SKRIPSI PROSES KREATIF IKLAN simPATI EKSTRA VERSI

advertisement
SKRIPSI
PROSES KREATIF IKLAN
simPATI EKSTRA VERSI MERTUA DI TELEVISI SWASTA
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi
DISUSUN OLEH
Nama
Nim
Jurusan
: Elva Meiliza
: 0430311–057
: Mar–Com & Advertising
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
1
"It is not the fruits of scientific research
that elevate man and enrich his nature.
but the urge to understand, the
intellectual work, creative or receptive."
(Albert Einstein)
2
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Elva Meiliza
Nim
: 0430311-057
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Marketing Communications & Advertising
Judul Skripsi
: Proses Kreatif Iklan simPATI Ekstra Versi Mertua Di
Televisi Swasta.
Mengetahui
Pembimbing
(Dra. Endah Murwani, M.Si)
3
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Elva Meiliza
Nim
: 0430311-057
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Marketing Communications & Advertising
Judul Skripsi
: Proses Kreatif Iklan simPATI Ekstra Versi Mertua Di
Televisi Swasta.
Jakarta, 29 Agustus 2008
1. Ketua Sidang
Nama : SM Niken Restaty S.Sos.M.Si
( ………………………… )
2. Penguji Ahli
Nama : Drs. Hardiyanto Jatmiko, M.Si
( ………………………… )
3. Pembimbing
Nama : Dra. Endah Murwani, M.Si
4
( ………………………… )
PENGESAHAN REVISI SKRIPSI
Nama
: Elva Meiliza
Nim
: 0430311-057
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Marketing Communications & Advertising
Judul Skripsi
: Proses Kreatif Iklan simPATI Ekstra Versi Mertua Di
Televisi Swasta.
Jakarta, 29 Agustus 2008
Disetujui dan diterima oleh :
Pembimbing
( Dra. Endah Murwani, M.Si )
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
( Dra. Diah Wardhani, M.Si )
( Dra.Tri Diah Cahyowati, M.Si )
5
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN MARCOM & ADVERTISING
ABSTRAKSI
ELVA MEILIZA (0430311-057)
Proses Kreatif Iklan simPATI Ekstra Versi Mertua Di Televisi Swasta
(x+70Halaman+4Lampiran+24Bibliografi (1991-2007)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh persaingan iklan operator seluler saat
ini yang sangat ketat, masing-masing operator seluler menawarkan produk melalui
media-media baik televisi, radio dan media cetak untuk menarik perhatian
khalayak. Selain itu, iklan melalui media televisi menjadikan jangkauan penyiaran
lebih luas dan membuat karakter menjadi lebih hidup. Fenomena persaingan iklan
operator ini menjadi sangat menarik untuk diteliti, tentunya tujuan penelitian ini
untuk dapat mengetahui tahapan-tahapan proses kreatif iklan simPATI Ekstra
versi mertua di televisi swasta.
Konsep-konsep yang mendasari penelitian ini, mengacu pada teori
periklanan, copywriting dan tahap-tahap proses berpikir kreatif yang meliputi,
keterlibatan diri (immersion), proses inkubasi (incubation), iluminasi dan
verifikasi, yang dikemukakan oleh James Webb Young. Menjadi suatu landasan
kerangka teori dalam membahas penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Metode penelitian ini menggunakan studi kasus berupa pengamatan lapangan
serta wawancara mendalam dengan creative director dan copywriter JWT
AdForce. Penelitian ini di maksudkan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan kasus penelitian, data kasus terdiri dari semua informasi yang dimiliki
tentang proses kreatif iklan simPATI Ekstra, termasuk semua data wawancara,
data pengamatan lapangan dan rekaman.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tahapan-tahapan proses kreatif
sebuah iklan televisi di biro iklan JWT AdForce khususnya pada iklan simPATI
Ekstra versi mertua di televisi swasta. Proses kreatif yang mendasari terciptanya
iklan simPATI Ekstra versi mertua di televisi swasta ini berawal dari creative
brief yang diberikan klien, brainstorming, shooting, approved by client dan
penyiaran iklan di televisi.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rakhmat
dan karunianya, sehingga penulis masih diberi kemampuan dan kesehatan dalam
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
strata
satu
(S1)
pada
Fakultas
Ilmu
Komunikasi
Jurusan
Marketing
Communications & Advertising di Universitas Mercu Buana.
Skripsi yang berjudul proses kreatif iklan simPATI Ekstra versi mertua di
televisi swasta ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai
pihak baik moril maupun materil kepada penulis. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak-Ibu.
1. Dra. Endah Murwani, Msi selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan teknis penulisan skripsi dan memberikan dukungan semangat
yang tidak henti-hentinya (Pushing Me To The Top).
2. Dra. Diah Wardhani, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Mercu Buana.
3. Seluruh para dosen Fakultas Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
pengajaran dan ilmu khususnya dibidang periklanan.
4. Segenap tata usaha Fakultas Ilmu Komunikasi atas bantuannya
melancarkan dan mewujudkan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis atas do’a yang tidak henti-hentinya dan
memberikan perhatian serta dukungan moril dan materil.
7
6. Uni Amanda dan adik penulis Oman, atas dukungan dan semangatnya
selama penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Dicky Erlangga selaku Creative Director JWT AdForce, yang
telah banyak membantu memberikan data dan masukan kepada penulis
8. Bapak Hendra Ustriady selaku Copywriter JWT AdForce, yang telah
memberikan informasi dan waktu khusus kepada penulis.
9. Bapak Stephen Kasiman, sebagai Manager HRD JWT AdForce, yang
juga telah banyak membantu penulis.
10. Para karyawan di JWT AdForce Jl. Proklamasi No. 46 Jakarta yang
sedang bertugas.
11. Teman-teman Mar-Com angkatan 2003, khusus kepada Inco, Asep,
Catur, David, Taufik, Mina, Wanda serta lainnya
12. Teman-teman Fikom angkatan 2003, Dian, Yula, Lisa, Yesi, Wura,
Agus, Rully, Rachmat, Erin dan semua pihak yang telah membantu
penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Besar harapan penulis agar penelitian ini dapat bermanfaat memberikan
kontribusi di bidang periklanan. Penulis menyadari bahwa tidak ada yang
sempurna, masih banyak kekurangan dalam penelitian ini dengan segala
kerendahan hati mohon saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini.
Jakarta, Agustus 2008
Penulis
8
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................... iii
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ............................................................. iv
PENGESAHAN REVISI SKRIPSI ............................................................... v
ABSTRAKSI .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 6
1.4 Signifikansi Penelitian.............................................................. 6
1. Signifikansi Akademis......................................................... 6
2. Signifikansi Praktis.............................................................. 6
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Periklanan............................................................... 7
2.2 Periklanan Dalam Persfektif Komunikasi ................................ 8
2.3 Tujuan Periklanan..................................................................... 11
2.4 Televisi Sebagai Media Periklanan .......................................... 12
2.5 Unsur-Unsur Iklan Televisi ..................................................... 14
2.6 Proses Kreatif Periklanan ......................................................... 15
2.7 Strategi Kreatif Periklanan ....................................................... 20
2.8 Copywriting.............................................................................. 22
2.9 Merancang Pesan Iklan ............................................................ 24
2.9.1 Merancang Naskah Iklan Televisi ................................... 24
2.9.2 Merancang Storyboard Iklan Televisi............................. 25
2.9.3 Daya Tarik Periklanan..................................................... 25
2.10 Proses Eksekusi Kreatif Periklanan.......................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian ........................................................................ 32
3.2 Metode Penelitian .................................................................... 33
3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
3.3.1 Data Primer...................................................................... 34
3.3.2 Data Sekunder ................................................................. 35
3.4 Key Informan .......................................................................... 35
3.5 Fokus Penelitian ....................................................................... 36
3.6 Analisis Data ............................................................................ 36
9
BAB 1V HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Iklan simPATI Ekstra ............................................. 38
4.2 Hasil Penelitian......................................................................... 40
4.2.1 Creative Brief Dari Klien ................................................ 42
4.2.2 Proses Berpikir Kreatif .................................................... 54
4.2.2.1 Keterlibatan Diri (Immersion) ............................ 54
4.2.2.2 Proses Inkubasi (incubation)............................... 55
4.2.2.3 Iluminasi (Menemukan Ide atau Gagasan) ......... 55
4.2.2.4 Verifikasi............................................................. 56
4.2.3 Storyline .......................................................................... 56
4.2.4 Storyboard ....................................................................... 57
4.2.5 Proses Shooting ............................................................... 57
4.2.6 Offline Editing dan Online Editing ................................. 58
4.2.7 Mixing Audio .................................................................. 58
4.2.8 Approved By Client......................................................... 59
4.2.9 Penyiaran Iklan................................................................ 59
4.3 Pembahasan …………………………………………………..60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................... 68
5.2 Saran ......................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Iklan adalah salah satu bentuk media komunikasi melalui media
komunikasi yang bersifat massa, yaitu media komunikasi massa cetak dan
elektronik. Iklan bisa didefinisikan sebagai semua bentuk presentasi non personal
yang mempromosikan gagasan, barang, atau jasa yang dibiayai oleh pihak sponsor
tertentu.1 Menurut Klepper, yang dikutip oleh Rendra Widyatama, iklan berasal
dari bahasa latin, ad-vere yang berarti mengoperkan pikiran dan gagasan kepada
pihak lain, baik melalui lisan, media cetak, radio, televisi, komputer, media luar
ruang, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri istilah iklan sering disebut dengan
istilah lain, yaitu advertensi dan reklame. 2
Televisi merupakan salah satu media yang termasuk dalam kategori above
the line. Sesuai karakternya, iklan televisi mengandung unsur suara, gambar dan
gerak. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan melalui media ini sangat menarik
perhatian. Adanya iklan televisi memperbaiki keterbatasan penyiaran radio dan
kebekuan karakter iklan cetak. Selain itu, iklan televisi menjadikan jangkauan
penyiaran lebih luas dan membuat karakter menjadi lebih hidup. Televisi
merupakan kombinasi dari gambar bergerak, suara, dan kesegaran yang
mengalami peralihan fungsi, awalnya sebagai media periklanan kemudian menjadi
1
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communications, (Yogyakarta : Penerbit Pustaka
Pelajar, 2007) Hal 90
2
Rendra Widyatama, Pengantar Periklanan, (Yogyakarta : Penerbit Pustaka Book Publisher,
2007) Hal 1-2
11
bidang permintaan penjualan perseorangan. Selanjutnya, jaringan televisi
menjadwal program dan menjual sponsorship atau partisipasi mereka kepada para
pengiklan yang tertarik.3
Iklan televisi telah menjadi komoditas masyarakat, kehadirannya bahkan
telah menjelma menjadi kekuatan baru yang mampu menyulap khalayak untuk
secara sukarela melakukan apa yang diinginkan. Aneka demonstrasi produkproduk yang dipertontonkan benar-benar menjadi sindrom gaya hidup masyarakat.
Penyajian yang informatif dan persuasif menjadi tontonan menarik, sebab, selain
menyuguhkan aneka ragam kebutuhan yang dinamis, juga mempertunjukkan
akrobatik peragaan yang mengundang selera masyarakat. 4
Persaingan iklan operator seluler saat ini semakin ketat, masing-masing
operator seluler menawarkan produk melalui media-media periklanan, baik pada
media televisi, radio, dan media cetak. Untuk menarik perhatian khalayak dan
mengetahui keberadaan produk yang mereka iklankan, maka masing-masing
operator seluler membawa ciri yang berbeda dan fanatik, termasuk warna khas
untuk mewakili identitas masing masing. Telkomsel identik dengan warna merah
sehingga kartu As, Hoki, kartu simPATI, dan kartu Halo dalam tayangan iklannya
akan selalu berkubang "darah" (berwarna merah). IM3 dan Mentari tampil dengan
kuning dan hijau serta membagikan kursi plastik kuning yang lalu menguningkan
outlet-outlet seluruh dealernya.
Sedangkan operator XL mencoba tampil beda. hijau mewakili ’Jempol’,
oranye mengindikasikan ’Bebas’ dan biru artinya ’Xplor’, masing-masing dengan
3
M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia, (Yogyakarta : Penerbit
Andi, 2005) Hal 1-2
4
Sumartono, Terperangkap Dalam Iklan, (Bandung : Penerbit CV Alfabeta, 2005) Hal 1
12
segmennya sendiri. Segmen XL ’Bebas’ dan ’Xplor’ lebih tinggi tingkat sosial
ekonominya. Identifikasi diri lewat warna memudahkan operator mengkomunikasikan pesan-pesan kepada masyarakat, dengan simbol-simbol yang
kadang mengejutkan. Indosat menampilkan kartu resmi untuk Matrix,
menjanjikan keuntungan bila memakai kartu pascabayar Matrix. 5
Di tengah persaingan antar operator telepon seluler, Telkomsel berupaya
untuk memberikan pelayanan yang terbaik seperti telkom super hemat antar
pengguna layanan Telkomsel pada jam-jam tertentu. Selain itu Telkomsel juga
memanjakan para SMS mania, dengan menurunkan harga SMS sesama pengguna
layanan Telkomsel dari 299/sms menjadi 100/sms. Satu hal lagi yang cukup
membantu adalah dengan adanya simPATIzone, ajang member simPATI yang
terdaftar dalam simPATIzone mendapatkan informasi-informasi menarik dan up
to date. Sekarang ini harga kartu simPATI juga terbilang sangat murah, berbeda
ketika pertama kali simPATI diluncurkan, untuk mendapatkannya harus rela antri
digerai simPATI selama berjam-jam.
Beberapa waktu yang lalu PT Telkomsel Tbk meluncurkan produk baru
yang dinamakan "simPATI Ekstra", yakni kartu perdana simPATI edisi terbaru
dengan harga terjangkau serta dilengkapi berbagai manfaat ekstra seperti tarif
hemat untuk menelepon, short message service (SMS), bonus pulsa serta layanan
terbaru 3G (layanan telekomunikasi generasi ketiga). Dengan diluncurkannya
paket perdana simPATI Ekstra maka masyarakat dapat memperoleh layanan
terjangkau dan manfaat yang besar.
5
http://www.kapanlagi.com/telkomsel//tren/details.se?id=/desember/13/2007/&page
13
Keunggulan dari simPATI Ekstra yaitu hanya dengan harga Rp 10.000,
pelanggan langsung bisa menikmati pulsa awal Rp 10.000 (Rp 5.000 untuk
komunikasi ke nomor operator manapun dan Rp 5.000 sesama Telkomsel) serta
mendapat bonus pulsa Rp10.000 saat isi pulsa pertama yang bisa digunakan untuk
komunikasi sesama Telkomsel.
