PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI i PELAKSANAAN PERMENKES NO. HK. 02. 02/ MENKES/ 068/ 1/ 2010 TENTANG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN ANTIDIABETIKA GENERIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RAWAT INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JULI-DESEMBER 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Dana Wingga Pragmahati NIM :078114017 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii PELAKSANAAN PERMENKES NO. HK. 02. 02/ MENKES/ 068/ 1/ 2010 TENTANG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN ANTIDIABETIKA GENERIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RAWAT INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JULI-DESEMBER 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Dana Wingga Pragmahati NIM :078114017 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vii PRAKATA Puji syukur dan rasa terimakasih yang mendalam penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cinta kasih dan anugerah yang telah diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Proses pembuatan skripsi tidak lepas dari segala bantuan dan dukungan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini: 1. Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini. 2. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Apt. Ph. D selaku dosen pembimbing utama dengan penuh kesabaran memberikan masukan, dukungan, dan arahan yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi. 3. Drs. Djaman Ginting Manik, Apt. dan Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku penguji yang memberikan saran dan kritikan serta dukungan kepada penulis dalam proses menyempurnakan naskah skripsi. 4. Direktur RSUD Soewondo Pati dan seluruh staff atas ijin dan arahan, serta bantuan yang diberikan untuk melakukan penelitian ini. 5. Ayahanda dan ibunda, sebagai sumber inspirasi terima kasih atas segala dukungan doa, moral, cinta dan kasih sayang. vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI viii Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian, semua pembaca, dan masyarakt luas. Penulis vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ix DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………….. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.......................................... v PRAKATA........................................................................................ vi DAFTAR ISI..................................................................................... viii DAFTAR TABEL………………………………............................. xi DAFTAR GAMBAR......................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xiii INTISARI.......................................................................................... xiv ABSTRACT........................................................................................ xv BAB I PENGANTAR....................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................. 1 1. Permasalahan…….................................................................. 4 2. Keaslian penelitian.................................................................. 5 3. Manfaat penelitian.................................................................. 8 B. Tujuan Penelitian.......................................................................... 8 1. Tujuan umum......................................................................... 8 2. Tujuan khusus........................................................................ 8 viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI x BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………............. 10 A. Pengertian Kesehatan………….................................................... 10 B. Peraturan Kewajiban Menggunakan Obat Generik……………... 11 C. Obat Generik……………………………………………………. 16 D. Diabetes Mellitus………... ................................................... 21 E. Landasan Teori.............................................................................. 34 F. Hipotesis………………………………….................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN..................................................... 37 A. Jenis dan Rancangan Penelitian.................................................... 37 B. Variabel Penelitian………………................................................ 37 C. Definisi Operasional..................................................................... 37 D. Subjek Penelitian.......................................................................... 38 E. Bahan Penelitian………………………………………………... 39 F. Tempat Penelitian......................................................................... 39 G. Instrumen Penelitian..................................................................... 39 H. Tata Cara Penelitian...................................................................... 39 1. Tahap persiapan...................................................................... 40 2. Tahap pelaksanaan.................................................................. 40 3. Tahap penyelesaian................................................................. 40 I. Metode Penyimpulan Data............................................................ 41 J. Analisis Data……………............................................................. 41 K. Keterbatasan Penelitian................................................................. 44 ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................ 45 A. Profil Pasien Geriatri Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010……............ B. Pelaksaanaan Permenkes 2010 di RSUD 45 Soewondo Pati…………………………….................................................. 48 C. Evaluasi Penulisan Resep Bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II pada Unit Rawat Inap Sudah dengan Nama Generik………………………….................................................. D. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap 50 Pelaksanaan Permenkes 2010 Terutama untuk Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Unit Rawat Inap…………………………………………… 54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................. 56 A. Kesimpulan................................................................................... 56 B. Saran............................................................................................. 57 DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 58 LAMPIRAN........................................................................................ 62 BIOGRAFI PENULIS........................................................................ 115 x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xii DAFTAR TABEL Halaman Tabel I. Jenis Obat Bagi Penderita DM tipe yang Tersedia di RSUD Soewondo Pati Baik Generik Maupun Bermerek……………………………………………… 34 Tabel II. Lembar Kerja Pengumpul Data……………………… 40 Tabel III. Pengolahan Data.......................................................... 41 Tabel IV. Distribusi Peresepan Antidiabetika Generik pada Pasien Diabetes Mellitus tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010…………. 51 Tabel V. Distribusi Peresepan Antidiabetika Bermerek pada Pasien Diabetes Mellitus tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010…………. Tabel V I .Kesesuaian Peresepan Antidiabetika dengan Formularium RSUD Soewondo Pati…………………. xi 51 52 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Perbandingan Jumlah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang Laki-Laki dan Perempuan di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati .......................... 45 Gambar 2. Jumlah Pasien Berdasarkan Usia…............................ 48 Gambar 3. Perbandingan Jumlah Penggunaan Antidiabetika Generik dan Antidabetika Bermerek di rawat inap RSUD Soewondo Pati………………………………… Gambar 4. 49 Perbandingan Jumlah Peresepan Antidiabetika Pada Tiap Kelas Ruang Perawatan…………………………. xii 53 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Dokter..................................... 63 Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan KIF......................................... 66 Lampiran 3. Lembar Kerja Pengumpul Data Penelitian...................... 68 Lampiran 4. Data Identitas Pasien dan Peresepannya.......................... 69 Lampiran 5. Permenkes No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/ 1/ 2010………. 108 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian di RSUD Soewondo Pati…………… 114 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xv INTISARI Permenkes RI No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010 merupakan peraturan yang diwajibkan pemerintah kepada instalasi kesehatan pemerintah untuk memenuhi ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup terjangkau oleh masyarakat. Salah satu obat yang menggunakan obat generik adalah antidiabetika generik untuk penderita Diabetes Mellitus tipe II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu instalasi pemerintah yaitu RSUD Soewondo Pati sudah menjalankan Permenkes RI No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010 atau belum. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Data diperoleh dari Instalasi Rekam Medik dan Instalasi Farmasi bagian rawat inap RSUD Soewondo Pati. Pasien yang dirawat di rawat inap RSUD Soewondo Pati sebagian besar dalam rentang usia 45-59 tahun sebesar 73,02% dan paling banyak pasien perempuan 63,49% sedangkan laki-laki 36,71%. Peresepan antidiabetika sudah dengan nama generik meskipun belum mencapai target Permenkes RI No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010 sebesar 80-90%. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Permenkes 2010 terutama untuk Pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap adalah sugesti pasien terhadap obat bermerek, persepsi pasien terhadap obat generik, ada tidaknya jenis generik dari obat yang sesuai untuk pasien, permintaan pasien, dan stok obat dari farmasi. Permenkes RI No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010 baru 56% dilaksanakan di RSUD Soewondo Pati. Kata kunci : Permenkes RI No.Hk.02.02/Menkes/068/I/2010, diabetes mellitus tipe II, antidiabetika generik. xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xvi ABSTRACT The Permenkes. RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010 isrequired by the government regulations to be applied on governmental health installation to provide the supply of quantity and type of generic drugs which are affordable by the community. One type of generic drugs is antidiabetica generic for the patients of Diabetes Mellitus Type II. This study aims to find out if RSUD Soewondo Pati has been applying Permenkes RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010 or not. This study is non experimental research using descriptive evaluative design retrospectively. The data was obtained from Medical Record and Pharmacy installation of inpatient section in RSUD Soewondo Pati. The patients which were hospitalized in RSUD Soewondo Pati mostly in the range of age 45 – 59 years old are 73 %. The percentage of female patients were 63,49 % while male patients were 36,71 %. The prescribing of antidiabetica using generic drugs had not achieved the target number of 80-90 % based on Permenkes. RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010. The factors which were influencing the apply of Permenkes. RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010, especially for the patient Diabetes Melitus Type II in inpatient section, were the patients opinion towards non generic drugs, the perception on generic drugs, the suggested drugs were not available in generic drugs, the patient’s demand, and the supply from pharmacy. The percentage that achieved by RSUD Soewondo Pati is 56 % from the target suggested by Permenkes. RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010. Keywords: Permenkes RI No.Hk.02.02/Menkes/068/I/2010, diabetes mellitus type II, antidiabetika generic. xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kesehatan menjadi hal yang sangat penting dan sangat berharga bagi setiap manusia, karena kesehatan sangat mahal harganya. Berbicara mengenai kesehatan, tidak terlepas dengan obat-obatan. Berbagai macam obat yang beredar di lingkungan masyarakat disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Obat yang beredar tersebut ada yang berupa obat generik dan ada juga yang berupa obat paten. Berkaitan dengan program peningkatan penggunaan obat generik, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 yang ditetapkan dan diberlakukan pada tanggal 14 Januari 2010, yang mengatur tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Peraturan tersebut tercantum dalam pasal 4 ayat 1 yang menyatakan bahwa dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah wajib menuliskan resep obat generik bagi semua pasien sesuai indikasi medis. Tujuan pemerintah mewajibkan menggunakan obat generik salah satunya adalah untuk meningkatkan kembali penggunaan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan untuk mengendalikan biaya pengobatan yang dikeluarkan (Depkes, 2009). 