TEKNIK MEMOTIVASI DAN MENGAWASI KARYAWAN KANTOR Ramdani Program Studi D3 Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung Abstrak This study describes the technique and how someone that is always eager to perform all activities in the office. In addition, the application of motivation within each employee will give a better impact when the employee is doing the job this routine time. At the journal described the sense of motivation, kind, groove, objectives and ways to provide the best motivation for employees in a company. Sources of data obtained from reference books, reference journals, reference the website and also search research results. Moreover, not only for himself, application of motivation can also make the people around him can provide distinctive impact to be always excited and have more value in and of itself. There should also be monitoring stage employees to make increased productivity for the company. it can make itself as a reference in the vicinity of the activity. Keywords : employees, motivation, leadership, company, supervision. PENDAHULUAN Dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas yang dihasilkan, banyak dari organisasi baik instansi swasta atau negeri yang bersaing dalam memberikan kesejahteraan yang tinggi bagi para karyawannya untuk mencapai tujuan perusahaan dalam satu kesuksesan. Tak jarang dari setiap instansi untuk mengadakan atau mengikutsertakan para karyawannya supaya tidak jenuh dan dapat termotivasi kembali untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang sering dilupakan oleh Jurnal Manajemen Kantor 2 pimpinan perusahaan namun sangat penting untuk menunjang produktivitas karyawannya. Sehubungan dengan itu, para pimpinan perlu berpikir lebih kritis kembali supaya produktivitas karyawan dapat tetap terjaga dan juga motivasi dari dalam diri karyawannya dapat ditingkatkan selalu saat melakukan kegiatan rutin di perusahaan. Disamping itu, pimpinan juga perlu adanya pengawasan pada karyawannya supaya karyawan dapat terkontrol apakah motivasinya menurun atau tidak. Dengan hal tersebut, pimpinan menjadi lebih mengetahui tindakan apa yang dapat diberikan kepada karyawannya. 1 A. MOTIVASI Pengertian Motivasi Banyak dari para memberikan pendapat pengertian motivasi, yaitu : ahli yang mengenai Menurut George R. Terry, motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsang melakukan suatu tindakan. Menurut Porter & Lawler, motivasi merupakan kekuatan kecenderungan individu yang melibatkan dirinya dalam kegiatan yang berarahkan pada suatu sasaran dalam pekerjaan. Menurut Henry Simamora, pengertian motivasi adalah sebuah fungsi dari pengharapan individu bahwa upaya tertentu akan menghasilkan tingkat kinerja yang pada gilirannya akan membuahkan hasil yang dikehendaki. Menurut Liang Gie dalam bukunya Martoyo (2000), motivasi kerja adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang sangat termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan organisasi dimana ia bekerja. Menurut Gitosudarmo dan Mulyono (1999) motivasi karyawan adalah suatu faktor yang mendorong seorang karywan untuk melakukan suatu perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi sering kali diartikan pula sebagai faktor pendorong perilaku seseorang. Jurnal Manajemen Kantor 2 Dari pengertian motivasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat kerja dan menjadi landasan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan melakukan motivasi, dapat memberikan dorongan untuk membuat karyawan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Adanya motivasi terutama motivasi untuk berprestasi akan mendorong seseorang mengembangkan pengetahuan dan kemampuan demi mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Biasanya