I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Usaha budidaya perikanan darat memiliki prospek ekonomi yang cerah karena sampai sekarang kebutuhan konsumsi ikan semakin tinggi, baik yang berupa segar maupun olahan. Budidaya perikanan darat dapat dilakukan dengan memanfaatkan wilayah sepanjang pesisir pantai yang merupakan nilai lebih perairan Indonesia dan biasanya dikenal dengan nama tambak. Salah satu jenis ikan yang memiliki potensi untuk dibudidayakan di tambak adalah bandeng (Chanos chanos). Budidaya bandeng di Indonesia telah dikenal sejak 500 tahun yang lalu. Usaha ini berkembang pesat hampir diseluruh wilayah Indonesia dengan memanfaatkan perairan payau atau pasang surut. Teknologi yang diterapkan juga berkembang mulai dari tradisional yang mengandalkan masukan benih (nener) dan pakan secara alami, hingga intensif yang mengandalkan benih dari hatchery dan pemberian pakan buatan secara terencana (Ahmad et al., 1997). Selama ini, pengembangan budidaya bandeng tidak banyak menemui kesulitan karena ikan ini memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan ikan lainnya. Teknik pembenihan ikan ini, telah dikuasai sehingga pasokan benih tidak tergantung dari alam, teknologi budidaya relatif mudah, bersifat euryhaline artinya toleran terhadap perubahan salinitas antara 0-158 ppt (Ismail et al., 1994). Ikan ini bersifat herbivorous, tanggap terhadap pakan buatan, formulasi pakan buatan untuk bandeng relatif mudah, tidak bersifat kanibal dan mampu hidup dalam kondisi berjejal. Ikan ini dapat dibudidayakan secara polikultur dengan spesies lainnya seperti baronang. Di beberapa daerah ikan ini memiliki tingkat preferensi konsumsi tinggi karena rasanya yang lezat, serta dapat digunakan sebagai umpan bagi industri dalam penangkapan tuna (Rachmansyah et al., 1997). Jawa Tengah merupakan salah satu sentra budidaya bandeng di Indonesia, khususnya di wilayah pantai utara Jawa yaitu Kendal, Pati dan Pekalongan. Sistem budidaya dilakukan dengan memanfaatkan perairan payau dan pertambakan. Potensi untuk kegiatan budidaya tambak di daerah Pantura Jawa diperkirakan mencapai 12.726 ha. Dari potensi tersebut yang layak untuk budidaya bandeng adalah 6.975 ha (Prasetio, 2010). 1 Kabupaten Pati merupakan salah satu daerah penghasil bandeng. Kabupaten ini terletak di daerah pesisir yang mempunyai garis pantai sepanjang kurang lebih 60 km. Lahan budidaya bandeng di Kabupaten Pati terbagi menjadi tambak air payau dan tambak air tawar. Total keseluruhan tambak untuk budidaya air payau yang telah dimanfaatkan seluas 10.406 ha sedangkan luas tambak untuk budidaya air tawar sebesar 1.000 ha. Produksi bandeng mencapai 84.179.916 kg, dari hasil budidaya di tambak air payau sebesar 83.383.998 kg dan budidaya tambak air tawar sebesar 795.918 kg (Prasetio, 2010). Bandeng merupakan salah satu komoditas unggulan dari subsektor perikanan budidaya di Kabupaten Pati. Bandeng menjadi ciri khas di Kabupaten Pati meskipun udang windu pernah menjadi komoditas primadona kabupaten ini. Adapun ciri khas bandeng yang dihasilkan di Kabupaten Pati antara lain rasa bandeng yang gurih, tidak bau tanah dan dalam budidayanya hanya sedikit menggunakan pupuk (Prasetio, 2010 ). Desa Margomulyo Kecamatan Tayu adalah salah satu daerah sentra penghasil bandeng di Kabupaten Pati. Pembesaran bandeng dilakukan karena daerah tersebut memiliki potensi lahan tambak yang cukup luas dan berbatasan dengan Laut Jawa sehingga kebutuhan air untuk budidaya selalu tercukupi. Hasil produksi bandeng segar dipasarkan ke Pasar Tayu dan Pasar Juwana untuk selanjutnya didistribusikan ke konsumen didalam maupun luar wilayah. Selama ini, belum ada penelitian tentang pembesaran bandeng di lokasi tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana teknik pembesaran bandeng yang diterapkan dan analisis usaha untuk mengetahui kelayakannya. 2 2. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui teknik pembesaran bandeng yang dilakukan petambak di Desa Margomulyo. 2. Mengetahui pendapatan dan kelayakan usaha pembesaran bandeng di Desa Margomulyo. 3. Kegunaan Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat umum, praktisi bidang perikanan, pembudidaya bandeng serta pemangku kepentingan bidang perikanan mengenai teknik pembesaran bandeng, gambaran tentang pendapatan dan kelayakan usaha pembesaran bandeng. 3