BRAND AWARENESS DAN KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Korelasi Antara Brand Awareness dengan Keputusan Pembelian pada Mahasiswa / Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS Angkatan 2013 Kategori Fashion & Mode Pengguna Situs Forum Jual-beli Online Kaskus.co.id) Mahaghaniy Gelar Kuncoro Nuryanto Mahfud Anshori S Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract More and more users of the site and audience enthusiasm for using Kaskus site interesting and has lots of benefits in all these aspects make the writer is interested in conducting a study to determine how the level of brand awareness as members of the community, especially new bie users Kaskus site to site. The purpose of this study was to determine the effect of brand awareness on purchasing decisions on Student/ Non-Regular Student Communication Sciences Faculty of Social forces UNS 2013 users online selling sites Kaskus. This study is a survey research. Techniques used in data collection questionnaire. The population in this study was student users of online selling sites Kaskus. The sampling technique used is the technique of random sampling is a sampling technique that allows all members of the population have a chance to be sampled. Methods of data analysis using the Spearman correlation test. Based on the findings it is evident that the effect of brand awareness on purchasing decisions Students with grades r count > r table. This indicates that brand awareness to the site KASKUS Students can improve purchasing decisionson FISIP UNS Students. Keywords: brand awareness, purchase decision, KASKUS 1 Pendahuluan Di era global ini kemajuan teknologi senantiasa mengikuti tuntutan dunia bisnis yang berorientasi pada relation marketing, dimana komunikasi menjadi alat utama untuk melakukan hubungan dengan rantai bisnisnya. Dengan adanya teknologi internet (online) perkembangan komunikasi berjalan sangat cepat, karena orang dari berbagai belahan dunia dapat bertemu ataupun berkomunikasi di dunia virtual walaupun mereka tidak saling mengenal. Dengan semakin banyak konsumen yang sadar teknologi saling bertukar informasi dengan cepat dan membandingkan berbagai macam produk, oleh karena itu kegiatan pemasaran menjadi lebih kompleks. Seiring dengan perkembangan dunia internet yang sangat pesat sejak kemunculannya, sekarang ini banyak bermunculan situs-situs online shopping, blog-blog online ataupun situs komunitas yang tidak hanya sebagai situs pertemanan tetapi juga menawarkan forum jual beli yang menyediakan berbagai kebutuhan. Perkembangan pengguna internet mendorong adanya suatu potensi besar terciptanya belanja online, menurut data setiap tahunnya terjadi peningkatan signifikan pemakai dan pelanggan internet. Internet merupakan hasil dari perkembangan teknologi komunikasi yang sedang berlangsung sangat pesat saat ini. Salah satu web atau situs terbesar yang popular di kalangan masyarakat dunia saat ini adalah www.kaskus.co.id. Kaskus adalah situs forum komunitas maya terbesar di Indonesia. Kaskus dibentuk pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat. Kaskus awalnya bertujuan sebagai forum informal mahasiswa Indonesia di luar negeri. Nama “Kaskus” sendiri merupakan singkatan dari kata “kasakkusuk”. Situs ini sekarang dikelola oleh PT. Darta Media Indonesia (www.alexa.com). Terdapat banyak faktor yang menyebabkan seseorang untuk berbelanja online di situs Internet. Mulai dari biaya yang murah, kualitas jenis barang, 2 kepercayaan, fasilitas kemudahan transaksi, sampai dengan beberapa faktor lainnya. Sejak awal didirikannya, Kaskus berhasil merespon kebutuhan pasar akan gaya hidup modern berbelanja online. Respon positif terhadap forum jual beli Kaskus ini telah menciptakan peningkatan jumlah member Kaskus menjadi luar biasa tinggi. Akibatnya, Kaskus menjadi salah satu situs belanja online yang populer di Indonesia. Yang kemudian menarik adalah, bagaimana strategi situs Kaskus untuk dapat mempertahankan keunggulan kompetitif situs Kaskus agar tetap menjadi situs belanja populer di Indonesia. Kaskus menyediakan media bagi Kaskuser (anggota Kaskus.co.id) untuk melakukan transaksi jual beli produk barang dan jasa antara Kaskuser, sehingga model bisnis ini berbeda jika dibandingkan dengan Bhinneka.com yang menempatkan member hanya sebagai pembeli, Business to Consumer (B2C).Model transaksi bisnis pada Forum Jual-Beli (FJB) Kaskus mengacu pada Consumer to Consumer (C2C). Untuk kegiatan ini, Kaskus menyediakan sarana yang disebut Forum Jual Beli dimana setiap Kaskuser (anggota Kaskus.co.id)bisa menawarkan hampir segala jenis barang atau membeli apa-apa yang ditawarkan di forum tersebut. Kaskus mengalami