Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Manajemen

advertisement
L
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENGURANGAN PROBLEM KEAGENAN
Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Manajemen Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka
Universitas Jember
Tgl April 2013
Oleh :
Isti Fadah
UNIVERSITAS JEMBER
2013
Bismillahirrohmannirroim
Yang terhormat
Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki
peranan yang penting dalam menumbuh kembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor
swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pasar modal
merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor. Melalui pasar modal, investor dapat
melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek baru yang ditawarkan atau
yang diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu perusahaan dapat memperoleh dana yang
dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang. Adanya pasar modal
memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik, karena
tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang tertentu. Penyebaran kepemilikan yang luas akan
mendorong perkembangan perusahaan yang transparan. Ini tentu saja akan mendorong terciptanya
good corporate governance.
Perkembangan pasar modal Indonesia sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977
ternyata sangat lambat. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan perusahaan yang
listed di bursa. Sampai tahun 1988, jumlah emiten hanya 24 perusahaan dengan jumlah
lembar saham yang tercatat di bursa sebanyak kurang lebih 290 milyar lembar. Namun
setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian paket deregulasi di bidang pasar modal,
perkembangan pasar modal Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah emiten pada akhir tahun 1990 sudah mencapai 124 perusahaan dengan volume
transaksi mencapai Rp 4,2 trilyun. Pada akhir tahun 2010 jumlah perusahaan yang listed di
BEI (bursa Efek Indonesia) meningkat menjadi ........... perusahaan.
BAPEPAM yang pada awalnya berfungsi sebagai badan pelaksana dalam kegiatan pasar
modal berubah fungsi menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Sejak saat itu kegiatan di
pasar mulai menarik bagi investor. Hal ini ditndai dengan semakin meningkatnya jumlah
perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEJ. Tabel berikut menyajikan perkembangan
perusahaan yang listed di BEJ mulai th 1993-2010.
Tabel : 1. Indikator Perkembangan Bursa efek Jakarta Tahun 1993-2002
Tahun
Jumlah
Volume
Kapitalisasi
Emiten
Perdagangan
Pasar
(Rp 1/1000)
(Rp 1/1000)
120.385
159.930
1997
282
1998
288
1999
277
99.685
175.729
2000
291
147.372
451.815
2001
316
117.117
259.621
2002
331
97.983
239.259
120.763
268.423
Sumber : ICMD th 2010
CARI KINERJA PASAR MODAL INDONESIA
Dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting dalam perusahaan, karena
menyangkut pemegang saham sebagai sumber modal dari perusahaan tersebut. Investor
dalam menginvestasikan dananya kedalam instrumen saham tentunya menginginkan return
yang tinggi. Return dari saham dapat diperoleh dari capital gain maupun dari dividen.
Menurut the bird in hand theory yang dikemukakan oleh Gordon ( 1963 ) menyatakan bahwa
investor lebih memilih dividen karena dianggap lebih pasti dibandingkan dengan capital gain.
Sementara jika dikaitkan dengan pajak, maka investor cenderung lebih memilih capital gain.
Hal ini karena pajak dari dividen lebih tinggi dibandingkan dengan pajak capital gain.
Begitu pentingnya peranan dividen, maka perusahaan enggan melakukan pemotongan
terhadap dividen. Hal ini dikarenakan karena adanya efek signaling ( Bhattacharya, 1979 ).
Perusahaan yang melakukan pemotongan dividen memberikan signal yang buruk bagi
investor yang menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan kurang bagus sehingga
permintaan pasar terhadap saham perusahaan tersebut akan turun yang artiya para investor
enggan untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika
perusahaan menaikan dividen, memberikan signal kepada para investor bahwa kondisi
keuangan perusahaan sedang bagus. Dengan adanya efek signaling tersebut maka perusahaan
harus menjamin dividen terhadap infestor.
Kontroversi mengenai apakah pembayaran dividen kas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
ataukah dividen tidak relevan dengan nilai pasar perusahaan sampai saat ini juga masih menjadi topik
menarik dalam debat ilmiah, Terdapat dua kelompok besar investor di Pasar Modal. Berdasarkan
preferensinya terhadap dividen
atau capital gain yang lebih dikedepankan. Kelompok investor
pertama adalah mereka yang lebih suka dividen yang tinggi dibandingkan dengan peningkatan
pertumbuhan perusahaan. Kelompok kedua adalah mereka yang lebih menyukai capital gain atau
dividen yang rendah dan pertumbuhan perusahaan yang tinggi.
Dividen kas (dividend policy) sampai saat ini masih merupakan teka-teki (puzzle) yang masih
diperdebatkan. Perdebatan ini berkisan tentang apakah dividen dapat dikatakan sebagai good news
atau bad news bagi para pemegang saham atau investor. Dapatkah dividen dijadikan sebagai sinyal
tentang nilai suatu perusahaan (value of the firm) di masa sekarang dan di masa yang akan datang.
