L KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PENGURANGAN PROBLEM KEAGENAN Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Jember Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Jember Tgl April 2013 Oleh : Isti Fadah UNIVERSITAS JEMBER 2013 Bismillahirrohmannirroim Yang terhormat Aktivitas pasar modal yang merupakan salah satu potensi perekonomian nasional, memiliki peranan yang penting dalam menumbuh kembangkan perekonomian nasional. Dukungan sektor swasta menjadi kekuatan nasional sebagai dinamisator aktivitas perekonomian nasional. Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek baru yang ditawarkan atau yang diperdagangkan di pasar modal. Sementara itu perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang. Adanya pasar modal memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik, karena tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang tertentu. Penyebaran kepemilikan yang luas akan mendorong perkembangan perusahaan yang transparan. Ini tentu saja akan mendorong terciptanya good corporate governance. Perkembangan pasar modal Indonesia sejak diaktifkan kembali pada tahun 1977 ternyata sangat lambat. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan perusahaan yang listed di bursa. Sampai tahun 1988, jumlah emiten hanya 24 perusahaan dengan jumlah lembar saham yang tercatat di bursa sebanyak kurang lebih 290 milyar lembar. Namun setelah pemerintah mengeluarkan serangkaian paket deregulasi di bidang pasar modal, perkembangan pasar modal Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah emiten pada akhir tahun 1990 sudah mencapai 124 perusahaan dengan volume transaksi mencapai Rp 4,2 trilyun. Pada akhir tahun 2010 jumlah perusahaan yang listed di BEI (bursa Efek Indonesia) meningkat menjadi ........... perusahaan. BAPEPAM yang pada awalnya berfungsi sebagai badan pelaksana dalam kegiatan pasar modal berubah fungsi menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Sejak saat itu kegiatan di pasar mulai menarik bagi investor. Hal ini ditndai dengan semakin meningkatnya jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEJ. Tabel berikut menyajikan perkembangan perusahaan yang listed di BEJ mulai th 1993-2010. Tabel : 1. Indikator Perkembangan Bursa efek Jakarta Tahun 1993-2002 Tahun Jumlah Volume Kapitalisasi Emiten Perdagangan Pasar (Rp 1/1000) (Rp 1/1000) 120.385 159.930 1997 282 1998 288 1999 277 99.685 175.729 2000 291 147.372 451.815 2001 316 117.117 259.621 2002 331 97.983 239.259 120.763 268.423 Sumber : ICMD th 2010 CARI KINERJA PASAR MODAL INDONESIA Dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting dalam perusahaan, karena menyangkut pemegang saham sebagai sumber modal dari perusahaan tersebut. Investor dalam menginvestasikan dananya kedalam instrumen saham tentunya menginginkan return yang tinggi. Return dari saham dapat diperoleh dari capital gain maupun dari dividen. Menurut the bird in hand theory yang dikemukakan oleh Gordon ( 1963 ) menyatakan bahwa investor lebih memilih dividen karena dianggap lebih pasti dibandingkan dengan capital gain. Sementara jika dikaitkan dengan pajak, maka investor cenderung lebih memilih capital gain. Hal ini karena pajak dari dividen lebih tinggi dibandingkan dengan pajak capital gain. Begitu pentingnya peranan dividen, maka perusahaan enggan melakukan pemotongan terhadap dividen. Hal ini dikarenakan karena adanya efek signaling ( Bhattacharya, 1979 ). Perusahaan yang melakukan pemotongan dividen memberikan signal yang buruk bagi investor yang menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan kurang bagus sehingga permintaan pasar terhadap saham perusahaan tersebut akan turun yang artiya para investor enggan untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan menaikan dividen, memberikan signal kepada para investor bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang bagus. Dengan adanya efek signaling tersebut maka perusahaan harus menjamin dividen terhadap infestor. Kontroversi mengenai apakah pembayaran dividen kas berpengaruh terhadap nilai perusahaan ataukah dividen tidak relevan dengan nilai pasar perusahaan