BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Krisis global sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2008 yang
menyebabkan berbagai dampak bagi seluruh dunia. Krisis global berasal dari
krisis ekonomi yang dialami oleh Amerika Serikat. Krisis ekonomi atau krisis
finansial akibat kebijakan moneter yang longgar dan ketidakseimbangan global
menyebabkan pembangunan pada sektor ekonomi di dunia mengalami penurunan.
Penurunan pertumbuhan ekonomi global yang dialami saat ini memberikan
dampak terhadap berbagai sektor ekonomi dunia, khususnya bagi negara-negara
maju yang ada di Eropa serta Asia, terutama Jepang dan Korea Selatan. Namun
dari berbagai negara yang terkena dampak krisis global tersebut ada beberapa
negara yang mengalami pertumbuhan perekonomian seperti China, India dan
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan
perekonomian.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan
ekonomi positif. Terlihat dari beberapa sektor ekonomi Indonesia yang
mengalami pertumbuhan. Persaingan bisnis di Indonesia terjadi pada berbagai
sektor ekonomi yang dapat dilihat dari pertumbuhan sektor–sektor industri
diberbagai bidang.
Asri Nurbani, 2012
Pengaruh Kinerja Brand Positioning ....
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
Berikut Tabel 1.1 menunjukan PDB Nasional menurut lapangan usaha
TABEL 1.1
PDB NASIONAL MENURUT LAPANGAN USAHA
N
O
1
LAPANGAN USAHA
Pertanian,Peternakan,Kehutana
n, dan Periklanan
2002
15,5
%
8,8%
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
15,2
%
14,3
%
13,1
%
13,0
%
13,7
%
14,4
%
15,3
%
16%
8,3%
8,9%
24,6
%
1,0%
24,4
%
1,0%
11,1
%
24,1
%
1,0%
11,0
%
23,9
%
0,9%
11,2
%
23,5
%
0,9%
11,0
%
24,4
%
0,8%
10,5
%
26,4
%
0,8%
11,2
%
25,4
%
0,8%
2
Pertambangan dan Penggalian
3
Industri Pengolahan
4
Listrik,Gas dan Air Bersih
25,0
%
0,8%
5
Konstruksi
6,1%
6,2%
6,6%
7,0%
7,5%
7,7%
8,5%
9,9%
10,0
6
Perdagangan,Hotel,dan
Restauran
Pengangkutan dan Komunikasi
13,0
%
5,4%
13,0
%
5,9%
12,4
%
6,2%
12,2
%
6,5%
12,1
%
6,9%
12,1
%
6,7%
11,3
%
6,3%
13,4
%
6,3%
13,9
%
6,2%
8
Keuangan,Real Estate&Jasa
Perusahaan
7,8%
7,9%
7,6%
7,5%
7,1%
6,8%
6,5%
7,2%
7,2%
9
Jasa Kemasyarakatan
8,9%
9,7%
9,8%
9,9%
9,9%
9,6%
Industri Kreatif
8,8%
8,3%
7,7%
7,7%
7,5%
7,3%
10,2
%
7,8%
9,3%
10
10,1
%
8,4%
7
8,4%
Sumber: diolah dari statistik Indonesia dan tim riset industri kreatif
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan bahwa pada umumnya pertumbuhan
beberapa sektor ekonomi di Indonesia mengalami penaikan dan penurunan.
Beberapa sektor industri seperti industri bahan baku, manufaktur, property,
industri besar, kecil, industri kreatif mengalami pengaruh krisis global.
Industri kreatif pada tahun 2007 pertumbuhannya sebesar 7,5%. Adapun
pada tahun 2008 pertumbuhannya turun menjadi 7,3% dan pada tahun 2009
mengalami peningkatan sebesar 7,8% dari tahun sebelumnya. Potensi industri
kreatif pada tahun 2010 pertumbuhannya meningkat mencapai 8,4%.
3
Hal ini menunjukan bahwa Industri kreatif merupakan salah satu industri
yang berpotensi untuk mengalami pertumbuhan. Berikut ini Gambar 1.1
perkembangan industri kreatif di Indonesia
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
78.5
63.5
48.5
33.5
2006
2007
2008
2009
Sumber: http://bandungcreativecityblog.wordpress.com/
GAMBAR 1.1
PERKEMBANGAN INDUSTRI KREATIF DI INDONESIA
Peluang pengembangan industri kreatif memberikan pengaruh positif
terhadap perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi kreatif pada dasarnya
digerakkan oleh kapitalisasi kreativitas dan inovasi dalam menghasilkan produk
atau jasa dengan kandungan kreatifitas.
