Media Rist Akuntansi - E-Journal Universitas Bakrie

advertisement
PENGARUH INDEKS HARGA SAHAM REGIONAL ASIA DAN NILAI
TUKAR MATA UANG TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM
GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE 2009 – 2013)
Argamaya
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
Ayu Habsari
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh regional Asia indeks saham dan nilai
tukar pada Indeks harga Saham Gabungan (IHSG). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah indeks harga saham Nikkei, SSE, KOSPI, dan STI bersama dengan
nilai tukar mata uang Rupiah Indonesia untuk Dolar Amerika. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan mengambil data setiap akhir bulan
pada periode 2009 -2013 dan menggunakan data sekunder. hipotesis diuji dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (OLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa
indeks Nikkei, KOSPI, dan STI memiliki efek positif dan signifikan terhadap IHSG. SSE
Indeks dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar memiliki efek negatif yang signifikan pada
IHSG. Kemampuan indeks Nikkei, SSE, KOSPI, IMS, dan nilai tukar Rupiah terhadap
Dolar di IHSG menjelaskan 94,42% sedangkan sisanya 5,58% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
Kata Kunci: Nikkei, SSE, KOSPI, STI, nilai tukar mata uang, dan IHSG
Abstract
This research aims to analyze the influence of Asian regional stock indexes and exchange
rate on Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). The sample used in this research is the
stock price index of Nikkei, SSE, KOSPI, and STI along with currency exchange rate of
Indonesian Rupiah to American Dollars. The sampling technique was conducted by a
purposive sampling techniques by retrieve data every the end of month in the period 2009 -
2013 and using secondary data. The hypothesis was tested by using the ordinary least
squares method (OLS). The results of analysis showed that the indexes of Nikkei, KOSPI,
and STI has a positive and significant effect on IHSG. The SSE Index and the exchange
rate of Rupiah to Dollars has a significant negative effect on IHSG. The ability of indexes
of Nikkei, SSE, KOSPI, STI, and the exchange rate of Rupiah to Dollars in IHSG explains
94.42% while the remaining 5.58% is explained by other variables not examined.
Kata Kunci: Nikkei, SSE, KOSPI, STI, Currency exchange rate, and IHSG
rencana Bank Sentral Amerika Serikat,
PENDAHULUAN
Persentase investor asing dibandingkan
Federal Reserve (Fed) untuk mengurangi
modal
program stimulus ekonomi atau dikenal
Indonesia hingga 2014 masih lebih tinggi,
dengan tapering off quantitative easing
meskipun
(QE). Menurut Amri, Forddanta, Prayogo,
investor
domestik
pada
kepemilikan
pasar
asing
terus
berkurang. Salah satu alasan banyaknya
&
Kharismawati
(2013),
investor asing yang ingin berinvestasi di
easing (QE) adalah program the Fed untuk
Indonesia adalah pertumbuhan ekonomi
membeli obligasi jangka panjang, baik
dalam negeri yang dapat melebihi lima
berupa surat utang AS dan obligasi kredit
persen. Keputusan investor asing untuk
perumahan,
membeli atau menjual saham perusahaan-
membantu perekonomian AS sejak resesi
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
2009.
yang
Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai
Investor
asing
isu-isu perekonomian dunia, salah satu
menginvestasikan
contoh
quantitative
bertujuan
yang
dananya
untuk
cenderung
di
negara-
adalah
ketika
negara berkembang untuk mendapatkan
Sentral
Amerika
keuntungan, menarik investasinya. Negara-
Serikat untuk melakukan tapering off
negara berkembang memiliki pasar modal
quantitative easing (QE).
yang sangat rentan terhadap berbagai isu-
kasusnya
pengumuman
Bank
Terjadinya
keuangan
pertengahan
pasar
isu kebijakan maupun peristiwa ekonomi
pada
dari berbegai negara khususnya negara
dampak
maju. Hal ini yang membuat negara-
ketidakstabilan
global
2013
yang
dimulai
membawa
cukup besar terhadap pasar keuangan
negara
berkembang
sangat
terkena
global. Gejolak keuangan terjadi akibat
dampak atas pengumuman Bank Sentral
58
Amerika
untuk
mengurangi
dana
Exchange adalah nilai tukar memiliki
pengaruh yang tidak menentu arahnya
stimulus.
Menurut penelitian Kewal (2012), nilai
tukar rupiah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap IHSG, yang
artinya
terhadap pasar saham.
Faktor lain yang turut mempengaruhi
sikap investor untuk menanamkan saham di
semakin kuat nilai tukar rupiah terhadap
Indonesia
dolar (rupiah
akan
indeks saham global. Dari sudut pandang
dan
teoretikal, proses liberalisasi keuangan di
sebaliknya. Novianto (2011) menemukan
Indonesia membawa implikasi semakin
hasil yang sama, yaitu nilai tukar atau kurs
terintegrasinya
dolar Amerika terhadap rupiah memiliki
dengan pasar modal luar negeri, baik
pengaruh negatif terhadap IHSG, dimana
regional Asia maupun
apresiasi nilai tukar atau kurs dolar
2009). Hal ini ditunjukkan oleh fakta-fakta
Amerika terhadap rupiah akan cenderung
bahwa setiap pasar modal di dunia telah
menurunkan
di pasar
tersambung jaringan online share trading
cenderung
quotation yang dibangun oleh jasa layanan
meningkatkan
modal,
terapresiasi)
harga
minat
investor
maka
saham,
investasi
akan
adalah
melakukan investasi di valuta asing untuk
trading
menghindari risiko.
Bloomberg.
Thang (2009) menyimpulkan dari hasil
pengaruh
pasar
seperti
Keterkaitan
perubahan
modal
Indonesia
global (Endri,
Yahoo
Finance
antar
bursa
dan
yang
penelitiannya bahwa nilai tukar mata uang
direpresentasikan oleh hubungan antar
memiliki pengaruh negatif dan positif
indeks harga saham dapat terjadi karena
terhadap Indeks Harga Saham tergantung
investor menjadikan pergerakan indeks
dari negera yang bersangkutan. Negara
harga saham di bursa lain sebagai salah
yang
satu informasi dalam proses pengambilan
lebih
berorientasi
pada
ekspor
memiliki pengaruh positif dimana semakin
keputusan
terdepresiasi mata uang, maka semakin
Hubungan yang terjadi di antara bursa
banya impor yang mendorong banyaknya
saham lebih disebabkan oleh kemampuan
investor yang masuk ke negara tersebut.
untuk mempengaruhi satu sama lain dalam
Hasil dari penelitian Mutakdir (2012)
hal informasi.
tentang pengaruh nilai tukar terhadap
pergerakan pasar saham di Dhaka Stock
Konteks
investasi (Tamara, 2013).
investasi
internasional
menyebutkan bahwa pergerakan indeks
59
harga saham di bursa lain dianggap
Indeks
mengandung sinyal informasi mengenai
terhadap IHSG, dimana perekonomian
bagaimana pasar akan bergerak dan ke
Cina lebih kuat dibandingkan dengan
mana arah pergerakannya. Sinyal tersebut
perekonomian Indonesia, serta banyaknya
berkaitan dengan kekhawatiran investor
produk impor dari Cina ke Indonesia.
akan adanya transmisi situasi di bursa lain
Korea merupakan negara yang memiliki
terhadap
perekonomian
bursa
dalam
negeri.
