analisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek produk

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS
MEREK PRODUK KOSMETIK PERAWATAN KULIT WANITA
Putri Ariestyanti Kusuma
Fakultas Ekonomi
Program Ekstensi Manajemen Kekhususan Bisnis
Universitas Indonesia
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the effect of product quality, design, brand name,
store environment, service quality, promotion, and price upon the brand loyalty. This research
was conducted through a survey of 100 respondents who currently using skin care cosmetic
products. Data was analyzed by using SPSS multiple linear regression. From the research, that
product quality, design, brand name, promotion and price variables were affecting significantly
on brand loyalty. Meanwhile store environment and service quality were not affecting
significantly on brand loyalty. Through this research, it is expected that the research can provide
an understanding of empirically associated with efforts to increase brand loyalty.
Keywords:
Product Quality, Design, Brand Name, Store Environment, Service Quality, Promotion, Price,
Brand Loyalty
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas produk (product quality), design, nama
merek (brand name), lingkungan toko (store environment), kualitas pelayanan (service quality),
promosi (promotion) dan harga (price) pada loyalitas merek. Penelitian ini dilakukan melalui
survey kepada 100 responden yang sedang menggunakan produk kosmetik perawatan kulit.
Pengolahan data ini menggunakan SPSS dengan uji regresi linier berganda (Multiple Linear
Regression). Dari penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa variabel kualitas produk,
desain, nama merek, promosi dan harga mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
loyalitas merek. Sedangkan variabel lingkungan toko dan kualitas pelayanan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas merek. Melalui pengujian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman secara empiris berkaitan dengan upaya-upaya untuk meningkatkan loyalitas merek.
Kata Kunci :
Kualitas Produk, Desain, Nama Merek, Lingkungan Toko, Kualitas Pelayanan, Promosi, Harga,
Loyalitas Merek
PENDAHULUAN
Sejalan
dengan
perkembangan
budaya dan teknologi, para ahli kecantikan
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
menciptakan berbagai produk yang dapat
membantu konsumen wanita semakin
cantik. Kosmetika berasal dari kata kosmein
(Yunani) yang berarti “berhias”. Kosmetika
sudah dikenal orang sejak sejak berabadabad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian
kosmetik mulai mendapat perhatian, selain
untuk kecantikan juga untuk kesehatan.
Menurut Jellinek dalam buku Tranggono
dan Latifah (2007), perkembangan kosmetik
dan industri kosmetik secara besar-besaran
dimulai pada abad ke-20. Kosmetik menjadi
salah satu bagian dari bisnis. Bahkan
sekarang teknologi kosmetik begitu maju
dan merupakan paduan antara kosmetik dan
obat (pharmaceutical) atau yang disebut
kosmetik medic (cosmeceuticals). Tidak
dapat dipungkiri bahwa manusia sangat
memerlukan produk kosmetik, baik pria
maupun wanita. Sejak 40 tahun terakhir,
kosmetik berkembang sangat pesat. Industri
bahan kimia memberi industri kosmetik
banyak bahan dasar dan bahan aktif
sementara setiap tahunnya perkembanganperkembangan baru terus terjadi.
Sejarah kosmetik berubah dengan
berakhirnya Perang Dunia II dan
pertumbuhan industrinya ketika kosmetik
banyak diterima di kalangan perempuan dari
segala penjuru dunia. Dengan adanya media
elektronik seperti televisi, hal ini sangat
mempengaruhi industri kosmetik. Semakin
banyak perempuan yang ingin menggunakan
kosmetik sebagai kebiasaan di hampir
semua kesempatan. Fenomena tersebut
didukung oleh visualisasi iklan produk
kecantikan
yang menampilkan citra
perempuan cantik adalah dengan memiliki
kulit putih, tubuh langsing dan rambut hitam
panjang. Iklan produk kosmetik mampu
merekonstruksi realitas sosial ke dalam
suatu wacana iklan yang menjunjung tinggi
aspek penampilan (Melliana, 2006).
Berbicara mengenai kosmetik, tentu
identik dengan wanita dan segala
perawatannya. Setiap hari, wanita senantiasa
menggunakan
kosmetik
untuk
mempercantik
penampilannya.
Wanita
adalah makhluk yang identik dengan
keindahan, wanita selalu ingin tampil cantik
dalam berbagai keadaan dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian bagi sekelilingnya.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa
wanita senang mempercantik diri dengan
menggunakan berbagai macam kosmetik
yang digunakan. Jika orang mengatakan
cantik itu relatif, tetapi kenyataannya di
Indonesia orang yang ingin dikatakan cantik
mutlak harus memiliki kulit putih. Euphoria
kulit putih ini tentu tidak lepas dari mitos
kecantikan yang mensyaratkan perempuan
dapat dikatakan cantik apabila berkulit putih
dan halus.