Industri kreatif adalah industri yang unsur utamanya kreatifitas, keahlian
dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan melalui penawaran kreasi
intelektual. Industri-industri kreatif dalam aktivitasnya bersama-sama membentuk
suatu ekonomi kreatif.
4
Ekonomi kreatif didefinisikan sebagai sistem kegiatan manusia yang
berkaitan dengan kreasi, produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang
dan jasa yang bernilai cultural, artistic, estetika, intelektual, dan emosional bagi
para pelanggan di pasar. Berikut Tabel 1.2 daftar klasifikasi industri kreatif
TABEL 1.2
DAFTAR KLASIFIKASI INDUSTRI KREATIF
NO
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
1
LAPANGAN
USAHA
INDUSTRI
KREATIF
Arsitektur
2,07%
2,25%
2,36%
2,73%
2,37%
2,47%
2,59%
2,40%
2,45%
2
Desain
7,19%
7,03%
6,54%
6,80%
6,15%
6,42%
6,38%
6,66%
7,1%
3
Fesyen
52,18%
49,77%
47,02%
44,75%
44,93%
43,55%
43,48%
45,5%
45,8%
4
Film,Video,dan
Fotografi
Kerajinan
0,54%
0,66%
0,75%
0,93%
1,07%
1,12%
1,19%
1,18%
1,20%
23,42%
23,76%
23,29%
23,60%
24,51%
25,30%
24,59%
24,10%
24,13%
Layanan
komputer dan
Piranti Lunak
Musik
0,54%
0,66%
0,75%
0,93%
1,07%
1,12%
1,19%
1,19
1,18%
3,04%
3,47%
5,03%
5,83%
5,08%
5,14%
5,23%
5,25%
5,43%
Pasar dan
Barang seni
Penerbitan dan
Percetakan
Periklanan
0,46%
0,55%
0,50%
0,55%
0,57%
0,43%
0,47%
0,48%
0,49%
4,34%
4,35%
5,75%
5,67%
5,21%
5,09%
5,01%
5,1%
5,12%
4,15%
5,28%
5,78%
5,96%
6,92%
7,18%
7,58%
7,50%
7,52%
Permainan
Interaktif
Riset dan
pengembangan
Seni
Pertunjukan
Televisi dan
Radio
0,19%
0,22%
0,23%
0,27%
0,29%
0,32%
0,36%
0,36%
0,37%
0,60%
0,63%
0,63%
0,68%
0,68%
0,71%
0,75%
0,74%
0,75%
0,07%
0,09%
0,09%
0,09%
0,09%
0,10%
0,10%
0,10%
0,11%
1,21%
1,40%
1,47%
1,54%
1,53%
1,57%
1,64%
1,66%
1,68%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Sumber : diolah dari statistik Indonesia dan tim riset industri kreatif
Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukan bahwa Departemen Perdagangan RI
sudah memetakan 14 sektor industri kreatif yang terdiri dari arsitektur, desain,
fesyen, video-film-dan fotografi, kerajinan, layanan komputer dan peranti lunak,
musik, pasar seni dan barang antik, penerbitan dan percetakan, periklanan,
permainan interaktif, riset dan pengembangan, seni pertunjukan, televisi dan
radio.
5
Sub sektor fesyen merupakan sektor yang selalu bergerak dinamis di
kelompok industri kreatif. Terlihat dari munculnya para pelaku industri kreatif
yang berasal dari komunitas kreatif, desain, musik dan fashion.
Komunitas kreatif pergerakan lokal independen yang menganut paham Do It
Yourself (D.I.Y), yaitu sebuah bentuk pemikiran yang mementingkan peran
inisiatif individu dalam membangun gerakan budaya tandingan. Membentuk
semangat anak bangsa memproduksi suatu produk pakaian atau mode dengan
menggunakan brand (merek) sendiri yang sering disebut dengan clothing.
Clothing muncul karena adanya suatu ide individu yang tidak dapat
terwujud oleh produk bermerek kemudian direfleksikan melalui media indie
dengan jumlah terbatas. Konsumen produk clothing didominasi oleh kalangan
muda karena clothing dapat mencerminkan gaya anak muda yang memperhatikan
penampilan dan berusaha untuk tampil beda.