Brigham (1996;443) menyatakan bahwa ada tiga pandangan tentang dividen kas : (1) Modigliani dan
Miller (MM) berpendapat bahwa dividen kas adalah tidak relevan, karena tidak berpengaruh sama
sekali terhadap nilai perusahaan atau biaya modalnya. Nilai perusahaan tergantung pada kebijakan
investasi assetnya, bukan pada berapa laba yang dibagikan untuk dividen optimal; (2) Gordon dan
Litner dengan teorinya bird-in-the-hand berpendapat bahwa dividen lebih baik dari capital gain
karena yang dibagikan kurang berisiko lagi, oleh karenanya perusahaan mestinya membentuk rasio
pembayaran dividen yang tinggi dan menawarkan dividend yield yang tinggi guna memaksimalkan
harga sahamnya; (3) investor lebih menyukai retained earning daripada dividen karena , karena
perbandingan pajak yang dikenakan pada capital gain rendah.
Secara umum metode pembagian dividen ada dua macam, yaitu dengan cash dividend
dan stock dividend . Pemilihan apakah perusahaan akan membagikan cash dividend ataukah
stock dividend tergantung dari kebijakan perusahaan. Cash dividend adalah pembagian
dividen dengan cara cash, dividen diberikan secara tunai kepada infestor. Stock dividend
adalah pembagian dividen dengan cara menambah kepemilikan saham yang dimiliki investor.
Kondisi di Indonesia, perusahaan yang publish di Bursa Efek Indonesia lebih suka
membagikan cash dividend dibandingkan stock dividend. Dari data 2004-2011 ,perbandingan
perusahaan yang membayarkan cash dividend 42 kali lipat dibandindkan perusahaan yang
membayar stock dividend. Ada beberapa alasan mengapa di Bursa Efek Indonesia lebih
cenderung membagikan dividenya dalam bentuk cash dividend dibandingkan dalam bentuk
stock. dividend Penjelasan ini lebih cenderung pada aspek psychologis individual investor.
1. Clientele Effeck Theory
Berdasarkan teori ini, preferensi investor terhadap dividen ataukah capital gain
tergantung pada kelompok investor yang berbeda. Misalkan Pada investor muda yang
cenderung masih memiliki income tinggi, biasanya aktif melakukan perdagangan, maka
preferensinya lebih mengarah pada capital gain. Sedangkan bagi orang yang sudah pensiun,
usia diatas 60an, maka preferensi terhadap difiden lebih besar karena dividen merupakan
sumber incomenya.
2. Mental Accounting
Menurut Thaler (1980, 1985) dimana biasanya investor membagi mental account dalam
(1) current account; (2) liquid asset; (3) home equity; (4) future income. Investor akan
memisah-misahkan penggunaan dari account mereka. Menurut Pompian (2006) bahwa
mental account investor terbagi dalam tiga hal yaitu current income, current asset, future
income. Cash dividend mencerminkan current income sedangkan stock dividend dianggap
sebagai current assetnya. Investor biasanya menggunakan current income untuk
konsumsinya yang tercermin dalan cash dividend. Sedangkan untuk menikmati cash
dividend, orang dapat melakukan dengan homemade dividend. Tapi orang enggan
melakukanya karena berarti harus menjual saham walaupun dari stock dividend ( yang
dinggap current assetnya ). Hal inilah yang menjelaskan mengapa orang lebih menyukai cash
dividend seperti pernyataan Shefrin (2002) : “Don’t dip into capital’ is akin to ‘don’t kill the
goose that lays the golden eggs”
3. Prospect Theory
Prospect theory dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky (1979). Teori ini me
ngatakan bahwa adanya certainty effeck yaitu orang akan cenderung risk averse. Jika
dihadapkan pada dua pilihan yaitu certain atau uncertain, orang cenderung memilih yang
certain, walaupun jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan hal yang uncertain. Cash
dividend dipandang sebagai hal yang certain dibandingkan stock dividend berkaitan dengan
gain yang diterima.
4. Hedonic Editing
Investor biasanya mau menerima risk jika payoff dipisahkan menjadi certainty prior
gain dan uncertain outcome (risk). Behafioralists mencoba untuk memandang secara terpisah
return investor saham dalam dua hal yaitu dividen dan capital gain (loss). Kaum
traditionalists tidak menekankan pemisahan return yang diterima investor dalam dividend
yield dan capital gain. Yang terpenting adalah after tax return secara keseluruhan. Pada kasus
pembayaran dividen, cash dividen dipandang sebagai certainty prior gain dan stock divident
sebagai risknya. Jadi investor mau mengambil risk, jika sudah menerima certainty prir gain
lebih dulu. Sehingga preferensi investor cenderung pada cash dividend (certainty prior gain).
5. Self control
Shefrin (2007) menyatakan bahwa self control merupakan tindakan untuk mengontrol dalam
menunda menikmati kesenangan (gratification). Shefrin dan Statman (1984) menyatakan
bahwa pemilihan cash dividend dibandingkan stock dividend lebih mengarah pada self
control investor. Investor akan lebih senang menggunakan uangnya untuk konsumsi hari ini
dibandingkan menabung, karena kurangnya self control.
6. Regret Aversion
Teori ini juga menjadi alasan mengapa orang cenderung memilih cash dividen
dibandingkan
dengan
stock
dividend.
