BAB II TINJAUAN KONSEP A. Definisi Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada panca indra seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun, dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Maramis, 2004). Halusinasai adalah suatu sensori persepsi terhadap suatu setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya, sering terjadi pada pasien skizofenia (Stuart, dkk, 1995). Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai halusinasi diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indra terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata. Sedangkan halusinasi pendengaran adalah kondisi dimana pasien mendengar suara, terutamanya suara-suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu. Halusinasi pendengaran merupakan halusinasi yang paling umum. Klien bisa mendengar suara seperti Tuhan, suara setan atau suara orang-orang terdekat yang diterima sebagai suatu yang berbeda dari pemikiran klien. B. Jenis-jenis Halusinasi Halusinasi menurut Rasmun (2001), itu dapat menjadi : 1. Halusinasi penglihatan (Visual, optic) : Tak berbentuk (sinar, kilapan atau pola atau cahaya) atau yang berbentuk (orang, binatang, barang yang dikenal) baik itu yang berwarna atau tidak). 2. Halusinasi pendengaran (akustik) : suara manusia, hewan, binatang, mesi, barang, kejadian alamiah atau music. 3. Halusinasi penciuman (olfaktorius) : mencium sesuatu bau. 4. Halusinasi pengeap (gustatorik) : Merasa / mengecap sesuatu. 5. Halusinasi Peraba (taktil) : merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada ulat bergerak dibawah kulitnya. 6. Halusinasi Kinestetik : Merasa badannya bergerak dalam sebuah ruangan atau anggota badannya bergerak (umpamanya anggota badan bayangan atau phantomlimb). 7. Halusinasi Veseral : Perasaan tertentu timbul didalam tubuhnya. 8. Halusinasi Hipnagogik : Terdapat ada kalanya pada seorang yang normal, tetap sebelum tidur persepsi sensorik bekerja salah. 9. Halusinasi hipnopompik : Seperti nomor 8, tetapi terjadi tepat sebelum terbangun sama sekali dari tidurnya. Disamping itu ada pula pengalaman halusinatorik dalam impian yang normal. 10. Halusinasi hiterik : Timbul pada nerosa histerik karena konflik emosional. C. Tahapan Halusinasi, Karakteristik dan Perilaku 1. Tahap karakteristik perilaku klien Tahap I (comforting) Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum, halusinasi merupakan suatu kesenangan. a. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan. b. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas. c. Fikiran dan pengalaman sesori masih ada dalam control kesadaran non psikotik d. Mengerakkan bibir tanpa suara e. Pergerakan mata yang cepat f. Respon verbal yang lambat g. Diam dan berkonsentrasi. Tahap II (Condemning) a. Menyalahkan b. Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipasti c. Pengalaman sensori menakutkan d. Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut e. Mulai merasa kehilangan control f. Menarik diri dari orang lain non psikotik g. Terjadi peningkatan denyut jantung pernafasan dan tekanan darah h. Perhatian dengan lingkungan berkurang i. Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja j. Kehilangan kemampuan. Tahap III (Controling) a. Mengontrol b. Tingkat kecemasan berat c. Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi d. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi) e. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik f. Perintah halusinasi ditaati g. Sulit berhubungan dengan orang lain h. Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik i. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat. Tahap IV (Conquering) a. Klien sudah dikuasai oleh halusinasi b. Klien panik pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, biar berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada. (http://deyyjayu.blogspot.com/2007/03/halusinasi.html). D. Etiologi Menurut Towsend (1998), kemungkinan eteologi pada klien dengan halusinasi adalah : 1. Panik 2. Menarik diri 3. Stres berat yang mengancam ego yang lemah Menarik diri merupakan kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan orang lain dan sebagai suatu keadaan yang negatif atau mengancam. Faktor pencetus 1. Biologis Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiology yang mal adaptif yang baru mulai dipahami, yang termasuk dalam hal ini sebagai berikut : a. Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesu pada area control, temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik b. Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia, hasil penelitian menunjukan bahwa : 1)Dopamin neurotransmitter yang berlebihan 2)Ketidakseibangan antara dopamine dan neurotransmitter lain 3)Masalah-masalah reseptor dopamine 4)Para ahli biokimia menggunakan bahwa halusinasi merupakan hasil dari espon metabolik terhadap stress yang menyebabkan lepasnya neurokimia halusioganik (Struart dkk, 1991). 2. Psikologi Teori psikodinamik untuk terjadinya respon neurobiologik yang mal adaptif belum didukung oleh penelitian (Struart dkk, 1991). 3. Sosio budaya Stres yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan gangguan psikotik lain, tapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan (Struart dkk, 1991). Penyebab halusinasi Halusinasi pendengaran paling sering terdapat pada klien gangguan jiwa (skizofrenia). Halusinasi terjadi pada klien gangguan jiwa gangguan jiwa (skizofrenia) dan gangguan manik (Shives, 1998). Menurut Barbara (1997) klien mendengar suara-suara misalnya suara Tuhan, iblis atau yang lain. Halusinasi yang dialami berupa dua suara atau lebih yang mengomentari tingkah laku atau pikiran klien. Suara-suara yang diperintah untuk bunuh diri atau membunuh orang lain. E. Strategi Merawat Pasien Halusinasi Halusinasi, sehingga klien tidak larut dalam halusinasinya. Tindakan yang sudah lazim yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi adalah dengan cara menghardik halusinasi jika halusinasi muncul, mengajak ngobrol perawat atau seseorang untuk diajak ngobrol, menyembunyikan diri dengan kegiatan yang bermanfaat dan yang terakhir adalah mengkonsumsi obat, dapat pula disebutkan sebagai berikut : 1. Membina hubungan interpersonal, saling percaya 2. Mengkaji gejala halusinasi 3. Fokus pada gejala dan minta individu untuk menguraikan apa yang sedang terjadi. 4. Identifikasi kemungkinan pernah menggunakan obat atau alcohol 5. Jika ditanya, katakana secara singkat bahwa anda tidak sedang mengalami stimulasi yang sama. 6. Buntu individu untuk menguraikan dan membandingkan halusinasi yang sekarang dengan terakhir dialaminya. 7. Dorong individu untuk mengamati dan menguraikan pikiran, perasaan dan tindakan sekarang atau yang lalu berkaitan dengan halusinasi yang dialami. 8. bantu individu menguraikan kebutuhan yang mungkin tercermin pada pada isi halusinasinya. 9. bantu individu mengidentifikasi apakah ada hubungan antara halusinasi dengan kebutuhan yang mungkin tercermin. 10. Sarankan dan perkuat penggunaan interpersonal dalam pemenuhan kebutuhan. 11. Identifikasi bagaimana gejala psikologis lain telah mempengaruhi kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas hidup sehari-hari (Rasmun, 2001). F. Penatalaksanaan pada Pasien Halusinasi Keperawatan kesehatan mental psikiatri adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terpauti sebagai kiatnya. Halusinasi visual sering terjadi pada saat klien bangun tidur / saat akan tidur ataupun saat klien tidak ada pekerjaan dan termenung / melamun. Dalam penatalaksanaan mengenal tuk-tuk proses keperawatan klien dengan halusinasi yaitu : 1. Membina hubungan saling percaya 2. Menjelaskan pada klien tentang apa yang dialami sekarang, jelaskan bahwa itu merupakan halusinasi, baik itu pengertian ataupun sebabnya. 3. Menjelaskan cara-cara mengatasi (menghardik, nonton tv dan melakukan pekerjaan tertentu yang menyembunyikan. 4. Menjelaskan pada keluarga tentang gangguan jiwa yang dialami klien, bagaimana cara mengontrolnya juga dukungan dari keluarga. 5. Menjelaskan pada klien tentang obat yang di minum baik jenis, dosis, kegunaan maupun efek samping (Rasmun, 2001). G. Pohon Masalah Resiko Perilaku Kekerasan Terhadap Diri Sendiri Halusinasi pendengaran Akibat Masalah utama Isolasi sosial Penyebab H. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan (Rasmun, 2001) yang dapat diangkat adalah : 1. Halusinasi Pendengaran 2. Isolasi Sosial 3. Resiko Perilaku Kekerasan I. Intervensi keperawatan No 1. Diagnosa Tujuan Keperawa tan Halusinasi Tum : Klien Kriteria Hasil Intervensi Rasional Pendengar an dapat mengontrol halusinasi Sp1p : Klien dapat membina hubungan saling percaya. Sp2p : Setelah 1 x interaksi klien menunjukka n tanda – tanda percaya kepada perawat: 1. ekspr esi wajah bersahab at 2. .men unjukkan rasa senang 3. ada kontak mata 4. mau berjabat tangan 5. mau menyebu tkan nama 6. mau menjawa b salam 7. mau duduk berdampi ngan dengan perawat bersedia mengung kapkan masalah yang dihda Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi teraupetik a.Sapa Pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c.Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai Pasien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukkan sikap empati dan menerima Pasien apa adanya g. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar Pasien h. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien i. dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien. Setelah 2x interaksi Membina hubungan saling percaya Klien mengenal halusinasi yang dialaminy a Klien dapat mengontr ol halusinan ya yang Klien dapat mengenal halusinasinya. Sp3p : Klien dapat mengontrol halusinasi. Setelah 2x interaksi klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi: 1. m arah 2. ta kut 3. se dih 4. se nang 5. c emas 6. je ngkel 1. etelah 3x interaksi klien menyebut kan tindakan yang biasanya dilakukan untuk mengenda likan halusinasi nya. 2. etelah 3x interaksi klien menyebut kan cara baru mengontr ol klien menyatakan perasaan dan responnya saat mengalami halusinasi: 1. marah 2. takut 3. sedih 4. senang 5. cemas 6. jengkel 1.Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap 2.Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya.(dengar/ lihat/ raba/ kecap), jika menemukan klien dengan halusinasi: a.Tanyakan aakah klien mengalami sesuatu (halusinasi dengar/ lihat/ penghidu/ raba/ kecap) b. Jika klien menjawab ya, tanyakan aa yang sedang dialaminya c.Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami hal tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (dengan nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakiminya) dialaminy a Keluarga menduku ng dalam upaya pengobata n klien halusinasi . 3. etelah 3x interaksi klien dapat memilih dan memperag akan cara mengatasi halusinasi (dengar/ penghidu/ raba/ kecap) d. Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama. e.Katakana bahwa perawat akan membantuklien jika kien sedang tidakberhalusinasi.k larifikasi tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikandengan klien Klien dapat memnfaat kan obat dengan baik 4. etelah 3x interaksi klien melaksana kan cara yang telah dipilih 1) Isi ,waktu , frekuensi untuk terjadinya halusinasi mengenda (pagi,siang, likan sore,malam atau Sp4p : halusinasi sering, kadangKlien nya. kadang) mendapat 5. 2) Situasi dan kondisi dorongan dari etelah 3x yang keluarga dalam pertemuan 3) menimbulkan mengontrol klien halusinsi halusinasi mengikuti 4) Diskusikan dengan terai klien apa yang aktifitas dirasakan jika kelompok terjadi halusinasi . dan beri kesempatanuntuk 1. S mengungkapkan etelah 4x persaannya. pertemuan 5) Diskusikan dengan keluarga, klien apa yang keluarga dilakukan untuk Klien dapat membina hubungan saling menyatak mengatasi perasaan an setuju tersebut. untuk 6) Diskusikan tentang mengikuti dampak yang akan pertemuan dialaminya bila dengan klien menikmati perawat halusinasinya. percaya 2. Sp5p : Klien memanfaatkan obat dengan baik Setelah 4x interaksi keluarga menyebut kan pengertian , tanda, dan gejala, proses terjadinya halusinasi dan tindakan untuk mengenda likan halusinasi . 1.Setelah 5x interaksi klien menyebutka n: 1. Manfaat minum obat 2. erugian tidak minum obat 3. ama, warna, dosis, 1. Identi fikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (tidur, marah, menyibukkan diri dan lain- lain). 2. Disk usikan cara yang digunakan klien a.Jika cara yang digunakan adaptif beri pujiaan b. Jika cara yang digunakan maldaptif 3. Diskusikan carabaru untuk memutus/ mengontrol timbulnya halusinasi: a. Katakan pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata, katakana tidak mau dengar/ melihat/ penghidu/ raba ada saat halusinasi terjadi) b. Menemui orang lain (perawat/ teman/ anggota kelurga untuk menceritakan tentang halusinasinya c. Membuat orang Klien mampu menyebut kan penyebab menarik diri Klien mampu menyebut kan keuntung an berhubun gan sosial dan kerugian menarik diri efek terapi dan efek samping obat 2.Setelah 5x interaksi klien mendemon trasikan penggunaa n obat dengan benar. 