PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Dyah Reza Lestari NIM : 1113082000038 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT TERHADAP NILAI PERUSAHAAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Dyah Reza Lestari NIM : 1113082000038 Di Bawah Bimbingan Pembimbing Reskino, SE, M.Si, Ak, CA NIP. 197409282008012004 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, 7 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4. Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : Dyah Reza Lestari : 1113082000038 : Akuntansi : Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 7 Maret 2017 1. Dr. Rini, SE, Ak, CA NIP. 19760315 200501 2 002 2. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA NIP. 19760924 200604 2 002 iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Kamis, 27 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. 2. 3. 4. Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : Dyah Reza Lestari : 1113082000038 : Akuntansi : Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 27 Juli 2017 1. Yessi Fitri, SE, M.Si, Ak, CA NIP. 19760924 200604 2 002 2. Dr. Rini, SE, Ak, CA NIP. 19760315 200501 2 002 3. Reskino, SE, M.Si, Ak, CA NIP. 19740928 200801 2 004 iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dyah Reza Lestari NIM : 1113082000038 Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 28 Juli 2017 Yang Menyatakan Dyah Reza Lestari v DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Dyah Reza Lestari 2. Tempat, Tanggal Lahir : Bengkulu, 4 Juli 1997 3. Alamat : Jalan Legoso Raya No. 44 RT 03 RW 07 Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan II. III. 4. Agama : Islam 5. Warga Negara : Indonesia 6. No. Telp : 081295103235 7. E-mail : [email protected] PENDIDIKAN Tahun 2002-2003 : TK Negeri Pembina Kota Bengkulu Tahun 2003-2009 : SD Negeri 09 Kota Bengkulu Tahun 2009-2011 : SMP Negeri 01 Kota Bengkulu Tahun 2011-2013 : SMA Negeri 02 Kota Bengkulu Tahun 2013-2017 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta PENGALAMAN ORGANISASI 1. Panitia Makrab HMJ Jurusan Akuntansi Tahun 2014. 2. Panitia OPAK Jurusan Akuntansi Tahun 2015. 3. Volunteer dalam acara Festival Laut yang diadakan oleh Greenpeace Indonesia Tahun 2015. IV. PENGALAMAN MAGANG 1. Magang di Kantor Akuntan Publik (KAP) Abdul Hamid dan Rekan selama 2 bulan (Februari-Maret 2017). vi V. PENGALAMAN TRAINING / KURSUS 1. “The 16th ATV Audit” yang diadakan oleh Universitas Indonesia Tahun 2016. 2. Kursus Bahasa Inggris (TOEFL Preparation dan Conversation Class) di LBPP LIA Ciputat selama 3 tahun (2015-2017). vii ABSTRACT This research aimed to analyze the effect of intellectual capital and sustainability report disclosure on company’s value. Independent variable in this research were intellectual capital measured by VAICTM and sustainability report diclosure measured by SRD. Dependent variable in this research was company’s value measured by Tobin’s Q. This research used secondary data from annual report and sustainability report that have been published by companies in Indonesia Stock Exchange and website of each companies. Population in this research were LQ45 companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2013-2015. By using purposive sampling method, the total amount of samples obtained in this research were 39 from 13 companies. The data were analyzed by using multiple linear regression method. The results of this research showed that intellectual capital has a positive and significant effect on company’s value and sustainability report disclosure has no significant effect on company’s value. Keywords: intellectual capital, sustainability report disclosure, company’s value viii ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital dan pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual capital yang diproksikan dengan VAICTM dan pengungkapan sustainability report yang diproksikan dengan SRD. Variabel dependen dalam penelitian` ini adalah nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan tahunan (annual report) dan laporan keberlanjutan (sustainability report) yang telah dipublikasikan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan website masing-masing perusahaan. Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Dengan menggunakan metode purposive sampling, total sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 39 data dari 13 perusahaan. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan pengungkapan sustainability report tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci : intellectual capital, pengungkapan sustainability report, nilai perusahaan ix KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa pula, shawalat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mendapatkan bimbingan, dukungan, serta doa dari berbagai pihak sehingga segala macam kendala yang dihadapi dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada : 1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Firman, M.Si dan Ibunda Ir. Sabrawati yang tiada hentinya memberikan kasih sayang, doa, nasihat, motivasi, dan dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Kedua kakakku dan adikku tersayang, Sari Reza Pratiwi, S.M, Ns. Amalia Reza Setyawati, S.Kep, dan Fahmi Reza Nugraha yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, serta doa kepada penulis. 3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 6. Ibu Reskino, SE., M.Si., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa meluangkan waktu dan memberikan arahan, nasihat, serta bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai sehingga x penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi, Dila, Rafny, Lia, Agias, Meli, Ana, Sapta, Dea, dan Dinda. Semangat, dukungan, dan motivasi dari kalian sangat berarti bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk selalu berjuang bersama dan menjadi partner in crime terbaik selama 4 tahun ini. I can’t wait to see you on top, guys! 9. Sahabat-sahabatku tercinta, Himala, Icha, Venta, Tafia, dan Isti yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan, serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Keluarga besar Akuntansi 2013, terutama teman-teman Akuntansi A yang senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kelemahan maupun kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Besar harapan penulis bahwa dengan adanya tugas akhir ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan serta pengetahuan penulis pada khususnya dan pihak lain pada umumnya. Jakarta, 28 Juli 2017 Dyah Reza Lestari xi DAFTAR ISI COVER .......................................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... vi ABSTRACT ..................................................................................................... viii ABSTRAK ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 9 1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 9 2. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 11 A. Landasan Teori .......................................................................................... 11 1. Resource Based Theory ........................................................................ 11 2. Signalling Theory.................................................................................. 13 3. Intellectual Capital ............................................................................... 15 a. Definisi Intellectual Capital ............................................................. 15 b. Komponen Intellectual Capital ........................................................ 17 c. Pengukuran Intellectual Capital ....................................................... 20 d. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) ................. 21 4. Pengungkapan Sustainability Report .................................................... 25 xii a. Pengungkapan Intellectual Capital .................................................. 26 5. Nilai Perusahaan ................................................................................... 28 B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 31 C. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 37 D. Hipotesis .................................................................................................... 38 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 42 A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 42 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 42 C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 43 D. Metode Analisis Data ................................................................................ 44 1. Statistik Deskriptif ................................................................................. 44 2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 44 a. Uji Normalitas ................................................................................... 45 b. Uji Multikolinearitas......................................................................... 46 c. Uji Autokorelasi ................................................................................ 46 d. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 47 3. Uji Hipotesis .......................................................................................... 48 a. Analisis Regresi Linear Berganda .................................................... 48 b. Koefisien Determinasi (R Square) .................................................... 49 c. Uji Statistik t (t-test).......................................................................... 49 d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................................... 50 E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 51 1. Variabel Independen.............................................................................. 51 2. Variabel Dependen ................................................................................ 60 BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 63 A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 63 1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................... 63 2. Perusahaan LQ45 .................................................................................. 63 3. Deskripsi Sampel Penelitian .................................................................. 64 B. Analisis Data Penelitian ............................................................................ 66 1. Analisis Statistik Deskriptif................................................................... 66 xiii 2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 68 a. Uji Normalitas ................................................................................... 68 b. Uji Multikolinearitas......................................................................... 70 c. Uji Autokorelasi ................................................................................ 71 d. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 72 3. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 74 a. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ........................................... 74 b. Hasil Koefisien Determinasi (R Square) .......................................... 76 c. Hasil Uji Statistik t (t-test) ................................................................ 76 d. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .............................. 78 C. Pembahasan ............................................................................................... 79 1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan .................... 79 2. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan ............................................................................................................... 81 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 83 A. Kesimpulan ............................................................................................... 83 B. Saran .......................................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85 LAMPIRAN ................................................................................................... 90 xiv DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 31 Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson ................................. 47 Tabel 3.2 Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report ................. 57 Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel .......................................................... 62 Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria ...................................... 65 Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel................................. 65 Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif ............................................................ 66 Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S).................... 70 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas......................................................... 71 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ............................................................... 72 Tabel 4.7 Pengambilan Keputusan Hasil Uji Autokorelasi ....................... 72 Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ...................... 74 Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi (R Square).................................... 76 Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t (t-test) ......................................................... 77 Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ....................... 78 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan di Indonesia yang Membuat Sustainability Report Tahun 2013-2015 ........................................................ 6 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................... 37 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram ................................. 68 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot ........................... 69 Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot .................... 73 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan VAICTM, SRD, dan Tobin’s Q ........................... 91 Lampiran 2. Hasil Olah Data Statistik ........................................................ 106 xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini telah membawa perubahan pada berbagai macam aspek terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Hal ini semakin meningkatkan persaingan yang ada di dalam dunia bisnis sehingga perusahaan dituntut untuk mengubah cara mereka dalam menjalankan bisnisnya. Agar dapat terus going concern, maka perusahaan perlu menyusun strategi dan kebijakan sesuai kondisi pasar. Hal tersebut membuat perusahaan mengubah strategi bisnisnya dari labor based business (bisnis berdasarkan tenaga kerja) menjadi knowledge based business (bisnis berdasarkan pengetahuan) (Aida & Rahmawati, 2015). Perusahaan menciptakan yang suatu menerapkan cara untuk knowledge mengelola based business pengetahuan akan (manajemen pengetahuan) sebagai sarana untuk memperoleh laba (Pramelasari, 2010). Penerapan knowledge based business ini bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif serta memberikan value added (nilai tambah) pada produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan (Oktari et al., 2016). Knowledge based business ini merupakan salah satu bentuk aset tidak berwujud (intangible assets) yaitu knowledge assets, seperti ide, informasi, kreativitas, dan pengetahuan sumber daya manusia. Knowledge assets lebih 1 dikenal sebagai intellectual capital (Nikmah & Irsyahma, 2016). Adanya transisi ke arah knowledge based business menyebabkan intellectual capital, khususnya efisiensi penggunaan Intellectual Capital meningkat secara signifikan (Ousama & Fatima, 2015). Banyaknya penelitian mengenai Intellectual capital (IC) diawali oleh Tom Stewart (1991) yang menulis artikel dengan judul Brain Power – How Intellectual Capital is Becoming America’s Most Valuable Asset (Ulum, 2009). Bermula dari saat itu, pada akhir tahun 1990-an, IC menjadi topik yang populer serta mendapat perhatian khusus dari cendekiawan, perusahaan, maupun investor (Ulum et al., 2015). Sedangkan, di Indonesia, fenomena IC mulai berkembang setelah munculnya PSAK No. 19 (revisi 2000) mengenai aset tidak berwujud. Menurut PSAK 19 (revisi 2015), aset tidak berwujud adalah aset non-moneter teridentifikasi tanpa wujud fisik (IAI, 2015). Beberapa contoh dari aset tidak berwujud yang disebutkan di dalam PSAK No. 19 (revisi 2015) antara lain ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar dan merek dagang (IAI, 2015). Walaupun di dalam PSAK No. 1 9 tidak secara eksplisit dijelaskan mengenai intellectual capital, namun hal ini telah membuktikan bahwa intellectual capital mulai mendapat perhatian (Ulum, 2009). Menurut Stewart (1991) dalam (Ulum, 2009), intellectual capital berisi informasi terkait dengan kekayaan intelektual, materi intelektual, pengetahuan, teknik inti, hubungan dengan konsumen, dan pengalaman yang 2 dapat dimanfaatkan untuk membuat perusahaan menjadi kaya. Sedangkan, menurut Roos (1997) dalam (Ulum, 2014), IC adalah kumpulan dari aset tersembunyi yang dimiliki oleh perusahaan, seperti merek, merek dagang, paten, dan semua yang termasuk aset yang tidak tercantum di dalam laporan keuangan. Secara garis besar, intellectual capital (IC) merupakan keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan, tenaga kerja perusahaan, dan prosedur pendukung yang diciptakan dengan adanya inovasi, modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu pengetahuan, dan pembelajaran yang berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Gozali & Hatane, 2014). Seiring dengan semakin meningkatnya perhatian terhadap intellectual capital (IC) maka muncullah persoalan penting mengenai sulitnya melakukan pengukuran dan penilaian terhadap IC tersebut. Hal inilah yang melatarbelakangi (Pulic, 1998) mengajukan pengukuran untuk menilai IC. Pengukuran IC yang digagas oleh (Pulic, 1998) disebut sebagai metode VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient). Komponen utama dari VAICTM adalah physical capital (VACA ‒ Value Added Capital Employed), human capital (VAHU ‒ Value Added Human Capital), dan structural capital (STVA ‒ Structural Capital Value Added) (Pulic, 1998). Metode VAICTM telah menarik perhatian selama 2 dekade terakhir. Beberapa peneliti dan praktisi telah mengadopsi metode VAICTM sebagai metode pengukuran IC. Walaupun dalam pengukurannya, metode ini 3 tidak secara langsung mengukur IC perusahaan, karena hanya memperlihatkan efisiensi dari value added (nilai tambah) sebagai hasil dari kemampuan IC perusahaan (Ulum, 2009). Menurut (Appuhami, 2007), semakin besar nilai IC perusahaan, maka semakin efisien penggunaan IC perusahaan sehingga dapat menciptakan value added (nilai tambah) bagi perusahaan. Value added (nilai tambah) yang dihasilkan dari IC inilah yang diyakini dapat memberikan peran penting dalam peningkatan nilai perusahaan. Seperti yang diketahui bahwa tujuan perusahaan bukan hanya untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya saja, tetapi juga untuk menyejahterakan para shareholder (pemegang saham) dan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, indikator nilai perusahaan tercermin pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Hermuningsih, 2013). Nilai pasar sebuah perusahaan tidak hanya dipengaruhi kepemilikan aset berwujud sebagai modal keuangan saja. Nilai pasar perusahaan juga dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan mendayagunakan nilai-nilai yang tidak tampak dari aset tidak berwujud dalam hal ini sebagai intellectual capital (Widiatmoko, 2015). Menurut (Bornemann & Leitner, 2002), adanya gap yang besar antara nilai pasar dengan nilai buku yang diungkapkan 4 karena perusahaan telah gagal melaporkan hidden value dalam laporan tahunannya. Oleh karena itu, dibutuhkan meningkatkan kualitas laporan pendekatan yang pantas untuk keuangan yaitu dengan mendorong peningkatan informasi intellectual capital. Informasi yang berkaitan dengan intellectual capital tersebut dapat terlihat apabila perusahaan melakukan pengungkapan terhadap IC tersebut. Dengan adanya pengungkapan IC (Intellectual Capital Disclosure), perusahaan dapat meningkatkan transparansi, status legitimasi, dan reputasi perusahaan (Oliveira et al., 2010). Pengungkapan intellectual capital dapat menjadi tambahan informasi bagi para stakeholder terkait dengan seberapa baik intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan. Pengungkapan intellectual capital dapat ditemukan di annual report, sustainability report, maupun di website perusahaan (Oliveira et al., 2010). Menurut (Utama & Mirhard, 2016), pengungkapan intellectual capital yang efektif adalah di dalam sustainability report (laporan berkelanjutan) karena stakeholder adalah common readers dari laporan tersebut. Berdasarkan (Global Reporting Initiative, 2013), sustainability report membantu perusahaan untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja, dan mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih berkelanjutan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Global Reporting Initiative (GRI), perusahaan di Indonesia yang membuat dan mempublikasikan sustainability report mengalami kenaikan dari tahun 2013-2015 yang terlihat dari Gambar 1.1 berikut ini : 5 Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan di Indonesia yang Membuat Sustainability Report Tahun 2013-2015 70 60 50 40 30 20 10 0 2013 2014 2015 Sumber : Data diperoleh dari website GRI Dari grafik di atas terlihat bahwa pada tahun 2013 sebanyak 46 perusahaan, tahun 2014 sebanyak 48 perusahaan, dan tahun 2015 sebanyak 63 perusahaan yang mempublikasikan sustainability reportnya. Jumlah perusahaan yang membuat sustainability report tersebut bukan hanya perusahaan publik saja, tetapi juga termasuk perusahaan non-publik. Pelaporan keberlanjutan ini menunjukkan tren yang positif, dimana setiap tahunnya jumlah perusahaan yang membuat laporan keberlanjutan semakin bertambah. Terlebih lagi, pada tanggal 8 Juni 2017, GRI telah meluncurkan standar GRI dengan menggunakan bahasa Indonesia (Global Reporting Initiative, 2017). Hal ini cukup membuktikan bahwa sustainability report telah mendapatkan perhatian di Indonesia. Perusahaan-perusahaan di Indonesia membuat sustainability report karena laporan ini dianggap sangat membantu perusahaan dalam memberikan informasi tambahan kepada stakeholder yang tidak dapat dilaporkan di laporan keuangan. Oleh karena itu, sustainability report (SR) dapat dijadikan 6 sebagai media penyampaian informasi perusahaan kepada para pemangku kepentingan (stakeholder), termasuk sebagai media penyampaian intellectual capital perusahaan (Oliveira et al., 2010). Dengan mengungkapkan intellectual capital di dalam sustainability report, maka dapat memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau calon investor untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih memilih untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki intellectual capital yang tinggi (Wang, 2008). Dengan banyaknya investor yang berinvestasi di perusahaan, maka dapat meningkatkan harga pasar saham perusahaan dan secara otomatis juga meningkatkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus lebih peduli terhadap sustainability report dan bagian-bagian dari IC (human capital, structural capital, dan capital employed) karena dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Utama & Mirhard, 2016). Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh intellectual capital dan pengungkapan intellectual capital terhadap nilai perusahaan telah diteliti oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Widarjo, 2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Aida & Rahmawati, 2015), dan (Marcelia & Purnomo, 2016). Adapun beberapa perbedaan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Pengungkapan intellectual capital di dalam beberapa penelitian sebelumnya dilihat dari annual report, sedangkan pada penelitian ini, 7 peneliti mencoba untuk melihat pengungkapan intellectual capital yang ada di dalam sustainability report. 2. Perusahaan yang digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya adalah perusahaan manufaktur dan perbankan, sedangkan dalam penelitian ini, perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45. 3. Periode penelitian dalam penelitian sebelumnya di bawah tahun 2013 dan hanya satu penelitian yang meneliti untuk periode 2014, sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan periode penelitian selama 3 tahun dari tahun 2013-2015. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan? 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan. b. Untuk menguji secara empiris pengaruh pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut : a. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, khususnya dalam menambah pengetahuan mengenai intellectual capital, pengungkapan sustainability report, dan nilai perusahaan. b. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu di bidang Akuntansi dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam bidang Akuntansi yang berkaitan dengan intellectual capital, pengungkapan sustainability report, dan nilai perusahaan. 9 c. Bagi Perusahaan Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan dalam memahami pemanfaatan intellectual capital dalam mencapai efisiensi operasional perusahaan sehingga mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan nilai perusahaan, serta memberikan masukan kepada perusahaan untuk terus membuat sustainability report yang dapat dijadikan sebagai media penyampaian informasi aktivitas perusahaan termasuk mengenai intellectual capital yang dimiliki oleh perusahaan. d. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada investor atau calon investor sebelum membuat keputusan investasi dengan mempertimbangkan intellectual capital sebagai salah satu indikator penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Resource Based Theory Resource Based Theory (RBT) pertama kali diperkenalkan oleh Wernelfelt (1984) dalam artikelnya yang berjudul “A Resource-based View of The Firm”. Artikelnya berisi ide dari Selznick (1957) dan Penrose (1959) yang membahas mengenai perusahaan atau organisasi sebagai sistem yang memproduksi sumber daya (Ulum, 2013). Resource Based Theory (RBT) membahas mengenai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya (Pramelasari, 2010). Sumber daya yang berharga dan langka dapat diarahkan untuk menciptakan keunggulan bersaing, sehingga sumber daya tersebut yang dimiliki mampu bertahan lama dan tidak mudah ditiru, ditransfer atau digantikan (Jafar, Habbe, & Mediaty, 2016). Sumber daya ini termasuk aset berwujud dan juga aset tidak berwujud yang ada di dalam perusahaan yang harus digunakan secara efektif guna mengimplementasikan strategi yang dapat mendatangkan profit bagi perusahaan (Riahi-belkaoui, 2003). Menurut (Susanto, 2007) agar dapat bersaing, perusahaan membutuhkan dua hal utama. Pertama, memiliki keunggulan dalam sumber daya yang dimilikinya, baik berupa aset yang berwujud (tangible 11 assets) maupun yang tidak berwujud (intangible assets). Kedua, adalah kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya tersebut secara efektif. Kombinasi dari aset dan kemampuan akan menciptakan kompetensi yang khas dari sebuah perusahaan, sehingga mampu memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan para pesaingnya. Menurut Barney dan Clark (2007) dalam (Simarmata & Subowo, 2016), intellectual capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya unik yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga dapat menciptakan value added atau nilai tambah bagi perusahaan. Dari penjelasan resource based theory di atas, intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan dan digunakan untuk menyusun dan menerapkan strategi perusahaan sehingga meningkatkan kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, resources based theory menjelaskan bahwa perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber daya intelektual (intellectual capital), baik itu karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) maupun structural capital. Sehingga perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pengelolaan intellectual capital yang dimiliki. Apabila sumber daya intelektual yang dimiliki perusahaan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan 12 dapat menciptakan value added bagi perusahaan yang dapat berpengaruh pada nilai perusahaan (Ningrum, 2012). 2. Signalling Theory Signalling theory (teori sinyal) menekankan pada pentingnya informasi yang menggambarkan keadaan suatu perusahaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi yang diungkapkan akan menjadi signal bagi investor. Pengumuman yang mengandung nilai positif diharapkan dapat berdampak pada reaksi pasar pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2000). Informasi-informasi berupa informasi financial dan informasi nonfinancial yang terdapat pada laporan tahunan dapat dijadikan sebagai signal kepada pihak diluar perusahaan. Pelaku pasar modal akan melakukan analisis terhadap informasi yang diumumkan oleh perusahaan sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Perusahaan yang mengharapkan agar saham perusahaan diminati dan dibeli oleh investor dapat menggunakan strategi pengungkapan pada laporan tahunan secara terbuka dan transparan untuk menarik minat investasi para investor (Devi et al., 2016). Investor sangat memerlukan informasi-informasi privat tersebut sebagai dasar untuk memutuskan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Manajemen akan berupaya untuk memberikan informasi privat apabila informasi tersebut sangat diminati oleh para investor karena volume perdagangan saham akan 13 dapat meningkat jika informasi yang diumumkan tersebut adalah berupa good news bagi investor (Devi et al., 2016). Miller dan Whiting (2008) dalam (Oktari et al., 2016) menyatakan bahwa signalling theory mengindikasikan bahwa perusahaan akan berusaha untuk menunjukkan sinyal berupa informasi positif kepada investor potensial melalui pengungkapan dalam laporan keuangan. Informasi tersebut tidak hanya dapat ditemukan di annual report, tetapi juga dapat ditemukan di website perusahaan dan sustainability report. Informasi-informasi yang diungkapkan tersebut tidak hanya informasi keuangan saja, tetapi juga informasi non-keuangan, seperti informasi mengenai aset tidak berwujud (intangible assets) perusahaan yaitu intellectual capital (IC). Pengungkapan IC yang efektif adalah di dalam sustainability report karena stakeholder adalah common readers dari laporan tersebut (Utama & Mirhard, 2016). Dengan mengungkapkan IC di dalam sustainability report, maka dapat memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau calon investor untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih memilih untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki IC yang tinggi (Wang, 2008). 14 3. Intellectual Capital a. Definisi Intellectual Capital Banyaknya penelitian mengenai intellectual capital (IC) diawali oleh Tom Stewart, pada Juni 1991, menulis sebuah artikel yang berjudul Brain Power - How Intellectual Capital Is Becoming America’s Most Valuabel Asset, yang mengantar IC kepada agenda manajemen (Ulum, 2009). Dalam artikelnya, Stewart mendefinisikan IC sebagai berikut : “The sum of everything everybody in your company knows that gives you a competitive edge in the market place. It is intellectual material – knowledge, information, intellectual property, experience – that can be put to use to create wealth.” Definisi intellectual capital telah banyak diungkapkan oleh beberapa peneliti. Roos et.al. (1997) dalam (Ulum, 2009) menyatakan bahwa : “IC includes all the processes and the assets which are not normally shown on the balance –sheet and all the intangible assests (trademarks, patent and brands).” Sedangkan, menurut Brooking (1996) dalam (Bontis et al., 2000), intellectual capital adalah : “The term given to the combined intangible assets of market, intellectual property, human-centred, and infrastructure – which enable the company to function.” Dari beberapa uraian di atas, intellectual capital (IC) merupakan keseluruhan dimensi dari perusahaan, yaitu relasi dengan pelanggan, tenaga kerja perusahaan, dan prosedur pendukung yang diciptakan dengan adanya inovasi, modifikasi pengetahuan saat ini, transfer ilmu 15 pengetahuan, dan pembelajaran yang berkelanjutan yang akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Gozali & Hatane, 2014). Salah satu definisi IC yang banyak digunakan adalah yang ditawarkan oleh Organisation Development for Economic Co-operation and (OECD) yang mendefinisikan intellectual capital sebagai nilai ekonomi dari dua kategori aset tak berwujud perusahaan yaitu organisational (structural) capital, yang mengacu pada hal seperti software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Kedua, human capital, meliputi sumber daya manusia di dalam perusahaan, yaitu sumber daya tenaga kerja atau karyawan dan sumber daya eksternal yang berkaitan dengan organisasi seperti konsumen dan supplier (Ulum, 2009). Dari berbagai definisi di atas, dapat dikatakan bahwa intellectual capital merupakan suatu konsep yang dapat memberikan sumber daya berbasis pengetahuan baru dan mendeskripsikan aktiva tidak berwujud yang jika digunakan secara optimal memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan demikian, intellectual capital merupakan pengetahuan yang memberikan informasi tentang nilai tak berwujud perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan keunggulan bersaing (Reskino & Margie, 2014). 16 b. Komponen Intellectual Capital (Bontis et al., 2000) menyatakan bahwa secara umum, para peneliti membagi intellectual capital ke dalam tiga komponen utama, yaitu : 1) Human Capital Human capital merupakan jantung dari intellectual capital. Human capital berkaitan dengan pengetahuan pegawai, kompetensi, skill, kapabilitas, dan inovasi (Bontis et al., 2000). Komponen ini menekankan kemampuan para pegawai akan berpengaruh pada kompetensi, sikap, dan agilitas mereka. Kompetensi termasuk skill dan pendidikan, sikap akan mempengaruhi tingkah laku karyawan, sedangkan agilitas karyawan berdasarkan inovasi dan solusi untuk memecahkan masalah (Bontis et al., 2000). Human capital merupakan sumber inovasi dan peningkatan, karena didalamnya terdapat pengetahuan, keterampilan dan kompentensi yang dimiliki oleh karyawan perusahaan. Human capital dapat meningkat jika perusahaan dapat memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan, kompetensi dan keterampilan karyawannya secara efisien. Dengan memiliki karyawan yang berkeahlian dan berketerampilan, maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan 17 tersebut. Meningkatnya kinerja perusahaan juga akan meningkatkan persepsi pasar (Prasetyanto, 2013). Oleh karena itu, human capital merupakan sumber daya kunci yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga perusahaan mampu bersaing dan bertahan di lingkungan bisnis yang dinamis. 