PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Kiki kurniawan1, Rini Asnawati2, Arnelis Djalil2 [email protected] 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika 2 Dosen Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRAK This quasi experimental research aimed to know the influence of cooperative learning model of think pair share type towards student’s understanding of mathematical concepts compared to conventional learning. This research design was post-test only control group design. The population of this research was all students of grade VII of SMP Negeri 8 Bandar Lampung in academic years of 2013/2014. This research samples were students of VII-H and VII-I class which were chosen by purposive sampling. According to the research result, cooperative learning model of think pair share type affects towards student’s understanding of mathematical concepts. Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share terhadap pemahaman konsep matematis siswa dibandingkan pembelajaran konvensional. Desain penelitian ini adalah posttest only control group design. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII-H dan VII-I yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa. Kata kunci : konvensional, pemahaman konsep matematis, think pair share syarat perlu serta syarat cukup suatu PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia ter- konsep, menggunakan, memanfaat- bagi atas 3 jenis, yaitu pendidikan kan, dan memilih prosedur atau formal, informal, dan nonformal. operasi tertentu, dan mengaplikasi- Berdasarkan Undang-Undang no- kan konsep. mor 20 tahun 2003, pendidikan for- Berdasarkan hasil The mal adalah jalur pendidikan yang Trends International Mathematics terstruktur dan berjenjang and Science Study (TIMSS) pada yang terdiri atas pendidikan dasar, me- tahun nengah dan tinggi. Dalam pelak- kemampuan matematis siswa di sanaan pendidikan formal tersebut, Indonesia adalah 386. Hasil ini matematika menjadi mata pelajaran sangat rendah jika dibandingkan wajib dipelajari pada setiap jen- dengan jangnya. Salah satu tujuan mata nasional yaitu 500 (Mullis, et al, pelajaran matematika adalah me- 2012). Hasil studi ini menunjukkan ningkatkan bahwa kemampuan siswa SMP di pemahaman konsep matematis siswa. 2011, standar rata-rata rata-rata skor inter- Indonesia dalam penguasaan konsep Pemahaman konsep adalah dan menyelesaikan soal-soal non kemampuan menangkap pengertian- rutin masih sangat rendah. Hal ini pengertian seperti mampu mengung- mengacu pada penilaian TIMSS kap materi yang disajikan dalam yang terdiri dari tiga aspek yaitu (1) bentuk yang lebih dipahami, mampu pengetahuan, yang mencakup fakta- memberikan interpretasi dan mampu fakta, konsep dan prosedur yang mengaplikasikannya. Pemahaman harus diketahui siswa, (2) penerap- konsep matematis mempunyai tujuh an, yang berfokus pada kemampuan indikator yaitu menyatakan ulang siswa menerapkan pengetahuan dan suatu konsep, mengklasifikasi objek pemahaman konsep untuk menyele- menurut sifat tertentu sesuai dengan saikan masalah, (3) penalaran, yang konsepnya, memberi contoh dan berfokus pada penyelesaian masalah noncontoh, konsep non rutin, konteks yang kompleks dalam berbagai bentuk representasi dan melakukan langkah penyelesai- matematika dan mengembangkan an masalah yang banyak. menyajikan Berdasarkan hasil ulangan semester, pemahaman mengarahkan siswa belajar secara konsep kelompok sehingga siswa dapat matematis siswa kelas VII SMP mengemukakan ide serta saling Negeri 8 Bandar Lampung masih bertukar pendapat tentang materi rendah. Berdasarkan observasi yang yang diberikan. dilakukan di SMP Negeri 8 Bandar Salah satu model pembela- Lampung, guru di sekolah tersebut jaran kooperatif yang menuntut masih menggunakan pembelajaran siswa aktif berfikir baik secara man- konvensional. Dalam pembelajaran, diri atau berkelompok adalah model guru lebih aktif sehingga pem- pembelajaran kooperatif tipe think belajaran monoton dan siswa hanya pair share (TPS). Nurhadi (2004: menerima materi. Siswa kurang 23) diajak terlibat aktif dalam pem- merupakan struktur pembelajaran belajaran. Dibutuhkan pembelajaran yang yang dapat meningkatkan keaktifan ngaruhi pola interaksi siswa agar siswa berfikir, baik secara mandiri tercipta suatu pembelajaran koo- atau berkelompok sehingga diharap- peratif yang dapat meningkatkan kan kemampuan pemahaman konsep penguasaan akademik dan keteram- matematis