Sinyal
SSE
juga
dapat
lebih
berpengaruh
kuat
daripada
tersebut kemudian berkembang menjadi
Indonesia. Indonesia dan Singapura adalah
sentimental
dua negara
pasar
yang
dapat
yang saling mempengaruhi
investor.
dilihat dari letak kedua negara yang saling
Seringkali pengaruh indeks regional Asia
berdekatan dan berbatasan langsung serta
lebih kuat terhadap Indeks Harga Saham
hubungan
daripada kondisi makro ekonomi dalam
Singapura yang erat.
mempengaruhi
psikologis
negeri pada suatu saat (Samsul, 2009). Hal
ekspor
Indonesia
dengan
Tamara (2013) dari hasil penelitiannya
ini jelas terlihat pada 2013, dimana ketika
menemukan
isu the Fed akan mengurangi dana stimulus
negatif signifikan dan indeks STI memiliki
ekonomi, segera para investor merespon
pengaruh positif yang signifikan terhadap
dengan penarikan investasi di negara-
IHSG.
negara berkembang yang menyebabkan
Alkhairani (2012) membuktikan bahwa
melemahnya pasar modal pada negara-
indeks Nikkei 225 dan indeks STI memiliki
negara tersebut.
pengaruh
Indonesia
daerah
merupakan
yang
dipilih
menanamkan
Indonesia
dan
Jepang
investasinya,
merupakan
ASEAN dengan
besar
salah
negara
cakupan
upah
buruh
rendah. Pergerakan
Indeks
yang
SSE
Penelitian
signifikan
yang
berpengaruh
dilakukan
terhadap
IHSG.
satu
Sedangkan Chabachib dan Witjaksono
untuk
(2011) menemukan bahwa indeks Nikkei
sebab
225 berpengaruh negatif terhadap IHSG.
terbesar
pasar
indeks
Astuti,
Apriatni,
dan
Susanta
(2013)
yang
membuktikan indeks Nikkei 225 memiliki
relatif
pengaruh positif yang signifikan terhadap
Nikkei 225
IHSG.
yang
Sedangkan hasil penelitian Pramudika
aktif di Asia dan diminati oleh
(2012) menyimpulkan indeks SSE dan
pelaku pasar internasional. Pergerakan
indeks Nikkei 225 memiliki pengaruh
telah
paling
berperan
sebagai
indeks
60
signifikan
negatif
sedangkan
KOSPI
signifikan
positif
terhadap
memiliki
IHSG,
pengaruh
HIPOTESIS
IHSG.
Pasar Modal
terhadap
Penelitian yang dilakukan Hasibuan dan
Hidayat
(2011)
TINJAUAN PUSTAKA DAN
indeks
pasar modal adalah pasar di mana utang
KOSPI berpengaruh signifikan terhadap
jangka panjang (umumnya dengan jatuh
IHSG, sedangkan Nikkei 225 justru tidak
tempo lebih dari setahun) dan instrumen
berpengaruh secara sigifikan. Sementara
ekuitas
itu,
menurut Gurusamy (2009) pasar di mana
Mansur
membuktikan
Menurut Mishkin dan Eakins (2009)
(2005)
memiliki
hasil
diperdagangkan.
Sedangkan
penelitian bahwa KOSPI dan Nikkei 225
dana
berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
dipinjamkan merupakan pasar modal, yang
Beberapa
masih
hasil
belum
penelitian tersebut
dipinjam
dan
memiliki tujuan utama untuk mengarahkan
aliran tabungan menjadi investasi jangka
menunjukkan research gap, dapat dilihat
panjang (sebagian besar untuk jangka
dari indeks regional Asia, dan nilai tukar
waktu satu tahun dan di atas). Di Indonesia,
Rupiah terhadap dolar memiliki pengaruh
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun
yang berbeda-beda terhadap IHSG. Belum
1995 tentang Pasar Modal mengartikan
konsistennya hasil-hasil penelitian menjadi
pasar modal sebagai suatu kegiatan yang
permasalahan apakah indeks harga saham
bersangkutan dengan Penawaran Umum
regional Asia dan nilai tukar Rupiah
dan perdagangan Efek (saham), Perusahaan
terhadap
pengaruh
Publik yang berkaitan dengan Efek (saham)
signifikan terhadap pergerakan IHSG. Jika
yang diterbitkannya, serta lembaga dan
memiliki
profesi
tersebut
memiliki
pengaruh,
positif
atau
panjang
masih
Dolar
konsisten
jangka
atau
apakah
pengaruh
negatif.
Untuk
menjawab permasalahan tersebut, peneliti
mencoba
melakukan
penelitian
untuk
menguji pengaruh regional Asia dan nilai
tukar rupiah terhadap IHSG.
yang
berkaitan
dengan
Efek
(saham).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks
Harga
Saham
Gabungan
(IHSG) merupakan salah satu Indeks Harga
Saham yang ada di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Berdasarkan Buku Panduan Indeks
Harga Saham Bursa Efek Indonesia (2010),
61
seperti di mayoritas bursa-bursa dunia,
Nilai Dasar adalah kumulatif jumlah
indeks yang ada di BEI dihitung dengan
saham pada hari dasar dikali dengan harga
menggunakan
pada hari dasar.
tertimbang
metodologi
berdasarkan
rata-rata
jumlah
saham
tercatat (nilai pasar) atau Market Value
Teori Random Walk
Weighted Average Index. Formula dasar
Hasil dari penelitian yang dilakukan
penghitungan indeks (Buku Paduan Indeks
oleh Maurice Kendall (1953) menyatakan
Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010):
bahwa pola harga saham tidak dapat
diprediksi (unpredictable) karena bergerak
Indeks =
secara acak (random walk) (Samsul, 2009).
Nilai Pasar adalah kumulatif jumlah
saham tercatat (yang digunakan untuk
perhitungan indeks) dikali dengan harga
pasar. Nilai Pasar biasa disebut juga
Kapitalisasi
Pasar.
