Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA Anggrita Sari1, Faizah Wardhina2, Vira Florida 1 Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin Akademi Kebidanan Martapura e-mail : [email protected] ISSN :2086-3454 2 Abstrak Latar Belakang: Retensio Plasenta merupakan masalah penting dalam obstetrik yang merupakan salah satu penyebab perdarahan persalinan, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan maternal. Data Register pasien ibu bersalin di RumahSakit Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang jumlah ibu bersalin mengalami retensio plasenta pada Tahun 2011 kejadian sebanyak 15,1%, tahun 2012 sebanyak 21,5%, dan tahun 2013 sebanyak 14,1%. Masalah yang diteliti menyangkut persentase kejadian retensio plasenta masih tinggi (diatas 10%) dari keseluruhan persalinan. Selanjutnya akan diteliti hubungan antara umur, paritas, dan manajemen aktif kala III dengan kejadian retensio plasenta di RSUD Tamiang Layang. Metode: Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan case control. Hasil: Analisa chi square untuk hubungan umur ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di dapatkan nilai signifikan 0,027, paritas pada ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di dapatkan nilai signifikan 0,003, dan manajemen aktif kala III pada ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di dapatkan nilai signifikan 0,000. Nilai signifikan tersebut lebih rendah dari taraf signifikan 0,05 sehingga dinyatakan bahwa ada hubungan antara umur, paritas, dan manajemen aktif kala III pada ibu bersalin dengan kejadian retensio plasenta di RSUD Tamiang Layang tahun 2013. Kesimpulan: masyarakat diharapkan dapat menggali tanda bahaya kehamilan sehingga menerapkan langkah-langkah promotif dan preventif dan petunjuk dari petugas kesehatan untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan mengurangi risiko kelahiran dengan retensio plasenta Kata Kunci : Umur, Paritas, Manajemen aktif Kala III, Ibu Bersalin. 11 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 terbanyak PENDAHULUAN Kematian Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III komplikasi dalam satunya adalah yang persalinan, diistilahkan dengan Angka Kematian Ibu perdarahan (AKI) masih digunakan sebagai tolak ukur Barito Timur, pada Tahun 2010, AKI kemampuan tercatat 185 per 100.000 kelahiran hidup suatu maternal akibat negara dalam memberikan pelayanan kesehatan pada salah persalinan. Di Kabupaten (Profil Kesehatan Bartim, 2010). warga negaranya. Data AKI di Indonesia Berdasarkan studi pendahuluan pada tahun 2012 yang dirilis Survey yang dilakukan penulis di Rumah Sakit Demografi Indonesia Umum Daerah (RSUD) Tamiang Layang, (SDKI)adalah sebesar 359 per 100.000 pada tahun 2011 tercatat 99 persalinan, kelahiran hidup. Sementara Depkes RI dengan (2010) menyebutkan AKI di Indonesia sebanyak 15 kasus (15,1%). Sementara berada pada angka 228 per 100.000 pada tahun 2012 terdapat 93 orang kelahiran hidup.Penyebab utama kematian persalinan, ibu melahirkan (28%) adalah perdarahan, plasenta sebanyak 20 kasus (21,5%), dan penyebab kedua adalah hipertensi saat pada tahun 2013 tercatat 268 persalinan, hamil atau preeklamsia mencapai 24%, dan penyebab ketiga dikarenakan infeksi saat mengalami retensio plasenta. Dari data melahirkan dan lain-lain yang merupakan tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian penyakit yang menyertai saat kehamilan retensio maupun namun presentase kejadian masih tinggi Kesehatan persalinan mencapai 11 %. (Depkes RI, 2010). 38 kejadian retensio dengan kasus plasenta plasenta kejadian (14,1%) memang retensio diantaranya menurun, (diatas 10%) dari keseluruhan persalinan Berdasarkan data Dinas Kesehatan dan kejadian retensio plasenta adalah Propinsi Kalteng Tahun 2011, AKI di nomor 3 (tiga) terbanyak dari penyebab Kalimantan Tengah sebesar 228 per komplikasi persalinan di RSUD Tamiang 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab Layang. Oleh karena itu peneliti tertarik 12 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 mengetahui adakah hubungan antara umur, paritas, dan manajemen aktif kala III Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III Umur (tahun) No Aman Tidak Aman Jumlah 1 2 dengan kejadian retensio plasenta di n 111 157 268 Sebagian besar umur ibu bersalin di RSUD Tamiang Layang. RSUD Tamiang Layang tahun 2013 termasuk BAHAN DAN METODE