BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kombinasi sedasi dari bahan midazolam dari golongan benzodiazepin dan deksmetomidin dari golongan agonis α-2 dapat membantu mengurangi kecemasan pasien pada penatalaksanaan implan gigi. Pemberian midazolam dengan dosis 0,02 mg/kg dan penambahan 0,01 mg/kg setiap 45 menit, serta dikombinasikan dengan 2 µg/kg/jam deksmetomidin setelah 10 menit diikuti dengan penambahan 0,5 µg/kg/jam memberikan efek yang optimum pada pasien yang telah melalui operasi implan gigi, survei juga menunjukan kepuasan pasien yang baik pada tingkat dosis ini. Efek kombinasi sedasi ini selain memberikan efek tenang, juga dapat menghasilkan denyut nadi dan pernapasan yang lebih stabil serta pemulihan yang cepat. Maka kombinasi midazolam dari golongan benzodiazepin dan deksmetomidin dari golongan agonis α-2 ini dapat dinilai ideal untuk penatalaksanaan operasi yang dilakukan secara rawat jalan, termasuk didalamnya adalah operasi implan gigi. B. Saran Penggunaan sedasi dapat menjadi salah satu pilihan yang menguntungkan dalam operasi implan gigi baik bagi pasien maupun bagi dokter gigi sebagai operatornya. Namun pengkajian lebih lanjut harus dilakukan dengan tehnik ini, karena walaupun dapat menghasilkan efek yang menguntungkan, juga dapat menyebabkan efek samping yang dapat berakibat fatal bagi pasien. Penggunaan bahan sedasi tetap harus dibawah pengawasan para ahli dan mengikuti indikasi serta dosis yang dianjurkan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah juga untuk sebelumnya mengetahui kondisi umum Kombinasi Sedasi dengan Bahan Agonis α-2 Dalam Operasi Implan Gigi Lila Sari 33 pasien agar dapat menjadi pertimbangan dapat atau tidaknya diaplikasikan tehnik sedasi tersebut. Jika dilihat dari sisi efek samping, setiap bahan sedasi pasti memiliki efek samping. Hal inilah yang harus diupayakan untuk diminimalisasi, agar keselamatan dan kenyamanan pasien harus menjadi hal yang utama. Pemberian dosis optimum yang tepat pada kombinasi sedasi dapat menghindari efek samping yang mungkin terjadi. Dalam penatalaksanaan menggunakan sedasi intravena ini dapat dilakukan oleh dokter anastesi maupun dokter gigi yang telah mengikuti pelatihan khusus. Operator tersebut harus dapat menangani segala kemungkinan komplikasi yang timbul akibat pemberian obat sedasi. Namun teknik sedasi intravena untuk pentalaksanaan di bidang kedokteran gigi ini masih belum dapat dilakukan di Indonesia, tetapi di negara-negara maju seperti Amerika, Jepang dan Singapura, teknik telah banyak digunakan dan menunjukan hasil yang memuaskan. Dosis dan bahan yang tepat dapat mengurangi efek samping dari sedasi itu sendiri. Pengakajian dan penilitian lebih lanjut mengenai penggunaan sedasi intravena dalam penatalaksanan di bidang kedokteran gigi diharapakan dapat terus dikembangkan agar nantinya tehnik sedasi ini juga dapat digunakan di Indonesia dan di negara-negara lain. Kombinasi Sedasi dengan Bahan Agonis α-2 Dalam Operasi Implan Gigi Lila Sari 34