Dengan sekitar 95% dari pengguna selular di Indonesia yang kini
mencapai 60 juta merupakan pengguna kartu prabayar. Telkomsel sering menjadi
sponsor MTV untuk event yang mengacu kepada anak muda karena golongan ini
menjadi target utama simPATI. Hal ini tentunya menggambarkan bahwa
persaingan produk di pasar prabayar sangat ketat, dimana para operator terus
berpacu untuk meningkatkan layanannya dalam hal luasnya jaringan, kualitas
jaringan, inovasi produk, pelayanan pelanggan, dan tarif kompetitif yang wajar
setara dengan kemanfaatan produk., dengan keluarnya simPATI Ekstra yang
diluncurkan oleh Telkomsel hanya sebagai perisai bagi kompetitor beratnya yaitu
XL Bebas yang semakin menarik saja tawaran dari segi tarif maupun benefit yang
dapat kita peroleh dari XL Bebas dibandingkan dengan simPATI Ekstra. 6
Ketatnya persaingan antar produk memicu perusahaan operator telepon
seluler untuk mencari cara menarik perhatian kosumen agar menggunakan
produknya. Hal ini tentunya akan berimplikasi pada bagaimana cara
mengkomunikasikan produk pada khalayak dalam upaya menarik perhatian
konsumen. Bahkan dapat dikatakan bahwa upaya menarik perhatian merupakan
bagian yang sangat penting dipertimbangkan dalam efektivitas suatu iklan. Dalam
6
Ibid. http://www.kapanlagi.com/telkomsel//tren/details.se?id=/desember/13/2007/&page
14
struktur AIDCA ditunjukkan bahwa attention (perhatian) merupakan syarat
pertama yang harus dilalui pembuat iklan untuk dapat melanjutkan ke pencapaian
efek berikutnya. Pada kondisi ini kreativitas untuk menciptakan suatu iklan
menjadi sangat dibutuhkan.
Penelitian ini memfokuskan pada proses kreatifitas iklan simPATI Ekstra
versi mertua sebagai kasus yang diteliti. Pertimbangan yang mendasari pemilihan
iklan simPATI Ekstra versi mertua sebagai obyek penelitian karena iklan tersebut
termasuk unik dan berbeda dengan iklan operator seluler lainnya serta
menggunakan pendekatan humor. Iklan ini dibuat oleh biro iklan JWT AdForce
yang mempunyai ide kreatif dan ciri khas tersendiri dalam memproduksi iklan,
karena di balik sebuah iklan simPATI berdurasi 30 detik terdapat proses kreatif
sampai dengan 3 bulan.
Ada tiga mekanisme utama dimana iklan humor diharapkan dapat bekerja
lebih efektif dibanding iklan langsung : Iklan humor lebih diperhatikan yakni
sebagai penarik perhatian yang sangat baik. Iklan humor jarang mendapatkan
kritik karena penonton memprosesnya sebagai hiburan bukan sebagai evaluasi
benar atau salah. Iklan humor lebih disukai dan terbukti memiliki probabilitas
tinggi untuk menjadi efektif. 7 Penulis tertarik untuk meneliti fenomena baru
tersebut, dengan menitik beratkan pada tahapan-tahapan proses pembuatan iklan
simPATI Ekstra versi mertua tersebut, dengan memfokuskan pada proses kreatif
iklannya.
7
Max Sutherland & Alice K. Sylvester, Advertising And The Mind Of The Consumer, ( Jakarta :
Penerbit PPM, 2007) Hal 137
15
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti fenomena
kreativitas iklan simPATI Ekstra versi mertua yang unik dan berbeda dengan
iklan-iklan operator seluler lainnya. Hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut
adalah : Bagaimana tahapan-tahapan proses kreatif iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui tahapantahapan proses kreatif iklan simPATI Ekstra Versi Mertua di Televisi.
1.4 Signifikansi Penelitian
Signifikansi penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Signifikansi Akademis
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
kontribusi
bagi
pengembangan Ilmu Komunikasi, terutama bidang periklanan
yang
berkaitan dengan proses kreatif iklan televisi.
2. Signifikansi Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengiklan,
khususnya pada JWT AdForce sebagai biro iklan simPATI Ekstra untuk
bahan evaluasi dalam proses kreatif pembuatan iklan televisi.
16
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Periklanan
Menurut pakar periklanan Amerika, S. William Pattis, iklan lebih sering
disebut sebagai sebuah usaha agar barang dan jasa yang di perjual belikan laku
keras. Padahal sesungguhnya iklan adalah bentuk komunikasi yang dimaksudkan
untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada khalayak
potensial, mempengaruhi dan memenangkan pendapat publik untuk berpikir dan
bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan.8
Periklanan adalah alat komunikasi penjualan, sehingga periklanan
merupakan elemen atau komponen pemasaran. Sebagai komponen pemasaran
kedudukan periklanan pada jaringan atau rangkaian pemasaran dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Periklanan (Advertising), adalah salah satu komponen paduan promosi
(promotion mix) yang terdiri dari : publisitas (publiccity), penjualan person
(personal selling), promosi penjualan (sales promotion), dan periklanan
(advertising). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa periklanan
merupakan salah satu bagian dari promosi.
2. Promosi (Promotion), adalah salah satu dari paduan pemasaran (marketing
mix), yang terdiri dari produk, harga, distribusi atau tempat, dan promosi.
Dengan demikian, promosi merupakan salah satu bagian dari pemasaran.
8
Agustrijanto, Copywriting, Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami Bahasa Iklan, (Bandung :
Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2001) Hal 7
17
Dapat dikatakan bahwa periklanan adalah bagian dari promosi, dan
promosi adalah bagian dari pemasaran. Dengan kata lain, periklanan adalah
turunan cabang dari pemasaran, sehingga periklanan merupakan komponen
pemasaran yang bertugas sebagai alat penjualan. 9
2.2 Periklanan Dalam Persfektif Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses dimana individu dalam hubungannya
dengan orang lain, kelompok, organisasi atau masyarakat merespon dan
menciptakan pesan untuk berhubungan dengan lingkungan dan orang lain.
Komunikasi terjadi melalui banyak bentuk, mulai dari dua orang yang bercakap
secara berhadap-hadapan, isyarat tangan, hingga pada pesan yang dikirim secara
global keseluruh dunia melalui jaringan telekomunikasi. Komunikasi juga
memungkinkan kita berinteraksi (bergaul) dengan orang lain, tanpa komunikasi
kita tidak akan mungkin berbagi pengetahuan atau pengalaman dengan orang
lain.10
Periklanan dilihat dari sudut pandang komunikasi berperan sebagai alat
untuk mempengaruhi target audience. Sedangkan dilihat dari sudut pandang
pemasaran periklanan berperan sebagai alat penjualan. Sebagai alat penjualan
periklanan harus dapat menjual tetapi sebagai pemasaran periklanan dianggap
berhasil jika dapat menjual hingga dapat menjawab tujuan pemasaran, yaitu
9
Sadjiman Ebdi Sanyoto, Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan, (Yogyakarta :
Penerbit Dimensi Press, 2006) Hal 16
10
Muhamad Mufid, Komunikasi Dan Informasi Penyiaran, (Jakarta : Penerbit Prenada Media
Group, 2007) Hal 3
18
meningkatkan penjualan, jadi target audience diharapkan melakukan tindakan
membeli.
Dalam ilmu komunikasi pemasaran, iklan merupakan investasi untuk
menjaga
hubungan
yang
berkesinambungan
antara
perusahaan
dengan
konsumennya. Pemasaran tanpa beriklan bagaikan seseorang mempunyai produk
bagus tapi tidak pernah ditawarkan kepada pembeli. Akibatnya, pembeli tidak
pernah mengetahui ada barang semacam itu. Jadi bagaimana, konsumen akan
tertarik, melihat, memilih, memakai atau mengkonsumsi produk itu bila
konsumen tidak pernah mengetahui apa, bagaimana dan dimana produk dapat di
temukan. Oleh karena itulah, barang atau jasa yang dihasilkan perlu
dikomunikasikan kepada publik. Semakin luas dikomunikasikan kepada
masyarakat, semakin luas pula barang atau jasa tersebut dikenal. 11
Dalam melakukan upaya pemasaran tersebut dapat ditempuh dengan
banyak cara, baik melalui media (yaitu media lini atas maupun lini bawah),
maupun tidak melalui media (dalam bentuk komunikasi personal). Sehingga sifat
kegiatan pemasaran dapat dilakukan secara personal maupun non personal
(melalui media). Tidaklah mungkin seseorang akan merancang pesan dengan baik
bilamana ia tidak mengetahui bagaimana konsep pemasaran yang akan dilakukan,
untuk siapa produk itu akan dipasarkan, berapa harga yang akan dikenakan atas
produk itu, dimana produk itu akan dijual, serta bagaimana pula strategi-strategi
11
Rendra Widyatama, Op. Cit. Hal 24
19
promosi lainnya. Dengan demikian, secara keseluruhan, iklan yang disampaikan
akan lebih berhasil mencapai target yang diinginkan di masyarakat. 12
Komunikasi di definisikan sebagai suatu proses, misalnya seorang
komunikator menyampaikan pesan berupa lambang–lambang yang mengandung
arti, lewat saluran tertentu kepada komunikan. Dalam pengertian itu tampak,
proses komunikasi diawali dengan komunikator yang menyampaikan pesan dan
diakhiri dengan komunikan yang menerima pesan.
Sebagai suatu proses, komunikasi tidak mempunyai titik awal atau titik
akhir. Proses komunikasi berlangsung dalam keadaan dinamik, berkelanjutan,
berubah-ubah, on-going tanpa starting point atau stopping point. Agar peristiwa
komunikasi itu mudah dipelajari. Model proses komunikasi massa dapat berupa SM-C-R-E, Source, Message, Channel, Receiver, Effect, atau dapat mengikuti
formula Harold D. Lasswell, “ Who says what in which channel to whom and with
what effect?” pusat perhatian kita ditujukan kepada arus komunikasi massa,
dimulai dari pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa sampai pada
tanggapan atau efek pesan dari anggota-anggota di dalam mass audience. Bagan
model C-R-E dapat dilihat seperti berikut ini.
Pesan-pesan
MEDIA MASSA
Proses
?
Ultimate
AUDIENCE EFEK
Dari bagan itu tampak, pengertian proses dalam arti yang sempit. Proses
hanya menggambarkan aliran pesan media kepada khlayak. Dengan bantuan
12
Ibid. Hal 35
20
model ini kita akan memusatkan perhatian pada aliran pesan-pesan komunikasi
massa sejak disebarluaskan melalui media massa hingga mencapai dan
memperoleh efek dari khalayak massa (mass audience) yang terakhir. Walaupun
demikian, jalannya pesan-pesan media tidak sederhana seperti yang banyak di
perkirakan orang.13
2.3 Tujuan Periklanan
Tujuan memiliki sejumlah fungsi dalam manajemen periklanan, yakni :
Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi. Tujuannya memberikan
tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yakni pengiklan (klien), account
executive dari pihak biro iklan, dan tim kreatif untuk saling berkomunikasi.
Tujuan juga membantu koordinasi bagi setiap kelompok kerja, seperti suatu tim
yang terdiri dari copywriter, spesialis radio, pembeli media, dan spesialis riset.
Memberikan Kriteria dalam pengambilan keputusan. Jika ada dua
alternatif dalam kampanye iklan, salah satu dari padanya harus dipilih. Berbeda
dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera eksekutif (atau isterinya),
mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan mana yang lebih
cocok.
Sebagai alat bagi evaluasi. Tujuan juga digunakan untuk melakukan
evaluasi terhadap hasil suatu kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul
kebutuhan untuk mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran
merek dengan tujuan kampanye periklanan. Suatu perspektif dibutuhkan untuk
13
Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, ( Jakarta : Penerbit PT Grasindo, 2006) Hal 19-20
21
menentukan tujuan suatu kegiatan dalam perusahaan. Umumnya tujuan dalam
kampanye periklanan bersumber pada tujuan dibidang pemasaran. Dan tujuan
dibidang periklanan bersumber pada tujuan perusahaan secara keseluruhan. 14
2.4 Televisi Sebagai Media Periklanan
Secara umum pembagian iklan menurut para praktisi periklanan, iklan
dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu iklan above the line dan
iklan bellow the line. Iklan media above the line adalah media yang bersifat
massa. Massa yang dimaksud adalah bahwa khalayak sasaran berjumlah besar,
antara satu dengan yang lainnya tidak saling kenal dan menerpa pesan iklan secara
serempak.
Beberapa media yang termasuk kategori above the line yaitu ; surat kabar,
majalah, tabloid, televisi, radio dan media interaktif internet. Sementara itu iklan
bellow the line adalah iklan yang menggunakan media khusus yaitu ; leaflet,
poster, spanduk, bus panel, sticker, flayers dan sebagainya. 15
Televisi merupakan salah satu media yang termasuk dalam kategori above
the line. Sesuai karakternya, iklan televisi mengandung unsur suara, gambar dan
gerak. Oleh karena itu pesan yang disampaikan melalui media ini sangat menarik
perhatian dan impresif.16
14
Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, ( Jakarta :
Pustaka Utama Grafiti, 2007). Hal 45
15
Rendra Widyatama Op. Cit Hal 76
16
Ibid Hal 91
22
Kelebihan iklan televisi adalah sebagai berikut :
1. Efisiensi Biaya :
Salah satu keunggulan televisi adalah kemampuan menjangkau khalayak
sasaran yang sangat luas. Televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat
dicapai oleh media lainnya, termasuk khalayak yang tidak terjangkau oleh media
cetak.
2. Dampak/Impact Yang Kuat :
Keunggulan lainnya adalah ke-mampuannya menimbulkan dampak yang
kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, penglihatan
dan pendengaran. Sehingga dapat menunjukkan sesuatu.
3. Pengaruh Yang Kuat :
Televisi memiliki kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi
khalayak sasaran. Bahkan televisi menjadi sumber informasi terhadap berbagai
produk yang disampaikan produsen. Kadang-kadang perusahaan yang gencar
melakukan periklanan di media televisi menggambarkan bonafiditas perusahaan. 17
Sedangkan kekurangan televisi sebagai media periklanan adalah sebagai
berikut :
1. Biaya Yang Besar :
Kelemahan yang paling serius beriklan di televisi adalah biaya yang sangat
besar untuk memproduksi dan menyiarkan (placement) di media tersebut. Biaya
produksi termasuk pembuatan film yang kadang-kadang melibatkan artis bisa
menghabiskan ratusan juta atau bahkan milyaran Rupiah. Belum lagi
penyiarannya di media televisi yang harus di ulang-ulang. Sehingga hanya
produsen-produsen berskala besar yang mampu beriklan di televisi.
2. Khalayak Yang Tidak Selektif :
Televisi merupakan media yang tidak selektif karena segmentasinya tidak
setajam surat kabar, radio, atau majalah. Sehingga iklan-iklan yang disiarkan
memiliki kemungkinan menjangkau segmen yang tidak tepat karena terjadi
pemborosan geografis.
3. Kesulitan Teknis :
Iklan-iklan juga tidak luwes dalam pengaturan teknisnya. Iklan yang telah
dijadwalkan, tidak dapat diubah sewaktu-waktu oleh pengiklan apalagi menjelang
jam-jam penyiarannya. Begitu juga dengan materi iklan, yang mana jika akan
melakukan revisi memerlukan biaya cukup besar.
