BERITA TERKINI Hindari Penggunaan SGLT-2 Inhibitor untuk Pasien DM Tipe 1 S etelah peringatan FDA AS mengenai SGLT-2 inhibitor dapat mencetuskan ketoasidosis diabetikum (KAD) berdasarkan laporan 101 kasus KAD dengan DM tipe 2, kini Uni Eropa meninjau ulang risiko penggunaan obat tersebut bagi pasien DM tipe 2. FDA AS sendiri sebelumnya telah melakukan review munculnya KAD euglikemia (glukosa darah normal) berdasarkan 20 laporan terkait penggunaan SGLT-2 inhibitor.1 KAD dicirikan dengan penurunan sekresi insulin bersama-sama dengan terjadinya peningkatan kortisol, glukagon, katekolamin, dan hormon pertumbuhan. Gejala paling umum seperti nyeri kepala, mual, muntah, lemah, dan nyeri perut. Walaupun KAD diwaspadai pada pasien DM tipe 1, kejadian ini sangat jarang terjadi pada pasien DM tipe 2. KAD tanpa hiperglikemia, yang disebut sebagai KAD euglikemia, sangat jarang terjadi. KAD euglikemia dipercaya difasilitasi oleh sejumlah faktor seperti terapi parsial KAD, restriksi makanan, konsumsi alkohol, dan penghambatan glukoneogenesis. Berikut ini merupakan 13 kasus KAD euglikemia yang terkait akibat penggunaan SGLT-2 inhibitor pada 9 pasien, 7 orang DM tipe 1, dan 2 pasien DM tipe 2, dari sejumlah tempat di AS. Tidak adanya hiperglikemia yang signifikan menyebabkan pasien tetap sadar serta terlambat disadari oleh tenaga medis.2 Laporan ini merupakan seri kasus pertama terkait munculnya kasus KAD euglikemia pada penggunaan SGLT-2 inhibitor. Seperti diketahui, SGLT-2 inhibitor merupakan kelas terbaru obat anti-diabetes pertama dipasarkan tahun 2013, diakui untuk pengobatan DM tipe 2 dan studi klinis masih dilakukan untuk DM tipe 1. Saat ini SGLT-2 inhibitor belum diakui oleh pihak berwenang untuk kasus DM tipe 1. Studi terbatas mengenai efektivitas golongan ini bagi pasien DM tipe 1 (memperbaiki rata-rata glikemia sekaligus mengurangi variabilitas glikemia dan hiperglikemia post-prandial tanpa diiringi efek samping hipoglikemia dan juga memicu 210 penurunan berat badan, serta penurunan dosis insulin), menyebabkan penggunaan SGLT-2 inhibitor off label semakin tinggi pada kasus DM tipe 1. Salah satu motivasi penggunaan SGLT-2 inhibitor pada pasien DM tipe 1 agar dapat mengurangi dosis insulin. Padahal insulin berfungsi menekan lipolisis dan sintesis keton, sehingga penurunan dosis insulin justru akan meningkatkan risiko ketoasidosis.2,3 wanita DM tipe 2 mengonsumsi ipragliflozin, dan satu wanita DM tipe 1 yang mengonsumsi canagliflozin. Jika dokter dan pasien DM tipe 1 memutuskan bahwa penggunaan SGLT2 inhibitor secara off label melebihi risiko yang dapat muncul, pasien harus hati-hati dan berkonsultasi akan tanda bahaya yang muncul, mengecek urin atau kadar keton darah jika merasa kurang sehat, walaupun kadar glukosa plasmanya normal. SGLT-2 inhibitor meningkatkan keluaran glukosa melalui ekskresi urin dan dikaitkan dengan peningkatan kadar glukagon, yang akan menyebabkan glukoneogenesis, pelepasan asam lemak bebas dan peningkatan kadar keton serum. Kehilangan volume cairan akibat konsumsi obat ini juga dapat mengeksaserbasi kondisi tersebut lebih lanjut melalui peningkatan kadar glukagon, kortisol, dan epinefrin.2 Simpulan Sebelum seri kasus