KEPULAUAN DREMOLEM DI SEBELAH BARAT

advertisement
KEPULAUAN DREMOLEM DI SEBELAH BARAT SUMATERA
Pernah naik dremolem? Apa itu? Kalau komidi putar pasti sudah tahu. Kakek nenek kita dahulu
menyebutkan kata dari Bahasa Belanda “draaimolen” dengan dremolem. “Draaimolem” adalah
“carrousel” atau dalam Bahasa Indonesia kita kenal sebagai komidi putar. Kalau kita naik komidi putar
bagaimana rasanya? Selain berputar tentu saja kuda-kudaan yang kita naiki akan bergerak naik turun.
Percaya tidak kalau pulau-pulau di sebelah barat Sumatera ternyata seperti dremolem?
Pulau Simelue, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai adalah pulau-pulau yang terbentuk dari sebuah prisma
akresi di zona subduksi sebagai akibat adanya penunjaman kerak Samudera Hindia-Australia di bawah
kerak Eurasia. Apa itu prisma akresi? Prisma akresi adalah bubungan kerak di atas zona subduksi yang
terbentuk saat kerak terdorong oleh kerak lain yang bergerak melesak ke bawah.
Gambar 1. Peta tektonik Pulau Sumatera (Natawidjaja, 2007).
Karena posisinya tepat berada di daerah subduksi ini, maka pulau-pulau tersebut terletak pada daerah
yang secara tektonik sangat aktif. Apabila tekanan yang dihasilkan pada bidang kontak dari pertemuan
kedua lempeng ini sudah tidak bisa ditahan, maka rekatan pada bidang kontak tersebut akan pecah dan
lempeng akan terhentak ke atas. Energi yang dilepaskan akan menyebabkan goncangan yang kita kenal
sebagai gempa bumi. Lentingan lempeng ini akan membuat pulau-pulau di sebelah barat terangkat,
sebaliknya yang di bagian timur turun akibat adanya deformasi elastik. Selain itu, permukaan bumi di
dasar lautan juga ikut terangkat sehingga sejumlah besar volume air ikut terdorong ke atas dan
menghasilkan gelombang tsunami.
hal. 1
Gambar 2. Siklus gempa bumi pada zona subduksi lempeng yang juga menghasilkan tsunami (poster LIPICaltech).
Salah satu gempa besar yang terjadi di daerah ini adalah Gempa Bumi Sumatera 2005 atau Gempa bumi
Nias-Simelue. Gempa ini terjadi pada pukul 23.09 WIB pada 28 Maret 2005. Pusat gempanya berada di 2° 04′
35″ U 97° 00′ 58″ T, 30 km di bawah permukaan Samudera Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatera
atau, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan Simeulue. Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala
Richter (BMKG di Indonesia mencatat 8,2).
Ribuan orang menjadi korban baik meninggal ataupun luka. Menurut USGS (United States Geological Survey),
gempa ini adalah gempa terbesar kedelapan di dunia sejak 1900. Kita ketahui bahwa tiga bulan
sebelumnya, yaitu pada tanggal 26 Desember 2004, juga terjadi gempa lain yang sangat besar, gempa
Aceh 2004. Gempa ini mengangkat bagian barat Pulau Nias sampai 3 m. Wilayah selatan Pulau Simelue
juga terangkat 2 s.d. 1,5 m. Sebaliknya di beberapa wilayah di sisi timur seperti di Pulau Tuanku atau Pulau
Bale terjadi penurunan 0,5 sd 1 m (Natawidjaja, 2007).
hal. 2
Gambar 3. A. Pulau Bale yang turun 1 m. Terlihat air pasang menggenangi pulau tersebut. B. Pelabuhan
Sirombu di Nias yang daratannya naik 3 m (Natawidjaja, 2007).
