PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN

advertisement
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Dyah Reza Lestari
NIM : 1113082000038
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGUNGKAPAN
SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Dyah Reza Lestari
NIM : 1113082000038
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Reskino, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 197409282008012004
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 7 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Dyah Reza Lestari
: 1113082000038
: Akuntansi
: Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan
Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 Maret 2017
1. Dr. Rini, SE, Ak, CA
NIP. 19760315 200501 2 002
2. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 19760924 200604 2 002
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 27 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1.
2.
3.
4.
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi
: Dyah Reza Lestari
: 1113082000038
: Akuntansi
: Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan
Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Juli 2017
1. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 19760924 200604 2 002
2. Dr. Rini, SE, Ak, CA
NIP. 19760315 200501 2 002
3. Reskino, SE, M.Si, Ak, CA
NIP. 19740928 200801 2 004
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Dyah Reza Lestari
NIM
: 1113082000038
Jurusan
: Akuntansi
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 28 Juli 2017
Yang Menyatakan
Dyah Reza Lestari
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Dyah Reza Lestari
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Bengkulu, 4 Juli 1997
3. Alamat
: Jalan Legoso Raya No. 44 RT 03
RW 07 Pisangan, Ciputat,
Tangerang Selatan
II.
III.
4. Agama
: Islam
5. Warga Negara
: Indonesia
6. No. Telp
: 081295103235
7. E-mail
: [email protected]
PENDIDIKAN
Tahun 2002-2003
: TK Negeri Pembina Kota Bengkulu
Tahun 2003-2009
: SD Negeri 09 Kota Bengkulu
Tahun 2009-2011
: SMP Negeri 01 Kota Bengkulu
Tahun 2011-2013
: SMA Negeri 02 Kota Bengkulu
Tahun 2013-2017
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1. Panitia Makrab HMJ Jurusan Akuntansi Tahun 2014.
2. Panitia OPAK Jurusan Akuntansi Tahun 2015.
3. Volunteer dalam acara Festival Laut yang diadakan oleh Greenpeace
Indonesia Tahun 2015.
IV.
PENGALAMAN MAGANG
1. Magang di Kantor Akuntan Publik (KAP) Abdul Hamid dan Rekan
selama 2 bulan (Februari-Maret 2017).
vi
V.
PENGALAMAN TRAINING / KURSUS
1. “The 16th ATV Audit” yang diadakan oleh Universitas Indonesia
Tahun 2016.
2. Kursus Bahasa Inggris (TOEFL Preparation dan Conversation Class)
di LBPP LIA Ciputat selama 3 tahun (2015-2017).
vii
ABSTRACT
This research aimed to analyze the effect of intellectual capital and
sustainability report disclosure on company’s value. Independent variable in this
research were intellectual capital measured by VAICTM and sustainability report
diclosure measured by SRD. Dependent variable in this research was company’s
value measured by Tobin’s Q.
This research used secondary data from annual report and sustainability
report that have been published by companies in Indonesia Stock Exchange and
website of each companies. Population in this research were LQ45 companies
listed in Indonesia Stock Exchange during 2013-2015. By using purposive
sampling method, the total amount of samples obtained in this research were 39
from 13 companies. The data were analyzed by using multiple linear regression
method.
The results of this research showed that intellectual capital has a positive and
significant effect on company’s value and sustainability report disclosure has no
significant effect on company’s value.
Keywords: intellectual capital, sustainability report disclosure, company’s value
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital dan
pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diproksikan
dengan VAICTM dan pengungkapan sustainability report yang diproksikan dengan
SRD. Variabel dependen dalam penelitian` ini adalah nilai perusahaan yang
diproksikan dengan Tobin’s Q.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan tahunan (annual
report) dan laporan keberlanjutan (sustainability report) yang telah dipublikasikan
oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan website masing-masing perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Dengan menggunakan metode
purposive sampling, total sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 39 data
dari 13 perusahaan. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan dan pengungkapan sustainability report tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : intellectual capital, pengungkapan sustainability report, nilai
perusahaan
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Tak lupa pula, shawalat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing umatnya menuju jalan
kebenaran.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak
mendapatkan bimbingan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak sehingga segala
macam kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1.
Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Firman, M.Si dan Ibunda Ir.
Sabrawati yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, doa, nasihat,
motivasi,
dan
dukungan
kepada
penulis
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2.
Kedua kakakku dan adikku tersayang, Sari Reza Pratiwi, S.M, Ns. Amalia
Reza Setyawati, S.Kep, dan Fahmi Reza Nugraha yang senantiasa
memberikan semangat, dukungan, serta doa kepada penulis.
3.
Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA., selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
6.
Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa meluangkan waktu dan
memberikan arahan, nasihat, serta bimbingan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7.
Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai sehingga
x
penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8.
Teman-teman seperjuangan di Akuntansi, Dila, Rafny, Lia, Agias, Meli, Ana,
Sapta, Dea, dan Dinda. Semangat, dukungan, dan motivasi dari kalian sangat
berarti bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima
kasih untuk selalu berjuang bersama dan menjadi partner in crime terbaik
selama 4 tahun ini. I can’t wait to see you on top, guys!
9.
Sahabat-sahabatku tercinta, Himala, Icha, Venta, Tafia, dan Isti yang
senantiasa memberikan motivasi, dukungan, serta doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Keluarga besar Akuntansi 2013, terutama teman-teman Akuntansi A yang
senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis selama proses
penulisan skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
terdapat kelemahan maupun kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar
harapan penulis bahwa dengan adanya tugas akhir ini dapat bermanfaat guna
menambah wawasan serta pengetahuan penulis pada khususnya dan pihak lain
pada umumnya.
Jakarta, 28 Juli 2017
Dyah Reza Lestari
xi
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...........................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...............................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...............................................
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................
vi
ABSTRACT .....................................................................................................
viii
ABSTRAK .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Penelitian .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...................................................................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................
9
1. Tujuan Penelitian ...................................................................................
9
2. Manfaat Penelitian .................................................................................
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................
11
A. Landasan Teori ..........................................................................................
11
1. Resource Based Theory ........................................................................
11
2. Signalling Theory..................................................................................
13
3. Intellectual Capital ...............................................................................
15
a. Definisi Intellectual Capital .............................................................
15
b. Komponen Intellectual Capital ........................................................
17
c. Pengukuran Intellectual Capital .......................................................
20
d. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) .................
21
4. Pengungkapan Sustainability Report ....................................................
25
xii
a. Pengungkapan Intellectual Capital ..................................................
26
5. Nilai Perusahaan ...................................................................................
28
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................
31
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................
37
D. Hipotesis ....................................................................................................
38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
42
A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................
42
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................
42
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................
43
D. Metode Analisis Data ................................................................................
44
1. Statistik Deskriptif .................................................................................
44
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................
44
a. Uji Normalitas ...................................................................................
45
b. Uji Multikolinearitas.........................................................................
46
c. Uji Autokorelasi ................................................................................
46
d. Uji Heteroskedastisitas .....................................................................
47
3. Uji Hipotesis ..........................................................................................
48
a. Analisis Regresi Linear Berganda ....................................................
48
b. Koefisien Determinasi (R Square) ....................................................
49
c. Uji Statistik t (t-test)..........................................................................
49
d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................................
50
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................
51
1. Variabel Independen..............................................................................
51
2. Variabel Dependen ................................................................................
60
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................
63
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..........................................................
63
1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................
63
2. Perusahaan LQ45 ..................................................................................
63
3. Deskripsi Sampel Penelitian ..................................................................
64
B. Analisis Data Penelitian ............................................................................
66
1. Analisis Statistik Deskriptif...................................................................
66
xiii
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................................
68
a. Uji Normalitas ...................................................................................
68
b. Uji Multikolinearitas.........................................................................
70
c. Uji Autokorelasi ................................................................................
71
d. Uji Heteroskedastisitas .....................................................................
72
3. Pengujian Hipotesis ...............................................................................
74
a. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...........................................
74
b. Hasil Koefisien Determinasi (R Square) ..........................................
76
c. Hasil Uji Statistik t (t-test) ................................................................
76
d. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ..............................
78
C. Pembahasan ...............................................................................................
79
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan ....................
79
2. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan
...............................................................................................................
81
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
83
A. Kesimpulan ...............................................................................................
83
B. Saran ..........................................................................................................
84
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
85
LAMPIRAN ...................................................................................................
90
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu ..................................................................
31
Tabel 3.1
Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson .................................
47
Tabel 3.2
Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report .................
57
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel ..........................................................
62
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria ......................................
65
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel.................................
65
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif ............................................................
66
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S)....................
70
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas.........................................................
71
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi ...............................................................
72
Tabel 4.7
Pengambilan Keputusan Hasil Uji Autokorelasi .......................
72
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ......................
74
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (R Square)....................................
76
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t (t-test) .........................................................
77
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................
78
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Jumlah Perusahaan di Indonesia yang Membuat Sustainability
Report Tahun 2013-2015 ........................................................
6
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran ...............................................................
37
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram .................................
68
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot ...........................
69
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot ....................
73
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Perhitungan VAICTM, SRD, dan Tobin’s Q ...........................
91
Lampiran 2.
Hasil Olah Data Statistik ........................................................
106
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi saat ini telah membawa perubahan pada berbagai macam
aspek terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat. Hal ini semakin meningkatkan persaingan yang ada di dalam dunia
bisnis sehingga perusahaan dituntut untuk mengubah cara mereka dalam
menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus going concern, maka perusahaan
perlu menyusun strategi dan kebijakan sesuai kondisi pasar. Hal tersebut
membuat perusahaan mengubah strategi bisnisnya dari labor based business
(bisnis berdasarkan tenaga kerja) menjadi knowledge based business (bisnis
berdasarkan pengetahuan) (Aida & Rahmawati, 2015).
Perusahaan
menciptakan
yang
suatu
menerapkan
cara
untuk
knowledge
mengelola
based
business
pengetahuan
akan
(manajemen
pengetahuan) sebagai sarana untuk memperoleh laba (Pramelasari, 2010).
Penerapan knowledge based business ini bertujuan untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif serta memberikan value added (nilai tambah) pada
produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan (Oktari et al., 2016).
Knowledge based business ini merupakan salah satu bentuk aset tidak
berwujud (intangible assets) yaitu knowledge assets, seperti ide, informasi,
kreativitas, dan pengetahuan sumber daya manusia. Knowledge assets lebih
1
dikenal sebagai intellectual capital (Nikmah & Irsyahma, 2016). Adanya
transisi ke arah knowledge based business menyebabkan intellectual capital,
khususnya efisiensi penggunaan Intellectual Capital meningkat secara
signifikan (Ousama & Fatima, 2015).
Banyaknya penelitian mengenai Intellectual capital (IC) diawali oleh
Tom Stewart (1991) yang menulis artikel dengan judul Brain Power – How
Intellectual Capital is Becoming America’s Most Valuable Asset (Ulum,
2009). Bermula dari saat itu, pada akhir tahun 1990-an, IC menjadi topik yang
populer serta mendapat perhatian khusus dari cendekiawan, perusahaan,
maupun investor (Ulum et al., 2015). Sedangkan, di Indonesia, fenomena IC
mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) mengenai
aset tidak berwujud. Menurut PSAK 19 (revisi 2015), aset tidak berwujud
adalah aset non-moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik (IAI, 2015).
Beberapa contoh dari aset tidak berwujud yang disebutkan di dalam
PSAK No. 19 (revisi 2015) antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain
dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual,
pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (IAI, 2015). Walaupun di
dalam PSAK No. 1 9 tidak secara eksplisit dijelaskan mengenai intellectual
capital, namun hal ini telah membuktikan bahwa intellectual capital mulai
mendapat perhatian (Ulum, 2009).
Menurut Stewart (1991) dalam (Ulum, 2009), intellectual capital berisi
informasi
terkait
dengan
kekayaan
intelektual,
materi
intelektual,
pengetahuan, teknik inti, hubungan dengan konsumen, dan pengalaman yang
2
dapat dimanfaatkan untuk membuat perusahaan menjadi kaya. Sedangkan,
menurut Roos (1997) dalam (Ulum, 2014), IC adalah kumpulan dari aset
tersembunyi yang dimiliki oleh perusahaan, seperti merek, merek dagang,
paten, dan semua yang termasuk aset yang tidak tercantum di dalam laporan
keuangan.
Secara garis besar, intellectual capital (IC) merupakan keseluruhan
dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan, tenaga kerja
perusahaan, dan prosedur pendukung yang diciptakan dengan adanya inovasi,
modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu pengetahuan, dan pembelajaran
yang berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan
(Gozali & Hatane, 2014).
Seiring dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap intellectual
capital (IC) maka muncullah persoalan penting mengenai sulitnya melakukan
pengukuran
dan
penilaian
terhadap
IC
tersebut.
Hal
inilah
yang
melatarbelakangi (Pulic, 1998) mengajukan pengukuran untuk menilai IC.
Pengukuran IC yang digagas oleh (Pulic, 1998) disebut sebagai metode
VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient).
Komponen utama dari VAICTM adalah physical capital (VACA ‒ Value
Added Capital Employed), human capital (VAHU ‒ Value Added Human
Capital), dan structural capital (STVA ‒ Structural Capital Value Added)
(Pulic, 1998). Metode VAICTM telah menarik perhatian selama 2 dekade
terakhir. Beberapa peneliti dan praktisi telah mengadopsi metode VAICTM
sebagai metode pengukuran IC. Walaupun dalam pengukurannya, metode ini
3
tidak secara langsung mengukur IC perusahaan, karena hanya memperlihatkan
efisiensi dari value added (nilai tambah) sebagai hasil dari kemampuan IC
perusahaan (Ulum, 2009).
Menurut (Appuhami, 2007), semakin besar nilai IC perusahaan, maka
semakin efisien penggunaan IC perusahaan sehingga dapat menciptakan value
added (nilai tambah) bagi perusahaan. Value added (nilai tambah) yang
dihasilkan dari IC inilah yang diyakini dapat memberikan peran penting dalam
peningkatan nilai perusahaan. Seperti yang diketahui bahwa tujuan perusahaan
bukan hanya untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya saja, tetapi juga
untuk menyejahterakan para shareholder (pemegang saham) dan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan.
Bagi perusahaan yang telah go public, indikator nilai perusahaan
tercermin pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal. Semakin
tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai
yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi
(Hermuningsih, 2013).
Nilai pasar sebuah perusahaan tidak hanya dipengaruhi kepemilikan aset
berwujud sebagai modal keuangan saja. Nilai pasar perusahaan juga
dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan mendayagunakan nilai-nilai yang
tidak tampak dari aset tidak berwujud dalam hal ini sebagai intellectual
capital (Widiatmoko, 2015). Menurut (Bornemann & Leitner, 2002), adanya
gap yang besar antara nilai pasar dengan nilai buku yang diungkapkan
4
karena perusahaan telah gagal melaporkan hidden value dalam laporan
tahunannya. Oleh karena itu, dibutuhkan
meningkatkan
kualitas
laporan
pendekatan yang pantas untuk
keuangan
yaitu
dengan
mendorong
peningkatan informasi intellectual capital.
Informasi yang berkaitan dengan intellectual capital tersebut dapat
terlihat apabila perusahaan melakukan pengungkapan terhadap IC tersebut.
Dengan adanya pengungkapan
IC
(Intellectual
Capital Disclosure),
perusahaan dapat meningkatkan transparansi, status legitimasi, dan reputasi
perusahaan (Oliveira et al., 2010). Pengungkapan intellectual capital dapat
menjadi tambahan informasi bagi para stakeholder terkait dengan seberapa
baik intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan. Pengungkapan
intellectual capital dapat ditemukan di annual report, sustainability report,
maupun di website perusahaan (Oliveira et al., 2010).
Menurut (Utama & Mirhard, 2016), pengungkapan intellectual capital
yang efektif adalah di dalam sustainability report (laporan berkelanjutan)
karena stakeholder adalah common readers dari laporan tersebut. Berdasarkan
(Global Reporting Initiative, 2013), sustainability report membantu
perusahaan untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola
perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Global Reporting Initiative (GRI),
perusahaan di Indonesia yang membuat dan mempublikasikan sustainability
report mengalami kenaikan dari tahun 2013-2015 yang terlihat dari Gambar
1.1 berikut ini :
5
Gambar 1.1
Jumlah Perusahaan di Indonesia yang Membuat
Sustainability Report Tahun 2013-2015
70
60
50
40
30
20
10
0
2013
2014
2015
Sumber : Data diperoleh dari website GRI
Dari grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 sebanyak 46
perusahaan, tahun 2014 sebanyak 48 perusahaan, dan tahun 2015 sebanyak 63
perusahaan
yang
mempublikasikan
sustainability
reportnya.
