BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pada dasarnya merupakan bagian terpenting dari terjalinnya hubungan antara pemasar dengan konsumen dalam koridor pemasaran. Hubungan antara perusahaan dengan pelanggan (customer relationship) dapat didefinisikan sebagai serangkaian interaksi yang berulang-ulang yang jika dilakukan dengan benar, semakin lama akan semakin berakumulasi di dalam ingatan positif dari pengalamanpengalaman seseorang dengan suatu produk atau jasa atau lebih baik lagi dengan perusahaan secara keseluruhan.1 Pengertian pemasaran yang paling populer adalah penjualan. Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait dengan iklan atau penjualan secara eceran. Bagi sebagian orang, kegiatan pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti riset pemasaran, penentuan harga atau perencanaan produk. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat (pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang jasa (pengangkutan, penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan Jeff Zabin & Gresh Brebach, Precision Marketing, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2012,hal.10 1 13 14 (pertunjukan, pertandingan-pertandingan), dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan keagamaan.2 Kegiatan pemasaran yang dilakukan juga berhubungan dengan tujuan komunikasi dalam pemasaran, apakah sang pemasar menginginkan tanggapan pasar secara : cognitive, affective, atau behavioral (prilaku) terhadap produk yang ditawarkan. Kegiatan pemasaran oleh pemasar kepada konsumen juga berkaitan dengan apa yang akan dikomunikasikan oleh pemasar, kepada siapa komunikasi ditujukan, dan seberapa sering komunikasi dilakukan.3 Dengan demikian setiap pemasar tidak dapat menghindari peran komunikasi apabila ingin kegiatan pemasaran yang dilakukan berhasil. Bauran pemasaran dalam sebuah komunikasi ini berarti memfasilitasi para pemasar untuk proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk yang memuaskan kebutuhan konsumen yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut dengan harga tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan.4 Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk tersebut. Proses ini disebut dengan marketing mix atau 2 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran terpadu,Jakarta,Prenada Media Group, 2012, hal 22. Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 2, Edisi Millenium, Jakarta, Prenhallindo, 2002, hal.626 4 Serfiani Cita Yustisia., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal47. 3 15 bauran pemasaran yang terdiri atas elemen-elemen, yaitu product, price, place (distribution) dan promotion.5 Tugas mendasar pengelola pemasaran adalah menggabungkan keempat elemen tersebut dalam suatu program pemasaran guna mendukung terjadinya pertukaran dengan konsumen. Namun bauran pemasaran yang baik tidak terjadi begitu saja. Pengelola pemasaran harus mengetahui berbagai isu dan opsi yang terlibat dari setiap elemen bauran pemasaran. Mereka harus menyadari bagaimana elemen-elemen tersebut dapat dikombinasikan agar diperoleh suatu programm pemasaran yang efektif. Pasar harus dianalisis melalui riset konsumen dan hasil riset harus digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran.6 Suatu perusahaan dapat menghabiskan sejumlah besar dana untuk beriklan atau melakukan promosi penjualan di berbagai media seperti televisi, media cetak dll, namun kecil kemungkinan upaya tersebut akan berhasil jika produk yang diiklankan itu memiliki kualitas buruk, harganya terlalu mahal, atau tidak memiliki distribusi hingga ke tangan konsumen. Pengelola pemasaran telah lama menyadari pentingnya menggabungkan berbagai elemen dari marketing mix ke dalam strategi pemasaran yang bulat dan utuh (kohesif).7 Pada level pemasaran, perusahaan mengirimkan pesan kepada pelaggan serta pihak terkait lainnya melalui berbagai instrumen yang tersedia, tidak hanya melalui 5 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran terpadu,Jakarta,Prenada Media Group, 2012, hal 49. David Holmes,Teori Komunikasi; Media Teknologi dan Masyarakat,Yogyakarta,Pustaka pelajar, 2012, hal 57. 