sampai saat ini juga masih menjadi topik menarik dalam debat ilmiah, Terdapat dua kelompok besar investor di Pasar Modal. Berdasarkan preferensinya terhadap dividen atau capital gain yang lebih dikedepankan. Kelompok investor pertama adalah mereka yang lebih suka dividen yang tinggi dibandingkan dengan peningkatan pertumbuhan perusahaan. Kelompok kedua adalah mereka yang lebih menyukai capital gain atau dividen yang rendah dan pertumbuhan perusahaan yang tinggi. Dividen kas (dividend policy) sampai saat ini masih merupakan teka-teki (puzzle) yang masih diperdebatkan. Perdebatan ini berkisan tentang apakah dividen dapat dikatakan sebagai good news atau bad news bagi para pemegang saham atau investor. Dapatkah dividen dijadikan sebagai sinyal tentang nilai suatu perusahaan (value of the firm) di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Brigham (1996;443) menyatakan bahwa ada tiga pandangan tentang dividen kas : (1) Modigliani dan Miller (MM) berpendapat bahwa dividen kas adalah tidak relevan, karena tidak berpengaruh sama sekali terhadap nilai perusahaan atau biaya modalnya. Nilai perusahaan tergantung pada kebijakan investasi assetnya, bukan pada berapa laba yang dibagikan untuk dividen optimal; (2) Gordon dan Litner dengan teorinya bird-in-the-hand berpendapat bahwa dividen lebih baik dari capital gain karena yang dibagikan kurang berisiko lagi, oleh karenanya perusahaan mestinya membentuk rasio pembayaran dividen yang tinggi dan menawarkan dividend yield yang tinggi guna memaksimalkan harga sahamnya; (3) investor lebih menyukai retained earning daripada dividen karena , karena perbandingan pajak yang dikenakan pada capital gain rendah. Secara umum metode pembagian dividen ada dua macam, yaitu dengan cash dividend dan stock dividend . Pemilihan apakah perusahaan akan membagikan cash dividend ataukah stock dividend tergantung dari kebijakan perusahaan. Cash dividend adalah pembagian dividen dengan cara cash, dividen diberikan secara tunai kepada infestor. Stock dividend adalah pembagian dividen dengan cara menambah kepemilikan saham yang dimiliki investor. Kondisi di Indonesia, perusahaan yang publish di Bursa Efek Indonesia lebih suka membagikan cash dividend dibandingkan stock dividend. Dari data 2004-2011 ,perbandingan perusahaan yang membayarkan cash dividend 42 kali lipat dibandindkan perusahaan yang membayar stock dividend. Ada beberapa alasan mengapa di Bursa Efek Indonesia lebih cenderung membagikan dividenya dalam bentuk cash dividend dibandingkan dalam bentuk stock. dividend Penjelasan ini lebih cenderung pada aspek psychologis individual investor. 1. Clientele Effeck Theory Berdasarkan teori ini, preferensi investor terhadap dividen ataukah capital gain tergantung pada kelompok investor yang berbeda. Misalkan Pada investor muda yang cenderung masih memiliki income tinggi, biasanya aktif melakukan perdagangan, maka preferensinya lebih mengarah pada capital gain. Sedangkan bagi orang yang sudah pensiun, usia diatas 60an, maka preferensi terhadap difiden lebih besar karena dividen merupakan sumber incomenya. 2. Mental Accounting Menurut Thaler (1980, 1985) dimana biasanya investor membagi mental account dalam (1) current account; (2) liquid asset; (3) home equity; (4) future income. Investor akan memisah-misahkan penggunaan dari account mereka. Menurut Pompian (2006) bahwa mental account investor terbagi dalam tiga hal yaitu current income, current asset, future income. Cash dividend mencerminkan current income sedangkan stock dividend dianggap sebagai current assetnya. Investor biasanya menggunakan current income untuk konsumsinya yang tercermin dalan cash dividend. Sedangkan untuk menikmati cash dividend, orang dapat melakukan dengan homemade dividend. Tapi orang enggan melakukanya karena berarti harus menjual saham walaupun dari stock dividend ( yang dinggap current assetnya ). Hal inilah yang menjelaskan mengapa orang lebih menyukai cash dividend seperti pernyataan Shefrin (2002) : “Don’t dip into capital’ is akin to ‘don’t kill the goose that lays the golden eggs” 3. Prospect Theory Prospect theory dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky (1979). Teori ini me ngatakan bahwa adanya certainty effeck yaitu orang akan cenderung risk averse. Jika dihadapkan pada dua pilihan yaitu certain atau uncertain, orang cenderung memilih yang certain, walaupun jumlahnya lebih kecil dibandingkan dengan hal yang uncertain. Cash dividend dipandang sebagai hal yang certain dibandingkan stock dividend berkaitan dengan gain yang diterima. 