Metode menggunakan dalam case penelitian control ini dengan dalam kategori aman(58,6%). Tabel 2. Distribusi Paritas Responden Paritas No pendekatan retrospektif. Penelitian case control atau kasus control merupakan suatupenelitian menyangkut dipelajari (survei) bagaimana analitik yang faktor resiko dengan tidak n 1 2 3 Primipara Multipara Grandemultipara Jumlah 102 130 36 268 Sebagian besar paritas ibu bersalin menggunakan di RSUD Tamiang Layang tahun 2013 pendekatan retrospektif. Sampel dalam termasuk dalam kategori multipara penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian yaitu data ibu bersalin yang mengalami retensio plasenta di ruang (48,5%). Tabel 3. Distribusi Manajemen Aktif Kala III Responden kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah No Tamiang Layang tahun 2013 Manajemen Aktif Kala III N yang berjumlah 38 sebagai kasus dan ibu 1 bersalin yang tidak mengalami retensio 2 plasenta pada tahun 2013 berjumlah 230 Dilakukan Manajemen Aktif Kala III. 182 Tidak dilakukan Manajemen Aktif Kala III 86 Jumlah 268 Sebagian besar ibu bersalin di persalinan sebagai kontrol. RSUD Tamiang Layang tahun 2013 dilakukan Manajemen Aktif Kala III HASIL Berdasarkan hasil penelitian (67,9%). didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi Umur Responden 13 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III Tabel 4. Distribusi Kejadian Retensio Plasenta Responden Kejadian Retensio Plasenta No Tabel 6. Distribusi Hubungan Paritas Dengan Kejadian Retensio Plasenta Responden n 1 Mengalami Retensio 2 Plasenta Tidak Retensio Plasenta Jumlah Parit as No 38 mengalami 230 268 Juml ah Tidak Meng mengalaalami mi Retensi Retensi o o Plasenta Plasenta n % N % n 13,2 65,8 31,0 102 130 36 Dari 268 orang ibu bersalin 38 orang (14,2%) mengalami retensio plasenta. Tabel 5. Distribusi Hubungan Umur Dengan Kejadian Retensio Plasenta Responden No Umur 1 2 3 Primipara Multipara Grande multipara Jumlah Ada 97 105 28 42,2 45,6 12,2 230 5 25 8 100 38 hubungan 100 antara 268 jumlah paritas ibu dengan kejadian retensio plasenta di RSUD Tamiang Juml ah Tidak mengalami Retensio Mengalami Retensio Plasenta 2013. Hal ini sesuai dengan Plasenta n % n % n lasenta Layangtahun hasil analisis statistikuji Chi Square dengan tingkat 1 2 Aman Tidak Aman Jumlah 102 128 230 44,3 55,7 100 9 29 38 23,7 111 76,3 157 100 kepercayaan 26 8 95% (α = 0,05) menunjukkan nilai p = 0,003 (p < 0,05), maka secara Ada hubungan antara umur ibu simultan ada hubungan antara paritas dengan kejadian retensio plasenta di dengan kejadian retensio plasenta di RSUD Tamiang Layangtahun 2013 hal ini RSUD Tamiang Layang. sesuai dengan hasil analisis statistik uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan nilai p (value) = 0,027 (p < 0,05). Tabel 7. Distribusi Hubungan Manajemen Aktif Kala III Dengan Kejadian Retensio Plasenta Responden Manajemen Jumlah Aktif Kala TidakMeMengalamiRetensio Plasenta III ngalami Retensio Plasenta % n % n Tidak 1 dilakukan Manajemen Aktif Kala III Dilakukan Manajemen Aktif Kala III 66 72,2 Jumlah 230 100 64 27,8 16 42,1 22 57,9 38 100 14 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III berfungsi denganbaik, myometrium Ada hubungan antara Manajemen tidak bisa berkontraksi danretraksi Aktif Kala III pada ibu dengan kejadian dengan maksimal maka proses dari tempat retensio plasenta di RSUD Tamiang pelepasanplasenta Layang tahun 2013. Hal ini sesuai dengan implantasinya juga tergangguyang hasil analisis statistik uji Chi Square akhirnya menyebabkan retensio dengan tingkat kepercayaan 95% (α = plasenta. Sedangkan untuk umur >35 0,05) menunjukkan nilai p = 0,000 (p < tahun sering mengalami kekakuan 0,05). jaringan sehingga miometrium juga tidak dapat bekerja dengan maksimal. PEMBAHASAN Paritas Umur Hasil penelitian yang dilakukan di Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Tamiang Layang tahun 2013 RSUD Tamiang Layang tahun 2013 menunjukkan bahwa sebagian besar menunjukkan bahwa sebagian besar responden (48,5%) termasuk kategori responden (58,6%)termasuk dalam multipara. Wanita dengan jumlah kategori umur tidak aman. Wanita yang paritas lebih dari 3 berisiko dengan berumur kurang dari 20 tahun dan lebih kehamilan dan persalinan tinggi.Hal ini dari 35 tahun, mempunyai risiko yang sesuai dengan teori Nugroho (2011) tinggi untuk hamil dan melahirkan, yang menyatakan bahwa paritas karena akan membahayakan