Bandingkan
dua
kasus
dibawah
ini
:
seorang investor memperoleh $ 600 dari dividend, dan menggunakanya untuk membeli
televisi;(cash dividend) dengan cara menjual saham yang berharga $ 600 dan memakai
uang itu untuk membeli televisi; (stock dividend).Setelah itu harga saham meningkat tajam.
Dalam kasus tersebut investor akan mengalami penyesalan lebih dalam pada kondisi kedua,
jika dia menjual sahamnya untuk konsumsi, sementara harga sahamnya kemudian mengalami
kenaikan.
CARI FAKTA TENTANG DIVIDEN
Menurut Brigham & Houston (1998) manajer memiliki tujuan pribadi yang bersaing dengan
tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik
perusahaan, yaitu pemegang saham untuk membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik
potensial atas kepentingan yang disebut Teori Agen (Agency Theory). Agency theory dalam konteks
manajemen keuangan meliputi konflik kepentingan yang potensial antara agen (manajer) dengan :
(1) pemegang saham pihak luar dan (2) kreditur (pemberi hutang)
Pada Kebanyakan perusahaan besar manajer pada umumnya hanya memiliki saham dengan
prosentase yang kecil. Dalam hal ini jika muncul konflik dengan tujuan manajer maka maksimisasi
kekayaan pemegang saham
akan menempati tempat di bagian belakang, artinya manajer akan
memaksimalkan besarnya perusahaan atau berusahan meningkatkan pertumbuhan, karena hal tersebut
akan berdampak pada : (1) meningkatkan keamanan pada pekerjaan mereka, (2) meningkatkan
jabatan, status dan gaji mereka, serta (3) meningkatkan kesempatan bagi manajer tingkat bawah dan
menengah.
CARI FAKTA TENTANG MORAL HAZARD
Manajer dapat dimotivasi untuk bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal atau pemegang
saham melalui pemberian insentif berupa imbalan atas kinerja yang baik dan hukuman untuk kinerja
yang buruk. Beberapa mekanisme khusus yang dapat digunakan untuk memotivasi manajer agar
bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yaitu antara lain : (1) kompensasi manajerial (
bisa berupa saham kinerja/performance share dan opsi saham eksekutif (executive stock options) , (2)
intervensi langsung oleh pemegang saham, (3) ancaman PHK, serta (4) ancaman pengambil alihan
(hostile take over). (Brigham & Houston, 1998)
Excecutive stock option merupakan salah satu siasat untuk menjamin kepatuhan manajer.
Dalam gagasan mazhab masyarakat industrial, perlu adanya transformasi dari pemilikan personal ke
pemilikan impersonal. Artinya kepemilikan saham tidak terkonsentrasi pada individu atau keluarga
tertentu tetapi kepemilikan saham menjadi menyebar. Penyebaran kepemilikan terjadi melalui
perluasan jumlah pemegang saham kecil-kecil, baik di tangan individu, perusahaan, yayasan, koperasi
maupun badan-badan lain.
Transformasi pemilikan personal ke pemilikan impersonal mempunyai implikasi penting
yakni munculnya pemisahan antara pemilikan (legal ownership) dan kontrol (managerial control).
Artinya para pemilik saham
hanya menjadi simbol legal yang tidak menjalankan perusahaan.
Sedangkan kontrol nyata sehari-hari ada di tangan eksekutif manajer.
Hasil penelitian Claessens et al (2000), menyatakan bahwa belum terdapat pemisahan yang
jelas antara kepemilikan dan kontrol pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kebanyakan perusahaan masih dimiliki oleh keluarga pendiri dan posisi manajer dipegang oleh
pemegang saham mayoritas. Kalaupun tidak maka manajemen masih dari kalangan keluarga.
Akibatnya para manajer perusahaan publik hanya menjadi kepanjangan tangan pemegang saham
mayoritas, yang masih dikendalikan dari kalangan keluarga tertentu. Dengan kata lain, dalam kondisi
seperti apa yang menjadi pendapat pemegang saham terbesar juga menjadi pendapat manajer.
Perusahaan yang listed di BEI rata-rata sahamnya dimiliki publik dalam jumlah relatif kecil (kurang
dari 30 %). Keluarga pendiri masih memiliki kontrol besar terhadap perusahaan publik.
CARI FAKTA TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu : pertama dengan meningkatkan
kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat
dari keputusan yang diambil, dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuenai dari
pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini mensejajarkan kepentingan manajemen dengan
pemegang saham (Jensen & Meckling, 1976). Dengan demikian maka kepemilikan saham oleh
manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua,
dengan menggunakan dividen payout ratio, dengan demikian tidak tersedia cukup banyak free cash
flow ( Crutchley & Hansen, 1989) dan manajemen tidak memiliki kesempatan untuk berinvetasi yang
tidak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Ketiga, Institutional investor sebagai monitoring
agents. Moh’d et al (1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang sahamdari luar yaitu
institutional investor dan shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost. Hal ini karena
kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk
mendukung atau sebaliknya menentang terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh
investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi atau institusi lain akan
mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.
