BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba sehingga poses bisnis
perusahaan tersebut dapat terus berjalan. Aktivitas penjualan produk dan jasa merupakan
kegiatan operasional utama dalam perusahaan karena hasilnya akan menentukan lancar
atau tidaknya proses bisnis pada perusahaan itu. Perusahaan harus dapat mengelola dan
mengendalikan penjualan dengan sebaik dan seefektif mungkin agar dapat menghasilkan
pendapatan dan laba yang maksimal agar perusahaan dapat terus melakukan kegiatan
operasional. Selain bagian penjualan, perusahaan juga harus memperhatikan kegiatan
operasional pada unit yang berkaitan dengan penjualan yaitu unit billing (pemrosesan
tagihan) dan collection (pengumpulan tagihan) karena kedua unit tersebut yang
menentukan lancar atau tidaknya kas masuk bagi perusahaan.
Perusahaan yang besar cenderung bisnis yang dijalankan sangat kompleks, dimana
perusahaan biasanya mempunyai banyak aktivitas dan lini produk sehingga pendapatan
perusahaan besar. Perusahaan yang mempunyai portofolio bisnis yang beragam biasanya
tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu perusahaan saja tetapi mempunyai anak
perusahaan (subdiary unit bisnis) yang mendukung berkembangnya perusahaan tersebut.
Hal ini mengakibatkan perusahaan induk harus melakukan konsolidasi laporan keuangan
ketika penyusunan laporan keuangan tahunan. Untuk mendukung lancarnya konsolidasi
laporan keuangan tahunan, maka perusahaan induk akan melakukan rekonsiliasi
keuangan berupa pendapatan dan pengeluaran perusahaan anak yang saling terafiliasi
satu dengan yang lainnya. Proses rekonsiliasi keuangan tersebut biasanya terjadi secara
terjadwal seperti per-triwulan. Selain hal tesebut, perusahaan yang go public dimana asset
perusahaan juga dimiliki oleh publik maka wajib melakukan pelaporan keuangan
manajemen yang diterbitkan setiap tahunnya.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah satu-satunya BUMN milik pemerintah
dibidang telekomunikasi dan layanan jaringan telekomunikasi yang merupakan pemain
terbesar di Indonesia. Telkom adalah salah satu contoh perusahaan induk yang memiliki
beragam portofolio bisnis yang mandiri berdiri sebagai anak perusahaan. Subsidiary unit
Telkom tersebar di kota-kota besar dan setiap tahunnya memiliki target pendapatan yang
besar dimana menyokong pendapatan laporan keuangan Telkom setiap tahunnya. Selain
sebagai perusahaan BUMN, Telkom juga merupakan perusahaan publik yang sahamnya
beredar dipasar modal. Saham kepemilikan Telkom sebesar 51,9% dikuasai oleh
pemerintah, sedangkan 48,1% saham Telkom dimiliki oleh publik, dengan demikian
adanya investor perseorangan yang mempunyai kepemilikan saham mayoritas maupun
minoritas yang menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada manajemen. Perusahaan
harus melaporkan laporan keuangan dan kinerja manajemen kepada para pemegang
saham, sehingga sebelum laporan tersebut terwujud maka manajemen harus melakukan
beberapa tahapan pada divisi keuangan sehingga laporan keuangan yang tercipta adalah
laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang sebenarnya dan bebas
dalam bias. Telkom adalah perusahaan besar yang memiliki bisnis yang cukup kompleks
sehingga berpotensi adanya konflik antara manajemen dan pemilik modal serta konflik
internal antar pegawai yang menyebabakan timbulnya perbedaan kepentingan. Oleh
karena hal terseut, Telkom harus mempunyai pengendalian internal yang baik dan efektif
yang dapat membuat aktivitas perusahaan berjalan dengan baik dan tujuan dapat
perusahaan dapat tercapai.
Telkom
sendiri
rutin
mengadakan
rekonsiliasi
keuangan
dengan
anak
perusahaannya setiap tiga bulan sekali. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing anak
perusahaan dapat melakukan kroscek pendapatan dan beban sehingga asersi right and
obligation antara induk dan anak perusahaan serta perusahaan anak yang saling terafiliasi
dapat terpenuhi dengan baik, akurat, reliabel dan relevan, sehingga dengan agenda
rekonsiliasi secara rutin diharapkan laporan keuangan konsolidasian tahunan akan
berkualitas baik dan akurat.
