Pengaruh Aliran Kas Internal dan Kepemilikan Manajerial terhadap

advertisement
Pendahuluan
Pembelanjaan modal merupakan salah satu konsep dalam teori keuangan
suatu perusahaan. Tingkat pembelanjaan modal suatu perusahaan mempengaruhi
keputusan-keputusan produksi, seberapa besar dana yang akan dialokasikan untuk
investasi aset tetap, selain itu juga akan mempengaruhi penentuan rencana
strategik perusahaan.
Pengambilan keputusan dalam pembelanjaan modal yang dilakukan oleh
perusahaan dipengaruhi oleh dana yang tersedia dalam perusahaan untuk
melakukan pembelanjaan modal (Myers & Brealy, 2000). Dana yang dibutuhkan
untuk melakukan pembelanjaan modal dapat berasal dari sumber dana eksternal
maupun sumber dana internal. Penentuan pendanaan yang akan digunakan sering
kali terjadi konflik antara prinsipal dan agen, yang dijelaskan dalam teori
keagenan. Dalam penelitian ini, pengambilan keputusan pembelanjaan modal
yang dilakukan oleh perusahaan tersebut dilihat dari sudut pandang teori keagenan
yang berisi mengenai Pecking Order Hypotheses dan Managerial Hypotheses.
Menurut Myers & Majluf dalam Hanafi (2004), Pecking Order
Hypotheses menyatakan bahwa manajer cenderung untuk membuat keputusan
pembelanjaan modal atas dasar aliran kas internal (internal cash flow) karena
adanya asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar (investor). Manajer
mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan
dibandingkan dengan investor, investor yang mempunyai informasi yang lebih
sedikit akan berusaha menginterpretasikan perilaku manajer. Dengan kata lain,
perilaku manajer termasuk dalam hal menentukan struktur modal, bisa dianggap
sebagai signal oleh investor.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningsih (2004),
menunjukkan aliran kas internal tidak memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap belanja modal, hal ini disebabkan karena perusahaan dalam melakukan
belanja modalnya mempertimbangkan faktor lain di luar pembelanjaan internal.
Kepemilikan
manajerial
merupakan
salah
faktor
dari
penentu
pembelanjaan modal. Kepemilikan manajerial (insider ownership) menyebabkan
munculnya benefit namun disisi lain dapat pula menimbulkan cost bagi
perusahaan yang bersangkutan, karena kepemilikan manajerial tersebut akan
memberikan dampak pada perilaku pihak manajer. Dengan memberikan hak
terhadap sebagian kepemilikan saham perusahaan kepada pihak manajer maka
kepentingan pihak manajer yang bertindak sebagai agen dan kepentingan
pemegang saham yang bertindak sebagai prinsipal akan menjadi sejajar, karena
manajer menjadi bagian dari pemegang saham tersebut (Jensen dan Mecking,
1976).
Managerial Hypotheses mengamsusikan bahwa kepemilikan manajerial
diharapkan akan mengurangi kecenderungan manajer untuk melakukan investasi
secara berlebihan, sehingga terlihat adanya hubungan yang negatif antara
pembelanjaan modal dan kepemilikan sebagian saham perusahaan oleh pihak
manajer (Chakraborty dkk, 1999).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ratnaningsih (2004), kepemilikan
manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja modal. Hal ini
disebabkan karena manajer cenderung membuat keputusan belanja modal yang
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham saat ini tanpa memperhatikan
kepemilikan manajerial (insider ownership) atas saham perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Ratnaningsih (2004).
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan
obyek penelitian. Pada penelitian sekarang dengan yang terdahulu memiliki
perbedaan. Penelitian yang dilakukan sekarang menggunakan total saham yang
dimiliki direksi dan komisaris sebagai pengukuran kepemilikan manajerial,
sedangkan penelitian terdahulu menggunakan total saham direksi dan komisaris
dibagi total saham sebagai pengukuran kepemilikan manajerial.
