BAB I PENDAHULUAN - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kota Bandung merupakan salah satu kota padat penduduk di Indonesia dimana di kota ini
terkenal banyak dipenuhi oleh berbagai jenis usaha baik itu factory outlet, restoran, hotel, dsb.
Dari data yang diperoleh dari www.jabar.bps.go.id, jumlah penduduk kota Bandung pada tahun
2010 sebesar 2.331.710 jiwa. Letaknya yang cukup strategis, ketersediaan berbagai kebutuhan
masyarakat yang mudah ditemui dengan harga yang terjangkau, ditambah dengan udaranya yang
sejuk, menjadi beberapa alasan mengapa kota Bandung ramai dikunjungi oleh para wisatawan
pada akhir pekan dan hari libur.
Bandung dikenal sebagai kota tujuan wisata dengan keanekaragaman kulinernya. Dari data
yang diperoleh melalui www.bandungtourism.com, diketahui bahwa jumlah perusahaan yang
bergerak di bidang kuliner (restoran) di kota Bandung pada tahun 2010 adalah sebanyak 484
perusahaan. Tentu dengan jumlah sebanyak ini meningkatkan tingkat persaingan usaha bagi para
perusahaan yang bergerak dibidang kuliner di kota Bandung.
Para perusahaan semakin berlomba-lomba untuk melakukan promosi untuk memperkenalkan
produk atau jasa yang mereka tawarkan ke pasar dan mencuri perhatian konsumen Dimana
dengan promosi yang efektif dan tepat sasaran maka perusahaan bisa segera merasakan manfaat
dari promosi tersebut. Selain untuk memperkenalkan produk yang ditawarkan, media promosi
memiliki tujuan utama bagi perusahaan yaitu untuk meningkatkan keputusan pembelian
konsumen.. Salah satu kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan melakukan mobile
marketing..
Dengan menggunakan mobile marketing, konsumen menjadi lebih dimudahkan dalam
pencarian informasi mengenai produk atau jasa yang sedang mereka butuhkan, dan juga para
konsumen lebih mudah untuk memperoleh produk atau jasa yang sedang mereka butuhkan pada
saat itu.
Berdasarkan observasi penulis yang dilakukan dengan melakukan wawancara dengan
masyarakat kota Bandung, kegiatan promosi dengan menggunakan media-media mobile
(bergerak) seperti koran, majalah, telepon selular (HP), motor, mobil, dan sebagainya yang
semakin banyak dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang kuliner di kota Bandung
membuat produk atau jasa yang mereka tawarkan dapat mencuri perhatian konsumen sehingga
mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Pada masa sekarang ini dimana kecanggihan teknologi semakin tinggi, perusahaanperusahaan yang bergerak di bidang kuliner di kota Bandung pun semakin berlomba-lomba
untuk melakukan kegiatan pemasaran melalui media mobile seperti HP dan laptop melalui suatu
situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya dimana media-media sosial
tersebut sedang banyak diminati oleh masyarakat. Kapanpun dan dimanapun, konsumen dapat
mengakses media-media sosial tersebut baik melalui ponsel maupun laptop.
Dari sumber yang diperoleh penulis, mengikuti kecanggihan teknologi pada saat ini, diperoleh
artikel yang menyatakan bahwa:
2009 merupakan tahun kebangkitan Mobile Marketing di Indonesia. Terbukanya
penggunaan fitur internet di ponsel pintar dan low end, serta integrasi media sosial (facebook,
twitter, dan sebagainya) dengan teknologi mobile, membuat mobile marketing tumbuh cepat di
dunia, termasuk Indonesia. (MIX/03/VII/Maret 2010).
Besarnya peran ponsel pada kehidupan sehari-hari masyarakat, meningkatkan kepentingan
perusahaan - perusahan untuk memahami penggunaan ponsel sebagai media pemasaran brandnya.
Salah satu alasan mobile marketing menjadi perangkat pemasaran yang efektif, yaitu karena
mampu memberikan sarana kepada perusahaan untuk meraih target demografis (profiling) pasar
yang diinginkan, kapan saja dan dimana saja tanpa harus menunggu masyarakat untuk melihat
iklan mereka pada saat sedang menonton TV, browsing internet atau membaca majalah.
(MIX/03/VII/Maret 2010).
Berdasarkan dari latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
ini dengan mengambil judul sebagai berikut:
Pengaruh Mobile Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Kota
Bandung (studi kasus pada produk makanan) .
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membatasi masalah dengan
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang pelaksanaan Mobile Marketing di kota
Bandung?
2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang keputusan pembelian konsumen di kota
Bandung?