Walaupun gempa Nias-Simelue ini cukup besar, tetapi tidak terjadi tsunami besar seperti yang terjadi
akibat gempa Aceh sebelumnya. Mengapa? Yang jelas adalah bahwa volume air yang terangkat tidak
terlalu banyak. Terdapat berbagai alasan untuk itu. Zona subduksi yang bergeser pada gempa ini
diperkirakan hanya 400 km, dibandingkan dengan gempa Aceh yang 1200km. Pengangkatan tektonik di
bawah samudera yang terjadi pada gempa Aceh adalah sekitar 5,4 m, sedangkan pada gempa NiasSimelue ini hanya 2.9 m. Selain itu pengangkatan maksimum pada gempa Aceh terjadi pada bagian laut
dalam, sedangkan pengangkatan di Nias-Simelue terfokus di daratan. Hal tersebut juga membuat pada
saat tsunami datang, daratan sudah terangkat sehingga gelombang tsunami yang menghempas jadi tidak
terlalu tinggi.
Memahami sistem Bumi-Bulan-Matahari dalam merupakan langkah ilmiah penting yang dapat dikaitkan
dengan gempa dan pasang-surut air laut, terutama dalam rangka menganalisis gaya tarik yang dialami
Bumi dan pengaruhnya pada stabilitas hidrosfer. Gambaran tipe pasang surut di wilayah Indonesia,
menunjukkan bahwa kondisi pasang surut di Pulau Nias adalah tipe pasang surut adalah Campuran
Condong ke Harian Ganda (Pariwono, J. 1982).
Dari segi meteorologi pulau Nias dan pulau kecil lainnya di selatan Pulau Sumatra termasuk dalam wilayah
dengan pola curah hujan jenis ekuatorial yang tidak memiliki musim kemarau. Disamping itu wilayah
dengan pola curah hujan ekuatorial juga memiliki dua puncak musim penghujan yaitu pada bulan MaretApril dan Oktober-November, sedangkan untuk wilayah Indonesia lainnya memiliki pola monsunal dan
Lokal seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5.
Pola monsunal memiliki musim kemarau yang berlangsung dari bulan Juli – Oktober dan musim penghujan
dari bulan November – Mei tahun berikutnya. Untuk Pola lokal, dengan wilayah tutupan yang relatif kecil
memiliki dua subpola, yaitu yang tidak memiliki musim penghujan dan yang memiliki musim penghujan.
BMKG mendefinisikan musim penghujan mulai ketika curah hujan yang turun dalam 1 dekade (10 harian)
minimal sejumlah 50 mm dan harus terjadi dalam 3 dekade berurutan. Atau dengan kata lain dalam
sebulan jumlah curah hujan yang turun harus lebih besar sama dengan 150 mm. Dengan demikian untuk
sup tipe ini, walaupun hujan turun sepanjang tahun, tapi tidak memiliki musim penghujan seperti di
Kabupaten Banggai dan Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Subtipe lokal yang memiliki musim
penghujan, musim penghujan terjadi pada pertengahan tahun, yaitu Mei – Agustus, seperti yang terjadi
di Pulau Talabu, Maluku Utara, Kabupaten sorong Selatan dan Kabupaten Fakfak bagian utara dan wilayah
Kabupaten Maluku Tengah bagian selatan.
hal. 3
Gambar 4. Tipe pasang surut di Indonesia dan sekitarnya (Pariwono, J. 1982).
Gambar 5. Pola Curah Hujan Indonesia (Sumber BMKG)
hal. 4
Pola curah hujan Ekuatorial sangat dipengaruhi oleh garis ekuator yang dilewati oleh Matahari 2 kali dalam
setahun, yaitu pada bulan Maret dan September. Sedangkan tipe monsunal sangat dipengaruhi oleh
mosun Indonesia Australia, yang mengalami musim penghujan pada saat musim panas Belahan Bumi
Selatan (BBS). Tipe lokal sangat dipengaruhi kondisi topografi lokal, arus laut disekitarnya dan sirkulasi
Walker.
