Makna Hidup Pada Pria Dewasa Awal yang Mengalami Putus Cinta

advertisement
Judul
Nama/NPM
Pembimbing
: Makna Hidup Pada Pria Dewasa Awal yang Mengalami Putus Cinta
: Adhi fajar kurnia/10503003
: Prof. Dr. A. M. Heru Basuki, Msi
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran makna hidup pada individu melalui
pengalaman putus cinta yang dialami oleh subjek, untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan subjek dapat mememukan kebermaknaan hidupnya setelah putus cinta dan untuk
mengetahui bagaimana proses subjek dalam memperoleh kebermaknaan hidupnya melalui
pengalaman putus cinta.Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena metode
kualitatif sesuai digunakan pada masalah-masalah yang bertujuan untuk mengeksplorasi kehidupan
seseorang atau tingkah laku seseorang dalam kehidupannya sehari-hari, dengan menggunakan metode
kualitatif juga diperoleh pemahaman yang mendalam tentang berbagai gejala-gejala sosial yang
terjadi di dalam masyarakat. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang, dengan kriteria
seorang pria dewasa muda berusia 24 tahun dan pernah mengalami putus cinta.Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara dan observasi dengan subjek dan
significant others. Dalam proses wawancara ini, untuk membantu proses pengumpulan data maka
peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara, pedoman observasi dan alat perekam.Setelah
dilakukan penelitan maka didapat hasil bahwa terjadi perubahan makna cinta dan makna hidup subjek
sebelum dan sesudah subjek putus cinta. Hal ini dikarenakan subjek memperoleh pemahaman diri,
kesadaran diri, menemukan makna baru, pengubahan sikap dan kegiatan subjek yang sudah mulai
tertata dari pengalaman putus cintanya. Untuk memperoleh makna hidup yang baru ini subjek
melewati beberapa tahap, dimulai dari tahap derita, tahap penerimaan diri, tahap temuan makna,
tahap realisasi makna dan tahap kehidupan bermaknna.
Kata kunci: Makna hidup, putus cinta
BAB I
dimilikinya
A. Pendahuluan
akan
mengembangkan
hubungannya ke dalam suatu hubungan
Fitrah bagi setiap manusia yang
cinta yang sakral dan suci yang diikat oleh
telah tumbuh menjadi dewasa untuk
pernikahan untuk memperoleh
merasakan cinta dalam hidup ini,
kebahagiaan yang diharapkan setiap insan
mencintai dan juga dicintai. Cinta dapat
melalui cinta yang ada dalam dirinya dan
memasuki diri setiap manusia dan
setiap manusia pun menyadari bahwa
menjadikan manusia menjadi lebih baik
manusia tidak bisa hidup sendiri di dunia
untuk
ini.
membuktikan
keteguhan
dan
membentuk menjadi identitas diri yang
Tetapi cinta jarang tanpa konflik,
lebih baik (Erikson dalam Santrock,
hampir-hampir tidak pernah sepenuhnya
2006). Setiap individu mendambakan
tidak mementingkan diri sendiri dan
hubungan-hubungan intim yang akrab
memberikan diri sendiri kepada orang
( i ntima te r e la tion shi p) ser t a si ap
lain. Dorongan ke arah memiliki dan
men gemba n gka n da ya-d aya yan g
menguasai dapat dinyatakan secara halus
dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-
tetapi kuat dalam cinta (Naylor et. al.,
komitmen ini meskipun ada kemungkinan
1996). Koflik-konflik dalam hubungan
harus berkorban (Hall & Linzey, 1993).
seperti,
Intimate relationship terbina diantara
mempertahankan hubungan, dan juga
pribadi-pribadi dengan melibatkan emosi
penyelesaian konflik yang tidak baik
yang mendalam. Relasi ini ditandai
secara nyata dapat menyebabkan
dengan tingginya derajat saling percaya-
ketidakbahagiaan dalam menjalani
mempercayai,
dan
kesediaan
saling
me n c ur a h ka n p e r a s aa n t e r d a l a m
(Bastaman, 1996).
kesulitan-kesulitan
dalam
hubungan percintan, ketidaksetiaan
(affair), perbedaan yang tidak dapat
disatukan, ketidakpuasan dalam menjalani
Sebagai insan yang telah mencapai
hubungan percintaan, (Regan; 2003,
usia dewasa, individu akan mengalami
Beckers; 1992) adalah hal-hal yang sering
masa transisi peran sosial, individu
dijadikan alasan untuk mengakhiri suatu
dewasa awal akan menindaklanjuti
hubungan percintaan.
hubungan dengan pasangannya dengan
Akhir yang menyakitkan dari
menikah dan membentuk keluarga yang
hubungan percintaan adalah ketika dari
baru (Hurlock, 2004). Karena itu setiap
satu pihak ingin mengakhiri tetapi pihak
orang tentulah memiliki keinginan untuk
yang lain ingin tetap mempertahankan
memperoleh cinta dari pasangannya dan
hubungan percintaannya. Putus cinta
kemudian dengan cinta itu diharapkan
(breakup) biasanya menjadi faktor
akan terciptanya suatu hubungan yang
kehilangan yang dialami dalam hubungan
lekat diantara pribadi dan pasangannya
percintaan, dan jika hal ini terjadi, putus
(intimate relationship). Manusia pun
cinta
akhirnya berharap dengan berkembangnya
tertanggungkan (Beckers, 1992), tentulah
hubungan yang dilandasi oleh cinta yang
keadaan ini membuat individu akan
terasa
mengerikan
dan
tidak
merasakan penderitaan.
Penderitaan
mudah menangis, dan juga pikiran-pikiran
adalah ketakutan akan kehampaan
yang
e ks i s t en s i man u s i a . P e nd e r i t a a n
pasangannya mengenai peristiwa-
merupakan
mendasar,
peristiwa yang pernah dialami bersama,
mendalam, dan universal pada eksistensi
seperti saat-saat indah dengan pasangan,
manusia (Lavine, 2003). Penderitaan
peristiwa mengenai saat-saat terjadinya
akibat putus cinta adalah suatu bentuk
pemutusan hubungan oleh pasangannya,
penderitan yang tidak dapat dihindari oleh
dan sebagainya. Keluhan-keluhan negatif
siapa pun juga. Jika seseorang sangat
yan g diala mi oleh i ndi v idu ya ng
mencintai pasangannya, tapi ternyata
mengalami putus cinta adalah dampak dari
kondisi
yang
pasanganya tidak memiliki rasa sayang
dan cinta lagi, atau kemudian memutuskan
hubungan percintaannya, maka siapa pun
y an g men g a la mi i ni akan s a n gat
menderita. Putusnya hubungan percintaan
jelaslah menyebabkan penderitaan, karena
yang terpenting dari suatu hubungan
percintaan adalah bukan cinta itu sendiri,
berhubungan
dengan
mantan
penderitaan yang dialami oleh individu
akibat dari ketidakbermaknaan akan arti
dari dirinya dan juga hidupnya sehingga
akan menghantarkan individu tersebut
akan menjalani kehidupan yang tanpa arti
dan mungkin dapat menyebabkan individu
tersebut menjadi menderita karenanya.
