pengaruh kualitas kehidupan kerja (quality of work life)

advertisement
PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA (QUALITY OF WORK
LIFE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN KANTOR
KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI
SKRIPSI
Oleh :
ENDAH YULIATI
K 7405004
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN KERJA (QUALITY OF WORK
LIFE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN KANTOR
KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI
Oleh :
ENDAH YULIATI
K 7405004
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Kristiani, M.Si
NIP. 196804 198903 2 002
Fery Setyowibowo, S.E, M.M
NIP. 19750222 200604 1 001
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Rabu
Tanggal
: 3 Februari 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Tanda tangan
Ketua
: Sudarno, S.Pd, M,Pd
……………………
Sekretaris
: Jonet Ariyanto N, S.E.,M.M
……………………
Anggota I
: Dra. Kristiani, M.Si
……………………
Anggota II
: Fery Setyo Wibowo, S.E, M.M
……………………
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon H. M.Pd
NIP. 1960 07 27 1987 02.1.001
iv
ABSTRAK
Endah Yuliati. K7405004. PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN
KERJA (QUALITY OF WORK LIFE) TERHADAP PRODUKTIVITAS
KARYAWAN KANTOR KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Februari 2010.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor
kualitas kehidupan kerja (QWL) (partisipasi dalam pengambilan keputusan,
kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan yang memadai, tingkat
pendidikan) secara parsial terhadap produktivitas kerja karyawan (2) untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara faktor-faktor kualitas kehidupan kerja
(QWL) (partisipasi dalam pengambilan keputusan, kesempatan untuk
mengembangkan diri, pendapatan yang memadai, tingkat pendidikan) secara
bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan, (3) untuk mengetahui mana
diantara faktor-faktor kualitas kehidupan kerja (QWL) (partisipasi dalam
pengambilan keputusan, kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan
yang memadai, tingkat pendidikan) yang paling berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif jenis studi kasus.
Populasinya adalah seluruh karyawan kantor Kecamatan Bringin sejumlah 35
karyawan. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi dan
dokumentasi. Tryout dilakukan terhadap 20 responden di luar sampel, dengan 20
item soal valid dan reliabel. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disampaikan bahwa
(1) hasil
perhitungan data untuk variabel partisipasi dalam pengambilan keputusan
memiliki tingkat signifikansi 0,016, variabel kesempatan untuk mengembangkan
diri memiliki tingkat signifikansi 0,036, variabel pendapatan yang memadai
memiliki tingkat signifikansi 0,000, variabel tingkat pendidikan memiliki tingkat
signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (partisipasi dalam pengambilan
keputusan, kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan yang memadai,
tingkat pendidikan) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel
(partisipasi dalam pengambilan keputusan, kesempatan untuk mengembangkan
diri, pendapatan yang memadai, tingkat pendidikan) berpengaruh secara parsial
terhadap produktivitas kerja karyawan, (2) hasil uji F diperoleh nilai probabilitas
sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasi dalam pengambilan keputusan,
kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan yang memadai, tingkat
pendidikan berpengaruh secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja
karyawan. (3) Berdasarkan persamaan garis regresi, Y = 0,227 + 0,295X1 +
0,269X2 + 0,686X3 + 1,588X4 dapat dikemukakan bahwa variabel tingkat
pendidikan paling banyak memberikan konstribusi terhadap variabel produktivitas
kerja karyawan (Y) dibanding variabel bebas lainnya.
v
ABSTRACT
Endah Yuliati. K7405004. THE EFFECT OF QUALITY OF WORK
LIFE ON PRODUCTIVITY WORKER EMPLOYEE IN KECAMATAN
BRINGIN COMPANY REGENT NGAWI. Thesis. Surakarta: Teacher
Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January
2010.
The objectives of research are (1) to find out whether there is or not
significant effect of quality of work life (participation take in resolution,
opportunity to expending self, enough income, level education) partially on the
productivity worker employee (2) to find out whether there is or not significant
effect of quality of work life (participation take in resolution, opportunity to
expending self, enough income, level education) simultaneous on the productivity
worker employee (3) to find variable of quality of work life that have the most big
of contribution for productivity worker employee.
This study employed a descriptive quantitative method. The population
was all employees of kecamatan bringin company regent ngawi , as many as 35
employee. Techniques of collecting data employed were questionnaire,
observation, documentation. Tryout was conducted to 20 respondents outside
sample, with 20 valid or reliable items. Technique of analyzing data employed
was a multiple-linear regression.
Based on the result of research it can be concluded that (1) the result of
data estimation for the participation take in resolution variable has significance
level of 0.016, opportunity to expending self level of 0.036, enough income level
of 0.000, level education level of 0.000. Because this probability is less than 0.05,
so (participation take in resolution, opportunity to expending self, enough income,
level education) can effect significant partially on the productivity worker
employee (2) the result F-test obtains the probability value of 0.000. Because the
probability (0.000) is less than 0.05, it can be concluded that the variables of
(participation take in resolution, opportunity to expending self, enough income,
level education) affects simultaneously the productivity worker employee.(3)
based on the similarity of regression line, Y = 0,227 + 0,295X1 + 0,269X2 +
0,686X3 + 1,588X4 can be shows that level education variable (X4) with value
1,588 the most contribution for productivity worker employee variable (Y)
between other variable.
vi
MOTTO
”Hidup yang berguna adalah hidup yang bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga
untuk orang-orang yang kita cinta dan sayangi”.
(Penulis)
”jangan pernah mengatakan ragu pada suatu cita-cita yang ingin kita raih”
(Penulis)
”Jika engkau tak bisa memberikan apa-apa kepada orang-orang disekitarmu, maka berikanlah
senyumannu. Jika senyumanmu terbalaskan, maka begitu berartinya senyumanmu karena bisa
memberikan energi positif kepada orang lain”
(Penulis)
”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain.”
(QS. Alam Nasyrah: 6-7)
”Orang yang bahagia adalah yang dapat mengambil pelajaran dari peristiwa yang di alami
orang lain”
(HR Al Baihaqi)
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
© Bapak ibu tercinta, terima kasih atas segala restu, doa, dukungan dan kasih
sayangnya sehingga aku mampu menyelesaikan kuliah dan skripsi ini.
© Kakakku tersayang mbak Nana, terimakasih selama ini telah menjadi
orang tua keduaku dimana tempat berbagi dan selalu mendukungku.
© Keisya keponakanku tersayang, jadilah keponakan yang membanggakan
untuk tante.
© Mas Adi tersayang, terima kasih atas segalanya. Doa, dukungan, semangat
dan nasehat-nasehatnya sehingga aku bisa menyelesaikan semua ini
walaupun jalan yang dilewati titak mudah.
© Temen-temen baikku Prapti, Nurla, Mbak ari, Irma, Mbak Bekti, Tiwik,
Mbak Mel, Ana, Eka. Kalian semua adalah teman-teman terbaikku,
terimakasih atas semuanya. Banyak hal yang harus kita lalui untuk
mendapatkan semua ini, tetapi kita tetap semangat dan saling memotivasi.
Kita selalu percaya, disetiap perjuangan yang kita lakukan pasti akan ada
akhir yang indah.
© Teman-teman PTN 2005, I Love U all.
© Almamater
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya, sehingga peneliti
”
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
KEHIDUPAN
KERJA
PRODUKTIVITAS
(QUALITY
KERJA
OF
PENGARUH KUALITAS
WORK
KARYAWAN
LIFE)
KANTOR
TERHADAP
KECAMATAN
BRINGIN KABUPATEN NGAWI.
Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi sebagian
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini
dapat selesai. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi peneliti, apabila
dalam kesempatan ini peneliti dapat mengucapkan rasa terima kasih atas segala
bentuk bantuannya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah menyetujui
penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNS, yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ketua program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS,
yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Kristiani, M.Si , selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Fery Setyowibowo, S.E, M.M, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.
ix
7. Sukoco, S.sos yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
8. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan pengarahan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat
memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta,
Februari 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ................................................................................. 8
E. Tujuan penelitian...................................................................................... 8
F. Manfaat penelitian.................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 11
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 11
1. Kualitas Kehidupan Kerja................................................................ 11
a. Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja........................................ 11
b. Keunggulan Program ................................................................. 12
c. Faktor-faktor Kualitas Kehidupan Kerja.................................... 15
2. Produktivitas Kerja .......................................................................... 18
a. Pengertian Produktivitas Kerja .................................................. 18
b. Sumber-sumber Kualitas Produktivitas Kerja............................ 21
c. Pengukuran Produktivitas Kerja ................................................ 23
xi
B. Penelitian Yang Relevan........................................................................ 25
C. Kerangka Berfikir .................................................................................. 26
D. Hipotesis................................................................................................. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 30
B. Metode Penelitian .................................................................................. 30
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 32
D. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 32
E. Teknik Analisis Data.............................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN ..........................................................................41
A. Deskripsi Data Variabel penelitian..........................................................41
B. Pengujian Persyaratan Analisis ...............................................................42
C. Pengujian Hipotesis .................................................................................45
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .............................................................48
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.............................................50
A. Simpulan..................................................................................................50
B. Implikasi ..................................................................................................51
C. Saran ........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................54
LAMPIRAN........................................................................................................57
xii
DAFTAR TABEL
Tabel. 1. Pendapat Masyarakat Atas Pelayanan dan Produktivitas Kerja
Karyawan Kantor Kecamatan Bringin................................................... 3
Tabel. 2. Deskripsi Data..................................................................................... 41
Tabel. 3. Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 42
Tabel. 4. Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 43
Tabel. 5. Model Summary.................................................................................. 46
Tabel. 6. Uji t ..................................................................................................... 46
Tabel. 7. Uji F .................................................................................................... 47
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gb. 1. Gambar Paradikma Kerangka Pemikiran................................................ 27
Gb. 2. Grafik Scatterplot (diagram pencar)........................................................ 44
Gb. 3. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual............... 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Menyusun Skripsi ............................................................ 57
Lampiran 2. Kisi-Kisi Angket dan Angket....................................................... 58
Lampiran 3. Data Tabulasi try Out ................................................................... 66
Lampiran 4. Uji Validitas Dan Reliabilitas Tryout .......................................... 68
Lampiran 5. Skor Hasil Angket Penelitian ....................................................... 72
Lampiran 6. Data Induk Penelitian................................................................... 74
Lampiran 7. Deskripsi Data Penelitian............................................................. 75
Lampiran 8. Uji Prasarat analisis...................................................................... 78
Lampiran 9. Daftar populasi ............................................................................. 85
Lampiran 10. Struktur Oraganisasi Kecamatan Bringin 2009 ........................... 87
Lampiran 11. Surat Keputusan Dekan Tentang Ijin Menyusun Skripsi ............. 88
Lampiran 12. Surat Ijin Menyusun Skripsi Dari Dekan ..................................... 89
Lampiran 13. Surat Ijin Reserch/Tryout Kepada Kantor Kecamatan Bringin ... 90
Lampiran 14. Surat Keterangan Penelitian Dari Kantor Kecamatan Bringin .... 91
Lampiran 15. Daftar Urutan Kepangkatan PNS Gol Ruang IA keatas unit
organisasi Kecamatan Bringin Tahun 20010 ..................................................... 92
Lampiran 16. Bukti Undangan Diklat/ Penataran dari Dinas ............................ 95
Lampiran 17. Daftar Hadir Staf Meeting dan Notulen ...................................... 99
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dunia ditandai oleh perkembangan yang semakin cepat
disegala bidang kegiatan bisnis. Globalisasi era 90-an yang melanda dunia telah
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Persaingan di dunia
bisnis yang ketat menghadapkan organisasi pada layanan publik yang dapat
memiliki daya saing kuat dan efisiensi. Untuk meningkatkan efisiensi antara lain
diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan elemen utama dalam suatu
organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang,
sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia yang memilih
teknologi yang digunakan, manusia yang mencari modal, manusia yang
mengunakan dan memeliharanya, disamping manusia dapat menjadi keunggulan
bersaing yang terus menerus. Oleh karena itu, pengelolaan SDM dalam suatu
organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting (Soekidjo Notoadmodjo, 2003).