3. Seberapa besar pengaruh Mobile Marketing terhadap keputusan pembelian konsumen di
kota Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang
diperlukan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
pengaruh Mobile Marketing terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil penelitian ini
digunakan sebagai bahan penulisan skripsi yang akan diajukan sebagai salah satu syarat untuk
menempuh ujian sarjana pada program studi Manajemen Pemasaran di Fakultas Bisnis dan
Manajemen Universitas Widyatama Bandung.
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini di antaranya adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang pelaksanaan mobile
marketing di kota Bandung.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen tentang keputusan pembelian
konsumen di kota Bandung.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara mobile marketing terhadap keputusan
pembelian konsumen di kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang
memerlukannya. Kegunaan penelitian ini diantaranya adalah:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai mobile marketing dalam
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen, sehingga diharapkan dapat
menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan yang melaksanakan mobile
marketing untuk produk atau jasanya.
1. Bagi Penulis
Sebagai salah satu proses belajar dan agar penulis lebih memahami mengenai mobile
marketing yang merupakan suatu bentuk komunikasi yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen, serta sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah dan literatur yang sifatnya teoritis.
2. Bagi Lingkungan Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai mobile marketing, serta
dapat menjadi masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai mobile marketing dan keputusan pembelian konsumen.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pada masa sekarang ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin gencar. Semua perusahaan
berlomba-lomba untuk menjadi yang terunggul di bidangnya. Karena semakin ketatnya
persaingan antar produsen yang sejenis maka usaha perusahaan untuk tetap bertahan dan
berkembang semakin sulit. Untuk dapat bertahan dari persaingan yang ada, perusahaan perlu
melakukan aktifitas pemasaran agar dapat memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen.
Dewasa ini, pelaku bisnis dituntut untuk memberikan sesuatu yang lebih baik agar dapat disukai
oleh konsumen dan dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Ilmu pemasaran saat ini memegang
peranan penting untuk membantu perusahaan meraih konsumen dan mempertahankan konsumen
yang ada.
Menurut Kotler (2006;6) mendefinisikan pemasaran secara sosial adalah sebagai berikut:
Marketing is a societal process by which individuals and groups obtain what they
need and want through creating, offering and freely exchanging products and services
of value with others.
Dari definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemasaran adalah suatu proses
sosial dimana setiap individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, penawaran dan melakukan pertukaran produk dan jasa yang
bernilai dengan pihak lain.
Suatu perusahaan harus memiliki strategi untuk memasarkan produknya sehingga dapat
meningkatkan penjualan melalui keputusan pembelian konsumen.
Menurut William F.Glueck dan Lawrence Jauch yang dikutip oleh H. Djaslim
Saladin,SE., dalam bukunya Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan (2001;1)
menguraikan :
Strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan
dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Kegiatan dalam pemasaran menyangkut empat alat pemasaran, yaitu tindakan mengenai
produk, harga, promosi, dan distribusi. Keempat tindakan tersebut dikenal sebagai 4P dari
bauran pemasaran.
Pengertian bauran pemasaran menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006;70) adalah:
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas
berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi
strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.
Salah satu Bauran Pemasaran adalah promosi, yang merupakan media komunikasi para
pelaku bisnis dengan konsumennya.
Definisi Promosi menurut Lamb, Hair, Mcdaniel (2001;146) dalam buku Pemasaran,
yaitu:
Promosi adalah komunikasi oleh pemasar yang menginformasikan dan mengingtkan
calon pembeli mengenai sebuah produk untuk mempengaruhi suatu pendapat atau
memperoleh suatu respons.
Tujuan utama dari promosi menurut Tjiptono (2008;221), yaitu:
Menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan
sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Untuk membuat calon pembeli menyadari keberadaan suatu produk di pasar, diperlukan
suatu alat atau sarana yang dapat menginformasikan adanya produk tersebut. Alat yang dapat
dimanfaatkan perusahaan adalah berupa promotion mix (advertising, personal selling, sales
promotion, public relation, dan direct marketing/mobile marketing).
Pengertian promotion mix menurut Swastha dan Irawan (2003;349):
Promotion mix (bauran promosi) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari
variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya
direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan).
Salah satu alat yang digunakan dalam promotion mix adalah mobile marketing. Dimana
pengertian mobile marketing menurut Asosiasi Mobile Marketing adalah;
Sekumpulan praktik yang memungkinkan sebuah organisasi berkomunikasi dan
terikat (engage) dengan khalayak (audience) mereka dalam cara yang interaktif dan
relevan melalui peralatan atau jaringan mobile
Mobile marketing merujuk pada kegiatan pemasaran dengan menggunakan perangkat
mobile (bergerak), seperti ponsel, mobil, motor, surat, dsb. Maka mobile marketing dapat
diartikan sebagai kegiatan pemasaran bergerak.
