perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB II

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Konsep dan Definisi Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno (2005: 9), pertumbuhan ekonomi merupakan
perkembangan dalam kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan
jasa yang diproduksi pada masyarakat bertambah sehingga kemakmuran
dalam masyarakat menjadi naik atau meningkat. Sedangkan menurut
Samuelson dan Nordhaus (2004: 99), pertumbuhan ekonomi merupakan
gambaran ekspansi Produk Domestik Bruto (PDB) potensial atau output
nasional suatu negara yang terjadi apabila batas kemungkinan dalam
melakukan produksi (Production Possibility Frotier) suatu bangsa bergeser
ke luar.
Menurut Mankiw (2007: 17-19) salah satu indikator untuk mengukur
pertumbuhan ekonomi secara makro yaitu dengan menggunakan nilai Produk
Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan nilai pasar semua barang dan jasa
akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama waktu tertentu. PDB
sering dijadikan sebagai indikator terbaik untuk mengukur kinerja
perekonomian. Hal ini didasarkan pada tujuan PDB yaitu meringkas kegiatan
ekonomi dalam nilai mata uang tunggal pada periode waktu tertentu,
mengukur pendapatan total dan pengeluaran total nasional atau arus uang
output barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Alasan PDB dapat
melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan
pengeluaran.
Menurut Mankiw (2007: 23), untuk mengukur kemakmuran ekonomi
suatu negara yang lebih baik dengan menghitung output barang dan jasa serta
tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga. Para ekonom menggunakan
PDB rill atau PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) untuk menunjukkan
apa yang akan terjadi terhadap pengeluaran atas output jika jumlah berubah
tetapi harga tidak. Hal ini disebabkan PDB rill suatu negara bukan
dipengaruhi atas perubahan harga melainkan perubahan jumlah barang dan
jasa yang diproduksi dalam skala ekonomi yang luas. Dengan demikian, inti
dari pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan perekonomian
suatu negara yang dapat diukur dengan menggunakan Produk Domestik
Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) atau PDB rill. PDB ADHK
atau PDB rill dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Berikut ini merupakan komponen PDB dari sisi pengeluaran (Y)
dibagi atas empat komponen yaitu: konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran
negara (G), dan ekspor neto (NX) (Mankiw, 2007: 25). Semua komponen
PDB dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = C + I + G + NX...........................…...……………...….......................(2.1)
Keterangan:
Y
= Produks Domestik Bruto (PDB)
C
= Konsumsi
I
= Investasi
G
= Pengeluaran pemerintah
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
NX
digilib.uns.ac.id
= Ekspor neto
Persamaan di atas disebut identitas pos pendapatan nasional dengan
penjabaran variabel-variabel persamaan sebagai berikut (Mankiw, 2007: 26):
a. Konsumsi (consumption) adalah pembelian barang dan jasa yang
dilakukan oleh rumah tangga. Barang konsumsi dibagi menjadi tiga
subkelompok: barang tidak tahan lama, barang tahan lama, dan jasa.
Barang tidak lahan lama (nondurable goods) merupakan barang-barang
dalam waktu singkat. Barang tahan lama (durable goods) merupakan
barang-barang yang memiliki usia panjang. Jasa merupakan sesuatu yang
dibeli tidak meliputi produksi hal fisik.
b. Investasi (investment) adalah pembelian barang-barang untuk digunakan
pada masa yang akan datang. Investasi juga dibagi menjadi tiga
subkelompok: investasi tetap bisnis, investasi tetap residensial, dan
investasi persediaan. Investasi tetap bisnis merupakan pembuatan pabrik
dan pembelian peralatan baru oleh perusahaan. Investasi residensial adalah
pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan rumah. Investasi
persediaan merupakan peningkatan dalam persediaan barang perusahaan.
c. Pengeluaran atau pembelian pemerintah (government purchase) mencakup
pembelanjaan barang dan jasa oleh pemerintah daerah, negara bagian, dan
pusat (federal).
d. Ekspor neto (net exports) memperhitungkan perdagangan internasional
(perdagangan antar negara) dengan cara pembelian produk dalam negeri
oleh orang asing (ekspor) dikurangi pembelian produk luar negeri oleh
warga negara (impor).
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat beberapa faktor pertumbuhan yang dapat membantu
menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu negara yang dikenal sebagai
Agregat Production Function (APF), antara lain (Samuelson dan Nordhaus,
2004: 250-252):
a. Sumber daya manusia merupakan input tenaga kerja yang terdiri dari
kuantitas dan kualitas angkatan kerja. Pertumbuhan ekonomi suatu
negara dipengaruhi oleh keterampilan, pengetahuan, dan dispilin
angkatan kerja.
b. Sumber daya alam merupakan faktor produksi yang sangat penting.
Sumber-sumber daya yang penting ini berupa tanah yang baik untuk
ditanami, minyak, dan gas, hutan, air, mineral. Negara yang kaya dengan
sumber daya alam dapat meningkatkan output dalam bidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan, sehingga mengalami pertumbuhan ekonomi.
c. Pembentuk
modal
berupa
jalan,
tenaga
listrik,
pabrik,
dapat
meningkatkan tingkat investasi serta meningkatkan efisiensi dan
efektifitas produksi yang berdampak meningkatnya pertumbuhan
ekonomi.
d. Perubahan teknologi dan inovasi di bidang sains, rekayasa, manajerial
dan kewirausahaan menunjukkan perubahan proses produksi atau
pengenalan produk atau jasa baru. Hal ini dapat meningkatkan
produktivitas dan tingkat output.
APF menghubungkan total output nasional dengan teknologi dan
input, dimana:
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Q = AF (K, L, R) ..............................………………...….......................(2.2)
Keterangan:
Q
= output
K
= jasa-jasa produktif modal
L
= input tenaga kerja
R
= input sumberdaya alam
A
= tingkat teknologi dalam ekonomi
F
= fungsi produksi
Ketika sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan modal bertambah,
maka suatu negara dapat mengharapkan adanya pertambahan ouput.
Produktivitas sebagai rasio output terhadap rata-rata input yang tertimbang.
Ketika teknologi (A) meningkat melalui invensi atau pengambilalihan
teknologi dari luar negeri, maka kemajuan ini memungkinkan negara
memproduksi lebih banyak output dengan tingkat input yang sama.
3. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat berbagai teori mengenai pertumbuhan ekonomi yang
dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya sebagai berikut:
a. Teori Ekonomi Neoklasik
Ramalan Malthus mengenai keterbatasan produksi lahan untuk
bisa mencukupi kebutuhan manusia dipatahkan oleh pemikiran Robert
Solow dengan model pertumbuhan neoklasiknya yang berfungsi sebagai
alat dasar untuk memahami proses pertumbuhan negara maju. Akumulasi
modal dan teknologi baru menjadi kekuatan dominan yang dapat
memengaruhi perkembangan
commitekonomi.
to user Model pertumbuhan neoklasik
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjelaskan ekonomi pada output homogen tunggal yang diproduksi
oleh dua jenis input, yaitu modal dan tenaga kerja.
Model Solow menggunakan model fungsi produksi yang
memungkinkan adanya subtitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L).
Dengan kata lain, untuk menciptakan sejumlah output tertentu, bisa
digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan batuan tenaga kerja
yang jumlahnya berbeda-beda pula sesuai dengan yang dibutuhkan
(Samuelson & Nordhaus, 2004: 258).
b. Teori Harrod-Domar
Harrod-Domar menganalisis syarat-syarat yang diperlukan agar
perekonomian bisa tumbuh dan berkembang dengan stabil dalam jangka
panjang. Teori pertumbuhan Harrod-Domar mempunyai beberapa
asumsi, di antaranya (Arsyad, 2010: 84):
1) Perekonomian dalam keadaan full employment dan barang-barang
modal yang terdiri dalam masyarakat digunakan secara penuh.
2) Perekonomian terdiri dari 2 sektor, yaitu rumah tangga dan
perusahaan, di mana tidak terdapat pemerintahan dan perdagangan
luar negeri.
3) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya
pendapatan nasional, di mana fungsi tabungan dimulai dari titik nol.
4) Kecenderungan untuk menabung (marginal propensity to save =
MPS) besarnya tetap, dengan demikian rasio antara modal-ouput
(capital-output ratio = COR) dan rasio pertambahan modal-output
(incremental capital output = ICOR).
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Harrod-Domar, setiap perekonomian dapat menyisihkan
suatu proporsi tertentu dari pendapatan nasionalnya untuk mengganti
barang-barang modal yang tidak dapat dipakai. Namun untuk
menumbuhkan tingkat perekonomian, dibutuhkan tambahan stok modal
berupa investasi-investasi baru. Jika dianggap ada hubungan secara
langsung antara besarnya modal dengan total output maka setiap
tambahan modal baru akan mengakibatkan kenaikan total output.
Hubungan ini dikenal dengan istilah rasio modal-ouput (COR).
Teori Harrod-Domar ini juga menjelaskan bahwa jika ingin
tumbuh dengan baik, maka perekonomian harus menabung dan
menginvestasikan suatu proporsi tertentu dari output totalnya. Semakin
banyak tabungan dan kemudian diinvestasikan maka semakin cepat
perekonomian itu akan tumbuh.
c. Teori Pertumbuhan Endogen
Teori pertumbuhan endogen diperkenalkan oleh Romer (1986)
dan Lucas (1988) memberikan dasar teori yang lebih lugas mengenai
hubungan positif antara perdagangan internasional dengan pertumbuhan
dan pembangunan jangka panjang. Teori pertumbuhan endogen
merumusakan
bahwa
penurunan
hambatan
perdagangan
akan
mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dalam
jangka panjang dengan cara sebagai berikut (Salvatore, 2014: 348):
1) Memperkenankan negara berkembang untuk menyerap teknologi
yang dikembangkan oleh negara maju pada taraf yang lebih cepat
commit to user
dibandingkan dengan keterbukaan yang lebih rendah.
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Meningkatkan manfaat yang mengalir melalui penelitian dan
pengembangan.
3) Mendorong skala ekonomi produksi yang lebih besar.
4) Mengurangi distorsi harga dan mendorong penggunaan sumber daya
lebih efisien.
5) Mendorong spesialisasi yang lebih besar dan produksi bahan baku
setengah jadi yang lebih efisien.
6) Mendorong pengenalan barang dan jasa baru dengan lebih cepat.
Teori
pertumbuhan
endogen
mendalami
dan
mencoba
menjelaskan dengan lebih teliti mengenai saluran atau cara di mana
hambatan
perdagangan
lebih
sedikit
sehingga
dapat
memicu
pertumbuhan dalam jangka panjang. Dengan kata lain, teori pertumbuhan
endogen mecoba menjelaskan secara teoritis melalui perdagangan bebas
dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dan
pembangunan dalam jangka panjang.
d. Teori Mundell-Fleming
Menurut Mankiw (2007: 327-329) model Mundell-Fleming pada
dasarnya merupakan pengembangan dari model IS-LM. Kedua model
tersebut menekankan interaksi antara pasar barang dan pasar uang.
Perbedaannya
pada
model
Mundell-Fleming
mengasumsikan
perekonomian terbuka (small open economic). Dalam perekonomian
terbuka terdapat unsur ekspor dan impor serta neraca pembayaran
(balance of payment). Dengan asumsi small open economic dan mobilitas
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
modal sempurna berarti tingkat bunga dalam perekonomian tersebut (r)
ditentukan oleh tingkat bunga dunia (r*) atau r = r*. Tingkat bunga dunia
ini diasumsukan tetap secara eksogen karena perekonomian tersebut
relatif kecil dibandingkan perekonomian dunia sehingga dapat meminjam
atau memberi pinjaman sebanyak yang diinginkan di pasar uang dunia
tanpa mempengaruhi tingkat bunga dunia.
Mundell (dalam Mankiw, 2007: 328) menjelaskan bahwa
kebijakan moneter akan memengaruhi nilai tukar dan selanjutnya akan
berpengaruh terhadap output dan inflasi. Mundell menunjukkan bahwa
mobilitas modal sempurna akan menimbulkan hubungan sederhana
antara tingkat suku bunga jangka pendek dengan nilai tukar (interest
parity relationship). Dia juga menjelaskan bahwa perbedaan tingkat suku
bunga antara dua negara sama dengan perubahan ekspektasi nilai
tukarnya. Model Mundell-Fleming tersebut dapat digunakan untuk
menganalisis kebijakan moneter dan fiskal.
Kebijakan fiskal yang ekspansif berupa peningkatan pengeluaran
pemerintah atau penurunan pajak pada mulanya akan meningkatkan
pendapatan masyarakat sehingga kurva IS bergeser ke kanan.
Peningkatan pendapatan masyarakat tersebut pada awalnya akan
meningkatkan suku bunga domestik. Karena suku bunga domestik
meningkat melebihi suku bunga dunia sehingga terjadi aliran modal
masuk sampai suku bunga domestik tersebut permintaan uang domestik
akan
meningkatkan
sehingga
menyebabkan
terjadinya
apresiasi.
commit to user
Apresiasi mata uang akan menyebabkan daya saing ekspor menurun
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akibatnya ekspor neto akan menurun sehingga dapat menurunkan output.