Pada dasarnya masalah SDM berkaitan erat dengan masalah produktivitas
tenaga kerja itu sendiri. Jika diukur dari produktivitas, keadaan SDM Indonesia
kualitasnya tergolong rendah. Rendahnya mutu pekerja ditunjukkan oleh tingkat
pendidikan yang ditamatkan, berimplikasi kepada tingkat produktivitas pekerja
tersebut. Menurut Hasan Sabili (2003) berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan
(UNDP) Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2002 sekitar 35
persen penduduk usia sepuluh tahun ke atas tidak atau belum menamatkan sekolah
dasar dan hanya 19 persen yang dapat menyelesaikan pendidikan SLTA, dari yang
menamatkan SLTA tersebut hanya 1,7 persen yang berhasil menyelesaikan
pendidikan setingkat Universitas. Indonesia
menempati ranking yang sangat
rendah, yakni urutan 112 dari 172 negara di dunia. Dengan keadaan seperti itu,
maka produktivitas SDM masih perlu ditingkatkan.
1
xvi
Kantor Kecamatan Bringin merupakan salah satu lembaga pemerintahan
yang bertugas mengatur dan memberikan pelayanan kepada masyarakat
khususnya di wilayah kecamatan Bringin. Hal ini dijelaskan dalam Perda
Kabupaten Ngawi Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2008 Nomor 12) Bab I
Pasal I menyebutkan “kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat
daerah Kabupaten Ngawi. Pemerintah kecamatan adalah pemerintah kecamatan di
Kabupaten Ngawi yang terdiri dari camat, seketariat kecematan dan seksi-seksi”.
Kantor kecamatan Bringin merupakan salah satu kecamatan yang masih
tertinggal di wilayah Kabupaten Ngawi. Kecamatan ini terletak di wilayah
pedalaman yang aksesnya cenderung sulit dijangkau. Hal ini berpengaruh pada
manajemen kantor kecamatan Bringin tersebut, manajemennya cenderung masih
lemah. Terlihat dari banyaknya kelonggaran-kelonggaran atas peraturan yang ada
di dalamya, sehingga membuat para pegawai kurang disiplin dalam menaati
peraturan yang ada.
Produktivitas kerja PNS juga bisa dilihat dari disiplin kerjanya. Ironisnya
ketidakdisiplinan dalam bekerja ini banyak dilakukan oleh semua tingkatan PNS.
Tentunya ketidakdisiplinan ini juga akan berdampak kepada masyarakat karena
mereka merupakan abdi masyarakat yang tugasnya adalah memberikan pelayanan
publik, jika mereka tidak disiplin dalam bekerja akan sangat memungkinkan
pelayanan yang diberikan kurang memuaskan dan pekerjaannya pun mengalami
hambatan atau selesai tidak tepat waktu. Korupsi waktu memang merupakan
wujud ketidakdisiplinan kerja yang banyak dilakukan oleh PNS. Korupsi waktu
memang seperti tidak terasa hilangnya, tetapi kalau dihitung dalam jumlah uang
yang diberikan sebagai bentuk gaji dan dibandingkan dengan produktivitas yang
dihasilkan maka nilai koropsinya ternyata cukup besar. Menurut Marhadi (2005)
PNS (Pegawai Negeri Sipil) sesuai aturan bekerja sesuai dengan jam kerja yang
ditetapkan yaitu masuk jam 07.00 Wib pulang jam 13.30 Wib atau kepada
pegawai tertentu yang bekerja 5 hari seminggu masuk pukul 07.00 Wib pulang
jam 15.00 Wib kecuali hari jum’at. Ada juga yang bekerja diluar jam kerjanya,
xvii
sesuai dengan profesinya yang mengharuskan bekerja di luar jam kerja. Pada
umumnya, PNS bekerja dalam seminggu selama 40 jam.
Untuk melihat bagaimana produktivitas kerja karyawan Kantor Kecamatan
Bringin, maka peneliti mengadakan survei awal dilapangan dengan meminta
pendapat dari masyarakat yang membutuhkan pelayanan di Kantor Kecamatan
Bringin yang berjumlah 17 orang. Pendapat dapat disampaikan melalui pengisian
angket yang sudah berisi pertanyaan kepada masyarakat tentang karyawan kantor
Kecamatan Bringin dengan alternative jawaban yang disediakan; Baik, Kurang
Baik.
Tabel.1
Tabel Pendapat Masyarakat Atas Pelayanan dan Produktivitas Kerja
Karyawan Kantor Kecamatan bringin
No
1.
2.
Pertanyaan
B
KB
Menurut anda bagaimanakah kedisiplinan 7
10
kerja karyawan di kantor Kecamatan Bringin?
Orang
Orang
Bagaimana ketepatan waktu karyawan kantor 7
10
Kecamatan Bringin dalam menyelesaikan Orang
Orang
pekerjaannya?
3.
4.
Bagaimanakah tanggung jawab karyawan 8
9
kantor Kecamatan bringin?
Orang
Orang
Bagaimanakah tingkat kepuasan anda dengan 6
11
pelayanan yang diberikan oleh karyawan Orang
Orang
kantor Kecamatan Bringin?
5.
Bagaimanakah tingkat keramahan karyawan 8
9
kantor Kecamatan Bringin dalam memberikan Orang
Orang
pelayanan kepada anda?
6.
Bagaimanakah kemudahan informasi yang 7
10
anda dapat mengenai pemberian pelayanan Orang
Orang
kepada masyarakat?
7.
Menurut anda bagaimanakah kinerja karyawan 5
xviii
12
kantor Kecamatan Bringin?
Orang
Orang
Sumber: Data Primer
Dari hasil survei awal menunjukkan bahwa ketidakdisiplinan dalam
bekerja ternyata juga dilakukan oleh karyawan Kantor Kecamatan Bringin.
Berdasarkan survei di lapangan bentuk ketidakdisiplinan itu juga lebih banyak
dalam bentuk korupsi waktu, seperti kadang terlambat, meninggalkan tempat kerja
sebelum waktunya sehingga terkadang pelayanaan yang diberikan kepada
masyarakat kurang memuaskan. Sebagai contoh ada masyarakat yang ingin
mendapatkan pelayanan harus menunggu lama karena petugasnya belum datang
atau pergi tidak berada di tempat kerja tanpa alasan yang jelas ketika masih jam
kerja. Selain itu terkadang pekerjaan tidak selesai tepat pada waktunya karena
ketidakdisiplinan itu. Hal ini cukup mencengangkan karena kinerja suatu
kecamatan itu bisa menentukan keberhasilan dari wilayah kecamatan itu. Jika
dibiarkan terus menerus keadaan seperti ini maka lama kelamaan produktivitas
kerja karyawan itu sendiri akan terus menerus mengalami penurunan juga. Oleh
karena itu perlu penanganan khususnya dibidang peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ada di dalamnya.
Menurut Sony Sumarsono (2004) dalam kaitannya dengan pencapaian
tugas peningkatan SDM, maka peran dari manajemen SDM adalah sangat penting.
Melalui manajemen SDM, aspek produktivitas dapat lebih diarahkan secara
efektif dan efisien, khususnya berkaitan dengan tujuan organisasi. Suatu
organisasi akan mencapai produktivitas tertentu jika organisasi tersebut dapat
menciptakan suasana kerja yang dapat memotivasi individu-individu dalam
organisasi, menumbuhkan suasana kerja sama antar individu dengan kelompok,
serta menumbuhkan kreativitas dan inisiatif.
Suasana kerja sebagaimana tergambar seperti di atas, akan menciptakan
kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) yang kondusif bagi tercapainya
tujuan organisasi. Kualitas kehidupan kerja sangat berkaitan dengan kepentingan
kelompok manusia dalam organisasi. Kualitas kehidupan kerja adalah suatu
konsep yang mencakup kualitas yang dirasa (dalam hati pegawai) dari semua
aspek keanggotaannya dari organisasi itu. Hal-hal yang dirasa oleh individu dalam
xix
organisasi tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomis, tetapi juga
kepentingan yang berkaitan dengan nilai-nilai pribadi dan sosial dari individu,
sehingga mencakup kepuasan pribadi dan kepuasan psikologis semua faktorfaktor kepuasan ini akan membentuk konsep kualitas kehidupan kerja (Wahtini,
2002).
Keterangan di atas didasarkan bahwa Quality of Work Life (QWL)
seseorang berhubungan dengan beberapa perilaku baik di dalam maupun di luar
pekerjaan. Peningkatan kualitas kehidupan kerja seseorang dapat memberikan
positive feeling yang lebih besar, self sistem yang lebih tinggi, peningkatan job
satisfaction, dan peningkatan komitmen terhadap organisasi yang pada akirnya
peningkatan kualitas kehidupan kerja akan mengurangi tingkat absensi.
Terciptanya kualitas kehidupan kerja yang baik menimbulkan kepuasan
karyawan karena keinginan, kebutuhan dan nilai-nilai karyawan dapat terpenuhi
dalam organisasi tersebut. Hal ini akan memotivasi semangat kerja karyawan yang
penuh gairah, tanggung jawab dan memberikan konstribusi pada kepuasan pribadi
dan psikologisnya sehingga produktivitas kerja karyawan itu juga diharapkan
meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas kehidupan kerja
memberikan karyawan untuk memanfaatkan statusnya sebagai makhluk sosial
secara optimal dalam mendukung pelaksanaan kerjanya.
Pegawai di lingkungan Kantor Kecamatan Bringin,
termasuk masih
berada dalam suatu kerangka organisasi. Setiap organisasi pasti memiliki QWL.
Para pegawai Kantor Kecamatan Bringin sebagai aparatur Negara yang
memberikan pelayanan di unit kerjanya. Pelayanan Kantor Kecamatan Bringin
agar sesuai dengan harapan masyarakat, maka keberadaan SDM yang berkualitas
merupakan pangkal dari segalanya. Dengan demikian akan tercipta iklim dalam
organisasi yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap layanan yang diberikan
kepada masyarakat. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh
Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) Terhadap Produktivitas
Karyawan Di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi”
xx
B. Identifikasi Masalah
Suatu
penelitian
ilmiah
diperlukan
adanya
identifikasi
masalah.
Identifikasi masalah merupakan pengenalan masalah-masalah yang berkaitan
dengan variabel-variabel yang diteliti. Dari latar belakang masalah di atas dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Masih banyak organisasi yang tidak memperhatikan bagaimana kualitas
SDM yang ada di dalamnya.
2. Keadaan SDM di Indonesia apabila diukur dari tingkat produktivitasnya
masih tegolong rendah.
3. Kantor kecamatan Bringin merupakan salah satu organisasi di bidang
layanan publik yang memerlukan SDM yang berkualitas di dalamnya.
4. Tenaga kerja/ karyawan perlu diperlakukan sebagai manusia bermartabat,
tetapi pada kenyataannya banyak perusahaan/organisasi yang belum bisa
memperlakukan manusia sebagaimana mestinya.
5. Suatu organisasi akan mencapai produktivitas tertentu jika organisasi
tersebut dapat menciptakan suasana kerja yang dapat memotivasi individuindividu dalam organisasi, menumbuhkan suasana kerja sama antar
individu dengan kelompok, serta menumbuhkan kreativitas dan inisiatif.
6. Semakin baik kualitas kehidupan kerja (Quality of Work Life) maka
produktivitas kerja yang akan dicapai juga akan semakin baik.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan
masalah
sangat
diperlukan
dalam
penelitian
agar
permasalahan yang diteliti dapat dikaji dan dijawab secara mendalam serta
menimbulkan meluasnya masalah yang dikaji. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang Lingkup Permasalah
Ruang lingkup yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai
pengaruh kualitas kehidupan kerja (quality of work life) terhadap produktivitas
xxi
kerja karyawan di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Definisi masingmasing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh adalah suatu keadaan atau kondisi yang tercipta serta dapat
membentuk atau mengubah perilaku individu maupun kelompok dalam
suatu organisasi.