2) Structural Capital Structural capital dari sebuah organisasi merepresentasikan seluruh sumber daya non-manusia seperti databass, proses manual, strategi, rutinitas, dan kebijakan (Bontis et al., 2000). Brinker (1997) dalam (Ulum, 2009) menyatakan bahwa structural capital adalah infrastruktur yang mendukung komponen sumber daya manusia dari intellectual capital. Selain itu, Edvinsson (1997) dalam (Ulum, 2009) berpendapat bahwa structural capital adalah infrastruktur yang mendukung terciptanya produktivitas karyawan. Menurut Cohen dan Kaimenakis (2007) dalam (Prasetyanto, 2013), sebuah organisasi tidak dapat menguasai human capital yang dimilikinya, sementara structural capital menjadi milik organisasi seutuhnya dan dapat dibagikan. Wibowo (2012) dalam (Prasetyanto, 2013) menyatakan bahwa structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja 18 karyawan. Sehingga walaupun karyawan memiliki pengetahuan yang tinggi namun bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak akan menghasilkan intellectual capital. Structural capital merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah organisasi guna menciptakan nilai tambah untuk produk yang dihasilkan dan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif. Jika sebuah organisasi memiliki structural capital yang sangat buruk, maka akan sangat sulit untuk meraih manfaat penuh dari IC secara keseluruhan (Bontis et al., 1998). Dapat disimpulkan bahwa structural capital dari sebuah organisasi terdiri dari infrastruktur, sistem dan kebijakan, serta prosedur sebuah organisasi. 3) Customer Capital Customer capital merupakan salah satu komponen penting dalam intellectual capital. Customer capital berbasis pada hubungan antara organisasi dan konsumennya. Customer capital berbasis pada pengetahuan untuk membuat kanal pemasaran dan hubungan dengan konsumen yang organisasi kembangkan dalam rangka pelaksanaan bisnis (Bontis et al., 2000). Oleh karena itu, konsumen merupakan sumber utama untuk mendapatkan penghasilan bagi sebuah perusahaan. Hal yang sangat penting bagi sebuah organisasi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. (Bontis et al., 1998) berpendapat bahwa 19 customer capital berbasis pada hubungan yang organisasi bangun dengan konsumen, supplier, dan stakeholders. Jika perusahaan mampu untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, customer capital merupakan komponen penting dari IC dan customer capital berbasis pada kepuasan konsumen, loyalitas, dan jaringan kerja atau network (Prasetyanto, 2013). c. Pengukuran Intellectual Capital Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu: pengukuran non-monetary dan ukuran monetary. Menurut (Tan, Plowman, & Hancock, 2007), berikut ini adalah daftar ukuran intellectual capital yang berbasis non-moneter menurut : 1) The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992) 2) Brooking’s Technology Broker method (1996) 3) The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone (1997) 4) The IC-index dikembangkan oleh Roos et. al. (1997) 5) Intangible Assets Monitor approach oleh Sveiby (1997) 6) The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000) 7) Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000) 20 8) The Ernst & Young Model dikembangkan oleh Barsky dan Marchant (2000) Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasis moneter adalah (Tan et al., 2007) : 1) The EVA dan MVA model oleh Bontis et. al. (1999) 2) The Market-to-book Value model (beberapa penulis) 3) Tobin’s Q method oleh Luthy (1998) 4) Pulic’s VAIC Model oleh Pulic (1998) 5) Calculated intangible value oleh Dzinkowski (2000) 6) The Knowledge Capital Earnings model oleh Lev dan Feng, (2001) Metode pengukuran intellectual capital yang paling sering digunakan oleh para peneliti adalah metode VAIC TM yang dikembangkan oleh (Pulic, 1998). Hal ini dikarenakan meode tersebut memiliki keunggulan berupa data yang dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angkaangka keuangan yang standar yang umumnya tersedia di dalam laporan keuangan perusahaan (Tan et al., 2007). d. Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) Metode Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) dikembangkan oleh (Pulic, 1998), didesain untuk menyajikan informasi tentang efisiensi penciptaan nilai (value creation efficiency) 21 dari aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. (Pulic, 1998) mengembangkan "Value Added Intellectual Coefficient" (VAICTM) untuk mengukur IC perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1998). (Tan et al., 2007) menyatakan bahwa output (OUT) merepresentasikan pendapatan (revenue) dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual di pasar, sedangkan input (IN) mencakup seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual capital (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai cost dan tidak masuk dalam komponen IN (Pulic, 1998). Value Added (VA) dipengaruhi oleh efisiensi dari human capital dan structural capital. Hubungan lainnya dari VA adalah capital employed. Oleh karena itu, (Pulic, 1998) membagi perhitungan intellectual capital ke dalam tiga komponen, yaitu physical capital atau capital employed (VACA – Value Added Capital Employed), 22 human capital (VAHU – Value Added Human Capital), dan structural capital (STVA – Structural Capital Value Added). 1) Value Added Capital Employed (VACA) Hubungan VA yang pertama adalah menggunakan modal fisik yang bekerja (Capital Employed atau CE). Hal ini merupakan indikator bahwa VA diciptakan oleh satu unit modal fisik (physical capital).Capital employed menunjukkan keharmonisan hubungan antara perusahaan dengan mitranya. Keharmonisan hubungan ini dapat berasal dari pemasok yang berkualitas, loyalitas pelanggan, dan kepuasan pelanggan dengan pelayanan perusahaan, serta hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar (Riahi-belkaoui, 2003). (Pulic, 1998) berasumsi bahwa jika 1 unit CE menghasilkan return yang lebih besar dalam satu perusahaan, maka perusahaan tersebut mampu memanfaatkan CA dengan lebih baik. Dengan demikian, pemanfaatan CA yang lebih baik adalah bagian dari IC perusahaan. Bila dibandingkan lebih dari sekelompok perusahaan, VACA menjadi indikator dari kemampuan intelektual perusahaan untuk lebih memanfaatkan modal fisik. 2) Value Added Human Capital (VAHU) VAHU menunjukkan berapa banyak VA diciptakan oleh satu rupiah yang diinvestasikan dalam karyawan. Hubungan antara VA dan HC menunjukkan kemampuan untuk menciptakan nilai HC 23 dalam sebuah perusahaan (Ulum, 2009). (Pulic, 1998) berpendapat bahwa total biaya gaji dan upah merupakan indikator dari human capital (HC) perusahaan. (Pulic, 1998) juga berpendapat bahwa sejak pasar menentukan gaji sebagai akibat dari kinerja, secara logis dapat disimpulkan bahwa keberhasilan HC harus dinyatakan dengan kriteria yang sama. Dengan demikian, hubungan antara VA dan HC menunjukkan kemampuan untuk menciptakan nilai HC dalam sebuah perusahaan. Demikian pula, jika dibandingkan dengan lebih dari satu kelompok perusahaan, VAHU menjadi indikator kualitas sumber daya manusia dari perusahaan dan kemampuan mereka untuk menghasilkan VA untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk HC. 3) Structural Capital Value Added (STVA) Komponen ketiga adalah Structural Capital Value Added (STVA), yang menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai. Dalam model (Pulic, 1998), SC adalah VA dikurangi HC. Apabila kontribusi dalam penciptaan nilai HC kurang, maka semakin besar kontribusi dari SC. (Pulic, 2000) berpendapat bahwa hal ini telah diverifikasi oleh penelitian empiris yang menunjukkan sektor industri tradisional. Dalam industri berat dan pertambangan misalnya, VA hanya sedikit lebih besar dari HC, dengan komponen SC yang tidak 24 signifikan. Di sisi lain, dalam industri farmasi dan sektor perangkat lunak, situasi yang sama sekali berbeda diamati. HC menciptakan hanya 25-40 persen dari seluruh VA dan kontribusi besar disebabkan oleh SC (Pulic, 2000). Oleh karena itu, hubungan antara ketiga VA dan SC yang digunakan dihitung dengan cara yang berbeda karena HC dan SC berada dalam proporsi terbalik sejauh menyangkut penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang diperlukan untuk menghasilkan rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana SC sukses dalam penciptaan nilai. Tidak seperti VACA dan VAHU, VA adalah pada penyebut untuk STVA (Pulic, 2000). 4. Pengungkapan Sustainability Report Sustainability report adalah sebuah laporan yang bersifat voluntary (sukarela) yang diterbitkan oleh perusahaan yang terpisah dari annual report yang mendukung perusahaan untuk mengungkapkan informasiinformasi yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasional bisnis mereka. (Global Reporting Initiative, 2013) mendefinisikan sustainability report (SR) sebagai suatu praktik untuk mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan seperti tanggung jawabnya terhadap pihak internal dan eksternal (stakeholder) agar tercapainya pembangunan yang berkelanjutan. Selain sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan berkelanjutan, laporan ini juga dapat mengungkapkan semua aktivitas 25 operasional perusahaan yang tidak dapat diungkapkan di annual report. Laporan ini dapat berisi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dilaporkan sehingga stakeholder dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam perusahaan tersebut. Sehingga sustainability report dapat menjadi media bagi para stakeholder untuk mengetahui informasi tentang pencapaian-pencapaian perusahaan sebagai rasa tanggung jawab atas aktivitas perusahaan tersebut (Oliveira et al., 2010). Ada banyak pengungkapan (disclosure) yang terdapat di dalam sustainability report. (Global Reporting Initiative, 2013) mengelompokkan pedoman pengungkapan sustainability report ke dalam 3 bagian, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Tidak hanya itu, sustainability report juga menyediakan informasi mengenai IC yang dapat membantu perusahaan untuk lebih menambah proses penciptaan nilai (value creation) (Utama & Mirhard, 2016). a. Pengungkapan Intellectual Capital Pengungkapan intellectual capital pengungkapan atas modal intelektual merupakan tingkat yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang telah diidentifikasi sebagai seperangkat aset tak berwujud yang mendorong penciptaan nilai karena kemampuannya dalam mendorong kinerja organisasi (Bontis et al., 1998). IC dapat didefinisikan sebagai jumlah dari yang dihasilkan oleh tiga komponen utama organisasi (Bontis et al., 2000), yaitu modal manusia (human capital), modal organisasi (structural capital atau organizational 26 capital), dan modal pelanggan (relational capital atau customer capital). Menurut Abeysekera (2006) dalam (Wahyuni & Rasmini, 2016), pengungkapan modal intelektual adalah sebuah laporan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan secara luas bagi pengguna laporan, yang tidak ikut serta dalam proses penyusunan laporan tersebut sehingga para pengguna dapat memperoleh informasi yang mereka inginkan. Dari perspektif perusahaan, sustainability report dapat digunakan bersamaan dengan annual report dan dokumen-dokumen lainnya untuk mengungkapkan informasi mengenai intellectual capital (IC) perusahaan. Sedangkan, dari perspektif pengguna, sustainability report dapat digunakan untuk mendapatkan informai yang berkaitan dengan intellectual capital (IC) perusahaan (Cinquini et al., 2012). Oleh karena itu, pengungkapan IC (IC Disclosure) yang efektif adalah di dalam sustainability report karena stakeholder adalah common readers dari laporan tersebut (Utama & Mirhard, 2016). Dengan mengungkapkan IC di dalam sustainability report, maka dapat memberikan sinyal-sinyal positif kepada investor atau calon investor untuk keputusan investasinya karena investor akan lebih memilih untuk melakukan investasi pada perusahaan yang memiliki IC yang tinggi (Wang, 2008). 27 5. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaan juga baik. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi (Hermuningsih, 2013). Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan karena pada dasarnya tujuan manajemen perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan (Simarmata & Subowo, 2016). Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga 28 pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen aset (Hermuningsih, 2013). Rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan di masa lampau dan prospeknya di masa depan (Sukamulja, 2004). Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah gambaran nilai perusahaan dari perspektif investor (Gozali & Hatane, 2014). Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan (Sukamulja, 2004). Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, 2004). Menurut Suranta & Mas’ud (2003) dalam (Bemby et al., 2015), nilai perusahaan diukur melalui Tobin’s Q yang diformulasikan sebagai berikut: 29 𝐐= 𝐄𝐌𝐕 + 𝐃 𝐄𝐁𝐕 + 𝐃 Dimana : Q : Nilai Perusahaan EMV : Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value) D : Nilai Buku dari Total Hutang (Book Value of Total Debt) EBV : Nilai Buku dari Ekuitas (Equity Book Value) Equity Market Value (EMV) diperoleh dari hasil perkalian harga saham pada penutupan akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. Equity Book Value (EBV) diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total kewajibannya. Semakin besar nilai Tobin’sQ menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004). 30 B. Penelitian Terdahulu Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh para peneliti yang berhubungan dengan intellectual capital, nilai perusahaan, dan pengungkapan sustainability report : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Peneliti 1. (Marcelia & Pengaruh Nilai 1. Menggunakan 1. Menggunakan PBV sebagai 1. Nilai tambah modal intelektual Purnomo, Tambah Modal VAICTM sebagai proksi nilai perusahaan. tidak berpengaruh terhadap 2016) Intelektual dan proksi modal 2. Pengungkapan modal pengungkapan modal intelektual Pengungkapan intelektual. intelektual dilihat dari laporan 2. Pengungkapan modal intelektual Modal Intelektual 2. Menggunakan tahunan (annual report). tidak berpengaruh terhadap nilai Terhadap Nilai content analysis 3. Alat analisis menggunakan perusahaan. Perusahaan (Studi (analisis isi) dalam Partial Least Square (PLS). 3. Nilai tambah modal intelektual pada Perusahaan menghitung berpengaruh terhadap nilai Perbankan yang pengungkapan perusahaan. Terdaftar di BEI) intellectual 4. Nilai tambah modal intelektual capital. berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui pengungkapan modal intelektual sebagai variabel intervening. Bersambung ke halaman berikutnya No. 31 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan) Judul Persamaan Perbedaan Penelitian 2. The Impact of 1. Menggunakan 1. Menggunakan M/B sebagai TM Intellectual VAIC sebagai proksi kinerja pasar. Capitals of proksi 2. Sampel yang digunakan Pharmaceutical intellectual sebanyak 26 perusahaan Companies capital. farmasi yang listed di Tehran Listed in Tehran 2. Menggunakan Stock Exchange selama Stock Exchange Tobin’s Q tahun 2008-2012. on Their Market sebagai proksi 3. Alat analisis data Performance kinerja pasar. menggunakan multivariate regression. 3. (Aida & Pengaruh Modal 1. Menggunakan 1. Menggunakan EPS sebagai TM Rahmawati, Intelektual dan VAIC sebagai proksi nilai perusahaan. 2015) Pengungkapann proksi modal 2. Sampel yang digunakan ya Terhadap intelektual. sebanyak 158 pengamatan Nilai 2. Menggunakan pada perusahaan manufaktur Perusahaan : content analysis yang listed di BEI selama Efek Intervening (analisis isi) tahun 2010-2013. Kinerja dalam 3. Pengungkapan modal Perusahaan menghitung intelektual dilihat dari pengungkapan laporan tahunan (annual intellectual report). capital. 4. Alat analisis menggunakan path analysis (analisis jalur). Bersambung ke halaman berikutnya No. Nama Peneliti (Chizari et al., 2016) Hasil Penelitian 1. Intellectual capital (VAICTM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pasar, dimana komponen VAICTM yaitu capital employed memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja pasar perusahaan. 1. Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. 2. Kinerja keuangan mampu memediasi pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan. 3. Pengungkapan intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 4. Kinerja keuangan mampu memediasi pengaruh pengungkapan intellectual capital terhadap nilai perusahaan. 32 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan) No. 4. Nama Peneliti (Awaluddin , 2014) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Pengaruh Nilai dan 1. Menggunakan 1. Menggunakan price earning Pengungkapan VAICTM sebagai ratio (PER) sebagai proksi Intellectual Capital proksi intellectual nilai perusahaan. Terhadap Nilai capital. 