plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
i
PELAKSANAAN PERMENKES NO. HK. 02. 02/ MENKES/ 068/ 1/ 2010
TENTANG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN ANTIDIABETIKA
GENERIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RAWAT
INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JULI-DESEMBER 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Dana Wingga Pragmahati
NIM :078114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PELAKSANAAN PERMENKES NO. HK. 02. 02/ MENKES/ 068/ 1/ 2010
TENTANG KEWAJIBAN MENGGUNAKAN ANTIDIABETIKA
GENERIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RAWAT
INAP RSUD SOEWONDO PATI PERIODE JULI-DESEMBER 2010
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh:
Dana Wingga Pragmahati
NIM :078114017
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur dan rasa terimakasih yang mendalam penulis haturkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cinta kasih dan anugerah yang telah
diberikanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Proses pembuatan skripsi tidak lepas dari segala bantuan dan dukungan
dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimaksih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini:
1.
Dekan
Fakultas
Farmasi,
Universitas
Sanata
Dharma
yang
telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.
2.
Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Apt. Ph. D selaku dosen
pembimbing utama dengan penuh kesabaran memberikan masukan,
dukungan, dan arahan yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi.
3.
Drs. Djaman Ginting Manik, Apt. dan Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.
selaku penguji yang memberikan saran dan kritikan serta dukungan kepada
penulis dalam proses menyempurnakan naskah skripsi.
4.
Direktur RSUD Soewondo Pati dan seluruh staff atas ijin dan arahan, serta
bantuan yang diberikan untuk melakukan penelitian ini.
5.
Ayahanda dan ibunda, sebagai sumber inspirasi terima kasih atas segala
dukungan doa, moral, cinta dan kasih sayang.
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
viii
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat
menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian, semua pembaca, dan masyarakt
luas.
Penulis
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………..
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..........................................
v
PRAKATA........................................................................................
vi
DAFTAR ISI.....................................................................................
viii
DAFTAR TABEL……………………………….............................
xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................
xiii
INTISARI..........................................................................................
xiv
ABSTRACT........................................................................................
xv
BAB I PENGANTAR.......................................................................
1
A. Latar Belakang.............................................................................
1
1. Permasalahan……..................................................................
4
2. Keaslian penelitian..................................................................
5
3. Manfaat penelitian..................................................................
8
B. Tujuan Penelitian..........................................................................
8
1. Tujuan umum.........................................................................
8
2. Tujuan khusus........................................................................
8
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
x
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………….............
10
A. Pengertian Kesehatan…………....................................................
10
B. Peraturan Kewajiban Menggunakan Obat Generik……………...
11
C. Obat Generik…………………………………………………….
16
D. Diabetes Mellitus………... ...................................................
21
E. Landasan Teori..............................................................................
34
F. Hipotesis…………………………………....................................
35
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................
37
A. Jenis dan Rancangan Penelitian....................................................
37
B. Variabel Penelitian………………................................................
37
C. Definisi Operasional.....................................................................
37
D. Subjek Penelitian..........................................................................
38
E. Bahan Penelitian………………………………………………...
39
F. Tempat Penelitian.........................................................................
39
G. Instrumen Penelitian.....................................................................
39
H. Tata Cara Penelitian......................................................................
39
1. Tahap persiapan......................................................................
40
2. Tahap pelaksanaan..................................................................
40
3. Tahap penyelesaian.................................................................
40
I. Metode Penyimpulan Data............................................................
41
J. Analisis Data…………….............................................................
41
K. Keterbatasan Penelitian.................................................................
44
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................
45
A. Profil Pasien Geriatri Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap
RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010……............
B. Pelaksaanaan
Permenkes
2010
di
RSUD
45
Soewondo
Pati……………………………..................................................
48
C. Evaluasi Penulisan Resep Bagi Penderita Diabetes Mellitus
Tipe II pada Unit Rawat Inap Sudah dengan Nama
Generik…………………………..................................................
D. Faktor-Faktor
yang
Berpengaruh
Terhadap
50
Pelaksanaan
Permenkes 2010 Terutama untuk Pasien Diabetes Mellitus Tipe
II di Unit Rawat Inap……………………………………………
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................
56
A. Kesimpulan...................................................................................
56
B. Saran.............................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................
58
LAMPIRAN........................................................................................
62
BIOGRAFI PENULIS........................................................................
115
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Jenis Obat Bagi Penderita DM tipe yang Tersedia di
RSUD Soewondo Pati Baik Generik Maupun
Bermerek………………………………………………
34
Tabel II. Lembar Kerja Pengumpul Data………………………
40
Tabel III. Pengolahan Data..........................................................
41
Tabel IV. Distribusi Peresepan Antidiabetika Generik pada
Pasien Diabetes Mellitus tipe II di Rawat Inap RSUD
Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010………….
51
Tabel V. Distribusi Peresepan Antidiabetika Bermerek pada
Pasien Diabetes Mellitus tipe II di Rawat Inap RSUD
Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010………….
Tabel V I .Kesesuaian
Peresepan
Antidiabetika
dengan
Formularium RSUD Soewondo Pati………………….
xi
51
52
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
Perbandingan Jumlah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
yang Laki-Laki dan Perempuan di Rawat Inap RSUD
Soewondo Pati ..........................
45
Gambar 2.
Jumlah Pasien Berdasarkan Usia…............................
48
Gambar 3.
Perbandingan Jumlah Penggunaan Antidiabetika
Generik dan Antidabetika Bermerek di rawat inap
RSUD Soewondo Pati…………………………………
Gambar 4.
49
Perbandingan Jumlah Peresepan Antidiabetika Pada
Tiap Kelas Ruang Perawatan………………………….
xii
53
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Hasil Wawancara dengan Dokter.....................................
63
Lampiran 2.
Hasil Wawancara dengan KIF.........................................
66
Lampiran 3.
Lembar Kerja Pengumpul Data Penelitian......................
68
Lampiran 4.
Data Identitas Pasien dan Peresepannya..........................
69
Lampiran 5. Permenkes No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/ 1/ 2010……….
108
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian di RSUD Soewondo Pati……………
114
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv
INTISARI
Permenkes RI No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010 merupakan
peraturan yang diwajibkan pemerintah kepada instalasi kesehatan
pemerintah untuk memenuhi ketersediaan obat generik dalam jumlah dan
jenis yang cukup terjangkau oleh masyarakat. Salah satu obat yang
menggunakan obat generik adalah antidiabetika generik untuk penderita
Diabetes Mellitus tipe II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu instalasi
pemerintah yaitu RSUD Soewondo Pati sudah menjalankan Permenkes RI
No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010 atau belum.
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan
deskriptif evaluatif yang bersifat retrospektif. Data diperoleh dari Instalasi
Rekam Medik dan Instalasi Farmasi bagian rawat inap RSUD Soewondo
Pati.
Pasien yang dirawat di rawat inap RSUD Soewondo Pati sebagian
besar dalam rentang usia 45-59 tahun sebesar 73,02% dan paling banyak
pasien perempuan 63,49% sedangkan laki-laki 36,71%. Peresepan
antidiabetika sudah dengan nama generik meskipun belum mencapai target
Permenkes RI No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010 sebesar 80-90%.
Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Permenkes 2010
terutama untuk Pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap adalah
sugesti pasien terhadap obat bermerek, persepsi pasien terhadap obat
generik, ada tidaknya jenis generik dari obat yang sesuai untuk pasien,
permintaan pasien, dan stok obat dari farmasi. Permenkes RI No. Hk. 02.
02/Menkes/ 068/I/2010 baru 56% dilaksanakan di RSUD Soewondo Pati.
Kata kunci : Permenkes RI No.Hk.02.02/Menkes/068/I/2010, diabetes
mellitus tipe II, antidiabetika generik.
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvi
ABSTRACT
The Permenkes. RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010 isrequired
by the government regulations to be applied on governmental health
installation to provide the supply of quantity and type of generic drugs
which are affordable by the community. One type of generic drugs is
antidiabetica generic for the patients of Diabetes Mellitus Type II. This
study aims to find out if RSUD Soewondo Pati has been applying
Permenkes RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010 or not.
This study is non experimental research using descriptive evaluative
design retrospectively. The data was obtained from Medical Record and
Pharmacy installation of inpatient section in RSUD Soewondo Pati.
The patients which were hospitalized in RSUD Soewondo Pati
mostly in the range of age 45 – 59 years old are 73 %. The percentage of
female patients were 63,49 % while male patients were 36,71 %. The
prescribing of antidiabetica using generic drugs had not achieved the
target number of 80-90 % based on Permenkes. RI. No. Hk. 02. 02/
Menkes/ 068/I/2010. The factors which were influencing the apply of
Permenkes. RI. No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010, especially for the
patient Diabetes Melitus Type II in inpatient section, were the patients
opinion towards non generic drugs, the perception on generic drugs, the
suggested drugs were not available in generic drugs, the patient’s
demand, and the supply from pharmacy. The percentage that achieved by
RSUD Soewondo Pati is 56 % from the target suggested by Permenkes. RI.
No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/I/2010.
Keywords: Permenkes RI No.Hk.02.02/Menkes/068/I/2010, diabetes
mellitus type II, antidiabetika generic.
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kesehatan menjadi hal yang sangat penting dan sangat berharga
bagi setiap manusia, karena kesehatan sangat mahal harganya. Berbicara
mengenai kesehatan, tidak terlepas dengan obat-obatan. Berbagai macam
obat yang beredar di lingkungan masyarakat disediakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Obat yang beredar tersebut ada yang berupa obat
generik dan ada juga yang berupa obat paten. Berkaitan dengan program
peningkatan penggunaan obat generik, Pemerintah Republik Indonesia
mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 yang ditetapkan dan diberlakukan pada
tanggal 14 Januari 2010, yang mengatur tentang kewajiban menggunakan
obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Peraturan
tersebut tercantum dalam pasal 4 ayat 1 yang menyatakan bahwa dokter
yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah wajib
menuliskan resep obat generik bagi semua pasien sesuai indikasi medis.
Tujuan pemerintah mewajibkan menggunakan obat generik salah satunya
adalah untuk meningkatkan kembali penggunaan obat generik di fasilitas
pelayanan
kesehatan
pemerintah,
meningkatkan
ketersediaan
dan
keterjangkauan obat dan untuk mengendalikan biaya pengobatan yang
dikeluarkan (Depkes, 2009).
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
pengadaan obat perlu didukung jaminan ketersediaan obat generik.
Melalui Peraturan tersebut Pemerintah melakukan beberapa upaya untuk
menggalakkan kembali penggunaan obat generik yang substansinya
mengatur pelayanan kesehatan dengan mewajibkan penggunaan obat
generik.
Sebelumnya
Departemen
Kesehatan
telah
menetapkan
peningkatan penggunaan obat generik yang didukung dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 085/Menkes/Per/1989 tanggal 28 Januari 1989,
dan
ditindaklanjuti
dengan
Peraturan
Mentri
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010. Permenkes tersebut merupakan revitalisasi
peraturan sebelumnya yang tertuang di dalam SK Mentri Kesehatan
Nomor 85 tahun 1989.
Lahirnya peraturan tersebut merupakan hal yang penting karena
menurut Menteri Kesehatan (Supriyanto, 2010), sejak tahun 1989
penggunaan obat generik dinilai masih kurang bahkan cenderung menurun
dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2009) di fasilitas pelayanan
kefarmasian di 10 kabupaten/kota di Indonesia, salah satu hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata peresepan obat generik di
rumah sakit umum daerah sebesar 55,38%. Penggunaan generik menurun
yang bisa saja disebabkan karena obat generik yang dicantumkan dalam
formularium rumah sakit tidak lengkap, sehingga ketersediaan obat
generik di rumah sakit juga tidak lengkap dan dokter penulis resep hanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
bisa menuliskan resep yang obatnya tersedia di rumah sakit tersebut.
Kalau penggunaan generik
terus menurun maka bisa memberatkan
pembiayaan pasien khususnya pasien Diabetes Mellitus tipe II di RSUD
Soewondo Pati sehingga terapi Diabetes Mellitus tipe II yang cukup
panjang akan terganggu karena biaya yang cukup besar. Maka dari itu,
salah satu cara untuk meningkatkan peresepan obat generik, pemerintah
melakukan
revitalisasi
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
085/Menkes/Per/1989 dengan menetapkan dan memberlakukan Peraturan
Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 (Depkes, 2010).
Pada masa awal setelah diberlakukannya Peraturan Mentri
Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010, peresepan obat generik
baru mencapai sekitar 60%, namun peningkatannya sangat lambat, hanya
sekitar 2-3 persen setiap bulan (Abd, 2010). Untuk itu pemerintah
berusaha
untuk
meningkatkan
penggunaan
obat
generik
karena
ketersediaannya dalam jumlah dan jenis yang cukup, keamanan, dan mutu
yang terjamin serta harga yang terjangkau oleh masyarakat (Depkes,
2010). Bahkan untuk meningkatkan penggunaan obat generik, pemerintah
menargetkan peresepan obat generik pada tahun 2014 mencapai 80-90
persen (Depkes, 2010).
Diabetes mellitus tipe II merupakan penyakit kronis yang tidak
dapat disembuhkan sehingga memerlukan pengobatan permanen (seumur
hidup), terlebih jika disertai komplikasi. Diabetes Mellitus tipe II
memerlukan pengobatan dan partisipasi aktif dari penderita seumur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
hidupnya. Diabetes mellitus tipe II merupakan salah satu penyakit dengan
jumlah besar yang dirawat di RSUD Soewondo. Berdasarkan data
laporan akhir 2010 di RSUD Soewondo Pati tercatat pasien Diabetes
Mellitus rawat inap sebanyak 191 kasus.
Penelitian ini berlokasi di RSUD Soewondo Pati karena RSUD
Soewondo Pati mempunyai sirkulasi peresepan penggunaan obat kepada
pasien di RSUD Soewondo Pati tergolong tinggi, sehingga diharapkan
dapat memberikan informasi tentang evaluasi kewajiban penggunaan obat
generik terutama antidiabetika generik sudah sesuai dengan Peraturan
Mentri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010. Selain itu
belum pernah dilakukan penelitian yang sejenis meskipun data yang
dibutuhkan sudah tersedia.
Periode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Juli-Desember
2010,
dengan pertimbangan bahwa Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.HK.02.02/Menkes/068/I/2010 sudah disosialisasikan dan diharapkan
telah dijalankan.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas muncul permasalahan sebagai
berikut :
a. Seperti apakah profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat
inap di RSUD Soewondo Pati?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
b. Berapa banyak penulisan resep bagi penderita Diabetes Mellitus
tipe II pada unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati dengan nama
generik?
c. Faktor-faktor
apa
yang
berpengaruh
terhadap
pelaksanaan
Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 terutama untuk
pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap?
d. Apakah Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 sudah
dijalankan di rawat inap RSUD Soewondo Pati?