7 Prasetyo Bambang., Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif; teori dan aplikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2012, hal 75. 6 16 promosi. Konsumen membuat kesimpulan atas suatu produk atas dasar sejumlah elemen, seperti design, penampilan, kemampuan, harga, dukungan pelayanan serta dimana dan bagaimana suatu produk didistribusikan. Misalnya produk dengan harga yang mahal bisa menjadi simbol kualitas yang bagus bagi pelanggannya, begitu juga bentuk dan design produk itu, pengemasan, populeritas merk, atau citra dari toko yang menjual produk bersangkutan. Perusahaan pembuat alat tulis Montblanc menggunakan design klasik dan nama merk yang berkarakter serta harga yang sangat mahal untuk dapat memosisikan alat tulis (pena) yang mereka produksi sebagai alat tulis yang memiliki status dan berkualitas tinggi. Citra Montblanc sebagai alat tulis kelas atas ini juga ditopang oleh strategi perusahan untuk mendistribusikan produknya hanya melalui butik-butik, toko permata serta toko-toko eksklusif lainnya.8 Pada level komunikasi pemasaran, Duncan dan Moroarty mengatakan bahwa seluruh pesan harus disampaikan dan diterima scara konsisten dalam upaya untuk menciptakan presepsi antara pelanggan dengan pihak terkait lainnya.9 Hal ini memerlukan kesatuan atau integrasi berbagai pesan komunikasi pemasaran serta integrasi berbagai fasilitatorp promosi, seperti biro iklan, konsultan humas, tenaga promosi penjualan, perusahaan perancang produk, dan sebagainya. Tujuannya adalah untuk dapat bekomunikasi dengan satu suara, satu penampilan, dan satu citra dalam 8 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran terpadu,Jakarta,Prenada Media Group, 2012, hal 217. Prasetyo Bambang., Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif; teori dan aplikasi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2012, hal 88. 9 17 setiap kegiatan komunikasi pemasaran serta untuk mengidentifikasi serta memosisikan perusahaan dan merknya dengan cara yang konsisten. 2.2 Strategi dan Aktivitas Komunikasi Pemasaran Pengelola pemasaran hingga kini masih ada yang beranggapan bahwa kegiatan promosi yang paling efektif adalah beriklan melalui media masa. Anggapan ini menyebabkan fungsi promosi suatu perusahaan, selama beberapa dekade terakhir umumnya didominasi oleh iklan media masa.10 Perusahaan bergantung pada biro iklan dalam memberikan bimbingan dan saran kepada manajemen mengenai hampir segala hal yang terkait dengan komunikasi pemasaran. Bentuk-bentuk komunikasi pemasaran lain, selain beriklan di media masa, seperti promosi penjualan atau pemasaran langsung masih diangggap pekerjaan tambahan dan lebih sering digunakan pada kasus-kasus tertentu saja. Konsultan humas hanya digunakan untuk mengelola kegiatan publisitas, mengelola citra serta menangani publik. Humas belum dipandang urusan dengan sebagai peserta yang integral dalam kegiatan promosi perusahaan.11 Pengelola pemasaran pada masa lalu membuat batasan secara tegas antara fungsi pemasaran dan promosi. Mereka merencanakan dan mengelola kegiatan pemasaran dan promosi dengan anggaran yang terpisah. Mereka memiliki pandangan 10 David Holmes,Teori Komunikasi; Media Teknologi dan Masyarakat,Yogyakarta,Pustaka pelajar, 2012, hal 44. 11 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 2, Edisi Millenium, Jakarta, Prenhallindo, 2012, hal 77. 18 yang berbeda tentang pasar serta tujuan yang juga berbeda-beda. Perusahaan gagal memeahami bahwa berbagai upaya pemasaran dan promosi haruslah dikordinasikan agar dapat menjalankan fungsi komunikasinya dengan efektif dan dapat memberikan citra yang konsisten kepada pasar.12 Pada 1980-an, berbagai perusahaan di negara-negara maju, khususnya Amerika Serikat, mulai menyadari perlunya upaya untuk mengintegrasikan seluruh instrumen promosi yang dimiliki untuk meningkatkan penjualan. Perusahaan mulai bergerak menuju proses yang disebut dengan komunikasi pemasaran terpadu atau Interated Marketing Communicaion (IMC), yang mencakup upaya kordinasi dari berbagai elemen promosi yang tersedia tidak hanya mengandalkan pada iklan dan media massa.13 Saat ini banyak perusahaan mulai menyadari perlunya upaya mengintegrasikan berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yaitu mencakup :14 a. Memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising) b. Pemasaran langsung (direct marketing) c. Promosi penjualan (sales promotion) d. Penjualan personal (personal selling) e. Pemasaran interaktif f. Hubungan masyarakat (public relations) 12 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran 2, Edisi Millenium, Jakarta, Prenhallindo, 2012, hal 81. Kotler dalam Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 13. 