seseorang yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai tanggung jawab menghasilkan presatsi yang lebih baik. Setiap pekerja kadang merasakan satu titik dimana kemalasan mulai muncul dan memengaruhi dirinya supaya tidak mau melakukan pekerjaan kantor. Sifat malas sangat beragam. Malas tersebut dapat timbul karena faktor kesal, jenuh, gelisah, kurang percaya diri dan biasanya faktor utama dari kemalasan adalah adanya rasa stress dari setiap karyawan. Penderitaan hidup yang panjang ditambah dengan kurangnya keyakinan iman dapat mendorong setiap tindakan secara tidak rasional yaitu seperti bunuh diri. Oleh karena itu, psentingnya motivasi akan membuat hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya bisa meningkatkan kinerja dan kesejahteraan hidupnya. Motivasi yang diberikan pasti memiliki kebaikan. Berikut merupakan tujuan dari motivasi : a. Meningkatkan produktivitas setiap karyawan 2 b. Meningkatkan karyawan kedisiplinan setiap c. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik d. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi setiap karyawan e. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan Setiap perusahaan tidak luput berhubungan dengan karyawan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat memberikan kesejahteraan dan bisa membangun motivasi kerja karyawannya. Dengan adnaya motivasi yang tinggi dari pimpinan akan membentuk sikap (attitude) yang baik dalam diri setiap karyawannya. Berikut ini merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi kerja : Faktor kebijakan perusahaan. Melipui gaji, tunjangan, dan pensiun. Dampaknya terhadap motivasi kerja biasanya hanya sekedar untuk bertahan. Faktor imbalan atau reward. Jika dikelola dengan baik, sistem reward terhadap karyawan berprestasi akan memberikan dampak yang besar untuk peningkatan motivasi. Ini yang terpenting. Jika seorang karyawan yang memiliki mental yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi kerja meski ketiga faktor diatas kurang mendukung. Sayangnya, faktor ini kadang terlewatkan baik oleh karyawannya sendiri maupun oleh perusahaan. Menurut Abraham Maslow, ada teori motivasi yang mengatakan bahwa kebutuhan terbagi menjadi 5 hierarki dimana tiap kebutuhan harus dipenuhi secara berurutan yaitu : 1. Fisiologi : pangan, sandang, papan. 2. Keamanan : jiwa, raga, harta benda milik, rasa aman saat bekerja. 3. Sosial : kasih sayang, memiliki dan persahabatan rasa 4. Penghargaan : faktor rasa hormat seperti harga diri, prestasi, status dan perhatian 5. Aktualisasi Diri : bukti kesuksesan seseorang saat berkarya. Dilihat dari batasan yang telah diutarakan sebelumnya, maka dapat dibuatkan secara sederhana sebuah bagan mengenai motivasi supaya memudahkan untuk mengartikan apa itu motivasi. Berikut adalah alur motivasi yang baik : Faktor kultur perusahaan. Meski sederhana, masalah ini bisa berdampak besar dalam peningkatan motivasi kerja. Kultur yang mengedepankan rasa hormat, kebersamaan, kejujuran, dan keakraban dapat meningkatkan motivasi kerja cukup signifikan. Faktor kondisi mental karyawan Jurnal Manajemen Kantor 2 3 Sumber : Manajemen Sumber Daya Manusia (2007) Dalam melakukan setiap motivasi kepada karyawan, sangat diperlukan semangat dari diri pemberi motivasi. Selain itu, pemberi motivasi juga harus bisa menunjukkan bahwa dirinya dapat menjadi acuan yang membutuhkan motivasi. Berikut ini merupakan asas yang harus diberikan saat ingin memotivasi seseorang : akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat pada gilirannya akan meningkatkan prestasi karyawan. Berikut ini merupakan satu alur mengenai motivasi : a. Asas mengikutsertakan b. Asas komunikasi c. Asas pengakuan d. Asas wewenang yang di delegasikan e. Asas perhatian timbal balik Keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh gaya kepemimpinan dan peranan karyawan supaya karyawan dapat bekerja dengan baik dan mencapai kinerja sesuai harapan. Peranan pemimpin sangat menentukan, karena karyawan merupakan aset perusahaan yang dinamis dan selalu berkembang. Dalam rangka mengadakan pendekatan motivasi untuk memperagakan kepemimpinan, Herzberg menganalisis : 1. Ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan yang menyebabkan rasa tidak puas bagi karyawan apabila kondisi ini tidak baik atau tidak ada. 2. Ada serangkaian kondisi instrinsik, job content, kondisi ini apabila terdapat dalam pekerjaan akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan dan akan menggerakkan tingkat motivasi kerja karyawan dan Jurnal Manajemen Kantor 2 Sumber : Manajemen Sumber Daya Manusia (2000) Jenis Motivasi Kerja Motivasi akan terbentuk dari sikap karyawan yang apabila sedang menghadpai masalah dalam situasi kerja, dirinya dapat mengatasi dengan memberikan suatu dorongan pada dirinya supaya memiliki mental yang pro dan positif pada dirinya sendiri. Sikap mental tersebut haruslah memiliki yang siap sedia secara psikofisik. Untuk mendapatkan mental seperti itu, setidaknya ada lima jenis motivasi yang dapat diberikan kepada para karyawan suatu perusahaan, yaitu : 1. Mendapatkan gaji bulanan, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup. 2. Mencapai sasaran karier, meningkatkan produktivitas karyawan. untuk setiap 4 3. Berkarya, untuk memberikan ruang kontribusi besar kepada kemajuan perusahaan 4. Mencari pengalaman, untuk memiliki nilai tambah saat mencari pekerjaan lebih baik 5. Beribadah, untuk menjadikan keinginan bekerja sebagai suatu ibadah Dalam melakukan motivasi terhadap karyawan, perlu mengetahui bagaimana sifat dari karyawan tersebut. berikut ini adalah prinsip yang harus dimiliki oleh karyawan supaya mereka bisa mendapatkan motivasi dari dirinya sendiri, yaitu : Merupakan suatu produktivitas kerja yang maksimal sehingga dapat mudah dicapai menurut pemahaman motivasi yang ada di dalam diri dan di luar diri setiap karyawannya. Dengan memahami peranan seperti itu, motivasi merupakan satu hal yang penting karena dapat mempermudah pimpinan saat melihat prestasi dan kepuasan kerja setiap karyawannya. Ada 3 jenis aspek utama yang dapat mempengaruhi adanya motivasi kerja, yaitu : a. Prinsip partisipatif a. Perbedaan karakteristik individu meliputi kebutuhan, minat, sikap dan juga nilai b. Prinsip komunikatif dengan orang lain b. Perbedaan karakteristik suatu pekerjaan c. Prinsip mengakui andil orang lan c. Perbedaan karakteristik organisasi meliputi peraturan d. Prinsip lapang dada saat pendelegasian wewenang ada e. Prinsip memberikan perhatian kepada siapapun Cara Meningkatkan Motivasi Kerja Setiap motivasi yang ada dalam diri dapat dibangun sendiri ataupun dari bantuan orang lain tergantung seberapa berat tugas dari masing-masing diri. Dalam suatu perusahaan, pembangunan motivasi bagi para karyawan perlu diperhatikan. Oleh karena itu, implementasi dari setiap teori motivasi yang ada saat bekerja dapat diterapkan dalam kehidupan. Adapun terori motivasi yang dapat diterapkan adalah : 2. Pay incentive plans 3. Job redisgn Adapun cara yang dapat digunakan untuk memberikan contoh atas pengimplementasian karyawan saat di tempat kerja supaya mereka termotivasi dengan dirinya sendiri adalah sebagai berikut : A. Peran Pimpinan Atau Atasan - Bersikap keras dengan memberi ancaman kepada tenaga kerja untuk bekerja keras - Gaya kepemimpinan berorientasi pada tugas yang 1. Intervention programs Jurnal Manajemen Kantor 2 5 - Melakukan kewajiban paksaan pekerjaan sebagai dan tidak karena 3. Training secara reguler 4. Memenuhi semua hak karyawan 5. Memberikan bonus dan penghargaan - Memberikan tujuan yang bermakna kepada bawahan 6. Meminta masukan dari karyawan - Atasan perlu mengenali sasaran yang bernilai tinggi dari bawahan 8. Menawarkan pembagian keuntungan 9. Membangun kepuasan karyawan B. Peran Diri Sendiri - Proaktif pada diri sendiri dan orang lain - Mengubah niat saat melakukan pekerjaan C. Peran Organisasi - Memberikan mendasar 7. Menetapkan kebijakan promosi peraturan yang - Memberikan peraturan yang dapat memecahkan masalah - Memberikan keuangan yang sepadan untuk pimpinan, karyawan dan produksi. Seorang pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang dapat memberikan cerminan bagi karyawannya. Di bawah ini adalah cara pimpinan yang profesional dan terhormat : a. Menjadi pemimpin yang solid b. Memberi instruksi yang jelas c. Menghargai seluruhnya d. Membantu mereka untuk tumbuh e. Mendorong karyawan mengenali satu sama lain Berikut ini merupakan cara efektif untuk dapat meningkatkan kembali motivasi setiap karyawan, yaitu : 1. Pendekatan secara profesional 2. Pemberian bahan kerja yang baru Jurnal Manajemen Kantor 2 10. Menampung aspirasi karyawan B. PENGAWASAN Pengawasan merupakan langkah yang dapat dilakukan oleh suatu organisasi supaya adanya tidakan memastikan kepada karyawan bahwa kegiatan yang berlangsung di tempat kerja dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh perusahaan dan telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan organisasi akan lebih mudah dicapai karena adanya pengawasan yang membuat pekerjaan yang dilakukan dapat sesaui dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping melakukan pemberian motivasi kepada karyawan, diadakannya pengawasan pada karyawan juga merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Tindakan melakukan pengawasan juga penting bagi perusahaan dalam pencapaian profit. Dengan adanya pengawasan, perusahaan dapat terkontrol setiap kegiatan yang dilakukan dan saat adanya kesalahan pekerja, pimpinan dapat segera melakukan tindakan pembenahan pada pekerja. 6 Pengawasan merupakan segenap kegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa tugas atau pekerjaan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah (aturan) yang diberikan. Pengawasan dilakukan oleh organisasi perusahaan memiliki tujuan dan juga manfaat bagi kelangsungan kegiatan perkantorannya. Berikut ini merupakan tujuan dari pengawasan yaitu : 1. Meningkatkan kinerja organisasi secara kontinu, karena kondisi persaingan usaha yang semakin tinggi menuntut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya. 2. Meningkatkan efesiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat atau bahan. 3. Menilai derajat pencapaian rencan kerja dengan hasil actual yang dicapai, dan dapat di pakai sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai. 4. Mengkoordinasikan beberapa elemen tugas atau program yang dijalankan. 5. Meningkatkan keterkaitan terhadap tujuan organisasi. Adapun manfaat yang dapat diambil dari sistem pengawasan Jurnal Manajemen Kantor 2 yang diterapkan di dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut : a. Membantu setiap pegawai untuk bisa meningkatkan produktivitas karena kesadaran akan kualitas dan kuantitas yang sangat diperlukan perusahaan b. Mengidentifikasikan beberapa hal yang dapat membuat rencana yang tidak sesuai dengan hasil yang akan dicapai serta akan memfasilitasi dalam pemodifikasiannya. c. Membantu dalam memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh dari organisasi d. Menyediakan alat ukur produktivitas pegawai atau aktivitas yang objektif bagi suatu organisasi Setiap pengawasan memerlukan cara terbaik untuk melakukan pengawasan. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk melakukan pengawan kantor, yaitu : 1. Metode Pengawasan Non Kuantitatif 2. Metode Pengawasan Kuantitatif 3. Pengawasan Langsung 4. Pengawasan Tidak Langsung Membantu para karyawan untuk bisa bekerja sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan oleh pihak perusahaan. Adapun jenis 7 pengawasan dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu : A. Pengawasan dari segi waktu 1. Pengawasan preventif merupakan kegiatan pengawasan yang biasa dilakukan saat sebelum melakukan setiap proses produksi. Alat yang dapat menggunakan waktu ini adalah dengan memberikan perencanaan serta budged. 2. Pengawasan represif merupakan suatu jenis pengawasan secara dini yang dilaksanakan setelah melakukan proses produksi. Alat yang digunakan adalah budget. B. Pengawasan dari segi objek 1. Pengawasan terhadap produksi merupakan kegiatan yang dipusatkan kepada suatu proses produksi dari barang mentah menjadi barang siap jual yang semuanya itu akan dilaporkan. 2. Pengawasan terhadap keuangan merupakan suatu pengawasan yang biasanya hanya memusatkan diri kepada masalah keuanga dalam perusahaan 3. Pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh karyawan merupakan suatu kegiatan yang hanya mengawasi tingkah laku Jurnal Manajemen Kantor 2 karyawan hingga kemampuan mereka untuk berproduksi. Bagian ini biasa disebut sebagai Bagian Personalia. C. Pengawasan dari segi subjek 1. Pengawasan intern dimana laaporan ini diserahkan kepada bagian pengawasan. 2. Pengawasan ekstern dimana laporan dibuat oleh akuntan publik Berikut ini terdapat 3 proses yang dapat dilakukan saat melakukan pengawasan dalam sistem administrasi kantor, yaitu : 1. Mendefinisikan parameter suatu pekerjaan yang sedang diawasi. Ini akan membuat para pegawai dapat mengetahui bagaimana tingkatan kinerja yang dapat diharapkan oleh karyawan untuk mencapai dengan cara yang efektif. 2. Memberikan fasilitas setiap kinerja yang hendak akan dicapai. Proses yang akan dilakukan akan memberikan feedback terbaik bagi karyawan mengenai apa yang akan dilakukan oleh mereka untuk bisa meningkatkan kinerja mereka setiap saat sesuai dengan target dan harapan yang telah ditetapkan. Pemberian umpan seperti ini akan memberikan fasilitas yang 8 cukup memadai bagi karyawan untuk mencapainya. 3. Memberikan motivasi terbaik bagi para karyawan supaya setiap manajer dapat memberikan karyawan suatu tantangan untuk pencapaian target yang telah ditetapkan serta konsisten saat hendak mencapainya. Setiap pengawasan yang dilakukan kepada karyawan kantor perlulah selalu ditindaklanjuti supaya setiap perilakunya merasa tertantang untuk selalu bersikap disiplin supaya efisiensi dan efektifitas sebuah aktivitas kerja di perusahaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Rentang waktu seperti ini sering disebut sebagai pengawasan yang berkualitas. Pengawasan seperti ini memberikan kontrol terhadap pekerjaan yang dilakukan pegawai yang mencakup evaluasi atas keakuratan pekerjaan yang dilakukan karyawan setiap harinya. Kontrol seperti ini pun akan lebih memberikan pengarahan bagi karyawan untuk dapat menetapkan dirinya bisa mengerjakan apa yang telah dicita-citakan. Agar pengawasan kantor dapat dilakukan secara efektif, maka perusahaan haruslah memperhatikan hal berikut ini, yaitu : a. Pengawasan dilakukan berdasarkan rencana Jurnal Manajemen Kantor 2 b. Pengawasan harus bersifat terus menerus serta teratur c. Pengawasan harus tepat waktu d. Pengawasan tidak mencari kesalahan, tetapai perbaikan dan nasehat. e. Ciptakan pengawasan secara melekat f. Harus ada tindakan lanjut dari hasil pengawasan g. Pengawasan harus disesuaikan dengan jenis pengawasan h. Pengawasan dilakukan berdasarkan standar, normanorma dan ukuran-ukuran. i. Pengawasan sifatnya harus membimbing j. Pengawasan harus bersifat prefentif (pencegahan) Berikut ini merupakan beberapa teknik dimana pengawasan tersebut dapat bersifat pengawasan yang berkualitas, yaitu (Leonard and Hilgert:2004) : 1. Inspeksi total Dimana kegiatan pengawasan ini berupa kegiatan pengecekan yang menyeluruh terhadap unit kerja yang dilakukan oleh pegawai serta menjelaskan mengenai pencapaian kualitas sehingga membuat suasana menjadi kondusif kembali 2. Pengecekan pada area tertentu Pengawasan dilakukan dengan yang cara 9 pengeccekan kinerja pegawai di suatu divisi tertentu yang selalu dilakukan secara periodik. 