2. Keaslian penelitian
Penelitian
mengenai
Pelaksanaan
Permenkes
No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan
Antidiabetika Generik pada Pasien Diabetes Mellitus tipe II di Rawat Inap
RSUD Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010 belum pernah
dilakukan. Beberapa penelitian mengenai penggunaan obat antidiabetika
yang pernah dilakukan antara lain:
a. Evaluasi Pemilihan Obat Antidiabetes pada Penderita Diabetes
Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Salatiga Tahun 2008 (Wulandari, 2009) yang betujuan
untuk
mengetahui
angka
ketepatan
dan
ketidaktepatan
pemilihan obat antidiabetes pada pasien diabetes mellitus di
RSUD kota Salatiga tahun 2008. Penelitian ini bersifat non
eksperimental dengan mengikuti rancangan deskriptif dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap data
rekam medik. Hasil penelitian dianalisis dengan metode
deskriptif untuk mengetahui obat tidak aman, obat bukan drug
of choice, obat dikontraindikasikan dan kombinasi obat yang
tidak tepat.
Perbedaan penelitian Wulandari (2009) dan penelitian ini
adalah pada judul penelitian. Sedangkan persamaannya adalah
pada rancangan penelitian, cara pengambilan data dan metode
analisis yang digunakan.
b. Pola Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada Pasien
Geriatri Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan
RSUD Dr. Moewardi Surakarta Periode Januari-Juli 2008
(Rachmawati, 2009) yang bertujuan untuk mengetahui pola
penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO) pada pasien geriatri
DM Tipe 2 rawat jalan selama bulan Januari – Juli 2008 dan
mengetahui kesesuaian pemilihan dan aturan pakai OHO
berdasarkan PERKENI 2006 dan AACE Medical Guidelines
2007. Penelitian ini merupakan penelitian bersifat non
eksperimental,.
Pengumpulan
retrospektif. RSUD
data
dilakukan
secara
Dr. Moewardi Surakarta ata hasil
persentase dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan
kesesuaian pemilihan dan aturan pakai OHO berdasarkan
PERKENI 2006 dan AACE Medical Guidelines 2007.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
Perbedaan penelitian Rachmawati, (2009) dan penelitian ini
adalah pada tujuan penelitian. Sedangkan persamaannya adalah
pada rancangan penelitian, cara pengambilan data dan metode
analisis yang digunakan.
c. Obat Generik Bermerek (Branded Generic) Antidiabetik Oral
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Surakarta Tahun 2009 (Zakaria, 2010) yang
bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat generik
berlogo dan obat generik bermerek anti diabetik oral di instalasi
rawat inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun 2009.
Penelitian ini merupakan penelitian bersifat non eksperimental.
Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. RSUD
Dr.Moewardi Surakarta. Data hasil persentase dianalisis secara
deskriptif.
Perbedaan penelitian Zakaria, (2010) dan penelitian ini adalah
pada judul penelitian. Sedangkan persamaannya adalah pada
rancangan penelitian, cara pengambilan data dan metode
analisis yang digunakan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
1.) Untuk memperkaya kajian ilmu farmasi khususnya yang
berhubungan
dengan
pelaksananaan
Permenkes
Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di Rumah Sakit
2.) Sebagai memberikan referensi bagi peneliti lain yang meneliti
tentang tindak lanjut dari pelaksanaan Permenkes Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di Rumah Sakit
b. Manfaat praktis
Sebagai bahan masukan kepada RSUD Soewondo Pati untuk dapat
lebih meningkatkan penggunaan antidiabetika generik dalam
melayani penderita Diabetes Mellitus tipe II.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mengkaji pelaksanaan
Permenkes
No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010,
tentang
kewajiban
penggunaan antidiabetika generik pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di
rawat inap RSUD Soewondo Pati periode Juli-Desember 2010.
2. Tujuan khusus
Untuk mencapai tujuan umum, penelitian ini secara khusus
ditujukan untuk:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
a. Mengidentifikasi profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit
rawat inap di RSUD Soewondo Pati.
b. Identifikasi penulisan resep khususnya bagi
penderita
Diabetes Mellitus tipe II pada unit rawat inap di RSUD
Soewondo Pati yang sudah dengan nama generik.
c. Mengidentifikasi
faktor-faktor
pelaksanaan
yang
berpengaruh
Permenkes
HK.02.02/MENKES/068/I/2010
dengan
pada
Nomor
jalan
melakukan
wawancara terhadap dokter penulis resep dan Kepala Instalasi
Farmasi sebagai penyedia obat di RSUD Soewondo Pati.
d. Menganalisis
apakah
Permenkes
Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 sudah dijalankan di rawat
inap RSUD Soewondo Pati.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
BAB II PENELAAHAN
PUSTAKA
A. Pengertian Kesehatan
Kesehatan
menjalankan
sangat
aktivitas
diperlukan
sehari-hari
oleh
tanpa
manusia
ada
untuk
dapat
gangguan
yang
menghalanginya. Setiap orang ingin selalu sehat itu merupakan hal yang
wajar karena karena sempurna apapun keadaan seseorang, bila terkena
sakit pasti tidak akan merasa senang dan tidak dapat memanfaatkan segala
kemampuan yang dimilikinya tersebut. Departemen kesehatan dengan
bersumber pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa:
Sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari
penyakit, ataupun kelemahan.
Menurut batasan ilmiah dan teori kesehatan WHO, sehat atau
kesehatan telah dirumuskan dalam Undang – Undang Kesehatan No. 36
Tahun 2009 sebagai berikut : “Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi”. Sedangkan
menurut WHO (2005) kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan. Dari dua definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental
dan sosial yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
tertekan yang memungkinkan seseorang tersebut untuk hidup produktif
dan mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari serta berhubungan sosial
secara nyaman dan berkualitas. Kesehatan merupakan salah satu unsur
penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan (sesuai dengan definisi pada
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009) adalah
keadaaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (Hartini dan Sulasmono, 2010).
B.
Peraturan Kewajiban Menggunakan Obat Generik
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989
merupakan
peraturan
yang
mewajibkan
menulis
resep
dan/atau
menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah.
Peraturan tersebut ditetapkan dan
diberlakukan oleh menteri kesehatan
pada tanggal 28 Januari 1989 berdasarkan beberapa pertimbangan.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut yaitu :
a. Penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan upaya pelayanan kesehatan.
b. Harga obat generik yang lebih rendah daripada harga obat paten namun
memiliki terapetik yang sama.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
c. Dengan menuliskan resep dan/atau menggunakan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maka tujuan perluasan cakupan
pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat lebih mudah tercapai
(Depkes, 1989).
Kewajiban menulis resep dan/menggunakan obat generik tertuang
dalam
pasal
4
ayat
1
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
085/Menkes/Per/I/1989. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa
dokter yang bertugas di rumah sakit harus menulis resep obat esensial
dengan nama generik bagi semua pasien (Depkes, 1989).
2. Pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan 085/Menkes/Per/I/1989
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989
diberlakukan sejak tanggal ditetapkan, yaitu 28 Januari 1989. Dalam pasal
11 bab iv perihal ketentuan peralihan disebutkan bahwa dalam jangka
waktu enam bulan sesudah peraturan tersebut berlaku, maka semua dokter
yang bertugas di rumah sakit milik pemerintah wajib menulis resep
dan/atau menggunakan obat esensial dengan nama generik (Depkes,
1989).
Pembinaan dan pengawasan atas penulisan resep obat oleh dokter
yang bertugas, sesuai dengan pasal 8 bab iii perihal pembinaan dan
pengawasan, dilaksanakan oleh direktur rumah sakit, sehingga dokter
bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit atas penulisan resep obat
generik. Pelanggaran atas ketentuan tersebut, dalam pasal 9 bab iv perihal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
sanksi, maka dapat dikenakan sanksi administratif dan atau hukuman
disiplin (Depkes, 1989).
Namun pada kenyataannya menurut pemerintah, hasil pelaksanaan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 belum cukup
baik (Depkes, 2010). Hal tersebut karena penggunaan obat generik dinilai
mengalami penurunan, sedangkan komponen biaya terbesar dalam
pelayanan kesehatan adalah obat, yaitu dapat mencapai 70% dari total
biaya pelayanan kesehatan (Depkes, 2010d).
3. Latar belakang dan tujuan revitalisasi Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989
Pemerintah meluncurkan obat generik untuk memberikan alternatif
obat pada masyarakat dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau
serta ketersediaan obat yang cukup sejak tahun 1989 (Depkes, 2010)
meningkatkan
penggunaan
obat
generik
menteri
kesehatan
memberlakukan peraturan mengenai kewajiban menggunakan obat generik
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989.
Namun dalam pelaksanaannya, penggunaan obat generik dinilai masih
kurang bahkan cenderung menurun (Supriyanto, 2010). Kurangnya
penggunaan obat generik karena sosialisasi mengenai penggunaan obat
generik masih kurang (Sujangi (Jon, 2008)).
Pemerintah
mengupayakan
kesehatan
masyarakat
dengan
mengutamakan obat yang bermutu, aman, berkhasiat dan terjangkau.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Untuk memenuhi semua itu maka salah satunya adalah dengan
merevitalisasi penggunaan obat generik (Depkes, 2010e). Selain itu tujuan
dari revitalisasi penggunaan obat generik adalah untuk mencapai
ketersediaan dan pemerataan obat (Depkes, 2010). Untuk memenuhi itu
maka pemerintah mengeluarkan kebijakan obat melalui reposisi obat
generik dengan ditetapkan dan diberlakukannya kebijakan Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010
tentang
kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas kesehatan pemerintah
(Depkes, 2010e).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010
merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh menteri kesehatan tentang
kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah. Peraturan tersebut ditetapkan dan diberlakukan pada tanggal
14 Januari 2010 (Depkes, 2010a). Peraturan ini merupakan bentuk
revitalisasi dari peraturan sebelumnya yang juga mengatur kewajiban
peresepan obat generik, di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, yaitu
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989
yang
ditetapkan dan diberlakukan pada tanggal 28 Januari 1989 (Depkes, 2010).
Pemerintah menetapkan dan memberlakukan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010 berdasarkan beberapa
pertimbangan. Adapun pertimbangan tersebut yaitu :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
a. Bahwa ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis yang cukup,
terjangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya,
perlu digerakkan dan didorong penggunaannya di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah;
b. Bahwa agar penggunaan obat generik dapat berjalan efektif perlu
mengatur kembali kententuan Kewajiban Menuliskan resep dan/atau
Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Dekpes, 2010a).
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka menteri kesehatan
memutuskan,
Kesehatan
menetapkan
Nomor
dan
memberlakukan
HK.02.02/Menkes/068/I/2010
Peraturan
dan
Menteri
menyatakan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 dicabut dan
tidak berlaku. Ketentuan ketidakberlakuan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 085/Menkes/Per/I/1989 tercantum pada pasal 11 Bab IV perihal
ketentuan umum (Depkes, 2010Kewajiban mengenai penggunaan obat
generik tercantum dalam pasal 4 ayat 1 Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010.
Dalam
peraturan
tersebut
dinyatakan bahwa dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah diwajibkan menulis resep obat generik bagi semua pasien
sesuai dengan indikasi medis (Depkes, 2010a).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
5.
Tujuan
penetapan
dan
pemberlakuan
Peraturan
Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010
Penetapan dan pemberlakuan kebijakan
menteri kesehatan
mengenai kewajiban menggunakan obat generik memiliki beberapa tujuan,
yaitu :
a. meningkatkan kembali penggunaan obat generik di sarana pelayanan
kesehatan milik pemerintah.
b. meningkatkan promosi penggunaan obat yang rasional utamanya obat
esensial generik.
c. menjamin kesinambungan suplai obat.
d. meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat.
e. mengendalikan biaya pengobatan yang dikeluarkan (Depkes, 2010).
C. Obat Generik
1. Pengertian tentang obat generik
Ketika suatu industri farmasi mengembangkan obat baru, yang
bersangkutan memiliki hak paten selama 15-20 tahun untuk memasarkan
obat produknya tanpa diusik industri farmasi lain. Obat yang memiliki hak
paten ini lazim disebut obat originator. Setelah masa paten terlewati,
industri farmasi lain boleh memproduksi obat yang kandungan zat aktifnya
sama. Ini yang disebut sebagai obat generik. Jika obat generik diberi logo,
disebut obat generik berlogo (Dwiprahasto, 2010).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 085/Menkes/Per.1/
1989 tanggal 28 Januari 1989, yang dimaksud dengan obat generik adalah
obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang
ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk
zat berkasiat yang dikandungnya.
2. Kebijakan pemerintah mengenai obat generik
Dalam pemasaran obat di Indonesia, masyarakat dapat memilih
antaraobat paten atau obat generik. Namun untuk meningkatkan akses
terapi bagi masyarakat yang kurang mampu, pemerintah melalui Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010
Obat
Generik
di
Fasilitas
Republik
tentang
Indonesia
Kebijakan
Pelayanan
Menggunakan
Kesehatan
Pemerintah
(Menkes,2010). Bila kebijakan penggunaan obat generik dapat diterapkan,
maka banyak manfaat yang dapat diperoleh, antara lain dapat menghemat
biaya obat.
3. Harga Obat Generik
Menurut Menkes, harga obat generik dikendalikan oleh pemerintah
untuk menjamin akses masyarakat terhadap obat (Depkes, 2004).
Gabungan
Perusahaan
Farmasi
Indonesia
(GP
Farmasi)
akan
merasionalisasikan harga Obat Generik. Menurut Syamsul Arifin
Sekretaris Jendral GP Farmasi, itu sudah merupakan kewenangan GP
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Farmasi untuk melakukan rasionalisasi agar masyarakat umum juga bisa
menjangkaunya. (Syamsul, 2006).
4. Pelayanan Obat Generik
Salah satu tempat yang membuka pelayanan obat generik adalah
rumah sakit, dimana seorang apoteker mempunyai peranan penting dalam
pelayanan obat generik, terutama praktek profesi kefarmasian di instalasi
rumah sakit antara lain dalam bentuk pelayanan informasi kepada
masyarakat tentang obat pilihan alternatif berupa obat generik yang lebih
sesuai. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat, dan
tidak diizinkan mengganti oba generik yang ditulis dalam resep dengan
obat paten (Arif M, 2007)
Kementrian Kesehatan mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan
milik pemerintah menggunakan obat generik asensial dalam pelayanan
kepada masyarakat sesuai kebutuhan. Ketentuan itu tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/068/1/2010 yang
baru saja diterbitkan, salah satu rencana aksinya adalah Revitalisasi
Permenkes tentang kewajiban menuliskan resep dan menngunakan obat
generik di sarana pelayanan kesehatan pemerintah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
5. Klasifikasi obat generik
Obat generik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
obat
generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary
Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku
standar lainnya untuk zat berkasiat yang dikandungnya (Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2010) dan obat generik bermerek/bernama
dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan
nama milik produsen obat yang bersangkutan (Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2010).