Seiring
perkembangan
zaman,
kosmetik seolah menjadi kebutuhan primer
bagi sebagian kaum wanita di dunia. Hal ini
memberikan peluang bagi industri kosmetik
di Indonesia, sehingga banyak bermunculan
produk baru di pasaran yang dapat
menimbulkan persaingan yang sangat ketat.
Di sisi lain konsumen memiliki penilaian
dan harapan tersendiri terhadap kosmetik
yang mereka gunakan. Untuk mampu
bersaing dan memuaskan konsumen
tentunya suatu produk harus mempunyai
keunggulan kompetitif dibandingkan dengan
produk pesaing serta dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Sejumlah perusahaan
besar kosmetik sudah tidak asing lagi di
Indonesia, seperti Mustika Ratu, Martha
Tilaar, Unilever dan lain-lain.
Kondisi persaingan usaha saat ini
semakin ketat, setiap perusahaan harus
mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat
terus berkembang. Salah satu hal penting
yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh
setiap perusahaan adalah mempertahankan
pelanggan yang telah ada, kemudian
menggarap pelanggan-pelanggan potensial
yang baru supaya pelanggan tidak
meninggalkan perusahaan dan menjadi
pelanggan perusahaan lain. Dengan kata
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
lain,
perusahaan
harus
mampu
mempertahankan loyalitas merek (brand
loyalty). Loyalitas terhadap merek produk
merupakan konsep yang sangat penting
khususnya pada kondisi tingkat persaingan
yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang
rendah.
Persaingan yang sangat ketat dan
semakin
berkembangnya
ekspektasi
pelanggan, mendorong perusahaan untuk
lebih memfokuskan pada upaya untuk
mempertahankan pelanggan yang ada.
Istilah loyalitas pelanggan menunjukkan
pada kesetiaan pelanggan pada objek
tertentu, seperti pada merek, produk, jasa
atau toko. Pada umumnya merek sering kali
dijadikan objek loyalitas pelanggan.
Loyalitas
merek
(brand
loyalty)
mencerminkan loyalitas pelanggan pada
merek tertentu. Loyalitas pelanggan
memberikan dampak signifikan bagi
keuntungan perusahaan. Pelanggan yang
loyal kemungkinan akan menunjukkan sikap
dan perilaku positif, seperti pembelian ulang
merek yang sama dan rekomendasi yang
positif yang dapat mempengaruhi pelanggan
lain untuk menggunakan merek tersebut
(Arlan, 2006).
Saat ini di dunia globalisasi,
perkembangan produk kosmetik telah
menjadi
kebutuhan
sehari-hari
bagi
masyarakat, hal ini menjadikan peluang
yang besar bagi pemain dalam industri
sejenis. Sehingga persaingan dalam industri
ini pun berkembang pesat di Indonesia. Di
negara berkembang seperti Indonesia,
kosmetik pun telah menjadi salah satu
kebutuhan bagi masyarakatnya. Tingkat
populasi di Indonesia menjadikan Indonesia
sebagai salah satu pasar yang sangat
potensial di industri kosmetik. Potensi pasar
di Indonesia semakin hari semakin
membaik. Bahkan diprediksi ke depannya
pasar kosmetik di Indonesia akan
mengalami peningkatan.
Persaingan industri kosmetik di
tingkat domestik sebenarnya sudah diwarnai
dengan berbagai merek buatan dalam negeri.
Namun peningkatan pasar kosmetik di
Indonesia juga diwarnai dengan industri
kosmetik luar negeri dimana hampir separuh
pangsa pasar kosmetik didominasi oleh
produk kosmetik luar negeri. Semakin
banyak perusahaan-perusahaan pesaing di
industri kosmetik, maka produk yang
ditawarkan pun tentu semakin banyak juga.
Untuk memenangkan persaingan dalam
industri ini sudah bukan lagi dari sisi produk
saja, namun proses pemasaran pun ikut
menjadi
bagian
terpenting
dalam
memasarkan produk kosmetik tersebut.
Hubungan pelanggan tidak saja
dengan perusahaan namun dengan merek
yang dipilihnya. Pelanggan yang loyal
terhadap merek tertentu pasti mempunyai
keterikatan emosional yang mendalam.
Hubungan inilah yang terus dipelihara agar
perusahaan pemilik merek berupaya
membina hubungan tersebut dan pelanggan
akan merasa tetap nyaman memilih merek
favoritnya. Apa sajakah yang menyebabkan
keterikatan hubungan antara pelanggan
dengan merek tersebut?
