BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Seringkali suatu definisi komunikasi berbeda bahkan bertentangan dengan definisi lain. Tahun 1976 saja Frank Dance dan Carl Larson telah mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang berlainan. Sekarang jumlah definisi yang telah dikemukakan para ahli ternyata jauh lebih banyak lagi.3 Istilah communis merupakan suatu istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul dari kata komunikasi. Kata communis ini merupakan akar dari kata latin lainnya yang mirip. Pengertian tersebut pada hakekatnya mengartikan bahwa “suatu pemikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara bersama”.4 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi berasal dari bahasa latin “communication” yang berarti “pemberitahuan” atau pertukaran pikiran”. 5 3 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya.bandung 2007 4 Elvirano Ardianto dan Bambang Q.Aness,Filsafat Ilmu Komunikasi. (Bandung: Simbiosa Rekatama,Media,2007),hal 2. 5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. 9 10 Definisi Komunikasi menurut Willian I Gorden adalah Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaaan. Menurut Carl I Hovland, komunikasi adalah : upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi Hovland di atas menunjukkan bahwa yang dijadikan obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, tetapi juga pembentukan pendapat umum (opinion public) dan sikap public (public attitude) yang dalam kehidupan sosial politik memainkan peranan yang sangat penting. Dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasi sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. (communication is process to modify the behavior of other individual).6 Komunikasi dari definisi MacBridge dalam buku Many Voice One World, bahwa komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya dipandang sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. 7 “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan dengan cara : 1. Membangun hubungan antar sesama manusia 2. Melalui pertukaran informasi 3. Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta 6 Carl I Hovland, 2007, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Onong Uchjana Effendi, Rosda, hal.10 7 Sean MacBridge,hal. 27 11 4. Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu “8 2.1.2. Unsur – unsur Komunikasi Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : 1. Sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber menyampaikan informasi yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), dan dirubah dalam seperangkat simbol verbal dan atau non verbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. 2. Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat mempresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik 8 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2007).hal.19 12 ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet). Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara non verbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui musik, lukisan, patung, tarian dan sebagainya. 3. Saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran non verbal. Pada dasarnya komunikasi manusia menggunakan dua saluran yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita untuk menerima pesan dari orang lain. 4. Penerima (receiver), (destination), sering komunikate juga disebut (communicatee), sasaran/tujuan penyandi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. 5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak 13 bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya. Kelima unsur di atas sebenarnya belum lengkap, bila kita bandingkan dengan unsur-unsur komunikasi yang terdapat dalam model-model lebih baru, seperti : umpan balik (feed back), gangguan/kendala komunikasi (noise/barriers) dan konteks atau situasi komunikasi. Sebenarnya dalam peristiwa komunikasi begitu banyak unsur yang terlibat. Kesemua unsur itu saling bergantung dan atau tumpang tindih, namun diasumsikan terdapat unsur-unsur utama yang dapat diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam suatu model. 2.1.3. Fungsi Komunikasi Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan komunikasi kita dapat memelihara hubungan baik dengan kata lain, komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antar manusia dalam bermasyarakat.9 Menurut A.W. Widjaja, fungsi komunikasi adalah : 1. Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan 9 Hafied Cangara.hal.59 14 agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan agar orang lain dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi, yaitu menyediakan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap sebagai anggota yang efektif dalam lingkungannya, sehingga ia sadar akan fungi sosialnya sebahgai manusia yang harus berinteraksi dengan lingkungan dan dapat berperan aktif didalam masyarakat. 3. Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan san keinginannya serta mendorong kegiatan individu. 4. Diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan unuk persetujuan.10 2.1.4. Tujuan Komunikasi Dari fungsi komunikasi yang telah dijabarkan diatas,maka akan muncul tujuan yang akan dicapai dalam proses komunikasi seperti yang disebutkan oleh Onong Uchjana Effendy, antara lain : a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat ( opinion change) 10 A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masnyarakat. (Jakarta : Penerbit Bumi Aksara,1993). Hal 64-65. 15 c. Perubahan perilaku (behavior change) d. Perubahan Sosial (social change)11 Dari tujuan komununikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan komunikasi seseorang melakukan komunikasi untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat melakukan perubahan, seperti perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan pendapat dari setuju menjadi setuju, perubahan perilaku dari suka menjadi tidak suka, serta perubahan sosial dimana dengan komunikasi kita dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan siapa saja tanpa membedakan status sosial. 2.1.5. Komunikasi Efektif Komunikasi dikatakan efektif bila pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, dan pihak yang menerima pesan tersebut dapat memberikan feed back sehingga terjadi komunikasi dua arah. Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya. 11 Onong, op.cit. hal. 8 16 Istilah efektif (effective) dan efisien (efficient) merupakan dua istilah yang saling berkaitan dan patut ihayati dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Tentang arti dari efektif maupun efisien terdapat beberapa pendapat. Arti efektif dan efisien adalah sebagai berikut : “When a specific desired end is attained we shall say that the action is effective. When the unsought consequences of the action are more important than the attainment of the desired end and are dissatisfactory, effective action, we shall say, it is inefficient. When the unsought consequences are unimportant or trivial, the action is efficient. Accordingly, we shall say that an action is effective if it specific objective aim. It is efficient if it satisfies the motives of the aim, whatever it is effective or not”. Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif. Tetapi bila akibat-akibat yang tidak dicari dari kegiatan mempunyai nilai yang lebih penting dibandingkan dengan hasil yang dicapai, sehingga mengakibatkan ketidakpuasan walaupun efektif, hal ini disebut tidak efisien. Sebaliknya bila akibat yang tidak dicari-cari, tidak penting atau remeh, maka kegiatan tersebut efisien. Sehubungan dengan itu, kita dapat mengatakan sesuatu efektif bila mencapai tujuan tertentu. Dikatakan efisien bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas apakah efektif atau tidak).12 Menurut Hendrix (1995) dalam buku ”The Public Relations Handbook”, ia menyatakan bahwa untuk mendapatkan komunikasi yang efektif terdapat impact obejective yang akan dituju antara lain : To increase employee knowledge organisation activities and policies To enhance favourable employee attitudes towards the organisations To receive more employee feedback Selain impact objective terdapat juga output objective yang dituju antara lain : 12 Chester I. Barnard, op.cit, Hal. 27 17 To recognise employee accomplishment in employee communications To distribute communications on a weekly basis To schedule interpersonal communicatiion between management and a specific employee grup each month13 2.2. Komunikasi Organisasi 2.2.1. Definisi Komunikasi Organisasi Organisasi menurut Schein adalah suatu koordinasi kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab14. Berbagai pesan yang disampaikan baik dalam bentuk verbal maupun non verbal adalah penting bagi berfungsinya suatu sistem komunikasi organisasi. Terdapat 5 kategori unsur-unsur dasar yang membentuk organisasi : 1. Anggota Organisasi Pada suatu organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Orang-orang yang membentuk organisasi terlibat dalam beberapa kegiatan primer. