BAB I

advertisement
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Cabe Jawa (Piper retrofractum)
1. Klasifikasi
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Angiospermae
Subclass
: Dicotiledonae
Order
: Piperales
Family
: Piperaceae
Genus
: Piper
Species
: Piper retrofractum Vahl. (Depkes, 2001)
2. Deskripsi
Cabe jawa merupakan buah majemuk berbentuk bulir, berwarna
kelabu sampai coklat kelabu atau berwarna hitam kelabu sampai hitam,
berbentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil,
panjang 2-7 cm, diameter 4-8 mm, bergagang panjang atau tanpa gagang,
permukaan luar tidak rata, bertojolan teratur. Pada irisan melintang bulir
tampak berbentuk buah, masing-masing dengam daun pelindung yang
tersusun dalam spiral pada poros bulir, kadang-kadang bagian tengah bulir
berongga. Kulit buah berwarna coklat tua sampai hitam, kadang-kadang
berwarna lebih muda. Kulit biji warna coklat, hampir seluruh inti biji
terdiri dari perisperm berwarna putih. Buah batu berbentuk bulat telur,
berukuran kurang dari 2 mm, daun pelindung berbentuk perisai (Depkes,
1977).
3. Kandungan
Senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jawa antara lain asam
amino bebas, damar, minyak atsiri, beberapa jenis alkaloid seperti piperine,
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
5
piperidin, piperatin, piperlonguminine, β-sitosterol, sylvatine, guineensine,
piperlongumine, filfiline, sitosterol, methyl piperate, minyak atsiri
(terpenoid), n-oktanol, linalool, terpinil asetat, sitronelil asetat, sitral,
alkaloid, saponin, polifenol, dan resin (kavisin). Alkaloid utama yang
terdapat di dalam buah cabe jawa adalah piperin (Nukman et al. 2009).
4. Manfaat
Cabe jawa dapat dimanfaatkan atau berkhasiat sebagai obat tekanan
darah rendah, influenza, cholera, sakit kepala, lemah sahwat, bronchitis
menahun dan sesak napas (Sudarso, 1975). Cabe jawa juga dapat
digunakan
sebagai
agen
antiinflamasi,
antiamuba,
antikonvulsan,
antibakteri (Kamal et al. 2010).
B. Kemukus (Piper cubeba)
1. Klasifikasi
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Angiospermae
Subclass
: Dicotiledonae
Order
: Piperales
Family
: Piperaceae
Genus
: Piper
Species
: Piper cubeba (Depkes, 2001)
2. Deskripsi
Buah berbentuk hampir bulat, pada umumnya bergaris tengan lebih
kurang 5 mm, pada bagian pangkal terdapat tonjolan panjang menyerupai
tangkai, panjang tonjolan 5 mm sampai 10mm, tebal kurang dari 1 mm,
kadang-kadang bagian pangkal di daerah tonjolan agak cekung.
Permukaan luar, umumnya berkerut keras serupa anyaman jala, kadangkadang rata, warna coklat tua atau coklat tua kelabu sampai hitam,
permukaan dalam licin, berwarna coklat muda. Kulit biji : berwrna coklat
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
6
tua, berkeriput. Inti biji : terutama terdiri dari perisperm, dibagian atas
terdapat endosperm yang kecil dengan embrio di dalamnya (Depkes,
1977).
3. Kandungan
Minyak atsiri 10-20%, asam kubebat lebih kurang 1 %, damar 2,53,5 %, kubebin 0,3-3%, piperin 0,4% dan minyak lemak (Depkes, 1977).