Jumlah
perusahaan yang membuat sustainability report tersebut bukan hanya
perusahaan publik saja, tetapi juga termasuk perusahaan non-publik.
Pelaporan keberlanjutan ini menunjukkan tren yang positif, dimana setiap
tahunnya jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan semakin
bertambah. Terlebih lagi, pada tanggal 8 Juni 2017, GRI telah meluncurkan
standar GRI dengan menggunakan bahasa Indonesia (Global Reporting
Initiative, 2017). Hal ini cukup membuktikan bahwa sustainability report
telah mendapatkan perhatian di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia membuat sustainability report
karena laporan ini dianggap sangat membantu perusahaan dalam memberikan
informasi tambahan kepada stakeholder yang tidak dapat dilaporkan di
laporan keuangan. Oleh karena itu, sustainability report (SR) dapat dijadikan
6
sebagai media penyampaian informasi perusahaan kepada para pemangku
kepentingan (stakeholder), termasuk sebagai media penyampaian intellectual
capital perusahaan (Oliveira et al., 2010).
Dengan mengungkapkan intellectual capital di dalam sustainability
report, maka dapat memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau
calon investor untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih
memilih untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki
intellectual capital yang tinggi (Wang, 2008). Dengan banyaknya investor
yang berinvestasi di perusahaan, maka dapat meningkatkan harga pasar saham
perusahaan dan secara otomatis juga meningkatkan nilai perusahaan. Oleh
karena itu, perusahaan harus lebih peduli terhadap sustainability report dan
bagian-bagian dari IC (human capital, structural capital, dan capital
employed) karena dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Utama & Mirhard,
2016).
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu mengenai
pengaruh intellectual capital dan pengungkapan intellectual capital terhadap
nilai perusahaan telah diteliti oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Widarjo,
2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Aida & Rahmawati, 2015), dan
(Marcelia & Purnomo, 2016). Adapun beberapa perbedaan dari penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut :
1.
Pengungkapan intellectual capital di dalam beberapa penelitian
sebelumnya dilihat dari annual report, sedangkan pada penelitian ini,
7
peneliti mencoba untuk melihat pengungkapan intellectual capital yang
ada di dalam sustainability report.
2.
Perusahaan yang digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya
adalah perusahaan manufaktur dan perbankan, sedangkan dalam
penelitian ini, perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ45.
3.
Periode penelitian dalam penelitian sebelumnya di bawah tahun 2013 dan
hanya satu penelitian yang meneliti untuk periode 2014, sedangkan
dalam penelitian ini peneliti menggunakan periode penelitian selama 3
tahun dari tahun 2013-2015.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report
terhadap Nilai Perusahaan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report
berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual capital terhadap
nilai perusahaan.
b. Untuk menguji secara empiris pengaruh pengungkapan sustainability
report terhadap nilai perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka adapun manfaat yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peneliti,
khususnya
dalam
menambah
pengetahuan
mengenai
intellectual capital, pengungkapan sustainability report, dan nilai
perusahaan.
b. Bagi Akademisi
Hasil
penelitian
ini
dapat
memberikan
kontribusi
pada
perkembangan ilmu di bidang Akuntansi dan penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam
bidang Akuntansi yang berkaitan dengan intellectual capital,
pengungkapan sustainability report, dan nilai perusahaan.
9
c. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan
dalam memahami pemanfaatan intellectual capital dalam mencapai
efisiensi operasional perusahaan sehingga mampu memberikan
kontribusi dalam peningkatan nilai perusahaan, serta memberikan
masukan kepada perusahaan untuk terus membuat sustainability report
yang dapat dijadikan sebagai media penyampaian informasi aktivitas
perusahaan termasuk mengenai intellectual capital yang dimiliki oleh
perusahaan.
d. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi
kepada investor atau calon investor sebelum membuat keputusan
investasi dengan mempertimbangkan intellectual capital sebagai salah
satu indikator penting dalam meningkatkan nilai perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Resource Based Theory
Resource Based Theory (RBT) pertama kali diperkenalkan oleh
Wernelfelt (1984) dalam artikelnya yang berjudul “A Resource-based
View of The Firm”. Artikelnya berisi ide dari Selznick (1957) dan Penrose
(1959) yang membahas mengenai perusahaan atau organisasi sebagai
sistem yang memproduksi sumber daya (Ulum, 2013). Resource Based
Theory (RBT) membahas mengenai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengelola dan
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya (Pramelasari, 2010).
Sumber daya yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk
menciptakan keunggulan bersaing, sehingga sumber daya tersebut yang
dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau
digantikan (Jafar, Habbe, & Mediaty, 2016). Sumber daya ini termasuk
aset berwujud dan juga aset tidak berwujud yang ada di dalam perusahaan
yang harus digunakan secara efektif guna mengimplementasikan strategi
yang dapat mendatangkan profit bagi perusahaan (Riahi-belkaoui, 2003).
Menurut
(Susanto,
2007)
agar
dapat
bersaing,
perusahaan
membutuhkan dua hal utama. Pertama, memiliki keunggulan dalam
sumber daya yang dimilikinya, baik berupa aset yang berwujud (tangible
11
assets) maupun yang tidak berwujud (intangible assets). Kedua, adalah
kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya tersebut
secara efektif. Kombinasi dari aset dan kemampuan akan menciptakan
kompetensi yang khas dari sebuah perusahaan, sehingga mampu memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan dengan para pesaingnya.
Menurut Barney dan Clark (2007) dalam (Simarmata & Subowo,
2016), intellectual capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya
unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan
sehingga dapat menciptakan value added atau nilai tambah bagi
perusahaan. Dari penjelasan resource based theory di atas, intellectual
capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dan digunakan untuk
menyusun dan menerapkan strategi perusahaan sehingga meningkatkan
kinerja perusahaan menjadi semakin baik.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, resources based theory
menjelaskan bahwa perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber
daya intelektual (intellectual capital), baik itu karyawan (human capital),
aset fisik (physical capital) maupun structural capital. Sehingga
perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pengelolaan intellectual
capital yang dimiliki. Apabila sumber daya intelektual
yang dimiliki
perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan
12
dapat menciptakan value added bagi perusahaan yang dapat berpengaruh
pada nilai perusahaan (Ningrum, 2012).
2. Signalling Theory
Signalling theory (teori sinyal) menekankan pada pentingnya
informasi yang menggambarkan keadaan suatu perusahaan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang diungkapkan akan
menjadi signal bagi investor. Pengumuman yang mengandung nilai positif
diharapkan dapat berdampak pada reaksi pasar pada waktu pengumuman
tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2000).
Informasi-informasi berupa informasi financial dan informasi nonfinancial yang terdapat pada laporan tahunan dapat dijadikan sebagai
signal kepada pihak diluar perusahaan. Pelaku pasar modal akan
melakukan analisis terhadap informasi yang diumumkan oleh perusahaan
sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Perusahaan
yang mengharapkan agar saham perusahaan diminati dan dibeli oleh
investor dapat menggunakan strategi pengungkapan pada laporan tahunan
secara terbuka dan transparan untuk
menarik
minat investasi para
investor (Devi et al., 2016).
Investor sangat memerlukan informasi-informasi privat tersebut
sebagai dasar untuk memutuskan diversifikasi portofolio dan kombinasi
investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Manajemen akan
berupaya untuk memberikan informasi privat apabila informasi tersebut
sangat diminati oleh para investor karena volume perdagangan saham akan
13
dapat meningkat jika informasi yang diumumkan tersebut adalah berupa
good news bagi investor (Devi et al., 2016).
Miller dan Whiting (2008) dalam (Oktari et al., 2016) menyatakan
bahwa signalling theory mengindikasikan bahwa perusahaan akan
berusaha untuk
menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada
investor potensial melalui pengungkapan dalam laporan keuangan.
Informasi tersebut tidak hanya dapat ditemukan di annual report, tetapi
juga dapat ditemukan di website perusahaan dan sustainability report.
Informasi-informasi yang diungkapkan tersebut tidak hanya informasi
keuangan saja, tetapi juga informasi non-keuangan, seperti informasi
mengenai aset tidak berwujud (intangible assets) perusahaan yaitu
intellectual capital (IC).
Pengungkapan IC yang efektif adalah di dalam sustainability report
karena stakeholder adalah common readers dari laporan tersebut (Utama
& Mirhard, 2016). Dengan mengungkapkan IC di dalam sustainability
report, maka dapat memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau
calon investor untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih
memilih untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki IC
yang tinggi (Wang, 2008).
14
3. Intellectual Capital
a. Definisi Intellectual Capital
Banyaknya penelitian mengenai intellectual capital (IC) diawali
oleh Tom Stewart, pada Juni 1991, menulis sebuah artikel yang
berjudul Brain Power - How Intellectual Capital Is Becoming
America’s Most Valuabel Asset, yang mengantar IC kepada agenda
manajemen (Ulum, 2009). Dalam artikelnya, Stewart mendefinisikan
IC sebagai berikut :
“The sum of everything everybody in your company knows that
gives you a competitive edge in the market place. It is intellectual
material – knowledge, information, intellectual property, experience –
that can be put to use to create wealth.”
Definisi intellectual capital telah banyak diungkapkan oleh
beberapa peneliti. Roos et.al. (1997) dalam (Ulum, 2009) menyatakan
bahwa :
“IC includes all the processes and the assets which are not
normally shown on the balance –sheet and all the intangible assests
(trademarks, patent and brands).”
Sedangkan, menurut Brooking (1996) dalam (Bontis et al., 2000),
intellectual capital adalah :
“The term given to the combined intangible assets of market,
intellectual property, human-centred, and infrastructure – which
enable the company to function.”
Dari beberapa uraian di atas, intellectual capital (IC) merupakan
keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan,
tenaga kerja perusahaan, dan prosedur pendukung yang diciptakan
dengan adanya inovasi, modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu
15
pengetahuan, dan pembelajaran yang berkelanjutan yang akhirnya
dapat meningkatkan nilai perusahaan (Gozali & Hatane, 2014).
Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang
ditawarkan oleh Organisation
Development
for
Economic Co-operation and
(OECD) yang mendefinisikan intellectual capital
sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud perusahaan
yaitu organisational (structural) capital, yang
mengacu pada hal
seperti software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Kedua,
human capital, meliputi sumber daya manusia di dalam perusahaan,
yaitu sumber daya tenaga kerja atau karyawan dan sumber daya
eksternal yang berkaitan dengan organisasi seperti konsumen dan
supplier (Ulum, 2009).
Dari berbagai definisi di atas, dapat dikatakan bahwa intellectual
capital merupakan suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya
berbasis pengetahuan baru dan mendeskripsikan aktiva tidak berwujud
yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk
menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan
demikian,
intellectual
capital
merupakan
pengetahuan
yang
memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan yang
dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing (Reskino &
Margie, 2014).
16
b. Komponen Intellectual Capital
(Bontis et al., 2000) menyatakan bahwa secara umum, para
peneliti membagi intellectual capital ke dalam tiga komponen utama,
yaitu :
1) Human Capital
Human capital merupakan jantung dari intellectual capital.
Human
capital
berkaitan
dengan
pengetahuan
pegawai,
kompetensi, skill, kapabilitas, dan inovasi (Bontis et al., 2000).
Komponen ini menekankan kemampuan para pegawai akan
berpengaruh pada kompetensi, sikap, dan agilitas mereka.
Kompetensi termasuk
skill dan pendidikan, sikap akan
mempengaruhi tingkah laku karyawan, sedangkan agilitas
karyawan berdasarkan inovasi dan solusi untuk memecahkan
masalah (Bontis et al., 2000).
Human capital merupakan sumber inovasi dan peningkatan,
karena didalamnya terdapat pengetahuan, keterampilan dan
kompentensi yang dimiliki oleh karyawan perusahaan. Human
capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan
mengembangkan pengetahuan, kompetensi dan keterampilan
karyawannya secara efisien. Dengan memiliki karyawan yang
berkeahlian dan berketerampilan, maka dapat meningkatkan
kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan
17
tersebut.
Meningkatnya
kinerja
perusahaan
juga
akan
meningkatkan persepsi pasar (Prasetyanto, 2013).
Oleh karena itu, human capital merupakan sumber daya
kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan
sehingga perusahaan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan
bisnis yang dinamis.
2) Structural Capital
Structural capital dari sebuah organisasi merepresentasikan
seluruh sumber daya non-manusia seperti databass, proses
manual, strategi, rutinitas, dan kebijakan (Bontis et al., 2000).
Brinker (1997) dalam (Ulum, 2009) menyatakan bahwa structural
capital adalah infrastruktur yang mendukung komponen sumber
daya manusia dari intellectual capital.
Selain
itu,
Edvinsson
(1997)
dalam
(Ulum,
2009)
berpendapat bahwa structural capital adalah infrastruktur yang
mendukung terciptanya produktivitas karyawan. Menurut Cohen
dan Kaimenakis (2007) dalam (Prasetyanto, 2013), sebuah
organisasi tidak dapat menguasai human capital yang dimilikinya,
sementara structural capital menjadi milik organisasi seutuhnya
dan dapat dibagikan.
Wibowo (2012) dalam (Prasetyanto, 2013) menyatakan
bahwa structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari
human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja
18
karyawan. Sehingga walaupun karyawan memiliki pengetahuan
yang tinggi namun bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana
yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak akan
menghasilkan intellectual capital.
Structural capital merupakan hal yang sangat penting bagi
sebuah organisasi guna menciptakan nilai tambah untuk produk
yang dihasilkan dan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif.
Jika sebuah organisasi memiliki structural capital yang sangat
buruk, maka akan sangat sulit untuk meraih manfaat penuh dari IC
secara keseluruhan (Bontis et al., 1998). Dapat disimpulkan bahwa
structural capital dari sebuah organisasi terdiri dari infrastruktur,
sistem dan kebijakan, serta prosedur sebuah organisasi.
3) Customer Capital
Customer capital merupakan salah satu komponen penting
dalam intellectual capital. Customer capital berbasis pada
hubungan antara organisasi dan konsumennya. Customer capital
berbasis pada pengetahuan untuk membuat kanal pemasaran dan
hubungan dengan konsumen yang organisasi kembangkan dalam
rangka pelaksanaan bisnis (Bontis et al., 2000).
Oleh karena itu, konsumen merupakan sumber utama untuk
mendapatkan penghasilan bagi sebuah perusahaan. Hal yang
sangat penting bagi sebuah organisasi untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan. (Bontis et al., 1998) berpendapat bahwa
19
customer capital berbasis pada hubungan yang organisasi bangun
dengan konsumen, supplier, dan stakeholders. Jika perusahaan
mampu untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu,
customer capital merupakan komponen penting dari IC dan
customer capital berbasis pada kepuasan konsumen, loyalitas, dan
jaringan kerja atau network (Prasetyanto, 2013).
c. Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan
ke dalam dua kategori, yaitu: pengukuran non-monetary dan ukuran
monetary. Menurut (Tan, Plowman, & Hancock, 2007), berikut ini
adalah daftar ukuran intellectual capital yang berbasis non-moneter
menurut :
1) The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan
Norton (1992)
2) Brooking’s Technology Broker method (1996)
3) The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone
(1997)
4) The IC-index dikembangkan oleh Roos et. al. (1997)
5) Intangible Assets Monitor approach oleh Sveiby (1997)
6) The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000)
7) Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000)
20
8) The Ernst & Young Model dikembangkan oleh Barsky dan
Marchant (2000)
Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasis
moneter adalah (Tan et al., 2007) :
1) The EVA dan MVA model oleh Bontis et. al. (1999)
2) The Market-to-book Value model (beberapa penulis)
3) Tobin’s Q method oleh Luthy (1998)
4) Pulic’s VAIC Model oleh Pulic (1998)
5) Calculated intangible value oleh Dzinkowski (2000)
6) The Knowledge Capital Earnings model oleh Lev dan Feng,
(2001)
Metode pengukuran intellectual capital yang paling sering
digunakan oleh para peneliti adalah metode VAIC TM yang
dikembangkan oleh (Pulic, 1998). Hal ini dikarenakan meode tersebut
memiliki keunggulan berupa data yang dibutuhkan relatif mudah
diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang
dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angkaangka keuangan yang standar yang umumnya tersedia di dalam
laporan keuangan perusahaan (Tan et al., 2007).
d. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)
Metode
Value
Added
Intellectual
Coefficient
(VAICTM)
dikembangkan oleh (Pulic, 1998), didesain untuk menyajikan
informasi tentang efisiensi penciptaan nilai (value creation efficiency)
21
dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible
assets) yang dimiliki perusahaan. (Pulic, 1998) mengembangkan
"Value Added Intellectual Coefficient" (VAICTM) untuk mengukur IC
perusahaan.