Soal:
1. Prisma akresi merupakan bentukan akibat aktivitas tektonik. Batuan yang banyak dijumpai pada
lokasi semacam itu adalah batuan yang merupakan campuran batuan yang berasal dari
lingkungan pembentukan yang berbeda dan tercampur melalui suatu mekanisme tertentu baik
secara tektonik maupun melalui proses sedimentasi. Batuan semacam itu dikenal sebagai
batuan…
a. Konglomerat
b. Bancuh
c. Breksi
d. Crossbed sandstone
e. Ignimbrit
2. In a sediment deposit caused by a tsunami, sometime a sedimentary structure can be found
(shown by X). The name of that sedimentary structure is….
a. rip up clast
b. flute cast
c. load cast
d. flame structure
X
e. slump
3. Pada tsunami yang terbentuk akibat gempa tersebut di atas, apabila kedalaman laut sebesar 5.000
meter maka kecepatan penjalaran gelombang tsunami yang terjadi adalah…
a. 250,8 m/s
b. 221,5 m/s
c. 222 m/s
d. 198,5 m/s
e. 188,7 m/s
4. Gelombang laut yang diakibatkan oleh gempa tersebut diperkirakan akan mencapai Sri Langka
yang berjarak 1.850 km arah barat laut Pulau Nias….
a. Pada pukul 00.39 WIB
b. Pada pukul 02.30 WIB
c. Pada pukul 01.39 WIB
d. Pada pukul 00.45 WIB
e. Pada pukul 23.45 WIB
hal. 5
5. Bila diketahui Log E = 11,4 + 1,5M
M: magnitude gempa
Besarnya gempa terukur adalah 8,7SR, maka energi yang dilepaskan dari gempa tersebut adalah…
a. 2,616.1020 erg
b. 3,456. 1020 erg
c. 2,818. 1020 erg
d. 2,678. 1020 erg
e. 1.818. 1020 erg
6. Salah satu metoda yang digunakan untuk mengukur perubahan muka bumi adalah dengan
menggunakan metoda mikroatol untuk mengukur terumbu karang yang terangkat dan tenggelam
akibat aktivitas tektonik. Terumbu yang terangkat ke permukaan akan mati sedangkan terumbu
yang masih berada di dalam air masih hidup dan berkembang.
Pada gambaran grafis di bagian bawah terdapat mikro atoll yang sudah muncul ke permukaan.
Apabila diperhatikan, sudah terjadi pengangkatan sebanyak:
a.
b.
c.
d.
e.
3 kali
4 kali
6 kali
2 kali
5 kali
7. Diitemukan mikroatol pada sebuah pulau di sekitar Nias seperti gambar di bawah. Dari mikroatol
tersebut diperoleh data dari pengukuran ketinggian mikroatol sebagai berikut: titik A setinggi 75
cm, titik B setinggi 15 cm, titik C setinggi 58 cm dan titik D setinggi 32 cm. Dari data tersebut
maka proses tektonik yang terjadi adalah…
a. Gaya dari arah utara miring ke selatan
b. Gaya dari arah Baratlaut miring ke timur
c. Gaya dari arah timurlaut secara merata
d. Gaya dari arah timur miring ke barat
e. Gaya dari arah selatan miring ke utara
hal. 6
U
A
B
C
D
8. Tsunami tidak terjadi secara tiba-tiba. Biasanya sebelum datang tsunami, fenomena-fenomena
tertentu akan berlangsung sebagai pertanda. Rentang waktu dari tanda-tanda tersebut menuju
datangnya gelombang tsunami berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Beberapa
hal yang menandakan akan terjadinya tsunami adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Gempa bumi yang dirasakan di sekitar pantai
b. Muka air pantai surut secara drastis dan tiba-tiba, sehingga biasanya ikan-ikan di sekitar pantai
akan terjebak di daratan
c. Terjadinya likuifaksi
d. Suara dentuman keras mungkin terjadi diikuti oleh suara menderu seperti pesawat terbang
e. Muncul cahaya berwarna kemerahan di sepanjang horizon atau disebut juga dengan aurora.