Berdasarkan uraian di atas, persoalan penelitian dapat dibagi menjadi:
1. Bagaimana pengaruh aliran kas internal terhadap pembelanjaan
modal?
2. Bagaimana
pengaruh
kepemilikan
manajerial
terhadap
pembelanjaan modal?
3. Bagaimana pengaruh aliran kas internal dan kepemilikan
manajerial terhadap pembelanjaan modal?
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
a. Memperoleh gambaran untuk meminimalisasi masalah
keagenan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
b. Memperoleh
masukan
berdasarkan
analisis
yang
menyeluruh serta pengujian terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah pembelanjaan modal dan dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan.
2. Bagi Akademisi
a. Menambah referensi dan memperkaya penelitian terkait
dengan
masalah
keagenan
yang
sering
terjadi
di
perusahaan.
b. Mampu memberikan manfaat empiris atas beberapa faktor
yang mempengaruhi masalah pembelanjaan modal dan
memberikan analisis yang tepat.
Telaah Literatur dan Pengembangan Hipotesis
Teori Keagenan
Teori keagenan terfokus pada hubungan antara dua pelaku ekonomi yang
saling bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Prinsipal adalah pelaku ekonomi
yang membayar orang lain untuk melakukan pekerjaan, sedangkan agen adalah
pelaku ekonomi yang melakukan pekerjaan demi mendapatkan upah (Mathiesen,
2004). Teori ini mengasumsikan bahwa prinsipal maupun agen merupakan para
pelaku ekonomi yang berpikiran rasional dan tindakannya semata-mata untuk
kepentingan
pribadi,
akan
tetapi
mereka
menemukan
kesulitan
membedakan perbedaan atas preferensi, kepercayaan, dan informasi.
dalam
Berbagai konflik kepentingan yang kemudian muncul antara prinsipal dan
agen yang disebabkan adanya hubungan keagenan atau agency relationship.
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu orang atau lebih
(prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama
prinsipal serta memberikan wewenang kepada agen untuk memberikan keputusan
yang terbaik bagi prinsipalnya (Jensen & Meckling, 1976).
Menurut Sartono dalam Junianto (2011), guna memperkecil masalah
keagenan tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang disebut dengan
biaya keagenan atau agency cost. Secara umum, adalah tidak mungkin bagi
prinsipal atau agen, pada tingkat biaya keagenan sebesar nol yang berarti tidak
adanya pengeluaran perusahaan untuk mengatasi permasalahan akibat adanya
hubungan agensi. Hal tersebut diartikan bahwa agen akan membuat keputusan
optimal berdasarkan kepentingan prinsipal.
Pecking Order Hypotheses
Pecking Order Hypotheses menyatakan bahwa penggunaan dana
didasarkan pada urutan tertentu. Teori ini tidak mengindikasikan target struktur
modal. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat
hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh keputusan investasi. Jika
ada kesempatan investasi, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai
kebutuhan investasi tersebut. Perusahaan akan mulai dengan dana internal dan
sebagai pilihan terakhir dengan menerbitakan saham. Teori ini bisa menjelaskan
kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru
mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil. Tingkat hutang yang kecil tersebut
tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat hutang kecil, tetapi
karena mereka tidak membutuhkan dana ekternal. Tingkat keuntungan yang tinggi
menjadikan dana internal mereka cukup memenuhi kebutuhan investasi
(Hanafi, 2004).
Managerial Hypotheses
Managerial Hypotheses membahas mengenai bagaimana hubungan kinerja
keuangan manajemen dengan berbagai variabel mekanisme keuntungan yang
diterima manajer (Mathiesen, 2004). Menurut teori ini, kepemilikan saham
cenderung kecil karena untuk mengurangi risiko yang ditanggung oleh manajer.
Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa Managerial Hypotheses menyatakan
adanya hubungan yang negatif antara pembelanjaan modal dan kepemilikan
saham (insider ownership).
Pembelanjaan Modal
Pembelanjaan modal atau biasa disebut sebagai biaya modal atau
pengeluaran untuk modal secara definitif diartikan sebagai pengorbanan ekonomis
/yang dilakukan untuk memperoleh atau melakukan up-grade asset-asset tetap
perusahaan (Investorword, 2004).