Banyak pelaku bisnis bersaing untuk semakin inovatif dalam membangun
industri kreatif. Setiap pebisnis dalam sektor ini, baik dari dalam negeri maupun
luar negeri saling mengejar target pasar di Indonesia. Pada akhirnya hal ini dapat
memberikan keuntungan bagi konsumen karena semakin banyaknya kesempatan
bagi konsumen untuk mendapatkan suatu produk yang terbaik. Persaingan yang
ketat pada industri kreatif menyebabkan konsumen dihadapkan pada beberapa
jenis clothing dengan berbagai variasi, merek, desain, serta kualitasnya.
Jumlah pelaku industri kreatif clothing di Indonesia terus bertambah
khususnya Kota Bandung. Kota Bandung menjadi ikon tren fesyen karena
Bandung merupakan pelopor berdirinya clothing. Bandung dijadikan pusat mode
6
serta menjadi daerah yang banyak memproduksi pakaian karena perkembangan
fesyen di Kota Bandung semakin meningkat dan berpotensi tumbuh lebih besar
lagi.
Banyak pelaku bisnis ikut serta didalamnya menggarap pasar clothing ini
karena terus berkembang baik. Berikut ini Tabel 1.3 market share 5 clothing di
Bandung tahun 2009 - 2010
TABEL 1.3
MARKET SHARE 5 CLOTHING TERNAMA DI BANDUNG
TAHUN 2009 – 2010
No
Clothing
Market
Share (%)
2009 2010
Peringkat
2009
2010
1.
Ouval
25%
17%
2
3
2.
Unkl 347
38%
35%
1
1
3.
21%
18%
3
2
4.
Arena
Experience
Badger
15%
16%
4
4
5.
Screamous
12%
15%
5
5
Sumber: Distro Arena Experience
Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukan bahwa Unkl 347 dapat menguasai
pangsa pasar clothing dan tetap menjadi leader dalam pangsa pasar clothing di
Bandung. Namun pangsa pasar Unkl 347 pada tahun 2010 turun sebesar 35% dari
tahun sebelumnya sebesar 38%. Pada tahun 2010 Ouval menjadi peringkat ke tiga
karena pangsa pasarnya turun sebesar 8%. Sedangkan Badger dan Screamous
pangsa pasarnya naik tapi masih dalam peringkat yang sama.
Badger tahun 2010 pangsa pasarnya naik sebesar 16% dan Screamous
pangsa pasarnya menjadi 15%. Berbeda dengan Arena Experience walaupun naik
menjadi peringkat ke dua tapi pangsa pasarnya turun menjadi 18%.
7
Arena Experience tidak hanya mengalami penurunan pada pangsa pasar tapi
mengalami penurunan pada volume penjualan. Hal ini dilihat dari data penjualan
Arena Experience tahun 2008 – 2010 yang disajikan dalam bentuk Tabel 1.4
TABEL 1.4
DATA PENJUALAN ARENA EXPERIENCE TAHUN 2008 – 2010
NO.
TAHUN
DATA
PENJUALAN
1.
2008
Rp
2,563,565,760
2.
2009
Rp
2,143,043,008
3.
2010
Rp
1,794,516,190
Sumber : Distro Arena Experience
Berdasarkan Tabel 1.4 menunjukan bahwa tingkat persaingan clothing
semakin tinggi. Pada tahun 2008 penjualan Arena Experience mengalami
penurunan sebesar 2.563.565.760. Pada tahun 2009 mengalami penurunan
kembali menjadi 2.143.043.008. Adapun Arena Experience mengalami penurunan
lagi pada tahun 2010 sebesar 1.794.516.190. Penurunan penjualan Arena
Experience berakibat kurang baik terhadap perkembangan jumlah penjualan toko.
Hal ini juga berdampak pada jumlah penjualan produk–produk atau merek lain
yang terdapat di Arena Experience. Penurunan penjualan yang dialami Arena
Experience selama tiga tahun berturut-turut dapat mengancam keberlangsungan
bisnis dan eksistensi perusahaan yang telah berdiri selama sepuluh tahun dalam
usaha clothing.
8
Arena Experience merupakan salah satu clothing di Bandung dan
distribution store bagi produk-produk apparel dan accessories atau produkproduk lainnya yang dihasilkan dari industri independen. Arena Experience telah
melayani dan melestarikan budaya anak muda sejak tahun 2002 dan menjadi
trendsetter untuk berbagai macam produknya yang mewakili anak muda.