Kurva IS-LM dengan kebijakan fiskal ekspansif dalam sistem kurs
sebagai berikut:
Kurs
IS0
LM
IS1
E0
E1
0
Pendapatan, output, Y
Y
Gambar 2.1. Kurva IS-LM Dengan Ekspansi Fiskal Dalam Sistem
Kurs
Sumber: Mankiw (2007: 333)
Sementara itu, kebijakan moneter yang ekspansif dalam nilai
tukar cukup efektif dalam meningkatkan output nasional. Peningkatan
uang beredar berarti akan menaikkan keseimbangan uang rill sehingga
akan menggeser kurva LM ke kanan. Kenaikan uang beredar pada
mulanya akan menurunkan suku bunga domestik. Karena suku bunga
domestik lebih kecil dari suku bunga dunia sehingga modal akan
mengalir ke luar sampai pada tingkat suku bunga domestik sama dengan
suku bunga domestik di pasar valuta asing meningkat sehingga terjadi
depresiasi. Depresiasi (penurunan nilai mata uang) akan menyebabkan
daya saing ekspor meningkat yang pada akhirnya akan menyebabkan
ekspor neto meningkat. Peningkatan ekspor neto tersebut akan
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan output. Kurva IS-LM dengan kebijakan moneter dalam
sistem kurs dapat digambarkan sebagai berikut:
Kurs
LM0 LM1
IS
E1
E0
0
Y0
Y1
Pendapatan, output, Y
Gambar 2.2. Kurva IS-LM Dengan Ekspansi Moneter Dalam Sistem
Kurs
Sumber: Mankiw (2007: 335)
B. Perdagangan Internasional
1. Konsep dan Definisi Perdagangan Internasional
Menurut Case dan Fair (2007: 356) menyatakan bahwa semua
perekonomian terlepas dari ukurannya, bergantung pada perekonomian lain
dan terpengaruh berpengaruh oleh peristiwa di luar batasnya. Suatu negara
pasti membutuhkan negara lain dalam memenuhi kebutuhan domestiknya
karena tidak semua komoditas dimiliki oleh setiap negara. Dengan demikian,
untuk memiliki barang yang tidak dapat diproduksi sendiri maka terjadilah
perdagangan internasional.
Negara-negara melakukan perdagangan internasional karena masingmasing negara mendapatkan
keuntungan
perdagangan bagi mereka.
commit
to user
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keuntungan perdagangan terjadi ketika suatu negara melakukan spesialisasi
dalam memproduksi barang-barang dibandingkan suatu negara harus
memproduksi semua jenis barang. Suatu negara akan mengekspor barangbarang yang diproduksi dengan menggunakan sumberdaya melimpah dan
mengimpor barang-barang yang diproduksi dengan sumberdaya langka di
dalam negeri (Krugman, Obstfeld, dan Meltiz 2012: 34).
2. Ekspor
Mankiw (2007: 230) menjelaskan bahwa ekspor adalah kegiatan
memproduksi berbagai macam barang dan jasa di dalam negeri kemudian
dijual di luar negeri. Menurut Amir (2004: 100) ekspor adalah mengeluarkan
barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar
negeri sesuai ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam
valuta asing. Penjualan barang ke luar negeri, dapat secara langsung tanpa
mengubah bentuk barang dan penjualan barang ekspor dengan mengolah
barang terlebih dahulu, yang disesuaikan dengan keinginan maupun selera
konsumen di luar negeri.
Amir (2004: 101) menyatakan bahwa kegiatan ekspor tersebut
memiliki tujuan diantaranya adalah:
a. Meningkatkan laba perusahaan melalui perluasan pasar serta untuk
memperoleh harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba).
b. Membuka pasar baru di luar negeri sebagai perluasan pasar domestik
(membuka pasar ekspor).
c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (idle capacity).
commit to user
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Membiasakan diri bersaing dalam pasar internasional sehingga terlatih
dalam persaingan yang ketat.
Pembelian di luar negeri, ataupun untuk pembayaran jasa yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengharuskan setiap
negara berusaha untuk memiliki atau menguasai alat-alat pembayaran luar
negeri. Alat pembayaran luar negeri atau juga disebut foreign exchange
currency atau devisa dapat dianggap sebagai tagihan terhadap luar negeri
yang dapat dipergunakan untuk melunasi utang yang terjadi dengan luar
negeri. Salah satu sumber devisa dalam suatu negara adalah berasal dari hasilhasil ekspor. Setiap negara dengan masing-masing struktur ekonominya,
mempunyai sumber devisa yang berbeda-beda. Sebagai contoh adalah suatu
negara yang struktur ekonominya merupakan negara industri, maka sumber
devisa utamanya adalah berasal dari ekspor produksi sektor industri (Amir,
2000: 100-101).
Menurut Mankiw (2006: 231) terdapat berbagai faktor yang dapat
memengaruhi ekspor, impor, dan net ekspor suatu negara, yaitu sebagai
berikut:
a. Selera konsumen untuk barang-barang produksi dalam dan luar negeri.
b. Harga barang-barang di dalam dan luar negeri.
c. Nilai tukar yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan
untuk membeli sejumlah mata uang asing.
d. Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri.
e. Biaya membawa barang dari suatu negara ke negara lain.
f. Kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional.
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hipotesis yang menganggap adanya hubungan antara pertumbuhan
ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi disebut dengan export-led growth
hypothesis (ELGH). Hipotesis ini menjelaskan perananan ekspor sebagai
mesin pertumbuhan ekonomi dengan mendorong perdagangan menjadi lebih
aktif dalam pertumbuhan ekonomi. Kilavuz dan Topcu (2012) menjelaskan
bahwa
ekspor
yang
dilakukan
industri
manufaktur
sebagai
mesin
pertumbuhan dan menciptakan eksternalitas positif dalam perekonomian.
Dengan terciptanya eksternalitas positif akan mempercepat pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekspor industri manufaktur tidak hanya meningkatkan
produktivitas, tetapi juga meningkatkan ketersediaan lapangan kerja. Hal ini
yang jadi pertimbangan Kilavuz dan Topcu bahwa ekspor sektor industri
manufaktur sebagai “mesin pertumbuhan”.