2. Kualitas kehidupan kerja (QWL) adalah suatu pendekatan sistem
manajemen untuk mengkoordinasikan dan menghubungkan potensi SDM
dalam organisasi sebagai suatu upaya pemimpin untuk memenuhi
kebutuhan anggota maupun organisasi secara silmutan dan terus menerus.
3. Produktivitas adalah prestasi kerja atau kinerja yang dicapai oleh
karyawan.
4. Kerja adalah pengorbanan jasa jasmani dan pikiran untuk menghasilkan
barang atau jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu.
5. Karyawan adalah tenaga kerja yang berkarya dalam organisasi untuk
memperoleh kepuasan.
6. Kantor Kecamatan Bringin merupakan salah satu lembaga pemerintahan
yang bertugas mengatur dan memberikan pelayanan kepada masyarakat
khususnya di wilayah Kecamatan Bringin yang masuk dalam wilayah
pemerintahan Kabupaten Ngawi.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi fokus masalah untuk
diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 116) “Variabel adalah obyek
penelitian yang bervariasi”. Dari pendapat tersebut, maka variabel-variabel pada
judul penelitian ini adalah:
a.
Variabel bebas:
X = Kualitas Kehidupan Kerja Karyawan Kantor Kecamatan Bringin
b.
Variabel terikat:
Y = Produktivitas kerja karyawan
xxii
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah individu-individu yang dapat digunakan sebagai
sumber data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi
subyek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di Kantor Kecamatan
Bringin Kabupaten Ngawi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah
yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor dalam kualitas
kehidupan kerja (partisipasi dalam mengambil keputusan, kesempatan
untuk
mengembangkan
diri,
pendapatan
yang
memadai,
tingkat
pendidikan) secara individual terhadap produktivitas kerja karyawan di
Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor dalam kualitas
kehidupan kerja (partisipasi dalam mengambil keputusan, kesempatan
untuk
mengembangkan
diri,
pendapatan
yang
memadai,
tingkat
pendidikan) secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan
di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
3. Manakah diantara faktor-faktor kualitas kehidupan kerja (partisipasi dalam
pengambilan keputusan, kesempatan dalam mengembangkan diri,
pendapatan yang memadai dan tingkat pendidikan) yang paling
berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan di Kantor Kecamatan
Bringin Kabupaten Ngawi.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupalan faktor yang penting di dalam melakukan
penelitian sebab dengan adanya tujuan, penelitian akan dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai arah penelitian yang akan dicapai. Tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
xxiii
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara signifikan antara faktorfaktor dalam kualitas kehidupan kerja (partisipasi dalam pengambilan
keputusan, kesempatan dalam mengembangkan diri, pendapatan yang
memadai dan tingkat pendidikan) secara individual terhadap produktivitas
kerja karyawan di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara signifikan antara faktorfaktor dalam kualitas kehidupan kerja (partisipasi dalam pengambilan
keputusan, kesempatan dalam mengembangkan diri, pendapatan yang
memadai dan tingkat pendidikan) secara bersama-sama terhadap
produktivitas kerja karyawan di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten
Ngawi.
3. Untuk mengetahui manakah diantara faktor-faktor dalam kualitas
kehidupan kerja (partisipasi dalam pengambilan keputusan, kesempatan
dalam mengembangkan diri, pendapatan yang memadai dan tingkat
pendidikan) yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja
karyawan di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil
penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk mendukung teoti-teori yang telah ada sehubungan dengan masalah
yang dibahas dalam penelitian yaitu kualitas kehidupan kerja terhadap
produktivitas kerja.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian lain yang dapat
menjadikan dasar penelitian lebih lanjut.
xxiv
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan
antara teori yang diperoleh dengan praktek yang sesungguhnya
dilapangan.
b. Bagi Instansi Terkait
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pimpinan dalam mengambil kebijaksanaan mengenai cara yang tepat
untuk meningkatkan produktivitas karyawan.
c. Bagi Karyawan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mendorong untuk lebih
meningkatkan produktivitas kerjanya.
xxv
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kualitas Kehidupan Kerja
a. Pengertian Kualitas Kehidupan Kerja
Seorang masuk menjadi anggota organisasi, salah satu tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Kualitas kehidupan kerja akan
menyangkut pada pemenuhan kebutuhan karyawan dalam organisasi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Gery Dessler dalam Wahtini (2002: 25) mengatakan
bahwa “kualitas kehidupan kerja merupakan suatu keadaan dimana para pegawai
dapat memenuhi kebutuhan mereka yang penting dengan bekerja dalam
organisasi”. Sedangkan menurut Karl Alberc dalam Wahtini (2002: 25) “kualitas
kehidupan kerja adalah kualitas yang dirasa (dalam hati para pegawai) dari semua
aspek keanggotaannya dalam organisasi”.
Pengertian kualitas kehidupan kerja menurut John M Ivancevich (2001)
kualitas kehidupan kerja adalah: konsep yang agak umum yang berhubungan
dengan beberapa aspek dari pengalaman kerja yang meliputi beberapa faktor
antara lain: manajemen, gaya kepengawasan, kebebasan dan otonomi untuk
membuat keputusan terhadap pekerjaan, pemuasan kebutuhan psikis terhadap
lingkungan sekitar, keamanan kerja, kepuasan jam kerja dan tugas penting.
Menurut John W Newstroom dan Keith Davis dalam Rafikah (2002: 19)
“quality of work life atau kualitas kehidupan kerja merupakan perasaan suka atau
tidak suka dari individu-individu terhadap lingkungan kerjanya”. Pengertian
kualitas kehidupan kerja yang lain menurut Wayne F Cascio (1998) kualitas
kehidupan kerja merupakan persepsi pegawai bahwa mereka merasa aman, secara
relatif merasa puas dan dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya.
Berdasarkan dua pengertian di atas, kualitas kehidupan kerja mengacu
pada keadaan lingkungan kerja yang dapat memenuhi kebutuhan pribadi anggota
organisasi. Lingkungan kerja merupakan tempat para inidividu ketika terlibat
dengan pekerjaannya sehari-hari. Dengan demikian kualitas kehidupan kerja
11
xxvi
bermula dari persepsi individu terhadap lingkungan kerjanya, apakah dengan
lingkungan kerjanya tersebut dia dapat memenuhi kebutuhan pribadinya atau
tidak. Apabila individu mengatakan bahwa dia merasa tidak dapat memenuhi
kebutuhannya melaui lingkungan
kerjanya tersebut maka hal itu bisa berarti
bahwa kualitas kehidupan kerjanya tersebut tidak baik dan individu tersebut tidak
suka dengan keadaan tersebut dan demikian pula sebaliknya.
Menurut HM Sonny Sumarsono (2004: 212) bahwa “kualitas kehidupan
kerja telah memberikan harapan terhadap kepuasan pekerja mengenai kebutuhankebutuhan personil melalui pengkayaan pengalaman dalam organisasi”. Filosofi
dasar dari konsep tersebut adalah peningkatan kualitas kehidupan kerja berasal
dari semua effort pada setiap level organisasi untuk mendapatkan human dignity
(sesuatu yang sangat bernilai) dan growth (pertumbuhan).
b. Keunggulan Program
Organisasi yang mempraktekkan program kualitas kehidupan kerja dengan
efektif akan memperoleh beberapa keunggulan seperti yang dikemukakan
Harsono (2005: 154-155): “1) Meningkatkan moral kerja, mengurangi stress dan
turn over, 2) Meningkatkan motivasi, 3) Meningkatkan kebanggaan kerja, 4)
Meningkatkan kompetensi, 5) meningkatkan kepuasan, 6) Meningkatkan
komitmen, 7) Meningkatkan produktivitas”.
Dari beberapa keunggulan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Meningkatkan moral kerja, mengurangi stress dan turn over
Moral kerja karyawan dapat ditingkatkan, tingkat stress menurun dan turn
over dapat ditekan dengan mengembangkan program-program seperti waktu
kerja yang fleksibel, desain pekerjaan yang tepat serta sistem benefit yang
fleksibel.
2) Meningkatkan motivasi
Motivasi merupakan faktor yang cukup berperan dalam menciptakan prestasi
kerja. Praktek manajemen yang memberikan kesempatan bagi karyawan untuk
memberikan masukan kepada organisasi akan membangun motivasi yang
tinggi sehingga dapat mencapai target pekerjaan yang efektif.
xxvii
3) Meningkatkan kebanggaan kerja
Berbagai praktek pengelolaan sumber daya manusia yang memberikan
kesempatan partisipasi terhadap desain program seperti sistem benefit,
penilaian prestasi kerja, kebijakan shift kerja, dan praktik lain akan
meningkatkan kebanggaan kerja.
4) Meningkatkan kompetensi
Peningkatan kompetensi karyawan secara berkesinambungan dapat tercapai
dalam
organisasi
yang
mampu
menghilangkan
hambatan-hambatan
pengembangan karier mereka. Untuk itu diperlukan program yang mendorong
kearah tujuan tersebut.
5) Meningkatkan kepuasan
Karyawan yang merasakan kepuasan kerja akan menunjukkan sikap perilaku
positif dan mengarah kepada peningkatan kinerja. Pengembangan praktek
sumber daya yang mencerminkan kualitas kehidupan kerja seperti;
menciptakan kondisi kerja yang mendukung, kebijakan kompensasi, desain
pekerjaan, kesempatan partisipasi dan kesempatan karier akan mendorong
terciptanya kepuasan yang tinggi.
6) Meningkatkan komitmen
Karena karyawan merasakan kepuasan terhadap pekerjaannya, hal ini akan
menimbulkan rasa bahwa pekerjaannya itu merupakan bagian dari hidupnya
sehingga pekerjaan itu akan dilakukan dengan sebaik-baiknya karena itu juga
merupakan salah satu komitmen dalam hidupnya.
7) Meningkatkan produktivitas
Kesempatan mengembangkan diri dan partisipasi yang diberikan akan
mendorong produktivitas yang lebih tinggi. Sehingga dapat dikemukakan
bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki pengaruh pada peningkatan
kemampuan organisasi dalam menarik dan mempertahankan karyawan yang
berkualitas, dengan demikian akan mengurangi tingkat perputaran tenaga kerja
yang berdampak pada peningkatan produktivitas.
Berdasarkan beberapa keunggulan di atas dapat dikemukakan bahwa
dengan pelaksanaan program kualitas kehidupan kerja akan berdampak pada
xxviii
pengurangan tingkat turn over, stress kerja dengan pengaturan waktu kerja yang
fleksibel, sehingga akan berdampak pada peningkatan produktivitas.
Beberapa organisasi yang berkeinginan untuk mengembangkan program
kualitas kehidupan kerja pertama-tama harus menetapkan tujuan yang ingin diraih
dengan program tersebut. Tujuan serta tindakan yang ditetapkan merupakan
tanggung jawab manajemen, pekerja, serikat pekerja, serta anggota organisasi
lain. Menurut Lee dan Yudith dalam HM Sonny Sumarsono (2004: 213) bahwa
untuk melaksanakan program kualitas kehidupan kerja terdapat beberapa
pedoman:
1) Memahami bahwa program kualitas kehidupan kerja bukanlah program
jangka pendek, yakni program yang secara cepat dapat dilaksanakan
secara sempurna.
2) Organisasi harus membuat definisi baru tentang bagaimana kita
mengerjakan dalam organisasi.
3) Merelakan orang-orang yang ada dalam organisasi berpartisipasi pada
semua level organisasi.
4) Membangun komitmen sejak dari pemimpin organisasi sampai ke tingkat
bawah, dengan memberikan persetujuan dan dukungan, dan harus
dicerminkan dengan perilaku sehari-hari.
5) Melakukan integrasi tentang tujuan, strategi ke dalam bentuk operasi
bisnis sehari-hari.