Formula
untuk
menghitung Nilai Pasar adalah:
Nilai Pasar =
+
+...+
Harga saham bergerak secara acak berarti
bahwa fluktuasi harga saham tergantung
pada informasi baru yang akan diterima,
tetapi
informasi
tersebut
kapan
akan
diterimanya sehingga informasi baru dan
harga saham itu disebut unpredictable.
Menurut Jordan dan Miller (2009), ketika
+
arah yang diikuti harga saham tidak
menunjukkan pola yang jelas, perilaku
Dimana:
p =
Closing price (harga yang terjadi)
untuk emiten ke-i.
q = Jumlah saham yang digunakan untuk
penghitungan indeks (jumlah saham
yang tercatat) untuk emiten ke-i.
n = Jumlah emiten yang tercatat di BEI
(jumlah emiten yang digunakan untuk
perhitungan indeks)
harga saham sebagian besar sesuai dengan
gagasan teori random walk. Random walk
terkait
dengan
versi
weak-form
dari
hipotesis pasar efisien karena pengetahuan
di masa lalu dari harga saham tidak
berguna dalam memprediksi harga saham
di masa depan.
Hipotesis
H1: Indeks Nikkei 225 berpengaruh positif
signifikan
terhadap
pergerakan
IHSG.
62
H2:
Indeks
SSE
signifikan
berpengaruh
terhadap
positif
tertimbang dalam mata uang Yen yang
pergerakan
komponennya ditinjau ulang satu tahun
IHSG.
sekali. Angka indeks yang digunakan
H3: Indeks KOSPI berpengaruh positif
signifikan
terhadap
pergerakan
IHSG. H4: Indeks STI berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
pergerakan IHSG.
dalam penelitian adalah angka indeks pada
penutupan
setiap
akhir
bulan
selama
periode 2009 – 2013. Shanghai Stock
Exchange Composite Index (SSEC Indeks)
merupakan indeks kapitalisasi tertimbang
dari harga harian yang menunjukkan
H4: Nilai tukar mata uang rupiah terhadap
kinerja semua A-shares dan B-shares yang
dolar berpengaruh negatif signifikan
dicatatkan pada Shanghai Stock Exchange.
terhadap pergerakan IHSG.
Angka indeks yang digunakan dalam
penelitian
adalah
angka
METODE PENELITIAN
penutupan
setiap
akhir
Populasi dan Sampling
periode 2009 – 2013.
Populasi
selama
Indeks KOSPI memiliki kepanjangan
penelitian ini adalah seluruh data historis
Korea Composite Stock Price Index. Nilai
dari
dasarnya ditetapkan sebesar 100 point per 3
Harga
digunakan
bulan
pada
dalam
Indeks
yang
indeks
Saham
Gabungan
(IHSG) di Indonesia, Nikkei 225 Index di
Januari
Jepang, SSE Composite Index di Cina,
menggunakan metode kapitalisasi pasar
Korea
Index
(market capitalization) dari nilai/bobotnya,
Times
dan dominasi dari satu atau beberapa
Index (STI) di Singapura, dan nilai tukar
komponen yang relatif jauh lebih besar
Rupiah terhadap Dolar. Seluruh data
daripada komponen lainnya. Dilakukan
berdasarkan data yang tersedia di internet
pada saat perbandingan terkini (current
untuk semua variabel yang digunakan
indeks),
dalam penelitian ini.
kapitalisasi
Composite
(KOSPI)
di
Stock
Korea,
Price
Straits
1990.
Dihitung
kemudian
pasar
dengan
dibagi
dasar,
dengan
sehingga
perubahan harga suatu saham di dalamnya,
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Indeks Nikkei 225 adalah Indeks
Harga
Saham
dengan
nilai
rata-rata
akan
indeks
mengakibatkan
yang
keseluruhan
perubahan
proporsional
(Histiajid,
2010).
nilai
secara
Angka
63
indeks yang digunakan dalam penelitian
Metode Analisis Data
adalah angka indeks pada penutupan setiap
Uji Stasioneritas Data
akhir bulan selama periode 2009 – 2013.
Stasioneritas merupakan salah satu
The Straits Times Index (juga disebut
persyaratan penting dalam ekonometrika
STI) adalah indeks patokan untuk the
untuk data time series. Menurut Gujarati
Singapore Exchange. Angka indeks yang
dan Porter (2012), suatu data menjadi
digunakan dalam penelitian adalah angka
stasioner jika rerata dan varians adalah
indeks pada penutupan setiap akhir bulan
konstan
selama periode 2009 – 2013. Nilai tukar
kovarians
adalah harga mata uang suatu negara
bergantung
terhadap mata uang negara lain. Data dari
perbedaan atau lag antara dua periode
tukar
waktu dan bukan pada waktu aktual
Rupiah
terhadap
Dolar
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
antar
waktu
antara
hanya
dua
dan
nilai
periode
pada
jarak
dari
waktu
atau
dimana kovariansnya dihitung.
tukar transaksi tengah atas mata uang
Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Nilai
tukar
dinyatakan
dalam
Rupiah/Dolar
Amerika Serikat.
Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan metode
yang memberikan gambaran informatif
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata
Variabel terikat yang digunakan dalam
(mean, standar deviasi, varian, maksimum,
penelitian ini adalah Indeks Harga Saham
minimum,
Gabungan (IHSG)
skewness (kemencengan distribusi).
Indonesia
menggunakan
yang
di Bursa
dihitung
Efek
metode nilai rata-rata
Perhitungan
IHSG
range,
kurtosis,
dan
dengan
tertimbang berdasarkan nilai kapitalisasi
pasar.
sum,
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk
mencakup
mengetahui apakah model yang dipakai
seluruh saham emiten yang terdaftar di
dalam uji hipotesis dapat menunjukkan
Bursa Efek Indonesia. Angka indeks yang
hubungan yang signifikan antar variabel.
digunakan dalam penelitian adalah angka
Menurut Ghozali (2011) ada empat uji
indeks pada penutupan setiap akhir bulan
yang dilakukan, yaitu: uji heteroskedasitas,
selama periode 2009 – 2013.
uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan
uji normalitas.
64
Uji Heteroskedastistas
Heteroskedastistas
Uji Normalitas
menunjukkan
Uji normalitas dilakukan untuk melihat
bahwa varians dari variabel tidak sama
apakah data yang digunakan dalam model
untuk semua pengamatan (Ghozali, 2011).
penelitian memiliki distribusi yang normal
Model regresi yang baik adalah model
atau tidak (Ghozali, 2011). Data yang tidak
yang tidak terjadi Heteroskedastistas. Uji
normal (outlier) harus dibuang agar tidak
ini bertujuan untuk melihat apakah regresi
menimbulkan bias dalam interpretasi hasil
berganda cocok dilakukan dalam penelitian
dan tidak mempengaruhi data lainnya.
ini dengan memperhatikan ketidaksamaan
varians.