Tekin (2012) menjelaskan bahwa cara ekspor meningkatkan
pertumbuhan ekonomi adalah dengan cara menggunakan sumberdaya yang
tidak terpakai yang berdampak meningkatkan produktivitas industri sehingga
mempercepat pertumbuhan output. Selain itu, kontribusi ekspor sebagai
sumber pemasukan devisa negara yang digunakan untuk mengimpor input
sehingga
dapat
memenuhi
kebutuhan
barang
dalam
negeri
serta
memperlancar ekspansi output. Dengan demikian, pertumbuhan ekspor dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perluasan ukuran pasar yang
efisien serta mempercepat pembentukan modal.
commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Foreign Direct Investment (FDI)
1. Konsep dan Definisi Foreign Direct Investment (FDI)
Ball et al. (2014: 51) menjelaskan bahwa Foreign Direct Investment
(FDI) adalah pembelian saham yang cukup di mana investor berpartisipasi
dalam manajemen perusahaan selain menerima keuntungan pada modal
mereka. Krugman, Obstfeld, dan Meltiz (2012: 630) menjelaskan bahwa FDI
merupakan aliran dana masuk (capital inflow) ke suatu negara, seperti
perusahaan multinasional yang mendirikan cabang perusahaan di negara lain.
2. Jenis-Jenis Investasi Asing
Investasi luar negeri diklasifikasikan oleh Salvatore (2014: 382)
menjadi dua jenis investasi, yaitu investasi portofolio dan investasi langsung
(FDI).
a. Investasi portofolio merupakan aset keuangan murni, seperti obligasi
yang dihitung dalam mata uang domestik. Melalui obligasi, investor
dapat dengan mudah meminjamkan modal untuk mendapatkan return
pada kisaran tertentu dan menerima tunai pada tanggal yang ditentukan
Pemerintah Federal Amerika Serikat mendefinisikan investasi portofolio
sebagai investasi keuangan pembelian saham dengan jumlah tidak lebih
dari 10% dari total saham yang dimiliki perusahaan. Sedangkan
pembelian lebih dari 10% dianggap sebagai investasi langsung. Investasi
portofolio atau investasi keuangan sebagian besar berada di institusi
keuangan seperti bank dan institusi pengelola dana investasi.
b. Investasi langsung atau direct investment adalah investasi rill dalam
bentuk pabrik, barang modal, tanah, dan persediaan di mana modal dan
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
manajemen keduanya terlibat dan investor tetap memegang kendali atas
modal yang diinvestasikan. Investasi langsung ini biasanya dalam bentuk
sebuah perusahaan besar membuka cabang perusahaan di lokasi lain atau
mengambil alih perusahaan lain dengan cara pembelian saham.
Pemerintah Federal Amerika Serikat mengkategorikan pembelian saham
dengan persentasi 10% atau lebih dikategorikan sebagai investasi
langsung, maka dalam konteks internasional investasi langsung
merupakan investasi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional
(MNC) yang bergerak dalam bidang manufaktur, ekstraksi sumber daya
alam, atau jasa. Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing
langsung sama pentingnya seperti investasi portofolio sebagai bentuk
aliran modal swasta internasional.
3. Motif Melakukan Investasi Asing Langsung
Salvatore (2014: 386-388) menjelaskan motif utama melakukan
investasi langsung di luar negeri adalah untuk memperoleh tingkat
pengembalian
yang
lebih
tinggi.
Kemungkinan
mendapat
tingkat
pengembalian yang tinggi bisa disebabkan oleh tingkat pertumbuhan yang
lebih tinggi di luar negeri, pengenaan pajak yang lebih baik, atau ketersediaan
infrastruktur yang lebih baik. Selain untuk memperoleh tingkat pengembalian
yang lebih tinggi tersebut. Perusahaan multinasional (MNC) berinvestasi
asing langsung juga guna melakukan diversifikasi risiko dengan tidak
meletakan keseluruhan aset perusahaannya di suatu lokasi atau negara yang
sama.
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Salvatore menambahkan, perusahaan multinasional (MNC) (umumnya
di pasar monopolistik dan oligopolistik) memiliki kemampuan produksi dan
keahlian manajerial yang dapat menguntungkan apabila melakukan ekspansi
ke luar negeri serta masih mempertahankan kendali secara langsung.
Salvatore menyebut hal tersebut dengan istilah “integrasi horizontal”
mengenai kegiatan perusahaan yang melakukan ekspansi usaha ke luar
negeri. Ketika suatu perusahaan telah maju di dalam negeri, secara naluri
mereka akan mencoba untuk melakukan ekspansi. Proses ekspansi inilah
yang dimaksud integrasi horizontal. Dengan melakukan investasi langsung di
luar negeri, mereka dapat memperoleh kemungkinan keuntungan yang lebih
besar karena perusahaan tersebut menguasai apa yang tidak dimiliki oleh
perusahaan di negera tujuan. Selain itu, MNC melakukan investasi asing
langsung untuk menjaga kerahasiaan proses produksi, memiliki kontrol penuh
atas pengetahuan perusahaan, sekaligus memastikan kualitas produk dan
pelayanan.
Motif penting lainnya adalah untuk memegang kendali atas bahan
mentah yang dibutuhkan dan memastikan kontinuitas suplai pada biaya yang
terendah. Hal itu yang disebut Salvatore sebagai sebuah “integrasi vertikal”
dan merupakan bentuk sebagian besar penanaman modal asing di negara
berkembang dan di negara maju yang mempunyai sumberdaya alam atau
sumber bahan baku melimpah seperti yang dilakukan Chevron di Indonesia.
Salvatore menambahkan, dengan cara menguasai integrasi vertikal ini, MNC
dapat melakukan penguasaan terhadap penjualan dan distribusi barang yang
telah diproduksi.
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Motif selanjutnya melakukan investasi langsung di negara lain adalah
untuk menghindari hambatan tarif halangan lainnya seperti proteksi yang
diberlakukan suatu negara terhadap impor barang dan jasa. Contohnya adalah
investasi asing langsung yang dilakukan oleh perusahaan Amerika Serikat di
negara Uni Eropa dan beberapa penanaman modal asing dalam sektor
manufaktur di negara berkembang. Selain itu, untuk memasuki pasar asing
oligopolistik demi membagi keuntungan serta meningkatkan pangsa ekspor.
4. Dampak FDI Terhadap Negara Investor dan Negara Tuan Rumah
Menurut Salvatore (2014: 390-391) membagi dampak kehadiran FDI
menjadi dua, yaitu terhadap negara investor dan terhadap negara tuan rumah.
Berikut ini merupakan dampak aliran FDI dengan asumsi modal dan tenaga
kerja digunakan secara penuh (full employment):
a. Memberikan total dan rata-rata imbal hasil atau pengembalian modal di
negara tuan rumah, akan tetapi total dan rata-rata imbal hasil tenaga kerja
di negara investor menurun. Sehingga, ketika negara investor mendapat
keuntungan agregat dari investasi di negara tuan rumah, terdapat
redistribusi pendapatan dalam negeri dari tenaga kerja ke modal dengan
alasan yaitu tenaga kerja yang dikelola oleh negara investor berlawanan
dengan investasi yang dilakukan oleh negara investor di negara sasaran.
b. Transfer modal FDI dapat memengaruhi neraca pembayaran (mengukur
total penerimaan dan pengeluaran) di negara investor dan negara tuan
rumah.