2. Pengungkapan intellectual Perusahaan Badan 2. Menggunakan capital dilihat dari laporan Usaha Milik content analysis tahunan (annual report). Negara yang (analisis isi) dalam 3. Sampel yang digunakan Terdaftar di Bursa menghitung sebanyak 9 perusahaan selama Efek Indonesia pengungkapan 5 periode yaitu tahun 2008intellectual 2012 pada perusahaan BUMN capital. yang listed di BEI. 5. (Berzkalne Intellectual Capital 1. Menggunakan 1. Sampel yang digunakan & Zelgalve, and Company VAICTM sebagai sebanyak 64 perusahaan 2014) Value proksi intellectual publik di negara-negara Baltik capital. selama tahun 2005-2011. 2. Menggunakan 2. Alat analisis data Tobin’s Q sebagai menggunakan correlation proksi nilai analysis. perusahaan. Bersambung ke halaman berikutnya Hasil Penelitian Nilai intellectual capital dan pengungkapan intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Intellectual capital (VAICTM) dan nilai perusahaan (Tobin’s Q). 33 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan) No. 6. Nama Peneliti (Jacub, 2012) Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian Pengaruh 1. Menggunakan 1. Menggunakan price earning Intellectual capital dan Intellectual Capital VAICTM sebagai ratio (PER) sebagai proksi pengungkapan intellectual capital dan proksi intellectual nilai perusahaan. berpengaruh positif terhadap nilai Pengungkapannya capital. 2. Sampel yang digunakan perusahaan. Terhadap Nilai 2. Menggunakan sebanyak 9 perusahaan selama Perusahaan (Studi content analysis 5 periode yaitu tahun 2006Empiris Pada (analisis isi) dalam 2010 pada perusahaan farmasi Perusahaan menghitung yang listed di BEI. Farmasi di BEI) pengungkapan 3. Pengungkapan intellectual intellectual capital dilihat dari laporan capital. tahunan (annual report). 7. (Cinquini et Analyzing Menggunakan content 1. Menggunakan SRI sebagai 1. Pengungkapan IC dalam al., 2012) Intellectual Capital analysis (analisis isi) proksi pengungkapan sustainability report meningkat Information in dalam menghitung sustainability report. dari tahun 2005-2006. Sustainability pengungkapan 2. Sampel yang digunakan 2. Komponen IC yang paling Reports: Some sustainability report. sebanyak 37 perusahaan yang banyak diungkapkan dalam Empirical Evidence listed di Italian Stock sustainability report adalah Exchange selama tahun 2005human capital. 2006 (total 74 pengamatan). 3. Sustainability report dapat menjadi media untuk mengungkapan informasi yang berkaitan dengan intellectual capital perusahaan. Bersambung ke halaman berikutnya 34 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan) No. 8. Nama Peneliti (Sirojudin & Nazaruddin, 2011) Judul Penelitian Persamaan Pengaruh Modal 1. Menggunakan 1. Intelektual dan VAICTM sebagai Pengungkapannya proksi intellectual Terhadap Nilai dan capital. 2. Kinerja 1. Menggunakan Perusahaan content analysis (analisis isi) dalam 3. menghitung pengungkapan intellectual capital. 9. (Widarjo, Pengaruh Modal 1. Menggunakan 1. TM 2011) Intelektual Dan VAIC sebagai Pengungkapan proksi modal Modal Intelektual intelektual. 2. Pada Nilai 2. Menggunakan Perusahaan Yang content analysis Melakukan Initial (analisis isi) dalam Public Offering menghitung pengungkapan 3. intellectual capital. Bersambung ke halaman berikutnya Perbedaan Menggunakan EPS, ROE, 1. dan ROA sebagai proksi nilai dan kinerja perusahaan. Pengungkapan intellectual capital dilihat dari laporan 2. tahunan (annual report). Alat analisis menggunakan Partial Least Square (PLS). 3. Hasil Penelitian Modal intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan kinerja perusahaan. Pengungkapan modal intelektual berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengungkapan modal intelektual tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Menggunakan initial market 1. Modal intelektual tidak value sebagai proksi nilai berpengaruh secara signifikan perusahaaan. terhadap nilai perusahaan Sampel yang digunakan 2. Pengungkapan modal intelektual adalah 31 perusahaan yang berpengaruh positif pada nilai melakukan penawaran umum perusahaan. saham perdana selama tahun 1999-2007. Pengungkapan intellectual capital dilihat dari laporan tahunan (annual report). 35 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan) No. 10. Nama Peneliti (Oliveira et al., 2010) Judul Penelitian Intellectual Capital Reporting in Sustainability Reports Persamaan Perbedaan Menggunakan content 1. Penelitian ini menggunakan 1. analysis (analisis isi) Adherence to GRI dalam menghitung Guidelines,industry pengungkapan differences, firm size, dan sustainability report. stock market listing sebagai variabel independen serta Intellectual Capital Disclosure Index (ICI) sebagai variabel dependen. 2. 2. Sampel yang digunakan adalah 42 perusahaan yang terdaftar di website BCSD Portugal tahun 2006. Hasil Penelitian Pengungkapan intellectual capital lebih banyak ditemukan di sustainability report perusahaan yang memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap GRI Guidelines dan perusahaan yang listed di Portuguese Stock Exchange. Sustainability report dapat menjadi media untuk mengungkapan informasi yang berkaitan dengan intellectual capital perusahaan. Sumber : Data diolah sendiri 36 C. Kerangka Pemikiran Melihat adanya hubungan antara intellectual capital, nilai perusahaan, dan pengungkapan sustainability report, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 berikut ini : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report Terhadap Nilai Perusahaan Intellectual Capital (VAICTM) Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) Variabel Independen (X1) Pengungkapan Sustainability Report Variabel Dependen (Y) Variabel Independen (X2) Metode Analisis Data (Multiple Linear Regression Analysis) Hasil Penelitian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran 37 D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan dugaan sementara mengenai suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan resource based theory, perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber daya intelektual (intellectual capital), baik itu karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital sehingga perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pengelolaan intellectual capital yang dimiliki (Ningrum, 2012). Perusahaan yang memiliki intellectual capital tinggi akan direspon positif oleh investor dengan melakukan penanaman modal sehingga hal tersebut akan berdampak pada naiknya nilai perusahaan (Indrajaya, 2015). Penelitian (Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Chizari et al., 2016), dan (Hejazi et al., 2016) berhasil membuktikan bahwa intellectual capital yang diproksikan dengan metode VAICTM memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Di Indonesia, penelitian tentang intellectual capital diantaranya telah dilakukan oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Gozali & Hatane, 2014), (Soebyakto et al., 2015), (Simanungkalit, 2015), dan (Simarmata & Subowo, 2016) yang 38 menemukan bahwa intellectual capital yang diproksikan dengan metode VAICTM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan proksi market to book value (M/B), price to book value (PBV), price earning ratio (PER),dan Tobin’s Q. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu mengenai intellectual capital dan nilai perusahaan, maka maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 2. Pengaruh Sustainability Report Dislosure terhadap Nilai Perusahaan Menurut (Utama & Mirhard, 2016), salah satu tujuan perusahaan menerbitkan sustainability report adalah untuk mengungkapkan infromasi tambahan yang berkaian dengan aktivitas perusahaan. Informasi tambahan ini akan membantu perusahaan untuk membangun transparansi bagi stakeholder sehingga nantinya akan meningkatkan reputasi yang berkaitan dengan intellectual capital. Berdasarkan definisi dari intellectual capital, IC terdiri dari 3 komponen yaitu human capital, structural capital, dan relational capital. Informasi mengenai komponen IC tersebut dapat ditemukan di annual report dan sustainability report. Annual report menunjukkan jumlah dari komponen tersebut, sedangkan sustainability report menjelaskan secara detail mengenai komponen-komponen IC tersebut (Utama & Mirhard, 2016). 39 (Global Reporting Initiative, 2013) menyediakan pedoman tentang bagaimana menyusun sustainability report yang baik. Pedoman yang dibuat oleh (Global Reporting Initiative, 2013) memiliki instrumen yang sama dengan instrumen IC. Menurut (Oliveira et al., 2010), perusahaan yang listed di pasar modal menggunakan sustainability report sebagai media untuk mengungkapkan informasi IC bagi stakeholder. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan stakeholder dengan mengungkapkan intellectual capital di dalam sustainability report. Penelitian yang dilakukan oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Widarjo, 2011), (Jacub, 2012), dan (Awaluddin, 2014) menemukan bahwa pengungkapan intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaaan yang diukur menggunakan price earning ratio (PER) dan earning per share (EPS). Hal ini dikarenakan perusahaaan yang mengungkapkan lebih banyak komponen intellectual capital cenderung memiliki nilai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi. Pengungkapan intellectual capital menjadi pendorong utama bagi penciptaan nilai perusahaan (Jacub, 2012). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Oliveira et al., 2010), (Cinquini et al., 2012), (dan (Utama & Mirhad, 2016) menemukan bahwa sustainability report dapat menjadi media yang efektif untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan intellectual capital 40 yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dapat disusun adalah sebagai berikut : H2 : Pengungkapan Sustainability Report berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kausalitas, yaitu penelitian untuk mengetahui hubungan yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih maka penelitian ini menggunakan desain penelitian hubungan sebab-akibat (kausalitas) (Sugiyono, 2005). Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan kausalitas antara intellectual capital dengan nilai perusahaan, serta pengungkapan sustainability report dengan nilai perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 periode 2013 sampai 2015. Pemilihan populasi perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 dikarenakan perusahaan LQ45 adalah perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi pasar tertinggi yang artinya perusahaan tersebut memiliki harga saham yang tinggi pula. Pemilihan periode penelitian selama 3 tahun dari tahun 2013-2015 adalah dikarenakan pada rentang tahun tersebut sudah mulai banyak perusahaan LQ45 yang secara konsisten membuat dan menerbitkan sustainability report selama periode tersebut. B. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Menurut (Sugiyono, 2005), purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber 42 data dianggap paling tahu mengenai apa yang diharapkan sehingga mempermudah peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang diteliti. Tujuan dilakukannya metode purposive sampling adalah untuk menghindari adanya ambiguitas yang disampaikan oleh informasi-informasi tersebut. Adapun kriteria-kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain : 1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 selama periode 2013-2015 2. Perusahaan yang membuat dan mempublikasikan laporan keuangan dan sustainability report (laporan keberlanjutan) secara berturut-turut selama periode 2013-2015 3. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan untuk variabel penelitian ini Pertimbangan-pertimbangan di atas dibuat untuk menghasilkan sampel yang dapat mewakili populasi yang sebenarnya. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data tersebut berupa laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan dan sustainability report (laporan berkelanjutan) selama periode 2013 – 2015. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di http://www.idx.co.id dan website resmi perusahaan yang bersangkutan. Selain itu, juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dalam penelitian ini. 43 D. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengolah suatu data penelitian dengan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan perhitungan ilmu statistik yaitu dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 24. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik, koefisien determinasi, dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai masing-masing metode analisis data tersebut adalah sebagai berikut : 1. Statistik Deskriptif Analisis statistik merupakan analisis yang digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi yang berkaitan dengan variabel penelitian secara umum. Penelitian ini menggunakan tabel distribusi yang menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, mean, sum, range, standar deviasi, dan varian (Ghozali, 2013). 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model dalam penelitian ini. Pengujian ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa di dalam model regresi tidak terdapat multikolinearitas, heterokedastisitas, autokorelasi, serta untuk memastikan bahwa data yang dihasilkan terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013). 44 a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi uji normalitas pada penelitian dilakukan dengan uji grafik histogram dan grafik normal p-plot. Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan 2 grafik tersebut adalah sebagai berikut (Ghozali, 2013) : 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka mdel regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar auh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi hasil uji normalitas data. Untuk meningkatkan Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan p-value > 0,05, maka data terdistribusi normal dan sebaliknya, jika p-value < 0,05, maka data tersebut terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013). 45 b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013). Multikolinearitas dapat dilihat dengan menganalisis nilai VIF (Variance Inflation Factor). Suatu model regresi menunjukkan adanya multikolinearitas jika nilai Tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, dan sebaliknya apabila nilai Toleransi > 0,10 dan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013). Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin-Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut (Ghozali, 2013) adalah sebagai berikut : 46 Tabel 3.1 Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson Hipotesis 0 Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Sumber : (Ghozali, 2013) Keputusan Tolak No decision Tolak No decision Terima Jika 0 < d < dI dI ≤ d ≤ dU 4-dI < d < 4 4-dU ≤ d ≤ 4-dI dU ≤ d < 4-dU d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lan tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2013). Untuk mengetahui apakah model yang diuji adalah homoskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di-standardized. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian 47 menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain melihat dari grafik plot dapat juga digunakan Uji Glejser untuk menguatkan apakah data yang akan diolah terjadi gangguan heteroskedastisitas atau tidak. Uji Glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila nilai sig. dari hasil dari uji Glejser > 0,05 maka dapat disimpulkan data tidak mengalami gangguan heterokedastisitas, dan sebaliknya (Ghozali, 2013). 3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Linear Berganda Jika satu variabel dependen bergantung pada lebih dari satu variabel independen, hubungan antara kedua variabel disebut analisis regresi linear berganda (multiple linear regression) (Ghozali, 2013). Analisis regresi dilakukan untuk menguji seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen serta untuk mengetahui arah hubungan tersebut (Ghozali, 2013). Hasil pengujian tersebut akan memberikan hasil dari penolakan atau penerimaan dari hipotesis penelitian. Penelitian ini menggunakan software SPSS untuk memprediksi hubungan 48 antara variabel independen dengan variabel dependen. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tobin’s Q = a + β1VAIC + β2SRD + e Keterangan : Tobin’s Q : Nilai Perusahaan a : Konstanta VAIC : Intellectual Capital SRD : Pengungkapan Sustainability Report β1,2,3 : Koefisien regresi e : Error b. Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien determinasi (R Square) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). c. Uji Statistik t (t-test) Menurut (Ghozali, 2013), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara 49 individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan di dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut ini kriteria pengambilan keputusan uji statistik F : 1) Jika nilai F hitung > nilai F tabel, artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Jika nilai F hitung < nilai F tabel, artinya semua variabel independen secara bersama-sama dan tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 50 Selain itu, uji statistik F dapat dilihat berdasarkan probabilitas (signifikansi). Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). E. Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel intellectual capital dan pengungkapan sustainability report sebagai variabel independen dan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. 