ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA (PERSERO) PALEMBANG Noviyanita Jurusan Akuntansi POLTEK PalComTech Palembang Abstrak Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Likuid berarti perusahaan mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktunya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid. Tingkat likuiditas suatu perusahaan selalu dipengaruhi oleh jumlah aktiva lancar dan hutang lancar, karena itulah kenaikan dan penurunan pos-pos dalam aktiva lancar dan hutang lancar selalu mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka semakin besar jaminannya terhadap hutang lancar. Sebaliknya jika tingkat likuiditas perusahaan rendah maka hutang lancar tidak bisa terjamin dengan baik pada saat tiba waktu pelunasannya. Rasio likuiditas sangat penting yang bertujuan agar perusahaan dapat mengukur tingkat kemampuan perusahaan guna memenuhi kewajiban jangka yang harus segera dipenuhi. PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mempunyai keuangan yang sangat baik, terlihat dari neraca tahun 2007 dan 2008 mengalami kenaikan yang signifikan antara aktiva dan pasiva. Kata Kunci : Analisis, Likuiditas. PENDAHULUAN Laporan keuangan akan melaporkan posisi keuangan pada satu titik waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu, tetapi nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan di masa depan. Disamping tingkat keuntungan, para pemegang saham dan calon pemegang saham juga berkepentingan terhadap tingkat likuiditas perusahaan. Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Likuid berarti perusahaan mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancar atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktunya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid. Tingkat likuiditas suatu perusahaan selalu dipengaruhi oleh jumlah aktiva lancar dan hutang lancar, karena itulah kenaikan dan penurunan pos-pos dalam aktiva lancar dan hutang lancar 1 selalu mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan, maka semakin besar jaminannya terhadap hutang lancar. Sebaliknya jika tingkat likuiditas perusahaan rendah maka hutang lancar tidak bisa terjamin dengan baik pada saat tiba waktu pelunasannya. Rasio likuiditas sangat penting yang bertujuan agar perusahaan dapat mengukur tingkat kemampuan perusahaan guna memenuhi kewajiban jangka yang harus segera dipenuhi. PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mempunyai keuangan yang sangat baik, terlihat dari neraca tahun 2007 dan 2008 mengalami kenaikan yang signifikan antara aktiva dan pasiva. Dari kenaikan tersebut, dapat dilihat perandingan tingkat rasio likuiditas, berapa persen kenaikan maupun penurunan rasio likuiditas. Karena perbandingan aktiva dan pasiva terlihat perbedaannya maka kita dapat mengetahui bagaimana tingkat likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang. LANDASAN TEORI Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004:5) adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan modal atau alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Menurut Baridwan (2004:17), menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan suatu transaksi dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian Likuiditas Menurut Jhon (2005:185) Likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya, likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau kemampuan untuk memperoleh kas perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban jangka pendek pada tepat waktu. Pengertian Rasio Menurut Soemarso (2004:66) Rasio adalah alat yang dinyatakan dalam arithmetical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara 2 macam financial. Pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu: a.Rasio Likuiditas Menurut Houston (2006:95) Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. b.Rasio Aktivitas Menurut Mamduh (2005:80) Rasio Aktivitas adalah rasio untuk melihat pada beberapa aset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva - aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. c.Rasio Solvabilitas 2 Menurut Mamduh (2005:83) Rasio Solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. d.Rasio Profitabilitas Menurut Mamduh (2005:85) Rasio Profitabilitas adalah Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. e.Rasio Pasar Menurut Mamduh (2005:87) Rasio Pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Houston (2006:95) Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aktiva lancar lainnya dari sebuah perusahaan dengan kewajiban lancarnya. Pengertian Standar Likuiditas Menurut Mamduh (2005: 79) Standar rasio likuiditas untuk metode Current Rasio berkisar pada angka 2 atau 200 % dan metode Working Capital to Total Capital Assets Rasio yaitu tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio yang tinggi, sedangkan rasio yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang akan mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Menurut Agnes (2001:10) standar rasio untuk metode Acid Test Rasio dan Cash Rasio berkisar pada angka 1 atau 100%. ANALISIS 1. Analisis Masalah Berdasarkan tabel 3.1 perbandingan akun antara tahun 2007 dan 2008, di ketahui pada sisi kas dan setara kas mengalami kenaikan sebesar 102% Pada posisi aktiva lancar mengalami kenaikan sebesar 77% akun persediaan mengalami kenaikan sebesar 46% , kenaikan akun hutang lancar sebesar 95% kenaikan akun penjualan sebesar 29% , kenaikan piutang usaha sebesar 9,2% dan kenaikan jumlah aktiva sebesar 36.2% Tabel 1. Perbandingan Akun untuk tahun 2007 dan 2008 PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang (dalam jutaan rupiah) Nama Akun 2007 2008 Meningkat / Menurun 1. Kas dan Setara Rp. 6.358.990 Rp. 12.817.624 Rp. 6.458.634 Kas 2. Aktiva Lancar Rp. 10.109.237 Rp. 17.904.619 Rp. 7.795.328 3. Persediaan Rp. 2.715.875 Rp. 3.957.119 Rp. 1.241.224 4. Hutang Lancar Rp. 5.476.447 Rp. 10.692.369 Rp. 5.215.992 5. Penjualan Rp. 16.607.577 Rp. 21.402.633 Rp. 4.795.056 6. Piutang Usaha Rp. 1.034.372 Rp. 1.129.876 Rp. 95.504 7. Jumlah Aktiva Rp. 22.789.018 Rp. 31.035.478 Rp. 8.246.460 Sumber : Diolah dari Laporan keuangan PT.Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang 3 Persen 102 % 77 % 46 % 95 % 29 % 9,2 % 36,2 % Tabel akun perbandingan dibuat, maka selanjutnya akan dibuat analisis tingkat likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang untuk tahun 2007 dan 2008. Laporan Perincian tingkat likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang untuk tahun 2007 dan tahun 2008 sebagai berikut: 1. Current Rasio Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas metode Current Rasio tahun 2007 dan 2008 adalah: Aktiva Lancar Rumus = Hu tan g Lancar x 100% Tahun 2007 = 10.109.237 x 100% = 184,6 % 5.476.447 Tahun 2008 = 17.904..619 x 100% = 167,5 % 10.692.369 Tahun 2007 Current Rasio adalah sebesar 184,6% hasil ini dapat dijelaskan bahwa setiap Rp. 1,00 hutang untuk tahun 2007 di jamin Rp. 1,85 dan untuk tahun 2008 di dapatkan hasil Current Rasio sebesar 167,5 % dengan Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp. 1,68. Tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan sebesar 17, 1% . 1. Acid Test Rasio Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas metode Acid Test Rasio tahun 2007 dan 2008 adalah: Aktiva Lancar persediaan x 100% Hu tan g Lancar Rumus = Tahun 2007 = =10 135 %.237 2.715.875 .109 x 100% 5.476.447 Tahun 2008 = 17.904.619 3.957.119 x 100% 10.692.369 = 130 % Tahun 2007 Persentase Acid Test Rasio sebesar 135 %, hasil ini dapat dijelaskan bahwa setiap Rp. 1,00 hutang untuk tahun 2007 di jamin Rp. 1,35 dan untuk tahun 2008 di dapatkan hasil Acid Test Rasio sebesar 130 % dengan Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp. 1,30, antara 2007 dan 2008 terjadi penurunan sebesar 5% . 1. Cash Rasio Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas metode Cash Rasio 2007 dan 2008 adalah: Rumus = Kas dan setara kas Hu tan g Lancar x 100% 4 Tahun 2007 = 6.385.990 x 100% 5.476.447 = 116 % Tahun 2008 = 12.817.624 x 100% 10.692.369 = 120 % Tahun 2007 Persentase Cash Rasio sebesar 116 %, hasil ini dapat dijelaskan bahwa setiap Rp. 1,00 hutang untuk tahun 2007 di jamin Rp. 1,16 dan untuk tahun 2008 di dapatkan hasil Cash Rasio sebesar 120 % dengan Rp. 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp. 1,20antara 2007 dan 2008 terjadi peningkatan sebesar 4 %. 