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan pemikiran yang meliputi konsep-konsep, penggunaan bahasa, pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang 13 Alison Theaker , The Public Relation Handbook,Routledge,2001,pg 170 14 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, PT. Bumi Aksara, 2005. hal. 23 18 mencangkup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia lainnya yang bukan aspek intelektual. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan selfmoving yang mencangkup kegiatan fisik yang besar maupun yang terbatas. 2. Pekerjaan Dalam Organisasi Pekerjaan yang dilakukan anggota organisasi terdiri dari tugas-tugas formal dan informal. Tugas-tugas ini menghasilkan produk dan memberikan pelayanan organisasi. 3. Praktik-praktik pengelolaan Tujuan primer pegawai manajerial adalah menyelesaikan pekerjaan melalui usaha orang lain. 4. Stuktur Organisasi Stuktur Organisasi merujuk kepada hubungan-hubungan antara”tugas-tugas yang dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi”. Stuktur organisasi di tentukan oleh tiga variabel kunci : kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi; 1) Kompleksitas merupakan merupakan fungsi tiga faktor: tingkat di dalamnya terdapat perbedaan-perbedan antara unit-unit (diferensiasi horizontal) sebagai hasil spesialisasi yang ada dalam organisasi, 2) Formalisasi, merujuk kepada derajat standarisasi dan tugas-tugas. 3) Sentralisasi, merujuk kepada derajat keterkosentrasian pembuatan keputusan pada satu jabatan dalam organisasi. 19 5. Pedoman Organisasi Pedoman organisasi adalah serangkaian pernyataan yang mempengaruhi, mengendalikan, dan memberi arahan bagi anggota organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan. Di dalam organisasi pasti akan selalu terjadi proses komunikasi, baik kepada atasan, bawahan, maupun dengan rekan sejawat. Berapa besarkah kepentingan komunikasi itu dalam organisasi ? Tanpa komunikasi, akan menjadi tidak mungkin untuk menjembatani sikap dan perilaku dalam organisasi. Tidak akan ada organisasi sama sekali tanpa bentuk komunikasi tertentu. Para manajer mengabadikan sebagian besar waktunya untuk proses komunikasi seperti banyaknya eksekutif puncak yang mempergunakan lebih dari 75% waktu kerjanya untuk komunikasi15. Dengan adanya komunikasi para karyawan dapat mengetahui apa saja yang sedang dikerjakan oleh teman-teman sekerjanya, manajemen dapat menerima berbagai input informatif. Para supervisor dapat memberikan instruksiinstruksi yang diperlukan. Beberapa tokoh telah mengemukakan definisi komunikasi organisasi, antara lain : George A. Sanborn dan W. Charles Redding mengemukakan bahwa komunikasi organisasi tidak lain adalah suatu kegiatan pengiriman dan penerimaan informasi, dalam konteks organisasi yang kompleks. Maksud organisasi kompleks ini adalah bahwa dalam organisasi ada bagian-bagian seperti 15 Makmuri Muchlas, Perilaku Organisasi, Gajah Mada University, Jogjakarta, 2005. hal. 271 20 HRD, manajemen, dll yang mempunyai cara komunikasi yang berbeda-beda, dimana cara komunikasi antara satu komponen/ bagian berbeda dengan komponen lain. Dan termasuk dalam komunikasi organisasi adalah komunikasi downward atau komunikasi atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi bawahan kepada atasan, dan komunikasi. Sementara menurut Daniel katz robert khan”komunikasi organisasi merupakan arus informasi dalam organisasi”. Sedangkan menurut Harold zelko dan Frank dance mengemukakan bahwa ”komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang paling tergantung yang mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal”16. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan, dan komunikasi antar sesama karyawan yang sama tingkatannya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luar. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hirerkies antara satu dan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan17. 16 17 Arni Muhamad, op.cit. hal. 65-66 R.Wayne Pace Don F Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, tahun 2005. hal. 31 21 Goldhaber memberikan definisi komunikasi organisasi berikut18 “organizational communications is the process of creating and exchanging message within a network of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. 1. Proses. Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. 2. Pesan. Adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian, yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. 3. Jaringan. Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi mencangkup hanya dua orang, beberapa orang, atau keseluruhan organisasi. 