Negara
investor
mengalami
defisit
neraca
pembayaran
disebabkan meningkatnya pengeluaran asing di negara investor,
sedangkan neraca pembayaran negara tuan rumah mengalami surplus
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau perbaikan neraca pembayaran pada saat menerima investasi asing
pada tahun tersebut, sehingga terjadi peningkatan output nasional negara
tuan rumah dan penyerapan tenaga kerja juga bertambah.
c. Transfer modal awal dan meningkatnya pengeluaran di luar negeri pada
negara investor atau defisit neraca pembayaran negara investor dapat
diatasi oleh naiknya ekspor barang modal, komponen kecil, dan produk
lain di negara investor, serta melalui kelanjutan aliran keuntungan di
negara investor. Pengembalian transfer modal awal diestimasi lima
sampai sepuluh tahun.
d. FDI memengaruhi kesejahteraan di negara investor dan negara tuan
rumah dari perbedaan tingkat pajak dan penerimaan asing di berbagai
negara. Contohnya, pajak perusahaan di Amerika Serikat (AS) sebagai
negara investor sebesar 40% dari penerimaan tetapi pajak penerimaan di
Inggris hanya 30% sebagai negara tuan rumah, maka perusahaan AS
melakukan investasi langsung di Inggris atau mengubah rute penjualan
luar negeri melalui cabangnya di Inggris untuk mendapatkan tingkat
pajak yang lebih rendah. Karena sebagian negara termasuk AS
merupakan penggagas perjanjian pajak berganda, (untuk menghindari
pajak berganda dengan dasar ekuitas), sehingga AS hanya memungut
pajak sebesar 10% dari penerimaan luar negerinya (selisih antara tingkat
pajak dalam negeri 40% dan tingkat pajak luar negeri sebesar 30%) saat
penerimaan luar negeri diterima. Akibatnya, terjadi penurunan dasar dan
jumlah pajak yang dipungut di negara investor, sedangkan negara tuan
rumah mengalami kenaikan jumlah pajak.
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. FDI memengaruhi output dan volume perdagangan di kedua negara serta
cenderung memengaruhi neraca perdagangan. FDI juga berdampak pada
kemajuan teknologi negara investor dan negara tuan rumah melalui
perekonomiannya serta dapat mampu mengambil kebijakan ekonominya
sendiri.
D. Nilai Tukar
1. Konsep dan Definisi Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga suatu mata uang dalam negeri dari satu unit
mata uang luar negeri (Salvatore, 2014: 80). Nilai tukar mata uang antara
kedua negara adalah harga mata uang yang digunakan oleh penduduk negaranegara tersebut untuk saling melakukan perdagangan antara satu sama lain
(Mankiw, 2007: 128). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar
adalah harga dari mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain
yang digunakan dalam melakukan perdagangan antara kedua negara tersebut
di mana nilai ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari kedua mata
uang.
Dengan terjadinya permintaan dan penawaran nilai tukar dapat
menyebabkan perubahan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lainnya. Dalam Case dan Fair (2007: 394), peningkatan nilai
suatu mata uang relatif terhadap mata uang negara lain disebut apresiasi mata
uang. Sebaliknya, penurunan nilai suatu mata uang relatif terhadap mata uang
negara lain disebut depresiasi mata uang.
commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Nilai Tukar Nominal dan Nilai Tukar Rill
Para ekonom membedakan nilai tukar menjadi dua macam, yaitu nilai
tukar nominal dan nilai tukar rill, berikut penjelasannya (Mankiw, 2007:
128):
a. Nilai Tukar Nominal
Nilai tukar nominal adalah perbandingan harga relatif dari mata
uang antara dua negara. Nilai tukar nominal tersebut merupakan nilai
tukar antar dua negara yang diberlakukan di pasar valuta asing.
b. Nilai Tukar Rill
Nilai tukar rill adalah perbandingan harga relatif dari barang yang
terdapat di dua negara. Dengan kata lain, mata uang rill menjelaskan
tingkat harga di mana kita dapat memperdagangkan barang dari satu
negara dengan barang negara lain.
Nilai tukar rill ditentukan oleh nilai tukar nominal dan
perbandingan tingkat harga domestik dan luar negeri. Berikut adalah
rumus menghitung nilai tukar rill:
....………....(2.3)
Dengan demikian, nilai tukar rill ditentukan oleh tingkat harga
barang dalam mata uang domestik serta nilai tukar mata uang domestik
terhadap mata uang asing. Apabila nilai tukar uang rill dari mata uang
domestik tinggi, maka harga barang-barang di luar negeri relatif lebih
murah dan harga barang-barang di dalam negeri relatif lebih mahal.
Sebaliknya, apabila nilai tukar rill dari mata uang domestik rendah, maka
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harga barang-barang di luar negeri relatif lebih mahal dan harga barangbarang di dalam negeri relatif lebih murah.
3. Sistem Nilai Tukar
Madura (2006: 220) menjelaskan bahwa dalam perkembangan
ekonomi dan keuangan internasional, sistem nilai tukar dapat dikategorikan
dalam beberapa jenis berdasarkan pada seberapa kuat tingkat pengawasan
pemerintah terhadap nilai tukar. Secara umum kebijakan nilai tukar uang
digolongkan dalam empat kebijakan sebagai berikut:
a. Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Exchange Rate System)
Dalam sistem nilai tukar ini, nilai tukar mata uang akan diatur
oleh otoritas moneter untuk selalu konstan atau dapat berfluktuasi dengan
suatu batas yang kecil. Bila nilai tukar berfluktuasi terlalu besar, maka
otoritas moneter akan melakukan intervensi untuk menjaga fluktuasi
dalam batas-batas yang dikehendaki. Pada kondisi tertentu bila
dibutuhkan otoritas moneter akan melakukan pemotongan mata uangnya
(devalue) terhadap mata uang negara lain. Pada kondisi lain, otoritas
moneter dapat mengembalikan nilai mata uang (revalue) atau
meningkatkan nilai mata uangnya terhadap mata uang lain.
b. Sistem Nilai Tukar mengambang Bebas (Freely Floating Exchange Rate)
Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas, nilai tukar mata
uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa adanya
intervensi dari pemerintah. Dalam sistem nilai tukar mengambang bebas,
nilai tukar mata uang diperbolehkan berfluktuasi sehingga nilainya
sangat fleksibel. Dalam kondisi nilai tukar mengambang, nilai tukar akan
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disesuaikan secara terus menerus sesuai dengan kondisi penawaran dan
permintaan dari mata uang tersebut.
c. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating
Exchange Rate)
Sistem nilai tukar ini yang terletak diantara tetap dan
mengambang bebas. Dalam sistem ini nilai tukar mata uang dibiarkan
berfluktuasi, tetapi pemerintah memberi batas minimal dan maksimal
dari nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing untuk
menghindarkan fluktuasi yang terlalu jauh dari mata uangnya.
d. Sistem Nilai Tukar Terikat (Pegged Exchange Rate System)
Dalam sistem nilai tukar terikat, nilai tukar mata uang domestik
diikatkan pada satu atau beberapa mata uang asing, biasanya pada mata
uang yang nilainya cenderung stabil seperti dolar Amerika Serikat.