siswa dapat meningkat. pilan siswa. TPS memilki prosedur Salah satunya pembelajaran yang yang ditetapkan untuk memberi dapat meningkatkan keaktifan siswa waktu yang lebih banyak kepada adalah pembelajaran kooperatif. siswa dalam berpikir, menjawab dan menyatakan dirancang bahwa untuk TPS mempe- Hal ini sesuai dengan Sunal saling membantu satu sama lain. dan Hans dalam Isjoni (2009: 12) TPS dapat dilaksanakan di berbagai yang mengemukakan bahwa pembe- kalangan siswa. lajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu model Trianto (2011: 82) mengungkapkan bahwa dalam model pem- pembelajaran yang khusus diran- belajaran cang mengikuti langkah-langkah sebagai untuk memberi dorongan kooperatif tipe TPS kepada siswa agar bekerja sama berikut: selama proses pembelajaran. Selain a. Langkah 1 : Berpikir (Thinking) itu, model pembelajaran kooperatif Guru mengajukan suatu perta- sampel dilakukan dengan teknik nyaan yang dikaitkan dengan pe- purposive lajaran dan siswa diminta meng- Terpilihlah kelas VII-I yang terdiri gunakan waktu beberapa menit dari 24 siswa sebagai kelas ekspe- untuk berpikir sendiri jawaban rimen, yaitu diajar dengan model atau masalah. pembelajaran kooperatif tipe TPS b. Langkah 2 : Berpasangan siswa sebagai kelas kontrol, yaitu meminta pasangan sampling. dan kelas VII-H yang terdiri dari 24 (Pairing) Guru random dan siswa ber- mendiskusikan diajar dengan pembelajaran konvensional. apa yang telah mereka peroleh. Penelitian eksperimen semu c. Langkah 3 : Berbagi (Sharing) ini menggunakan post-test only con- Pada langkah akhir, guru me- trol group design. Desain Penelitian minta pasangan-pasangan untuk sesuai dengan yang digambarkan berbagi dengan keseluruhan ke- Fraenkel dan Wallen (1993: 248). las yang telah mereka bicarakan. Data penelitian ini adalah data Berdasarkan uraian di atas, dilaksa- pemahaman konsep matematis siswa nakan penelitian mengenai pengaruh berupa data kuantitatif yang di- model pembelajaran kooperatif tipe peroleh melalui post-test. Post-test TPS terhadap pemahaman konsep dilaksanakan setelah siswa mengi- matematis siswa. kuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS METODE PENELITIAN maupun pembelajaran konvensional. Populasi penelitian ini adalah Indikator kemampuan pema- seluruh siswa kelas VII semester haman konsep matematis yang di- genap SMP Negeri 8 Bandar Lam- gunakan pada penelitian ini yaitu: pung tahun pelajaran 2013/2014 1. Mengklasifikasi objek menurut yang terdistribusi dalam sebelas sifat tertentu sesuai dengan kon- kelas. Setiap kelas di sekolah ter- sepnya. sebut memiliki kemampuan matematis yang relatif sama dan tidak ada kelas unggulan. Pengambilan 2. Memberi contoh dan noncontoh. 3. Menyatakan berbagai konsep bentuk dalam nuhi kriteria tinggi apabila memiliki representasi koefisien reliabilitas lebih besar atau matematika. 4. 5. sama dengan 0,60. Hasil uji coba Menggunakan, memanfaatkan dan dan prosedur bahwa tes yang digunakan dalam memilih atau perhitungan menunjukkan operasi tertentu. penelitian ini memiliki koefisien Mengaplikasikan konsep. reliabilitas Instrumen 0,75. Oleh ini karena itu, instrumen tes pemaha- konsep man konsep matematis tersebut di- matematis. Ada kriteria yang harus nyatakan reliabel. Dengan demikian dipenuhi agar instrumen penelitian instrumen tes pemahaman konsep yang digunakan mendapat data yang tersebut akurat, yaitu memiliki validitas isi mengumpulkan data. berupa tes penelitian sebesar pemahaman dan reliabilitas yang memenuhi kriteria tinggi. layak digunakan untuk Dari hasil tes akhir diperoleh data yang digunakan sebagai dasar Pada penelitian ini, validitas dalam menguji hipotesis penelitian. instrumen yang digunakan adalah Sebelum melakukan uji hipotesis validitas isi dan validitas butir soal. penelitian maka dilakukan uji pra- Pada validitas isi, suatu tes yang di- syarat, yaitu uji normalitas dan uji kategorikan valid adalah yang telah homogenitas. dinyatakan sesuai dengan indikator Uji normalitas yang diguna- yang diukur berdasarkan penilaian kan dalam penelitian ini adalah uji guru mata pelajaran matematika. Chi Berdasarkan penilaian guru mata (2005: 273). Berdasarkan hasil uji pelajaran matematika instrumen tes normalitas, pada kelas eksperimen yang digunakan valid. Setelah di- nilai χ nyatakan valid, maka dilakukan uji sebesar 3,73 dengan χ coba di kelas VIII-A untuk menguji reliabilitas. Menurut Guilford (dalam Suherman, 2001:177) menyatakan bahwa suatu tes dikatakan meme- Kuadrat menurut Sudjana pada kelas sedangkan nilai χ TPS = 7,81 pada kelas konvensional sebesar 5,77 dengan χ = 7,81. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol < χ pada pada model pembelajaran koperatif taraf signifikan 5% yang berarti H0 tipe TPS lebih dari pemahaman kon- diterima. Dengan demikian, data ke- sep matematis siswa pada pembela- dua sampel berasal dari populasi jaran konvensional. memiliki χ Setelah dilakukan uji hipo- yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dalam pene- tesis, selanjutnya dilakukan analisis litian ini dengan menggunakan uji F pencapaian indikator pemahaman menurut Sudjana (2005: 261) di- konsep matematis siswa. Tujuan peroleh hasil perhitungan, yaitu: dilakukannya analisis ini adalah = 1,06 dan Hasil ini menunjukkan < = 2,04. bahwa pada taraf signifi- kan 5% yang berarti H0 diterima. Dengan demikian, varian kedua ke- untuk mengetahui berapa persen indikator pemahaman konsep matematis yang dicapai oleh siswa pada pembelajaran TPS dan konvensional Persentase pencapaian indikator pemahaman konsep matematis siswa lompok data sama. disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan analisis penca- HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, data pemahaman konsep matematis siswa berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis dila- paian indikator pemahaman konsep matematis, dapat diketahui bahwa indikator mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya pada pembelajaran TPS dan kukan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan untuk data = nilai 1,85 dengan ∝= 5% dan dk = 46. Dari daftar distribusi =1,68. t diperoleh Karena > , maka berdasarkan keputusan uji tolak H0. Hal ini berarti bahwa pemahaman konsep matematis siswa konvensional dicapai paling tinggi. Berdasarkan hasil penelitian pemahaman konsep matematis siswa diperoleh pembelajaran ini, secara umum pemahaman konsep matematis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih mengutamakan keaktifan siswa dan kerjasama antar siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Setiap permasalahan mate- Tabel 1. Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematis matika yang ada dapat didiskusikan bersama-sama dan saling bertukar 1 ide sehingga setiap permasalahan matematika yang umumnya di- pandang sulit oleh siswa terlihat 2 lebih mudah. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena kegiatan 3 pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Keterampilan intelektual, sikap, dan Indikator No 4 sosial siswa dapat berkembang se5 hingga dapat meningkatkan pema- Mengklasifikasi kan objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya Memberi contoh dan non contoh Menyatakan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu Mengaplikasikan konsep Rata-rata TPS (%) Konven sional 71,88 62,50 62,50 52,08 68,75 58,33 67,19 57,81 58,33 50,00 65,73 56,15 (%) haman siswa. Dalam pembelajaran TPS, Berdasarkan analisis pencapaian indikator pada kedua kelas tersebut, secara umum pencapaian indikator pemahaman konsep matematis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dari pencapaian indikator pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa lebih terlatih untuk memahami konsep yang diberikan. siswa terlihat sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran, setiap tahap dapat tercapai dengan baik, dan siswa dapat memahami dengan cepat. konsep Pada pembelajaran konvensional, siswa kurang dalam memahami suatu konsep, karena dalam pembelajaran siswa hanya belajar dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh guru. Oleh karena itu siswa kurang mengeksplorasi kemampuannya untuk memahami konsep yang diberikan. Pada pembelajaran TPS, tahap pertama adalah tahap berpikir secara mandiri (think). Pada tahap ini, siswa dibagikan LKS kemudian TPS adalah share (berbagi), yaitu mengerjakan LKS tersebut secara beberapa kelompok siswa diminta mandiri. Siswa melakukan kegiatan untuk menjelaskan hasil diskusi think dengan baik, terlihat siswa mereka di depan kelas dan di- mengerjakan LKS dengan sungguh- tanggapi oleh kelompok lainnya. sungguh dan berusaha mencari in- Pada formasi yang diperlukan melalui mengemukakan pendapat sehingga buku matematika yang mereka mi- indikator liki. Tahap ini bertujuan agar setiap menjelaskan secara matematis se- siswa dapat menyelesaikan soal makin berkembang. tahap ini, siswa representasi, berani