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif
untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung
sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1998).
(Tan
et
al.,
2007)
menyatakan
bahwa
output
(OUT)
merepresentasikan pendapatan (revenue) dan mencakup seluruh
produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup
seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal
penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour
expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam
proses value creation, intellectual capital (yang direpresentasikan
dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai cost dan tidak masuk
dalam komponen IN (Pulic, 1998).
Value Added (VA) dipengaruhi oleh efisiensi dari human capital
dan structural capital. Hubungan lainnya dari VA adalah capital
employed. Oleh karena itu, (Pulic, 1998) membagi perhitungan
intellectual capital ke dalam tiga komponen, yaitu physical capital
atau capital employed (VACA – Value Added Capital Employed),
22
human capital (VAHU – Value Added Human Capital), dan
structural capital (STVA – Structural Capital Value Added).
1) Value Added Capital Employed (VACA)
Hubungan VA yang pertama adalah menggunakan modal fisik
yang bekerja (Capital Employed atau CE). Hal ini merupakan
indikator bahwa VA diciptakan oleh satu unit modal fisik (physical
capital).Capital employed menunjukkan keharmonisan hubungan
antara perusahaan dengan mitranya. Keharmonisan hubungan ini
dapat
berasal
dari
pemasok
yang
berkualitas, loyalitas
pelanggan, dan kepuasan pelanggan dengan pelayanan perusahaan,
serta hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar (Riahi-belkaoui, 2003).
(Pulic, 1998) berasumsi bahwa jika 1 unit CE menghasilkan
return yang lebih besar dalam satu perusahaan, maka perusahaan
tersebut mampu memanfaatkan CA dengan lebih baik. Dengan
demikian, pemanfaatan CA yang lebih baik adalah bagian dari IC
perusahaan. Bila dibandingkan lebih dari sekelompok perusahaan,
VACA menjadi indikator dari kemampuan intelektual perusahaan
untuk lebih memanfaatkan modal fisik.
2) Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menunjukkan berapa banyak VA diciptakan oleh satu
rupiah yang diinvestasikan dalam karyawan. Hubungan antara VA
dan HC menunjukkan kemampuan untuk menciptakan nilai HC
23
dalam sebuah perusahaan (Ulum, 2009). (Pulic, 1998) berpendapat
bahwa total biaya gaji dan upah merupakan indikator dari human
capital (HC) perusahaan.
(Pulic, 1998) juga berpendapat bahwa sejak pasar menentukan
gaji sebagai akibat dari kinerja, secara logis dapat disimpulkan
bahwa keberhasilan HC harus dinyatakan dengan kriteria yang
sama. Dengan demikian, hubungan
antara
VA dan
HC
menunjukkan kemampuan untuk menciptakan nilai HC dalam
sebuah perusahaan. Demikian pula, jika dibandingkan dengan lebih
dari satu kelompok perusahaan, VAHU menjadi indikator
kualitas sumber daya manusia dari perusahaan dan kemampuan
mereka untuk menghasilkan VA untuk setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk HC.
3) Structural Capital Value Added (STVA)
Komponen ketiga adalah Structural Capital Value Added
(STVA), yang menunjukkan kontribusi structural capital (SC)
dalam penciptaan nilai. Dalam model (Pulic, 1998), SC adalah VA
dikurangi HC. Apabila kontribusi dalam penciptaan nilai HC
kurang, maka semakin besar kontribusi dari SC. (Pulic, 2000)
berpendapat bahwa hal ini telah diverifikasi oleh penelitian empiris
yang menunjukkan sektor industri tradisional.
Dalam industri berat dan pertambangan misalnya, VA hanya
sedikit lebih besar dari HC, dengan komponen SC yang tidak
24
signifikan. Di sisi lain, dalam industri farmasi dan sektor perangkat
lunak, situasi yang sama sekali berbeda diamati. HC menciptakan
hanya 25-40 persen dari seluruh VA dan kontribusi besar
disebabkan oleh SC (Pulic, 2000).
Oleh karena itu, hubungan antara ketiga VA dan SC yang
digunakan dihitung dengan cara yang berbeda karena HC dan SC
berada dalam proporsi terbalik sejauh menyangkut penciptaan
nilai. STVA mengukur jumlah SC yang diperlukan untuk
menghasilkan
rupiah
dari
VA
dan
merupakan
indikasi
bagaimana SC sukses dalam penciptaan nilai. Tidak seperti VACA
dan VAHU, VA adalah pada penyebut untuk STVA (Pulic, 2000).
4. Pengungkapan Sustainability Report
Sustainability report adalah sebuah laporan yang bersifat voluntary
(sukarela) yang diterbitkan oleh perusahaan yang terpisah dari annual
report yang mendukung perusahaan untuk mengungkapkan informasiinformasi yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan
yang dihasilkan dari operasional bisnis mereka. (Global Reporting
Initiative, 2013) mendefinisikan sustainability report (SR) sebagai suatu
praktik untuk mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan seperti
tanggung jawabnya terhadap pihak internal dan eksternal (stakeholder)
agar tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
Selain
sebagai
bentuk
dukungan
terhadap
pembangunan
berkelanjutan, laporan ini juga dapat mengungkapkan semua aktivitas
25
operasional perusahaan yang tidak dapat diungkapkan di annual report.
Laporan ini dapat berisi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
dilaporkan sehingga stakeholder dapat mengetahui apa yang sedang terjadi
di dalam perusahaan tersebut. Sehingga sustainability report dapat
menjadi media bagi para stakeholder untuk mengetahui informasi tentang
pencapaian-pencapaian perusahaan sebagai rasa tanggung jawab atas
aktivitas perusahaan tersebut (Oliveira et al., 2010).
Ada banyak pengungkapan (disclosure) yang terdapat di dalam
sustainability report. (Global Reporting Initiative, 2013) mengelompokkan
pedoman pengungkapan sustainability report ke dalam 3 bagian, yaitu
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tidak hanya itu, sustainability report
juga menyediakan informasi mengenai IC yang dapat membantu
perusahaan untuk lebih menambah proses penciptaan nilai (value creation)
(Utama & Mirhard, 2016).
a. Pengungkapan Intellectual Capital
Pengungkapan
intellectual
capital
pengungkapan atas modal intelektual
merupakan
tingkat
yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang telah diidentifikasi sebagai seperangkat aset tak
berwujud yang mendorong penciptaan nilai karena kemampuannya
dalam mendorong kinerja organisasi (Bontis et al., 1998). IC dapat
didefinisikan sebagai jumlah dari yang dihasilkan oleh tiga komponen
utama organisasi (Bontis et al., 2000), yaitu modal manusia (human
capital), modal organisasi (structural capital atau organizational
26
capital), dan modal pelanggan (relational capital atau customer
capital).
Menurut Abeysekera (2006) dalam (Wahyuni & Rasmini, 2016),
pengungkapan modal intelektual adalah sebuah laporan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan secara luas bagi
pengguna laporan, yang tidak ikut serta dalam proses penyusunan
laporan tersebut sehingga para pengguna dapat memperoleh informasi
yang mereka inginkan.
Dari perspektif perusahaan, sustainability report dapat digunakan
bersamaan dengan annual report dan dokumen-dokumen lainnya
untuk mengungkapkan informasi mengenai intellectual capital (IC)
perusahaan. Sedangkan, dari perspektif pengguna, sustainability report
dapat digunakan untuk mendapatkan informai yang berkaitan dengan
intellectual capital (IC) perusahaan (Cinquini et al., 2012).
Oleh karena itu, pengungkapan IC (IC Disclosure) yang efektif
adalah di dalam sustainability report karena stakeholder adalah
common readers dari laporan tersebut (Utama & Mirhard, 2016).
Dengan mengungkapkan IC di dalam sustainability report, maka dapat
memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau calon investor
untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih memilih
untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki IC yang
tinggi (Wang, 2008).
27
5. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan,
yang sering dikaitkan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan
mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai
perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika nilai sahamnya
tinggi bisa dikatakan nilai perusahaan juga baik. Harga saham yang tinggi
membuat nilai perusahaan juga tinggi (Hermuningsih, 2013).
Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan
penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena
harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan
sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai
pasar saham
sangat
dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan karena pada dasarnya tujuan manajemen
perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan (Simarmata &
Subowo, 2016).
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan
yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan
nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi.
Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga
28
pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
pendanaan (financing), dan manajemen aset (Hermuningsih, 2013).
Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai
pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi
manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di
masa lampau dan prospeknya di masa depan (Sukamulja, 2004). Ada
beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya
Tobin’s Q.
Tobin’s Q adalah gambaran nilai perusahaan dari perspektif investor
(Gozali & Hatane, 2014). Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi
paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang
dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak
hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset
perusahaan (Sukamulja, 2004).
Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak
hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk
saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional
perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman
yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004).
Menurut Suranta & Mas’ud (2003) dalam (Bemby et al., 2015), nilai
perusahaan diukur melalui Tobin’s Q yang diformulasikan sebagai berikut:
29
𝐐=
𝐄𝐌𝐕 + 𝐃
𝐄𝐁𝐕 + 𝐃
Dimana :
Q
: Nilai Perusahaan
EMV
: Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value)
D
: Nilai Buku dari Total Hutang (Book Value of Total Debt)
EBV
: Nilai Buku dari Ekuitas (Equity Book Value)
Equity Market Value (EMV) diperoleh dari
hasil perkalian harga
saham pada penutupan akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar
pada akhir tahun. Equity Book Value (EBV) diperoleh dari selisih total
aset perusahaan dengan total kewajibannya. Semakin besar nilai Tobin’sQ
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang
baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka
semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004).
30
B. Penelitian Terdahulu
Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh para peneliti yang berhubungan dengan intellectual capital,
nilai perusahaan, dan pengungkapan sustainability report :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Peneliti
1.
(Marcelia & Pengaruh
Nilai 1. Menggunakan
1. Menggunakan PBV sebagai 1. Nilai tambah modal intelektual
Purnomo, Tambah
Modal
VAICTM sebagai
proksi nilai perusahaan.
tidak
berpengaruh
terhadap
2016)
Intelektual
dan
proksi
modal 2. Pengungkapan
modal
pengungkapan modal intelektual
Pengungkapan
intelektual.
intelektual dilihat dari laporan 2. Pengungkapan modal intelektual
Modal Intelektual 2. Menggunakan
tahunan (annual report).
tidak berpengaruh terhadap nilai
Terhadap
Nilai
content analysis 3. Alat analisis menggunakan
perusahaan.
Perusahaan (Studi
(analisis isi) dalam
Partial Least Square (PLS).
3. Nilai tambah modal intelektual
pada Perusahaan
menghitung
berpengaruh
terhadap
nilai
Perbankan
yang
pengungkapan
perusahaan.
Terdaftar di BEI)
intellectual
4. Nilai tambah modal intelektual
capital.
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
melalui
pengungkapan modal intelektual
sebagai variabel intervening.
Bersambung ke halaman berikutnya
No.
31
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
Judul
Persamaan
Perbedaan
Penelitian
2.
The Impact of 1. Menggunakan
1. Menggunakan M/B sebagai
TM
Intellectual
VAIC
sebagai
proksi kinerja pasar.
Capitals
of
proksi
2. Sampel yang digunakan
Pharmaceutical
intellectual
sebanyak 26 perusahaan
Companies
capital.
farmasi yang listed di Tehran
Listed in Tehran 2. Menggunakan
Stock Exchange selama
Stock Exchange
Tobin’s
Q
tahun 2008-2012.
on Their Market
sebagai
proksi 3. Alat
analisis
data
Performance
kinerja pasar.
menggunakan multivariate
regression.
3.
(Aida &
Pengaruh Modal 1. Menggunakan
1. Menggunakan EPS sebagai
TM
Rahmawati, Intelektual dan
VAIC
sebagai
proksi nilai perusahaan.
2015)
Pengungkapann
proksi
modal 2. Sampel yang digunakan
ya
Terhadap
intelektual.
sebanyak 158 pengamatan
Nilai
2. Menggunakan
pada perusahaan manufaktur
Perusahaan
:
content analysis
yang listed di BEI selama
Efek Intervening
(analisis
isi)
tahun 2010-2013.
Kinerja
dalam
3. Pengungkapan
modal
Perusahaan
menghitung
intelektual
dilihat
dari
pengungkapan
laporan tahunan (annual
intellectual
report).
capital.
4. Alat analisis menggunakan
path analysis (analisis jalur).
Bersambung ke halaman berikutnya
No.
Nama
Peneliti
(Chizari et
al., 2016)
Hasil Penelitian
1. Intellectual
capital
(VAICTM)
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja pasar, dimana
komponen VAICTM yaitu capital
employed memiliki pengaruh terbesar
terhadap kinerja pasar perusahaan.
1. Intellectual capital tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan dan nilai
perusahaan.
2. Kinerja keuangan mampu memediasi
pengaruh intellectual capital terhadap
nilai perusahaan.
3. Pengungkapan intellectual capital
berpengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan, tetapi tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. Kinerja keuangan mampu memediasi
pengaruh pengungkapan intellectual
capital terhadap nilai perusahaan.
32
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
4.
Nama
Peneliti
(Awaluddin
, 2014)
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Pengaruh Nilai dan 1. Menggunakan
1. Menggunakan price earning
Pengungkapan
VAICTM sebagai
ratio (PER) sebagai proksi
Intellectual Capital
proksi intellectual
nilai perusahaan.
Terhadap
Nilai
capital.
2. Pengungkapan
intellectual
Perusahaan Badan 2. Menggunakan
capital dilihat dari laporan
Usaha
Milik
content analysis
tahunan (annual report).
Negara
yang
(analisis isi) dalam 3. Sampel
yang
digunakan
Terdaftar di Bursa
menghitung
sebanyak 9 perusahaan selama
Efek Indonesia
pengungkapan
5 periode yaitu tahun 2008intellectual
2012 pada perusahaan BUMN
capital.
yang listed di BEI.
5.
(Berzkalne Intellectual Capital 1. Menggunakan
1. Sampel
yang
digunakan
& Zelgalve, and
Company
VAICTM sebagai
sebanyak
64
perusahaan
2014)
Value
proksi intellectual
publik di negara-negara Baltik
capital.
selama tahun 2005-2011.
2. Menggunakan
2. Alat
analisis
data
Tobin’s Q sebagai
menggunakan
correlation
proksi
nilai
analysis.
perusahaan.
Bersambung ke halaman berikutnya
Hasil Penelitian
Nilai intellectual capital dan
pengungkapan intellectual capital
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara Intellectual capital
(VAICTM) dan nilai perusahaan
(Tobin’s Q).
33
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
6.
Nama
Peneliti
(Jacub,
2012)
Judul Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Hasil Penelitian
Pengaruh
1. Menggunakan
1. Menggunakan price earning Intellectual
capital
dan
Intellectual Capital
VAICTM sebagai
ratio (PER) sebagai proksi pengungkapan intellectual capital
dan
proksi intellectual
nilai perusahaan.
berpengaruh positif terhadap nilai
Pengungkapannya
capital.
2. Sampel
yang
digunakan perusahaan.
Terhadap
Nilai 2. Menggunakan
sebanyak 9 perusahaan selama
Perusahaan (Studi
content analysis
5 periode yaitu tahun 2006Empiris
Pada
(analisis isi) dalam
2010 pada perusahaan farmasi
Perusahaan
menghitung
yang listed di BEI.
Farmasi di BEI)
pengungkapan
3. Pengungkapan
intellectual
intellectual
capital dilihat dari laporan
capital.
tahunan (annual report).
7.
(Cinquini et Analyzing
Menggunakan content 1. Menggunakan SRI sebagai 1. Pengungkapan
IC
dalam
al., 2012)
Intellectual Capital analysis (analisis isi)
proksi
pengungkapan
sustainability report meningkat
Information
in dalam
menghitung
sustainability report.
dari tahun 2005-2006.
Sustainability
pengungkapan
2. Sampel
yang
digunakan 2. Komponen IC yang paling
Reports:
Some sustainability report.
sebanyak 37 perusahaan yang
banyak
diungkapkan
dalam
Empirical Evidence
listed
di
Italian
Stock
sustainability
report
adalah
Exchange selama tahun 2005human capital.