Obat generik adalah obat yang sama dengan zat berkhasiat yang
dikandungnya, sesuai nama resmi International Non Propietary Names
yang telah di tetapkan dalam Farmakope Indonesia. Pengertian lain dari
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya (Wakidi,
2009)
Obat generik merupakan obat yang ketersediaannya dalam jumlah
banyak dan jenis yang cukup terjangkau oleh masyarakat serta terjamin
mutu dan keamanannya. Obat generik tersebut perlu digerakkan dan
didorong penggunaannya di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
HK.02.02/Menkes /068/I/2010 memuat tentang Kewajiban Menggunakan
Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Perarutan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
tersebut berisi tentang ketersediaan obat generik dalam jumlah dan jenis
yang cukup terjangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu dan
keamanannya, perlu digerakkan dan didorong penggunaannya di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah. Selain itu agar penggunaan obat generik
dapat berjalan efektif perlu mengatur kembali ketentuan Kewajiban
Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
Permenkes 2010 merupakan penegasan dari Permenkes 1989 yang
memuat tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan
Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Fakta yang
ada, kewajiban ini sering diabaikan oleh tenaga kesehatan (dokter dan
apoteker) dalam memberikan pelayanan pada pasien. Dokter dan apoteker
tetap memberikan obat generik bermerek pada pasien, tanpa melihat daya
beli pasien dan masyarakat pada umumnya.
6. Obat Paten
Obat paten adalah obat yang masih memliki hak paten (Depkes,
2010). Obat paten merupakan obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama pembuat (produsen) atau yang dikuasakannya dan
dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya (Anief,
2000).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
D. Diabetes Mellitus
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes Melitus merupakan suatu penyakit multisistem dengan
ciri hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduaduanya. Kelainan pada sekresi/kerja insulin tersebut menyebabkan
abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan
jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama
mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (ADA,2010)
2. Klasifikasi
Beberapa klasifikasi diabetes mellitus, antara lain DM tipe 1,
DM tipe 2, DM gestasional dan DM tipe lain. DM tipe 1 terjadi karena
adanya destrtuksi sel beta pankreas yang mengakibatkan terjadinya
defisiensi insulin. Diabetes tipe 1 ini dapat muncul disegala usia. DM tipe
2 terjadi karena adanya resistensi insulin atau kekurangan sekresi insulin.
DM gestasional merupakan DM yang terjadi karena intoleransi glukosa
selama masa kehamilan. DM tipe lain disebabkan oleh kerusakan genetik
fungsi sel benta pankreas, endokrinopati, induksi obat atau senyawa kimia,
infeksi, atau karena sindrom genetik lainnya (Triplitt, et al., 2005)
Diabetes Mellitus tipe I
Diabetes Mellitus (DM) Tipe DM tipe 1 sering dikatakan
sebagai diabetes “Juvenile onset” atau “Insulin dependent” atau “Ketosis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
prone”, karena tanpa insulin dapat terjadi kematian dalam beberapa hari
yang disebabkan ketoasidosis. Istilah “juvenile onset” sendiri diberikan
karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4 tahun dan
memuncak pada usia 11-13 tahun, selain itu dapat juga terjadi pada akhir
usia 30 atau menjelang 40. Diabetes Mellitus tipe 1 ini merupakan
destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute: baik
autoimun maupun idiopatik (ADA,2010).
Prevalensi DM tipe 1 meningkat pada pasien dengan penyakit
autoimun lain, seperti penyakit Grave, tiroiditis Hashimoto atau
myasthenia gravis. Sekitar 95% pasien memiliki Human Leukocyte
Antigen (HLA) DR3 atau HLA DR4. Kelainan autoimun ini diduga ada
kaitannya dengan agen infeksius/lingkungan, di mana sistem imun pada
orang dengan kecenderungan genetik tertentu, menyerang molekul sel beta
pankreas yang „menyerupai‟ protein virus sehingga terjadi destruksi
sel beta dan defisiensi insulin. Faktor-faktor yang diduga berperan memicu
serangan terhadap sel beta, antara lain virus (mumps, rubella, coxsackie),
toksin kimia, sitotoksin, dan konsumsi susu sapi pada masa bayi. Selain
akibat autoimun, sebagaian kecil DM tipe 1 terjadi akibat proses yang
idiopatik. Tidak ditemukan antibodi sel beta atau aktivitas HLA. DM tipe
1 yang bersifat idiopatik ini, sering terjadi akibat faktor keturunan
(ADA,2010).
Diabetes Mellitus tipe II
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Diabetes Mellitus tipe II ini tidak seperti Diabetes Mellitus tipe
I, Diabetes Mellitus tipe 2 tidak memiliki hubungan dengan aktivitas HLA,
virus atau autoimunitas dan biasanya pasien mempunyai sel beta yang
masih berfungsi (walau terkadang memerlukan insulin eksogen tetapi tidak
bergantung seumur hidup) (ADA,2010).
Diabetes Mellitus tipe 2
ini bervariasi mulai dari yang
predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif, sampai
yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
Pada Diabetes Mellitus tipe 2 resistensi insulin terjadi pada otot, lemak
dan hati serta terdapat respons yang inadekuat pada sel beta pankreas.
Terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas di plasma, penurunan
transpor glukosa di otot, peningkatan produksi glukosa hati dan
peningkatan lipolysis (ADA,2010).
Defek yang terjadi pada DM tipe 2 disebabkan oleh gaya hidup
yang diabetogenik (asupan kalori yang berlebihan, aktivitas fisik yang
rendah, obesitas) ditambah kecenderungan secara genetic (ADA,2010).
Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes Mellitus yang terjadi saat kehamilan didefinisikan
sebagai intoleransi glukosa dengan onset pada waktu kehamilan. Diabetes
jenis ini merupakan komplikasi pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya
toleransi glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga (ADA,2010).
Diabetes Mellitus tipe lain
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
Defek genetik fungsi sel beta mempunyai beberapa bentuk
diabetes yang dihubungkan dengan defek monogen pada fungsi sel beta,
dicirikan dengan onset hiperglikemia pada usia yang relatif muda (<25
tahun) atau disebut maturity-onset diabetes of the young (MODY). Terjadi
gangguan sekresi insulin namun kerja insulin di jaringan tetap normal.
Saat ini telah diketahui abnormalitas pada 6 lokus di beberapa kromosom,
yang paling sering adalah mutasi kromosom 12, juga mutasi di kromosom
7p yang mengkode glukokinase. Selain itu juga telah diidentifikasi kelaian
genetik
yang mengakibatkan ketidakmampuan mengubah proinsulin
menjadi insulin (ADA,2010)
Defek genetik kerja insulin terdapat mutasi pada reseptor
insulin, yang mengakibatkan hiperinsulinemia, hiperglikemia dan diabetes.
Beberapa individu dengan kelainan ini juga dapat mengalami akantosis
nigricans, pada wanita mengalami virilisasi dan pembesaran ovarium
(ADA,2010).
Penyakit eksokrin pancreas meliputi pankreasitis, trauma,
pankreatektomi, dan carcinoma pancreas (ADA,2010).
Pada Endokrinopati ini beberapa hormon seperti GH, kortisol,
glukagon dan epinefrin bekerja mengantagonis aktivitas insulin. Kelebihan
hormon-hormon ini, seperti
pada sindroma Cushing, glukagonoma,
feokromositoma dapat menyebabkan diabetes. Umumnya terjadi pada
orang
yang
sebelumnya
mengalami
defek
sekresi
insulin,
dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
hiperglikemia dapat diperbaiki bila kelebihan hormon-hormon tersebut
dikurangi (AdA,2010).
Diabetes Mellitus karena obat/zat kimia disebabkan oleh
beberapa obat dapat mengganggu sekresi dan kerja insulin. Vacor (racun
tikus) dan pentamidin dapat merusak sel beta. Asam nikotinat dan
glukokortikoid mengganggu kerja insulin (ADA,2010).
Diabetes Mellitus karena infeksi disebabkan oleh virus tertentu
dihubungkan dengan kerusakan sel beta, seperti rubella, coxsackievirus B,
CMV, adenovirus, dan mumps (ADA,2010).
Diabetes Mellitus karena faktor imunologi ada dua kelainan
imunologi yang diketahui, yaitu sindrom stiffman dan antibodi antiinsulin
reseptor. Pada sindrom stiffman terjadi peninggian kadar autoantibodi
GAD di sel beta pancreas (ADA,2010).
Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan Diabetes Mellitus
adalah down‟ s syndrome, Klinefelter syndrome, Turner syndrome, dll
(ADA, 2010).
3. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002) DM tipe II disebabkan
kegagalan relatif sel β dan resisten insulin. Resisten insulin adalah
turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glikosa oleh hati. Sel β
tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
terjadi defensiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari
berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada
rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi
insulin lain.
Berarti sel β pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.
4. Epidemiologi
DM tipe 2 lebih umum terjadi dibandingkan DM tipe 1 dimana
lebih dari 75% dari seluruh pasien DM dari suatu populasi menderita DM
tipe 2. Kejadian DM tipe 2 meningkat seiring dengan usia dan
meningkatnya obesitas dimana DM tipe 2 biasanya terjadi pada pasien
yang berusia lebih dari 45 tahun (Walker, 2003).
Prevalensi di Amerika Serikat 6% sampai 7% pada orang
berusia 45 sampai 65 tahun dan 10% sampai 12% pada orang berusia lebih
dari 65 tahun; sekitar 16 juta orang di Amerika serikat terdiagnosis
diabetes, 90% di antara mereka menderita diabetes tipe II. Terdapat
peningkatan epidemi diabetes melitus tipe II pada anak muda sesuai
dengan peningkatan obesitas dan gaya hidup nyaman (kurang gerak) pada
kelompok usia ini (Brashers, 2008).
5. Patofisiologi
Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke
lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan
yang terdiri atas karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan
itu diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ di
dalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya berfungsi sebagai bahan bakar
zat makanan itu harus diolah, dimana glukosa dibakar melalui proses
kimia
yang
menghasilkan
energi
yang
disebut
metabolisme
(Misnadiarly,2006).
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting
yaitu memasukkan glukossa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan
bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta
di pankreas, bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel
dengan akibat glukosa tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar
glukosa di dalam darah meningkat (Misnadiarly,2006).
Pada Diabetes Melitus tipe 1, terjadi kelainan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik
yang merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas.
Respons autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel
pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri (Misnadiarly,2006).
Pada Diabetes Melitus tipe 2, jumlah insulin normal tetapi jumlah
reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang kurang sehingga
glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa dalam darah menjadi
meningkat (Misnadiarly,2006).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
6. Tanda dan gejala
Gejala yang khas pada DM yaitu polidipsi (banyak minum),
poliphagia (banyak makan) dan poliuria (banyak kencing) disertai keluhan
rasa lelah dan kelemahan otot akibat ketidakmampuan sebagian besar sel
untuk menggunakan glukosa sebagai energi (Corwin, 2007).
Terjadinya
hiperosmolaritas
yang
parah
dapat
menyebabkan
menurunnya tekanan intraokuler yang dapat menyebabkan bola mata dan
lensa mata mengalami perubahan bentuk yang kemudian berakibat pada
penurunan penglihatan menjadi buram (blurred vision) (Harris dan Greene,
2000).
7. Diagnosis
Kriteria diagnosis DM menurut Triplitt, et al. (2005) meliputi :
gejala diabetes disertai kadar glukosa dalam plasma darah pada keadaan
biasa ≥200 mg/dL (11,1 mmol/L). Keadaan biasa ini maksudnya setiap
waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makan terakhir; kadar glukosa
plasma puasa ≥126 mg/dL (7,0 mmol/L). Puasa artinya tidak ada masukan
kalori selama minimal 8 jam; kadar glukosa dalam plasma selama 2 jam
setelah pemberian glukosa ≥200 mg/dL ditetapkan dengan oral glucose
tolerance test (OGTT). OGTT harus dilakukan dengan proses seperti yang
diberikan WHO, yaitu menggunakan cairan glukosa yang setara dengan 75
g glukosa yang dilarutkan dalam air.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
8. Penatalaksanaan DM
Menurut Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik (2005),
penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus mempunyai tujuan akhir untuk
menurunkan morbiditas dan mortalitas yang secara spesifik ditujukan
untuk mencapai 2 target utama, yaitu menjaga agar kadar glukosa plasma
berada dalam kisaran normal dan mencegah atau meminimalkan
kemungkinan terjadinya komplikasi diabetes.
8.1. Terapi Non Farmakologi
Dalam penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat/terapi
non farmakologi yang berupa pengaturan diet dan olah raga.
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan
penyakit diabetes mellitus. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan
komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai
dengan kecukupan gizi baik yaitu karbohidrat sebesar 60-70%, protein
sebesar 10-15%, dan lemak sebesar 20-25%. Jumlah kalori disesuaikan
dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut dan kegiatan fisik yang
pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
ideal (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005).
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar
gula darah tetap normal. Prinsipnya tidak perlu olah raga berat, olah raga
ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat baik pengaruhnya bagi
kesehatan. Olah raga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurence Training).
Sedapat mungkin mencapai zona sasaran 75-85% denyut nadi maksimal
(220-umur), disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penderita. Olah
raga akan memperbanyak jumlah dan meningkatkan akktivitas reseptor
insulin dalam tubuh dan juga meningkatkan penggunaan glukosa
(Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005).
8.2. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi dilakukan apabila penatalaksanaan terapi non
farmakologi belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita
diabetes mellitus. Menurut PERKENI (2006), terapi farmakologi bagi
penderita diabetes mellitus dapat diberikan dalam 2 macam, yaitu Obat
hipoglikemik oral (OHO) dan insulin.
Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 golongan yaitu
pemicu sekresi insulin yang meliputi sulfonilurea dan glinid, penambah
sensitivitas
terhadap
insulin
yaitu
tiazolidindion,
penghambat
gluconeogenesis yaitu metformin, dan penghambat glukosidase alfa
(Acarbose).