4. Hedonic Editing Investor biasanya mau menerima risk jika payoff dipisahkan menjadi certainty prior gain dan uncertain outcome (risk). Behafioralists mencoba untuk memandang secara terpisah return investor saham dalam dua hal yaitu dividen dan capital gain (loss). Kaum traditionalists tidak menekankan pemisahan return yang diterima investor dalam dividend yield dan capital gain. Yang terpenting adalah after tax return secara keseluruhan. Pada kasus pembayaran dividen, cash dividen dipandang sebagai certainty prior gain dan stock divident sebagai risknya. Jadi investor mau mengambil risk, jika sudah menerima certainty prir gain lebih dulu. Sehingga preferensi investor cenderung pada cash dividend (certainty prior gain). 5. Self control Shefrin (2007) menyatakan bahwa self control merupakan tindakan untuk mengontrol dalam menunda menikmati kesenangan (gratification). Shefrin dan Statman (1984) menyatakan bahwa pemilihan cash dividend dibandingkan stock dividend lebih mengarah pada self control investor. Investor akan lebih senang menggunakan uangnya untuk konsumsi hari ini dibandingkan menabung, karena kurangnya self control. 6. Regret Aversion Teori ini juga menjadi alasan mengapa orang cenderung memilih cash dividen dibandingkan dengan stock dividend. Bandingkan dua kasus dibawah ini : seorang investor memperoleh $ 600 dari dividend, dan menggunakanya untuk membeli televisi;(cash dividend) dengan cara menjual saham yang berharga $ 600 dan memakai uang itu untuk membeli televisi; (stock dividend).Setelah itu harga saham meningkat tajam. Dalam kasus tersebut investor akan mengalami penyesalan lebih dalam pada kondisi kedua, jika dia menjual sahamnya untuk konsumsi, sementara harga sahamnya kemudian mengalami kenaikan. CARI FAKTA TENTANG DIVIDEN Menurut Brigham & Houston (1998) manajer memiliki tujuan pribadi yang bersaing dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham untuk membuat keputusan, dan hal ini menciptakan konflik potensial atas kepentingan yang disebut Teori Agen (Agency Theory). Agency theory dalam konteks manajemen keuangan meliputi konflik kepentingan yang potensial antara agen (manajer) dengan : (1) pemegang saham pihak luar dan (2) kreditur (pemberi hutang) Pada Kebanyakan perusahaan besar manajer pada umumnya hanya memiliki saham dengan prosentase yang kecil. Dalam hal ini jika muncul konflik dengan tujuan manajer maka maksimisasi kekayaan pemegang saham akan menempati tempat di bagian belakang, artinya manajer akan memaksimalkan besarnya perusahaan atau berusahan meningkatkan pertumbuhan, karena hal tersebut akan berdampak pada : (1) meningkatkan keamanan pada pekerjaan mereka, (2) meningkatkan jabatan, status dan gaji mereka, serta (3) meningkatkan kesempatan bagi manajer tingkat bawah dan menengah. CARI FAKTA TENTANG MORAL HAZARD Manajer dapat dimotivasi untuk bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal atau pemegang saham melalui pemberian insentif berupa imbalan atas kinerja yang baik dan hukuman untuk kinerja yang buruk. Beberapa mekanisme khusus yang dapat digunakan untuk memotivasi manajer agar bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, yaitu antara lain : (1) kompensasi manajerial ( bisa berupa saham kinerja/performance share dan opsi saham eksekutif (executive stock options) , (2) intervensi langsung oleh pemegang saham, (3) ancaman PHK, serta (4) ancaman pengambil alihan (hostile take over). (Brigham & Houston, 1998) Excecutive stock option merupakan salah satu siasat untuk menjamin kepatuhan manajer. Dalam gagasan mazhab masyarakat industrial, perlu adanya transformasi dari pemilikan personal ke pemilikan impersonal. Artinya kepemilikan saham tidak terkonsentrasi pada