Auditor internal tentunya mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
mewujudkan praktik GCG (Good Coorporate Governane) yang bagus di sebuah
perusahaan. Pada perusahaan BUMN, tugas seorang auditor internal sendiri langsung
dibawahi oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI). Unit audit internal memiliki beberapa
aktivitas yang dilakukan dalam menjalankan tugasnya, salah satunya adalah melakukan
evaluasi atas kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal yang dijalankan
oleh perusahaan, selanjutnya auditor internal berkewajiban memantau apakah program
yang dijalankan oleh manajemen telah sesuai dengan tujuan dan sasaran organisasi atau
belum. Oleh sebab itu, Unit Audit Internal dalam melaksanakan tugasnya memerlukan
peraturan serta standar-standar yang sesuai yang dapat dijadikan acuan pengendali
internal dan dapat memberikan jaminan bahwa penugasan audit telah dijalankan
menganut prinsip-prinsip yang berlaku umum dalam standar professional audit.
Semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks kegiatan
operasional yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan ruang
lingkup pengendalian internalnya semakin luas, sehingga manajemen akan menghadapi
tanggung jawab yang besar dan kesulitan dalam mengendalikan kegiatan operasional di
perusahaan. Manajemen seharusnya mampu mengendalikan kegiatan operasional
perusahaan dengan efektif, sehingga diperlukan suatu pengendalian yang baik yaitu
dengan memakai pengendalian internal sebagai kebijakan dan prosedur yang dapat
memberikan jaminan yang cukup handal dan memadai untuk melindungi aktivitas dan
operasional perusahaan agar tujuan perusahaan tercapai. Aplikasi yang penting dari
pengendalian internal adalah audit internal yang dapat dilakukan oleh perusahaan secara
menyeluruh atau pada bagian tertentu saja dalam divisi di perusahaan.
Pengendalian internal versi COSO adalah cikal bakal pembentukan sistem
pengendalian internal yang dianut oleh pemerintah, tsalah satunya adalah unit kepatuhan
internal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 oleh Pemerintah
Indonesia yaitu mengenai peraturan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat dimana pengendalian internal dalam ruang lingkup Direktorat tersebut
menganut prinsip dan definisi COSO Internal Framework.
Selain peraturan di
lingkungan Direktorat
tersebut, untuk membentuk
pengendalian internal yang baik pemerintah selanjutna mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal yang wajib
dijalankan oleh BUMN dan instansi pemerintah di seluruh Indonesia. Peraturan tersebut
menjadi sebuah pedoman yang jelas dan tegas tentang penerapan sistem pengendalian
internal di lingkungan BUMN dan pemerintah. Selain hal itu PP Nomor 60 tahun 2008
bertujuan agar suatu sistem pengendalian internal yang dijalankan oleh perusahaan
BUMN dan pemerintah dapat mewujudkan praktik Good Governance yang baik dan
dapat dilihat secara nyata hasilnya.
Hal tersebut berarti bahwa perusahaan BUMN memiliki keharusan untuk
menyelenggarakan praktik pengendalian internal berbasis COSO yang sesuai pasal 22
Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good
governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pertauran mengenai keputusan
tersebut memiliki arti bahwa manajemen BUMN berkewajiban memelihara pengendalian
internal bagi perusahaan agar dapat menjamin manajemen yang bersih dan baik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa audit internal harus independen
dan objektif dalam menjalankan aktivitas assurance maupun konsultasi dalam tugasnya
sehingga terciptanya pengendalian internal yang baik dan berkualitas sehingga dapat
mewujudkan Good Corporate Governance dan tujuan perusahaan tercapai. Telkom
sebagai perusahaan BUMN yang berkualitas memiliki unit audit internal yang
berperan dalam menjalankan fungsi pengendalian atas aktivitas bisnis Perusahaan. Unit
audit internal Telkom Group memiliki kualifikasi yang tinggi sehingga auditor internal
Telkom Group menjadi contoh perusahaan dengan unit auditor internal yang kompenten
di Indonesia. Telkom sendiri harus menyelengarakan semua peraturan pemerintah serta
Pratik GCG sebagai konsekuensi pencatatan saham Telkom yang listing di BEI maupun
NYSE, Unit Audit Internal secara periodic berkewajiban melakukan pengujian dan audit
terhadap efektivitas dan kinerja pelaksanaan pengendalian internal
dalam rangka
pelaporan keuangan yang disusun oleh Telkom harus memenuhi kualifikasi standar
Internal Control over Financial Reporting (ICOFR).
Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik melakukan penelitian judul
“ANALISIS
PERAN
AUDIT
INTERNAL
DALAM
MENINGKATKAN
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DIVISI FINANCE AND BILLING
COLLECTION CENTER PT Telekomunikasi Indonesia Tbk”.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pembahasan latar belakang penelitian di atas, pertanyaan penelitian ini
adalah :
1. Apakah pelaksanaan kegiatan audit internal divisi Finance and Billing Collection
Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah dilaksanakan secara memadai?