Tetapi hal itu tidak akan berlangsung
selamanya.
melainkan timbal-balik dari cinta. Hal ini
senada dengan yang diutarakan oleh
Baumeister (1992) yang menyatakan
bahwa bukan cinta itu sendiri yang
membawa pemenuhan, melainkan timbalbaliknya cinta (yang membawa kepada
kebahagiaan). Berakhirnya hubungan
percintaan ini dapat saja menyebabkan
seseorang kehilangan penghayatan dari
arti cinta dan dapat pula menghilangkan
kebahagiaan dalam hidupnya, atau yang
lebih
memprihatinkan
ialah
dengan
berakhirnya hubungan percintaan dapat
menyebabkan seseorang kehilangan
Masih dalam penelitian Priharani
(2004), individu yang mengalami putus
cinta akan menemukan pemahaman baru
terhadap kenyataan yang ada. Dari
peristiwa putusnya hubungan percintaan
dengan pasangannya, individu akan
menemukan makna baru bagi dirinya.
Dengan ini jelaslah bahwa dengan
memperoleh pemahaman baru yang
positif, cepat atau lambat individu akan
memperoleh makna hidup yang baru.
Akan tetapi dalam penemuan makna baru
ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal,
seperti (1) pengalaman putusnya
makna hidupnya.
hubungan percintaanya pada masa lalu, (2)
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan oleh Priharani (2004) peristiwa
putusnya hubungan cinta yang dialami
oleh individu dapat menyebabkan individu
yang mengalami peristiwa tersebut (putus
cinta) mendapatkan keluhan fisik dan
mental seperti letih, berkurangnya nafsu
makan, kesulitan tidur, bermimpi buruk,
persepsi alasan mengenai putusnya suatu
hubungan, (3) kondisi dari hubungan yang
pernah terbina bersama pasangan, (4)
kondisi lingkungan sosial seperti adanya
dukungan sosial atau pun budaya, dan (5)
banyaknya masalah yang di hadapi
2.
individu setelah peristiwa putus cinta.
dapat menyebabkan subjek dapat
mememukan makna hidup setelah
Dari penelitian yang dilakukan
putus cinta.
Priharani (2004) dapat dibuat kesimpulan
bahwa peristiwa putus cinta yang dialami
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
3.
Untuk mengetahui bagaimana proses
oleh individu akan berdampak pada
subjek dalam memperoleh makna
kondisi fisik dan mental seseorang. Jika
hidup melalui pengalaman putus
dampak dari peristiwa putus cinta itu
cinta.
bersifat negatif maka individu tersebut
akan mengalami kehidupan yang tidak
D. Manfaat Penelitian
1.
bermakna, tetapi hal itu tidak berlagsung
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
selamanya. Pada saatnya baik cepat
memberikan gambaran mengenai
maupun lambat individu tersebut akan
proses pencarian makna hidup bagi
menemukan pemahaman dan makna baru
setiap oran g ya ng men galami
bagi hidupnya. Jika makna baru yang
penderitaan, khususnya derita yang
diperoleh individu tersebut dihayati dan
dirasakan melalui putusnya hubungan
menjadi landasan baru bagi hidupnya,
dengan
maka individu tersebut telah memperoleh
seseorang
yang
sangat
disayanginya. Kiranya juga penelitian
makna hidup melalui peristiwa putus cinta
ini diharapkan dapat memberikan
yang telah dialaminya.
masukan bagi setiap orang khususnya
yang mengalami putus cinta untuk
B. Pertanyaan Penelitian
mendapat kan insi ght dalam
Beberapa pertanyaan yang diajukan
dalam penelitian ini antara lain:
1.
2.
Apa gambaran makna hidup subjek
yang diperoleh melalui putus cinta?
dan dapat mengurangi derita akibat
Faktor-faktor apa yang menyebabkan
hidup yang baru.
subjek memperoleh makna hidup
setelah putus cinta?
3.
menemukan makna hidup yang baru
Ba ga i ma n a
proses
subjek
memperoleh makna hidup melalui
pengalaman putus cinta?
putus cinta melalui pencarian makna
2.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan yang bermanfaat
bagi perkembangan ilmu-il mu
psikologi khususnya yang membahas
C. Tujuan Penelitian
mengenai hubungan interpersonal,
Tujuan dari diadakannya penelitian
ini adalah:
terutama yang berhubungan dengan
1. Untuk mengetahui gambaran makna
menjalin suatu hubungan percintaan
hidup pada subjek melalui
dan segala sesuatu yang berkaitan
pengalaman putus cinta yang dialami
dengan cinta dan makna hidup.
oleh subjek.
interaksi antara pria dan wanita dalam
BAB II
a.
A. Cinta
Intimacy (kedekatan) adalah
kemampuan untuk dapat dekat
1. Pengertian Cinta
orang lain (Erikson dalam
Cinta merupakan getaran emosional
dan ketertarikan baik secara fisik
Boeree, 2004).
b.
Passion (nafsu atau hasrat)
maupun emosional terhadap orang
menandakan suatu dorongan
lain yang didalamnya terdapat sikap
yang mengarahkan ketertarikan
yang intim, saling berbagi, dan juga
terhadap orang lain baik secara
saling membutuhkan dan dalam
fisik maupun secara seksual
perkembangannya dengan mencintai
dalam hubungan percintaan.
individu akan dapat memahami
Commitment (komitmen) dalam
c.
indiviu lain hingga kepribadian yang
cinta terdiri dari dua aspek, yang
paling dalam.
pertama adalah aspek jangka
pendek (short term), dan yang
2. Makna Cinta
kedua adalah aspek jangka
Cinta tidak ditafsiran sebagai
panjang ( long term ). Aspek
sekedar fenomena tempelan
jangka pendek adalah keputusan
(ephiphenomenon) akibat dorongan
seseorang untuk mencintai orang
seksual dan naluri dalam kaitannya
lain.
sesuatu yang lazim dekenal sebagai
sublimasi. Seperti seks, cinta
4. Jenis-Jenis Cinta
merupakan sebuah fenomena. Secara
Jenis-jenis cinta ini merupakan
umum seks, dianggap sebagai
kombinasi dari komponen-komponen
ungkapan cinta. Seks dibenarkan,
cinta yang di ke mu ka kan oleh
bahkan disyaratkan segera setelah
Stenberg (1988). Terdapat tujuh jenis
(menikah), hanya selama seks
cinta berdasarkan kombinasi antara
dianggap sebagai ungkapan dari cinta.
komponen-komponen cinta, yaitu:
Karena itu cinta tidak sekedar
a.
dipahami sebagai efek samping dari
Menyukai (liking) adalah jenis
cinta yang hanya di landasi atas
seks; sebaliknya seks merupakan cara
komponen kedekatan (intimacy)
mengungkapkan sebuah kebersamaan
saja, tanpa ada komponen hasrat
yang pe nti ng dar i s uat u yan g
( passion ) maupun komitmen
dinamakan cinta (Frankl, 2004).
(commitment).
3. Komponen-Komponen Cinta
b.
Cinta infatuasi (infatuated love)
adalah jenis cinta yang dilandasi
Stenberg (1988) menyatakan bahwa
terdapat tiga komponen dari cinta
atas hanya komponen hasrat
(passion)
saja,
tanpa ada
berdasarkan teori segitiga cinta (the
triangular theory) yaitu:
komponen
komitmen.
kedekatan
dan
c.
d.
Cinta kosong (empty love), cinta
a. Cinta persaudaraan adalah cinta
yang kosong ini merupakan
terhadap sesama umat manusia.
wujud
dari
Ciri yang khas dari cinta ini
seseorang mencintai orang lain
adalah tidak adanya ekslusifitas.