Easterbook, F.H. (1984) dalam penelitiannya yang berjudul “Two Agency Cost Explanations of
Dividends” menemukan bahwa Dividen berfungsi menurunkan agency cost dengan mensejajarkan
kepentingan-kepentingan para manajer dengan para investor. Sedangkan Cruthley dan hansen (1989)
dalam penelitiannya yang berjudul “A Test of Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate
Leverage and Corporate Dividend “ menghasilkan kesimpulan bahwa Kepemilikan saham oleh
manajemen, leverage dan dividen diputuskan secara serempak oleh para manajer untuk
mengendalikan agency cost . Akhirnya Mollah et al. (2000) dengan penelitiannya yang berjudul “The
Influence of Agency Cost on Dividend Policy in an Emerging Market” memperoleh bukti empiris
bahwa Insider Ownership dan collateral asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio sedangkan
dispertion of ownership
tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, fakta-fakta tersebut
mendukung bukti bahwa agency cost berpengaruh terhadap dividen policy.
Peneliti-peneliti lain yang melakukan penelitian yang serupa berkaitan dengan Agency Cost
adalah Schooley & Barney (1994) dengan penelitian yang berjudul “Using Dividend Policy and
managerial Ownership to Reduce Agency Cost” menghasilkan kesimpulan bahwa hubungan antara
dividend yield dengan CEO stock ownership adalah signifikan dan non monotonic, keenaikan CEO
stock ownership menurunkan agency cost , dan kenaikan CEO stock ownership menaikkan dividend
yield sedangkan Dempsey & Laber (1992) dalam penelitiannya yang berjudul “Effect of Agency
and transaction Costs on Dividend Payout Ratio : Futher Evidence of The Agency-Transaction Cost
Hypothesis” ternyata mendukung secara empiris hasil penelitian Rozeff (1982). Hal ini menunjukkan
bahwa model tersebut memeiliki explanatory power yang tinggi dan memiliki statbilitas yang tinggi
pula. Sedangkan . Ang, James A,Rebel A. Cole, & James Wuh Lin (2000) dengan judul penelitian
“Agency Cost and Ownership Structure” menemukan bahwa Agency cost :
a. Secara signifikan lebih tinggi apabila outsider lebih besar dari pada insider yang mamanage
perusahaan.
b. Berhubungan terbalik dengan manager’s ownershipshare.
c. Naik sesuai dengan jumlah nonmanager share holder.
d. Lebih rendah dengan monitoring yang lebih besar dari bank
1. Perusahaan membayar dividen yang lebih rendah pada saat pertumbuhan revenuenya lebih
tinggi dikarenakan pertumbuhan investment expenditure yang lebih tinggi. Artinya kebijakan
investasi mempengaruhi keputusan dividen.’
2. Perusahaan dengan beta yang lebih tinggi mempunyai dividend payout yang lebih rendah.
3. Perusahaan membayar dividen yang lebih tinggi pada saat insider memegang fraksi yang
lebih rendah dari ekuitas atau pada saat jumlah pemegang saham yang lebih besar memiliki
outside equity.
Bukti empiris yang lain mengenai determinan dividend policy ditemukan oleh Jong, Abe de
Ronald Van Dijk & Chris Veld (2002) dengan judul penelitian “ The Dividend and Share Repurchase
Policies of Canadian Firms : Empirical Evidence Based on New Research Design” Bukti empiris yang
dihasilkan dalam penelitian ini adalah a.Hasil penelitian konsisten dengan struktur yang pertama kali
diputuskan perusahaan apakah ingin membayar cash atau tidak. b.Payout ditentukan oleh free cash
flow c.pilihan dividen atau repurchase tergantung pada perilaku dan preferensi pajak. d.Mendukung
model sebelumnya bahwa
keberadaan asyimmetric information diantara outsider berhubungan
dengan preferensi dividend payment lebih dari share repurchase.
Eckbo B. Espen & Savita Verma (1994) dengan penelitiannya yang berjudul “ Managerial
Shareownership, Voting Power, and Cash Dividend Policy” menggunakan 3 alat analisis yakni
a.Simple Regression b. Simultaneous Equation dan c.Linear Factor Analysis (LISREL). Penelitian ini
menghasilkan bukti empiris sebagai berikut : a.Cash Dividend mengalami penurunan seiring dengan
naiknya voting power of owner-managers.b.Cash Dividend hampir selalu 0 pada saat owner-manager
memiliki voting kontrol yang absolut terhadap perusahaan.c.Estimasi panel data seperti halnya teknik
analisis faktor memberikan dukungan empiris untuk hipotesis consensus-dividend
Manos, Rony (2002) melakukan penelitian mengenai dividend policy dan egency theory,
penelitian yang dilakukan berjudul “ Dividend Policy and Agency Theory : Evidence on Indian
Firms” alat analisis yang digunakan adalah Regresi (cost minimisation model). Adapun bukti empiris
yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a.Biaya transaksi yang diukur dengan
growth opportunities, volatility of stock return & stock Liquidity berhubungan negatif dengan target
payout ratio; b.Grup afiliasi memiliki pengaruh penting terhadap struktur biaya transaksi sebaik
konflik keagenan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di India; c.Semakin besar % kepemilikan
oleh foreign institution lebih besar pula kebutuhan untuk memonitor pasar modal; d.Institutional
shareholding berpengaruh positip terhadap target payout ratio untuk perusahaan afiliasi.