14 Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 89. 13 19 Perusahaan juga mulai melihat hal-hal di luar perusahaan atau biro iklan dan mulai memanfaatkan para ahli promosi(promotional specialist) di berbagai bidang untuk membantu perusahaan mengembangkan dan melaksanakan berbagai komponen dari rencana promosi mereka. Setelah memahami perencanaan usaha, langkah selanjutnya adalah mempelajari dan melatih bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan itu didistribusikan atau dipasarkan. Sesuai dengan definisi pemasaran yaitu kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen (probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan fingkat harga (price), mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place), maka tujuan pemasaran adalah bagaimana agar barang dan jasa yang dihasilkan disukai, dibutuhkan, dan diperoleh konsumen (J. Supranto, 1993). Ini berarti, perhatian kita dalam pemasaran haruslah diawali dengan riset pemasaran yaitu untuk meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Sesuai dengan tujuan pemasaran, maka inti pemasaran adalah penciptaan nilai yang lebih tinggi bagi konsumen daripada nilai yang diciptakan oleh pihak pesaing. 15 Strategi usaha dan yang cocok dengan konsep tersebut adalah memproduksi barang dan jasa apa yang bisa dijual dan bukan menjual barang dan jasa apa yang bisa diproduksi. Strategi pertama sangat tepat dan sesuai dengan inti pemasaran, 15 Jeff Zabin & Gresh Brebach, Precision Marketing; Kaidah-kaidah baru untuk menarik, mempertahankan, dan mendongkrak para pelanggan yang menguntungkan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2012, hal 48. 20 sedangkan strategi kedua tidak tepat karena tidak memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen. Prinsip dasar komunikasi pemasaran yaitu menciptakan nilai bagi langganan (customer value), keunggulan bersaing (competitive advantages), dan fokus komunikasi pemasaran. Tujuan komunikasi pemasaran bukan mendapatkan langganan (get customer), akan tetapi memperbaiki situasi bersaing (improve competitive situation). Dalam konteks ini, seorang wirausaha harus mampu memproduksi barang dan jasa dengan mutu yang lebih baik, harga yang lebih murah, dan penyerahan yang lebih cepat daripada pesaing.16 Penerapan strategi pemasaran sangat tergantung pada keadaan lingkungan persaingan pasar yang ada dari hari kehari. Keberhasilan dalam segmentasi pasar sangat tergantung pada potensi yang menggambarkan permintaan dari lingkungan persaingan. Ada enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan yang bersaing:17 a. Berorientasi pada pelanggan (customer orientation). b. Kualitas (quality), ialah mengutamakan Total Quality Management (TQM) yaitu efektif, efisien, dan tepat. c. Kenyamanan (convenience), yaitu memfokuskan perhatian pada kesenangan hidup, kenyamanan, dan kenikmatan. 16 Jeff Zabin & Gresh Brebach, Precision Marketing; Kaidah-kaidah baru untuk menarik, mempertahankan, dan mendongkrak para pelanggan yang menguntungkan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2012, hal 51. 17 Chan Syafrudin, Relationship Marketing; Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan Bertekuk Lutut, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2012, hal 98. 