individu atau keluarga tertentu tetapi kepemilikan saham menjadi menyebar. Penyebaran kepemilikan terjadi melalui perluasan jumlah pemegang saham kecil-kecil, baik di tangan individu, perusahaan, yayasan, koperasi maupun badan-badan lain. Transformasi pemilikan personal ke pemilikan impersonal mempunyai implikasi penting yakni munculnya pemisahan antara pemilikan (legal ownership) dan kontrol (managerial control). Artinya para pemilik saham hanya menjadi simbol legal yang tidak menjalankan perusahaan. Sedangkan kontrol nyata sehari-hari ada di tangan eksekutif manajer. Hasil penelitian Claessens et al (2000), menyatakan bahwa belum terdapat pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan kontrol pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kebanyakan perusahaan masih dimiliki oleh keluarga pendiri dan posisi manajer dipegang oleh pemegang saham mayoritas. Kalaupun tidak maka manajemen masih dari kalangan keluarga. Akibatnya para manajer perusahaan publik hanya menjadi kepanjangan tangan pemegang saham mayoritas, yang masih dikendalikan dari kalangan keluarga tertentu. Dengan kata lain, dalam kondisi seperti apa yang menjadi pendapat pemegang saham terbesar juga menjadi pendapat manajer. Perusahaan yang listed di BEI rata-rata sahamnya dimiliki publik dalam jumlah relatif kecil (kurang dari 30 %). Keluarga pendiri masih memiliki kontrol besar terhadap perusahaan publik. CARI FAKTA TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost, yaitu : pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil, dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuenai dari pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Jensen & Meckling, 1976). Dengan demikian maka kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kedua, dengan menggunakan dividen payout ratio, dengan demikian tidak tersedia cukup banyak free cash flow ( Crutchley & Hansen, 1989) dan manajemen tidak memiliki kesempatan untuk berinvetasi yang tidak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Ketiga, Institutional investor sebagai monitoring agents. Moh’d et al (1998) menyatakan bahwa distribusi saham antara pemegang sahamdari luar yaitu institutional investor dan shareholder dispersion dapat mengurangi agency cost. Hal ini karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung atau sebaliknya menentang terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh investor institutional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi atau institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Easterbook, F.H. (1984) dalam penelitiannya yang berjudul “Two Agency Cost Explanations of Dividends” menemukan bahwa Dividen berfungsi menurunkan agency cost dengan mensejajarkan kepentingan-kepentingan para manajer dengan para investor. Sedangkan Cruthley dan hansen (1989) dalam penelitiannya yang berjudul “A Test of Agency Theory of Managerial Ownership, Corporate Leverage and Corporate Dividend “ menghasilkan kesimpulan bahwa Kepemilikan saham oleh manajemen, leverage dan dividen diputuskan secara serempak oleh para manajer untuk mengendalikan agency cost . Akhirnya Mollah et al. (2000) dengan penelitiannya yang berjudul “The Influence of Agency Cost on Dividend Policy in an Emerging Market” memperoleh bukti empiris bahwa Insider Ownership dan collateral asset berpengaruh terhadap dividend payout ratio sedangkan dispertion of ownership tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, fakta-fakta tersebut mendukung bukti bahwa agency cost berpengaruh terhadap dividen policy. Peneliti-peneliti lain yang melakukan penelitian yang serupa berkaitan dengan Agency Cost adalah Schooley & Barney (1994) dengan penelitian yang berjudul “Using Dividend Policy and managerial Ownership to Reduce Agency Cost” menghasilkan kesimpulan bahwa hubungan antara dividend yield dengan CEO stock ownership adalah signifikan dan non monotonic, keenaikan CEO stock ownership menurunkan agency cost , dan kenaikan CEO stock ownership menaikkan dividend yield sedangkan Dempsey & Laber (1992) dalam penelitiannya yang berjudul “Effect of Agency and transaction Costs on Dividend