Penelitian tentang teori keagenan, diawali oleh Jensen & Meckling (1976) yang membahas
beberapa cara untuk memecahkan masalah keagenan. Menurut Jensen & Meckling (1976), manajer
yang diangkat oleh pemegang saham seharusnya bertindak atau mengambil keputusan yang terbaik
sesuai dengan keinginan pemegang saham. Tetapi dalam pelaksanaannya sering terjadi perbedaan
keputusan antara manajer dan pemegang saham.
Biaya keagenan yang diproksi dengan kepemilikan orang dalam menunjukkan adanya
pengaruh yang kuat antara kepemilikan orang dalam
terhadap dividend payout ratio (DPR)
(Rozeff,1982). Pendapat ini diperkuat oleh Easterbrook
(1984) yang mengemukakan bahwa
perusahaan membayar dividen untuk mengurangi biaya keagenan, karena pembayaran dividen akan
mengurangi cash flow bagi manajer. Bukti ini menunjukkan bahwa pembayaran dividen adalah bagian
monitoring optimal perusahaan dan berfungsi menurunkan biaya agen.
Ada tiga cara untuk mengurangi biaya agensi dari ekuitas (Crutchley dan Hansen, 1989).
Yang pertama adalah manajer meningkatkan kepemilikan saham biasa mereka di perusahaan sehingga
lebih menyelaraskan kepentingan mereka dengan kepentingan para pemegang saham (Jensen dan
Meckling, 1976).
Kedua dengan memperbesar pembayaran dividen
(Rozeff,1982) dan Easterbrook
(1984).
Pembayaran dividen yang lebih besar akan meningkatkan kemungkinan bahwa perusahaan harus
mencari modal lewat ekuitas eksternal. Ketika perusahaan
mencari modal baru lewat ekuitas
eksternal, maka manajer akan mendapatkanpengawasan dari bursa-bursa saham, perusahaan sekuritas
dan exchange commission, bankir-bankir investasi, dan pihak-pihak yang menyediakan modal baru
tersebut. Dengan adanya monitoring ini maka manajer yang berusaha mempertahankan pekerjaannya
akan melakukan tindakan-tindakan yang lebih selaras dengan kepentingan para pemegang saham.
Ketiga adalah dengan meningkatkan jumlah pendanaan yang didapatkan dari hutang (Jensen &
Meckling 1976). Dengan memperbesar hutang, maka total pendanaan lewat ekuitas akan menurun
sehingga pada gilirannya akan menurunkan jangkauan dari konflik antara manager dengan pemegang
saham. Namun pendanaan lewat hutang menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham
dengan kreditur sehingga akan menimbulkan biaya agensi dari hutang.
Hasil penelitian dari Dempsey et.al (1992) menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan
signifikan antara risiko dengan dividen yang dibayarkan (divident payout ratio). Artinya adalah
perusahaan yang berisiko tinggi cenderung untuk membagikan deviden yang rendah kepada para
shareholder. Sebaliknya perusahaan yang tidak berisiko cenderung untuk membagikan dividen yang
tinggi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Schooley et al. (1994) yang juga menunjukkan
hubungan yang negatif dan signifikan antara risiko dengan dividen yang dibayarkan (divident payout
ratio).
Menurut Easterbrook (1984) dividen akan membantu menurunkan biaya keagenan.
Argumentasi yang dikemukakan bahwa pemegang saham akan menuntut pembayaran dividen
sebagai tanggung jawab manajer sebagai pengelola perusahaan. Pembayaran Dividen akan akan
memacu manajer
untuk lebih berhati-hati memperhatikan kepentingan pemegang saham.
Dan
mengurangi kebijakan yang menguntungkan dirinya sendiri.
Penelitian yang memasukkan variabel kebijakan dividen dan kinerja perusahaan adalah
penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Steiner (1999). Hasil penelitian menunjukkan deviden policy
memiliki hubungan yang positif dengan kinerja perusahaan. Artinya deviden yang tinggi akan
meningkatkan nilai perusahaan. Kesimpulan ini mendukung hipotesis teori “ the bird-in- the-hand
“.Hasil penelitian dari Heinfeldt dan Curcio (1997) menunjukkan hubungan yang positif antara
strategi untuk meminimalkan konflik keagenan dengan nilai perusahaan yang diukur dengan excess
value, cash flow dan accounting ratio. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa terdapat
hubungan positif antara agency cost dengan nilai perusahaan.