2006 (total 74 pengamatan).
3. Sustainability
report
dapat
menjadi
media
untuk
mengungkapan informasi yang
berkaitan dengan intellectual
capital perusahaan.
Bersambung ke halaman berikutnya
34
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
8.
Nama
Peneliti
(Sirojudin
&
Nazaruddin,
2011)
Judul Penelitian
Persamaan
Pengaruh Modal 1. Menggunakan
1.
Intelektual
dan
VAICTM sebagai
Pengungkapannya
proksi intellectual
Terhadap Nilai dan
capital.
2.
Kinerja
1. Menggunakan
Perusahaan
content analysis
(analisis isi) dalam 3.
menghitung
pengungkapan
intellectual
capital.
9.
(Widarjo, Pengaruh Modal 1. Menggunakan
1.
TM
2011)
Intelektual
Dan
VAIC
sebagai
Pengungkapan
proksi
modal
Modal Intelektual
intelektual.
2.
Pada
Nilai 2. Menggunakan
Perusahaan Yang
content analysis
Melakukan Initial
(analisis isi) dalam
Public Offering
menghitung
pengungkapan
3.
intellectual
capital.
Bersambung ke halaman berikutnya
Perbedaan
Menggunakan EPS, ROE, 1.
dan ROA sebagai proksi
nilai dan kinerja perusahaan.
Pengungkapan intellectual
capital dilihat dari laporan 2.
tahunan (annual report).
Alat analisis menggunakan
Partial Least Square (PLS). 3.
Hasil Penelitian
Modal intelektual berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan dan kinerja
perusahaan.
Pengungkapan modal intelektual
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Pengungkapan modal intelektual
tidak berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Menggunakan initial market 1. Modal
intelektual
tidak
value sebagai proksi nilai
berpengaruh secara signifikan
perusahaaan.
terhadap nilai perusahaan
Sampel yang digunakan 2. Pengungkapan modal intelektual
adalah 31 perusahaan yang
berpengaruh positif pada nilai
melakukan penawaran umum
perusahaan.
saham perdana selama tahun
1999-2007.
Pengungkapan intellectual
capital dilihat dari laporan
tahunan (annual report).
35
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
10.
Nama
Peneliti
(Oliveira et
al., 2010)
Judul Penelitian
Intellectual Capital
Reporting
in
Sustainability
Reports
Persamaan
Perbedaan
Menggunakan content 1. Penelitian ini menggunakan 1.
analysis (analisis isi)
Adherence
to
GRI
dalam
menghitung
Guidelines,industry
pengungkapan
differences, firm size, dan
sustainability report.
stock market listing sebagai
variabel independen serta
Intellectual
Capital
Disclosure Index (ICI) sebagai
variabel dependen.
2.
2. Sampel
yang
digunakan
adalah 42 perusahaan yang
terdaftar di website BCSD
Portugal tahun 2006.
Hasil Penelitian
Pengungkapan
intellectual
capital lebih banyak ditemukan
di
sustainability
report
perusahaan
yang
memiliki
tingkat kepatuhan yang tinggi
terhadap GRI Guidelines dan
perusahaan yang listed di
Portuguese Stock Exchange.
Sustainability report dapat
menjadi
media
untuk
mengungkapan informasi yang
berkaitan dengan intellectual
capital perusahaan.
Sumber : Data diolah sendiri
36
C. Kerangka Pemikiran
Melihat adanya hubungan antara intellectual capital, nilai perusahaan,
dan pengungkapan sustainability report, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report
Terhadap Nilai Perusahaan
Intellectual Capital
(VAICTM)
Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q)
Variabel Independen (X1)
Pengungkapan
Sustainability Report
Variabel Dependen (Y)
Variabel Independen (X2)
Metode Analisis Data
(Multiple Linear Regression Analysis)
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
37
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan
sebelumnya, maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan dugaan
sementara mengenai suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya.
Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan resource based theory, perusahaan akan mendapatkan
keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya, termasuk sumber daya intelektual (intellectual capital), baik
itu karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun
structural capital sehingga perusahaan harus menyadari betapa pentingnya
pengelolaan
intellectual
capital
yang dimiliki
(Ningrum,
2012).
Perusahaan yang memiliki intellectual capital tinggi akan direspon positif
oleh investor dengan melakukan penanaman modal sehingga hal tersebut
akan berdampak pada naiknya nilai perusahaan (Indrajaya, 2015).
Penelitian (Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Chizari et al., 2016), dan
(Hejazi et al., 2016) berhasil membuktikan bahwa intellectual capital
yang diproksikan dengan metode VAICTM memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Di
Indonesia, penelitian tentang intellectual capital diantaranya telah
dilakukan oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Jacub, 2012),
(Awaluddin, 2014), (Gozali & Hatane, 2014), (Soebyakto et al., 2015),
(Simanungkalit, 2015), dan (Simarmata & Subowo, 2016) yang
38
menemukan bahwa intellectual capital yang diproksikan dengan metode
VAICTM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan
dengan proksi market to book value (M/B), price to book value (PBV),
price earning ratio (PER),dan Tobin’s Q.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu mengenai intellectual
capital dan nilai perusahaan, maka maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1 : Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan
2. Pengaruh Sustainability Report Dislosure terhadap Nilai Perusahaan
Menurut (Utama & Mirhard, 2016), salah satu tujuan perusahaan
menerbitkan sustainability report adalah untuk mengungkapkan infromasi
tambahan yang berkaian dengan aktivitas perusahaan. Informasi tambahan
ini akan membantu perusahaan untuk membangun transparansi bagi
stakeholder sehingga nantinya akan meningkatkan reputasi yang berkaitan
dengan intellectual capital.
Berdasarkan definisi dari intellectual capital, IC terdiri dari 3
komponen yaitu human capital, structural capital, dan relational capital.
Informasi mengenai komponen IC tersebut dapat ditemukan di annual
report dan sustainability report. Annual report menunjukkan jumlah dari
komponen tersebut, sedangkan sustainability report menjelaskan secara
detail mengenai komponen-komponen IC tersebut (Utama & Mirhard,
2016).
39
(Global Reporting Initiative, 2013) menyediakan pedoman tentang
bagaimana menyusun sustainability report yang baik. Pedoman yang
dibuat oleh (Global Reporting Initiative, 2013) memiliki instrumen yang
sama dengan instrumen IC. Menurut (Oliveira et al., 2010), perusahaan
yang listed di pasar modal menggunakan sustainability report sebagai
media untuk mengungkapkan informasi IC bagi stakeholder. Hal ini
dikarenakan perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan hubungan
dengan stakeholder dengan mengungkapkan intellectual capital di dalam
sustainability report.
Penelitian yang dilakukan oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011),
(Widarjo, 2011), (Jacub, 2012), dan (Awaluddin, 2014) menemukan
bahwa pengungkapan intellectual capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaaan yang diukur menggunakan price
earning ratio (PER) dan earning per share (EPS). Hal ini dikarenakan
perusahaaan yang mengungkapkan lebih banyak komponen intellectual
capital cenderung memiliki nilai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi.
Pengungkapan intellectual capital menjadi pendorong utama bagi
penciptaan nilai perusahaan (Jacub, 2012).
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Oliveira et al., 2010),
(Cinquini et al., 2012), (dan (Utama & Mirhad, 2016) menemukan bahwa
sustainability
report
dapat
menjadi
media
yang
efektif
untuk
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan intellectual capital
40
yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut :
H2 : Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh positif terhadap
Nilai Perusahaan
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
kausalitas, yaitu
penelitian untuk mengetahui hubungan yang bersifat
mempengaruhi antara dua variabel atau lebih maka penelitian ini
menggunakan
desain
penelitian
hubungan
sebab-akibat
(kausalitas)
(Sugiyono, 2005). Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya
hubungan kausalitas antara intellectual capital dengan nilai perusahaan, serta
pengungkapan sustainability report dengan nilai perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam
indeks LQ45 periode 2013 sampai 2015. Pemilihan populasi perusahaan yang
termasuk dalam indeks LQ45 dikarenakan perusahaan LQ45 adalah
perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar tertinggi yang artinya
perusahaan tersebut memiliki harga saham yang tinggi pula. Pemilihan
periode penelitian selama 3 tahun dari tahun 2013-2015 adalah dikarenakan
pada rentang tahun tersebut sudah mulai banyak perusahaan LQ45 yang
secara konsisten membuat dan menerbitkan sustainability report selama
periode tersebut.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling. Menurut (Sugiyono, 2005), purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber
42
data dianggap paling tahu mengenai apa yang diharapkan sehingga
mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang
diteliti. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling adalah untuk
menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-informasi
tersebut. Adapun kriteria-kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini
antara lain :
1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 selama
periode 2013-2015
2. Perusahaan yang membuat dan mempublikasikan laporan keuangan dan
sustainability report (laporan keberlanjutan) secara berturut-turut selama
periode 2013-2015
3. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan untuk variabel penelitian ini
Pertimbangan-pertimbangan di atas dibuat untuk menghasilkan sampel
yang dapat mewakili populasi yang sebenarnya.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder.
Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan
dan sustainability report (laporan berkelanjutan) selama periode 2013 – 2015.
Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
(BEI) di
http://www.idx.co.id dan website resmi perusahaan yang bersangkutan. Selain
itu, juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan
berbagai buku referensi sebagai sumber data dalam penelitian ini.
43
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengolah suatu data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan
data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis
data dalam penelitian ini dengan menggunakan perhitungan ilmu statistik
yaitu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and
Service Solution) versi 24. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian
ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari
metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan uji
hipotesis. Adapun penjelasan mengenai masing-masing metode analisis data
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Statistik Deskriptif
Analisis statistik merupakan analisis yang digunakan untuk
memberikan gambaran atau deskripsi yang berkaitan dengan variabel
penelitian secara umum. Penelitian ini menggunakan tabel distribusi yang
menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean, sum, range, standar
deviasi, dan varian (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan penggunaan
model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga bertujuan untuk
memastikan
bahwa
di
dalam
model
regresi
tidak
terdapat
multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, serta untuk memastikan
bahwa data yang dihasilkan terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013).
44
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi
normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang
mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk mendeteksi uji normalitas pada penelitian dilakukan
dengan uji grafik histogram dan grafik normal p-plot. Dasar
pengambilan keputusan dengan menggunakan 2 grafik tersebut adalah
sebagai berikut (Ghozali, 2013) :
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi
normal,
maka
mdel
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar auh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
hasil uji normalitas data.
Untuk meningkatkan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika pada
hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan p-value > 0,05, maka
data terdistribusi normal dan sebaliknya, jika p-value < 0,05, maka
data tersebut terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).
45
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Ghozali, 2013).
Multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis nilai VIF
(Variance Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan
adanya multikolinearitas jika nilai Tolerance < 0,10 dan nilai VIF >
10, dan sebaliknya apabila nilai Toleransi > 0,10 dan nilai VIF > 10
maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2013). Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan
dengan Uji Durbin-Watson.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut
(Ghozali, 2013) adalah sebagai berikut :
46
Tabel 3.1
Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson
Hipotesis 0
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Sumber : (Ghozali, 2013)
Keputusan
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Terima
Jika
0 < d < dI
dI ≤ d ≤ dU
4-dI < d < 4
4-dU ≤ d ≤ 4-dI
dU ≤ d < 4-dU
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Jika varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lan tetap, maka
disebut
homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas
(Ghozali, 2013).
Untuk
mengetahui
apakah
model
yang
diuji
adalah
homoskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara
nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di-standardized.
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu
yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
47
menyempit)
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Selain melihat dari grafik plot dapat juga digunakan Uji Glejser
untuk menguatkan apakah data yang akan diolah terjadi gangguan
heteroskedastisitas atau tidak. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila nilai sig.
dari hasil dari uji Glejser > 0,05 maka dapat disimpulkan data tidak
mengalami gangguan heterokedastisitas, dan sebaliknya (Ghozali,
2013).
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Jika satu variabel dependen bergantung pada lebih dari satu
variabel independen,
hubungan antara kedua variabel disebut
analisis regresi linear berganda (multiple
linear
regression)
(Ghozali, 2013). Analisis regresi dilakukan untuk menguji seberapa
besar
hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen serta untuk mengetahui arah hubungan tersebut (Ghozali,
2013). Hasil pengujian tersebut akan memberikan hasil dari
penolakan atau penerimaan dari hipotesis penelitian. Penelitian ini
menggunakan
software
SPSS
untuk
memprediksi hubungan
48
antara
variabel
independen
dengan
variabel
dependen.
Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tobin’s Q = a + β1VAIC + β2SRD + e
Keterangan :
Tobin’s Q : Nilai Perusahaan
a
: Konstanta
VAIC
: Intellectual Capital
SRD
: Pengungkapan Sustainability Report
β1,2,3
: Koefisien regresi
e
: Error
b. Koefisien Determinasi (R Square)
Koefisien determinasi (R Square) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013).
c. Uji Statistik t (t-test)
Menurut (Ghozali, 2013), uji stastistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
49
individual
dalam
menerangkan
variabel
dependen.
Pengujian
dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien
regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel
independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan di dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut ini kriteria
pengambilan keputusan uji statistik F :
1) Jika nilai F hitung > nilai F tabel, artinya semua variabel
independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi
variabel dependen.
2) Jika nilai F hitung < nilai F tabel, artinya semua variabel
independen
secara
bersama-sama
dan
tidak
signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
50
Selain itu, uji statistik F dapat dilihat berdasarkan probabilitas
(signifikansi). Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka semua variabel
independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013).
E. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
variabel
intellectual
capital
dan
pengungkapan sustainability report sebagai variabel independen dan nilai
perusahaan sebagai variabel dependen.
1. Variabel Independen
Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya
atau terpengaruhnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual
capital dan pengungkapan sustainability report.
a. Intellectual Capital
Intellectual capital diukur dengan metode VAICTM (Value Added
Intellectual Coefficient) yang dikembangkan oleh (Pulic, 1998) yang
diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh ketiga
komponennya, yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value
Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added
(STVA).
Metode VAICTM dipilih sebagai proksi dalam penelitian ini
adalah karena
VAICTM dianggap mampu menunjukkan nilai
sebenarnya dari kinerja suatu perusahaan karena tujuan utama dalam
51
bisnis yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value
added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan
ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana
keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan
dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka)
(Pulic, 1998).
Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang telah menggunakan
metode VAICTM sebagai proksi dalam menghitung intellectual capital
adalah (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Widarjo, 2011), (Jacub,
2012), (Awaluddin, 2014), (Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Aida &
Rahmawati 2015), (Chizari et al., 2016), dan (Marcelia & Purnomo,
2016). Tahapan-tahapan dan formulasi perhitungan nilai VAICTM
dijelaskan sebagai berikut :
Tahap pertama : Menghitung Value Added (VA). VA dihitung
sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1998).
𝐕𝐀 = 𝐎𝐔𝐓 − 𝐈𝐍
Dimana :
OUT
: Output : total penjualan dan pendapatan lain
IN
: Input : beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan)
VA
: Value Added
Tan et al. (2007) dalam (Prasetyanto, 2013) menyatakan bahwa
output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh
produk dan jasa yang dijual dipasar, sedangkan input (IN) mencakup
52
seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal
penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour
expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam
proses value creation, intellectual capital (yang direpresentasikan
dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai cost dan tidak masuk
dalam komponen IN (Pulic, 1998). Selain itu, value added (VA) juga
dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut :
𝐕𝐀 = 𝐎𝐏 + 𝐄𝐂 + 𝐃 + 𝐀
Dimana :
OP
: Operating profit (laba operasi)
EC
: Employee cost (beban karyawan)
D
: Depreciation (depresiasi)
A
: Amortisation (amortisasi)
Tahap Kedua : Menghitung Value Added Capital Employed
(VACA). Menurut (Pulic, 2000) dalam penciptaan nilai intellectual
capital membutuhkan modal finansial dan fisik. Value added capital
employed coefficient (VACA) mengungkapkan seberapa besar nilai
baru telah dibuat oleh satu unit moneter yang diinvestasikan dalam
modal usaha.