Penelitian ini merupakan replikasi
dari penelitian yang pernah dilakukan oleh
Dr. Hamzah Salim Khraim (2011) dalam
“The Influence of Brand Loyalty on
Cosmetics Buying Behavior of UAE Female
Consumers”. Dalam penelitiannya, Khraim
menyatakan
bahwa
loyalitas
merek
dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu: nama
merek, kualitas produk, harga, design,
promosi, kualitas pelayanan dan lingkungan
toko. Replikasi penting untuk kemajuan
ilmu pengetahuan, karena dapat memberikan
berbagai manfaat. Replikasi penelitian dapat
membuktikan keandalan dari hasil penelitian
sebelumnya, apakah faktor-faktor loyalitas
merek yang berpengaruh di UAE dapat
diterapkan di Indonesia. Penelitian yang
dilakukan
penulis
diharapkan
dapat
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
memberikan manfaat secara praktis kepada
perusahaan-perusahaan
kosmetik
di
Indonesia guna menciptakan loyalitas
konsumen terhadap merek produk kosmetik
yang mereka tawarkan.
LANDASAN TEORI
Merek (Brand)
Merek merupakan salah satu bagian
dari suatu produk yang berfungsi untuk
membedakan produk yang ditawarkan oleh
suatu
perusahaan
dengan
produk
pesaingnya. Pada umumnya masyarakat
mengatakan merek sebagai “nama merek”,
padahal nama merek hanya merupakan
bagian kecil dari suatu merek. Merek juga
merupakan perekat yang mengikatkan
berbagai fungsi pemasaran dalam organisasi.
Inti dari komunikasi pemasaran yang
sebenarnya adalah membangun merek di
benak konsumen. Jika perusahaan mampu
membangun suatu merek yang kokoh, maka
perusahaan
akan
memiliki
program
pemasaran yang kokoh pula, sebaliknya jika
ternyata perusahaan tidak mampu, maka
segala upaya yang dilakukan oleh
pemasaran, seperti periklanan, promosi
penjualan, kehumasan, tidak mampu
mencapai tujuan program pemasaran
perusahaan.
Menurut Keller (2003) merek adalah
suatu produk yang telah ditambahkan
dengan dimensi-dimensi lainnya yang
membuat produk tersebut menjadi berbeda
dibandingkan dengan produk lainnya yang
sama-sama di desain untuk memenuhi
kebutuhan yang sama. Perbedaan tersebut
dapat berupa sesuatu yang emosional dan
tidak berwujud yang berhubungan dengan
apa yang diharapkan direpresentasikan oleh
merek. Merek merupakan janji penjual
untuk secara konsisten memberikan manfaat
dan jasa tertentu pada pembeli.
Loyalitas Merek (Brand Loyalty)
Loyalitas merek merupakan ukuran
inti dari ekuitas merek (brand equity).
Loyalitas merek secara kualitatif berbeda
dari dimensi-dimensi utama lainnya, karena
loyalitas merek terkait erat dengan
pengalaman menggunakan suatu produk.
Loyalitas merek dari kelompok pelanggan
sering merupakan inti dari ekuitas merek.
Menurut Aaker (1997), loyalitas merek
merupakan
satu
ukuran
keterkaitan
seseorang pelanggan pada suatu merek.
Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang
mungkin
tidaknya
seorang
pelanggan beralih ke merek lain yang
ditawarkan kompetitor, terutama jika pada
merek tersebut terjadi perubahan, baik
menyangkut harga ataupun atribut lainnya.
Loyalitas merk (brand loyalty)
menurut Mowen dan Minor (2002)
didefinisikan sebagai sejauh mana seorang
pelanggan menunjukkan sikap positif
terhadap
suatu
merek,
mempunyai
komitmen pada merek tertentu, dan berniat
untuk terus membelinya di masa depan.
Seorang pelanggan yang sangat loyal
kepada suatu merek tidak akan dengan
mudah memindahkan pembeliannya ke
merek lain, apa pun yang terjadi dengan
merek tersebut. Pelanggan yang loyal pada
umumnya akan melanjutkan pembelian
merek tersebut walaupun dihadapkan pada
banyak alternatif merek produk pesaing
yang menawarkan karakteristik produk yang
lebih unggul dari berbagai sudut atributnya.
Perusahaan
yang
mempunyai
pelanggan dengan loyalitas merek yang
tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran
perusahaan
karena
biaya
untuk
mempertahankan pelanggan jauh lebih
murah dibandingkan dengan mencari
pelanggan baru. Loyalitas merek yang tinggi
dapat meningkatkan perdagangan dan
menarik minat pelanggan baru karena
mereka memiliki keyakinan bahwa membeli
produk bermerek minimal dapat mengurangi
resiko.
