BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu semata-mata
ditujukan untuk membawa pada suatu keadaan perekonomian yang
diharapkan. Hal ini dilakukan agar mendapat rangsangan yang positif
terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yamg signifikan itu
dapat terlihat dengan adanya peningkatan investasi dari dalam maupun dari
luar negeri, angka pengangguran yang semakin berkurang, kondisi ekonomi
yang kondusif serta adanya peningkatan pada pendapatan perkapita
masyarakat.
Peningkatan investasi dari dalam negeri tidak terlepas dari sektor Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor ini merupakan penggerak
utama perekonomian Indonesia. Ini terlihat dari peran UMKM yang sangat
berperan dalam penyerapan tenaga kerja mencapai 93,36 % lebih besar
dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor
UMKM dalam menentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dan sektor
penghasil devisa negara juga tak perlu diragukan lagi yaitu sebesar 60,34%,
UMKM juga berkontribusi dalam penambahan devisa negara dalam bentuk
penerimaan ekspor sebesar 27.700 milyar dan menciptakan peranan 4,86%
terhadap total ekspor. UMKM telah dijadikan agenda utama pembangunan
ekonomi Indonesia. Untuk mendorong hal tersebut, dewasa ini kebijakan
pemerintah telah menunjukkan keberpihakan kepada UMKM (www.usaha-
1
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
kecil.com). Pemerintah menetapkan tiga tujuan dasar dalam memajukan
sektor UMKM yakni:
1. Menambahkan kesadaran akan orientasi kewirausahaan yang kuat.
2. Meningkatkan jumlah orientasi kewirausahaan yang berkualitas.
3. Mewujudkan kemampuan bersaing para wirausahawan yang dapat
menghasilkan kemajuan serta kesadaran masyarakat khususnya kepada
para pemilik Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM) (Kementrian
Koperasi dan UKM, 2013).
Keberpihakan pemerintah terhadap sektor UMKM dibuktikan dengan
adanya program pemberdayaan UMKM yang lebih dikenal dengan Kredit
Usaha Raktat (KUR) yang bekerjasama dengan pihak perbankan dan lembaga
pembiayaan lainnya. Bank yang menyalurkan program ini lebih didominasi
oleh umum dibanding Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Hal ini karena bank
umum merupakan bank yang dalam kegiatannya lebih luas dibandingkan
dengan BPR yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Proporsi penyaluran kredit UMKM menurut Statistik Perbankan
Indonesia (SPI) pada tahun 2015 masih didominasi oleh kelompok bank
Persero yaitu sebesar 51,79%, disusul oleh Bank Umum Swasta Nasional
(BUSN) sebesar 39,14%, Bank Perkreditan Rakyat (BPD) 7,01% dan yang
paling sedikit menyalurkan kredit UMKM yaitu kelompok bank Kantor
Cabang Bank Asing (KCBA) & Campuran yaitu sebesar 2,05%.
Program KUR mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, ini
terlihat dari besarnya dana yang diberikan pada program ini yaitu sebesar 120
2
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
triliun selain itu bunga yang dibebankan juga pada tahun 2016 diturunkan
menjadi 9%. Namun dana KUR belum sepenuhnya dapat tersalurkan secara
maksimal oleh pelaku UMKM. Dana yang diberikan kepada pelaku UMKM
pada tahun 2015 mencapai 100 triliun namun realisasi yang disalurkan hanya
29 triliun (Koran Sindo, 2016). Padahal pelaku UMKM yang ada di Indonesia
pada tahun 2015 menurut data BPS sebanyak 57,9 juta unit, atau 99,96% dari
total jumlah pelaku usaha nasional. Maka dalam penyaluran kredit kepada
pelaku UMKM belum maksimal, bahkan terlampu jauh dari dana yang
dianggarkan. Hal ini terjadi karena adanya berbagai kendala yang dihadapi
oleh pelaku UMKM atau hambatan yang timbul dari pihak perbankan.
Menurut Tambunan (2012), hambatan penyaluran kredit tidak hanya
datang dari pihak perbankan. Sektor UMKM yang ingin mengajukan
permohonan kredit terhalang oleh kendala jaminan (collateral) yang diminta
oleh pihak bank. Padahal sebagian besar nasabah UMKM tidak memiliki
jaminan yang memadai dapat digunakan untuk memperoleh kredit. Selain itu,
prosedur dan administrasi kredit yang rumit dan berbelit-belit juga menjadi
penyebab keengganan pihak debitur untuk meminjam di bank. Sehingga
dalam permodalan para pelaku UMKM sangat minim, mereka cenderung
menggunakan modal mereka sendiri ataupun bantuan dari saudara/kenalan.
Para pelaku UMKM pengajuan kreditnya banyak yang ditolak oleh pihak
perbankan dikarenakan usaha mereka tidak layak untuk didanai.