Pancaran cahaya yang hanya berlangsung sesaat ini timbul karena perubahan perilaku
elektromagnetik bumi akibat getaran gempa
9. Gambar di samping merupakan rekaman endapan tsunami yang diperoleh dalam
parit uji di sekitar pantai di Nias. Dari gambar tersebut ditemukan bahwa telah
terjadi beberapa kali tsunami, yaitu pada lapisan yang ditunjukkan oleh lapisan A,
B, C, D, dan E. Apabila lapisan A terjadi pada tahun 1365 dan lapisan E terjadi pada
tahun 1996. Diasumsikan terbentuknya endapan terjadi pada periode yang sama,
maka endapan lain terjadi pada….
a. B sekitar 1520, C sekitar 1675, D sekitar 1830
b. B sekitar 1526, C sekitar 1685, D sekitar 1835
c. B sekitar 1525, C sekitar 1690, D sekitar 1837
d. B sekitar 1523, C sekitar 1680, D sekitar 1838
e. B sekitar 1515, C sekitar 1685, D sekitar 1827
E
D
C
B
A
10. Terdapat data yang menunjukkan bahwa pergeseran maksimum pada waktu gempa 2005 adalah
9-11 meter, sedangkan kecepatan penunjaman adalah ± 40 mm/tahun. Perkiraan waktu yang
diperlukan oleh proses tektonik untuk memproduksi gempa dengan intensitas yang relatif sama
adalah…
hal. 7
a.
b.
c.
d.
e.
225-275 tahun
220-280 tahun
227-280 tahun
225-270 tahun
230-275 tahun
11. Berdasarkan kondisi tektonik posisinya Pulau Nias tepat terdapat di daerah subduksi ini, maka
akibat adanya subduksi tersebut akan terdapat kondisi perairan laut yang sempit tetapi sangat
dalam yang dinamakan…
a. Danau laut
b. Palung (Trench)
c. Sea mount
d. Guyot
e. Table mount
12. Dengan kejadian pengangkatan daratan pulau tersebut maka akan terjadi perubahan garis
pantai, maka akan terjadi…
a. Garis pantai akan mundur
b. Garis pantai akan maju
c. Garis pantai seimbang
d. Garis pantai Tetap
e. Garis pantai dapat maju dan mundur
13. Dengan kejadian pengangkatan daratan pulau tersebut akan terjadi perubahan garis pantai, maka
akan terjadi…
a.
b.
c.
d.
e.
Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Turun sebesar 0,50-1,00 meter
Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Naik sebesar 0,50-1,00 meter
Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Naik –T urun sebesar 0,50-1,00 meter
Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Tetap
Kondisi Mean Sea Level (MSL) akan Berubah-ubah
14. Peralatan yang dipergunakan untuk pengukuran tinggi rendahnya muka air laut rata-rata atau
Mean sea Level (MSL) adalah :
a. Wave Recorder
b. Tidal Recorder
c. Tidal Gauges
d. Tidal Wave
e. Current Recorder
15. Berdasarkan informasi di atas maka faktor yang menyebabkan suatu daerah terkena gelombang
tsunami adalah…
a. Kondisi kemiringan/kelandaian pantai terjal dan daratan tinggi serta gelombang tinggi
b. Kondisi kemiringan/kelandaian pantai landai dan daratan rendah serta gelombang rendah
c. Kondisi gelombang tinggi kemiringan/kelandaian pantai tinggi dan daratan rendah
d. Kondisi gelombang tinggi kemiringan/kelandaian pantai terjal dan daratan tinggi
e. Kondisi gelombang tinggi dan kemiringan/kelandaian pantai landai serta daratan rendah
hal. 8
16. Kondisi perairan P. Bale secara geografis terletak di pantai barat Sumatera dan berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia. Oleh karena itu maka pada saat angin berhembus dari arah
tenggara dengan nilai fetch yang besar menyebabkan kondisi gelombang dengan tinggi
gelombang (H) relatif besar sekitar 1,5 meter. Dengan adanya kejadian gempa dan terjadi
tsunami maka tinggi gelombang bertambah 2 meter. Pilih pernyataan yang paling benar…