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pengadaan obat perlu didukung jaminan ketersediaan obat generik. Melalui Peraturan tersebut Pemerintah melakukan beberapa upaya untuk menggalakkan kembali penggunaan obat generik yang substansinya mengatur pelayanan kesehatan dengan mewajibkan penggunaan obat generik. Sebelumnya Departemen Kesehatan telah menetapkan peningkatan penggunaan obat generik yang didukung dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 085/Menkes/Per/1989 tanggal 28 Januari 1989, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010. Permenkes tersebut merupakan revitalisasi peraturan sebelumnya yang tertuang di dalam SK Mentri Kesehatan Nomor 85 tahun 1989. Lahirnya peraturan tersebut merupakan hal yang penting karena menurut Menteri Kesehatan (Supriyanto, 2010), sejak tahun 1989 penggunaan obat generik dinilai masih kurang bahkan cenderung menurun dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2009) di fasilitas pelayanan kefarmasian di 10 kabupaten/kota di Indonesia, salah satu hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata peresepan obat generik di rumah sakit umum daerah sebesar 55,38%. Penggunaan generik menurun yang bisa saja disebabkan karena obat generik yang dicantumkan dalam formularium rumah sakit tidak lengkap, sehingga ketersediaan obat generik di rumah sakit juga tidak lengkap dan dokter penulis resep hanya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 bisa menuliskan resep yang obatnya tersedia di rumah sakit tersebut. Kalau penggunaan generik terus menurun maka bisa memberatkan pembiayaan pasien khususnya pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSUD Soewondo Pati sehingga terapi Diabetes Mellitus tipe II yang cukup panjang akan terganggu karena biaya yang cukup besar. Maka dari itu, salah satu cara untuk meningkatkan peresepan obat generik, pemerintah melakukan revitalisasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 085/Menkes/Per/1989 dengan menetapkan dan memberlakukan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 (Depkes, 2010). Pada masa awal setelah diberlakukannya Peraturan Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010, peresepan obat generik baru mencapai sekitar 60%, namun peningkatannya sangat lambat, hanya sekitar 2-3 persen setiap bulan (Abd, 2010). Untuk itu pemerintah berusaha untuk meningkatkan penggunaan obat generik karena ketersediaannya dalam jumlah dan jenis yang cukup, keamanan, dan mutu yang terjamin serta harga yang terjangkau oleh masyarakat (Depkes, 2010). Bahkan untuk meningkatkan penggunaan obat generik, pemerintah menargetkan peresepan obat generik pada tahun 2014 mencapai 80-90 persen (Depkes, 2010). Diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan sehingga memerlukan pengobatan permanen (seumur hidup), terlebih jika disertai komplikasi. Diabetes Mellitus tipe II memerlukan pengobatan dan partisipasi aktif dari penderita seumur PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 hidupnya. Diabetes mellitus tipe II merupakan salah satu penyakit dengan jumlah besar yang dirawat di RSUD Soewondo. Berdasarkan data laporan akhir 2010 di RSUD Soewondo Pati tercatat pasien Diabetes Mellitus rawat inap sebanyak 191 kasus. Penelitian ini berlokasi di RSUD Soewondo Pati karena RSUD Soewondo Pati mempunyai sirkulasi peresepan penggunaan obat kepada pasien di RSUD Soewondo Pati tergolong tinggi, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi tentang evaluasi kewajiban penggunaan obat generik terutama antidiabetika generik sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010. Selain itu belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis meskipun data yang dibutuhkan sudah tersedia. Periode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Juli-Desember 2010, dengan pertimbangan bahwa Peraturan Menteri Kesehatan RI No.HK.02.02/Menkes/068/I/2010 sudah disosialisasikan dan diharapkan telah dijalankan. 1. Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas muncul permasalahan sebagai berikut : a. Seperti apakah profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 b. Berapa banyak penulisan resep bagi penderita Diabetes Mellitus tipe II pada unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati dengan nama generik? c. Faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 terutama untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap? d. Apakah Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 sudah dijalankan di rawat inap RSUD Soewondo Pati? 2. Keaslian penelitian Penelitian mengenai Pelaksanaan Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Antidiabetika Generik pada Pasien Diabetes Mellitus tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010 belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian mengenai penggunaan obat antidiabetika yang pernah dilakukan antara lain: a. Evaluasi Pemilihan Obat Antidiabetes pada Penderita Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Tahun 2008 (Wulandari, 2009) yang betujuan untuk mengetahui angka ketepatan dan ketidaktepatan pemilihan obat antidiabetes pada pasien diabetes mellitus di RSUD kota Salatiga tahun 2008. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan mengikuti rancangan deskriptif dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap data rekam medik. Hasil penelitian dianalisis dengan metode deskriptif untuk mengetahui obat tidak aman, obat bukan drug of choice, obat dikontraindikasikan dan kombinasi obat yang tidak tepat. Perbedaan penelitian Wulandari (2009) dan penelitian ini adalah pada judul penelitian. Sedangkan persamaannya adalah pada rancangan penelitian, cara pengambilan data dan metode analisis yang digunakan. b. Pola Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Januari-Juli 2008 (Rachmawati, 2009) yang bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO) pada pasien geriatri DM Tipe 2 rawat jalan selama bulan Januari – Juli 2008 dan mengetahui kesesuaian pemilihan dan aturan pakai OHO berdasarkan PERKENI 2006 dan AACE Medical Guidelines 2007. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat non eksperimental,. Pengumpulan retrospektif. RSUD data dilakukan secara Dr. Moewardi Surakarta ata hasil persentase dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan kesesuaian pemilihan dan aturan pakai OHO berdasarkan PERKENI 2006 dan AACE Medical Guidelines 2007. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 Perbedaan penelitian Rachmawati, (2009) dan penelitian ini adalah pada tujuan penelitian. Sedangkan persamaannya adalah pada rancangan penelitian, cara pengambilan data dan metode analisis yang digunakan. c. Obat Generik Bermerek (Branded Generic) Antidiabetik Oral di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2009 (Zakaria, 2010) yang bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat generik berlogo dan obat generik bermerek anti diabetik oral di instalasi rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Data hasil persentase dianalisis secara deskriptif. Perbedaan penelitian Zakaria, (2010) dan penelitian ini adalah pada judul penelitian. Sedangkan persamaannya adalah pada rancangan penelitian, cara pengambilan data dan metode analisis yang digunakan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis 1.) Untuk memperkaya kajian ilmu farmasi khususnya yang berhubungan dengan pelaksananaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di Rumah Sakit 2.) Sebagai memberikan referensi bagi peneliti lain yang meneliti tentang tindak lanjut dari pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di Rumah Sakit b. Manfaat praktis Sebagai bahan masukan kepada RSUD Soewondo Pati untuk dapat lebih meningkatkan penggunaan antidiabetika generik dalam melayani penderita Diabetes Mellitus tipe II. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum penelitian adalah untuk mengkaji pelaksanaan Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010, tentang kewajiban penggunaan antidiabetika generik pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di rawat inap RSUD Soewondo Pati periode Juli-Desember 2010. 2. Tujuan khusus Untuk mencapai tujuan umum, penelitian ini secara khusus ditujukan untuk: PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 a. Mengidentifikasi profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati. b. Identifikasi penulisan resep khususnya bagi penderita Diabetes Mellitus tipe II pada unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati yang sudah dengan nama generik. c. Mengidentifikasi faktor-faktor pelaksanaan yang berpengaruh Permenkes HK.02.02/MENKES/068/I/2010 dengan pada Nomor jalan melakukan wawancara terhadap dokter penulis resep dan Kepala Instalasi Farmasi sebagai penyedia obat di RSUD Soewondo Pati. d. Menganalisis apakah Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 sudah dijalankan di rawat inap RSUD Soewondo Pati. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Pengertian Kesehatan Kesehatan menjalankan sangat aktivitas diperlukan sehari-hari oleh tanpa manusia ada untuk dapat gangguan yang menghalanginya. Setiap orang ingin selalu sehat itu merupakan hal yang wajar karena karena sempurna apapun keadaan seseorang, bila terkena sakit pasti tidak akan merasa senang dan tidak dapat memanfaatkan segala kemampuan yang dimilikinya tersebut. Departemen kesehatan dengan bersumber pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa: Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, ataupun kelemahan. Menurut batasan ilmiah dan teori kesehatan WHO, sehat atau kesehatan telah dirumuskan dalam Undang – Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 sebagai berikut : “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi”. Sedangkan menurut WHO (2005) kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Dari dua definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan 10 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 tertekan yang memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif dan mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial secara nyaman dan berkualitas. Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan (sesuai dengan definisi pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009) adalah keadaaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Hartini dan Sulasmono, 2010). B. Peraturan Kewajiban Menggunakan Obat Generik 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 merupakan peraturan yang mewajibkan menulis resep dan/atau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Peraturan tersebut ditetapkan dan diberlakukan oleh menteri kesehatan pada tanggal 28 Januari 1989 berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan-pertimbangan tersebut yaitu : a. Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan upaya pelayanan kesehatan. b. Harga obat generik yang lebih rendah daripada harga obat paten namun memiliki terapetik yang sama. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 c. Dengan menuliskan resep dan/atau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah maka tujuan perluasan cakupan pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat lebih mudah tercapai (Depkes, 1989). Kewajiban menulis resep dan/menggunakan obat generik tertuang dalam pasal 4 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa dokter yang bertugas di rumah sakit harus menulis resep obat esensial dengan nama generik bagi semua pasien (Depkes, 1989). 2. Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan 085/Menkes/Per/I/1989 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 diberlakukan sejak tanggal ditetapkan, yaitu 28 Januari 1989. Dalam pasal 11 bab iv perihal ketentuan peralihan disebutkan bahwa dalam jangka waktu enam bulan sesudah peraturan tersebut berlaku, maka semua dokter yang bertugas di rumah sakit milik pemerintah wajib menulis resep dan/atau menggunakan obat esensial dengan nama generik (Depkes, 1989). Pembinaan dan pengawasan atas penulisan resep obat oleh dokter yang bertugas, sesuai dengan pasal 8 bab iii perihal pembinaan dan pengawasan, dilaksanakan oleh direktur rumah sakit, sehingga dokter bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit atas penulisan resep obat generik. Pelanggaran atas ketentuan tersebut, dalam pasal 9 bab iv perihal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 sanksi, maka dapat dikenakan sanksi administratif dan atau hukuman disiplin (Depkes, 1989). Namun pada kenyataannya menurut pemerintah, hasil pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 belum cukup baik (Depkes, 2010). Hal tersebut karena penggunaan obat generik dinilai mengalami penurunan, sedangkan komponen biaya terbesar dalam pelayanan kesehatan adalah obat, yaitu dapat mencapai 70% dari total biaya pelayanan kesehatan (Depkes, 2010d). 3. Latar belakang dan tujuan revitalisasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 Pemerintah meluncurkan obat generik untuk memberikan alternatif obat pada masyarakat dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau serta ketersediaan obat yang cukup sejak tahun 1989 (Depkes, 2010) meningkatkan penggunaan obat generik menteri kesehatan memberlakukan peraturan mengenai kewajiban menggunakan obat generik melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989. Namun dalam pelaksanaannya, penggunaan obat generik dinilai masih kurang bahkan cenderung menurun (Supriyanto, 2010). Kurangnya penggunaan obat generik karena sosialisasi mengenai penggunaan obat generik masih kurang (Sujangi (Jon, 2008)). Pemerintah mengupayakan kesehatan masyarakat dengan mengutamakan obat yang bermutu, aman, berkhasiat dan terjangkau. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 Untuk memenuhi semua itu maka salah satunya adalah dengan merevitalisasi penggunaan obat generik (Depkes, 2010e). Selain itu tujuan dari revitalisasi penggunaan obat generik adalah untuk mencapai ketersediaan dan pemerataan obat (Depkes, 2010). Untuk memenuhi itu maka pemerintah mengeluarkan kebijakan obat melalui reposisi obat generik dengan ditetapkan dan diberlakukannya kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas kesehatan pemerintah (Depkes, 2010e). 4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh menteri kesehatan tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Peraturan tersebut ditetapkan dan diberlakukan pada tanggal 14 Januari 2010 (Depkes, 2010a). Peraturan ini merupakan bentuk revitalisasi dari peraturan sebelumnya yang juga mengatur kewajiban peresepan obat generik, di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 yang ditetapkan dan diberlakukan pada tanggal 28 Januari 1989 (Depkes, 2010). Pemerintah menetapkan dan memberlakukan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 berdasarkan beberapa pertimbangan. Adapun pertimbangan tersebut yaitu : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 a. Bahwa ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup, terjangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya, perlu digerakkan dan didorong penggunaannya di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah; b. Bahwa agar penggunaan obat generik dapat berjalan efektif perlu mengatur kembali kententuan Kewajiban Menuliskan resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Dekpes, 2010a). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka menteri kesehatan memutuskan, Kesehatan menetapkan Nomor dan memberlakukan HK.02.02/Menkes/068/I/2010 Peraturan dan Menteri menyatakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 dicabut dan tidak berlaku. Ketentuan ketidakberlakuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 tercantum pada pasal 11 Bab IV perihal ketentuan umum (Depkes, 2010Kewajiban mengenai penggunaan obat generik tercantum dalam pasal 4 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah diwajibkan menulis resep obat generik bagi semua pasien sesuai dengan indikasi medis (Depkes, 2010a). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 5. Tujuan penetapan dan pemberlakuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 Penetapan dan pemberlakuan kebijakan menteri kesehatan mengenai kewajiban menggunakan obat generik memiliki beberapa tujuan, yaitu : a. meningkatkan kembali penggunaan obat generik di sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah. b. meningkatkan promosi penggunaan obat yang rasional utamanya obat esensial generik. c. menjamin kesinambungan suplai obat. d. meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat. e. mengendalikan biaya pengobatan yang dikeluarkan (Depkes, 2010). C. Obat Generik 1. Pengertian tentang obat generik Ketika suatu industri farmasi mengembangkan obat baru, yang bersangkutan memiliki hak paten selama 15-20 tahun untuk memasarkan obat produknya tanpa diusik industri farmasi lain. Obat yang memiliki hak paten ini lazim disebut obat originator. Setelah masa paten terlewati, industri farmasi lain boleh memproduksi obat yang kandungan zat aktifnya sama. Ini yang disebut sebagai obat generik. Jika obat generik diberi logo, disebut obat generik berlogo (Dwiprahasto, 2010). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 085/Menkes/Per.1/ 1989 tanggal 28 Januari 1989, yang dimaksud dengan obat generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkasiat yang dikandungnya. 2. Kebijakan pemerintah mengenai obat generik Dalam pemasaran obat di Indonesia, masyarakat dapat memilih antaraobat paten atau obat generik. Namun untuk meningkatkan akses terapi bagi masyarakat yang kurang mampu, pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 Obat Generik di Fasilitas Republik tentang Indonesia Kebijakan Pelayanan Menggunakan Kesehatan Pemerintah (Menkes,2010). Bila kebijakan penggunaan obat generik dapat diterapkan, maka banyak manfaat yang dapat diperoleh, antara lain dapat menghemat biaya obat. 3. Harga Obat Generik Menurut Menkes, harga obat generik dikendalikan oleh pemerintah untuk menjamin akses masyarakat terhadap obat (Depkes, 2004). Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi) akan merasionalisasikan harga Obat Generik. Menurut Syamsul Arifin Sekretaris Jendral GP Farmasi, itu sudah merupakan kewenangan GP PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Farmasi untuk melakukan rasionalisasi agar masyarakat umum juga bisa menjangkaunya. (Syamsul, 2006). 4. Pelayanan Obat Generik Salah satu tempat yang membuka pelayanan obat generik adalah rumah sakit, dimana seorang apoteker mempunyai peranan penting dalam pelayanan obat generik, terutama praktek profesi kefarmasian di instalasi rumah sakit antara lain dalam bentuk pelayanan informasi kepada masyarakat tentang obat pilihan alternatif berupa obat generik yang lebih sesuai. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat, dan tidak diizinkan mengganti oba generik yang ditulis dalam resep dengan obat paten (Arif M, 2007) Kementrian Kesehatan mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan milik pemerintah menggunakan obat generik asensial dalam pelayanan kepada masyarakat sesuai kebutuhan. Ketentuan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/1/2010 yang baru saja diterbitkan, salah satu rencana aksinya adalah Revitalisasi Permenkes tentang kewajiban menuliskan resep dan menngunakan obat generik di sarana pelayanan kesehatan pemerintah. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 5. Klasifikasi obat generik Obat generik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu obat generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkasiat yang dikandungnya (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010) dan obat generik bermerek/bernama dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Obat generik adalah obat yang sama dengan zat berkhasiat yang dikandungnya, sesuai nama resmi International Non Propietary Names yang telah di tetapkan dalam Farmakope Indonesia. Pengertian lain dari Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Wakidi, 2009) Obat generik merupakan obat yang ketersediaannya dalam jumlah banyak dan jenis yang cukup terjangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya. Obat generik tersebut perlu digerakkan dan didorong penggunaannya di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes /068/I/2010 memuat tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Perarutan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 tersebut berisi tentang ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup terjangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya, perlu digerakkan dan didorong penggunaannya di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Selain itu agar penggunaan obat generik dapat berjalan efektif perlu mengatur kembali ketentuan Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Permenkes 2010 merupakan penegasan dari Permenkes 1989 yang memuat tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Fakta yang ada, kewajiban ini sering diabaikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan apoteker) dalam memberikan pelayanan pada pasien. Dokter dan apoteker tetap memberikan obat generik bermerek pada pasien, tanpa melihat daya beli pasien dan masyarakat pada umumnya. 6. Obat Paten Obat paten adalah obat yang masih memliki hak paten (Depkes, 2010). Obat paten merupakan obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat (produsen) atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya (Anief, 2000). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 D. Diabetes Mellitus 1. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan ciri hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduaduanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (ADA,2010) 2. Klasifikasi Beberapa klasifikasi diabetes mellitus, antara lain DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional dan DM tipe lain. DM tipe 1 terjadi karena adanya destrtuksi sel beta pankreas yang mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin. Diabetes tipe 1 ini dapat muncul disegala usia. DM tipe 2 terjadi karena adanya resistensi insulin atau kekurangan sekresi insulin. DM gestasional merupakan DM yang terjadi karena intoleransi glukosa selama masa kehamilan. DM tipe lain disebabkan oleh kerusakan genetik fungsi sel benta pankreas, endokrinopati, induksi obat atau senyawa kimia, infeksi, atau karena sindrom genetik lainnya (Triplitt, et al., 2005) Diabetes Mellitus tipe I Diabetes Mellitus (DM) Tipe DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes “Juvenile onset” atau “Insulin dependent” atau “Ketosis PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 prone”, karena tanpa insulin dapat terjadi kematian dalam beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis. Istilah “juvenile onset” sendiri diberikan karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan memuncak pada usia 11-13 tahun, selain itu dapat juga terjadi pada akhir usia 30 atau menjelang 40. Diabetes Mellitus tipe 1 ini merupakan destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute: baik autoimun maupun idiopatik (ADA,2010). Prevalensi DM tipe 1 meningkat pada pasien dengan penyakit autoimun lain, seperti penyakit Grave, tiroiditis Hashimoto atau myasthenia gravis. Sekitar 95% pasien memiliki Human Leukocyte Antigen (HLA) DR3 atau HLA DR4. Kelainan autoimun ini diduga ada kaitannya dengan agen infeksius/lingkungan, di mana sistem imun pada orang dengan kecenderungan genetik tertentu, menyerang molekul sel beta pankreas yang „menyerupai‟ protein virus sehingga terjadi destruksi sel beta dan defisiensi insulin. Faktor-faktor yang diduga berperan memicu serangan terhadap sel beta, antara lain virus (mumps, rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu sapi pada masa bayi. Selain akibat autoimun, sebagaian kecil DM tipe 1 terjadi akibat proses yang idiopatik. Tidak ditemukan antibodi sel beta atau aktivitas HLA. DM tipe 1 yang bersifat idiopatik ini, sering terjadi akibat faktor keturunan (ADA,2010). Diabetes Mellitus tipe II PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 Diabetes Mellitus tipe II ini tidak seperti Diabetes Mellitus tipe I, Diabetes Mellitus tipe 2 tidak memiliki hubungan dengan aktivitas HLA, virus atau autoimunitas dan biasanya pasien mempunyai sel beta yang masih berfungsi (walau terkadang memerlukan insulin eksogen tetapi tidak bergantung seumur hidup) (ADA,2010). Diabetes Mellitus tipe 2 ini bervariasi mulai dari yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif, sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin. Pada Diabetes Mellitus tipe 2 resistensi insulin terjadi pada otot, lemak dan hati serta terdapat respons yang inadekuat pada sel beta pankreas. Terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma, penurunan transpor glukosa di otot, peningkatan produksi glukosa hati dan peningkatan lipolysis (ADA,2010). Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup yang diabetogenik (asupan kalori yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, obesitas) ditambah kecenderungan secara genetic (ADA,2010). Diabetes Mellitus Gestasional Diabetes Mellitus yang terjadi saat kehamilan didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada waktu kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga (ADA,2010). Diabetes Mellitus tipe lain PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 Defek genetik fungsi sel beta mempunyai beberapa bentuk diabetes yang dihubungkan dengan defek monogen pada fungsi sel beta, dicirikan dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda (<25 tahun) atau disebut maturity-onset diabetes of the young (MODY). Terjadi gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan tetap normal. Saat ini telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom, yang paling sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom 7p yang mengkode glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelaian genetik yang mengakibatkan ketidakmampuan mengubah proinsulin menjadi insulin (ADA,2010) Defek genetik kerja insulin terdapat mutasi pada reseptor insulin, yang mengakibatkan hiperinsulinemia, hiperglikemia dan diabetes. Beberapa individu dengan kelainan ini juga dapat mengalami akantosis nigricans, pada wanita mengalami virilisasi dan pembesaran ovarium (ADA,2010). Penyakit eksokrin pancreas meliputi pankreasitis, trauma, pankreatektomi, dan carcinoma pancreas (ADA,2010). Pada Endokrinopati ini beberapa hormon seperti GH, kortisol, glukagon dan epinefrin bekerja mengantagonis aktivitas insulin. Kelebihan hormon-hormon ini, seperti pada sindroma Cushing, glukagonoma, feokromositoma dapat menyebabkan diabetes. Umumnya terjadi pada orang yang sebelumnya mengalami defek sekresi insulin, dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25 hiperglikemia dapat diperbaiki bila kelebihan hormon-hormon tersebut dikurangi (AdA,2010). Diabetes Mellitus karena obat/zat kimia disebabkan oleh beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun tikus) dan pentamidin dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan glukokortikoid mengganggu kerja insulin (ADA,2010). Diabetes Mellitus karena infeksi disebabkan oleh virus tertentu dihubungkan dengan kerusakan sel beta, seperti rubella, coxsackievirus B, CMV, adenovirus, dan mumps (ADA,2010). Diabetes Mellitus karena faktor imunologi ada dua kelainan imunologi yang diketahui, yaitu sindrom stiffman dan antibodi antiinsulin reseptor. Pada sindrom stiffman terjadi peninggian kadar autoantibodi GAD di sel beta pancreas (ADA,2010). Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus adalah down‟ s syndrome, Klinefelter syndrome, Turner syndrome, dll (ADA, 2010). 3. Etiologi Menurut Smeltzer dan Bare (2002) DM tipe II disebabkan kegagalan relatif sel β dan resisten insulin. Resisten insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glikosa oleh hati. Sel β tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 terjadi defensiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel β pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa. 4. Epidemiologi DM tipe 2 lebih umum terjadi dibandingkan DM tipe 1 dimana lebih dari 75% dari seluruh pasien DM dari suatu populasi menderita DM tipe 2. Kejadian DM tipe 2 meningkat seiring dengan usia dan meningkatnya obesitas dimana DM tipe 2 biasanya terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 45 tahun (Walker, 2003). Prevalensi di Amerika Serikat 6% sampai 7% pada orang berusia 45 sampai 65 tahun dan 10% sampai 12% pada orang berusia lebih dari 65 tahun; sekitar 16 juta orang di Amerika serikat terdiagnosis diabetes, 90% di antara mereka menderita diabetes tipe II. Terdapat peningkatan epidemi diabetes melitus tipe II pada anak muda sesuai dengan peningkatan obesitas dan gaya hidup nyaman (kurang gerak) pada kelompok usia ini (Brashers, 2008). 5. Patofisiologi Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri atas karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah, dimana glukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi yang disebut metabolisme (Misnadiarly,2006). Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukossa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas, bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat (Misnadiarly,2006). Pada Diabetes Melitus tipe 1, terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respons autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri (Misnadiarly,2006). Pada Diabetes Melitus tipe 2, jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat (Misnadiarly,2006). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 6. Tanda dan gejala Gejala yang khas pada DM yaitu polidipsi (banyak minum), poliphagia (banyak makan) dan poliuria (banyak kencing) disertai keluhan rasa lelah dan kelemahan otot akibat ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi (Corwin, 2007). Terjadinya hiperosmolaritas yang parah dapat menyebabkan menurunnya tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan bola mata dan lensa mata mengalami perubahan bentuk yang kemudian berakibat pada penurunan penglihatan menjadi buram (blurred vision) (Harris dan Greene, 2000). 7. Diagnosis Kriteria diagnosis DM menurut Triplitt, et al. (2005) meliputi : gejala diabetes disertai kadar glukosa dalam plasma darah pada keadaan biasa ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L). Keadaan biasa ini maksudnya setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makan terakhir; kadar glukosa plasma puasa ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L). Puasa artinya tidak ada masukan kalori selama minimal 8 jam; kadar glukosa dalam plasma selama 2 jam setelah pemberian glukosa ≥200 mg/dL ditetapkan dengan oral glucose tolerance test (OGTT). OGTT harus dilakukan dengan proses seperti yang diberikan WHO, yaitu menggunakan cairan glukosa yang setara dengan 75 g glukosa yang dilarutkan dalam air. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 8. Penatalaksanaan DM Menurut Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2005), penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus mempunyai tujuan akhir untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2 target utama, yaitu menjaga agar kadar glukosa plasma berada dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes. 8.1. Terapi Non Farmakologi Dalam penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus, langkah pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat/terapi non farmakologi yang berupa pengaturan diet dan olah raga. Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik yaitu karbohidrat sebesar 60-70%, protein sebesar 10-15%, dan lemak sebesar 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005). Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal. Prinsipnya tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat baik pengaruhnya bagi kesehatan. Olah raga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurence Training). Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal (220-umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Olah raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan akktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005). 8.2. Terapi Farmakologi Terapi farmakologi dilakukan apabila penatalaksanaan terapi non farmakologi belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus. Menurut PERKENI (2006), terapi farmakologi bagi penderita diabetes mellitus dapat diberikan dalam 2 macam, yaitu Obat hipoglikemik oral (OHO) dan insulin. Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 golongan yaitu pemicu sekresi insulin yang meliputi sulfonilurea dan glinid, penambah sensitivitas terhadap insulin yaitu tiazolidindion, penghambat gluconeogenesis yaitu metformin, dan penghambat glukosidase alfa (Acarbose). Sulfonilurea mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Untuk menghindari hipoglikemia berkepanjangan pada berbagai keadaan seperti orang tua, gangguan faal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang. Glinid merupakan obat yang cara kerjanya dengan penekanan pada meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaitu: repaglinid (derivat asam benzoat) dan nateglinid (derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresikan secara cepat melalui hati. Golongan tiazolidindion mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Pada pasien yang menggunakan golongan obat ini perlu dilakukan pemantauan faal hati secara berkala. Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (serum kreatinin> 1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia. Acarbose bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 4 jenis yaitu insulin kerja cepat (rapid acting insulin), insulin kerja pendek (short PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 acting insulin), insulin kerja menengah (intermediate acting insulin), insulin kerja panjang (long acting insulin). 9. Faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe II Beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi DM tipe II adalah kelainan genetik, usia, gaya hidup stress, pola makan yang salah (Smeltzer & Bare, 2002). Pada kelainan genetik diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap diabetes, karena gen yang mengakibatkan tubuh tak dapat menghasilkan insulin dengan baik. Umumnya penderita DM tipe II mengalami perubahan fisiologi yang secara drastis, DM tipe II sering muncul setelah usia 30 tahun ke atas dan pada mereka yang berat badannya berlebihan sehingga tubuhnya tidak peka terhadap insulin. Stres kronis cenderung membuat seseorang makan makanan yang manis-manis untuk meningkatkan kadar lemak seretonin otak. Seretonin ini mempunyai efek penenang sementara untuk meredakan stresnya. Tetapi gula dan lemak berbahaya bagj mereka yang beresiko mengidap penyakit DM tipe II. Pada penderita DM tipe II terjadi obesitas (gemuk berlebihan) yang dapat mengakibatkan gangguan kerja insulin (resistensi insulin).Obesitas bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 darah yang disimpan didalam tubuh sangat berlebihan. Sekitar 80% pasien DM tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk. 10. Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe II DM tipe II bisa menimbulkan komplikasi. Selain rambut rontok, telinga berdenging atau tuli, sering berganti kacamata (dalam setahun beberapa kali ganti), katarak pada usia dini, dan terserang glaucoma (tekanan bola mata meninggi, dan bisa berakhir dengan kebutaan), kebutaan akibat retinopathy, melumpuhnya saraf mata terjadi setelah 1015 tahun. Terjadi serangan jantung koroner, payah ginjal neuphropathy, saraf-saraf lumpuh, atau muncul gangrene pada tungkai dan kaki, serta serangan stroke (Nadesul, 2002). Pasien DM tipe II mempunyai risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak 2 kali lebih besar, kematian akibat penyakit jantung 16,5% dan kejadian komplikasi ini terus meningkat. Kualitas pembuluh darah yang tidak baik ini pada penderita diabetes mellitus diakibatkan 20 faktor diantaranya stress, stress dapat merangsang hipotalamus dan hipofisis untuk peningkatan sekresi hormonhormon kontra insulin seperti ketokelamin, ACTH, GH, kortisol,dan lainlain. Akibatnya hal ini akan mempercepat terjadinya komplikasi yang buruk bagi penderita diabetes mellitus (Nadesul, 2002). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 11. Obat-Obat Diabetes Melitus Obat-obatan yang digunakan untuk terapi penderita DM tipe II sangat beragam. Berikut ini adalah tabel jenis obat bagi penderita DM tipe yang tersedia di RS Soewondo baik generik maupun bermerek. Tabel I. Jenis obat bagi penderita DM tipe yang tersedia di RSUD Soewondo Pati baik generik maupun bermerek Kandungan Obat Nama Obat Pabrik Glimepridin, Metformin Amaryl Mex 2/500mg Aventis Glimepiride 1 mg METRIX 1 MG Kalbe AMADIAB 1 MG Lapi Glibenklamide, GLUCOVANCE 500 Merck Metformin 500 MG TAB Metformin 500 mg tab NEVOX 500 XR Kalbe Pioglitazone 15 mg PIONIX 15 MGTAB Kalbe Pioglitazone 30 mg PIONIX 30 MGTAB Kalbe Vildagliptin GALVUS TAB Dexa Sumber : Instalasi Farmasi RSUD Soewondo Pati E. Landasan Teori Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Permenkes, 2010). Dalam hal ini obat generik yang diwajibkan adalah obat generik antidiabetika yang diresepkan untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II. Kewajiban memberi resep antidiabetika genreik ini berdasarkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 Permenkes Republik Indonesia No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010. Permenkes tersebut berisikan tentang ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup terjangkau oleh masyarakat, perlu digerakkan dan didorong penggunannya di fasilitas kesehatan masyarakat. Maka diwajibkan menulis resep dan menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat (Permenkes, 2010). RSUD Soewondo Pati merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Sehingga diwajibkan menggunakan dan memberi resep obat generik. Dalam hal ini yang mengatur pengadaan obat generik khususnya di RSUD Soewondo Pati adalah Instalasi farmasi RSUD Soewondo Pati. Instalasi farmasi rumah sakit adalah instalasi rumah sakit yang mempunyai tugas menyediakan, mengelola, mendistribusikan informasi dan evaluasi tentang obat (Permenkes, 2010). F. Hipotesis Ha: Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban penggunaan obat generik pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di rawat inap PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 Soewondo Pati sudah dilaksanakan, meskipun belum mencapai target dari Permenkes yaitu sebesar 80-90%. . PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif evaluatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran kepada pembaca dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa bagaimana adanya atau mengungkapkan fakta secara detail (Anonim, 2009). Penelitian evaluatif adalah penelitian yang bermaksud untuk menilai pelaksanaan suatu peraturan atau ketentuan secara objektif. B. Variabel penelitian Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah : 1. Profil pasien Diabetes Mellitus tipe II 2. Pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 3. Kesesuaian penulisan resep untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II 4. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 C. Definisi Operasional 1. Profil pasien Diabetes Mellitus tipe II adalah karakteristik pasien DM tipe II berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia 37 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38 2. Pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 adalah pelaksanaan kebijakan menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, dalam hal ini RSUD Soewondo Pati 3. Kesesuaian penulisan resep untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II adalah kesesuaian penulisan resep untuk pasien Diabetes Melitus tipe II oleh dokter yang merawat dengan nama generiknya 4. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 adalah faktor yang menjadi penghambat atau pendukung terhadap pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di Rumah Sakit D. Subjek Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus tipe II di rawat inap RSUD Soewondo Pati selama bulan Juli 2010 sampai dengan Desember 2010 yang memenuhi kriteria inklusif. Kriteria inklusif penelitian ini adalah pasien yang diagnosis Diabetes Mellitus tipe II dengan usia ≥45tahun dan memiliki kelengkapan data yaitu adanya data pengobatan, usia pasien, jenis kelamin dan antidiabetika yang diresepkan.. Kriteria ekslusi subyek penelitian ini adalah pasien Diabetes Melitus tipe II yang data rekam mediknya tidak lengkap, menggunakan obat bermerk karena tidak bersedia menggunakan obat generik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 E. Bahan Penelitian Bahan dalam penelitian ini adalah Rekam Medik pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati. F. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Soewondo Pati karena karena RSUD Soewondo Pati mempunyai sirkulasi peresepan penggunaan obat kepada pasien di RSUD Soewondo Pati tergolong tinggi. G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah Permenkes 2010,Drug Information Handbook (DIH) (Lacy, Armstrong, Goldman dan Lance, 2003), MIMS Indonesia (Anonim, 2008), Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000 (IONI) (Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 2000), Daftar Plafon Harga Obat (DPHO). Instrumen penelitian lainnya adalah lembar kerja pengumpul data dan pedoman wawancara. H. Tata Cara Penelitian Dalam penelitian ini hal pertama yang dilakukan adalah : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40 1. Tahap persiapan Tahap ini dimulai dengan studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian, konsultasi, survey awal di RSUD Soewondo Pati dan melakukan perijinan penelitian di RSUD Soewondo Pati. 2. Tahap pelaksanaan Tahap ini terdiri dari pengumpulan data dan pencatatan data yang diperoleh dari bagian instalasi catatan medis. Data rekam medis yang dikumpulkan dan ditabulasi meliputi tanggal rawat inap pasien, identitas pasien, diagnosis, terapi yang diberikan (jenis obat yang diberikan) sebagaimana tabel berikut: Tabel II. Lembar Kerja Pengumpul Data No. Nama Kelas Jenis Lama Jenis Obat yang Usia Diagnosis Kelamin dirawat Ruangan diberikan Pengambilan data dilakukan di Rekam Medis RSUD Soewondo Pati. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan dan menyalin resep pasien Diabetes Mellitus tipe II di rawat inap pada periode Juli-Desember 2010. 3. Tahap penyelesaian Tahap ini merupakan tahap pengolahan data, analisis data, serta menyusun laporan penelitian. Dalam penelitian ini data yang diperoleh kemudian ditabulasi ulang sesuai dengan format. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41 Tabel III. Pengolahan Data Obat Antidiabetika Generik Jumlah % Obat Antidiabetika Jumlah Bermerk Total Total Hasil penelitian kemudian diuraikan secara deskriptif dan dijelaskan perbandingan prosentase penggunaan antidiabetika generik dengan penggunaan antidiabetika bermerek pada periode Juli-Desember 2010. I. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari kartu rekam medik pasien dan wawancara mendalam dengan dokter penulis resep dan Kepala Instalasi Farmasi dianalisis secara deskriptif. J. Analisis Data 1. Identifikasi profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan Identifikasi profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati. Dengan perhitungan rumus, penentuan besarnya presentase sebagai berikut (Budiarto, 2001). X= f x100% n % PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 Dengan X : Hasil prosentase f : Frekuensi profil pasien tertentu n : Total seluruh observasi 2. Analisis pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 dan Evaluasi kesesuaian penulisan resep dengan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di RSUD Soewondo Pati Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif untuk menghitung prosentase penggunaan antidiabetika generik, dengan cara: Persentase antidiabetika generik = x 100% Persentase antidiabetika bermerk = x 100% Hasil perhitungan prosentase penggunaan antidiabetika generik dan bermerk masing-masing digunakan untuk membuat diagram, sehingga dapat diketahui gambaran grafik penggunaan antidiabetika generik dan antidiabetika bermerk pada periode penelitian Contoh perhitungan : Jumlah antidiabetika dalam resep adalah 348 antidiabetika, antidiabetika generik sebesar 195 dan antidiabetika bermerek sebesar 153. Jumlah antidiabetika generik = Jumlah antidiabetika bermerek= x 100% = 56,03% x 100% = 43,97% PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 Jadi jumlah antidiabetika generik yang diresepkan sebanyak 56,03%, sedangkan jumlah antidiabetika bermerek yang diresepkan sebanyak 43,97%. 3. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 dengan jalan melakukan wawancara terhadap dokter penulis resep dan Kepala Instalasi Farmasi sebagai penyedia obat di RSUD Soewondo Data kualitatif hasil wawancara peneliti menggunakan langkahlangkah analisis data sebagai berikut (Moleong, 2004: 178): a. Pengumpulan data Data yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik yang sesuai dengan model interaktif seperti wawancara mendalam dan dokumentasi yang diperoleh dari penelitian. b. Reduksi data Reduksi data yaitu proses pemilihan dan pemusatan pada data yang relevan dengan permasalahan penelitian, yaitu dengan penyeleksian data-data yang berhubungan erat dengan penelitian agar fokus dan terarah yang disesuaikan dengan topik penelitian. c. Penyajian data Menggambarkan fenomena atau keadaan yang sesuai dengan data yang telah direduksi, yaitu bagaimana cara memaparkan peristiwa tersebut yang disesuaikan dengan kerangka teori yang ada serta dikombinasikan berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 d. Kesimpulan Yaitu permasalahn penelitian yang menjadi pokok pemikiran terhadap apa yang diteliti dengan memaparkan pokok permasalahan yang terjadi dan telah diteliti. K. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati sehingga kurang memberikan hasil yang menyeluruh terhadap pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 karena tidak mencakup pasien di poli rawat jalan. 2. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang singkat yaitu Juli-Desember 2010 sehingga jumlah sampel yang didapatkan hanya sedikit. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010 1. Perbandingan Jumlah Kasus Diabetes Mellitus Tipe II berdasarkan Jenis Kelamin Perbandingan jumlah kasus pasien Diabetes Mellitus tipe II berdasarkan jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan jumlah pasien Diabetes Mellitus tipe II antara laki-laki dan perempuan. Perbandingan jumlah kasus Diabetes Mellitus tipe II berdasarkan jenis kelamin digambarkan sebagai berikut: 36,51% Perempuan Laki-laki 63, 49% Gambar 1. Perbandingan Jumlah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang Laki-Laki dan Perempuan di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Dari keseluruhan jumlah kasus tersebut Diabetes Mellitus tipe II lebih sering terjadi pada pasien perempuan 63,49 % dari pada pasien laki- 45 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 laki 36,71%. Hal ini dikarenakan aktifitas fisik pada perempuan tidak sebanyak laki-laki, selain itu kebanyakan perempuan melakukan diet dan diet yang dilakukan bisa saja salah atau diet yang tidak sehat misalnya diet dengan tinggi gula dan rendah serat (PERKENI, 2006). Kebiasaan individu mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat glukosa dapat memperpanjang waktu sekresi insulin dan sekresi yang banyak pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan sel beta pulau Langerhans kelelahan sehingga akibatnya timbul diabetes. Selain itu perempuan juga lebih mudah mengalami stress dibandingkan laki-laki yang bisa mengakibatkan perempuan lebih mudah menderita Diabetes Meliitus tipe II. Beberapa hormon yang dilepaskan selama stress bisa menghambat efek insulin atas sel-sel, dan karenanya menyebabkan diabetes (Nabyl, 2009). Hampir 10 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita diabetes. Para pakar kesehatan menyatakan penyakit ini sekarang telah menjadi epidemi global karena jumlah penderitanya terus meningkat. Di seluruh dunia, prevalensi diabetes pada pria berusia di atas 25 tahun naik dari 8,3 persen di tahun 1980 menjadi 9,8 persen di tahun 2008. Pada wanita, angkanya naik dari 7,5 persen menjadi 9,2 persen. (Danaei et al., 2011). Di Indonesia jumlah penderita Diabetes Mellitus mengalami kenaikan dari 7,0 juta pada tahun 2009 diperkirakan akan menjadi 12,0 juta jiwa pada tahun 2030 (PERKENI,2011). Penduduk Pati sebanyak 1.190.821 jiwa yang terdiri dari 578.046 laki-laki dan 612.775 perempuan. Sehingga memungkinkan kasus Diabetes Mellitus tipe II lebih banyak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 terjadi pada perempuan yang bisa disebabkan oleh interaksi antara faktor kerentanan genetis dan paparan lingkungan. Faktor lingkungan diantaranya meliputi sosial budaya, sosial ekonomi, dan gaya hidup. Salah satu faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan resiko Diabetes Mellitus tipe II adalah perubahan kebiasaan makan dengan gizi tidak seimbang antara asupan energi, karbohidrat, dan protein sehingga dapat menyebabkan obesitas. Obesitas menyebabkan resiko yang lebih besar munculnya Diabetes Meliitus tipe II dibandingkan orang dengan status gizi normal karena adanya resistensi insulin. 2. Perbandingan Jumlah Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Berdasarkan Usia Pada penelitian ini usia pasien yang di ambil adalah 45 tahun ke atas. Karena usia 45 tahun ke atas merupakan salah satu faktor resiko orang menderita Diabetes Melitus II (Zahtamal, 2007). Dapat dilihat bahwa pasien Diabetes Mellitus tipe II lebih sering terjadi pada pasien dalam rentang usia 45-59 tahun sebesar 73,02%. Perbandingan jumlah kasus Diabetes Mellitus tipe II berdasarkan usia di gambarkan sebagai berikut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 Gambar 2. Jumlah Pasien Berdasarkan Usia Hasil temuan ini sesuai dengan prevalensi nasional Diabetes Melitus (berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur > 15 tahun bertempat tinggal di perkotaan) adalah 5,7%. (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008). B. Pelaksanaan Permenkes 2010 di RSUD Soewondo Pati Peraturan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, Pemerintah Daerah wajib menyediakan obat generik untuk kebutuhan pasien. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 Gambar 3. Perbandingan Jumlah Penggunaan Antidiabetika Generik dan Antidabetika Bermerek di rawat inap RSUD Soewondo Pati Gambar di atas menunjukkan bahwa antidiabetika generik di rawat inap RSUD Soewondo Pati lebih besar dari pemberian antidiabetika bermerek. Jadi, di rawat inap RSUD Soewondo Pati telah melaksanakan Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tersebut, meskipun belum mencapai target dari Permenkes yaitu sebesar 80-90%. Dapat dilihat dari jumlah peresepan antidiabetika generik sebesar 56,03%. Persentase tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah peresepan antidiabetika bermerek yang hanya sebesar 43,97%. Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah seorang dokter penulis resep bagi penderita Diabetes Melitus Tipe II di RSUD Soewondo Pati ketika ditanya apakah selalu memberikan obat dengan nama generik dan alasannya. Kalau di RS melihat kondisi pasien kadang diberi generik, kadang juga tidak karena di RS ada formularium untuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 standarisasi obat. Tetapi untuk pasien mayoritas sebagian besar memakai generik. Dalam pemasaran obat di Indonesia, masyarakat dapat memilih antara obat bermerk atau obat generik. Namun untuk meningkatkan akses terapi bagi masyarakat yang kurang mampu, pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 Obat Generik di Fasilitas Republik tentang Pelayanan Kebijakan Kesehatan Indonesia Menggunakan Pemerintah (Menkes,2010). Bila kebijakan penggunaan obat generik terutama antidiabetika generik dapat diterapkan, maka banyak manfaat yang dapat diperoleh, antara lain dapat menghemat biaya obat. C. Evaluasi Penulisan Resep Bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II pada Unit Rawat Inap Sudah dengan Nama Generik Salah satu tempat yang membuka pelayanan obat generik adalah rumah sakit, dimana seorang apoteker mempunyai peranan penting dalam pelayanan obat generik, terutama praktek profesi kefarmasian di instalasi rumah sakit antara lain dalam bentuk pelayanan informasi kepada masyarakat tentang obat pilihan alternatif berupa obat generik yang lebih sesuai. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat, dan tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan obat bermerk (Arif M, 2007). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 Tabel IV. Distribusi Jumlah Peresepan Antidiabetika Generik pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010 No Antidiabetika Generik Jumlah Resep % 1. Metformin 155 79,49% 2. Glibenclamide 28 14,36% 3. Gliquidone 6 3,08% 4. Insulin 6 3,08% Total 195 Dari peresepan antidiabetika generik yang paling banyak diberikan adalah metformin yaitu sebanyak 155 resep antidiabetika atau 79% dari antidiabetika generik yang diresepkan untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II di rawat inap RSUD Soeowndo Pati. Tabel V. Distribusi Jumlah Peresepan Antidiabetika Bermerek pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010 No. Antidiabetika Bermerk Jumlah Resep % 1. Glucodex® 63 41,18% 2. Metrix® 45 29,41% 3. Lodem® 24 15,69% 4. Glurenorm® 11 7,19% 5. Glucobay® 10 6,54% Total 153 Sedangkan, dari peresepan antidiabetika bermerek yang paling banyak diberikan adalah Glucodex sebanyak 63 antidiabetika atau 41,18% PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 dari antidiabetika bermerek yang diresepkan untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II di rawat inap RSUD Soewondo Pati. Tabel VI. Kesesuaian Peresepan Antidiabetika dengan Formularium RSUD Soewondo Pati Antidiabetika Bermerk yang Diresepkan Glucodex® (Gliclazide) Metrix® (Glimepiride) Antidiabetika Formularium RSUD Soewondo Antidiabetika Generik yang Diresepkan Antidiabetika yang Tidak Ada dalam Formularium RSUD Soewondo Tapi Ada di Resep Glucodex® (Gliclazide) Metrix® (Glimepiride) Amadiab® (Glimepiride) Glucovance® (Glibenklamide, Metformin) Nevox® (Metformin) Amaryl® (Glimepridin, Metformin) Pionix® 30 mg (Pioglitazone 30 mg) Glibenclamide Metformin Galvus® (Vildagliptin) Pionix® 15 mg (Pioglitazone 15 mg) Lodem® (Gliquidone) Glurenorm® (Gliquidone) Glucobay® (Acarbose) Gliquidone Glurenorm® (Gliquidone) Lodem® (Gliquidone) Insulin Pada table V bisa dilihat ada beberapa antidiabetika yang tidak ada dalam formularium RSUD Soewondo Pati tetapi tetap diresepkan. Antidiabetika tersebut adalah Glucodex®, Lodem®, dan Glurenorm®. Hal PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 ini bisa dijadikan saran untuk kebaikan RSUD Soewondo Pati. Sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap formularium yang ada agar mencantumkan obat yang banyak diresepkan dan ada di farmasi RSUD Soewondo Pati dan menghapus obat yang tidak pernah diresepkan. Sebaiknya gliquidone, glicazide, dan glimepiride dimasukkan dalam formularium karena peresepannya yang tinggi padahal tidak tertulis dalam formularium. Sehingga dokter dapat meresepkan obat generik berdasarkan formularium rumah sakit dan ketersediaan obat generik pun menjadi lebih lengkap dengan berdasarkan formularium rumah sakit. Gambar 4. Perbandingan Jumlah Peresepan Antidiabetika Pada Tiap Kelas Ruang Perawatan Penulisan Resep di RSUD Soewondo Pati sudah menggunakan nama generik berdasarkan Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 yang mewajibkan pemberian obat generik pada fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, Pemerintah Daerah telah dilaksanakan di RSUD PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 Soewondo Pati dan bila dilihat dari Gambar 4 yaitu pemberian obat generik terutama antidiabetika generik di RSUD Soewondo Pati semua kelas mendapat generik. Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah seorang dokter penulis resep bagi penderita Diabetes Melitus Tipe II di RSUD Soewondo Pati ketika ditanya apakah pemberian obat antidiabetika di rawat inap RSUD Soewondo Pati sudah berdasarkan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010. Sudah, karena secara prinsip kita memberikan antidiabetika berdasar khasusnya yaitu Diabetes Mellitus tipe II. Jadi untuk antidiabetika oral memakai obat-obat yang sudah ditentukan untuk pemberian antidiabetika oral itu, dan untuk insulin digunakan untuk Diabetes Mellitus tipe I. Meskipun demikian pada kelas 3 pemberian antidiabetika generik paling besar dan pemberian antidiabetika bermerk paling kecil. Disbanding kelas lain. Hal ini bisa saja karena faktor ekonomi yang kurang atau pasien banyak yang menggunakan Jamkesmas yang mewajibkan menggunakan generik. D. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pelaksanaan Permenkes HK.02.02/Menkes/068/I/2010 Terutama untuk Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Unit Rawat Inap Salah seorang dokter penulis resep menyatakan bahwa, rata-rata resep antidiabetika generik di RSUD Soewondo Pati tampak meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun yaitu rata-rata resep antidiabetika PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 generik baik pada pasien rawat inap maupun rawat jalan dari tahun ke tahun di rumah sakit ini mengalami peningkatan. Menurut hasil evaluasi tahun lalu misalnya, rata-rata penggunaan resep antidiabetika generiknya sudah di atas 50 persen. Namun lebih lanjut menurut dokter penulis resep , peresepan antidiabetika generik memang masih terkendala banyak hal seperti masalah sugesti pasien terhadap antidiabetika bermerek. Selain itu, antidiabetika generik yang tersedia di RSUD Soewondo belum mencakup semua jenis golongan. Karena untuk mencapai persepan antidiabetika generik 100% memang sulit. Karena melihat permintaan pasiendan stok obat di farmasi. Kepala Instalasi Farmasi RSUD Soewondo Pati menyatakan bahwa terdapat pasien yang tidak diberikan obat antidiabetika generik karena adanya pertimbangan khusus misalnya karena ada beberapa item yang diperlukan oleh pasien dan kondisi pasien sehingga harus diberikan obat bermerek itu. Sementara obat yang bersangkutan generiknya tidak ada. Dokter tidak menulis antidiabetika generik adalah karena memang antidiabetika tersebut tidak ada generiknya di RSUD Soewondo Pati, sehingga tidak ada pilihan lain selain menulis resep obat bermerk yang umunya berharga mahal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati pasien perempuan 63,49 % , pasien laki-laki 36,71% dan sebagian besar pasien dalam rentang usia 45-59 tahun sebesar 73%. 2. Peresepan antidiabetika sudah dengan nama generik. Antidiabetika generik yang paling banyak diberikan adalah metformin sebanyak 79%. Sedangkan, dari peresepan antidiabetika bermerek yang paling banyak diberikan adalah Glucodex sebanyak 41,18%. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Permenkes 2010 terutama untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap adalah sugesti pasien terhadap obat bermerek, persepsi pasien terhadap obat generik, ada tidaknya jenis generik dari obat yang sesuai untuk pasien, permintaan pasien, dan stok obat dari farmasi. 4. Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 baru 56% dilaksanakan di RSUD Soewondo Pati 56 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 B. Saran Kepada RSUD Soewondo Pati dapat disarankan untuk menggunakan hasil penelitian ini sebagai feed-back dalam pelaksanaan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/068/I/2010. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 DAFTAR PUSTAKA Andayani, 2006, Analisis Efektifitas – Biaya Penggunaan Antidiabetika Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan Di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Anonim, 2010 b, Peran DIIT Dalam Penanggulangan http://www.gizi.net/makalah/makalah%20pekan%20DM.Pdf, Tanggal 19 Maret 2011 Diabetes, Diakses Arif, M., 2004, Ilmu Meracik Obat, Edisi XI, Gadjah Mada University Press Arif, M., 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, Edisi V. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, Departemen Kesehatan Brashers, Valentina L., 2008, Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan dan Manajemen, EGC, Jakarta Corwin, Elizabeth J., 2007, Buku Suku Patafisiologi (hands book of pathophysiologi), EGC, Jakarta Danaei, Goodarz, Mariel M Finucane, Yuan Lu, Gitanjali M Singh, Melanie J Cowan, Christopher J Paciorek, John K Lin AB,Farshad Farzadfar MD,Prof Young-Ho Khang, Gretchen A Stevens, Mayuree Rao, Mohammed K Ali, Leanne M Riley, Carolyn A Robinson, Majid Ezzati, 2011, “National, regional, and global trends in fasting plasma glucose and diabetes prevalence since 1980: systematic analysis of health examination surveys and epidemiological studies with 370 country-years and 2·7 million participants”, The Lancet Depkes RI, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI Dinkes, 2009, UU RI No.36 Th 2009 tentang Kesehatan, http://dinkessulsel.go.id/new/images/Berita4/1.uu36-09-kesehatan.pdf, di akses pada tanggal 8 Februari 2012 58 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Dwiprahasto, Iwan, 2010, Obat Generik Tak Bergigi?, http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/22/0403370/Obat.Generik.Ta k.Bergigi., diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Goodman & Gilman, 2003, Dasar Farmakologi Terapi, Volume 2, Edisi X, 1655, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta Greene R J, Harris N D. 2000. Pathology and Therapeutics for Pharmacists: a basis for clinical pharmacy practice, 2nd edn. London: Pharmaceutical Press Hartini, Y.S. & Sulasmono, 2010, Praktik Kefarmasian Ulasan Peraturan Tentang Bidang Pekerjaan Apoteker, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Isnawati, A., 2008, Produksi Obat Generik Berologo, http://www.isfination.co.ic, diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010, http://www.depkes.go.id/downloads/HK.02.02_MENKES_068_I_2010. pdf, diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Misnadiarly, AS., 2006, Diabetes Mellitus: Mengenali Gejala, Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi, Penerbit Pustaka Obor, Jakarta Nadesul, H. 2002. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan Buah Pare [Online]. Tersedia: http://www.gizi.net/cgibin/ berita/fullnews.cgi?newsid1025597117,76900, diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Notoatmodjo, 2005, Metodelogi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2006, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, PB PERKENI, Jakarta Perpres, 2007, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007, http://www.dikti.go.id/files/atur/Perpres95-2007.pdf, diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Presiden RI, 2009, Undang – Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009, http://www.fakta.or.id/index.php?option=com_content&view=article&It emid=118&id=154:uu-no-36-tahun-2009-tentang-kesehatan, diakses pada tanggal 10 Mei 2012 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 Presiden RI, 1992, Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan, http://www.affaveti.org/wpcontent/uploads/2010/09/uu23_1992_ind.pdf, diakses pada tanggal 10 Mei 2012 Rachmawati, 2009 , Pola Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien Geriatri Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Januari-Juli 2008 , http://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/K100/K100050250.pdf-http://etd.eprints.ums.ac.id/5233/tp://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/K1 00/K100050250.pdf, diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Sumantomo, Boy, 2006, Perbandingan BioavailabilitasPirazinamidDalamSediaanGenerikdan Paten Secara In Vitro, http://docs.google.com /viewer?a=v&q=cache:v8avSuDvQc8J:eprints.undip.ac.id, diakses pada tanggal 7 Maret 2011 Smeltzer dan Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC. Supriyanto, Dimas, 2010, Menkes Wajibkan Penggunaan Obat Generik, http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/02/10/menkes-wajibkanpenggunaan-obat-generik, diakses pada tanggal 14 Maret 2011 Syamsul., A, 2006, Harga Obat Generik Bermerek Akan Diturunkan, TEMPO Interaktif, Jakarta Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 1333-1353, THE mCgRAW-Hills Companies, Inc. New York Wakidi, Tri Widyawati 2009, Kebijakan Obat Nasional, Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Perundangan Obat, http://ocw.usu.ac.id Walker, R., Clive,E., 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, Third Edition, Churchil Livingstone World Health Organization, 2005, Diabetes Mellitus : Report of a WHO Study Group. Geneva, WHO Wulandari, Ayu, 2009, Evaluasi Pemilihan Obat Antidiabetes pada Penderita Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Tahun 2008, Skripsi, Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 Zahtamal, 2007, Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus, http://www.google.com/url?sa-kedokteranmasyarakat.org%2Findex.php%2FBKM%2Farticle%2Fview%2F117%2 F42&ei=qvDUMn0OdDrrQeLw4GgBw&usg=AFQjCNHLR5U1bnGce05QZJwLyb6 Rjy73yQ&bvm=bv.41248874,d.bmk, pada tanggal 7 Maret 2011 Zakaria, 2010, Obat Generik Bermerek (Branded Generic) Antidiabetik Oral di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2009 , http://etd.eprints.ums.ac.id/8970/, diakses pada tanggal 7 Maret 2011 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 LAMPIRAN 62 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Dokter Dengan melakukan wawancara ini penulis berharap mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang penggunaan obat generik khusunya antidiabetika generik menurut Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 di RSUD Soewondo Pati. 1. Apakah dokter selalu memberikan obat dengan nama generik ? Mengapa demikian? Kalo di RS melihat kondisi pasien kadang diberi generik, kadang juga tidak karena di RS ada formularium untuk standarisasi obat. Tetapi untuk pasien mayoritas sebagian besar memakai generik. 