BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu istilah paling populer dalam kehidupan manusia. Sebagai sebuah aktivitas, komunikasi selalu dilakukan manusia. Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Jika manusia normal merupakan makhluk sosial yang selalu membangun interaksi antar sesamanya, maka komunikasi adalah sarana utamanya. Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.1 Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang. Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media tertentu kepada orang lain sebagai penerima. Penerima menerima pesan, dan sesudah ia mengerti pesan tersebut, kemudian ia menanggapi dan menayampaikan tanggapannya kepada pengirim pesan. Dengan demikian tanggapan dari si penerima pesan itu, pengirim pesan dapat menilai efektivitas pesan yang dikirimkannya. Berdasarkan tanggapannya itu, pengirim dapat mengetahui apakah pesannya dimengerti dan sejauh mana pesannya dimengerti oleh si penerima pesan. 1 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Grasindo, Jakarta, 2004, Hal 5 9 10 Komunikasi jelas tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Komunikasi diperlukan untuk mengatur tatakrama pergaulan antar manusia, sebab komunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat. 2 Saat ini, keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya termasuk karir mereka, banyak ditentukan oleh kemampuannya berkomunikasi. Everett M. Rogers mendefinisikan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk menubah tingkah laku mereka. Definisi tersebut kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan definisi bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.3 Menurut Deddy Mulyana, komunikasi adalah proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda, atau tingkah laku.4 Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komuniksi itu merupakan proses pertukaran informasi yang dapat melalui berbagai macam cara, salah satunya seperti simbol dan diharapkan adanya pendapat atau tingkah laku yang sama terhadap maksud dari pesan atau informasi yang disampaikan. 2 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, Hal 3 3 Hafied Cangara, Ibid, Hal 20 4 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal 41. 11 2.1.1 Fungsi Komunikasi Hampir semua manusia setiap harinya berkomunikasi dengan pihak lain guna menyampaikan suatu pesan, disinilah komunikasi itu berjalan dan dapat dilihat bahwa komunikasi memegang peran penting bagi manusia. Dibawah ini merupakan fungsi dari komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy: 5 1. Menyampaikan Informasi (To Inform) Dengan komunikasi, komunikator dapat menyampaikan informasi kepada komunikan. Serta terjadi pertukaran informasi antara komunikator dan komunikan. 2. Mendidik (To Educate) Komunikasi sebagai sarana untuk mendidik, dalam arti bagaimana komunikasi secara formal maupun informal bekerja untuk memberikan atau bertukar informasi dan kebutuhan akan pengetahuan dapat terpenuhi. 3. Menghibur (To Entertain) Komunikasi menciptakan interaksi antara komunikator dan komunikan. Interaksi tersebut menimbulkan reaksi interaktif yang dapat menghibur baik terjadi pada komunikator atau komunikan. 4. Mempengaruhi (To Influence) 5 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, Hal. 8 12 Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi terdapat upaya untuk mempengaruhi komunikan melalui isi pesan yang dikirim oleh komunikator. Upaya tersebut dapat berupa pesan persuasif atau ajakan yang dapat mempengaruhi komunikan. Komunikator dapat membawa pengaruh positif atau negatif, dan komunikan dapat menerima atau menolak pesan tersebut tanpa ada paksaan. 2.1.2 Tujuan Komunikasi Menurut Arnold and Bowers,ada empat tujuan atau motif komunikasi berlangsung, hal ini dapat disadari mau pun tidak, sengaja atau tidak disengaja. Empat hal itu adalah:6 1. Menemukan Dengan berkomunikasi kita dapat memahami diri kita sendiri dan orang lain yang kita ajak bicara. 2. Untuk Berhubungan Dengan bekomunikasi akan secara otomatis membuat suatu jalinan komunikasi yang nantinya akan menimbulkan suatu hubungan dikemudian hari, seperti: awalnya berbincang biasa dan lamakelamaan menjadi hubungan persahabatan. 3. Untuk Meyakinkan 6 Arnold dan Bowers, 1984; Naisbit, 1984 13 Komunikasi digunakan sebagai sarana untuk membuat seseorang atau obyek komunikasi menjadi lebih yakin pada sesuatu. 4. Untuk Bermain Kita menggunakan komunikasi sebagai alat untuk bermain atau menghibur diri. Para pelawak menggunakan media komunikasi dengan berbicara dan bercanda untuk menghibur orang lain. Dari keempat tujuan komunikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah sebagai sebuah sarana yang dapat membantu seseorang memahami sesuatu lewat kata-kata dan penjabaran , menjalin sebuah hubungan antar orang lain dengan cara berbicara, bertindak meyakinkan seseorang terhadap sesuatu yang diyakini, dan bertujuan sebagai alat penghibur diri dengan bercanda, berbicara dengan orang lain. Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendi, tujuan komunikasi adalah:7 1. Perubahan Sikap (Attitude Change) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah sikapnya. 2. Perubahan Pendapat (Opinion Change) 7 Onong Uchjana Effendi, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung, 1986. 14 Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya agar masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap informasi yang disampaikan. 3. Perubahan Perilaku (Behaviour Change) Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat akan berubah perilakunya. 4. Perubahan Sosial (Social Change) Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi yang disampaikan. 2.1.3 Tahapan Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi atas dua tahap, yaitu:8 1. Proses Komunikasi Secara Primer Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambangnya, sebagai media partner dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. 8 Onong Uchjana Effendy: Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, Hal 11. 15 Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. 2. Proses Komunikasi Secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara primer maupun secara sekunder merupakan cara penyampaian pesan saja dimana proses secara primer berarti penyampaian pesan secara langsung, sedangkan proses secara sekunder merupakan komunikasi yang berlangsung menggunakan media tertentu dalam penyampaiannya. 2.2 Public Relations 16 2.2.1 Pengertian Public Relations Hubungan masyarakat atau dikenal juga dengan sebutan Public Relations adalah satu cabang ilmu komunikasi yang sangat penting. Setiap orang pasti melakukan fungsi humas baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun orang lain atau untuk kepentingan keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat. Berikut definisi-definisi Public Relations: 1. Cutlip dan Center dalam bukunya Effective Public Relations mendefinisikan bahwa Public Relations is the communication and interpretation, and the communications and ideas, and opinions from those publics to the institutions, in a sincere effort to establish mutuality of interest and this achieves the harmonious adjustment of an institution to its community (Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya). 9 2. The British Institute of Public Relations mendefinisikan humas sebagai an effort to establish and maintain mutual understanding between organization and its public (suatu upaya untuk membangun dan mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya). 3. Rex Harlow dalam bukunya yang berjudul A Model for Public Relations Education for Professional Practices yang diterbitkan oleh International Public Relations Associations (IPRA) 1978, mendefinisikan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/ permasalahan, membantu manajemen untuk 9 Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan, Nuansa Cendekia, Bandung, 2004, Hal 45 17 mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.10 4. Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul Public Relations, mendefinisikan bahwa Public Relations is a system of communication to create a good will (Public Relations adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik).11 5. James Gruning & Todd Hunt dalam bukunya yang berjudul Managing Public Relations mendefinisikan bahwa Public Relations adalah manajemen komunikasi antara organisasi dengan publiknya. 12 Beberapa definisi diatas memunculkan konsep-konsep penting ketika membahas Public Relations. Konsep-konsep tersebut adalah karakteristik Public Relations, tujuan, fungsi, bidang pekerjaan, maupun alat-alat yang digunakan Public Relations dalam beraktivitas. Definisi tersebut adalah definisi yang paling lengkap dan akomodatif terhadap perkembangan dan dinamika Public Relations. Sebab, terdapat aspek cukup penting dalam Public Relations, yaitu teknik komunikasi, dan komunikasi yang sehat dan etis. 2.2.2 10 Peran Public Relations Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Edisi Revisi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003, Hal 16 11 Rachmat Krisyantono, Public Relations Writing, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, Hal 5 12 Rachmat Krisyantono, Ibid 18 Menurut Dozier & Broom, 1995, peranan Public Relation dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat kategori:13 1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi pakar Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu memecahkan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Hubungan pakar Public Relations dengan manajemen organisasi, seperti hubungan antara dokter dan pasiennya. Artinya pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar Public Relations (expert presciber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. 2. Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, 13 Rosady Ruslan, Op.Cit, Hal 20-21 19 mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik antara kedua belah pihak. 3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator) Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli Public Relations dengan melibatkan departemen dan keahlian dalam suatu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan, dan produk yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. 4. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Berbeda dengan tiga peranan praktisi Public Relations profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode 20 of communications in organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian dan tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi anara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employee relations and communications media model). Dari keempat peranan Public Relations tersebut, dapat terlihat mana yang berperan dan berfungsi pada tingkat manajerial, keterampilan hubungan antar individu (human relations skill) dan keterampilan teknis (technical skill) dalam manajemen humas. Peran Public Relations tersebut diharapkan menjadi mata dan telinga serta tangan kanan top manajemen dalam organisasi/ lembaga. 2.2.3 Fungsi Public Relations Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya dilakukan oleh Public Relations sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang Public Relations. Jadi, Public Relations dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik. Secara garis besar fungsi Public Relations adalah: 21 1. Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya (maintain good communication). 2. Melayani kepentingan publik dengan baik (serve public’s interest). 3. Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan dengan baik (maintain good morals & manners).14 Sedangkan menurut pakar Humas Internasional, Cutlip, Center, and Canfield, fungsi Public Relations adalah: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/ organisasi) 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/ organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/ organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus komunikasi, informasi, publikasi serta pesan dari badan/ organisasi ke publiknya atau sebaliknya, semi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.15 14 15 Rachmat Krisyantono, Op.Cit Hal 21 Rosady Ruslan, Op.Cit, Hal 19 22 2.2.4 Proses Public Relations Kegiatan Public Relations dapat berjalan dengan dan mencapai tujuannya, maka diperlukan suatu metode tahapan atau langkah proses humas yang menjadi dasar adalah:16 1. Menemukan Masalah (Fact Finding) Pada tahapan ini, merupakan kegiatan pendapatan data dan fakta. Dalam tahap penelitian bisa bersifat “Opinion Research” ialah penelitian terhadap pendapat khalayak mengenai suatu hal atau suatu masalah. Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. 2. Perencanaan (Planing) Dari tahap penemuan masalah, kemudian meningkat ke tahap perencanaan. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan daftar masalah, dengan adanya daftar tersebut akan dapat dilakukan pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan sekaligus menentukan orang-orang yang dianggap dapat menggarap pelaksanaannya nanti. 3. Aksi dan Komunikasi (Actions and Communications) Mengambil tindakan dan berkomunikasi, langkah ini adalah sebuah tindakan lanjut dari proses sebelumnya atau bisa disebut sebuah proses 16 Scott M. Cultip, Allen H. Center, Gelen M. Broom, Effective Public Relations Edisi Kesembilan, Kencana Media Group, Jakarta, 2007 hal. 320 23 nyata dari tahap perencanaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan akhir (goal). 4. Evaluasi (Evaluation) Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari program. Dalam melakukan serangkaian proses tersebut, praktisi public relations memerlukan sarana penghubung dengan publiknya, yaitu internal dan eksternal untuk membantu pencapaian tujuan. Media-media public relations internal adalah : 1. Intranet 2. In House Tv 3. Majalah Internal 4. Mading 5. Bahan-bahan cetakan : spanduk, banner. Dengan berbagai media yang digunakan dan didukung dengan keahlian berkomunikasi yang baik, maka public relations dapat dipercaya untuk mengemban tugas mensosialisasikan budaya kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Aliran komunikasi yang dilakukan pun akan lebih terorganisir dan lebih terpantau dengan baik karena dilakukan dengan rencana yang sudah disiapkan oleh divisi public relations perusahaan. 