1. Variabel Independen Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intellectual capital dan pengungkapan sustainability report. a. Intellectual Capital Intellectual capital diukur dengan metode VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient) yang dikembangkan oleh (Pulic, 1998) yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh ketiga komponennya, yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU) dan Structural Capital Value Added (STVA). Metode VAICTM dipilih sebagai proksi dalam penelitian ini adalah karena VAICTM dianggap mampu menunjukkan nilai sebenarnya dari kinerja suatu perusahaan karena tujuan utama dalam 51 bisnis yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untuk dapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada mereka) (Pulic, 1998). Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang telah menggunakan metode VAICTM sebagai proksi dalam menghitung intellectual capital adalah (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Widarjo, 2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Aida & Rahmawati 2015), (Chizari et al., 2016), dan (Marcelia & Purnomo, 2016). Tahapan-tahapan dan formulasi perhitungan nilai VAICTM dijelaskan sebagai berikut : Tahap pertama : Menghitung Value Added (VA). VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1998). 𝐕𝐀 = 𝐎𝐔𝐓 − 𝐈𝐍 Dimana : OUT : Output : total penjualan dan pendapatan lain IN : Input : beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan) VA : Value Added Tan et al. (2007) dalam (Prasetyanto, 2013) menyatakan bahwa output (OUT) merepresentasikan revenue dan mencakup seluruh produk dan jasa yang dijual dipasar, sedangkan input (IN) mencakup 52 seluruh beban yang digunakan dalam memperoleh revenue. Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam IN. Karena peran aktifnya dalam proses value creation, intellectual capital (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung sebagai cost dan tidak masuk dalam komponen IN (Pulic, 1998). Selain itu, value added (VA) juga dapat dihitung dari akun-akun perusahaan sebagai berikut : 𝐕𝐀 = 𝐎𝐏 + 𝐄𝐂 + 𝐃 + 𝐀 Dimana : OP : Operating profit (laba operasi) EC : Employee cost (beban karyawan) D : Depreciation (depresiasi) A : Amortisation (amortisasi) Tahap Kedua : Menghitung Value Added Capital Employed (VACA). Menurut (Pulic, 2000) dalam penciptaan nilai intellectual capital membutuhkan modal finansial dan fisik. Value added capital employed coefficient (VACA) mengungkapkan seberapa besar nilai baru telah dibuat oleh satu unit moneter yang diinvestasikan dalam modal usaha. VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh suatu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusiyang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan.VACA dirumuskan sebagai berikut: 53 𝐕𝐀𝐂𝐀 = 𝐕𝐀⁄𝐂𝐄 Dimana: VACA : Value Added Capital Employed VA : Value Added CE : Capital Employed : nilai buku dari aset bersih (total aset) Tahap Ketiga : Menghitung Value Added Human Capital (VAHU). VAHU merupakan nilai koefisien nilai tambah dari human capital. (VAHU) menunjukkan berapa banyak VA yang dihasilkan dari satu satuan moneter yang diinvestasikan pada karyawan atau tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap Rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added perusahaan. Karena peranan modal manusia sangatlah penting dalam konsep yang berbasis pengetahuan, maka VAHU merupakan salah satu elemen penting dalam konsep intellectual capital. Oleh karena itu, VAHU dirumuskan sebagai berikut: 𝐕𝐀𝐇𝐔 = 𝐕𝐀⁄𝐇𝐂 Dimana : VAHU : Value Added Human Capital VA : Value Added HC : Human Capital : beban karyawan (total salaries dan wages karyawan) Tahap Keempat : Menghitung Structural Capital Value Added (STVA). Rasio ini mengukur jumlah structural capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu rupiah dari value added dan 54 merupakan indikasi bagaimana keberhasilan structural capital dalam value creation. STVA dirumuskan sebagai berikut: 𝐒𝐓𝐕𝐀 = 𝐒𝐂⁄𝐕𝐀 Dimana : STVA : Structural Capital Value Added SC : Structural Capital (VA – HC) VA : Value Added Tahap Kelima : Menghitung Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM). VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual perusahaan yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indikator). VAICTM merupakan penjumlahan dari tiga komponen sebelumnya, yaitu VACA, VAHU, dan STVA (Ulum, 2009). 𝐕𝐀𝐈𝐂 𝐓𝐌 = 𝐕𝐀𝐂𝐀 + 𝐕𝐀𝐇𝐔 + 𝐒𝐓𝐕𝐀 b. Pengungkapan Sustainability Report Dalam penelitian ini, pengungkapan sustainability report menjadi variabel independen. Sustainability report menyediakan informasi mengenai IC yang dapat membantu perusahaan untuk lebih menambah proses penciptaan nilai (value creation) (Utama & Mirhard, 2016). (Cinquini et al., 2012) menyatakan bahwa item-item intellectual capital (IC) yang diungkapkan di sustainability report (SR) dapat membantu perusahaan dalam menyampaikan informasi yang berkaitan 55 dengan IC mereka. Formulasi dari pengungkapan intellectual capital di dalam sustainability report dijelaskan sebagai berikut : SRD =∑𝒎 𝒊=𝟏 𝒅𝒊 m Dimana di 0 atau 1, jika : di : 0 jika item tidak diungkapkan di : 1 jika item diungkapkan m : jumlah item maksimum yang diungkapkan (88 item) SRD : Sustainability Report Disclosure (Oliveira et al., 2010) mengklasifikasikan item-item pengungkapan intellectual capital dalam sustainability report ke dalam strategy (21 item), processes (11 item), innovation, research, and development (8 item), technology (5 item), customers (14 item), serta human capital (29 item). Penelitian ini menggunakan proksi SRD dalam mengukur pengungkapan sustainability report dikarenakan penelitian yang berkaitan dengan pengungkapan intellectual capital di dalam sustanability report masih sangat terbatas sehingga peneliti memilih untuk menggunakan proksi yang telah digunakan sebelumnya oleh (Oliveira et al., 2010) dan juga karena proksi ini dapat mewakili semua item-item dari IC yang ada di dalam sustainability report. Adapun item-item pengungkapan intellectual capital dalam sustainability report berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Oliveira et al., 2010) sebagai berikut: 56 Tabel 3.2 Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report No. Item Pengungkapan IC a. Strategy (21 item) 1) New products or services and technology 2) Investments in new business 3) Strategic alliances or agreements 4) Acquisitions and mergers 5) Leadership 6) Network of suppliers and distribution 7) Supplier evaluation policy 8) Image and brand 9) Corporate culture 10) Best practices 11) Organisational structure 12) Environmental investments 13) Community involvement 14) CSR and objective 15) Shareholders’ structure 16) Price policy 17) Business vision, objectives, and consistency of strategy 18) Quality of products or services 19) Marketing activities 20) Stakeholder relationships 21) Risk management b. Processes (11 item) 1) Efforts related to the working environment 2) Internal sharing of knowledge and information communication 3) External sharing of knowledge and information communication 4) Measure of internal or external failures 5) Environmental approvals and statements or policies 6) Utilisation of energy, raw materials, and other input goods 7) Efficiency 8) Business model 9) Installed capacity 10) Litigations or law suits or sanctions 11) Quality approvals and and statements or policies Bersambung ke halaman berikutnya 57 Tabel 3.2 Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report (lanjutan) c. Innovation, Research, and Development (8 item) 1) Policy, strategy, and or objectives of I&R&D activities 2) I&R&D expenses 3) I&R&D in basic research 4) I&R&D in product design or development 5) Futures projects or projects in course regarding I&R&D 6) Details of firm patents 7) Patents, licenses, papers, etc 8) Patents pending d. Technology (5 item) 1) Investments in information technology – description, reason, and or expenses 2) Information technology systems and facilities 3) Software assets 4) Web transactions 5) Number of visits to the web e. Customers (14 item) 1) Number of customers 2) Sales breakdown by customer 3) Annual sales per segment or product 4) Average customer size 5) Customer relationships 6) Customer satisfaction 7) Education or training of customers 8) Customers by employee 9) Value added per customer or segment 10) Market share, breakdown by country or segment or product 11) Relative market share to competitors 12) Repurchase or customer seniority and loyalty 13) New customers 14) Production by customer or customer by product Bersambung ke halaman berikutnya 58 Tabel 3.2 Item Pengungkapan IC dalam Sustainability Report (lanjutan) f. Human Capital (29 item) 1) Staff breakdown by age 2) Staff breakdown by seniority 3) Staff breakdown by gender 4) Staff breakdown by job function or business area 5) Staff breakdown by level of education 6) Staff breakdown by geographic area or by country 7) Staff breakdown by type of contract 8) Rate of staff turnover 9) Changes in number of employees 10) Staff health and safety 11) Absence 12) Staff interview 13) Policy on competence development 14) Description of competence development program and activities 15) Education and training policy 16) Education and training expenses 17) Education and training expenses/number of employee 18) Employee expenses 19) Recruitment policies 20) Job rotation opportunities 21) Career opportunities 22) Remuneration and evaluation systems 23) Incentive systems and fringe benefits 24) Pensions 25) Insurance policies 26) Income or assets by employee 27) Value added/employee or production/employee 28) Employee quality and experience 29) Management quality and experience Sumber : (Oliveira et al., 2010) 59 2. Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan. Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q adalah perbandingan antara market value of equity ditambah dengan hutang (debt) dengan book market value ditambah dengan hutang (debt). Menurut Suranta & Mas’ud (2003) dalam (Bemby et al., 2015), nilai perusahaan diukur melalui Tobin’s Q yang diformulasikan sebagai berikut : 𝐐= 𝐄𝐌𝐕 + 𝐃 𝐄𝐁𝐕 + 𝐃 Dimana : Q : Nilai Perusahaan EMV : Nilai Ekuitas Pasar (Equity Market Value) D : Nilai Buku dari Total Hutang (Book Value of Total Debt) EBV : Nilai Buku dari Ekuitas (Equity Book Value) Equity Market Value (EMV) diperoleh dari hasil perkalian harga saham pada penutupan akhir tahun dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. Equity Book Value (EBV) diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total kewajibannya. Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik (Sukamulja, 2004). 60 Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah (antara 0 dan 1) mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar daripada nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar menilai kurang perusahaan tersebut. Sedangkan, jika nilai Tobin’s Q perusahaan tinggi (lebih dari 1), maka nilai perusahaan lebih besar daripada nilai aktiva perusahaan yang tercatat. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat beberapa aktiva perusahaan yang tidak terukur atau tercatat. Tobin’s Q digunakan sebagai proksi untuk mengukur nilai perusahaan karena pengukuran menggunakan Tobin’s Q tidak hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor. Oleh karena itu, Tobin’s Q sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi. Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan Tobin’s Q untuk mengukur nilai perusahaan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Chizari et al., 2016) dan (Berzkalne & Zelgalve, 2014). 61 Berikut ini adalah tabel yang berisi operasionalisasi setiap variabel dalam penelitian ini : Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Variabel Proksi Skala Pengukuran Intellectual Capital VAICTM = VACA + VAHU + STVA VA = Output – Input VACA = VA / CE VAHU = VA / HC STVA = (VA-HC) / VA Rasio Pengungkapan Sustainability Report Nilai Perusahaan SRD =∑𝑚 𝑖=1 𝑑𝑖 m Q= EMV + D EBV + D Rasio Rasio 62 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 20132015. Perusahaan LQ45 tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2013 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Fokus penelitian ini ingin melihat pengaruh intellectual capital dan pengungkapan sustainability report terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang termasuk indeks LQ45. 2. Perusahaan LQ45 Indeks LQ45 dibuat untuk menyediakan pasar dengan indeks yang mewakili 45 saham paling likuid. Indeks LQ45 mencakup setidaknya 70% dari kapitalisasi pasar saham dan nilai transaksi di pasar reguler. Perhitungan indeks LQ45 pertama kali adalah pada 13 Juli 1994. Berikut ini adalah beberapa kriteria perusahaan yang dapat terdaftar di dalam indeks LQ45 : a. Saham seharusnya sudah terdaftar di BEI minimal selama 3 bulan. b. Kinerja saham di pasar reguler, yang meliputi nilai perdagangan, volume, dan frekuensi transaksi. 63 c. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler. d. Kapitalisasi pasar saham pada waktu tertentu periode. e. Selain faktor likuiditas dan kapitalisasi pasar, pemilihan saham untuk indeks LQ45 juga didasarkan pada kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan. Bursa Efek Indonesia (BEI) secara teratur memantau kinerja komponen-komponen yang termasuk dalam perhitungan indeks LQ45 setiap 6 bulan, di awal bulan Februari dan Agustus ( Bursa Efek Indonesia, 2015). Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia diketahui bahwa perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 pada tahun 2013-2015 adalah berjumlah 32 perusahaan. 3. Deskripsi Sampel Penelitian Objek penelitian berupa perusahaan LQ45 yang dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 selama periode 2013-2015 2. Perusahaan yang membuat dan mempublikasikan laporan keuangan dan sustainability report (laporan keberlanjutan) secara berturut-turut selama periode 2013-2015 3. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan untuk variabel penelitian ini 64 Adapun proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel dengan Kriteria Kriteria Total perusahaan yang secara konsisten terdaftar dalam indeks LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2013-2015 Tidak membuat dan mempublikasikan sustainability report secara berturut-turut selama periode 2013-2015 Data variabel penelitian tidak ditemukan lengkap di dalam laporan keuangan Jumlah perusahaan yang digunakan untuk penelitian Total keseluruhan sampel selama 3 tahun (20132015) Sumber : data diolah sendiri Jumlah 32 (19) 0 13 39 Adapun nama-nama perusahaan yang telah memenuhi proses seleksi yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang dijadikan Sampel No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Nama Perusahaan PT Astra Agro Lestari, Tbk PT AKR Corporindo, Tbk PT Astra International, Tbk PT Bank Negara Indonesia, Tbk PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk PT Bank Tabungan Negara, Tbk PT Bank Mandiri, Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk PT Bukit Asam, Tbk PT Semen Indonesia, Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT United Tractors, Tbk PT Wijaya Karya, Tbk Kode AALI AKRA ASII BBNI BBRI BBTN BMRI INTP PTBA SMGR TLKM UNTR WIKA 65 B. Analisis Data Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi atas variabel-variabel penelitian. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah mean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Tabel 4.3 berikut ini menunjukkan statistik deskriptif dari masing- masing variabel penelitian : Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif N Minimum Maksimum VAIC 39 2,07 8,20 SRD 39 0,30 0,73 TBQ 39 0,98 3,33 Sumber : Data sekunder yang diolah Mean 4,1120 0,5338 1,8373 Standar Deviasi 1,48018 0,07833 0,73178 Dalam penelitian ini menggunakan semua variabel menggunakan skala rasio. Untuk variabel Intellectual Capital (VAIC) dengan menggunakan statistik deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum sebesar 2,07 dan nilai maksimum sebesar 8,20 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 4,1120 dan standar deviasi 1,48018. Nilai minimum terjadi pada perusahaan United Tractors pada tahun 2015, hal ini menunjukan bahwa pada tahun 2015 perusahaan United Tractors memiliki nilai intellectual capital yang lebih kecil dibandingkan perusahaan lainnya. Sedangkan, nilai maksimum terjadi pada perusahaan Semen Indonesia pada tahun 2013 yang menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan memiliki nilai intellectual capital tertinggi. 66 Hasil analisis deskriptif variabel Pengungkapan Sustainability Report (SRD) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,30 dan nilai maksimum sebesar 0,73 dengan rata-rata sebesar 0,5338 dan standar deviasi sebesar 0,07833. Nilai minimum terjadi pada perusahaan AKR Corporindo pada tahun 2014 dan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Telkom Indonesia pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa AKR Corporindo masih sangat rendah dalam melakukan pengungkapan intellectual capital di dalam sustainability report yaitu hanya sebesar 0,30 (30%). Sedangkan, Telkom Indonesia merupakan perusahaan yang paling banyak mengungkapkan intellectual capitalnya di dalam sustainability report yaitu sebesar 0,73 (73%). Hasil analisis deskriptif variabel Nilai Perusahaan (TBQ) menunjukkan nilai minimum sebesar 0,98 dan nilai maksimum sebesar 3,33 dengan nilai rata-rata sebesar 1,8373 dan standar deviasi sebesar 0,73178. Nilai minimum terjadi pada perusahaan Bank Tabungan Negara (BTN) tahun 2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Tabungan Negara (BTN) memiliki nilai perusahaan yang paling rendah karena nilainya kurang dari 1. Sebaliknya, perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa memiliki nilai perusahaan yang paling tinggi. 