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
Faktor-Faktor Loyalitas Merek
Kualitas Produk (Product Quality)
Pengertian kualitas sangat beraneka
ragam. Menurut Boetsh dan Denis yang
dikutip oleh Tjiptono (2000), kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. Pendapat di atas dapat
dimaksudkan bahwa seberapa besar kualitas
yang diberikan, yang berhubungan dengan
produk barang serta faktor pendukungnya
guna memenuhi harapan pemakainya.
Dengan kata lain semakin memenuhi
harapan konsumen, maka produk tersebut
dapat dikatakan berkualitas. Menurut Kotler
dan Amstrong (2008) menyatakan bahwa
kualitas produk adalah kemampuan suatu
produk untuk melakukan fungsi-fungsinya
yang meliputi daya tahan keandalan,
ketepatan,
kemudahan,
operasi
dan
perbaikan serta atribut lainnya. Apabila
suatu produk telah dapat menjalankan
fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai
produk yang memiliki kualitas yang baik.
Desain (Design)
Yang dimaksud dengan desain disini
adalah kemasan produk. Kemasan produk
merupakan bagian penting bagi keamanan
produk. Kemasan yang bagus menjaga dari
kerusakan yang disebabkan oleh perubahan
cuaca maupun saat proses distribusi. Selain
itu kemasan merupakan salah satu alat
pemasaran yang efektif (Nurmatjon, 2007).
Menurut Cenadi (2000), daya tarik suatu
produk
tidak
dapat
terlepas
dari
kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu”
karena berhadapan langsung dengan
konsumen. Kemasan yang baik dapat
mempengaruhi
konsumen
untuk
memberikan respon positif, dan berakhir
dengan pembelian produk. Design atau
kemasan adalah semua jenis bentuk
pengemasan
yang
digunakan
untuk
membungkus suatu produk serta label yang
menyertainya. Bungkus atau kemasan yang
menarik akan memberikan nilai plus pada
konsumen yang sedang membedakan
beberapa produk yang bentuk dan mutunya
hampir sama. Perbedaan tersebut akan
terlihat dari label yang biasanya terdapat
dalam kemasan produk.
Nama Merek (Brand Name)
Brand name merupakan bagian dari
merk yang dinyatakan dalam rangkaian
kata-kata atau angka yang dapat diucapkan
atau dilafalkan. Dalam bisnis yang sangat
ketat, brand name memiliki peranan besar
terutama dengan penilaian pelanggan
terhadap kualitas atau mutu produk,
sehingga merk berpengaruh terhadap
loyalitas. Perusahaan yang menggunakan
merk pada produknya harus melalui tahap
pemilihan nama merk yang akan digunakan.
Dengan pertumbuhan yang cepat dalam
pemasaran secara global, maka perusahaan
harus memilih nama merk dengan
pandangan global. Nama merk harus
mempunyai arti dan dapat diucapkan dalam
bahasa lain. Lebih lanjut menurut Sadat
(2009) bagi sebuah produk, nama dapat
berfungsi sebagai alat pembeda suatu
produk dengan pesaingnya, alat promosi dan
daya tarik produk, alat untuk membangun
citra, pemberi keyakinan, jaminan kualitas,
dan prestise kepada pelanggan, alat
pengendali persaingan pasar.
Lingkungan Toko (Store Environtment)
Pada dasarnya, sebuah retailer
mempunyai dua hal yang dapat ditawarkan
kepada konsumen, yaitu produknya dan cara
menampilkan produk tersebut hingga
kemudian terlihat menarik. Cara penampilan
produk yang ditawarkan oleh toko itulah
yang kemudian disebut store environment
(lingkungan toko). Lingkungan toko yang
baik adalah lingkungan toko yang dapat
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
menghadirkan kenyamanan bagi para
pengunjungnya serta mampu merangsang
mereka untuk menghabiskan waktu untuk
berbelanja di toko tersebut. Lingkungan
mengacu pada rangsangan fisik dan sosial
yang kompleks di dunia eksternal
konsumen. Termasuk di dalamnya, bendabenda, tempat, dan orang lain yang
mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen
serta perilakunya. Menurut Peter dan Olson
(2002), afeksi dan kognisi dalam kaitannya
dengan toko diterjemahkan dalam dua
variabel yakni citra toko (Store Image) dan
suasana toko (Store Atmosphere). Bagian
penting dari lingkungan adalah rangsangan
fisik dan sosial yang diciptakan oleh
pemasar untuk mempengaruhi konsumen.
Termasuk di dalamnya adalah produk, iklan,
pernyataan verbal oleh salesperson, label
harga, lampu tanda, dan toko. (Peter dan
Olson, 2002).
