e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR), NON PERFORMING LOAN (NPL), RETURN ON ASSET (ROA) DAN OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL(BOPO) TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) (Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa) 1 Kadek Puspa Yuliani,1 Desak Nyoman Sri Werastuti, 2 Dr.Edy Sujana Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {[email protected], [email protected] , [email protected]}@undiksha.ac.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) dan Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Variabel independen penelitian ini adalah rasio Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) dan Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Sedangkan untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda yang didahului dengan dilakukan pengujian terhadap uji asumsi klasik, kemudian analisis regresi dan uji model yang terdiri dari analisis koefisien determinasi, uji simultan (uji F) serta uji parsial (uji t) dengan menggunakan bantuan program SPSS 18.0. Setelah dilakukan pengolahan data, diketahui bahwa hasil uji hipotesis pertama (H1) memperoleh hasil Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Capital Adeuacy Ratio (CAR), hipotesis kedua (H2) memperoleh hasil bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Capital Adeuacy Ratio (CAR), hipotesis ketiga (H3) memperoleh hasil bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Capital Adeuacy Ratio (CAR) dan hipotesis keempat (H4) memperoleh hasil bahwa Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif signifikan terhadap Capital Adeuacy Ratio (CAR). Kata Kunci : Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA), Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Capital Adeuacy Ratio (CAR) ABSTRACT This study was aimed at examining the effect of Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return on Asset (ROA) and Operational Cost on Operational Revenue (BOPO) on Capital Adecuacy Ratio (CAR). The technique of data analysis used was multiple linear regression analysis which was preceded by classic assumption testing and then followed by regression analysis and model testing that consisted of determination coefficient analysis, simultaneous testing ( F test), and partial testing (t-test) using SPSS 18.0 program. After data processing, it was found out that the first hypothesis testing (H1) showed that Loan to Deposit (LDR) has a positive and significant effect on Capital Adequacy Ratio (CAR), the second hypothesis (H2) showed that Non Performing Loan (NPL) has a positive and not significant effect on Capital Adequacy Ratio (CAR), the third hypothesis (H3) showed that Return on Asset (ROA) has a positive and not significant effect on Capital Adequacy Ratio (CAR) and the fourth hypothesis (H4) showed that e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Operational Cost on Operational Revenue (BOPO) has a negative and significant effect on Capital Adequacy Ratio (CAR). Keywords: Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) Operational Cost on Operational Revenue (BOPO) and Capital Adequacy Ratio (CAR) . PENDAHULUAN Terjadinya krisis moneter dipertengahan tahun 1997 sebagai dampak dari jatuhnya nilai mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat merupakan suatu bencana bagi keberadaan Bank Swasta Nasional yang keberadaanya sudah rapuh disebabkan oleh lemahnya aspek permodalan dari bank bersangkutan karena kecukupan modalnya jauh berada dibawah batas kewajaran yang ditentukan oleh Bank For International Settlement secara internasional (Situmorang,2011:16). Dalam upaya pembenahan sektor permodalan setelah terjadinya krisis, sejak awal Januari Tahun 2004 Bank Indonesia mengeluarkan program penguatan struktur perbankan nasional kemudian dikenal dengan istilah API (Arsitektur Perbankan Indonesia) yang dijalankan secara bertahap yaitu tahap 5 (lima) sampai 10 (sepuluh) tahun kedepan dari tahun 2004 hingga tahun 2013. Menurut Fatwal (2012:14), tujuan utama dari program kebijakan API adalah “untuk memperkuat permodalan bank dalam rangka meningkatkan kemampuan bank dalam mengelola usaha maupun risiko”. Membaiknya kondisi permodalan tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh usaha bank dalam mengendalikan rasiorasio keuangan lainnya seperti Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Return On Asset (ROA) dan Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Sebab dengan meningkatknya Loan