Seiring dengan majunya industri kreatif dan semakin tinggi tingkat
persaingan terhadap merek lokal mendorong Arena Experience untuk lebih
memfokuskan target konsumennya. Salah satu cara yang dilakukan oleh Arena
Experience yakni mengeluarkan beberapa brand atau merek lainnya yang lebih
tepat sasaran. Berikut Tabel 1.5 Data Penjualan brand di Arena Experience
TABEL 1.5
DATA PENJUALAN BRAND DI ARENA EXPERIENCE
No
Brand
2008
Data penjualan
2009
2010
1
Arena
Rp 167,903,500
Rp 170,429,600
Rp 174,016,750
2
Arena Youth Merchandise
Rp 85,893,863
Rp 82,799,750
Rp 88,433,250
3
4
East Hood
Hello
Rp 58.433.250
Rp 25,028,500
Rp 45.838.550
Rp 30,720,600
Rp 30.957.800
Rp 26.444.650
Sumber: Distro Arena Experience
Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukan bahwa Arena Experience mengeluarkan
tiga brand atau merek lainnya. Tujuan Arena Experience membentuk anak
perusahaan adalah untuk memperkuat konsep gaya hidup jalanan yang up to date
dan mengikuti perkembangan jaman.
Arena Experience sendiri pada tahun 2008 sampai tahun 2010 selalu
mengalami peningkatan penjualan tiap tahunnya. Merek Arena terdiri dari
Accessories, Bags, Bottoms, Denim, Hats, Hoodie, Jacket, Shirt, T-Shirt yang
9
diproduksi untuk pria dan sebagai merek dagang utama. Sedangkan Arena Youth
Merchandise merupakan produk yang dikhususkan untuk trend fashion dan music
yang pada tahun 2009 mengalami penurunan penjualan tapi pada tahun 2010
mengalami peningkatan kembali.
Hello merupakan pengembangan inovasi produk dari Arena Experience
sebagai merek dagang untuk wanita. Penjualan Hello dari tahun 2008 sampai
tahun 2010 mengalami penjualan yang stabil. Brand atau merek lainnya dari
Arena Experience adalah East Hood yang memiliki konsep desain yang paling
kuat tetapi tiap tahunnya East Hood selalu mengalami penurunun penjualan.
Tingginya persaingan pasar semakin beragam dengan munculnya berbagai
produk pendatang baru. Hal ini membuat perilaku konsumen berubah dalam
keputusan pembelian. Berikut Tabel 1.6 data penjualan East Hood tahun 20082010
TABEL 1.6
DATA PENJUALAN EAST HOOD TAHUN 2008 – 2010
NO.
TAHUN
DATA
PENJUALAN
1.
2008
Rp 58.433.250
2.
2009
Rp 45.838.550
3.
2010
Rp 30.957.800
Sumber : Distro Arena Experience
Berdasarkan Tabel 1.6 menunjukan bahwa tingkat persaingan clothing
semakin tinggi. Pada tahun 2008 penjualan East Hood mengalami kenaikan
sebesar 58.433.250. Sedangkan pada tahun 2009 East Hood mengalami penurunan
menjadi 45.838.550. Adapun East Hood mengalami penurunan lagi pada tahun
2010 sebesar 30.957.800.
10
Adanya penurunan penjualan pada East Hood karena perubahan perilaku
konsumen dalam keputusan pembelian. Hal ini disebabkan oleh banyaknya
pendatang baru dengan produk yang bervariasi dan inovatif.
East Hood tidak hanya mengalami penurunan pada penjualan tapi
mengalami penurunan pada kinerja produk personal. Hal ini dilihat dari kinerja
produk personal East Hood tahun 2008–2010 yang disajikan dalam bentuk Tabel
1.7
TABEL 1.7
KINERJA PRODUK EAST HOOD TAHUN 2008 – 2010
Produk East
Hood
T-shirt
Sweater and jacket
Pants
Bags
Accessories
Brand
Value
2008
23
19
5
Brand
Value
2009
57
43
10
22
13
Brand
Value
2010
32
25
12
23
10
Sumber: Distro Arena Experience
Berdasarkan Tabel 1.7 menunjukan produk East Hood mengalami
penurunan pada tahun 2010 yang menggambarkan penurunan tingkat kualitas
produk East Hood. Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa terjadi
kejenuhan pada produk East Hood di pasaran. Maka berdampak terhadap
keputusan pembelian produk East Hood.
Keputusan pembelian konsumen terhadap produk East Hood sangat penting
karena berkaitan dengan kinerja suatu produk. Jika kinerja suatu produk dapat
dirasakan konsumen dan konsumen merasa puas maka konsumen akan melakukan
pembelian ulang dan dapat meningkatkan laba perusahaan.