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit
dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusiyang dibuat
oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan.VACA
dirumuskan sebagai berikut:
53
𝐕𝐀𝐂𝐀 = 𝐕𝐀⁄𝐂𝐄
Dimana:
VACA : Value Added Capital Employed
VA
: Value Added
CE
: Capital Employed : nilai buku dari aset bersih (total aset)
Tahap Ketiga : Menghitung Value Added Human Capital
(VAHU). VAHU merupakan nilai koefisien nilai tambah dari
human
capital. (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang
dihasilkan dari satu satuan moneter yang diinvestasikan pada
karyawan atau tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang
dibuat oleh setiap Rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap
value added perusahaan. Karena peranan modal manusia sangatlah
penting dalam konsep yang berbasis pengetahuan, maka VAHU
merupakan salah satu elemen penting dalam konsep intellectual
capital. Oleh karena itu, VAHU dirumuskan sebagai berikut:
𝐕𝐀𝐇𝐔 = 𝐕𝐀⁄𝐇𝐂
Dimana :
VAHU
: Value Added Human Capital
VA
: Value Added
HC
: Human Capital : beban karyawan (total salaries dan
wages karyawan)
Tahap Keempat : Menghitung Structural Capital Value Added
(STVA). Rasio ini mengukur jumlah structural capital yang
dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added dan
54
merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam
value creation. STVA dirumuskan sebagai berikut:
𝐒𝐓𝐕𝐀 = 𝐒𝐂⁄𝐕𝐀
Dimana :
STVA
: Structural Capital Value Added
SC
: Structural Capital (VA – HC)
VA
: Value Added
Tahap Kelima : Menghitung Value Added Intellectual
Coefficient (VAICTM). VAICTM mengindikasikan kemampuan
intelektual perusahaan yang dapat juga dianggap sebagai BPI
(Business Performance Indikator). VAICTM merupakan penjumlahan
dari tiga komponen sebelumnya, yaitu VACA, VAHU, dan STVA
(Ulum, 2009).
𝐕𝐀𝐈𝐂 𝐓𝐌 = 𝐕𝐀𝐂𝐀 + 𝐕𝐀𝐇𝐔 + 𝐒𝐓𝐕𝐀
b. Pengungkapan Sustainability Report
Dalam penelitian ini, pengungkapan sustainability report menjadi
variabel independen. Sustainability report menyediakan informasi
mengenai IC yang dapat membantu perusahaan untuk lebih
menambah proses penciptaan nilai (value creation) (Utama &
Mirhard, 2016).
(Cinquini et al., 2012) menyatakan bahwa item-item intellectual
capital (IC) yang diungkapkan di sustainability report (SR) dapat
membantu perusahaan dalam menyampaikan informasi yang berkaitan
55
dengan IC mereka. Formulasi dari pengungkapan intellectual capital
di dalam sustainability report dijelaskan sebagai berikut :
SRD =∑𝒎
𝒊=𝟏 𝒅𝒊
m
Dimana di 0 atau 1, jika :
di
: 0 jika item tidak diungkapkan
di
: 1 jika item diungkapkan
m
: jumlah item maksimum yang diungkapkan (88 item)
SRD
: Sustainability Report Disclosure
(Oliveira
et
al.,
2010)
mengklasifikasikan
item-item
pengungkapan intellectual capital dalam sustainability report ke
dalam strategy (21 item), processes (11 item), innovation, research,
and development (8 item), technology (5 item), customers (14 item),
serta human capital (29 item).
Penelitian ini menggunakan proksi SRD dalam mengukur
pengungkapan sustainability report dikarenakan penelitian yang
berkaitan dengan pengungkapan intellectual capital di dalam
sustanability report masih sangat terbatas sehingga peneliti memilih
untuk menggunakan proksi yang telah digunakan sebelumnya oleh
(Oliveira et al., 2010) dan juga karena proksi ini dapat mewakili
semua item-item dari IC yang ada di dalam sustainability report.
Adapun
item-item
pengungkapan
intellectual
capital
dalam
sustainability report berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
(Oliveira et al., 2010) sebagai berikut:
56
Tabel 3.2
Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report
No.
Item Pengungkapan IC
a.
Strategy (21 item)
1) New products or services and technology
2) Investments in new business
3) Strategic alliances or agreements
4) Acquisitions and mergers
5) Leadership
6) Network of suppliers and distribution
7) Supplier evaluation policy
8) Image and brand
9) Corporate culture
10) Best practices
11) Organisational structure
12) Environmental investments
13) Community involvement
14) CSR and objective
15) Shareholders’ structure
16) Price policy
17) Business vision, objectives, and consistency of strategy
18) Quality of products or services
19) Marketing activities
20) Stakeholder relationships
21) Risk management
b. Processes (11 item)
1) Efforts related to the working environment
2) Internal sharing of knowledge and information communication
3) External sharing of knowledge and information communication
4) Measure of internal or external failures
5) Environmental approvals and statements or policies
6) Utilisation of energy, raw materials, and other input goods
7) Efficiency
8) Business model
9) Installed capacity
10) Litigations or law suits or sanctions
11) Quality approvals and and statements or policies
Bersambung ke halaman berikutnya
57
Tabel 3.2
Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report (lanjutan)
c.
Innovation, Research, and Development (8 item)
1) Policy, strategy, and or objectives of I&R&D activities
2) I&R&D expenses
3) I&R&D in basic research
4) I&R&D in product design or development
5) Futures projects or projects in course regarding I&R&D
6) Details of firm patents
7) Patents, licenses, papers, etc
8) Patents pending
d. Technology (5 item)
1) Investments in information technology – description, reason, and or
expenses
2) Information technology systems and facilities
3) Software assets
4) Web transactions
5) Number of visits to the web
e. Customers (14 item)
1) Number of customers
2) Sales breakdown by customer
3) Annual sales per segment or product
4) Average customer size
5) Customer relationships
6) Customer satisfaction
7) Education or training of customers
8) Customers by employee
9) Value added per customer or segment
10) Market share, breakdown by country or segment or product
11) Relative market share to competitors
12) Repurchase or customer seniority and loyalty
13) New customers
14) Production by customer or customer by product
Bersambung ke halaman berikutnya
58
Tabel 3.2
Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report (lanjutan)
f.
Human Capital (29 item)
1) Staff breakdown by age
2) Staff breakdown by seniority
3) Staff breakdown by gender
4) Staff breakdown by job function or business area
5) Staff breakdown by level of education
6) Staff breakdown by geographic area or by country
7) Staff breakdown by type of contract
8) Rate of staff turnover
9) Changes in number of employees
10) Staff health and safety
11) Absence
12) Staff interview
13) Policy on competence development
14) Description of competence development program and activities
15) Education and training policy
16) Education and training expenses
17) Education and training expenses/number of employee
18) Employee expenses
19) Recruitment policies
20) Job rotation opportunities
21) Career opportunities
22) Remuneration and evaluation systems
23) Incentive systems and fringe benefits
24) Pensions
25) Insurance policies
26) Income or assets by employee
27) Value added/employee or production/employee
28) Employee quality and experience
29) Management quality and experience
Sumber : (Oliveira et al., 2010)
59
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang
digunakan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan
menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah perbandingan antara market
value of equity ditambah dengan hutang (debt) dengan book market value
ditambah dengan hutang (debt).
Menurut Suranta & Mas’ud (2003) dalam (Bemby et al., 2015),
nilai perusahaan diukur melalui Tobin’s Q yang diformulasikan sebagai
berikut :
𝐐=
𝐄𝐌𝐕 + 𝐃
𝐄𝐁𝐕 + 𝐃
Dimana :
Q
: Nilai Perusahaan
EMV
: Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value)
D
: Nilai Buku dari Total Hutang (Book Value of Total Debt)
EBV
: Nilai Buku dari Ekuitas (Equity Book Value)
Equity Market Value (EMV) diperoleh dari hasil perkalian harga
saham pada penutupan akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar
pada akhir tahun. Equity Book Value (EBV) diperoleh dari selisih total
aset perusahaan dengan total kewajibannya. Semakin besar nilai Tobin’s
Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang
baik (Sukamulja, 2004).
60
Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah (antara 0 dan 1)
mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar daripada
nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar
menilai kurang perusahaan tersebut. Sedangkan, jika nilai Tobin’s Q
perusahaan tinggi (lebih dari 1), maka nilai perusahaan lebih besar daripada
nilai aktiva perusahaan yang tercatat. Hal ini mengindikasikan bahwa
terdapat beberapa aktiva perusahaan yang tidak terukur atau tercatat.
Tobin’s Q digunakan sebagai proksi untuk mengukur nilai
perusahaan karena pengukuran
menggunakan Tobin’s Q tidak hanya
memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi juga sejauh
mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak
luar termasuk investor. Oleh karena itu, Tobin’s Q sangat berguna dalam
pembuatan keputusan investasi. Beberapa penelitian sebelumnya telah
menggunakan Tobin’s Q untuk mengukur nilai perusahaan, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh (Chizari et al., 2016) dan (Berzkalne & Zelgalve,
2014).
61
Berikut ini adalah tabel yang berisi operasionalisasi setiap variabel
dalam penelitian ini :
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Proksi
Skala
Pengukuran
Intellectual
Capital
VAICTM = VACA + VAHU + STVA
VA = Output – Input
VACA = VA / CE
VAHU = VA / HC
STVA = (VA-HC) / VA
Rasio
Pengungkapan
Sustainability
Report
Nilai
Perusahaan
SRD =∑𝑚
𝑖=1 𝑑𝑖
m
Q=
EMV + D
EBV + D
Rasio
Rasio
62
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam indeks
LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 20132015. Perusahaan LQ45 tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebelum 1 Januari 2013 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar
dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini
ingin
melihat
pengaruh
intellectual
capital
dan
pengungkapan
sustainability report terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang
termasuk indeks LQ45.
2. Perusahaan LQ45
Indeks LQ45 dibuat untuk menyediakan pasar dengan indeks yang
mewakili 45 saham paling likuid. Indeks LQ45 mencakup setidaknya 70%
dari kapitalisasi pasar saham dan nilai transaksi di pasar reguler.
Perhitungan indeks LQ45 pertama kali adalah pada 13 Juli 1994. Berikut
ini adalah beberapa kriteria perusahaan yang dapat terdaftar di dalam
indeks LQ45 :
a. Saham seharusnya sudah terdaftar di BEI minimal selama 3 bulan.
b. Kinerja saham di pasar reguler, yang meliputi nilai perdagangan,
volume, dan frekuensi transaksi.
63
c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
d. Kapitalisasi pasar saham pada waktu tertentu periode.
e. Selain faktor likuiditas dan kapitalisasi pasar, pemilihan saham untuk
indeks LQ45 juga didasarkan pada kondisi keuangan dan prospek
pertumbuhan perusahaan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) secara teratur memantau kinerja
komponen-komponen yang termasuk dalam perhitungan indeks LQ45
setiap 6 bulan, di awal bulan Februari dan Agustus ( Bursa Efek Indonesia,
2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
diketahui bahwa perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks
LQ45 pada tahun 2013-2015 adalah berjumlah 32 perusahaan.
3. Deskripsi Sampel Penelitian
Objek penelitian berupa perusahaan LQ45 yang dipilih dengan
metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai
berikut :
1.
Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 selama
periode 2013-2015
2. Perusahaan yang membuat dan mempublikasikan laporan keuangan
dan sustainability report (laporan keberlanjutan) secara berturut-turut
selama periode 2013-2015
3. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan untuk variabel penelitian
ini
64
Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria
Kriteria
Total perusahaan yang secara konsisten terdaftar
dalam indeks LQ45 yang terdaftar di BEI selama
periode 2013-2015
Tidak membuat dan mempublikasikan
sustainability report secara berturut-turut selama
periode 2013-2015
Data variabel penelitian tidak ditemukan lengkap
di dalam laporan keuangan
Jumlah perusahaan yang digunakan untuk
penelitian
Total keseluruhan sampel selama 3 tahun (20132015)
Sumber : data diolah sendiri
Jumlah
32
(19)
0
13
39
Adapun nama-nama perusahaan yang telah memenuhi proses
seleksi yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nama Perusahaan
PT Astra Agro Lestari, Tbk
PT AKR Corporindo, Tbk
PT Astra International, Tbk
PT Bank Negara Indonesia, Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
PT Bank Tabungan Negara, Tbk
PT Bank Mandiri, Tbk
PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk
PT Bukit Asam, Tbk
PT Semen Indonesia, Tbk
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
PT United Tractors, Tbk
PT Wijaya Karya, Tbk
Kode
AALI
AKRA
ASII
BBNI
BBRI
BBTN
BMRI
INTP
PTBA
SMGR
TLKM
UNTR
WIKA
65
B. Analisis Data Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
atau deskripsi atas variabel-variabel
penelitian.
Pengukuran
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, nilai
minimum, dan nilai maksimum. Tabel 4.3 berikut ini menunjukkan
statistik deskriptif dari masing- masing variabel penelitian :
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maksimum
VAIC
39
2,07
8,20
SRD
39
0,30
0,73
TBQ
39
0,98
3,33
Sumber : Data sekunder yang diolah
Mean
4,1120
0,5338
1,8373
Standar
Deviasi
1,48018
0,07833
0,73178
Dalam penelitian ini menggunakan semua variabel menggunakan
skala rasio. Untuk variabel Intellectual Capital (VAIC) dengan
menggunakan statistik deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum
sebesar 2,07 dan nilai maksimum sebesar 8,20 dengan nilai rata-rata
(mean) sebesar 4,1120 dan standar deviasi 1,48018. Nilai minimum terjadi
pada perusahaan United Tractors pada tahun 2015, hal ini menunjukan
bahwa pada tahun 2015 perusahaan United Tractors memiliki nilai
intellectual capital yang lebih kecil dibandingkan perusahaan lainnya.
Sedangkan, nilai maksimum terjadi pada perusahaan Semen Indonesia
pada tahun 2013 yang menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan
memiliki nilai intellectual capital tertinggi.
66
Hasil analisis deskriptif variabel Pengungkapan Sustainability Report
(SRD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,30 dan nilai maksimum
sebesar 0,73 dengan rata-rata sebesar 0,5338 dan standar deviasi sebesar
0,07833. Nilai minimum terjadi pada perusahaan AKR Corporindo pada
tahun 2014 dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Telkom Indonesia
pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa AKR Corporindo masih
sangat rendah dalam melakukan pengungkapan intellectual capital di
dalam sustainability report yaitu hanya sebesar 0,30 (30%). Sedangkan,
Telkom
Indonesia
merupakan
perusahaan
yang
paling
banyak
mengungkapkan intellectual capitalnya di dalam sustainability report
yaitu sebesar 0,73 (73%).
Hasil
analisis
deskriptif
variabel
Nilai
Perusahaan
(TBQ)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,98 dan nilai maksimum sebesar
3,33 dengan nilai rata-rata sebesar 1,8373 dan standar deviasi sebesar
0,73178. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Bank Tabungan Negara
(BTN) tahun 2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan
Indosemen Tunggal Prakarsa pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan
bahwa Bank Tabungan Negara (BTN) memiliki nilai perusahaan yang
paling rendah karena nilainya kurang dari 1. Sebaliknya, perusahaan
Indosemen Tunggal Prakarsa memiliki nilai perusahaan yang paling tinggi.
67
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai
distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan grafik histogram, grafik normal p-plot, dan uji
Kolmogorov Smirnov (K-S).
Uji grafik histogram dilakukan dengan melihat penyebaran data.
Bentuk histogram seperti bentuk lonceng (bell shaped curve)
menigindikasikan bahwa data terdistribusi normal. Uji normalitas data
dengan menggunakan grafik histogram dapat dilihat pada Gambar 4.1
berikut ini :
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber : Hasil olah data SPSS
68
Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa bentuk histogram
menggambarkan data yang terdistribusi normal atau mendekati
normal karena membentuk seperti lonceng (bell shaped curve).
Sedangkan, uji normalitas dengan grafik normal p-plot dilihat dari
penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal. Apabila titik-titik
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal, dan sebaliknya.
Hasil uji normalitas dengan grafik normal p-plot dapat dilihat pada
Gambar 4.2 sebagai berikut :
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil olah data SPSS
Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis
diagonal yang berarti bahwa data tidak terdistribusi normal.