Penyaluran kredit UMKM juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
internal yang mempengaruhi penyaluran kredit menurut Tambunan (2012)
3
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
ialah tingkat suku bunga pinjaman, tingginya resiko kredit macet dan
perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK). Menurut Mishkin (dikutip oleh
Kaunang, 2013), menyatakan bahwa semakin tinggi perkiraan suku bunga
dimasa depan, maka semakin menurun penyaluran kredit. Perubahan dalam
pendapatan bunga seperti terjadi tunggakan bunga kredit atau sebagai akibat
tidak produktifnya kredit yang ada akan membawa dampak terhadap
penyaluran kredit bank. Menurut Kasmir (2013) suku bunga bank dapat
diartikan sebagai “balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya”. Peningkatan tingkat suku bunga memperburuk kualitas dari
pinjaman, semakin tingginya biaya hutang membuat debitur semakin sulit
membayarkan pinjamannya. Selain itu, menurut Bofondi dan Ropele, (dalam
Andini & Abrar, 2014) tingkat suku bunga yang tinggi merupakan alternatif
berpotensi merugikan untuk debitur.
Suku bunga yang dikenakan untuk pelaku UMKM diturunkan dari 22%
menjadi 12% hal ini dimaksudkan untuk meransang pertumbuhan sektor
UMKM agar lebih produktif (Kompasiana, 2015). Suku bunga diturunkan
bertujuan agar kredit macet akan berkurang karena bunga yang rendah maka
beban kredit untuk membayar kewajibannya akan berkurang pula. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Kaunang (2013) serta Tandaris, Tommy dan
Murni (2014) suku bunga pinjaman berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Parmawati (2015) suku bunga kredit secara parsial tidak menunjukkan
4
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
pengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Yuliana dan Mohd (2012) menunjukan bahwa suku bunga
berpengaruh positif terhadap permintaan kredit UMKM.
Kredit macet diukur dari tingginya rasio Non Performing Loan (NPL),
hal ini berarti bahwa semakin tinggi NPL akan mengakibatkan risiko kredit
macet yang ditanggung oleh pihak bank semakin tinggi pula. Akibat
tingginya kredit macet, perbankan harus menyediakan pencadangan yang
lebih besar sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran
modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit.
Data Statistik Perbankan Indonesia mencatat, kredit bermasalah sektor
UMKM pada Maret 2015 sudah 4,3 %, pada April 2015 meningkat jadi 4,4
%. Sementara Bank Indonesia sebagai regulator perbankan di Indonesia
dalam Peraturan Bank Indonesia No. 15/2/PBI/2013 telah menetapkan bahwa
salah satu kriteria bank yang dinilai memiliki potensi kesulitan yang dapat
membahayakan kelangsungan usahanya adalah bank dengan rasio kredit
bermasalah (Non Performing Loan) secara netto tidak lebih dari 5% (lima
persen) dari total kredit. Maka Komite KUR mengibarkan bendera waspada
kepada kalangan perbankan, karena rasio kredit bermasalah pada debitur
KUR sudah mencemaskan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purba et al
(2015) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negative dan signifikan
terhadap penyaluran kredit pada UMKM. Ketidakkonsistenan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mariso dan Sjahruddin (2013) menunjukkan bahwa NPL
5
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
berpengaruh negative tidak signifikan terhadap penyaluran kredit pada
UMKM.
Selain suku bunga pinjaman dan NPL, DPK mempunyai peranan yang
sangat penting pada penyaluran kredit. Dana-dana yang dihimpun dari
masyarakat (Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang
paling diandalkan oleh bank (Kasmir, 2013). DPK menjadi faktor yang sangat
berpengaruh terhadap penyaluran kredit karena DPK menjadi ukuran besar
kecilnya kredit yang akan disalurkan. Karena tinggi rendahnya DPK suatu
bank merupakan cerminan dari kemampuan bank yang digunakan untuk
pemberian kredit. DPK berpengaruh positif dan signifikan pada hasil
penelitian yang dilakukan oleh Purba et al (2015). Berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Andini & Abrar (2014) menunjukan bahwa
DPK tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit.
Menurut Citra (2013) faktor eksternal yang mempengaruhi penyaluran
kredit adalah inflasi. Menurut Sukirno (2011) yang disebut inflasi yaitu,
kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari
suatu periode ke periode lainnya. Berdasarkan data publis Bank Indonesia
tingkat inflasi di Indonesia mengalami fluktuatif setiap bulannya.