Sulfonilurea mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin
oleh sel beta pankreas dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan
berat badan normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada
pasien dengan berat badan lebih. Untuk menghindari hipoglikemia
berkepanjangan pada berbagai keadaan seperti orang tua, gangguan faal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak
dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang.
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya dengan penekanan pada
meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2
macam obat yaitu: repaglinid (derivat asam benzoat) dan nateglinid
(derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian
secara oral dan diekskresikan secara cepat melalui hati.
Golongan tiazolidindion mempunyai efek menurunkan resistensi
insulin dengan meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa,
sehingga meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Pada pasien yang
menggunakan golongan obat ini perlu dilakukan pemantauan faal hati
secara berkala.
Metformin mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa
hati (glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa
perifer. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal (serum kreatinin> 1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-pasien
dengan kecenderungan hipoksemia.
Acarbose bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus
halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah
makan.
Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi 4 jenis yaitu
insulin kerja cepat (rapid acting insulin), insulin kerja pendek (short
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
acting insulin), insulin kerja menengah (intermediate acting insulin),
insulin kerja panjang (long acting insulin).
9. Faktor resiko Diabetes Mellitus Tipe II
Beberapa faktor yang diketahui dapat mempengaruhi DM tipe II
adalah kelainan genetik, usia, gaya hidup stress, pola makan yang salah
(Smeltzer & Bare, 2002).
Pada kelainan genetik diabetes dapat menurun menurut silsilah
keluarga yang mengidap diabetes, karena gen yang mengakibatkan tubuh
tak dapat menghasilkan insulin dengan baik.
Umumnya penderita DM tipe II mengalami perubahan fisiologi
yang secara drastis, DM tipe II sering muncul setelah usia 30 tahun ke atas
dan pada mereka yang berat badannya berlebihan sehingga tubuhnya tidak
peka terhadap insulin.
Stres kronis cenderung membuat seseorang makan makanan yang
manis-manis untuk meningkatkan kadar lemak seretonin otak. Seretonin
ini mempunyai efek penenang sementara untuk meredakan stresnya.
Tetapi gula dan lemak berbahaya bagj mereka yang beresiko mengidap
penyakit DM tipe II.
Pada penderita DM tipe II terjadi obesitas (gemuk berlebihan) yang
dapat mengakibatkan gangguan kerja insulin (resistensi insulin).Obesitas
bukan karena makanan yang manis atau kaya lemak, tetapi lebih
disebabkan jumlah konsumsi yang terlalu banyak, sehingga cadangan gula
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
darah yang disimpan didalam tubuh sangat berlebihan.
Sekitar 80%
pasien DM tipe II adalah mereka yang tergolong gemuk.
10. Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe II
DM tipe II bisa menimbulkan komplikasi. Selain rambut rontok,
telinga berdenging atau tuli, sering berganti kacamata (dalam setahun
beberapa kali ganti), katarak pada usia dini, dan terserang glaucoma
(tekanan bola mata meninggi, dan bisa berakhir dengan kebutaan),
kebutaan akibat retinopathy, melumpuhnya saraf mata terjadi setelah 1015 tahun. Terjadi serangan jantung koroner, payah ginjal neuphropathy,
saraf-saraf lumpuh, atau muncul gangrene pada tungkai dan kaki, serta
serangan stroke (Nadesul, 2002).
Pasien DM tipe II mempunyai risiko terjadinya penyakit jantung
koroner dan penyakit pembuluh darah otak 2 kali lebih besar, kematian
akibat penyakit jantung 16,5% dan kejadian komplikasi ini terus
meningkat. Kualitas pembuluh darah yang tidak baik ini pada penderita
diabetes mellitus diakibatkan 20 faktor diantaranya stress, stress dapat
merangsang hipotalamus dan hipofisis untuk peningkatan sekresi
hormonhormon
kontra
insulin
seperti
ketokelamin,
ACTH,
GH,
kortisol,dan lainlain. Akibatnya hal ini akan mempercepat terjadinya
komplikasi yang buruk bagi penderita diabetes mellitus (Nadesul, 2002).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
11. Obat-Obat Diabetes Melitus
Obat-obatan yang digunakan untuk terapi penderita DM tipe II
sangat beragam. Berikut ini adalah tabel jenis obat bagi penderita DM tipe
yang tersedia di RS Soewondo baik generik maupun bermerek.
Tabel I. Jenis obat bagi penderita DM tipe yang tersedia di RSUD
Soewondo Pati baik generik maupun bermerek
Kandungan Obat
Nama Obat
Pabrik
Glimepridin, Metformin
Amaryl Mex 2/500mg
Aventis
Glimepiride 1 mg
METRIX 1 MG
Kalbe
AMADIAB 1 MG
Lapi
Glibenklamide,
GLUCOVANCE
500 Merck
Metformin 500
MG TAB
Metformin 500 mg tab
NEVOX 500 XR
Kalbe
Pioglitazone 15 mg
PIONIX 15 MGTAB
Kalbe
Pioglitazone 30 mg
PIONIX 30 MGTAB
Kalbe
Vildagliptin
GALVUS TAB
Dexa
Sumber : Instalasi Farmasi RSUD Soewondo Pati
E. Landasan Teori
Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non
Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia
atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya
(Permenkes, 2010). Dalam hal ini obat generik yang diwajibkan adalah
obat generik antidiabetika yang diresepkan untuk pasien Diabetes Mellitus
tipe II. Kewajiban memberi resep antidiabetika genreik ini berdasarkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
Permenkes Republik Indonesia No. Hk. 02. 02/Menkes/ 068/I/2010.
Permenkes tersebut berisikan tentang ketersediaan obat generik dalam
jumlah dan jenis yang cukup terjangkau oleh masyarakat, perlu digerakkan
dan didorong penggunannya di fasilitas kesehatan masyarakat.
Maka
diwajibkan menulis resep dan menggunakan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat (Permenkes, 2010).
RSUD
Soewondo
Pati
merupakan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
pemerintah. Sehingga diwajibkan menggunakan dan memberi resep obat
generik. Dalam hal ini yang mengatur pengadaan obat generik khususnya
di RSUD Soewondo Pati adalah Instalasi farmasi RSUD Soewondo Pati.
Instalasi farmasi rumah sakit adalah instalasi rumah sakit yang mempunyai
tugas menyediakan, mengelola, mendistribusikan informasi dan evaluasi
tentang obat (Permenkes, 2010).
F. Hipotesis
Ha:
Pelaksanaan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban penggunaan obat
generik pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di rawat inap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
Soewondo Pati sudah dilaksanakan, meskipun belum mencapai
target dari Permenkes yaitu sebesar 80-90%.
.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif evaluatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran kepada pembaca dan
mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa bagaimana adanya atau
mengungkapkan fakta secara detail (Anonim, 2009). Penelitian evaluatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk menilai pelaksanaan suatu
peraturan atau ketentuan secara objektif.
B. Variabel penelitian
Variabel yang ada dalam penelitian ini adalah :
1. Profil pasien Diabetes Mellitus tipe II
2. Pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010
3. Kesesuaian penulisan resep untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II
4. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan Permenkes Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010
C. Definisi Operasional
1. Profil pasien Diabetes Mellitus tipe II adalah karakteristik pasien DM
tipe II berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
37
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
2. Pelaksanaan
Permenkes
Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010
adalah pelaksanaan kebijakan menggunakan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah, dalam hal ini RSUD Soewondo Pati
3. Kesesuaian penulisan resep untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II
adalah kesesuaian penulisan resep untuk pasien Diabetes Melitus tipe
II oleh dokter yang merawat dengan nama generiknya
4. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan Permenkes Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010
adalah
faktor
yang
menjadi
penghambat atau pendukung terhadap pelaksanaan Permenkes Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di Rumah Sakit
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pasien Diabetes
Mellitus tipe II di rawat inap RSUD Soewondo Pati selama bulan Juli
2010 sampai dengan Desember 2010 yang memenuhi kriteria inklusif.
Kriteria inklusif penelitian ini adalah pasien yang diagnosis Diabetes
Mellitus tipe II dengan usia ≥45tahun dan memiliki kelengkapan data yaitu
adanya data pengobatan, usia pasien, jenis kelamin dan antidiabetika yang
diresepkan.. Kriteria ekslusi subyek penelitian ini adalah pasien Diabetes
Melitus tipe II yang data rekam mediknya tidak lengkap, menggunakan
obat bermerk karena tidak bersedia menggunakan obat generik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
E. Bahan Penelitian
Bahan dalam penelitian ini adalah Rekam Medik pasien Diabetes
Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo Pati.
F. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi RSUD Soewondo Pati
karena karena RSUD Soewondo Pati mempunyai sirkulasi peresepan
penggunaan obat kepada pasien di RSUD Soewondo Pati tergolong tinggi.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah Permenkes 2010,Drug
Information Handbook (DIH) (Lacy, Armstrong, Goldman dan Lance,
2003), MIMS Indonesia (Anonim, 2008), Informatorium Obat Nasional
Indonesia 2000 (IONI) (Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, 2000), Daftar Plafon Harga Obat
(DPHO). Instrumen penelitian lainnya adalah lembar kerja pengumpul
data dan pedoman wawancara.
H. Tata Cara Penelitian
Dalam penelitian ini hal pertama yang dilakukan adalah :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
40
1. Tahap persiapan
Tahap ini dimulai dengan studi pustaka yang berkaitan dengan
penelitian, konsultasi, survey awal di RSUD Soewondo Pati dan
melakukan perijinan penelitian di RSUD Soewondo Pati.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini terdiri dari pengumpulan data dan pencatatan data yang
diperoleh dari bagian instalasi catatan medis. Data rekam medis yang
dikumpulkan dan ditabulasi meliputi tanggal rawat inap pasien, identitas
pasien, diagnosis, terapi yang diberikan (jenis obat yang diberikan)
sebagaimana tabel berikut:
Tabel II. Lembar Kerja Pengumpul Data
No.
Nama
Kelas
Jenis
Lama
Jenis Obat yang
Usia
Diagnosis
Kelamin
dirawat Ruangan
diberikan
Pengambilan data dilakukan di Rekam Medis RSUD Soewondo
Pati. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan
mengumpulkan dan menyalin resep pasien Diabetes Mellitus tipe II di
rawat inap pada periode Juli-Desember 2010.
3. Tahap penyelesaian
Tahap ini merupakan tahap pengolahan data, analisis data, serta
menyusun laporan penelitian. Dalam penelitian ini data yang diperoleh
kemudian ditabulasi ulang sesuai dengan format.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
Tabel III. Pengolahan Data
Obat Antidiabetika
Generik
Jumlah
%
Obat Antidiabetika Jumlah
Bermerk
Total
Total
Hasil penelitian kemudian diuraikan secara deskriptif dan dijelaskan
perbandingan prosentase penggunaan antidiabetika generik dengan
penggunaan antidiabetika bermerek pada periode Juli-Desember 2010.
I. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari kartu rekam medik pasien dan wawancara
mendalam dengan dokter penulis resep dan Kepala Instalasi Farmasi
dianalisis secara deskriptif.
J. Analisis Data
1. Identifikasi profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di
RSUD Soewondo Pati
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
Identifikasi profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di
RSUD Soewondo Pati. Dengan perhitungan rumus, penentuan besarnya
presentase sebagai berikut (Budiarto, 2001).
X= f x100%
n
%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
Dengan
X : Hasil prosentase
f : Frekuensi profil pasien tertentu
n : Total seluruh observasi
2. Analisis pelaksanaan Permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010
dan Evaluasi kesesuaian penulisan resep dengan Permenkes Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 di RSUD Soewondo Pati
Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif untuk menghitung
prosentase penggunaan antidiabetika generik, dengan cara:
Persentase antidiabetika generik =
x 100%
Persentase antidiabetika bermerk =
x 100%
Hasil perhitungan prosentase penggunaan antidiabetika generik dan
bermerk masing-masing digunakan untuk membuat diagram, sehingga
dapat diketahui gambaran grafik penggunaan antidiabetika generik dan
antidiabetika bermerk pada periode penelitian
Contoh perhitungan :
Jumlah antidiabetika dalam resep adalah 348 antidiabetika, antidiabetika
generik sebesar 195 dan antidiabetika bermerek sebesar 153.
Jumlah antidiabetika generik =
Jumlah antidiabetika bermerek=
x 100% = 56,03%
x 100% = 43,97%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Jadi jumlah antidiabetika generik yang diresepkan sebanyak
56,03%, sedangkan jumlah antidiabetika bermerek yang diresepkan
sebanyak 43,97%.
3. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan Permenkes
Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010
dengan
jalan
melakukan
wawancara terhadap dokter penulis resep dan Kepala Instalasi Farmasi
sebagai penyedia obat di RSUD Soewondo
Data kualitatif hasil wawancara peneliti menggunakan langkahlangkah analisis data sebagai berikut (Moleong, 2004: 178):
a. Pengumpulan data
Data yang diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik yang
sesuai dengan model interaktif seperti wawancara mendalam dan
dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.
b. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses pemilihan dan pemusatan pada data yang
relevan dengan permasalahan penelitian, yaitu dengan penyeleksian
data-data yang berhubungan erat dengan penelitian agar fokus dan
terarah yang disesuaikan dengan topik penelitian.
c. Penyajian data
Menggambarkan fenomena atau keadaan yang sesuai dengan data
yang telah direduksi, yaitu bagaimana cara memaparkan peristiwa
tersebut yang disesuaikan dengan kerangka teori yang ada serta
dikombinasikan berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
d. Kesimpulan
Yaitu permasalahn penelitian yang menjadi pokok pemikiran
terhadap
apa
yang
diteliti
dengan
memaparkan
pokok
permasalahan yang terjadi dan telah diteliti.
K. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit
rawat inap di RSUD Soewondo Pati sehingga kurang memberikan hasil
yang
menyeluruh
terhadap
pelaksanaan
Permenkes
Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 karena tidak mencakup pasien di poli
rawat jalan.
2. Penelitian ini dilakukan dalam waktu yang singkat yaitu Juli-Desember
2010 sehingga jumlah sampel yang didapatkan hanya sedikit.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo
Pati Periode Juli-Desember 2010
1. Perbandingan Jumlah Kasus Diabetes Mellitus Tipe II berdasarkan Jenis
Kelamin
Perbandingan jumlah kasus pasien Diabetes Mellitus tipe II
berdasarkan jenis kelamin dimaksudkan untuk mengetahui perbandingan
jumlah pasien Diabetes Mellitus tipe II antara laki-laki dan perempuan.