(dalam cinta) ketika komponen
Jika
kedekatan dan hasrat tidak
mengembangkan kemampuan
terdapat didalamnya.
untuk mencintai, berarti mau
Cinta romantis (romantic love)
tidak mau set iap individu
diperoleh dari kombinasi dari
mencintai saudara-saudaranya.
dari
keputusan
komponen, yaitu kedekatan dan
individu
b. C i n t a
keibuan
komponen hasrat dalam cinta.
e.
f.
g.
telah
merupakan
Bentuk dari romantic love ini
peneguhan tanpa syarat terhadap
sama seperti menyukai (liking)
hidup dan kebutuhan-kebutuhan
tetapi didalamnya juga terdapat
seorang anak. Tetapi ada yang
ketertarikan secara fisik maupun
perlu ditambahkan disini, yakni
yang lainnya.
peneguhan atas kehidupan anak
Companionate love, cinta jenis
mempunyai dua aspek: yang
i ni me r up a k a n h a s i l d a r i
pertama adalah pemeliharaan dan
kombinasi antara kedekatan dan
tanggung jawab, yang mana hal
komitmen. Hubungan cinta
ini mutlak diperlukan demi
seperti ini merupakan hubungan
kelanjutan
persahabatan
perkembangan dan anak, dan
yang
telah
hidup
dan
berlangsung lama.
yang kedua adalah penanaman
Fatous love merupakan bentuk
cinta kepada jiwa sang anak yang
dari kombinasi antara hasrat dan
mana hal ini akan memberikan
komitmen dengan sedikit atau
rasa syukur atas kehidupan yang
tidak adanya kedekatan.
diterimanya.
Consummate love bisa juga di
c. Cinta erotis, Cinta erotis berbeda
sebut cinta yang sempurna, di
dengan cinta persaudaraan dan
dalam consummate love semua
cinta
komponen
mendambakan peleburan total,
dalam
cinta,
keibuan,
cinta
erotis
kedekatan, hasrat, dan komitmen
penyatuan dengan pribadi lain.
terdapat didalamnya.
Pada hakekatnya, cinta erotis
5. Objek-Objek Cinta
Dalam buku yang berjudul The Art
of Loving , Fromm (2003)
mengungkapkan beberapa objek dari
cinta, yaitu:
bersifat ekslusif dan tidak
universal. Cinta erotis bersifat
eksklusif selama individu dapat
meleburkan dirinya pada satu diri
pribadi. Cinta erotis bersifat
tertutup bagi masalah peleburan
erotis dan penyerahan diri
sepenuhnya dalam segala aspek
kehidupan.
karunia ini dan menghayati diri
d. Cinta diri yang dikemukakan
berdaya dan tidak ada perbuatan
oleh Fromm bukanlah bentuk
yang dapat mempengaruhi
cinta
Tuhan, atau membuat Tuhan
diri
seperti
sebagai yang kecil dan tidak
yang
mencintai kita.
diungkapkan oleh Freud
(narsistik) yang dimana cintadiri
6.
Putus Cinta
merupakan pengalihan libido
Putusnya hubungan percintaan
pada diri sendiri. narsisme adalah
sering terjadi, hal ini dikarenakan ada
permulaan dalam perkembangan
perasaan kecewa dengan pasangannya
umat manusia, dan orang yang
atau pun kecewa dengan hubungan
perkembangan hidupnya terhenti
yang telah terjalin. Berdasarkan
atau kembali kepada tahap ini
penelitian beberapa alasan mengapa
tidak memiliki kemampuan untuk
suatu hubungan percintaan dapat
mencintai. Bagi Fromm , harus
berakhir seperti, hubungan gelap
ada sikap mencintai diri sendiri
(affair), meperdebatkan perbedaan,
dalam mencintai orang lain. Pada
penarikan diri secara pasif, sering
prinsipnya cinta tidak akan
terjadinya krisis dalam hubungan,
terbagi sejauh hubungan antara
pengungkapan diri, perubahan
objek dan diri sendiri
diprthatikan.
Cinta
merupakan
produktifitas
meliputi
l i ng k un g an s os i a l d a n f a kt or
sejati
perubahan situasional. Walaupun
ungkapan
seseorang
faktor-faktor diatas terjadi di dalam
yang
beberapa hubungan percintaan, tetapi
perhatian,
bagi
penghormatan, tanggung jawab,
pasangan
cukup
merasakan satu saja atau beberapa
dan pemahaman. Cinta sejati
dari faktor di atas untuk menyebabkan
bukan perasaan yang ditimbulkan
hubungan percintaan gagal atau
oleh orang lain melainkan suatu
berakhir. Bagi kebanyakan pasangan,
usaha aktif demi perkembangan
peristiwa putus cinta adalah suatu
dan kebahagiaan orang yang
p r o s es y a ng l a ma d a n s a n ga t
dicintai. Oleh karena itu diri
kompleks (Beckers 1992; Regan
sendiri hendaknya dijadikan
2003).
sebagai objek cinta sama seperti
orang lain.
sebagian
7.
Derita Akibat Putus cinta
e. Cinta Tuhan merupakan bentuk
Putusnya hubungan percintaan
religius dari cinta. Cinta ini juga
jelaslah menyebabkan penderitaan,
berasal dari kebutuhan untuk
karena yang terpenting dari suatu
meraih kesatuan. Cinta Tuhan
hubungan percintaan adalah bukan
adalah karunia, dan sikap religius
cinta itu sendiri, melainkan timbal-
yang tepat adalah mempercayai
balik dari cinta. ). Individu yang
nilai-nilai tersebut diterapkan dalam
mengalami putus cinta berarti akan
kehidupan dan juga terpenuhi. Ketiga
kehilangan timbal balik dari cinta,
nilai (values) itu adalah creative
bukan cinta itu sendiri. individu akan
values yang dapat diaktualisasikan
kehilangan interaksi, perhatian, kasih
denga melakukan tindakan-tindakan
sayang,
fisik,
yang kreatif. Expriental values yang
keakraban yang pernah terjalin,
merupakan penghayatan akan nilai-
keterikatan emosional, dan perasaan
nilai kebenaran, kebajikan, keindahan,
saling mempercayai. Bentuk timbal
keimanan, keagamaan serta cinta
balik dari cinta yang seperti inilah
kasih.
yang menyebabkan individu
merupakan sikap penerimaan diri,
menderita bukan karena kehilangan
penuh ketabahan, kesabaran dan
cintanya, karena cinta itu bisa saja
keberanian
tetap tersimpan dalam hati individu
penderitaan yang tidak dapat dihindari
walaupun hubungan percintaan yang
lagi. Bastaman (2007) juga
dijalaninya telah berakhir. Cinta bagi
menambahkan, selain ketiga nilai
individu tidak bisa dipaksakan, cinta
tersebut harapan (hope) juga dapat
itu tumbuh dan datang sendirinya, ini
secara potensial mengarahkan
juga berarti bahwa cinta juga tidak
seseorang untuk memperoleh makna
bisa dihapuskan dan dihilangkan
hidupnya, karena harapan merupakan
begitu saja, cinta itu sungguh indah
keyakinan akan terjadinya hal-hal
bagi siapa pun yang mengalaminya.
b a i k y a n g me n g u n t un g k a n di
kedekatan
secara
Attitudinal
untuk
values
yang
menghadapi
kemudian hari.
B. Makna Hidup
1.
3.
Pengertian Makna Hidup
Karakteristik Makna hidup
makna hidup adalah sesuatu yang
Bastaman (1996) dalam bukunya
sifatnya unik, personal dan pribadi
y a n g b er j ud u l Mer ai h Hi dup
yang didalamnya terdapat tujuan
Bermakna
hidup, sesuatu yang dianggap penting
karakteristik makna hidup.
bagi individu dan dapat diterima oleh
a.
orang lain sebagai sesuatu yang sah.
mengungkapkan
Unik dan personal. Hal ini
menunjukan bahwa apa yang
dianggap penting oleh seseorang
2.