4. Keadaan saling tergantung. Bila suatu bagian organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin 18 Opcit. hal. 67 22 juga kepada seluruh sistem organisasi. Begitu juga halnya dengan jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi. 5. Hubungan. Konsep kunci kelima dalam organisasi adalah hubungan. Karena organisasi merupakan sustu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagan itu terletak pada tangan manusia. Konsep kunci yang kelima dalam komunikasi organisasi adalah hubungan. 6. Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem . Lingkungan dapat dibagi menjadi dua yaitu, lingkungan internal dan lingkungan eksternal. 7. Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapakan . Menurut Joseph A.Devito komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi, didalam kelompok formal maupun informal organisasi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi. Isinya berupa cara- cara kerja didalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi : memo, kebijakan, pernyataan, jumpapers dan surat surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara social. Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri, tetapi lebih pada para anggotang secara individual.19 19 Abdullah Masmuh. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan Praktek.UMM Pers.2008.hal.6 23 2.2.2. Model Komunikasi Organisasi Salah satu definisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan satu kumpulan atau sistem individual yang melalui satu hierarki jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa di dalam suatu organisasi mensyaratkan adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang sangat jelas, seperti pimpinan, staf pimpinan dan karyawan. Disamping itu di dalam organisasi juga mensyaratkan adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam setiap institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang perkerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 20 Menurut Goldhaber, komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of messages within a network of interdependent relationship). Komunikasi organisasi dapat dilihat sebagai proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan komunikasi yang memungkinkan organisasi berfungsi. Dalam melakukan komunikasi organisasi, Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss dalam Human Communication menguraikan adanya 3 (tiga) model dalam komunikasi: 20 Sasa Djuarsa Senjaya, dkk, 2007, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, hal. 4.4 24 1. Model komunikasi linier (one-way communication), dalam model ini komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Komunikasinya bersifat monolog. 2. Model komunikasi interaksional. Sebagai kelanjutan dari model yang pertama, pada tahap ini sudah terjadi feedback atau umpan balik. Komunikasi yang berlangsung bersifat dua arah dan ada dialog, di mana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada satu saat bertindak sebagai komunikator, pada saat yang lain bertindak sebagai komunikan. 3. Model komunikasi transaksional. Dalam model ini komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan (relationship) antara dua orang atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah komunikatif. Tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan. 2.3. Definisi Public Relations (PR) Terdapat banyak penjabaran terhadap definisi public relation, tokoh profesional dan akademik Rex F.Harlow, mengumpulkan hampir 500 definisi yang ditulis antara 1900-an dan 1976, kemudian dia mendefinisikan elemenelemen utmanya guna menunjukan apa itu PR, bukan sekeddar apa yang dilakukan PR. Definisinya mencakup elemen konseptual dan operasional : 25 Public Relation adalah fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya; PR melibatkan manajemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara efektif, dan PR dalam hal ini adalah sebgai sistem peringatan dini untuk mengantisipasi arah perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang sehat dan etis sebagai alat utamanya.21 Semakin besar suatu organisasi, makin rumit manajemennya, semakin luas ruang lingkup Humasnya. Yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin organisasi / managernya.22 Salah satu tokoh komunikasi Roberto Simoes (1984) menyimpulkan apa yang dimaksud dengan Public Relation : 1. PR merupakan proses interaksi. PR menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak. 2. PR adalah fungsi manajemen. PR menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, baik internal maupun eksternal. Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan organisasinya. 