to Deposit Ratio (LDR) akan mengakibatkan menurunkan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) karena nilai Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) akan menjadi besar (Anjani,2013:1142). Kemudian menurut (Joliana,2013:18), apabila semakin tinggi Non Performing Loan (NPL) maka tunggakan bunga pinjaman semakin tinggi sehingga akan menurunkan pendapatan bunga”. Akibat dari menurunnya pendapatan bunga maka Capital Adequacy Ratio (CAR) juga akan turun. Selanjutnya Menurut Putri (2012:16), “semakin tinggi Return On Asset (ROA) akan semakin baik untuk besaran nilai Capital Adequacy Ratio (CAR), karena perolehan laba akan menambah komponen modal. Begitupula dengan semakin kecil angka rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) maka semakin efisien bank tersebut mengendalikan biaya operasionalnya sehingga hal tersebut akan mempengaruhi besaran nilai Capital Adequacy Rasio (CAR) sebagai dampak peningkatan laba Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) , NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Asset) dan BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) terhadap CAR (Capital Adequacy Ratio)(Studi Pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa)”. Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang diajukan yaitu 1) Apakah LDR memiliki pengaruh terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa? 2) Apakah NPL memiliki pengaruh terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa? 3) Apakah ROA memiliki pengaruh terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa? 4) Apakah BOPO memiliki pengaruh terhadap CAR Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Dari perumusan rumusan yang diajukan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh LDR terhadap CAR, NPL, ROA, BOPO Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Hubungan Antar Konsep dan Perumusan Hipotesis Hubungan LDR terhadap CAR. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan “rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan” (Kasmir,2010:290). Apabila pertumbuhan jumlah kredit besar dari pada pertumbuhan jumlah dana yang dihimpun maka hal tersebut akan membuat nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) semakin tinggi. Akibat dari nilai Loan to Deposit Ratio (LDR) yang tinggi maka “kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan akan semakin rendah” (Dendawijaya,2008:116). Ini karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit akan menjadi semakin besar. Sehingga hipotesis yang dapat disusun adalah. H1: Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Hubungan NPL terhadap CAR. Non Performing Loan (NPL) merupakan “pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur” (Fatwal,2012:21). Meningkatnya Non Performing Loan (NPL) mengindikasikan adanya peningkatan kredit bermasalah terhadap total kredit yang dimiliki oleh Bank. Jika Non Performing Loan (NPL) mengalami peningkatan, akan mengakibatkan pendapatan yang seharusnya diterima dari bunga pinjaman akan mengalami penurunan. Dengan rendahnya pendapatan bunga maka akan menurunkan laba bank. Dampak dari menurunnya laba bank maka Capital Adequacy Ratio (CAR) juga akan semakin rendah, sebab laba merupakan salah satu komponen yang menambah struktur modal. Sehingga hipotesis yang dapat disusun adalah. H2: Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Hubungan ROA terhadap CAR. Return On Asset (ROA) adalah “rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan” (Siregar,2010:23). Menurut Dendawijaya (2008:118), “semakin besar Return On Asset (ROA) semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset”. Dengan semakin besar Return On Asset (ROA) maka semakin meningkat pula Capital Adequacy Ratio (CAR). Hal ini senada dengan yang disampaikan Sakinah (2013:25) yang menyatakan, “setiap kali bank mengalami kerugian, modal bank menjadi berkurang nilainya dan begitupula sebaliknya jika bank meraih keuntungan maka modalnya akan bertambah”. Sehingga hipotesis yang dapat disusun adalah. H3: Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Hubungan BOPO terhadap CAR. Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur “kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional” (Hariyani,2010:54). Menurut Joliana (2013:32) “semakin besar rasio BOPO menunjukkan bank yang kurang efisien dalam mengendalikan biaya operasionalnya. Sedangkan semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya”. BOPO yang besar mengandung arti biaya operasional yang ditanggung lebih besar daripada pendapatan operasional sehingga kemungkinan modal digunakan untuk menutupi biaya operasional tersebut. Untuk itu BOPO yang besar akan menurunkan Capital Adequacy Ratio (CAR), dan BOPO yang rendah akan meningkatkan Capital Adequacy Ratio (CAR). Sehingga dapat disusun hipotesis sebagai berikut. H4: Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) berpengaruh negatif terhadap Adequacy Ratio (CAR). Capital METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah 13 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Sementara dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, atau pengambilan sampel dilakukan dengan berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu, seperti 1) Bank rutin mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang lengkap selama periode penelitian 2009 s/d 2013. 2) Bank menyajikan data laporan keuangan yang lengkap. 3) Laporan keuangan bank sudah diaudit Definisi Operasional Variabel Definisi operasional dari masingmasing variabel yang digunakan, diuraikan seperti dibawah ini. Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Harahap (2013:307), Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana modal pemilik saham dapat menutup aktiva berisiko. Loan to Deposit Ratio (LDR) Menurut Kasmir (2010:290), Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Non Performing Loan (NPL) Menurut Hariyani (2010:52), Non Performing Loan (NPL) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. a. Return On Asset (ROA) Menurut Siregar (2010:23)Return On Asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Menurut Hariyani (2010:54), Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio efisiensi digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data yang akan digunakan dalam penelitian seperti data LDR, NPL, ROA, BOPO dan CAR, adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1)Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati objek penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui media internet dengan alamat situs www.idx.go.id. 2) Teknik Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat, mencatat dan mengkaji dokumen-dokumen laporan keuangan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Teknik Analisis Data Dalam menguji kebenaran hipotesis, adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda Adapun persamaan regresi dalam penelitian ini adalah: CAR = α - β1LDR1 - β2NPL2 + β3ROA3 – β4BOPO4 + e Keterangan, CAR : Capital Adequacy Ratio (CAR) α : Konstanta β1-β4 : Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel independen LDR : Loan to Deposit Ratio (LDR) e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) NPL : Non Performing Loan (NPL) ROA : Return On Asset (ROA) BOPO : Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) e : error term HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Setelah dilakukan tabulasi data-data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh gambaran mengenai nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari masing-masing data variabel sebagai berikut. Tabel 1.Statistik Deskriptif Sumber : Data Sekunder diolah, 2015 Uji Asumsi Klasik Uji Autokorelasi Berdasarkan uji autokorelasi bahwa nilai DW sebesar 0.648. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 0.05 (5%), jumlah sampel 65 (n) dan jumlah variabel independen 4 (k=4). Dari tabel DurbinWatson signifikansi 0.05 (5%) didapat nilai batas batas (dL) 1.471 dan batas atas (dU) 1.731. Berdasarkan hal tersebut maka nilai DW lebih kecil dari nilai dL dan dU atau DW < dL < dU atau (0.648 < 1.471 < 1.731). Sehingga keputusan Durbin-Watson adalah “ditolak”. Dengan terjadinya autokorelasi pada model, maka untuk memperoleh data yang bebas dari autokorelasi dilakukan pengobatan pada model regresi melalui metode First Diffrence dengan pendekatan Durbin Watson ( (Ghozali,2009:110). Setelah dilakukan pengobatan adapun hasil yang diperoleh nilai DW setelah dilakukan pengobatan adalah sebesar 1.644. nilai ini dibandingkan kembali dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 0.05 (5%), jumlah sampel 65 (n) dan jumlah variabel 4 (k=4). Dari tabel Durbin-Watson signifikansi 0.05 (5%) didapat nilai batas batas (dL) 1.471 dan batas atas (dU) 1.731. Berdasarkan hal tersebut maka perolehan nilai DW lebih besar dari nilai dL dan lebih kecil dari nilai dU atau dL < DW < dU atau (1.471 < 1.644 < 1.731). Sehingga keputusan Durbin-Watson adalah “No desicion” atau tidak ada