69
Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila pada hasil uji
Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai asymp. Sig > 0,05, maka
data terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilai asymp. Sig <
0,05, maka data tersebut terdistribusi tidak normal. Hasil dari uji
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
39
N
Normal Parametersa,b
Mean
Most Extreme Differences
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
,0000000
,41124303
,124
Test Statistic
,124
-,077
,124
Asymp. Sig. (2-tailed)
,132c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Hasil olah data SPSS
Hasil dari uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) menunjukkan nilai
asymp. Sig > 0,05 yaitu sebesar 0,132 yang berarti bahwa data dalam
penelitian ini terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
70
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistic
Tolerance
VIF
VAIC
,945
1,059
SRD
,945
1,059
Sumber : Data sekunder yang diolah
Model
Keterangan
Tidak terjadi multikolinearitas
Tidak terjadi multikolinearitas
Berdasarkan hasil pada tabel 4.5, variabel independen yaitu
Intellectual Capital (VAIC) dan Pengungkapan Sustainability Report
(SRD) memiliki nilai Tolerance (Tol) sebesar 0,945 dan 0,945 yang
berarti nilai tersebut lebih dari 0,1. Sementara itu, hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal serupa
yaitu tidak adanya nilai VIF dari variabel independen yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10. Nilai VIF dari masing-masing variabel
Intellectual Capital (VAIC) dan Pengungkapan Sustainability Report
(SRD) sebesar 1,059 dan 1,059. Merujuk pada hasil perhitungan nilai
Tolerance dan
VIF
dapat
disimpulkan bahwa tidak
terjadi
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
c.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara
untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji DurbinWatson (DW test). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan,
nilai DW Test dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
71
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model
R
1
,827a
R Square
,684
Adjusted R
Square
,667
Std. Error of
the Estimate
,42251
DurbinWatson
2,162
a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
b. Dependent Variable: TBQ
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil dari uji Durbin-Watson, dapat dilihat bahwa
nilai Durbin-Watson sebesar 2,162. Untuk mengetahui apakah nilai
tersebut lolos uji autokorelasi, maka dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7
Pengambilan Keputusan Hasil Uji Autokorelasi
dU < d < 4-Du
1,5969 < 2,162 < 2,4031
Sumber : Data sekunder yang diolah
Keterangan
Tidak terjadi autokorelasi
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai d
> dU dan d < 4-dU, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang digunakan tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Cara untuk mengetahui terjadi
heteroskedastisitas atau tidak yaitu dengan melihat grafik scatterplot
antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan
residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu apabila
tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013). Hasil dari uji
72
heteroskedastisitas grafik scatterplot dapat dilihat pada Gambar 4.3
berikut ini :
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot
Sumber : Hasil olah data SPSS
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa tidak ada pola
yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa data
dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk lebih meyakinkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas
dalam model regresi ini, maka dilakukan pula uji glejser. Uji glejser
dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel
independen (Ghozali, 2013). Apabila hasil output SPSS menunjukkan
angka Sig. > 0,05 atau 5% maka tidak terdapat heteroskedastisitas,
dan sebaliknya. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan uji glejser :
73
Tabel 4.8
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
0,079
0,298
0,028
0,025
0,274
0,474
Model
1 (Constant)
VAIC
SRD
Standardized
Coefficients
Beta
0,191
0,097
t
0,266
1,131
0,578
Sig.
0,792
0,265
0,567
a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.8, angka Sig. > 0,05 atau 5% yang berarti
bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
3.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menguji pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis pertama dan kedua
menggunakan rumus analisis regresi linear berganda karena menjelaskan
pengaruh dua variabel independen secara bersama-sama dengan satu variabel
dependen. Teknik analisis ini menggunakan bantuan program SPSS 24.
Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel
hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS yaitu sebagai berikut :
Tobin’s Q = -0,539 + 0,419VAIC + 1,221SRD + e
Keterangan :
Tobin’s Q
: Nilai Perusahaan
VAIC
: Intellectual Capital
74
SRD
: Pengungkapan Sustainability Report
e
: Error
Berdasarkan model regresi diatas, maka hasil regresi linear berganda
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Koefisien-koefisien persamaan regresi linear berganda diatas dapat
diartikan
koefisien
menunjukkan bahwa
regresi
untuk
jika variabel
konstan
sebesar
Intellectual
-0,539
Capital dan
Pengungkapan Sustainability Report bernilai nol maka Nilai
Perusahaan adalah -0,539 (dengan asumsi variabel lain dianggap
konstan).
2.
Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda diatas dapat
disimpulkan bahwa variabel dependen (Nilai Perusahaan) akan
mengalami penurunan sebesar -0,539 tanpa dipengaruhi oleh semua
variabel independen yang terdiri dari Intellectual Capital dan
Pengungkapan Sustainability Report.
3.
Nilai koefisien variabel Intellectual Capital sebesar 0,419 yang
berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% akan menyebabkan
peningkatan Tobin’s Q sebesar 0,419% (dengan asumsi bahwa
variabel independen lain tetap).
4.
Nilai koefisien variabel Pengungkapan Sustainability Report adalah
sebesar 1,221 yang berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% akan
menyebabkan peningkatan Tobin’s Q sebesar 1,221% (dengan
asumsi bahwa variabel independen lain tetap).
75
b. Hasil Koefisien Determinasi (R Square)
Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R square).
Koefisien determinasi yang terlihat pada Tabel 4.9 mengindikasikan
kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat
penjelasan model terhadap variabel dependen.
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (R Square)
Model
R
1
0,827a
R Square
Adjusted R
Square
0,667
0,684
Std. Error of
the Estimate
0,42251
DurbinWatson
2,162
a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
b. Dependent Variable: TBQ
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, besarnya angka Adjusted R Square (R2)
adalah 0,667. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 66,7%. Dapat
pula diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model
penelitian ini mampu menjelaskan sebesar 66,7% terhadap variabel
dependennya, sedangkan sisanya 33,3% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model.
c.
Hasil Uji Statistik t (t-test)
Uji statistik t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel
independen
(intellectual
capital
dan
pengungkapan
sustainability report) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan).
Untuk menguji pengaruh parsial tersebut, dapat dilakukan berdasarkan
nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi < 0,05 atau 5%, maka hipotesis
76
yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Sedangkan, jika nilai
signifikansi > 0,05 atau 5%, maka hipotesis yang diajukan ditolak atau
dikatakan tidak signifikan (Ghozali, 2013). Untuk pengujian hipotesis
pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan
hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik t
Model
(Constant)
VAIC
SRD
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-0,539
0,564
0,419
0,048
1,221
0,900
Standardized
Coefficients
Beta
0,848
0,131
T
-0,955
8,801
1,356
Sig.
0,346
0,000
0,183
a. Dependent Variable: TBQ
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat pengaruh dari masing-masing
variabel intellectual capital (VAIC) dan pengungkapan sustainability
report (SRD) terhadap nilai perusahaan (TBQ) yang dilihat dari arah
tanda di angka B dan nilai signifikansi. Variabel intellectual capital
(VAIC) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan (TBQ) yang berarti bahwa hipotesis pertama diterima. Hal
tersebut dapat dilihat dari angka B yang menunjukkan angka positif dan
nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sedangkan, variabel
pengungkapan sustainability report (SRD) tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan (TBQ) yang berarti bahwa hipotesis kedua
ditolak. Hal tersebut dapat dilihat nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar
0,183.
77
d. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan (uji statistik F) digunakan untuk menguji
apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh
tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi. Hasil dari uji statistik
F dapat dilihat dari tabel ANOVA yang disajikan pada Tabel 4.11 berikut
ini :
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
13,923
6,427
20,349
Df
2
36
38
Mean
Square
6,961
0,179
F
Sig.
38,995
0,000b
a. Dependent Variable: TBQ
b. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut < 0,05 yang
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara silmultan
berpengaruh terhadap variabel dependen, yang berarti bahwa intellectual
capital (VAIC) dan pengungkapan sustainability report (SRD) secara
simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (TBQ). Artinya, setiap
perubahan
yang
terjadi
pada
intellectual
capital
(VAIC)
dan
pengungkapan sustainability report (SRD) secara simultan atau bersamasama akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (TBQ).
78
C. Pembahasan
1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah
intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil
regresi linear berganda menunjukkan variabel intellectual capital (VAIC)
memiliki koefisien regresi sebesar 0,419 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
intellectual capital
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
atau dengan kata lain hipotesis (H1) diterima. Hasil penelitian ini berhasil
menunjukkan bahwa pengelolaan dan penggunaan intellectual capital
secara efektif dan maksimal terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan
yang dalam penelitian ini diukur dengan Tobin’s Q.
Hasil penelitian ini sejalan dengan resource based theory yang
menyatakan bahwa perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber
daya intelektual (intellectual capital), baik itu karyawan (human capital),
aset fisik (physical capital), maupun structural capital sehingga
perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pengelolaan intellectual
capital yang dimiliki (Ningrum, 2012). Perusahaan yang memiliki
intellectual capital tinggi akan direspon positif oleh investor dengan
melakukan penanaman modal sehingga hal tersebut akan berdampak pada
meningkatnya nilai perusahaan (Indrajaya, 2015).
Perusahaan
yang
memiliki
intellectual
capital
yang
tinggi
79
mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan modal
intelektual yang dimilikinya secara efektif sehingga menghasilkan nilai
tambah (value added) bagi perusahaan. Nilai tambah inilah yang dapat
menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi di perusahaan
tersebut sehingga berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Hal ini
dikarenakan nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar
saham sangat dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi. Adanya
peluang investasi memberikan sinyal positif kepada investor tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Chizari et al., 2016), dan (Hejazi et al.,
2016) berhasil membuktikan bahwa intellectual capital yang diproksikan
dengan metode VAICTM memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan
yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Di Indonesia, hasil penelitian
ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sirojudin &
Nazaruddin, 2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Gozali & Hatane,
2014), (Soebyakto et al., 2015), (Simanungkalit, 2015), dan (Simarmata &
Subowo, 2016) yang menemukan bahwa intellectual capital yang
diproksikan dengan metode VAICTM berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan yang diproksikan dengan market to book value (M/B), price to
book value (PBV), price earning ratio (PER), dan Tobin’s Q.
80
2. Pengaruh
Pengungkapan
Sustainability
Report
terhadap
Nilai
Perusahaan
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah
pengungkapan sustainability report berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Hasil regresi linear berganda
menunjukkan variabel
pengungkapan sustainability report (SRD) memiliki koefisien regresi
sebesar 1,221 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,183. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa
pengungkapan sustainability report tidak dapat
mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur dengan
Tobin’s Q.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan atas intellectual
capital di dalam sustainability report masih dinilai rendah oleh pasar yang
masih cenderung menilai dari segi kekayaan intelektual (Aida &
Rahmawati,
2015).
Pengungkapan
intellectual
capital
di
dalam
sustainability report dan pembuatan sustainability report juga masih
bersifat sukarela sehingga masih sangat sedikit perusahaan go public di
Indonesia yang membuat dan menerbitkan sustainability report, selain itu
hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut masih banyak yang
tidak secara konsisten membuat dan menerbitkan sustainability report
setiap
tahunnya
sehingga
investor
belum
dapat
secara
efektif
menggunakan sustainability report sebagai salah satu pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi yang berdampak pada nilai perusahaan.
Hal
ini
mengindikasikan
bahwa
investor
lebih
cenderung
81
menggunakan laporan tahunan (annual report) untuk menilai kinerja
perusahaan sebelum melakukan keputusan investasinya karena seluruh
perusahaan yang telah go public memang diharuskan untuk membuat
laporan
tahunan
(annual
report),
sedangkan
pembuatan
laporan
keberlanjutan (sustainability report) masih bersifat sukarela. Hal inilah
yang juga mengakibatkan investor belum menggunakan sustainability
report secara efektif dalam pengambilan keputusan investasinya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Aida & Rahmawati, 2015) dan (Marcelia & Purnomo, 2016) yang
berhasil membuktikan bahwa pengungkapan intellectual capital belum
dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur
menggunakan Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV).
Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Muallifin & Priyadi, 2016) yang berhasil membuktikan
bahwa pengungkapan sustainability report belum dapat mendorong
terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur menggunakan
Tobin’s Q. Hal ini dikarenakan dalam menilai kinerja perusahaan, investor
biasanya menggunakan laporan tahunan (annual report), sedangkan
sustainability report bukan merupakan bagian dari laporan tahunan
perusahaan sehingga investor masih kurang memperhatikan sustainability
report perusahaan.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan
pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Intellectual capital yang diproksikan menggunakan VAICTM memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang
diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin besar nilai intellectual capital sebuah perusahaan maka akan
semakin besar pula nilai perusahaan dari sebuah perusahaan tersebut.
2. Pengungkapan sustainability report yang diproksikan menggunakan SRD
tidak
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan
yang
diproksikan
menggunakan Tobin’s Q. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan
sustainability report belum dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai
perusahaan. Hal ini dikarenakan pengungkapan intellectual capital di
dalam sustainability report masih bersifat sukarela sehingga jumlah
perusahaan yang membuat dan mempublikasikan sustainability report
masih sangat sedikit sehingga laporan tersebut belum secara efektif
digunakan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya.
83
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan
mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya masukan berkaitan
beberapa hal berikut, yaitu :
1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel penelitian agar
objek penelitian yang diteliti menjadi lebih luas.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode penelitian agar rentang
waktu penelitian lebih panjang sehingga menghasilkan penelitian yang
lebih akurat.
3. Proksi yang digunakan untuk pengukuran nilai perusahaan dalam
penelitian ini hanya menggunakan Tobin’s Q. Penelitian selanjutnya dapat
menggunakan berbagai proksi lain, seperti Price to Book Value (PBV)
atau Price Earning Ratio (PER).
84
DAFTAR PUSTAKA
Aida, R. N., & Rahmawati, E. (2015). Pengaruh Modal Intelektual dan
Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan : Efek Intervening Kinerja
Perusahaan.
Jurnal
Akuntansi
Dan
Investasi,
16(2).
https://doi.org/10.18196/JAI-2015.0035
Appuhami, B. A. R. (2007). The Impact of Intellectual Capital on Investors ’
Capital Gains on Shares : An Empirical Investigation of Thai Banking ,
Finance & Insurance Sector, 3(2), 14–25.
Awaluddin. (2014). Pengaruh Nilai dan Pengungkapan Intellectual Capital
terhadap Nilai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.
Berzkalne, I., & Zelgalve, E. (2014). Intellectual Capital and Company Value.
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 110, 887–896.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.934
Bontis, N., Crossan, M., Hul-, J., Edvinsson, L., & Previous, T. S. (1998).
Intellectual Capital : An Exploratory Study That Develops Measures And
Models. Management Decision, 63–76.
Bontis, N., Keow, W. C. C., & Richardson, S. (2000). Intellectual Capital and
Business Performance in Malaysian Industry. Journal of Intellectual Capital.
https://doi.org/10.1108/14691930010324188
Bornemann, M., & Leitner, K.-H. (2002). Measuring and Reporting Intellectual
Capital : The Case of A Research Technology Organisation. Singapore
Management Review, 24(3), 7–19.
Chizari, M. Hosein, Mehrjardi, R. Z., Sadrabadi, M. M., & Mehrjardi, F. K.
(2016). The Impact of Intellectual Capitals of Pharmaceutical Companies
Listed in Tehran Stock Exchange on Their Market Performance. Procedia
Economics and Finance, 36(16), 291–300. https://doi.org/10.1016/S22125671(16)30040-5
Cinquini, L., Passetti, E., Tenucci, A., & Frey, M. (2012). Analyzing Intellectual
Capital Information in Sustainability Reports: Some Empirical Evidence.
Journal
of
Intellectual
Capital,
13(4),
531–561.
https://doi.org/10.1108/14691931211276124
Devi, S., Badera, I. D. N., & Budiasih, I. G. A. N. (2016). Pengaruh Enterprise
Risk Management Disclosure dan Intellectual Capital Disclosure Pada Nilai
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIX, 1–28.
Global Reporting Initiative. (2013). Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4.
85
Global Reporting Initiative. (2017, Juli 5). Hundreds welcome GRI Standards
across
Asia.
Diambil
kembali
dari
https://www.globalreportinginitiative.org/information/news-and-presscenter/Pages/Hundreds-welcome-GRI-Standards-across-Asia.aspx.
Gozali, A., & Hatane, E. (2014). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan Khususnya Di Industri Keuangan dan
Industri Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 20082012. Business Accounting Review, 2, 208–217.
Guthrie, J., Petty, R., & Ricceri, F. (2006). The Voluntary Reporting of
Intellectual Capital : Comparing Evidence From Hong Kong and Australia,
(Ic). https://doi.org/10.1108/14691930610661890
Hejazi, R., Ghanbari, M., & Alipour, M. (2016). Intellectual, Human, and
Structural Capital Effects on Firm Performance as Measured by Tobin’s Q.
Knowledge
and
Process
Management,
23(4),
259–273.
https://doi.org/10.1002/kpm.1529
Hermuningsih, S. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, dan
Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di
Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 127–148.
Jacub, J. O. S. (2012). Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapannya
terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi di BEI).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(4).