Menurut McConnell & Muscarell dalam Ratnaningsih (2004), menyatakan
semakin tinggi tingkat pembelanjaan modal yang dilakukan oleh perusahaan,
maka tingkat kinerja perusahaan akan semakin tinggi atau dapat dikatakan
semakin baik.
Salah satu permasalahan yang banyak diangkat pada berbagai penelitian
sehubungan dengan pembelanjaan modal adalah untuk menemukan faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat pembelanjaan modal dengan mengaitkan teori
keagenan yang menyatakan mengenai Pecking Order Hypotheses dan Managerial
Hypotheses.
Aliran Kas Internal
Aliran kas internal secara empiris terbukti sebagai salah satu variabel
penentu pembelanjaan modal. Menurut teori Pecking Order Hypotheses
dinyatakan bahwa manajer akan cenderung untuk membuat keputusan
pembelanjaan modal berdasarkan aliran kas internal karena adanya asimetri
informasi antara manajer tersebut dengan calon pemegang saham potensial
(investor).
Menurut Nuri dan Archer (2001), pengukuran aliran kas internal
berdasarkan net income setelah pajak karena digunakan dengan pertimbangan
angka tersebut mampu mewakili nilai aliran kas yang memiliki dan dapat
dipergunakan oleh perusahaan pada periode tersebut atau merupakan excess cash
flow. Selain itu equity agency conflict antara manajemen dengan pemegang saham
dapat juga menyebabkan keputusan pembelanjaan modal berdasarkan aliran kas
internal, terutama jika perusahaan memiliki excess cash flows (Jensen, 1986
dalam
Ratnaningsih,
2004).
Manajemen
akan
cenderung
meningkatkan
kekuasaannya melalui investasi berlebihan dan pengeluaran yang tidak ada
kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan dengan menggunakan excess cash
flow tersebut.
Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis :
H1
: Aliran kas internal berpengaruh positif terhadap pembelanjaan modal
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh manajemen perusahaan. Pihak manajemen dapat memiliki saham
perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan tersebut. Menurut Mathiessen
(2004),
kepemilikan
manajerial
didefinisikan
sebagai
distribusi
ekuitas
perusahaan dengan mempertimbangkan hak suara, dana yang dimiliki dan
identitas dari pemilik ekuitas. Secara khusus didefinisikan sebagai persentase
suara yang berkaitan dengan saham dan option yang dimiliki oleh manajer dan
direksi suatu perusahaan.
Secara empiris diperkirakan bahwa interaksi antara kebijakan keuangan
perusahaan dan kepemilikan manajemen akan mempengaruhi karakter ekonomi
dari perusahaan tersebut. Kepemilikan manajer tersebut akan dapat menyebabkan
munculnya benefit maupun cost bagi perusahaan, karena insider ownership
tersebut kemudian memberikan dampak pada perilaku pihak manajemen.
Managerial Hypotheses menyatakan adanya insider ownership diharapkan
akan mengurangi kecenderungan manajer untuk melakukan investasi yang
berlebihan. Dalam teori ini menyatakan ada hubungan pengaruh dengan
perbandingan terbalik atau bernilai koefisien negatif antara insider ownership
dengan pembelanjaan modal (Griner dan Gordon, 1995). Selain itu adanya
kepemilikan manajerial (internal ownership) terhadap saham akan menyejajarkan
kepentingan pihak manajemen sebagai agen dengan kepentingan pemegang
saham, karena manajer menjadi bagian dari pemegang saham tersebut, sehingga
manajer harus menanggung akibat atas segala tindakan yang dilakukannya (Jansen
dan Meckling, 1976).
Dari penjelasan di atas dapat dirumuskan hipotesis:
H2 : Tingkat kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap pembelanjaan
modal.