11
Permasalahan yang terjadi saat ini yaitu dengan menurunnya jumlah
penjualan serta pangsa pasar dan kinerja produk East Hood dapat mengancam
keberlangsungan bisnis perusahaan dan eksistensi merek East Hood.
East Hood dihadapkan pada kenyataan bahwa usaha–usaha dalam
meningkatkan penjualan harus mampu mengenai sasaran dengan efektif dan
efisien karena jika konsumen telah memutuskan untuk membeli, memberikan
rekomendasi kepada orang lain dan melakukan pembelian ulang maka akan
memberikan tambahan penghasilan yang berkelanjutan.
Berdasarkan Tabel 1.6 dan Tabel 1.7 yang menunjukan bahwa terjadinya
penurunan penjualan, pangsa pasar dan kinerja produk dialami East Hood selama
tiga tahun berturut-turut. Penurunan pangsa pasar ini diindikasikan oleh
banyaknya pesaing yang bergerak dibidang clothing. Hal ini disebabkan karena
pasar bisnis clothing ini sangat potensial sehingga tingkat persaingan cukup
tinggi. Melihat tingkat pangsa pasar East Hood yang mengalami penurunan,
memperlihatkan bahwa keputusan pembelian terhadap merek East Hood juga
mengalami penurunan. Oleh karena itu penurunan penjualan dapat mengancam
keberlangsungan bisnis dan eksistensi merek East Hood yang telah berdiri selama
sepuluh tahun dalam usaha clothing. Apabila hal ini tidak segera diperhatikan
maka perusahaan akan mengalami bangkrut atau colaps. Ditambah lagi dengan
bermunculan clothing-clothing baru di Bandung yang memiliki konsep bervariasi
dan inovatif. Kondisi pasar tersebut menyebabkan semakin tinggi persaingan antar
pemasar dalam merebut minat beli konsumen.
12
Konsumen dihadapkan pada kejenuhan pada produk-produk
yang
ditawarkan oleh East Hood. Para konsumen senantiasa menginginkan dan
mengharapkan munculnya produk-produk baru atau yang dimodifikasi. Dilain
pihak persaingan bisnis clothing selalu berusaha untuk dapat memenuhi keinginan
konsumen.
East Hood tidak memiliki varian atau jenis yang banyak dalam produknya
sehingga menyebabkan konsumen mengalami kebosanan untuk melakukan
pembelian dan berpengaruh terhadap penurunan penjualan East Hood dalam tiga
tahun berturut-turut.
Munculnya kompetitor produk yang sejenis menyebabkan konsumen lebih
selektif dalam melakukan pembelian. Sehingga konsumen tidak terpaku hanya
dengan satu merek saja maka konsumen cenderung melakukan pembelian secara
berpindah-pindah.
Perilaku konsumen dalam membeli produk umumnya dipengaruhi oleh
banyaknya informasi yang mereka peroleh mengenai suatu produk. Konsumen
akan lebih selektif dalam memilih suatu produk. Sebagian konsumen biasanya
akan membandingkan produk yang satu dengan produk pesaingnya. Konsumen
akan terus mencari informasi-informasi baik dari dalam perusahaan maupun dari
luar perusahaan.
13
Banyaknya kompetitor produk yang menjual dengan harga yang lebih
murah dan kualitas yang lebih baik juga menjadi penyebab penjualan East Hood
menurun. Apabila East Hood tidak melakukan perbaikan pada produk-produknya
dikhawatirkan para konsumen akan lebih memilih produk yang ditawarkan oleh
pesaing.
Persaingan yang terjadi semakin kuat dengan begitu banyak merek lokal
bermunculan dalam industri ini yang memiliki target pasar berbeda, konsep
inovatif dan munculnya produk yang sering disebut parahyangan. Parahyangan
merupakan sebuah pabrik yang memproduksi produk yang mengatasnamakan
clothing tetapi sesungguhnya tidak menjunjung tinggi konten yang ditawarkan
produk clothing. Produk parahyangan rela menekan harga dengan memanfaatkan
rendahnya harga produksi tetapi menghilangkan konsep ekslusif clothing.
Clothing Parahyangan memproduksi barang-barang tersebut secara masal jauh
berbeda dengan konsep clothing sesungguhnya yang memproduksi barang secara
eksklusif.
Efek domino dari fenomena itu adalah makin menjamurnya clothingclothing yang menawarkan produk parahyangan. Produk parahyangan diminati
karena murah dan desain lumayan baik meskipun pada kenyataannya kualitas
jelas jauh berbeda dengan clothing sesungguhnya. Clothing Parahyangan yang
menawarkan produk tersebut dengan segera dapat meraup keuntungan hingga
mencapi 70% total pendapatannya.
