerak di bidang ekonomi yang tumbuh atas inisiatif
pemerintah melalui P2WKSS pada Juni 2004. Koperasi merupakan mitra negara
dalam mensejahterakan rakyatnya. Dana berasal dari bantuan program
P2WKSS, yaitu sebesar Rp 10.000.000. Koperasi dibentuk untuk memberi
62
pinjaman modal usaha bagi 100 KK yang menjadi sasaran P2WKSS, akan tetapi
berdasarkan kesepakatan pengurus dan pihak kelurahan serta penanggung
jawab kegiatan maka seluruh masyarakat dapat menjadi anggotanya.
Pengurus koperasi dan anggota koperasi pada awal pembentukannya
adalah perempuan yang menjadi sasaran P2WKSS namun sekarang bertambah
dengan laki-laki yang mempunyai usaha. Pengurus koperasi adalah ibu-ibu atau
perempuan yang sudah berkeluarga dan dipandang cukup mampu untuk
menjalankan kewajiban sebagai pengurus dan anggota ditambah dengan laki-laki
yang mempunyai usaha.
Kepengurusannya dipilih secara demokratis, yaitu dipilih berdasarkan
kesepakatan anggota. Ketua koperasi adalah Ketua RW 04 yang dianggap paling
mampu untuk mengembangkan koperasi. Karena koperasi tidak dapat berjalan
dengan iuran dari masyarakat miskin yang menjadi sasaran P2WKSS maka
masyarakat selain kelompok sasaran dapat menjadi anggotanya. Prosedur yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan anggota koperasi adalah memberlakukan
iuran pokok sebesar Rp 5.000 dan iuran wajib sebesar Rp 4.000 dengan bunga
sebesar dua persen. Menurut pihak kelurahan, koperasi diharapkan dapat
menjadi wadah untuk membantu usaha ekonomi masyarakat sehingga dapat
mengurangi dan mencegah semakin berkembangnya rentenir seperti yang
banyak dialami oleh masyarakat.
Kegiatan koperasi ini adalah simpan pinjam untuk usaha namun seringkali
dipakai pula untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada mulanya, koperasi ini
dapat dijalankan dengan lancar karena anggotanya berusaha menjalankan
tanggung jawab dengan sebaik-baiknya dengan mencicil sesuai ketentuan yang
telah disepakati dan mengembalikan pinjaman tepat waktu. Kondisi ini wajar
terjadi karena koperasi pada saat itu sedang dalam tahapan penilaian P2WKSS
yang dilaksanakan pada Desember 2004. Selanjutnya koperasi mengalami kredit
macet dan banyak yang mengundurkan diri dari keanggotaannya. Kredit macet
ini disebabkan banyaknya tunggakan yang belum bisa dibayar oleh para
anggotanya dan diberinya kesempatan non anggota untuk meminjam. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Bendahara Koperasi sebagai berikut.
Dulu, waktu masih baru berdiri, banyak orang yang bisa menyimpan
uangnya di sini dan melakukan pinjaman. Cicilannya juga bisa dilunasi
dengan tertib. Tapi lama-kelamaan jumlah warga yang meminjam semakin
banyak baik dari anggota koperasi sendiri maupun non anggota. Saat ini,
dari 105 orang anggota, hanya 15 orang anggota yang dapat membayar
63
cicilan pada tahun 2005. Akibatnya pada tahun 2006, koperasi sudah tidak
mampu lagi memberikan pinjaman.
Pengurus koperasi sudah cukup berupaya dalam menjalankan kegiatan
koperasi sebaik mungkin, tetapi masih belum dapat menyelamatkan kondisi
koperasi yang sudah kritis. Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Bapak YS, salah
seorang pengurus, sebagai berikut.
Sebenarnya kami sudah cukup bersabar dengan anggota yang
menunggak angsuran pinjamannya, bahkan kami sempat mendatangi
rumah mereka masing-masing untuk mengambil angsuran tersebut,
namun kami juga tidak tega dengan kondisi keluarga mereka. Ya akhirnya
kami tidak bisa memaksakan kemampuan mereka. Sampai sekarang pun
masih ada yang belum bisa mengembalikan angsuran. Hal inilah yang
sering membuat teman-teman menjadi patah semangat dalam mengurus
koperasi, hingga akhirnya ya seperti ini, koperasi seperti ‘hidup segan mati
tak mau’.
Kondisi lain tentang koperasi juga dikemukakan oleh Ketua Koperasi
sebagai berikut.
Kondisi koperasi yang terlihat saat ini tidak seperti pada saat awal
berdirinya. Saat ini koperasi tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini
dikarenakan minimnya pengalaman para pengurus, termasuk saya,
sehingga belum mempunyai kesiapan yang cukup. Misalnya saja ketika
terjadi kenaikan harga BBM kemarin, yang berdampak pada meningkatnya
harga-harga kebutuhan pokok dan perkembangan usaha.
Koperasi
mempunyai
kendala
kurangnya
pengetahuan
pengurus,
kurangnya pelatihan pengurus dan anggota koperasi kurang bertanggung jawab
dalam membayar cicilan pinjaman atau iuran keanggotaan sehingga usaha
anggota belum berkembang. Jaringan kerjasama yang terjalin adalah dengan
dinas perekonomian dan koperasi (disperekop).
Pengajian
Pengajian diselenggarakan secara berkelompok sehingga lebih sering
disebut dengan kelompok-kelompok pengajian. Kelompok pengajian merupakan
lembaga yang banyak diminati (khususnya dalam kajian ini diminati oleh
perempuan) karena sifatnya keagamaan, yaitu menabung amal melalui kegiatankegiatan mengaji dan dzikir bersama serta melalui kegiatan-kegiatan sosial yang
dilakukan. Kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan adalah tolong-menolong
antar anggota kelompok pengajian maupun tolong-menolong terhadap warga
masyarakat sekitar melalui sumbangan ke panti-panti asuhan.
