PENGARUH INDEKS HARGA SAHAM REGIONAL ASIA DAN NILAI TUKAR MATA UANG TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2009 – 2013) Argamaya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920 Ayu Habsari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh regional Asia indeks saham dan nilai tukar pada Indeks harga Saham Gabungan (IHSG). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks harga saham Nikkei, SSE, KOSPI, dan STI bersama dengan nilai tukar mata uang Rupiah Indonesia untuk Dolar Amerika. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan mengambil data setiap akhir bulan pada periode 2009 -2013 dan menggunakan data sekunder. hipotesis diuji dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (OLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa indeks Nikkei, KOSPI, dan STI memiliki efek positif dan signifikan terhadap IHSG. SSE Indeks dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar memiliki efek negatif yang signifikan pada IHSG. Kemampuan indeks Nikkei, SSE, KOSPI, IMS, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar di IHSG menjelaskan 94,42% sedangkan sisanya 5,58% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kata Kunci: Nikkei, SSE, KOSPI, STI, nilai tukar mata uang, dan IHSG Abstract This research aims to analyze the influence of Asian regional stock indexes and exchange rate on Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). The sample used in this research is the stock price index of Nikkei, SSE, KOSPI, and STI along with currency exchange rate of Indonesian Rupiah to American Dollars. The sampling technique was conducted by a purposive sampling techniques by retrieve data every the end of month in the period 2009 - 2013 and using secondary data. The hypothesis was tested by using the ordinary least squares method (OLS). The results of analysis showed that the indexes of Nikkei, KOSPI, and STI has a positive and significant effect on IHSG. The SSE Index and the exchange rate of Rupiah to Dollars has a significant negative effect on IHSG. The ability of indexes of Nikkei, SSE, KOSPI, STI, and the exchange rate of Rupiah to Dollars in IHSG explains 94.42% while the remaining 5.58% is explained by other variables not examined. Kata Kunci: Nikkei, SSE, KOSPI, STI, Currency exchange rate, and IHSG rencana Bank Sentral Amerika Serikat, PENDAHULUAN Persentase investor asing dibandingkan Federal Reserve (Fed) untuk mengurangi modal program stimulus ekonomi atau dikenal Indonesia hingga 2014 masih lebih tinggi, dengan tapering off quantitative easing meskipun (QE). Menurut Amri, Forddanta, Prayogo, investor domestik pada kepemilikan pasar asing terus berkurang. Salah satu alasan banyaknya & Kharismawati (2013), investor asing yang ingin berinvestasi di easing (QE) adalah program the Fed untuk Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi membeli obligasi jangka panjang, baik dalam negeri yang dapat melebihi lima berupa surat utang AS dan obligasi kredit persen. Keputusan investor asing untuk perumahan, membeli atau menjual saham perusahaan- membantu perekonomian AS sejak resesi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek 2009. yang Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai Investor asing isu-isu perekonomian dunia, salah satu menginvestasikan contoh quantitative bertujuan yang dananya untuk cenderung di negara- adalah ketika negara berkembang untuk mendapatkan Sentral Amerika keuntungan, menarik investasinya. Negara- Serikat untuk melakukan tapering off negara berkembang memiliki pasar modal quantitative easing (QE). yang sangat rentan terhadap berbagai isu- kasusnya pengumuman Bank Terjadinya keuangan pertengahan pasar isu kebijakan maupun peristiwa ekonomi pada dari berbegai negara khususnya negara dampak maju. Hal ini yang membuat negara- ketidakstabilan global 2013 yang dimulai membawa cukup besar terhadap pasar keuangan negara berkembang sangat terkena global. Gejolak keuangan terjadi akibat dampak atas pengumuman Bank Sentral 58 Amerika untuk mengurangi dana Exchange adalah nilai tukar memiliki pengaruh yang tidak menentu arahnya stimulus. Menurut penelitian Kewal (2012), nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap IHSG, yang artinya terhadap pasar saham. Faktor lain yang turut mempengaruhi sikap investor untuk menanamkan saham di semakin kuat nilai tukar rupiah terhadap Indonesia dolar (rupiah akan indeks saham global. Dari sudut pandang dan teoretikal, proses liberalisasi keuangan di sebaliknya. Novianto (2011) menemukan Indonesia membawa implikasi semakin hasil yang sama, yaitu nilai tukar atau kurs terintegrasinya dolar Amerika terhadap rupiah memiliki dengan pasar modal luar negeri, baik pengaruh negatif terhadap IHSG, dimana regional Asia maupun apresiasi nilai tukar atau kurs dolar 2009). Hal ini ditunjukkan oleh fakta-fakta Amerika terhadap rupiah akan cenderung bahwa setiap pasar modal di dunia telah menurunkan di pasar tersambung jaringan online share trading cenderung quotation yang dibangun oleh jasa layanan meningkatkan modal, terapresiasi) harga minat investor maka saham, investasi akan adalah melakukan investasi di valuta asing untuk trading menghindari risiko. Bloomberg. Thang (2009) menyimpulkan dari hasil pengaruh pasar seperti Keterkaitan perubahan modal Indonesia global (Endri, Yahoo Finance antar bursa dan yang penelitiannya bahwa nilai tukar mata uang direpresentasikan oleh hubungan antar memiliki pengaruh negatif dan positif indeks harga saham dapat terjadi karena terhadap Indeks Harga Saham tergantung investor menjadikan pergerakan indeks