14
Secara tidak langsung adanya clothing-clothing parahyangan ini dapat
merusak eksistensi clothing yang sesungguhnya. Hal ini memaksa East
Hood untuk masuk kepada pikiran pelanggan menjadi sangat penting supaya
produk yang ditawarkan ada dan mudah diingat dalam benak konsumen.
Penurunan jumlah pembelian terjadi karena banyak bermunculan
perusahaan sejenis yang menawarkan pelayanan dan kegiatan berbelanja yang
menyenangkan bagi konsumen. Semakin tingginya persaingan pada sektor
industri sejenis, kemudian itu juga disebabkan oleh beralihnya para pelanggan
clothing ke factory outlet. Konsumen dihapakan pada pilihan tempat berbelanja
yang akan dikunjungi. Seiring pertumbuhan factory outlet yang semakin pesat,
membuat persaingan antara factory outlet dan clothing semakin tinggi. Setiap
factory outlet berusaha menjadi yang terbaik agar dapat menarik konsumen, selain
itu peningkatan jumlah wisatawan membuat pengusaha factory outlet untuk
melakukan persaingan dalam menyediakan berbagai kebutuhan yang diinginkan
konsumen.
Pada dasarnya apabila produk East Hood kurang atau tidak sesuai dengan
kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
maka
kecil
kemungkinan
untuk
meningkatkan hasil penjualan. Selain itu memperlihatkan bahwa konsumen
cenderung semakin tidak menyadari nilai atau manfaat yang diberikan oleh merek
East Hood sehingga dapat menjadikan konsumen beralih pada produk pesaing.
Jika konsumen telah memutuskan untuk berpindah pada produk pesaing maka
jelas akan mengalami penurunan dalam hal keputusan pembelian. Oleh karena itu
15
untuk mengelola kekuatan ini diperlukan strategi yang baik sehingga dapat
mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Menurut Kotler & Armstrong (2009: 226) “Keputusan Pembelian adalah
tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar
membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang
ditawarkan”.
Menciptakan keputusan pembelian maka East Hood melakukan beberapa
alternatif strategi diantaranya adalah melakukan kegiatan promosi melalui
pemasaran internet atau internet marketing, yakni berupa melakukan penawaran
penjualan melalui internet untuk memudahkan transaksi pelanggan yang berada di
luar Bandung.
Keberadaan East Hood merupakan proses panjang dan usaha konsisten yang
selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya melalui inovasi produk yang
dilakukan secara terus menerus. East Hood selalu berusaha dalam memberikan
kepuasan dan mempertahankan pelanggannya dengan melakukan perbaikan dan
peningkatan kualitas produknya.
East Hood merupakan merek unggulan dari Arena Experience maka East
Hood harus mempertahankan pelanggan dan pangsa pasarnya yaitu dengan
melakukan komunikasi dengan konsumen secara berkelanjuatan, meningkatkan
promosi secara terus menerus dan mempertahankan kebebasan berekspresi dalam
orisinalitas sebuah karya. Salah satunya dengan memiliki strategi pemasaran yang
16
dapat mengoptimalkan penjualan produk dan bersaing diantara produk – produk
sejenis.
Komitmen East Hood untuk membangun strategi merek atau brand strategy
yang dapat dihubungkan antara gaya, fesyen, kegunaan dan kenyamanan. Terlihat
dari identitas merek atau brand identity East Hood dengan simbol bendera racer
dan produk–produknya yang selalu berwarna gelap. East Hood menerapkan
konsep horor, kekerasan, fiksi ilmiah dan topik lain yang pada umumnya masih
dianggap tabu dalam setiap desain-desain produknya. Brand personality East
Hood dengan karakter konsep idealisnya atau produk yang tidak mainstream tapi
tetap mengikuti perkembangan jaman melalui inovasi imaginatif yang dituangkan
dalam orisinalitas karya.
Berbagai strategi yang dilakukan East Hood ternyata belum dapat
meningkatan keputusan pembelian konsumen dan mengoptimalkan penjualan
produk. Hal ini dikarenakan strategi yang dilakukan hampir sama dengan yang
dilakukan kompetitor. Sehingga value yang terdapat dalam produk East Hood
belum dapat tersampaikan sepenuhnya dan mengakibatkan konsumen belum
sepenuhnya terhadap pembelian produk-produk East Hood. Jika tidak segera
diatasi akan menjadi ancaman bagi kinerja merek East Hood dimasa yang akan
datang.