67 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan grafik histogram, grafik normal p-plot, dan uji Kolmogorov Smirnov (K-S). Uji grafik histogram dilakukan dengan melihat penyebaran data. Bentuk histogram seperti bentuk lonceng (bell shaped curve) menigindikasikan bahwa data terdistribusi normal. Uji normalitas data dengan menggunakan grafik histogram dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini : Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram Sumber : Hasil olah data SPSS 68 Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa bentuk histogram menggambarkan data yang terdistribusi normal atau mendekati normal karena membentuk seperti lonceng (bell shaped curve). Sedangkan, uji normalitas dengan grafik normal p-plot dilihat dari penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal. Apabila titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal mengindikasikan bahwa data terdistribusi normal, dan sebaliknya. Hasil uji normalitas dengan grafik normal p-plot dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut : Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Normal P-Plot Sumber : Hasil olah data SPSS Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya agak menjauh dari garis diagonal yang berarti bahwa data tidak terdistribusi normal. 69 Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas data, maka peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila pada hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai asymp. Sig > 0,05, maka data terdistribusi normal dan sebaliknya, apabila nilai asymp. Sig < 0,05, maka data tersebut terdistribusi tidak normal. Hasil dari uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 39 N Normal Parametersa,b Mean Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute Positive Negative ,0000000 ,41124303 ,124 Test Statistic ,124 -,077 ,124 Asymp. Sig. (2-tailed) ,132c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. Sumber : Hasil olah data SPSS Hasil dari uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) menunjukkan nilai asymp. Sig > 0,05 yaitu sebesar 0,132 yang berarti bahwa data dalam penelitian ini terdistribusi secara normal. b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini : 70 Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistic Tolerance VIF VAIC ,945 1,059 SRD ,945 1,059 Sumber : Data sekunder yang diolah Model Keterangan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Berdasarkan hasil pada tabel 4.5, variabel independen yaitu Intellectual Capital (VAIC) dan Pengungkapan Sustainability Report (SRD) memiliki nilai Tolerance (Tol) sebesar 0,945 dan 0,945 yang berarti nilai tersebut lebih dari 0,1. Sementara itu, hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal serupa yaitu tidak adanya nilai VIF dari variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai VIF dari masing-masing variabel Intellectual Capital (VAIC) dan Pengungkapan Sustainability Report (SRD) sebesar 1,059 dan 1,059. Merujuk pada hasil perhitungan nilai Tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji DurbinWatson (DW test). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, nilai DW Test dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini : 71 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model R 1 ,827a R Square ,684 Adjusted R Square ,667 Std. Error of the Estimate ,42251 DurbinWatson 2,162 a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC b. Dependent Variable: TBQ Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan hasil dari uji Durbin-Watson, dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,162. Untuk mengetahui apakah nilai tersebut lolos uji autokorelasi, maka dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 4.7 Pengambilan Keputusan Hasil Uji Autokorelasi dU < d < 4-Du 1,5969 < 2,162 < 2,4031 Sumber : Data sekunder yang diolah Keterangan Tidak terjadi autokorelasi Berdasarkan Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa nilai d > dU dan d < 4-dU, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan tidak terjadi autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Cara untuk mengetahui terjadi heteroskedastisitas atau tidak yaitu dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu apabila tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013). Hasil dari uji 72 heteroskedastisitas grafik scatterplot dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot Sumber : Hasil olah data SPSS Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk lebih meyakinkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi ini, maka dilakukan pula uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2013). Apabila hasil output SPSS menunjukkan angka Sig. > 0,05 atau 5% maka tidak terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan uji glejser : 73 Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Unstandardized Coefficients B Std. Error 0,079 0,298 0,028 0,025 0,274 0,474 Model 1 (Constant) VAIC SRD Standardized Coefficients Beta 0,191 0,097 t 0,266 1,131 0,578 Sig. 0,792 0,265 0,567 a. Dependent Variable: ABS_RES1 Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan Tabel 4.8, angka Sig. > 0,05 atau 5% yang berarti bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat heteroskedastisitas. 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan rumus analisis regresi linear berganda karena menjelaskan pengaruh dua variabel independen secara bersama-sama dengan satu variabel dependen. Teknik analisis ini menggunakan bantuan program SPSS 24. Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Hasil persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS yaitu sebagai berikut : Tobin’s Q = -0,539 + 0,419VAIC + 1,221SRD + e Keterangan : Tobin’s Q : Nilai Perusahaan VAIC : Intellectual Capital 74 SRD : Pengungkapan Sustainability Report e : Error Berdasarkan model regresi diatas, maka hasil regresi linear berganda dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien-koefisien persamaan regresi linear berganda diatas dapat diartikan koefisien menunjukkan bahwa regresi untuk jika variabel konstan sebesar Intellectual -0,539 Capital dan Pengungkapan Sustainability Report bernilai nol maka Nilai Perusahaan adalah -0,539 (dengan asumsi variabel lain dianggap konstan). 2. Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda diatas dapat disimpulkan bahwa variabel dependen (Nilai Perusahaan) akan mengalami penurunan sebesar -0,539 tanpa dipengaruhi oleh semua variabel independen yang terdiri dari Intellectual Capital dan Pengungkapan Sustainability Report. 3. Nilai koefisien variabel Intellectual Capital sebesar 0,419 yang berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan Tobin’s Q sebesar 0,419% (dengan asumsi bahwa variabel independen lain tetap). 4. Nilai koefisien variabel Pengungkapan Sustainability Report adalah sebesar 1,221 yang berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan Tobin’s Q sebesar 1,221% (dengan asumsi bahwa variabel independen lain tetap). 75 b. Hasil Koefisien Determinasi (R Square) Kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinasi (R square). Koefisien determinasi yang terlihat pada Tabel 4.9 mengindikasikan kemampuan persamaan regresi berganda untuk menunjukkan tingkat penjelasan model terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Hasil Koefisien Determinasi (R Square) Model R 1 0,827a R Square Adjusted R Square 0,667 0,684 Std. Error of the Estimate 0,42251 DurbinWatson 2,162 a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC b. Dependent Variable: TBQ Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel 4.9 di atas, besarnya angka Adjusted R Square (R2) adalah 0,667. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 66,7%. Dapat pula diartikan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model penelitian ini mampu menjelaskan sebesar 66,7% terhadap variabel dependennya, sedangkan sisanya 33,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. c. Hasil Uji Statistik t (t-test) Uji statistik t bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen (intellectual capital dan pengungkapan sustainability report) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Untuk menguji pengaruh parsial tersebut, dapat dilakukan berdasarkan nilai probabilitas. Jika nilai signifikansi < 0,05 atau 5%, maka hipotesis 76 yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan. Sedangkan, jika nilai signifikansi > 0,05 atau 5%, maka hipotesis yang diajukan ditolak atau dikatakan tidak signifikan (Ghozali, 2013). Untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t Model (Constant) VAIC SRD Unstandardized Coefficients B Std. Error -0,539 0,564 0,419 0,048 1,221 0,900 Standardized Coefficients Beta 0,848 0,131 T -0,955 8,801 1,356 Sig. 0,346 0,000 0,183 a. Dependent Variable: TBQ Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat pengaruh dari masing-masing variabel intellectual capital (VAIC) dan pengungkapan sustainability report (SRD) terhadap nilai perusahaan (TBQ) yang dilihat dari arah tanda di angka B dan nilai signifikansi. Variabel intellectual capital (VAIC) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (TBQ) yang berarti bahwa hipotesis pertama diterima. Hal tersebut dapat dilihat dari angka B yang menunjukkan angka positif dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sedangkan, variabel pengungkapan sustainability report (SRD) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (TBQ) yang berarti bahwa hipotesis kedua ditolak. Hal tersebut dapat dilihat nilai signifikansi > 0,05 yaitu sebesar 0,183. 77 d. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji signifikansi simultan (uji statistik F) digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen. Untuk menguji pengaruh tersebut dapat dilihat berdasarkan nilai signifikansi. Hasil dari uji statistik F dapat dilihat dari tabel ANOVA yang disajikan pada Tabel 4.11 berikut ini : Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 13,923 6,427 20,349 Df 2 36 38 Mean Square 6,961 0,179 F Sig. 38,995 0,000b a. Dependent Variable: TBQ b. Predictors: (Constant), SRD, VAIC Sumber : Data sekunder yang diolah Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi tersebut < 0,05 yang menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara silmultan berpengaruh terhadap variabel dependen, yang berarti bahwa intellectual capital (VAIC) dan pengungkapan sustainability report (SRD) secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (TBQ). Artinya, setiap perubahan yang terjadi pada intellectual capital (VAIC) dan pengungkapan sustainability report (SRD) secara simultan atau bersamasama akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (TBQ). 78 C. Pembahasan 1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah intellectual capital berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil regresi linear berganda menunjukkan variabel intellectual capital (VAIC) memiliki koefisien regresi sebesar 0,419 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa intellectual capital memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan atau dengan kata lain hipotesis (H1) diterima. Hasil penelitian ini berhasil menunjukkan bahwa pengelolaan dan penggunaan intellectual capital secara efektif dan maksimal terbukti dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dalam penelitian ini diukur dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian ini sejalan dengan resource based theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan mendapatkan keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, termasuk sumber daya intelektual (intellectual capital), baik itu karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), maupun structural capital sehingga perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pengelolaan intellectual capital yang dimiliki (Ningrum, 2012). Perusahaan yang memiliki intellectual capital tinggi akan direspon positif oleh investor dengan melakukan penanaman modal sehingga hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan (Indrajaya, 2015). Perusahaan yang memiliki intellectual capital yang tinggi 79 mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut telah menggunakan modal intelektual yang dimilikinya secara efektif sehingga menghasilkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Nilai tambah inilah yang dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut sehingga berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang- peluang investasi. Adanya peluang investasi memberikan sinyal positif kepada investor tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Berzkalne & Zelgalve, 2014), (Chizari et al., 2016), dan (Hejazi et al., 2016) berhasil membuktikan bahwa intellectual capital yang diproksikan dengan metode VAICTM memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Di Indonesia, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sirojudin & Nazaruddin, 2011), (Jacub, 2012), (Awaluddin, 2014), (Gozali & Hatane, 2014), (Soebyakto et al., 2015), (Simanungkalit, 2015), dan (Simarmata & Subowo, 2016) yang menemukan bahwa intellectual capital yang diproksikan dengan metode VAICTM berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan market to book value (M/B), price to book value (PBV), price earning ratio (PER), dan Tobin’s Q. 80 2. Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Nilai Perusahaan Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah pengungkapan sustainability report berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil regresi linear berganda menunjukkan variabel pengungkapan sustainability report (SRD) memiliki koefisien regresi sebesar 1,221 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,183. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report tidak dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan atas intellectual capital di dalam sustainability report masih dinilai rendah oleh pasar yang masih cenderung menilai dari segi kekayaan intelektual (Aida & Rahmawati, 2015). Pengungkapan intellectual capital di dalam sustainability report dan pembuatan sustainability report juga masih bersifat sukarela sehingga masih sangat sedikit perusahaan go public di Indonesia yang membuat dan menerbitkan sustainability report, selain itu hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut masih banyak yang tidak secara konsisten membuat dan menerbitkan sustainability report setiap tahunnya sehingga investor belum dapat secara efektif menggunakan sustainability report sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang berdampak pada nilai perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih cenderung 81 menggunakan laporan tahunan (annual report) untuk menilai kinerja perusahaan sebelum melakukan keputusan investasinya karena seluruh perusahaan yang telah go public memang diharuskan untuk membuat laporan tahunan (annual report), sedangkan pembuatan laporan keberlanjutan (sustainability report) masih bersifat sukarela. Hal inilah yang juga mengakibatkan investor belum menggunakan sustainability report secara efektif dalam pengambilan keputusan investasinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aida & Rahmawati, 2015) dan (Marcelia & Purnomo, 2016) yang berhasil membuktikan bahwa pengungkapan intellectual capital belum dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur menggunakan Earning Per Share (EPS) dan Price to Book Value (PBV). Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Muallifin & Priyadi, 2016) yang berhasil membuktikan bahwa pengungkapan sustainability report belum dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan yang diukur menggunakan Tobin’s Q. Hal ini dikarenakan dalam menilai kinerja perusahaan, investor biasanya menggunakan laporan tahunan (annual report), sedangkan sustainability report bukan merupakan bagian dari laporan tahunan perusahaan sehingga investor masih kurang memperhatikan sustainability report perusahaan. 82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Intellectual capital yang diproksikan menggunakan VAICTM memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai intellectual capital sebuah perusahaan maka akan semakin besar pula nilai perusahaan dari sebuah perusahaan tersebut. 2. Pengungkapan sustainability report yang diproksikan menggunakan SRD tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproksikan menggunakan Tobin’s Q. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan sustainability report belum dapat mendorong terjadinya peningkatan nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan pengungkapan intellectual capital di dalam sustainability report masih bersifat sukarela sehingga jumlah perusahaan yang membuat dan mempublikasikan sustainability report masih sangat sedikit sehingga laporan tersebut belum secara efektif digunakan oleh investor dalam membuat keputusan investasinya. 83 B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada bidang pengembangan ilmu akuntansi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya masukan berkaitan beberapa hal berikut, yaitu : 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel penelitian agar objek penelitian yang diteliti menjadi lebih luas. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambah periode penelitian agar rentang waktu penelitian lebih panjang sehingga menghasilkan penelitian yang lebih akurat. 