21 d. Inovasi (innovation), yaitu harus berkonsentrasi untuk berinovasi dalam produk, jasa, maupun proses. f. Kecepatan (speed), atau disebut juga Time Compression Management (TCM),yang diwujudkan dalam bentuk: (1) Kecepatan untuk menempatkan produk baru di pasar. (2)Memperpendek waktu untuk merespons keinginan dan kebutuhan pelanggan (customer response time). g. Pelayanan dan kepuasan pelanggan. Strategi pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen, wirausaha bisa merekayasa indikatorindikator yang terdapat dalam bauran pemasaran (marketing mix), yaitu product, price, place, promotion. Seperti telah dikemukakan bahwa langkah pertama dalam kegiatan pemasaran adalah meneliti kebutuhan dan keinginan konsumen. Berapa jumlahnya, bagaimana daya belinya, di mana tempat konsumennya, dan berapa permintaannya. Semua ini merupakan informasi penting bagi pemasaran produk baru. Keunggulan 22 bersaingperusahaan baru terletak pada perbedaan (diferensiasi) perusahaan tersebut dengan pesaingnya dalam hal:18 a. Kualitas yang lebih baik. b. Harga yang lebih murah dan bisa ditawar. c. Lokasi yang lebih cocok, lebih dekat, lebih cepat. d. Seleksi barang dan jasa yang lebih menarik. e. Pelayanan yang lebih menarik dan lebih memuaskan konsumen. f. Kecepatan, baik dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang. Oleh sebab itu,bagi usaha baru. sangatlah cocok untuk menerapkan strategi market driven. Strategi ini dibangun berdasarkan enam pondasi yaitu:19 a. Orientasi konsumen. b. Kualitas. c. Kenyamanan dan kesenangan. d. Inovasi. e. Kecepatan. f. Pelayanan dan kepuasan pelanggan. 18 David Holmes,Teori Komunikasi; Media Teknologi dan Masyarakat,Yogyakarta,Pustaka pelajar, 2012, hal 65. 1919 David Holmes,Teori Komunikasi; Media Teknologi dan Masyarakat,Yogyakarta,Pustaka pelajar, 2012, hal 69. 23 2.3 E-Marketing Dalam dunia marketing non tradisional, atau yang dikenal dengan eMarketing kita seringkali menemukan beberapa istilah-istilah yang membingungkan dan seringkali saling tumpang tindih.Apa itu e-Marketing dan perbedaannya dengan internet-Marketing. E-Marketing atau Electronic-Marketing adalah bagain dari EBusiness yang memanfaatkan medium elektronik untuk melakukan aktivitas dan komunikasi marketing dalam upaya mencapai tujuan marketing.20 Ada berbagai bentuk e-Marketing seperti internet-Marketing, interactiveMarketing dan mobile-Marketing.e-Business dapat diartikan sebagai pemanfaatan medium elektronik dalam kegiatan bisnis sehari-hari. Ada beberapa tingkatan dalam pemanfaatan medium elektronik, misalnya ada perusahaan yang sebenuhnya bergantung pada medium elektronik, sementara perusahaan yang lain hanya memanfaatkan untuk tugas-tugas tertentu saja. E-Commerce paling tepat di definisikan dalam konteks transaksi. Sebagai contoh transaksi elektronik dari uang, informasi atau hiburan masuk dalam kategori e-Commerce. Secara teknis, e-Commerce adalah bagian dari e-Business. Seperti sudah di jelaskan di atas, e-Marketing adalah bagian dari e-Business yang melibatkan medium elektronik untuk mencapai tujuan Marketing. e-Marketing berada pada level stratejik sebagai pelengkap dari marketing dan strategi bisnis tradisional.21 20Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 14. 21Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 27. 24 Ada beberapa istilah untuk E-Commerce yaitu Internet Commerce atau Ecom atau E-Commerce atau Immerce, semua sebutan diatas mempunyai makna yang sama. Istilah-istilah tersebut berarti membeli dan/atau menjual secara elektronik. E-Commerce merupakan salah satu keunggulan dari internet. Dengan ECommerce penjual dan pembeli dapat bertemu di dunia maya dengan pera antaras ebuah website, sehingga dapat melakukan transaksi tanpa batas ruang dan waktu, hingga akhirnya di era sekarang ini tiada hari yang terlewatkan tanpa mendengar atau membaca istilah E-Commerce di berbagai media informasi, termasuk dalam jejaring sosial (social networking). Internet dapat didefinisikan sebagai : a worldwide means of exchanging and communicating through a series of interconected computers (suatu metode yang mendunia untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi melalui komputer yang saling terkoneksi).22 Teknologi informasi khususnya internet sangat mempengaruhi dunia marketing, bahkan pemanfaatan internet untuk marketing dianggap sebagai trend setter.Semakin tingginya penggunaan internet berbanding lurus dengan pemanfaatannya di dunia marketing, sehingga dikatakan bahwa e-marketing mulai populer sejalan dengan makin pupulernya penggunaan internet. 