64
Eratnya sifat kebersamaan dalam kelompok pengajian dimanifestasikan
dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama-sama tersebut.
Kegiatan yang dilakukan itu ada pula yang merupakan kegiatan bersama-sama
untuk memecahkan masalah seperti menghindari bencana dengan melakukan
dzikir atau doa bersama. Unsur ini yang bisa dijadikan jaringan untuk
menyatukan perempuan.
Warung
Warung-warung yang jumlahnya sangat banyak yang ada di Kelurahan
Cigugur Tengah merupakan lembaga lokal yang dapat dimanfaatkan dalam
peningkatan potensi ekonomi perempuan. Sebagian besar jenis usaha warungan
menjual barang kebutuhan sehari-hari keluarga berupa sembako. Ada pula yang
menjual masakan jadi dan sayur-sayuran. Usaha ini sangat ketat persaingannya
sehingga untuk menarik pelanggan sering dilakukan dengan cara memberi utang
kepada pembeli.
Hubungan kerjasama yang terjalin diantaranya berupa dapat diperolehnya
bahan baku sekalipun tidak memiliki uang dan dapat mengakses pemasaran
yang menguntungkan kedua belah pihak. Berkembangnya warung tergantung
pada hubungan yang dibina oleh pembeli dan penjual. Jaringan ini bisa terbina
bila ada rasa saling percaya dan tolong-menolong (modal sosial yang
berkembang dalam masyarakat) sesama pengusaha. Hubungan kerjasama
perempuan dengan warung tidak saja pertolongan untuk usaha tapi juga untuk
kebutuhan sehari-hari (kasus keluarga Ibu Up).
Untuk menghindari persaingan dan lumpuhnya warung, maka perlu ada
ikatan antar warung untuk menetapkan standar harga. Masalah yang juga
dihadapi kelembagaan ini adalah keterbatasan modal. Modal yang terbatas
menyebabkan kurang lengkapnya jenis barang yang dijual sehigga bahan baku
yang diperlukan untuk usaha ekonomi perempuan terbatas jumlahnya.
Lembaga Pemberi Pekerjaan-Pabrik
Perusahaan atau pabrik-pabrik yang ada di lingkungan permukiman
didirikan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan dan dengan dana
sendiri. Pabrik di sini berperan bagi penduduk setempat dengan menyediakan
lapangan kerja bagi masyarakat dengan persyaratan yang ditentukan oleh
perusahaan. Pada umumnya pabrik yang ada di kelurahan bergerak di bidang
tekstil dan ada pula yang bergerak di bidang kesehatan dan mereka memberi
65
kesempatan kerja termasuk kepada perempuan yang suaminya di-PHK.
Walaupun ternyata upah yang diterima jauh lebih rendah dari seharusnya tapi
kelembagaan ini masih bisa dimanfaatkan salah satunya dengan lokasi pabrik
yang strategis menjadi tempat atau lokasi pemasaran hasil produksi perempuan.
Perusahaan tidak dapat menerima banyak tenaga kerja karena kondisi
ekonomi nasional yang tidak stabil. Suatu hal yang sangat disayangkan pada
saat kajian ini dilakukan, perusahaan memberikan kesempatan kerja yang sangat
kecil bagi perempuan yang suaminya terkena PHK.
Untuk lebih jelasnya, keadaan masing-masing lembaga lokal dapat dilihat
pad tabel 5.
66
Tabel 5 Profil Lembaga-lembaga Lokal di Kelurahan Cigugur Tengah Tahun 2006
Lembaga
PKK
Kelurahan
Pasar Cimindi
2
3
3
Kelompok Arisan
Kelompok Pengajian
Koperasi
Warung
6
7
Swasta
Uraian
1
4
5
8
Status
Bentukan Pemerintah Bentukan Pemerintah Bentukan Pemerintah
pada Tahun 1989
sejak diresmikan
sejak tahun 1985
Bentukan
masyarakat
Bentukan masyarakat
Anggota
Masyarakat
Masyarakat
Masyarakat
Bentukan Pemerintah Bentukan
melalui P2WKSS pada masyarakat
Tahun 2004
dan
pemerintah
Masyarakat
Masyarakat
Sumber
Dana
Jaringan
Kerjasama
yang
Dimiliki
Pemerintah dan
Pemerintah
swadaya masyarakat
Berkoordinasi dengan Berkoordinasi dengan
jajaran Pemerintah
Pemerintah di tingkat
Kelurahan, LPM serta atas, RW, RT dan
PKK Kota dan
dengan masyarakat di
Kecamatan
wilayah kerjanya
Motor penggerak
Koordinator kegiatan
kegiatan -kegiatan yang pemerintahan,
berhubungan dengan pembangunan dan
keluarga termasuk
kemasyarakatan di
perempuan
wilayah kerjanya
Swadaya
masyarakat
Hubungan dengan
Kerjasama antar
pedagang dan bandar anggotanya
Masyarakat
Pemerintah
Hubungan antar
anggotanya
Tempat memperoleh
bahan baku sekaligus
tempat pemasaran
Sebagai wadah untuk
kegiatan tolongmenolong, dan tempat
untuk mencari solusi
pemecahan masalah
Jaringan antara
pekerja dengan
atasan, dan antara
pedagang dengan
perusahaan
Sebagai wadah untuk Tempat
Menyediakan
membantu pinjaman
memperoleh
lapangan kerja dan
modal usaha
bahan baku
tempat berjualan para
dan melakukan pedagang kecil
pemasaran
(makanan)
Peranan
Masalah
yang
Dihadapi
Lembaga
Pemerintah
Masyarakat
Pribadi (swadana)
Sebagai wadah
tolong-menolong
dalam rangka
memenuhi
kebutuhan seharihari
Sulit menggerakkan Pengurus belum
Kurangnya tempat Belum
anggota untuk rapat
menyadari tugas
pemasaran
dimanfaatkan
Sudah dikenal
pokok dan fungsinya Tidak ada simpuluntuk mengatasi
masyarakat tapi
sebagai pelayan
simpul jaringan yang
masalah ekonomi
kurang diminati
masyarakat
bisa diakses oleh
keluarga PHK
sebagai organisasi Sudah dikenal oleh
pedagang
dan kerjasama mulai masyarakat tapi
perempuan (saat
menurun
kurang diakses
kajian)
Belum ada
pengarahan/belum
dimanfaatkannya
kelompok pengajian
untuk kepentingan
mengatasi masalah
ekonomi keluarga
PHK.