Sumber-Sumbar Makna Hidup
belum tentu berarti oleh orang
lain.
Frankl (dalam Bastaman, 2007)
menyatakan bahwa terdapat tiga hal
yang menjadi sumber bagi makna
b.
Spesifik dan konkrit. Artinya,
makna hidup dapat ditemukan
hidup seseorang yang mengandung
dalam
nilai-nilai yang secara potensial
kehidupan sehari-hari dan tidak
memungkinkan
harus selalu berkaitan dengan
seseorang
dapat
menemukan makna hidup apa bila
pengalaman
tujuan-tujuan
idelais,
dan
nilai
akademis yang tinggi, atau hasil
renungan filosofis yang kreatif.
c.
diwujudkan dalam perilaku yang
tampak sebagai “tindakan positif”
Memberikan pedoman dan arah.
dan dapat diterapkan dalam
Ini menunjukkan bahwa makna
kehidupan sehari-hari.
hidup
seseorang
dapat
c. Pengakraban hubungan. Sebagai
memberikan pedoman dan arah
mahkluk sosial, manusia secara
terhadap kegiatan-kegiatan yang
nyata bahwa manusia tidak dapat
dilakukan sehingga makna hidup
hidup sendiri dalam menjalani
seakan-akanmenantang
hidupnya. hubungan dengan
(challenging) dan mengundang
sesama manusia adalah sesuatu
(inviting)
ya n g a sa s i , ma ka d e n ga n
seseorang
untuk
memenuhinya.
pengakraban dengan sesama
d.
dapat memberikan makna.
4. Metode-Metode
Menemukan
Makna Hidup
Hubungan yang dimaksud adalah
hubungan antara pribadi dengan
Bastaman (1996) mengemukakan
pribadi yang lainnya yang
lima metode dalam menemukan
dihayati sebagai hubungan yang
makna
dalam (erat), mendalam, saling
hidup
yang
merupakan
modifikasi dan penyederhanaan dari
metode
logoanalisis
rancangan
Crumbaugh.
a.
memahami
dan
saling
mempercayai, selain itu juga
dirasakan sangat berarti bagi
Pemahaman pribadi, dengan
masing-masing pihak. Yang
pemahaman pribadi
diutamakan dalam metode ini
dan
mengenali diri sendiri individu
akan
manfaat,
memperoleh
banyak
diantaranya
mengembangkan
dapat
kelebihan
( b a kat ) ya n g d i mil i ki da n
adalah bukan komunikasi yang
terjalin antara masing-masing
pihak,
melainkan
perasaan
kedekatan yang harus selalu
dijaga dan ditingkatkan.
mengurangi kekurangan yang
dimilikinya. Hasil lain yang dapat
d. Pendlaman
yang
dirasakan dengan memperoleh
pemahaman diri adalah individu
dapat merencanakan hal-hal yang
diinginkan dan realistis untuk
dimasa yang akan mendatang.
dimaksid dengan “pendalaman
tri-nilai” adalah usaha untuk
benar-benar menghayati nilainilai berkarya (creative values),
nilai-nilai
b.
Bertindak positif, dalam hal ini
individu hendaknya menanamkan
pola
“berfikir
positif”.
Diharapkan dengan begitu dapat
memberikan manfaat yang dapat
tri-nilai,
penghayatan
(experiental values ), dan nilainilai
bersikap
(attituduonal
values ) yang dapat menjadi
sumber makna bagi seseorang.
e. Ibadah. badah dalam metode ini
adalah ritual untuk mendekatkan
diri dengan Tuhan dengan caracara yang diajarkan agama dan
dilakukan secara khidmat dan
tulus
sehingga
hidup yang telah ditemukan dan
ditetapkan.
e. Kegiatan
(directed
perasaan tentram, mantap, dan
activities), merupakan kegiatan
tabah.
yang terarah yang dilakukan
5. Komponen-Komponen
Menentukan
yang
Keberhasilan
dengan sadar dan sengaja
berupaya untuk mengembangkan
potensi-potensi pribadi (baik
Memperoleh Makna hidup
bakat,
Bastaman (1996) mengungkapkan
mengenai komponen-komponen yang
dapat menentukan berhasilnya
perubahan dalam penghayatan hidup
menjadi lebih bermakna. Komponen-
kemampuan,
keterampilan) yang positif serta
pemanfaatan relasi antar pribadi
untuk menunjang tercapainya
makna dan tujuan hidup.
dengan
meningkatkan
kesadaran terhadap kondisi diri
(Social
Support ), yakni menandakan
bahwa
dengan
kehadiran
pada saat ini dan keinginan kuat
untuk melakukan perubahan ke
Makna hidup ( the meaning of
life),
merupakan
seseorang atau orang lain yang
dekat dengan individu, yang
arah yang lebih baik.
b.
Sosial
Pemahaman diri ( self insight ),
yakni
atau
f. Dukungan
komponen itu adalah:
a.
terarah
menimbulkan
nilai-nilai
penting dan sangat berarti bagi
kehidupan pribadi seseorang
yang berfungsi sebagai tujuan
hidup yang harus dipenuhi dan
pengarah kegiatan-kegiatannya.
dapat dipercaya dan selalu
bersedia memberikan bantuan
dapat membantu individu dalam
keberhasilan individu dalam
memperoleh
kebermaknaan
hidup.
Dalam
proses
perubahan
dari
penghayatan hidup tidak bermakna
c.
Pengubahan sikap ( changing
atitude), yakni perubahan dari
menjadi
lebih
bermakna
dapat
digambarkan tahapan-tahapan
sikap yang tidak tepat menjadi
yang
lebih
tepat
dalam
menghadapi masalah, kondisi
hidup dan masalah yang tidak
bisa dielakkan lagi.
d.
Keikatan diri (self commitment),
berarti memiliki keterikatan diri
terhadap makna hidup dan tujuan
pe n g al aman ter te nt u. H al i n i
merupakan konstruksi teoritis yang
dalam realitas sebenarnya tidak selalu
mengikuti urutan tersebut (Bastaman,
1996). Tahap-tahap ini dapat
digolongkan menjadi lima tahapan
sebagai berikut:
a. Tahap Derita (peristiwa tragis,
penghayatan tanpa makna)
b. T a h a p
Penerimaan
Diri
(penerimaan diri, pengubahan
sikap)
c.
Tahap
Temuan
Makna
d.
Masa dewasa awal sebagai masa
ketegangan emosional.
e.
Masa dewasa awal sebagai masa
keterasingan sosial.
f.
Masa erwasa awal sebagai masa
komitmen.
g.
Masa dewasa awal sebagai masa
ketergantungan.
h.
Masa dewasa awal sebagai masa
perubahan nilai.
i.
Masa dewasa awal sebagai masa
(penemuan makna dan penentuan
tujuan hidup)
d. Tah ap
realisasi
Makna
(keterikatan diri, kegiatan terarah
untuk pemenuhan makna hidup)
e.
Tahap Kehidupan Bermakna
(penghayatan
makna,
kebahagiaan)
C. Dewasa Awal
1.
Pengertian Dewasa Awal
penyesuaian diri dengan cara
Individu dewasa awal adalah
individu yang telah menyelesaikan
hidup baru.
j.
Masa dewasa awal sebagai masa
kreatif.
pertumbuhannya dan siap dalam
masyarakat bersama dengan individu
dewasa lainnya (Hurlock, 2004).