kesimpulan. Hasil ini mengindikasikan bahwa model sudah layak untuk digunakan untuk memprediksi pengaruh LDR, NPL, ROA dan BOPO terhdap CAR Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Uji Normalits Berdasarkan Uji Normalitas Kolmogorof–Smirnov (K-S), terlihat bahwa nilai signifikansi Kolmogorof–Smirnov berada diatas 0.05 yaitu sebesar 0.381 maka dapat dinyatakan asumsi normalitas dalam penelitian ini dipenuhi dalam penelitian ini. Untuk itu, disimpulkan bahwa data model regresi berdistribusi secara normal Uji Multikolinieritas Hasil uji multikolinearitas Tolerance dan VIF memperlihatkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Hal ini bisa dilihat dari nilai tolerance dan VIF yang diperoleh, dimana dari masing-masing variabel independen yang digunakan memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0.10 dan VIF lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi. Uji Heterokedastisitas Hasil uji heteroskedastisitas (Uji Glejser) di atas memperlihatkan bahwa seluruh variabel indpenden yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas yang ditunjukkan oleh tingkat signifikansi diatas 0,05. Sehingga disimpulkan model regresi bebas dari heteroskedastisitas. Analisis Regresi Linier Berganda Adapun hasil pengolahan data dengan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS 18.0, adalah sebagai berikut Tabel 2. Analisis Regresi Linier Berganda Sumber : Data Sekunder diolah, 2015 Dari tabel diatas, model regresi yang digunakan dapat disusun sebagai berikut. LagCAR = 12.427 - 0.133 LagLDR + 0.516 LagNPL – 0.878 LagROA – 0.137 LagBOPO Uji Model (Goodness of Fit) Adapun hasil pengujian model yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Uji Simultan (Uji F) Dari tabel uji simultan (Uji F) diperoleh nilai F hitung sebesar 9.406 dengan signifikansi 0.000. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0.05 atau 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ha “diterima” artinya bahwa secara bersama-sama LDR, NPL, ROA dan BOPO berpengaruh terhadap variabel dependen CAR. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Adapun hasil analisis koefisien determinasi (R2) yang peroleh dalam penelitian ini adalah adanya korelasi atau hubungan di antara variabel independen LDR, NPL, ROA dan BOPO dengan CAR sebagai variabel dependen. Hal ini terlihat dari nilai angka Adjusted R Square sebesar 0,348 atau 34.8% (KP = 0.348 x 100) dengan interprestasi nilai korelasi dalam kategori ”rendah”. Angka ini mengindikasikan bahwa 34.8% variasi atau perubahan dalam CAR dapat dijelaskan oleh LDR, NPL, ROA, dan BOPO. Sedangkan sisanya sebesar 65.2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, dapat dilakukan beberapa pembahasan sesuai dengan pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, diantaranya : Hubungan LDR terhadap CAR. Pengujian hipotesis pertama yang menyatakan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Sesuai dengan table 4.14, didapat hasil bahwa nilai t pada LagLDR adalah -4.972 dan nilai (p-value) sebesar 0.000 yang signifikan secara statistic pada α = 0.05. Hasil pengujian atas hipotesis 1 menyimpulkan bahwa peneliti tidak dapat menolak H1. e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Hubungan negatif yang diperoleh dalam penelitian ini mengandung arti bahwa LDR berbanding terbalik dengan CAR. Jika LDR naik maka CAR akan mengalami penurunan dan demikian sebaliknya jika LDR turun maka CAR akan mengalami kenaikan. Dengan semakin tingginya LDR sebagai dampak dari pertumbuhan jumlah penyaluran kredit lebih besar dari pertumbuhan jumlah dana diterima, maka akan membuat kondisi likuiditas bank semakin berisiko. Karena terbatasnya jumlah dana yang dimiliki bank dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Kondisi tersebut akan dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat pada suatu bank. Untuk itu, dalam upaya menjaga kepercayaan masyarakat pada bank diperlukan penyediaan jumlah dana yang besar yang kemungkinan diambilkan dari modal bank guna penyediaan likuiditasnya. Disamping itu, akibat dari penyaluran kredit yang besar maka akan membuat nilai Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) akan semakin besar, sehingga kemampuan modal bank dalam menganggulangi kemungkinan terjadinya risiko yang diakibatkan oleh kegiatan operasional bank akan semakin rendah. Oleh karena itu, meningkatnya LDR akan menurunkan CAR bank. Hasil yang diperoleh dalam penelitian inimendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Krisna (2009) dan Anjani (2013). Dimana dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa LDR berpengaruh signifikan terhadap CAR. Namun sebaliknya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2009) dan Nurlailah, (2013), yang memperoleh hasil tidak ada pengaruh yang signifikan antara LDR terhadap CAR. Hubungan NPL terhadap CAR. Pengujian hipotesis keduayang menyatakan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Sesuai dengan table 4.14, didapat hasil bahwa nilai t pada LagNPL adalah 1.764 dan nilai (p-value) sebesar 0.083 tidak signifikan secara statistic pada α = 0.05. Hasil pengujian atas hipotesis 2 disimpulkan bahwa NPL tidak berpengaruh terhadap CAR. Hubungan positif yang diperoleh dalam penelitian ini mengandung arti bahwa NPL berbanding lurus dengan CAR. Jika NPL naik maka CAR juga akan mengalami peningkatan dan demikian sebaliknya jika NPL turun maka CAR akan mengalami penurunan. Diperolehnya hasil NPL tidak berpengaruh terhadap CAR ini, disebabkan oleh kenaikan rasio NPL yang mengandung arti naiknya kredit bermasalah (kredit kurang lancaar, diragukan dan macet) yang lebih besar dari kenaikan jumlah kredit. Hal ini mengingat NPL merupakan gambaran risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank atas total kredit yang disalurkannya. NPL yang tinggi akan menyebabkan kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit yang rendah. Seperti terjadinya penurunan pada pendapatan yang akan diterima bank dari bunga atas kredit yang disalurkan. Akan tetapi tidak selalu dengan timbulnya kredit bermasalah akan memiliki risiko yang besar pada pendapatan operasional bank secara keseluruhan, ini disebabkan pendapatan operasional bank bukan hanya berasal dari pendapatan bunga kredit meski pendapatan dari sektor bunga kredit merupakan pendapatan terbesar bank, namun pendapatan operasional bank juga dapat berasal dari pendapatan aktiva produktif lainnya. Sehingga NPL tidak berpengaruh terhadap CAR bank. Hasil yang diperoleh dalam penelitian inimendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siregar(2010), Indrawati (2008) dan Joliana (2013). Dimana dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap CAR. Namun sebaliknya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Sutanto (2009), e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Wahyuni (2009) danAnjani (2013)yang memperoleh hasil berpengaruh signifikan antara NPL terhadap CAR. Hubungan ROA terhadap CAR. Pengujian hipotesis ketigayang menyatakan Return On Asset (ROA) berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Sesuai dengan table 4.14, didapat hasil bahwa nilai t pada LagROA adalah -1.365 dan nilai (p-value) sebesar 0.177 tidak signifikan secara statistic pada α = 0.05. Hasil pengujian atas hipotesis 3 disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap CAR. Hubungan negatif yang diperoleh dalam penelitian ini mengandung arti bahwa ROA berbanding terbalik dengan CAR. Jika ROA naik maka CAR akan mengalami penurunan dan demikian sebaliknya jika ROA turun maka CAR akan mengalami peningkatan. Hasil dari pengujian yang menunjukkan besaran rasio ROA tidak berpengaruh terhadap CAR ini, disebabkan oleh kenaikan dan penurunan rasio CAR dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga perolehan nilai ROA yang tinggi sebagai wujud perolehan laba operasional yang tinggi tidak selalu akan menyebabkan naiknya pula nilai CAR. Hal ini disebabkan besaran nilai CAR bukan saja berasal dari profit, melainkan besaran nilai CAR juga dapat berasal dari penyetoran modal dari pemilik bank. Meskipun profit merupakan salah satu komponen yang dapat meningkatkan nilai CAR. Begitupula sebaliknya, meskipun ROA mengalami penurunan yang berarti profit juga mengalami penurunan belum tentu pula akan menyebabkan turunnya nilai CAR, karena naik-turunnya CAR juga sangat ditentukan oleh perubahan risiko operasional bank yang tertuang dalam Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) baik neraca maupun administratif. Sehingga ROA tidak berpengaruh terhadap CAR. Hasil yang diperoleh dalam penelitian inimendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulistyorini(2011) dan Sefri (2010). Dimana dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa ROA berpengaruh tidak signifikan terhadap CAR. Namun sebaliknya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Chatarine (2013),Nurlailah (2013) danEvelina (2013)yang memperoleh hasil berpengaruh signifikan antara NPL terhadap CAR. Hubungan BOPO terhadap