Uji Hipotesis
Terdapat dua metode estimasi umum
yang digunakan dalam penelitian yaitu
Uji Autokolerasi
Tujuan dari uji autokorelasi adalah
ordinary least square (OLS) dan maximum
menguji apakah terjadi korelasi atau tidak
likehood (ML) (Gujarati, 2010).
antara eror serangkaian observasi pada
penelitian ini,
periode t dan periode t-1 pada persamaan
menggunakan
regresi linier (Ghozali, 2011). Apabila
square (OLS) untuk mengetahui dan
terjadi
korelasi,
autokorelasi
dalam
Dalam
model
penelitian
diuji
metode
ordinary
least
terdapat
masalah
menganalisis hubungan antara variabel-
model
penelitian
variabel yang tersedia. Secara umum dan
tersebut.
jumlah, karena menarik secara intuitif dan
lebih
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas merupakan uji
sederhana
secara
sistematis
dibandingkan metode maximum likehood.
Uji
hipotesis
dengan
menggunakan
yang dilakukan untuk melihat apakah pada
signifikansi 5%. Jika nilai probabilitas
model regresi ditemukan adanya kolerasi
>0,05, maka H0 diterima, dalam arti data
antar variabel bebas (Ghozali, 2011).
terdistribusi secara normal. Jika nilai
Model yang baik seharusnya tidak terjadi
probabilitas <0,05, maka H0 ditolak, dalam
multikolinieritas.
arti data tidak terdistribusi secara normal.
65
model regresi dengan lebih dari satu
Uji Kausalitas Granger
Analisis regresi bergantung dari satu
variabel penjelas, disebut berganda karena
variabel dengan variabel lainnya, analisis
banyaknya faktor penjelas (dalam hal ini,
regresi tidak harus menyatakan secara
variabel) yang mungkin mempengaruhi
langsung
penyebab
variabel
tak
(causation). Dengan kata lain, keberadaan
Menurut
Sugiyono
dari
tidak
analisis regresi liner berganda adalah
membuktikan hubungan sebab akibat atau
analisis linier yang digunakan oleh peneliti
arah dari pengaruh tersebut (Gujarati dan
apabila
Porter, 2012).
meramalkan
yang
hubungan
menjadi
antarvariabel
bebas
(Gujarati,
(2010),
peneliti
2010).
penerapan
bermaksud
bagaimana
untuk
keadaan
naik
turunnya variabel dependen (kriterium) bila
dua atau lebih variabel independen sebagai
Model Penelitian
Kerangka
penelitian
digambarkan
melalui diagram sebagai berikut :
factor
predictor
dimanipulasi
turunkan nilainya).
(dinaik
Model persamaan
regresi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
INDEKS
REGIONAL
ASIA:
• NIKKEI
225
• SSE
• KOSPI
IHSG = β0 + β1 (NIKKEI) i,t + β2 (SSE)i,t +
Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG)
Nilai tukar
Rupiah
β3 (KOSPI)i,t + β4 (STI)i,t + β5
(KURS)i,t + e
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Stasioneritas Data
Data dalam penelitian ini bersifat time
series, untuk itu sebelum digunakan untuk
Gambar 3.1 Model Penelitian
Dalam penelitian ini, model penelitian
yang digunakan adalah model analisis
regresi linier berganda yang diolah dengan
bantuan aplikasi pengolah data software
Eviews. Model regresi berganda adalah
tujuan penaksiran ke dalam model, terlebih
dahulu dilakukan uji akar unit. Data yang
digunakan dalam regresi telah melalui uji
akar unit dengan berpatokan pada nilai
batas kritis ADF. Pengujian dilakukan pada
tingkat second difference. Observasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
66
sebanyak 60 observasi. Variabel IHSG
10347.02 dengan standar deviasi sebesar
memiliki nilai minimum sebesar 1285.48
1928.083. Hal ini menunjukkan bahwa
dan nilai maksimum sebesar
5068.63.
data pada variabel NIKKEI memiliki
Rata-rata dari nilai variabel IHSG adalah
sebaran yang tidak begitu besar karena
3559.553 dengan standar deviasi sebesar
standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-
918.5517. Hal ini menunjukkan bahwa
ratanya.
Variabel SSE memiliki nilai minimum
data pada variabel IHSG memiliki sebaran
yang tidak begitu besar karena standar
sebesar
1979.21 dan nilai maksimum
deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
sebesar
3412.06. Rata-rata dari nilai
nilai
variabel SSE adalah 2513.142 dengan
nilai
standar deviasi sebesar 369.50. Hal ini
maksimum sebesar 2192.36. Rata-rata dari
menunjukkan bahwa data pada variabel
nilai variabel KOSPI adalah 1836.214
SSE memiliki sebaran yang tidak begitu
dengan standar deviasi sebesar 233.0419.
besar karena standar deviasi lebih kecil dari
Hal ini menunjukkan bahwa data pada
nilai rata-ratanya. Sementara itu, dapat
variabel KOSPI memiliki sebaran yang
dilihat bahwa nilai rata-rata dari variabel
tidak begitu besar karena standar deviasi
STI
lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
minimum
Variabel
minimum
KOSPI
sebesar
Variabel
memiliki
1063.03
2893.241 dengan nilai
sebesar 1594.87
standar deviasi dari variabel STI adalah
maksimum sebesar 12087.1. Rata-rata dari
386.7814. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai variabel KURS adalah 9622.806
data pada variabel STI memiliki sebaran
dengan standar deviasi sebesar 233.0419.
yang tidak begitu besar karena standar
Hal ini menunjukkan bahwa data pada
deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
dan
3368.18.
nilai
nilai
8532
sebesar
dan
maksimum
sebesar
memiliki
adalah
nilai
minimum
KURS
dan
Adapun
variabel KURS memiliki sebaran yang
tidak begitu besar karena standar deviasi
lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
Variabel
Pengujian
dilakukan
untuk
melihat
nilai
heteroskedastistas adalah uji White (White-
maksimum sebesar 16291.31. Rata-rata
Test). Uji White dilakukan secara langsung
dari
dengan menggunakan aplikasi software
nilai
sebesar
variabel
memiliki
yang
nilai
minimum
NIKKEI
Hasil Pengujian Heteroskedastistas
7568.42
dan
NIKKEI
adalah
ada
atau
tidaknya
67
Eviews 7. Hasil output menunjukkan
Gujarati
nilai Obs*r squared adalah sebesar 2.5107
multikolinieritas apabila koefisien antar
sedangkan
(chisquare)
variabel independen lebih dari 0.8. Dengan
adalah 0.7749, lebih besar daripada α =
demikian, pada data dalam penelitian ini
0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
tidak terjadi multikolinieritas.
nilai p-value
(2010),
data
teridentifkasi
hipotesis nol dapat diterima dan bahwa
data
tidak
mengandung
masalah
heteroskedastisitas.