Pribadi
(swadana)
Berkoordinasi dengan Jaringan
dan Disperekop
dengan
pelanggan
Bentukan manajemen
perusahaan yang
bersangkutan
Karyawan dan
manajemen
Non pemerintah
Kurangnya
Persaingan Peluang kerja yang
pengetahuan
antar warung dibuka terbatas
manajerial pengurus
karena
koperasi dan
ketidakstabilan
anggota kurang
ekonomi.
bertanggung jawab.
Memberlakukan
Kredit macet
upah yang kecil
mengakibatkan
bagi perempuan
perkembangannya
yang suaminya
tersendat
terkena PHK
Sumber: Olah Data Lapangan, 2006
66
67
Analisis Diagram Venn Terhadap Lembaga-lembaga Lokal di
Kelurahan Cigugur Tengah
Diagram Venn adalah pemetaan dari lembaga-lembaga yang dikaji
hubungannya dengan cara menggambarkannya agar mudah untuk dilihat dan
dianalisis. Karena dalam kajian ini yang akan dilihat adalah sejauhmana
perempuan bisa akses terhadap lembaga yang ada di lingkungannya maka
Diagram Venn dimanfaatkan untuk melihat lembaga mana yang sudah berdaya
guna atau yang bisa didayagunakan dalam meningkatkan peran-ekonomi
perempuan. Daya guna dilihat dari lembaga mana yang dapat dihubungi untuk
membuat jejaring baik sebagai lembaga pemasaran, lembaga penyedia bahan
baku maupun lembaga permodalan. Hasil Focus Group Discussion (FGD)
menunjukkan bahwa terdapat tujuh buah lembaga baik yang bersifat konkret
maupun pranata sosial yang paling memberikan manfaat bagi perempuan dalam
upaya peningkatan ekonomi keluarga, yang dapat dilihat melalui Gambar 2.
.
Kel
PKK
Kop
Warung
Pengajian
Perem
puan
Pok
Arisan
Pasar
.
Sw/Pb
Gambar 2 Diagram Venn Perempuan dan Lembaga-lembaga
di Kelurahan Cigugur Tengah
Keterangan:
Besar kecilnya lingkaran menunjukkan jumlah perempuan yang melakukan
hubungan dengan lembaga tersebut yang ada kaitannya dengan usaha mereka.
Semakin besar lingkaran semakin banyak perempuan yang melakukan hubungan
68
dengan lembaga itu. Sedangkan jauh dekatnya lingkaran perempuan dengan
lembaga yang digambarkan dengan panjang pendeknya garis menunjukkan
intensitas hubungan yang dilihat dari jumlah atau seringnya perempuan
berhubungan dengan lembaga yang dihubunginya.
Perempuan diletakkan sebagai pusat diagram dan lembaga-lembaga yang
berperan terhadap perempuan digambar di sekitarnya dengan kriteria lingkaran
akan menunjukkan banyaknya perempuan yang membuat hubungan lembagalembaga yang erat kaitannya dengan usaha perempuan.
Hasil analisis diagram Venn menggambarkan bahwa secara peringkat
prioritas, sebagai berikut:
1. Warung merupakan lembaga yang paling banyak perempuannya yang
melibatkan diri dan sering dihubungi oleh perempuan dan mudah dijangkau
perempuan dalam pengembangan usaha mereka (bahan baku dan
pemasaran).
2. Pasar merupakan lembaga yang peringkatnya berada setelah warung. Pasar
banyak dihubungi perempuan dan sering dihubungi perempuan dalam
pengembangan usaha (pemasaran). Keterlibatan dan akses perempuan
terhadap pasar lebih kecil daripada keterlibatan dan akses perempuan
terhadap warung.
3. Pengajian merupakan lembaga yang peringkatnya berada setelah warung
dan pasar. Perempuan banyak melibatkan diri dalam pengajian. Perempuan
juga sering mengikuti pengajian yaitu setiap minggu, akan tetapi perempuan
belum memanfaatkannya untuk pengembangan usaha sehingga pengajian
berada di peringkat ke-3 setelah warung dan pasar.
4. Arisan
merupakan lembaga yang juga banyak diikuti perempuan. Arisan
berada di peringkat ini setelah pengajian karena arisan diadakan hanya
sebulan sekali sedangkan pasar lebih sering.
5. PKK merupakan lembaga yang banyak diikuti perempuan. Keterlibatan
perempuan lebih sedikit dibandingkan arisan. PKK mengadakan kegiatan
setiap bulan sehingga intensitasnya tidak begitu sering.