Secara fisik, individu dewasa awal
menampilkan profil yang sempurna,
3. Tugas-Tugas Perkembangan Masa
Dewasa Awal
Havinghrust (dalam Dariyo, 2004)
dalam arti bahwa pertumbuhan dan
menyatakan
perkembangan aspek-aspek fisiologis
perkembangan dewasa awal adalah
telah mencapai posisi puncak.
Individu dewasa awal memiliki daya
a.
Mencari dan
pasangan hidup.
b.
Membina kehidupan rumah
tangga.
c.
Meniti karir dalam rangka
tampak inisiatif, kreatif, enerjik, cepat
dan proaktif. Individu yang tergolong
memantapkan
dewasa awal adalah individu yang
d.
Ciri-Ciri Dewasa Awal
Hurlock
(2004)
b.
c.
kehidupan
Menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
memberikan
beberaa ciri-ciri yang mencolok pada
masa dewasa awal:
a.
menemukan
ekonomi keluarga.
berusia antara 20 sampai 40 tahun.
2.
tugas-tugas
sebagai berikut:
tahan dan taraf kesehatan yang prima
sehingga dalam melakukan kegiatan
bahwa
Masa dewasa awal sebagai masa
pengaturan.
Masa dewasa awal sebagai masa
usia produktif.
Masa dewasa awal sebagai masa
bermasalah.
4. Dasar-Dasar Hubungan yang
Akrab dalam Masa Dewasa Awal
Papalia, olds dan Fieldman (dalam
Dariyo, 2004) mengemukakan tiga
tope dasar hubungan akrab (intimate
relationship) yaitu:
BAB III
a. Persahabatan
Persahabatan
merupakan
METODE PENELITIAN
Penelitian
hubungan emosional antara dua
ini
menggunakan
individu atau lebih, baik antara
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah
sejenis maupun lawan jenis, yang
pria dewasa awal yang berusia 24 tahun dan
didasari
pernah mengalami putus cinta.
saling
pengertian,
menghargai, mempercayai satu
dan yang lainnya.
mendalam (in-depth interview) dan observasi.
b. Seksual itas
Kehidupan seksual, jika tidak
diperhatikan dengan baik akan
memicu pertengkaran bahkan
perceraian
dalam
keluarga.
Pemenuhan kebutuhan seksual
yang seimbang dapat mempererat
tali pernikahan dan membawa
dampak positif, yaitu terciptanya
kehidupan harmonis dan bahagia.
Tetapi kadang pada kaum remaja
dan dewasa awal yang sedang
berpacaran melakukan perilaku
seksual tersebut, bahkan ada yang
melakukan hubungan seksual
se b e l u m me n i k a h ( s ex u al
intercourse pre-marital). Akan
tetapi tidak
menutup
kemungkinan mereka yang
menikah pun dapat melanggar
nilai-nilai sosial, misalnya
melakukan
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan wawancara
perselingkuhan
de n ga n or a n g y a n g b uk a n
BAB IV
A.HASIL OBSERVASI
Subjek
Subjek adalah seorang pria, memiliki
tinggi badan sekitar 168 cm, memiliki kulit
sawo matang, berambut hitam di potong
pendek, subjek juga memiliki mata yang
berwarna coklat. Subjek pada saat itu
menggunakan kaus oblong berwarna putih
dan celana pendek yang hampir menutup
lututnya. Pada saat wawancara subjek
bercerita banyak dan sesekali subjek
menganalogikan apa yang subjek maksud
dengan benda yang ada disekitar (misal
gelas kosong yang dianalogikan sebagai
diri), sesekali subjek juga merokok.
Beberapa kali subjek mengganti posisi
tubuhnya ketika wawancara, pada saat
awal wawancara posisi peneliti dan subjek
saling berhadapan tetapi kemudian menjadi
saling bersebelahan dan bersandar pada
dinding.
pasangannya secara sah.
c. Cinta kasih
B. Pembahasan
sejak
1. Gambaran makna hi dup pada
dilahirkan pernah merasakan
subjek yang mengalami putus cinta
Setiap
individu
yang
cinta kasih dari orang tua. Cinta
Terjadi perubahan pandangan
merupakan suatu persaan emosi
hidup, pandangan cinta, aktifitas yang
yan g bersifat po sit if yan g
bermakna dan juga menemukan makna
memiliki pengaruh positif bagi
hidup yang baru. Sebelum putus
individu.
pandangan (makna) hidup bagi subjek
Bastaman (1996) yaitu makna
kehidupan.
hidup seseorang dapat memberikan
Pandangan cinta subjek mengenai cinta
pedoman dan arah terhadap kegiatan-
adalah bahwa cinta itu tidak lebih dari
kegiatan yang dilakukan sehingga makna
persahabatan yang dilegalkan. Aktifitas
hidup seakan-akan menantang
yang bermakna bagi subjek pada saat itu
(challenging) dan mengundang (inviting)
adalah aktifitas dan kedekatannya
seseorang untuk memenuhinya.
adalah
mencar
esensi
dengan pacar subjek (secara fisik).
Setelah putus hal pandangan subjek
menjadi berubah. Pandangan hidup
2. Faktor-faktor yang menyebabkan
subjek memperoleh makna hidup
yang baru
subjek yang baru adalah subjek
menyadari betapa pentingnya esensi
kehidupan bagi subjek. Pandangan cinta
subjek yang baru ialah bahwa dalam
cinta harus terdapat tiga unsur utama
yaitu, kedekatan fisik, kedekatan
personal dan juga komitmen. Aktifitas
yang bermakna bagi subjek yang baru
adalah dengan membaca buku-buku
filsafat. Subjek juga setelah putus cinta
memperoleh tujuan hidup yang baru
yaitu mengejar cita-citany untuk
menjadi seorang filsuf.
Hal ini sesuai dengan pernyataan
Adler (2004) yang menyatakan bahwa
makna yang diberikan adalah makna
pribadi.
faktor-faktor yang menyebabkan
subjek memperolah makna hidup baru
diantaranya adalah pemahaman diri
mengenai pentingnya mencari tujuan
h i d u p. S ela i n i t u j u g a su b j e k
memperoleh kesadaran diri bahwa
pendidikan menjadi sangat penting
ba gi subjek dan subje k juga
menyadari bahwa dalam cinta harus
terdapat tiga unsur (kedekatan fisik,
kedekatan personal, dan komitmen).
Selain itu juga perubahan sikap dan
pembelajaran terhadap pengalaman
juga menjadi faktor yang menunjang
bagi subjek dalam mendapatkan
makna hidup. Terjadi pula perubahan
aktivitas yang bermakna bagi subjek
Bastaman (1996) yang menyatakan
bahwa makna hidup dapat ditemukan
dalam pengalaman dan kehidupan seharihari dan tidak harus selalu berkaitan
dengan tujuan-tujuan idelais, nilai
akademis yang tinggi, atau hasil renungan
filosofis yang kreatif.
karena subjek memaknai memaknai
sebuah peristiwa pada saat subjek
subjek masih berpacaran. memperoleh
makna hidup dan tujuan hidupnya
maka tujuan hidupnya subjek akan
memeberikan pedoman dan arah
kepada subjek. Hal ini terlihat adi
Di samping itu juga Frankl (dalam
Bastaman, 2007) menyatakan bahwa ada
tiga sebagai sumbar makna hidup yaitu,
creative values, expriental values, dan
attitudinal values
aktivitas subjek yang sudah mulai
tertata.