Dengan demikian, nilai tukar mata uang domestik terhadap mata uang
asing (selain dolar Amerika Serikat) akan berfluktuasi sesuai fluktuasi
dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, jika nilai tukar dolar Amerika
Serikat stabil, maka mata uang domestik juga akan stabil.
4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Nilai Tukar
Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi tinggi rendahnya nilai
tukar mata uang domestik terhadap mata uang asing (Madura, 2009: 89)
yaitu:
a. Perubahan Tingkat Inflasi Relatif
Perubahan tingkat relatif antara negara dengan negara lainnya
commit to user
akan dapat berdampak pada aktivitas perdagangan internasional.
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perubahan aktivitas perdagangan ini akan berpengaruh terhadap
permintaan dan penawaran mata uang negara tersebut. Hal ini kemudian
dapat pula memengaruhi nilai tukar.
b. Suku Bunga Relatif
Perubahan suku bunga dapat memengaruhi investasi pada
sekuritas asing, yang akan memengaruhi permintaan dan penawaran
suatu mata uang. Terjadi investasi cenderung mengakibatkan naiknya
nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaaan
tingkat suku bunga di dalam dan luar negeri, maka perlu dilihat mana
yang lebih murah, di dalam atau luar negeri. Dengan demikian, sumber
dari perbedaaan itu akan menyebabkan terjadinya kenaikan kurs mata
uang asing terhadap mata uang dalam negeri.
c. Tingkat Pendapatan Relatif
Perubahan tingkat pendapatan relatif antara satu negara dengan
negara lainnya akan berdampak terhadap tingkat permintaan ekspor dan
impor negara tersebut. Perubahan permintaan ekspor dan impor ini akan
berpengaruh pada permintaan dan penawaran mata uang negara tersebut.
Hal ini kemudian akan memengaruhi nilai tukar mata uang negara
tersebut.
d. Kontrol Pemerintah
Kebijakan pemerintah dapat memengaruhi kesimbangan nilai
tukar dalam berbagai hal termasuk:
1) Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
2) Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan
membeli mata uang.
Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang
adalah:
1) Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar domestik yang
bersangkutan.
2) Untuk membuat kondisi nilai tukar di dalam batas-batas yang
ditentukan.
3) Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
4) Berpengaruh terhadap variabel makro seperti makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga, dan pendapatan.
e. Ekspektasi Masa Depan
Sebagaimana pada pasar keuangan lainnya, ekspektasi masa
depan dapat memengaruhi nilai tukar pada pasar valuta asing. Umumnya
ekspektasi pasar ini didasarkan pada kemungkinan terjadinya perubahan
tingkat suku bunga dan kondisi ekonomi suatu negara di masa depan.
Kemudian spekulator dapat memanfaatkan hal tersebut untuk mengambil
posisi yang berakibat langsung pada perubahan nilai tukar mata uang.
5. Teori Paritas Daya Beli
Teori paritas daya beli (purchasing-power parity-PPP) merupakan
teori perdagangan internasional yang menyatakan bahwa tingkat kurs
ditetapkan sedemikian rupa sehingga harga barang yang serupa di negara
berbeda adalah sama (Case dan Fair, 2007: 396). Pada teori purchasing
commit to user
power parity (PPP) ini dibagi menjadi dua yaitu:
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Teori Paritas Daya Beli Mutlak
Teori
paritas
daya
beli
mutlak
merumuskan
bahwa
keseimbangan nilai tukar di antara dua mata mata uang sama dengan
rasio dari tingkat harga di kedua negara. Bentuk persamaannya adalah:
R= ................................…………………....................…...(2.4)
Dimana R adalah nilai tukar atau kurs spot serta P dan P*
adalah tingkat harga umum di dalam negeri dan di luar negeri. Teori ini
mengacu pada hukum the law of one price di mana sebuah komoditi
yang sama seharusnya memiliki harga yang sama pada kedua negara
jika dinyatakan dalam mata uang yang sama.
Teori ini dinilai tidak realistis karena mengabaikan transaksi
modal. Jadi ketika negara mengalami arus masuk keluar akan
mendapati defisit di neraca pembayaran, sementara negara yang
menerima arus modal masuk akan mengalami surplus jika nilai tukar
merupakan satu-satunya yang menyeimbangkan perdagangan. Selain
itu, teori PPP tidak dapat menunjukkan bahwa nilai tukar dapat
menyeimbangkan
perdagangan
barang
dan
jasa
akibat
gagal
memperhitungkan biaya transportasi atau hambatan lain dalam
perdagangan internasional (Salvatore, 2014: 70-71).
b. Teori Paritas Daya Beli Relatif
Teori paritas daya beli relatif (relative purchasing-power parity)
menjelaskan bahwa fluktuasi nilai tukar merupakan perubahan tingkat
harga di kedua negara selama periode waktu yang sama. Teori PPP
commit
to (Salvatore,
user
relatif dirumuskan sebgai
berikut
2014: 72):
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R=
= R0.....................….............……………......... (2.5)
Di mana R1 dan R0 merupakan nilai tukar pada periode 1 dan periode
dasar.
Misalkan tingkat harga umum di negara A tidak mengalami
perubahan pada periode dasar ke periode 1 (yakni, P*1/P*0
=1),
sementara tingkat harga di negara B mengalami kenaikan sebesar 50%,
maka menurut teori PPP relatif, nilai tukar negara B terhadap nilai tukar
negara A naik sebesar 50% atau mata uang negara B mengalami
depresiasi terhadap mata uang negara A sebesar 50%.