23 22 David Holmes,Teori Komunikasi; Media Teknologi dan Masyarakat,Yogyakarta,Pustaka pelajar, 2012, hal 6. 23 Jeff Zabin & Gresh Brebach, Precision Marketing; Kaidah-kaidah baru untuk menarik, mempertahankan, dan mendongkrak para pelanggan yang menguntungkan, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2012, hal 25. 25 Hal ini terbukti dengan banyaknya usaha mulai mencoba menawarkan berbagai macam produknya dengan menggunakan media internet. Hal ini telah berdampak pada kokohnya keyakinan pelaku usaha terhadap pentingnya peranan teknologi dalam pencapaian tujuan financial perusahaan melalui modifikasi dan efisiensi proses bisnis, yaitu dengan menggunakan E-Commerce.24 Sebanyak 80% pengguna internet di Indonesia mengaku senang mengakses media sosial , khususnya facebook dan twitter. Berdasarkan data ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat penggunaan media sosial terbesar di dunia,disusul Argentina (di peringkat kedua) dan Rusia (di peringkat ketiga). Meskipun China dan Amerika Serikat tergolong pengguna internet terbesar di dunia, namun tingkat partisipasi para pengguna dalam media sosial hanya 60%.25 Dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 6% per tahun, Indonesia dinilai banyak kalagan sebagai negara yang memiliki prospek ekonomi yang sangat cerah. Kemajuan perekonomian dan pertumbuhan kelas menengah ikut mendorong perkembangan bisnis online di tanah air.26 Peningkatan melek internet yang terjadi secara masif menjadikan internet media yang semakin banyak dijangkau masyarakat Indonesia. Kondisi inipun dilirik kalangan bisnis dengan menciptakan situs-situs bisnis online. Pada bulan Mei 2012 24 Morissan, Periklanan Komunikasi Pemasaran terpadu,Jakarta,Prenada Media Group, 2012, hal 913. Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 5. 26 Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 5. 25 26 para pelaku bisnis via internet ini telah membentuk wadah organisasi bernama Asosiasi E-Commerce Indonesia (Indonesian E-Commerce Association/idEA).27 Akses internet yang cepat dan murah belum menjangkau banyak orang dan banyak daerah Indonesia. Masih banyak daerah, khususnya pedesaan belum tersentuh internet karena ketiadaan infrastruktur listrik dan komunikasi. Jika kendala infrastruktur berhasil dihadapi maka penggunaan internet bisa meningkat dengan cepat. Teknologi komputer dan internet saat ini sudah menjadi kebutuhan utama karena teknologiini dapat mempermudah aktivitas sehari-hari. Besarnya prospek penggunaan internet di Indonesia termasuk dalam bisnis online telah disadari pemerintah dan DPR dengan menerbitkan UU 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Pemerintah berdasarkan draf usulan dari Kementerian dan Informatika (Kemen-Kominfo) juga telah menebitkan PP 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE). Namun demikian, RPP tentang Perdagangan secara Elektronik (E-Commerce) yang digagas Kementerian Perdagangan belum disahkan menjadi PP hingga saat ini. Dengan adanya regulasi tersebut, diharapkan bisnis online di Indonesia akan semakin diminati masyarakat karena telah memiliki payung hukum yang kuat.28 E-Marketing adalah sistem komunikasi pemasaran yang tumbuh dan berkembang pesat berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi khususnya 27 Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 6. 28 Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 7. 27 teknologi internet yang telah berhasil merevolusi hubungan antar manusia di seluruh dunia. Berkat kehadiran internet dan ponsel pintar (smartphone) dunia serasa berada dalam genggaman tangan, karena manusia saat ini bisa berkomunikasi dengan siapa saja di seluruh pelosok bumi tanpa terkendala waktu, tempat dan biaya. Kemudahan yang ditawarkan oleh internet dan ponsel pintar tersebut pada akhirnya ikut mempengaruhi segala aspek kehidupan seperti sosial, budaya, keamanan, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya.29 Kegiatan komunikasi dalam pemasaran melalui internet telah berhasil merevolusi perubahan cara komunikasi pemasaran di seluruh dunia. Berbeda dengan cara lama/konvensional yang mengharuskan pertemuan anata penjual dan pembeli, maka melakukan pemasaran melalui internet lebih bersifat impersonal karena tidak harus dibutuhkan pertemuan fisik antara penjual dan pembeli. Beberapa aplikasi umum yang sering berhubungan dengan komunikasi pemasaran melalui digital marcomm meliputi :30 a. E-mail messaging b. Content Managemen System c. Dokumen, spreadsheet, database d. Akunting dan sistem keuangan e. Informasi pengiriman dan pemesanan 29 Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 93. 