3. PR merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu (PR adalah multidisiplin ilmu). PR menanamkan penertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi public, bertujuan menanamkan goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya. 4. PR merupakan profesi professional dalam bidangnya. Juga, PR merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan 21 Rex.F.Harlow, “Building Public Relation Definition,”Public Relation Review 2, No.4 (Winter,1976):36 22 Onong uchjana Effendi, Humasn Relations & public Relations dalam Manajemen, Bandung, CV Mandiri Maju, 1989, hal 96. 26 secara tepat dengan secara terus menerus. PR merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan. 5. PR merupakan penggabungan berbagai ilmu. PR merupakan penerapan kebijaksanaan dan pelaksanaannya melalui interpretasi yang peka atas berbagai peristiwa.23 Hubungan masyarakat (Humas) yang merupakan terjemahan bebas dari istilah Public Relations (PR) terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa saja yang berkepentingan dengannya.24 Sedangkan menurut Edward L. Bernays dalam bukunya “Public Relations” mengatakan : “Public relations has three meaning: (1) information given to the public; (2) persuasion directed to the public to modify attitudes and actions on an institution; (3) effort to integrated attitudes and actions of an institution. 25 2.3.1. Unsur-unsur Utama Public Relations (PR) Menurut Rex Harlow dan John E. Marston, maupun John Marston – 1978, unsur-unsur Public Relations (PR) adalah : 1. Fungsi manajemen yang melekat, menggunakan penelitian dan perencanaan yang mengikuti standar-standar etis. 23 Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF. Dasar-dasar Public Relation teori dan Praktik. PT Gramedia Widiasarana Indonesia.Jakarta,2002.hal.7 24 M. Linggar Anggoro, Teori & Profesi Kehumasan – Serta Aplikasinya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2001. 25 Jeffkins, Frank, 1996, Public Relations, Erlangga, Jakarta. 27 2. Suatu proses yang mencakup hubungan timbal balik antara organisasi dan publiknya. 3. Analisis dan evaluasi melalui penelitian lapangan terhadap sikap, opini dan kecenderungan sosial, serta mengkomunikasikannya kepada pihak manajemen/pimpinan. 4. Konseling manajemen untuk dapat memastikan kebijakan dan tata cara kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dalam konteks demi kepentingan bersama bagi kedua belah pihak. 5. Pelaksanaan program aktivitas yang di dalamnya terdapat perencanaan, pengkomunikasian, dan pengevaluasian. 6. Perencanaan dengan itikad yang baik, saling pengertian dan penerimaan dari pihak publiknya (internal dan eksternal) sebagai hasil akhir dari aktifitas public relations.26 2.3.2. Fungsi dan Peran Public Relation Menurut Edward L. Bernay, fungsi utama PR yaitu : 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. 26 Rosady, Ruslan, SH, MM, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, 1998, Hal. 17 28 Menurut Dozier dan Broom (1995), peranan Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori, yaitu : a. Penasehat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Hubungan praktisi pakar Public Relations dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara dokter dengan pasiennya. Artinya, pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar Public Relations (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. b. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator) Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 29 c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator) Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli Public Relations dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. d. Teknisi Komunikasi (Communication Techinician) Berbeda dengan tiga peranan praktisi Public Relations profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication. 30 2.3.3. Khalayak Public Relation 2.3.3.1. Khalayak Internal a. Pemegang Saham Pemegang saham atau pemilik perusahaan di kebanyakan negara yang baru mulai melakukan pembangunan industrinya ternyata mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh karena masih mudanya usia perusahaan dan seluruh karyawan mengidentikkan pemilik sebagai pemimpin spiritual perusahaan. Kalaupun perusahaan mengangkat manajer profesional, bobot keputusan masih tetap berada di tangan pemilik selama pemilik itu adalah pendiri. Hal ini akan berubah bila perusahaan telah melakukan go public dan tidak ada lagi konsentrasi kepemilikan saham pada pihak tertentu. Dalam keadaan yang demikian manajemen akan tampak lebih berkuasa. b. Manajer dan Top Executives Seperti dijelaskan pada pembahasan tentang pemilik, di perusahaan- perusahaan muda, manajer perusahaan berada di bawah kendali pemilik. Hanya dengan kapasitas yang memadailah seorang manajer dapat tampil secara otonom dalam mengelola perusahaan. 