E. Hubungan Variabel Independen Dengan Variabel Dependen
1. Hubungan Ekspor Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Teori pertumbuhan endogen menjelaskan bahwa terdapat hubungan
positif
antara
perdagangan
internasional
dengan
pertumbuhan
dan
pembangunan ekonomi jangka panjang. Perdagangan internasional berupa
ekspor meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cara mendorong skala
ekonomi produksi yang lebih besar sehingga berdampak terhadap
meningkatnya produktivitas. Hal tersebut didukung juga oleh penelitian yang
dilakukan oleh Azam, et al. (2015), Tekin (2012), Kilavuz dan Topcu (2012),
Haseb, et al. (2014), Tang, Lai, dan Ozturk (2015) yang menunjukkan bahwa
ekspor signifikan dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Menurut Harberler (dalam Salvatore, 2014: 347), kontribusi
perdagangan
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
commit to user
melalui
ekspor
dapat
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mendorong penggunaan penuh sumber daya dalam negeri yang setengah
menganggur. Maksudnya negara berkembang dapat bergerak dari titik
produksi yang tidak efisien di dalam batas produksinya, dengan sumberdaya
yang tidak digunakan akibat permintaan dalam yang tidak mencukupi menuju
titik pada batas produksinya melalui perdagangan sehingga perdagangan
menunjukkan lubang surplus (vent surplus) atau saluran keluar untuk potensi
surplus komoditas pertanian dan bahan mentah terutama negara di Asia
Tenggara dan Afrika Barat.
2. Hubungan Foreign Direct Investment (FDI) Dengan Pertumbuhan
Ekonomi
Teori pertumbuhan ekonomi neoklasik yang dikemukakan oleh Robert
Solow menjelaskan bahwa akumulasi modal dan teknologi baru menjadi
kekuatan dominan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain
itu,
teori
Harrod-Domar
menyatakan
bahwa
untuk
meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dibutuhkan tambahan modal berupa investasi-investasi
baru. Dengan masuknya Foreign Direct Investment (FDI) memengaruhi
output dan pendapatan dengan meningkatkan persediaan modal yang
berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, FDI dapat
meningkatkan penyerapan angkatan kerja melalui penciptaan lapangan kerja
serta meningkatkan modal manusia melalui teknologi dan transfer
pengetahuan melalui pelatihan tenaga kerja (Hoang, Wibhoonchutikula, dan
Tubtimtong, 2010).
Dengan demikian, masuk FDI dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi melalui peningkatkan
modal
dan teknologi. Hal tersebut sesuai
commit
to user
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan teori pertumbuhan neoklasik dan teori Harrod-Domar. Selain itu,
didukung juga oleh penelitian yang dilakukan oleh Lamsiraroj (2016),
Kilavuz dan Topcu (2012), Haseb et al. (2014) yang menunjukkan bahwa
FDI berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
3. Hubungan Nilai Tukar Dengan Pertumbuhan Ekonomi
Teori Mundell-Fleming menjelaskan bahwa depresiasi nilai tukar
dapat meningkatkan output. Dengan terdepresiasinya nilai tukar akan
menyebabkan ekspor neto meningkat. Peningkatan ekspor neto tersebut akan
meningkatkan output sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Gbenga dan Ayo
Joy (2014) serta Yusof dan Febrina (2014) yang menunjukkan bahwa nilai
tukar mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No.
1.
Judul (Penulis)
Foreign Direct
Investment, Trade
and Economic
Growth: A New
Paradigm of the
BRICS (Azam, et
al., 2015).
Alat Analisis
Data Panel
Variabel
Dependen:
x
Hasil Penelitian
FDI dan ekspor
mempunyai pengaruh
PDB
Independen:
positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
negara BRICS.
x
Ekspor
x
FDI
Dengan demikian,
FDI dan ekspor
merupakan mesin
commit to user
pertumbuhan ekonomi
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang berkelanjutan
atau jangka panjang.
2.
Economic
Panel Data
Growth, Export
Granger
and Foreign
Causality
Direct Investment
dengan
in Least
pendekatan
Dependen:
x
PDB
Independen:
Terdapat signifikansi
dan hubungan positif
antara ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi
di tiga negara, yaitu
x
Ekspor
x
FDI
Developed
Seemingly
Haiti, Sierra Leone,
Countries: A
Unraleted
Panel Granger
Regression
Benin dan Togo
Causality
(SUR)
merupakan negara
dan Rwanda. Haiti.
Analysis (Tekin,
yang terdapat
2012).
hubungan antara FDI
dan pertumbuhan
ekonomi.
3.
Economic Growth Data panel
Dependen:
in The Case of
The
x
manufaktur berbasis
PDB
teknologi tinggi
Manufacturing
Industry: Panel
Data Analysis of
Ekspor industri
Independen:
signifikan dan
Ekspor
berpengaruh positif
Countries
Industri
terhadap pertumbuhan
(Kilavuz dan
manufakt
ekonomi. Sedangkan,
ur
pengaruh impor
teknologi
industri manufaktur
tinggi
berbasis teknologi
dan
rendah berpengaruh
Developing
x
Topcu (2012).
commit to user
positif dan signifikan
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rendah
x
Impor
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
industri
manufakt
ur
teknologi
tinggi
dan
rendah
4.
How export-led
Metode vector
growth
autoregressio
hypothesis?
n (VAR)
Evidance From
dengan uji
Asia’s Four Little
kasualitas
Dragons (Tang,
Modified
Lai, dan Ozturk ,
Wald
2012).
(MWALD)
Dependen:
x
Hipotesis export-led
growth (ELG)
PDB
signifikan di
Independen:
x
Ekspor
Hongkong dan
Singapura, sedangkan
di Taiwan dan Korea
Selatan menunjukkan
tidak signifikan. Hal
ini dikarenakan rasio
ekspor terhadap PDB
di Hongkong pada
tahun 2007 mencapai
165% dan rasio ekspor
terhadap PDB di
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Singapura pada tahun
2006 mencapai 138%.
Sedangkan, rasio
ekspor terhadap PDB
di Korea Selatan dan
Taiwan hanya 38%
dan 64%.
5.
Export, Foreign
Autoregressiv
Direct Investment
e Distributed
and Economic
Lag (ARDL)
Dependen:
dan jangka pendek
x
PDB
Growth Empirical dan Error
Evidance From
Correction
Malaysia (1971-
Model (ECM)
2013) (Haseb,
et.al, 2014).
Dalam jangka panjang
ekspor dan FDI
pertumbuhan ekonomi
Independen:
mempunyai hubungan
signifikan dan positif.
x
Ekspor
x
FDI
Hasil tersebut
mendukung hipotesis
Export Led Growth
(ELG) dan FDI Led
Growth (FLG) di
Malaysia.
6.
The Foreign
Data panel
Direct
dengan
Investment-
pendekatan
Dependen:
Hubungan FDI
dengan pertumbuhan
x
Economic Growth simultaneous
Nexus
system of
(Lamsiraroj,
equation
PDB dan
ekonomi signifikan
FDI
dan positif di mana
FDI dipengaruhi oleh
Independen:
pertumbuhan ekonomi
dan FDI berkontribusi
2016).
x
FDI dan
PDB
commit to user
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
40
perpustakaan.uns.ac.id
7.