a. Tinggi gelombang di P. Bale maksimal 1,5 m + 2 m,
b. Tinggi gelombang di P. Bale lebih kecil sama dengan 1,5 m + 2 m
c. Tinggi gelombang di P. Bale lebih besar 1,5 m + 2 m,
d. Tinggi gelombang di P. Bale lebih kecil 1,5 m + 2 m
e. Tinggi gelombang di P. Bale sama dengan 1,5 m + 2 m
17. Dengan adanya kejadian gempa dan terjadi tsunami maka tinggi gelombang bertambah 2 meter.
Pilih pernyataan yang paling benar…
a. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode
gelombang panjang
b. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode
gelombang pendek
c. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode
gelombang sedang
d. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang tinggi, tetapi periode
gelombang tetap
e. Gelombang tsunami terjadi menunjukkan bahwa tinggi gelombang sedang , tetapi
periode gelombang pendek
18. Di Pulau Nias pasang surutnya adalah..
a. Dalam Satu hari terdapat satu kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang dan
surutnya sama
b. Dalam satu hari terdapat dua kali pasang dan satu kali surut dengan tinggi pasang berbeda,
tetapi surutnya sama
c. Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang dan surut
hamper sama
d. Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi pasang dan tinggi
surut berbeda
e. Dalam satu hari terdapat satu kali pasang dan satu kali surut dengan tinggi beda
19. Kedudukan muka air akibat kejadian pasang surut laut antara lain MSL (Mean Sea Level);
sedangkan yang dimaksud dengan HHWl adalah…
a. Kedudukan muka air pada kondisi Air Tinggi (High Water Level)
b. Kedudukan muka air pada kondisi Air Tertinggi (Highest Water Level)
c. Kedudukan muka air Tinggi Air Tertinggi (High Highest level)
d. Kedudukan muka air Tertinggi tinggi (Highest High Water Level)
e. Kedudukan muka air pada kondisi air tertinggi Tertiinggi (Highest Highest water Level)
hal. 9
20. Kita mengenal tentang arus laut, dimana arus laut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu
karena suhu air laut, karena angin dan sebagainya. Arus yang disebabkan oleh angin di katulistiwa
adalah…
a. Oyashio Current
b. Kuroshio Current
c. Arlindo Current
d. Density Current
e. Equator Current
21. Dengan memperhatikan Gambar 5, maka kita dapat menentukan bahwa kota Banda Aceh akan
memiliki pola curah hujan …
a. Ekuatorial
b. Monsunal
c. Sublokal 1
d. Sublokal 2
e. Ekuinox
22. Dari Gambar 5 diketahui pula bahwa Pulau Nias tidak mengenal musim kemarau sehingga dapat
dikatakan, jika terjadi kerusakan hutan dan lingkungan, maka bahaya meteohidrologis akan terus
mengancam Nias sepanjang tahun. Namun demikian dari pola curah hujan dapat diperkirakan
puncak bencana meteohidrologis akan terjadi pada…
a. Maret – April
b. Juni – Juli
c. September – Oktober
d. November – Desember
e. Januari – Februari
23. Sirkulasi Walker yang dimaksud dalam narasi di atas, adalah …
a. Sirkulasi Zonal
b. Sirkulasi Meridional
c. Sirkulasi Monsunal
d. Sirkulasi Lokal
e. Sirkulasi Harian
24. Pola hujan monsunal sangat dipengaruhi oleh angin monsoon. Suatu wilayah dinyatakan sebagai
wilayah monsoon apabila memenuhi 3 persyaratan (Ramage, 1971) yaitu: a). Perubahan arah
angin “Prevailing” antara bulan Januari dan Juli minimal 1200, b). Frekuensi rerata angin
“Prevailing” ≥ 40% dan c). Kecepatan angin rerata harus ……. m/detik
a. ≤ 5
b. ≥ 5
c. ≤ 3
d. ≥ 3
e. a – d salah
25. Salah satu alat meteorologi yang biasanya di tempatkan dalam sangkar meteorologi adalah yang
disebut Atmometer atau Piche. Alat ini digunakan untuk mengukur parameter cuaca ……..