6. Koperasi merupakan lembaga yang saat ini keadaannya kurang banyak
diikuti perempuan dan intensitas hubungannya dengan perempuan termasuk
jarang. Hal ini dikarenakan kredit macet akibat adanya peminjaman kepada
selain anggota koperasi, dimana terjadi tunggakan cicilan pinjaman.
69
7. Pabrik merupakan lembaga yang hanya dapat diakses oleh sedikit
perempuan yang melakukan usaha mencari nafkah sedangkan intensitasnya
sering karena dilakukan setiap hari kecuali hari Jumat dan Minggu dengan
waktu yang sempit.
8. Kelurahan merupakan lembaga yang diakses oleh sedikit perempuan dan
intensitasnya jarang karena hanya pada waktu-waktu tertentu dimana orang
banyak datang ke kelurahan.
Dari hasil analisis diagram Venn di atas, dapat diketahui gambaran adanya
lembaga-lembaga yang sudah berdaya guna dan ada lembaga-lembaga yang
dapat didayagunakan, yaitu membuat jaringan kelembagaan baru atau
memelihara jaringan yang sudah ada yang erat kaitannya dengan kegiatan
perempuan dalam mencari nafkah.
Pendayagunaan Kelembagaan Lokal
Daya guna lembaga dilihat dari sejauhmana perempuan dapat mengakses
lembaga tersebut dalam hal pemasaran, penyediaan bahan baku dan
permodalan.
Untuk
mengetahui
sejauhmana
daya
guna
lembaga
dan
sejauhmana lembaga dapat didayagunakan maka analisis diarahkan pada
pengelompokan lembaga dalam tiga fungsi, yaitu sebagai lembaga pemasaran,
lembaga permodalan dan lembaga penyedia bahan baku.
Gambar 2 menunjukkan bahwa lembaga yang paling besar manfaatnya
dirasakan oleh perempuan dalam mendukung peran ekonomi mereka adalah
warung. Warung juga bahkan sering diakses oleh perempuan ditunjukkan oleh
jarak dalam pengertian sosial yang sangat dekat dengan perempuan. Hal ini
digambarkan dengan mudahnya mereka mendapat bahan baku dengan
mengutang keperluan dagangnya.
Warung sebagai lembaga ekonomi terlihat dari adanya hubungan
kerjasama atas dasar rasa saling percaya sehingga memungkinkan perempuan
untuk mendapat barang atau bahan baku terlebih dahulu baru membayar di
kemudian
hari dengan
mekanisme
berutang.
Selain itu,
warung
juga
dimanfaatkan sebagai lembaga pemasaran hasil produksi dari usaha perempuan
sehingga terlihat adanya pembagian keuntungan bagi kedua belah pihak untuk
70
pengusaha perempuan dalam penyediaan bahan baku dan menjual hasil
produksi di lain pihak penjual mendapat keuntungan diperoleh dari barang yang
dijual tersebut.
Warung-warung seperti ini banyak tersebar di Kelurahan Cigugur Tengah
sehingga sering terjadi persaingan-persaingan dalam mendapat client (orang
yang mau membeli barang dari warung) yang erat kaitannya dengan
pengembangan usaha perempuan. Hal itu menggambarkan bahwa lembaga
warung merupakan sumber atau potensi yang bisa dimanfaatkan untuk
mengembangkan peran-ekonomi perempuan bila warung-warung yang tersebar
itu pengembangannya ditata dengan baik. Misalnya, dengan membuat standar
harga yang berlaku sama untuk setiap warung untuk barang tertentu sehingga
meminimalisir persaingan.
Selain warung berfungsi sebagai lembaga ekonomi karena fungsinya untuk
memasarkan produk melainkan juga berfungsi sebagai lembaga sosial. Dalam
warung juga dikembangkan rasa senasib sebagai sesama pedagang, dipelihara
sangat baik oleh perempuan dan penjual sehingga hubungan mereka
membentuk suatu jaringan ekonomi yang kuat.
Jaringan yang dibentuk pengusaha perempuan dan warung adalah bahan
baku dan pemasaran. Jaringan yang terbentuk itu di satu sisi akan membantu
melanggengkan usaha perempuan dan melanggengkan usaha warung di sisi lain
sehingga pengusaha tidak terlalu tergantung kepada pasar yang letaknya jauh
dan jaringannya belum terbina. Kebutuhan usahanya relatif sudah terpenuhi
melalui warung. Jika warung berjalan baik sebagai lembaga ekonomi dengan
kekuatan yang cukup serta bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar maka
masyarakat akan juga cukup terpenuhi kebutuhannya dari warung. Dengan
demikian, warung di sini dapat dikategorikan sebagai lembaga yang sudah
berdaya guna bagi perempuan pengusaha.
Setelah warung, lembaga yang juga manfaatnya dirasakan besar adalah
pasar. Pasar yang dimaksud disini adalah pasar dalam wujud konkret. Pasar
bermanfaat bagi perempuan dalam penyediaan bahan baku yang memiliki
jaringan dengan bandar dan pedagang besar. Kebutuhan pengusaha perempuan
relatif sudah didapat atau terpenuhi dari warung sehingga perempuan baru akan
mengakses pasar bila tidak mendapat barang yang diinginkan dari warung
dikarenakan tidak tersedia atau habis.
71
Perempuan melakukan akses ke pasar bila perlu saja (insidentil) sehingga
jaringan antara pengusaha perempuan dan pasar relatif tidak ada karena di
samping tidak terlalu membutuhkan pasar, juga simpul-simpul jaringan seperti
pertemanan, kerabat dan saling percaya tidak ditemui atau belum terbentuk di
pasar. Untuk membentuk jaringan dengan pasar itu relatif sulit dilakukan oleh
perempuan pengusaha sehingga dapat dikatakan bahwa pasar merupakan
lembaga yang kurang berdaya guna karena jaringan sulit dilakukan.