17
East Hood merupakan hasil dari industri kreatif. Salah satu ciri industri
kreatif itu unstandarized atau tidak sesuai dengan standar di pasaran, oleh karena
itu East Hood hanya melayani pasar-pasar kecil atau yang biasa disebut dengan
nitce market. Maka dalam hal ini dibutuhkan strategi brand positioning terutama
untuk memperkenalkan merek East Hood.
Keberhasilan sebuah produk dipasaran tergantung pada seberapa baik
produk tersebut diposisikan pada pasar. Melakukan posisi merek dan manfaatmanfaat atau keunggulan yang dimiliki produk harus dikomunikasikan secara
tepat pada pasar sasaran. Menyampaikan bahwa produk memiliki keunggulan
yang berbeda dari pesaingnya dan bahwa keunggulan produk tersebut dapat
membangun kebutuhan konsumen.
Memiliki keunggulan bersaing berarti memiliki salah satu ciri yang khas
atau unik yang tidak dimiliki oleh pesaing. Menurut Al Ries dan Trout dalam
Kasali (2005:72) “Positioning adalah salah satu strategi yang berusaha
menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga
terbentuk merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau produk
pesaing”. Kotler dan Amstrong (2008:218) mengemukakan bahwa “Brand
positioning atau posisi merek adalah kekuatan merek yang paling kuat untuk
menciptakan atribut atau posisi yang unggul”. Maka East Hood sebagai produk
street culture berusaha mengoptimalkan strategi dalam menjual produk dengan
melakukan posisi merek.
18
Posisi merek atau brand positioning dilakukan East Hood untuk mencapai
apa yang ada dalam benak pelanggan sasaran sehingga pelanggan dapat
membedakan merek tersebut dengan para pesaingnya. Keberhasilan menerapkan
posisi merek terletak pada persepsi yang diciptakan.
Pada umumnya konsumen atau pelanggan cenderung menentukan pilihan
atau keputusan pembelian berdasarkan posisi dari suatu merek tersebut. Maka
strategi ini dilakukan East Hood agar mampu meraih kepercayaan konsumen
untuk melakukan keputusan pembelian dan meningkatkan laba perusahaan.
Posisi merek merupakan kegiatan pemasaran untuk memperbaiki kinerja
produk melalui tindakan yang dilakukan merek tersebut sehingga menempati
posisi yang khas dari pesaing lainnya sehingga dapat menarik minat beli
konsumen. Apabila suatu merek dapat memposisikan mereknya dengan tepat
maka dapat menarik konsumen yang berpotensial untuk melakukan keputusan
pembelian. Hal tersebut dirasa perlu dilakukan East Hood untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen. Banyak cara untuk menarik perhatian
konsumen dan menimbulkan preferensi dalam keputusan pembelian. Menurut AB
Susanto (2004:1) “merek membantu konsumen lebih mudah mengingatnya
sehingga mempermudah pengambilan keputusan pembelian ketika melakukan
pembelian”.
Kotler dan Keller (2009:375) menjelaskan “Hasil akhir dari positioning
diharapkan dapat menciptakan proporsi nilai yang berfokus pada pelanggan yaitu
alasan yang menyakinkan mengapa pasar sasaran harus membeli suatu produk”.
19
East Hood sebagai clothing yang memiliki desain yang berbeda dengan
clothing lain dengan menampilkan desain–desain yang memiliki karakter yang
khas yakni konsep street culture.
Street culture merupakan aktifitas seni yang timbul akibat pertemuan
berbagai budaya dan interest yang sama dan menyesuaikan diri pada ruang–ruang
publik di kawasan pusat kota dan selalu bergerak dinamis sesuai dengan
perkembangan jaman.
Budaya jalanan atau street culture bukan sebatas kebebasan berekspresi tapi
lebih kepada ekspresi aktivitas kreatif yang berkembang menjadi industri yang
menjanjikan. East Hood memiliki tujuan mengembangkan berbagai koleksi
pakaian dengan konsep street culture sebagai pengaruh inspirasi desain–desain
produknya.
East Hood berusaha mengoptimalkan strategi dengan melakukan posisi
merek dalam menjual produk dan mengoptimalkan pasar. Hal ini dilakukan
karena konsumen lebih menentukan pilihan berdasarkan positioning produk
clothing itu sendiri. Oleh sebab itu, East Hood melakukan posisi merek sebagai
produk dengan konsep street culture yang tidak dimiliki oleh para pesaing.