4. Pesan Berlalu Sangat Cepat :
Iklan televisi biasanya ditayangkan dalam waktu yang sangat singkat
dengan variasi durasi 15”, 30” atau 60”. Sehingga, jika tidak ditayangkan
berulang-ulang akan terjadi kesulitan pemahaman dari khalayak. 18
17
Rhenald Kasali, Op. Cit. Hal 121
18
Ibid. Hal 122
23
2.5 Unsur-Unsur Iklan Televisi
Televisi adalah media audio visual, disamping memuat pesan iklan yang
verbal untuk diperdengarkan, juga memuat visual (gambar) untuk diperlihatkan
kepada pemirsa (sasaran). Dalam menciptakan iklan kampanye rangkaian suatu
produk, setiap unsur-unsur audio dan visual mempunyai fungsi dan berkaitan erat
dengan unsur tema, pembentuk pesan yang mudah dimengerti dan memiliki daya
tarik sendiri. Satu ide sebagai satu total konsep yang terdiri dari kombinasi katakata, gambar, suara, warna dan layout sebagai unsur-unsur visual yang dituangkan
dalam iklan. Kata-kata (verbal) menerangkan tentang ide dasarnya dan visualisasi
mencerminkan apa yang ada dalam kata-kata, menjadi suatu keserasian dan
kesatuan dalam bentuk audio dan visual iklan televisi. 19
Pada umumnya unsure-unsur iklan pada media televisi terdiri dari : audio
(suara), brand name, logo type, gambar ( ilustrasi atau fotografi ) dan slogan.
Namun semua unsur-unsur tersebut tidak selalu dipakai dan berurutan pada
sebuah iklan, karena hal utamanya adalah bagaimana iklan dapat menunjukkan
keserasian dan kesatuan dari hasil kreatif art director dalam menyampaikan berita
yang mengandung pesan pada iklan. Sedangkan unsure-unsur komunikasi visual
diantaranya terdiri dari tipografi ( headline, subhead, body text ) warna, gambar (
teknik tangan dan teknik fotografi ), layout ( simetris, asimetris ). 20
19
20
Max Sutherland & Alice K. Sylvester, Op. Cit Hal 48
Ibid Hal 48
24
2.6 Proses Kreatif Periklanan
Proses kreatif periklanan meliputi berbagai tahap diantaranya adalah
menciptakan konsep kreatif , menciptakan big idea, menentukan positioning, dsb.
Untuk membuat iklan komersial, pertama-tama kita harus punya idea yang
merupakan latar belakang suatu konsep kreatif. Tujuannya adalah membuat orang
tertarik dan memperhatikan pesan penjualan (selling message) dalam sebuah
iklan. Kata “kreatif” sering sekali digunakan oleh para pengguna bahasa, baik
untuk tujuan positif maupun negatif. Secara singkat dan sederhana pengertian
“kreatif” bisa didefinisikan sebagai berikut : Suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan
pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau
masalah tertentu, yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah, dengan
cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya (Creative
Education Foundation).21
Salah satu pendekatan paling populer dalam proses berpikir kreatif iklan
adalah model kreatif yang dikembangkan oleh James Webb Young, yang dikutip
oleh Morissan langkah-langkah menghasilkan ide tersebut dijelaskan berikut ini :
1. Keterlibatan diri (immersion), yaitu upaya melibatkan diri ke dalam
masalah yang ada dengan cara mengumpulkan bahan mentah dan segala
informasi yang diperlukan melalui riset latar belakang (background
research) dan mencerna masalah tersebut (digestion) yang merupakan
upaya untuk memikirkan dan dan memahami masalah.
2. Proses inkubasi (incubation) yang di artikan James Webb Young sebagai
putting the problem out of your conscious mind and turning the
information over the subconscious to do the work (meletakkan masalah
21
Agus S. Madjadikara, Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, (Jakarta : Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2005) Hal 55
25
diluar pikiran sadar anda dan mengubah informasi kedalam pikiran
bawah sadar untuk merangsang imajinasi).
3. Iluminasi, yaitu upaya memunculkan ide atau gagasan.
4. Verifikasi, yaitu kegiatan mempelajari ide atau gagasan untuk
menentukan apakah ide atau gagasan itu sudah bagus dan mampu
menyelesaikan masalah.22
Tahap kedua dalam proses kreatif adalah menciptakan big idea.
Mendapatkan ide untuk sebuah kampanye periklanan memang tidak selalu mudah,
terkadang ide muncul begitu saja dalam satu menit, kadang perlu berhari-hari.
Akan sangat bermanfaat bila dalam mengembangkan sebuah konsep kreatif, tim
kreatif advertising agency melakukan brainstorming terlebih dahulu untuk beradu
argumen.
Dalam proses penciptaan suatu gagasan kreatif, beradu argumen sangat
perlu agar gagasan itu lebih teruji, lebih baik, dan yang penting dapat menjual.
Adalah biasa bahwa dalam sebuah tim kreatif ada saja orang yang merasa paling
pintar dalam penciptaan konsep kreatif dan tidak mau mendengar sama sekali
pendapat atau argumen orang lain. Dilingkungan apa pun selalu saja ada orang
seperti itu.23
Tahap selanjutnya adalah menentukan positioning. Positioning adalah
suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu produk, merek perusahaan,
individu, atau apa saja dalam pikiran mereka yang dianggap sebagai sasaran atau
konsumennya.24
22
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Tangerang : Penerbit Ramdina
Prakarsa, 2007) Hal 263
23
Agus Madjadikara Op. Cit Hal 65
24
Rhenald Kasali Op. Cit Hal 157
26
Dalam mengembangkan suatu ide kreatif, orang-orang iklan memusatkan
perhatian pada karakteristik atau fitur produk (produk features) dan customer
benefit, yaitu keuntungan atau kelebihan apa yang yang diberikan produk kepada
konsumen. Dalam memasuki persaingan, carilah keistimewaan produk atau
keunikan produk yang tidak dimiliki pesaing. 25
Menurut David Aacker, ada beberapa cara untuk melakukan strategi
positioning. Strategi ini dapat diterapkan melalui : 26
1. Penonjolan karakteristik produk
Cara yang paling sering dilakukan adalah menghubungkan suatu obyek
dengan karakter produk atau customer benefit. Karakteristik suatu produk
dapat dibagi menurut kriteria :
a. Karakter fisik
Penonjolan karakter ini meliputi sifat-sifat fisik suatu produk, seperti suhu,
warna, ketebalan, kehalusan, jarak, harga, kekenyalan, kekuatan, beratdan
sejenisnya.
b. Karakter fisik semu
Karakter ini tidak dapat diukur atau dilihat dengan jelas seperti karakter
fisik diatas. Meliputi sifat-sifat yang bertalian dengan rasa, selera, aroma,
simbol-simbol, dan sebagainya.
c. Keuntungan konsumen
Keuntungan ini mengacu kepada keuntungan yang dapat dinikmati oleh
calon pembeli. Misalnya, tidak berbahaya bagi kulit, aman bagi anak-anak
dan wanita hamil. Sering juga disebut keuntungan ekstra.
2. Penonjolan harga dan mutu
Harga dan mutu adalah dua unsur yang terpisah namun dipersepsikan
sama oleh konsumen. Harga yang tinggi dianggap sebagai produk
berkualitas tinggi, dan sebaliknya, harga yang rendah mencerminkan mutu
yang rendah.
3. Penonjolan penggunaanya
Cara lain untuk mengkomunikasikan image produk adalah mengaitkannya
dengan penggunaannya.
4. Positioning menurut kelas produk
Beberapa produk tertentu yang “terjepit” perlu melakukan keputusan
positioning yang kritis dengan mengaitkannya pada kelas produk yang
bersangkutan.
25
26
Agus S. Madjadikara Op. Cit Hal 59-60
Rhenald Kasali Op. Cit Hal 160
27
5. Positioning dengan menggunakan simbol-simbol budaya
Banyak pengiklan yang menggunakan simbol-simbol budaya untuk
menciptakan image yang berbeda di mata calon pembeli terhadap produk
para pesaing.
6. Positioning langsung terhadap pesaing
Dalam kebanyakan strategi positioning, kerangka acuan yang digunakan
adalah kedudukan produsen terhadap para pesaingnya. 27
Untuk memudahkan pekerjaaan, sejumlah creative brief disusun dengan
struktur yang lebih sederhana. Biasanya format data yang yang dikomposisikan
mencakup :
Gambaran Proyek (description projects)
Klien
: Data diri yang otentik tentang klien (nama, alamat,
no telepon, no fax).
Ruang lingkup usaha/brand : Data umum tentang usaha yang dijalankan oleh
klien.
Produk
: Apa yang dihasilkan oleh klien.
Deadline
: Batas waktu yang disepakati ditentukan, mulai dari
dummy pertama hingga delivery. Setelah diketahui
deadline, maka penyusunan time schedule terhadap
sebuah proyek mulai diberlakukan. 28
Person in Charge/tim kerja
AE
Art Director
Copywriter
Desainer
Objective
27
28
: Wakil dari departement marketing.
: Penilai seni terhadap komposisi iklan secara
keseluruhan (dari departement kreatif).
: Penulis naskah iklan (tim kreatif).
: Perencana tampilan visual yang dikolaborasikan
dengan teks/copy.
: Hal-hal apa sajakah yang hendak dikomunikasikan
dalam suatu iklan sesuai kesepakatan dan
pembicaraan dengan klien.
Ibid 162
Agustrijanto Op. Cit Hal 65
28
Product identity
Non physics
Physics
Positioning
Differentiation
Market share
USP
: Menjelaskan tentang item/benda, fisik promo yang
dikehendaki dan direkomendasikan terhadap klien :
company profile, brosur, flier, leaflet, direct mail,
iklan media cetak, iklan media elektronik, kalender,
dan sebagainya.
: Setelah benda promo diketahui, kekuatan non fisik
apa sajakah yang hendak ditonjolkan demi
keberhasilan sebuah iklan. Misalnya gengsi,
prestisius, kebanggan diri, kebanggaan kelompok,
kesan intelektualitas, selera rasa yang tinggi, dan
sebagainya.
: Kekuatan materi/fisik yang terdapat pada benda
yang akan dipromosikan, dan disepakati akan
dikampanyekan. Misalnya : kekuatan, masa usia
pakai yang lama, anti karat, anti bocor, dibuat dari
zat apa yang aman bagi kesehatan, tidak
mengganggu kesehatan mata dan sebagainya.
: Kedudukan, kemampuan menempatkan diri klien
yang diwujudkan dalam iklannya ditengah khalayak
sasaran.
: Ciri khas dan tipikal utama yang melekat dalam
diri produk/jasa klien yang nantinya akan dijabarkan
ke dalam sebuah karya iklan.
: Arah pasar yang hendak disasar (regional/nasional
/internasional).
: Unique Selling Point/nilai keunggulan, yaitu
segala
kelebihan
produk/jasa
klien
yang
membedakannya dengan kompetitor lain.
Consumer Benefit/Reason Why (keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh
konsumen dan alasan-alasan pendukungnya)
Rational
Emotional
Target Audience
Client mandatories
: Berdasarkan alasan logis dan rasional, apakah
karena nilai gunanya atau waktu penggunaan yang
tepat.
: Berdasarkan aspek emosi, seperti kebanggaan,
eksklusif, keinginan untuk selalu dihargai, prestisius
dan sebagainya.
: Kelompok sasaran/khalayak bidikan yang hendak
dituju terhadap promo yang akan dijalankan.
: Perintah klien, keinginan dan harapan klien
terhadap produk/jasa yang akan diiklankan.
29
Strategic approaches
Communication way
Theme
Konsep/ide
: Pendekatan strategi yang akan dikedepankan
dalam penyampaian pesan-pesan iklan. Ada yang
menariknya dari sudut rasional aspects, ada juga
yang mengambil sudut emosional aspects.
Penggunaan strategi ini tentu saja dilakukan setelah
mempertimbangkan
masak-masak
berbagai
kemungkinan dan research.
: Cara mengkomunikasikan sebuah tampilan iklan,
baik dari sudut desain, visual, layout, tipografi dan
sebagainya.
: Tema kreatif yang akan dikembangkan dalam
menciptakan sebuah karya iklan.
: Hal yang mendasari dan menggagas ide dengan
cara mengekplorasi sumber ide, misalnya tematik,
historis, realistis, dan imajinatif. 29
Setelah creative brief disusun melalui brainstorming, maka copywriter
telah mempunyai pegangan penting sebagai bekal dalam menciptakan copywriting
sehingga ketika proses penciptaan copy sedang berlangsung, seorang copywriter
tetap akan dituntun oleh rambu-rambu yang tertera dalam creative brief.
2.7 Strategi Kreatif Periklanan
Strategi memegang peranan vital dalam penentuan keberhasilan iklan.
Strategi merupakan dasar membangun merek, strategi menjaga agar periklanan
dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat serta membangun
kepribadian merek dengan jelas dan konsisten. Strategi mewakili jiwa sebuah
merek dan menjadi elemen penting untuk keberhasilan. 30
Menurut Gilson dan Berkman yang dikutip oleh Rhenald Kasali, proses
perumusan strategi kreatif terdiri atas tiga tahapan yaitu :
29
Ibid Hal 66-71
Roman Kenerth, Jane Maas & Martin Nisenholtz, How To Advertise, Membangun Merek dan
Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2005) Hal 76
30
30
a. Mengumpulkan dan mempersiapkan informasi pemasaran yang tepat
agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan strategi
kreatif mereka. Biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat
adalah informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan
komunikasi, hasil penelitian tentang konsumen sasaran, data-data
tentang produk, persaingan di pasar, serta rencana dasar tentang
strategi media, yaitu menyangkut kapan dan dalam media apa saja
iklan tersebut akan dimunculkan.
b. Selanjutnya orang-orang kreatif harus “membenamkan“ diri mereka
kedalam informasi-informasi tersebut untuk menetapkan suatu posisi
atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang
akan dihasilkan. Kedua hal ini akan dapat memberikan gambaran yang
jelas kepada orang-orang kreatif mengenai cara yang paling efektif,
berikut berbagi kendalanya, untuk mengomunikasikan posisi tersebut
dengan suatu pesan iklan yang dapat ditangkap secara efektif oleh
konsumen dan kemudian ditanggapi. Pada tahap inilah ide-ide, yang
merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif,
dicetuskan dan dikembangkan. Biasanya, untuk memperoleh hasil
kerja yang optimal, dilibatkan pula suatu diskusi yang sangat hati-hati
diantara orang-orang kreatif.
c. Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan presentasi di hadapan pengiklan atau klien untuk memperoleh
persetujuan sebelum rancangan iklan yang telah dibuat diproduksi dan
dipublikasikan melalui media-media yang telah ditetapkan. 31
Strategi kreatif dirancang untuk meningkatkan peluang dimana konsumen
akan memiliki anggapan dan perasaan positif terhadap produk, jasa tertentu dan
akan mencoba produk tertentu tersebut dan kemudian membelinya berulangulang.32
31
Rhenald Kasali, Op. Cit. Hal 81-82
Ristiyanti Prasetijo & John Ihalauw, Perilaku Konsumen, (Penerbit : Andi, Yogyakarta, 2007)
Hal 17.
32
31
2.8 Copywriting
Copywriting adalah jembatan penghubung antara calon konsumen dengan
perbuatan membeli. Kreativitas adalah adonan dasar yang menjadi senjata utama
dalam pembuatan copywriting. pendapat yang menyatakan bahwa kreativitas
memegang peranan penting bagi seorang copywriter dalam merangkai kata-kata
adalah benar. Dengan kreativitasnya. Seorang copywriter dapat menggunakan
nalar dan emosinya, menggabungkan padanan dan diksi yang tepat sehingga
suatu barang atau jasa yang semula tampak biasa-biasa saja menjadi luar biasa.