Lembaga yang juga besar manfaatnya selain warung dan pasar adalah
arisan di dalam komunitas. Arisan yang bermanfaat adalah arisan yang bisa
dijangkau oleh kebanyakan masyarakat tapi tidak berkelanjutan. Di Kelurahan
Cigugur Tengah, di setiap RT ada satu kelompok arisan yang biasanya
menetapkan iuran sebesar Rp 10.000 – Rp 15.000. Ada juga arisan yang besarbesaran yang hanya diikuti oleh segelintir masyarakat tapi bukan merupakan
lembaga yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah perempuan karena
uang yang dikeluarkan terlalu besar.
Yang dipentingkan dari lembaga ini bukan arisannya, tapi jiwa dari arisan
tersebut, yaitu adanya perasaan sewarga, malu tidak ikut arisan, saling percaya
dan saling menolong. Saling menolong diwujudkan dengan bila ada yang
memerlukan, maka orang tersebut didahulukan untuk memenangkan arisan pada
bulan tersebut. Modal sosial inilah yang sebetulnya bisa dipupuk agar arisan
menjadi lembaga pemberian modal dan tempat pemasaran. Penyediaan modal di
sini diwujudkan dengan mengumpulkan iuran sukarela yang relatif sangat kecil
tapi bisa dipinjamkan dengan bunga serelanya kepada anggota. Lama-kelamaan
karena uang tersebut bertambah banyak, maka pinjaman yang dapat diberikan
pun semakin besar.
Arisan pada saat ini masih terbatas pada pemenuhan kebutuhan seharihari bukan modal usaha, akan tetapi arisan merupakan lembaga yang
memungkinan untuk dimanfaatkan sebagai lembaga pemberi modal dan
pemasaran bagi perempuan yang bekerja mencari nafkah. Hal ini terlihat dari
adanya fakta bahwa dalam kelompok arisan terdapat kegiatan pengumpulan
dana yang dipinjamkan kembali kepada anggotanya dengan bunga sukarela
untuk modal usaha. Arisan ini berada di prioritas setelah warung dan pasar
karena diikuti oleh banyak perempuan dan dilakukan setiap bulan.
72
Lembaga selanjutnya adalah PKK.. PKK peranannya juga tidak kecil
dalam usaha mencari nafkah. Pada awalnya pendekatan yang dilakukan PKK
adalah dari rumah ke rumah sehingga memudahkan proses sosialisasi dan
koordinasi terhadap perempuan, akan tetapi peran PKK saat ini menurun,
nampak dari kurang intensnya dalam mengadakan kunjungan rutin kepada
perempuan. Rapat-rapat saat ini lebih sering diadakan di ruang pertemuan yang
berada di kantor kelurahan pada waktu-waktu dimana perempuan masih
melakukan pekerjaannya. Rapat-rapat kader PKK di tingkat RW diadakan di
kantor PKK di RW masing-masing namun sangat sedikit yang hadir. Perempuan
yang menjadi kader hanya aktif pada saat ada program.
Kegiatan PKK yang erat kaitannya dengan
pengembangan usaha
perempuana dalah pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan membuat makanan yang
higienis. Sayangnya, hal seperti ini jarang dilakukan oleh PKK sehingga
keterampilan perempuan relatif kurang dalam mengembangkan hasil produksinya.
Hal itu menggambarkan bahwa program atau kegaitan PKK perlu ditingkatkan lagi
sehingga bisa mendukung usaha perempuan karena sesungguhnya lembaga PKK
merupakan lembaga yang bisa mengajak warga untuk akses terhadap dirinya.
Cara yang ditempuh PKK biasanya dengan mengumpulkan orang (sebagai
wadah informasi yang cukup kompeten). Selain itu, dengan seringnya
masyarakat datang pada saat kegiatan-kegiatan PKK berlangsung seperti
contohnya pada saat Posyandu, maka PKK bisa dijadikan lembaga pemasaran
bagi hasil produksi perempuan atau usaha warga setempat. PKK juga selain itu
bisa dimanfaatkan karena PKK mempunyai jaringan ke luar, yaitu dengan PKK
kecamatan dan PKK kota sehingga usaha perempuan yang sifatnya lebih besar
(seperti usaha pembuatan penutup tempat tidur), dapat membuat jaringan pasar
yang lebih besar melalui PKK atau jaringan yang dipunyai PKK tersebut.
Hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti pameran atau bazar di
tempat lain pada saat PKK mengadakan kegiatan. Akan tetapi, sangat disayangkan
bahwa PKK hanya aktif pada saat ada program saja padahal potensi PKK sangat
besar. Jika PKK lebih dikuatkan maka dapat berpotensi menjadi tempat pelatihan
(untuk peningkatan keterampilan) dan informasi mengenai harga maupun
pengembangan ekonomi karena banyak orang berkumpul. Kegiatan PKK seperti
Posyandu, peningkatan gizi bayi dan balita (Bina Keluarga Balita) serta Bina
Keluarga Lansia adalah yang sedang berjalan saat ini sehingga dapat menjadi
potensi yang bisa dipakai untuk sarana pemasaran.
73
Perempuan dengan usaha kecil bisa membuat usaha yang sesuai dengan
kegiatan
PKK
pada
waktu-waktu
tertentu,
seperti
Posyandu
yang
diselenggarakan sebulan sekali. Dengan demikian, perempuan harus pandaipandai mempelajari selera konsumen (termasuk anak-anak) pada saat kegiatankegiatan itu dilakukan. Sesungguhnya, harapan perempuan mencari nafkah
secara umum adalah PKK dapat lebih memberikan kontribusi melalui pemberian
modal dengan bunga yang kecil dan melakukan pendampingan usaha hingga
usaha mereka benar-benar mandiri.