30 Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 195. 28 f. Pelaporan informasi dari klilen dan enterprise g. Sistem pembayaran domestik dan internasional h. Newsgroup i. On-line shopping j. Conferencing k. Online banking/Internet Banking l. Produk digital/nondigital Dalam e-Marketing, para komunikator pemasar mencapai berbagaimacam cara untuk mempromosikan dan memasarkan produk kepada para konsumen. Seperti halnya di dunia nyata, mereka juga membuka situs toko online (online shop) sendiri, atau bergabung dengan situs pusat perbelanjaan di dunia maya (online mall). Beraneka macam produk barang/jasa dapat dijajakan melalui website toko online atau mall online dengan cara membuat daftar katalog produk. Sebagaimana media penyiaran atau media cetak, Internet adalah juga media untuk beriklan. Perusahaan perlu mempertimbangkan Internet sebagai salah satu media mempromosikan produk mereka. Iklan di internet memiliki beberapa bentuk atau iklan yang mencakup:31 a. Spanduk (banner), adalah format iklan di internet yang paling sering digunakan, dengan tujuan untuk menciptakan kesadaran atau pengenalan terhadap suatu produk atau untuk tujuan pemasaran langsung. 31 David Holmes,Teori Komunikasi; Media Teknologi dan Masyarakat,Yogyakarta,Pustaka pelajar, 2012, hal 151. 29 b. Sponsorship, yaitu dukungan pemasang iklan pada suatu situs internet. Dalam hal ini terdapat dua bentuk dukungan pemasang iklan yaitu dukungan reguler (regular sponsorship) dan dukungan isi (content sponsorship). Dukungan reguler terjadi jika pemasang iklan membayar atau mendukung atau mensponsori bagian dari suatu situs web tempat pemasang iklan menempatkan iklannya. Misalkan, suatu perusahaan penerbangan menjadi sponsor halaman ‘perjalanan dan wisata’ yang terdapat pada suatu situs web tempat pemasang iklan menempatkan iklannya. Pemasang iklan dapat lebih terlibat pada situs web jika menjadi pendukung isi (content) bagi situs web bersangkutan. Dalam hal ini, pemasang iklan tidak hanya membayar untuk iklan yang muncul di salah satu halaman web site tetapi juga menjadi pihak yang menentukan atau memberikan kontribusinya terhadap isi halaman web site bersangkutan, baik sebagian atau keseluruhan. Dalam kasus tertentu, isi halaman tetap dibuat oleh si pengelola web site tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh pemasang iklan. c. Pop-up. Ketika anda membuka halaman situs web tertentu anda mungkin melihat jendela kecil yang tiba-tiba muncul. Jendela kecil yang menampilkan informasidari pemasang iklan tersebut dikenal dengan sebutan pop-up. Iklan internet dengan sebutan pop-up memiliki ukuran lebih besar dari bentuk spanduk namun lebih kecil dari ukuran satu halaman penuh (full screen). d. Iklan sela, atau iklan antara (interstitial) adalah iklan yang tiba-tiba muncul di layar monitor ketika pengguna internet sedang menunggu munculnya (proses dwonload) isi suatu situs web di Internet. Sebagian besar pengguna internet 30 menganggap ikan semacam ini cukup mengganggu karena mengalihkan perhatian pengguna dari melihat situs yang diinginkannya. Namun survei menunjukan habwa hanya 15 persen pengguna internet merasa terganggu dengan model iklan semacam ini (versus sembilan persen untuk iklan spanduk), sedangkan 47 persen menyatakan menyukai bentuk iklan sela (versus 38 persen untuk iklan spanduk). e. Webcasting. Suatu bentuk iklan yang memungkinkan pemasang iklan secara proaktif mengirimkan pesannya kepada konsumen. Melalui cara ini, konsumen tidak dibiarkan mencari informasi yang dibutuhkan tetapi sebaliknya mereka secara personal menerima informsi yang dibutuhkan. Misalnya seorang menager atau analisis keuangan suatu perusahaan bisa mendapatkan informasi terbaru mengenai harga saham, berita