Selain
itu
juga
subjek
memperoleh hikmah dari
pengalamannya yaitu dlam mencintai
subjek tidak boleh terlalu mengikiti
dorongan dan hawa nafsu saja.
dimulai dari tahap derita, yaitu subjek
Hal ini ses uai de n gan yang
mengalami peristiwa tragis dimulai
diungkapka oleh Bastaman (1996)
semenjak orang tua subjek
yang menyatakan bahwa dengan
mengetahui dan melarang subjek
memahami dan mengenali diri sendiri
berpacaran dengan pacar subjek
individu akan memperoleh banyak
dikarenakan subjek dan pacar subjek
sekali manfaat. Manfaat lain yang
berbeda keyakinan. Selain itu juga
didapat adalah untuk menyadari
sebebnarnya subjek telah mengetahui
segala kebaikan dan kelebihan yang
bahwa pacar subjek telah memiliki
dimiliki oleh individu tetapi sering
terlupakan dan luput dari perhatian.
Subjek memperoleh makna hidup
pacar lain selain subjek. Yang paling
menyakitkan adalah ketika subjek
Bastaman (1996) yang menyatakan
me nge tahui dan me nghadiri
sumber makna hidup salah satunya
penikahan pacar subjek dengan orang
adalah experiental values merupakan
lain. Pada akhirnya subjek merasa
p e n g h a ya t a n a k a n ni l ai - ni l ai
menjalani hidup yang tanpa makna.
kebenaran, kebajikan, keindahan,
Subjek merasakan perasaan hampa
keimanan, keagamaan, serta cinta
sedih dan sakit hati di dalam dirinya.
kasih. Dengan menghayati nilai-nilai
Akhi rnya s ub jek me nem uka n
tersebut individu dapat menjadikan
pemahaman diri. Subjek memahami
hidupnya lebih berarti.
bahwa ketika berpacaran dengan
Bastaman (1996) yang menyatakan
pacar subjek, subjek merasa dalam
bahwa sumber makna hidup salah
kondisi eksistential vacuum hal ini
satunya adalah attitudinal values,
dikarenakan subjek merasa bahwa
merupakan penerimaan diri, penuh
subjek belum memahami arti cinta
ketabahan, kesabaran, dan keberaian
dan hanya mengikuti dorongan dalam
untuk menghadapi penderitaan yang
diri s ubje k saj a. Subje k juga
tidak dapat dihindari lagi setelah
memahami bahwa dalam kehidupan
segala upaya telah dilakukan dengan
selalu ada hambatan dan mau tidak
semaksimal
Dengan
mau subjek merasa harus dapat
memperoleh makna atau hikmah dari
mungkin.
menerima masa lalunya sebagai
derita yang telah diala mi nya,
bagian dari hidupnya. Selain itu
walaupun keadaan tragis yang telah
menurut subjek segala sesuatu yang
dialaminya tidak akan berubah,
terjadi dalam diri subjek dikendalikan
individu dapat menerima keadaannya
oleh pikiran bukan oleh tindakan, oleh
tersebut dan dapat mengambil sikap
karena itu subjek merasa bahwa
positif dengan penuh tanggung jawab
subjek dapat menentukan hidupnya
sendiri. Setelah itu subjek mengubah
3. Proses hingga subjek memperoleh
makna hidup baru
sikapnya dimulai dari subjek merubah
pola berfikir dan konsep subjek dalam
berpacaran. Bagi subjek dalam
sikap. Pemahaman diri ditandai dengan
menjalin hubungan dengan lawan
meningkatkan kesadaran terhadap kondisi
jenis (pacar) subjek merasa harus
diri pada saat ini dan keinginan kuat untuk
dapat berperan sebagai layaknya laki-
melakukan perubahan ke arah yang lebih
laki. Subjek juga telah menemukan
baik, sedangkan pengubahan sikap
tujuan hidupnya yang baru. Saat ini
ditandai dengan perubahan dari sikap yang
aktivitas yang bermakna bagi subjek
tidak tepat menjadi yang lebih tepat dalam
adalah dengan mewujudkan cita-
menghadapi masalah, kondisi hidup dan
citanya. Subjek merasa dengan begitu
masalah yang tidak bisa dielakkan lagi.
aktivitasnya akan lebih terarah dan
Bastaman (1996) yaitu makna
s u b j e k j u ga b i sa f o ku s d al am
hidup seseorang dapat memberikan
mewujudkan
Untuk
pedoman dan arah terhadap kegiatan-
mencapai cita-citanya, yang dilakukan
kegiatan yang dilakukan sehingga makna
oleh subjek salah satunya adalah
hidup seakan-akan menantang
dengan membaca dan menelaah buku.
(challenging) dan mengundang (inviting)
Subjek juga merasa bahwa setelah
seseorang untuk memenuhinya. Begitu
memperoleh makna hidup subjek
makna hidup ditemukan dan tujuan hidup
merasa puas dan bangga dengan
ditentukan, maka seseorang akan
dirinya sendiri karena subjek merasa
terpanggil
me lewa ti pe nderita a nya da n
memenuhinya dan kegiatan-kegiatannya
memperoleh kebahagiaan
pun akan menjadi terarah.
cita-citanya.
Hal ini sesuai dengan Frankl
(dalam Schultz, 1991) yang menyatakan
untuk
melaksanakan
dan
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa noogenic neurosis atau exitential
vacuum dapat dicirikan dengan keadaan
hidup yang tanpa arti, tanpa tujuan, tanpa
1.
Gambaran pada subjek
mengalami putus cinta
yang
Terjadi perubahan hal-hal yang
maksud dan hampa.
Menurut Frankl (1973) dan Iriana
(2005) perasaan sedih yang subjek rasakan
itu akibat dari penolakan terhadap
penderitaan yang subjek alami. Semakin
besar penolakan terhadap penderitaan
akan menimblkan ketidaknyamanan fisik
mental atau spirital, hingga kecemaasan
bermakna pada subjek sebelum dan
sesudah putus cinta. Sebelum putus
hal yang bermakna bagi subjek adalah
dengan mencari tujuan hidupnya dan
subjek ingin mencari eksistensinya.
Sebelum putus pandangan subjek
mengenai cinta hanya memandang
cinta sebagai sebuah bentuk dari
yang berlebihan.
persahabatan yang dilegalkan atau
Bastaman (1996) bahwa terdapat
komponen-komponen yang dapat
menentukan
keberhasilan
dalam
menemukan makna hidup yang baru yaitu
dengan pemahaman diri dan pengubahan
yang diresmikan lewat pacaran,
sedang pandangan hidup subjek
sebelum putus menurut subjek adalah
mencari esensi kehidupan. Setelah
subjek putus dengan pacarnya, semua
yang bermakna bagi subjek sebagai
itu mengalami perubahan dari subjek
suatu pembelajaran. Setelah putus
memaknai
perubahan
dengan pacar subjek, aktivitas yang
pandangan mengenai cinta, hingga
bermakna bagi subjek adalah dengan
perubahan
mengenai
membaca buku-buku filsafat tentang
kehidupan. Setelah putus hal yang
para filsuf yang memiliki pengalaman
bermakna bagi subjek adalah mencari
cinta yang tragis. Selain itu juga
esensi dari kehidupannya karena
aktivitas yang bermakna bagi subjek
subjek tidak mau terjebak oleh system
adalah mengartikan kehidupannya,
yang yang telah ada. Selain itu juga
membuat sistem pribadi untuk dirinya
subjek mengalami perubahan nilai-
dan bersikap terbuka terhadap orang
nilai yang ditanamkan oleh orang tua
lain. Setelah memperoleh makna
subjek seperti perubahan nilai-nilai
hidup baru merasa lega dan merasa
religius dan perubahan nilai-nilai
terlepas dari beban. Setelah putus
pendidikan yang akhirnya subjek
subjek merasa, aktivitasnya kini
merasakan bahwa pendidikan adalah
menjadi lebih terarah, yaitu dengan
sesuatu yang penting bagi subjek.