yang dipaparkan di atas, terjadi pula 2 kasus lain, masing-masing Uni Eropa dan FDA AS kini telah melarang penggunaan SGLT-2 inhibitor bagi pasien DM tipe 1, karena dapat mencetuskan kasus ketoasidosis diabetikum euglikemia, suatu kondisi yang jarang karena tidak disertai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang signifikan. Salah satu motivasi penggunaan SGLT-2 inhibitor pada pasien DM tipe 1 agar dapat mengurangi dosis insulin; sedangkan insulin berfungsi menekan lipolisis dan sintesis keton, sehingga penurunan CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016 BERITA TERKINI Tabel. Karakteristik klinis kasus KAD euglikemia2 Table—Clinical Characteristics of euDKA Cases Case patient 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Age (years) 40 58 27 28 31 55 26 39 64 Female Male Female Female Female Female Female Female Female Tl T2 Tl Tl Tl Tl Tl Tl T2 MDI N/A MDI CSII CSII CSII CSII CSII N/A Sex T1/T2 MDI/CSII Duration years 17 2 25 6 15 18 13 26 6 26.5 26.5 24.3 25.9 33.2 22.0 22.0 26.1 32.8 11.4 (101.1) 9.8 (83.6) 7.0 (53.0) 7.2(55.2) 6.6 (48.6) 7.0 (53.0) 7.8 (62.0) 300 300 300 300 300 150 300 300 Potential contributors URI Surgery 1 week prior URI, alcohol URI Surgery 12 h prior Insulin dose reduction just prior to euDKA Yes N/A Yes N/A 220 (12.2) 233 (12.9) 169 (9.4) PH 6.9 Pcoj (mmHg) 10 Bicarbonate (mEq/L) 6 10 6 11 18 15 9 Anion gap (mmol/L) 25 17 35 22 18 26 21 Yes (serum and urine) Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes ICU ICU ICU Outpt ICU Inpt. Outpt ICU ICU Outpt, BMI (kg/m2) Prior AIC [% [mmol/ mol]) Canagliflozin dose (mg) Presenting plasma glucose (mg/dL [mmol/L]) Ketones'* Where treated 7.8 (61.7) 8.0 (63.9) 100 300 100 Alcohol Alcohol Exercise, alcohol Exercise Gl Yes No Yes Yes Yes Unknown No No 150 (8.3) 150 (8.3) 96 (5.3) 224 (12.4) 158 (8.8) ~125 (~6.9) 203 (11.3) 190 (10.6) 150 (8.3) 7.12 6.89 None No 7.15+ 26+ 13 and then 5 24 16 and then 19 Yes Yes Yes (serum and urine) Outpt. ICU ICU CSII, continuous subcutaneous insulin infusion; Gl, gastrointestinal, Inpt., inpatient; N/A, not available; Outpt, outpatient. “Urine ketones were strongly positive in all cases. jumlah insulin akan meningkatkan risiko ketoasidosis. Jika dokter dan pasien DM tipe 1 memutuskan bahwa keuntungan penggunaan SGLT-2 inhibitor secara off label melebihi risiko yang dapat muncul, pasien harus hati-hati dan berkonsultasi akan tanda bahaya yang muncul, mengecek urin atau kadar keton darah jika mereka merasa kurang sehat, walaupun kadar glukosa plasmanya normal. n(PMD) REFERENSI 1. Nainggolan L. EMA to review diabetic ketoacidosis risk with SGLT2 inhibitors [Internet]. 2015 [cited 2015 July 2]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/846339. 2. Peters AL, Buschur EO, Buse JB, Cohan P, Diner JC, Hirsch IB. Euglycemic diabetic ketoacidosis: A potential complication of treatment with sodium-glucose cotransporter 2 inhibition. Diabetes Care 2015. doi: 10.2337/dc15-0843. 3. Hackethal V. After DKA warning, avoid SGLT2-inhibitor use in type 1 diabetes [Internet]. 2015 [cited 2015 July 8]. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/846742#vp_2. CDK-238/ vol.43 no.3, th. 2016 211