Payout Ratio : Futher Evidence of The Agency-Transaction Cost Hypothesis” ternyata mendukung secara empiris hasil penelitian Rozeff (1982). Hal ini menunjukkan bahwa model tersebut memeiliki explanatory power yang tinggi dan memiliki statbilitas yang tinggi pula. Sedangkan . Ang, James A,Rebel A. Cole, & James Wuh Lin (2000) dengan judul penelitian “Agency Cost and Ownership Structure” menemukan bahwa Agency cost : a. Secara signifikan lebih tinggi apabila outsider lebih besar dari pada insider yang mamanage perusahaan. b. Berhubungan terbalik dengan manager’s ownershipshare. c. Naik sesuai dengan jumlah nonmanager share holder. d. Lebih rendah dengan monitoring yang lebih besar dari bank 1. Perusahaan membayar dividen yang lebih rendah pada saat pertumbuhan revenuenya lebih tinggi dikarenakan pertumbuhan investment expenditure yang lebih tinggi. Artinya kebijakan investasi mempengaruhi keputusan dividen.’ 2. Perusahaan dengan beta yang lebih tinggi mempunyai dividend payout yang lebih rendah. 3. Perusahaan membayar dividen yang lebih tinggi pada saat insider memegang fraksi yang lebih rendah dari ekuitas atau pada saat jumlah pemegang saham yang lebih besar memiliki outside equity. Bukti empiris yang lain mengenai determinan dividend policy ditemukan oleh Jong, Abe de Ronald Van Dijk & Chris Veld (2002) dengan judul penelitian “ The Dividend and Share Repurchase Policies of Canadian Firms : Empirical Evidence Based on New Research Design” Bukti empiris yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah a.Hasil penelitian konsisten dengan struktur yang pertama kali diputuskan perusahaan apakah ingin membayar cash atau tidak. b.Payout ditentukan oleh free cash flow c.pilihan dividen atau repurchase tergantung pada perilaku dan preferensi pajak. d.Mendukung model sebelumnya bahwa keberadaan asyimmetric information diantara outsider berhubungan dengan preferensi dividend payment lebih dari share repurchase. Eckbo B. Espen & Savita Verma (1994) dengan penelitiannya yang berjudul “ Managerial Shareownership, Voting Power, and Cash Dividend Policy” menggunakan 3 alat analisis yakni a.Simple Regression b. Simultaneous Equation dan c.Linear Factor Analysis (LISREL). Penelitian ini menghasilkan bukti empiris sebagai berikut : a.Cash Dividend mengalami penurunan seiring dengan naiknya voting power of owner-managers.b.Cash Dividend hampir selalu 0 pada saat owner-manager memiliki voting kontrol yang absolut terhadap perusahaan.c.Estimasi panel data seperti halnya teknik analisis faktor memberikan dukungan empiris untuk hipotesis consensus-dividend Manos, Rony (2002) melakukan penelitian mengenai dividend policy dan egency theory, penelitian yang dilakukan berjudul “ Dividend Policy and Agency Theory : Evidence on Indian Firms” alat analisis yang digunakan adalah Regresi (cost minimisation model). Adapun bukti empiris yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a.Biaya transaksi yang diukur dengan growth opportunities, volatility of stock return & stock Liquidity berhubungan negatif dengan target payout ratio; b.Grup afiliasi memiliki pengaruh penting terhadap struktur biaya transaksi sebaik konflik keagenan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di India; c.Semakin besar % kepemilikan oleh foreign institution lebih besar pula kebutuhan untuk memonitor pasar modal; d.Institutional shareholding berpengaruh positip terhadap target payout ratio untuk perusahaan afiliasi. Penelitian tentang teori keagenan, diawali oleh Jensen & Meckling (1976) yang membahas beberapa cara untuk memecahkan masalah keagenan. Menurut Jensen & Meckling (1976), manajer yang diangkat oleh pemegang saham seharusnya bertindak atau mengambil keputusan yang terbaik sesuai dengan keinginan pemegang saham. Tetapi dalam pelaksanaannya sering terjadi perbedaan keputusan antara manajer dan pemegang saham. Biaya keagenan yang diproksi dengan kepemilikan orang dalam menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara kepemilikan orang dalam terhadap dividend payout ratio (DPR) (Rozeff,1982). Pendapat ini diperkuat oleh Easterbrook (1984) yang mengemukakan bahwa