4. Manfaat
Antidiare
(Depkes,
1977),
Kemukus
juga
berfungsi
sebagai
desinfektan saluran kencing karminativa dan ekspektoran pada bronchitis,
rempah-rempah India (Stahl, 1985)
C. Lada Hitam (Piper nigrum)
1. Klasifikasi
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Angiospermae
Subclass
: Dicotiledonae
Order
: Piperales
Family
: Piperaceae
Genus
: Piper
Species
: Piper nigrum (Depkes, 2001)
2. Deskripsi
Tanaman lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis tanaman
rempah-rempah yang tergolong ke dalam famili Piperaceae. Hasil utama
dari tanaman lada adalah buah yang berbentuk bulat dengan garis tengah 4
– 6 mm. Buah lada melekat pada tandan malai yang panjangnya 5 – 15 cm
dan setiap tandan terdiri atas 50 – 60 butir buah. Kulit buah lada yang
masih muda berwarna hijau, lalu berubah menjadi kuning kemerahmerahan dan merah jika telah masak serta menjadi hitam jika buahnya
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
7
kering. Biji tanpa kulit buah mempunyai garis tengah 3 – 4 mm
(Purseglove et al., 1981).
3. Kandungan
Buah lada hitam (Piper nigrum) mengandung zat aktif eugenol,
terpenoid, flavonoid, dan alkaloid yang berpotensi sebagai antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus (Yohanes et al. 2011)
4. Manfaat
Menstimulasi pencernaan, rempah-rempah, antianoreksia, obat gosok
(Stahl, 1985). Departemen Mikrobiologi Universitas Karachi (2006)
menyatakan bahwa lada hitam sebagai antibakteri.
D. Daun Sirih Hijau (Piper betle)
1. Klasifikasi
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Angiospermae
Subclass
: Dicotiledonae
Order
: Piperales
Family
: Piperaceae
Genus
: Piper
Species
: Piper betle L. (Depkes, 2001)
2. Deskripsi
Daun tunggal, warna coklat kehijauan sampai coklat, helaian daun
berbentuk bundar telur sampai lonjong, ujung runcing, pangkal berbentuk
jantung atau agak bundar berlekuk sedikit, pinggir daun rata agak
menggulung ke bawah, panjang 5-18, 5 cm, lebar 3-12 cm; permukaan
atas rata,licin agak mengkilat, tulang daun agak tenggelam, permukaan
bawah agak kasar, kusam, tulang daun menonjol, permukaan atas
berwarna lebih tua dari permukaan bawah, tangkai daun bulat, warna
coklat kehijauan, panjang 1,5-8 cm (Depkes, 1980).
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
8
3. Kandungan
Minyak atsiri yang mengandung hidroksi kavikol, kavibetol, estragol,
eugenol, metileugenol, karvakol, terpinen, seskuiterpen, fenilpropan,
tannin (Depkes, 1980).
4. Manfaat
Sirih
hijau
mempunyai
efek
farmakologi
berupa
aktivitas
penghambatan platelet, antibakteri, antidiabetes, antioksidan, antifertilitas,
dan radio protektif (Vikash et al., 2012). Antisariawan, obat batuk,
adstringen, antiseptik (Depkes,1980).
E. Daun Sirih Merah (Piper crocatum)
1. Klasifikasi
Divisio
: Spermatophyta
Class
: Angiospermae
Subclass
: Dicotiledonae
Order
: Piperales
Family
: Piperaceae
Genus
: Piper
Species
: Piper crocatum L. (Depkes, 2001)
2. Deskripsi
Tanaman sirih merah (Piper crocatum) termasuk dalam famili
Piperaceae, tumbuh merambat berbatang bulat berwarna hijau keunguan
dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan
bagian ujung daun meruncing. Permukaan daun mengkilap dan tidak
merata. Tanaman ini tumbuh merambat di pagar atau pohon. Yang
membedakan dengan sirih hijau adalah selain daunnya berwarna merah
keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya
lebih wangi (Balittro, 2008).
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
9
3. Kandungan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, daun sirih merah
mengandung sejumlah senyawa, yakni glikosida, steroid/triterpenoid,
flavonoid, tanin, antrakuinon (Reveny, 2011)
4. Manfaat
Tumbuhan sirih merah mempunyai aktivitas sebagai antimikroba
(Robinson, 1995), yang mampu melawan beberapa bakteri Gram positif
dan negatif (Bisset, 1994), antihiperglikemik (Salim, 2006), mukolitik
(Windriyani et al.,2011).
F. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengektraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai. Kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
telah ditetapkan (Depkes RI, 1995 : 7).
Ekstrak dapat didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung
campuran komponen kimia suatu simplisia yang larut dalam pelarut yang
digunakan. Ekstrak mengandung senyawa bioaktif dengan kadar yang lebih
tinggi dari simplisia asalnya. Ekstrak yang baik harus memenuhi persyaratan
tertentu seperti yang telah diteteapkan dalam Farmakope. Seperti ”purified
ekstract” ekstrak yang dimurnikan adalah ekstrak yang telah mengalami
pemurnian sedemikian rupa sehingga ekstrak tersebut hanya mengandung
suatu kelompok senyawa tertentu dengan kadar yang lebih bagus (Sidik dkk,
2002 : 25).
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
10
G. Stabilitas
Stabilitas senyawa adalah kemampuan suatu senyawa untuk menjaga
spesifikasi yang sudah dibuat untuk menjamin identitasnya, kualitas
kekuatannya, dan kemurniannya (Dhadhang, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas :
1. Temperatur / Suhu
2. Oksigen
3. Karbondioksida
4. Cahaya
5. Kelembaban
Secara umum kecepatan reaksi kimia meningkat secara eksponensial
setiap kenaikan 10 derajat suhu. Faktor nyata yg mengakibatkan kenaikan
kecepatan reaksi kimia ini adalah karena aktivasi energi. Waktu simpan
senyawa pada suhu ruang biasanya akan berkurang ¼ atau 1/25 dari waktu
simpan di dalam refrigrator. Temperatur dingin juga dapat mengakibatkan
ketidakstabilan. Sebagai contoh refrigerator dapat mengkibatkan kenaikan
viskositas pada sediaan cair dan menyebabkan supersaturasi pada kasus lain,
dingin atau beku dapat merubah ukuran droplet pd emulsi, dapat
mendenaturasi protein atau pada kasus tertentu dapat menyebabkan kelarutan
beberapa polimerik senyawa dapat berkurang (Lachman, 1994).
Struktur molekular yang dapat mudah teroksidasi adalah gugus hidroksil
yang terikat langsung pada cincin aromatik (contoh pada katekolamin dan
morfin), gugus dien terkonjugasi (vitamin A dan asam lemak tak jenuh),
cincin heterosiklik aromatik, gugus turunan nitroso dan nitrit dan aldehid
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
11
(flavoring). Produk hasil oksidasi biasanya memiliki efek terapetik lebih
rendah. Oksidasi dapat dikatalisa oleh pH ion logam contohnya tembaga dan
besi, paparan terhadap oksigen, sinar UV (Ansel, 1989).
H. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - Densitometri
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan
Schraiber pada tahun 1983. KLT merupakan bentuk kromatografi planar,
selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Pada kromatografi lapis tipis,
fase diamnya berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang datar yang
didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Fase gerak
yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam
karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik, atau karena
pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (Rohman,2007).
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan lebih murah
dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga dengan peralatan
yang digunakan, dalam kromatografi ini peralatan yang digunakan lebih
sederhana.
Keuntungan kromatografi planar adalah:
1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet
3. Dapat dilakukan elusi secara menaik, menurun, atau dengan cara elusi 2
dimensi
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.
Teknik Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan suatu adsorben
yang disalutkan pada suatu lempeng kaca sebagai fase stasionernya dan
pengembangan kromatogram terjadi ketika fase mobil tertapis melewati
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
12
adsorben itu. Seperti dikenal baik, kromatografi lapis tipis mempunyai
kelebihan yang nyata dibandingkan kromatografi kertas karena nyaman dan
cepatnya, ketajaman pemisahan yang lebih besar dan kepekaannya tinggi
(Pudjaatmaka, 1994).