dari negera yang bersangkutan. Negara harga saham di bursa lain sebagai salah yang satu informasi dalam proses pengambilan lebih berorientasi pada ekspor memiliki pengaruh positif dimana semakin keputusan terdepresiasi mata uang, maka semakin Hubungan yang terjadi di antara bursa banya impor yang mendorong banyaknya saham lebih disebabkan oleh kemampuan investor yang masuk ke negara tersebut. untuk mempengaruhi satu sama lain dalam Hasil dari penelitian Mutakdir (2012) hal informasi. tentang pengaruh nilai tukar terhadap pergerakan pasar saham di Dhaka Stock Konteks investasi (Tamara, 2013). investasi internasional menyebutkan bahwa pergerakan indeks 59 harga saham di bursa lain dianggap Indeks mengandung sinyal informasi mengenai terhadap IHSG, dimana perekonomian bagaimana pasar akan bergerak dan ke Cina lebih kuat dibandingkan dengan mana arah pergerakannya. Sinyal tersebut perekonomian Indonesia, serta banyaknya berkaitan dengan kekhawatiran investor produk impor dari Cina ke Indonesia. akan adanya transmisi situasi di bursa lain Korea merupakan negara yang memiliki terhadap perekonomian bursa dalam negeri. Sinyal SSE juga dapat lebih berpengaruh kuat daripada tersebut kemudian berkembang menjadi Indonesia. Indonesia dan Singapura adalah sentimental dua negara pasar yang dapat yang saling mempengaruhi investor. dilihat dari letak kedua negara yang saling Seringkali pengaruh indeks regional Asia berdekatan dan berbatasan langsung serta lebih kuat terhadap Indeks Harga Saham hubungan daripada kondisi makro ekonomi dalam Singapura yang erat. mempengaruhi psikologis negeri pada suatu saat (Samsul, 2009). Hal ekspor Indonesia dengan Tamara (2013) dari hasil penelitiannya ini jelas terlihat pada 2013, dimana ketika menemukan isu the Fed akan mengurangi dana stimulus negatif signifikan dan indeks STI memiliki ekonomi, segera para investor merespon pengaruh positif yang signifikan terhadap dengan penarikan investasi di negara- IHSG. negara berkembang yang menyebabkan Alkhairani (2012) membuktikan bahwa melemahnya pasar modal pada negara- indeks Nikkei 225 dan indeks STI memiliki negara tersebut. pengaruh Indonesia daerah merupakan yang dipilih menanamkan Indonesia dan Jepang investasinya, merupakan ASEAN dengan besar salah negara cakupan upah buruh rendah. Pergerakan Indeks yang SSE Penelitian signifikan yang berpengaruh dilakukan terhadap IHSG. satu Sedangkan Chabachib dan Witjaksono untuk (2011) menemukan bahwa indeks Nikkei sebab 225 berpengaruh negatif terhadap IHSG. terbesar pasar indeks Astuti, Apriatni, dan Susanta (2013) yang membuktikan indeks Nikkei 225 memiliki relatif pengaruh positif yang signifikan terhadap Nikkei 225 IHSG. yang Sedangkan hasil penelitian Pramudika aktif di Asia dan diminati oleh (2012) menyimpulkan indeks SSE dan pelaku pasar internasional. Pergerakan indeks Nikkei 225 memiliki pengaruh telah paling berperan sebagai indeks 60 signifikan negatif sedangkan KOSPI signifikan positif terhadap memiliki IHSG, pengaruh HIPOTESIS IHSG. Pasar Modal terhadap Penelitian yang dilakukan Hasibuan dan Hidayat (2011) TINJAUAN PUSTAKA DAN indeks pasar modal adalah pasar di mana utang KOSPI berpengaruh signifikan terhadap jangka panjang (umumnya dengan jatuh IHSG, sedangkan Nikkei 225 justru tidak tempo lebih dari setahun) dan instrumen berpengaruh secara sigifikan. Sementara ekuitas itu, menurut Gurusamy (2009) pasar di mana Mansur membuktikan Menurut Mishkin dan Eakins (2009) (2005) memiliki hasil diperdagangkan. Sedangkan penelitian bahwa KOSPI dan Nikkei 225 dana berpengaruh signifikan terhadap IHSG. dipinjamkan merupakan pasar modal, yang Beberapa masih hasil belum penelitian tersebut dipinjam dan memiliki tujuan utama untuk mengarahkan aliran tabungan menjadi investasi jangka menunjukkan research gap, dapat dilihat panjang (sebagian besar untuk jangka dari indeks regional Asia, dan nilai tukar waktu satu tahun dan di atas). Di Indonesia, Rupiah terhadap dolar memiliki pengaruh Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun yang berbeda-beda terhadap IHSG. Belum 1995 tentang Pasar Modal mengartikan konsistennya hasil-hasil penelitian menjadi pasar modal sebagai suatu kegiatan yang permasalahan apakah indeks harga saham bersangkutan dengan Penawaran Umum regional Asia dan nilai tukar Rupiah dan perdagangan Efek (saham), Perusahaan terhadap pengaruh Publik yang berkaitan dengan Efek (saham) signifikan terhadap pergerakan IHSG. Jika yang diterbitkannya, serta lembaga dan memiliki profesi tersebut memiliki pengaruh, positif atau panjang masih Dolar konsisten jangka atau apakah pengaruh negatif. Untuk menjawab permasalahan tersebut, peneliti mencoba melakukan penelitian untuk menguji pengaruh regional Asia dan nilai tukar rupiah terhadap IHSG. yang berkaitan dengan Efek (saham). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu Indeks Harga Saham yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia (2010), 61 seperti di mayoritas bursa-bursa dunia, Nilai Dasar adalah kumulatif jumlah indeks yang ada di BEI dihitung dengan saham pada hari dasar dikali dengan harga menggunakan pada hari dasar. tertimbang metodologi berdasarkan rata-rata jumlah saham tercatat (nilai pasar) atau Market Value Teori Random Walk Weighted Average Index. Formula dasar Hasil dari penelitian yang dilakukan penghitungan indeks (Buku Paduan Indeks oleh Maurice Kendall (1953) menyatakan Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010): bahwa pola harga saham tidak dapat diprediksi (unpredictable) karena bergerak Indeks = secara acak (random walk) (Samsul, 2009). Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah saham tercatat (yang digunakan untuk perhitungan indeks) dikali dengan harga pasar. Nilai Pasar biasa disebut juga Kapitalisasi Pasar. Formula untuk menghitung Nilai Pasar adalah: Nilai Pasar = + +...+ Harga saham bergerak secara acak berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru yang akan diterima, tetapi informasi tersebut kapan akan diterimanya sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable. Menurut Jordan dan Miller (2009), ketika + arah yang diikuti harga saham tidak menunjukkan pola yang jelas, perilaku Dimana: p = Closing price (harga yang terjadi) untuk emiten ke-i. q = Jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks (jumlah saham yang tercatat) untuk emiten ke-i. n = Jumlah emiten yang tercatat di BEI (jumlah emiten yang digunakan untuk perhitungan indeks) harga saham sebagian besar sesuai dengan gagasan teori random walk. Random walk terkait dengan versi weak-form dari hipotesis pasar efisien karena pengetahuan di masa lalu dari harga saham tidak berguna dalam memprediksi harga saham di masa depan. Hipotesis H1: Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG. 62 H2: Indeks SSE signifikan berpengaruh terhadap positif tertimbang dalam mata uang Yen yang pergerakan komponennya ditinjau ulang satu tahun IHSG. sekali. Angka indeks yang digunakan H3: Indeks KOSPI berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG. H4: Indeks STI berpengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG. dalam penelitian adalah angka indeks pada penutupan setiap akhir bulan selama periode 2009 – 2013. Shanghai Stock Exchange Composite Index (SSEC Indeks) merupakan indeks kapitalisasi tertimbang dari harga harian yang menunjukkan H4: Nilai tukar mata uang rupiah terhadap kinerja semua A-shares dan B-shares yang dolar berpengaruh negatif signifikan dicatatkan pada Shanghai Stock Exchange. terhadap pergerakan IHSG. Angka indeks yang digunakan dalam penelitian adalah angka METODE PENELITIAN penutupan setiap akhir Populasi dan Sampling periode 2009 – 2013. Populasi selama Indeks KOSPI memiliki kepanjangan penelitian ini adalah seluruh data historis Korea Composite Stock Price Index. Nilai dari dasarnya ditetapkan sebesar 100 point per 3 Harga digunakan bulan pada dalam Indeks yang indeks Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia, Nikkei 225 Index di Januari Jepang, SSE Composite Index di Cina, menggunakan metode kapitalisasi pasar Korea Index (market capitalization) dari nilai/bobotnya, Times dan dominasi dari satu atau beberapa Index (STI) di Singapura, dan nilai tukar komponen yang relatif jauh lebih besar Rupiah terhadap Dolar. Seluruh data daripada komponen lainnya. Dilakukan berdasarkan data yang tersedia di internet pada saat perbandingan terkini (current untuk semua variabel yang digunakan indeks), dalam penelitian ini. kapitalisasi Composite (KOSPI) di Stock Korea, Price Straits 1990. Dihitung kemudian pasar dengan dibagi dasar, dengan sehingga perubahan harga suatu saham di dalamnya, Definisi Operasional Variabel Penelitian Indeks Nikkei 225 adalah Indeks Harga Saham dengan nilai rata-rata akan indeks mengakibatkan yang keseluruhan perubahan proporsional (Histiajid, 2010). nilai secara Angka 63 indeks yang digunakan dalam penelitian Metode Analisis Data adalah angka indeks pada penutupan setiap Uji Stasioneritas Data akhir bulan selama periode 2009 – 2013. Stasioneritas merupakan salah satu The Straits Times Index (juga disebut persyaratan penting dalam ekonometrika STI) adalah indeks patokan untuk the untuk data time series. Menurut Gujarati Singapore Exchange. Angka indeks yang dan Porter (2012), suatu data menjadi digunakan dalam penelitian adalah angka stasioner jika rerata dan varians adalah indeks pada penutupan setiap akhir bulan konstan selama periode 2009 – 2013. Nilai tukar kovarians adalah harga mata uang suatu negara bergantung terhadap mata uang negara lain. Data dari perbedaan atau lag antara dua periode tukar waktu dan bukan pada waktu aktual Rupiah terhadap Dolar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai antar waktu antara hanya dua dan nilai periode pada jarak dari waktu atau dimana kovariansnya dihitung. tukar transaksi tengah atas mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai tukar dinyatakan dalam Rupiah/Dolar Amerika Serikat. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan metode yang memberikan gambaran informatif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata Variabel terikat yang digunakan dalam (mean, standar deviasi, varian, maksimum, penelitian ini adalah Indeks Harga Saham minimum, Gabungan (IHSG) skewness (kemencengan distribusi). Indonesia menggunakan yang di Bursa dihitung Efek metode nilai rata-rata Perhitungan IHSG range, kurtosis, dan dengan tertimbang berdasarkan nilai kapitalisasi pasar. sum, Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk mencakup mengetahui apakah model yang dipakai seluruh saham emiten yang terdaftar di dalam uji hipotesis dapat menunjukkan Bursa Efek Indonesia. Angka indeks yang hubungan yang signifikan antar variabel. digunakan dalam penelitian adalah angka Menurut Ghozali (2011) ada empat uji indeks pada penutupan setiap akhir bulan yang dilakukan, yaitu: uji heteroskedasitas, selama periode 2009 – 2013. uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji normalitas. 