CAR. Pengujian hipotesis keempatyang menyatakan Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR). Sesuai dengan table 4.14, didapat hasil bahwa nilai t pada LagBOPO adalah -2.121 dan nilai (p-value) sebesar 0.038 signifikan secara statistic pada α = 0.05. Hasil pengujian atas hipotesis 4 disimpulkan bahwa peneliti tidak dapat menolak H4. Hubungan negatif yang diperoleh dalam penelitian ini mengandung arti bahwa BOPO berbanding terbalik dengan CAR. Jika BOPO naik maka CAR akan mengalami penurunan dan demikian sebaliknya jika BOPO turun maka CAR akan mengalami peningkatan. Hasil pengujian yang menunjukkan bahwa, adanya pengaruh antara rasio BOPO terhadap CAR ini, mengingat BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur risiko operasional. Apabila bank kurang efisien dalam mengendalikan biaya operasional jika dibandingkan dengan perolehan pendapatan operasionalnya. Maka kondisi tersebut akan menyebabkan laba operasional bank akan menjadi rendah dan tentunya salah satu aspek yang dapat memperbesar nilai CAR akan rendah. Dengan rendahnya laba operasional maka nilai CAR akan rendah pula. Begitupula sebaliknya, dengan adanya tingkat efisiensi biaya yang tinggi yang dilakukan bank maka laba yang diperoleh bank akan semakin besar. Sehingga hal tersebut akan menyebabkan laba yang diperoleh juga tinggi, dan kondisi ini akan menyebabkan nilai CAR juga akan naik. Oleh karena itu, meningkatnya BOPO akan menurunkan nilai CAR bank, dan sebaliknya. e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Hasil yang diperoleh dalam penelitian inimendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Krisna (2009) dan Sutanto (2009). Dimana dalam penelitiannya memperoleh hasil bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap CAR. Namun sebaliknya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Wahyuni(2009) dan Chatarine(2013)yang memperoleh hasil tidak berpengaruh signifikan antara BOPO terhadap CAR. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1) Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif signifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan nilai LDR akan membuat penyediaan kebutuhan dana untuk menjaga likuiditas dan membiayai kredit akan diambilkan dari modal bank. Sehingga, menyebabkan jumlah permodalan (CAR) yang dimiliki bank akan mengalami penurunan. 2) Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Hal ini mengindikasikan bahwa naiknya kredit bermasalahtidak selalu menurunkan permodalan karena pendapatan operasional bank tidak hanya berasal dari pendapatan bunga kredit melainkan juga dari pendapatan aktiva produktif lainnya. 3)Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Hal ini mengindikasikan bahwapenurunan ROA tidak selalu menyebabkan turunnya nilai CAR, karena besaran nilai CAR selain dari ROA juga ditentukan oleh adanya perubahan risiko operasional yang tertuang dalam Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) yang merupakan salah satu penilaian dari CAR. 4) Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatifsignifikan terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa. Hal inimengindikasikan bahwa adanya efisiensidalam mengendalikan biaya akan menyebabkan laba bank menjadi tinggi dan akhirnya CAR juga akan mengalami peningkatan. Saran Berdasarkan hasil penelitian serta beberapa kesimpulan pada penelitian ini, maka adapun saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya maupun untuk pihak manajemen perusahaan , yaitu 1) Bagi pihak manajemen perusahaan perbankan disarankan untuk memperhatikan variabel NPL dan ROA dalam kegiatan operasionalnya. Ini disebabkan dari hasil penelitian nilai NPL dan ROA tidak berpengaruh nyata dalam mempengaruhi CAR. Dengan memperhatikan variabel NPL dan ROA sesuai dengan peraturan Bank Indonesia maka perolehan laba bank akan mengalami peningkatan dan begitupula dengan kecukupan modal bank juga akan semakin baik. 2) Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan penelitian sejenis agar dapat : a. Menambah variabel bebas maupun indikator-indikator yang lain yang berhubungan dengan penelitian agar penelitian semakin berkembang dan menghasilkan sebuah teori baru. b. Menambah jumlah periode pengamatan agar data lebih akurat dalam menghasilkan kesimpulan. c. Menambah jumlah sampel yang diteliti sehingga penelitian akan semakin akurat dan lebih luas karena mencakup perusahaan dalam jumlah besar sehingga hasil penelitian dapat mewakili keseluruhan perusahaan perbankan. 