1. Working Capital to Total Assets Ratio Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas metode Working Capital to Total Assets Ratio 2007 dan 2008 adalah: Aktiva Lancar Utang Lancar Rumus = x 100% Jumlah Aktiva Tahun 2007 = 10.109.237 5.476.447 x 100% 22.789.018 = 20,3 % Tahun 2008 = 17.904.619 10.692.369 x 100% 31.035.478 = 23,2 % Tahun 2007 Persentase Working Capital to Total Assets Ratio sebesar 20,3 % dan untuk tahun 2008 persentase Working Capital to Total Assets Ratio sebesar 23,3%, apabila sewaktu-waktu PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang ditagih Utang lancarnya akan tersedia aktiva yang cukup untuk melunasinya. Bila dihubungkan dengan standar rasio maka untuk tahun 2007 dan 2008 tegolong baik walaupun tidak ada standar rasio yang pasti untuk menentukan rasio yang tinggi. 1. Peputaran Piutang Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas metode Peputaran Piutang 2007 dan 2008 adalah: Penjualan Rumus = Piu tan g Tahun 2007 = 16.607.577 1.034.372 = 16 Kali Tahun 2008 = 21.402.633 1.129.876 = 19 Kali Tahun 2007 terjadi 16 kali Peputaran Piutang dalam satu periode Peputaran Piutang ini menunjukkan bahwa setiap piutang dapat ditagih selama satu tahun sebanyak 16 kali, untuk menentukan lama piutang dapat ditagih dalam satu peputaran adalah Rumus = 365 hari Hasil Peputaran Piutang 5 = 365 hari = 23 hari 16 kali Jadi, setiap satu peputaran piutang dapat ditagih selama 23 hari, hasil ini telah mencukupi standar industri karena di atas 10,8 kali. Begitupun untuk tahun 2008 terjadi 19 kali Peputaran Piutang dalam satu periode Peputaran Piutang ini menunjukkan bahwa setiap piutang dapat ditagih selama satu tahun sebanyak 19 kali, maka: Rumus = 365 hari Hasil Peputaran Piutang = 365 hari = 19 hari 19 kali Jadi, setiap satu peputaran piutang dapat ditagih selama 19 hari, hasil ini telah mencukupi standar industri karena di atas 10,8 kali. 1. Peputaran Persediaan Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas metode Peputaran Piutang 2007 dan 2008 adalah: Rumus = Penjualan Persediaan Tahun 2007 = 16.607.577 2.715.875 = 6 Kali Tahun 2008 = 21.402.633 3.957.119 = 5 Kali Tahun 2007 terjadi 6 kali Peputaran Persediaan dalam satu periode, hasil ini menunjukkan bahwa setiap satu tahun, persediaan dapat jual sebanyak 6 kali penjualan, untuk menentukan lama persediaan dapat di jual dalam satu putaran adalah Rumus = = 365 hari Hasil Peputaran persediaan 365 hari = 61 hari 6 kali Jadi, setiap satu putaran persediaan dapat dijual selama 61 hari. Hasil ini telah mencukupi standar industri karena melewati 54,5 hari setiap satu putaran penjualan. Begitupun untuk Tahun 2008 terjadi 5 kali Peputaran Persediaan dalam satu periode, hasil ini 6 menunjukkan bahwa setiap satu tahun, persediaan dapat jual sebanyak 5 kali penjualan, untuk menentukan lama persediaan dapat di jual dalam satu putaran adalah Rumus = = 365 hari Hasil Peputaran persediaan 365 hari = 73 hari 5 kali 2. Pemecahan Masalah Perhitungan Rasio tahun 2007 dan 2008 pada PT. Pupuk Sriwdjaja (Persero) Palembang mengalami penurunan baik di Current Rasio, Cash Rasio, Acid Test Rasio, Working Capital to Total Assets Ratio, Peputaran Piutang, dan Peputaran Persediaan. Penurunan tersebut masih dalam standar rasio maupun standar indusri. Adapun Usaha meningkatkan rasio maupun menurunkan likuiditas adalah 1. Current Rasio Hasil untuk tahun 2007 dan 2008 belum cukup dan memenuhi standar rasio karena belum mencapai 200%. Tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunan persentase sebesar 17,1% ini disebabkan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mengalami kenaikan aktiva lancar lebih tinggi dibandingkan utang lancar.Current rasio bisa di tingkatkan apabila jumlah aktiva lancar meningkat lebih tinggi dan jumlah utang lancar tetap atau menurun dari tahun sebelumnya, dan sebaliknya untuk menurunkan hasil current rasio dapat menurunkan jumlah aktiva lancar lebih rendah atau nilai aktiva lancar tetap dan jumlah utang lancar meningkat lebih tinggi dari tahun sebelumnya. 2. Acid Test Rasio Hasil untuk tahun 2007 dan 2008 memenuhi standar rasio karena telah melewati angka 100 %. Tahun 2007 dan 2008 terjadi penurununa persentase sebesar 5 % ini disebabkan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mengalami kenaikan aktiva lancar lebih tinggi dibandingkan kenaikan persediaan dan kenaikan hutang lancar.Acid Test Rasio bisa di tingkatkan apabila menaikkan jumlah aktiva lancar lebih tinggi dari jumlah persediaan dan jumlah hutang lancar tetap atau menurun ataupun sebaliknya untuk menurunkan persentase Acid Test Rasio bisa menurunkan nilai aktiva lancar atau nilai aktiva lancar tetap dan menaikkan jumlah yang agak lebih tinggi untuk persediaan dan nilai yang menurun untuk utang lancar. 