(B. Pertanian) Analisis Proses Pergeseran Musim sebagai Dampak Anomali Iklim dan Pengaruhnya terhadap Perubahan Sistem Budidaya Pertanian di Lahan Kering (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah) Kata kunci: pergeseran musim, jeda musim, anakan kemarau, cuaca ekstrim, , perubahan iklim Komariah; Sumani; WS Dewi Fakultas Pertanian UNS, Penelitian, DP2M DIkti, Hibah Fundamental Lanjutan, 2012 Pergeseran musim hujan yang terjadi belakangan ini merupakan suatu rangkaian proses kompleks dari unsur-unsur cuaca dan iklim. Masing-masing unsur tersebut memiliki proses yang berbeda-beda sehingga kemudian saling mendorong terjadinya pergeseran musim hujan dan musim kemarau. Sehingga, penelitian ini bermaksud untuk menganalisa proses dari unsur-unsur iklim yang terlibat dalam pergeseran musim hujan dan kemarau, sebagai fundamen/ dasar untuk penelitian-penelitian lanjutan ke arah adaptasi dan mitigasi iklim, khususnya di bidang pertanian. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah, dengan menggunakan metode stokastik dari data-data sekunder (data-data unsur-unsur cuaca dan iklim selama 10 tahun) dan data primer (observasi langsung selama 8 bulan). Perubahan sistem budidaya pertanian di wilayah lahan kering didapatkan dari metode wawancara terhadap petani lahan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan suhu udara rata-rata dan suhu minimal di wilayah selatan dan penurunan suhu udara rata-rata di wilayah barat; penurunan RH, lama penyinaran dan kecepatan angin yang cukup tinggi di wilayah barat disertai pengaruh global lainnya diduga telah menyebabkan bergesernya distribusi curah hujan menjadi lebih tinggi di wilayah timur dan utara serta distribusi yang semakin tidak merata. Perubahan unsur-unsur iklim tersebut diduga telah menyebabkan peningkatan keterjadian cuaca ekstrim, dalam hal ini jeda musim/ anakan kemarau dan hujan tipuan yang rawan terhadap terjadinya kegagalan panen. Perubahan kuantitas dan pola distribusi hujan telah mengakibatkan perubahan pada sistem usahatani di kabupaten Karanganyar, yaitu berubahnya kondisi agroklimat Oldeman, meningkatnya usaha penyedotan air tanah, baik dalam skala besar maupun kecil, yang secara tidak langsung juga menyebabkan menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah sehingga megakibatkan penggunaan yang lebih intensif pupuk kimiawi dengan dosis yang tinggi. Perlu dilakukan kajian lanjutan mengenai kondisi riil mengenai ketersediaan air, yaitu kondisi hidrologis di wilayah Kabupaten Karanganyar dan kaitannya dengan kondisi degradasi lahannya.