Hasil Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas ini dilakukan
dengan menggunakan uji Jarque-Bera.
Hasil uji Jarque-Bera menunjukkan bahwa
Hasil Pengujian Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam penelitian ini
dilakukan
dengan
menggunakan
nilai Jarque-Beras 0.21089 dengan p-value
uji
sebesar 0.8999. Nilai dari p-value lebih
Durbin-Watson (Uji DW). Uji DW ini
dari α = 5%, dapat disimpulkan bahwa
dilakukan dengan cara membandingkan
residual berdistribusi normal.
nilai Durbin-Watson pada hasil regresi
dengan nilai d-table. Nilai
pada tabel
menunjukkan angka 1.40832, sedangkan
Hasil Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan dalam
pada table adalah 1.76711. Nilai
peelitian ini menggunakan analisis regresi
Durbin-Watson sebesar 1.508435 berada di
linier berganda. Berikut ini tabel 4.7 yang
antara
merupakan
nilai
= 1.40832 dan (4-
) = 2.23289,
output
dari
olah
data
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
menggunakan Eviews 7 yang menunjukkan
terjadi autokorelasi.
hubungan antara NIKKEI, SSE, KOSPI,
STI dan KURS terhadap IHSG: Persamaan
regresi linier berganda yang dapat disusun
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Pada
penelitian
multikolinieritas
ini,
dilakukan
uji
dengan
Correlation Matrix. Hasil uji Correlation
menunjukkan
hubungan
bahwa
antar
tidak
variabel
terdapat
independen
adalah sebagai berikut:
IHSG = 2790.892 + 0.100825 NIKKEI 1.138164 SSE + 1.449126 KOSPI
+ 0.743672 STI - 0.231402 KURS
+ e (4.1)
dengan nilai lebih dari 0.8. Menurut
68
Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted
dapat dilihat pada nilai t sebesar 2.969240
R2)
dengan signifikansi sebesar 0.0044 yang
Persamaan regresi diatas memiliki
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
nilai adjusted R2 sebesar 0.944216. Hal ini
digunakan
(α
=
0,05).
menunjukkan bahwa variabel independen
disimpulkan
yang terdiri dari indeks NIKKEI, indeks
menerima
SSE, indeks KOSPI, indeks STI, dan Kurs
menyatakan
nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mampu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
menjelaskan variabel dependen yaitu IHSG
IHSG.
bahwa
pertama
indeks
Variabel indeks SSE
sebesar 94.42% sedangkan sisanya sebesar
dapat
penelitian
hipotesis
bahwa
Jadi
ini
yang
NIKKEI
berpengaruh
5.58% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
negatif dan signifikan terhadap IHSG. Hal
di luar model penelitian.
ini dapat dilihat dari nilai t sebesar 11.59979
dengan
signifikansi
sebesar
0.0000 yang lebih kecil dari tingkat
Analisis Statistik F dan t
menunjukkan
signifikansi yang digunakan (α = 0,05).
kemampuan variabel independen untuk
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian
mempengaruhi variabel dependen secara
ini
bersama-sama (simultan). Dari tabel 4.7
menyatakan
dapat diketahui bahwa nilai F hitung
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
sebesar 200.7297 dan memiliki probabilitas
IHSG.
Nilai
statistik
F
menolak
hipotesis
bahwa
kedua
indeks
yang
SSE
sebesar 0.000000. Karena probabilitas jauh
Variabel indeks KOSPI berpengaruh
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
positif dan signifikan terhadap IHSG. Hal
digunakan yaitu 0.05 atau 5%, hal tersebut
ini dapat dilihat dari nilai t sebesar
menunjukkan
5.590609
bahwa
secara
simultan
dengan
signifikansi
sebesar
variabel independen secara bersama-sama
0.0000 yang jauh lebih kecil dari tingkat
(simultan) berpengaruh terhadap IHSG.
signifikansi yang digunakan (α = 0,05).
Hasil analisis regresi pada Tabel 4.7 di
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian
atas menunjukkan bahwa variabel indeks
ini
NIKKEI
independen
menyatakan bahwa variabel indeks KOSPI
dalam penelitian ini berpengaruh positif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dan signifikan terhadap IHSG. Hal ini
IHSG.
sebagai
variabel
menerima
hipotesis
ketiga
yang
69
Variabel
indeks
berpengaruh
memiliki hubungan kausalitas adalah yang
positif dan signifikan terhadap IHSG. Hal
memiliki nilai probabilitas yang lebih kecil
ini dapat dilihat dari nilai t sebesar
daripada α = 0.05 sehingga Ho ditolak
3.496700
yang
dengan
STI
signifikansi
sebesar
berarti
suatu
variabel
akan
0.0010 yang jauh lebih kecil dari tingkat
mempengaruhi variable lain. Dalam hal ini,
signifikansi yang digunakan (α = 0,05).
hipotesis nol adalah variabel tidak memiliki
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian
hubungan
ini menerima hipotesis keempat yang
variabel lainnya.
menyatakan bahwa variabel indeks STI
Variabel
kausalitas
NIKKEI
Granger
dengan
secara
statistik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
mempunyai hubungan kausalitas terhadap
IHSG.
IHSG, dilihat dari p-value sebesar 0.0056
Sedangkan untuk variabel nilai tukar
dimana nilai tersebut di bawah α = 0.05
mata Rupiah terhadap Dolar (KURS)
sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti
mempuyai pengaruh negatif dan signifikan
variabel NIKKEI menyebabkan variabel
terhadap IHSG. Hal ini dapat dilihat dilihat
IHSG. Sedangkan variabel IHSG secara
pada nilai t sebesar -2.890074 dengan
statistik
signifikansi sebesar 0.0055 yang jauh lebih
kausalitas terhadap NIKKEI, dilihat dari p-
kecil
yang
value sebesar 0.5296 dimana nilai tersebut
dapat
di atas α = 0.05 sehingga hipotesis nol
ini
diterima yang berarti variabel IHSG tidak
yang
menyebabkan NIKKEI. Dengan demikian,
dari
digunakan
tingkat
(α
disimpulkan
menerima
=
signifikansi
0,05).
bahwa
hipotesis
Jadi
penelitian
kelima
tidak
mempunyai
hubungan
menyatakan bahwa variabel nilai tukar
disimpulkan
mata Rupiah terhadap Dolar (KURS)
searah antara variabel NIKKEI dan IHSG
berpengaruh
yaitu hanya NIKKEI yang secara statistik
negatif
dan
signifikan
terhadap IHSG.
bahwa
terjadi
kausalitas
signifikan mempengaruhi IHSG dan tidak
berlaku sebaliknya.