3) Bagi calon investor, sebelum melakukan investasi pada perusahaan perbankan sebaiknya mengetahui tentang informasi keuangan serta kinerja perusahaan perbankan tersebut agar memperoleh keuntungan yang diharapkan. e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) DAFTAR PUSTAKA Anjani, Dewa Ayu dan Purnawati, Ni Ketut. 2013. “Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Likuiditas Dan Rentabilitas Terhadap Rasio Kecukupan Modal”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Chatarine, Alvita dan Lestari Putu Vivi 2013. “Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, BOPO Terhadap ROA Dan CAR Pada BPR Kabupaten Badung”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud). Dendawijaya, Lukman. 2008. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Evelina, Enny. 2012. “Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Kesehatan Permodalanbank Swasta Nasional Di BEI”. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi–Vol. 1, No. 3, Mei 2012. Fatwal, Sam. 2012. “Analisis Pengaruh LDR, NPL Dan ROA Terhadap CAR Pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) Se-Indonesia Tahun 20072011”. Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kitis atas LAPORAN KEUANGAN. Cetakan ke-11. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Hariyani, Ismi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Kenapa Perbankan Memanjakan Debitur Besar Sedangkan Usaha/Debitur Kecil Dipaksa. Cetakan Pertama. Jakarta: Kompas Gramedia. Indrawati, Wiwin. 2008. “Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Efisiensi,Rentabilitas, Sensitivitas Pasar Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR)Pada Bank-Bank Pemerintah”. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu EkonomiPERBANAS. Surabaya. Joliana, Irestu. 2013. “Pengaruh LDR (Loan To Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROE (Return On Equity), IML (Interest Margin On Loan) dan BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ) Terhadap Kecukupan Modal pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI”. Program Studi Strata I Akuntansi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Joliana,Irestu. 2013. “Pengaruh LDR (Loan To Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROE (Return On Equity), IML (Interest Margin On Loan) dan BOPO (Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional ) Terhadap Kecukupan Modal pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI”. Program Studi Strata I Akuntansi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Cetakan ke-9. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Cetakan ke-11. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Krisna, Yansen. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (Studi Pada Bank-bank Umum di Indonesia Periode Tahun 20032006). Tesis Program Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. Nurlailah, Fahmi Fachrudin Syah. 2013. “Pengaruh Tingkat Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Kecukupan Modal Pada Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Diponegoro Surabaya”. Jurnal Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN Sunan e-Journal Ak S1 Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi program S1 (Volume 3 No 1 Tahun 2015) Ampel Surbaya Vol. 03 No. 01 Hal 3147. Sakinah, Fitria. 2013. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode Maret 2009 – Desember 2011”. Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sefri, Lilis Prastya. 2010. “Pengaruh Risiko Usaha Terhadap CARPada Bank Pemerintah”. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PerbanasSurabaya. Siregar. Netty I. 2010. “Pengaruh LDR (Loan To Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets) Dan BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI”. Skripsi Program Studi Akuntansi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan. Sulistyorini, Yenni. 2011. “Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, BOPO, ROA, AU,IRR, Dan PDN Terhadap Capital AdequacyRatio (CAR) Pada Bank UmumNasional Go Public”. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PerbanasSurabaya. Susanto, Wijayadi Adi. 2009. “Pengaruh Rasio LDR, LAR, CR, NPL, BOPO dan ROA terhadap CAR pada BankBank Swasta Yang Berpusat di Surabaya”. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Wahyuni, Fitria. 2009. “Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capitaladequacy Ratio (CAR) Pada Bankumum Swasta Nasional Devisa”. Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.