Kualitas Pelayanan (Service Quality)
kualitas pelayanan berpusat pada
upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan
pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi loyalitas pelanggan.
Menurut Tjiptono (1996) menyatakan bahwa
“Kualitas pelayanan adalah keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan”. Sedangkan Mary Jo
Ritner dalam buku Tjiptono (2000)
menyatakan bahwa “Board definition is one
that defines service include all economics
activities whose output is not a physical
product or construction, is generally
consumed at the time it is produce, and
provides added value in form (Such as
convenience,
amusment,
timeliness,
comport, or health that are essentially
intangible concerns of its purchase”. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan
ekonomi yang outputnya bukan produk
konsumsi bersamaan dengan waktu produksi
dan memberikan nilai tambah (seperti
kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat
tidak berwujud.
Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu
variabel di dalam marketing mix yang sangat
penting dilakukan oleh perusahaan dalam
memasarkan produk atau jasanya. Menurut
Martin L. Bell dalam Swastha dan Irawan
(2005) menyatakan promosi adalah semua
jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan
untuk mendorong permintaan. Promosi
adalah arus informasi atau persuasi satu arah
yang dibuat untuk mengarahkan seseorang
atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Menurut Tjiptono (2008) promosi penjualan
adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat
diatur untuk merangsang pembelian produk
dengan segera dan meningkatkan jumlah
barang yang akan dibeli konsumen. Promosi
merupakan
alat
komunikasi
dan
penyampaian
pesan
bersifat
memberitahukan, membujuk, mengingatkan
kembali kepada konsumen, para perantara
atau kombinasi keduanya. Dalam promosi
tersebut yang biasa disebut bauran promosi.
Harga (Price)
Harga merupakan salah satu faktor
penting dari sisi penyedia jasa untuk
memenangkan suatu persaingan dalam
memasarkan produknya. Oleh karena itu
harga harus ditetapkan. Menurut Kotler dan
Amstrong (2004), harga adalah sejumlah
uang yang dibebankan atas suatu produk
atau jasa atau jumlah dari nilai yang
ditukarkan konsumen atas manfaat-manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk
atau jasa tersebut. Sedangkan menurut
kamus besar bahasa Indonesia, pengertian
harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
yang senilai yang harus dibayarkan untuk
produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di
pasar tertentu.
menginterpretasikan
dan
menarik
kesimpulan dari sejumlah data yang
terkumpul. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: Uji
Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi
Klasik
(Uji
Normalitas,
Uji
Multikolinearitas, Uji Heterokedastisitas dan
Uji Autokorelasi) dan Analisis Regresi
Linier Berganda.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling.
Non-probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2009). Jadi, setiap konsumen
atau responden yang memenuhi kriteria
populasi tidak memiliki kesempatan atau
peluang yang sama untuk dipilih menjadi
responden.
Metode
non-probabilitas
sampling yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah:
Judgement
Sampling,
Convenience Sampling dan Snowball
Sampling.
Agar suatu data yang dikumpulkan
dapat bermanfaat, maka harus diolah dan
dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Tujuan metode analisis data adalah untuk
Model Penelitian
Dengan
adanya
kepercayaan
terhadap merek yang semakin tinggi,
diharapkan konsumen akan menjadi loyal
terhadap merek suatu produk perawatan
kulit. Dalam kerangka pemikiran ini
menjelaskan bahwa
loyalitas merek
dipengaruhi oleh product quality (kualitas
produk), design (desain), brand name (nama
merek), store environment (lingkungan
toko), service quality (kualitas pelayanan),
promotion (promosi), dan price (harga).
Untuk lebih jelasnya tentang bentuk model
penelitian yang digunakan peneliti dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
Kualitas Produk
X1
H1
Desain
X2
H2
Nama Merek
X3
H3
Lingkungan Toko
X4
H4
H5
Kualitas
Pelayanan
X5
Promosi
X6
H6
H7
Harga
X7
Gambar 1. Model Penelitian
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
Loyalitas
Merek
Hipotesis Penelitian
Adapun tujuan penelitian, adalah
untuk
menganalisis
hipotesis-hipotesis
berikut ini:
H1: Kualitas produk memiliki pengaruh
signifikan terhadap loyalitas merek.
H2: Desain memiliki pengaruh signifikan
terhadap loyalitas merek.
H3: Nama merek memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas merek.
H4: Lingkungan toko memiliki pengaruh
signifikan terhadap loyalitas merek.
H5: Kualitas pelayanan memiliki pengaruh
signifikan terhadap loyalitas merek.
H6: Promosi memiliki pengaruh signifikan
terhadap loyalitas merek.