perusahaan membayar dividen untuk mengurangi biaya keagenan, karena pembayaran dividen akan mengurangi cash flow bagi manajer. Bukti ini menunjukkan bahwa pembayaran dividen adalah bagian monitoring optimal perusahaan dan berfungsi menurunkan biaya agen. Ada tiga cara untuk mengurangi biaya agensi dari ekuitas (Crutchley dan Hansen, 1989). Yang pertama adalah manajer meningkatkan kepemilikan saham biasa mereka di perusahaan sehingga lebih menyelaraskan kepentingan mereka dengan kepentingan para pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Kedua dengan memperbesar pembayaran dividen (Rozeff,1982) dan Easterbrook (1984). Pembayaran dividen yang lebih besar akan meningkatkan kemungkinan bahwa perusahaan harus mencari modal lewat ekuitas eksternal. Ketika perusahaan mencari modal baru lewat ekuitas eksternal, maka manajer akan mendapatkanpengawasan dari bursa-bursa saham, perusahaan sekuritas dan exchange commission, bankir-bankir investasi, dan pihak-pihak yang menyediakan modal baru tersebut. Dengan adanya monitoring ini maka manajer yang berusaha mempertahankan pekerjaannya akan melakukan tindakan-tindakan yang lebih selaras dengan kepentingan para pemegang saham. Ketiga adalah dengan meningkatkan jumlah pendanaan yang didapatkan dari hutang (Jensen & Meckling 1976). Dengan memperbesar hutang, maka total pendanaan lewat ekuitas akan menurun sehingga pada gilirannya akan menurunkan jangkauan dari konflik antara manager dengan pemegang saham. Namun pendanaan lewat hutang menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditur sehingga akan menimbulkan biaya agensi dari hutang. Hasil penelitian dari Dempsey et.al (1992) menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara risiko dengan dividen yang dibayarkan (divident payout ratio). Artinya adalah perusahaan yang berisiko tinggi cenderung untuk membagikan deviden yang rendah kepada para shareholder. Sebaliknya perusahaan yang tidak berisiko cenderung untuk membagikan dividen yang tinggi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Schooley et al. (1994) yang juga menunjukkan hubungan yang negatif dan signifikan antara risiko dengan dividen yang dibayarkan (divident payout ratio). Menurut Easterbrook (1984) dividen akan membantu menurunkan biaya keagenan. Argumentasi yang dikemukakan bahwa pemegang saham akan menuntut pembayaran dividen sebagai tanggung jawab manajer sebagai pengelola perusahaan. Pembayaran Dividen akan akan memacu manajer untuk lebih berhati-hati memperhatikan kepentingan pemegang saham. Dan mengurangi kebijakan yang menguntungkan dirinya sendiri. Penelitian yang memasukkan variabel kebijakan dividen dan kinerja perusahaan adalah penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Steiner (1999). Hasil penelitian menunjukkan deviden policy memiliki hubungan yang positif dengan kinerja perusahaan. Artinya deviden yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Kesimpulan ini mendukung hipotesis teori “ the bird-in- the-hand “.Hasil penelitian dari Heinfeldt dan Curcio (1997) menunjukkan hubungan yang positif antara strategi untuk meminimalkan konflik keagenan dengan nilai perusahaan yang diukur dengan excess value, cash flow dan accounting ratio. Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan positif antara agency cost dengan nilai perusahaan. Corporate governance berfungsi menekan atau menurunkan biaya keagenan (Ujiyanto & Pramuka,2007). Mekanisme Corporate governance dapat mengawasi manajemen dan pengambilan keputusan, sehingga memudahkan untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Cuervo 2002 dalam Handajani, 2009) I CURRICULUM VITAE PENELITI 1.1 Nama Lengkap (dengan gelar) Prof.Dr.Isti Fadah,MSi 1.2 Jabatan Fungsional Guru Besar 1.3 NIP/NIK/No. identitas lainnya 19661020 199002 2 001 1.4 Tempat dan Tanggal Lahir Jember, 20-10-1966 1.5 Alamat Rumah Jl. Langsep Blok C No.1 Jember 1.6 Nomor Telepon/Faks 0331-423236 1.7 Nomor HP 0811350242 1.8 Alamat Kantor Jl.Kalimantan No.37 Jember 1.9 Nomor Telepon/Faks 0331-337990 1.10 Alamat e-mail [email protected] 1.12 Mata Kuliah yg diampu 1Manajemen Keuangan 2 Manajemen Keuangan