Prinsip kromatografi Menurut Stahl (1985)
mengemukakan kaidah dasar kromatografi jerap yaitu Hidrokarbon jenuh
terjerap sedikit atau tidak sama sekali, karena itu ia bergerak paling cepat.
Densitometri merupakan teknik analisis instrument yang berdasarkan
hubungan bercak analit pada KLT dengan radiasi elektromagnetik. Teknik ini
lebih sering digunakan untuk penetapan kadar senyawa kimia yang sangat
kecil dimana terlebih dahulu dipisahkan dengan KLT. Prinsip metode
densitometri untuk analisis kuantitatif hampir mirip dengan spektrofotometri.
Penentuan kadar senyawa tertentu dengan menggunakan metode ini lebih baik
daripada dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau Gas
Chromatography (GC). Hal ini dikarenakan daerah bercak pada kromatogram
dianalisis pada posisi diam (zig-zag menyeluruh) (Mulja dan Suharman,
1995).
Densitometri mempunyai mekanisme kerja secara serapan atau fluoresensi.
Pada sistem serapan dilakukan dengan pantulan atau transmisi dengan yang
diukur adalah sinar yang dipantulkan dapat berupa sinar tampak atau
ultraviolet. Cara transmisi dilakukan dengan menyinari bercak dari satu sisi
kemudian mengukur sinar yang diteruskan pada sisi lain. Gangguan pada
sistem serapan dapat diminimalisir dengan menggunakan alat berkas ganda.
Sistem transmisi dan pantulan secara bersamaan atau sistem dua panjang
gelombang (Gandjar dan Rohman, 2007).
a. Fase Diam KLT
Lapisan dibuat dari salah satu penjerap yang khusus digunakan untuk
KLT yang dihasilkan oleh berbagai perusahaan. Panjang lapisan 200 mm
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
13
dengan lebar 200 atau 100 mm. Untuk analisis totalnya 0,1-0,3 mm,
biasanya 0,2 mm. Sebelu digunakan, lapisan disimpan dalam lingkunga
yang baik lembab dan bebas dari uap laboratorium (Stahl, 1985).
Penjerap yang umum berupa silica gel, aluminium oksida, kieselgur,
selulosa dan turunannya, poliamida, dan lain-lain. Dapat dipastikan silica
gel paling banyak digunakan. Silica gel ini menghasilkan perbedaan dalam
efek pemisahan yang terganyung kepada cara pembuatannya sehingga
silica gel G Merck, menurut spesifikasi Stahl, yang diperkenalkan tahun
1958, telah diterima sebagai bahan standar. Selain itu harus diingat bahwa
penjerap seperti aluminium oksida dan silica gel mempunyai kadar air
yang berpengaruh nyata terhadap daya pemisahnya (Stahl, 1985).
b. Fase Gerak KLT
Menurut Rohman (2007), Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari
pustaka, tetapi lebih sering dengan mencoba-coba karena waktu yang
diperlukan hanya sebentar. System yang paling sederhana ialah campuran
2 pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat
mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara
optimal. Berikut adalah beberapa petunjuk dalam memilih dan
mengoptimasi fase gerak:
1. Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena
KLT merupakan teknik yang sensitif
2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga
Rf terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan
3. Untuk pemisahan dengan menggunakan fase diam polar seperti
silica gel, polaritas fase gerak akan menentukan kecepatan migrasi
solute yang berarti juga menentukan nialai Rf. Penambahan pelarut
yang bersifat sedikit polar seperti dietil eter ke dalam pelarut non
polar seperti metal benzen akan meningkatkan harga Rf secara
signifikan
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
14
4. Solut-solut ionic dan solut-solut polar lebih baik digunakan
campuran pelarut sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan
methanol dengan perbandingan tertentu. Penambahan sedikit asam
etanoat atau amonia masing-masing akan meningkatkan solute
solut yang bersifat basa dan asam.
Stabilitas Kandungan Senyawa..., Rany Haryani, Fak. Farmasi UMP 2014
Download