31 Belakangan ini pada posisi menengah perusahaan mulai tampak eksekutif muda yang mempunyai latar belakang pendidikan yang memadai. Para eksekutif muda ini umumnya lebih mudah memahami ruang lingkup pekerjaan-pekerjaan PR. c. Karyawan Karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang jabatan struktural. Karyawan biasa di bawah komando supervisor atau kepala seksi/kepala subseksi. d. Keluarga Karyawan Keluarga karyawan termasuk internal stakeholders, karena keluarga karyawan menaruh minat yang besar terhadap perusahaan tempat anggota keluarganya bekerja. 2.3.3.2. Khalayak Eksternal a. Konsumen Pasar dewasa ini amat tergantung kepada konsumen, yakni pria atau wanita yang membeli produk suatu perusahaan. Cabang ilmu Public Relations yang diarahkan pada konsumen disebut Marketing Public Relations. Marketing Public Relations adalah proses yang terdiri atas perencanaan, implementasi dan evolusi 32 program yang merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang dapat dipercaya dan menarik minat, khususnya dari perusahaan yang memenuhi kebutuhan, keinginan, kehendak dan perhatian konsumen. b. Bank Bank adalah lembaga komersial yang tidak hanya mengandalkan bunga yang diterima, melainkan juga jaminan atas pengambilan pinjaman pokok debitur. Oleh karena itu, selain melihat kelayakan usaha, bank juga akan terus memantau kredibilitas perusahaan, tingkat likuiditas dan jaminan yang dimiliki. c. Pemerintah Di Indonesia, menciptakan peranan lapangan pemerintah pekerjaan, dibutuhkan menyediakan untuk modal, melindungi para karyawan, melindungi sumber alam, mengatur hukum, mengatur dan merangsang minat investasi modal asing dan sebagainya. d. Pesaing Suatu sistem ekonomi yang sehat, selalu memperkenankan timbulnya perasingan. Dengan adanya persaingan, timbul 33 dorongan untuk memperbaiki kualitas produk, pelayanan, harga dan sebagainya. e. Komunitas Masyarakat yang tinggal, hidup dan berusaha di sekitar lokasi pabrik atau kantor suatu perusahaan adalah salah satu faktor yang turut mendukung kegiatan PR. 2.3.4. Tujuan Public Relations (PR) Tujuan diadakannya public relations adalah untuk membina hubungan baik dengan publiknya. Hubungan tersebut secara internal atau eksternal. Istilah publik dalam Public Relations merupakan khalayak sasaran dari kegiatan Public Relations. Publik itu disebut juga stakeholders, yakni kumpulan dari orang atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.27 2.4. Efektivitas 2.4.1. Definisi Efektivitas Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, efektivitas adalah suatu keadaan yang berhasil guna. Pengertian efektivitas menurut pendapat Gie (2001) adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu akibat yang dikehendaki. Sedangkan menurut Gibson, efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama. Konsep tersebut 27 Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Bandung, PT Remaja Rosda Karya, 1995, hal. 10 34 didasarkan pada pendekatan tujuan, yang bertujuan untuk menentukan dan mengevaluasi. Pengetian efektivitas secara umum yang tertuang dalam buku Audit Komunikasi Andre Harjana yaitu mengerjakan hal-hal yang benar, mencapai tingkat di atas pesaing, membawa hasil, menangani tantangan masa depan, meningkatkan laba-keuntungan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.28 Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tujuan yang terlebih dahulu dintentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa : ”Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.” Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986 : 35) adalah sebagai berikut : ”Efektivitas adalah seberapa pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran output anggaran atau seharusnya (OA) dengan ouput realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA)>(OS) disebut efektif. Adapun pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984) adalah: 28 Audit Komunikasi.Andre Harjana.Grasindo.Jakarta.hal 24 35 ” Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah besar input”. Dari pengertian-pengertian efektivitas yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, dan pihak yang menerima pesan tersebut dapat memberikan feed back sehingga terjadi komunikasi dua arah. Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya. Faktor-faktor penunjang komunikasi efektif menurut Wilbur Schramm adalah sebagai berikut : 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian komunikan. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. 