Hal ini terjadi disebabkan oleh beragam tuntutan terhadap suatu upaya promosi
agar sebuah iklan dapat sukses besar di pasaran. Bagaimana mungkin sebuah copy
dibuat hanya dengan menggunakan satu sudut pertimbangan saja, misalnya aspek
produk dengan mengesampingkan citra, atau sebaliknya. Sebab jika ini dilakukan
niscaya copywriting yang dibentuk akan kehilangan maknanya. 33
Kreativitas dalam periklanan bukanlah sesuatu yang muncul secara tibatiba namun merupakan suatu proses. Kemungkinan paling besar untuk dapat
memproduksi iklan yang kreatif dan sukses adalah melakukan sejumlah langkah
atau pendekatan (approach) yang terorganisir dengan baik. Kreativitas adalah
salah satu kata yang mungkin paling sering dan umum digunakan dalam industri
periklanan. Iklan bahkan kerap disebut dengan kata kreatif saja. Orang-orang yang
terlibat dalam produksi sering disebut dengan ‘tim kreatif’, atau ‘orang kreatif’.
Tanggung jawab tim kreatif adalah mengubah seluruh informasi mengenai
produk seperti atribut atau manfaat produk hingga tujuan komunikasi yang
33
Agustrijanto, Op. Cit. Hal 53
32
ditetapkan menjadi suatu bentuk konsep kreatif yang mampu menyampaikan
pesan pemasaran kepada khalayak. Salah satu pandangan mengatakan bahwa
iklan kreatif adalah iklan yang mampu meningkatkan penjualan produk.
Pandangan lain mengatakan iklan yang kreatif adalah berasal dari ide orisinil,
memiliki nilai artistik dan estetik serta mampu memenangkan penghargaan.
Pendapat lain mengatakan iklan kreatif adalah iklan yang mampu menarik
perhatian dan mampu memberikan efek kepada audience. 34
Tahap penerapan copywriting ke dalam karya iklan adalah :
a. Message yaitu
menyampaikan pesan bahwa copywriting pada sebuah
iklan adalah perwujudan nyata dalam menyampaikan pesan-pesan
penjualan, termasuk meng-informasikan segala keunggulan produk/jasa
secara layak, serta menggunakan kata-kata yang berorientasi pada
kenyataan.
b. Consideration aspects yakni aspek pertimbangan terhadap media.
Copywriting harus memperhatikan benar di media mana ia akan
diterapkan karena tipikal setiap media komunikasi memiliki sifat
kekhususan. Dengan demikian, gaya dan struktur bahasa yang diciptakan
tidak akan sembarangan, melainkan senantiasa promotif.
c. Concept idea yaitu kemampuan menerjemahkan ide kreatif ke dalam
bahasa copywriting.
d. copyplatform yaitu sendi atau kerangka dasar suatu copywriting akan
dibentuk, yang mencakup copy stle (penampilan copy), copy elements
34
Morissan. Op. Cit. Hal 265
33
(para pendukung copy), headline (kepala copy), sub headline (bagian
penguat kepala copy) body copy (materi bangunan copywriting yang
memperkuat headline), slogan tag (kata-kata singkat yang menyangkut
kuat dalam pikiran audience), supporting elements (data pendukung yang
merupakan seluruh turunan kata dari headline yang bertugas menjabarkan
tema pokok). 35
2.9 Merancang Pesan Iklan
2.9.1 Merancang Naskah Iklan Televisi
Bahan penulisan atau informasi mengenai produk atau jasa yang akan
diiklankan biasanya dijelaskan secara rinci dalam creative brief dari klien kepada
agency atau biro iklannya. Creative brief dibuat klien dengan tujuan antara lain
untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan produk sekaligus menginformasikan
strategi pemasarannya.
Tujuan menulis naskah iklan adalah untuk menjual produk atau jasa yang
kita iklankan. Setelah kita mengetahui secara lengkap produk atau jasa yang akan
kita iklankan, masih ada lagi yang lebih penting untuk diketahui sebelum kita
benar-benar menulis naskah iklan, yaitu dengan siapa kita akan bicara atau siapa
yang menjadi target audience kita. 36
Televisi adalah media audio visual. Script untuk iklan di media ini, di
samping memuat pesan iklan yang verbal untuk diperdengarkan, juga memuat
visual (gambar) untuk diperlihatkan kepada pemirsa (sasaran). Karena itu, script
35
36
Agustrijanto, Op. Cit Hal 70-71
Agus S. Madjadikara, Op. Cit Hal 48
34
untuk televisi harus memberikan ruang untuk menampilkan gambar, baik gambar
produk yang ditawarkan, gambar orang, cartoon, maupun adegan-adegan (scene)
lain, sesuai dengan storyline atau scenario yang sudah dibuat ketika copywriter
menciptakan konsep kreatifnya.37
2.9.2 Merancang Storyboard Iklan Televisi
Storyboard untuk iklan televisi agak sedikit berbeda dengan storyboard
presentasi multimedia atau situs web. Storyboard untuk iklan televisi biasanya
terdiri dari 8-50 lembar (frame). Dalam setiap frame storyboard untuk iklan
televisi terdapat ruang untuk meletakkan teks, termasuk efek suara dan sudut
pandang kamera. Proses membuat storyboard sama seperti membuat layout iklan
cetak. Perancang secara hati-hati menyusun urutan adegan (scene) yang muncul,
mengatur artis, mengatur dekorasi, mengatur hiasan, mengatur pencahayaan, serta
mengatur sudut pandang kamera untuk memaksimalkan dampak , kecantikan, dan
suasana.38
2.9.3 Daya Tarik Periklanan
Daya tarik periklanan merujuk pada basis atau pendekatan yang digunakan
dalam iklan untuk menarik perhatian atau minat para konsumen atau untuk
mempengaruhi perasaan-perasaan mereka terhadap produk, jasa atau gagasan. 39
37
M. Suyanto, Op. Cit Hal 153
Ibid Hal 163
39
Monle Lee & Carla Johnson, Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif Global,
(Jakarta : Penerbit Prenada Media, 2004) Hal 179
38
35
Pada dasarya terdapat berbagai daya tarik yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam mempersiapkan suatu pesan iklan. Secara umum, berbagai daya tarik
itu dapat dikelompokkan ke dalam dua ketegori:
1. Daya Tarik Informatif/Rasional
Daya tarik informatif atau rasional menekankan pada pemenuhan
kebutuhan konsumen terhadap aspek praktis, fungsional dan kegunaan suatu
produk dan juga rnenekankan pada atribut yang dimiliki suatu produk atau alasan
dan manfaat memiliki atau menggunakan merek produk tertentu.
2. Daya Tarik Emosional
Daya tarik emosional adalah daya tarik yang terkait atau berhubungan
dengan kebutuhan sosial dan psikologi konsumen dalam pembelian suatu produk.
Tidak sedikit motif pembelian konsumen bersifat emosional karena perasaan
mereka terhadap suatu merek dapat menjadi lebih penting dari pada pengetahuan
yang mereka miliki terhadap merek. 40
Setelah daya tarik iklan yang akan digunakan sebagai dasar bagi pesan
iklan telah dapat ditentukan maka tim kreatif dapat memulai eksekusi kreatifnya
(creative execution). Eksekusi kreatif adalah cara bagaimana suatu daya tarik
iklan disajikan. lklan yang memiliki daya tarik dan memiliki pesan yang
bermakna merupakan hal yang jelas penting namun cara bagaimana suatu
eksekusi kreatif iklan dilaksanakan adalah tidak kalah pentingnya. Suatu pesan
iklan dapat disajikan atau dieksekusi dalam berbagai macam cara, kita akan
membahas berbagai macam-macam format iklan tersebut satu per satu yaitu :
40
Morissan, Op. Cit Hal 267
36
1. Iklan Demonstrasi :
Dirancang untuk mengilustrasikan atau menggambarkan keuntungan
utama dari suatu barang atau jasa yang diiklankan dengan cara
menunjukkan barang atau jasa tersebut dalam hal penggunaan yang
sesungguhnya (actual use). Televisi merupakan media yang paling tepat
untuk menampilkan iklan demonstrasi karena manfaat atau keuntungan
dari suatu produk dapat langsung ditunjukkan melalui layar kaca.
2. Iklan Kesaksian atau Testimonial :
Banyak pemasang iklan lebih menyukai pesan iklannya/disampaikan
melalui cara kesaksian (testimony). Seseorang atau beberapa orang
menyatakan pujiannya terhadap suatu barang atau jasa berdasarkan
pengalaman pribadinya ketika menggunakan barang atau jasa tersebut.
Pendekatan ini menjadi sangat efektif jika orang yang menyampaikan
kesaksian adalah seseorang yang dikenal khalayak luas seperti tokoh
masyarakat, atlit, artis atau selebritis.
3. Iklan Fantasi :
Suatu teknik eksekusi kreatif yang populer digunakan pemasang iklan
khususnya dalam hal iklan yang menekankan pada daya tarik emosional
seperti iklan pencitraan produk adalah fantasi. Iklan fantasi sangat cocok
digunakan pada media televisi karena penonton dapat turut berfantasi
bersama tayangan iklan yang disaksikannya.
37
4. Iklan Dramatisasi :
Eksekusi teknik kreatif lainnya adalah dramatisasi namun teknik ini lebih
cocok untuk media televisi. Iklan dramatisisi menekankan pada penyampaian
cerita pendek (telling a short story) pada akhir cerita produk tengah
dipromosikan, tampil sebagai bintangnya.
5. Iklan Humor :
Iklan dengan tema humor sering kali menjadi iklan yang populer dan paling
diingat oleh audience. Pemasang Iklan lebih sering menggunakan media
televisi atau radio dalam menampilkan iklan humor namun demikian iklan
humor dapat juga menggunakan media cetak.
41
2.10 Proses Eksekusi Kreatif Periklanan
Proses kreatif tidak terlepas daripada eksekusi kreatif periklanan. Cara
atau jalan untuk memperesentasikan isi pesan tersebut adalah melalui pelaksanaan
eksekusi kreatif.
Adapun tahapan-tahapan untuk mengeksekusi proses kreatif iklan televisi
adalah sebagai berikut :
a. Memilih Production House (Rumah Produksi).
Seperti halnya dalam pembuatan layout untuk iklan media cetak ataupun
script untuk iklan radio, script atau storyboard untuk pembuatan iklan televisi ini
pun harus terlebih dahulu disetujui klien sebelum melangkah ke tahap berikutnya
41
Ibid Hal 276
38
(tahap eksekusi atau produksi). Persetujuan dari klien tidak hanya menyangkut
konsep kreatifnya, tapi juga biaya pembuatannya (production cost).
Namun, konsep kreatif ini merupakan hal pertama yang harus disetujui
klien. Sesudah klien setuju dengan konsep kreatif pada storyboard, barulah biro
iklan meminta penawaran harga dari production house (Rumah Produksi).
b. Pre production.
Storyboard (yang sudah disetujui klien) harus didiskusikan dalam
pertemuan dengan team dari production house, terutama dengan film Director :
pertemuan semacam ini disebut Pre-production meeting.
c. Production (Location and/or Studio Shooting).
Tahap Production adalah tahap dimana film dibuat, yaitu shooting itu
sendiri. Inilah bagian tugas yang sangat menarik bagi team kreatif, sekalipun
melelahkan, lebih-lebih bila shooting dilakukan dilokasi. Keberadaan wakil
agency, yaitu creative director, copywriter, atau art director dilokasi atau studio
adalah untuk mengantisipasi timbulnya masalah atau mengantisipasi pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan konsep kreatif yang sering ditujukan oleh film
director atau kameramen.
39
d. Post Production (Colour Grading, Editing, dan Lain-lain).
Setelah selesai shooting, kita masuk kedalam tahap yang disebut post
production. Bila shooting dibuat dalam film 35 mm atau celluloid, maka sebelum
dilakukan penyuntingan, film negatifnya harus diproses dulu dilaboratorium film.
Tentu saja tidak diperlukan tahap ini bila shooting dibuat dengan pita video,
karena dengan video, gambar yang diambil kamera akan langsung jadi dan tinggal
digrading dan disunting (di-edit) saja.
e. Tahap Akhir (Finishing).
Selesai online editing berarti selesai pula seluruh pekerjaan. Tugas terakhir
adalah membuat master atau broadcast copy yang biasanya dibuat dalam pita
digital yang disebut betacam SP. Rekaman dalam Betacam SP inilah yang akan
dikirimkan ke stasiun-stasiun televisi untuk ditayangkan. 42
42
Agus S. Madjadikara, Op. Cit Hal 81-89
40
Proses Eksekusi Kreatif (TV Commercial)
Penciptaan/Pengembangan
Konsep Kreatif
Creative Team :
Creative Director – Scripwriter –
Art Director
Penulisan Script
Scriptwriter
Pembuatan Storyboard
Art- Director - Scripwriter
Creative Team_Production House :
Perencanaan Teknik Produksi
Location Hunting
Talent Casting
Production Cost, dsb.
Persiapan Shooting/
Pre-production
Film Processing (kalau dibuat
dengan film Celuloid)
Shooting Dengan Film (celluloid)
Shooting Dengan Video
Shooting Outdoor (Lokasi)
Shooting di Studio
Shooting (Lokasi/Studio)
Film Laboratory
Post Production
Editing (Offline)
Sound/Music Recording
Soundtrack mixing (dalam DAT)
Editing (Online/ final)
Pembuatan Master Copies
Perekaman Master (Betacom SP)
Perekaman Copies (dalam VHS)
Pengiriman Ke TV Stations
Sumber : Agus S. Madjadikara. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan
41
BAB III
METODOLOGI
3.1 Sifat Penelitian
Dalam penelitian mengenai proses kreatif iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi swasta adalah bersifat deskriptif, penelitian deskriptif ini tidak
mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis, atau membuat
prediksi. Tujuannya untuk, mengumpulkan informasi aktual, secara rinci yang
melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah, atau memeriksa kondisi
dan praktek-praktek yang berlaku, serta membuat perbandingan atau evaluasi. 43
Penelitian deskriptif (deskriptif research), dimaksudkan untuk eksplorasi dan
klarifikasi
mengenai
suatu
fenomena
atau
kenyataan,
dengan
jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
diteliti.44
Dan menggunakan pendekatan kualitatif, alasannya adalah karena
konseptual dan praktis dengan melakukan
wawancara sehingga bisa didapat
jawaban mendalam, serta diperoleh pemahaman yang lebih dalam dibanding
melalui teknik kuantitatif, teknik kualitatif khususnya wawancara perorangan,
memungkinkan peneliti melihat hubungan antara kelompok perilaku dan
keputusan tindakan konsumen tertentu, pada saat wawancara berlangsung penulis
bisa menanyakan hal menarik lainnya yang tidak dipersiapkan sebagai pertanyaan.
43
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : Penerbit PT Remaja
Rosdakarya, 2006 ) Hal 24.
44
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo
Persada, 2007) Hal 20
42
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis pada penelitian mengenai proses kreatif
iklan simPATI Ekstra versi mertua di televisi swasta adalah dengan menggunakan
metode penelitian studi kasus, kasus yang penulis teliti berupa kasus tunggal
(single case) mengenai tahapan-tahapan proses kreatif iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi. Jadi fokusnya hanya pada satu objek penelitian saja, mengenai
proses kreatif iklannya.
Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang
penelaahannya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail,
dan komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu, seperti yang
lazimnya dilakukan oleh para ahli psikologi analisis juga bisa dilakukan terhadap
kelompok.45
Penelitian ini di maksudkan untuk mengumpulkan data yang berkaitan
dengan kasus penelitian, data kasus terdiri dari semua informasi yang dimiliki
tentang kasus, termasuk semua data wawancara, data pengamatan lapangan, dan
rekaman.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sebagai bahan pendukung untuk keperluan menganalisa proses kreatif
iklan simPATI Ekstra versi mertua. Penulis membutuhkan sejumlah data yang
mendukung, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar
45
Sanapiah Faisal, Op. Cit. Hal 22
43
perusahaan. Penulis melakukan dua macam teknik dalam mengumpulkan data
untuk penelitian ini yaitu :
3.3.1
Data Primer
Yaitu data yang didapat dari hasil wawancara dan pengamatan lapangan
mengenai tahapan-tahapan proses kreatif iklan dan eksekusinya (Produksi Iklan),
yang dilakukan oleh pihak biro iklan JWT AdForce.
a. Wawancara : Wawancara adalah proses percakapan dengan maksud
untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi,
motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang
yang diwawancarai (interviewee). 46 Wawancara yang digunakan adalah
tidak berstruktur, yakni wawancara yang dilakukan atas dasar pedoman
atau catatan yang hanya berisi hal–hal yang akan ditanyakan pada waktu
wawancara berlangsung.
b. Pengamatan Lapangan : Pengamatan lapangan adalah menggambarkan
program secara menyeluruh. Ini termasuk kegiatan yang berlangsung
dalam program, orang yang berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan itu, dan
makna bagi orang-orang mengenai apa yang diamati.47 Pengamatan
lapangan tujuannya adalah untuk melihat langsung kenyataan dilapangan
yang mungkin terus berkembang seiring dengan merebaknya kasus-kasus
yang sering terjadi dilapangan saat produksi iklan berlangsung, penulis
46
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada
2007) Hal 155
47
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, (Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar 2006)
Hal 119
44
akan mencatat fenomena dibalik sebuah proses pembuatan iklan sebagai
kasus penelitian.
3.3.2 Data Sekunder
Yaitu penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan, memahami dan
melengkapi berbagai informasi yang ada tentang konsep kreatif periklanan
melalui berbagai buku bacaan, media cetak maupun data tertier perusahaan yang
berhubungan dengan masalah penelitian untuk mendapatkan landasan teori yang
diperlukan.
Sebagai salah satu upaya mendukung pemahaman lebih lanjut mengenai
Proses Kreatif Iklan simPATI Ekstra Versi Mertua Di Televisi Swasta.
3.4 Key Informan
Nara sumber yang dipilih berdasarkan penilaian tertentu mewakili orangorang yang dianggap terlibat dalam proses produksi iklan pada penelitian ini,
yaitu :
- Creative Director JWT AdForce, yakni Bapak Dicky Erlangga, alasannya adalah
karena beliau merupakan bagian dari team kreatif yang sangat berperan dalam
penentuan big idea dan membantu tim kreatif agar berpikir konseptual dan tidak
terjebak dalam eksekusi iklan.
- Copywriter JWT AdForce, yakni Bapak Hendra Ustriady alasannya karena
copywriter merupakan salah satu tim kreatif yang sangat berperan terutama dalam
membuat naskah iklan, dan bagian-bagian judul iklan, menyusun kata-kata pada
45
storyline. Didalam melaksanakan atau mengeksekusi pembuatan iklan simPATI
Ekstra.
3.5 Fokus Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian mengenai proses kreatif iklan simPATI
Ekstra versi mertua di televisi swasta ini, maka fokus penelitian di dasarkan pada
titik berat tahapan proses kreatif pembuatan iklan televisi yang konsepnya dibuat
oleh tim kreatif biro iklan JWT AdForce.
Periode iklan simPATI Ekstra dimulai dari 29 Januari 2007 hingga akhir
Mei 2007, ada beberapa versi iklan simPATI Ekstra yang dibuat oleh biro iklan
JWT AdForce yaitu : 1. Versi Payung, 2. Versi Mertua, dan 3. Versi Bis. Dari
ketiga versi tersebut penulis hanya meneliti satu versi yaitu versi mertua alasannya
karena iklannya unik dan berbeda dengan iklan-iklan operator seluler lainnya. Jadi
fokusnya hanya pada satu objek penelitian saja, untuk memperoleh informasi
tentang proses kreatif iklan simPATI Ekstra versi mertua di televisi swasta.
3.6 Analisis Data
Analisis bukti (data) terdiri atas pengujian, pengkategorian, pentabulasian,
ataupun pengombinasian kembali bukti-bukti untuk menunjuk proposisi awal
suatu penelitian.48 Analisis data adalah proses yang membawa bagaimana data
diatur, mengorganisasikan apa yang ada kedalam sebuah pola, kategori dan unit
deskripsi dasar. Data penelitian direkam dan dicatat melalui teknik pengamatan
48
Robert K. Yin, Studi Kasus (Desain Dan Metode), (Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada
1997) Hal 133
46
langsung dan wawancara mendalam tak berstruktur, dokumentasi juga digunakan
sebagai teknik pengumpulan data penunjang. 49
Data yang diperoleh dari hasil penelitian direkam dan dicatat melalui
teknik pengamatan lapangan dan wawancara mendalam tak berstruktur,
dokumentasi juga digunakan sebagai teknik pengumpulan data penunjang
kemudian dianalisa dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Analisa deskriptif ini
memaparkan dan menjelaskan secara rinci mengenai tahapan-tahapan proses
kreatif iklan simPATI Ekstra versi mertua di televisi swasta yang dilakukan oleh
pihak biro iklan JWT AdForce Jakarta.
49
Burhan Bungin Hal, Op. Cit. Hal 144
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Iklan simPATI Ekstra
Operator telekomunikasi seluler PT Telkomsel Tbk, meluncurkan
"simPATI Ekstra", yakni kartu perdana simPATI edisi terbaru dengan harga
semakin terjangkau serta dilengkapi berbagai manfaat ekstra seperti tarif ekstra
hemat untuk menelepon, short message service (SMS), bonus pulsa serta layanan
terbaru 3G (layanan telekomunikasi generasi ketiga). Telkomsel berupaya untuk
memberikan pelayanan yang terbaik seperti telkom super hemat antar pengguna
layanan Telkomsel pada jam-jam tertentu. Selain itu Telkomsel juga memanjakan
para SMS mania, dengan menurunkan harga SMS sesama pengguna layanan
Telkomsel dari 299/sms menjadi 100/sms. Satu hal lagi yang cukup membantu
adalah dengan adanya simPATIzone, ajang member simPATI yang terdaftar
dalam simPATIzone mendapatkan informasi-informasi menarik dan up to date.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Hendra Ustriady sebagai
Copywriter (penulis naskah) JWT AdForce pada iklan simPATI Ekstra versi
mertua. Mengatakan bahwa periode iklan simPATI Ekstra dimulai dari 29 Januari
2007 hingga akhir Mei 2007, ada beberapa versi iklan simPATI Ekstra yang
dibuat oleh biro iklan JWT AdForce yaitu : 1. Versi Payung, 2. Versi Mertua, dan
3. Versi Bis. Dari ketiga versi tersebut penulis hanya meneliti satu versi yaitu
versi mertua alasannya karena iklannya unik dan berbeda dengan iklan-iklan
operator seluler lainnya. Jadi fokusnya hanya pada satu objek penelitian saja,
48
untuk memperoleh informasi tentang proses kreatif iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi swasta. Berikut gambar iklan simPATI Ekstra versi mertua di
televisi :
Sumber : JWT AdForce
49
Sumber : JWT AdForce
4.2 Hasil Penelitian
Penulis melakukan wawancara mulai tanggal 06 Juni 2008 sampai 17 Juli
2008 dikantor JWT AdForce Jakarta Jl. Proklamasi No. 46 dengan Bapak Dicky
Erlangga sebagai Creative Director JWT AdForce dan dengan Bapak Hendra
50
Ustriady sebagai Copywriter (penulis naskah) JWT AdForce pada iklan simPATI
Ekstra versi mertua.
Dalam melakukan wawancara terhadap narasumber tersebut, penulis tidak
mengalami kendala yang sangat berarti. Serta melakukan pengamatan lapangan
maka diperoleh hasil penelitian yang menjelaskan dan membahas tentang proses
kreatif iklan simPATI Ekstra versi mertua di televisi swasta. 50
Proses kreatif yang mendasari terciptanya iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi swasta ini berawal dari klien sebagai pemberi informasi
(creative brief). Setelah klien mengadakan pertemuan dengan team planner dan
client service dari pihak advertising agency. Diketahui bahwa tim kreatif biro
iklan JWT AdForce merupakan bagian yang mengolah proses kreatif iklan
simPATI Ekstra ini. Menurut Bapak Dicky Erlangga, Pihak simPATI sebagai
klien memberikan cretive brief yang berisi informasi mengenai produk yang akan
diiklankan, data-data mengenai produk simPATI tersebut adalah : Analisa Produk,
Analisa Konsumen, Analisa SWOT, Tujuan Periklanan, Target Audience,
Positioning, Strategi Kreatif Periklanan, Riset Pasar Tentang Posisi simPATI
terhadap kompetitornya, dan Single Mind Idea “ simPATI added Value For My
Life ”. Kemudian tim kreatif melakukan brainstorming (flow idea) untuk
menemukan dan menghasilkan big idea.
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hendra Ustriady, sebagai
copywriter pada iklan simPATI Ekstra ini, proses kreatif iklan simPATI Ekstra
melalui pendekatan proses berpikir kreatif yang dikembangkan oleh James Webb
50
Hasil Wawancara dengan Bapak Dicky Erlangga sebagai Creative Director JWT AdForce dan
dengan Bapak Hendra Ustriady sebagai Copywriter (penulis naskah) JWT AdForce.
51
Young meliputi : keterlibatan diri (immersion), inkubasi (incubation), iluminasi
dan verifikasi, setelah itu tim kreatif mencari nama untuk pack edisi baru,
kemudian mencari ide untuk iklan televisi, print ad, radio, poster flyer activation
dan lain-lain.
Setelah semuanya selesai kemudian direview oleh tim kreatif dan
meminta persetujuan klien, langkah berikutnya presentasi storyline pertama dan
setelah direvisi klien setuju baru dilanjutkan membuat storyboard. Storyboard
diriset sampai terpilih storyboard yang paling bagus, storyboard yang sudah
disetujui oleh klien baru akan diterapkan pada saat proses eksekusi iklannya
berlangsung. Iklan simPATI Ekstra dihasilkan setelah mengalami proses shooting,
offline editing, online editing dan mixing audio, dan yang terakhir adalah
approved by client, tahapan meminta persetujuan klien, dan penyiaran iklan.
Sebelum menuju ke pembahasan proses kreatif iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi swasta, maka perlu diketahui terlebih dahulu proses jalannya
informasi yang diberikan oleh klien sebagai permulaan pembuatan iklan simPATI
Ekstra versi mertua tersebut yang akan dijabarkan dalam sub bagian meliputi :
4.2.1 Creative Brief Dari Klien
Klien sebagai pihak yang memberikan informasi tentang deskripsi produk
simPATI Ekstra untuk mengetahui seperti apa keunggulan produk, kemasan,
harga, target market dan kelemahan produk. Menurut penuturan Creative Director
JWT AdForce Bapak Dicky Erlangga pada tanggal 11 Juni 2008 di kantor JWT
AdForce Jl. Proklamasi No. 46. Diketahui bahwa :
52
Pihak simPATI sebagai klien memberikan cretive brief yang berisi
informasi mengenai produk yang akan diiklankan, lalu menugaskan
advertising agency untuk membuat konsep periklanannya. Setelah klien
mengadakan pertemuan dengan Team Planner dan Client Service. datadata mengenai produk simPATI tersebut adalah : Analisa Produk, Analisa
Konsumen, Analisa SWOT, Tujuan Periklanan, Target Audience,
Positioning, Strategi Kreatif Periklanan, dan Riset Pasar Tentang Posisi
simPATI terhadap kompetitornya, Single Mind Idea “ simPATI added
Value For My Life ”.
Setelah biro iklan mendapatkan informasi tentang produk dari klien
kemudian tim kreatif melakukan brainstorming (Flow Idea) untuk menemukan,
dan menghasilkan “ Big Idea “. Proses kreatif iklan simPATI Ekstra di televisi
swasta dan media alternatif (media ambience) didasarkan pada data yang
diperoleh sebelumnya oleh pihak produsen simPATI, dimana posisinya sebagai
klien. Data tersebut dapat disebut sebagai creative brief, yang dijabarkan sebagai
berikut :
1. Analisa Produk
Untuk menganalisa suatu produk baru perlu kiranya diperhatikan beberapa
point berikut :
a. Keunggulan produk simPATI Ekstra yaitu : Hanya dengan harga Rp
10.000, pelanggan langsung bisa menikmati pulsa awal Rp 10.000 (Rp
5.000 untuk komunikasi ke nomor operator manapun dan Rp 5.000 sesama
Telkomsel) serta mendapat bonus pulsa Rp10.000 saat isi pulsa pertama
yang bisa digunakan untuk komunikasi sesama Telkomsel.
53
b. Kemasan produk simPATI Ekstra yaitu : Packaging produk simPATI
berwarna merah, logo simPATI berwarna putih dan tulisan ekstra
berwarna golden.
c. Harga produk simPATI Ekstra yaitu : Harga ekstra hemat Rp 10.000 dan
total pulsa Rp 20.000, harga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
konsumen dalam membeli produk.
d. Target audience simPATI Ekstra yaitu : Pria/wanita remaja dan dewasa
usia 18-30 tahun, dengan penghasilan menengah dan menengah ke atas,
gaya hidup modern dan efisien.
e. Kelemahan produk simPATI Ekstra yaitu : Banyak pesaing dengan jenis
produk yang sama dan sudah mature, pesaing utama produk simPATI
Ekstra yaitu Mentari dan XL. Pesaing bergerak di target market yang
sama.
Deskripsi mengenai produk diatas merupakan suatu data yang diberikan
oleh klien yang nantinya akan dijadikan suatu bahan pertimbangan dalam
penentuan ide konsep kreatif dalam memproduksi iklan baik pada media televisi,
cetak dan media alternatif lainnya.
2. Analisa Konsumen
Menurut penuturan Bapak Dicky Erlangga Creative Director JWT
AdForce pada waktu wawancara mengatakan bahwa
Sebelum sampai pada tahap strategi kreatif periklanannya, akan dilihat
terlebih dahulu bagaimana caranya untuk mengkomunikasikan produk
kepada khalayak yakni dengan cara melihat dari berbagai segi meliputi :
54
Tahap pertama membuat format iklan dengan menyajikan isi pesan yang
komunikatif, unik, fresh dan menarik, agar mudah di mengerti dan diterima oleh
khalayak terutama target audience dari produk yang akan diiklankan.Visualisasi
iklan simPATI Ekstra versi mertua ini didasarkan pada daya tarik humor yang
berbeda-beda dengan versi-versi sebelumnya.