Perbandingan jumlah kasus Diabetes Mellitus tipe II berdasarkan jenis
kelamin digambarkan sebagai berikut:
36,51%
Perempuan
Laki-laki
63, 49%
Gambar 1. Perbandingan Jumlah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang
Laki-Laki dan Perempuan di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati
Dari keseluruhan jumlah kasus tersebut Diabetes Mellitus tipe II
lebih sering terjadi pada pasien perempuan 63,49 % dari pada pasien laki-
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
laki 36,71%. Hal ini dikarenakan aktifitas fisik pada perempuan tidak
sebanyak laki-laki, selain itu kebanyakan perempuan melakukan diet dan
diet yang dilakukan bisa saja salah atau diet yang tidak sehat misalnya diet
dengan tinggi gula dan rendah serat (PERKENI, 2006). Kebiasaan
individu mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat glukosa dapat
memperpanjang waktu sekresi insulin dan sekresi yang banyak pada
keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan sel beta pulau Langerhans
kelelahan sehingga akibatnya timbul diabetes. Selain itu perempuan juga
lebih mudah mengalami stress dibandingkan laki-laki yang bisa
mengakibatkan perempuan lebih mudah menderita Diabetes Meliitus tipe
II. Beberapa hormon yang dilepaskan selama stress bisa menghambat efek
insulin atas sel-sel, dan karenanya menyebabkan diabetes (Nabyl, 2009).
Hampir 10 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita
diabetes. Para pakar kesehatan menyatakan penyakit ini sekarang telah
menjadi epidemi global karena jumlah penderitanya terus meningkat. Di
seluruh dunia, prevalensi diabetes pada pria berusia di atas 25 tahun naik
dari 8,3 persen di tahun 1980 menjadi 9,8 persen di tahun 2008. Pada
wanita, angkanya naik dari 7,5 persen menjadi 9,2 persen. (Danaei et al.,
2011). Di Indonesia jumlah penderita Diabetes Mellitus mengalami
kenaikan dari 7,0 juta pada tahun 2009 diperkirakan akan menjadi 12,0
juta jiwa pada tahun 2030 (PERKENI,2011). Penduduk Pati sebanyak
1.190.821 jiwa yang terdiri dari 578.046 laki-laki dan 612.775 perempuan.
Sehingga memungkinkan kasus Diabetes Mellitus tipe II lebih banyak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
terjadi pada perempuan yang bisa disebabkan oleh interaksi antara faktor
kerentanan
genetis
dan
paparan
lingkungan.
Faktor
lingkungan
diantaranya meliputi sosial budaya, sosial ekonomi, dan gaya hidup. Salah
satu faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan resiko Diabetes Mellitus
tipe II adalah perubahan kebiasaan makan dengan gizi tidak seimbang
antara
asupan
energi,
karbohidrat,
dan
protein
sehingga
dapat
menyebabkan obesitas. Obesitas menyebabkan resiko yang lebih besar
munculnya Diabetes Meliitus tipe II dibandingkan orang dengan status
gizi normal karena adanya resistensi insulin.
2. Perbandingan Jumlah Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini usia pasien yang di ambil adalah 45 tahun ke atas.
Karena usia 45 tahun ke atas merupakan salah satu faktor resiko orang
menderita Diabetes Melitus II (Zahtamal, 2007).
Dapat dilihat bahwa pasien Diabetes Mellitus tipe II lebih sering
terjadi pada pasien dalam rentang usia 45-59 tahun sebesar 73,02%.
Perbandingan jumlah kasus Diabetes Mellitus tipe II berdasarkan usia di
gambarkan sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Gambar 2. Jumlah Pasien Berdasarkan Usia
Hasil temuan ini sesuai dengan prevalensi
nasional Diabetes
Melitus (berdasarkan hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur >
15 tahun bertempat tinggal di perkotaan) adalah 5,7%. (Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, 2008).
B. Pelaksanaan Permenkes 2010 di RSUD Soewondo Pati
Peraturan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010
Bab II pasal 2 menyebutkan bahwa fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pemerintah, Pemerintah Daerah wajib menyediakan obat generik untuk
kebutuhan pasien.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
Gambar 3. Perbandingan Jumlah Penggunaan Antidiabetika Generik
dan Antidabetika Bermerek di rawat inap RSUD Soewondo Pati
Gambar di atas menunjukkan bahwa antidiabetika generik di rawat
inap RSUD Soewondo Pati lebih besar dari pemberian antidiabetika
bermerek. Jadi, di rawat inap RSUD Soewondo Pati telah melaksanakan
Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tersebut, meskipun belum
mencapai target dari Permenkes yaitu sebesar 80-90%. Dapat dilihat dari
jumlah peresepan antidiabetika generik sebesar 56,03%. Persentase
tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah peresepan antidiabetika
bermerek yang hanya sebesar 43,97%.
Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah seorang
dokter penulis resep bagi penderita Diabetes Melitus Tipe II di RSUD
Soewondo Pati
ketika ditanya apakah selalu memberikan obat dengan
nama generik dan alasannya. Kalau di RS melihat kondisi pasien kadang
diberi generik, kadang juga tidak karena di RS ada formularium untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
standarisasi obat. Tetapi untuk pasien mayoritas sebagian besar memakai
generik.
Dalam pemasaran obat di Indonesia, masyarakat dapat memilih
antara obat bermerk atau obat generik. Namun untuk meningkatkan akses
terapi bagi masyarakat yang kurang mampu, pemerintah melalui Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010
Obat
Generik
di
Fasilitas
Republik
tentang
Pelayanan
Kebijakan
Kesehatan
Indonesia
Menggunakan
Pemerintah
(Menkes,2010). Bila kebijakan penggunaan obat generik terutama
antidiabetika generik dapat diterapkan, maka banyak manfaat yang dapat
diperoleh, antara lain dapat menghemat biaya obat.
C. Evaluasi Penulisan Resep Bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II pada
Unit Rawat Inap Sudah dengan Nama Generik
Salah satu tempat yang membuka pelayanan obat generik adalah
rumah sakit, dimana seorang apoteker mempunyai peranan penting dalam
pelayanan obat generik, terutama praktek profesi kefarmasian di instalasi
rumah sakit antara lain dalam bentuk pelayanan informasi kepada
masyarakat tentang obat pilihan alternatif berupa obat generik yang lebih
sesuai. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat, dan
tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis dalam resep dengan
obat bermerk (Arif M, 2007).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
Tabel IV. Distribusi Jumlah Peresepan Antidiabetika Generik pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati
Periode Juli-Desember 2010
No
Antidiabetika Generik
Jumlah Resep
%
1.
Metformin
155
79,49%
2.
Glibenclamide
28
14,36%
3.
Gliquidone
6
3,08%
4.
Insulin
6
3,08%
Total
195
Dari peresepan antidiabetika generik yang paling banyak diberikan
adalah metformin yaitu sebanyak 155 resep antidiabetika atau 79% dari
antidiabetika generik yang diresepkan untuk pasien Diabetes Mellitus tipe
II di rawat inap RSUD Soeowndo Pati.
Tabel V. Distribusi Jumlah Peresepan Antidiabetika Bermerek pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD Soewondo Pati
Periode Juli-Desember 2010
No.
Antidiabetika Bermerk
Jumlah Resep
%
1.
Glucodex®
63
41,18%
2.
Metrix®
45
29,41%
3.
Lodem®
24
15,69%
4.
Glurenorm®
11
7,19%
5.
Glucobay®
10
6,54%
Total
153
Sedangkan, dari peresepan antidiabetika bermerek yang paling
banyak diberikan adalah Glucodex sebanyak 63 antidiabetika atau 41,18%
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
dari antidiabetika bermerek yang diresepkan untuk pasien Diabetes
Mellitus tipe II di rawat inap RSUD Soewondo Pati.
Tabel VI. Kesesuaian Peresepan Antidiabetika dengan
Formularium RSUD Soewondo Pati
Antidiabetika Bermerk
yang Diresepkan
Glucodex®
(Gliclazide)
Metrix®
(Glimepiride)
Antidiabetika
Formularium
RSUD
Soewondo
Antidiabetika
Generik yang
Diresepkan
Antidiabetika yang Tidak
Ada dalam Formularium
RSUD Soewondo Tapi
Ada di Resep
Glucodex®
(Gliclazide)
Metrix®
(Glimepiride)
Amadiab®
(Glimepiride)
Glucovance®
(Glibenklamide,
Metformin)
Nevox®
(Metformin)
Amaryl®
(Glimepridin,
Metformin)
Pionix® 30 mg
(Pioglitazone
30 mg)
Glibenclamide
Metformin
Galvus®
(Vildagliptin)
Pionix® 15 mg
(Pioglitazone
15 mg)
Lodem®
(Gliquidone)
Glurenorm®
(Gliquidone)
Glucobay®
(Acarbose)
Gliquidone
Glurenorm®
(Gliquidone)
Lodem®
(Gliquidone)
Insulin
Pada table V bisa dilihat ada beberapa antidiabetika yang tidak ada
dalam formularium RSUD Soewondo Pati tetapi tetap diresepkan.
Antidiabetika tersebut adalah Glucodex®, Lodem®, dan Glurenorm®. Hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
ini bisa dijadikan saran untuk kebaikan RSUD Soewondo Pati. Sebaiknya
dilakukan evaluasi terhadap formularium yang ada agar mencantumkan
obat yang banyak diresepkan dan ada di farmasi RSUD Soewondo Pati
dan menghapus obat yang tidak pernah diresepkan. Sebaiknya gliquidone,
glicazide, dan glimepiride dimasukkan dalam formularium karena
peresepannya yang tinggi padahal tidak tertulis dalam formularium.
Sehingga dokter dapat meresepkan obat generik berdasarkan formularium
rumah sakit dan ketersediaan obat generik pun menjadi lebih lengkap
dengan berdasarkan formularium rumah sakit.
Gambar 4. Perbandingan Jumlah Peresepan Antidiabetika Pada Tiap Kelas
Ruang Perawatan
Penulisan Resep di RSUD Soewondo Pati
sudah menggunakan
nama generik berdasarkan Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010
yang mewajibkan pemberian obat generik pada fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pemerintah, Pemerintah Daerah telah dilaksanakan di RSUD
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
Soewondo Pati dan bila dilihat dari Gambar 4 yaitu pemberian obat
generik terutama antidiabetika generik di RSUD Soewondo Pati semua
kelas mendapat generik.
Hasil ini didukung oleh hasil wawancara dengan salah seorang
dokter penulis resep bagi penderita Diabetes Melitus Tipe II di RSUD
Soewondo Pati
ketika ditanya apakah pemberian obat antidiabetika di
rawat inap RSUD Soewondo Pati sudah berdasarkan Permenkes
No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010. Sudah, karena secara prinsip kita
memberikan antidiabetika berdasar khasusnya yaitu Diabetes Mellitus tipe
II. Jadi untuk antidiabetika oral memakai obat-obat yang sudah ditentukan
untuk pemberian antidiabetika oral itu, dan untuk insulin digunakan untuk
Diabetes Mellitus tipe I.
Meskipun demikian pada kelas 3 pemberian antidiabetika generik
paling besar dan pemberian antidiabetika bermerk paling kecil. Disbanding
kelas lain. Hal ini bisa saja karena faktor ekonomi yang kurang atau pasien
banyak yang menggunakan Jamkesmas yang mewajibkan menggunakan
generik.
D. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Pelaksanaan Permenkes
HK.02.02/Menkes/068/I/2010 Terutama untuk Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II di Unit Rawat Inap
Salah seorang dokter penulis resep menyatakan bahwa, rata-rata
resep antidiabetika generik di RSUD Soewondo Pati tampak meningkat
secara signifikan dari tahun ke tahun yaitu rata-rata resep antidiabetika
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
generik baik pada pasien rawat inap maupun rawat jalan dari tahun ke
tahun di rumah sakit ini mengalami peningkatan. Menurut hasil evaluasi
tahun lalu misalnya, rata-rata penggunaan resep antidiabetika generiknya
sudah di atas 50 persen. Namun lebih lanjut menurut dokter penulis resep ,
peresepan antidiabetika generik memang masih terkendala banyak hal
seperti masalah sugesti pasien terhadap antidiabetika bermerek. Selain itu,
antidiabetika generik yang tersedia di RSUD Soewondo belum mencakup
semua jenis golongan. Karena untuk mencapai persepan antidiabetika
generik 100% memang sulit. Karena melihat permintaan pasiendan stok
obat di farmasi.
Kepala Instalasi Farmasi RSUD Soewondo Pati menyatakan bahwa
terdapat pasien yang tidak diberikan obat antidiabetika generik karena
adanya pertimbangan khusus misalnya karena ada beberapa item yang
diperlukan oleh pasien dan kondisi pasien sehingga harus diberikan obat
bermerek itu. Sementara obat yang bersangkutan generiknya tidak ada.
Dokter tidak menulis antidiabetika generik adalah karena memang
antidiabetika tersebut tidak ada generiknya di RSUD Soewondo Pati,
sehingga tidak ada pilihan lain selain menulis resep obat bermerk yang
umunya berharga mahal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
BAB V KESIMPULAN DAN
SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Profil pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap di RSUD Soewondo
Pati pasien perempuan 63,49 % , pasien laki-laki 36,71% dan sebagian besar
pasien dalam rentang usia 45-59 tahun sebesar 73%.
2. Peresepan antidiabetika sudah dengan nama generik. Antidiabetika generik
yang paling banyak diberikan adalah metformin sebanyak 79%. Sedangkan,
dari peresepan antidiabetika bermerek yang paling banyak diberikan adalah
Glucodex sebanyak 41,18%.
3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan Permenkes 2010
terutama untuk pasien Diabetes Mellitus tipe II di unit rawat inap adalah
sugesti pasien terhadap obat bermerek, persepsi pasien terhadap obat generik,
ada tidaknya jenis generik dari obat yang sesuai untuk pasien, permintaan
pasien, dan stok obat dari farmasi.
4. Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 baru 56% dilaksanakan di
RSUD Soewondo Pati
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
B. Saran
Kepada
RSUD
Soewondo
Pati
dapat
disarankan
untuk
menggunakan hasil penelitian ini sebagai feed-back dalam pelaksanaan
Permenkes No. HK.02.02/Menkes/068/I/2010.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, 2006, Analisis Efektifitas – Biaya Penggunaan Antidiabetika Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan Di Rumah Sakit Sardjito
Yogyakarta, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Gajah
Mada Yogyakarta
Anonim,
2010 b, Peran DIIT Dalam Penanggulangan
http://www.gizi.net/makalah/makalah%20pekan%20DM.Pdf,
Tanggal 19 Maret 2011
Diabetes,
Diakses
Arif, M., 2004, Ilmu Meracik Obat, Edisi XI, Gadjah Mada University Press
Arif, M., 2007, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, Edisi V. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008, Laporan Nasional Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, Departemen Kesehatan
Brashers, Valentina L., 2008, Aplikasi Klinis Patofisiologi : Pemeriksaan dan
Manajemen, EGC, Jakarta
Corwin, Elizabeth J., 2007, Buku Suku Patafisiologi (hands book of
pathophysiologi), EGC, Jakarta
Danaei, Goodarz, Mariel M Finucane, Yuan Lu, Gitanjali M Singh, Melanie J
Cowan, Christopher J Paciorek, John K Lin AB,Farshad Farzadfar
MD,Prof Young-Ho Khang, Gretchen A Stevens, Mayuree Rao,
Mohammed K Ali, Leanne M Riley, Carolyn A Robinson, Majid Ezzati,
2011, “National, regional, and global trends in fasting plasma glucose
and diabetes prevalence since 1980: systematic analysis of health
examination surveys and epidemiological studies with 370 country-years
and 2·7 million participants”, The Lancet
Depkes RI, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus,
Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI
Dinkes, 2009, UU RI No.36 Th 2009 tentang Kesehatan, http://dinkessulsel.go.id/new/images/Berita4/1.uu36-09-kesehatan.pdf, di akses pada
tanggal 8 Februari 2012
58
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Dwiprahasto,
Iwan,
2010,
Obat
Generik
Tak
Bergigi?,
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/22/0403370/Obat.Generik.Ta
k.Bergigi., diakses pada tanggal 7 Maret 2011
Goodman & Gilman, 2003, Dasar Farmakologi Terapi, Volume 2, Edisi X, 1655,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Greene R J, Harris N D. 2000. Pathology and Therapeutics for Pharmacists: a
basis for clinical pharmacy practice, 2nd edn. London: Pharmaceutical
Press
Hartini, Y.S. & Sulasmono, 2010, Praktik Kefarmasian Ulasan Peraturan
Tentang Bidang Pekerjaan Apoteker, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta
Isnawati, A., 2008, Produksi Obat Generik Berologo, http://www.isfination.co.ic,
diakses pada tanggal 7 Maret 2011
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Peraturan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
HK.02.02/Menkes/068/I/2010,
http://www.depkes.go.id/downloads/HK.02.02_MENKES_068_I_2010.
pdf, diakses pada tanggal 7 Maret 2011
Misnadiarly, AS., 2006, Diabetes Mellitus: Mengenali Gejala, Menanggulangi,
dan Mencegah Komplikasi, Penerbit Pustaka Obor, Jakarta
Nadesul, H. 2002. Melawan Wabah Diabetes Dunia dengan Buah Pare [Online].
Tersedia:
http://www.gizi.net/cgibin/
berita/fullnews.cgi?newsid1025597117,76900, diakses pada tanggal 7
Maret 2011
Notoatmodjo, 2005, Metodelogi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2006, Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, PB PERKENI,
Jakarta
Perpres, 2007, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2007,
http://www.dikti.go.id/files/atur/Perpres95-2007.pdf,
diakses
pada
tanggal 7 Maret 2011
Presiden RI, 2009, Undang – Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009,
http://www.fakta.or.id/index.php?option=com_content&view=article&It
emid=118&id=154:uu-no-36-tahun-2009-tentang-kesehatan,
diakses
pada tanggal 10 Mei 2012
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Presiden RI, 1992, Undang-Undang No.23 Tahun 1992 Tentang : Kesehatan,
http://www.affaveti.org/wpcontent/uploads/2010/09/uu23_1992_ind.pdf, diakses pada tanggal 10
Mei 2012
Rachmawati, 2009 , Pola Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada
Pasien Geriatri Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUD
Dr.
Moewardi
Surakarta
Periode
Januari-Juli
2008
,
http://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/K100/K100050250.pdf-http://etd.eprints.ums.ac.id/5233/tp://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/K1
00/K100050250.pdf, diakses pada tanggal 7 Maret 2011
Sumantomo,
Boy,
2006,
Perbandingan
BioavailabilitasPirazinamidDalamSediaanGenerikdan Paten Secara In
Vitro,
http://docs.google.com
/viewer?a=v&q=cache:v8avSuDvQc8J:eprints.undip.ac.id, diakses pada
tanggal 7 Maret 2011
Smeltzer dan Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih
Bahasa : Agung waluyo. Jakarta. EGC.
Supriyanto, Dimas, 2010, Menkes Wajibkan Penggunaan Obat Generik,
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2010/02/10/menkes-wajibkanpenggunaan-obat-generik, diakses pada tanggal 14 Maret 2011
Syamsul., A, 2006, Harga Obat Generik Bermerek Akan Diturunkan, TEMPO
Interaktif, Jakarta
Triplitt, C.L., Reasner, C.A., and Isley, W.L., 2005, Pharmacotherapy: A
Pathophysiologic Approach, 1333-1353, THE mCgRAW-Hills
Companies, Inc. New York
Wakidi, Tri Widyawati 2009, Kebijakan Obat Nasional, Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN), Perundangan Obat, http://ocw.usu.ac.id
Walker, R., Clive,E., 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, Third Edition,
Churchil Livingstone
World Health Organization, 2005, Diabetes Mellitus : Report of a WHO Study
Group. Geneva, WHO
Wulandari, Ayu, 2009, Evaluasi Pemilihan Obat Antidiabetes pada Penderita
Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Salatiga Tahun 2008, Skripsi, Universitas Muhamadiyah
Surakarta, Surakarta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Zahtamal,
2007,
Faktor-Faktor
Risiko
Pasien Diabetes
Melitus,
http://www.google.com/url?sa-kedokteranmasyarakat.org%2Findex.php%2FBKM%2Farticle%2Fview%2F117%2
F42&ei=qvDUMn0OdDrrQeLw4GgBw&usg=AFQjCNHLR5U1bnGce05QZJwLyb6
Rjy73yQ&bvm=bv.41248874,d.bmk, pada tanggal 7 Maret 2011
Zakaria, 2010, Obat Generik Bermerek (Branded Generic) Antidiabetik Oral di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi
Surakarta Tahun 2009 , http://etd.eprints.ums.ac.id/8970/, diakses pada
tanggal 7 Maret 2011
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
LAMPIRAN
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Dokter
Dengan melakukan wawancara ini penulis berharap mendapatkan
informasi yang lebih mendalam tentang penggunaan obat generik khusunya
antidiabetika generik menurut Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 di
RSUD Soewondo Pati.
1. Apakah dokter selalu memberikan obat dengan nama generik ? Mengapa
demikian?
Kalo di RS melihat kondisi pasien kadang diberi generik, kadang juga
tidak karena di RS ada formularium untuk standarisasi obat. Tetapi untuk
pasien mayoritas sebagian besar memakai generik.
2. Apakah pemberian antidiabetika di rawat inap RSUD Soewondo Pati
sudah berdasarkan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010?
Sudah, karena secara prinsip kita memberikan antidiabetika berdasar
khasusnya itu DM tipe C/DM tipe II. Jadi untuk antidiabetika oral
memakai obat-obat yang sudah ditentukan untuk pemberian antidiabetika
oral itu, dan untuk insulin digunakan untuk diabetes tipe I.
3. Berdasarkan temuan saya dalam penelitian, mengapa terdapat pasien yang
tidak diberikan antidiabetika generik? Adakah pertimbangan khusus?
Karena ada beberapa item yang diperlukan oleh pasien dan kondisi pasien
sehingga harus diberikan obat itu. Sementara obat yang bersangkutan
generiknya tidak ada.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
4. Apakah semua pasien merespon baik/ menerima langsung obat generik
yang diberikan tanpa minta menggantinya dengan obat bermerek?
Sebelumnya sudah ada standarisasi. Maksudnya protap pasien-pasien
yang mendapatkan obat-obat non generik yang paten apalagi yang
biayanya cukup mahal maka kita konfirmasi ke pasien apakah pasien
setuju atau tidak. Kalau pasien tidak setuju ya tidak diberikan.
5. Apakah terdapat keluhan dari pasien berupa cocok atau tidaknya,
penggunaan antidiabetika generik yang diberikan dokter ?
Pengalamannya selama ini memang secara kualitas kalau pasien itu tidak
complicated tidak masalah tetapi kalau pasien itu complicated pasienpasien itu diberi obat generik memang kurang bagus.
6. Apa pendapat dokter tentang Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010
yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan
pemerintah?
Ini sebetulnya merupakan kebijakan secara makro dari Departemen
Kesehatan. Jadi, itu kebijakan yang dipikirkan untuk kesejahteraan
masyarakat secara luas. Jadi tentu kita harus mendukungnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
7. Apakah dokter setuju dengan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010
yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan
pemerintah? Mengapa demikian?
Setuju karena RS Pemerintah adalah RS milik masyarakat. RS yang
mengutamakan pelayanan semurah mungkin, serasional mungkin, dan
seefektif mungki. Jadi, apa yang harus diberikan ke pasien sesuai indikasi
tentu itu yang terbaik bagi pasien dan kemudian yang paling penting
rasionalisasi obat itu termasuk masalah harga. Jadi, harus terjangkau ke
masyarakat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan KIF
Dengan melakukan wawancara ini penulis berharap mendapatkan
informasi yang lebih mendalam tentang penggunaan obat generik khusunya
antidiabetika generik menurut Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010 di
RSUD Soewondo Pati.
1. Apakah KIF selalu memberikan obat dengan nama generik ? Mengapa
demikian?
Tidak selalu, biasanya obat bermerek diberikan kepada pasien yang
mampu ataupun yang memintanya.
2. Apakah pemberian antidiabetika di rawat inap RSUD Soewondo Pati
sudah berdasarkan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010?
Sebagian besar sudah, tetapi tidak semua pasien mendapat antidiabetika
generik.
3. Berdasarkan temuan saya dalam penelitian, mengapa terdapat pasien yang
tidak diberikan antidiabetika generik? Adakah pertimbangan khusus?
Itu tergantung dokter penulis resep. Tergantung pertimbangan dokter
baiknya diberikan antidiabetika generik atau bermerek.
4. Apakah semua pasien merespon baik/ menerima langsung obat generik
yang diberikan tanpa minta menggantinya dengan obat bermerek?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Ya, pasien merespon baik karena harganya terjangkau dan obatnya juga
manjur.
5. Apakah terdapat keluhan sehubungan dengan cocok atau tidaknya,
penggunaan antidiabetika generik yang diberikan dokter ?
Jarang sekali ada keluhan tentang pemakain antidiabetika generik.
6. Apa pendapat KIF tentang Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010
yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan
pemerintah?
Menurut saya kebijakan pemerintah itu bagus sekali untuk membantu
masyarakat meringankan beban biaya karena sakit. Jadi harus kita dukung.
7. Apakah KIF setuju dengan Permenkes No.Hk.02.02/Menkes/068/1/2010
yang mewajibkan pemberian obat generik di pelayanan kesehatan
pemerintah? Mengapa demikian?
Setuju karena RS adalah pusat pelayanan bagi kesehatan masyarakat.
Dengan kebijakan pemerintah tersebut pelayanan di RS jadi lebih
memuaskan masyarakat terlebih masyarakat yang kurang mampu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
Lampiran 3. Lembar Kerja Pengumpul Data Penelitian
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
1.
2.
dst.
Diagnosa
Tgl
Resep
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Lampiran 4. Data Identitas Pasien dan Peresepannya
No. Nama
1.
A
Kelas
2
Usia
Jenis
Kelamin
64th L
Diagnosa
-DMT II
-Obstipasi
Tgl
25-82010
26-82010
27-82010
2.
B
2
50th P
DMT II
13-122010
14-122010
15-122010
16-122010
Resep
Cernevit
Hepanax
Lavement
Metformin
Hepanax
Dulcolax
Cernevit
Metformin
Hepanax
Dulcolax
Cernevit
Metformin
Lasix
Captopril
ISDN
Aspilet
Dulcolax
Metformin
Divask
Lasix
Captopril
ISDN
Aspilet
Dulcolax
Metformin
Divask
Lasix
Captopril
ISDN
Aspilet
Dulcolax
Metformin
Divask
Lasix
Captopril
ISDN
Aspilet
Dulcolax
Metformin
Divask
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
No. Nama
3.
C
Kelas
Usia
2
50th
Jenis
Kelamin
L
Diagnosa
-DM
-Asites,
cellulitis
Tgl
10-122010
11-122010
12-122010
13-122010
4.
D
3
60th P
DMT II
15-122010
16-122010
Resep
Amoxan
Spirola
Hepamag
Propandol
Furosemid
Lodem
Inj.Kalfoxim
Inpepsa
Constipen
Lasix
Lancid
Spirolacton
Lancid
Hepamax
Inpepsa
Propanol
Lodem
Constipen
Inj.Kalfoxin
Inpepsa
Constipen
Hepamax
Propanolol
Lodem
Inj.Kalfoxin
Inj.Lasix
Inpepsa
Constipen
Hepamax
Propanolol
Lodem
Inj.Kalfoxime
Inj.Lasix
Metformin
Lapibal
Domperidon
Inj. Rantin
Metformin
Lapibal
Domperidon
Asam
Mefenamat
Inj.Rantin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
17-122010
18-122010
19-122010
5.
E
2
52th P
DMT II
15-102010
16-102010
Resep
Metformin
Lapibal
Domperidon
Asam
Mefenamat
Inj.Rantin
Simvastatin
Unalium
Clindamycin
Metformin
Lapibal
Domperidon
Asam
Mefenamat
Inj.Rantin
Clindamycin
Glucodex
Metformin
Lapibal
Domperidon
Asam
Mefenamat
Inj.Rantin
Clindamycin
Glucodex
Inj. Clavamox
Pamol
Ambroxol
Metformin
Metrix
Mecola
Pidovix
Glibenclamide
Glisodin
Pamol
Ambroxol
Metformin
Glibenclamid
Metrix
Glisodin
Mecola
Pidovix
Clavamox
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
14-102010
6.
F
2
46th P
DMT II
04-072010
05-072010
7.
G
1
50th L
DMT II
20-082010
21-082010
22-082010
Resep
Clavamox
Pamol
Ambroxol
Metformin
Glibenclamid
Metrix
Mecola
Pidovix
Inj. Lapixim
Pamol
Rantin
Lapibion
Glucodex
Lapibion
Glucodex
Lapixim
Rantin
Inj. Ferzobat
Rantin
Kaltrofen
Inj. Insulin
Pamol
Inj. Ferzobat
Rantin
Kaltrofen
Ambroxol
Metformin
Inj. Ferzobat
Rantin
Kaltrofen
Ambroxol
Metformin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
No. Nama
Kelas
Usia
8.
H
1
Jenis
Kelamin
56th L
9.