Lanjutan P 3 Manajemen Investasi 4 Metode Penelitian 5 Statistik II RIWAYAT PENDIDIKAN 2.1 Program: S-1 2.2 Nama PT Universitas Jember 2.3 Bidang Ilmu Manajemen (Minat : Manajemen Keuangan ) S-2 S-3 Universitas Universitas Airlangga Brawijaya Manajemen Manajemen (Minat : (Minat : Manajemen Manajemen Keuangan ) Keuangan ) 2.4 Tahun Masuk 1984 1993 2004 2.5. Tahun Lulus 1989 1996 2007 2.6 Judul Skripsi/ Tesis/Disertasi Analisis Penentuan Kas Analisis Variabel Analisis Optimal Kaitannya Yang Faktor-faktor Dengan Likuiditas Mempengaruhi Penentu Perusahaan Keramik PER Pada Penilaian Kebijakan Tanah Agung Malang Saham Perusahaan Dividen Kas Asuransi yg Listed dan Biaya di BEJ Keagenan Serta Dampaknya Pada Nilai Perusahaan 2.7. Nama Pembimbing/ Promotor Drs. Sukusni,MSc Drs. A.Choesni Prof.Dr.M.Sya Abdulkarim,MSC fiieIdrus,Mec Prof.Dr.Made Sudarma,Ak,M M Prof.Dr.Hari S, III PENGALAMAN PENELITIAN No. 1 Tahun 2011 Pendanaan Judul Penelitian Dividend Payment Agency Cost and Corporate Value (Model Komparasi pd Sumber* Jml (Juta Rp) Fundamenta 35 juta l perusahaan yg Menerapkan GCG Tinggi dan Rendah) 2 2009 Ownership Structure Dividend Payment Agency Cost and Corporate Value 3 2002 Analisis Risiko Bisnis Investasi Saham Fundamenta 34 juta l PDM 6 juta PDM 5 juta PDM 5 juta Mandiri 5 juta Mandiri 5 juta Mandiri 4 juta PDM 5 juta PDM 5 juta Studi Pada BEJ 4 2001 Variabel Penentu PER Pada penilaian Saham Studi Pada BEJ 5 2004 Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Oleh Pemulung Serta Upaya Pemasarannya Guna Meningkatkan Pendapatan 6 2006 Aplikasi SEM Pada Pengukuran Biaya Keagenan dan Nilai Perusahaan Studi Pd Perusahaan yg Listed di BEJ 7 2006 Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Penilaian Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pada industri Barang Konsumsi yg Listed di BEJ 8 2006 Analisis Penentu Kebijakan Dividen Studi Pada Perusahaan Manufaktur 9 2003 Karakteristik Demografi & Sosial Ekonomi Pemulung di Kab. Jember 10 2000 Perilaku Wirausaha Sektor Informal di Kawasan Wisata Pantai Pasir Putih Kab. Situbondo IV PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT No. Tahun Pendanaan Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber* Jml (Juta Rp) 2011 2011 2010 1 2010 Pembinaan Manajemen Keuangan pd Mandiri 3 Juta 2009 Upaya Meningkatkan Standarisasi Mutu Mandiri 3 juta Mandiri 3 juta Mandiri 2 Juta Pembinaan Usaha Kecil dan Pengrajin DIKS 2 juta Untuk Meningkatkan Kemampuan Univ. Produksi Agribisnis Melalui Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu di Desa Tegal Waru Kecamatan Mayang Kab. Jember 2 2009 Upaya Pengembangan Kewirausahaan Bahan Baku Kelapa di Desa Sumber Lesung Kec. Ledokombo Kab. Jember 3 2007 Upaya Pemberdayaan Anggota Koperasi Mekar sari di Kec. Patrang Melalui Perencanaan Unit Usaha Pertokoan 4 5 2003 2002 Mencari Peluang Era AFTA Jember Peningkatan Jiwa Kewiraswastaan DIKS Generasi Muda di Desa Mayang Kec. Univ. Mayang 1 juta Jember V PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (tidak termasuk makalah seminar/proceedings, artikel di surat kabar) No. Tahun 2010 Judul Artikel Ilmiah Faktor Penentu Dividend dan Biaya Keagenan serta Pengaruh-nya pada Nilai Perusahaan Volume/ Nomor Nama Jurnal Jurnal Keuangan dan Perbankan, Univ. Merdeka Malang. Akreditasi SK. No. 167/DIKTI/ Kep/ 2007 EKUITAS Jurnal Ekonomi dan Keuangan No.110/DIKTI/ Kep/2009 Vol. 14 No 1 Maret 2010 ISSN: 14110393 Ownership Structure, Dividend Payment, Agency Cost and Corpo-rate Value (Suatu pengujian Model Struktural) 2010 Jurnal Analisis Faktor-Faktor Penentu ,Manajemen, Kebijakan Dividen Kas dan Biaya 1 2007 Keagenan Serta Dampaknya Terhadap Akuntansi dan Vol 5 No.2 Bisnis) Univ. Widyagama Nilai Perusahaan (Studi Pada Malang Perusahaan yg Listed di BEJ) 2 2007 : Kebijakan Dividen Kas Suatu Tinjauan Terakreditasi Vol 1No.1 Berbasis Prespektif Biaya Keagenan Jurnal EMAS/Ekonomi, Manajemen dan Bisnis, Universitas Mayjen Sungkono/UNIM AS Mojokerto 3 2007 Analisis Faktor-Faktor Penentu Vol 1 No.1 Jurnal BISMA, Bisnis dan Kebijakan Dividen (Studi Pada Manajemen Perusahaan Manufaktur yg Listed di BEJ) 4 2007 