Does Foreign
digilib.uns.ac.id
Data Panel
Dependen:
Direct Investment
Promote
x
menunjukkan bahwa
PDB
FDI, investasi
Economic Growth
in Vietnam?
(Hoang,
Wibhoonchutikul
a, Tubtimtong,
Hasil penelitian
Independen:
x
FDI
domestik, modal
manusia, ekspor dan
tenaga kerja
x
Investasi
berpengaruh positif
2010).
domestik
dan signifikan
x
x
Modal
terhadap pertumbuhan
manusia
ekonomi. Akan tetapi,
Ekspor
pengaruh FDI rendah
terhadap pertumbuhan
x
Tenaga
kerja
ekonomi. Hal tersebut
disebabkan transfer
teknologi dan
pengetahuan belum
berdampak terhadap
pertumbuhan
ekonomi. Transfer
modal dari masuknya
FDI menjadi satusatunya aliran yang
membantu
commit to user
meningkatkan
41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertumbuhan ekonomi
di Vietnam.
8.
Effective Real
Panel unit
Exchange Rate
root dan
Volatility and
cointergration
Economic Growth
Dependen:
x
PDB
Independen
in Sub-Saharan
x
Africa: Evidance
x
Root and
nilai tukar efektif
berpengaruh negatif
dan signifikan,
Volatilitas
nilai tukar
from Panel Unit
Dalam jangka panjang
Pertumbu
sedangkan investasi
dan financial
Cointegration
han
development
(Ndambendia dan
tenaga
berpengaruh positif
Al-Hayky 2011).
kerja
dan signifikan
x
Investasi
x
Financial
terhadap pertumbuhan
ekonomi. Akan tetapi,
developm
ent
pertumbuhan tenaga
kerja tidak signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi.
9.
The Effect of
Exchange Rate
Data panel
Dependen:
x
menjelaskan bahwa
PDB
Fluctuations on
Economic Growth
Consedering The
Level of
Hasil penelitian ini
financial development
Independen
x
Nilai
tukar
commit to user
dan nilai tukar
berpengaruh negatif
dan signifikan
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x
Development of
Financial terhadap pertumbuhan
Financial
Develop
ekonomi di 18 negara
Markets in
ment
berkembang.
Selected
Developing.
Countries
(Basirat,
Nasirpour,
Jorjorzadeh
(2014).
10.
The Impact
Ordinary
Exchange Rate
Least Square
On Economic
Growth in
Nigeria (1980-
Dependen:
x
Nilai tukar, JUB, suku
bunga, berpengaruh
PDB
positif terhadap
(OLS)
Independen:
x
2012). (Gbenga
pertumbuhan ekonomi
Nilai
di Nigeria, sedangkan
tukar
inflasi berpengaruh
dan Ayo Joy
negatif.
x
Neraca
2014).
pembaya
ran
x
JUB
x
Inflasi
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id
11.
digilib.uns.ac.id
Trade Opennes,
Johansen
Real Exchange
kointegrasi
Rate, Gross
dan granger
Domestic
causality
Investment and
Growth in
Dependen:
x
Independen:
x
x
(2014).
x
variabel trade
openness, investasi
domestik bruto, dan
Nilai
tukar
Indonesia .Yusof
dan Febrina
PDB
Dalam jangka panjang
Investasi
nilai tukar signifikan
serta berpengaruh
domestik
positif terhadap
bruto
pertumbuhan
Trade
ekonomi. Berdasarkan
openness
uji Granger causality
menunjukkan bahwa
terdapat hubungan
timbal balik antara
PDB dan nilai tukar.
G. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh ekspor, FDI, dan
nilai tukar terhadap pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN yang meliputi
Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, serta Vietnam periode 2005-2014. Secara
sederhana, kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang dapat
menunjukkan berhasilnya pembangunan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi
dapat diukur dengan menggunakan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). PDB
merupakan nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam
perekonomian selama waktu tertentu. Dari kerangka pemikiran di atas dapat
dijelaskan bahwa penentu pertumbuhan ekonomi di lima negara ASEAN, yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam adalah ekspor, Foreign
Direct Investment (FDI), dan nilai tukar.
Ekspor merupakan suatu kegiatan memproduksi barang di dalam negeri
kemudian menjual ke luar negeri. Ekspor dapat meningkatkan produktivitas dan
laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ekspor berkontribusi sebagai sumber
pemasukan devisa negara yang digunakan untuk mengimpor input produksi yang
belum diproduksi dalam negeri sehingga dapat mempelancar ekspansi output. Hal
tersebut sesuai dengan teori pertumbuhan endogen yang menjelaskan terdapat
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hubungan positif antara perdagangan internasional dengan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi jangka panjang.
Foreign Direct Investment (FDI) merupakan aliran dana masuk (capital
inflow) ke suatu negara, seperti perusahaan multinasional yang mendirikan cabang
perusahaan di luar negeri. Masuknya FDI dapat terjadi transfer modal, teknologi,
dan pengetahuan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut
berlandaskan teori pertumbuhan neoklasik menjelaskan bahwa akumulasi modal
dan teknologi menjadi kekuatan dominan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Selain itu, teori Harrod-Domar juga menjelaskan bahwa untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan tambahan modal berupa
investasi-investasi baru.
Nilai tukar merupakan harga suatu mata uang dalam negeri dari satu unit
mata uang luar negeri. Nilai tukar mempunyai peran penting terhadap
pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan teori Mundell-Fleming menjelaskan bahwa
dengan menurunnya nilai tukar (depresiasi) akan menyebabkan meningkatnya
ekspor neto. Peningkatan ekspor neto tersebut akan meningkatkan output serta
pertumbuhan ekonomi.
H. Hipotesis:
Berdasarkan teori pertumbuhan endogen, teori neoklasik, teori HarrodDomar, teori Mundell-Fleming serta kerangka pemikiran yang sebelumnya
dijelaskan, maka hipotesis yang akan dibuktikan adalah sebagai berikut:
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Diduga ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan di
lima negara ASEAN yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina,
dan Vietnam periode 2005-2014.
2. Diduga Foreign Direct Investment (FDI) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap FDI di lima negara ASEAN yang meliputi Indonesia, Malaysia,
Thailand, Filipina, dan Vietnam periode 2005-2014.
3. Diduga nilai tukar berpengaruh positif (depresiasi nilai tukar meningkatkan
pertumbuhan ekonomi) dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di lima
negara ASEAN yang meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan
Vietnam periode 2005-2014.
commit to user
47
Download