Pada era skarang ini, penerapan mobile marketing pun dapat kita jumpai pada ponsel
maupun laptop dengan melalui jejaring sosial seperti: Facebook, Twitter, dan sebagainya.
Dimana situs jejaring sosial tersebut sedang diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan
usia.
Dewasa ini, sebagian besar masyarakat telah memiliki ponsel dan mengenal penggunaan
internet, sehingga penggunaan internet bisa diakses melalui ponsel.
Komunikasi pemasaran yang biasanya dilakukan melalu internet dan e-mail bisa dilakukan
melalui ponsel dengan waktu yang sangat cepat, bahkan tanggapan dari konsumen dapat diterima
oleh perusahan pada saat itu juga ketika konsumen megirimkan pesan balik melalui ponselnya.
(MIX/03/VII/Maret 2010).
Mobile Marketing terdiri dari empat fungsi penting,yaitu:
1. Mobile Advertising
Ketika berbicara mengenai advertising, Philip Kotler menyarankan untuk
menggunakan perangkat yang berhubungan dengan media massa seperti TV, radio,dan
lain-lain. Tetapi saat ini, advertising bisa dilakukan di sebuah perangkat mobile yang
tidak bersifat massal. Namun, dilakukan dengan teknik yang sama seperti yang dilakukan
di TV, radio, billboard, dll. Format-format pemasaran yang bias dilakukan bermacammacam : mobile internet ( banner ads, sticker, dll), mobile search, mobile portal, mobile
radio, mobile tv, mobile casting, bluecasting, mobile games, ringback tones, dll.
2. Mobile sales promotion
Sales promotion adalah aktifitas komunikasi pemasaran yang digunakan untuk
mendorong terjadinya perdagangan atau mendorong end customer untuk membeli produk
atau jasa, atau melakukan tindakan tertentu akibat dari bertambahnya nilai dari persepsi
terhadap produk yang sedang dipromosikan. Untuk konteks mobile marketing ada
beberapa aktifitas yang termasuk dalam sales promotion, misalnya seperti downloads,
ringback tones, games, wallpaper dari ponsel pengguna, mobile content yang disponsori
oleh brand tertentu yang melayani beragam content kepada pengguna seperti berita
terbaru, berita olah raga, zodiak, informasi cuaca dll, atau bahkan pengiriman kupon
diskon tertentu langsung ke ponsel pengguna.
3. Mobile Direct Marketing
Direct Marketing berhubungan dengan komunikasi langsung dengan segmentasi
konsumen tertentu untuk mendapatkan reaksi langsung dari konsumen dan untuk
mendapatkan loyalitas pelanggan. Dengan munculnya komunikasi one to one dalam
dunia marketing, perusahaan-perusahaan meningkatkan direct marketingnya untuk
mendapatkan loyalitas customer dengan melakukan komunikasi yang lebih personal.
Selain internet dan email, mobile media telah terbukti menjadi media yang efektif untuk
melakukan komunikasi langsung dengan konsumen.
4. Mobile CRM (Customer Relation Management)
Meskipun tidak ada ketentuan mengenai jenis CRM yang seharusnya dilaksanakan
oleh perusahaan, me-manage customer relationship menjadi salah satu aktifitas yang
penting bagi mereka. Dan karena alasan inilah, komunikasi one to one dilakukan dan
komunikasi melalui media masa secara bertahap digantikan dengan komunikasi yang
lebih personal dan lebih fokus melalui media mobile.
Beberapa keuntungan dari mobile marketing :
1. Immediacy
Dengan mobile marketing, pengiriman informasi sebagai komunikasi pemasaran dapat
dilakukan saat itu juga, bahkan dalam hitungan detik.
2. Reabilitas tinggi
Tingkat kegagalan dalam proses penyampaian informasi ke ponsel sangat kecil.
3. Mobility
Pelanggan dapat menerima informasi dimana saja, kapan saja tanpa batasan waktu dan
tempat.
4. Effectiveness
Informasi disampaikan secara efektif, karena dikirimkan dan diterima langsung oleh
target pelanggan yang ingin dituju.
5. Personalization
Perusahaan dapat memilih jenis target yang ingin dituju berdasarkan klasifikasi yang
diinginkan misalnya secara demografis, usia, jenis kelamin, dll.
6. Cross-medium form of marketing
Mobile marketing merupakan alat pelengkap media pemasaran dari yang telah ada saat
ini, seperti radio, televisi, ataupun media cetak.