a. Kelembaban
b. Tekanan
c. Penguapan
hal. 10
d. Temperatur
e. Jenis presipitasi/emdapan
26. Jika diketahui luas total wilayah Pulau Nias adalah 5625 km2 dan jumlah curah hujan pada bulan
terkering 210 mm, berapa liter air curah hujan yang jatuh dalam satu hari (asumsi hujan
terdistribusi secara merata dan sebulan 30 hari) di atas wilayah Teluk Dalam dan sekitarnya yang
memiliki luas ≈ 1 % dari wilayah Nias?
a. 11.812,50 x 106 liter
b. 393,75 x 106 liter
c. 11.418,75 x 106 liter
d. 12.206,25 x 106 liter
e. a – d, salah
Pay attention to the south coastline of North Sumatera Province as shown by coastline sketch as in
the picture below. Use the coastline sketch to answer questions number 27 and 28.
27. It is well known that coastline affect the direction of sea breeze. Considering geographical position of
Sumatera island which is slant against horizontal line, determine the direction of the sea breeze at
afternoon at the point A and C
a. East
b. South East
c. South
d. South West
e. West
28. At which points are clouds most probable to form because of convergence? (Pick the most correct
answer)
a. A and B
b. A and C
c. A and D
d. B and C
e. B and D
29. Angin laut dan angin darat akan terbentuk apabila ada perbedaan temperatur yang cukup besar antara
keduanya. Angin laut mulai bertiup ketika temperatur daratan lebih panas 100 – 180 dari laut sehingga
pada siang hari akan terbentuk ……………..di atas daratan dimana peristiwa konveksi akan terjadi
sehingga terbentuk awan cumulus. (Pilih yang paling benar)
a. Shallow cold front
b. Inversi
c. Sea breeze front
hal. 11
d. a, b benar
e. a, c benar
30. Di suatu lokasi dekat Gunung Sitoli memiliki posisi 1⁰15’ N dan 97⁰36’ E, pada tanggal berapa
sajakah di tahun 2015 ini seseorang akan tampak tidak memiliki bayangan pada jam 12 siang di
lokasi tersebut?
a. 27 Maret dan 17 September
b. 22 Maret dan 22 September
c. 21 Juni dan 22 Desember
d. 1 Januari dan 1 Mei
e. a – d, salah
31. Dalam bulan Maret setiap tahunnya, posisi matahari dilihat dari Bumi berada di rasi Pisces. Pada
bulan apakah rasi Pisces akan terlihat di meridian tepat pada saat tengah malam?
a. Juni
b. Juli
c. Agustus
d. September
e. Oktober
32. Fenomena apakah yang dirasakan oleh manusia sehubungan dengan variasi konfigurasi Bumi,
Bulan dan Matahari?
a. Anomali meteorologi
b. Pasang surut air laut
c. Kecepatan sudut rotasi bumi
d. Sistem penanggalan
e. Pemanasan global
33. Pada tanggal 28 Maret 2005, berapakah deklinasi matahari?
a. 01:24.3
b. 00:24.3
c. +00:24.3
d. +01:24.3
e. +02:24.3
34. Tinjaulah bulan yang menurut almanak pada tanggal tersebut terbit pada jam 21:31 WIB Apakah
fase bulan saat itu?
a.
