BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2.1.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen Prof. Oie Liang Lee, Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alatalat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Plunket dkk (2005:5) ”Manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara individual maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait (Perencanaan pengorganisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang). Sedangkan menurut James A.F. Stoner (2006) “Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”. Kegiatan pemasaran dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya perusahaan yang utama, di samping kegiatan produksi dan pembelajaran perusahaan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus mampu menjadi penghubung yang baik antara pihak produsen dengan konsumen. Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012:28) adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk 5 menciptakan,mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan untuk mengelolah hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi. Konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan dan permintaan sehingga pemasaran saling menghubungkan antara ketiga konsep ini. Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran bukan hanya sekedar ada hubungannya dengan menjual produk tetapi di dalam pemasaran tersebut ada suatu proses sosial yang dilakukan antara kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli yang saling memberikan kontribusinya dalam kontak komunikasi yang dilakukan dan berjalan seiring proses perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan yang akhirnya mengarah pada laba. Manajemen pemasaran terjadi bila setidaknya satu pihak dalam pertukaran potensial memikirkan sasaran dan cara mendapatkan tanggapan yang dia kehendaki dari pihak lain. Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler adalah ”proses yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan itu sendiri dan mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai balasan ” (Kotler & Armstrong 2012: p29). Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta gagasan; berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat. 6 2.1.2 Bauran Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2012:51-52) ” Bauran pemasaran (Marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaran. Alat bauran pemasaran dalam empat kelompok, yang biasa disebut the four Ps yaitu Product,Price,Place dan Promotion. Selanjutnya Kotler dan Amstrong menjelaskan mengenail pengertian komponen dalam 4 Ps, Sebagai berikut : 1. Product (Produk) adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan konsumen. Apapun yang dapat memuaskan konsumen dapat disebut juga sebagai peoduk. 2. Price (Harga) merupakan sejumlah uang yang diperlukan untuk membayar produk atau jasa. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa harga adalah sejumlah nilai konsumen yang dipertukarkan untuk memiliki atau mengunakan suatu produk atau jasa.Harga adalah satusatunya elemen marketing mix yang menghasilkan revenue. 3. Place (Tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedian bagi pasar sasaran.Bertujuan untuk menjamin ketersediaan produk,sehingga mudah dalam mendapatkan produk yang meliputi channels,coverage,assortments,locations,inventory dan transport. 4. Promotion (Promosi), yaitu cara perusahaan untuk melakukan komunikasi marketing. Marketing communication mix terdiri dari 4 7 komponen utama yang saling berkaitan yaitu : advertising (periklanan), promosi penjualan,public relations, dan personal selling. 2.1.3 Konsep Manajemen Pemasaran Ada 5 (lima) konsep pemasaran yang mendasari cara organisasi melakukan kegiatan pemasarannya (Sunarto, 2004: 13-16), yaitu: 1. Konsep Produksi Konsep produksi (production concept) menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang mudah diperoleh dan sangat terjangkau, karenanya manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi produksi dan distribusi. Konsep produksi masih menjadi falsafah yang bermanfaat dalam 2 (dua) tipe situasi : yang pertama, ketika permintaan produk melebihi penawaran, manajemen harus mencari cara meningkatkan produksi. Kedua, ketika biaya produksi terlalu tinggi, perbaikan produktivitas diperlukan untuk menurunkannya. 2. Konsep Produk Konsep utama yang menjadi pedoman penjual konsep produk, konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu terbaik, kinerja terbaik dan bersifat paling inovatif. Dalam hal ini perusahaan memusatkan perhatian untuk membuat produk yang lebih baik dan terus-menerus menyempurnakan produknya. 