perkembangan yang pesat dimana kaskus.co.id tidak hanya berfungsi sebagai situs jejaring sosial tetapi juga sekaligus sebagai ajang diskusi online. Adapun diskusi dalam bentuk tulisan yang diposting oleh anggota diorganisasikan dengan lebih baik hingga menjadi kategori-kategori (thread ) yang terdiri dari berbagai sub-sub forum. Tujuan Kaskus.co.id adalah sebagai wadah bertukar pikiran di dunia maya. Dengan pengelompokan sub-sub forum baru yang lebih rapi, maka forum ini menjadi kian atraktif bagi anggotanya. Forum Jual-Beli (FJB) adalah salah satu forum dalam Kaskus.co.id yang cukup menyita perhatian kalangan anggota. Forum JualBeli memberikan kesempatan sekaligus kebebasan kepada anggota Kaskus.co.id untuk melakukan transaksi online. Anggotanya yang berjumlah lebih dari empat juta member, tidak hanya berdomisili dari Indonesia namun tersebar juga hingga Negara lainnya. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga orang 3 dewasa. Kaskus bermula dari sekedar hobi dari komunitas kecil yang kemudian berkembang hingga saat ini. Kaskus dikunjungi sedikitnya oleh 900.000 orang, dengan jumlah page view melebihi 15.000.000 setiap harinya. Hingga saat ini Kaskus sudah mempunyai lebih dari 500 juta post. Pada bulan Januari 2012 Kaskus berada di peringkat 259 dunia dan menduduki peringkat 7 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Tampilan halaman depan www.kaskus.co.id terdapat forum, jual beli, radio, blog dan groupee, dan terdapat hotcategories antara lain: longue, berita dan politik, computer, jokes, movies, supranatural, sports, games, otomotif, music dan regional. Saat ini situs www.kaskus.co.id berada diperingkat 7 sebagai Top Sites in Indonesia (sumber: www.alexa.com). Jumlah pengguna internet yang semakin meningkat mengakibatkan semakin maraknya jumlah penipuan yang terjadi pada penjualan online. Akan tetapi, tindakan penipuan bertolak belakang dengan jumlah transaksi online shop yang trennya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut CEO PT. Indonesia Payment Solution (http://inet.detik.com) total finansial transaksi online pada 2010 tercatat sebesar USD 3,4 miliar dan tahun 2012 total finansial transaksi online ditaksir mencapai USD 4,1 miliar. Penelitian ini mengenai perilaku pembelian konsumen pada situs kaskus. Semakin banyak pengguna situs dan antusiasme khalayak untuk menggunakan situs Kaskus yang menarik dan banyak memiliki manfaat dalam semua aspek ini membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana tingkat brand awareness khususnya kaskuser sebagai anggota komunitas pengguna situs Kaskus terhadap situs Kaskus. Peneliti mengambil Mahasiswa/ Mahsiswii Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2013 sebagai populasi dalam penelitian ini karena mahasiswa dianggap merupakan kaum intelektual dalam masyarakat, yang berpendidikan hingga ke perguruan tinggi dimana mayoritas penduduk Indonesia hanya sampai ke tingkat pendidikan sekolah umum. Mahasiswa juga dianggap sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan informasi apa yang dibutuhkannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Analisis 4 Brand Awareness Dalam Meningkatkan Keputusan Pembelian” (Studi Korelasi Pada Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2013 Pengguna situs forum jual-beli online kaskus.co.id). Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah utama yang diteliti adalah Apakah brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2013 pengguna situs jual beli online Kaskus.co.id ? Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2013 pengguna situs jual beli online Kaskus. Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya (Effendy, 2006: 27). Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio, dan kata ini bersumber pada kata communis. Arti communis di sini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu semua makna mengenal satu hal. 2. Komunikasi Massa Komunikasi massa ialah penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca informasi melalui media cetak surat 5 kabar tidak tampak oleh si komunikator. Dengan demikian maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi melalui media massa sifatnya “satu arah” (one way trafic). (Effendy, 2004: 50), Menurut Rakhmat (2004), komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa adalah “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Rakhmat 2012: 186). a. Efek Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan sejenis kebutuhan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan tetapi untuk mengetahui secara tepat dan rinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakkan proses sosial tidaklah mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui metode tertentu yang bersifat analisis psikologi dan analisis sosial. Analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks (Ardianto, 2004:48). b. Teori S-O-R Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah Teori S-O-R (Stimulus Organism Response) karena khalayak pasif dipengaruhi oleh arus langsung dari media. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau 6 pesan yang disampaikan oleh komunikator ke komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan ke proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah: a) Pesan (Stimulus, S) b) Komunikan (Organism, O) c) Efek (Response, R) (Effendy, 2003). c. Khalayak sebagai Massa Massa seringkali sangat besar, lebih besar dari kebanyakan kelompok, kerumunan atau publik. Para anggota massa tersebar luas dan biasanya tidak saling mengenal satu sama lain. Massa kurang memiliki kesadaran diri dan identitas diri sertatidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula. Massa tidak bertindak untuk dirinya sendiri tetapi “disetir” untuk melakukan suatu tindakan (Riswandi, 2009: 164). 3. New Media Pada saat ini, new media atau media baru merupakan istilah yang dipergunakan untuk semua bentuk media komunikasi massa mutakhir yang berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi. Ini biasanya digunakan untuk media komunikasi elektronik/digital, khususnya internet dan World Wide Web (WWW). Kehadiran media baru telah mengubah dunia komunikasi manusia menjadi hiperkomunikasi yaitu media yang memungkinkan terjadinya komunikasi bukan antara segelintir orang saat ini, melainkan juga antara satu orang komunikator 7 dengan satu orang komunikan, serta komunikator massa dengan komunikan massa (Irianto, 2005: 118). Sebagai sebuah medium new media tentunya memiliki kekurangan dan kelebihan. Berbagai fitur layanan yang ada di internet memudahkan pengguna internet untuk mengakses berbagai informasi dalam penelitian ini social network memiliki kelebihan diantaranya: 1) Interaktivitas New media memberikan kemudahan penggunanya untuk berinteraksi atau berkomunikasi di media digital.New media merupakan revolusi dari munculnya media interaktif.Aksi dan reaksi adalah bentuk interaktivitas dalam new media dimana merupakan perkembangan dari sistem komunikasi. 2) Ilmu pengetahuan Masyarakat new mediatelah tahu semua bahwa medium ini memberikan banyak pengetahuan yang dibutuhkan penggunanya. Yahoo, Google, Wikipedia merupakan beberapa contoh fitur layanan yang menyediakan berbagai macam ilmu pengetahuan yang ada di dunia. Kita bisa mendapatkan referensi-referensi bacaan sesuai dengan kebutuhan kita. 3) Ekonomi E-Commerce merupakan proses jual beli atau pelayanan melalui sistem elektronik seperti internet dan komputer jaringan yang lain.(Hastjarjo, 2010: 18) 1) New Media dan Pengaruhnya Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui media massa yang semakin banyak berkembang memungkinkan informasi menyebar dengan mudah di masyarakat. Informasi dalam bentuk apapun dapat disebarluaskan dengan mudah dan cepat sehingga mempengaruhi cara pandang, gaya hidup, serta budaya. 1) Individu 8 Bagi individu tentunya sangat memberikan perubahan yang sangat mencolok khususnya mereka yang intensitasnya tinggi dalam penggunaan internet. Seperti yang dikatakan oleh Giles dalam Hastjarjo (2010: 23) bahwa individu dalam dunia internet menjadi go online artinya individu masuk dalam bentuk baru dari kehidupan sosial yaitu sosial media. 2) Ekonomi New media menunjang perkembangan ekonomi dalam bentuk e-commerce. Internet dinilai sebagai medium yang sangat efektif untuk iklan suatu produk. Sebagaimana Weber mengatakan bahwa internet“The real job of the marketer in the social web is to aggregate customers. You aggregate customer two ways : (1) by providing compelling content on your website and creating retail environment that customers want to visit and (2) by going out and participating in the public”. 3) Perubahan sosio-kultural New media telah merubah banyak dari bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia. 4. Media Sosial Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network/ jejaring sosial. Wiki, forum, dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika utuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses sosial media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Pengguna sosial media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content 9 lainnya. Media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan mengirim pesan saja namun juga ada fungsi dan manfaaatnya: 1. Pencitraan atau memasarkan di dalam arti positif, dalam hal ini juga dengan prestige dan kemauan untuk update teknologi informasi. 