Tahap kedua adalah melihat hasil riset yang dilakukan oleh klien berupa
analisa mengenai kompetitor/pesaing lain, apakah pada saat beriklan ada pesaing
lain yang beriklan. Jika tidak ada pesaing lain yang beriklan maka kesempatan itu
dimanfaatkan sebaik-baiknya. Pada saat beriklan memang diperkirakan ada
beberapa produk sejenis yang juga sedang beriklan di media yang sama.
Tahap yang ketiga adalah mengamati daya beli khalayak dan kebutuhan
masyarakat yang ada sekarang. Oleh karena itu sebelum membuat iklan ini pihak
simPATI melakukan riset kepada konsumen produknya, apa sebenarnya yang
mereka harapkan atau apa keinginan terbesar khalayak terhadap produk simPATI
Ekstra kartu perdana simPATI edisi terbaru dengan harga semakin terjangkau.
Dan kesimpulan yang didapat dari hasil riset tersebut mengungkapkan
bahwa keunggulan-keunggulan dari produk simPATI Ekstra yang nantinya akan
menjadi bagian konsep kreatif periklanannya. Sedangkan untuk penempatan
iklannya harus diperhatikan strategi yang tepat
dalam menempatkan iklan
tersebut pada media televisi atau alternatif media yang sering dilihat dan
diperhatikan oleh target audience dan menyesuaikan dengan kelas ekonomi serta
jangkauan pemasarannya. Setelah itu baru mengadakan kampanye periklanan
pada media-media yang telah ditentukan atau dipilih dan juga memberikan hasil
55
berupa tanggapan/respon khalayak terhadap produk simPATI Ekstra kepada
produsen simPATI Ekstra.
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh pihak simPATI, didapat data yang
menyatakan bahwa khalayak sasaran yang paling banyak menggunakan produk
simPATI Ekstra adalah Pria/Wanita remaja dan dewasa usia 18 sampai 30 tahun,
dengan status sosial ekonomi kelas AB menengah keatas.
3. Analisa SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threath)
Tujuan mengetahui SWOT adalah untuk menganalisis suatu produk yang
akan dibandingkan dengan produk pesaing, serta kondisi dan kecendrungan pasar
produk simPATI Ekstra. Menurut Bapak Dicky Erlangga Creative Director JWT
AdForce.
“sebelum membuat iklan tersebut pihak simPATI dan client service
bekerja sama dalam menyusun konsep kampanye yang menjadi dasar dari
analisa produk untuk mengetahui SWOT” 51
Analisa SWOT dari produk simPATI Ekstra meliputi :
a. Strenght/Keunggulan
Kekuatan produk adalah pada jangkauan yang luas, harga yang bersaing,
memberikan benefit ekstra lebih dan perusahaan operator seluler yang telah
memiliki nama dan mature. Posisi simPATI hingga kini belum tergoyahkan
sebagai kartu prabayar yang paling diminati pasar.
51
Hasil Wawancara dengan Creative Director JWT AdForce Bapak Dicky Erlangga hari Rabu 11
Juni 2008 di Kantor JWT AdForce Jl. Proklamasi No. 46 Jakarta
56
b. Weakness/Kelemahan
Kelemahan produk adalah Banyak pesaing dengan jenis produk yang sama
dan sudah mature dan pesaing bergerak di target market yang sama.
c. Opportunity/Kesempatan
Dalam hal kesempatan–kesempatan yang dimiliki oleh produk simPATI
Ekstra adalah untuk memperluas jangkauan pasar, dengan harga yang bersaing,
dan memberikan bonus ekstra lebih tidak hanya untuk pelanggan baru tetapi
berlaku juga untuk pelanggan yang sudah lama.
d. Threath/Ancaman
Gencarnya iklan-iklan produk yang sejenis IM3, Mentari, XL, dan Xplor.
Yang akibatnya membuat sebuah ingatan
atau beberapa ingatan di benak
konsumen terhadap merek lain selain merek simPATI Ekstra.
Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa pada strenght (keunggulan) dari
produk simPATI Ekstra tampak jelas pada harga yang bersaing, benefit ekstra
lebih dan jangkauan yang luas, untuk kelemahannya banyak pesaing dengan jenis
produk yang sama, dan untuk kesempatan terlihat cukup baik, sedangkan threath
atau ancaman produk gencarnya iklan-iklan produk yang sejenis IM3, Mentari,
XL, dan Xplor. Yang akibatnya membuat sebuah ingatan atau beberapa ingatan
di benak konsumen terhadap merek lain selain merek simPATI Ekstra.
4. Tujuan Periklanan
Tujuan dari sebuah periklanan secara garis besarnya adalah memberikan
informasi, membujuk, dan mengingatkan serta harus jelas agar hasil yang di
57
dapatkan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut Bapak Hendra Ustriady
selaku Copywriter JWT AdForce Tujuan utama dari simPATI Ekstra beriklan
adalah :
Untuk memantapkan image simPATI Ekstra sebagai operator seluler
dengan jangkauan terluas, kedua menambah jangkauan pasar yang lebih
luas dan disaat bersamaan pelanggan lama di beri bonus berupa benefitbenefit ekstra lebih dari simPATI, ketiga agar target audience lebih
awareness terhadap brand simPATI. 52
Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan strategi yang kreatif, didalam
menciptakan strategi kreatif tersebut harus dapat menciptakan brand awareness,
karena tujuan utamanya adalah memantapkan image simPATI Ekstra sebagai
operator seluler dengan jangkauan terluas, serta dapat meningkatkan penjualan
produk.
Oleh karena itu visualisasi iklannya dibuat kontras antara penawaran dari
pihak simPATI dengan Penawaran dari calon menantu kepada sang calon mertua,
dan di tujukan untuk golongan yang sesuai dengan target audiencenya karena
merekalah yang menggunakan produk tersebut.
5. Target Audience
Segmentasi pemasaran merupakan suatu konsep yang sangat penting untuk
mengetahui bagian-bagian pemasaran yang akan dijangkau oleh produk simPATI
Ekstra. Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami
struktur konsumen. simPATI Ekstra merupakan kartu perdana simPATI edisi
terbaru dengan harga semakin terjangkau, yang dilengkapi berbagai benefit ekstra
52
Hasil Wawancara dengan Copywriter JWT AdForce Bapak Hendra Ustriady hari Kamis 10 Juli
2008 di Kantor JWT AdForce Jl. Proklamasi No. 46 Jakarta
58
berupa tarif ekstra hemat untuk menelpon maupun SMS, bonus pulsa serta
layanan terbaru 3G.
Segmentasi yang dimaksud oleh suatu produk yang akan diiklankan.
Adalah kelompok mana yang akan menjadi target market suatu produk tersebut.
Mengetahui target audience, memahami bagaimana mereka berpikir, bertindak,
berperilaku. Dan mengamati pola pergaulan mereka. Mendengarkan bagaimana
mereka berbicara. Apa yang membuat mereka tertarik untuk mendengar. Benda
serta warna apa yang bisa membuat mereka menolehkan mata. Kesempatan kita
untuk bisa memenangkan perhatian konsumen adalah dalam hitungan detik.
Menurut Penuturan Bapak Dicky Erlangga sebagai Creative Director
JWT
AdForce.
“Sebuah produk yang akan dipasarkan atau di tawarkan kepada khalayak
harus memiliki target market dan sasaran, begitu pula dengan iklannya
harus disesuaikan dengan produk yang akan ditawarkan”.
Jika digolongkan target market/target audience dari produk simPATI
Ekstra adalah :
1. Geografis
: Wilayah Indonesia (kota-kota di Indonesia), kota
metropolitan, kota administratif, pinggir kota dan pedesaan.
2. Demografis
dengan
: Pria/Wanita Remaja/Dewasa Usia 18-30 Tahun,
sosial ekonomi AB, Pendidikan/Pekerjaan SMU,
Akademi, Perguruan Tinggi, Ibu rumah tangga, para professional,
manager, dll.
3. Psikografis
: Personality Ingin
mendapatkan sesuatu yang
ekstra lebih dan tidak biasa, gaya hidup yang dinamis.
59
Pemasang iklan harus menentukan target market yang mana yang akan
menerima pesan iklan yang paling banyak. Berdasarkan riset dari klien yang
paling banyak menggunakan produk simPATI Ekstra adalah kalangan remaja dan
dewasa, wanita/pria usia 18 tahun sampai 30 tahun, dengan status sosial kelas AB
menegah keatas.
Karena target market dan target audience dari produk simPATI Ekstra
karakteristiknya sama maka dalam pemilihan medianya, klien dan biro iklan
memperhatikan media yang efektif dan dapat menjangkau seluruh audiencenya,
yakni dengan menggunakan media elektronik seperti televisi untuk dapat
menjangkau pasarnya. Dalam hal ini selain memilih jenis media televisi juga
harus memilih media alternatif lainnya sebagai suatu strategi atau cara yang tepat
untuk memperkenalkan produk tersebut. Media yang dipilih adalah media yang
dianggap sering dilihat dan diperhatikan oleh target marketnya dan menyesuaikan
dengan kelas ekonomi dan jangkauan pasarnya.
6. Positioning
Positioning adalah sesuatu yang dilakukan terhadap pikiran, yakni menempatkan produk pada tangga-tangga atau kotak pikiran calon konsumen.
Menurut penuturan Copywriter JWT AdForce Bapak Hendra Ustriady.
Kalo kita bicara tentang positioning, simPATI Ekstra memposisikan
produknya dari awal muncul sebagai operator seluler dengan jangkauan
terluas, dengan harga semakin terjangkau yang dilengkapi berbagai benefit
ekstra berupa tarif ekstra hemat untuk menelpon maupun SMS, bonus
pulsa serta layanan baru 3G. Karena positioning merupakan inti dari segala
sesuatu yang diinginkan klien agar dipikirkan, dirasakan dan dipercaya
oleh pelanggan.
60
Positioning merupakan prasyarat untuk keterpaduan komunikasi karena
positioning menentukan satu-satunya titik sasaran bagi setiap aspek komunikasi
yang akan disusun tanpa positioning yang jelas, tidak akan ada keterpaduan yang
sesungguhnya, simPATI Ekstra telah mendeskripsikan produknya sebagai kartu
perdana terbaru bagi simPATI dengan harga semakin terjangkau yang dilengkapi
berbagai benefit ekstra berupa tarif ekstra hemat, untuk menelpon maupun SMS,
bonus pulsa serta layanan terbaru 3G.
Ciri khas utama atau keunggulan dari simPATI Ekstra yaitu hanya dengan
harga Rp 10.000, pelanggan langsung bisa menikmati pulsa awal Rp 10.000 (Rp
5.000 untuk komunikasi ke nomor operator manapun dan Rp 5.000 sesama
Telkomsel) serta mendapat bonus pulsa Rp10.000 saat isi pulsa pertama yang bisa
digunakan untuk komunikasi sesama Telkomsel.
Untuk iklan simPATI Ekstra versi mertua ini yang menggunakan slogan
”Kalo Ada Yang Ekstra Ngapain Pilih Yang Biasa” pihak simPATI memberikan
single mind idea “simPATI added Value For My Life” kepada biro iklan bahwa
produk simPATI Ekstra menawarkan benefit-benefit yang lain dari yang lain
simPATI Ekstra memberikan keuntungan ekstra lebih. Dan perusahaan perlu
mengkomunikasikan keunggulan dari produk simPATI Ekstra. Dan yang lebih
penting kalau bisa perbedaan itu disukai bahkan ditunggu-tunggu calon
konsumen. Karenanya visualisasi iklannya harus unik dan menarik, untuk iklan
simPATI Ekstra versi mertua pendekatan yang digunakan
yakni dengan
pendekatan humor, dengan slogan ”Kalo Ada Yang Ekstra Ngapain Pilih Yang
Biasa”.
61
7. Strategi Kreatif
Strategi kreatif sering dianggap sebagai hasil dari terjemahan dari berbagai
informasi mengenai produk, pasar, dan konsumen sasaran, ke dalam suatu posisi
tertentu di dalam komunikasi yang kemudian dapat dipakai untuk merumuskan
tujuan iklan.
Strategi kreatif merupakan dasar membangun merek, strategi
menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran berada dalam jalur yang tepat
serta membangun kepribadian merek dengan jelas dan konsisten.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Bapak Hendra Ustriady selaku
Copywriter JWT AdForce, mengatakan bahwa :
“Proses strategi kreatif iklan simPATI Ekstra versi mertua di televisi
swasta ini di sesuaikan dengan creative brief dari klien meliputi : tujuan
periklanan, target market/target audience, segmentasi pasar dan
positioning produk. Untuk menyusun strategi kreatif iklan yang tepat”.
Sebelum membuat iklan tersebut pihak klien dan biro iklan bekerja sama
dalam menyusun konsep kampanye yang menjadi dasar perumusan strategi kreatif
dari creative brief iklan simPATI Ekstra versi mertua meliputi :
a. Tema yang sederhana, fresh dan unik.
b. Pendekatan dan konsep kreatif menggunakan visualisasi yang humoris,
dengan sebuah cerita yang dekat dengan keseharian target audience.
c. Menggunakan slogan ”Kalo Ada Yang Ekstra Ngapain Pilih Yang Biasa”.
Agar strategi kreatif iklan tersebut sesuai dengan tujuan periklanan, target
market/target audience, segmentasi pasar, dan positioning yaitu
62
menambah
jangkauan pasar yang lebih luas dan disaat bersamaan pelanggan lama di beri
bonus, agar target audience lebih awareness terhadap produk simPATI Ekstra, ada
baiknya jika melihat analisa konsumen dan masalah yang dimiliki oleh pihak
Telkomsel sebagai produsen dari simPATI Ekstra yang dihubungkan dengan
SWOT analisis.
Penulis menyimpulkan bahwa strategi yang digunakan pada iklan
simPATI Ekstra ini seperti yang dirumuskan oleh Gilson dan Berkman dalam
kerangka teori penelitian ini pada rumusan pertama diutarakan tentang informasi
pemasaran yang tepat agar orang-orang kreatif dapat dengan segera menemukan
strategi kreatif mereka. Biasanya informasi yang akan sangat bermanfaat adalah
informasi yang menyangkut rencana pemasaran dan komunikasi, hasil penelitian
tentang konsumen sasaran, data-data tentang produk, persaingan di pasar, serta
rencana dasar tentang strategi media, yaitu menyangkut kapan dan dalam media
apa saja iklan tersebut akan dimunculkan.
Setelah strategi pesan ditentukan maka selanjutnya adalah menciptakan
sesuatu secara kreatif, maksudnya adalah bagaimana cara menyampaikan sebuah
pesan yang telah ditentukan dengan gaya yang berbeda sehingga dapat menarik
perhatian sasaran. Gaya juga berfungsi sebagai pemicu ingatan, pemancing untuk
membuat orang ingat kembali. Secara otomatis gaya merupakan asosiasi terhadap
identitas merek.
63
4.2.2 Proses Berpikir Kreatif
4.2.2.1 Keterlibatan Diri (Immersion)
Keterlibatan diri atau immersion yaitu upaya melibatkan diri kedalam
masalah yang ada dengan cara mengumpulkan bahan mentah dan segala informasi
yang diperlukan melalui riset latar belakang (background research) dan mencerna
masalah tersebut (digestion) yang merupakan upaya untuk memikirkan dan dan
memahami masalah.