Koperasi yang merupakan kegiatan P2WKSS juga memberikan kontribusi
kepada perkembangan usaha perempuan dalam bentuk pemberian modal usaha
dan alat-alat usaha. Kondisi koperasi pada saat ini sedang mengalami kredit
macet karena anggota tidak bisa mengembalikan pinjaman. Hal ini diduga karena
koperasi membuka pinjaman kepada yang bukan anggota sehingga modal
koperasi makin menipis sedangkan cicilan tidak terpenuhi. Perempuan juga
berhubungan dengan lembaga koperasi.
Koperasi dibentuk dengan tujuan membantu masyarakat ekonomi rendah.
Kenyataannya, masyarakat kecil belum merasakan hal itu. Koperasi pada awal
pembentukannya bertujuan untuk memenuhi dalam hal permodalan dan
pemasaran. Kondisi saat ini adalah fungsi tersebut berjalan lemah dikarenakan
masalah kurangnya tanggung jawab anggota untuk membayar pinjaman.
Hubungan antara perempuan dengan koperasi sifatnya insidentil. Koperasi pada
saat ini menjadi lembaga yang kurang berdaya guna karena mengalami kredit
macet sehingga tidak dapat memberikan pinjaman kembali.
Lembaga lainnya adalah kelurahan. Kelurahan sebagai lembaga disini
bukan dilihat dari fungsi kelurahan sebagai penyelenggara pemerintahan
melainkan dilihat dari letaknya yang strategis karena sering didatangi orang
banyak yang membutuhkan jasa kelurahan. Dengan demikian, kelurahan dapat
dipergunakan sebagai tempat pemasaran dari berbagi hasil produksi perempuan.
Ada beberapa responden yang sudah memasarkan dagangannya di daerah
kelurahan namun waktunya sangat terbatas.
Tempat yang tersedia relatif kecil dan waktunya sangat tergantung waktu
dimana banyak orang datang ke kelurahan, yaitu dari pukul 09.00 sampai dengan
pukul 13.00 WIB. Selain itu, tidak semua perempuan pengusaha dapat berjualan di
kelurahan sehingga kesempatannya menjadi sangat terbatas. Kesulitan lainnya
untuk melakukan pemasaran di kelurahan adalah harus mencari orang dalam
74
kelurahan dan kader-kader PKK yang dikenal yang bisa diakses untuk memberi ijin
di daerah tersebut. Contohnya, responden yang mempunyai pengalaman tersebut
adalah Ibu Een yang berjualan getuk di sekitar wilayah kelurahan.
Lembaga yang manfaatnya dirasakan sangat kurang selain kelurahan
adalah lembaga pemberi peluang kerja berupa pabrik atau perusahaan yang ada
di sekitar permukiman. Pabrik atau perusahaan dapat dikelompokkan sebagai
lembaga lokal karena keberadaannya sudah cukup lama di Kelurahan Cigugur
Tengah.
Pabrik/perusahaan
sebagai
lembaga
pemberi
kerja
memberi
kesempatan kepada perempuan yang suaminya di-PHK untuk bekerja di pabrik
tapi dengan upah yang sifatnya hanya sebagai charity, yaitu upah yang jauh
lebih rendah dari upah yang seharusnya karena ingin membantu keluarga dari
pekerja yang tadinya bekerja di pabrik tersebut. Contohnya adalah Ibu Wt yang
diterima menjadi buruh di sebuah pabrik tekstil dimana suaminya dulu bekerja.
Kesempatan yang diberikan pabrik/perusahaan itu diberikan terbatas
kepada beberapa perempuan saja. Di samping itu, pabrik sebagai lemabga
pemberi kerja juga merupakan lembaga pemasaran yang dapat dimanfaatkan
oleh perempuan yang berusaha mencari nafkah. Beberapa responden ada yang
diperkenankan menjual barang atau hasil produksinya di lokasi pabrik dengan
syarat pedagang tersebut memelihara kebersihan lokasi berdagangnya.
Hubungan yang terjalin dengan kelembagaan secara keseluruhan belum
membawa
hasil
yang
diharapkan
perempuan
untuk
itu
diperlukan
pendayagunaan lembaga, yaitu membuat jaringan kelembagaan baru atau
memelihara jaringan yang sudah ada.
Dari hasil analisis pendayagunaan kelembagaan lokal di atas, dapat
disimpulkan bahwa di Kelurahan Cigugur Tengah ada beberapa lembaga lokal
yang sudah berdaya guna walau belum optimal dan ada pula beberapa lembaga
yang bisa didayagunakan untuk pengembangan usaha
perempuan dalam
mencari nafkah karena potensinya cukup mendukung ke arah tersebut.
Lembaga yang sudah berdaya guna sebagai lembaga pemasaran adalah
warung, pasar, koperasi, kelurahan, arisan dan pengajian. Lembaga yang sudah
berdaya guna akan tetapi belum optimal adalah koperasi, kelurahan dan pabrik
atau perusahaan sedangkan lembaga yang bisa didayagunakan adalah arisan
dan pengajian.
