Dampak Perubahan Iklim pada Keamanan Pangan dan Gizi

advertisement
Dampak Perubahan Iklim pada Keamanan Pangan
dan Gizi
Dikirim oleh denok pada 12 Agustus 2016 | Komentar : 0 | Dilihat : 2034
Konferensi internasional
mengangkat isu pangan,
pertanian dan sumber daya
alam di FTP
Setidaknya dua keynote speaker mengangkat isu perubahan iklim dalam sebuah konferensi internasional yang
diselenggarakan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP-UB). Kegiatan The 2nd International
Conference on Food, Agriculture and Natural Resources ini bertemakan "Exploring Local Potential for
Strengthening Food and Energy Security Through Sustainable Agriculture and Natural Resources". Konferensi ini
diselenggarakan pada Selasa-Kamis (2-4/8/2016) di kampus UB serta Kota Wisata Batu.
Keanekaragaman Hayati untuk Menjamin Keamanan Pangan dan Gizi
Percy E. Sajise, Keynote speaker pertama dari University of the Philipinnes Los Banos (UPLB) mengungkapkan
andil perubahan iklim dalam meningkatkan kehilangan sumber daya alam. "Kita menghadapi kehilangan sumber
daya alam pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Guru Besar UPLB ini. Padahal, menurutnya,
keamanan pangan dan kesehatan di masa mendatang membutuhkan keanekaragaman hayati global yang
dilestarikan serta bisa diakses semua pihak. Ini karena globalisasi berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan pokok
antar negara yang menciptakan ketergantungan satu sama lain. Pemanfaatan keanekaragaman hayati yang efektif,
berkelanjutan serta berkeadilan menurut Sajise yang juga peneliti senior SEARCA, merupakan tujuan
pembangunan berkelanjutan dari masyarakat global. Hal ini sesuai dengan target "The Sustainable Development
Goals 2030" dan "the Aichi Biodiversity". Semakin tingginya kekayaan alam yang dikelola manusia, menurutnya
membutuhkan model pelembagaan biodiversitas-fungsional yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan dan target konservasi keanekaragaman hayati sekaligus pemanfaatannya bagi keamanan
pangan dan gizi yang berkelanjutan, berikut rekomendasinya bagi negara-negara ASEAN. Diantaranya
meningkatkan nilai tambah kawasan lindung sebagai kawasan konservasi sekaligus lumbung pangan dan gizi
dengan perhatian pada peran penting ekosistem serta mendukung dan mempromosikan pertukaran materi
keanekaragaman hayati dibawah perjanjian Nagoya Protocol and Plant Genetic Resources for Food and Agriculture
(PGRFA) dan perjanjian internasional Plant Genetic Resources for Food and Agriculture (PGRFA).
Kesepakatan Baru pada Perubahan Iklim serta Implikasinya bagi ASEAN
Valerien Pede, seorang pakar ekonomi pertanian dari IRRI (International Rice Research Institute) merupakan
pembicara kedua yang membahas masalah perubahan iklim. Menurutnya adaptasi pada perubahan iklim penting
untuk mencegah ancaman keamanan pangan. Namun adaptasi yang diperlukan dalam produksi padi dan tanaman
pangan lain masih sebatas konseptual. Sebagaimana dipaparkan dalam pertemuan COP-21 di Paris yang
menekankan pada upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, ASEAN lebih banyak mengalokasikan budget GHG
(Green House Gas) utamanya methane dari pertanian tanaman padi. "Hampir semua Perwakilan ASEAN di COP21 memaparkan tentang adaptasi dan mitigasi produksi beras, yang merupakan makanan pokok, meskipun dalam
isi dan format yang berbeda," katanya. "Mengapa tidak mengharmonisasikannya di level ASEAN?" tanyanya.
Pede menambahkan, para pengambil keputusan membutuhkan informasi terkait opsi-opsi dalam adaptasi dan
mitigasi perubahan iklim. Namun sayangnya mereka masih kekurangan data dukung dan skenario terkait
pendekatan, intervensi serta metode adaptasi dan mitigasinya. Dalam upaya menuju "Good Agriculture Practices",
menurutnya sinergi antar negara ASEAN dibutuhkan sebagai pilar utama Climate-Smart Agriculture. Perhatian
khusus pada pertanian menurutnya bisa diwujudkan dalam investasi yang lebih besar pada pembangunan desa
seperti pembangunan sarana irigasi dan peningkatan capacity building. [denok/Humas UB]
Artikel terkait
Visiting Profesor Turki di FTP
Mahasiswa FTP Raih Emas International Young Inventors Award 2017
Dekan FTP Terpilih sebagai Ketua FKPT TPI 2017-2019
FLOICE FTP Raih Dua Emas di Bandung
Kerjasama Internasional UB dan University of Southampton
Download