kesehatan (multi/grande multipara) merupakan dan keselamatan ibu hamil maupun faktor penyebab umum terjadinya janinnya, berisiko mengalami retensio retensio plasenta. plasenta. Menurut Saifudin (2009) paritas Hal ini disebabkan pada umur <20 yang berpotensi mengalami retensio tahun organ reproduksi belum dapat plasenta adalah pada multipara dan 15 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III grandemultipara.Pada multipara terjadi sebelum kemunduran dan pada plasenta menyebabkan kontraksi yang endometrium yang mengakibatkan tidak ritmik, pemberian uterotonik terjadinya fibrosis cacat pada terjadinya pelepasan dari bekas yang tidak tepat waktunya yang juga implantasi plasenta pada persalinan dapat menyebabkan serviks kontraksi persalinan sehingga dan menahan plasenta, serta pemberian vaskularisasi menjadi berkurang.Untuk anestesi yang melemahkan kontraksi memenuhi kebutuhan nutrisi janin, uterus. sebelumnya, plasenta adhesive sampai parkreta. WHO telah merekomendasikan Selain itu juga, pada multipara dan agar dokter dan bidan melaksanakan grandemultipara penurunan Manajemen Aktif Kala III dalam elastisitas uterus sehingga myometrium Asuhan Persalinan Normal, karena tidak dapat berkontraksi dan beretraksi dengan Manajemen Aktif Kala III dengan maksimal yang mengakibatkan banyaknya darah yang hilang dapat terjadinya retensio plasenta. berkurang sehingga dapat mengurangi Manajemen aktif kala III angka kematian dan angka kesakitan terjadi Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Tamiang Layang tahun 2013 yang berhubungan dengan perdarahan. Kejadian retensio placenta menunjukkan bahwa32,1% responden Hasil penelitian yang dilakukan di tidak dilakukan Manajemen Aktif Kala RSUD Tamiang Layang tahun 2013 III.Hal ini menunjukkan bahwa tidak menunjukkan dilakukan manajemen aktif kala III (14,2%) mengalami retensio plasenta. meningkatkan Hal ini menunjukkan bahwa kejadian risiko perdarahan selama proses persalinan dan kesalahan retensio manajemen kala tiga persalinan, seperti persentase manipulasi dari uterus yang tidak perlu (diatas bahwa plasenta menurun kejadian 10%) responden dari masih namun tinggi keseluruhan 16 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III persalinan. Pada tahun 2011 tercatat 99 dengan kejadian Retensio Plasenta di persalinan, dengan kejadian retensio RSUD Tamiang Layang. plasenta sebanyak 15 kasus (15,1%). Pada tahun 2012 93 merupakan faktor risiko terjadinya persalinan, dengan kejadian retensio perdarahan yang dapat mengakibatkan plasenta sebanyak 20 kasus (21,5%), kematian maternal.Jika seorang wanita dan pada tahun 2013 tercatat 268 hamil pada umur <20 tahun, dianggap persalinan, sebagai kehamilanrisiko tinggi karena dan diantaranya 38 terdapat Hal ini menunjukkan bahwa umur kasus(14,1%) mengalami retensio plasenta. Sedangkan pada usia>35 tahun terjadi Kejadian merupakan retensio komplikasi persalinan yang menduduki ketiga alat reproduksi belum siap untuk hamil. penyebab plasenta penurunan kemampuan organ-organ dalam reproduksi yang berpengaruh pada posisi proses embryogenesis dan penurunan perdarahan yang progresif dari endometrium postpartum primer yang merupakan sehingga untuk mencukupi kebutuhan prioritas pertama dalam kematian ibu nutrisi janin diperlukan pertumbuhan bersalin di Indonesia oleh karena itu plasenta yang lebih luas. Plasenta akan memerlukan perhatian khusus. mengadakan perluasan implantasi dan Hubungan umur dengan kejadian Retensio Plasenta pada ibu bersalin. Hasil analisis statistik uji Chi- vili korialis akan menembus dinding uterus lebih dalam lagi sehingga akan terjadi plasenta adhesive sampai Square dengan tingkat kepercayaan perkreta. Hal ini sama dengan hasil 95% (α = 0,05) menunjukkan nilai p penelitian yang dilakukan oleh Nani (value) = 0,027 (p < 0,05), maka secara Hidayanti (2011) yang menyatakan ada simultan ada hubungan antara umur hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian retensio plasenta. 