2. Apakah pemberian antidiabetika di rawat inap RSUD Soewondo Pati sudah berdasarkan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010? Sudah, karena secara prinsip kita memberikan antidiabetika berdasar khasusnya itu DM tipe C/DM tipe II. Jadi untuk antidiabetika oral memakai obat-obat yang sudah ditentukan untuk pemberian antidiabetika oral itu, dan untuk insulin digunakan untuk diabetes tipe I. 3. Berdasarkan temuan saya dalam penelitian, mengapa terdapat pasien yang tidak diberikan antidiabetika generik? Adakah pertimbangan khusus? Karena ada beberapa item yang diperlukan oleh pasien dan kondisi pasien sehingga harus diberikan obat itu. Sementara obat yang bersangkutan generiknya tidak ada. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 4. Apakah semua pasien merespon baik/ menerima langsung obat generik yang diberikan tanpa minta menggantinya dengan obat bermerek? Sebelumnya sudah ada standarisasi. Maksudnya protap pasien-pasien yang mendapatkan obat-obat non generik yang paten apalagi yang biayanya cukup mahal maka kita konfirmasi ke pasien apakah pasien setuju atau tidak. Kalau pasien tidak setuju ya tidak diberikan. 5. Apakah terdapat keluhan dari pasien berupa cocok atau tidaknya, penggunaan antidiabetika generik yang diberikan dokter ? Pengalamannya selama ini memang secara kualitas kalau pasien itu tidak complicated tidak masalah tetapi kalau pasien itu complicated pasienpasien itu diberi obat generik memang kurang bagus. 6. Apa pendapat dokter tentang Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan pemerintah? Ini sebetulnya merupakan kebijakan secara makro dari Departemen Kesehatan. Jadi, itu kebijakan yang dipikirkan untuk kesejahteraan masyarakat secara luas. Jadi tentu kita harus mendukungnya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 7. Apakah dokter setuju dengan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan pemerintah? Mengapa demikian? Setuju karena RS Pemerintah adalah RS milik masyarakat. RS yang mengutamakan pelayanan semurah mungkin, serasional mungkin, dan seefektif mungki. Jadi, apa yang harus diberikan ke pasien sesuai indikasi tentu itu yang terbaik bagi pasien dan kemudian yang paling penting rasionalisasi obat itu termasuk masalah harga. Jadi, harus terjangkau ke masyarakat. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan KIF Dengan melakukan wawancara ini penulis berharap mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang penggunaan obat generik khusunya antidiabetika generik menurut Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 di RSUD Soewondo Pati. 1. Apakah KIF selalu memberikan obat dengan nama generik ? Mengapa demikian? Tidak selalu, biasanya obat bermerek diberikan kepada pasien yang mampu ataupun yang memintanya. 2. Apakah pemberian antidiabetika di rawat inap RSUD Soewondo Pati sudah berdasarkan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010? Sebagian besar sudah, tetapi tidak semua pasien mendapat antidiabetika generik. 3. Berdasarkan temuan saya dalam penelitian, mengapa terdapat pasien yang tidak diberikan antidiabetika generik? Adakah pertimbangan khusus? Itu tergantung dokter penulis resep. Tergantung pertimbangan dokter baiknya diberikan antidiabetika generik atau bermerek. 4. Apakah semua pasien merespon baik/ menerima langsung obat generik yang diberikan tanpa minta menggantinya dengan obat bermerek? PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 Ya, pasien merespon baik karena harganya terjangkau dan obatnya juga manjur. 5. Apakah terdapat keluhan sehubungan dengan cocok atau tidaknya, penggunaan antidiabetika generik yang diberikan dokter ? Jarang sekali ada keluhan tentang pemakain antidiabetika generik. 6. Apa pendapat KIF tentang Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan pemerintah? Menurut saya kebijakan pemerintah itu bagus sekali untuk membantu masyarakat meringankan beban biaya karena sakit. Jadi harus kita dukung. 7. Apakah KIF setuju dengan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan pemerintah? Mengapa demikian? Setuju karena RS adalah pusat pelayanan bagi kesehatan masyarakat. Dengan kebijakan pemerintah tersebut pelayanan di RS jadi lebih memuaskan masyarakat terlebih masyarakat yang kurang mampu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 Lampiran 3. Lembar Kerja Pengumpul Data Penelitian No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin 1. 2. dst. Diagnosa Tgl Resep PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 Lampiran 4. Data Identitas Pasien dan Peresepannya No. Nama 1. A Kelas 2 Usia Jenis Kelamin 64th L Diagnosa -DMT II -Obstipasi Tgl 25-82010 26-82010 27-82010 2. B 2 50th P DMT II 13-122010 14-122010 15-122010 16-122010 Resep Cernevit Hepanax Lavement Metformin Hepanax Dulcolax Cernevit Metformin Hepanax Dulcolax Cernevit Metformin Lasix Captopril ISDN Aspilet Dulcolax Metformin Divask Lasix Captopril ISDN Aspilet Dulcolax Metformin Divask Lasix Captopril ISDN Aspilet Dulcolax Metformin Divask Lasix Captopril ISDN Aspilet Dulcolax Metformin Divask PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 No. Nama 3. C Kelas Usia 2 50th Jenis Kelamin L Diagnosa -DM -Asites, cellulitis Tgl 10-122010 11-122010 12-122010 13-122010 4. D 3 60th P DMT II 15-122010 16-122010 Resep Amoxan Spirola Hepamag Propandol Furosemid Lodem Inj.Kalfoxim Inpepsa Constipen Lasix Lancid Spirolacton Lancid Hepamax Inpepsa Propanol Lodem Constipen Inj.Kalfoxin Inpepsa Constipen Hepamax Propanolol Lodem Inj.Kalfoxin Inj.Lasix Inpepsa Constipen Hepamax Propanolol Lodem Inj.Kalfoxime Inj.Lasix Metformin Lapibal Domperidon Inj. Rantin Metformin Lapibal Domperidon Asam Mefenamat Inj.Rantin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 17-122010 18-122010 19-122010 5. E 2 52th P DMT II 15-102010 16-102010 Resep Metformin Lapibal Domperidon Asam Mefenamat Inj.Rantin Simvastatin Unalium Clindamycin Metformin Lapibal Domperidon Asam Mefenamat Inj.Rantin Clindamycin Glucodex Metformin Lapibal Domperidon Asam Mefenamat Inj.Rantin Clindamycin Glucodex Inj. Clavamox Pamol Ambroxol Metformin Metrix Mecola Pidovix Glibenclamide Glisodin Pamol Ambroxol Metformin Glibenclamid Metrix Glisodin Mecola Pidovix Clavamox PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 14-102010 6. F 2 46th P DMT II 04-072010 05-072010 7. G 1 50th L DMT II 20-082010 21-082010 22-082010 Resep Clavamox Pamol Ambroxol Metformin Glibenclamid Metrix Mecola Pidovix Inj. Lapixim Pamol Rantin Lapibion Glucodex Lapibion Glucodex Lapixim Rantin Inj. Ferzobat Rantin Kaltrofen Inj. Insulin Pamol Inj. Ferzobat Rantin Kaltrofen Ambroxol Metformin Inj. Ferzobat Rantin Kaltrofen Ambroxol Metformin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 No. Nama Kelas Usia 8. H 1 Jenis Kelamin 56th L 9. I 2 45th P Diagnosa Tgl DMT II 25-122010 DMT II 20-122010 21-122010 10. J 2 45th P -DMT II -Dyspepsi 03-102010 04-102010 05-102010 Resep Cefotaxim Inj. Neurotam Rantin Branact Lasix Phenitoin Glurenorm Valsartan Amdixal Revcid Zyprot Codein Alzim Bicnat Ketosteril ISDN Clonidin Lapibal Inj. Clavamox Pamol Glucodex Ezygard Glucodex Mecola Vomitas Lancid Farmacrol Frego Pamol Inj. Rantin Vomitas Ulsidex Metformin Ulsidex Vomitas Inj. Rantin Metformin Vastigo Vomitas Ulsidex Metformin Vastigo Inj. Rantin Unalium PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 06-102010 07-102010 11. K 3 56th L -DMT II -Obs. Kejang 05-102010 06-102010 07-102010 12. L 3 55th P -DMT II Hipertensi 09-112010 10-112010 Resep Vomitas Ulsidex Metformin Vastigo Unalium Sohobion Inj. Rantin Vomitas Ulsidex Metformin Vastigo Unalium Sohobion Inj. Rantin Metformin As. Folat Captopril Inj. Cefotaxim Metformin As. Folat Captopril Inj. Cefotaxim Kutoin Metformin As. Folat Captopril Kutoin Fenobarbiturat Divask Lapibal Pidovix Vasortin Lecitol Metformin Inj. Neurotam Ceftriaxon Vasortin Neurotam Lapibal Pidovix Vasortin Metformin Metrix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 13 M 3 50th L DMT II 17-072010 18-072010 19-072010 20-072010 21-072010 22-072010 23-072010 24-072010 14. N 3 50th P -GE -DMT II 09-032010 10-032010 Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm Cefotaxim Pamol Metformin Glurenorm ISDN Rantin Digoxin Glibenclamid Simvastatin ISDN Rantin Digoxin Glibenclamid Simvastatin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 11-032010 12-032010 15. O 1 45th P -CKD -DMT II 09-082010 10-082010 11-082010 16. P 2 71th L DMT II 13-122010 14-122010 15-122010 ISDN Rantin Glibenclamid Aspilet Plavix Letonal ISDN Rantin Glibenclamid Aspilet Plavix Letonal Herbeser Bicnat Tonar Lodem Divask Infask Lasix Bicnat Lodem Divask Invask Clonidin Bicnat Lodem Divask Invask Clonidin Codein Metformin Glukodex Metformin Glukodex Ceftriaxon Tonar Bicnat Metformin Glukodex Ceftriaxon Tonar Bicnat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 16-122010 17-122010 17. Q ICU 55th P Hipertensi -DMT II 24-082010 25-082010 18. R 3 71th P -Iskemik -DMT II 26-122010 27-122010 Cernevidri Metformin Glukodex Ceftriaxon Tonar Bicnat Actrapid Cernefit Metformin Tonar Bicnat Actrapid Ceftriaxon Inpepsa Mucosta Glurenorm Ketosteril Bicnat Inj. Vicillin Inj. Kalnex Inj. Acran Inpepsa Mucosta Glurenorm Ketosteril Bicnat Inj. Vicillin Inj. Kalnex Inj. Acran Ampicillin Pamol Aspilet Metformin ISDN Glucodex Ampicillin Pamol ISDN Aspilet Glucodex Metformin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 28-122010 29-122010 30-122010 31-122010 19. T 2 60th P DMT II 24-122010 25-122010 Resep Ampicillin Pamol ISDN Aspilet Metformin Rantin Hepabalance Biodiar Ciprofloxacin Glucodex Ampicillin Pamol ISDN Aspilet Glucodex Metformin Hepabalance Biodiar Ciprofloxacin Ampicillin Pamol ISDN Aspilet Glucodex Metformin Hepabalance Ciprofloxacin Ampicillin Pamol ISDN Aspilet Glucodex Metformin Hepabalance Ciprofloxacin Antasid Metformin Rantin Inj. Kaltrofen Antasid Metformin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl Resep 26-122010 Inj. Kaltrofen Antasid Metformin Inj. Kaltrofen Antasid Metformin Rantin Kaltrofen Antasid Inpepsa Metformin Rantin Antasid Metformin Rantin Inpepsa Inj. Vomceran Metformin Kalfoxim Pamol Metrix Divask Inj. Vomceran Metformin Kalfoxim Pamol Metrix Divask Inj. Vomceran Metformin Kalfoxim Pamol Metrix Divask Inj. Vomceran Metformin Pamol Metrix Bicnat Cefo As. Mefenamat Zypraz Dulcolax 27-122010 28-122010 29-122010 20. U 2 65th P DMT II 04-122010 05-122010 06-122010 07-122010 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl Resep 08-122010 Inj. Vomceran Metformin Pamol Metrix Bicnat Cefo As. Mefenamat Zypraz Dulcolax Inj. Vomceran Metformin Pamol Metrix Bicnat Cefo As. Mefenamat Zypraz Dulcolax Inj. Rantin Captopril Plantacid Glibenclamid Inj. Rantin Captopril Plantacid Glibenclamid Inj. Rantin Captopril Plantacid Glibenclamid Inj. Rantin Captopril Plantacid Glibenclamid Inj. Rantin ISDN Aspilet Metformin Zypraz 09-122010 21. V 1 58th P Hipertensi -DMT II 21-082010 22-082010 23-082010 24-082010 22. W 3 45th P -Gastritis -DMT II 25-102010 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 26-102010 27-102010 28-102010 23. X 3 49th P DMT II 15-102010 16-102010 17-102010 24. Y 1 70th P DMT II 29-112010 Resep Inj. Rantin ISDN Metformin Zypraz Glucodex Antasid Lanzoprazol Hipofil Inj. Rantin ISDN Metformin Zypraz Glucodex Antasid Lanzoprazol Hipofil Inj. Rantin ISDN Metformin Zypraz Glucodex Antasid Lanzoprazol Hipofil Inj. Cefo Pamol Metformin Inj. Cefo Pamol Metformin Allupurinol Ezygard B-Com Inj. Cefo Metformin Allupurinol Ezygard B-Com Metrix Captopril Lancid ISDN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 30-112010 01-122010 25. Z 1 55th P DMT II 06-082010 07-082010 26. AA 3 52th P -Batuk Lama -DMT II 14-122010 15-122010 16-122010 Resep Metrix Captopril Lancid ISDN Metrix Captopril Lancid ISDN Inj. Cefo Inj. Rantin Glucodex Metformin Inj. Lapixime Spirola Zypraz Inj. Rantin Glucodex Metformin Pamol Cefoperazon Glibenclamid Metformin Refam PZA Atrapid Pamol Cefoperazon Glibenclamid Metformin Refam PZA Atrapid Pamol Cefoperazon Glibenclamid Metformin Refam PZA Atrapid PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 17-122010 27. BB Paviliun 52th P DMT II 04-112010 05-112010 06-112010 07-112010 28. CC 3 59th P -Chest Pain -DMT II 08-122010 Pamol Rifamicin PZA Ethambutol Actrapid Cefoperazon Glibenclamid Metformin Inj. Lapixime Metformin Glucodex Inj. Lapixime Metformin Glucodex Nutriflam Ezygard Inj. Lapixime Metformin Glucodex Nutriflam Ezygard Dumin Inj. Lapixime Metformin Glucodex Nutriflam Ezygard Dumin Inj. Rantin ISDN Captopril Dulcolax Inj. Cefo Angioten Alupurinol Lapibal Glucodex PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl Resep 09-122010 Inj. Rantin ISDN Captopril Dulcolax Inj. Cefo Angioten Alupurinol Lapibal Glucodex Metformin Inj. Rantin ISDN Captopril Dulcolax Inj. Cefo Angioten Alupurinol Lapibal Glucodex Metformin Captopril Angioten Alupurinol Lapibal Dulcolax Glucodex Metformin Captopril Angioten Alupurinol Lapibal Dulcolax Glucodex Metformin Ranitidin Captopril Angioten Alupurinol Lapibal Dulcolax Glucodex Metformin Ranitidin 10-122010 11-122010 12-122010 13-122010 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85 No. Nama 29. DD Kelas 1 Usia Jenis Kelamin 55th L Diagnosa -Febris -DMT II Tgl 04-122010 05-122010 06-122010 07-122010 08-122010 30. EE 1 70th L -Gastritis -DMT II 20-102010 Resep Pamol DMP Inj. Cefo Inj. Clavamox Rimstar Glucodex Pamol DMP Inj. Cefo Inj. Clavamox Rimstar Glucodex Inj. Clavamox Glucodex DMP Pamol Rimstar Glucodex DMP Inj. Clavamox Pamol Rimstar Glucodex DMP Inj. Clavamox