Hasil Pengujian Kausalitas Granger
Variabel
SSE
secara
statistik
Uji kausalitas Granger dilakukan untuk
mempunyai hubungan kausalitas terhadap
mengetahui hubungan sebab-akibat antara
IHSG, dilihat dari p-value sebesar 0.0018
masing-masih variabel independen dengan
dimana nilai tersebut di bawah α = 0.05
variabel dependen. Diketahui bahwa yang
sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti
70
variabel SSE menyebabkan variabel IHSG.
IHSG. Sedangkan variabel IHSG secara
Sedangkan variabel IHSG secara statistik
statistik
tidak mempunyai hubungan kausalitas
kausalitas terhadap STI, dilihat dari p-value
terhadap SSE, dilihat dari p-value sebesar
sebesar 0.9863 dimana nilai tersebut di atas
0.2899 dimana nilai tersebut di atas α =
α = 0.05 sehingga hipotesis nol diterima
0.05 sehingga hipotesis nol diterima yang
yang
berarti variabel IHSG tidak menyebabkan
menyebabkan
STI.
Dengan
demikian,
SSE.
disimpulkan
bahwa
terjadi
kausalitas
Dengan
demikian,
disimpulkan
tidak
berarti
mempunyai
variabel
hubungan
IHSG
tidak
bahwa terjadi kausalitas searah antara
searah antara variabel STI dan IHSG yaitu
variabel SSE dan IHSG yaitu hanya SSE
hanya STI yang secara statistik signifikan
yang
mempengaruhi IHSG dan tidak berlaku
secara
statistik
signifikan
mempengaruhi IHSG dan tidak berlaku
sebaliknya.
sebaliknya.
Variabel KOSPI secara statistik tidak
Pembahasan Hasil Penelitian
mempunyai hubungan kausalitas terhadap
NIKKEI memiliki koefisien positif dan
IHSG dan begitu pula variabel IHSG
signifikan terhadap IHSG yang berarti
secara
signifikan
indeks NIKKEI memiliki pengaruh positif
mempengaruhi variabel KOSPI. Ini yang
terhadap IHSG. Hal ini menunjukkan
dibuktikan
dari
bahwa ketika indeks NIKKEI naik, akan
masing-masing hubungan tersebut lebih
diikuti juga oleh kenaikan indeks IHSG.
besar dari α = 0,05 yaitu 0.9803 dan 0.5487
Kedaan ini dimungkinkan karena pasar
dimana hasil keduanya adalah menerima
modal lokal hanya menjadi follower dari
hipotesis nol sehingga disimpulkan bahwa
pasar yang lebih dominan. Hasil ini juga
tidak terjadi kausalitas apapun untuk kedua
didukung
variabel KOSPI dan IHSG.
kausalitas Granger yang dilakukan dalam
statistik
dengan
tidak
nilai
p-value
dari
hasil
dari
pengujian
statistik
penelitian ini yang menunjukkan bahwa
mempunyai hubungan kausalitas terhadap
terjadi kausalitas searah antara variabel
IHSG, dilihat dari p-value sebesar 0.0045
NIKKEI dan IHSG yaitu hanya NIKKEI
dimana nilai tersebut di bawah α = 0.05
yang
sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti
mempengaruhi IHSG dan tidak berlaku
variabel NIKKEI menyebabkan variabel
sebaliknya.
Variabel
STI
secara
secara
statistik
signifikan
71
Berdasarkan hasil itu dapat dikatakan
fakta bahwa kecenderungan bursa-bursa
pergerakkan indeks NIKKEI menyebabkan
saham
yang
berdekatan
lokasinya,
pergerakkan IHSG, akan tetapi IHSG tidak
seringkali memiliki investor yang sama,
dapat mempengaruhi NIKKEI. Hasil dari
Jepang dan Indonesia keduanya merupakan
penelitian ini sejalan dengan hasil dari
negara yang berada di wilayah Asia
penelitian dilakukan Alkhairani (2012),
Pasifik.
Astuti, Apriatni, dan Susanta (2013),
Indeks SSE adalah salah satu indeks
Mansur (2005) dan Pramudika (2012) yang
yang paling berpengaruh dikawasan Asia
menemukan
NIKKEI
Pasifik. Hasil penelitian ini mendukung
signifikan
teori tentang pasar kuat mempengaruhi
memiliki
bahwa
indeks
pengaruh
positif
pasar yang lebih lemah. Namun pengaruh
terhadap IHSG.
Indeks NIKKEI adalah indeks yang
dari indeks SSE terhadap IHSG bernilai
paling aktif dikawasan Asia Pasifik. Hasil
negatif. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
penelitian ini mendukung teori tentang
meskipun hubungan perdagangan antara
pasar kuat mempengaruhi pasar yang lebih
Indonesia dan Cina semakin berkembang
lemah. Selain itu Jepang adalah suatu
seiring
negara yang memiliki keunggulan dalam
Free Trade Agreement (ACFTA) namun
setiap transaksi perekonomian, yang akan
tidak diikuti dengan semakin menguatnya
menjadikan setiap informasi pergerakan
hubungan pasar modal antara kedua negara
pasar
langsung
(Tamara, 2013). Selain itu Cina adalah
berpengaruh ke pasar lokal Indonesia.
suatu negara yang memiliki keunggulan
Jepang
dalam setiap transaksi perekonomian, yang
saham
adalah
di
Jepang
negara
tujuan
ekspor
penandatanganan
Indonesia kedua setelah Amerika Serikat,
akan
jadi
Jepang
pergerakan pasar saham di Cina langsung
berdampak
berpengaruh ke pasar lokal Indonesia. Hal
ke Jepang
lain yang mendukung hasil dari penelitian
ketika
mengalami
perekonomian
kenaikan
akan
terhadap ekspor Indonesia
(Samsul,
perusahaan
2009).
Selain
Jepang
yang
itu,
banyak
berada
di
menjadikan
ASEAN-China
setiap
informasi
ini adalah fakta bahwa kecenderungan
bursa-bursa
saham
yang
berdekatan
Indonesia serta eratnya hubungan bilateral
lokasinya, seringkali memiliki investor
Indonesia-Jepang.
yang sama, Cina dan Indonesia keduanya
Hal
lain
yang
mendukung hasil dari penelitian ini adalah
72
merupakan negara yang berada di wilayah
maju daripada Indonesia meskipun luas
Asia Pasifik.
wilayahnya sangat kecil. Hasil penelitian
Indeks KOSPI adalah salah satu indeks
ini mendukung teori tentang pasar kuat
yang cukup berpengaruh pada pasar modal
mempengaruhi pasar yang lebih lemah.