Sehingga East Hood dapat terpisah atau berbeda dari merek-merek yang bersaing
dan memberikan arti penting bagi konsumen.
20
Berdasarkan pendapat A.B Susanto (2004:154) brand positioning memiliki
lima dimensi yaitu nilai, keunikan, kredibilitas, berkelanjutan dan kesesuaian.
East Hood diterima konsumen sebagai produk yang eksklusif, maskulin, bebas
dan provocative. East hood dapat diterima dengan baik sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Perbandingan antara harga dan jaminan kualitas East Hood memadai.
Memperkuat dengan posisi merek yang selalu konsisten sebagai merek yang
memiliki konsep street culture pada setiap desainnya. Fokus pada Hotroad to
thugs-chicanos life stlye. Hal ini merupakan karakter yang khas dari produk East
Hood dan tidak dimiliki produk lain.
East Hood menawarkan manfaat emosional maupun manfaat fungsional.
East Hood menghubungkan antara gaya, fesyen, street culture, kegunaan dan
kenyamanan. Berdasarkan usia East Hood digunakan untuk 18-45 tahun. Pada
umumnya East Hood berfokus kepada kalangan anak muda khusunya pria. East
Hood sebagai wadah komunitas rockabilly culture dan urban art. East Hood
membidik kelas menengah ke atas yang paham dengan budaya rockabilly. East
Hood dipakai oleh masyarakat kelas menengah. East Hood tidak hanya dipakai
oleh kalangan anak muda tapi bisa dipakai oleh para penggemar budaya
rockabilly. East Hood horror tapi masih terkesan cantik. East Hood
merupakan brand atau merek lokal yang target pasarnya jelas. Desain produk East
Hood dipengaruhi oleh konsep street culture.
21
Dalam mengatasi penurunan penjualan dan meningkatkan penjualan maka
East Hood sebagai produk street culture akan tetap berkomitmen untuk selalu
memahami keinginan konsumennya akan tuntutan produk clothing dengan
melakukan strategi posisi merek.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu untuk melakukan
penelitian tentang “Pengaruh Kinerja Brand Positioning ”Clothing East
Hood” Terhadap Keputusan Pembelian di kota Bandung” (Survei terhadap
pengunjung Arena Experience di Kota Bandung)
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang telah diuraikan di atas berkaitan dengan persaingan
semakin beragam dengan munculnya berbagai jenis produk clothing dilihat dari
adanya penurunan jumlah penjualan, kinerja produk East Hood dan pangsa pasar
yang menurun menunjukan adanya kejenuhan dan kepercayaan konsumen
terhadap produk East Hood. Permasalahan di atas mengindikasikan bahwa
keputusan pembelian East Hood mengalami penurunan. Oleh karena itu East
Hood harus senantiasa meningkatkan strategi pemasaran untuk menarik perhatian
konsumen. Strategi yang dilakukan oleh East Hood untuk meningkatkan
keputusan pembelian konsumen dengan posisi merek.
22
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah
penelitian ini diidentifikasi masalah ke dalam tema sentral sebagai berikut :
East Hood harus dapat mengefektifkan kegiatan pemasaran yang
sesuai sehingga di masa mendatang tercipta peningkatan penjualan
yang positif. Upaya yang dilakukan oleh East Hood untuk menarik
keputusan pembelian yang positif dan meraih minat konsumen salah
satunya dengan brand positioning. Membangun brand positioning
diharapkan dapat meningkatkan pembelian produk- produk East
Hood.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan
diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja brand positioning East Hood di Kota Bandung.
2. Bagaimana keputusan pembelian East Hood di Kota Bandung.
3. Bagaimana pengaruh kinerja brand positioning East Hood terhadap
keputusan pembelian di Kota Bandung.
23
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi yang
berhubungan dengan pengaruh posisi merek terhadap keputusan pembelian East
Hood dengan tujuan penelitiaan untuk menelaah hasil temuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kinerja brand positioning East Hood di Kota
Bandung.
2. Untuk mengetahui keputusan pembelian East Hood di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja brand positioning
East Hood terhadap keputusan pembelian di Kota Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis
maupun praktis, sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek
teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya
Manajemen Pemasaran, melalui pendekatan serta metode-metode yang
digunakan mengenai pengaruh kinerja brand positioning terhadap
keputusan pembelian.
2. Kegunaan praktis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek
praktis yaitu menjadi bahan pertimbangan dan masukan pemikiran bagi
perusahaan East Hood yaitu Arena Experience dalam mengembangkan
kegiatan pemasaran dalam meningkatkan keputusan pembelian.
Download