Pamol Rimstar Kalfoxim Rantin Inpepsa Bicnat Metrix Prorenal Mucosta Zypraz Alupurinol Glucobay PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86 21-102010 22-102010 24-102010 31. EF 2 45th P -GE -DMT II 14-102010 Cernefit Kalfoxim Rantin Inpepsa Metrix Prorenal Mucosta Zypraz Alupurinol Glucobay Cernefit Kalfoxim Rantin Inpepsa Prorenal Bicnat Mucosta Glucobay Fomitas Alupurinol Zypraz Metrix Pionix Cernefit Kalfoxim Rantin Inpepsa Prorenal Bicnat Mucosta Glucobay Fomitas Zumafid Alupurinol Zypraz Metrix Pionix Inf. RL Cefotaxime Pamol Neurotam Frego Biodiar Metrix Pionix Mecola PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 15-102010 32. EG 2 60th P -Anemia -DMT II 25-092010 26-092010 27-092010 28-092010 Resep Inf. RL Cefotaxime Pamol Neurotam Frego Biodiar Metrix Pionix Mecola Inf. RL Inj. Rantin Pamol Narfos Metformin Inf. RL Inj. Rantin Pamol Narfos Metformin Inf. RL Vomceran Pamol Metformin Lanzoprasol Antasid Lodem Bicnat Rillus Tonar Hepamax Inf. RL Inj. Vomceran Pamol Metformin Lanzoprasol Antasid Lodem Bicnat Rillus Tonar Hepamax PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 29-092010 30-092010 33. EH 1 66th L DMT II 08-112010 09-112010 10-112010 11-112010 Resep Inf. RL Inj. Vomceran Inf. Metro Bicnat Hepamax Inpepsa Lanzoprasol Lodem Rillus Codein Inf. RL Inj. Vomceran Inf. Metro Bicnat Hepamax Inpepsa Lanzoprasol Lodem Rillus Codein Inj. Cefotaxim Rantin Piracetam Citicolin Metformin Dansera Inj. Cefotaxim Rantin Piracetam Citicolin Metformin Dansera Inj. Cefotaxim Rantin Piracetam Citicolin Metformin Dansera Inj. Cefotaxim Rantin Piracetam Citicolin Metformin Dansera PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl Resep 12-112010 Amoxicilin Piracetam Dansera Citicolin Metformin Amoxicilin Piracetam Dansera Citicolin Metformin Amoxicilin Piracetam Dansera Citicolin Metformin Amoxicilin Piracetam Dansera Citicolin Metformin Cernevit Hepan ax Metrix Hepanax Dulcolax Cernevit Metrix Vomitas Rillus Lancid Hepanax Dulcolax Cernevit Metrix Vomitas Rillus Lancid Inj.Kalnex Inj.Acran Inpepsa Bicnat Metrix 13-112010 14-112010 15-112010 34. EI 2 64th L -Obstipasi -DMT II 25-082010 26-082010 27-082010 35. EJ 2 45th L DMT II 28-072010 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90 No. Nama 36. EK Kelas 2 Usia Jenis Kelamin 50th L Diagnosa -Asites, cellulitis -DMT II Tgl 10-122010 11-122010 12-122010 37. EL 3 60th P DMT II 15-122010 16-122010 17-122010 Resep Amoxan Spirola Hepamax Propanolol Furosemid Lodem Inj. Kalfoxim Inpepsa Constipen Lasix Spirolacton Lasix Hepamax Inpepsa Propanolol Lodem Constipen Inj. Kalfoxim Inpepsa Constipen Hepamax Propanolol Lodem Inj. Kalfoxim Lasix Metformin Lapibal Domperidon Inj. Rantin Metformin Lapibal Domperidon Inj. Rantin As. Mefenamat Metformin Lapibal Domperidon As. Mefenamat Simvastatin Clindamicyn PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91 18-122010 19-122010 38. EM 2 45th P DMT II 10-072010 11-072010 12-072010 13-072010 Metformin Lapibal Domperidon As. Mefenamat Glucodex Clindamicyn Inj. Rantin Metformin Lapibal Domperidon As. Mefenamat Glucodex Clindamicyn Meloxicam Ethambutol Pyrazinamid Kutoin Cimetidin Pamol Metformin Meloxicam Ethambutol Pyrazinamid Kutoin Cimetidin Pamol Metformin Meloxicam Ethambutol Pyrazinamid Kutoin Cimetidin Pamol Metformin Meloxicam Ethambutol Pyrazinamid Kutoin Cimetidin Pamol Metformin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 14-072010 39. EN 2 45th P DMT II 09-112010 10-112010 11-112010 12-112010 40. EO 2 50th P DMT II 01-082010 02-082010 Resep Meloxicam Ethambutol Pyrazinamid Kutoin Cimetidin Pamol Metformin Metformin Divask Metrix Captopril Antasid Rantin Clavamox Metformin Divask Metrix Captopril Antasid Rantin Clavamox Metformin Divask Metrix Captopril Antasid Rantin Clavamox Metformin Divask Metrix Captopril Antasid Rantin Clavamox Lapibion Pamol Glucodex Rantin Lapibion Pamol Glucodex Rantin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93 03-082010 04-082010 05-082010 06-082010 07-082010 08-082010 41. EP 2 45th L DMT II 15-102010 42. ER 1 45th L DMT II 30-112010 01-112010 02-112010 Lapibion Pamol Glucodex Rantin Lapibion Pamol Glucodex Rantin Lapibion Pamol Glucodex Rantin Lapibion Pamol Glucodex Rantin Lapibion Pamol Glucodex Rantin Lapibion Pamol Glucodex Rantin Inj. Piracetam Inj.Rantin Metformin Amdixal Valsartan Inj. Insulin Lanzoprasol Ambroxol Rantin Inpepsa Glucodex Lanzoprasol Inpepsa Ambroxol Rantin Glucodex Lanzoprasol Inpepsa Ambroxol Rantin Valsartan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 43. ES 2 50th P DMT II 17-082010 18-082010 19-082010 20-082010 21-082010 44. ET 1 59th P -Ulkus -DMT II 20-072010 21-072010 22-072010 Cefriaxon Rantin Metformin Glucodex ISDN Aspilet Rantin Metformin ISDN Aspilet Clavamox Pamol Metrix Rantin Metformin ISDN Aspilet Clavamox Pamol Metrix Rantin Metformin ISDN Aspilet Clavamox Pamol Metrix Rantin Metformin ISDN Aspilet Clavamox Pamol Metrix Inj. Cefriaxon Pamol Captopril Metformin Inj. Cefriaxon Pamol Captopril Metformin Inj. Cefriaxon Pamol Captopril Metformin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 23-072010 24-072010 25-072010 45. EU VIP 64th L -GE -DMT II 17-092010 18-092010 46. EV 3 54th L DMT II 27-082010 28-082010 29-082010 Resep Inj. Cefriaxon Pamol Captopril Metformin Inj. Cefriaxon Pamol Captopril Metformin Inj. Cefriaxon Pamol Captopril Metformin Glucodex Valsartan Vastigo Ezygard Aspar K Inj.Vomceran Inj.Rantin Metformin Dumin Citicolin Aspilet Vasotin As.Folat Metformin Antasid Vasotin As.Folat Inj.Piracetam Inj.Citicolin Metformin Antasid Vasotin As.Folat Inj.Piracetam Inj.Citicolin Metformin Antasid PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 No. Nama 47. EQ Kelas 1 Usia Jenis Kelamin 58th P Diagnosa DMT II Tgl 02-082010 03-082010 04-082010 05-082010 48. ER 3 48th L -Ulkus -DMT II 05-122010 06-122010 49. ES 1 56th P DMT II 09-112010 Resep Ambroxol Inj.Rantin Inj.Ondansetron Bicnat Tonar Farmacrol Lodem Digoxin Ambroxol Inj.Rantin Inj.Ondansetron Bicnat Tonar Farmacrol Lodem Digoxin Ambroxol Inj.Rantin Inj.Ondansetron Bicnat Tonar Farmacrol Lodem Digoxin Pamol Farmacrol Lodem Digoxin Bicnat Tonar Ambroxol Inj.Cefotaxim Inf.RL Inf.Metro Metformin Inj.Cefotaxim Inf.RL Inf.Metro Metformin Glucodex Rantin Sohobion PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 10-112010 11-112010 12-112010 50. ET 2 59th L Batuk,DM -DMT II 15-092010 16-092010 17-092010 18-092010 Resep Glucodex Rantin Sohobion Glucodex Rantin Sohobion Glucodex Rantin Sohobion Kaltrofen Amdixal OBH Valsartan Clonidin Glibenclamid Dextroprat Metformin Kaltrofen Amdixal OBH Valsartan Clonidin Glibenclamid Dextroprat Metformin Kaltrofen Amdixal OBH Valsartan Clonidin Glibenclamid Dextroprat Metformin Kaltrofen Amdixal OBH Valsartan Clonidin Glibenclamid Dextroprat Metformin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 19-092010 20-092010 51. EU 3 45th P -Gastritis -DMT II 16-122010 17-122010 18-122010 52. EV 2 56th P DMT II 15-092010 53. EW ICU 60th P Hipertensi -DMT II 13-122010 Resep Kaltrofen Amdixal OBH Valsartan Clonidin Glibenclamid Dextroprat Metformin Kaltrofen Amdixal OBH Valsartan Clonidin Glibenclamid Dextroprat Metformin Inj.Rantin Antasid Metformin Glibenclamid Domperidon Inj.Rantin Antasid Metformin Glibenclamid Domperidon Inj.Rantin Antasid Metformin Glibenclamid Domperidon Ranitidin Metformin Ketosteril Inj. Kaltrofen Ceftriaxone Metro ISDN Valsartan Amdixal Lodem Zypras PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 14-122010 15-122010 16-122010 17-122010 18-122010 Resep Inj. Kaltrofen Ceftriaxone Metro ISDN Valsartan Amdixal Lodem Zypras Inj. Kaltrofen Ceftriaxone Metro ISDN Valsartan Amdixal Lodem Zypras Inj. Kaltrofen Ceftriaxone Metro ISDN Valsartan Amdixal Lodem Zypras Inj. Ceftroaxone Inj. Kaltrofen Cernefit ISDN Valsartan Amoxal Lodem Zypras Meloxicam Inj. Ceftroaxone Inj. Kaltrofen Cernefit ISDN Valsartan Amoxal Lodem Zypras Meloxicam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 No. Nama 54. EX Kelas 2 Usia Jenis Kelamin 56th P Diagnosa -Sesak -DMT II Tgl 25-122010 26-122010 27-122010 55. EY 1 65th L DMT II 28-082010 29-082010 Resep Lasix ISDN Divask Dogoxin Glucodex Narfos Aspar K Pamol Lasix ISDN Divask Dogoxin Glucodex Narfos Aspar K Pamol Lasix ISDN Divask Dogoxin Glucodex Narfos Aspar K Pamol Inj. Cefadroxil Amlodipin Valsartan Gliquidon Piracetam Aspilet Pamol Glucobay Metformin Inj. Actrapid Inj. Cefadroxil Amlodipin Valsartan Gliquidon Piracetam Aspilet Pamol Glucobay Metformin Inj. Actrapid PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 30-082010 31-082010 01-082010 02-082010 56. EZ 2 64th L -Obstipasi -DMT II 25-082010 Inj. Cefadroxil Amlodipin Valsartan Gliquidon Piracetam Aspilet Pamol Glucobay Metformin Inj. Actrapid Inj. Cefadroxil Amlodipin Valsartan Gliquidon Piracetam Aspilet Pamol Glucobay Metformin Inj. Actrapid Inj. Cefadroxil Amlodipin Valsartan Gliquidon Piracetam Aspilet Pamol Glucobay Metformin Inj. Actrapid Inj. Cefadroxil Amlodipin Valsartan Gliquidon Piracetam Aspilet Pamol Glucobay Metformin Inj. Actrapid Cernevit Hepamax Lancid Vomitas Rillus Metrix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 26-082010 27-082010 28-082010 57. FA 1 71th L -Gastritis -DMT II 17-122010 18-122010 19-122010 20-122010 Resep Cernevit Hepamax Lancid Vomitas Rillus Metrix Cernevit Lancid Vomitas Rillus Metrix Cernevit Lancid Vomitas Rillus Metrix ISDN Inj. Cefotaxim Ambroxol Amdixal Digoxin Glucodex ISDN Inj. Cefotaxim Ambroxol Amdixal Digoxin Glucodex ISDN Ambroxol Amdixal Digoxin Glucodex Codein ISDN Ambroxol Amdixal Digoxin Glucodex Codein Methioson PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103 No. Nama 58. FB Kelas 2 Usia Jenis Kelamin 58th P Diagnosa DMT II Tgl 11-122010 12-122010 13-122010 14-122010 59. FC 3 55th L -Febris -DMT II 18-112010 19-112010 Resep Pamol Metrix Pionix Frego Neurotam Pamol Metrix Pionix Frego Neurotam Pamol Metrix Pionix Frego Neurotam Lapixim Pamol Metrix Pionix Frego Neurotam Metformin Inj.Ampi Rantin Pamol Vesterin Etophilin Bicnat Tonar Metformin Inj.Clavamox Rantin Pamol Vesterin Etophilin Bicnat Tonar Metformin PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104 20-112010 21-112010 22-112010 23-112010 24-112010 Metformin Inj.Clavamox Inj.Rantin Pamol Vesterin Etophilin Ceftriaxone Bicnat Tonar Metformin Inj.Clavamox Inj.Rantin Pamol Vesterin Etophilin Ceftriaxone Bicnat Tonar Metformin Inj.Clavamox Inj.Rantin Pamol Vesterin Etophilin Ceftriaxone Bicnat Tonar Metformin Inj.Clavamox Inj.Rantin Pamol Vesterin Etophilin Ceftriaxone Bicnat Tonar Metformin Inj.Clavamox Inj.Rantin Pamol Vesterin Etophilin Ceftriaxone Bicnat Tonar PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105 No. Nama 60. FD Kelas VIP Usia Jenis Kelamin 50th P Diagnosa -Febris -DMT II Tgl 16-082010 17-082010 18-082010 19-082010 61. FE VIP 50th P DMT II 12-072010 13-072010 14-072010 Resep Inj.Rantin Inj.Cefotaxime Pamol Insulin Mecola Inj.Lapixime Inj.Vomceran Inj.Rantin Inj.Cefotaxime Pamol Insulin Mecola Inj.Farnat Insulin Mecola Inj.Cefotaxime Rantin Pamol Inf.Farnat Insulin Calcusol Amadiap Pronik Pamol Rantin Inj.Lapixime Mecola Vomceran Inj.Rantin Metrix Inj.Rantin Metrix Rillus Inj.Kalfoxime Pionix Inj.Kalfoxime Kalmeco Rillus Proxim Pionix Metrix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 15-072010 16-072010 17-072010 62. FF Pav 46th P DMT II 17-092010 Resep Inj.Kalfoxime Kalmeco Rillus Proxim Pionix Metrix Inj.Rantin Cholestat Farmacol Funet Inj.Kalfoxime Kalmeco Metrix Rillus Pionix Farmacol Funet Clavamox Metformin Kalmeco Rillus Proxime Farmacrol Funet Metrix Pionix Clavamox Metformin Inj.Vicillin Rantin Pamol Inj.Ceftriaxon Inj.Ondansetron Sohobion ISDN Aspilet Glucodex Metformin Lansoprazo PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107 No. Nama Kelas Usia Jenis Kelamin Diagnosa Tgl 18-092010 Inj.Vicillin Rantin Pamol Inj.Ceftriaxon Inj.Ondansetron Sohobion ISDN Aspilet Glucodex Metformin Lansoprazol 19-092010 Metformin Glucodex Aspilet ISDN Sohobion Pamol Metformin Glucodex Aspilet ISDN Sohobion Pamol Inj.Rantin Captopril Plantacid Glibenclamide Inj.Rantin Captopril Plantacid Glibenclamide Inj.Rantin Captopril Plantacid Glibenclamide Inj.Rantin Captopril Plantacid Glibenclamide 20-092010 63. FG 1 58th P Hipertensi -DMT II Resep 21-082010 22-082010 23-082010 24-082010 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108 Lampiran 5. Permenkes No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/ 1/ 2010 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian di RSUD Soewondo Pati PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 BIOGRAFI PENULIS Dana Wingga Pragmahati, penulis skripsi berjudul “Evaluasi Pelaksanaan HK.02.02/Menkes/068/I/2010 Menggunakan Antidiabetika Permenkes Tentang Generik Kewajiban Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010”, lahir di Pati tanggal 3 Juni 1989, merupakan putri tunggal dari pasangan Sumaryo dan Rudati. Pendidikan awal ditempuh di TK Tunas Harapan Pati (1994-1996). Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SD Puri 03 Pati (1996-2001), SMP Kanisius Pati (2001-2004), dan SMA Negeri 2 PATI (2004-2007). Selanjutnya penulis meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2007 dan menyelesaikannya pada tahun 2013.