H7: Harga memiliki pengaruh signifikan
terhadap loyalitas merek.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tujuh
hipotesis yang diuji. Dari ketujuh hipotesa
yang telah disebutkan, dapat dijelaskan
melalui tabel ringkasan uji hipotesis model:
Tabel 1. Uji Hipotesa Model
Hipotesis
H1
H2
H3
H4
H5
H6
H7
Pernyataan Hipotesis
Kualitas produk berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek
Desain berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek
Nama merek berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek
Lingkungan toko berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas
merek
Kualitas pelayanan berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas
merek
Promosi berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek
Harga berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas merek
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
kualitas produk, desain, nama merek,
promosi dan harga berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek karena
thitung > ttabel dimana ttabel adalah 1,99.
Sedangkan variabel lingkungan toko dan
kualitas pelayanan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek karena
thitung < ttabel.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab
thitung
Keterangan
3,088
Diterima
2,287
Diterima
2,070
Diterima
0,834
Ditolak
0,546
Ditolak
2,244
Diterima
2,976
Diterima
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1) Kualitas produk memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap
loyalitas merek.
Hasil ini
mendukung hipotesis awal penelitian
ini. Jadi, H1 diterima.
2) Desain memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap loyalitas
merek. Hasil ini mendukung
hipotesis awal penelitian ini. Jadi,H2
diterima.
3) Nama merek memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap
loyalitas
merek.
Hasil
ini
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
4)
5)
6)
7)
mendukung hipotes awal penelitian
ini. Jadi, H3 diterima.
Lingkungan toko tidak memiliki
pengaruh positif yang signifikan
terhadap loyalitas merek. Hasil ini
tidak mendukung hipotesis awal
penenelitian ini. Jadi, H4 ditolak.
Kualitas pelayanan tidak meiliki
pengaruh positif yang signifikan
terhadap loyalitas merek. Hasil ini
tidak mendukung hipotesis awal
penelitian ini. Jadi, H5 ditolak.
Promosi memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap loyalitas
merek. Hasil ini mendukung
hipotesis awal penelitian ini. Jadi, H6
diterima.
Harga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas merek.
Hasil ini mendukung hipotesis awal
penelitian ini. Jadi, H7 diterima.
Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil dan kesimpulan
dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang
dapat
dijadikan
pedoman
dalam
menganalisis pengaruh kualitas produk,
desain, nama merek, promosi dan harga
terhadap loyalitas merek produk perawatan
kulit yang juga merupakan implikasi
manajerial yang penting untuk diperhatikan
oleh pihak perusahaan. Berikut implikasi
manajerialnya:
1) Perusahaan kosmetik harus selalu
menjaga
dan
bila
perlu
meningkatkan kualitas produk yang
menjadi salah satu faktor yang
berpengaruh
secara
langsung
terhadap loyalitas merek, antara lain
dengan menambah varian terhadap
produk yang dikeluarkan atau
dengan menggunakan bahan-bahan
dasar alami untuk memperkecil efek
negatif dari penggunaan kosmetik
perawatan kulit.
2) Dalam hal produk perawatan kulit
wanita, lebih dikembangkan lagi
inovasi dalam desain yang menjadi
faktor penting yang berpengaruh
secara langsung terhadap loyalitas
merek dengan skor rata-rata tertinggi
sebesar 4,29. Contohnya dengan
mengembangkan desain yang lebih
fashionable sehingga dapat lebih
menarik perhatian bagi konsumen
wanita.
3) Nama merek menjadi salah satu
faktor
terpenting
yang
mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap merek produk perawatan
kulit.
Perusahaan
perlu
meningkatkan brand image dari
produk perawatan tersebut dengan
cara
membuat
iklan
produk
perawatan kulit yang ditawarkan ke
konsumen.
4) Peningkatan
promosi
guna
meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap merek produk perawatan
kulit, perusahaan dapat memberikan
free sample produk perawatan kulit
kepada konsumen atau dengan
personal selling yang baik.
5) Persaingan harga dengan kompetitor
juga merupakan faktor yang perlu
diperhatikan
oleh
perusahaan.
Perusahaan boleh saja meningkatkan
harga, tetapi perlu diiringi dengan
peningkatan kualitas produknya ke
arah yang lebih baik.
Keterbatasan Penelitian
Dari penelitian yang telah dilakukan,
masih terdapat beberapa kekurangan dan
kelemahan dalam penyusunan skripsi ini.
Kelemahan
dan
kekurangan
dalam
penelitian ini adalah variabel-variabel
independen dalam penelitian ini tidak
seluruhnya memiliki pengaruh terhadap
loyalitas konsumen terhadap merek.