64 Uji Heteroskedastistas Heteroskedastistas Uji Normalitas menunjukkan Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa varians dari variabel tidak sama apakah data yang digunakan dalam model untuk semua pengamatan (Ghozali, 2011). penelitian memiliki distribusi yang normal Model regresi yang baik adalah model atau tidak (Ghozali, 2011). Data yang tidak yang tidak terjadi Heteroskedastistas. Uji normal (outlier) harus dibuang agar tidak ini bertujuan untuk melihat apakah regresi menimbulkan bias dalam interpretasi hasil berganda cocok dilakukan dalam penelitian dan tidak mempengaruhi data lainnya. ini dengan memperhatikan ketidaksamaan varians. Uji Hipotesis Terdapat dua metode estimasi umum yang digunakan dalam penelitian yaitu Uji Autokolerasi Tujuan dari uji autokorelasi adalah ordinary least square (OLS) dan maximum menguji apakah terjadi korelasi atau tidak likehood (ML) (Gujarati, 2010). antara eror serangkaian observasi pada penelitian ini, periode t dan periode t-1 pada persamaan menggunakan regresi linier (Ghozali, 2011). Apabila square (OLS) untuk mengetahui dan terjadi korelasi, autokorelasi dalam Dalam model penelitian diuji metode ordinary least terdapat masalah menganalisis hubungan antara variabel- model penelitian variabel yang tersedia. Secara umum dan tersebut. jumlah, karena menarik secara intuitif dan lebih Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas merupakan uji sederhana secara sistematis dibandingkan metode maximum likehood. Uji hipotesis dengan menggunakan yang dilakukan untuk melihat apakah pada signifikansi 5%. Jika nilai probabilitas model regresi ditemukan adanya kolerasi >0,05, maka H0 diterima, dalam arti data antar variabel bebas (Ghozali, 2011). terdistribusi secara normal. Jika nilai Model yang baik seharusnya tidak terjadi probabilitas <0,05, maka H0 ditolak, dalam multikolinieritas. arti data tidak terdistribusi secara normal. 65 model regresi dengan lebih dari satu Uji Kausalitas Granger Analisis regresi bergantung dari satu variabel penjelas, disebut berganda karena variabel dengan variabel lainnya, analisis banyaknya faktor penjelas (dalam hal ini, regresi tidak harus menyatakan secara variabel) yang mungkin mempengaruhi langsung penyebab variabel tak (causation). Dengan kata lain, keberadaan Menurut Sugiyono dari tidak analisis regresi liner berganda adalah membuktikan hubungan sebab akibat atau analisis linier yang digunakan oleh peneliti arah dari pengaruh tersebut (Gujarati dan apabila Porter, 2012). meramalkan yang hubungan menjadi antarvariabel bebas (Gujarati, (2010), peneliti 2010). penerapan bermaksud bagaimana untuk keadaan naik turunnya variabel dependen (kriterium) bila dua atau lebih variabel independen sebagai Model Penelitian Kerangka penelitian digambarkan melalui diagram sebagai berikut : factor predictor dimanipulasi turunkan nilainya). (dinaik Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : INDEKS REGIONAL ASIA: • NIKKEI 225 • SSE • KOSPI IHSG = β0 + β1 (NIKKEI) i,t + β2 (SSE)i,t + Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nilai tukar Rupiah β3 (KOSPI)i,t + β4 (STI)i,t + β5 (KURS)i,t + e HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Stasioneritas Data Data dalam penelitian ini bersifat time series, untuk itu sebelum digunakan untuk Gambar 3.1 Model Penelitian Dalam penelitian ini, model penelitian yang digunakan adalah model analisis regresi linier berganda yang diolah dengan bantuan aplikasi pengolah data software Eviews. Model regresi berganda adalah tujuan penaksiran ke dalam model, terlebih dahulu dilakukan uji akar unit. Data yang digunakan dalam regresi telah melalui uji akar unit dengan berpatokan pada nilai batas kritis ADF. Pengujian dilakukan pada tingkat second difference. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 66 sebanyak 60 observasi. Variabel IHSG 10347.02 dengan standar deviasi sebesar memiliki nilai minimum sebesar 1285.48 1928.083. Hal ini menunjukkan bahwa dan nilai maksimum sebesar 5068.63. data pada variabel NIKKEI memiliki Rata-rata dari nilai variabel IHSG adalah sebaran yang tidak begitu besar karena 3559.553 dengan standar deviasi sebesar standar deviasi lebih kecil dari nilai rata- 918.5517. Hal ini menunjukkan bahwa ratanya. Variabel SSE memiliki nilai minimum data pada variabel IHSG memiliki sebaran yang tidak begitu besar karena standar sebesar 1979.21 dan nilai maksimum deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. sebesar 3412.06. Rata-rata dari nilai nilai variabel SSE adalah 2513.142 dengan nilai standar deviasi sebesar 369.50. Hal ini maksimum sebesar 2192.36. Rata-rata dari menunjukkan bahwa data pada variabel nilai variabel KOSPI adalah 1836.214 SSE memiliki sebaran yang tidak begitu dengan standar deviasi sebesar 233.0419. besar karena standar deviasi lebih kecil dari Hal ini menunjukkan bahwa data pada nilai rata-ratanya. Sementara itu, dapat variabel KOSPI memiliki sebaran yang dilihat bahwa nilai rata-rata dari variabel tidak begitu besar karena standar deviasi STI lebih kecil dari nilai rata-ratanya. minimum Variabel minimum KOSPI sebesar Variabel memiliki 1063.03 2893.241 dengan nilai sebesar 1594.87 standar deviasi dari variabel STI adalah maksimum sebesar 12087.1. Rata-rata dari 386.7814. Hal ini menunjukkan bahwa nilai variabel KURS adalah 9622.806 data pada variabel STI memiliki sebaran dengan standar deviasi sebesar 233.0419. yang tidak begitu besar karena standar Hal ini menunjukkan bahwa data pada deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. dan 3368.18. nilai nilai 8532 sebesar dan maksimum sebesar memiliki adalah nilai minimum KURS dan Adapun variabel KURS memiliki sebaran yang tidak begitu besar karena standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Variabel Pengujian dilakukan untuk melihat nilai