7. Revenue Generation
Mobile marketing tidak hanya membantu perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya
promosi, tapi dapat juga dijadikan sebagai sumber penghasilan baru, misalnya bekerja
sama dengan klien komersil untuk melakukan promosi brand-nya didalam portal
perusahaan.
8. Measurable
Dengan mobile marketing, perusahaan dapat mengetahui jumlah pelanggan yang
mendapatkan informasi pemasaran secara akurat dan data tersebut dapat diperoleh kapan
saja ketika dibutuhkan.
(http://www.docstoc.com/docs/3592911/Mobile-marketing-Mobee-Indonesia-Mobilemarketing-Mobile-Marketing-dalam-Dunia)
Setelah konsumen menyadari/mengetahui keberadaan produk atau jasa melalui mobile
marketing, maka mereka akan melakukan pencarian informasi mengenai produk atau jasa
tersebut dari berbagai sumber. Lalu mengambil keputusan untuk membeli atau tidak membeli
produk tersebut.
Sumber sumber informasi konsumen menurut Kotler (2005;225), terbagi ke dalam empat
kelompok, yaitu:
a. Sumber Pribadi (keluarga, teman, tetangga, dan kenalan)
b. Sumber Niaga (periklanan, petugas penjualan, penjual, pameran dan sebagainya)
c. Sumber Umum (media masa dan organisasi konsumen)
d. Sumber Pengalaman (pernah menangani, menguji, dan menggunakan produk).
Menurut Belch (2004:105), keputusan pembelian adalah :
The result of a long, detailed process that include an extensive information search,
brand comparisons and evaluations, and other activities .
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2002:21), keputusan pembelian adalah:
Tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha
memperoleh dan menggunakan suatu produk/jasa yang dibutuhkan .
Keputusan pembelian konsumen dapat terbentuk apabila informasi yang diterima mengenai
produk atau jasa yang diperlukan adalah berita yang baik atau positif.
Menurut Simamora (2004:7-14) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen, yaitu:
1. Faktor Kebudayaan (Cultural Factors), yang terdiri dari:
a. Budaya (Culture)
b. Subbudaya (Subculture)
c. Kelas Sosial (Social Class)
2. Faktor Sosial (Social Factors), yang terdiri dari:
a. Kelompok Referensi (Referensi Groups)
b. Keluarga (Family)
c. Peranan dan Status (Roles and Statuses)
3. Faktor Pribadi (Personal Factors), yang terdiri dari:
a. Usia dan Tahap Daur Hidup (Age and Life-Cycle Stage)
b. Pekerjaan (Occupation)
c. Keadaan Ekonomi (Economic Circumtances)
d. Gaya Hidup (Life Style)
e. Kepribadian dan Konsep Diri (Personality and Self-Concept)
4. Faktor Psikologis (Psychological Factors), yang terdiri dari:
a. Motivasi (Motivation)
b. Persepsi (Perception)
c. Belajar (Learning)
d. Kepercayaan dan Sikap (Beliefs and Attitudes)
Suatu proses keputusan pembelian bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan
mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan pula pada peranan dalam pembelian dan keputusan
untuk membeli.
Menurut Saladin (2004:58), dalam memahami perilaku pembelian terdapat lima perilaku
yang berperan dalam keputusan membeli, yaitu:
a. Pengambilan Inisiatif (Initiator)
Yaitu orang yang pertama yang menyarankan gagasan membeli.
b. Orang yang Mempengaruhi (Influencer)
Yaitu seseorang yang memberikan pengaruh yang diperhitungkan nasihatnya.
c. Pembuat Keputusan (Deciders)
Yaitu seseorang yang pada akhirnya menentukan sebagian atau keseluruhan pengambilan
keputusan.
d. Pembeli (Buyer)
Yaitu seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.
e. Pemakai (User)
Yaitu seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa itu.
Menurut Simamora (2004:15), ada lima tahapan yang dilalui konsumen dalam proses
pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku
pascapembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian
bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen tentu akan
melewati kelima tahap ini untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang
lebih rutin, mereka membalik tahap tahap tersebut.
Gambar 1.2 Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pascapembelia
Sumber: Kotler (2005:224)
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka penulis membuat suatu
hipotesis terhadap masalah penelitian, bahwa terdapat pengaruh antara mobile marketing
terhadap pengambilan keputusan pembelian konsumen (studi kasus pada produk
makanan).
1.6 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di kota Bandung. Penulis akan melakukan penelitian dari bulan
Maret 2010 sampai dengan selesai.
Download