Asia. Hasil penelitian ini mendukung teori
Singapura juga merupakan negara tujuan
tentang pasar kuat mempengaruhi pasar
ekspor Indonesia ketiga setelah Jepang,
yang lebih lemah. Selain itu Korea adalah
sehingga
suatu negara yang memiliki keunggulan
sangat mempengaruhi ekspor Indonesia
dalam
(Samsul, 2009). Faktor-faktor tersebut
setiap
transaksi
perekonomian
keadaan
ekonomi
Singapura
dan
memperkuat hasil penelitian ini bahwa
entertainment mereka yang sangat maju,
indeks STI berpengaruh positif terhadap
yang akan menjadikan setiap informasi
IHSG.
dengan
industri
teknologi
pergerakan pasar saham di Korea langsung
IHSG mengalami penurunan yang
berpengaruh ke pasar lokal Indonesia. Hal
sangat tajam terjadi pada pertengahan
lain yang mendukung hasil dari penelitian
2013, pada saat itu terjadi pergejolakan
ini adalah fakta bahwa kecenderungan
pasar keuangan global akibat pengumuman
bursa-bursa
berdekatan
pengurangan dana stimulus Quantitative
lokasinya, seringkali memiliki investor
Easing oleh Bank Sentral Amerika Serikat.
yang sama, Korea dan Indonesia keduanya
Pada saat itu terjadi kepanikan pasar
merupakan negara yang berada di wilayah
sehingga investor asing yang menanamkan
Asia Pasifik.
dananya di negara-negara Asia menarik
saham
yang
Indeks STI adalah indeks saham yang
investasi mereka. Akibatnya indeks-indeks
Singapura.
saham regional Asia termasuk indeks
Singapura merupakan negara tetangga yang
NIKKEI, KOSPI, SSE, dan STI mengalami
berbatasan langsung dengan Indonesia.
pelemahan. Pelemahan dari indeks-indeks
Letak yang sangat dekat ini, menjadikan
regional Asia tersebut berdampak pula
investor-investor di bursa saham Singapura
terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.
berada
di
bursa
saham
dan Indonesia adalah investor yang sama
sehingga keputusan investor Singapura
sangat berpengaruh terhadap IHSG. Selain
itu, Singapura adalah negara yang lebih
73
SIMPULAN DAN SARAN
bahwa Indeks NIKKEI secara positif dan
Simpulan
signifikan berpengaruh terhadap IHSG.
Penelitian ini meneliti pengaruh indeks
Indeks
Shanghai
Stock
Exchange
harga saham regional Asia dan nilai tukar
Composite Index (SSE)
mata uang terhadap Indeks Harga Saham
negatif dan signifikan terhadap IHSG. Hal
Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
ini menunjukkan bahwa perubahan pada
(Periode 2009-2013). Indeks harga saham
indeks SSE akan diikuti perubahan pada
regional Asia dalam penelitian ini antara
IHSG yang berlawanan arah. Keadaan ini
lain indeks NIKKEI, SSE, KOSPI, dan
dimungkinkan
STI. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
investasi dari bursa Jakarta ke bursa
telah dilakukan maka simpulan yang dapat
Shanghai, karena ketika melihat adanya
diambil dari penelitian ini adalah sebagai
pergerakaan positif di bursa Shanghai maka
berikut:
investor akan mengalihkan investasinya di
terjadi
berpengaruh
akibat
peralihan
(NIKKEI)
Jakarta dan melakukan aksi jual (Hasibuan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dan Hidayat, 2011). Meskipun pengaruh
IHSG.
bahwa
indeks SSE terhadap IHSG memiliki arah
perubahan pada indeks NIKKEI akan
negatif, akan tetapi indeks SSE tetap
diikuti perubahan pada IHSG yang searah.
berpengaruh secara signifikan terhadap
Indeks Nikkei adalah indeks yang paling
IHSG. Hal ini terjadi karena Cina adalah
aktif di Asia dan Jepang merupakan negara
negara yang jauh lebih maju dari pada
maju, sesuai dengan teori pasar kuat
Indonesia yang memiliki pasar modal lebih
mempengaruhi pasar yang lebih lemah,
kuat dari pada pasar modal Indonesia,
serta Jepang yang merupakan negara tujuan
sesuai
ekspor
bahan
mempengaruhi pasar yang lebih lemah.
pertimbangan investor dalam membeli atau
Jadi dapat disimpulkan bahwa Indeks
menjual saham di Bursa Efek Indonesia.
KOSPI secara negatif dan signifikan
Hal ini terjadi karena investor yang
berpengaruh terhadap IHSG.
Indeks
Hal
Nikkei
ini
Indonesia,
225
menunjukkan
dijadikan
dengan
teori
pasar
kuat
menanamkan dananya di pasar modal
Indeks Korea Composite Stock Price
Jepang dan Indonesia cenderung adalah
Index (KOSPI) berpengaruh positif dan
investor yang sama. Jadi dapat disimpulkan
signifikan
terhadap
menunjukkan
bahwa
IHSG.
Hal
perubahan
ini
pada
74
indeks KOSPI akan diikuti perubahan pada
Secara
simultan,
indeks
NIKKEI,
IHSG yang searah. Hal ini terjadi karena
indeks SSE, indeks KOSPI, indeks STI,
investor yang menanamkan dananya di
dan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap
pasar
Dolar
modal
Korea
dan
Indonesia
memiliki
pengaruh
cenderung adalah investor yang sama. Jadi
terhadap
dapat disimpulkan bahwa Indeks KOSPI
NIKKEI, SSE, KOSPI, STI dan nilai tukar
secara positif dan signifikan berpengaruh
mata uang dalam menjelaskan IHSG
terhadap IHSG.
sebesar sebesar 94.42% sedangkan sisanya
Indeks
Strait
Times
Index
(STI)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
IHSG.
Hal
ini
menunjukkan
IHSG.
signifikan
sebesar 5.58%
Kemampuan
indeks
IHSG dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
bahwa
perubahan pada indeks STI akan diikuti
Saran
perubahan pada IHSG yang searah. Jadi
Bagi peneliti selanjutnya
dapat disimpulkan bahwa Indeks STI
Penelitian ini hanya menggunakan
secara positif dan signifikan berpengaruh
empat indeks dari regional Asia saja
terhadap IHSG.
sehingga penelitian selanjutkan disarankan
Nilai tukar mata uang Rupiah terhadap
meggunakan lebih banyak indeks untuk
Dolar (KURS) berpengaruh negatif dan
regional Asia atau meneliti pengaruh
signifikan
indeks dari regional Eropa dan Amerika
terhadap
menunjukkan
bahwa
IHSG.