6) Manajemen dan pimpinan karyawan bekerja dengan konsekuensi untuk
menguji dan menyelesaikan usul-usul internal sebelum bergerak menuju
cooperative problem solving dalam sebuah komite, manajemen
menunjukkan komitmennya dalam menyelaraskan usul-usul serta
hambatan-hambatan, sehingga dapat menyumbangkan suatu dukungan dan
tanggung jawab bagi perilaku dan tindakan pada bagian-bagian lain
organisasi.
7) Pendekatan-pendekatan baru dan proses di dalam organisasi. Proses
tersebut tidak pernah menjadi statis dan perlu perhatian secara konstan,
responsive terhadap perkembangan.
Berdasarkan pedoman di atas dapat dikemukakan bahwa dalam
implementasi pelaksanaan kualitas kehidupan kerja dalam suatu organisasi tidak
hanya merupakan program jangka pendek tetapi diharapkan dapat berjalan dalam
jangka waktu lama serta melibatkan semua karyawan dalam tingkatan level
organisasi untuk ikut berpartisipasi baik dalam memberikan konstribusi ide
maupun dalam pemecahan suatu masalah (problem solving), sehingga seperti
xxix
slogan yang dikemukakan organisasi PBB dibidang ketenagakerjaan (ILO), “To
make more human”, artinya bahwa setiap organisasi harus dapat memperlakukan
pekerja sebagai manusia yang bermartabat (memanusiakan manusia).
c. Faktor-Faktor Kualitas kehidupan kerja
Menurut Bernadin Russel (1998) mengemukakan bahwa kualitas
kehidupan kerja mengacu kepada level dari kepuasan, motivasi, keterlibatan,
komitmen pengalaman individu terhadap kehidupan kerja mereka. Pada umumnya
kualitas kehidupan kerja mencoba memotivasi karyawan dalam hal perasaan
aman, keseimbangan, harga diri, demokrasi keluarga, kepemilikan, otonomi,
tanggung jawab dan fleksibilitas. Kualitas kehidupan kerja adalah derajat setiap
individu dimana mereka dapat memuaskan kebutuhan penting pribadi mereka
(contoh, keinginan untuk berdiri sendiri). Menurut Bernadin Russel (1998) hampir
semua program kualitas kehidupan kerja fokus kepada:
1) Kondisi pekerjaan (keamanan, kesehatan, lingkungan fisik)
2) Jumlah bayaran, keuntungan, dan bonus atau hadiah lainnya
3) Perlindungan terhadap pekerjaan
4) Interaksi sosial
5) Kepercayaan diri
6) Demokrasi (partisipasi dalam pembuatan keputusan)
7) Kepuasan kerja
8) Pendapatan yang memadai
9) Kesediaan secara sukarela dari karyawan
10) Training untuk karyawan, manajer staff pendukung dalam peran dan
tanggung jawab mereka
11) Ketersediaan dari training kemampuan yang berkelanjutan
12) Pengenalan kepada pengembangan multiskills dan rotasi pekerjaan (job
rotation)
13) Partisipasi dari serikat buruh
14) Team building.
Menurut HM Sonny Sumarsono (2004) menyatakan bahwa faktor kualitas
kehidupan kerja meliputi; a) Partisipasi dalam pengambilan keputusan, b)
xxx
Advancement (kesempatan untuk berkembang), c) Rasa bangga, d) Pendidikan
yang dimiliki seseorang karyawan.
Menurut Alex S Nitisemito (1992) dengan memberikan gaji yang cukup
akan mampu memberikan semangat dan kegairahan kerja yang nantinya akan
meningkatkan produktivitas karyawan. Cukup di sini dalam artian jumlah yang
mampu dibayarkan tanpa menimbulkan kerugian. Sedangkan menurut Sjafri
Mangkuprawira (2003) menyatakan kompensasi meliputi bentuk pembayaran
tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat karyawan, dan
insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk mencapai
produktivitas yang semakin tinggi.
Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini dapat diambil faktor
kualitas kehidupan kerja yaitu 1) partisipasi dalam pengambilan keputusan, 2)
kesempatan berkembang, 3) pendapatan yang memadai, 4) pendidikan.
a. Partisipasi dalam pengambilan keputusan
Partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk
keterlibatan karyawan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
terutama menyangkut pengambilan keputusan yang digunakan dalam penentuan
kebijakan yang akan di ambil. Hal ini dapat dilakukan ditempuh dengan jalan
mengadakan rapat-rapat yang membahas suatu permasalahan yang nantinya
karyawan dapat memberikan masukan yang berupa ide, saran maupun kritikan
yang diharapkan dapat mempermudah pencapaian tujuan yang diharapkan oleh
suatu organisasi.
b. Kesempatan untuk mengembangkan diri
Pengembangan menurut Hasibuhan (1997: 68) adalah “suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan melalui pendidikan dan latihan”. Pendidikan
peningkatan keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan, sedangkan latihan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan
karyawan. Indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh kesempatan untuk
mengembangkan diri terhadap produktivitas kerja karyawan meliputi kadar
xxxi
memberi kesempatan, berinisiatif, kebebasan memecahkan persoalan, jenjang
karier.
Menurut Sondang P Siagian (2001: 183-184) bagi organisasi terdapat
paling sedikit 7 manfaat yang dapat dipetik melalui penyelenggaran program
pelatihan dan pengembangan, antara lain:
1) Peningkatan produktivitas, 2) Terwujudnya hubungan yang serasi
antara atasan dan bawahan, 3) Terjadinya proses pengambilan keputusan
yang lebih cepat dan tepat, 4) Meningkatkan semangat kerja, 5)
Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial yang partisipasif, 6) Memperlancar jalannya komunikasi yang
efektif, 7) Menyelesaikan konflik secara fungsional.
c. Pendapatan yang memadai
Pada dasarnya setiap Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya harus
dapat hidup layak dari gajinya, sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan
perhatian dan kegiatannya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan
kepadanya.
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 8 tahun 1974 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian menjelaskan bahwa gaji adalah balas jasa atau
penghargaan atas hasil kerja seseorang. Pada umumnya sistem penggajian dapat
digolongkan dalam dua sistem, yaitu sistem skala tunggal dan sistem skala ganda.
Sistem skala tunggal adalah sistem penggajian yang memberikan gaji yang sama
kepada pegawai yang berpangkat sama dengan tidak atau kurang memperhatikan
sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam
melaksanakan pekerjaan itu. Sistem skala ganda adalah sistem penggajian yang
menentukan besarnya gaji yang bukan saja didasarkan pada pangkat, tetapi juga
didasarkan pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai, dan
beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.
Selain daripada kedua sistem penggajian yang dimaksut di atas, dikenal
pula sistem penggajian ketiga, yang biasa disebut sistem skala gabungan, yang
merupakan perpaduan antara sistem skalatunggal dan sistem skala ganda. Dalam
sistem skala gabungan gaji pokok ditentukan sama bagi Pegawai Negeri yang
berpangkat sama, disamping itu diberikan tunjangan bagi pegawai yang memikul
xxxii
tanggung jawab yang berat, mencapai prestasi yang tinggi atau melakukan
pekerjaan tertentu yang sifatnya memerlukan pemusatan perhatian dan
pengarahan tenaga secara terus menerus.
d. Tingkat pendidikan
Pengertian tingkat pendidikan atau jenjang pendidikan menurut UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah
“tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dipakai, dan kemampuan yang dikembangkan”.
Sedangkan tingkat pendidikan meliputi:
1) Pendidikan dasar
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau yang sederajat.
2) Pendidikan menengah
Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) atau bentuk lain sederajat.
3) Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
2. Produktivitas Kerja
a. Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja merupakan masalah yang sangat penting bagi
perusahaan sementara itu karyawan mempunyai peranan yang penting dalam
meningkatkan produktivitas. Untuk itu perusahaan harus selalu memperhatikan
tenaga kerjanya sehingga produktivitas tidak akan menurun melainkan terus
meningkat.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2003: 18) “Produktivitas mempunyai
pengertian lebih luas dari ilmu pengetahuan, teknologi dan teknik manajemen,
yaitu suatu philosopi dan sikap mental yang timbul dari motivasi yang kuat dari
masyarakat, yang secara terus menerus berusaha meningkatkan kualitas
kehidupan”. Sedangkan menurut Mauled Mulyono (1993: 6) “produktivitas
xxxiii
adalah sampai sejauh mana sumber daya-sumber daya yang ada disertakan dan
dipadukan dalam organisasi untuk mencapai suatu hasil tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas produktivitas pada dasarnya mencakup
sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus
lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Upaya
meningkatkan produktivitas merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan kerena
peningkatan produktivitas dalam perusahaan pada gilirannya dapat memberikan
banyak manfaat bagi perusahaan maupun karyawan.
Dalam doktrin pada konferensi Oslo 1984 dalam Muchdarsyah Sinungan
(2003: 17) tercantum definisi umum produktivitas semesta, yaitu: “Produktivitas
adalah suatu konsep yang bersifat universal yang bertujuan untuk menyediakan
lebih banyak barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan
sumber-sumber riil yang semakin sedikit”.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2003: 17) mendefinisikan “Produktivitas
adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif,
pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas untuk
menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas
yang tinggi”. Pengertian yang hampir sama tentang produktivitas adalah menurut
Sondang P Siagian (1993: 105) “Produktivitas adalah kemampuan yang
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang tersedia sehingga mampu menghasilkan keluaran out put yang
optimal.”
Produktivitas pada dasarnya mengikutsertakan pendayagunaan secara
terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, barang modal, teknologi,
manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada
pengembangan dan peningkatan standart hidup untuk seluruh masyarakat, melalui
konsep produktivitas.
Pengertian produktivitas dapat berbeda untuk setiap negara tergantung
pada potensi dan kelemahan yang ada, serta perbedaaan aspirasi jangka pendek
dan jangka panjang, tetapi mempunyai kesamaan pada aplikasi di bidang industri,
xxxiv
pendidikan, jasa-jasa pelayanan dan sarana masyarakat, komunikasi dan
informasi.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas menurut Sony Sumarsono
(2004: 215), paling tidak ada enam elemen kunci antara lain:
1)
2)
3)
4)
Dukungan manajemen puncak
Dukungan struktur sangat diperlukan
Menciptakan corperatif climate yang kondusif
Perusahaan harus membuat metode pengukuran produktivitas dan
menetapkan tujuan-tujuan yang realistis
5) Teknik-teknik produktivitas baru harus terus dicari
6) Implementasi program produktivitas harus dijadwalkan.
Dari enam elemen tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Dukungan manajemen puncak
Dukungan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memberikan
ceramah-ceramah,
pertemuan-pertemuan,
dan
booklet
tentang
filosophi
produktivitas yang menggambarkan dukungan terhadap program.
b) Dukungan struktur sangat diperlukan
Struktur organisasi dibuat untuk mendukung peningkatan produktivitas
(tujuan). Tidak jarang seseorang yang berada dalam bagian tertentu, dibebani
tugas-tugas tambahan dalam sebuah komite. Misalnya, corperative productivity
comite (terdiri dari top official) berbagai tanggung jawab untuk mengembangkan
program, termasuk di dalamnya mendidik dan membantu divisi-divisi dan
kelompok-kelompok
fungsional
dalam
pengukuran
dan
peningkatan
produktivitas.
c) Menciptakan corperate climate yang kondusif
Iklim yang kondusif sangat penting terhadap peningkatan produktivitas. Halhal pokok yang harus diperhatikan dalam rangka menciptakan iklim yang
kondusif antara lain:
(1) Menciptakan perhatian kepada karyawan bahwa pihak manajemen
sedang mendorong peningkatan produktivitas.
(2) Manajemen harus dapat meyakinkan karyawan agar mereka mengerti
tujuan tersebut dengan melakukan komunikasi secara intensif.
xxxv
(3) Manajemen/organisasi meminta para karyawan untuk meningkatkan
“involvement” (keterlibatan) terhadap perusahaan.
(4) Perusahaan harus menghargai konstribusi-konstribusi yang telah
diberikan oleh personil melalui Reward Sistem yang sesuai.