Menurut Andini & Abrar (2014) inflasi adalah nilai tukar uang semakin
rendah atau harga barang-barang dan jasa semakin meningkat. Karena itu
tingkat inflasi memengaruhi tingkat bunga yang nantinya akan memengaruhi
volume kredit yang diberikan bank. Dimana efek dari inflasi ini akan
dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, efek yang pertama yakni efek
6
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
terhadap pendapatan. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap merasa
dirugikan dengan adanya inflasi karena seseorang tersebut akan mendapat
kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi. Selain itu pihak lain
yang mengalami dampak buruk dari adanya inflasi yakni pihak yang
memberikan pinjaman (kreditur) dengan tingkat bunga yang lebih rendah dari
laju inflasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliana & Mohd (2012)
inflasi berpengaruh negative dan signifikan terhadap permintaan kredit
UMKM, ketidakkonsistenan hasil penelitan yang dilakukan oleh Tandaris et
al (2014) dan Ratnasari dan Yoyok (2016) inflasi tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang cukup beragam mengenai
penyaluran kredit dengan hasil yang berbeda-beda yang telah dilakukan
diatas, maka penulis tertarik untuk menguji kembali mengenai tingkat suku
bunga pinjaman, kredit macet, DPK dan tingkat inflasi. Penelitian ini
merupakan replika dari penelitian Kanunang (2013) yang berjudul “Tingkat
suku bunga pinjaman dan kredit macet pengaruhnya terhadap permintaan
kredit UMKM di Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat
suku bunga pinjaman berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan
kredit UMKM & kredit macet juga berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap permintaan kredit UMKM di Indonesia. Perbedaan dari penelitian
sebelumnya adalah menambahkan variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) serta
tingkat inflasi dan perbedaan pada tahun penelitian, pada penelitian
7
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
sebelumnya pada tahun 2007-2012 triwulan I sampai 2012 triwulan III,
sedangkan pada penelitian ini tahun 2013 - 2015 dengan data tahunan.
Alasan menambahkan variabel DPK dan tingkat inflasi karena DPK
merupakan faktor internal alasan mengapa suatu bank menyalurkan dananya.
Astuti (2013) menyatakan bahwa variabel DPK (Dana Pihak Ketiga)
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM.
Sedangkan inflasi merupakan salah satu faktor penghambat dalam
perkembangan UMKM yang akan berdampak pada penyaluran kredit.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga
pinjaman, kredit macet dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit UMKM
pada bank umum di Indonesia.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan
terikat.Variabel bebas terdiri dari : tingkat suku bunga pinjaman (X1), kredit
macet (X2), DPK (X3) dan tingkat inflasi (X4). Sedangkan variabel
terikatnya adalah penyaluran kredit UMKM di Indonesia (Y) dengan objek
penelitian pada Bank Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2013-2015 alasan memilih bank umum karena bank umum merupakan
bank yang menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM paling banyak yang
didominasi oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengaruh tingkat suku bunga pinjaman, kredit macet, Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit
UMKM pada bank umum di Indonesia”.
8
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah tingkat suku bunga pinjaman, kredit macet, DPK dan tingkat
inflasi secara simultan berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM
pada bank umum di Indonesia?
2. Apakah tingkat suku bunga pinjaman secara parsial berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di
Indonesia?
3. Apakah kredit macet secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia?
4. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di
Indonesia?
5. Apakah tingkat inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank umum di Indonesia?
C. Tujuan & Manfaat Penelitian
1. Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan penelitian ini
adalah untuk :
a. Menguji pengaruh tingkat suku bunga pinjaman, kredit macet, DPK dan
inflasi terhadap penyaluran kredit pada bank umum UMKM di
Indonesia.
9
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
b. Menguji pengaruh tingkat suku bunga pinjaman terhadap penyaluran
kredit UMKM pada bank umum di Indonesia.
c. Menguji pengaruh kredit macet terhadap penyaluran kredit UMKM
pada bank umum di Indonesia.
d. Menguji pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit
UMKM pada bank umum di Indonesia.
e. Menguji pengaruh inflasi terhadap penyaluran kredit UMKM pada bank
umum di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Bank Penyalur UMKM
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan solusi terkait
dengan permasalahan mengenai keputusan penyaluran kredit bagi
UMKM.
b. Bagi Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
referensi untuk mengembangkan ilmu
dan pengetahuan tentang
UMKM.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi
masyarakat mengenai mekanisme serta peran dan pengaruh UMKM
bagi kesejahteraan bangsa. Karena hanya UMKM yang bisa bertahan
dari krisis yang pernah terjadi di Indonesia.
10
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
d. Bagi Pemerintah
Manfaat bagi pemerintah adalah untuk informasi bagaimana pemerintah
dan masyarakat dapat meningkatkan sektor usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) dan UMKM nantinya mendapat perhatian yang
lebih dari segi kucuran dana dari pemerintah untuk memberdayakan
sektor ini.
e. Bagi Peneliti
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat suku bunga pinjaman,
kredit macet, DPK dan tingkat inflasi terhadap penyaluran kredit
UMKM pada bank umum di Indonesia. Dan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi.
11
Pengaruh Tingkat Suku…, Tri Purwani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017
Download