Hal
perubahan
ini
pada
Serikat
sehingga
memberikan
pola
KURS akan diikuti perubahan pada IHSG
pengaruh
yang berlawanan arah. Kenaikan nilai tukar
jumlah data dalam penelitian dengan
mata uang Rupiah terhadap Dolar berarti
menggunakan rentang data tahun penelitian
telah
yang
terjadi
menandakan
depresiasi
bahwa
Rupiah
kondisi
yang
ekonomi
yang
lebih
berbeda.
panjang
Penambahan
sehingga
dapat
diketahui hasil yang lebih valid atau lebih
sedang Indonesia sedang suram. Aksi jual
reliable.
ini tentu saja melemahkan IHSG. Jadi
menambah variabel penelitian misalnya
dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mata
faktor-faktor
uang
karena
secara
positif
dan
berpengaruh terhadap IHSG.
signifikan
Penelitian
makro
selanjutnya
ekonomi
faktor-faktor
lain
dapat
lainnya,
yang
mempengaruhi indeks harga saham adalah
75
faktor-faktor makro ekonomi dari negara
yang bersangkutan.
Bagi Investor
Studi PAda IHSG di BEI Periode
2008-2012. Journal of Social and
Politic of Science. 1-8.
Bursa Efek Indonesia. (2010). Buku Panduan
Indeks Harga Saham Bursa Efek
Indonesia. Jakarta: Author.
Hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan pertimbangan bagi para investor
lokal maupun asing dalam membeli atau
Burton, M., Nesiba, R., & Brown, B. (2009).
An Introduction t oFinancial Market &
Institution, Second Edition. New York:
M.E. Sharpe, Inc.
menjual saham dengan memperhatikan
pergerakan indeks harga saham regional
negara-negara Asia dan nilai tukar mata
Chabachib, H. M., & Witjaksono, A. (2011).
Analisis Pengaruh Fundamental Makro
dan Indeks Harga Global terhadap
IHSG. Karisma Vol 5, 2. 63-72.
uang Rupiah terhadap Dolar
DAFTAR PUSTAKA
Alkhairani. (2012). Analisis Pengaruh Indeks
Saham Asia Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 20092011. Jurnal Skripsi.
Amin, M. (2012). Pengruh tingkat inflasi, suku
Bunga SBI, NIlai tukar kurs dolar
(USD/IDR), dan indeks dow jones
(DJIA) terhadap pergerakan Indeks
Harga SAham Gabungan di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2008-2011.
Jurnal skripsi/FEB UB/2012.
Amri, A., Forddanta, D., Prayogo, O., &
Kharismawati, M. (2013). Apa itu
Quantitative
Easing?
Apa
itu
Tapering?.
15
Februari
2014.
Kontan.co.id,
Berita.
http://fokus.kontan.co.id/news/apa-ituquantitative-easing-apa-itu-tapering.
Arthesa, A., & Handiman, E. (2009). Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.
Kasmir.
Dornbursch, R., Fisher, S., & Startz, R. (2011).
Macroeconimics.
(11th
Revised
edition). Europe: McGraw-Hill.
Endri. (2009). Intergrasi Pasar Saham Kawasan
Perdagangan Bebas ASEAN-Cina.
Jurnal Manajemen Bisnis Vol.2, 2,
121-139.
Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Cetakan ke IV. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP.
Gujarati, D. N. (2010).
Dasar-dasar
Ekonometri. Buku 1, Edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat.
Gujarati, D. N., & Porter, D. W. (2012). Dasardasar Ekonometri. Buku 2, Edisi 5.
Jakarta: Salemba Empat.
Gurusamy, S. (2009). Capital Market, 2nd
edition. New Delhi: McGraw-Hill.
Astuti, R., Apriatni, P., & Susanta, H. (2013).
Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI),
Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, dan Indeks
Bursa Internasional terhadap IHSG
76
Hasibuan, A. F., & Hidayat, T. (2011).
Pengaruh Indeks Harga Saham Global
terhadap Pergerakan Indeks Harga
SAham Gabungan (IHSG). Jurnal
Keuangan dan Bisnis, Vol 3, 3. 262276.
Jordan, B. D., & Miller, T. W. Jr. (2009).
Fundamental of Investments Valuation
and Management, Fifth Edition.
International Edition. New York:
McGraw-hill.
Kewal, S. S. (2012). Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, Kurs , dan Pertumbuhan PDB
terhadap
Indeks
Harga
Saham
Gabungan. Jurnal Ekonomica, Vol 8,
1. 53-64.
Kuepper, J. (2013). Guide to Cina’s Shanghai
Composite Indeks, Research and
Investing in the Shanghai Composite
Indeks. 12 Februari 2014. About.com,
International
Investment.
http://internationalinvest.about.com/
/od/internationalstockindices/a/GuideTo-Cinas-Shanghai-CompositeIndeks/.
Mansur, M. (2005). Pengaruh Indeks Bursa
Global terhadap indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) pada Bursa Efk
Jakarta (BEJ) Periode 200-2002.
Sosiohumaniora, Vol 7, 3. 203-219.
Martinez, S. (2010). The Stock Market. New
York: Pysler Publisher.
Mishkin, F. S., & Eakins, S. G. (2009).
Financial Markets and Instititions,
Sixth Edition. International Edition.
Boston: Pearson Prentice Hall.
Mutakdir, D., & Al-Mukit. (2012). Effect of
Interest Rate and Exchange Rate
onVolatility of Market Indeks at Dhaka
Stock Exchange. Journal of Business
and Technology (Dhaka), Vol VII, 2.
1-18.
Novianto, A. (2011). Analisis Pengaruh Nilai
Tukar (Kurs) Dolar Amerika/Rupiah
(US$/Rp), Tingkat Suku Bungan
SBI,Inflasi, dan Jumlah Uang beredar
(M2) Terhadap Indeks Harga Sagam
GAbungan(IHSG) di Burs Efek
Indonesia (BEI) Periode 1999,1 –
2010.6. Universitas Medan. Indonesia.
Parkin, M. (2010). Economics, Ninth Edition.
Global Edition. Boston: Pearson.
Pramudika, Ga. (2012). Pengaruh Indeks Bursa
Saham Regional Asia Pasifik terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) Periode 2009-2011. Jurnal
Skripsi.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. (2009). Statistik: Teori dan
Aplikasi, Jilid 1, Edisi 7. Jakarta:
77
Download