heteroskedastistas adalah uji White (White- maksimum sebesar 16291.31. Rata-rata Test). Uji White dilakukan secara langsung dari dengan menggunakan aplikasi software nilai sebesar variabel memiliki yang nilai minimum NIKKEI Hasil Pengujian Heteroskedastistas 7568.42 dan NIKKEI adalah ada atau tidaknya 67 Eviews 7. Hasil output menunjukkan Gujarati nilai Obs*r squared adalah sebesar 2.5107 multikolinieritas apabila koefisien antar sedangkan (chisquare) variabel independen lebih dari 0.8. Dengan adalah 0.7749, lebih besar daripada α = demikian, pada data dalam penelitian ini 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. nilai p-value (2010), data teridentifkasi hipotesis nol dapat diterima dan bahwa data tidak mengandung masalah heteroskedastisitas. Hasil Pengujian Normalitas Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-Bera. Hasil uji Jarque-Bera menunjukkan bahwa Hasil Pengujian Autokorelasi Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan nilai Jarque-Beras 0.21089 dengan p-value uji sebesar 0.8999. Nilai dari p-value lebih Durbin-Watson (Uji DW). Uji DW ini dari α = 5%, dapat disimpulkan bahwa dilakukan dengan cara membandingkan residual berdistribusi normal. nilai Durbin-Watson pada hasil regresi dengan nilai d-table. Nilai pada tabel menunjukkan angka 1.40832, sedangkan Hasil Pengujian Hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan dalam pada table adalah 1.76711. Nilai peelitian ini menggunakan analisis regresi Durbin-Watson sebesar 1.508435 berada di linier berganda. Berikut ini tabel 4.7 yang antara merupakan nilai = 1.40832 dan (4- ) = 2.23289, output dari olah data sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak menggunakan Eviews 7 yang menunjukkan terjadi autokorelasi. hubungan antara NIKKEI, SSE, KOSPI, STI dan KURS terhadap IHSG: Persamaan regresi linier berganda yang dapat disusun Hasil Pengujian Multikolinieritas Pada penelitian multikolinieritas ini, dilakukan uji dengan Correlation Matrix. Hasil uji Correlation menunjukkan hubungan bahwa antar tidak variabel terdapat independen adalah sebagai berikut: IHSG = 2790.892 + 0.100825 NIKKEI 1.138164 SSE + 1.449126 KOSPI + 0.743672 STI - 0.231402 KURS + e (4.1) dengan nilai lebih dari 0.8. Menurut 68 Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted dapat dilihat pada nilai t sebesar 2.969240 R2) dengan signifikansi sebesar 0.0044 yang Persamaan regresi diatas memiliki lebih kecil dari tingkat signifikansi yang nilai adjusted R2 sebesar 0.944216. Hal ini digunakan (α = 0,05). menunjukkan bahwa variabel independen disimpulkan yang terdiri dari indeks NIKKEI, indeks menerima SSE, indeks KOSPI, indeks STI, dan Kurs menyatakan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mampu berpengaruh positif dan signifikan terhadap menjelaskan variabel dependen yaitu IHSG IHSG. bahwa pertama indeks Variabel indeks SSE sebesar 94.42% sedangkan sisanya sebesar dapat penelitian hipotesis bahwa Jadi ini yang NIKKEI berpengaruh 5.58% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain negatif dan signifikan terhadap IHSG. Hal di luar model penelitian. ini dapat dilihat dari nilai t sebesar 11.59979 dengan signifikansi sebesar 0.0000 yang lebih kecil dari tingkat Analisis Statistik F dan t menunjukkan signifikansi yang digunakan (α = 0,05). kemampuan variabel independen untuk Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian mempengaruhi variabel dependen secara ini bersama-sama (simultan). Dari tabel 4.7 menyatakan dapat diketahui bahwa nilai F hitung berpengaruh positif dan signifikan terhadap sebesar 200.7297 dan memiliki probabilitas IHSG. Nilai statistik F menolak hipotesis bahwa kedua indeks yang SSE sebesar 0.000000. Karena probabilitas jauh Variabel indeks KOSPI berpengaruh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang positif dan signifikan terhadap IHSG. Hal digunakan yaitu 0.05 atau 5%, hal tersebut ini dapat dilihat dari nilai t sebesar menunjukkan 5.590609 bahwa secara simultan dengan signifikansi sebesar variabel independen secara bersama-sama 0.0000 yang jauh lebih kecil dari tingkat (simultan) berpengaruh terhadap IHSG. signifikansi yang digunakan (α = 0,05). Hasil analisis regresi pada Tabel 4.7 di Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian atas menunjukkan bahwa variabel indeks ini NIKKEI independen menyatakan bahwa variabel indeks KOSPI dalam penelitian ini berpengaruh positif berpengaruh positif dan signifikan terhadap dan signifikan terhadap IHSG. Hal ini IHSG. sebagai variabel menerima hipotesis ketiga yang 69 Variabel indeks berpengaruh memiliki hubungan kausalitas adalah yang positif dan signifikan terhadap IHSG. Hal memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil ini dapat dilihat dari nilai t sebesar daripada α = 0.05 sehingga Ho ditolak 3.496700 yang dengan STI signifikansi sebesar berarti suatu variabel akan 0.0010 yang jauh lebih kecil dari tingkat mempengaruhi variable lain. Dalam hal ini, signifikansi yang digunakan (α = 0,05). hipotesis nol adalah variabel tidak memiliki Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian hubungan ini menerima hipotesis keempat yang variabel lainnya. menyatakan bahwa variabel indeks STI Variabel kausalitas NIKKEI Granger dengan secara statistik berpengaruh positif dan signifikan terhadap mempunyai hubungan kausalitas terhadap IHSG. IHSG, dilihat dari p-value sebesar 0.0056 Sedangkan untuk variabel nilai tukar dimana nilai tersebut di bawah α = 0.05 mata Rupiah terhadap Dolar (KURS) sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti mempuyai pengaruh negatif dan signifikan