Dari uraian tersebut jelaslah diketahui bahwa dalam peningkatan
produktivitas manajemen harus dapat memberikan perhatian kepada karyawan
dengan melakukan komunikasi sehingga karyawan terlibat dalam konstribusi ide
yang pada akirnya manajemen akan memberikan penghargaan (reward) atas ide
tersebut.
d) Perusahaan harus membuat metode pengukuran produktivitas dan
menetapkan tujuan-tujuan yang realistis.
Ukuran yang umum bagi peningkatan produktivitas adalah unit per orang
per jam, penjualan per karyawan atau biaya per unit. Dengan menetapkan tujuantujuan yang realistis, perusahaan/organisasi dapat melihat pencapaian terhadap
tujuan. Dengan berdasarkan pada informasi ini, perusahaan/organisasi dapat
mengetahui bagaimana kemajuannya.
e) Teknik-teknik produktivitas baru harus terus dicari
Perusahaan harus secara terus menerus mencari teknik-teknik baru untuk
meningkatkan produktivitas. Pendekatan yang paling umum adalah work
simplification value engineering, automatisasi, sistem-sistem yang dianjurkan,
time and motion study, model-model simulasi, dan job enrichment. Dengan
menerapkan
teknik-teknik
tersebut,
perusahaan
barang
kali
akan
menspesialisasikan pada produk, memanfaatkan acces dan equipment, dan
berubah menjadi low cost, high quality.
f) Implementasi program produktivitas harus dijadwalkan
Hal ini penting karena menyangkut penggunaan resource. Oleh karena itu,
peningkatan produktivitas harus direncanakan secara sistematis
b. Sumber-sumber Produktivitas Kerja
Menurut Hadari Mawawi dan Martini Hadari (1990: 105) ada 5 sumber
Produktivitas yaitu:
xxxvi
1) Penggunaan pikiran
2) Penggunaan tenaga jasmani
3) Penggunaan waktu
4) Penggunaan ruangan
5) Penggunaan material atau bahan dan uang
Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu dari sumber-sumber
produktivitas tersebut di atas:
a) Penggunaan pikiran
Produktivitas dikatakan tinggi bila memperoleh hasil maksimal tidak
memerlukan banyak pikiran rumit. Jika dengan menggunakan cara yang
rumit tetapi hasilnya sama atau kurang menggambarkan produktivitas
rendah.
b) Penggunaan tenaga jasmani atau fisik
Produktivitas dikatakan tinggi apabila dapat memperoleh hasil yang
terbanyak dan mutu yang terbaik, dengan tidak menggunakan tenaga
jasmani atau fisik yang melelahkan.
c) Penggunaan waktu
Produktivitas dikatakan tinggi bila dalam menghasilkan sesuatu diperlukan
waktu singkat. Sebaliknya produktivitas dikatakan rendah dengan waktu
yang sama dihasilkan sesuatu yang tidak standart.
d) Penggunaan ruangan
Suatu pekerjaan dikatakan produktif apabila mempergunakan ruangan
dengan luas yang wajar, sehingga tidak memerlukan mobilitas yang jauh.
Pemakaian ruangan yang luas dan banyak akan memperpanjang jarak
tempuh karyawan dalam menjalankan tugasnya. Akan lebih produktif bila
pekerjaan yang memerlukan penanganan bersama-sama dengan bagian
lain ruangannya didekatkan atau bahkan disatukan.
e) Penggunaan materi atau bahan dan uang
Suatu pekerjaan dikatakan produktif bila menggunakan materi atau bahan
dan peralatan lainnya tidak banyak terbuang, tanpa mengurangi mutu yang
dicapai, sebaliknya jika untuk menghasilkan sesuatu menjadi tidak
xxxvii
produktif bila, banyak materi yang terbuang sedangkan hasil yang dicapai
sama. Sedangkan yang berkaitan dengan uang adalah penggunaan uang
setepat-tepatnya, misalnya penggunaan uang yang sesuai dengan yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas mampak bahwa pangkal tinggi rendahnya
produktivitas adalah manusia. Manusialah yang memanage penggunaan kelima
sumber berupa: pikiran, tenaga jasmani, waktu, ruangan dan materi. Adapun
faktor yang terletak pada diri manusia berupa keterampilan dan keahlian atau
kemampuan bekerja yang selalu dapat ditingkatkan. Demikian pula dari aspek
sikapnya terhadap pekerjaan yang selalu dapat diperbaiki agar menjadi tenaga
kerja yang produktif.
Produktivitas kerja dalam pelaksanaannya tidak sekedar tergantung pada
personil yang bertugas secara operasional dalam upaya menghasilkan sesuatu.
Peran itu dipikul juga oleh para pemimpin sebagai pihak yang berwewenang
menetapkan kebijaksanaan. Termasuk juga dalam mendorong dan membantu
personil agar meningkatkan produktivitas kerja.
c. Pengukuran Produktivitas kerja
Karyawan/pegawai Kantor Kecamatan merupakan salah satu aparatur
negara yang memberikan pelayanan di unit kerjanya, yang sebagian besar
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Produktivitas seorang Pegawai
Negeri Sipil dapat dilihat melalui prestasi kerjanya/kinerjanya. Untuk itu
pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 1978 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil
Bab II Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), dalam Pasal 4 poin 2 yang
berbunyi: “Dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan unsur-unsur yang
dinilai adalah; a) kesetiaan, b) prestasi kerja, c) tanggung jawab, d) ketaatan, e)
kejujuran, f) kerjasama, g) prakarsa, h) kepemimpimpinan”.
1) Kesetiaan
Ialah tekat dan kesanggupan menaati, melaksanakan dan mengamalkan
sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekat dan
xxxviii
kesanggupan tersebut harus dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku seharihari dalam perbuatan melaksanakan tugas.
2) Prestasi kerja
Ialah suatu hasil kerja yang secara nyata dapat dicapai oleh seorang PNS
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja tersebut
akan
dipengaruhi
oleh
kecakapan,
keterampilan,
pengalaman,
dan
kesungguhan PNS yang bersangkutan.
3) Tanggung Jawab
Iaalah suatu kesanggupan seorang PNS untuk menyelesaikan pekerjaan yang
diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta
berani memikul resiko dan keputusan yang diambilnya atau tindakan yang
dilakukannya.
4) Ketaatan
Ialah kesanggupan seorang PNS untuk menaati segala peraturan perundangundangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, menaati perintah kedinasan
yang diberikan oleh atasan yang berwewenang serta kesanggupan untuk tidak
melanggar larangan yang ditentukan.
5) Kejujuran
Ialah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas dan kemampuan
untuk tidak menyalah gunakan wewenang yang diberikan kepadanya.
6) Kerjasama
Ialah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama dengan orang
lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai
daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
7) Prakarsa
Ialah kemampuan seorang PNS untuk mengambil keputusan, langkah-langkah
atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan.
8) Kepemimpinan
Ialah kemampuan seorang PNS untuk menyakinkan orang lain sehingga dapat
dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokoknya. Penilaian
xxxix
unsur kepemimpinan hanya dikenakan bagi PNS yang berpangkat Pengatur
Muda Golongan ruang II/a ke atas yang memangku suati jabatan.
Sedangkan menurut Hadari Nawawi dan Martini Hadari (1990: 98) kriteria
yang dapat digunakan untuk mengukur produktivitas pelayanan masyarakat
adalah sebagai berikut:
Produktivitas yang diukur dari daya guna dan efisiensi penggunaan
personil sebagai tenaga kerja. Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan
penggunaan metode atau acara kerja alat yeng tersedia. Hasil yang
diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang,
sehingga produktivitas hanya dapat digambarkan melalui efisiensi personil
dalam melaksanakan tugas-tugas pokoknya. Produktivitas seperti ini
ditemui di lingkungan yang volume dan beban beban kerjanya berbentuk
pelayanan terhadap masyarakat, yang penggunaan kerjanya dan hasil
kerjanya tidak hanya dinilai dengan uang.
B. Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sedang penulis
lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rafikah dengan judul “Hubungan
Antara Kualitas Kehidupan Kerja dengan Semangat Kerja Pegawai Balai Latihan
Kerja Industri Surakarta”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan semangat kerja pegawai BLKI
Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
1. Diduga terdapat hubungan secara parsial antara dimensi-dimensi kualitas
kehidupan kerja yaitu komunikasi, keamanan, kompensasi, dan partisipasi
dengan semangat kerja
2. Diduga antara dimensi-dimensi kualitas kehidupan kerja yang mempunyai
hubungan penting erat dengan semangat kerja adalah komunikasi.
3. Diduga dimensi-dimensi kualitas kehidupan kerja secara bersama-sama
berhubungan dengan semangat kerja.
Metode penelitian yang digunakan adalah survey sample dengan
menyebarkan kuesioner tarhadap 54 orang pegawai BLKI Surakarta dengan
metode proporsional random sampling. Untuk membuktikan hipotesis, alat
analisis yang digunakan adalah Rank Spearman dan Konkordasi Kendall.
xl
Berdasarkan uji Rank spearman diperoleh bahwa terdapat hubungan
secara parsial antara dimensi-dimensi kualitas kehidupan kerja yaitu komunikasi,
keamanan, kompensasi, dan partisipasi dengan semangat kerja. Selanjutnya
berdasarkan tingkat tinggi rendahnya koefisien Rank Spearman yang dihasilkan
maka dapat disimpulkan bahwa dimensi kualitas kehidupan kerja yang
mempunyai hubungan paling erat dengan semangat kerja adalah komunikasi.
Kemudian berdasarkan uji Konkordasi Kendall diperoleh hasil bahwa secara
bersama-sama dimensi-dimensi kualitas kehidupan kerja berhubungan dengan
semangat kerja.
C. Kerangka Berfikir
Pada prinsipnya kerangka pemikiran diperlukan untuk memperjelas
penalaran sehingga sampai pada jawaban sementara atas masalah yang telah
dirumuskan. Bertolak dari kajian teori, maka dapat diajukan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Menurut HM Sonny Sumarsono (2004: 217) menjelaskan bahwa:
Kualitas kehidupan kerja yang tinggi adalah yang menawarkan kepada
karyawan hal-hal sebagai berikut: (1) gaji yang cukup adil untuk suatu
pekerjaan; (2) kondisi kerja yang aman dan sehat; (3) kesempatan untuk
belajar dan menggunakan keterampilan/keahlian yang baru; (4) bisa
tumbuh dan berkembang dalam karier; (5) integrasi sosial dalam
organisasi; (6) perlindungan kepada hak-hak pribadi; (7) adanya
keseimbangan kerja dan tuntutan-tuntutan diluar pekerjaan; dan (8)
kebanggaan atas kerja itu sendiri dan organisasi.
Menurut HM Sonny Sumarsono (2004: 217) “setiap manusia dalam
menentukan pekerjaanya tidaklah semata-mata dimotivasi oleh hal-hal yang
bersifat material seperti upah/gaji, bonus, serta tunjangan-tunjangan”. HM Sonny
Sumarsono (2004: 217) menyatakan bahwa faktor kualitas kehidupan kerja
seperti, partisipasi dalam pengambilan keputusan, advancement (kesempatan
untuk berkembang), rasa bangga, serta pendidikan yang dimiliki seseorang
karyawan akan memunculkan positive feeling dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, partisipasi dalam pengambilan
keputusan, kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan yang memadai,
xli
serta tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang karyawan akan menciptakan
positive feeling. Positive feeling ini kemudian akan meningkatkan motivasi, yang
pada giliran selanjutnya akan meningkatkan produktivitas. Alur tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kualitas Kehidupan Kerja
Partisipasi dalam
1
pengambilan keputusan
(X1)
Kesempatan untuk
2
5
mengembangkan diri (X2)
3
PRODUKTIVITAS
KERJA (Y)
Pendapatan yang memadai
(X3)
Tingkat pendidikan
(X4)
4
Gambar 1. Paradigma kerangka pemikiran
Dari kerangka berfikir di atas dapat disimpulkan variabel dan definisi
operasional.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel bebas (X1, X2,
X3, X4) dan satu variabel terikat (Y), yang dikategorikan sebagai berikut:
Variabel bebas:
X1= partisipasi dalam pengambilan keputusan
X2= kesempatan dalam mengembangkan diri
X3= pendapatan yang memadai
X4= tingkat pendidikan
Variabel terikat:
Y= produktivitas kerja karyawan
xlii
1 = pengaruh X1 terhadap Y
2 = pengaruh X2 terhadap Y
3 = pengaruh X3 terhadap Y
4 = pengaruh X4 terhadap Y
5 = pengaruh X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y
Dari variabel di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Variabel partisipasi dalam mengembil keputusan
Partisipasi dalam pengambilan keputusan merupakan suatu bentuk
keterlibatan karyawan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menyelenggarakan rapat atau musyawarah
ketika akan merencanakan suatu kegiatan, di sini atasan tidak hanya sekedar
memberikan
perintah-perintah,
informasi-informasi,
tetapi
juga
untuk
memperoleh masukan dan mendengarkan saran-saran atau pendapat karyawan.