I
2
45th P
Diagnosa
Tgl
DMT II
25-122010
DMT II
20-122010
21-122010
10.
J
2
45th P
-DMT II
-Dyspepsi
03-102010
04-102010
05-102010
Resep
Cefotaxim
Inj. Neurotam
Rantin
Branact
Lasix
Phenitoin
Glurenorm
Valsartan
Amdixal
Revcid
Zyprot
Codein
Alzim
Bicnat
Ketosteril
ISDN
Clonidin
Lapibal
Inj. Clavamox
Pamol
Glucodex
Ezygard
Glucodex
Mecola
Vomitas
Lancid
Farmacrol
Frego
Pamol
Inj. Rantin
Vomitas
Ulsidex
Metformin
Ulsidex
Vomitas
Inj. Rantin
Metformin
Vastigo
Vomitas
Ulsidex
Metformin
Vastigo
Inj. Rantin
Unalium
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
06-102010
07-102010
11.
K
3
56th L
-DMT II
-Obs.
Kejang
05-102010
06-102010
07-102010
12.
L
3
55th P
-DMT II
Hipertensi
09-112010
10-112010
Resep
Vomitas
Ulsidex
Metformin
Vastigo
Unalium
Sohobion
Inj. Rantin
Vomitas
Ulsidex
Metformin
Vastigo
Unalium
Sohobion
Inj. Rantin
Metformin
As. Folat
Captopril
Inj. Cefotaxim
Metformin
As. Folat
Captopril
Inj. Cefotaxim
Kutoin
Metformin
As. Folat
Captopril
Kutoin
Fenobarbiturat
Divask
Lapibal
Pidovix
Vasortin
Lecitol
Metformin
Inj. Neurotam
Ceftriaxon
Vasortin
Neurotam
Lapibal
Pidovix
Vasortin
Metformin
Metrix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
13
M
3
50th L
DMT II
17-072010
18-072010
19-072010
20-072010
21-072010
22-072010
23-072010
24-072010
14.
N
3
50th P
-GE
-DMT II
09-032010
10-032010
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
Cefotaxim
Pamol
Metformin
Glurenorm
ISDN
Rantin
Digoxin
Glibenclamid
Simvastatin
ISDN
Rantin
Digoxin
Glibenclamid
Simvastatin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
11-032010
12-032010
15.
O
1
45th P
-CKD
-DMT II
09-082010
10-082010
11-082010
16.
P
2
71th L
DMT II
13-122010
14-122010
15-122010
ISDN
Rantin
Glibenclamid
Aspilet
Plavix
Letonal
ISDN
Rantin
Glibenclamid
Aspilet
Plavix
Letonal
Herbeser
Bicnat
Tonar
Lodem
Divask
Infask
Lasix
Bicnat
Lodem
Divask
Invask
Clonidin
Bicnat
Lodem
Divask
Invask
Clonidin
Codein
Metformin
Glukodex
Metformin
Glukodex
Ceftriaxon
Tonar
Bicnat
Metformin
Glukodex
Ceftriaxon
Tonar
Bicnat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
16-122010
17-122010
17.
Q
ICU
55th P
Hipertensi
-DMT II
24-082010
25-082010
18.
R
3
71th P
-Iskemik
-DMT II
26-122010
27-122010
Cernevidri
Metformin
Glukodex
Ceftriaxon
Tonar
Bicnat
Actrapid
Cernefit
Metformin
Tonar
Bicnat
Actrapid
Ceftriaxon
Inpepsa
Mucosta
Glurenorm
Ketosteril
Bicnat
Inj. Vicillin
Inj. Kalnex
Inj. Acran
Inpepsa
Mucosta
Glurenorm
Ketosteril
Bicnat
Inj. Vicillin
Inj. Kalnex
Inj. Acran
Ampicillin
Pamol
Aspilet
Metformin
ISDN
Glucodex
Ampicillin
Pamol
ISDN
Aspilet
Glucodex
Metformin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
28-122010
29-122010
30-122010
31-122010
19.
T
2
60th P
DMT II
24-122010
25-122010
Resep
Ampicillin
Pamol
ISDN
Aspilet
Metformin
Rantin
Hepabalance
Biodiar
Ciprofloxacin
Glucodex
Ampicillin
Pamol
ISDN
Aspilet
Glucodex
Metformin
Hepabalance
Biodiar
Ciprofloxacin
Ampicillin
Pamol
ISDN
Aspilet
Glucodex
Metformin
Hepabalance
Ciprofloxacin
Ampicillin
Pamol
ISDN
Aspilet
Glucodex
Metformin
Hepabalance
Ciprofloxacin
Antasid
Metformin
Rantin
Inj. Kaltrofen
Antasid
Metformin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
No. Nama Kelas
Usia Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
Resep
26-122010
Inj. Kaltrofen
Antasid
Metformin
Inj. Kaltrofen
Antasid
Metformin
Rantin
Kaltrofen
Antasid
Inpepsa
Metformin
Rantin
Antasid
Metformin
Rantin
Inpepsa
Inj. Vomceran
Metformin
Kalfoxim
Pamol
Metrix
Divask
Inj. Vomceran
Metformin
Kalfoxim
Pamol
Metrix
Divask
Inj. Vomceran
Metformin
Kalfoxim
Pamol
Metrix
Divask
Inj. Vomceran
Metformin
Pamol
Metrix
Bicnat
Cefo
As. Mefenamat
Zypraz
Dulcolax
27-122010
28-122010
29-122010
20.
U
2
65th P
DMT II
04-122010
05-122010
06-122010
07-122010
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
No. Nama Kelas
Usia Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
Resep
08-122010
Inj. Vomceran
Metformin
Pamol
Metrix
Bicnat
Cefo
As. Mefenamat
Zypraz
Dulcolax
Inj. Vomceran
Metformin
Pamol
Metrix
Bicnat
Cefo
As. Mefenamat
Zypraz
Dulcolax
Inj. Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamid
Inj. Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamid
Inj. Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamid
Inj. Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamid
Inj. Rantin
ISDN
Aspilet
Metformin
Zypraz
09-122010
21.
V
1
58th
P
Hipertensi
-DMT II
21-082010
22-082010
23-082010
24-082010
22.
W
3
45th P
-Gastritis
-DMT II
25-102010
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
26-102010
27-102010
28-102010
23.
X
3
49th
P
DMT II
15-102010
16-102010
17-102010
24.
Y
1
70th P
DMT II
29-112010
Resep
Inj. Rantin
ISDN
Metformin
Zypraz
Glucodex
Antasid
Lanzoprazol
Hipofil
Inj. Rantin
ISDN
Metformin
Zypraz
Glucodex
Antasid
Lanzoprazol
Hipofil
Inj. Rantin
ISDN
Metformin
Zypraz
Glucodex
Antasid
Lanzoprazol
Hipofil
Inj. Cefo
Pamol
Metformin
Inj. Cefo
Pamol
Metformin
Allupurinol
Ezygard
B-Com
Inj. Cefo
Metformin
Allupurinol
Ezygard
B-Com
Metrix
Captopril
Lancid
ISDN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
30-112010
01-122010
25.
Z
1
55th P
DMT II
06-082010
07-082010
26.
AA
3
52th P
-Batuk
Lama
-DMT II
14-122010
15-122010
16-122010
Resep
Metrix
Captopril
Lancid
ISDN
Metrix
Captopril
Lancid
ISDN
Inj. Cefo
Inj. Rantin
Glucodex
Metformin
Inj. Lapixime
Spirola
Zypraz
Inj. Rantin
Glucodex
Metformin
Pamol
Cefoperazon
Glibenclamid
Metformin
Refam
PZA
Atrapid
Pamol
Cefoperazon
Glibenclamid
Metformin
Refam
PZA
Atrapid
Pamol
Cefoperazon
Glibenclamid
Metformin
Refam
PZA
Atrapid
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
17-122010
27.
BB
Paviliun 52th P
DMT II
04-112010
05-112010
06-112010
07-112010
28.
CC
3
59th
P
-Chest
Pain
-DMT II
08-122010
Pamol
Rifamicin
PZA
Ethambutol
Actrapid
Cefoperazon
Glibenclamid
Metformin
Inj. Lapixime
Metformin
Glucodex
Inj. Lapixime
Metformin
Glucodex
Nutriflam
Ezygard
Inj. Lapixime
Metformin
Glucodex
Nutriflam
Ezygard
Dumin
Inj. Lapixime
Metformin
Glucodex
Nutriflam
Ezygard
Dumin
Inj. Rantin
ISDN
Captopril
Dulcolax
Inj. Cefo
Angioten
Alupurinol
Lapibal
Glucodex
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
Resep
09-122010
Inj. Rantin
ISDN
Captopril
Dulcolax
Inj. Cefo
Angioten
Alupurinol
Lapibal
Glucodex
Metformin
Inj. Rantin
ISDN
Captopril
Dulcolax
Inj. Cefo
Angioten
Alupurinol
Lapibal
Glucodex
Metformin
Captopril
Angioten
Alupurinol
Lapibal
Dulcolax
Glucodex
Metformin
Captopril
Angioten
Alupurinol
Lapibal
Dulcolax
Glucodex
Metformin
Ranitidin
Captopril
Angioten
Alupurinol
Lapibal
Dulcolax
Glucodex
Metformin
Ranitidin
10-122010
11-122010
12-122010
13-122010
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
No. Nama
29.
DD
Kelas
1
Usia
Jenis
Kelamin
55th L
Diagnosa
-Febris
-DMT II
Tgl
04-122010
05-122010
06-122010
07-122010
08-122010
30.
EE
1
70th L
-Gastritis
-DMT II
20-102010
Resep
Pamol
DMP
Inj. Cefo
Inj. Clavamox
Rimstar
Glucodex
Pamol
DMP
Inj. Cefo
Inj. Clavamox
Rimstar
Glucodex
Inj. Clavamox
Glucodex
DMP
Pamol
Rimstar
Glucodex
DMP
Inj. Clavamox
Pamol
Rimstar
Glucodex
DMP
Inj. Clavamox
Pamol
Rimstar
Kalfoxim
Rantin
Inpepsa
Bicnat
Metrix
Prorenal
Mucosta
Zypraz
Alupurinol
Glucobay
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
86
21-102010
22-102010
24-102010
31.
EF
2
45th
P
-GE
-DMT II
14-102010
Cernefit
Kalfoxim
Rantin
Inpepsa
Metrix
Prorenal
Mucosta
Zypraz
Alupurinol
Glucobay
Cernefit
Kalfoxim
Rantin
Inpepsa
Prorenal
Bicnat
Mucosta
Glucobay
Fomitas
Alupurinol
Zypraz
Metrix
Pionix
Cernefit
Kalfoxim
Rantin
Inpepsa
Prorenal
Bicnat
Mucosta
Glucobay
Fomitas
Zumafid
Alupurinol
Zypraz
Metrix
Pionix
Inf. RL
Cefotaxime
Pamol
Neurotam
Frego
Biodiar
Metrix
Pionix
Mecola
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
15-102010
32.
EG
2
60th P
-Anemia
-DMT II
25-092010
26-092010
27-092010
28-092010
Resep
Inf. RL
Cefotaxime
Pamol
Neurotam
Frego
Biodiar
Metrix
Pionix
Mecola
Inf. RL
Inj. Rantin
Pamol
Narfos
Metformin
Inf. RL
Inj. Rantin
Pamol
Narfos
Metformin
Inf. RL
Vomceran
Pamol
Metformin
Lanzoprasol
Antasid
Lodem
Bicnat
Rillus
Tonar
Hepamax
Inf. RL
Inj. Vomceran
Pamol
Metformin
Lanzoprasol
Antasid
Lodem
Bicnat
Rillus
Tonar
Hepamax
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
29-092010
30-092010
33.
EH
1
66th L
DMT II
08-112010
09-112010
10-112010
11-112010
Resep
Inf. RL
Inj. Vomceran
Inf. Metro
Bicnat
Hepamax
Inpepsa
Lanzoprasol
Lodem
Rillus
Codein
Inf. RL
Inj. Vomceran
Inf. Metro
Bicnat
Hepamax
Inpepsa
Lanzoprasol
Lodem
Rillus
Codein
Inj. Cefotaxim
Rantin
Piracetam
Citicolin
Metformin
Dansera
Inj. Cefotaxim
Rantin
Piracetam
Citicolin
Metformin
Dansera
Inj. Cefotaxim
Rantin
Piracetam
Citicolin
Metformin
Dansera
Inj. Cefotaxim
Rantin
Piracetam
Citicolin
Metformin
Dansera
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
Resep
12-112010
Amoxicilin
Piracetam
Dansera
Citicolin
Metformin
Amoxicilin
Piracetam
Dansera
Citicolin
Metformin
Amoxicilin
Piracetam
Dansera
Citicolin
Metformin
Amoxicilin
Piracetam
Dansera
Citicolin
Metformin
Cernevit
Hepan ax
Metrix
Hepanax
Dulcolax
Cernevit
Metrix
Vomitas
Rillus
Lancid
Hepanax
Dulcolax
Cernevit
Metrix
Vomitas
Rillus
Lancid
Inj.Kalnex
Inj.Acran
Inpepsa
Bicnat
Metrix
13-112010
14-112010
15-112010
34.
EI
2
64th L
-Obstipasi
-DMT II
25-082010
26-082010
27-082010
35.
EJ
2
45th L
DMT II
28-072010
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
No. Nama
36.
EK
Kelas
2
Usia
Jenis
Kelamin
50th L
Diagnosa
-Asites,
cellulitis
-DMT II
Tgl
10-122010
11-122010
12-122010
37.
EL
3
60th P
DMT II
15-122010
16-122010
17-122010
Resep
Amoxan
Spirola
Hepamax
Propanolol
Furosemid
Lodem
Inj. Kalfoxim
Inpepsa
Constipen
Lasix
Spirolacton
Lasix
Hepamax
Inpepsa
Propanolol
Lodem
Constipen
Inj. Kalfoxim
Inpepsa
Constipen
Hepamax
Propanolol
Lodem
Inj. Kalfoxim
Lasix
Metformin
Lapibal
Domperidon
Inj. Rantin
Metformin
Lapibal
Domperidon
Inj. Rantin
As. Mefenamat
Metformin
Lapibal
Domperidon
As. Mefenamat
Simvastatin
Clindamicyn
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
18-122010
19-122010
38.