variabel NIKKEI menyebabkan variabel terhadap IHSG. Hal ini dapat dilihat dilihat IHSG. Sedangkan variabel IHSG secara pada nilai t sebesar -2.890074 dengan statistik signifikansi sebesar 0.0055 yang jauh lebih kausalitas terhadap NIKKEI, dilihat dari p- kecil yang value sebesar 0.5296 dimana nilai tersebut dapat di atas α = 0.05 sehingga hipotesis nol ini diterima yang berarti variabel IHSG tidak yang menyebabkan NIKKEI. Dengan demikian, dari digunakan tingkat (α disimpulkan menerima = signifikansi 0,05). bahwa hipotesis Jadi penelitian kelima tidak mempunyai hubungan menyatakan bahwa variabel nilai tukar disimpulkan mata Rupiah terhadap Dolar (KURS) searah antara variabel NIKKEI dan IHSG berpengaruh yaitu hanya NIKKEI yang secara statistik negatif dan signifikan terhadap IHSG. bahwa terjadi kausalitas signifikan mempengaruhi IHSG dan tidak berlaku sebaliknya. Hasil Pengujian Kausalitas Granger Variabel SSE secara statistik Uji kausalitas Granger dilakukan untuk mempunyai hubungan kausalitas terhadap mengetahui hubungan sebab-akibat antara IHSG, dilihat dari p-value sebesar 0.0018 masing-masih variabel independen dengan dimana nilai tersebut di bawah α = 0.05 variabel dependen. Diketahui bahwa yang sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti 70 variabel SSE menyebabkan variabel IHSG. IHSG. Sedangkan variabel IHSG secara Sedangkan variabel IHSG secara statistik statistik tidak mempunyai hubungan kausalitas kausalitas terhadap STI, dilihat dari p-value terhadap SSE, dilihat dari p-value sebesar sebesar 0.9863 dimana nilai tersebut di atas 0.2899 dimana nilai tersebut di atas α = α = 0.05 sehingga hipotesis nol diterima 0.05 sehingga hipotesis nol diterima yang yang berarti variabel IHSG tidak menyebabkan menyebabkan STI. Dengan demikian, SSE. disimpulkan bahwa terjadi kausalitas Dengan demikian, disimpulkan tidak berarti mempunyai variabel hubungan IHSG tidak bahwa terjadi kausalitas searah antara searah antara variabel STI dan IHSG yaitu variabel SSE dan IHSG yaitu hanya SSE hanya STI yang secara statistik signifikan yang mempengaruhi IHSG dan tidak berlaku secara statistik signifikan mempengaruhi IHSG dan tidak berlaku sebaliknya. sebaliknya. Variabel KOSPI secara statistik tidak Pembahasan Hasil Penelitian mempunyai hubungan kausalitas terhadap NIKKEI memiliki koefisien positif dan IHSG dan begitu pula variabel IHSG signifikan terhadap IHSG yang berarti secara signifikan indeks NIKKEI memiliki pengaruh positif mempengaruhi variabel KOSPI. Ini yang terhadap IHSG. Hal ini menunjukkan dibuktikan dari bahwa ketika indeks NIKKEI naik, akan masing-masing hubungan tersebut lebih diikuti juga oleh kenaikan indeks IHSG. besar dari α = 0,05 yaitu 0.9803 dan 0.5487 Kedaan ini dimungkinkan karena pasar dimana hasil keduanya adalah menerima modal lokal hanya menjadi follower dari hipotesis nol sehingga disimpulkan bahwa pasar yang lebih dominan. Hasil ini juga tidak terjadi kausalitas apapun untuk kedua didukung variabel KOSPI dan IHSG. kausalitas Granger yang dilakukan dalam statistik dengan tidak nilai p-value dari hasil dari pengujian statistik penelitian ini yang menunjukkan bahwa mempunyai hubungan kausalitas terhadap terjadi kausalitas searah antara variabel IHSG, dilihat dari p-value sebesar 0.0045 NIKKEI dan IHSG yaitu hanya NIKKEI dimana nilai tersebut di bawah α = 0.05 yang sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti mempengaruhi IHSG dan tidak berlaku variabel NIKKEI menyebabkan variabel sebaliknya. Variabel STI secara secara statistik signifikan 71 Berdasarkan hasil itu dapat dikatakan fakta bahwa kecenderungan bursa-bursa pergerakkan indeks NIKKEI menyebabkan saham yang berdekatan lokasinya, pergerakkan IHSG, akan tetapi IHSG tidak seringkali memiliki investor yang sama, dapat mempengaruhi NIKKEI. Hasil dari Jepang dan Indonesia keduanya merupakan penelitian ini sejalan dengan hasil dari negara yang berada di wilayah Asia penelitian dilakukan Alkhairani (2012), Pasifik. Astuti, Apriatni, dan Susanta (2013), Indeks SSE adalah salah satu indeks Mansur (2005) dan Pramudika (2012) yang yang paling berpengaruh dikawasan Asia menemukan NIKKEI Pasifik. Hasil penelitian ini mendukung signifikan teori tentang pasar kuat mempengaruhi memiliki bahwa indeks pengaruh positif pasar yang lebih lemah. Namun pengaruh terhadap IHSG. Indeks NIKKEI adalah indeks yang dari indeks SSE terhadap IHSG bernilai paling aktif dikawasan Asia Pasifik. Hasil negatif. Hal ini dapat terjadi dikarenakan penelitian ini mendukung teori tentang meskipun hubungan perdagangan antara pasar kuat mempengaruhi pasar yang lebih Indonesia dan Cina semakin berkembang lemah. Selain itu Jepang adalah suatu seiring negara yang memiliki keunggulan dalam Free Trade Agreement (ACFTA) namun setiap transaksi perekonomian, yang akan tidak diikuti dengan semakin menguatnya menjadikan setiap informasi pergerakan hubungan pasar modal antara kedua negara pasar langsung (Tamara, 2013). Selain itu Cina adalah berpengaruh ke pasar lokal Indonesia. suatu negara yang memiliki keunggulan Jepang dalam setiap transaksi perekonomian, yang saham adalah di Jepang negara tujuan ekspor penandatanganan Indonesia kedua setelah Amerika Serikat, akan jadi Jepang pergerakan pasar saham di Cina langsung berdampak berpengaruh ke pasar lokal Indonesia. Hal ke Jepang lain yang mendukung hasil dari penelitian ketika mengalami perekonomian kenaikan akan terhadap ekspor Indonesia (Samsul, perusahaan 2009). Selain Jepang yang itu, banyak berada di menjadikan ASEAN-China setiap informasi ini adalah fakta bahwa kecenderungan bursa-bursa