Sedangkan indikator yang digunakan untuk mengukur partisipasi dalam
pengambilan keputusan terhadap produktivitas kerja karyawan meliputi kadar
masukan, saran, pendapat, keikut sertaan karyawan, keterbukaan informasi.
b. Variabel kesempatan untuk mengembangkan diri.
Karyawan diberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual dan moral sesuai dengan kebutuhan pekerjaan melalui
pendidikan dan latihan. Indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh
kesempatan untuk mengembangkan diri terhadap produktivitas kerja karyawan
meliputi kadar pemberian kesempatan, berinisiatif, kebebasan memecahkan
persoalan, jenjang karier.
c. Variabel pendapatan yang memadai
setiap karyawan mendapat balas jasa dari hasil kerjanya untuk mencukupi
semua kebutuhannya. Tingkat pendapatan yang diberikan kepada karyawan
disesuaikan dengan konstribusi yang diberikan dan menurut jenjang karier yang
telah dicapai. Indikator dari tingkat pendapatan ini yaitu pemberian intensif
fianansial dan kebijaksanaan dalam pemberian gaji.
d. Variabel tingkat pendidikan
xliii
Kadar yang diukur dalam variabel ini adalah tingkat pendidikan terakhir
yang telah ditempuh oleh karyawan.
D. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 67) “hipotesis dapat diartikan sebagai
suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”.
Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Diduga bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor
dalam kualitas kehidupan kerja (partisipasi dalam pengambilan
keputusan, kesempatan dalam mengembangkan diri, pendapatan yang
memadai dan tingkat
pendidikan) secara individual terhadap
produktivitas kerja karyawan di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten
Ngawi.
2. Diduga bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor-faktor
dalam kualitas kehidupan kerja (partisipasi dalam pengambilan
keputusan, kesempatan dalam mengembangkan diri, pendapatan yang
memadai dan tingkat pendidikan) secara bersama-sama terhadap
produktivitas kerja karyawan di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten
Ngawi.
3. Diduga bahwa faktor pendapatan yang memadai mempunyai pengaruh
yang lebih besar dibandingkan faktor-faktor kualitas kehidupan kerja
lainnya terhadap produktivitas kerja karyawan di Kantor Kecamatan
Bringin Kabupaten Ngawi.
xliv
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat menunjukkan hal penting dalam suatu penelitian sebab di tempat
penelitian inilah diperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal yang diperlukan
sehubungan dengan kepentingan penelitian. Dalam penelitian ini mengambil
lokasi di Kantor Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan
penelitian yang direncanakan dari bulan Februari 2009 sampai dengan September
2009.
B. Metode Penelitian
Suatu penelitian ilmiah tidak bisa lepas dari metode penelitian. Menurut
Winarno Surakhmad (2004: 131) “Metode merupakan cara utama yang digunakan
untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis yang
mempergunakan teknik serta cara-cara tertentu”. Metode ini dikatakan baik
apabila metode tersebut sesuai dengan kemampuan peneliti dan juga sesuai
dengan situasi dan kondisi peneliti.
Sutrisno Hadi (2004: 4) memberikan pengertian mengenai metode atau
research sebagai berikut sesuai dengan tujuannya, research dapat didefinisikan
sebagai “Usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan, usaha mana dilaksanakan dengan menggunakan metode-metode
ilmiah”.
xlv
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa metode
penelitian adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan
dengan suatu metode ilmiah.
Winarno Surakhmad (2004: 131) menyebutkan tiga jenis metode
penelitian: “1. Metode Historis, 2. Metode Deskriptif, 3. Metode Eksperimental”.
Di dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Di dalam
30
suatu penelitian, ditujukan untuk membuat deskripsi atau gambaran yang
sistematis, akurat dan faktual mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara
fenomena yang diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad
(2004: 139) yang menyatakan bahwa:
Metode penyelidikan diskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada
pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penelitian deskriptif
lebih menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan penyelidikan
dengan survey, teknik interview, angket, observasi, atau dengan teknik tes,
studi kasus, studi komperatis, studi waktu dan gerak, analisis kuantitatif,
studi kooperatif atau operasional.
Adapun ciri-ciri umum penelitian deskriptif menurut Winarno Surakhmad
(2004: 140) adalah “a. Menempatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada
masalah sekarang dan bersifat aktual, b. Data yang dikumpulkan mula-mula
disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis”.
Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti menggunakan metode
deskriptif dengan alasan sebagai berikut:
1) Penempatan diri pada pemecahan masalah sekarang yang bersifat aktual
2) Penelitian
ini
menggunakan
tahapan
yang
sistematis
dengan
cara
mengumpulkan data, menganalisis dan mengiterprestasikan.
3) Menjelaskan setiap langkah penyelidikan deskriptif dengan teliti dan
terperinci
4) Menjelaskan prosedur pengumpulan data sebagian besar dengan menggunakan
angket dan dokumentasi.
Jenis metode deskriptif menurut Winarno Surakhmad (2004: 141) antara
lain “a) Teknik survey, b) Studi kasus, c) Studi komperatif, d) Studi waktu dan
xlvi
gerak, e) analisa tingkah laku, f) Analisa kuantitatif, g) Studi operasional”. Dalam
penelitian ini menitik beratkan pada suatu studi kasus yaitu produktivitas kerja
serta subyek yang diselidiki terdiri dari satu kesatuan unit yaitu karyawan di
Kantor Kecamatan Bringin.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (2002: 108) mengemukakan bahwa “Populasi
adalah keseluruhan subyek penelitian”. Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah keseluruhan individu yang menjadi subyek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Kecamatan Bringin.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti. Dalam pengambilan
sampel penelitian harus berhati-hati dan memenuhi aturan pemilihan sampel.
Namun demikian, mutu suatu pendidikan tidak semata-mata ditentukan oleh
besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, rancangan
penelitian, dan pelaksanaan serta pengolahannya.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 112), apabila subyek kurang dari 100,
maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara
10%-15% atau 20%-25% atau tergantung pada:
a) kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana;
b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data;
c) besar kecil resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk penelitian yang
resikonya besar, maka sampelnya lebih besar, hasilnya akan lebih
besar.
Dari seluruh karyawan Kantor Kecamatan Bringin yang berjumlah 35
orang tersebut dijadikan sampel dalam penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan
menggunakan metode observasi serta alat angket yang mana berisi sejumlah
xlvii
pertanyaan tertulis yang terstruktur untuk memperoleh informasi dari responden
baik itu tentang pribadinya maupun hal-hal yang ingin diketahui. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini akan dikemukakan
sebagai berikut:
1. Metode Observasi
a. Pengertian Observasi
Sebagai metodologi ilmiah, menurut Sutrisno Hadi (2004: 150) observasi
bias diartikan sebagai “Pengamatan dan pencatatan secara sistematis atas
fenomena-fenomena yang diteliti”. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan
bahwa observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian
secara cermat dan sistematik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
observasi yang sistematik.
2. Metode Angket
a. Pengertian Angket
Pengertian angket menurut Istijanto (2005: 55) adalah “Suatu daftar
pertanyaan yang digunakan periset untuk memperoleh data secara langsung dari
sumber melalui proses komunikasi dengan mengajukan pertanyaan”.
b. Jenis Angket
Angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Menurut Suharsimi
Arikunto (2002: 124) angket dapat dibedakan atas dasar sebagai berikut:
1) Dipandang dari cara menjawab, ada:
a) Kuesioner terbuka, yang memberikan kesempatan responden untuk
menjawab dengan kalimatnya sendiri
b) Koesioner tertutup, yang sudah disediakan jawaban sehingga
responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada:
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya
b) Kuiesioner tidak lansung, yaitu responden menjawab tentang orang
lain.
Dalam penelitian ini digunakan teknik angket langsung tertutup, sebagai
teknik pokok untuk mengumpulkan data dari lima variabel yaitu pertisipasi dalam
xlviii
pengambilan keputusan, kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan
yang memadai, tingkat pendidikan dan produktivitas kerja. Teknik angket
langsung tertutup maksudnya adalah responden menjawab tentang dirinya sendiri
serta tidak memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan bahasanya sendiri.
Menurut
Sekaran
(2003:
191)
jawaban
setiap
instrument
yang
menggunakan data likert mempunyai gradasi penilaian sebagai berikut:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Dalam penyusunan angket ini alternatife jawaban ragu-ragu dapat
dihilangkan karena alternatif jawaban tersebut menpunyai arti ganda dan dapat
menimbulkan kecenderungan responden untuk memilih alternative jawaban
tersebut. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 214) yang
menyatakan bahwa
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan lima alternatif, karena
responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa
paling aman dan paling gampang karena hamper tidak berpikir) dan alasan
itu memang ada benarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihannya
hanya empat saja. Alternatif “Sangat Setuju” dan “Setuju” ada di posisi
kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain yaitu “Tidak Setuju” dan
“Sangat Tidak Setuju” di sisi kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat
kita pahami karena “Sangat Setuju” dan “Setuju” sebetulnya berada pada
sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga
dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah “Tidak
Setuju”.
Berdasarkan pendapat di atas maka setiap instrument mempunyai empat
alternatif jawaban. Pengukuran faktor-faktor kualitas kehidupan kerja dan
produktivitas
kerja
digunakan
model
skala
pengukurannya sebagai berikut:
(a) Sangat sejutu diberi bobot
:4
(b) Setuju diberi bobot
:3
(c) Tidak setuju diberi bobot
:2
xlix
likert
dengan
operasional
(d) Sangat tidak setuju diberi bobot : 1
Sedangkan pengukuran tingkat pendidikan sebagai berikut:
(1) Pendidikan tinggi diberi bobot
:3
(2) Pendidikan menengah diberi bobot : 2
(3) Pendidikan dasar diberi bobot
:1
Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan cukup tinggi
kesahihannya, maka angket yang akan digunakan perlu diuji terlebih dahulu
menggunakan uji Validitas dan realibilitas..
1) Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam
mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrument yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti
dengan tepat.
Untuk mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan tersebut dalam
penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan
metode korelasi Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson). Menurut
Duwi Priyatno (2008), kriteria pengujian validitas adalah:
a. Jika r hitung ≥ r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).
b. Jika r hitung < r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item
pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
tidak valid).
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang
reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
l
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap
akan sama.
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05. Suatu instrument
dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60
(Duwi Priyatno, 2008).
Menurut Sutrisno Hadi (2001: 56), langkah-langkah menyusun angket
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Menetapkan tujuan pembuatan angket.
Menentukan aspek-aspek yang akan diukur.
Menyusun petunjuk pengisian angket.
Menyusun pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan variabel-variabel yang
akan diteliti.
3. Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 158) dokumentasi, berasal kata
dokumen artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode ini dapat
dilakukan dengan meneliti benda-benda tertulis seperti buku, majalah, surat kabar,
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
E. Tektik Analisi Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik
karena data yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif. Sedangkan teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda.