3. Proksi yang digunakan untuk pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini hanya menggunakan Tobin’s Q. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan berbagai proksi lain, seperti Price to Book Value (PBV) atau Price Earning Ratio (PER). 84 DAFTAR PUSTAKA Aida, R. N., & Rahmawati, E. (2015). Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Nilai Perusahaan : Efek Intervening Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Investasi, 16(2). https://doi.org/10.18196/JAI-2015.0035 Appuhami, B. A. R. (2007). The Impact of Intellectual Capital on Investors ’ Capital Gains on Shares : An Empirical Investigation of Thai Banking , Finance & Insurance Sector, 3(2), 14–25. Awaluddin. (2014). Pengaruh Nilai dan Pengungkapan Intellectual Capital terhadap Nilai Perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Berzkalne, I., & Zelgalve, E. (2014). Intellectual Capital and Company Value. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 110, 887–896. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.934 Bontis, N., Crossan, M., Hul-, J., Edvinsson, L., & Previous, T. S. (1998). Intellectual Capital : An Exploratory Study That Develops Measures And Models. Management Decision, 63–76. Bontis, N., Keow, W. C. C., & Richardson, S. (2000). Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian Industry. Journal of Intellectual Capital. https://doi.org/10.1108/14691930010324188 Bornemann, M., & Leitner, K.-H. (2002). Measuring and Reporting Intellectual Capital : The Case of A Research Technology Organisation. Singapore Management Review, 24(3), 7–19. Chizari, M. Hosein, Mehrjardi, R. Z., Sadrabadi, M. M., & Mehrjardi, F. K. (2016). The Impact of Intellectual Capitals of Pharmaceutical Companies Listed in Tehran Stock Exchange on Their Market Performance. Procedia Economics and Finance, 36(16), 291–300. https://doi.org/10.1016/S22125671(16)30040-5 Cinquini, L., Passetti, E., Tenucci, A., & Frey, M. (2012). Analyzing Intellectual Capital Information in Sustainability Reports: Some Empirical Evidence. Journal of Intellectual Capital, 13(4), 531–561. https://doi.org/10.1108/14691931211276124 Devi, S., Badera, I. D. N., & Budiasih, I. G. A. N. (2016). Pengaruh Enterprise Risk Management Disclosure dan Intellectual Capital Disclosure Pada Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIX, 1–28. Global Reporting Initiative. (2013). Pedoman Pelaporan Keberlanjutan G4. 85 Global Reporting Initiative. (2017, Juli 5). Hundreds welcome GRI Standards across Asia. Diambil kembali dari https://www.globalreportinginitiative.org/information/news-and-presscenter/Pages/Hundreds-welcome-GRI-Standards-across-Asia.aspx. Gozali, A., & Hatane, E. (2014). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Khususnya Di Industri Keuangan dan Industri Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 20082012. Business Accounting Review, 2, 208–217. Guthrie, J., Petty, R., & Ricceri, F. (2006). The Voluntary Reporting of Intellectual Capital : Comparing Evidence From Hong Kong and Australia, (Ic). https://doi.org/10.1108/14691930610661890 Hejazi, R., Ghanbari, M., & Alipour, M. (2016). Intellectual, Human, and Structural Capital Effects on Firm Performance as Measured by Tobin’s Q. Knowledge and Process Management, 23(4), 259–273. https://doi.org/10.1002/kpm.1529 Hermuningsih, S. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 127–148. Jacub, J. O. S. (2012). Pengaruh Intellectual Capital dan Pengungkapannya terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Farmasi di BEI). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(4). Jafar, T. F., Habbe, A. H., & Mediaty. (2016). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Produktivitas Dengan Employee Stock Option Plan Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi XIX, 1–29. Marcelia, E., & Purnomo, B. S. (2016). Pengauh Nilai Tambah Modal Intelektual dan Pengungkapan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Jurnal Akuntansi Riset, 5(2), 27–35. Mualiffin, Ovi Rizki, Priyadi M.P. (2016). Dampak Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, 5(5). Nikmah, & Irsyahma, A. (2016). Intellectual Capital, Firm Value, And Financial Performance. Malaysia Indonesia International Conference on Economic, Management, and Accounting (MIICEMA), 24–25. Ningrum, N. R. (2012). Analisis Pengaruh Intellectual Capital Dan Corporate Governance Terhadap Financial Performance. Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. 86 Oktari, I. G. A. P., Handajani, L., & Widiastuty, E. (2016). Determinan Modal Intelektual (Intellectual Capital) pada Perusahaan Publik di Indonesia dan Implikasinya terhadap Nilai Perusahaan Full Paper, 1–29. Oliveira, L., Rodrigues, L. L., & Craig, R. (2010). Intellectual Capital Reporting In Sustainability Reports. Journal of Intellectual Capital, 11(4), 575–594. https://doi.org/10.1108/14691931011085696 Ousama, A. A., & Fatima, A. H. (2015). Intellectual Capital and Financial Performance of Islamic Banks. International Journal Learning and Intellectual Capital, 12(1). Pramelasari, Y. M. (2010). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Pasar dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010. Prasetyanto, P. (2013). Pengaruh Struktur Kepemilikan Dan Kinerja Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan di BEI Periode Tahun 2009-2011. Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Pulic, A. (1998). Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy. In The 2nd McMaster World Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital by The Austrian Team for Intellectual Potential (pp. 1–20). Pulic, A. (2000). VAICTM – An Accounting Tool For Intellectual Capital Management. International Journal Technology Management, 20(5), 149– 155. Reskino, & Margie, L. A. (2014). Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan Intellectual Capital Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). 3rd Economics & Business Research Festival, 1214–1228. Riahi-belkaoui, A. (2003). Multinational Firms : A Study of The Resource-Based and Stakeholder Views Intellectual Capital and Firm Performance of US Multinational Firms A Study of The Resource-Based and Stakeholder Views. Journal of Intellectual Capital. https://doi.org/10.1108/14691930310472839 Simanungkalit, P. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Skripsi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro. Simarmata, R. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 87 Simarmata, R., & Subowo. (2016). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Dan Nilai Perusahaan Perbankan Indonesia. Accounting Analysis Journal, 5(1), 1–9. Sirojudin, G. A., & Nazaruddin, I. (2011). Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan, (2003). Soebyakto, B. B., Mukhtaruddin, Hakiki, A., & Ferdianti, R. (2015). Intellectual Capital , Firm Value and Ownership Structure as Moderating Variable : Empirical Study on Banking Listed in Indonesia Stock Exchange period 2009-2012. Asian Social Science, 11(16), 148–159. https://doi.org/10.5539/ass.v11n16p148 Sukamulja, S. (2004). Good Corporate Governance Di Sektor Keuangan : Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Benefit, 8(1), 1–25. Tan, H. P., Plowman, D., & Hancock, P. (2007). Intellectual Capital and Financial Returns of Companies. Journal of Intellectual Capital, 8(August 2016), 76– 95. https://doi.org/10.1108/14691930710715079 Ulum, I. (2013). Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital Dengan Ib-Vaic Di Perbankan Syariah, 7(1), 185–206. Ulum, I. (2014). Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector : A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective, 6(2), 103–123. https://doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.5246 Ulum, I., Ghozali, I., & Purwanto, A. (2015). Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector : A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective Intellectual Capital Performance of Indonesian Banking Sector : A Modified VAIC ( M-VAIC ) Perspective. Asian Journal of Finance and Accounting, (September 2014). https://doi.org/10.5296/ajfa.v6i2.5246 Utama, A. A. G. S., & Mirhard, R. R. (2016). The Influence Of Sustainability Report Disclosure As Moderating Variable Towards The Impact Of Intellectual Capital On Company’s Performance. International Journal of Economics and Financial Issues, 6(3), 1262–1269. Wahyuni, M. A., & Rasmini, N. K. (2016). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Pada Pengungkapan Modal Intelektual (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Buletin Studi Ekonomi, 21(1), 48–59. Wang, J.-C. (2008). Investigating Market Value And Intellectual Capital For S&P 500. Journal of Intellectual Capital, 9(4), 546–563. https://doi.org/10.1108/14691930810913159 88 Widarjo, W. (2011). Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal Intelektual Pada Nilai Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 8(2), 157–170. Widiatmoko, R. G. (2015). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 89 LAMPIRAN 90 Lampiran 1. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM), Sustainability Report Disclosure (SRD), dan Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) A. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM) 2015 2014 2013 1. Perhitungan Value Added (VA) Kode OUT IN VA AALI 12.835.935.000.000 10.508.119.000.000 2.327.816.000.000 AKRA 22.337.928.480.000 21.318.998.282.000 1.018.930.198.000 ASII 207.681.000.000.000 171.222.000.000.000 36.459.000.000.000 BBNI 35.950.974.000.000 20.809.157.000.000 15.141.817.000.000 BBRI 70.122.326.000.000 37.973.678.000.000 32.148.648.000.000 BBTN 11.551.722.000.000 8.495.513.000.000 3.056.209.000.000 BMRI 72.388.454.000.000 44.961.031.000.000 27.427.423.000.000 INTP 19.615.218.000.000 13.121.435.000.000 6.493.783.000.000 PTBA 12.316.533.000.000 8.694.401.000.000 3.622.132.000.000 SMGR 25.287.148.414.000 18.479.139.737.000 6.808.008.677.000 TLKM 86.502.000.000.000 56.503.000.000.000 29.999.000.000.000 UNTR 53.019.310.000.000 42.371.235.000.000 10.648.075.000.000 WIKA 12.169.788.858.000 11.270.072.020.000 899.716.838.000 AALI 16.508.431.000.000 13.420.825.000.000 3.087.606.000.000 AKRA 22.554.530.386.000 21.169.512.721.000 1.385.017.665.000 ASII 215.169.000.000.000 178.681.000.000.000 36.488.000.000.000 BBNI 44.258.317.000.000 26.647.897.000.000 17.610.420.000.000 BBRI 87.714.631.000.000 49.066.689.000.000 38.647.942.000.000 BBTN 13.712.448.000.000 11.027.478.000.000 2.684.970.000.000 BMRI 88.347.096.000.000 56.016.385.000.000 32.330.711.000.000 INTP 21.028.443.000.000 14.367.415.000.000 6.661.028.000.000 PTBA 13.595.630.000.000 10.298.074.000.000 3.297.556.000.000 SMGR 27.520.748.737.000 20.813.021.401.000 6.707.727.336.000 TLKM 92.033.000.000.000 57.854.000.000.000 34.179.000.000.000 UNTR 54.046.514.000.000 44.186.511.000.000 9.860.003.000.000 WIKA 12.906.474.180.000 11.873.196.696.000 1.033.277.484.000 AALI 13.094.087.000.000 11.893.828.000.000 1.200.259.000.000 AKRA 19.870.126.875.000 18.068.785.650.000 1.801.341.225.000 ASII 195.719.000.000.000 158.555.000.000.000 37.164.000.000.000 BBNI 49.132.324.000.000 32.741.010.000.000 16.391.314.000.000 BBRI 100.695.997.000.000 59.223.865.000.000 41.472.132.000.000 Bersambung ke halaman berikutnya 91 2015 1. Perhitungan Value Added (VA) (lanjutan) Kode OUT IN VA BBTN 16.108.249.000.000 12.367.566.000.000 3.740.683.000.000 BMRI 100.762.032.000.000 67.938.548.000.000 32.823.484.000.000 INTP 18.681.380.000.000 12.931.323.000.000 5.750.057.000.000 PTBA 14.140.408.000.000 10.961.238.000.000 3.179.170.000.000 SMGR 27.406.281.746.000 21.426.176.601.000 5.980.105.145.000 TLKM 106.011.000.000.000 70.529.000.000.000 35.482.000.000.000 UNTR 51.365.762.000.000 42.116.842.000.000 9.248.920.000.000 WIKA 14.002.846.899.000 12.987.498.807.000 1.015.348.092.000 2014 2013 2. Perhitungan Value Added Capital Employed (VACA) Kode VA CE VACA AALI 2.327.816.000.000 14.963.190.000.000 0,15557 AKRA 1.018.930.198.000 14.633.141.381.000 0,06963 ASII 36.459.000.000.000 213.994.000.000.000 0,17037 BBNI 15.141.817.000.000 386.654.815.000.000 0,03916 BBRI 32.148.648.000.000 626.182.926.000.000 0,05134 BBTN 3.056.209.000.000 131.169.730.000.000 0,02330 BMRI 27.427.423.000.000 733.099.762.000.000 0,03741 INTP 6.493.783.000.000 26.607.241.000.000 0,24406 PTBA 3.622.132.000.000 11.677.155.000.000 0,31019 SMGR 6.808.008.677.000 30.792.884.092.000 0,22109 TLKM 29.999.000.000.000 127.951.000.000.000 0,23446 UNTR 10.648.075.000.000 57.362.244.000.000 0,18563 WIKA 899.716.838.000 12.594.962.700.000 0,07143 AALI 3.087.606.000.000 18.559.354.000.000 0,16636 AKRA 1.385.017.665.000 14.790.103.911.000 0,06141 ASII 36.488.000.000.000 236.029.000.000.000 0,15459 BBNI 17.610.420.000.000 416.573.708.000.000 0,04227 BBRI 38.647.942.000.000 801.984.190.000.000 0,04819 BBTN 2.684.970.000.000 144.582.353.000.000 0,01857 BMRI 32.330.711.000.000 855.039.673.000.000 0,03781 INTP 6.661.028.000.000 28.884.973.000.000 0,23061 PTBA 3.297.556.000.000 14.860.611.000.000 0,22190 SMGR 6.707.727.336.000 34.314.666.027.000 0,19548 TLKM 34.179.000.000.000 140.895.000.000.000 0,24258 Bersambung ke halaman berikutnya 92 2015 2014 2. Perhitungan Value Added Capital Employed (VACA) (lanjutan) Kode VA CE VACA UNTR 9.860.003.000.000 60.292.031.000.000 0,16354 WIKA 1.033.277.484.000 15.915.161.682.000 0,06492 AALI 1.200.259.000.000 21.512.371.000.000 0,05579 AKRA 1.801.341.225.000 15.203.129.563.000 0,11848 ASII 37.164.000.000.000 245.435.000.000.000 0,15142 BBNI 16.391.314.000.000 508.595.288.000.000 0,03223 BBRI 41.472.132.000.000 878.426.312.000.000 0,04721 BBTN 3.740.683.000.000 171.807.592.000.000 0,02177 BMRI 32.823.484.000.000 910.063.409.000.000 0,03607 INTP 5.750.057.000.000 27.638.360.000.000 0,20805 PTBA 3.179.170.000.000 16.894.043.000.000 0,18818 SMGR 5.980.105.145.000 38.153.118.932.000 0,15674 TLKM 35.482.000.000.000 166.173.000.000.000 0,21352 UNTR 9.248.920.000.000 61.715.399.000.000 0,14986 WIKA 1.015.348.092.000 19.602.406.034.000 0,05180 2013 3. Perhitungan Value Added Human Capital (VAHU) Kode VA HC VAHU AALI 2.327.816.000.000 391.566.000.000 5,94489 AKRA 1.018.930.198.000 251.348.101.000 4,05386 ASII 36.459.000.000.000 12.751.000.000.000 2,85931 BBNI 15.141.817.000.000 6.083.876.000.000 2,48884 BBRI 32.148.648.000.000 12.231.994.000.000 2,62824 BBTN 3.056.209.000.000 1.613.152.000.000 1,89456 BMRI 27.427.423.000.000 9.431.337.000.000 2,90812 INTP 6.493.783.000.000 1.275.830.000.000 5,08985 PTBA 3.622.132.000.000 1.270.782.000.000 2,85032 SMGR 6.808.008.677.000 955.986.012.000 7,12145 TLKM 29.999.000.000.000 9.733.000.000.000 3,08219 UNTR 10.648.075.000.000 4.393.601.000.000 2,42354 WIKA 899.716.838.000 275.345.159.000 3,26760 Bersambung ke halaman berikutnya 93 2015 2014 3. Perhitungan Value Added Human Capital (VAHU) (lanjutan) Kode VA HC VAHU AALI 3.087.606.000.000 502.961.000.000 6,13886 AKRA 1.385.017.665.000 321.847.983.000 4,30333 ASII 36.488.000.000.000 14.211.000.000.000 2,56759 BBNI 17.610.420.000.000 6.781.041.000.000 2,59701 BBRI 38.647.942.000.000 14.166.422.000.000 2,72814 BBTN 2.684.970.000.000 1.564.254.000.000 1,71645 BMRI 32.330.711.000.000 10.848.031.000.000 2,98033 INTP 6.661.028.000.000 1.507.252.000.000 4,41932 PTBA 3.297.556.000.000 1.173.903.000.000 2,80905 SMGR 6.707.727.336.000 1.120.381.545.000 5,98700 TLKM 34.179.000.000.000 9.616.000.000.000 3,55439 UNTR 9.860.003.000.000 4.982.695.000.000 1,97885 WIKA 1.033.277.484.000 282.481.665.000 3,65786 AALI 1.200.259.000.000 510.856.000.000 2,34951 AKRA 1.801.341.225.000 358.480.285.000 5,02494 ASII 37.164.000.000.000 15.455.000.000.000 2,40466 BBNI 16.391.314.000.000 7.365.834.000.000 2,22532 BBRI 41.472.132.000.000 16.599.158.000.000 2,49845 BBTN 3.740.683.000.000 1.929.346.000.000 1,93883 BMRI 32.823.484.000.000 12.376.655.000.000 2,65205 INTP 5.750.057.000.000 1.491.457.000.000 3,85533 PTBA 3.179.170.000.000 1.303.237.000.000 2,43944 SMGR 5.980.105.145.000 1.317.940.809.000 4,53746 TLKM 35.482.000.000.000 11.874.000.000.000 2,98821 UNTR 9.248.920.000.000 5.937.106.000.000 1,55782 WIKA 1.015.348.092.000 306.036.748.000 3,31773 2013 4. Perhitungan Structural Capital Value Added (STVA) Kode SC VA STVA AALI 1.936.250.000.000 2.327.816.000.000 0,83179 AKRA 767.582.097.000 1.018.930.198.000 0,75332 ASII 23.708.000.000.000 36.459.000.000.000 0,65026 BBNI 9.057.941.000.000 15.141.817.000.000 0,59821 BBRI 19.916.654.000.000 32.148.648.000.000 0,61952 BBTN 1.443.057.000.000 3.056.209.000.000 0,47217 Bersambung ke halaman berikutnya 94 2015 2014 2013 4. Perhitungan Structural Capital Value Added (STVA) (lanjutan) Kode SC VA STVA BMRI 17.996.086.000.000 27.427.423.000.000 0,65613 INTP 5.217.953.000.000 6.493.783.000.000 0,80353 PTBA 2.351.350.000.000 3.622.132.000.000 0,64916 SMGR 5.852.022.665.000 6.808.008.677.000 0,85958 TLKM 20.266.000.000.000 29.999.000.000.000 0,67556 UNTR 6.254.474.000.000 10.648.075.000.000 0,58738 WIKA 624.371.679.000 899.716.838.000 0,69396 AALI 2.584.645.000.000 3.087.606.000.000 0,83710 AKRA 1.063.169.682.000 1.385.017.665.000 0,76762 ASII 22.277.000.000.000 36.488.000.000.000 0,61053 BBNI 10.829.379.000.000 17.610.420.000.000 0,61494 BBRI 24.481.520.000.000 38.647.942.000.000 0,63345 BBTN 1.120.716.000.000 2.684.970.000.000 0,41740 BMRI 21.482.680.000.000 32.330.711.000.000 0,66447 INTP 5.153.776.000.000 6.661.028.000.000 0,77372 PTBA 2.123.653.000.000 3.297.556.000.000 0,64401 SMGR 