Permasalahan dalam membuat iklan simPATI Ekstra ini didefinisikan
untuk mengetahui karakteristik produk simPATI Ekstra dengan memahami
keunggulan dan kelemahan produk ini. Memahami siapa yang menjadi pesaing,
menganalisa produk, analisa konsumen, analisa SWOT, tujuan periklanan, target
audience, positioning, dan strategi kreatif periklanan. Masalah-masalah ini
kemudian dijadikan sebagai acuan untuk membuat konsep kreatif.
Pengumpulan fakta/data produk simPATI Ekstra dimaksudkan untuk
mengolah iklan dan mencari nama untuk pack edisi terbaru, Berdasarkan hasil
wawancara dengan Copywriter JWT AdForce yaitu Bapak Hendra Ustriady :
“Proses landasan berpikir mencari nama untuk pack edisi terbaru kartu
perdana simPATI berdasarkan Creative Brief dari klien, Brand Personality
(karakter simPATI), Durability (harus bisa dipakai dalam waktu yang
lama), Unik (mudah diingat dan mudah diucapkan), serta Campaignable
(kaya akan ide). Dari ratusan nama yang di Propose agency (Plus, More,
Lebih, Rich, Sakti, Hepi, dan lain-lain). Terpilihlah sebuah nama yaitu : ”
simPATI Ekstra “ .”
Alasan simPATI mencari nama untuk pack edisi terbaru adalah karena
sudah 2 tahun belum ganti pack, supaya lebih fresh, lebih awareness dan untuk
menambah jangkauan pasar.
64
4.2.2.2 Proses Inkubasi (incubation)
Pada tahap inkubasi (pematangan masalah) tim kreatif biro iklan JWT
AdForce melakukan brainstorming untuk menemukan dan menghasilkan big idea.
Kegiatan yang dilakukan adalah adu argumen untuk menghidupkan otak bawah
sadar atau merangsang imajinasi.
Menurut Bapak Hendra Ustriady selain mengacu kepada creative brief yang
diberikan oleh klien, biro iklan juga perlu melakukan tahap inkubasi untuk
membuat konsep kreatif periklanan yang bagus dan tepat pada iklan simPATI
Ekstra ini, sehingga proses pematangan masalah produk simPATI Ekstra dapat
menghasilkan ide (gagasan utama).
4.2.2.3 Iluminasi (Menemukan Ide atau Gagasan)
Mendapatkan ide untuk sebuah kampanye periklanan memang tidak selalu
mudah, terkadang ide muncul begitu saja dalam satu menit, kadang perlu berharihari. Setelah mendapatkan nama untuk pack edisi terbaru tim kreatif kemudian
ketemu big idea : “ Kalo Ada Yang Ekstra Ngapain Pilih Yang Biasa “. Pada
waktu Brainstorming (flow ide) dalam menemukan big ideanya adalah melihat
dari :
Ini kan ada dua unsur antara yang biasa dan ekstra misalnya : kalo yang
ekstra, Vasilitas bis EKSTRA vip, Remote control EKSTRA bisa,
Karyawan EKSTRA bisa dan unsur yang biasa, Calon menantu kaya itu
BIASA, Artis serba bisa itu BIASA, Toko serba ada itu BIASA
65
Hal ini dipertegas oleh Bapak Hendra Ustriady pada wawancara tanggal
10 Juli 2008 di kantor JWT AdForce, bahwa proses mencari Big Idea (konsep)
dengan melihat dari beberapa perbandingan antara ekstra dan biasa.
4.2.2.4 Verifikasi
Yaitu kegiatan mempelajari ide atau gagasan untuk menentukan apakah
ide atau gagasan itu sudah bagus dan mampu menyelesaikan masalah. Menurut
Bapak Hendra Ustriady idea yang dihasilkan setelah melalui proses brainstorming
adalah ide yang akan ditarik ke eksekusi pembuatan iklan simPATI Ekstra.
4.2.3 Storyline
Tahap berikutnya adalah membuat script iklan, tim kreatif kemudian
membuat storyline setelah mendapatkan Big Ideanya, tahapannya dimulai dari :
Alur cerita yang simple dan jelas dari A to Z, Gaya bahasa deskriptif (Visual) dan
lisan (Audio), Ingat kaidah ORI (Original, Relevan, dan Impact), Ingat durasi
(Storyline 30” berbeda dengan 15”), Tak perlu detail (Area director), Hindari
penyebutan kalimat/angka rumit, Struktur cerita biasanya : Attraction, Content,
Twist (atraksi, berisi, dan tidak berbelit-belit).
Dari langkah-langkah tersebut maka Big Idea : “ Kalo Ada Yang Ekstra
Ngapain Pilih Yang Biasa “. Kemudian berkembang menjadi sebuah cerita yang
dekat dengan keseharian target audience, ceritanya sangat Indonesia sekali
mengangkat kebudayaan betawi, seperti pada visualisasi (video) iklan simPATI
66
Ekstra versi mertua dengan pendekatan humoris. Sesuai dengan yang
diungkapkan oleh Bapak Hendra pada waktu wawancara berlangsung.
4.2.4 Storyboard
Menurut penuturan Bapak Dicky Erlangga sebagai Creative Director JWT
AdForce. Storyboard dibuat berdasarkan alur cerita pada storyline, setiap scene
yang akan digambar harus sesuai dengan storyline.
Storyboard memberikan gambaran mengenai bentuk iklan yang paling
mendekati bentuk final dari suatu produksi iklan yang digunakan oleh orang yang
terlibat dalam produksi dan pembuat keputusan apakah menyetujui atau menolak
suatu usulan produksi iklan. Storyboard yang sudah disetujui oleh klien baru akan
diterapkan pada saat proses eksekusi iklannya dilaksanakan.
4.2.5 Proses Shooting
Proses shooting iklan simPATI Ekstra dilakukan, setelah tim kreatif
mendapatkan konsep kreatif melalui brainstorming, kemudian storyline dan
storyboard sudah disetujui oleh klien.
Pihak advertising agency mengadakan pertemuan dengan pihak production
house, terutama dengan film director/sutradara iklannya. Pertemuan semacam ini
disebut pre production meeting. Untuk membahas konsep kreatif pembuatan
iklannya, selain itu juga dibahas soal siapa yang akan menjadi talentnya/model
iklannya melalui casting, membahas tentang costum, properties, serta penentuan
67
lokasi atau studio yang akan digunakan. Hal ini di jelaskan oleh Bapak Hendra
pada waktu wawancara berlangsung.
4.2.6 Offline Editing dan Online Editing
Pada tahap offline editing ini disebut juga sebagai tahap penyuntingan,
bagi orang awam sering disebut sebagai tahapan menjahit sebuah cerita, film hasil
shooting, pertama-tama harus dipindahkan (ditransfer) dulu ke tape untuk dapat
dikerjakan di komputer untuk editing yang pertama kali prosesnya di mulai dari
Scene kesatu take 1 take 2 dan seterusnya dan scene kedua take ke 1 take 2 dan
seterusnya berupa stock shoot yang akan dipilih sampai membentuk suatu cerita
yang utuh. Yang pada dasarnya hanya memilih dan menyusun gambar-gambar
hasil shooting sesuai dengan urutan pada storyboard.
Online editing atau final editing adalah proses finishing dari Offline
editing, dimana setiap scene yang dipilih sudah sesuai dengan Story Board, dan
mixing audio sudah dilakukan, mengedit gambar pada video misalnya untuk
menghapus jerawat, pencahayaan yang kurang terang, hurufnya harus diganti, dan
membuat animasi simple pada pack shoot. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Hendra
Ustriady sebagai copywriter JWT AdForce Pada iklan simPATI Ekstra.
4.2.7 Mixing Audio
Pada tahap mixing audio dilakukan dalam pembuatan iklan ini tujuannya
adalah untuk merekam ulang/mendubing lagi suara yang kurang jelas pada saat
shooting. Misalnya pada iklan yang menggunakan Voice Over untuk mengisi
68
suara. Menurut penjelasan Bapak Hendra proses mixing audio ini dilakukan
setelah proses shooting dan editing selesai.
4.2.8 Approved By Client
Pada tahap ini adalah persetujuan dari klien mengenai visual iklan yang
sudah jadi dalam bentuk video. Menurut penjelasan Bapak Hendra video iklan
yang sudah jadi biasanya tidak langsung diproses dibagian produksi untuk
disiarkan tetapi tim kreatif meminta persetujuan dahulu dari klien, karena kadangkadang terjadi perubahan dan untuk menghindari kesalahan penyiaran.
Sering disebut bahwa klien adalah “nyawa” sebuah biro iklan. Ini berarti
hidup-matinya sebuah perusahaan periklanan tergantung pada ada tidaknya
kepercayaan klien pada kemampuan biro iklan tersebut sebagai mitra kerja dalam
upaya pemasaran dan periklanan produk-produknya.
4.2.9 Penyiaran Iklan
Setelah semua tahapan selesai dan klien sudah setuju kemudian Production
House mendaftarkan video iklan yang akan ditayangkan di televisi ke lembaga
sensor. Seperti film-film lainnya yang biasa kita lihat dibioskop, film iklan ini
pun harus terlebih dahulu mendapatkan izin dari badan sensor film sebelum
ditayangkan di televisi.
Dan tahap yang terakhir adalah
penyerahan materi iklan ke stasiun
televisi, iklan yang sudah di daftarkan ke lembaga sensor dan sudah lulus sensor
69
baru bisa disiarkan di televisi. Untuk kemudian khalayak baru akan mengetahui
keberadaan produk yang diiklankan di televisi.
4.3 Pembahasan
Proses kreatif yang mendasari terciptanya iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi swasta ini berawal dari klien sebagai pemberi informasi
(creative brief). Setelah klien mengadakan pertemuan dengan team planner dan
client service dari pihak advertising agency. Untuk selanjutnya iklan simPATI
Ekstra tersebut dipercayakan kepada client service dan team planner JWT
AdForce sebagai penghubung antara biro iklan dan klien (pemasang iklan).
Kemudian pihak klien bertemu dengan client service dan team planner
untuk mengemukakan keinginannya membuat iklan simPATI Ekstra yang akan
diperkenalkan kepada khalayak. Menurut Bapak Hendra Ustriady, Pihak simPATI
sebagai klien memberikan cretive brief dan Single Mind Idea “ simPATI added
Value For My Life ”. Kemudian tim kreatif melakukan brainstorming (flow idea)
untuk menemukan dan menghasilkan big idea.
Proses kreatif iklan simPATI Ekstra melalui pendekatan proses berpikir
kreatif yang dikembangkan oleh James Webb Young meliputi : keterlibatan diri
(immersion), inkubasi (incubation), iluminasi dan verifikasi, setelah itu tim kreatif
mencari nama untuk pack edisi baru, kemudian mencari ide untuk iklan televisi,
print ad, radio, poster flyer activation dan lain-lain.
Setelah semuanya selesai kemudian direview oleh tim kreatif dan
meminta persetujuan klien, langkah berikutnya presentasi storyline pertama dan
70
setelah direvisi klien setuju baru dilanjutkan membuat storyboard. Storyboard
diriset sampai terpilih storyboard yang paling bagus, storyboard yang sudah
disetujui oleh klien baru akan diterapkan pada saat proses eksekusi iklannya
berlangsung. Iklan simPATI Ekstra dihasilkan setelah mengalami proses shooting,
offline editing, online editing dan mixing audio, dan yang terakhir adalah
approved by client, tahapan meminta persetujuan klien, dan penyiaran iklan.
Untuk membuat sebuah iklan televisi yang perlu diperhatikan adalah apa
yang diinginkan klien dan bagaimana deskripsi produk yang akan diiklankan,
serta posisi produk tersebut di pasaran terhadap kompetitornya, apa kelebihan
produk tersebut dibandingkan dengan produk lain yang sejenis, keuntungan
seperti apa yang didapatkan oleh khalayak jika menggunakan produk tersebut,
siapa target marketnya, dan apa tujuan periklanannya. Untuk itu klien sangat
berperan penting sebagai tahap awal pembuatan iklan dalam memberikan
informasi tentang produk kepada client service sebuah biro iklan. Karena client
service merupakan orang yang paling banyak tahu tentang keinginan klien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Hendra, tahapan-tahapan dari
proses kreatif iklan ini terdiri dari klien sebagai pemberi informasi, client service
dan team planner sebagai penerima materi iklan kemudian tim kreatif sebagai
pengolah proses kreatif iklan dan setelah itu baru produksi iklannya dimulai,
approved dari klien sebagai tahap untuk meminta persetujuan klien terhadap iklan
yang dibuat, kemudian distribusi materi kestasiun televisi setelah didaftarkan ke
lembaga sensor baru bisa ditayangkan ditelevisi.
71
Peran tim kreatif jika dilihat dari urutan proses pembuatan iklan adalah
sebagai “dapurnya” periklanan, dibagian tim kreatif inilah pesan-pesan periklanan
untuk berbagai media diciptakan, digodok dan dikembangkan untuk disampaikan
kepada khalayak sasaran melalui media yang dipilih. Dalam menciptakan konsep
kreatif pertama-tama biro iklan harus menemukan big idea yang merupakan latar
belakang suatu konsep kreatif. Tujuannya adalah membuat orang tertarik dan
memperhatikan pesan penjualan (selling message) dalam sebuah iklan.
Proses kreatif iklan simPATI Ekstra ini bersumber pada gambaran tentang
produk simPATI Ekstra, target audience dan mengetahui seperti apa keinginan
khalayak sasaran sehingga semua fakta dapat diserap, dikumpulkan, dianalisa,
dihubungkan dan disimpulkan agar bisa mendapatkan ide kreatifnya, pada saat
proses iluminasi (menemukan ide atau gagasan) yang dijabarkan dalam kerangka
teori penelitian ini yaitu upaya menemukankan ide untuk sebuah kampanye
periklanan memang tidak selalu mudah, terkadang ide muncul begitu saja dalam
satu menit, kadang perlu berhari-hari.
Setelah mendapatkan nama untuk pack edisi terbaru tim kreatif kemudian
ketemu big idea : “ Kalo Ada Yang Ekstra Ngapain Pilih Yang Biasa “. Pada
waktu brainstorming (flow ide) dalam menemukan big ideanya adalah melihat
dari dua unsur antara yang biasa dan ekstra misalnya : kalo yang ekstra, Vasilitas
bis EKSTRA vip, Remote control EKSTRA bisa, Karyawan EKSTRA bisa dan
unsur yang biasa, Calon menantu kaya itu BIASA, Artis serba bisa itu BIASA,
Toko serba ada itu BIASA.
72
Pada tahap storyline penulis menghubungkannya dengan copywriting,
kreativitas memegang peranan penting bagi seorang copywriter dalam merangkai
kata-kata adalah
benar. Seorang copywriter dapat menggunakan nalar dan
emosinya, menggabungkan padanan dan diksi yang tepat sehingga suatu barang
atau jasa yang semula tampak biasa-biasa saja menjadi luar biasa.