Corporate governance
berfungsi menekan atau menurunkan biaya keagenan
(Ujiyanto & Pramuka,2007). Mekanisme Corporate governance
dapat mengawasi
manajemen dan pengambilan keputusan, sehingga memudahkan untuk memaksimalkan
nilai perusahaan (Cuervo 2002 dalam Handajani, 2009)
I CURRICULUM VITAE PENELITI
1.1
Nama Lengkap (dengan gelar)
Prof.Dr.Isti Fadah,MSi
1.2
Jabatan Fungsional
Guru Besar
1.3
NIP/NIK/No. identitas lainnya
19661020 199002 2 001
1.4
Tempat dan Tanggal Lahir
Jember, 20-10-1966
1.5
Alamat Rumah
Jl. Langsep Blok C No.1 Jember
1.6
Nomor Telepon/Faks
0331-423236
1.7
Nomor HP
0811350242
1.8
Alamat Kantor
Jl.Kalimantan No.37 Jember
1.9
Nomor Telepon/Faks
0331-337990
1.10
Alamat e-mail
[email protected]
1.12 Mata Kuliah yg diampu
1Manajemen Keuangan
2 Manajemen Keuangan Lanjutan
P
3 Manajemen Investasi
4 Metode Penelitian
5 Statistik
II RIWAYAT PENDIDIKAN
2.1 Program:
S-1
2.2 Nama PT
Universitas Jember
2.3 Bidang Ilmu
Manajemen
(Minat : Manajemen
Keuangan )
S-2
S-3
Universitas
Universitas
Airlangga
Brawijaya
Manajemen
Manajemen
(Minat :
(Minat :
Manajemen
Manajemen
Keuangan )
Keuangan )
2.4 Tahun Masuk
1984
1993
2004
2.5. Tahun Lulus
1989
1996
2007
2.6 Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
Analisis Penentuan Kas Analisis Variabel
Analisis
Optimal Kaitannya
Yang
Faktor-faktor
Dengan Likuiditas
Mempengaruhi
Penentu
Perusahaan Keramik
PER Pada Penilaian Kebijakan
Tanah Agung Malang
Saham Perusahaan
Dividen Kas
Asuransi yg Listed
dan Biaya
di BEJ
Keagenan
Serta
Dampaknya
Pada Nilai
Perusahaan
2.7. Nama Pembimbing/ Promotor
Drs. Sukusni,MSc
Drs. A.Choesni
Prof.Dr.M.Sya
Abdulkarim,MSC
fiieIdrus,Mec
Prof.Dr.Made
Sudarma,Ak,M
M
Prof.Dr.Hari S,
III PENGALAMAN PENELITIAN
No.
1
Tahun
2011
Pendanaan
Judul Penelitian
Dividend Payment Agency Cost and
Corporate Value (Model Komparasi pd
Sumber*
Jml (Juta Rp)
Fundamenta
35 juta
l
perusahaan yg Menerapkan GCG Tinggi
dan Rendah)
2
2009
Ownership Structure Dividend Payment
Agency Cost and Corporate Value
3
2002
Analisis Risiko Bisnis Investasi Saham
Fundamenta
34 juta
l
PDM
6 juta
PDM
5 juta
PDM
5 juta
Mandiri
5 juta
Mandiri
5 juta
Mandiri
4 juta
PDM
5 juta
PDM
5 juta
Studi Pada BEJ
4
2001
Variabel Penentu PER Pada penilaian
Saham Studi Pada BEJ
5
2004
Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga
Oleh Pemulung Serta Upaya
Pemasarannya Guna Meningkatkan
Pendapatan
6
2006
Aplikasi SEM Pada Pengukuran Biaya
Keagenan dan Nilai Perusahaan Studi
Pd Perusahaan yg Listed di BEJ
7
2006
Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar
Penilaian Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Pada industri Barang
Konsumsi yg Listed di BEJ
8
2006
Analisis Penentu Kebijakan Dividen
Studi Pada Perusahaan Manufaktur
9
2003
Karakteristik Demografi & Sosial
Ekonomi Pemulung di Kab. Jember
10
2000
Perilaku Wirausaha Sektor Informal di
Kawasan Wisata Pantai Pasir Putih Kab.
Situbondo
IV PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
No.
Tahun
Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber*
Jml (Juta Rp)
2011
2011
2010
1
2010
Pembinaan Manajemen Keuangan pd
Mandiri
3 Juta
2009
Upaya Meningkatkan Standarisasi Mutu
Mandiri
3 juta
Mandiri
3 juta
Mandiri
2 Juta
Pembinaan Usaha Kecil dan Pengrajin
DIKS
2 juta
Untuk Meningkatkan Kemampuan
Univ.
Produksi Agribisnis Melalui Penerapan
Pengendalian Mutu Terpadu di Desa Tegal Waru
Kecamatan Mayang Kab. Jember
2
2009
Upaya Pengembangan Kewirausahaan Bahan
Baku Kelapa di Desa Sumber Lesung Kec.
Ledokombo Kab. Jember
3
2007
Upaya Pemberdayaan Anggota Koperasi
Mekar sari di Kec. Patrang Melalui
Perencanaan Unit Usaha Pertokoan
4
5
2003
2002
Mencari Peluang Era AFTA
Jember
Peningkatan Jiwa Kewiraswastaan
DIKS
Generasi Muda di Desa Mayang Kec.
Univ.
Mayang
1 juta
Jember
V PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (tidak
termasuk makalah seminar/proceedings, artikel di surat kabar)
No.
Tahun
2010
Judul Artikel Ilmiah
Faktor Penentu Dividend dan Biaya
Keagenan serta Pengaruh-nya pada Nilai
Perusahaan
Volume/
Nomor
Nama Jurnal
Jurnal Keuangan
dan Perbankan,
Univ. Merdeka
Malang.
Akreditasi SK.