3. Pengontrolan kualitas dengan statistik Pengawasan yang belum diberlakukan sistem pemgecekan pada divisi tersebut yang cukup diragukan keakuratan dari pengawasan tersebut, sehingga membutuhkan beberapa sampel untuk membuat data tersebut lebih akurat 4. Kesalahan nihil Pengawasan yang dilihat dari kesalahan potensi pegawai sejak pertama kali melakukan pekerjaannya. Dengan cara pengawasan ini dapat menjadikan motivasi bagi karyawan untuk selalu bebas dari setiap kesalahan. Disamping itu, pemberian imbalan yang sesuai juga dapat meningkatkan kinerja yang dihasilkan karyawan tersebut. Adanya pengawasan yang telah didasarkan pada kualitas, adapula pengawasan dilihat dari kuantitasnya. Pengawasan ini dilakukan untuk melihat awal mula kontrol suatu pekerjaan yang hendaknya adanya pengumpulan setiap data yang telah ada dan dapat dijadikan sebagai suatu dasar penetapan standar kuantitas yang dapat di desain untuk mendefinisikan serta menggambarkan harapan dari pelaku karyawan. Berikut ini ada beberapa tindakan untuk mengontrol tindakan dari pekerjaan kantor yang dilakukan oleh karyawan kantor : a. Over time Suatu kegiatan yang dilakukan karyawan dengan menambah jam kerja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan deadline yang terbatas atau karena volume pekerjaan yang sangat banyak. b. Temporary help Adanya penambahan jam kerja karyawan yang telah melakukan pengurangan jam kerja yang telah ditetapkan maka dapat diganti di lain waktu c. Part-time help Adanya suatu pencarian karyawan tambahan dimana karyawan tersebut disewa hanya untuk melakukan suatu pekerjaan saja dengan waktu yang telah ditentukan. Ini disebabkan karena adanya kelebihan volume kerja yang tidak bisa teratasi oleh karyawan. d. Floating work unit Jurnal Manajemen Kantor 2 10 Pihak organisasi yang dapat mengembangkan unit kerjanya supaya dapat dipakai jika memang sangat diperlukan saat penyelesaian proyek dengan volume kerja yang sangat tinggi dalam waktu yang sangat terbatas. e. Cycle biling Kegiatan ini dapat menjadikan perusahaan memiliki pelanggan yang besar serta dapat mengimplementasi teknik dimana dapat mengurangi antrian layanan yang akan dilakukan. Disamping beberapa yang telah dijelaskan di atas, berikut ini ada beberapa metode pengawasan alternatif dimana setiap pengawasan akibat adanya isu yang beredar di suatu perusahaan sudah terdengar oleh atasan sehingga adanya pertimbangan dalam pelaksanaan fungsi pengawasan yang baik. Menurut Cascio (2003) dijelaskan bahwa adanya pengajuan metode dalam mengawasi kegiatan perusahaan yang alternatif, yaitu : A. Behavior – oriented rating method, yaitu : 1. Teknik deskripsi : Dimana teknik pengawasan ini dengan cara memberikan deskripsi mengenai Jurnal Manajemen Kantor 2 kekuatan dan potensi setiap karyawan 2. Teknik ranking : Dimana adanya penyebutan nama pegawai yang berkinerja paling bagus sehingga membuat karyawan lain dapat termotivasi untukk melakukan kegiatan yang sama dengan karyawan kinerja terbaik 3. Behavioral checklist : Teknik pengawasan yang dimana menyediakan mengenai daftar perilaku yang dapat berkaitan dengan suatu pekerjaan, serta tugas dari penilai dapat memilih pernyataan yang sesuai dengan kondisi kerja setiap karyawan B. Result – Oriented method, yaitu : rating 1. Management by objective : dimana suatu pengawasan yang dapat didasarkan atas penetapan tujuan bagi suatu organisasi secara keseluruhan baik bagi setiap divisi ataupun masing-masing pegawai. 