Kedua variabel independen tersebut (aliran kas internal dan kepemilikan
manajerial) masing-masing mempunyai pengaruh terhadap pembelanjaan modal
yang dilakukan perusahaan. Maka penelitian ini juga memprediksikan kedua
variabel independen tersebut akan dilihat pengaruhnya secara bersama-sama
terhadap tingkat pembelanjaan modal perusahaan. Maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut
H3 : Aliran kas internal dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
pembelanjaan modal.
Model Penelitian
Aliran Kas
Internal
Pembelanjaan
modal
Kepemilikan
Manajerial
Variabel Dependen
Variabel Independen
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan kumpulan elemen yang menjadi pengamatan
dalam suatu atau seluruh kumpulan elemen penelitian yang dapat digunakan
dalam membuat beberapa kesimpulan. Populasi penelitian adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2009.
Sampel penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling
berdasarkan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan
pada tahun 2010.
2. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang berkaitan dengan proporsi
aliran kas internal, dan kepemilikan manajerial tahun 2009 yang
dilaporkan kepada publik.
Berdasarkan kriteria tersebut maka didapat 33 sampel yang digunakan
dalam penelitian ini dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1
Kriteria Sampel Penelitian
Kriteria
Jumlah Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
146
Perusahaan yang tidak memiliki data aliran kas data
(0)
pada tahun 2009
Perusahaan yang tidak memiliki data kepemilikan
(113)
manajerial pada tahun 2009
Total perusahaan yang memenuhi kriteria
33
Sumber: ICMD tahun 2010
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
berupa data mengenai aliran kas internal, data persentase kepemilikan manajerial
terhadap keseluruhan saham yang ada, dan tingkat pembelanjaan modal dari
perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Data tersebut diperoleh
dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2010 dan annual report
perusahaan manufaktur pada tahun 2009.
Pengukuran Variabel
Pembelanjaan Modal
Pembelanjaan modal merupakan pengeluaran dana yang dilakukan
manajemen untuk membiayai tambahan asset yang diperlukan guna mendukung
pertumbuhan perusahaan. Variabel pembelanjaan modal dalam penelitian ini
diproksi dari selisih aktiva tetap tahun ini dengan tahun sebelumnya (Nuri dan
Archer, 2001). Secara matematis variabel pembelanjaan modal dirumuskan
sebagai berikut:
Capexpt = Fixed assett – Fixed assett-1 .....................................................(1)
Dimana:
Capexpt
: Pembelanjaan modal pada tahun ke-t
Fixed assett
: Total aktiva tetap pada tahun ke-t
Fixed assett-1 : Total aktiva tetap pada 1 tahun sebelum tahun ke-t
Aliran Kas Internal
Menurut Nuri dan Archer (2001), aliran kas internal merupakan aliran kas
suatu perusahaan pada periode t yang diproksi oleh keuntungan bersih perusahaan
setelah pembayaran hutang dan pajak (profit after tax).
Kepemilikan Manajerial
Menurut Sunarto (2004), kepemilikan manajerial diukur dari proporsi
kepemilikan saham yang dimiliki oleh direktur dan komisaris yang secara aktif
ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan manajerial secara
matematis dirumuskan sebagai berikut:
KM =
Total saham dimiliki komisaris
+
Total saham yang dimiliki direktur
………………………..…(2)
Teknik dan Langkah-langkah Analisis
Pengujian penelitian ini dilakukan dengan menguji variabel-variabel
independen
yang
mempengaruhi
pembelanjaan
modal
sebagai
variabel
dependennya. Maka dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier
berganda.
Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengklasifikasikan perusahaan yang termasuk dalam kategori sampel
penelitian.
2. Pengujian asumsi klasik
a. Uji normalitas error
Dasar pengambilan keputusan untuk uji Kolmogorov-Smirnov
adalah jika signifikansi lebih dari 5% maka data berdistribusi
normal.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan
melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).
Terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance < 0,1 dan VIF > 10
(Ghozali, 2005: 91-92).
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual tiap
pengamatan. Cara untuk mendeteksi terjadinya heteroskedastisitas
Uji Glejser.
3.
Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah penggambaran tentang statistik data seperti
nilai maksimum, nilai minimum, mean serta standar deviasi (Ghozali,
2005: 19)
4. Analisis regresi linier berganda
Untuk mengukur pengaruh kepemilikan manajerial dan aliran kas
internal terhadap pembelanjaan modal, level of significancy sebesar 5%.
Bentuk persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:
Y = a + β 1X1 + β 2X2 + e …………………….............(3)
Dimana:
Y
= pembelanjaan modal
a
= konstanta
β
= koefisien regresi
X1
= aliran kas internal
X2
= kepemilikan manajerial
e
= error term
5. Pengujian hipotesis
5.1. Pengujian hipotesis secara parsial
Dilakukan dengan uji t dengan kriteria: H0 diterima, maka Ha
ditolak jika signifikansi > 0,05 berarti variabel independen secara
individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji
statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel independen (Ghozali, 2005).
5.2. Pengujian simultan (multivariate analysis)
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh secara
serentak dari kombinasi beberapa variabel.
Jika terbukti F-hitung < dari nilai signifikansi 0,05 berarti secara
serempak variabel-variabel independen mempengaruhi variabel
dependen. Sebaliknya jika pada pengujian multivariate ini, jika
terbukti bahwa F-hitung > dari nilai signifikansi 0,05 berarti secara
bersama-sama variabel independen tidak berpengaruh pada variabel
dependen (Ghozali, 2005).
Hasil Analisis
Analisis Deskriptif
Descriptive statistics memberikan gambaran melalui nilai minimum,
maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Hasil Analisis Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PM
33
12973000000
-2888424242.42
7332402594.948
AKI
33
KM
33
26701000000
36216000000
63340
124612000000 14572969696.97 30568298465.777
1051093663
130743195.58
259398331.851
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012
Pembelanjaan modal mempunyai nilai minimum sebesar -26701000000,
nilai maximum 12973000000, dan nilai mean sebesar -2888424242.42 dengan
standar deviasi 7332402594.948. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi
pembelanjaan modal yang dimilki perusahaan sebesar nilai meannya yaitu
-2888424242.42.
Aliran kas internal mempunyai nilai minimum sebesar -36216000000,
nilai maximum 124612000000 dan nilai mean sebesar 14572969696.97 dengan
standar deviasi sebesar 30568298465.777. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi
aliran kas internal yang dimiliki perusahaan sebesar nilai meannya yaitu
14572969696.97.
Kepemilikan manajerial yang diukur dari prosentase kepemilikan saham
yang dimiliki manajemen mempunyai nilai minimum sebesar 63340, nilai
maximum sebesar 1051093663 dan nilai mean sebesar 130743195.58 dengan
standar deviasi sebesar 259398331.851. Hal ini menunjukkan bahwa pihak
manajer memiliki saham perusahaan sebesar nilai meannya yaitu 130743195.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Error
Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Error
Uji
Unstandardized Residual
Kolmogrov-Smirnov Z
1,166
Asymp. Sig (2-tailed)
0,132
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012.
Keterangan: tingkat signifikansi : 5%
Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas, dapat simpulkan bahwa
nilai residual berdistribusi normal, karena nilai signifikansi lebih dari 5% atau
0,05.
Uji Multikolinearitas
Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Collinearity Statistics
Independen
Tolerance
VIF
1,000
1,000
AKI
1,000
1,000
KM
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012
Hasil pengujian menunjukkan tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen. Pada nilai Variance Inflation Factor (VIF), tidak ada
satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Hasil uji
multikolinearitas menyimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada
variabel independen dalam model regresi (Ghozali 2005: 91-92).
Uji Heterokedastisitas
Hasil dari uji heterokedastisitas dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Independen
Sig
AKI
0,599
0,101
KM
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012.
Berdasarkan hasil pada tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel
independen yang signifikansi secara statistik mempengaruhi variabel dependen.
Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat 5%. Jadi dapat
disimpulkan model regresi ini tidak mengandung adanya Heterokedastisitas
(Ghozali 2005: 109).