saham yang berdekatan Indonesia serta eratnya hubungan bilateral lokasinya, seringkali memiliki investor Indonesia-Jepang. yang sama, Cina dan Indonesia keduanya Hal lain yang mendukung hasil dari penelitian ini adalah 72 merupakan negara yang berada di wilayah maju daripada Indonesia meskipun luas Asia Pasifik. wilayahnya sangat kecil. Hasil penelitian Indeks KOSPI adalah salah satu indeks ini mendukung teori tentang pasar kuat yang cukup berpengaruh pada pasar modal mempengaruhi pasar yang lebih lemah. Asia. Hasil penelitian ini mendukung teori Singapura juga merupakan negara tujuan tentang pasar kuat mempengaruhi pasar ekspor Indonesia ketiga setelah Jepang, yang lebih lemah. Selain itu Korea adalah sehingga suatu negara yang memiliki keunggulan sangat mempengaruhi ekspor Indonesia dalam (Samsul, 2009). Faktor-faktor tersebut setiap transaksi perekonomian keadaan ekonomi Singapura dan memperkuat hasil penelitian ini bahwa entertainment mereka yang sangat maju, indeks STI berpengaruh positif terhadap yang akan menjadikan setiap informasi IHSG. dengan industri teknologi pergerakan pasar saham di Korea langsung IHSG mengalami penurunan yang berpengaruh ke pasar lokal Indonesia. Hal sangat tajam terjadi pada pertengahan lain yang mendukung hasil dari penelitian 2013, pada saat itu terjadi pergejolakan ini adalah fakta bahwa kecenderungan pasar keuangan global akibat pengumuman bursa-bursa berdekatan pengurangan dana stimulus Quantitative lokasinya, seringkali memiliki investor Easing oleh Bank Sentral Amerika Serikat. yang sama, Korea dan Indonesia keduanya Pada saat itu terjadi kepanikan pasar merupakan negara yang berada di wilayah sehingga investor asing yang menanamkan Asia Pasifik. dananya di negara-negara Asia menarik saham yang Indeks STI adalah indeks saham yang investasi mereka. Akibatnya indeks-indeks Singapura. saham regional Asia termasuk indeks Singapura merupakan negara tetangga yang NIKKEI, KOSPI, SSE, dan STI mengalami berbatasan langsung dengan Indonesia. pelemahan. Pelemahan dari indeks-indeks Letak yang sangat dekat ini, menjadikan regional Asia tersebut berdampak pula investor-investor di bursa saham Singapura terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. berada di bursa saham dan Indonesia adalah investor yang sama sehingga keputusan investor Singapura sangat berpengaruh terhadap IHSG. Selain itu, Singapura adalah negara yang lebih 73 SIMPULAN DAN SARAN bahwa Indeks NIKKEI secara positif dan Simpulan signifikan berpengaruh terhadap IHSG. Penelitian ini meneliti pengaruh indeks Indeks Shanghai Stock Exchange harga saham regional Asia dan nilai tukar Composite Index (SSE) mata uang terhadap Indeks Harga Saham negatif dan signifikan terhadap IHSG. Hal Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia ini menunjukkan bahwa perubahan pada (Periode 2009-2013). Indeks harga saham indeks SSE akan diikuti perubahan pada regional Asia dalam penelitian ini antara IHSG yang berlawanan arah. Keadaan ini lain indeks NIKKEI, SSE, KOSPI, dan dimungkinkan STI. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang investasi dari bursa Jakarta ke bursa telah dilakukan maka simpulan yang dapat Shanghai, karena ketika melihat adanya diambil dari penelitian ini adalah sebagai pergerakaan positif di bursa Shanghai maka berikut: investor akan mengalihkan investasinya di terjadi berpengaruh akibat peralihan (NIKKEI) Jakarta dan melakukan aksi jual (Hasibuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap dan Hidayat, 2011). Meskipun pengaruh IHSG. bahwa indeks SSE terhadap IHSG memiliki arah perubahan pada indeks NIKKEI akan negatif, akan tetapi indeks SSE tetap diikuti perubahan pada IHSG yang searah. berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Nikkei adalah indeks yang paling IHSG. Hal ini terjadi karena Cina adalah aktif di Asia dan Jepang merupakan negara negara yang jauh lebih maju dari pada maju, sesuai dengan teori pasar kuat Indonesia yang memiliki pasar modal lebih mempengaruhi pasar yang lebih lemah, kuat dari pada pasar modal Indonesia, serta Jepang yang merupakan negara tujuan sesuai ekspor bahan mempengaruhi pasar yang lebih lemah. pertimbangan investor dalam membeli atau Jadi dapat disimpulkan bahwa Indeks menjual saham di Bursa Efek Indonesia. KOSPI secara negatif dan signifikan Hal ini terjadi karena investor yang berpengaruh terhadap IHSG. Indeks Hal Nikkei ini Indonesia, 225 menunjukkan dijadikan dengan teori pasar kuat menanamkan dananya di pasar modal Indeks Korea Composite Stock Price Jepang dan Indonesia cenderung adalah Index (KOSPI) berpengaruh positif dan investor yang sama. Jadi dapat disimpulkan signifikan terhadap menunjukkan bahwa IHSG. Hal perubahan ini pada 74 indeks KOSPI akan diikuti perubahan pada Secara simultan, indeks NIKKEI, IHSG yang searah. Hal ini terjadi karena indeks SSE, indeks KOSPI, indeks STI, investor yang menanamkan dananya di dan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap pasar Dolar modal Korea dan Indonesia memiliki pengaruh cenderung adalah investor yang sama. Jadi terhadap dapat disimpulkan bahwa Indeks KOSPI NIKKEI, SSE, KOSPI, STI dan nilai tukar secara positif dan signifikan berpengaruh mata uang dalam menjelaskan IHSG terhadap IHSG. sebesar sebesar 94.42% sedangkan sisanya Indeks Strait Times Index (STI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap IHSG. Hal ini menunjukkan IHSG. signifikan sebesar 5.58% Kemampuan indeks IHSG dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. bahwa perubahan pada indeks STI akan diikuti Saran perubahan pada IHSG yang searah. Jadi