17 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Menurut Wiknjosastro (2009) umur Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III fibrinoid secara parsial dan total, vilus ibu mempunyai pengaruh sangat erat plasenta dengan (plasenta akreta), reproduksi wanita, dimana, umur yang menginvasi myometrium terlalu muda <20 tahun dan terlalu tua inkreta), atau menembus myometrium >35 tahun mempunyai risiko yang (plasenta lebih besar untuk melahirkan bayi yang endometrium kurang sehat. mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan alat-alat Hubungan paritas dengan kejadian melekat ke myometrium benar-benar perkreta). (plasenta Vaskularisasi akan berkurang suplai darah ke plasenta sehingga retensio plasenta pada ibu bersalin plasenta akan mengadakan implantasi Hasil analisis statistic uji Chi Square jauh ke dalam jaringan endometrium dengan tingkat kepercayaan 95% (α = sampai 0,05) menunjukkan nilai p = 0,003 (p < Implantasi 0,05), menyebabkan maka hubungan secara antara simultan ada paritas dengan kejadian retensio plasenta di RSUD Hal ini menunjukkan bahwa paritas pengaruh inilah myometrium. yang tertahannya dapat plasenta atau tidak dapat lahirnya plasenta setengah jam setelah janin lahir. Menurut Sarwono (2010) kejadian Tamiang Layang. mempunyai kejaringan terhadap terjadinya retensio plasenta terjadi pada ibu sering dengan kejadian perdarahan postpartum yang multiparitas.Hal ini sama dengan hasil diakibatkan retensio plasenta karena penelitian yang dilakukan oleh Nani pada setiap kehamilan dan persalinan Hidayanti (2011) yang menyatakan terjadi penuaan sel-sel desidua, akibat bahwa ada hubungan yang bermakna penuaan sel-sel desidua atau tidak antara paritas dengan kejadian retensio adanya sel desidua basalis plasenta. kelainan perkembangan dan lapisan 18 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III Hubungan manajemen aktif kala III setelah itu.Ketika plasenta terlepas atau dengan kejadian retensio plasenta pada sepenuhnya terlepas tetapi tidak keluar, ibu bersalin. maka perdarahan terjadi di belakang Hasil analisis statistik uji Chi plasenta sehingga uterus tidak dapat Square dengan tingkat kepercayaan sepenuhnya berkontraksi karena 95% (α = 0,05) menunjukkan nilai p = plasenta masih di dalam. 0,000 (p < 0,05), maka secara simultan UCAPAN TERIMA KASIH ada hubungan antara manajemen aktif saya sangat berterimakasih kepada kala III dengan kejadian retensio Rumah Sakit Umum Daerah Tamiang plasenta di RSUD Tamiang Layang. Layang yang telah memberikan izin Hal ini menunjukkan bahwa dampak serta yang mungkin terjadi jika manajemen penelitian ini. aktif tidak dilakukan adalah kala III DAFTAR PUSTAKA persalinan Cunningham, F. G. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. lebih kehilangan panjang, jumlah lebih banyak, darah kejadian retensio plasenta mungkin lebih cenderung terjadi. Manajemen aktif kala III persalinan mempercepat kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan postpartum terutama retensio plasenta. tempat untuk melakukan Depkes RI.2010. Profil kesehatan Indonesia 2001 Menuju Indonesia sehat. 2010. Jakarta:Departemen Kesehatan Harmia, Elvira. 2010. Sikap dan Tindakan Bidan Terhadap Penanganan Retensio Plasenta di Desa Terjun Kecamatan Medan Marelan . Medan: Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Menurut Saifudin (2009) waktu yang paling kritis untuk mencegah perdarahan disebabkan postpartum oleh retensio yang Hidayat, A.A.A. 2012. Metodelogi Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. plasenta adalah ketika plasenta lahir dan segera JNPK-KR 2012. Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Esensial Bagi 19 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir Serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca Persalinan dan Nifas. Manuaba, I.B.G, dkk. 2008. Gawat Darurat Obtetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC. Manuaba. I.B.G, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:EGC. Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III Pemula. Offset. Yogyakarta : Nuha Varney, Hellen. 2010. Midwifery Ed.3. Jakarta : EGC. Wawan A dan Dewi M. 2010. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Winkjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :RinekaCipta. Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Profil Kesehatan Kabupaten Barito Timur. 2011. Dinas Kesehatan Barito Timur: Tamiang Layang. Profil Kesehatan RSUD Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur. 2011. RSUD Tamiang Layang: Tamiamg Layang. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Rahmawati, Praktis EniNur. 2011. Kebidanan. Ilmu Jakarta : Victory IntiCipta. Saryono. 2011. Metodelogi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi 20 Dinamika Kesehatan, Vol. 5 No. 2 Desember 2014 Umur, Paritas dan Manajemen Aktif Kala III 21