36 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi keleompok di mana komunikan berada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Terjadinya efektivitas komunikasi dapat dilihat dari beberapa elemen yaitu : 1. Penerima atau pemakai Penerima pesan vs penerima yang dituju 2. Isi Yang diterima/ tersalur vs yang dimaksudkan 3. Ketepatan Waktu Sesuai jadwal vs menyimpang jadwal 4. Media Saluran yang digunakan vs saluran yang dimaksud 5. Format Struktur yang diterima vs yang dikirim 6. Sumber Orang yang melakukan vs bertanggung jawab. 37 2.5. Media Internal 2.5.1. Sejarah Media Pada dasarnya sejarah media adalah tentang informasi dan interpretasi : 1. Informasi adalah tentang bukti dari sumber primer dan sekunder. Sumber primer dapat berupa wawancara dengan seorang produsen film, atau satu eksemplar Undan-undang Penyiaran 1991. Hal ini adalah inforamsi tangan pertama. Sumber sekunder dapat berupa contoh materi media apa pun – suatu majalah atau acara televisi. Hal ini adalah informasi tangan kedua karena berasal dari para produser, institusi. Kita dapat mendeduksi pelbagai hal dari membaca suatu artikel koran, tetapi hal ini tidak sama dengan berbicara kepada reporter dan editor yang mula-mula memproduksinya. 2. Interpretasi adalah tentang pemahaman seseorang akan bukti tersebut, teori-teori yang dibentuk tentang sifnifikansi informasi tersebut. 2.5.2. Definisi Media Internal Media internal adalah publikasi menggunakan media yang secara khusus dibuat oleh organisasi untuk kalangan lingkungan dalam (internal). Media ini biasanya memiliki format sebagai majalah, tabloid dan lainnya. Bentuk yang 38 digunakan untuk media internal tergantung dari besar-kecilnya organisasi dan anggaran yang tersedia. Pengertian media internal secara luas dapat diartikan sebagai bahan informasi yang diterbitkan secara teratur oleh bagian internal perusahaan atau lembaga pemerintahan. Dalam publikasi media internal dikenal publikasi karyawan, yang tujuannya adalah : 1. Menjaga karyawan agar tetap mendapat informasi strategis. 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk menjalankan tugas mereka dengan baik. 3. Mendorong karyawan untuk memelihara dan memperkuat standard organisasi dan komitmen pada peningkatan kualitas, meningkatkan efisiensi, pelayanan, dan tanggung jawab sosial yang lebih besar. 4. Mengakui prestasi dan kesuksesan karyawan. 5. Menciptakan peluang komunikasi dua arah dengan meminta umpan balik, pertanyaan dan perhatian karyawan. 2.5.3. Manfaat media internal 1. Sebagai media penyebarluasan informasi tentang operasional perusahaan, mensosialisasikan kebijakan perusahaan dan mengangkat isu umum masalah-masalah perusahaan. 2. Saat dimanfaatkan dengan baik, media internal mampu mendekatkan karyawan dan perusahaan. Pengukuran keberhasilan 39 media internal adalah saat karyawan merasa menjadi bagian dari organisasi melalui media internal. 3. Dapat membantu saling pengertian antar karyawan. 4. Menanamkan budaya organisasi, mempertahankan dan mensosialisasikan perubahan. 2.5.4. Fungsi Media Internal: 1. Media hubungan komunikasi internal dan eksternal dalam upaya pencapaian pesan-pesan perusahaan kepada pemilik (shareholder), khlayak terkait (stakeholder) mengenai aktivitas perusahaan, manfaat produk barang dan jasa. 2. Ajang komunikasi antar karyawan. Misalnya: kegiatan usaha, wisata, kegiatan karyawan. 3. Media bagi staf Public Relations dalam tulis menulis. 4. Nilai tambah bagi Public Relations untuk menerbitkan in house journal yang bermutu, terbit berkala dan teratur, penmapilan profesional, lay out dan isi yang ditata apik, cover menarik. 2.5.5. Bentuk-Bentuk Media Internal 1. Buletin biasanya digunakan sebagai komunikasi reguler antara karyawan dan atasannya. 40 2. Nawala - berisi pokok-pokok berita untuk pembaca yang sibuk. Formatnya biasanya memiliki 2-8 halaman, berukuran A4, dengan tulisan-tulisan ringkas tanpa gambar. 3. Majalah - berisi karangan khas, tulisan artikel, gambar atau foto, dan biasanya terbit secara berkala. Formatnya biasanya berukuran A4. 4. Tabloid atau koran tabloid - mirip surat kabar umum dengan pokok-pokok penting, artikel pendek, dan ilustrasi. 5. Majalah dinding - media komunikasi yang ada di titik-titik tertentu lokasi suatu organisasi. Formatnya biasanya berisi poster-poster kecil. Secara umum dipahami bahwa istilah “media” mencakup sarana komunikasi seperti pers, media penyiaran (broadcasting) dan sinema. Namun, terdapat rentang media yang luas mencakup pelbagai jenis hiburan (entertainment) dan informasi untuk audiens yang besar – majalah atau industri musik.(Graeme Burton – Pengantar untuk Memahami Media dan Budaya Populer).