Uji Hipotesis
Hasil dari uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial
Variabel
T
Sig. (2-tailed)
Sig. (one-tailed)
Keputusan
AKI
2,482
0,019
0,0095
diterima
KM
0,762
0,452
0,226
ditolak
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012.
Tabel 7
Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan
Model
1
Regression
Sum of
Squares
3.16620
Df
2
Mean
Square
1.58320
F
Sig.
3,383
0,047
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012.
Keterangan: tingkat signifikansi : 5%
Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 6. Hasil uji hipotesis yang
pertama menunjukkan bahwa aliran kas internal memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,0095. Karena memiliki tingkat signifikansi kurang dari 0,05, maka
hipotesis diterima, artinya aliran kas internal terbukti memiliki pengaruh positif
terhadap pembelanjaan modal. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningsih (2004) yang menyatakan aliram kas
internal tidak berpengaruh positif terhadap pembelanjaan modal, karena ada
faktor-faktor dalam melakukan pembelanjaan modal.
Hasil hipotesis yang pertama ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Myers & Majluf dalam Hanafi (2004) yang menemukan aliran kas internal
berpengaruh positif terhadap pembelanjaan modal. Hal ini menunjukan adanya
kelebihan aliran kas internal cenderung digunakan oleh manajemen untuk
meningkatkan kekuasaannya dengan melakukan pembelanjaan modal perusahaan.
Menurut pecking order hypotheses menyatakan bahwa manajer akan cenderung
membuat keputusan pembelanjaan modal berdasarkan aliran kas internal karena
adanya asimetri informasi antara manajer dengan investor. Implikasinya untuk
membuat keputusan pembelanjaan modal perusahaan, manajer akan memilih
tingkat pembelanjaan modal yang memaksimalkan kemakmuran pemegang saham
saat ini tanpa memperhatikan kepemilikan manajer tersebut atas saham
perusahaan. Dalam hal ini manajer berkedudukan sebagai pengelola yang
mengatur perusahaan untuk dapat menarik investor untuk menanam saham pada
perusahaan dengan meningkatkan kinerja perusahaan, salah satunya dengan
memanfaatkan aliran kas internal untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan oleh perusahaan.
Hasil uji hipotesis yang kedua menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,226. Karena memiliki tingkat
signifikansi lebih dari 0,05, maka hipotesis kedua ditolak, artinya kepemilikan
manajerial terbukti tidak memiliki pengaruh terhadap pembelanjaan modal.
Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Griner dan
Gordon (1995), yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh negatif
terhadap pembelanjaan
modal. Menurut managerial hypotheses, menyatakan
bahwa dengan adanya insider ownership diharapkan akan mengurangi
kecenderungan manajer untuk berinvestasi berlebihan. Dalam hal ini manajer
bertindak sebagai agen dan pemegang saham, sehingga manajer diharapkan
mampu menyejajarkan kepentingan antara agen dan pemegang saham, dan
bertanggung jawab atas segala resiko yang dilakukannya.
Hasil hipotesis yang ketiga berdasarkan hasil uji Anova pada tabel 7,
terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 3,383 dan signifikansi sebesar 0,047 kurang
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa aliran kas internal dan kepemilikan
manajerial secara bersama-sama berpengaruh terhadap pembelanjaaan modal.
Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil pengujian regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 8 berikut:
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficiens
Beta
Constanta
-4783852177.298
AKI
0,098
KM
3,554
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012.
Dalam analisis ini untuk
menginterpretasikan
koefisien
variabel
independen digunakan unstandardized coefficiens melalui nilai beta. Hasil
menunjukan nilai konstanta sebesar-4783852177.298. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa jika tidak ada variabel aliran kas internal dan kepemilikan manajerial maka
nilai pembelanjaan modal adalah negatif sebesar -4783852177.298.
Hasil regresi pengaruh aliran kas internal dan kepemilikan manajerial
terhadap pembelanjaan modal, diperoleh persamaan sebagai berikut:
Y = -4783852177.298 + 0,098X1 + 3,554X2 + e
Koefisien determinasi R pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien
determinan adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2005: 83).