terutama yang disajikan dan tidak hanya Kegiatan pembelajaran pada menggantungkan jawaban dari te- pertemuan pertama di kelas TPS man saja serta mempersiapkan siswa cukup sulit untuk berdiskusi. Setelah siswa kurang kondusif, sebab siswa belum mengerjakan LKS secara mandiri, mengenal pembelajaran kooperatif siswa mendiskusikan jawaban me- tipe TPS dan telah terbiasa dengan reka dengan teman disebelahnya, pembelajaran yang sering dilakukan yaitu secara berpasangan (pair). oleh Siswa berdiskusi terkait jawaban konvensional. Selain itu, pada per- pada LKS mereka dan menge- temuan pertama ini, tidak semua mukakan kesulitan yang dialami siswa membawa perlengkapan alat sehingga kesulitan tersebut dapat tulis diselesaikan secara bersama. Menu- terutama penggaris dan jangka. Oleh rut Slavin (2011: 23), dalam pem- karena itu, banyak siswa yang harus belajaran kooperatif, siswa diha- bergantian saat menggambar bangun rapkan untuk saling membantu, ber- segitiga dan segi empat, sehingga diskusi dan berargumentasi, berbagi penggunaan waktu dalam pengetahuan yang dimiliki, serta belajaran kurang efektif. Namun mengisi kekurangan masing-masing pada pertemuan selanjutnya, ke- anggota kelompok me- giatan pembelajaran dapat dilak- mahami materi diberikan. sanakan dengan efektif dan siswa dalam yang Tahap terakhir dalam pembelajaran cepat guru, menulis dan suasana kelas yaitu pembelajaran dengan beradaptasi lengkap, dengan pem- pem- belajaran TPS, sehingga dengan dalam mengungkapkan gagasan dan pembelajaran dapat pendapatnya secara lisan, untuk mengoptimalkan pemahaman kon- mengatasi hal ini peneliti selalu sepnya. memberikan motivasi kepada siswa TPS siswa Penelitian ini didukung oleh penelitian Aditya (2013) yang me- agar berani mengungkapkan pendapatnya. nunjukkan bahwa penerapan pem- Pada kegiatan pembelajaran belajaran TPS berpengaruh terhadap kelas konvensional, banyak siswa pemahaman konsep matematis sis- yang bosan sehingga pembelajaran wa, dimana pemahaman konsep ma- berjalan kurang kondusif. tematis siswa pada pembelajaran itu, dalam pembelajaran ini guru TPS lebih tinggi dari pemahaman lebih konsep matematis siswa pada pem- pemberi informasi sehingga siswa belajaran konvensional. Pada pene- kurang aktif dalam mengajukan litian ini, siswa terlihat aktif dalam pertanyaan dan kurang antusias berinteraksi dengan guru ataupun mengerjakan soal-soal latihan yang sesama siswa sehingga pemahaman ada. Dengan pembelajaran ini, siswa konsep matematis siswa dapat me- kurang mengoptimalkan pemaham- ningkat secara maksimal. an konsepnya. berperan sebagai Selain pusat Adapun hambatan yang dite- Berdasarkan penelitian yang mui dalam penerapan pembelajaran telah dilakukan, dalam pembelajaran kooperatif tipe TPS antara lain siswa matematika dengan model pem- belum terbiasa belajar secara berke- belajaran kooperatif tipe TPS, siswa lompok dan kurang kondusifnya dapat bekerjasama dengan temannya kondisi kelas. Hal ini karena siswa dimana siswa saling bekerjasama terbiasa belajar secara individu. dalam mempelajari materi yang di- Untuk mengatasi hal ini, peneliti se- hadapi. Dalam pembelajaran ini, lalu mengingatkan siswa mengenai siswa dilatih untuk mempresentasi- aturan-aturan dalam pembelajaran kan kepada teman sekelas tentang kooperatif tipe TPS. Hambatan apa yang telah dikerjakan sehingga yang paling sulit diatasi adalah rasa siswa memperoleh informasi, pe- percaya diri siswa yang rendah ngetahuan, dan pemahaman yang berasal dari sesama teman. Di sisi lain guru bertindak sebagai mediator dan fasilitator dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik oleh guru dapat membuat pembelajaran berjalan dengan efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi dari pemahaman konsep matematis siswa pada pembelajaran konvensional. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematis siswa. DAFTAR PUSTAKA Aditya, Rahmad. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa. (Skripsi). Bandar Lampung: Unila. Fraenkel, Jack R dan Norman E Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Singapura: McGraw-Hill. Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Foy, P., Arora, A. 2012. TIMSS 2011 Internasional Results in Mathematics. United States: IEA. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Slavin, Robert E. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kentemporer, JICA-UPI: Bandung Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Predana Media.