3. Cash Rasio Hasil untuk tahun 2007 dan 2008 baik dan memenuhi standar rasio yaitu diatas 100 %, Tahun 2007 dan 2008 terjadi penurunun persentase sebesar 4 % hasil ini disebabkan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mengalami kenaikan Kas dan Setara Kas yang lebih tinggi sebesar 102 % dibandingkan kenaikan utang lancar sebesar 92 %. Persentase Cash Rasio bisa di tingkatkan apabila menaikkan jumlah kas dan setara kas dari tahun sebelumnya dan jumlah utang lancar tetap atau menurun, sebaliknya untuk menurunkan persentase Cash Rasio harus menurunkan atau tetap jumlah kas dan setara kas dan menaikkan jumlah utang lancar. 7 4. Working Capital to Total Assets Ratio Tahun 2007 dan 2008 terjadi kenaikan persentase sebesar 2,9 % ini disebabkan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mengalami kenaikan Aktiva Lancar sebesar 77% , kenaikan utang lancar sebesar 92%, dan jumlah aktiva sebesar 36,2 % Persentase Working Capital to Total Assets Ratio dapat ditingkatkan dengan cara menurunkan jumlah aktiva lancar lebih rendah, menaikkan jumlah utang lancar dan nilai jumlah aktiva tetap atau menurun, sebaliknya Working Capital to Total Assets Ratio dapat diturunkan dengan cara meningkatkan jumlah aktiva lancar lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan menurunkan nilai utang lancar. 5. Peputaran Piutang Tahun 2007 dan 2008 terjadi kenaikan 3 kali Peputaran Piutang, ini disebabkan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mengalami peningkatan penjualan lebih tinggi dibandingkan meningkatnya Piutang Usaha. 6. Peputaran Persediaan Tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan sebanyak 1 kali penjualan yang di sebabkan PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang mengalami kenaikkan penjualan yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan persediaan.Rasio likuiditas menunjukkan seberapa besar jumlah kewajiban yang mampu dipenuhi oleh perusahaan dari penggunaan seluruh kekayaan yang diperkenankan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.11/PMK.010/2011 mengenai kekayaan yang diperkenankan (admitted assets), maka untuk menghitung jenis kekayaan tersebut sebelum dilakukan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan Early Warning System berupa rasio likuiditas dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : PENUTUP Menurut hasil Analisis Tingkat Likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang maka penulis menarik simpulan yaitu tingkat rasio likuiditas pada PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) Palembang. Secara umum telah memenuhi standar rasio yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari perhitungan Rasio Likuiditas berdasarkan perhitungan pada tahun 2007 dan 2008 terjadi peningkatan. Meskipun terdapat penurunan, penurunan tersebut tidak terlalu rendah masih dalam keadaan sesuai dengan standar rasio maupun standar industri untuk penjualan dan persediaan.Tingkat rasio keuangan dari tahun 2007 dan 2008 sudah memenuhi standar rasio berdasarkan perhitungan tahun 2007 memiliki persentase rasio likuiditas sebesar 184,6 % untuk current rasio, 135 % untuk acid test rasio, 116%, cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 20,3 %, untuk peputaran piutang 16 kali, dan untuk peputaran persediaan 6 kali. Unutk tahun 2008 memilki persentase rasio likuiditas sebesar 167,5 % untuk current rasio, 130 % untuk acid test rasio, 120 %, cash rasio, untuk working capital to total assets rasio 23,3 %, untuk peputaran piutang 19 kali, dan untuk peputaran persediaan 5 kali.Dalam hal ini keuangan PT. Pupuk Sriwidjaja (Perseo) Palembang masih dalam keadaan yang masih likuid, terlihat dari laba yang dihasilkan dari tahun 2007 dan tahun 2008 telah meningkat, dan terlihat dari perbandingan antara aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar. 8 DAFTAR PUSTAKA Housron, Joel J, 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. M.Hanafi, Mahmuh, Abdul Halim, 2005, Analisis Laporan Keuangan, Unit Percetakan AMP-YKPN, Yogyakarta. Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta. Sawir Agnes, 2001, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanan keuangan dan Perencanan Keuangan Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Weygandt, Jerry J, Donald E Kieso, 2008, Pengantar Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. 9