24 2.3 Strategi Secara terminologi banyak ahli telah mengemukakan definisi strategi dengan sudut pandang yang berbeda-beda namun pada dasarnya kesemuanya itu mempunyai arti atau makna yang sama yakni pencapaian tujuan secara efektif dan efisien, diantara para ahli yang merumuskan tentang definisi strategi tersebut salah satu proses dimana untuk mencapai suatu tujuan dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi pada suatu persaingan guna mencapai sasaran. Menurut Purnomo Setiawan Hari, strategi berasal dari bahasa Yunani “strategos”diambil dari kata stratos yang berarti militer dan Ag yang berarti memimpin. Jadi strategi dalam konteks awalnya ini diartikan sebagai general ship yang artinya sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang.17 Menurut Anwar Arifin Strategi adalah keseluruhan kepuasan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.18 J L Thompson (1995) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir: “Hasil akhir menyangkut tujuan dan sasaran organisasi. Ada strategi yang luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas. Sementara itu, strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif”. 19 Sedangkan Bennet (1996) menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya. 20 Dengan melihat beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui menuju target yang diinginkan. 17 Setiawan Hari Purnomo, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, Hal 8 18 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, Armilo, Bandung, 1984, Hal 59. 19 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2007, Hal 2 20 Sandra Oliver, Ibid 25 Strategi yang baik akan memberikan gambaran tindakan utama dan pola keputusan yang akan dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi. Strategi juga sebagai perumusan visi dan misi suatu organisasi atau perusahaan. 2.4 Pelayanan 2.4.1 Pengertian Pelayanan Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tindakan tersebut dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan. Artinya karyawan langsung berhadapan dengan pelanggan atau menempatkan sesuatu dimana pelanggan sudah tahu tempatnya atau pelayanannya melalui telepon.21 Menurut Kotler pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. 22 Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa pengertian pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan orang lain.23 Menurut Gronroos, Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antar konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang 21 Kasmir, Etika Customer Service, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, Hal 15 Daryanto dan Ismanto Setyabudi, Konsumen dan Pelayanan Prima, Penerbit Gava Media, Yogyakarta, 2014, Hal 135 23 Daryanto dan Ismanto Setyabudi, Ibid Hal 136 22 26 disediakan oleh organisasi pemberi pelayanan yang dimaksudnya untuk memecahkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan.24 Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya pelayanan adalah sesuatu yang tidak berwujud tetapi dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau masyarakat. Pelayanan tidak dapat mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan dan terdapat interaksi antara penyedia jasa dan pengguna jasa. 2.4.2 Pelayanan yang Baik Pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang telah ditujukan oleh sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang dimiliki.25 Banyak perusahaan selalu ingin dianggap baik di mata pelanggan karena pelanggan akan menjadi pelanggan setia terhadap produk yang ditawarkan. Disamping itu, perusahaan juga berharap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan akan dapat ditularkan kepada calon pelanggan lainnya. Hal ini merupakan promosi tersendiri bagi perusahaan yang berjalan secara berantai dari mulut ke mulut. Dengan kata lain, pelayanan yang baik akan mampu meningkatkan image perusahaan dimata pelanggannya. Image ini harus selalu dibangun agar citra perusahaan dapat terus meningkat. 24 Ratminto dan Atik Septiwinarsi, Manajemen Pelayanan, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, Hal 2 25 Kasmir, Op.Cit Hal 31 27 Pada dasarnya pelanggan selalu ingin memperoleh perhatian dari perusahaan. Pelanggan pada intinya ingin diberikan pelayanan yang terbaik, dalam arti ingin dipenuhi keinginan dan kebutuhannya secara cepat dan tepat. Dalam praktiknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri dan hampir semua perusahaan menggunakan kriteria yang sama untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik, terdapat beberapa faktor pendukung yang berpengaruh terhadap mutu pelayanan yang diberikan. Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik yang harus diikuti oleh petugas yang bertugas melayani pelanggan26: 1. Tersedianya Karyawan yang Baik Kenyamanan pelanggan sangat tergantung dari karyawan yang melayaninya, karyawan harus ramah, sopan, dan menarik. Disamping itu karyawan harus cepat tanggap juga harus mampu memikat dan mengambil hati pelanggan sehingga pelanggan semakin tertarik. Demikian juga dengan cara kerja karyawan harus rapi, cepat, dan cekatan. 2. Tersedianya Sarana dan Prasarana yang Baik Pada dasarnya pelanggan ingin dilayani secara prima. Untuk melayani pelanggan, salah satu hal yang paling penting diperhatikan, disamping kualitas dan kuantitas sumber daya manusia adalah sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan. 26 Kasmir, Op.Cit Hal 33 28 3. Bertanggung Jawab Kepada Setiap Pelanggan Sejak Awal Hingga Selesai Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal hingga selesai artinya dalam menjalankan kegiatan pelayanan karyawan harus mampu melayani dari awal sampai tuntas atau selesai. Pelanggan akan merasa puas jika karyawan bertanggung jawab terhadap pelayanan yang diinginkan pelanggan. 4. Mampu Melayani Secara Cepat dan Tepat Artinya dalam melayani pelanggan diharapkan seorang karyawan harus melakukannya sesuai prosedur yang berlaku. Layanan yang diberikan harus sesuai jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar perusahaan dan keinginan pelanggan. 5. Mampu Berkomunikasi Artinya karyawan harus mampu berbicara kepada setiap pelanggan. Karyawan juga harus mampu dengan cepat memahami keinginan pelanggan. Selain itu, karyawan harus dapat berkomunikasi dnegan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti dan tidak menggunakan istilah-istilah yang sulit dimengerti oleh pelanggan. 29 6. Memberikan Jaminan Kerahasiaan Setiap Transaksi Karyawan harus menjaga kerahasiaan pelanggan terutama yang berkaitan dengan uang dan pribadi pelanggan. Pada dasarnya, menjaga rahasia pelanggan sama artinya dengan menjaga rahasia perusahaan. Menjaga rahasia pelanggan merupakan ukuran kepercayaan pelanggan kepada perusahaan. 7. Memiliki Pengetahuan dan Kemampuan Yang Baik Untuk menjadi karyawan yang khusus melayani pelanggan harus memiliki dan kemampuan tertentu. Karena karyawan selalu berhubungan dengan manusia, karyawan perlu dididik khusus mengenai kemampuan dan pengetahuannya dalam bekerja. 8. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan Artinya karyawan harus cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh pelanggan. Petugas yang lamban akan membuat pelanggan tidak puas dengan kinerja petugas. Petugas pelayanan harus mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan dengan tepat. Petugas pelayanan harus terlebih dahulu berusaha untuk mengerti kemauan pelanggan dengan cara mendengar penjelasan, keluhan dan kebutuhan pelanggan secara baik agar pelayanan terhadap keluhan atau keinginan yang diharapkan pelanggan tidak salah. Termasuk pada saat 30 memberikan solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi pelanggan. 9. Mampu Memberikan Kepercayaan Kepada Pelanggan Kepercayaan calon pelanggan kepada perusahaan mutlak diperlukan sehingga calon pelanggan mau menjadi pelanggan perusahaan yang bersangkutan. Kepercayaan merupakan ujung tombak perusahaan untuk menjalankan aktivitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan, maka akan menimbulkan kepercayaan. 2.5 Customer Relations 2.5.1 Pengertian Customer Relations Terciptanya hubungan baik dengan customer merupakan hal yang penting dilaksanakan bagi suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan customer. Organisasi berusaha meningkatkan kepercayaan dengan customer dengan cara memberikan pelayanan sebaik-baiknya, sehingga mereka akan merasa dihargai.27 Salah satu cabang dari Public relations yang khusus menangani stakeholder eksternal adalah customer relations yang memiliki fungsi dan peranan untuk menjaga hubungan komunikasi yang baik secara berkesinambungan kepada para customer agar terbentuk hubungan baik yang berdampak positif terhadap perusahaan sehingga mereka mereka merasa dihargai sepenuhnya. 28 27 Frazier Moore, Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Hal 23 28 Ibid, Hal 24 31 Pada hakikatnya customer relations adalah segala kegiatan yang dilakukan public relations untuk memberi kepuasan pada customer dan untuk mewujudkan suatu hubungan yang baik bagi customer tersebut. Para customer atau konsumen adalah public yang menentukan bagi kelangsungan organisasi.29 Dalam kegiatan customer relations bukan hanya merupakan tanggung jawab seorang PR saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab setiap staff yang memberikan pelayanan kepada customer dan berhubungan langsung dengan public. 