No. 167/DIKTI/
Kep/ 2007
EKUITAS
Jurnal Ekonomi
dan Keuangan
No.110/DIKTI/
Kep/2009
Vol. 14 No 1
Maret 2010
ISSN: 14110393
Ownership Structure, Dividend Payment,
Agency Cost and Corpo-rate Value (Suatu
pengujian Model Struktural)
2010
Jurnal
Analisis Faktor-Faktor Penentu
,Manajemen,
Kebijakan Dividen Kas dan Biaya
1
2007
Keagenan Serta Dampaknya Terhadap
Akuntansi dan
Vol 5 No.2
Bisnis) Univ.
Widyagama
Nilai Perusahaan (Studi Pada
Malang
Perusahaan yg Listed di BEJ)
2
2007
: Kebijakan Dividen Kas Suatu Tinjauan
Terakreditasi
Vol 1No.1
Berbasis Prespektif Biaya Keagenan
Jurnal
EMAS/Ekonomi,
Manajemen dan
Bisnis,
Universitas
Mayjen
Sungkono/UNIM
AS Mojokerto
3
2007
Analisis Faktor-Faktor Penentu
Vol 1 No.1
Jurnal BISMA,
Bisnis dan
Kebijakan Dividen (Studi Pada
Manajemen
Perusahaan Manufaktur yg Listed di
BEJ)
4
2007
Proceeding The
Analisis Faktor-Faktor Penentu
1 st PPM
Kebijakan Dividen Kas dan Biaya
National
Keagenan Serta Dampaknya Terhadap
Conference on
Nilai Perusahaan
Management
Research
5
2008
Interdependensi
Proceeding
Kebijakan Dividen,
National
Kebijakan Hutang dan Kepemilikan
Conference on
Manajerial : Prespektif Teori Ke
Management
Research 2008
6
2007
: Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Free
Th IV No.7
BALANCE
Cash Flow dan Risiko Terhadap Dividend
Economics,
Policy dan Agency Cost Serta Dampaknya
Business,
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Management and
Perusahaan yg Listed di BEI)
Accounting
Journal
7
2008
Risk and Return Bank Umum Milik
Vol 1 N0.3
Bisnis dan
Negara Non Merger (Studi Sebelum
Manajemen) Univ.
dan Sesudah Rekapitulasi)
8
2009
Jurnal BISMA,
Jember
Earning Per share, Economic Value
Vol.1..No.6
Jurnal Ilmiah,
Saintoch,Sains,
Added dan Free Cash Flow sebagai
Teknologi,
determinan Harga Saham
Humaniora,Univer
sitas Moch.
Sroedji Jember)
9
2009
Prediksi Tingkat kesehatan Bank
Vol7..No.1
Jurnal Akuntansi,
Universitas
Persero dan bank Umum Swasta
Jember)
nasional Dengan Analisis Diskriminan
10
2009
Analisis Penentu Kinerja Finansial
Vol2..No.1
Jurnal Pendidikan
Ekonomi, Unesa
Pada Perusahaan Unggulan di
Surabaya)
Indonesia
11
2010
Ownership Structure, Dividend
Vol.1..No.6
Jurnal
Payment, and Corporate Value (Suatu
EKUITAS
Pengujian Model Struktural)
jurnal
Ekonomi dan
Keuangaan
STIESIA
Surabaya
VI PENGALAMAN PENULISAN BUKU
No.
Tahun
Judul Buku
Jumlah
Halaman
Penerbit
1
2007
Manajemen Keuangan
90
Center For Society
Studies
2
2008
Kebijakan Dividen kas dan
156
Center For Society
Biaya Keagenan (Teori &
Studies
Aplikasi)
3
2010
Manajemen Keuangan
110
FE Unej
(teori dan Aplikasi)
1. Training Dan Pelatihan
No
1.
Nama Pelatihan
Short Course Urban & Regional Transportation
Oleh Prof John. Kim (1991)
Applied Aproach
Training of Trainer Operational Perbankan
(2002)
Computerized Statistical Analysis (20020
Pekerti (1998)
Language Training & Development (2003)
Simulasi Perdagangan Saham (2001)
Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian era
Paradigma Baru Pendidikan Tinggi (2003)
Presentasi Research Papers & Workshop
reasearch Methodology by Prof.Dr.Robert
Webster (2002)
Workshop: Case Method Workshop Tk
Internasional th 2008
Penyelenggara
PAU-UI
11
Sebagai Pemateri Pelatihan SPSS Sebagai
Metode Pengolahan Data Kuantitatif dan
Kualitatif th 2009
FE Univ. Jember
12
Lokakarya Strategi dan Kebijakan Pembinaan
Perusahaan Rokok Illegal dalam Rangka
Pemberantasan Cukai Illegal th 2009
Gedung
Jember
13
Pelatihan Evaluator Penilaian Program Studi
dan Laporan Evaluasi Diri th 2009
Universitas Jember
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Univ.Jember
Bank Jatim
Univ. Jember
Univ. Jember
Univ.Jember
Pojok BEJ Unibraw
Universitas Jember
Universitas Jember
ECCH at PPM School of
Management
Alumni
Univ.
