BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh kepemimpinan paternalistik dan kepuasan kerja pada komitmen organisasional. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT Pertamina Unit Pengolahan IV Divisi Produksi II di Cilacap. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif kepemimpinan paternalistik pada komitmen organisasional, hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata yang tinggi dari ketiga dimensi variabel kepemimpinan paternalistik. Hasil menunjukan bahwa karyawan divisi produksi II PT Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap merasa memiliki pemimpin yang otoriter, memiliki moralitas, dan memiliki kemurahan hati. Hal tersebut adalah hal yang akan membuat karyawan lebih berkomitmen terhadap perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pada kepemimpinan paternalistik akan berdampak pada peningkatan komitmen organisasional karyawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif kepuasan kerja pada komitmen organisasional, hal ini bisa dilihat dari skor rata-rata yang tinggi dari kelima dimensi variabel kepuasan kerja. Hasil menunjukan bahwa karyawan divisi produksi II PT Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap merasa puas dengan gaji, promosi pekerjaan, rekan kerja, atasan, dan pekerjaan yang mereka dapatkan dari perusahaan. Hal tersebut adalah hal yang akan membuat karyawan lebih berkomitmen pada perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan pada kepuasan kerja akan berdampak pada peningkatan komitmen organisasional karyawan. 5.2. Implikasi Terdapat beberapa implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan berdasarkan hasil penelitian ini, yaitu: a. Kepemimpinan paternalistik memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan komitmen organisasional. Oleh karena itu, peran kepemimpinan paternalistik dari manajer produksi II PT Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap harus lebih dimaksimalkan. Manajer perlu memperhatikan dimensidimensi dari kepemimpinan paternalistik. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, manajer bisa melihat dan memperhatikan dimensi-dimensi kepemimpinan paternalistik mana yang bisa dimaksimalkan dan ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata dimensi otoriter memiliki skor rata-rata yang paling rendah dibandingkan dimensi kepemimpinan paternalistik lainya. Hal ini bisa dimaksimalkan oleh manajer untuk meningkatkan dimensi otoriter pada gaya kepemimpinan paternalistik agar dapat lebih meningkatkan komitmen organisasional karyawan. b. Tingkat kepuasan kerja karyawan dapat mempengaruhi komitmen organisasional karyawan. Maka dari itu pihak PT Pertamina Unit Pengolahaan IV Cilacap perlu memperhatikan tingkat kepuasan kerja karyawanya. Perusahaan perlu memperhatikan dimensi-dimensi dari kepuasan kerja. Dengan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, perusahaan bisa melihat dan memperhatikan dimensi-dimensi kepuasan kerja mana yang bisa dimaksimalkan dan ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa skor rata-rata dimensi kesempatan promosi karyawan memiliki skor rata-rata yang paling rendah dibandingkan dimensi kepuasan kerja lainya. Hal ini bisa dimaksimalkan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan dimensi kesempatan promosi karyawan pada variabel kepuasan kerja agar dapat lebih meningkatkan komitmen organisasional karyawan. 5.3. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini. Beberapa keterbatasan peneliti yang dapat didefinisikan antara lain: 1. Penelitian ini menggunakan selft-report measures untuk mengukur semua variabel penelitian. Kelemahannya adalah peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam memberikan jawaban yang tidak menggambarkan kondisi sebenarnya atau responden tidak memberikan jawabannya sendiri akan tetapi diwakilkan oleh orang lain. 2. Hasil dari R Square (R2) penelitian ini adalah sebesar 55,2%. Hal ini menunjukan bahwa variabel kepemimpinan paternalistik dan kepuasan kerja tidak secara utuh mempengaruhi variabel komitmen organisasional. Masih banyak variabel yang variabel lain yang dapat mempengaruhi variabel komitmen organisasi, misalnya variabel motivasi, kinerja, perilaku kewarganegaraan organisasi dan lainya. 5.4. Saran 5.4.1. Saran Manajerial a. Pihak perusahaan perlu untuk memaksimalkan kinerja manajer produksi untuk menjadi pemimpin paternalistik yang diharapkan oleh para karyawan. Manajer perlu meningkatkan dimensi-dimensi yang belum maksimal didalam gaya kepemimpinan paternalistik. Hasil penelitian menunjukan skor rata-rata yang paling rendah adalah dimensi otoriter, hal ini sedikit disayangkan karena dimensi otoriter dalam kepemimpinan paternalistik merupakan dimensi yang bisa membuat karyawan lebih patuh dan disiplin. Hal ini bisa dimaksimalkan dengan cara meningkatkan sisi ketegasan dari manajer itu sendiri. Untuk meningkatkan ketegasan dapat dilakukan dengan cara memberikan peringatan kepada bawahan yang tidak mematuhi instruksi dari manajer, menegur bawahan yang tidak bisa menyelesaikan tugas dan selalu menentukan keputusan akhir disetiap rapat. Dengan adanya ketegasan yang tinggi dari seorang manajer diharapkan mampu meningkatkan disiplin kerja dari karyawan sehingga akan mencapai hasil yang maksimal dan hal ini tentunya akan mendorong komitmen organisasional para karyawanya. b. Pihak perusahaan perlu untuk memperhatikan dan memaksimalkan kepuasan kerja karyawan agar karyawan akan merasa puas saat bekerja untuk perusahaan. Pihak perusahaan perlu meningkatkan dimensi-dimensi yang belum maksimal didalam variabel kepuasan kerja. Hasil penelitian menunjukan skor rata-rata yang paling rendah adalah dimensi kesempatan promosi karyawan. Hal ini bisa dimaksimalkan dengan cara menggunakan prosedur kesempatan promosi kepada karyawan secara adil dan memberikan banyak kesempatan promosi kepada karyawan. Selain itu periode pemberian promosi bagi karyawan sebaiknya lebih terjadwal secara periodik, sehingga karyawan memiliki target dalam melaksanakan pekerjaan untuk mendapatkan promosi tersebut. 5.4.2. Saran Akademisi a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi faktor pendorong bagi peneliti selanjutnya untuk mengangkat tema tentang kepemimpinan paternalistik. Hal ini dikarenakan masih sedikit penelitian tentang kepemimpinan paternalistik. Hal ini dapat menjadi masukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya untuk melibatkan variabel lainya yang dapat mempengaruhi kepemimpinan paternalistik secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan varibel-variabel seperti motivasi, kinerja, budaya organisasi, stres kerja dan disiplin kerja.