Suharsimi Arikunto (2006: 295) menyatakan ”Regresi ganda (multiple regression)
adalah suatu peluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel
bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”. Sehingga regresi
ganda merupakan analisis tentang hubungan antara satu dependent variable
dengan dua atau lebih independent variable.
Ada pun beberapa persyaratan yang harus diuji kebenarannya sebelum
melakukan analisis data adalah:
li
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Multikolinearitas
Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi
hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas,
sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara
individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah
antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi.
Untuk mendeteksi multikolinieritas digunakan uji korelasi pearson. Menurut
Duwi Priyatno (2008) dilakukan dengan mengamati nilai VIF dan
TOLERANCE. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas
adalah jika Varience Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 5 dan nilai
tolerance
di
atas
angka
0,0001,
maka
disimpulkan
tidak
terjadi
multikolenieritas. Atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antar variabel
bebas.
b. Autokorelasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel
pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk
mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat
digunakan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut singgih Santoso
(2001) kreiteria autokorelasi ada 3, yaitu:
1) Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
c. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
variabel
pengganggu dalam persamaan regresi mempunyai varian yang sama atau
lii
tidak. Untuk mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat
ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan
antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standardized
Predicted Value. Menurut Singgih Santoso (2001:210) menetapkan dasar
pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heterokedastisitas.
d. Normalitas
Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akan dianalisis
berbentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data untuk setiap
variabel diuji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan
melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Menurut
Singgih Santoso (2001) menetapkan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan sebagai berikut:
1.
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Hipotesis
a. Menghitung Pesamaan Garis Regresi Linier Ganda
Analisis Regresi Linear Berganda adalah hubungan secara linier antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,...Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
liii
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan regresi
linear bergandanya dituliskan:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Ketrangan :
Y
=
Produktivitas Kerja Karyawan
X1
=
Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan
X2
=
Kesempatan Dalam Mengembangkan Diri
X3
=
Pendapatan Yang Memadai
X4
=
Tingkat Pendidikan
a
=
Bilangan konstanta
b
=
Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
(Duwi Priyatno, 2008:73))
b. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama
mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Atau
untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat
berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05
(Duwi Priyatno, 2008:82).
Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA dalam kolom sig, jika
probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan model
regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat. Atau jika nilai
signifikansi > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
c. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel.
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance).
Jika probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau jika
liv
probabilitas nilai t atau signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat.
d.
Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau presentase total
variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas secara bersamasama. Menggunakan Adjusted R Square karena dalam regresi ini
menggunakan lebih dari dua variabel bebas.
Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model
Summary. Pada kolom Adjusted R2 dapat diketahui berapa prosentase yang
dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Dan
sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
lv
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Variabel Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja (Quality
of Work Life) Terhadap Produktivitas Karyawan Kantor Kecamatan Bringin
Kabupaten Ngawi” ini menggunakan empat variabel bebas yaitu Partisipasi dalam
pengambilan Keputusan (X1), Kesempatan Untuk Mengembangkan Diri (X2),
Pendapatan Yang Memadai (X3), Tingkat Pendidikan (X4), dan satu variabel
terikat yaitu Produktivitas Kerja (Y).
Guna
mengungkapkan
dan
membuktikan
hipotesis
yang
telah
dikemukakan, maka dalam pengumpulan data dengan menggunakan angket yang
disebarkan kepada karyawan Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi. Berdasarkan
data hasil penyebaran angket kepada responden dapat diketahui hasil sebagai
berikut.
Tabel 2. Deskripsi Data Variabel Dalam Pengambilan Keputusan, Kesempatan
Untuk Mengembangkan Diri, Pendapatan Yang Memadai, Tingkat Pendidikan
dan Produktivitas Kerja
Mean
Std.
N
Deviation
Produktivitas
23.77
3.9111
35
Partisipasi
20.80
3.779
35
Pengembangan
20.34
3.514
35
Pendapatan
11.97
2.203
35
TK.Pendidikan
2.34
.725
35
Sumber: data primer yang di olah
lvi
Berdasarkan deskripsi data di atas menunjukkan jumlah pengamatan
dalam penelitian ini adalah 35 karyawan dengan dasar tabel penentuan jumlah
sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5%. Berdasarkan deskripsi
data di atas dapat diketahui variabel partisipasi dalam mengambil keputusan
41
mempunyai rata-rata 20,80 dengan standar deviasi 3,779, variabel kesempatan
mengembangkan diri mempunyai rata-rata 20,34 dengan standar deviasi 3,514,
variabel pendapatan yang memadai mempunyai rata-rata 11,97 dengan standar
deviasi 2.203. Variabel terikat yaitu produktivitas kerja mempunyai rata-rata 2,34
dengan atandar deviasi 0,725.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang akan digunakan untuk
analisis statistik dengan teknik regresi ganda harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Uji Multikolinieritas
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity statistics
Tolerance
VIP
(constant)
Partisipasi
.249
4.012
Pengembangan
.257
3.886
Pendapatan
.350
2.858
TK.Pendidikan
.653
1.532
Sumber: data primer yang di olah
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.
Menurut Singgih Santoso (2001) default SPSS bagi angka tolerance
adalah 0,0001. Semua angka yang dimasukkan dalam perhitungan model regresi
harus mempunyai angka tolerance di atas 0,0001. Pada umumnya, jika VIF lebih
lvii
besar dari 5, maka veriabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas
dengan variabel bebas lainnya.
Dilihat dari tabel koefisien diketahui nilai dari VIF di bawah angka 5,
dan nilai tolerance di atas angka 0,0001, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinieritas. Atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antar variabel
bebas.
2. Uji Autokorelasi
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
Model
Durbin- Watson
1
1.192
Sumber: data primer yang di olah
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode-1 (sebelumnya). Autokorelasi terjadi karena observasi
yang berturutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang
baik apabila tidak terjadi autokorelasi.
Menurut singgih Santoso (2001) kreiteria autokorelasi ada 3, yaitu:
a). Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif.
b). Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada
autokorelasi.
c). Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
Dari tabel hasil uji autokorelasi, diketahui nilai D-W sebesar 1,192 berarti tidak
ada autokorelasi, jadi regresi yang dihasilkan baik.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas
berarti
ada variabel
pengganggu
dalam
persamaan model regresi yang mempunyai varian yang sama atau tidak. Untuk
mengetahui terjadinya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression
Studentised Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Menurut
lviii
Singgih Santoso (2001: 210) menetapkan dasar pengambilan keputusan berkaitan
dengan gambar tersebut adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu
yang
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit)
maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Gambar 2. Grafik Scatterplot (diagram pencar)
Sumber: data primer yang di olah
Scatterplot di atas tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat
masalah heterokedastisitas.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati
normal. Deteksi normalitas dapat di ketahui dengan melihat penyebaran data pada
lix
sumbu diagonal pada suatu grafik. Penetapkan dasar pengambilan keputusan yang
digunakan sebagai berikut:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 3. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber: data primer yang di olah
Berdasarkan uji normalitas, pada output terlihat bahwa data menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pernyataan
yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila
data yang terkumpul dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan
ditolak apabila data tidak mendukung.
lx
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier ganda. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh persamaan garis regresi:
Y = 0,227 + 0,295X1 + 0,269X2 + 0,686X3 + 1,588X4
Tabel 5. Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
1
.906
.893
Sumber: data primer yang di olah
Model Summary digunakan untuk mengetahui apakah variabel terikat
(Y) dapat dijelaskan oleh variberl bebas (X). Berdasarkan tabel, diketahui angka R
sebesar 0,952 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara
produktivitas dengan 4 variabel bebas-nya adalah kuat. Hal tersebut dikarenakan
angka R di atas 0,5. Besarnya Adjusted R Square adalah 0,893. Hal tersebut
berarti 89,3% variansi produktivitas kerja dapat dijelaskan oleh variabel bebas
partisipasi dalam pengambilan keputusan, kesempatan untuk mengembangkan
diri, pendapatan yang memadai dan tingkat pendidikan. Sedangkan sisanya (100%
- 89,3% = 10,7%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model.
Tabel 6. Uji t
Model
Unstandardized
t
Sig.
coefificients
B
1
(constant)
.227
.157
.876
Partisipasi
.295
2.542
.016
.269
2.190
.036
Pengembangan
.686
4.084
.000
Pendapatan
1.588
4.249
.000
TK.Pendidikan
Sumber: data primer yang di olah
Tabel uji t menggambarkan persamaan regresi, yaitu:
Y = 0,227 + 0,295X1 + 0,269X2 + 0,686X3 + 1,588X4
lxi
Dimana
Y :
Produktivitas Kerja
X1 :
Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan
X2 :
Kesempatan Untuk Mengembangkan Diri
X3 :
Pendapatan Yang Memadai
X4 :
Tingkat Pendidikan
Hasil pengujian uji t dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 0,227 menyatakan, bahwa jika tidak ada keempat variabel
yang diteliti tersebut, maka besarnya produktivitas kerja adalah sebesar 0,227.
2. Koeffisien regresi X1 sebesar 0,295 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) partisipasi dalam pengambilan keputusan sebesar 1 akan
menyebabkan produktivitas kerja meningkat sebesar 0,295.
3. Koeffisien regresi X2 sebesar 0,269 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) kesempatan untuk mengembangkan diri sebesar 1 akan
menyebabkan produktivitas kerja meningkat sebesar 0,269.
4. Koeffisien regresi X3 sebesar 0,686 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) pendapatan yang memadai sebesar 1 akan menyebabkan
produktivitas kerja meningkat sebesar 0,686.
5. Koeffisien regresi X4 sebesar 1,588 menyatakan, bahwa setiap peningkatan
(karena tanda positif) tingkat pendidikan sebesar 1 akan menyebabkan
produktivitas kerja meningkat sebesar 1,588.
Tabel 7. Uji F
Model
1
Regression
df
Mean Square
4
117.816
Residual
30
1.630
Total
34
F
Sig.
72.268
Sumber: data primer yang di olah
Uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 72,268 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05,
maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi produktivitas atau dapat
dikatakan bahwa Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan, Kesempatan Untuk
lxii
Mengembangkan Diri, Pendapatan Yang Memadai dan Tingkat Pendidikan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data, temuan penelitian membuktikan bahwa
variabel Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan, Kesempatan Untuk
Mengembangkan Diri, Pendapatan Yang Memadai dan Tingkat Pendidikan secara
parsial maupun bersama-sama berpengaruh terhadap Produktivitas kerja Kantor
Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi dengan hasil perhitunganya yaitu :
1. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel partisipasi dalam pengambilan
keputusan (X1) memiliki tingkat signifikansi 0,016. Oleh karena probabilitas
(0,016) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel
partisipasi
dalam
mengambil
keputusan
(X1)
berpengaruh
terhadap
produktivitas kerja (Y).
2. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel kesempatan untuk mengembangkan
diri (X2) memiliki tingkat signifikansi 0,036. Oleh karena probabilitas (0,036)
lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel kesempatan
untuk mengembangkan diri (X2) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y).
3. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel
pendapatan yang memadai (X3)
memiliki tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih
kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel pendapatan yang
memadai (X3) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y).
4. Hasil uji menunjukkan bahwa variabel
tingkat pendidikan (X4) memiliki
tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari
0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel tingkat pendidikan (X4)
berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y).
5. Hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas
(0,000) lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel partisipasi dalam pengambilan keputusan (X1), kesempatan
untuk mengembangkan diri (X2), pendapatan yang memadai (X3), tingkat
lxiii
pendidikan (X4) berpengaruh secara bersama-sama terhadap produktivitas
kerja (Y).
Berdasarkan hasil analisis diperoleh koefisien regresi untuk partisipasi
dalam pengambilan keputusan (X1) sebesar 0,295 dengan arah hubungan positif,
variabel untuk mengembangkan diri (X2) sebesar 0,269 dengan arah hubungan
positif, variabel pendapatan yang memadai (X3) sebesar 0,686 dengan arah
hubungan positif, variabel tingkat pendidikan (X4) sebesar 1,588 dengan arah
hubungan positif. Hal ini berarti jika partisipasi dalam pengambilan keputusan,
kesempatan untuk mengembangkan diri, pendapatan yang memadai dan tingkat
pendidikan ditingkatkan akan meningkatkan pula produktivitas kerja karyawan.