Pabrik atau perusahaan daya gunanya relatif kecil sehingga perlu
ditingkatkan. Untuk arisan dan pasar pada saat ini belum merupakan lembaga
75
yang berdaya guna untuk pemasaran tapi karena potensinya cukup besar untuk
didayagunakan maka arisan dan pasar merupakan lembaga yang bisa
didayagunakan, yaitu dengan membuat jaringan-jaringan baru antara perempuan
dengan arisan dan pasar dalam meningkatkan usaha mereka. Warung dan pasar
yang
cukup besar potensinya sebagai lembaga pemasaran karena warung
memberi kesempatan untuk mendapatkan bahan baku dengan mudah, yaitu
dengan berutang dan juga memberi kesempatan kepaqda perempuan pengusaha
untuk menjual dagangan mereka di warung sehingga menguntungkan keduanya.
Sedangkan pasar merupakan lemabga yang dimanfaatkan oleh perempuan saat
tidak ada barang yang diperlukan perempuan di warung.
Koperasi sudah berperan sebagai lembaga permodal dan pemasaran
walaupun daya gunanya masih relatif kecil. Kelurahan selama ini daya gunanya
bagi perempuan masih relatif kecil karena waktu yang terbatas, simpul-simpul
jaringan kurang dan lokasi yang terbatas. Demikian pula halnya dengan pabrik
atau perusahaan yang menjadi lembaga yang daya gunanya kecil karena waktu
yang terbatas dan diberikan hanya kepada sebagian kecil perempuan. Lembagalembaga seperti PKK awalnya berdaya guna sebagai pemberi pelatihan dan
informasi tetapi pada saat ini kegiatan tersebut kurang dilakukan. Akan tetapi
karena potensinya cukup besar maka PKK dapat didayagunakan sebagai
lembaga pemasaran melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan PKK.
Arisan dan pengajian merupakan lembaga yang sangat berkelanjutan
sehingga mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan lembaga
pemasaran. Pada saat ini baik arisan maupun pengajian belum mengarah
kepada pengembangan sebagai lembaga pemasaran. Akan tetapi, kegiatankegiatan yang mengarah ke pemasaran sudah sering dijalankan sehingga yang
perlu untuk dilakukan adalah mengembangkannya saja.
Di samping sebagai lembaga pemasaran, warung dan koperasi sudah
berdaya guna sebagai lembaga penyedia modal dan bahan baku sekalipun
belum optimal. Warung jauh lebih berdaya guna daripada kelurahan sebagai
lembaga penyedia modal dan bahan baku. Para perempuan yang berusaha bisa
mengambil bahan baku untuk dagangan dari warung sekaligus memasarkan.
Sistem berutang merupakan sistem yang menguatkan jaringan antara
perempuan
dengan
warung
yang
sekaligus
menguntungkan
baik
untuk
berkembangnya usaha perempuan itu sendiri maupun berkembangnya warung
tersebut. Warung dengan demikian merupakan lembaga yang sudah berdaya guna
76
bagi usaha perempuan sedangkan koperasi sekalipun sekarang pengembangannya
kurang baik tapi mempunyai potensi sebagai lembaga permodalan dengan simpan
pinjamnya. Akan tetapi, daya guna koperasi bagi perempuan saat ini perlu
ditingkatkan karena koperasi kurang berkembang diakibatkan kredit macet sehingga
perlu melakukan pendayagunaan koperasi lebih dari sebelumnya.
Lembaga-lembaga lain yang belum berdaya guna sebagai lembaga
pemberi modal dan penyedia bahan baku tapi bisa didayagunakan adalah arisan
dan pengajian. Arisan sudah mempunyai potensi ke arah lembaga permodalan,
yaitu ditunjukkan dengan adanya kegiatan dalam arisan berupa iuran sukarela
yang lama-kelamaan berkembang menjadi sumber pinjaman yang tidak
memberatkan karena lembaga itu mempunyai sifat sebagai lembaga tolongmenolong dalam mengatasi kebutuhan masyarakat. Arisan didahulukan bagi
yang kesulitan. Di lain pihak, pengajian juga sudah mengarah kepada lembaga
pemberi modal dan bahan baku karena terdapat kegiatan simpan pinjam
sukarela yang dipakai untuk membantu orang-orang yang membutuhkan melalui
pinjaman yang tidak membebani.
Selain melihat lembaga-lembaga yang ada di Kelurahan Cigugur Tengah
sebagai lembaga pemberi modal, pemasaran dan penyedia bahan baku juga
bisa dilihat dari fungsi lainnya yang mendukung kegiatan ekonomi produktif
perempuan, dalam hal ini PKK berdaya guna sebagai lembaga pemberi informasi
dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi dalam masyarakat yang
dapat diperoleh pada saat mereka berkumpul pada saat kegiatan PKK.
PKK juga berfungsi sebagai lembaga pelatihan yang dapat meningkatkan
kemampuan produktif perempuan seperti bagaimana mengemas makanan
dengan baik, walaupun kegiatan tersebut pernah dilakukan. Sayangnya,
kegiatan-kegiatan PKK yang bersifat memberi informasi dan meningkatkan
keterampilan perempuan sekarang ini kurang digalakkan.
Selain PKK, lembaga yang mempunyai fungsi lain adalah lembaga pemberi
kerja, yaitu perusahaan yang menerima bekerja istri-istri yang suaminya terkena
PHK di pabrik tersebut. Akan tetapi kesempatan kerja tersebut hanya diperoleh
perempuan dengan sangat terbatas dan tidak mempunyai aturan yang benar,
seperti upah yang tidak semestinya (kesempatan kerja yang diberikan adalah
hanya sekedar untuk menolong).
Untuk lebih jelasnya, pendayagunaan lembaga lokal dilihat dari kaitannya
dengan peningkatan peran-ekonomi perempuan dapat dilihat pada tabel 6.