2.5.2 Aktivitas Customer Relations Pada aktivitas customer relations tujuan yang hendak dicapai lebih kepada upaya meningkatkan citra positif perusahaan dimata publiknya. Reputasi bagus perusahaan secara otomatis akan berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah customer. Menurut Rangkuti terdapat 4 konsep yang harus diperhatikan untuk mencapai kesuksesan suatu perusahaan yang disebut dengan 4R, yaitu:30 1. Membangun Customer Relationship Yaitu menciptakan hubungan perusahaan dengan pelanggan dalam periode waktu tertentu. 2. Menciptakan Customer Relations Yaitu mempertahankan pelanggan yang sudah ada, ini akan jauh lebih hemat dibandingkan mencari pelanggan baru. 3. Menghasilkan Costomer Refferals 29 Ibid, Hal 24 Freddy Rangkuti, Measuring Customer Satisfication, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, Hal 146 30 32 Yaitu kepuasan pelanggan. Jika seorang pelanggan merasa puas dia akan dating lagi bahkan akan membawa keluarga atau rekannya. 4. Memperoleh Customer Recovery Yaitu bagaimana perusahaan memperbaiki kesalahan dan mengubahnya menjadi sebuah peluang.Hubungan yang erat dan baik antara perusahaan dengan pelanggan dapat mempertahankan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan tersbeut. Suatu perusahaan akan berkembang dengan baik jika terdapat hubungan yang baik dan harmonis dengan pelanggannya. Bentuk-bentuk kegiatan customer relations sendiri konkretnya adalah seperti periklanan, publisitas, dan sales promotion yang bisa berorientasi promosi suatu barangm memperluas pelanggan, memperoleh suatu data secara langsung bagi kegiatan dari survey pemasaran dan mengukur minat dan atensi seorang anggota public terhadap efek dari periklanan yang disiarkan.31 Selain kegiatan tersebut perusahaan dapat mengetahui kebutuhan pelanggan dan menyediakan produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Terdapat dua kegiatan dalam customer relations, yaitu: 1. Consumer Information 31 Danan Djaja, Peran Humas Dalam Perusahaan, Alumni, Bandung, 1985, Hal 35 33 Informasi memegang peran penting untuk membantu customer dalam menjatuhkan pilihannya atas suatu produk atau jasa yang akan digunakan. Informasi yang diberikan kepada customer haruslah sesuai dengan produk yang ditawarkan. Informasi tersebut harus benar, jujur, jelas, dalam penyampaiannya karena merupakan kebutuhan pokok yang diperlukan customer sebelum mereka menentukan suatu produk atau jasa yang akan digunakan. Konsumen memproses informasi produk dengan atribut-atributnya, merk, perbandingan dengan merk lain, atau kombinasi beberapa faktor tersebut. Jika informasi yang didapatkan dianggap kurang, dapat mengakibatkan salah penggunaan. Hal tersebut sangat menekankan bahwa sebelum customer memilih suatu produk atau jasa yang ditawarkan, sebelumnya customer harus mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya mengenai produk atau jasa tersebut. Kegiatan customer information ini berkaitan erat dengan customer education.Namun customer education lebih mengarahkan kepada hak penuh konsumen mengenai informasi suatu produk atau jasa. 2. Complaint Handling Complaint merupakan suatu wujud rasa ketidakpuasan konsumen. Complaint sangat berpengaruh besar dalam kemajuan sebuah perusahaan. Complaint yang terselesaikan dengan baik dan professional akan berdampak positif nantinya bagi perusahaan 34 tersebut, karena dengan begitu customer tersebut merasa sangat dihargai pendapatnya. Hal itu merupakan hak bagi para konsumen untuk menyapaikan rasa ketidakpuasannya. Tetapi alangkah baiknya kalau kita bisa mencegah complaint itu terjadi dengan memperhatikan hal-hal yang sedetail mungkin, dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen sebelum mereka sendiri yang meminta. 2.5.3 Tujuan Customer Relations Tujuan customer relations bagi perusahaan adalah perwujudan customer relations yang baik harus memperhatikan faktor kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen sangat tergantung pada produk dan pelayanan.32 Karena itu, tujuan dari customer relations adalah: 1. Menentukan apakah para konsumen memikirkan dan membicarakan kebijaksanaan, tindakan, produksi atau pelayanan perusahaan. 2. Memahami apakah semua pertanyaan untuk para pelanggan mengenai harga, nilai, pelayanan dan kualitas adalah menurut kenyataan dan tidak dibuat-buat. 3. Meningkatkan pelayananan konsumen dengan penanganan yang lebih memuaskan atas dasar keluhan. 4. Memperoleh penerimaan tentang produk dan pelayanan suatu perusahaan oleh publik pemakai. 32 Frezier Moore, Humas, Prinsip Kasus dan Masalah Jilid 2, Pemaja Rosdakarya CV, Bandung, 1988, Hal 67