3.Setelah 5x interaksi klien menyebutk an akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter. 2. Isolasi sosial Tum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain Sp 1p: Klien dapat membina hubungan melaksanakan jadwal kegiatan sehari- hari yang telah disusun d. Meminta keluarga/teman/ perawat menyapa jika sedang berhalusinasi. 4. Bant u klien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya. 5. Beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih 6. Pantau pelaksanaan yang telah diilih dan dilatih,jika berhasil berhasil beri pujiaan. 7. Anjurkan klien mengikuti terai aktifitas kelompok. Beri orientasi realita,stimulus persepsi. 1. Bina hubungan saling percaya dengan a. Beri salam setiap berinteraksi b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan Klien dapat melaksan akan hubungan sosial secara bertahap Klien mampu menjelask an perasaany a setelah berhubun gan social Klien dapat dukungan keluarga saling percaya, Sp 2p: Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap klien berinteraksi e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien f. Buat kontrak interaksi yang jelas g. Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien. Setelah 1x interaksi klien menunjukka n tanda – tanda percaya kepada /terhadap perawat. 1. Wajah cerah, 1.Tanyakan pada klien tersenyu tentang 2. Mau a. Orang yang berkenalan tinggal serumah 3. Ada / teman sekamar kontak mata klien 4. Bersedia b. Orang yang menceritaka paling dekat n perasaan dengan klien di 5. Bersedia rumah / di ruang mengungkap perawatan. kan c. Apa yang masalahnya. membuat klien dekat dengan orang terdekatnya? d. Orang yang tidak dekat dengan klien di rumah / di ruang perawatan. e. Apa yang Setelah 2 X membuat klien interaksi tidak dekat dalam memperlu as hubungan sosial Klien dapat memanfa atkan obat dengan baik klien dapat menyebutka n minimal satu penyebab menarik diri dari : 1. Diri sendiri 2. Orang lain 3. Lingkun gan Sp 3p: Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri Sp 4p: Klien dapat melaksanakan Setelah 3X interaksi dengan klien dapat menyebutka n keuntungan berhubungan sosial, misalnya 1. Banyak teman 2. Tidak kesepian 3. Bisa diskusi dengan orang tersebut. f. Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain. 2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri 3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya. 1. Tanyakan pada klien tentang a. Manfaat hubungan sosial b. Kerugian menarik diri 2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan sosial dan kerugian menarik diri 3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 1. Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial 2. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan : a. Perawat lain b. Klien lain Hubunga n saling percaya memungk inkan terbuka pada perawat dan sebagai dasar untuk intervensi selanjutny a Pengungk apan perasaan dalam atau lingkunga n yang mengnca m akan menolong klien untuk sampai kepada akhir penyelesa ian persoalan Mengetah ui perilaku hubungan sosial secara bertahap 4. Saling menolong Dan kerugian menarik diri, misalnya 1. Sendiri 2. Kesepian 3.Tidak bisa diskusi Setelah 4X interaksi klien dapat melaksanaka n hubungan sosial secara bertahap dengan 1. Perawat 2. Perawat lain 3. Klien lain 4. Kelompok Sp5p: Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial Setelah 5X interaksi c. Kelompok 3. Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi. 4 Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi. 5. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat 6. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang dilaksanakan yang dilakukan oleh klien sehingga memudah kan untuk intervensi 1. Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri 2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri. 3 Jelaskan pada keluarga tentang : a. Pengertian menarik diri b. Tanda dan gejala menarik diri c. Cara merawat klien menarik diri 4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri Mengeks plorasi perasaan klien terhadap perilaku kekerasan yang biasa dilakukan , untuk mengetah ui perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan dan dengan bantuan perawat bisa 1. Diskusikan Sp 6p: Klien mendapat dukungan keluaraga dalam memperluas hubungan sosial klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : 1. Orang lain 2. Kelompok Setelah 6X interaksi klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan : 1. Orang lain 2. Kelompok Sp 7p: Klien dapat memanfaatkan obat dengan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri 2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri. 3 Jelaskan pada keluarga tentang : a. Pengertian menarik diri b. Tanda dan gejala menarik diri c. Cara merawat klien menarik diri 4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri 5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan 6 . Beri motivasi keluarga agar membantu klien untuk bersosialisasi 7 . Beri pujian kepada keluarga atas keterlibatannya melatih klien di rumah sakit 1.Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara dan efek samping penggunaan obat. 2 Pantau klien saat penggunaan obat 3 Beri pujian jika klien menggunakan obat membeda kan perilaku yang konstrukti f dengan destruktif, dapat membant u klien menggun akan cara yang dapat menyeles aikan masalah Mengeks plorasi perasaan klien terhadap perilaku kekerasan yang biasa dilakukan , untuk mengetah ui perilaku kekerasan yang biasa klien lakukan dan dengan bantuan perawat bisa membeda kan perilaku yang konstrukti baik dengan benar. 4 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter. 5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Setel ah 1X inter aksi klien meny ebutk an : a. Manfaat minum obat b. Kerugian tidak minum obat c. Nama, warna, dosis, efek terapi dan efek samping obat 3. Resiko Perilaku kekerasan f dengan destruktif, dapat membant u klien menggun akan cara yang dapat menyeles aikan masalah Klien dapat menguba h perilaku destruktif menjadi konstrukti f Klien dapat menguba h perilaku destruktif menjadi konstrukti f 2. Setelah 1X 1. Bina hubungan interaksi saling percaya Tum: klien dengan : Klien dapat mendemo a. Beri salam setiap mengontrol nstrasikan berinteraksi perilaku penggunaa b. Perkenalkan nama, Agar kekerasan. n obat nama panggilan klien Sp 1p: dengan perawat dan tujuan dapat Klien dapat benar. membina 3. Setelah hubungan 1X saling percaya interaksi klien menyebut kan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter c. d. e. f. g. 1. Sp 2p: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya. Setel ah dilakukan tindakan 1x pertemuan klien menunjukk an tandatanda percaya kepada perawat: a. Wajah cerah, tersenyu m b. Mau berkenal an c. Ada kontak mata d. Bersedi a menceri takan perasaa perawat berinteraksi Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien Tunjukan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien. Buat kontrak interaksi yang Jelas Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien. 2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: a. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya. b. Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien mempelaj ari perilaku konstrukti f yang lain Mengetah ui bagaiman a keluarga dalam menghada pi dan merawat pasien selama dirumah n Sp 3p: Klien dapat mengidentifika si tanda-tanda perilaku kekerasan 2. Setelah 1x pertemua n klien mencerita kan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan nya: Mencerita kan penyebab perasaan jengkel/k esal baik dari diri sendiri maupun lingkunga nya 1. Setelah 1x pertemua n klien mencerita kan tandatanda saat terjadi perialku kekerasan : a. Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal , ekspresi tegang, 3. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya: a. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perialku kekerasan terjadi b. Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan. c.Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial) saat terjadi perilaku kekerasan 4. Diskusikan dengan klien perialku kekerasan yang dilakukannya selama ini : a. Motivasi klien Klien dan keluarga dapat mengetah ui manamana obat yang diminum oleh klien, dapat mengetah ui kegunaan obat yang dikonsum si oleh klien, dapat mengetah ui prinsip benar agartidak terjadi kesalahan dalam mengkons umsi obat, klien dapat memiliki kesadaran pentingny a minum obat dan bersedia minum obat Sp4p: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukanya dan lainlain b. Tanda emosiona l : perasaan marah, jengkel, bicara kasar. c. Tanda sosial : bermusuh an yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan 4. Setelah 1x pertemua n klien menjelask an : a. Jenisjenis ekspresi kemaraha n yang selama ini telah dilakukan nya. b. Perasaan saat melakuka n kekerasan . c. Efektifita s cara yang dipakai dalam menceritakan jenisjenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya. b. Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi. c. Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi. 5. Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dengan kesadaran sendiri, mengetah ui efek samping obat sedini mungkin sehingga tindakan dapat dilakukan sesegera mungkin untuk menghind ari komplika si, reinforce ment positif dapat memotiva si keluarga dan klien serta menyeles aikan masalah . Sp 5p: Klien dapat mengidentifika si akibat perialku kekerasan 5. Setelah 1x pertemua n klien menjelask an akibat tindak kekerasan yang dilakukan nya. a. Diri sendiri: luka, dijauhi teman, dll b. Orang lain/ keluarga: luka, tersinggu ng, ketakutan dilakukan pada: a. Diri sendiri b. Orang lain/ keluarga c. Lingkungan , dll. c. Lingkung an: barang atau bendan rusak. Sp 6p: Klien dapat mengidentifika si cara konstruktif dalam mengungkapka n kemarahan 6. Setelah 1x pertemua n klien: Menjelask an caracara yang sehat mengung kapkan marah. 6. Diskusikan dengan klien: a. Apakah klien mau memepelajari cara baru mengungkapkan cara marah yang sehat. b. Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien. c. Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah 1) Cara fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olahraga. 2) Verbal: mengungkapka n bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain. 3) Sosial: latihan asertif dengan orang lain. 4) Spiritual: sembahyang/d oa, dzikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing 7.1 Diskusikan cara yang mungkin untuk dipilih dan anjurkan Sp 7p: Klien dapat mendemonstra sikan cara mengontrol perilaku kekerasan 7. Setelah 3x pertemua n klien mempera gakan cara mengontr ol perilaku kekerasan : a. Fisik: tarik nafas dalam, memuk ul bantal/k asur. b. Verbal: mengun gkapkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan. 7.2 Latih klien memperagakan cara yang dipilih: a. Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih b. Jelaskan manfaat cara tersebut c. Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan d. Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang belum sempurna. 7.3 Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilakukan dilatih saat marah/ jengkel. 8.1Diskusikan pentingnya peran serta keluarga Sp 8p: Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan perasaa n jengkel atau kesal pada orrang lain tanpa menyaki ti. c. Spiritual : sambah yang/do a, zikir, meditasi , dsb sesuai keyakin an agama. 8. Setelah 2x pertemua n keluarga: a. Menjel askan cara meraw at klien denga n perilak u kekera san. b. Mengun gkapkan rasa puas dalam sebagai pendukung klien untuk mengatasi perialku kekerasan. 8.2 Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan. 8.3 Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan olehh keluarga. 8.4 peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan) 8.5 Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan memperagakan ulang 8.6 Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan. 8.7 Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkanDiskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perialku kekerasan. 9.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat. 9.2 jelaskan kepada klien; Sp 9p: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan merawat klien 9.1 Setelah 2x pertemua n klien menjelas kan: a. Manfa at minum obat. b. Kerugi an tidakm inum obat. c. Nama obat. d. Bentu k dan nama obat. e. Dosis yang diberik an kepada nya. a. Jenis obat (nama, warna, dan bentuk obat) b. Waktu pemakaian c. Cara pemakaian d. Efek yang dirasakan klien. 9.3 Anjurkan klien: a. Minta dan menggunakan obat tepat waktu. b. Lapor ke perawat/ dokter jika mengalami efek yang tidak biasa. c. Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menngunakan obat. f. Waktu pemak aianya. g. Cara pemak aianny a. h. Efek yang dirasa kan. 9.2 Setelah 2x pertemua n klien menggun akan obat sesuai program