77
Tabel 6
Lembaga-lembaga Lokal dan Kaitannya dengan Peningkatan Peran-ekonomi Perempuan di Kelurahan Cigugur Tengah Tahun 2006
1
PKK
Kelurahan
Kelompok Arisan
Kelompok
Pengajian
Koperasi
Pasar
Pabrik/perusahaan
Warung
2
2
3
Modal
1
_
_
Bahan Baku
_
_
Pemasaran
Sudah dilakukan tapi Sudah dilakukan
perlu lebih
tapi kesempatan
ditingkatkan
terbatas
Kerjasama yang Dapat memperoleh Kelurahan tetap
diharapkan oleh modal dengan bunga memberikan ijin
perempuan
kecil
untuk bisa
memasarkan
dagangannya
Potensi
Jaringan keluar
Merupakan tempat
Lembaga yang kelurahan untuk
yang strategis
bisa
pemasaran
untuk pemasaran
dimanfaatkan
karena didatangi
perempuan
oleh banyak orang
Masalah yang
Kegiatan PKK
Lokasi yang
Dihadapi
tersendat-sendat
terbatas dan
sehingga fungsinya hubungan dengan
sebagai lembaga
prang dalam
pelatihan kurang
kelurahan kurang
berjalan
4
Masih bersifat
memenuhi
kebutuhan seharihari
_
Belum, tapi bisa
didayagunakan
untuk pemasaran
Dapat difungsikan
menjadi lembaga
pemasaran dan
permodalan
5
6
7
8
9
_
Sudah terlaksana
namun mengalami
kendala kredit macet
_
_
_
_
_
Sudah dilakukan tetapi
_
kurang optimal
Belum, tapi bisa
Sudah dilakukan tapi Dapat diakses tapi
Sudah dilakukan tapi
didayagunakan untuk usaha kurang
kurang optimal karena baru dirasakan oleh
pemasaran
berkembang
tidak adanya simpul- sebagian kecil usaha
simpul jaringan yang perempuan
bisa dimanfaatkan
Dapat difungsikan
Dapat memberikan Dapat terjalin jaringan Dapat memperluas
sebagai tempat
modal dengan bunga pemasaran
jaringan pemasaran
pemasaran
kecil dan lancar
Perasaan satu grup, Perasaan satu grup, Jaringan keluar
kebersamaan dan tolong-menolong
kelurahan untuk
tolong-menolong
pemasaran dan
sumber modal
(simpan pinjam)
Banyak modal sosial Banyak modal sosial Modal dari
yang mendukung
yang mendukung
pemerintah terhenti
namun belum
namun belum
dan kredit macet
dimanfaatkan
dimanfaatkan
Sudah dilakukan tetapi
masih belum optimal
Sudah dilakukan dan
merupakan lembaga
yang paling banyak
dimanfaatkan sekalipun
belum optimal
Dapat membantu
menyediakan bahan
baku yang diperlukan
dalam usaha dan
membantu pemasaran
Merupakan tempat
untuk pemasaran dan
bahan baku
Hubungan yang
Merupakan tempat
terjalin dengan bandar yang strategis untuk
dan pedagang
pemasaran dan
menyediakan
lapangan kerja
Jaringan kurang
Tempat terbatas dan Perlu modal yang besar
terbina karena tidak sistem upah yang
dan persaingan antar
ada simpul-simpul
tidak berlaku umum warung
jaringan yang
mendukung
Sumber: Olah Data Lapangan, 2006
Keterangan : 1 = Lembaga
2 = Kaitannya dengan peningkatan peran-ekonomi perempuan
77
78
Hal yang dapat disarankan dalam pengembangan jejaring yang mendukung
peran-ekonomi perempuan di Kelurahan Cigugur Tengah adalah :
1. Mengadakan hubungan antar lembaga, yaitu untuk menghindari atau
mengurangi persaingan maka warung berkoordinasi antar warung untuk
menetapkan standar harga. Bila usaha perempuan stabil itu dapat juga
menguntungkan konsumen, karena konsumen tidak mencari warung yang lain.
2. Setelah posisi warung dalam keadaan stabil maka akan memudahkan
perempuan pengusaha membina hubungan dengan warung-warung tersebut.
Hal ini menguntungkan kedua belah pihak, yaitu perempuan pengusaha dan
warung dalam mengembangkan usahanya.
3. Dengan jaringan yang terbina baik antara perempuan pengusaha dengan
warung akan berpengaruh kepada konsumen (masyarakat lain selain
perempuan pengusaha) sehingga konsumen tidak akan beralih kepada pasar
di luar warung karena semua kebutuhan terpenuhi dari warung. Ini tentunya
akan menguntungkan warung sehingga warung berkembang dan secara tidak
langsung akan menguntungkan perempuan pengusaha.
4. Bila jaringan antar pedagang dengan warung dan konsumen menjadi kuat dan
stabil, maka untuk melakukan hubungan dengan penguatan modal,
pemasaran dan bahan baku, warung dan perempuan pengusaha bisa
membina jaringan lebih jauh dengan lembaga yang mendukung usaha
mereka, misal PKK yang mempunyai hubungan keluar yang lebih luas.
Suatu lembaga yang berdaya guna dan mempunyai kekuatan bila lembagalembaga tersebut bisa membuat jaringan dengan lembaga baik di luar maupun di
dalam komunitas. Untuk menguatkan lembaga-lembaga lokal dalam berdaya guna
mendukung peran-ekonomi perempuan, yaitu dengan cara membina jaringanjaringan antar lembaga lokal yang ada sehingga lembaga-lembaga tersebut
menjadi kuat. Dan setelah lembaga-lembaga tersebut menjadi kuat, baru membina
jaringan yang lebih luas dengan lembaga di luar komunitas.
Download