Pada bagian storyboard, di sini penulis melihat bahwa Storyboard dibuat
berdasarkan alur cerita pada storyline, setiap scene yang akan digambar harus
sesuai dengan storyline. Storyboard yang sudah disetujui oleh klien baru akan
diterapkan pada saat proses eksekusi iklannya dilaksanakan. Proses shooting iklan
simPATI Ekstra dilakukan, setelah tim kreatif mendapatkan konsep kreatif
melalui brainstorming, kemudian storyline dan storyboard sudah disetujui oleh
klien. Setelah proses shooting kemudian dilakukan tahap offline editing dan
online editing.
Penulis melihat bahwa storyboard iklan simPATI Ekstra versi mertua ini
haya ditujukan untuk kelas menengah, sedangkan target audience iklan simPATI
Ekstra tidak hanya kelas menengah saja, pada visualisasi iklannya terlihat sangat
sederhana dengan menampilkan sosok seorang bapak yang hanya mengenakan
kaos oblong dan kain sarung saja serta rumah yang biasa-biasa saja. Untuk target
audience kelas atas dikhawatirkan tidak tepat sasaran sehingga produk yang
diiklankan tidak bisa menarik perhatian khalayak kelas atas.
Pada tahap mixing audio dilakukan dalam pembuatan iklan ini tujuannya
adalah untuk merekam ulang/mendubing lagi suara yang kurang jelas pada saat
shooting.
73
Approved by client pada tahap ini adalah persetujuan dari klien mengenai
visual iklan yang sudah jadi dalam bentuk video. Kemudian penyerahan materi
iklan ke stasiun televisi, untuk kemudian khalayak baru akan mengetahui
keberadaan produk yang diiklankan di televisi.
Tujuan periklanannya adalah untuk memantapkan image simPATI Ekstra
sebagai operator seluler dengan jangkauan terluas, kedua menambah jangkauan
pasar yang lebih luas dan disaat bersamaan pelanggan lama di beri bonus berupa
benefit-benefit ekstra lebih dari simPATI, ketiga agar target audience lebih
awareness terhadap brand simPATI
Jika digolongkan target market/target audience dari produk simPATI
Ekstra adalah : Geografis : Wilayah Indonesia (kota-kota di Indonesia), kota
metropolitan, kota administratif, pinggir kota dan pedesaan. Demografis :
Pria/Wanita Remaja/Dewasa Usia 18-30 Tahun, dengan sosial ekonomi AB,
Pendidikan/Pekerjaan SMU, Akademi, Perguruan Tinggi, Ibu rumah tangga, para
professional, manager, dll. Psikografis : Personality Ingin mendapatkan sesuatu
yang ekstra lebih dan tidak biasa, gaya hidup yang dinamis.
Positioning produk, simPATI Ekstra memposisikan produknya dari awal
muncul sebagai operator seluler dengan jangkauan terluas, dengan harga semakin
terjangkau yang dilengkapi berbagai benefit ekstra berupa tarif ekstra hemat untuk
menelpon maupun SMS, bonus pulsa serta layanan baru 3G. Pada iklan tersebut
dilengkapi berbagai benefit ekstra salah satunya layanan 3G, menurut pendapat
penulis layanan 3G hanya ditujukan untuk wilayah tertentu seperti kota
metropolitan dan kota-kota besar di Indonesia dan untuk target audience kelas
74
atas, selain biaya untuk layanan 3G bisa dikatakan termasuk mahal bagi khalayak
kelas bawah terutama yang tinggal di daerah pedesaan tentunya tidak bisa
menikmati layanan 3G tersebut karena untuk daerah pedesaan fasilitas layanan 3G
belum mendapatkan signal.
Fokus strategi kreatif adalah pesan itu sendiri, apa yang disampaikan dan
bagaimana cara menyampaikan pesan tersebut. 53 Strategi kreatif periklanan
merupakan sebuah strategi pesan iklan yang berdasarkan pada target audience,
tujuan periklanan, dan positioning. Adanya keinginan khalayak yang harus di
penuhi oleh pihak simPATI selaku produsen operator selular, sasaran utama dari
produk simPATI Ekstra adalah wanita/pria usia 18-30 tahun, dengan status sosial
ekonomi AB yang tinggal di daerah urban Indonesia.
Pemilihan status ekonomi tersebut karena mengingat dari produk simPATI
Ekstra merupakan produk dengan harga yang terjangkau dan merupakan operator
selular dengan jaringan terluas. Keuntungannya adalah hanya dengan harga Rp
10.000, pelanggan langsung bisa menikmati pulsa awal Rp 10.000 (Rp 5.000
untuk komunikasi ke nomor operator manapun dan Rp 5.000 sesama Telkomsel)
serta mendapat bonus pulsa Rp10.000 saat isi pulsa pertama yang bisa digunakan
untuk komunikasi sesama Telkomsel.
Daya tarik periklanan ini terdapat juga dalam kerangka teori pada
penelitian ini. Daya tarik periklanan merujuk pada basis atau pendekatan yang
digunakan dalam iklan untuk menarik perhatian atau minat para konsumen dan
53
Sandra Moriarty, Creative Advertising : Theory & Practice, (New Jersey USA : PrenticeHall
1991), Hal 5-6
75
untuk mempengaruhi perasaan-perasaan mereka terhadap produk, jasa, atau
gagasan.54
Iklan dengan tema humor sering kali menjadi iklan yang populer dan
paling diingat oleh audience, pemasang iklan menggunakan pendekatan humor
dalam iklannya karena berbagai alasan, antara lain pesan iklan yang disampaikan
secara humor dapat menarik audience dan cukup efektif dalam mempertahankan
perhatian audience, pesan humor dapat mendorong efektivitas pesan karena dapat
mendorong perasaan positif audience dan meningkatkan kesukaan mereka
terhadap produk, humor juga dapat mengurangi kemungkinan penerima pesan
menyampaikan kritik atau mengemukakan argumen tandingan terhadap pesan
iklan yang di sampaikan.55
Menurut copywriter JWT AdForce Bapak Hendra mengatakan bahwa,
daya tarik atau pendekatan iklan pada iklan simPATI Ekstra versi mertua ini
menggunakan daya tarik humor tentang sebuah cerita yang dekat dengan
keseharian target audience, ceritanya sangat Indonesia sekali dengan mengangkat
kebudayaan betawi, serta daya tarik yang menjelaskan informasi tentang produk
simPATI Ekstra yang memberikan bonus atau keuntungan yang ekstra lebih, bila
dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Penulis berpendapat bahwa daya
tarik humor pada iklan tersebut dengan mengangkat kebudayaan betawi seperti
hanya untuk beriklan di wilayah betawi saja, pelanggan yang bukan orang betawi
belum tentu bisa menerima pesan yang disampaikan oleh pengiklan.
54
55
Monle lee & Carla Johnson, Op. Cit. Hal 183
Morissan Op. Cit. Hal 276
76
Ada kesamaan antara proses kreatif yang dilakukan biro iklan JWT
AdForce dalam membuat iklan televisi dengan proses kreatif iklan pada kerangka
teori penelitian ini. Pada kasus iklan simPATI Ekstra ini dalam proses berpikir
kreatif iklan yang dikembangkan oleh James Webb Young meliputi :keterlibatan
diri (immersion),
inkubasi,
iluminasi dan
verifikasi.
Sedangkan
untuk
memperkuat daya tarik kreatif iklan tersebut, ditampilkan melalui visualisasi dan
efek-efek suara yang mendukung iklan tersebut.
Penulis menemukan pada kasus iklan simPATI Ekstra Pada tahap
Approved By Client adalah persetujuan dari klien mengenai visual iklan yang
sudah jadi dalam bentuk video. Menurut penjelasan Bapak Hendra video iklan
yang sudah jadi biasanya tidak langsung diproses dibagian produksi untuk
disiarkan tetapi tim kreatif meminta persetujuan dahulu dari klien bahwa pengisi
suara direkam terpisah dan kemudian di edit lagi pada saat mixing audio. Setelah
itu unsur audio (suara) dan video (gambar) digabungkan pada tahap online
editing. Selesai online editing berarti selesai pula seluruh pekerjaan, tugas terakhir
adalah penyiaran iklan.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Proses kreatif yang mendasari terciptanya iklan simPATI Ekstra versi
mertua di televisi swasta ini berawal dari klien sebagai pemberi informasi berupa
creative brief yang berisi data-data mengenai produk simPATI tersebut meliputi :
Analisa Produk, Analisa Konsumen, Analisa SWOT, Tujuan Periklanan, Target
Audience, Positioning, Strategi Kreatif Periklanan, Riset Pasar Tentang Posisi
simPATI terhadap kompetitornya, dan Single Mind Idea “ simPATI added Value
For My Life ”. Setelah klien mengadakan pertemuan dengan team planner dan
client service dari pihak advertising agency. Kemudian tim kreatif melakukan
brainstorming (flow idea) untuk menemukan dan menghasilkan big idea.
Pada iklan simPATI Ekstra ini proses berpikir kreatif iklan yang
digunakan adalah proses berpikir kreatif yang dikembangkan oleh James Webb
Young meliputi : keterlibatan diri (immersion), inkubasi, iluminasi dan verifikasi.
Sedangkan untuk memperkuat daya tarik kreatif iklan tersebut, ditampilkan
melalui visualisasi dan efek-efek suara yang mendukung iklan tersebut. Kemudian
tim kreatif mencari nama untuk pack edisi baru, lalu mencari ide untuk iklan
televisi, print ad, radio, poster flyer activation dan lain-lain.
78
Setelah semuanya selesai kemudian direview oleh tim kreatif dan
meminta persetujuan klien, langkah berikutnya presentasi storyline pertama dan
setelah direvisi klien setuju baru dilanjutkan membuat storyboard.
Storyboard diriset sampai terpilih storyboard yang paling bagus,
storyboard yang sudah disetujui oleh klien baru akan diterapkan pada saat proses
eksekusi iklannya berlangsung. Iklan simPATI Ekstra dihasilkan setelah
mengalami proses shooting, offline editing, online editing dan mixing audio, dan
yang terakhir adalah approved by client, tahapan meminta persetujuan klien, dan
penyiaran iklan.
Permasalahan dalam membuat iklan simPATI Ekstra ini didefinisikan
untuk mengetahui karakteristik produk simPATI Ekstra dengan memahami
keunggulan dan kelemahan produk ini. Daya tarik atau pendekatan iklan pada
iklan simPATI Ekstra versi mertua ini menggunakan daya tarik humor tentang
sebuah cerita yang dekat dengan keseharian target audience, ceritanya sangat
Indonesia sekali dengan mengangkat kebudayaan betawi, serta daya tarik yang
menjelaskan informasi tentang produk simPATI Ekstra yang memberikan bonus
atau keuntungan yang ekstra lebih, bila dibandingkan dengan produk lain yang
sejenis.
Tujuan utama dari simPATI Ekstra beriklan adalah : Untuk memantapkan
image simPATI Ekstra sebagai operator seluler dengan jangkauan terluas, kedua
menambah jangkauan pasar yang lebih luas dan disaat bersamaan pelanggan lama
diberi bonus berupa benefit-benefit ekstra lebih dari simPATI, ketiga agar target
audience lebih awareness terhadap brand simPATI.
79
simPATI Ekstra memposisikan produknya dari awal muncul sebagai
operator seluler dengan jangkauan terluas, dengan harga semakin terjangkau yang
dilengkapi berbagai benefit ekstra berupa tarif ekstra hemat untuk menelpon
maupun SMS, bonus pulsa serta layanan baru 3G.
5.2 Saran
Saran-saran yang akan penulis berikan terhadap penelitian ini adalah :
1. Visualisasi iklan simPATI Ekstra di televisi harus disesuaikan dengan
target audience jangan hanya ditujukan untuk target audience tertentu.
Konsep kreatif iklannya harus konsisten, biro iklan perlu memperhatikan konsep kreatif untuk kampanye periklananya apapun media
yang digunakan baik iklan pada media, televisi, print ad, radio, poster,
flyer activation dll. Konsep kreatifnya harus sama/konsisten. Karena
eksekusi konsep kreatif tentu saja berbeda pada setiap media dan
karakterisitik serta cara produksi setiap mediapun berbeda.
2. Proses kreatif iklan simPATI Ekstra sebaiknya lebih memperhatikan
lagi apakah setting iklan pada iklan simPATI Ekstra sudah sesuai
dengan khalayak yang ingin di jangkau apa belum. Karena target
audience kelas atas dan menegah mempunyai pemikiran yang berbeda
terhadap tayangan iklan tersebut.
3. Biro iklan harus lebih detail lagi dalam hal menonjolkan big idea dan
terlihat jelas pada slogan iklannya sehingga slogan tersebut akan selalu
ada dibenak konsumen.
80
DAFTAR PUSTAKA
Agustrijanto. Copywriting : Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami Bahasa
Iklan, Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, 2001
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Penerbit PT Raja
Grafindo Persada 2007
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta : Penerbit PT Raja
Grafindo Persada, 2005
Ebdi Sanyoto, Sadjiman. Metode Perancangan Komunikasi Visual Periklanan,
Yogyakarta : Penerbit Dimensi Press, 2006
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta : Penerbit PT Raja
Grafindo Persada, 2007
Hahn, Fred E. & Kenneth G. Mangun. Beriklan Dan Berpromosi Sendiri, Jakarta :
Penerbit PT Grasindo, 2002
Kasali, Rhenald. Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,
Jakarta : Pustaka Utama Grafiti, 2007
K. Yin, Robert. Studi Kasus (Desain Dan Metode), Jakarta : Penerbit PT Raja
Grafindo Persada 1997
Lee, Monle & Carla Johnson. Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Perspektif
Global, Jakarta : Penerbit Prenada Media, 2004
Madjadikara, Agus S. Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan, Jakarta :
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2005
Moriarty, Sandra. Creative Advertising : Theory & Practice, New Jersey USA :
PrenticeHall 1991
Morissan. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Tangerang : Penerbit
Ramdina Prakarsa, 2007
Mufid, Muhamad. Komunikasi Dan Informasi Penyiaran, Jakarta : Penerbit
Prenada Media Group, 2007
Prasetijo, Ristiyanti & John Ihalauw. Perilaku Konsumen, Penerbit : Andi,
Yogyakarta, 2007
81
Prayitno, Sunarto. Pengembangan Kreatif, Jakarta : Tanpa nama penerbit, 1998
Quinn Patton, Michael. Metode Evaluasi Kualitatif, Yogyakarta : Penerbit Pustaka
Pelajar, 2006
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, 2006
Roman, Kenerth Jane Maas & Martin Nisenholtz. How To Advertise, Membangun
Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, Jakarta : Penerbit PT. Elex
Media Komputindo, 2005
Sulaksana, Uyung. Integrated Marketing Communications, Yogyakarta : Penerbit
Pustaka Pelajar, 2007
Sumartono. Terperangkap Dalam Iklan, Bandung : Penerbit CV Alfabeta, 2005
Sutherland, Max & Alice K. Sylvester. Advertising And The Mind Of The
Consumer, Jakarta : Penerbit PPM, 2007
Suyanto, M. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia,
Yogyakarta : Penerbit Andi, 2005
Widyatama, Rendra. Pengantar Periklanan, Yogyakarta : Penerbit Pustaka Book
Publisher, 2007
Wiryanto. Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Penerbit PT Grasindo, 2006
Internet
http://www.blogperiklanan.com/tk/javis/sunday/january /29/2006/blp.id
http://www.kapanlagi.com/telkomsel/tren/details.se?id=/desember/13/2007/&page
82
Download