Variabel-variabel independen yang diteliti
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
dalam penelitian ini
hanya
dapat
mempengaruhi variabel dependen loyalitas
merek sebesar 51,30%. Sedangkan sisanya
sebesar 48,70% dipengaruhi oleh variabel
lain selain variabel independen dalam
penelitian ini.
Saran Penelitian Berikutnya
1)
Untuk penelitian yang akan
datang
disarankan
untuk
menambahkan
variabel
independen
lainnya
selain
kualitas produk, model, nama
merek, lingkungan toko, kualitas
pelayanan, promosi dan harga
yang
tentunya
dapat
mempengaruhi
variabel
dependen loyalitas merek agar
lebih melengkapi penelitian ini
karena masih ada variabelvariabel independen lain yang
mungkin dapat mempengaruhi
loyalitas merek. Misalnya citra
perusahaan
atau
kepuasan
konsumen.
2) Untuk penelitian yang akan
datang disarankan untuk mencari
ruang lingkup populasi yang
lebih luas tidak hanya satu
wilayah. Kalau pada penelitian
ini hanya di wilayah perkantoran
Jakarta Selatan, tepatnya di
lingkungan Senayan, untuk
penelitian yang akan datang
lebih mencakup wilayah Jakarta
secara keseluruhan. Jumlah
sampel
yang
dijadikan
responden
sebaiknya
lebih
banyak sehingga penelitian
selanjutnya
dapat
semakin
memberikan gambaran yang
lebih spesifik mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi
loyalitas merek.
REFERENSI
Aaker, David A. (1991). Managing Brand
Equity: Capitalizing On The Value of
A Brand Name. New York: Free
Press
Aaker, David A. (1997). Manajemen Ekuitas
Merek. Jakarta: Spektrum
Anwar,
Saifuddin.
(2003).
Metode
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Cooper,R. D dan Schindler, S. P. (2008).
Metode Riset Bisnis Edisi 9. Jakarta:
PT Media Global Edukasi
Durianto, D., Sugiarto, dan Sitinjak, T.
(2001). Strategi Menaklukkan Pasar:
Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku
Merek. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Ferdinand, Agusty. (2000). Structural
Equation
Modelling
Dalam
Penelitian Manajemen, Seri Pustaka
Kunci No. 2, Agustus. Semarang:
Program Magister Manajemen Undip
Ferdinand,
Agusty.
(2006).
Metode
Penelitian Manajemen: Pedoman
Penelitian untuk Penulisan Skripsi,
Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen,
Edisi 2. Semarang: BP Undip
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. (2006). Statistik Non
Parametrik: Teori dan Aplikasi
dengan Program SPSS. Semarang:
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro
Hasan, M. Iqbal. (2003). Pokok-Pokok
Materi
Statistik
2:
Statistik
Inferensif. Jakarta: Bumi Aksara
Keller, K. L. (2003). Strategic Brand
Management: Intl ed. Building,
Measuring, and Managing Brand
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
Equity 2nd ed. New Jersey: Pearson
Education, Inc
Kotler, P. & Armstrong, G. (2001). PrinsipPrinsip Pemasaran Edisi Kedelapan,
Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kotler, P. & Armstrong G. (2003). DasarDasar Pemasaran Jilid I, Edisi 9
Terjemahan. Jakarta: PT Indeks
Kotler, P. & Armstrong, G. (2004). DasarDasar Pemasaran Jilid II. Jakarta:
PT Indeks
Kotler,
Philip.
(1992).
Manajemen
Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian,
Buku 2. Jakarta: Salemba Empat
Kotler,
Philip.
(1994).
Manajemen
Pemasaran: Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian,
Jilid I Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Kotler, Philip. (2008). Prinsip-Prinsip
Pemasaran,
Jilid
1.
Jakarta:
Erlangga
Khraim, S. H. (2011). The Influence of
Brand Loyalty on Cosmetics Buying
Behavior
of
UAE
Female
Consumers. International Journal of
Marketing Studies
Lindawati. (2005). Analisis Kesadaran
Merek, Persepsi Kualitas, dan
Asosiasi Merek Dalam Ekstensi
Merek Pada Produk Merek Lifebuoy
di
Surabaya.
Jurnal
Sains
Pemasaran Indonesia. Vol. IV, No. 1
Lovelock, Christopher. (2002). Service
Marketing In Asia. Singapore:
Prentice Hall Inc.
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. (2008).
Manajemen Pemasaran Jasa Edisi
Dua. Jakarta: Salemba Empat
Malhotra, N. K. (2007). Marketing
Research: An Applied Orientation 5th
Edition. New Jersey: Pearson
Education, Inc.