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
R
R Square
Adjusted R
Square
0,429
0,184
0,130
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012
Std. Error of
the
Estimate
6,841-9
Dari tabel di atas diketahui nilai adjusted R2 sebesar 0,130, hal ini berarti
13% variasi pembelanjaan modal dapat dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel
independen aliran kas internal (AKI) dan kepemilikan manajerial (KM).
Sedangkan sisanya (100% - 13% = 87%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar
model.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menguji pengaruh aliran kas
internal dan kepemilikan manajerial terhadap pembelanjaan modal dengan
menggunakan terjadinya pecking order hypotheses dan managerial hypotheses
sebagai studi empirik dan menggunakan beberapa hipotesis penelitian.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
masing-masing variabel independen memiliki pengaruh yang berbeda terhadap
pembelanjaan modal.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa aliran kas internal berpengaruh
positif terhadap pembelanjaan modal. Kepemilikan manajerial tidak memiliki
pengaruh terhadap pembelanjaan modal. Sedangkan hasil uji regresi berganda
menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen.
Saran
Bagi perusahaan, hasil penelitian ini bisa menjadi acuan dalam melihat
faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelanjaan modal. Dengan
melihat faktor-faktor tersebut, diharapkan perusahaan dapat memilih faktor yang
terbaik untuk menentukan keputusan pembelanjaan modal.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan menambahkan variabel lain yang
memiliki pengaruh terhadap pembelanjaan modal, seperti risiko bisnis (Kartika,
2009). Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian, keterbatasan pada
perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia yang terdaftar pada BEI,
sehingga tidak dapat digeneralisasi ke seluruh perusahaan di Indonesia. Sehingga
diharapkan untuk penelitian berikutnya memperluas populasi penelitian.
Daftar Pustaka
Chakraborty, Atreya, Mark Kazarosian, Emery A. Trahan, 1999, “Uncertainty in
Executive Compensation an Capital Investment: A Panel Study.” Journal
Financial Management.
http://www.google.com. Diakses tanggal 5 November 2011.
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Griner, E. H dan L. A Gordon, 1995, “Internal Cash Flow, Insider Ownership, and
Capital Expenditure: Attest of The Pecking Order and Manegerial
Hypotheses.” Journal of Bussiness Finance of Accounting, Vol. 22.
Hanafi, Mahmud, Manajemen Keuangan, Edisi 1, Badan Penerbit Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta.
Investorwords, 2004, “Definition of Capital Expenditure.”
http://www.investorwords.com/703/capital_expenditure.html
Diakses tanggal 3 November 2011.
Jensen, M. Dan W. H. Mecking, 1976, “Theory of The Firm, Managerial
Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial
Economics. Vol. 3.
Junianto, Felli, 2011, Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen,
Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya
Keagenan, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga.
Kartika, Andi, 2009, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Persuhaan Manufaktur yang Go Public di BEI, Dinamika Keuangan dan
Perbankan. Vol. 1. No. 2.
Mathiesen, H, 2004, “Empirical Studies on Ownership Structure and
Performance.”
http://www.encycogov.com. Diakses tanggal 3 November 2011.
Myers, Steward C. Dan Richard A Brealey, 2000, “Principles of Corporate
Finance.” Sixth Edition. Irwin Mc Graw-Hill. USA.
Nuri, Julinda dan Simon Acher, 2001, “Target Adjustment Against Pecking Order
on Capital Structure.” Eropean FMA. Switzerland.
Ratnaningsih, Stephana D. Ayu, 2004, “Pengaruh Aliran Kas Internal,
Kepemilikan Manajer, Ukuran Perusahaan dan Intensitas Modal
Terhadap
Pembelanjaan
Modal.”
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Manajerial,
Investment
Diponegoro, Semarang.
Sunarto,
2004,
Analisis
Pengaruh
Kepemilikan
Opportunity Set, Return on Asset dan Dept To Equity Ratio Terhadap
Dividen Payout Ratio, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,
Semarang.
Download