2. Media transaksi dan pemikiran dalam hal perdagangan, politik, budaya, bahkan dimungkinkan juga dalam bidang pendidikan. 3. Menambah wawasan atau pengetahuan dengan sarana information sharing dan comment. 4. Bila pengguna memiliki blog, blog meningkatkan prestice dari perusahaan, apabila pengguna mempunyai suatu perusahaan yang cukup terkenal dan berkembang, tapi tidak mempunyai situs maupun blog. Maka para konsumen akan menilai perusahaan yang dikelola kurang bonafit, dan tentunya hal ini akan menurunkan daya saing perusahaan (Dalilah, 2011: 4) 5. Brand Awareness (Kesadaran Merk) a. Definisi Brand Awareness (kesadaran merk) Menurut Shimp (2003: 11), kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan. Lebih lanjut Aaker (1991: 60) mendefinisikan kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu. Brand awareness (kesadaran merek) didefinisikan sebagai kemampuan konsumen dalam menyadari, mengakui dan mengingat suatu merek Aaker (1997). Aaker (1997) mengemukakan bahwa tahap pertama untuk membangun sebuah ekuitas merek adalah dengan menciptakan kesadaran merek. Kesadaran merek mengacu kepada seberapa kuat sebuah merek berada dalam ingatan konsumen (Keller, 1993). Lebih lanjut Puspitasari (2009) mendefinisikaan kesadaran merek (brand awareness) sebagai kesanggupan seorang calon pembeli mengenali atau 10 mengingat kembali suatu merek yang merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran merek (brand awareness) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika konsumen sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan dalam benak konsumen tersebut. Kesadaran merek sangat berkaitan dengan upaya perusahaan dalam melakukan positioning produknya dalam benak konsumen. Arti dari suatu kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker dalam Rangkuti, 2002: 39). b. Peranan Brand Awareness Peran brand awareness terhadap brand equity dapatdipahami bagaimana brand awareness menciptakan suatu nilai.Dapat dicapai melalui beberapacara: 1) Anchor to which other association can be attached,artinya suatu merek dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai menggambarkan asosiasi dari merek tersebut. 2) Familiarity-Liking, artinya dengan mengenal merek akan menimbulkan rasa terbiasa terutama untuk produk-produk yang bersifat low involvement (keterlibatan rendah) seperti pasta gigi, tissue, dan lain-lain. Suatu kebiasaan dapat menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi suatu pendorong dalam membuat keputusan. 3) Subtance / Commitment, kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang luas, eksistensi yang sudah lama dalam industri,dan lain-lain. Jika kualitas dua merek sama, brand awareness akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen. 4) Brand to consider, langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk 11 dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek yang memiliki Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau merek yang dibenci. (Durianto, 2001) c. Tingkatan Brand Awareness Tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah memadai tergantung di mana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi brand awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat brand awareness yang sudah tinggi. Brand awareness memiliki beberapa tingkatan, dari tingkatan yang paling rendah (tidak menyadari brand) sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu Top of Mind. Tingkatan kesadaran merek secara berurutan adalah sebagai berikut: a. Top of Mind Merek yang menjadi top of mind adalah merek yang muncul pertama kali dibenak konsumen jika dikaitkan dengan produk tertentu. b. Brand recall Merek yang masuk kategori ini adalah merek yang dapat disebutkan olehkonsumen dengan cepat dan diluar kepala ketika dikaitkan dengan produktertentu. c. Brand recognition Pada tingkatan ini, konsumen tidak ingat akan sebuah merek, tetapi konsumenakan kembali ingat dan sadar akan merek tersebut setelah diingatkan kembali. d. Unaware of brand 12 Merek pada tingkat ini adalah merek yang sama sekali tidak diingat oleh konsumen. Dengan kata lain, konsumen tidak menyadari adanya merek tersebut (Aaker, 1991 dalam Simamora 2001). Definisi-definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik simpulan bahwa brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya brand awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Brand awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu brand. 6. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi-informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai alternatif dari istilah keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Zeithalm (1988) dalam (Setiadi, 2002). Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan pleh produsen (Kotler& Armstrong (2001). Suatu produk dapat dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabilaproduk tersebut telah diputuskan untuk dibeli. Keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebihbesar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibandingkan pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan pada umumnya beralih 13 mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri seusai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memprosesrangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah motivasi untuk membeli. Metodologi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei. Penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 2006: 6). Kuesioner yang berisi pertanyaan kemudian dibagikan kepada responden yang selanjutnya jawaban yang terkumpul kemudian dilakukan analisa data. Populasi penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa/ Mahasiswi Ilmu Komunikasi Non Reguler FISIP UNS angkatan 2013 yang menggunakan kaskus berjumlah 76 Mahasiswa. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007: 81). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memungkinkan semua anggota populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel. Penentuan sampel menggunakan tabel penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan taraf kesalahan 5% dari populasi yang berjumlah 76 maka sampelnya berjumlah 62 Mahasiswa. Sajian dan Analisis Data 14 Setelah melakukan pengumpulan data pre test, dilakukan uji validitas. Koefisien korelasi tabel yang diambil adalah = 5% dengan angka rtabel masingmasing pertanyaan, maka nilai rhitung harus lebih besar dari rtabel. Adapun hasil dari uji validitas item dengan menggunakan perhitungan SPSS dapat disimpulkan sebagai berikut: a) Brand Awareness Tabel 1 Hasil Uji Validitas Brand Awareness No rhitung rtabel Status 1. 0,701 0,254 Valid 2. 0,790 0,254 Valid 3. 0,796 0,254 Valid 4. 0,761 0,254 Valid Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014 Hasil uji validitas instrumen penelitian diperoleh bahwa seluruh item pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner untuk mengungkap brand awareness dinyatakan valid, karena seluruh item (4 item) memiliki nilai rhitung > r tabel. b) Keputusan Pembelian Tabel 2 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian No rhitung rtabel Status 1. 0,529 0,254 Valid 2. 0,907 0,254 Valid 3. 0,900 0,254 Valid 4. 0,838 0,254 Valid Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014 Hasil uji validitas instrumen penelitian diperoleh bahwa seluruh item pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner untuk mengungkap keputusan pembelian dinyatakan valid, karena seluruh item (4 item) memiliki nilai rhitung > r tabel. 15 Untuk menguji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for windows 15. Sekaran (2006) mengatakan bahwa nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan reliabel apabila nilainya > 0,60. Selanjutnya, tingkatan reliabilitas dibagi menjadi tiga kriteria sebagai berikut: jika alpha atau rhitung (1) 0,8-1,0 = Reliabillitas baik, (2) 0,60-0,79 = Reliabilitas diterima, (3) Kurang dari 0,60 = Reliabilitas kurang baik. Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat memberikan jaminan bahwa datanya memenuhi kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan menggunakan metode-metode statistik yang lain. Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas variabel, dengan menggunakan bantuan Software SPSS For Windows versi 15, didapatkan nilai Cronbach Alpha dari masing-masing variabel sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Brand Awareness Keputusan Pembelian Cronbach’s Alpha 0,803 0,817 Keterangan Baik Baik Sumber : Data primer yang diolah oleh peneliti (2014) Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel di atas diperoleh hasil dari kedua variabel yang diteliti, yaitu: brand awaereness dan keputusan pembelian memiliki nilai cronbach alpha > 0,60, yang berarti bahwa instrumen yang diteliti untuk mengungkap kedua variabel tersebut dinyatakan layak digunakan instrumen dalam penelitian ini atau dikatakan reliabel (handal) Analisis Data dan Responden a. Analisis responden Hasil distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 62 mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diketahui bahwa jenis kelamin yang mendominasi adalah wanita sebanyak 38 Mahasiswa (61,3%). Hal ini dikarenakan mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS didominasi oleh wanita dibandingkan pria. Hasil distribusi frekuensi berdasarkan usia menunjukkan bahwa dari 62 mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diketahui bahwa usia 16 yang mendominasi adalah Mahasiswa yang berusia antara 20 – 22 tahun 50 Mahasiswa (80,6%). Hal ini dikarenakan mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS di dominasi atau pada umumnya berusia 20 – 22 tahun. Hasil distribusi frekuensi berdasarkan status tempat tinggal menunjukkan bahwa dari 68 mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diketahui bahwa jenis kelamin yang mendominasi adalah Mahasiswa kos sebanyak 39 Mahasiswa (62,9%). Hal ini dikarenakan Mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS berasal dari luar kota sehingga para mahasiswa FISIP UNS tersebut cenderung lebih banyak memilih untuk kost atau tinggal di asrama. Hasil distribusi frekuensi berdasarkan intensitas menggunakan situs KASKUS menunjukkan bahwa dari 68 mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian dapat diketahui bahwa usia yang mendominasi adalah Mahasiswa yang menggunakan situs KASKUS sebanyak 1 kali dengan persentasi 48,4%. Hal ini dikarenakan mahasiswa FISIP KOMUNIKASI UNS lebih memilih pembelian secara langsung. b. Analisis korelasi antar variabel Untuk mengetahui korelasi hubungan antara brand awareness dengan keputusan pembelian mahasiswa, dalam penelitian ini digunakan uji korelasi Rank Spearman (Spearman Correlation). Dengan ketentuan bahwa jika nilai rhitung > rtabel atau nilai probabilitas (sig) < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil analisis korelasi (correlation) dengan menggunakan bantuan progam komputer SPSS 15.0 for windows, maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Correlations Spearman's rho Brand Awarenes s Keputusan Pembelian Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N 17 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Brand Awareness 1,000 . 62 ,279* ,028 62 Keputusan Pembelian ,279* ,028 62 1,000 . 62 Sumber : data primer yang diolah Peneliti, 2014 Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa nilai korelasi antara brand awareness terhadap keputusan pembelian sebesar 0,279 dan nilai probabilitas (sig) = 0,028. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa brand awareness mempunyai pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman diketahui bahwa brand awareness berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan perolehan nilai rhitung > rtabel. Hal ini berarti bahwa jika tingkat brand awareness tinggi, maka akan mengakibatkan semakin tinggi kesediaan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa konsumen memiliki posisi merek yang lebih kuat, baik ciri khasnya hingga menjadi best brand dalam benak mereka, maka konsumen memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk membeli melalui situs online. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa brand awareness mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian pengguna situs KASKUS co.id. Saran Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini dapat disimpulkan beberapa saran yang mungkin akan berguna bagi pihak-pihak terkait: 1. Bagi pihak Forum Jual Beli KASKUS co.id, untuk meningkatkan keputusan pembelian pada pengguna KASKUS dengan cara: tetap menjaga kepercayaan konsumen terhadap KASKUS, sehingga merek KASKUS lebih dikenal oleh konsumen. Selain itu dengan menggencarkan promosi, meningkatkan kualitas layanan, dan meningkatkan inovasi desain web supaya KASKUS lebih dikenal diantara situs online lainnya. 18 2. Bagi penelitian selanjutnya, responden yang diambil tidak hanya mencakup mahasiswa FISIP jurusan Komunikasi angkatan 2013 saja sehingga bisa mewakili seluruh lapisan masyarakat terhadap keputusan pembelian melalui Forum Jual Beli KASKUS co.id. 3. Pengumpulan data yang dilakukan sebaiknya bukan hanya melalui kuesioner saja namun dapat dilengkapi dengan melakukan wawancara langsung sehingga Peneliti akan memperoleh informasi yang lebih mendalam dari responden. DAFTAR PUSTAKA Aaker, A. David. (1991). Managing Brand Equity Capitalizing on the Value of a Brand Name, 1st ed., The Free Press, New York, NY, pp. 15-21. Aaker, A. David. 1997. Ekuaitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta: Mitra Utama. Dalilah, Dyah. 2011. Manfaat Media Sosial bagi Humas. Artikel Universitas Muhamadiyah Malang. Hal 4 Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya. Hastjarjo, Sri dkk. 2010. New Media Teori dan Aplikasi. Pasca Sarjana UNS: Lindu Pustaka. Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations Konsep, Pendekatan Dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LKIS. Keller, K.L. (1993), “Conceptualizing, Measuring, and Managing CustomerBased Brand Equity”, Journal of Marketing, Vol. 57 No. 1, pp. 1-22. 19