5.587.345.791.000 6.707.727.336.000 0,83297 TLKM 24.563.000.000.000 34.179.000.000.000 0,71866 UNTR 4.877.308.000.000 9.860.003.000.000 0,49466 WIKA 750.795.819.000 1.033.277.484.000 0,72662 AALI 689.403.000.000 1.200.259.000.000 0,57438 AKRA 1.442.860.940.000 1.801.341.225.000 0,80099 ASII 21.709.000.000.000 37.164.000.000.000 0,58414 BBNI 9.025.480.000.000 16.391.314.000.000 0,55063 BBRI 24.872.974.000.000 41.472.132.000.000 0,59975 BBTN 1.811.337.000.000 3.740.683.000.000 0,48423 BMRI 20.446.829.000.000 32.823.484.000.000 0,62293 INTP 4.258.600.000.000 5.750.057.000.000 0,74062 PTBA 1.875.933.000.000 3.179.170.000.000 0,59007 SMGR 4.662.164.336.000 5.980.105.145.000 0,77961 TLKM 23.608.000.000.000 35.482.000.000.000 0,66535 UNTR 3.311.814.000.000 9.248.920.000.000 0,35808 WIKA 709.311.344.000 1.015.348.092.000 0,69859 95 2015 2014 2013 5. Perhitungan Value Added Intellectual Capital (VAICTM) VAIC (dibulatkan) 6,93 Kode VACA VAHU STVA VAIC AALI AKRA 0,15557 0,06963 5,94489 4,05386 0,83179 0,75332 6,93225 4,87681 ASII 0,17037 2,85931 0,65026 3,67994 3,68 BBNI 0,03916 2,48884 0,59821 3,12621 3,13 BBRI 0,05134 2,62824 0,61952 3,29910 3,30 BBTN 0,02330 1,89456 0,47217 2,39003 2,39 BMRI 0,03741 2,90812 0,65613 3,60166 3,60 INTP 0,24406 5,08985 0,80353 6,13744 6,14 PTBA 0,31019 2,85032 0,64916 3,80967 3,81 SMGR 0,22109 7,12145 0,85958 8,20212 8,20 TLKM 0,23446 3,08219 0,67556 3,99221 3,99 UNTR 0,18563 2,42354 0,58738 3,19655 3,20 WIKA 0,07143 3,26760 0,69396 4,03300 4,03 AALI 0,16636 6,13886 0,83710 7,14232 7,14 AKRA 0,06141 4,30333 0,76762 5,13236 5,13 ASII 0,15459 2,56759 0,61053 3,33271 3,33 BBNI 0,04227 2,59701 0,61494 3,25422 3,25 BBRI 0,04819 2,72814 0,63345 3,40978 3,41 BBTN 0,01857 1,71645 0,41740 2,15243 2,15 BMRI 0,03781 2,98033 0,66447 3,68261 3,68 INTP 0,23061 4,41932 0,77372 5,42365 5,42 PTBA 0,22190 2,80905 0,64401 3,67496 3,67 SMGR 0,19548 5,98700 0,83297 7,01545 7,02 TLKM 0,24258 3,55439 0,71866 4,51563 4,52 UNTR 0,16354 1,97885 0,49466 2,63704 2,64 WIKA 0,06492 3,65786 0,72662 4,44940 4,45 AALI AKRA ASII BBNI BBRI 0,05579 0,11848 0,15142 0,03223 0,04721 2,34951 5,02494 2,40466 2,22532 2,49845 0,57438 0,80099 0,58414 0,55063 0,59975 2,97968 5,94442 3,14022 2,80817 3,14541 2,98 BBTN BMRI INTP PTBA 0,02177 0,03607 0,20805 0,18818 1,93883 2,65205 3,85533 2,43944 0,48423 0,62293 0,74062 0,59007 2,44483 3,31105 4,80399 3,21769 SMGR 0,15674 4,53746 0,77961 5,47381 3,31 4,80 3,22 5,47 TLKM UNTR WIKA 0,21352 0,14986 0,05180 2,98821 1,55782 3,31773 0,66535 0,35808 0,69859 3,86709 2,06576 4,06812 3,87 2,07 4,07 4,88 5,94 3,14 2,81 3,15 2,44 96 B. Pengungkapan Sustainability Report (SRD) 1. Checklist Pengungkapan Strategy (21 item) dan Processes (11 item) Strategy 2014 2013 Kode Processes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 AALI 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 AKRA 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 ASII 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 BBNI 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BBTN 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BMRI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 INTP 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 PTBA 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 SMGR 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 TLKM 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 UNTR 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 WIKA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 AALI 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 AKRA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 ASII 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BBNI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BBRI 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BBTN 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 BMRI 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 Bersambung ke halaman berikutnya 97 1. Checklist Pengungkapan Strategy (21 item) dan Processes (11 item) (lanjutan) Strategy 2015 2014 Kode Processes 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 INTP 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 PTBA 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 SMGR 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 TLKM 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 UNTR 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 WIKA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 AALI 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 AKRA 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 ASII 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 BBNI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BBRI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BBTN 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 BMRI 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 INTP 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 PTBA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 SMGR 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 TLKM 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 UNTR 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 WIKA 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 98 2. Checklist Pengungkapan Innovation, Research, and Development (8 item), Technology (5 item) dan Customers (14 item) Innovation, Research, and Development 2014 2013 Kode Technology Customers 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 AALI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 AKRA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 ASII 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 BBNI 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 BBRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 BBTN 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 BMRI 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 INTP 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 PTBA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 SMGR 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 TLKM 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 UNTR 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 WIKA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 AALI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 AKRA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 ASII 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 BBNI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 BBRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 BBTN 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 BMRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 Bersambung ke halaman berikutnya 99 2. Checklist Pengungkapan Innovation, Research, and Development (8 item), Technology (5 item) dan Customers (14 item) (lanjutan) Innovation, Research, and Development 2015 2014 Kode Technology Customers 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 INTP 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 PTBA 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 SMGR 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 TLKM 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 UNTR 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 WIKA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 AALI 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 AKRA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 ASII 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 BBNI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 BBRI 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 BBTN 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 BMRI 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 INTP 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 PTBA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 SMGR 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 TLKM 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 UNTR 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 WIKA 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 100 3. Checklist Pengungkapan Human Capital (29 item) 2014 2013 Kode Human Capital AALI 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 1 8 0 9 1 10 1 11 0 12 1 13 1 14 1 15 1 16 0 17 1 18 0 19 0 20 0 21 1 22 1 23 1 24 1 25 0 26 0 27 0 28 0 29 0 AKRA 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 ASII 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 BBNI 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 BBRI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 BBTN 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 BMRI 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 INTP 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 PTBA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 SMGR 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 TLKM 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 UNTR 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 WIKA 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 AALI 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 AKRA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ASII 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 BBNI 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 BBRI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 BBTN 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 BMRI 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 Total Ratarata 35 36 49 49 53 47 49 44 57 49 57 39 43 40 26 48 47 55 49 54 0,40 0,41 0,56 0,56 0,60 0,53 0,56 0,50 0,65 0,56 0,65 0,44 0,49 0,45 0,30 0,55 0,53 0,63 0,56 0,61 Bersambung ke halaman berikutnya 101 3. Checklist Pengungkapan Human Capital (29 item) (lanjutan) 2015 2014 Kode Human Capital INTP 1 1 2 0 3 1 4 0 5 0 6 1 7 1 8 1 9 1 10 1 11 1 12 1 13 1 14 1 15 1 16 0 17 1 18 0 19 0 20 0 21 1 22 1 23 1 24 1 25 1 26 0 27 0 28 0 29 0 PTBA 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 SMGR 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 TLKM 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 UNTR 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 WIKA 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 AALI 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 AKRA 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 ASII 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 BBNI 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 BBRI 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 BBTN 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 BMRI 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 INTP 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 PTBA 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 SMGR 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 TLKM 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 UNTR 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 WIKA 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 Total Ratarata 49 52 54 52 48 46 39 46 43 51 49 48 48 42 43 42 64 48 42 0,56 0,59 0,61 0,59 0,55 0,52 0,44 0,52 0,49 0,58 0,56 0,55 0,55 0,48 0,49 0,48 0,73 0,55 0,48 102 C. Nilai Perusahaan (Tobin’s Q) 1. Tahun 2013 2013 Kode EMV D EMV + D EBV EBV + D Tobin's Q AALI AKRA ASII BBNI BBRI BBTN BMRI INTP PTBA SMGR TLKM UNTR WIKA 39.526.099.500.000 18.375.244.712.500 275.288.161.352.000 72.925.571.077.350 177.062.910.255.000 9.099.289.545.000 181.334.999.992.150 73.624.633.980.000 23.502.144.870.000 83.931.008.000.000 216.719.992.260.000 70.872.567.584.000 9.701.149.440.000 4.695.331.000.000 9.269.980.455.000 107.806.000.000.000 338.971.310.000.000 546.855.504.000.000 119.612.977.000.000 596.735.488.000.000 3.629.554.000.000 4.125.586.000.000 8.988.908.000.000 50.527.000.000.000 21.713.346.000.000 9.368.003.825.000 49.793.958.500.000 27.645.225.167.500 383.094.161.352.000 411.896.881.077.350 723.918.414.255.000 128.712.266.545.000 778.070.487.992.150 77.254.187.980.000 27.627.730.870.000 92.919.916.000.000 267.246.992.260.000 92.585.913.584.000 19.069.153.265.000 10.267.859.000.000 5.363.160.926.000 106.188.000.000.000 47.683.505.000.000 79.327.422.000.000 11.556.753.000.000 88.790.596.000.000 22.977.687.000.000 7.551.569.000.000 21.803.976.000.000 77.424.000.000.000 35.648.898.000.000 3.226.958.875.000 14.963.190.000.000 14.633.141.381.000 213.994.000.000.000 386.654.815.000.000 626.182.926.000.000 131.169.730.000.000 685.526.084.000.000 26.607.241.000.000 11.677.155.000.000 30.792.884.000.000 127.951.000.000.000 57.362.244.000.000 12.594.962.700.000 3,33 1,89 1,79 1,07 1,16 0,98 1,13 2,90 2,37 3,02 2,09 1,61 1,51 103 2. Tahun 2014 2014 Kode AALI AKRA ASII BBNI BBRI BBTN BMRI INTP PTBA SMGR TLKM UNTR WIKA EMV 38.187.566.250.000 16.124.187.216.880 300.590.382.064.500 112.619.236.347.300 284.521.779.927.000 12.606.464.180.000 248.902.499.989.225 92.030.792.475.000 28.801.648.125.000 96.090.624.000.000 288.791.989.686.000 64.717.844.609.600 20.956.251.338.750 D EMV + D EBV EBV + D Tobin's Q 4.110.955.000.000 8.824.408.103.000 115.840.000.000.000 341.148.654.000.000 704.217.592.000.000 132.329.458.000.000 750.195.111.000.000 4.100.172.000.000 6.141.181.000.000 9.312.214.091.000 54.770.000.000.000 21.715.297.000.000 10.936.403.458.000 42.298.521.250.000 24.948.595.319.880 416.430.382.064.500 453.767.890.347.300 988.739.371.927.000 144.935.922.180.000 999.097.610.989.225 96.130.964.475.000 34.942.829.125.000 105.402.838.091.000 343.561.989.686.000 86.433.141.609.600 31.892.654.796.750 11.833.778.000.000 5.965.695.808.000 120.187.000.000.000 61.021.308.000.000 97.737.429.000.000 12.252.895.000.000 104.844.562.000.000 24.784.801.000.000 8.670.842.000.000 25.002.451.936.000 86.125.000.000.000 38.576.734.000.000 4.978.758.224.000 15.944.733.000.000 14.790.103.911.000 236.027.000.000.000 402.169.962.000.000 801.955.021.000.000 144.582.353.000.000 855.039.673.000.000 28.884.973.000.000 14.812.023.000.000 34.314.666.027.000 140.895.000.000.000 60.292.031.000.000 15.915.161.682.000 2,65 1,69 1,76 1,13 1,23 1,00 1,17 3,33 2,36 3,07 2,44 1,43 2,00 104 3. Tahun 2015 2015 Kode EMV D EMV + D EBV EBV + D Tobin's Q AALI AKRA ASII BBNI BBRI BBTN BMRI INTP PTBA SMGR TLKM UNTR WIKA 24.959.708.250.000 28.334.291.936.125 242.901.318.840.000 92.126.227.766.070 279.026.724.091.500 13.566.996.275.000 213.674.999.990.750 82.183.497.680.175 10.426.196.621.250 67.619.328.000.000 312.983.988.822.000 63.225.790.555.200 16.233.954.000.000 3.522.133.000.000 7.916.954.220.000 118.902.000.000.000 412.727.677.000.000 765.299.133.000.000 157.947.485.000.000 790.571.568.000.000 3.772.410.000.000 7.606.496.000.000 10.712.320.531.000 72.745.000.000.000 22.465.074.000.000 14.164.304.669.000 28.481.841.250.000 36.251.246.156.125 361.803.318.840.000 504.853.904.766.070 1.044.325.857.091.500 171.514.481.275.000 1.004.246.567.990.750 85.955.907.680.175 18.032.692.621.250 78.331.648.531.000 385.728.988.822.000 85.690.864.555.200 30.398.258.669.000 11.698.787.000.000 7.286.175.343.000 126.533.000.000.000 78.438.222.000.000 113.127.179.000.000 13.860.107.000.000 119.491.841.000.000 23.865.950.000.000 9.287.547.000.000 27.440.798.401.000 93.428.000.000.000 39.250.325.000.000 5.438.101.365.000 15.220.920.000.000 15.203.129.563.000 245.435.000.000.000 491.165.899.000.000 878.426.312.000.000 171.807.592.000.000 910.063.409.000.000 27.638.360.000.000 16.894.043.000.000 38.153.118.932.000 166.173.000.000.000 61.715.399.000.000 19.602.406.034.000 1,87 2,38 1,47 1,03 1,19 1,00 1,10 3,11 1,07 2,05 2,32 1,39 1,55 105 Lampiran 2. Hasil Olah Data Statistik A. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VAIC 39 2,07 8,20 4,1120 1,48018 SRD 39 ,30 ,73 ,5338 ,07833 TBQ 39 ,98 3,33 1,8373 ,73178 Valid N (listwise) 39 B. Uji Normalitas 106 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 39 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. ,41124303 Deviation Most Extreme Absolute ,124 Differences Positive ,124 Negative -,077 Test Statistic ,124 ,132c Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. C. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF -,539 ,564 -,955 ,346 VAIC ,419 ,048 ,848 8,801 ,000 ,945 1,059 SRD 1,221 ,900 ,131 1,356 ,183 ,945 1,059 a. Dependent Variable: TBQ D. Uji Autokorelasi Model Summaryb Model 1 R R Square ,827a ,684 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,667 ,42251 Durbin-Watson 2,162 a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC b. Dependent Variable: TBQ 107 E. Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Model B 1 (Constant) Std. Error Beta ,079 ,298 VAIC ,028 ,025 SRD ,274 ,474 t Sig. Tolerance VIF ,266 ,792 ,191 1,131 ,265 ,941 1,063 ,097 ,578 ,567 ,941 1,063 a. Dependent Variable: ABS_RES1 F. Uji Hipotesis Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Entered Removed SRD, VAICb 1 Method . Enter a. Dependent Variable: TBQ b. All requested variables entered. Model Summaryb Model 1 R R Square ,827a ,684 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,667 ,42251 Durbin-Watson 2,162 a. Predictors: (Constant), SRD, VAIC b. Dependent Variable: TBQ 108 ANOVAa Model 1 Sum of Squares Regression Mean Square 13,923 2 6,961 6,427 36 ,179 20,349 38 Residual Total df F Sig. 38,995 ,000b a. Dependent Variable: TBQ b. Predictors: (Constant), SRD, VAIC Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B 1 -,539 ,564 VAIC ,419 ,048 SRD 1,221 ,900 (Constant) Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF -,955 ,346 ,848 8,801 ,000 ,945 1,059 ,131 1,356 ,183 ,945 1,059 a. Dependent Variable: TBQ 109