1. Seminar
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9
10
11
Nama Seminar
Pelaksanaan Kebijakan th 2000 dan Arah
Kebijakan th 2001 di Bidang Moneter &
Perbankan (2001)
Seminar Ekonomi Moneter & Perbankan
Sebagai Pemakalah Seminar Sosialisasi Hasil
Penelitian Berwawasan Gender (2000)
Pola Pemberdayaan Industri Kecil (2000)
Beberapa
Kendala
Usaha
Peningkatan
Pendapatan Nelayan di Muncar (2000)
Marginalisasi Pekerja Wanita Pada Industri
Rumah Tangga Sandang di Pedesaan (2000)
Sebagai Pemakalah pada PelatihanTeknologi
Tepat Guna Pengolahan Hasil Perikanan (1999)
Sebagai Pemakalah pada seminar nasional
The 1 st PPM National Conference on
Management Research November 2007
Sebagai Pemakalah pada seminar nasional
(National Conference) on Management
Research 2008
Sebagai Pemakalah pada seminar nasional
(National Conference) on Management
Research 2009
Sebagai Peserta Seminar Nasional : Tantangan
Peluang, dan Teknologi Infrastruktur
Perkeretaapian Indonesia di Masa Mendatang
2008
Penyelenggara
Bank Indonesia
Bank Indonesia
Lembaga
Penelitian
Universitas Jember
Universitas Jember
Universitas Jember
Universitas Jember
Universitas jember
PPM Jakarta
Univ. Hasanuddin Makasar
Univ.
Bandung
Parahyangan
UMS Jember
12
Sebagai Peserta Dialog Ekonomi Nasional&
Economic Growth Discuss 2008 : Grand
Desain Manajemen Pembangunan Ekonomi
Indonesia : Kedaulatan Pangan,Kemandirian
Ekonomi & Stabilitas
Hotel Bandung
Jember
Permai
13
Sebagai Pemakalah Seminar Hasil Penelitian
Lembaga Penelitian Universitas Jember th 2007
Lembaga
Penelitian
Universitas Jember
14
Sebagai Peserta Bedah Skripsi Jurusan
Akuntansi, Manajemen dan IESP th 2008
FE Univ. Jember
15
Sebagai Peserta Kolokuium : Hasil Penelitian
Tahun 2008 Lembaga Penelitian Universitas
Jember th 2008
Lembaga
Penelitian
Universitas Jember
16
Sebagai Peserta Pelatihan Pengelolaan
Keuangan dan Pengadaan Barang dan Jasa
dalam Penelitian th 2009
Lembaga
Penelitian
Universitas Jember
17
Sebagai Peserta Seminar Nasional: Peran
Wirausaha Dalam Membangun Perekonomian
Daerah th 2009
FE Univ. Jember
18
Sebagai Pemateri Seminar dan Lokakarya
Sehari: Antisipasi Krisis Ekonomi Global
Dalam Upaya Penyelamatan Perusahaan
Melalui Langkah-langkah Efisiensi di
Perusahaan th 2008
FE Univ. Jember
19
Sebagai Peserta Seminar Regional : Tantangan
Perekonomian Jawa Timur di Era
Kepemimpinan Baru dalam Optimalisasi Sektor
Agribisnis dan Perbankan
Gedung Alumni Universitas
Jember
20
Sosialisasi Surat Utang Negara (SUN) berskala
Nasional Tahun 2009
FE Univ. Jember
21
Sebagai Peserta Seminar Nasional :
Pengurangan Risiko Bencana dalam
Perencanaan Pembangunan Daerah th 2009
Gedung Sutarjo Jember
Lain-lain
1
2
3
4
5
Penghargaan Satya Lencana Karya
Satya Sepuluh Tahun
Sebagai Nara Sumber di RRI Jember
Dengan Topik Pengembangan UMKM
di Jember melalui perbaikan akuntansi
/pencatatan 2010
Sebagai Tim Pemantau Independen
Ujian Nasional tk SLTP th 2008
Sebagai Tim Pemantau Independen
Ujian Nasional tk SLTP th 2009
SEbagai Pembina Siswa SMU Untuk
Mengikuti Olimpiade Ekonomi 2010
Sesuai Keputusan Presiden
RI
No. 004/TK/Tahun 2009
Di SMK Walisongo Rambipuji
Di Ponpes Al-Islah Mayang
6
7
Sebagai Tim Auditor Internal dalam
rangka Audit Pembelajaran di
Universitas Jember th 2009
Sebagai Tim Auditor Internal dalam
rangka Audit Hibah I-MHere di
Universitas Jember th 2010
Jember,April 2013
Prof .Dr. Isti Fadah,Msi
NIP.19661020 199002 2 001
14
15
Faktor Penentu
Dividend dan Biaya
Keagenan serta
Pengaruh-nya pada
Nilai Perusahaan
Ownership Structure,
Dividend Payment,
Agency Cost and
Corpo-rate Value
(Suatu pengujian
Model Struktural)
Istifadah
Istifadah
Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Univ.
Merdeka Malang.
Akreditasi SK. No.
167/DIKTI/ Kep/
2007
EKUITAS Jurnal
Ekonomi dan
Keuangan
No.110/DIKTI/
Kep/2009
Vol. 14 No 1 Maret
2010
ISSN: 1411-0393
2010
√
2010
√
Download