Bagi peneliti selanjutnya dapat disimpulkan bahwa Indeks STI Penelitian ini hanya menggunakan secara positif dan signifikan berpengaruh empat indeks dari regional Asia saja terhadap IHSG. sehingga penelitian selanjutkan disarankan Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap meggunakan lebih banyak indeks untuk Dolar (KURS) berpengaruh negatif dan regional Asia atau meneliti pengaruh signifikan indeks dari regional Eropa dan Amerika terhadap menunjukkan bahwa IHSG. Hal perubahan ini pada Serikat sehingga memberikan pola KURS akan diikuti perubahan pada IHSG pengaruh yang berlawanan arah. Kenaikan nilai tukar jumlah data dalam penelitian dengan mata uang Rupiah terhadap Dolar berarti menggunakan rentang data tahun penelitian telah yang terjadi menandakan depresiasi bahwa Rupiah kondisi yang ekonomi yang lebih berbeda. panjang Penambahan sehingga dapat diketahui hasil yang lebih valid atau lebih sedang Indonesia sedang suram. Aksi jual reliable. ini tentu saja melemahkan IHSG. Jadi menambah variabel penelitian misalnya dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mata faktor-faktor uang karena secara positif dan berpengaruh terhadap IHSG. signifikan Penelitian makro selanjutnya ekonomi faktor-faktor lain dapat lainnya, yang mempengaruhi indeks harga saham adalah 75 faktor-faktor makro ekonomi dari negara yang bersangkutan. Bagi Investor Studi PAda IHSG di BEI Periode 2008-2012. Journal of Social and Politic of Science. 1-8. Bursa Efek Indonesia. (2010). Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Author. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para investor lokal maupun asing dalam membeli atau Burton, M., Nesiba, R., & Brown, B. (2009). An Introduction t oFinancial Market & Institution, Second Edition. New York: M.E. Sharpe, Inc. menjual saham dengan memperhatikan pergerakan indeks harga saham regional negara-negara Asia dan nilai tukar mata Chabachib, H. M., & Witjaksono, A. (2011). Analisis Pengaruh Fundamental Makro dan Indeks Harga Global terhadap IHSG. Karisma Vol 5, 2. 63-72. uang Rupiah terhadap Dolar DAFTAR PUSTAKA Alkhairani. (2012). Analisis Pengaruh Indeks Saham Asia Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 20092011. Jurnal Skripsi. Amin, M. (2012). Pengruh tingkat inflasi, suku Bunga SBI, NIlai tukar kurs dolar (USD/IDR), dan indeks dow jones (DJIA) terhadap pergerakan Indeks Harga SAham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011. Jurnal skripsi/FEB UB/2012. Amri, A., Forddanta, D., Prayogo, O., & Kharismawati, M. (2013). Apa itu Quantitative Easing? Apa itu Tapering?. 15 Februari 2014. Kontan.co.id, Berita. http://fokus.kontan.co.id/news/apa-ituquantitative-easing-apa-itu-tapering. Arthesa, A., & Handiman, E. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Kasmir. Dornbursch, R., Fisher, S., & Startz, R. (2011). Macroeconimics. (11th Revised edition). Europe: McGraw-Hill. Endri. (2009). Intergrasi Pasar Saham Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Cina. Jurnal Manajemen Bisnis Vol.2, 2, 121-139. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan ke IV. Semarang: Badan Penerbit UNDIP. Gujarati, D. N. (2010). Dasar-dasar Ekonometri. Buku 1, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Gujarati, D. N., & Porter, D. W. (2012). Dasardasar Ekonometri. Buku 2, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Gurusamy, S. (2009). Capital Market, 2nd edition. New Delhi: McGraw-Hill. Astuti, R., Apriatni, P., & Susanta, H. (2013). Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional terhadap IHSG 76 Hasibuan, A. F., & Hidayat, T. (2011). Pengaruh Indeks Harga Saham Global terhadap Pergerakan Indeks Harga SAham Gabungan (IHSG). Jurnal Keuangan dan Bisnis, Vol 3, 3. 262276. Jordan, B. D., & Miller, T. W. Jr. (2009). Fundamental of Investments Valuation and Management, Fifth Edition. International Edition. New York: McGraw-hill. Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs , dan Pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Ekonomica, Vol 8, 1. 53-64. Kuepper, J. (2013). Guide to Cina’s Shanghai Composite Indeks, Research and Investing in the Shanghai Composite Indeks. 12 Februari 2014. About.com, International Investment. http://internationalinvest.about.com/ /od/internationalstockindices/a/GuideTo-Cinas-Shanghai-CompositeIndeks/. Mansur, M. (2005). Pengaruh Indeks Bursa Global terhadap indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efk Jakarta (BEJ) Periode 200-2002. Sosiohumaniora, Vol 7, 3. 203-219. Martinez, S. (2010). The Stock Market. New York: Pysler Publisher. Mishkin, F. S., & Eakins, S. G. (2009). Financial Markets and Instititions, Sixth Edition. International Edition. Boston: Pearson Prentice Hall. Mutakdir, D., & Al-Mukit. (2012). Effect of Interest Rate and Exchange Rate onVolatility of Market Indeks at Dhaka Stock Exchange. Journal of Business and Technology (Dhaka), Vol VII, 2. 1-18. Novianto, A. (2011). Analisis Pengaruh Nilai Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah (US$/Rp), Tingkat Suku Bungan SBI,Inflasi, dan Jumlah Uang beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Sagam GAbungan(IHSG) di Burs Efek Indonesia (BEI) Periode 1999,1 – 2010.6. Universitas Medan. Indonesia. Parkin, M. (2010). Economics, Ninth Edition. Global Edition. Boston: Pearson. Pramudika, Ga. (2012). Pengaruh Indeks Bursa Saham Regional Asia Pasifik terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011. Jurnal Skripsi. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. (2009). Statistik: Teori dan Aplikasi, Jilid 1, Edisi 7. Jakarta: 77