ekonomi, atau komentar/analisis pakar mengenai suatu kebikjakan ekonomi yang dibutuhkan dalam pekerjaannya dengan cara mendaftarkan situs perusahaannya ke situs (provider) lain yang khusus menyediakan informasi tersebut. f. Link. Melalui model ini seseorang yang mengunjungi suatu situs web dapat memperoleh informasi tambahan, jika ia mengklik suatu feature atau ikon pada suatu situs web yang akan mengubungkannya dengan sumber informasi lain yang berbeda di situs web yang lain. Walaupun sebagian kalangan model ini bukan sebagian dari bentuk iklan, namun model link sering kali berfungsi dan bertujuan sama dengan model-model iklan internet yang lainnya. 31 Para calon pembeli dapat melakukan window shopping sebagaimana aktivitas belanja konvensional yang banyakdilakukan ibu-ibu dan kaum hawa di pusat belanja di dunia nyata. Mereka bisa melihat terlebih dahulu semua produk yang diajajakan, sebelum memutuskan untuk membeli atau tidak. Berbeda dengan mall di dunia nyata, para calon pembeli di mall online dapat melakukan aktivitas belanja kapan saja dan darimana saja tanpa harus dibatasi tempat dan jam buka toko.32 Dari sekian banyak macam-macam digital marcomm yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kembali kepada para komunikator pemasar dari setiap perusahaan untuk memilih hal yang mana yang paling cocok untuk digunakan dalam mengkomunikasikan produk yang dipasarkannya. Yang pasti kini digital marcomm telah menjadi trend baru bagi para komunikator pemasar di era ini, dan diprediksi keberadaanya akan semakin berkembang dari waktu ke waktu, mengingat ide kreatif dari para pelaku komunikasi pemasar terus berkembang dan selalu melahirkan hal yang baru. 2.4 Onlineshop Toko Online atau onlineshop adalah perusahaan penjualan eceran (ritel) yang menjual produk melalui jaringan internet. Perusahaan ini biasanya berasal dari perusahaan ritel yang sudah sukses di dunia nyata yang berekspansi yang mendirikan usaha di dunia maya. Contoh : Gramedia Online, Bhinneka.com, Marthatilaar.com, 32 Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 27. 32 dan Alfa Online. Toko online atau onlineshop juga dapat berwujud perusahaan yang memang sejak awal sudah berfokus mendirikan usaha di dunia maya seperti Amazon.com, Tiket.com, dan Zalora.com. Salah satu contoh situs yang menggunakan model Onlineshop adalah Amazon.com. Situs ini memperlakukan semua penjual sebagai pemasok barang. Alhasil, Amazon.com mematok margin atas transaksi barang yang dilakukan di situsnya. Di dunia ritel, pakaian dan buku bisa memiliki margin 40% bahkan lebih, tetapi barang elektronik, gadjet dan komupter hanya bermargin sekitar 5%. Dengan mengambil margin maka pendapatan Amazon.com adalah seluruh nilai transaksi barang. Tapi karena biaya operasional atas inventori, risiko barang hilang, dan biaya melayani pelanggan yang amat besar, maka profit Amazon tergolong sangat kecil. Di dalam negeri, situs mirip dengan Amazone adalah Tiket.com yang menjual aneka tiket perjalanan dan konser, serta Zalora.com yang menjual aneka barang fashion. Mikhael Gaery Undarsa, Managing Director Tiket.com, mengaku bekerja sama secara langsung dengan pemilik hotel, armada penerbangan, kereta api, travel dan lain-lain. Model Bisnis Tiket.com adalah berbagi pendapatan (revenue sharing) dan ongkos (fee). Pilihan Tiket.com menjajakan tiket tak sia-sia, sebab perhari teansaksi pemesanan tiket untuk aneka tujuan mencapai 2.500 transaksi. Namun Garey mengaku saat ini Tiket.com belum membukakan keuntungan karena margin yang diperoleh dari setiap transaksi nilainya masih kecil. Dia memperkirakan baru tiga tahun kedepan bisa mengantongi untung. Berbeda dengan Tiket.com yang blak-blakan mengaku belum untung. Catherine Hindra Sutjahyo, 33 Managing Director Zalora Indonesia, hanya menyebut bahwa profit sharing yang dicuil dari pemasok berkisar 30-40%. Dengan menyasar pembeli usia 20 tahun hingga 40 tahun, ada 500 merek fashion yang saat ini bekerja sama dengan Zalora.com. 33 33Cita Yustisia Serfiani., D Purnomo, Serfianto., dan hariyani, Iswi,Buku Pintar; Bisnis Online dan Transaksi Elektronik,Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2013, hal 16.