Baru
b.
Gembung awal
c.
Purnama
d.
Gembung akhir
e.
Sabit akhir
35. Pada waktu gempa terjadi, jam berapakah waktu sideris lokal setempat?
a. Pukul 09:09
b. Pukul 10:09
c. Pukul 11:09
d. Pukul 12:09
hal. 12
e. Pukul 13:09
Perhatikanlah carta langit utara (grid ekuatorial) yang diamati dari lokasi pusat gempa sebagai berikut.
Dalam carta ini ditunjukkan ekliptika.
36. Salah satu rasi yang merupakan zodiak adalah:
a. Ursa Majoris
b. Gemini
c. Orion
d. Canis Majoris
e. Lynx
37. Obyek langit yang merupakan bintang sirkumpolair berdasarkan carta bintang yang ditunjukkan
di atas untuk lokasi Nias adalah
a. Polaris
b. Betelgeuse
c. Pollux
d. Castor
e. Sirius
38. Dari carta ini berapakah Asensio Rekta bulan?
a. 11j:39m
b. 12j:39m
c. 13j:39m
d. 14J:39m
hal. 13
e. 15j:39m
39. Merujuk pada peristiwa gempa ini, bilamana terjadinya bulan baru?
a. 6 Maret
b. 7 Maret
c. 8 Maret
d. 9 Maret
e. 10 Maret
40. Bulan Maret setiap tahunnya merupakan bulan yang penting dalam Astronomi karena pada
bulan ini Matahari berada di Vernal Equinox. Pada saat itu
a. Pukul 00.00 Waktu Lokal berkorespondensi dengan pukul 00.00 Waktu Sideris lokal
b. Pukul 00.00 Waktu Lokal berkorespondensi dengan pukul 06.00 Waktu Sideris lokal
c. Pukul 00.00 Waktu Lokal berkorespondensi dengan pukul 12.00 Waktu Sideris lokal
d. Pukul 00.00 Waktu Lokal berkorespondensi dengan pukul 18.00 Waktu Sideris lokal
e. Pukul 00.00 Waktu Lokal berkorespondensi dengan pukul 21.00 Waktu Sideris lokal
hal. 14
Esai
1. Terdapat data seri kejadian tsunami yang berlangsung dari tahun 1000 sampai tahun 2014.
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
TAHUN
KEJADIAN
1095
1101
1128
1155
1227
1238
1254
1256
1267
1288
1305
1345
1375
SR
6,5
8.5
7,8
6,4
3,4
7,8
3,5
8,4
7,8
4,4
3.8
5,9
7.6
KEJADIAN
TSUNAMI
tidak
tsunami
tsunami
tidak
tidak
tsunami
tidak
tidak
tsunami
tidak
tidak
tidak
tsunami
NO
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
TAHUN
KEJADIAN
1478
1580
1597
1706
1965
1989
2001
2003
2005
2010
2012
2014
SR
6,5
7,9
6,8
8,5
5,2
5,7
8,7
4,4
7,5
6.7
3,5
6,9
KEJADIAN
TSUNAMI
Tidak
Tsunami
Tidak
tsunami
Tidak
Tidak
tsunami
Tidak
tsunami
Tidak
Tidak
tsunami
Dari data tersebut…
a. Berapa persen peluang terjadinya tsunami dalam kurun waktu tersebut
b. Berapa persentase gempa besar namun tidak diikuti oleh kejadian tsunami
c. Terdapat periodisasi gempa 100-200 tahunan yang diikuti dengan terjadinya tsunami, tahun
berapa sajakah itu?
2. Kejadian gempa tercatat pada suatu seismogram seperti di bawah ini. Pada seismogram yang di
bawah, tentukan dimana posisi mulai terdeteksinya gelombang P, gelombang S dan gelombang
permukaan.
hal. 15
3. Gambarkan tipe pasang surut di P. Nias.
4. Diketahui bahwa gempa mengangkat bagian barat Pulau Nias sampai 3 m. Jika elevasi P. Nias
bagian barat sebelum terjadi gempa bumi misalkan sekitar 3 meter di atas permukaan laut.