Melliana, Anastasia. (2006). Menjelajahi
Tubuh Perempuan dan Mitos
Kecantikan. Yogyakarta: LkiS
Mowen, John C. & Minor, Michael. (2002).
Perilaku Konsumen Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Natadjaja,
Listia.
(2002).
Pengaruh
Komunikasi Visual Antar Budaya
Terhadap Pemasaran Produk Pada
Pasar Ekspor Ditinjau dari Warna
dan Ilustrasi Desain Kemasan.
Nirmana Vol. 4, No. 2
Parasuman, Valarie A. Z. dan Berry. (2002).
Delivering Service Quality. New
York: Mc Milan
Peter, J. Paul & Olson, Jerry C. (1999).
Consumer
Behavior:
Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Jakarta: Erlangga
Peter, J. Paul & Olson, Jerry C. (2002).
Consumer
Behavior:
Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran.
Jakarta: Erlangga
Rangkuti, Freddy. (1997). Riset Pemasaran.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Rangkuti, Freddy. (2002). Measuring
Customer Satisfaction. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Rangkuti,Freddy. (2004). The Power of
Brands: Teknik Mengelola Equity &
Strategy Pengembangan Merek Plus
Analisis Kasus dengan SPSS.
Jakarta:
PT Gramedia
Pustaka Utama
Ridwan & Kuncoro. (2007). Cara
Menggunakan dan Memakai Analisis
Jalur (Path Analysis). Bandung:
Alfabeta
Sadat, Andi M. (2009). Brand Belief:
Strategi Membangun Merek Berbasis
Keyakinan. Jakarta: Salemba Empat
Saladin, Djaslim. (2004). Manajemen
Strategi & Kebijakan Perusahaan.
Bandung: Linda Karya
Saladin, Djaslim dan Oesman, Yevis Marty.
(2002). Intisari Pemasaran dan
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
Unsur-Unsur Pemasaran. Bandung:
Linda Karya
Santoso,
Singgih.
(2001).
Statistik
Multivariat. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
Sekaran, Uma. (1992). Research Methods
for Business: A Skill Building
Approach, 2nd Edition. New York,
USA: John Wiley & Son, i9nc
Simamora, Bilson. (2001). Remarketing for
Business Recovery. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Simamora, Bilson. (2002). Aura Merek: 7
Langkah Membangun Merek yang
Kuat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Simamora, Bilson. (2003). Memenangkan
Pasar (dengan Pemasaran Efektif
dan
Profitabel).
Jakarta:
PT
Gramedia Pustaka Utama
Singarimbun, Masri. (1995). Metode
Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES
Sugiyono. (1999). Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2002). Cetakan Kedua Statistika
Untuk Penelitian dan Aplikasinya
dengan SPSS 10.0 for Windows.
Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Sulistyo, Joko. (2010). 6 Hari Jago SPSS
17. Yogyakarta: Cakrawala
Supranto, J. (1997). Metode Riset Edisi
Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Supranto, J. (2000). Statistik: Teori dan
Aplikasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Temporal, Paul & Lee, K. C. (2002). HiTech
Hi-Touch
Branding:
Menciptakan
Kekuatan
Merek
Dalam Era Teknologi. Jakarta:
Salemba Empat
Tjiptono, Fandy. (1996). Strategi Bisnis dan
Manajemen. Yogyakarta: Andi
Tjiptono,
Fandy.
(2000).
Strategi
Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Tjiptono,
Fandy.
(2002).
ManajemenPemasaran. Yogyakarta:
Andi
Tjiptono,
Fandy.
(2005).
Brand
Management
&
Strategy.
Yogyakarta: Andi
Tjiptono,
Fandy.
(2008).
Service
Management. Jakarta: PT Prenada
Media
Tranggono, Retno I. dan Latifah, Fatma.
(2007). Buku Pegangan Ilmu
Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Uyanto, Stanislaus S. (2006). Pedoman
Analisis Data Dengan SPSS Edisi II.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Wasitaatmadja, S. M. (1997). Penuntun Ilmu
Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press
Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia FE UI
Zeithaml, Valerie A. dan Bitner, M. J.
(2002). Service Marketing 3rd
Edition. McGraw Hill Higher
Education
Zeithaml, Valarie A. dan Bitner, M. J.
(2003). Service Marketing. Tata
McGraw-Hill
www.marketing.co.id, 02/IX/Februari 2009
www.marketing.co.id, 02/X/Februari 2010
www.marketing.co.id, 02/XI/Februari 2011
http://books.google.co.id
www.idx.co.id
Analisis faktor..., Putri Ariestyanti Kusuma, FE UI, 2013.
Download