EM
2
45th P
DMT II
10-072010
11-072010
12-072010
13-072010
Metformin
Lapibal
Domperidon
As. Mefenamat
Glucodex
Clindamicyn
Inj. Rantin
Metformin
Lapibal
Domperidon
As. Mefenamat
Glucodex
Clindamicyn
Meloxicam
Ethambutol
Pyrazinamid
Kutoin
Cimetidin
Pamol
Metformin
Meloxicam
Ethambutol
Pyrazinamid
Kutoin
Cimetidin
Pamol
Metformin
Meloxicam
Ethambutol
Pyrazinamid
Kutoin
Cimetidin
Pamol
Metformin
Meloxicam
Ethambutol
Pyrazinamid
Kutoin
Cimetidin
Pamol
Metformin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
14-072010
39.
EN
2
45th P
DMT II
09-112010
10-112010
11-112010
12-112010
40.
EO
2
50th P
DMT II
01-082010
02-082010
Resep
Meloxicam
Ethambutol
Pyrazinamid
Kutoin
Cimetidin
Pamol
Metformin
Metformin
Divask
Metrix
Captopril
Antasid
Rantin
Clavamox
Metformin
Divask
Metrix
Captopril
Antasid
Rantin
Clavamox
Metformin
Divask
Metrix
Captopril
Antasid
Rantin
Clavamox
Metformin
Divask
Metrix
Captopril
Antasid
Rantin
Clavamox
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
03-082010
04-082010
05-082010
06-082010
07-082010
08-082010
41.
EP
2
45th L
DMT II
15-102010
42.
ER
1
45th L
DMT II
30-112010
01-112010
02-112010
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
Lapibion
Pamol
Glucodex
Rantin
Inj. Piracetam
Inj.Rantin
Metformin
Amdixal
Valsartan
Inj. Insulin
Lanzoprasol
Ambroxol
Rantin
Inpepsa
Glucodex
Lanzoprasol
Inpepsa
Ambroxol
Rantin
Glucodex
Lanzoprasol
Inpepsa
Ambroxol
Rantin
Valsartan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
43.
ES
2
50th P
DMT II
17-082010
18-082010
19-082010
20-082010
21-082010
44.
ET
1
59th P
-Ulkus
-DMT II
20-072010
21-072010
22-072010
Cefriaxon
Rantin
Metformin
Glucodex
ISDN
Aspilet
Rantin
Metformin
ISDN
Aspilet
Clavamox
Pamol
Metrix
Rantin
Metformin
ISDN
Aspilet
Clavamox
Pamol
Metrix
Rantin
Metformin
ISDN
Aspilet
Clavamox
Pamol
Metrix
Rantin
Metformin
ISDN
Aspilet
Clavamox
Pamol
Metrix
Inj. Cefriaxon
Pamol
Captopril
Metformin
Inj. Cefriaxon
Pamol
Captopril
Metformin
Inj. Cefriaxon
Pamol
Captopril
Metformin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
23-072010
24-072010
25-072010
45.
EU
VIP
64th L
-GE
-DMT II
17-092010
18-092010
46.
EV
3
54th L
DMT II
27-082010
28-082010
29-082010
Resep
Inj. Cefriaxon
Pamol
Captopril
Metformin
Inj. Cefriaxon
Pamol
Captopril
Metformin
Inj. Cefriaxon
Pamol
Captopril
Metformin
Glucodex
Valsartan
Vastigo
Ezygard
Aspar K
Inj.Vomceran
Inj.Rantin
Metformin
Dumin
Citicolin
Aspilet
Vasotin
As.Folat
Metformin
Antasid
Vasotin
As.Folat
Inj.Piracetam
Inj.Citicolin
Metformin
Antasid
Vasotin
As.Folat
Inj.Piracetam
Inj.Citicolin
Metformin
Antasid
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
96
No. Nama
47.
EQ
Kelas
1
Usia
Jenis
Kelamin
58th P
Diagnosa
DMT II
Tgl
02-082010
03-082010
04-082010
05-082010
48.
ER
3
48th L
-Ulkus
-DMT II
05-122010
06-122010
49.
ES
1
56th P
DMT II
09-112010
Resep
Ambroxol
Inj.Rantin
Inj.Ondansetron
Bicnat
Tonar
Farmacrol
Lodem
Digoxin
Ambroxol
Inj.Rantin
Inj.Ondansetron
Bicnat
Tonar
Farmacrol
Lodem
Digoxin
Ambroxol
Inj.Rantin
Inj.Ondansetron
Bicnat
Tonar
Farmacrol
Lodem
Digoxin
Pamol
Farmacrol
Lodem
Digoxin
Bicnat
Tonar
Ambroxol
Inj.Cefotaxim
Inf.RL
Inf.Metro
Metformin
Inj.Cefotaxim
Inf.RL
Inf.Metro
Metformin
Glucodex
Rantin
Sohobion
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
97
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
10-112010
11-112010
12-112010
50.
ET
2
59th L
Batuk,DM
-DMT II
15-092010
16-092010
17-092010
18-092010
Resep
Glucodex
Rantin
Sohobion
Glucodex
Rantin
Sohobion
Glucodex
Rantin
Sohobion
Kaltrofen
Amdixal
OBH
Valsartan
Clonidin
Glibenclamid
Dextroprat
Metformin
Kaltrofen
Amdixal
OBH
Valsartan
Clonidin
Glibenclamid
Dextroprat
Metformin
Kaltrofen
Amdixal
OBH
Valsartan
Clonidin
Glibenclamid
Dextroprat
Metformin
Kaltrofen
Amdixal
OBH
Valsartan
Clonidin
Glibenclamid
Dextroprat
Metformin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
19-092010
20-092010
51.
EU
3
45th P
-Gastritis
-DMT II
16-122010
17-122010
18-122010
52.
EV
2
56th P
DMT II
15-092010
53.
EW
ICU
60th P
Hipertensi
-DMT II
13-122010
Resep
Kaltrofen
Amdixal
OBH
Valsartan
Clonidin
Glibenclamid
Dextroprat
Metformin
Kaltrofen
Amdixal
OBH
Valsartan
Clonidin
Glibenclamid
Dextroprat
Metformin
Inj.Rantin
Antasid
Metformin
Glibenclamid
Domperidon
Inj.Rantin
Antasid
Metformin
Glibenclamid
Domperidon
Inj.Rantin
Antasid
Metformin
Glibenclamid
Domperidon
Ranitidin
Metformin
Ketosteril
Inj. Kaltrofen
Ceftriaxone
Metro
ISDN
Valsartan
Amdixal
Lodem
Zypras
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
99
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
14-122010
15-122010
16-122010
17-122010
18-122010
Resep
Inj. Kaltrofen
Ceftriaxone
Metro
ISDN
Valsartan
Amdixal
Lodem
Zypras
Inj. Kaltrofen
Ceftriaxone
Metro
ISDN
Valsartan
Amdixal
Lodem
Zypras
Inj. Kaltrofen
Ceftriaxone
Metro
ISDN
Valsartan
Amdixal
Lodem
Zypras
Inj. Ceftroaxone
Inj. Kaltrofen
Cernefit
ISDN
Valsartan
Amoxal
Lodem
Zypras
Meloxicam
Inj. Ceftroaxone
Inj. Kaltrofen
Cernefit
ISDN
Valsartan
Amoxal
Lodem
Zypras
Meloxicam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
No. Nama
54.
EX
Kelas
2
Usia
Jenis
Kelamin
56th P
Diagnosa
-Sesak
-DMT II
Tgl
25-122010
26-122010
27-122010
55.
EY
1
65th L
DMT II
28-082010
29-082010
Resep
Lasix
ISDN
Divask
Dogoxin
Glucodex
Narfos
Aspar K
Pamol
Lasix
ISDN
Divask
Dogoxin
Glucodex
Narfos
Aspar K
Pamol
Lasix
ISDN
Divask
Dogoxin
Glucodex
Narfos
Aspar K
Pamol
Inj. Cefadroxil
Amlodipin
Valsartan
Gliquidon
Piracetam
Aspilet
Pamol
Glucobay
Metformin
Inj. Actrapid
Inj. Cefadroxil
Amlodipin
Valsartan
Gliquidon
Piracetam
Aspilet
Pamol
Glucobay
Metformin
Inj. Actrapid
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
30-082010
31-082010
01-082010
02-082010
56.
EZ
2
64th L
-Obstipasi
-DMT II
25-082010
Inj. Cefadroxil
Amlodipin
Valsartan
Gliquidon
Piracetam
Aspilet
Pamol
Glucobay
Metformin
Inj. Actrapid
Inj. Cefadroxil
Amlodipin
Valsartan
Gliquidon
Piracetam
Aspilet
Pamol
Glucobay
Metformin
Inj. Actrapid
Inj. Cefadroxil
Amlodipin
Valsartan
Gliquidon
Piracetam
Aspilet
Pamol
Glucobay
Metformin
Inj. Actrapid
Inj. Cefadroxil
Amlodipin
Valsartan
Gliquidon
Piracetam
Aspilet
Pamol
Glucobay
Metformin
Inj. Actrapid
Cernevit
Hepamax
Lancid
Vomitas
Rillus
Metrix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
26-082010
27-082010
28-082010
57.
FA
1
71th L
-Gastritis
-DMT II
17-122010
18-122010
19-122010
20-122010
Resep
Cernevit
Hepamax
Lancid
Vomitas
Rillus
Metrix
Cernevit
Lancid
Vomitas
Rillus
Metrix
Cernevit
Lancid
Vomitas
Rillus
Metrix
ISDN
Inj. Cefotaxim
Ambroxol
Amdixal
Digoxin
Glucodex
ISDN
Inj. Cefotaxim
Ambroxol
Amdixal
Digoxin
Glucodex
ISDN
Ambroxol
Amdixal
Digoxin
Glucodex
Codein
ISDN
Ambroxol
Amdixal
Digoxin
Glucodex
Codein
Methioson
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
No. Nama
58.
FB
Kelas
2
Usia
Jenis
Kelamin
58th P
Diagnosa
DMT II
Tgl
11-122010
12-122010
13-122010
14-122010
59.
FC
3
55th
L
-Febris
-DMT II
18-112010
19-112010
Resep
Pamol
Metrix
Pionix
Frego
Neurotam
Pamol
Metrix
Pionix
Frego
Neurotam
Pamol
Metrix
Pionix
Frego
Neurotam
Lapixim
Pamol
Metrix
Pionix
Frego
Neurotam
Metformin
Inj.Ampi
Rantin
Pamol
Vesterin
Etophilin
Bicnat
Tonar
Metformin
Inj.Clavamox
Rantin
Pamol
Vesterin
Etophilin
Bicnat
Tonar
Metformin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
20-112010
21-112010
22-112010
23-112010
24-112010
Metformin
Inj.Clavamox
Inj.Rantin
Pamol
Vesterin
Etophilin
Ceftriaxone
Bicnat
Tonar
Metformin
Inj.Clavamox
Inj.Rantin
Pamol
Vesterin
Etophilin
Ceftriaxone
Bicnat
Tonar
Metformin
Inj.Clavamox
Inj.Rantin
Pamol
Vesterin
Etophilin
Ceftriaxone
Bicnat
Tonar
Metformin
Inj.Clavamox
Inj.Rantin
Pamol
Vesterin
Etophilin
Ceftriaxone
Bicnat
Tonar
Metformin
Inj.Clavamox
Inj.Rantin
Pamol
Vesterin
Etophilin
Ceftriaxone
Bicnat
Tonar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
No. Nama
60.
FD
Kelas
VIP
Usia
Jenis
Kelamin
50th P
Diagnosa
-Febris
-DMT II
Tgl
16-082010
17-082010
18-082010
19-082010
61.
FE
VIP
50th P
DMT II
12-072010
13-072010
14-072010
Resep
Inj.Rantin
Inj.Cefotaxime
Pamol
Insulin
Mecola
Inj.Lapixime
Inj.Vomceran
Inj.Rantin
Inj.Cefotaxime
Pamol
Insulin
Mecola
Inj.Farnat
Insulin Mecola
Inj.Cefotaxime
Rantin
Pamol
Inf.Farnat
Insulin
Calcusol
Amadiap
Pronik
Pamol
Rantin
Inj.Lapixime
Mecola
Vomceran
Inj.Rantin
Metrix
Inj.Rantin
Metrix Rillus
Inj.Kalfoxime
Pionix
Inj.Kalfoxime
Kalmeco
Rillus
Proxim
Pionix
Metrix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
15-072010
16-072010
17-072010
62.
FF
Pav
46th P
DMT II
17-092010
Resep
Inj.Kalfoxime
Kalmeco
Rillus
Proxim
Pionix
Metrix
Inj.Rantin
Cholestat
Farmacol
Funet
Inj.Kalfoxime
Kalmeco
Metrix
Rillus
Pionix
Farmacol
Funet
Clavamox
Metformin
Kalmeco
Rillus
Proxime
Farmacrol
Funet
Metrix
Pionix
Clavamox
Metformin
Inj.Vicillin
Rantin Pamol
Inj.Ceftriaxon
Inj.Ondansetron
Sohobion
ISDN
Aspilet
Glucodex
Metformin
Lansoprazo
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
No. Nama
Kelas
Usia
Jenis
Kelamin
Diagnosa
Tgl
18-092010
Inj.Vicillin
Rantin Pamol
Inj.Ceftriaxon
Inj.Ondansetron
Sohobion
ISDN
Aspilet
Glucodex
Metformin
Lansoprazol
19-092010
Metformin
Glucodex
Aspilet
ISDN
Sohobion
Pamol
Metformin
Glucodex
Aspilet
ISDN
Sohobion
Pamol
Inj.Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamide
Inj.Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamide
Inj.Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamide
Inj.Rantin
Captopril
Plantacid
Glibenclamide
20-092010
63.
FG
1
58th P
Hipertensi
-DMT II
Resep
21-082010
22-082010
23-082010
24-082010
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
Lampiran 5. Permenkes No. Hk. 02. 02/ Menkes/ 068/ 1/ 2010
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
114
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian di RSUD Soewondo Pati
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
BIOGRAFI PENULIS
Dana Wingga Pragmahati, penulis skripsi berjudul
“Evaluasi
Pelaksanaan
HK.02.02/Menkes/068/I/2010
Menggunakan
Antidiabetika
Permenkes
Tentang
Generik
Kewajiban
Pada
Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di Rawat Inap RSUD
Soewondo Pati Periode Juli-Desember 2010”, lahir di
Pati tanggal 3 Juni 1989, merupakan putri tunggal dari
pasangan Sumaryo dan Rudati.
Pendidikan awal ditempuh di TK Tunas Harapan Pati (1994-1996). Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di SD Puri 03 Pati (1996-2001), SMP Kanisius
Pati (2001-2004), dan SMA Negeri 2 PATI (2004-2007). Selanjutnya penulis
meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2007 dan menyelesaikannya
pada tahun 2013.
Download