Jafar, T. F., Habbe, A. H., & Mediaty. (2016). Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Produktivitas Dengan Employee Stock Option Plan Sebagai
Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi XIX, 1–29.
Marcelia, E., & Purnomo, B. S. (2016). Pengauh Nilai Tambah Modal Intelektual
dan Pengungkapan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi Riset, 5(2),
27–35.
Mualiffin, Ovi Rizki, Priyadi M.P. (2016). Dampak Pengungkapan Sustainability
Report terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, 5(5).
Nikmah, & Irsyahma, A. (2016). Intellectual Capital, Firm Value, And Financial
Performance. Malaysia Indonesia International Conference on Economic,
Management, and Accounting (MIICEMA), 24–25.
Ningrum, N. R. (2012). Analisis Pengaruh Intellectual Capital Dan Corporate
Governance Terhadap Financial Performance. Skripsi Fakultas Ekonomika
Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
86
Oktari, I. G. A. P., Handajani, L., & Widiastuty, E. (2016). Determinan Modal
Intelektual (Intellectual Capital) pada Perusahaan Publik di Indonesia dan
Implikasinya terhadap Nilai Perusahaan Full Paper, 1–29.
Oliveira, L., Rodrigues, L. L., & Craig, R. (2010). Intellectual Capital Reporting
In Sustainability Reports. Journal of Intellectual Capital, 11(4), 575–594.
https://doi.org/10.1108/14691931011085696
Ousama, A. A., & Fatima, A. H. (2015). Intellectual Capital and Financial
Performance of Islamic Banks. International Journal Learning and
Intellectual Capital, 12(1).
Pramelasari, Y. M. (2010). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan
Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, 2010.
Prasetyanto, P. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Kinerja Intellectual
Capital Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan
Keuangan di BEI Periode Tahun 2009-2011. Skripsi Fakultas Ekonomika
Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Pulic, A. (1998). Measuring the Performance of Intellectual Potential in
Knowledge Economy. In The 2nd McMaster World Congress on Measuring
and Managing Intellectual Capital by The Austrian Team for Intellectual
Potential (pp. 1–20).
Pulic, A. (2000). VAICTM – An Accounting Tool For Intellectual Capital
Management. International Journal Technology Management, 20(5), 149–
155.
Reskino, & Margie, L. A. (2014). Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan
Intellectual Capital Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2012). 3rd Economics & Business Research
Festival, 1214–1228.
Riahi-belkaoui, A. (2003). Multinational Firms : A Study of The Resource-Based
and Stakeholder Views Intellectual Capital and Firm Performance of US
Multinational Firms A Study of The Resource-Based and Stakeholder Views.
Journal of Intellectual Capital. https://doi.org/10.1108/14691930310472839
Simanungkalit, P. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Skripsi
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Simarmata, R. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Dan Nilai Perusahaan Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Semarang.
87
Simarmata, R., & Subowo. (2016). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Perbankan Indonesia. Accounting
Analysis Journal, 5(1), 1–9.
Sirojudin, G. A., & Nazaruddin, I. (2011). Pengaruh Modal Intelektual dan
Pengungkapannya Terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan, (2003).
Soebyakto, B. B., Mukhtaruddin, Hakiki, A., & Ferdianti, R. (2015). Intellectual
Capital , Firm Value and Ownership Structure as Moderating Variable :
Empirical Study on Banking Listed in Indonesia Stock Exchange period
2009-2012.
Asian
Social
Science,
11(16),
148–159.
https://doi.org/10.5539/ass.v11n16p148
Sukamulja, S. (2004). Good Corporate Governance Di Sektor Keuangan :
Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta).
Jurnal Benefit, 8(1), 1–25.
Tan, H. P., Plowman, D., & Hancock, P. (2007). Intellectual Capital and Financial
Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital, 8(August 2016), 76–
95. https://doi.org/10.1108/14691930710715079
Ulum, I. (2013). Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Dengan Ib-Vaic
Di Perbankan Syariah, 7(1), 185–206.
Ulum, I. (2014). Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector :
A
Modified
VAIC
(M-VAIC)
Perspective,
6(2),
103–123.
https://doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.5246
Ulum, I., Ghozali, I., & Purwanto, A. (2015). Intellectual Capital Performance of
Indonesian Banking Sector : A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective
Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector : A Modified
VAIC ( M-VAIC ) Perspective. Asian Journal of Finance and Accounting,
(September 2014). https://doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.5246
Utama, A. A. G. S., & Mirhard, R. R. (2016). The Influence Of Sustainability
Report Disclosure As Moderating Variable Towards The Impact Of
Intellectual Capital On Company’s Performance. International Journal of
Economics and Financial Issues, 6(3), 1262–1269.
Wahyuni, M. A., & Rasmini, N. K. (2016). Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance Pada Pengungkapan Modal Intelektual (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Buletin Studi Ekonomi, 21(1), 48–59.
Wang, J.-C. (2008). Investigating Market Value And Intellectual Capital For S&P
500.
Journal
of
Intellectual
Capital,
9(4),
546–563.
https://doi.org/10.1108/14691930810913159
88
Widarjo, W. (2011). Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal
Intelektual Pada Nilai Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 8(2), 157–170.
Widiatmoko, R. G. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
89
LAMPIRAN
90
Lampiran 1. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM),
Sustainability Report Disclosure (SRD), dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
A. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM)
2015
2014
2013
1. Perhitungan Value Added (VA)
Kode
OUT
IN
VA
AALI
12.835.935.000.000
10.508.119.000.000
2.327.816.000.000
AKRA
22.337.928.480.000
21.318.998.282.000
1.018.930.198.000
ASII
207.681.000.000.000
171.222.000.000.000
36.459.000.000.000
BBNI
35.950.974.000.000
20.809.157.000.000
15.141.817.000.000
BBRI
70.122.326.000.000
37.973.678.000.000
32.148.648.000.000
BBTN
11.551.722.000.000
8.495.513.000.000
3.056.209.000.000
BMRI
72.388.454.000.000
44.961.031.000.000
27.427.423.000.000
INTP
19.615.218.000.000
13.121.435.000.000
6.493.783.000.000
PTBA
12.316.533.000.000
8.694.401.000.000
3.622.132.000.000
SMGR
25.287.148.414.000
18.479.139.737.000
6.808.008.677.000
TLKM
86.502.000.000.000
56.503.000.000.000
29.999.000.000.000
UNTR
53.019.310.000.000
42.371.235.000.000
10.648.075.000.000
WIKA
12.169.788.858.000
11.270.072.020.000
899.716.838.000
AALI
16.508.431.000.000
13.420.825.000.000
3.087.606.000.000
AKRA
22.554.530.386.000
21.169.512.721.000
1.385.017.665.000
ASII
215.169.000.000.000
178.681.000.000.000
36.488.000.000.000
BBNI
44.258.317.000.000
26.647.897.000.000
17.610.420.000.000
BBRI
87.714.631.000.000
49.066.689.000.000
38.647.942.000.000
BBTN
13.712.448.000.000
11.027.478.000.000
2.684.970.000.000
BMRI
88.347.096.000.000
56.016.385.000.000
32.330.711.000.000
INTP
21.028.443.000.000
14.367.415.000.000
6.661.028.000.000
PTBA
13.595.630.000.000
10.298.074.000.000
3.297.556.000.000
SMGR
27.520.748.737.000
20.813.021.401.000
6.707.727.336.000
TLKM
92.033.000.000.000
57.854.000.000.000
34.179.000.000.000
UNTR
54.046.514.000.000
44.186.511.000.000
9.860.003.000.000
WIKA
12.906.474.180.000
11.873.196.696.000
1.033.277.484.000
AALI
13.094.087.000.000
11.893.828.000.000
1.200.259.000.000
AKRA
19.870.126.875.000
18.068.785.650.000
1.801.341.225.000
ASII
195.719.000.000.000
158.555.000.000.000
37.164.000.000.000
BBNI
49.132.324.000.000
32.741.010.000.000
16.391.314.000.000
BBRI
100.695.997.000.000
59.223.865.000.000
41.472.132.000.000
Bersambung ke halaman berikutnya
91
2015
1. Perhitungan Value Added (VA) (lanjutan)
Kode
OUT
IN
VA
BBTN
16.108.249.000.000
12.367.566.000.000
3.740.683.000.000
BMRI
100.762.032.000.000
67.938.548.000.000
32.823.484.000.000
INTP
18.681.380.000.000
12.931.323.000.000
5.750.057.000.000
PTBA
14.140.408.000.000
10.961.238.000.000
3.179.170.000.000
SMGR
27.406.281.746.000
21.426.176.601.000
5.980.105.145.000
TLKM
106.011.000.000.000
70.529.000.000.000
35.482.000.000.000
UNTR
51.365.762.000.000
42.116.842.000.000
9.248.920.000.000
WIKA
14.002.846.899.000
12.987.498.807.000
1.015.348.092.000
2014
2013
2. Perhitungan Value Added Capital Employed (VACA)
Kode
VA
CE
VACA
AALI
2.327.816.000.000
14.963.190.000.000
0,15557
AKRA
1.018.930.198.000
14.633.141.381.000
0,06963
ASII
36.459.000.000.000
213.994.000.000.000
0,17037
BBNI
15.141.817.000.000
386.654.815.000.000
0,03916
BBRI
32.148.648.000.000
626.182.926.000.000
0,05134
BBTN
3.056.209.000.000
131.169.730.000.000
0,02330
BMRI
27.427.423.000.000
733.099.762.000.000
0,03741
INTP
6.493.783.000.000
26.607.241.000.000
0,24406
PTBA
3.622.132.000.000
11.677.155.000.000
0,31019
SMGR
6.808.008.677.000
30.792.884.092.000
0,22109
TLKM
29.999.000.000.000
127.951.000.000.000
0,23446
UNTR
10.648.075.000.000
57.362.244.000.000
0,18563
WIKA
899.716.838.000
12.594.962.700.000
0,07143
AALI
3.087.606.000.000
18.559.354.000.000
0,16636
AKRA
1.385.017.665.000
14.790.103.911.000
0,06141
ASII
36.488.000.000.000
236.029.000.000.000
0,15459
BBNI
17.610.420.000.000
416.573.708.000.000
0,04227
BBRI
38.647.942.000.000
801.984.190.000.000
0,04819
BBTN
2.684.970.000.000
144.582.353.000.000
0,01857
BMRI
32.330.711.000.000
855.039.673.000.000
0,03781
INTP
6.661.028.000.000
28.884.973.000.000
0,23061
PTBA
3.297.556.000.000
14.860.611.000.000
0,22190
SMGR
6.707.727.336.000
34.314.666.027.000
0,19548
TLKM
34.179.000.000.000
140.895.000.000.000
0,24258
Bersambung ke halaman berikutnya
92
2015
2014
2. Perhitungan Value Added Capital Employed (VACA) (lanjutan)
Kode
VA
CE
VACA
UNTR
9.860.003.000.000
60.292.031.000.000
0,16354
WIKA
1.033.277.484.000
15.915.161.682.000
0,06492
AALI
1.200.259.000.000
21.512.371.000.000
0,05579
AKRA
1.801.341.225.000
15.203.129.563.000
0,11848
ASII
37.164.000.000.000
245.435.000.000.000
0,15142
BBNI
16.391.314.000.000
508.595.288.000.000
0,03223
BBRI
41.472.132.000.000
878.426.312.000.000
0,04721
BBTN
3.740.683.000.000
171.807.592.000.000
0,02177
BMRI
32.823.484.000.000
910.063.409.000.000
0,03607
INTP
5.750.057.000.000
27.638.360.000.000
0,20805
PTBA
3.179.170.000.000
16.894.043.000.000
0,18818
SMGR
5.980.105.145.000
38.153.118.932.000
0,15674
TLKM
35.482.000.000.000
166.173.000.000.000
0,21352
UNTR
9.248.920.000.000
61.715.399.000.000
0,14986
WIKA
1.015.348.092.000
19.602.406.034.000
0,05180
2013
3. Perhitungan Value Added Human Capital (VAHU)
Kode
VA
HC
VAHU
AALI
2.327.816.000.000
391.566.000.000
5,94489
AKRA
1.018.930.198.000
251.348.101.000
4,05386
ASII
36.459.000.000.000
12.751.000.000.000
2,85931
BBNI
15.141.817.000.000
6.083.876.000.000
2,48884
BBRI
32.148.648.000.000
12.231.994.000.000
2,62824
BBTN
3.056.209.000.000
1.613.152.000.000
1,89456
BMRI
27.427.423.000.000
9.431.337.000.000
2,90812
INTP
6.493.783.000.000
1.275.830.000.000
5,08985
PTBA
3.622.132.000.000
1.270.782.000.000
2,85032
SMGR
6.808.008.677.000
955.986.012.000
7,12145
TLKM
29.999.000.000.000
9.733.000.000.000
3,08219
UNTR
10.648.075.000.000
4.393.601.000.000
2,42354
WIKA
899.716.838.000
275.345.159.000
3,26760
Bersambung ke halaman berikutnya
93
2015
2014
3. Perhitungan Value Added Human Capital (VAHU) (lanjutan)
Kode
VA
HC
VAHU
AALI
3.087.606.000.000
502.961.000.000
6,13886
AKRA
1.385.017.665.000
321.847.983.000
4,30333
ASII
36.488.000.000.000
14.211.000.000.000
2,56759
BBNI
17.610.420.000.000
6.781.041.000.000
2,59701
BBRI
38.647.942.000.000
14.166.422.000.000
2,72814
BBTN
2.684.970.000.000
1.564.254.000.000
1,71645
BMRI
32.330.711.000.000
10.848.031.000.000
2,98033
INTP
6.661.028.000.000
1.507.252.000.000
4,41932
PTBA
3.297.556.000.000
1.173.903.000.000
2,80905
SMGR
6.707.727.336.000
1.120.381.545.000
5,98700
TLKM
34.179.000.000.000
9.616.000.000.000
3,55439
UNTR
9.860.003.000.000
4.982.695.000.000
1,97885
WIKA
1.033.277.484.000
282.481.665.000
3,65786
AALI
1.200.259.000.000
510.856.000.000
2,34951
AKRA
1.801.341.225.000
358.480.285.000
5,02494
ASII
37.164.000.000.000
15.455.000.000.000
2,40466
BBNI
16.391.314.000.000
7.365.834.000.000
2,22532
BBRI
41.472.132.000.000
16.599.158.000.000
2,49845
BBTN
3.740.683.000.000
1.929.346.000.000
1,93883
BMRI
32.823.484.000.000
12.376.655.000.000
2,65205
INTP
5.750.057.000.000
1.491.457.000.000
3,85533
PTBA
3.179.170.000.000
1.303.237.000.000
2,43944
SMGR
5.980.105.145.000
1.317.940.809.000
4,53746
TLKM
35.482.000.000.000
11.874.000.000.000
2,98821
UNTR
9.248.920.000.000
5.937.106.000.000
1,55782
WIKA
1.015.348.092.000
306.036.748.000
3,31773
2013
4. Perhitungan Structural Capital Value Added (STVA)
Kode
SC
VA
STVA
AALI
1.936.250.000.000
2.327.816.000.000
0,83179
AKRA
767.582.097.000
1.018.930.198.000
0,75332
ASII
23.708.000.000.000
36.459.000.000.000
0,65026
BBNI
9.057.941.000.000
15.141.817.000.000
0,59821
BBRI
19.916.654.000.000
32.148.648.000.000
0,61952
BBTN
1.443.057.000.000
3.056.209.000.000
0,47217
Bersambung ke halaman berikutnya
94
2015
2014
2013
4. Perhitungan Structural Capital Value Added (STVA) (lanjutan)
Kode
SC
VA
STVA
BMRI
17.996.086.000.000
27.427.423.000.000
0,65613
INTP
5.217.953.000.000
6.493.783.000.000
0,80353
PTBA
2.351.350.000.000
3.622.132.000.000
0,64916
SMGR
5.852.022.665.000
6.808.008.677.000
0,85958
TLKM
20.266.000.000.000
29.999.000.000.000
0,67556
UNTR
6.254.474.000.000
10.648.075.000.000
0,58738
WIKA
624.371.679.000
899.716.838.000
0,69396
AALI
2.584.645.000.000
3.087.606.000.000
0,83710
AKRA
1.063.169.682.000
1.385.017.665.000
0,76762
ASII
22.277.000.000.000
36.488.000.000.000
0,61053
BBNI
10.829.379.000.000
17.610.420.000.000
0,61494
BBRI
24.481.520.000.000
38.647.942.000.000
0,63345
BBTN
1.120.716.000.000
2.684.970.000.000
0,41740
BMRI
21.482.680.000.000
32.330.711.000.000
0,66447
INTP
5.153.776.000.000
6.661.028.000.000
0,77372
PTBA
2.123.653.000.000
3.297.556.000.000
0,64401
SMGR
5.587.345.791.000
6.707.727.336.000
0,83297
TLKM
24.563.000.000.000
34.179.000.000.000
0,71866
UNTR
4.877.308.000.000
9.860.003.000.000
0,49466
WIKA
750.795.819.000
1.033.277.484.000
0,72662
AALI
689.403.000.000
1.200.259.000.000
0,57438
AKRA
1.442.860.940.000
1.801.341.225.000
0,80099
ASII
21.709.000.000.000
37.164.000.000.000
0,58414
BBNI
9.025.480.000.000
16.391.314.000.000
0,55063
BBRI
24.872.974.000.000
41.472.132.000.000
0,59975
BBTN
1.811.337.000.000
3.740.683.000.000
0,48423
BMRI
20.446.829.000.000
32.823.484.000.000
0,62293
INTP
4.258.600.000.000
5.750.057.000.000
0,74062
PTBA
1.875.933.000.000
3.179.170.000.000
0,59007
SMGR
4.662.164.336.000
5.980.105.145.000
0,77961
TLKM
23.608.000.000.000
35.482.000.000.000
0,66535
UNTR
3.311.814.000.000
9.248.920.000.000
0,35808
WIKA
709.311.344.000
1.015.348.092.000
0,69859
95
2015
2014
2013
5. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM)
VAIC
(dibulatkan)
6,93
Kode
VACA
VAHU
STVA
VAIC
AALI
AKRA
0,15557
0,06963
5,94489
4,05386
0,83179
0,75332
6,93225
4,87681
ASII
0,17037
2,85931
0,65026
3,67994
3,68
BBNI
0,03916
2,48884
0,59821
3,12621
3,13
BBRI
0,05134
2,62824
0,61952
3,29910
3,30
BBTN
0,02330
1,89456
0,47217
2,39003
2,39
BMRI
0,03741
2,90812
0,65613
3,60166
3,60
INTP
0,24406
5,08985
0,80353
6,13744
6,14
PTBA
0,31019
2,85032
0,64916
3,80967
3,81
SMGR
0,22109
7,12145
0,85958
8,20212
8,20
TLKM
0,23446
3,08219
0,67556
3,99221
3,99
UNTR
0,18563
2,42354
0,58738
3,19655
3,20
WIKA
0,07143
3,26760
0,69396
4,03300
4,03
AALI
0,16636
6,13886
0,83710
7,14232
7,14
AKRA
0,06141
4,30333
0,76762
5,13236
5,13
ASII
0,15459
2,56759
0,61053
3,33271
3,33
BBNI
0,04227
2,59701
0,61494
3,25422
3,25
BBRI
0,04819
2,72814
0,63345
3,40978
3,41
BBTN
0,01857
1,71645
0,41740