2.
Apakah pengendalian internal divisi Finance and Billing Collection Center PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk yang telah dijalankan oleh perusahaan telah efektif?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengevaluasi penerapan pengendalian internal divisi Finance and Billing
Collection Center yang ada pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2. Mengevaluasi kecukupkan dan keefektifan fungsi audit internal dalam melakukan
pengawasan
pada
divisi
Finance
and
Billing
Collection
Center
PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
3. Mengevaluasi peran audit internal di dalam meningkatkan pengendalian internal
pada divisi Finance and Billing Collection Center PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
1.4.
Kontribusi Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar penelitian ini berguna untuk
berbagai pihak diantaranya :
1. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan yang bermanfaat bagi pihak
manajemen perusahaan untuk memberikan gambaran mengenai peranan audit internal
dalam menunjang efektivitas internal divisi Finance and Billing Collection Center dalam
menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan aktivitas operasional keuangan Divisi
Finance and Billing Collection Center.
2. Bagi Penulis
Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penerapan audit
internal dan pengendalian internal Divisi Finance and Billing Collection Center
dalam suatu perusahaan.
3. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan sumber informasi bidang
audit internal mengenai Biling and Collection bagi peneliti selanjutnya.
1.5.
Motivasi Penelitian
Motivasi penelitian ini adalah:
1. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah salah satu BUMN terkemuka di
Indonesia yang telah menjadi perusahaan publik yang sahamnya listing di BEI dan NYSE
sehingga laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk harus berkualitas dan
akurat.
2. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mempunyai unit audit internal yang
memiliki sertifikasi yang berkualitas dan pengendalian internal yang dijalankan sesuai
denga COSO sehingga PT Telekomunikasi Indonesia Tbk juga ditunjuk sebagai
percontohan bagi perusahaan lain di Indonesia.
1.6
Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode analisa deskriptif,
dimana penulis membandingkan antara teori atau konsep yang ada dengan pelaksanaan
aktivitas di perusahaan secara nyata. Metode penelitian yang akan digunakan oleh
penulis, meliputi:
1.
Penelitian Kepustakaan yaitu metode yang dilakukan oleh penulis dengan cara
mengumpulkan dan mempelajari buku-buku, jurnal, karya akhir, tesis, disertasi
serta peraturan yang berlaku terkait topik pembahasan. Selain itu, pada penelitian
kepustakaan penulis juga mempelajari catatan atau laporan tertulis yang disusun
oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Catatan tersebut seperti notulen rapat,
Laporan Keuangan Tahunan, Laporan Kinerja Manajemen, dan Laporan lainnya
yang dapat mendukung data yang dibutuhkan oleh penulis.
2.
Penelitian Lapangan langsung dilakukan penulis pada PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk untuk mendapatkan data yang dibutuhkan melalui observasi,
penyebaran kuesioner, dan wawancara langsung dengan bagian audit internal da
Divisi finance and billing collection PT Telekomunikasi Indonesia Tbk serta
bagian lainnya yang terkait dengan pertanyaan dan masalah penelitian yang
diajukan oleh penulis.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang disajikan dalam penelitian ini disusun berdasarkan
urutan bab yang merupakan satu kesatuan, yaitu sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini akan dibahas secara teoritis mengenai pengertian dan konsep
mengenai audit internal dan pengendalian internal. Dimulai dari teori dan konsep audit
internal yang terkait dengan pengertian audit internal secara umum, independensi, ruang
lingkup dan perannya. Teori dan konsep pengendalian internal akan dibahas mengenai
pengertian pengendalian internal dan COSO – Internal Control Framework.
Bab III : Latar Belakang Kontekstual Objek Penelitian
Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai gambaran umum berupa sejarah
dan profil PT Telekomunikasi Indonesia Tbk secara singkat, yaitu visi, misi, tugas dan
wewenang, kode etik serta struktur organisasi dari fungsi audit internal PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Bab IV : Rancangan Penelitian
Bab ini berisi mengenai pendekatan dan desain penelitian, jenis dan sumber data
yang diperlukan, teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, penyusunan
kesimpulan dan pengujian data .
Bab V : Pemaparan Temuan Investigasi Kasus
Bab ini berisi tentang uraian hasil pengumpulan data observasi yang dilakukan
sesuai metode penelitian dan memberikan fakta- fakta yang dapat menjawab tujuan dari
penelitian.
Bab VI : Analisis dan Pembahasan
Bab ini akan menyajikan analisis dan pembahasan mengenai peranan audit internal
di dalam perusahaan.
Bab VII : Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan serta
memberikan saran-saran yang dianggap penting dan berguna untuk meningkatkan
peranan audit internal di dalam perusahaan.
Download