2. Work planning and review : Dapat menitikberatkan kepada prioritas suatu penilaian 11 rencana kerja oleh pimpinan dan bawahan untuk mengartikan setiap tujuan yang telah tercapai, maka masalah tersebut haruslah dipecahkan dengan baik serta adanya pemberian training yang dapat diperlukan untuk menunjang kegaitan perusahaan KESIMPULAN Setiap perusahaan pasti memerlukan karyawan yang sigap dan siap dalam melakukan setiap pekerjaan dengan baik. Namun, sulit rasanya perusahaan yang dapat membuat setiap karyawannnya untuk dapat memberikan motivasi bagi setiap karyawannya. Untuk itu, tidak hanya karyawannya, namun setiap pemimpin dalam suatu perusahaan diharapkan dapat selalu memberikan semangat kepada setiap karyawan supaya bisa selalu melakukan pekerjaan dengan baik. Dari setiap kegiatan memotivasi karyawan suatu perusahaan, diharapkan dapat membuat karyawan untuk bisa selalu semangat melakukan pekerjaannya setiap hari. Disamping itu, setiap semangat yang diberikan oleh rekan kerja dapat memberikan satu rasa semangat tinggi bagi karyawan. Untuk motivasi itu sendiri dapat diberikan dengan ucapan semangat, perbuatan yang memberikan semangat, serta adanya insentif dan tunjangan supaya hasil pekerjaannya dapat ditingkatkan. Disamping motivasi yang selalu diberikan oleh perusahaan, setiap perusahaan juga memerlukan sistem Jurnal Manajemen Kantor 2 pengawasan yang baik supaya apa yang dikerjakannya dapat sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh perusahaan. Pengawasan perlu karena setiap motivasi yang diberikan perlu adanya kegiatan pengawasan supaya setiap kegiatan yang telah diberikan dapat selalu dikerjakan dengan semangat dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh organisasi sebelumnya. Setiap pengawasan haruslah dilakukan secara rutin dan berkala supaya setiap kekurangan dapat segera dikendalikan dengan baik. Sistem pengawasan yang dapat diambil oleh organisasi dapat berupa pengawasan langsung dimana pimpinan turun langsung melihat ke tempat organisasi untuk mengawasi segala aktivitas yang dilakukan. Selain itu pengawasan dapat dilakukan dengan sistem tidak langsung juga yaitu dengan melihat melalui cctv atau pimpinan meminta supervisor untuk mengontrol setiap hari dan memberikan laporan setiap periodenya supaya pimpinan dapat bisa mengontrol meskipun pimpinan tidak dapat langsung turun ke lapangan. 12 DAFTAR PUSTAKA Arifin, I. 2004. Pengawasan Pendidikan. Malang: FIP AP Universitas Negeri Malang. Devung, Simon. 1988. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen. Jakarta. Hasibuan, Malayu S.P., Drs.H,. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta Timur : Bumi Aksara. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, Dr.M.Si.,. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Cetakan Keempat. Bandung : PT Refika Aditama. Mangkuprawira, Tb Sjafri, Prof.Dr.Ir,. 2009. Horison Bisnis, Manajemen Dan Sumber Daya Manusia. Bogor : IPB Press Bogor. Manullang, M. 1998. Dasar – Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Moekijat, Drs,. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV Mandar Maju. Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, (Online), http://www.dhanay.co.cc/2010/09/teknik-supervisipendidikan.html. [11 April 2016] Serdamayanti, Prof.Dr.M.Pd.APU,. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : PT Refika Aditama. Yuniarsih, Tjutju, Prof.Dr., dan Dr. Suwatno, M.Si,. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : CV Alfabeta. Jurnal Manajemen Kantor 2 13