2,15243
2,15
BMRI
0,03781
2,98033
0,66447
3,68261
3,68
INTP
0,23061
4,41932
0,77372
5,42365
5,42
PTBA
0,22190
2,80905
0,64401
3,67496
3,67
SMGR
0,19548
5,98700
0,83297
7,01545
7,02
TLKM
0,24258
3,55439
0,71866
4,51563
4,52
UNTR
0,16354
1,97885
0,49466
2,63704
2,64
WIKA
0,06492
3,65786
0,72662
4,44940
4,45
AALI
AKRA
ASII
BBNI
BBRI
0,05579
0,11848
0,15142
0,03223
0,04721
2,34951
5,02494
2,40466
2,22532
2,49845
0,57438
0,80099
0,58414
0,55063
0,59975
2,97968
5,94442
3,14022
2,80817
3,14541
2,98
BBTN
BMRI
INTP
PTBA
0,02177
0,03607
0,20805
0,18818
1,93883
2,65205
3,85533
2,43944
0,48423
0,62293
0,74062
0,59007
2,44483
3,31105
4,80399
3,21769
SMGR
0,15674
4,53746
0,77961
5,47381
3,31
4,80
3,22
5,47
TLKM
UNTR
WIKA
0,21352
0,14986
0,05180
2,98821
1,55782
3,31773
0,66535
0,35808
0,69859
3,86709
2,06576
4,06812
3,87
2,07
4,07
4,88
5,94
3,14
2,81
3,15
2,44
96
B. Pengungkapan Sustainability Report (SRD)
1. Checklist Pengungkapan Strategy (21 item) dan Processes (11 item)
Strategy
2014
2013
Kode
Processes
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
AALI
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
AKRA
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
ASII
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
BBNI
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BBRI
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BBTN
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BMRI
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
INTP
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
PTBA
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
SMGR
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
TLKM
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
UNTR
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
WIKA
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
AALI
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
AKRA
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
ASII
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BBNI
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BBRI
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BBTN
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
BMRI
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
Bersambung ke halaman berikutnya
97
1. Checklist Pengungkapan Strategy (21 item) dan Processes (11 item) (lanjutan)
Strategy
2015
2014
Kode
Processes
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
INTP
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
PTBA
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
SMGR
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
TLKM
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
UNTR
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
WIKA
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
AALI
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
AKRA
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
ASII
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
BBNI
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BBRI
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BBTN
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
BMRI
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
INTP
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
PTBA
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
SMGR
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
TLKM
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
UNTR
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
WIKA
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
98
2. Checklist Pengungkapan Innovation, Research, and Development (8 item), Technology (5 item) dan Customers (14 item)
Innovation, Research, and
Development
2014
2013
Kode
Technology
Customers
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
AALI
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
AKRA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
ASII
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
BBNI
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
BBRI
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
BBTN
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
BMRI
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
INTP
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
PTBA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
SMGR
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
TLKM
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
UNTR
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
WIKA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
AALI
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
AKRA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
ASII
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
BBNI
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
BBRI
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
BBTN
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
BMRI
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
Bersambung ke halaman berikutnya
99
2. Checklist Pengungkapan Innovation, Research, and Development (8 item), Technology (5 item) dan Customers (14 item)
(lanjutan)
Innovation, Research, and
Development
2015
2014
Kode
Technology
Customers
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
INTP
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
PTBA
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
SMGR
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
TLKM
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
UNTR
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
WIKA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
AALI
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
AKRA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
ASII
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
BBNI
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
BBRI
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
BBTN
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
BMRI
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
INTP
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
PTBA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
SMGR
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
TLKM
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
UNTR
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
WIKA
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
0
0
100
3. Checklist Pengungkapan Human Capital (29 item)
2014
2013
Kode
Human Capital
AALI
1
0
2
0
3
0
4
0
5
0
6
0
7
1
8
0
9
1
10
1
11
0
12
1
13
1
14
1
15
1
16
0
17
1
18
0
19
0
20
0
21
1
22
1
23
1
24
1
25
0
26
0
27
0
28
0
29
0
AKRA
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
ASII
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
BBNI
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
BBRI
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
BBTN
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
BMRI
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
INTP
0
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
PTBA
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
SMGR
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
TLKM
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
UNTR
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
WIKA
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
AALI
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
AKRA
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
ASII
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
BBNI
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
BBRI
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
BBTN
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
BMRI
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
Total
Ratarata
35
36
49
49
53
47
49
44
57
49
57
39
43
40
26
48
47
55
49
54
0,40
0,41
0,56
0,56
0,60
0,53
0,56
0,50
0,65
0,56
0,65
0,44
0,49
0,45
0,30
0,55
0,53
0,63
0,56
0,61
Bersambung ke halaman berikutnya
101
3. Checklist Pengungkapan Human Capital (29 item) (lanjutan)
2015
2014
Kode
Human Capital
INTP
1
1
2
0
3
1
4
0
5
0
6
1
7
1
8
1
9
1
10
1
11
1
12
1
13
1
14
1
15
1
16
0
17
1
18
0
19
0
20
0
21
1
22
1
23
1
24
1
25
1
26
0
27
0
28
0
29
0
PTBA
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
SMGR
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
TLKM
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
UNTR
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
WIKA
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
AALI
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
AKRA
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
ASII
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
BBNI
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
BBRI
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
BBTN
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
BMRI
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
INTP
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
PTBA
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
SMGR
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
TLKM
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
UNTR
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
WIKA
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
Total
Ratarata
49
52
54
52
48
46
39
46
43
51
49
48
48
42
43
42
64
48
42
0,56
0,59
0,61
0,59
0,55
0,52
0,44
0,52
0,49
0,58
0,56
0,55
0,55
0,48
0,49
0,48
0,73
0,55
0,48
102
C. Nilai Perusahaan (Tobin’s Q)
1. Tahun 2013
2013
Kode
EMV
D
EMV + D
EBV
EBV + D
Tobin's
Q
AALI
AKRA
ASII
BBNI
BBRI
BBTN
BMRI
INTP
PTBA
SMGR
TLKM
UNTR
WIKA
39.526.099.500.000
18.375.244.712.500
275.288.161.352.000
72.925.571.077.350
177.062.910.255.000
9.099.289.545.000
181.334.999.992.150
73.624.633.980.000
23.502.144.870.000
83.931.008.000.000
216.719.992.260.000
70.872.567.584.000
9.701.149.440.000
4.695.331.000.000
9.269.980.455.000
107.806.000.000.000
338.971.310.000.000
546.855.504.000.000
119.612.977.000.000
596.735.488.000.000
3.629.554.000.000
4.125.586.000.000
8.988.908.000.000
50.527.000.000.000
21.713.346.000.000
9.368.003.825.000
49.793.958.500.000
27.645.225.167.500
383.094.161.352.000
411.896.881.077.350
723.918.414.255.000
128.712.266.545.000
778.070.487.992.150
77.254.187.980.000
27.627.730.870.000
92.919.916.000.000
267.246.992.260.000
92.585.913.584.000
19.069.153.265.000
10.267.859.000.000
5.363.160.926.000
106.188.000.000.000
47.683.505.000.000
79.327.422.000.000
11.556.753.000.000
88.790.596.000.000
22.977.687.000.000
7.551.569.000.000
21.803.976.000.000
77.424.000.000.000
35.648.898.000.000
3.226.958.875.000
14.963.190.000.000
14.633.141.381.000
213.994.000.000.000
386.654.815.000.000
626.182.926.000.000
131.169.730.000.000
685.526.084.000.000
26.607.241.000.000
11.677.155.000.000
30.792.884.000.000
127.951.000.000.000
57.362.244.000.000
12.594.962.700.000
3,33
1,89
1,79
1,07
1,16
0,98
1,13
2,90
2,37
3,02
2,09
1,61
1,51
103
2. Tahun 2014
2014
Kode
AALI
AKRA
ASII
BBNI
BBRI
BBTN
BMRI
INTP
PTBA
SMGR
TLKM
UNTR
WIKA
EMV
38.187.566.250.000
16.124.187.216.880
300.590.382.064.500
112.619.236.347.300
284.521.779.927.000
12.606.464.180.000
248.902.499.989.225
92.030.792.475.000
28.801.648.125.000
96.090.624.000.000
288.791.989.686.000
64.717.844.609.600
20.956.251.338.750
D
EMV + D
EBV
EBV + D
Tobin's
Q
4.110.955.000.000
8.824.408.103.000
115.840.000.000.000
341.148.654.000.000
704.217.592.000.000
132.329.458.000.000
750.195.111.000.000
4.100.172.000.000
6.141.181.000.000
9.312.214.091.000
54.770.000.000.000
21.715.297.000.000
10.936.403.458.000
42.298.521.250.000
24.948.595.319.880
416.430.382.064.500
453.767.890.347.300
988.739.371.927.000
144.935.922.180.000
999.097.610.989.225
96.130.964.475.000
34.942.829.125.000
105.402.838.091.000
343.561.989.686.000
86.433.141.609.600
31.892.654.796.750
11.833.778.000.000
5.965.695.808.000
120.187.000.000.000
61.021.308.000.000
97.737.429.000.000
12.252.895.000.000
104.844.562.000.000
24.784.801.000.000
8.670.842.000.000
25.002.451.936.000
86.125.000.000.000
38.576.734.000.000
4.978.758.224.000
15.944.733.000.000
14.790.103.911.000
236.027.000.000.000
402.169.962.000.000
801.955.021.000.000
144.582.353.000.000
855.039.673.000.000
28.884.973.000.000
14.812.023.000.000
34.314.666.027.000
140.895.000.000.000
60.292.031.000.000
15.915.161.682.000
2,65
1,69
1,76
1,13
1,23
1,00
1,17
3,33
2,36
3,07
2,44
1,43
2,00
104
3. Tahun 2015
2015
Kode
EMV
D
EMV + D
EBV
EBV + D
Tobin's
Q
AALI
AKRA
ASII
BBNI
BBRI
BBTN
BMRI
INTP
PTBA
SMGR
TLKM
UNTR
WIKA
24.959.708.250.000
28.334.291.936.125
242.901.318.840.000
92.126.227.766.070
279.026.724.091.500
13.566.996.275.000
213.674.999.990.750
82.183.497.680.175
10.426.196.621.250
67.619.328.000.000
312.983.988.822.000
63.225.790.555.200
16.233.954.000.000
3.522.133.000.000
7.916.954.220.000
118.902.000.000.000
412.727.677.000.000
765.299.133.000.000
157.947.485.000.000
790.571.568.000.000
3.772.410.000.000
7.606.496.000.000
10.712.320.531.000
72.745.000.000.000
22.465.074.000.000
14.164.304.669.000
28.481.841.250.000
36.251.246.156.125
361.803.318.840.000
504.853.904.766.070
1.044.325.857.091.500
171.514.481.275.000
1.004.246.567.990.750
85.955.907.680.175
18.032.692.621.250
78.331.648.531.000
385.728.988.822.000
85.690.864.555.200
30.398.258.669.000
11.698.787.000.000
7.286.175.343.000
126.533.000.000.000
78.438.222.000.000
113.127.179.000.000
13.860.107.000.000
119.491.841.000.000
23.865.950.000.000
9.287.547.000.000
27.440.798.401.000
93.428.000.000.000
39.250.325.000.000
5.438.101.365.000
15.220.920.000.000
15.203.129.563.000
245.435.000.000.000
491.165.899.000.000
878.426.312.000.000
171.807.592.000.000
910.063.409.000.000
27.638.360.000.000
16.894.043.000.000
38.153.118.932.000
166.173.000.000.000
61.715.399.000.000
19.602.406.034.000
1,87
2,38
1,47
1,03
1,19
1,00
1,10
3,11
1,07
2,05
2,32
1,39
1,55
105
Lampiran 2. Hasil Olah Data Statistik
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
VAIC
39
2,07
8,20
4,1120
1,48018
SRD
39
,30
,73
,5338
,07833
TBQ
39
,98
3,33
1,8373
,73178
Valid N (listwise)
39
B. Uji Normalitas
106
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
39
Normal
Parametersa,b
Mean
,0000000
Std.
,41124303
Deviation
Most Extreme
Absolute
,124
Differences
Positive
,124
Negative
-,077
Test Statistic
,124
,132c
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
C. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-,539
,564
-,955
,346
VAIC
,419
,048
,848 8,801
,000
,945
1,059
SRD
1,221
,900
,131 1,356
,183
,945
1,059
a. Dependent Variable: TBQ
D. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
,827a
,684
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,667
,42251
Durbin-Watson
2,162
a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
b. Dependent Variable: TBQ
107
E. Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Model
B
1 (Constant)
Std. Error
Beta
,079
,298
VAIC
,028
,025
SRD
,274
,474
t
Sig.
Tolerance
VIF
,266
,792
,191
1,131
,265
,941
1,063
,097
,578
,567
,941
1,063
a. Dependent Variable: ABS_RES1
F. Uji Hipotesis
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Variables
Entered
Removed
SRD, VAICb
1
Method
. Enter
a. Dependent Variable: TBQ
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
1
R
R Square
,827a
,684
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,667
,42251
Durbin-Watson
2,162
a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
b. Dependent Variable: TBQ
108
ANOVAa
Model
1
Sum of Squares
Regression
Mean Square
13,923
2
6,961
6,427
36
,179
20,349
38
Residual
Total
df
F
Sig.
38,995
,000b
a. Dependent Variable: TBQ
b. Predictors: (Constant), SRD, VAIC
Coefficientsa
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
-,539
,564
VAIC
,419
,048
SRD
1,221
,900
(Constant)
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-,955
,346
,848
8,801
,000
,945
1,059
,131
1,356
,183
,945
1,059
a. Dependent Variable: TBQ
109
Download