3. Konsep Penjualan 8 Konsep penjualan (selling concept) beranggapan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar-besaran. 4. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran (marketing concept) menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi tergantung pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan pesaing. 5. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial Konsep pemasaran berwawasan sosial (social marketing concept) menyatakan bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar sasaran. Organisasi harus memberikan nilai superior kepada pelanggan dengan suatu cara yang dapat menjaga dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep ini berusaha menyeimbangkan antara keuntungan perusahaan, kepuasan pelanggan dan kepentingan umum 2.2 Periklanan 2.2.1 Pengertian Periklanan Periklanan pada dasarnya merupakan salah satu tahap dari pemasaran, yang tiap-tiap tahap itu bagaikan mata rantai yang saling berhubungan dan jaringannya akan terputus jika salah satu mata rantai itu lemah. Periklanan menjadi tahap yang 9 penting yang sama pentingnya dengan tahap-tahap lain dalam proses pemasaran. Definisi periklanan menurut Ranupandojo (2006 : 44) adalah: Periklanan adalah penyebaran atau pemberitaan secara terbuka baik secara tergambar atau secara tertulis/lisan melalui tempat/ruang/waktu/lain-lain alat penghubung (media) untuk pengenalan,pemberitahuan,membujuk untuk berbuat atau percaya pada satu hal. Ukuran dimensi dari iklan dikemukakan juga oleh Kotler & Keller (2012 : 504) Dalam membuat program periklanan manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan yang disebut 5 M sebagai berikut: a. Mission (misi) : Menentukan tujuan periklanan atau sasaran iklan. b. Money (uang) : Memutuskan anggaran periklanan. c. Message (pesan) : Memutuskan mengenai pesan iklan d. Media (media) : Memutuskan mengenai media iklan. e. Measurement (Evaluasi) : Evaluasi hasil iklan. 2.2.2 Macam – Macam Iklan Menurut Swastha (2002 : 245) periklanan adalah komunikasi non individu,dengan sejumlah biaya,melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,lembaga non laba,serta individu-individu. Tujuan perusahaan dalam program periklanannya, periklanan di bagi kedalam periklanan barang ( product advertising ), periklanan lembaga ( 10 Institusional advertising ), periklanan nasional, regional dan local serta periklanan pasar. 1. Periklanan Barang ( Product Advertising ) Dalam periklanan produk pemasang iklan menyatakan pada pasar tentang produk yang ditawarkan. Periklanan produk ini dibagi lagi didalam : a. Primary demand advertising Primary demand advertising merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara keseluruhan, tanpa menyebutkan suatu merek atau nama produsennya. Periklanan seperti ini biasanya dilakukan oleh gabungan pengusaha atau asosiasi perdagangan. b. Selective demand advertising Selective demand advertising ini hampir sama dengan primary demand advertising, hanya bedanya dalam selective demand advertising disebutkan barang yang ditawarkan. Periklanan ini juga dapat dikelompokkan kedalam periklanan langsung dan periklanan tidak langsung, penjual menginginkan adanya tanggapan yang cepat terhadap iklan, ini dapat dilakukan dengan menggunakan kupon yang harus dikirim kembali dengan cepat oleh pembaca, untuk memperoleh keterangan-keterangan lebih terperinci tentang produk yang diiklankan. Sedangkan kegiatan periklanan yang tidak langsung dibuat untuk mendorong permintaan dalam periode waktu yang lebih lama, Iklan ini dibuat untuk menyatakan konsumen bahwa produk tersebut ada dan menguntungkan. 2. Periklanan Kelembagaan ( Institusional Advertising ) 11 Periklanan kelembagaan atau corporate image advertising dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjualan dan ditujukan untuk menciptakan goodwill kepada perusahaan. Periklanan ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu : a. Patronage institusional advertising Dalam periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan bukannya motif produk tersebut. b. Public relations institusional advertising Periklanan di pakai untuk membuat pengertian yang lebih baik tentang perusahaan kepada karyawan, pemilik perusahaan, atau masyarakat umum. 3. Periklanan Nasional, Regional, dan Lokal Periklanan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis dimana kegiatan periklanan tersebut dilakukan. a. Periklanan Nasional Periklanan nasional sering disebut juga general advertising merupakan periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen dengan distribusi secara nasional, jadi pasar yang dituju sebagai sasaran adalah pasar nasional, dan