mengejar cita-citanya. Setelah putus
Pandangan subjek mengenai cinta
juga subjek menjadi lebih banyak
setelah putus adalah bahwa dalam
membaca buk u da n ke mudia n
cinta seharusnya terdapat tiga unsur
diaplikasikan dengan tidakan subjkek
yang penting yaitu kedekatan
dalam kehidupannya. Subjek merasa
personal, kedekatan fisik, dan juga
apa yang dilakukannya itu
komitmen. Sedang pandangan subjek
membuahkan hasil. Hasil yang subjek
yang baru mengenai kehidupan adalah
rasakan itu adalah perasaan semangat
bahwa dalam kehidupan harus diisi
dan memberikan motivasi pribadi
dengan cinta yang memiliki tiga unsur
kepada subjek. Subjek juga merasa
ut a ma ( di g a b u n g ka n d e n g a n
adanya rasa keterbukaan dari masalah
pandangan subjek tentang cinta yang
yang subjek pendam selama ini. Dan
baru) dan subjek merasakan bahwa
hasil akhirnya adalag perasaan puas
manusia tidak bisa hidup sendiri.
dan kebanggaan diri.
sesuatu,
pandangan
Terjadi pula perubahan aktivitas yang
bermakna bagi subjek sebelum dan
2. Faktor-faktor yang menyebabkan
subjek memperoleh makna hidup
setelah putus cinta. Sebelum putus
cinta, aktivitas yang bermakna bagi
subjek adalah padanya rasa
kebersatuan antara subjek dengan
pacarnya secara jiwa dan raga.
Setelah putus dengan pacar subjek,
aktivitas ynag bermakna bagi subjek
berubah. Subjek memaknai aktivitas
Setelah putus subjek memperoleh
pamahaman diri bahwa mencari
tujuan hidup itu penting bagi subjek,
subjek juga memahami bahwa selama
ini subjek merasa telah dukiasai oleh
sistem luar diri subje k ya ng
menyebabkan kondisi eksistensial
vacuum bagi subjek. Sebjek juga
puas dan bangga terhadap diri sendiri)
akhirnya memiliki kesadaran diri
dengan melakukan penerimaan
bahwa pendidikan menjadi suatu yang
terhadap hal-hal yang tidak dapat
penti ng bagi subjek dan akan
ditolak oleh subjek dan mau tidak
me ma l u k a n b a g i s u b j ek j i k a
ma u i t u ak a n m en j a d i b a g i a n
pendidikan subjek akhirnya gagal
hidupnya subjek.
setelah putus dengan pacar subjek.
Subjek juga akhirnya menyadari
bahwa dalam cinta harus terdapat
3. Proses tercapainya makna hidup
pada subjek yang mengalami putus
cinta
ketiga unsur (kedekatan personal,
kedekatan fisik, dan komitmen),
karena menurut subjek jika dalam
cinta tidak terdapat satu saja unsure
dari ketiga unsur ini maka cintanya itu
akan raih. Terjadi pula perubahan
aktivitas yang bermakna bagi subjek.
Hal ini dikarenakan oleh pemaknaan
peristiwa yang dulunya bermakna
bagi subjek. Saat ini aktivitas yang
bermakna bagi subjek adalah dengan
membaca buku-buku filsafat, karena
dengan begitu subjek merasa bahwa
subjek dapat merasa lebih terbuka dan
dapat membedakan antara rasa cinta
dan kagum. Faktor yang lain adalah
penerimaan kenyataan ata apa yang
terjadi pada subjek dimasa lalu,
dengan begitu subjek dapat merasa
lebih lega. setelah putus aktivitas
Proses tercapainya makna hidup
subjek diawali oleh peristiwa tragis.
Hubungan subjek dengan pacarnya
ditentang oleh orang tua subjek,
subjek juga tahu bahwa subjek adalah
orang ketiga ketika berhubungan
dengan pacarnya (pacar subjek
memiliki pacar selain subjek) dan
pada akhirnya pun subjek putus
dengan pacarnya, semenjak itu pula
subjek tidak pernah bertemu dan
berkomunikasi dengan mantan pacar
subjek
hingga
akhirnya
subjek
mendengar bahwa mantan pacar
subjek menikah. Pengalaman putus
cinta subjek ini menyebabkan subjek
sedih dan sakit hati, selain itu juga
subjek merasakan bahwa pengalaman
putus cintanya membuat hidup subjek
merasa hampa.
subjek mulai lebih terarah. Hal ini
dikarenakan subjek merasa sudah
memperoleh tujuan hidupnya yaitu
menjadi orang sukses. Selain itu juga
subjek memperoleh hikmah dalam
cinta, yaitu jangan sampai terbawa
oleh dorongan dan hawa nafsu dan
harus mampu berpikir sehat dan
rasional. Subjek merasa mendapatkan
hasil (semangat, motivasi pribadi,
perasaan terlepas dari beban, perasaan
Subjek akhirnya menemukan
pemahaman akan dirinya mengenai
pengalaman putus cintanya. Subjek
merasa ketika masih berpacaran
dengan pacar subjek, subjek berada
dalam keadaan eksistensial vakuum
karena pada saat itu subjek merasa
belum memahami arti dari cinta dan
hanya mengikuti dorongan diri saja.
Subjek juga memahami bahwa segala
sesuatu yang terjadi dalam hidup
mengalami putus cinta, maka saran yang
subjek dikendalikan oleh pikiran
diajukan terhadap penelitian ini adalah
bukan tindakan subjek sehingga
sebagai berikut:
subjek merasa bahwa subjek dapat
1. Bagi
subjek
diharapkan setelah
menentukan hidupnya sendiri. Subjek
memperoleh makna hidupnya yang
juga akhirnya menyadari bahwa
baru subjek dapat mengenali diri
dalam hidup itu selalu ada hambatan
subjek lagi sehingga subjek tidak
dan pengalaman masa lalu yang
melakukan kesalahan-kesalahan pada
pernah terjadi dengan subjek mau
masa lalu yang menurut subjek adalah
tidak mau harus subjek terima karena
sebuah kesalahan besar dan tidak
itu telah menjadi bagian dari hidup
akan terulang untuk yang berikutnya.
subjek dan langkah yang paling tepat
Diharapkan subjek dapat menggali
adalah dengan mengambil hikmah
makna dan hikmah dari pengalaman
dan pelajaran dari pengalamannya
masa lalunya sehingga pengalaman
tersebut.
yang subjek alami menjadi sesuatu
Subjek kemudian bisa merasa
memiliki keikatan diri dengan citacitanya, karena dengan begitu subjek
merasa dapat mengaktualisasikan apa
yang ada dalam pikirannya. Dengan
begitu kegiatan subjek pun menjadi
yang bermakna dan subjek tidak lagi
tenggelam
eksistensial
vakum
(kehampaan). Selain itu juga dengan
telah memeperoleh tujuan hidup yang
baru bagi subjek, diharapkan subjek
bisa lebih konsisten dalam
terarah, fokus tujuan subjek saat inin
mew uju d kan t uj uan hi d upn ya
adalah menyelesaikan pendidikannya
sehingga kegiatan-kegiatan yang
untuk mencapai cita-citanya menjadi
subjek lakukan akhirnya lebih terarah
seorang
subjek
dan menghasilkan sesuatu bagi
menemukan makna hidub yang baru,
subjek. Sedangkan bagi individu lain
subjek merasa seperti terlepas dari
yang juga mengalami putus cinta
beban, seperti terlepas dari batu yang
diharapkan untuk tidak tenggelam
menganjal dihatinya. Menurut subjek,
dalam pengalaman putus cintanya dan
subjek
semua
juga melakukan pelarian-pelarian
pan gala man da n ma sala h dan
yang akhirnya akan merugikan diri
menjadikannya sebagai bagian dari
sendiri dan juga orang lain. Selain itu
hidup subjek dan subjek merasakan
juga bagi setiap individu mau belajar
kepuasan dan kebanggan diri karena
dari pengalaman putus cintanya
dapat mengarungi penderitaan dan
dengan merenung dan mengambil
akhirnya memperoleh kebahagiaan.