Kondisi gelombang normal (tidak terjadi tsunami) dengan tinggi gelombang relatif besar adalah
sekitar 1,5 meter. Dengan adanya kejadian gempa dan terjadi tsunami maka tinggi gelombang
bertambah 3 meter.
a. Buatlah sketsa potongan melintang kondisi daratan dan perairan laut di Pulai Nias tersebut
sebelum terjadi gempa dan tsunami.
b. Buatlah sketsa potongan melintang kondisi daratan dan perairan laut di Pulai Nias tersebut
dan gambarkan tinggi air genangan di perairan depan P. Nias sebelum terjadi Tsunami
c. Buatlah sketsa potongan melintang kondisi daratan dan perairan laut di Pulai Nias tersebut
dan gambarkan tinggi air genangan di perairan depan P. Nias saat terjadi Tsunami
5. Puncak tertinggi di Kabupaten Nias Selatan menunjukkan ketinggian lokasi 550 m dari permukaan
laut dan tekanan udara terbaca 947,25 hPa. Berapakah tekanan udara di pantai Teluk Dalam, jika
densitas udara adalah 1,2 kg/m3 dan tidak berubah terhadap ketinggian serta percepatan gravitasi
10 m/detik2.
6. Salah satu bencana meteorologi yang terkenal di Indonesia adalah angin puting beliung yang
dapat merobohkan pepohonan dan rumah sehingga dapat menimbulkan kerugian harta benda
maupun jiwa. Jika diketahui energi kinetik suatu benda dengan masa m yang bergerak dengan
kecepatan v adalah 0,5 m . v2 , hitunglah energy kinetik angin (ρ = 1,2 kg/m3) dengan kecepatan
10 m/detik yang mendorong sebuah rumah dengan penampang melintang seluas 50 m2.
7. Dari lokasi episentrum gempa, seorang pengamat membekali diri dengan sebuah refraktor dengan
diameter lensa obyektif 40 mm, nisbah fokal 10,5 dan eyepiece dengan panjang fokus 12 mm
dan medan pandang semu 45.
a. Hitunglah pembesaran refraktor tersebut
b. Hitung pula medan pandangnya
c. Jika bulan memiliki diameter 3474,8 km dan saat pengamatan berjarak 376.898 km dari Bumi,
apakah seluruh piringan bulan akan tampak dengan menggunakan refraktor ini? Uraikan
penjelasannya.
8.
Gaya gravitasi Bulan berperan penting dalam menimbulkan pasang naik permukaan air laut.
Perubahan bentuk permukaan hidrosfer Bumi akibat gaya tarik Bulan dan Gaya sentrifugal Bumi
dapat digambarkan sebagai berikut,
hal. 16
Ke Bulan
Rotasi Bumi
Percepatan sentrifugal
Percepatan gravitasi Bulan
Percepatan pasang
Jika diketahui m massa Bulan yang gaya gravitasinya berpengaruh pada permukaan Bumi, R adalah jarijari Bumi dan rL adalah jarak Bumi ke Bulan, maka dari gambar di atas,
a. Rumuskanlah percepatan pasang (aT) di titik A dan titik B dengan asumsi gaya sentrifugal sama di
seluruh permukaan Bumi.
b. Jika saat gempat Nias diketahui jarak bumi-bulan = 376.898 km , maka hitunglah percepatan pasang
laut di lokasi pusat gempa
c. Dalam waktu 1 jam dengan berapakah kenaikan pasang air laut? Asumsikanlah bahwa permukaan
air laut tidak memiliki kecepatan awal vertikal.
Besaran-besaran penting
G=6,673841011 m3/det2 kg
RBumi=6378,14 km
mBulan=7,351022 kg
hal. 17
Download