media yang digunakan mempunyai siklus secara nasional. b. Periklanan Regional Periklanan regional adalah periklanan yang terbatas didaerah tertentu dan sebuah Negara. Biasanya periklanan seperti ini dilakukan penjual atau perusahaan yang mempunyai luar pasar pada sikap regional 12 c. Periklanan Lokal Periklanan lokal disebut juga retail advertising, biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja. Apabila periklanan ini dilakukan oleh produsen maka lebih dipentingkan merek produknya, tetapi kalau periklanan dilakukan oleh pengecer, maka lebih dipentingkan nama tokonya. Oleh karena itu, periklanan ini sering dilakukan bersama-sama antara produsen dengan para pengecernya. d. Periklanan Pasar Penggolongan periklanan yang lain adalah penggolongan yang didasarkan jenis atau sifat pasarnya.oleh karena itu jenis periklanannya tergantung pada sasaran yang dituju apakah konsumen, perantara pedagang, atau pemakai industri. Jenis periklanan tersebut adalah consumer advertising, trade advertising, industrial advertising. 2.2.3 Tujuan Periklanan Tujuan periklanan menurut keller (2012 : 504 ) adalah tugas komunikasi spesifik untuk dilaksanakan dengan audiens sasaran spesifik dalam periode waktu spesifik. Menurut Kotler dan Keller (2012 : 526) dalam memilih atau menetapkan pesan iklan, sebaiknya harus mempunyai daya tarik yang dimiliki 3 karakteristik didalamnya antara lain : 13 a. Harus bermakna, menunjukan manfaat yang membuat produk itu lebih diinginkan dan lebih menarik bagi konsumen. b. Daya tarik harus dapat dipercaya.Konsumen harus percaya bahwa produk/jasa akan memberikan manfaat yang dijanjikan . c. Daya tarik harus jelas, yaitu harus menjelaskan mengapa produk itu lebih baik daripada merek pesaing. 2.2.4 Anggaran Periklanan Setelah memutuskan tujuan periklanan. Langkah selanjutnya adalah memutuskan anggaran periklanan untuk setiap produk. Kotler & Keller (2012 : 504) menyatakan ada lima faktor yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran periklanan : a. Tahap dalam siklus hidup produk. Produk baru umumnya mendapat anggaran iklan yang besar untuk membangun kesadaran dan membuat pelanggan mencoba produk tersebut merek yang sudah mapan biasanya didukung anggaran periklanan yang lebih rendah sebagai rasio penjualan. b. Pangsa pasar dan Basis konsumen Merek dengan pangsa pasar yang tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya iklan sebagai presentase penjualan untuk mempertahankan pangsanya. Untuk memperbesar pangsa pasar dengan meningkatkan ukuran pasar memerlukan pengeluaran periklanan yang lebih besar. c. Persaingan dan Gangguan 14 Pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran iklan yang lebih tinggi suatu merek harus diiklankan besar-besaran agar terdengar di tengah kegaduhan pasar. Bahkan gangguan sederhana dari iklan yang tidak bersaing secara langsung dengan merek tersebut sudah menyebabkan perlunya periklanan yang lebih besar. d. Frekuensi Periklanan Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pasar konsumen juga sangat menentukan anggaran periklanan. e. Kemungkinan Subtitusi Produk Merk-merk dalam suatu kelas komoditas (misalnya rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Periklanan juga penting jika suatu merek dapat memberikan manfaat atau tampilan fisik yang unik. 2.2.5 Pesan Periklanan Isi komunikasi iklan adalah inti apa yang dapat dilakukan oleh iklan tersebut. Aspek ini sering disebut ”kreatif”, pesan atau isi iklan disebut ”pekerjaan kreatif ”. Iklan meliputi latihan menulis dan mendesain dalam kata-kata dan gambar, serta memerlukan kemampuan verbal maupun kemampuan menggambar yang memadai. Perbedaan antara satu iklan dengan iklan yang lain seringkali terletak pada pesan itu sendiri itulah arti komunikasi. 15 Fabey (1997 : 7) menyatakan inti sari dari proses komunikasi kreatif sebagai berikut: a. Menyepakati Brifing Brifing kreatif akan bermanfaat dalam merumuskan apa yang dibutuhkan dalam pesan komunikasi. Brifing kreatif tersebut akan menentukan elemen –elemen utama yang dibutuhkan dan akan bertindak sebagai pedoman untuk pekerjaan kreatif selanjutnya. b. Perumusan Strategi Kreatif Setelah Brifing tersebut disetujui, selanjutnya dirumuskan strategi yang akan menentukan arah umum iklan tersebut rencana keseluruhannya, atau atribut produk yang akan diketengahkan dan jenis janji atau bujukan yang akan dibuat. c. Penyusunan Konsep Inti sebuah iklan adalah gagasan yang ada dibelakangnya, apa yang akan dikatakan pada khalayak. Gagasan utama yang merangkum keseluruhannya. Tema pesan, yaitu konsep iklan itu adalah titik titik pusat iklan tersebut. Kampanye iklan akan berlanjut atau batal, berhasil atau gagal, semua tergantung pada kekuatan atau kelemahan konsep dasarnya. 