hikmah dan pelajaran dari
filsuf.
telah
Setelah
menerima
pengalaman putus cintanya sehingga
B. Saran
Dari hasil penelitian mengenai makna
hidup pada pria dewasa awal yang
pengalaman putus cintanya itu
memiliki arti dan juga pembelajaran
bagi setiap individu yang
mempelajarinya. Jika juga ada
khususnya psikologi eksistensi dan
individu yang akhirnya merasakan
fenomenologi. Dalam menerapkan
eksistensial vakum (kehampaan)
metode penelitian diharapkan agar
langkah utama yang harus dilakukan
menggunakan
adalah dengan mencari makna
kualitatif fenomenologis sehingga
kehidupan bagi individu tersebut, juga
hasil penelitian dapat lebih autentik
mencari tujuan hidupnya sehingga
(asli, menampilkan suatu fenonomena
individu akhirnya memiliki tujuan
yang apa adanya). Dalam penelitian
yang harus dicapai dan membuat
selanjutnya diharapkan menggunakan
hidup inndividu tersebut menjadi
catatan lapangan, hal ini karena
bermakna kembali, tidak ada salahnya
observasi terhadap subjek sangat sulit
juga bertanya kepada teman, keluarga,
dilakukan. Hal ini karena
atau bahkan bantuan seorang ahli
kenermaknaan hidup tidak bersifat
untuk membantu mencari pemecahan
empiris (dapat diamati oleh panca
masalah yang dihadapi. Tetapi yang
indera).
metode
penelitian
harus dii n gat adala h i ndi vid u
menentukan arah kehidupannya
C. Kekurangan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian ini
sendiri. Hal yang terpenting bagi
adalah rentang waktu antara pengalaman putus
individu yang mengalami putus cinta
cinta subjek dengan waktu wawancara subjek
adalah penerimaan pengalaman putus
terlalu lama (sekitar dua tahun) sehingga dapat
cintanya tersebut menjadi bagian
menimbulkan bias bahwa penemuan makna
hidupnya yang tidak bisa dihilangkan
hidup baru subjek bisa saja bukan lagi berasal
begitu saja karena itu adalah sesuatu
dari pengalaman putus cinta subjek tetapi dari
hal yang tidak mungkin bisa dihapus
pengalaman-pengalaman unik subjek yang
apalagi dihilangkan dari kehidupan.
lain.
tersebutlah yang akhirnya
2.
Bagi orang tua diharapkan dapat
bersikap lebih terbuka, toleransi dan
dapat memahami keputusan subjek
DAFTAR PUSTAKA
dalam menentukan pasangan yang
terbaik bagi subjek, selain itu juga
diharapkan orang tua mau dan dapat
Adler, A. (2004). What life should mean to
you: jadikan hidup lebih bermakna .
Yogyakarta: Alenia
mendukung apa yang menjadi tujuan
hidup subjek.
3.
Untuk peneli
yang
ingin
mengembangkan atau melanjutkan
penelitian, diharapkan untuk dapat
lebih memahami konsep logotherapi
atau pun makna hidup dan juga lebih
dapat memahami ilmu-ilmu psikologi
Bastaman, H. D. (1996). Meraih hidup
bermakna: Kisah pribadi dengan
pengalaman
tragis .
Jakarta:
Paramadina
Bastaman, H. D. (2007). Logoterapi: Psikologi
untuk menemukan makna hidup dan
meraih hidup bermakna . Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada
Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatuf: Untuk Lathief, S. I. (2008). Psikologi fenomenologi
ilmu-ilmu
kemanusiaandaneksistensialisme . Lamongan:
budaya.
Jakarta:PenerbitPustaka Ilalang
Gunadarma
Marshall, C., & Rossman G., B. (1990).
Baumeister, R. F. & Wotman, S. R. (1992).
Designing qualitative research.
Breaking hearts: The two side of
Califonina: SAGA Publication Inc.
unrequi red love . New York:
Guilford
Lavine, T. Z. (2003). Jean Paul Sartre:
Filsafat eksistensialisme humanis.
Yogyakarta: Penerbit Jendela.
Beckers, C. S. (1992). Living and relating : An
introdicing to phenomenology .
Mappiare, A. (1983). Psikologi orang dewasa.
California: Sage Publication
Surabaya: Usaha nasional
Boeree, C. G. (2004). Personality theories:
Melacak kepribadian anda bersama
May, R. (1953). Man’s search for himself .
psikolog
dunia .
Yogyakarta:
New York: W. W. Norton &
Prismasophie
Company Inc.
Buscaglia, L. (1988). Love . New York:
Fawcett Crest
Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan
dewasa muda. Jakarta: Grasindo
Flick, U. (1998). An introduction to qualitative
research. London: SAGE
Publications
Frankl. V. E. (2004). Mencari makna hidup:
M an ’ s s e ar c h f or m e a ni n g .
Bandung: Penerbit Nuansa
Frankl, V. E. (1973). Psychotherapy and
existentialism: Selected paper on
logotherapy. Great Britain: Pelican
Book
Fromm, E. (2003). The art of loving. Jakarta:
Fresh Book
Hall, C. S. & Linzey, G. (1993). Teori-teori
psikodinamik (klinis). Yogyakarta:
Kanisius
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi
perkembangan: suatu pendekatan
sepanjang rentang kehidupan .
Jakartta: Penerbit Erlangga
Iriana. S. (2005). Derita cinta tak terbalas:
Proses pencarian makna hidup .
Bandung: Jalasutra
Kohnemen, D., Dienar E. D., & Norbert S.
(1999). Well being: The fondation
of hedonic psychology. New York:
Russel Sage Fondation
Moleong, L. J. (2004). Metoode penelitian
kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Minichello, V. dkk. (1996). In-depth interview
2nd Edition. Australia :Longman
Naylor, T. H., Willimon, W. H. & Naylor M.
R. (1996). Pencarian makna
s e bu a h k e hi du p an . J a kar ta :
Binapura Aksara
Patton, M. Q. (1990). Qualitative evaluation
and research methods 2 nd edition.
New York : SAGE Publications
Inc.
Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan
kualitaif
dalam
penelitian
psikologi.
Jakarta:
Lembaga
Pengembangan Sarana dan
Pendidikan Psikologi (LPSP3)
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
Priharani, U. A. (2004). Gambaran proses
grieving dan cara coping pada
orang dewasa muda yang
mengalami putus cinta. Depok:
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia. Tidak Dipublikasikan
Regan, P. (2003). The mating game: A primer
o n l o v e , s e x a n d m a r r ia ge .
California: Sage Publication
Santrock, J. W. (2006). Life-span development.
New York: Mc-Graw Hil
Schultz, D. (1991). Psikologi pertumbuhan:
Model-model kepribadian ehat .
Yogyakarta: Kanisius
Stenberg, R. J. & Barnes, M. L. (1988). The
psychology of love . New Heaven
and London: Yale University Press
Download