Namun sebaliknya jika partisipasi dalam pengambilan keputusan, kesempatan
untuk mengembangkan diri, pendapatan yang memadai dan tingkat pendidikan
menurun akan menurunkan pula produktivitas kerjanya. Variabel tingkat
pendidikan (X4) ternyata memberikan pengaruh terbesar terhadap variabel
produktivitas kerja (Y) karena memiliki nilai koefisien regresi yang paling besar
yaitu 1,588. Hal tersebut berarti jika tingkat pendidikan karyawan ditingkatkan
maka produktivitas kerja karyawan juga akan meningkat.
Uji Anova atau F test menghasilkan nilai F hitung sebesar 72,268 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05,
maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi produktivitas atau dapat
dikatakan bahwa Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan, Kesempatan Untuk
Mengembangkan Diri, Pendapatan Yang Memadai dan Tingkat Pendidikan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja.
lxiv
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis statistik untuk menguji hipotesis yang telah
dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dan pembahasan analisis data,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Hasil perhitungan data untuk variabel partisipasi dalam pengambilan
keputusan (X1) memiliki tingkat signifikansi 0,016. Oleh karena probabilitas
(0,016) lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel
partisipasi dalam pengambilan keputusan (X1) berpengaruh terhadap
produktivitas kerja (Y).
2. Hasil perhitungan data untuk variabel kesempatan untuk mengembangkan diri
(X2) memiliki tingkat signifikansi 0,036. Oleh karena probabilitas (0,036)
lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel kesempatan
untuk mengembangkan diri (X2) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y).
3. Hasil perhitungan data untuk variabel
pendapatan yang memadai (X3)
memiliki tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih
kecil dari 0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel pendapatan yang
memadai (X3) berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y).
4. Hasil perhitungan data untuk variabel
tingkat pendidikan (X4) memiliki
tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari
0,05 maka dapat dikemukakan bahwa variabel tingkat pendidikan (X4)
berpengaruh terhadap produktivitas kerja (Y).
5. Hasil uji F diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000. Karena nilai probabilitas
(0,000) lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel partisipasi dalam pengambilan keputusan (X1), kesempatan
lxv
untuk mengembangkan diri (X2), pendapatan yang memadai (X3), tingkat
pendidikan (X4) berpengaruh secara bersama-sama terhadap produktivitas
kerja (Y).
6. Hasil perhitungan data untuk variabel tingkat pendidikan (X4) memberikan
pengaruh terbesar terhadap variabel produktivitas kerja (Y) karena memiliki
nilai koefisien regresi yang paling besar yaitu 1,588.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang disimpulkan di atas terdapat pengaruh
antara
partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan,
kesempatan
untuk
mengembangkan diri, pendapatan yang memadai, tingkat pendidikan terhadap
produktivitas kerja karyawan kantor kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi.
Sehingga dapat diimplikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa partisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
berpengaruh
terhadap
peningkatan
produktivitas kerja karyawan, maka hal ini dapat memberikan implikasi bagi
pimpinan dalam hal pemberian kewenangan kepada karyawan untuk lebih
berperan aktif dalam setiap kegiatan terutama rapat yang diadakan untuk
membahas suatu permasalahan atau dibuatnya suatu peraturan antara lain
dengan pemberian kebebasan mengemukakan pendapat atau ide-ide positif
dalam rapat tersebut, setiap saat dengan tetap berpedoman kepada aturan yang
berlaku.
2. Berdasarkan penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa kesempatan
untuk mengembangkan diri berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas
kerja karyawan, maka hal ini dapat memberikan implikasi bagi instansi untuk
memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk meningkatkan jenjang
kariernya, serta memberi kesempatan untuk mengikuti diklat dan latihan agar
karyawan tersebut kemampuan skillnya semakin berkembang seiring
perkembangan jaman.
3. Berdasarkan penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa tingkat
pendapatan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan.
lxvi
Kantor kecamatan Bringin merupakan salah satu instansi pemerintah yang
tugasnya melayani masyarakat yang status karyawannya adalah sebagai
pegawai negeri sipil yang sistem gajinya sudah diatur oleh pemerintah sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Setiap karyawan mempunyai asumsi sendirisendiri tentang gaji yang mereka terima, ada yang menilai sudah cukup dan
ada yang menilai masih kurang. Akan tetapi pada dasarnya dengan
menyandang status sebagai pegawai negeri sipil sudah memberikan kepuasan
bagi mereka karena masa tua mereka nantinya akan terjamin dengan adanya
uang pensiun, intensif di luar gaji dan adanya tunjangan-tunjangan lain. Rasa
puas yang dimiliki oleh karyawan akan memotivasi karyawan untuk bekerja
dan produktivitas kerja karyawan meningkat.
4. Berdasarkan penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan,
maka hal ini dapat memberikan implikasi bagi suatu instansi untuk
memperhatikan tingkat pendidikan karyawannya. Hal ini dapat dilihat dari
recruitment karyawan baru yang juga mensyaratkan tingkat pendidikan
minimal standar diploma agar karyawan yang bekerja nanti adalah karyawan
yang mempunyai kualitas bagus dan produktivitasnya juga bagus dalam
bekerja.
C. Saran
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
kantor Kecamatan Bringin. Dalam upaya meningkatkan produktivitas karyawan
tersebut ada beberapa saran yang diajukan:
1. Untuk kantor Kecamatan Bringin
a. Dalam keterbukaan informasi agar dapat membantu peningkatan
produktivitas karyawan karena itu perlu dipasang pengumuman tentang
prosedur
bagaimana cara mengurus pelayanan-pelayanan umum dan
pihak yang bertanggung jawab/petugas pelaksananya, sebagai contoh:
pembuatan KTP, KK dll. Dengan ini akan membantu masyarakat ketika
lxvii
akan mengurus keperluannya, dan melatih kejujuran karyawan karena
harus memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur.
b. Persyaratan recruitment karyawan baru dengan kualifikasi akademik
minimal lulusan pendidikan tinggi (D3/S1) yang mempunyai keahlian
bidang akademik sesuai dengan yang dibutuhkan.
c. Diwajibkan menggunakan surat ijin tugas lapangan apabila ada tugas di
luar lingkungan kantor sehingga dapat mencegah karyawan untuk
meninggalkan kantor pada saat jam kerja untuk kepentingan yang tidak
jelas.
d. Setiap unit bagian diberi kebebasan untuk melaksanakan tugas dan
wewenangnya sesuai dengan peraturan yang berlaku sehingga setiap ada
permasalahan disetiap unit bagian bisa langsung diselesaikan oleh unit
bagian tersebut tanpa harus menunggu pimpinan.
2. Untuk karyawan
a. Bagi karyawan yang masih berumur dibawah 45 tahun dan menduduki
jawaban yang strategis perlu melanjutkan ketingkat pendidikan yang lebih
tinggi dengan mengikuti program pendidikan kejar paket bagi yang
lulusan SMP, dan melanjutkan ke UT bagi yang lulusan SMA. Selain
untuk meningkatkan pengetahuan, hal ini juga bisa digunakan untuk
meningkatkan golongan kerja.
b. Karyawan hendaknya berusaha menemukan penemuan baru yang
bermanfaat bagi Negara dengan membuat karya ilmiah tentang
kepegawaian, rajin mengikuti kegiatan penataran
yang diadakan
pemerintah daerah sebagai cara untuk meningkatkan/mempercepat
peningkatan jabatan/golongan agar cepat naik gaji.
3. Untuk pimpinan
a. Komposisi keahlian yang disesuaikan dengan pembagian kerja di kantor
kecamatan Bringin ada yang belum sesuai, yaitu kasi ketentraman dan
ketertiban latar belakang pendidikannya sarjana sospol, kasi pelayanan
umum latar belakang pendidikannya sarjana muda hukum. Kedudukan
lxviii
tersebut akan lebih baik jika kasi pelayanan umum bertukar posisi dengan
kasi ketentraman dan ketertiban.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S Nitisemito. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Anonim. 2003.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Anonim. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan dan Pengangkatan dalam Pangkat
Serta Penghentian Pegawai Negeri Sipil. CV Aria Jaya.
Anonim. 2008. Peraturan Bupati Ngawi Nomor 52 Tahun 2008 Tentang Tugas,
Fungsi dan Kewenangan Kecamatan.
Duwi Priyatno. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistic Product and Service
Solution). Yogyakarta: Mediacom.
F. Cascio, Weyne. 1998. Managing Human Resource Productivity, Quality of
Work Life Profits. (Fifth Edition). Amerika: Irwin MC. Grawhill.
Hadari Nawawi dan Martini Hadari. 1990. Adnnistrasi Personel Untuk
Meningkatkan produktivitas. Jakarta: Haji Mas Agung.
Harsono. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: UPFE-UMY.
Henry Simamora. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
HM. Sonny Sumarsono. 2004. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Husnan
Sabili.
2003.
Kualitas
SDM
Indonesia.
Tersedia:
http://www.gatra.com/2003-08-19/artikel.php?=30705. Diakses tanggal
2 Maret 2009.
lxix
Istijanto. 2005. Riset Sumber Daya Manusia, Cara Praktis Mendeteksi DimensiDimensi Kerja karyawan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
M. Ivancevich, john. 2001. Human Resource Managemen. New York: MC
Grawhill.
Marhadi.
2005.
Produktivitas
Kerja
PNS.
Tersedia:
http://groups.yahoo.com/group/cfbe/message/19316. Diakses tanggal 19
Maret 2009.
54
Mauled Mulyono. 1993. Penerapan Produktivitas dalam Organisasi.Jakarta:
Bumi Aksara.
Rafikah. 2002.Hubungan Antara Kualitas Kehidupan Kerja dengan Semangat
Kerja Balai Latihan Kerja Industri Surakarta. Skripsi. Fakultas
Ekonomi-UNS Surakarta.
Render, B & Heizer, J. 2001. Prinsip-Prinsip manajemen Operasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Reni. 2001. Kualitas Kehidupan Kerja. Tersedia: http://www.geocities.com.
Diakses tanggal 10 Maret 2009.
Russel, Bernadin. 1998. Human Resource managemen. (second Edition), New
York: Irwin MC Grawhill.
Sekaran, Uma.2003. Research methods For Businees. USA: John Wiley & Sons,
Inc.
Sjafri Mangkuprawira. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Singgih Santoso. 2001. SPPSS Versi 10. Jakarta: Alex Media Komputindo.
Muchdarsyah Sinungan. 2003. Produktivitas Apa & Bagaimana. Jakarta: Bumi
Aksara.
Siti Djamilah. 2001. Kesehatan & Keselamatan Kerja Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas kehidupan kerja dan Kualitas Kehidupan. Jurnal
Ekonomi dan bisnis kompak. 1 (1), 85-106
lxx
Sondang P. Siagian. 2001. Manajemen sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
_________ 2002 Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja Jakarta: Rineka Cipta.
Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Maya
Hadi Soeryonegoro. 2002 Analisis Pengaruh Dimensi-Dimensi
Kepemimpinan Transformasioanal Terhadap Kualitas Kehidupan Kerja
di PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Tesis Magister Manajemen-UNS
Surakarta.
Suharsimi Arikunto 2002 Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rieneka Cipta.
Sudjana. 2000. Metode Statistik. (Edisi 5). Bandung: Tarsito.
Sutrisno Hadi. 2001. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
__________ . 2004. Metodologi Research. Yogyakarta. Andi Offset.
Wahtini. 2002. Peran Manajer dalam Mewujudkan Kualitas kehidupan Kerja
Karyawan di Pusat Meubel Margo Murgo Murah Baru Kartosura.
Skripsi. FKIP-UNS. Surakarta.
Winarno Surakhmad. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
lxxi
Download