2.2.6 Media Periklanan Beberapa media periklanan yang dapat digunakan antara lain: 16 1. Televisi, Pengguna media televisi (TV) sebenarnya lebih efektif dalam mempengaruhi konsumen, sebab dengan TV penyiarannya berupa gambar dan suara.media ini mampu menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas karena banyak orang menonton televisi secara teratur. 2. Radio, dengan menggunakan radio sebagai media dapat dicapai daerah seluas-luasnya sampai daerah terpencil. Radio merupakan media yang memiliki jangkauan selektif terhadap segmen pasar tertentu. 3. Surat Kabar, dengan media surat kabar dapat dicantumkan gambar dan tulisan sehingga detail dari produk yang diiklankan media ini mungkin tepat, meskipun demikian kelemahan pada media ini umumnya sekali dibaca terus dibuang sehigga penanaman brand image akan sia-sia. 4. Majalah, merupakan media yang lebih baik karena majalah mengkhususkan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu, disanding dengan surat kabar keuntungan penggunaan majalah sebagai media iklan adalah majalah ini dibaca berulang-ulang dan tidak sekali dibuang seperti surat kabar. 5. Media luar masyarakat adalah papan reklame, poster, spanduk dan lain lain yang bersifat memperkenalkan merek suatu produk. Papan reklame ini biasanya diletakkan pada tempat-tempat yang strategis degan gambar yang menarik. 2.2.7 Pemilihan Media Iklan Pemilihan media iklan sangat penting agar pesan yang disampaikan dalam iklan dapat efektif mencapai dan diterima konsumen sasaran. Menurut Kotler & 17 Keller (2012 : 504), seorang perencana diantara berbagai kategori media harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kebiasaan media dari konsumen sasaran, dimana melihat faktor demografi serta jangkauan media terhadap konsumen sasaran. b. Produk, merek produk tertentu disesuaikan dengan kebutuhan akan peragaan produk ataupun hanya melalui audio, sehingga ditinjau apakah suatu media tertentu sudah bisa menjangkau dan membawa dampak yang cukup baik. c. Pesan, pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut apakah berupa pemberitahuan atau pengumuman maka media televisi bisa digunakan namun berisi banyak data teknis maka membutuhkan media surat kabar atau majalah. d. Biaya, pertimbangan biaya sangatlah penting untuk menilai efektifitas iklan dimana dengan biaya tertentu dapat mencapai keberhasilan. 2.2.8 Media Televisi Media televisi merupakan salah satu media iklan yang efektif untuk menyampaikan pesan iklan kepada konsumen potensial. Media televisi merupakan media yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan iklan produk, positioning iklan tersebut dalam sela-sela program siaran televisi. Maka semakin banyak waktu yang dihabiskan pemirsa untuk melihat iklan dalam media tersebut. Bentuk siaran dalam media televisi sangat tergantung dari berbagai bentuk siarannya, apakah merupakan bagian dari suatu sindikat, jaringan lokal, kabel atau bentuk 18 lainnya. Bentuk iklan ditelevisi yaitu: Pensponsoran, partisipasi, pengumuman maupun announcement. Media televisi menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen dalam hal menciptakan kelenturan dengan mengkombinasikan audio visual sehingga iklan dapat dikemas dalam bentuk yang menarik. Iklan media televisi dapat mempengaruhi sikap dan persepsi konsumen sasaran dimana banyak konsumen potensial meluangkan waktu didepan televisi sebagai sumber berita dan informasi. 2.3 Minat Beli Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Oliver (1997) efek hirarki minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs). Kotler & Armstrong (2012 : 154) mengatakan bahwa pada tahap evaluasi konsumen membentuk preferensi diantara pilihan brand dan mungkin akan membentuk minat beli terhadap brand yang paling mereka suka.. Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang yang lainnya untuk mereka konsumsi. Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen yaitu : 19 1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut : a. Keputusan merk b. Keputusan pemasok c. Keputusan kuantitas d. Keputusan waktu e. Keputusan metode pembayaran Seorang konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan dalam pembelian barang atau jasa. Terlebih dahulu konsumen mencari informasi dari orang terdekat atau orang yang benar-benar dipercaya untuk membantunya dalam pengambilan keputusan. Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut : 20 a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. c) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. d) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut. 21