Proceeding The Analisis Faktor-Faktor Penentu 1 st PPM Kebijakan Dividen Kas dan Biaya National Keagenan Serta Dampaknya Terhadap Conference on Nilai Perusahaan Management Research 5 2008 Interdependensi Proceeding Kebijakan Dividen, National Kebijakan Hutang dan Kepemilikan Conference on Manajerial : Prespektif Teori Ke Management Research 2008 6 2007 : Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Free Th IV No.7 BALANCE Cash Flow dan Risiko Terhadap Dividend Economics, Policy dan Agency Cost Serta Dampaknya Business, Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Management and Perusahaan yg Listed di BEI) Accounting Journal 7 2008 Risk and Return Bank Umum Milik Vol 1 N0.3 Bisnis dan Negara Non Merger (Studi Sebelum Manajemen) Univ. dan Sesudah Rekapitulasi) 8 2009 Jurnal BISMA, Jember Earning Per share, Economic Value Vol.1..No.6 Jurnal Ilmiah, Saintoch,Sains, Added dan Free Cash Flow sebagai Teknologi, determinan Harga Saham Humaniora,Univer sitas Moch. Sroedji Jember) 9 2009 Prediksi Tingkat kesehatan Bank Vol7..No.1 Jurnal Akuntansi, Universitas Persero dan bank Umum Swasta Jember) nasional Dengan Analisis Diskriminan 10 2009 Analisis Penentu Kinerja Finansial Vol2..No.1 Jurnal Pendidikan Ekonomi, Unesa Pada Perusahaan Unggulan di Surabaya) Indonesia 11 2010 Ownership Structure, Dividend Vol.1..No.6 Jurnal Payment, and Corporate Value (Suatu EKUITAS Pengujian Model Struktural) jurnal Ekonomi dan Keuangaan STIESIA Surabaya VI PENGALAMAN PENULISAN BUKU No. Tahun Judul Buku Jumlah Halaman Penerbit 1 2007 Manajemen Keuangan 90 Center For Society Studies 2 2008 Kebijakan Dividen kas dan 156 Center For Society Biaya Keagenan (Teori & Studies Aplikasi) 3 2010 Manajemen Keuangan 110 FE Unej (teori dan Aplikasi) 1. Training Dan Pelatihan No 1. Nama Pelatihan Short Course Urban & Regional Transportation Oleh Prof John. Kim (1991) Applied Aproach Training of Trainer Operational Perbankan (2002) Computerized Statistical Analysis (20020 Pekerti (1998) Language Training & Development (2003) Simulasi Perdagangan Saham (2001) Lokakarya Penyusunan Proposal Penelitian era Paradigma Baru Pendidikan Tinggi (2003) Presentasi Research Papers & Workshop reasearch Methodology by Prof.Dr.Robert Webster (2002) Workshop: Case Method Workshop Tk Internasional th 2008 Penyelenggara PAU-UI 11 Sebagai Pemateri Pelatihan SPSS Sebagai Metode Pengolahan Data Kuantitatif dan Kualitatif th 2009 FE Univ. Jember 12 Lokakarya Strategi dan Kebijakan Pembinaan Perusahaan Rokok Illegal dalam Rangka Pemberantasan Cukai Illegal th 2009 Gedung Jember 13 Pelatihan Evaluator Penilaian Program Studi dan Laporan Evaluasi Diri th 2009 Universitas Jember 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Univ.Jember Bank Jatim Univ. Jember Univ. Jember Univ.Jember Pojok BEJ Unibraw Universitas Jember Universitas Jember ECCH at PPM School of Management Alumni Univ. 1. Seminar No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8 9 10 11 Nama Seminar Pelaksanaan Kebijakan th 2000 dan Arah Kebijakan th 2001 di Bidang Moneter & Perbankan (2001) Seminar Ekonomi Moneter & Perbankan Sebagai Pemakalah Seminar Sosialisasi Hasil Penelitian Berwawasan Gender (2000) Pola Pemberdayaan Industri Kecil (2000) Beberapa Kendala Usaha Peningkatan Pendapatan Nelayan di Muncar (2000) Marginalisasi Pekerja Wanita Pada Industri Rumah Tangga Sandang di Pedesaan (2000) Sebagai Pemakalah pada PelatihanTeknologi Tepat Guna Pengolahan Hasil Perikanan (1999) Sebagai Pemakalah pada seminar nasional The 1 st PPM National Conference on Management Research November 2007 Sebagai Pemakalah pada seminar nasional (National Conference) on Management Research 2008 Sebagai Pemakalah pada seminar nasional (National Conference) on Management Research 2009 Sebagai Peserta Seminar Nasional : Tantangan Peluang, dan Teknologi Infrastruktur Perkeretaapian Indonesia di Masa Mendatang 2008 Penyelenggara Bank Indonesia Bank Indonesia Lembaga Penelitian Universitas Jember Universitas Jember Universitas Jember Universitas Jember Universitas jember PPM Jakarta Univ. Hasanuddin Makasar Univ. Bandung Parahyangan UMS Jember 12 Sebagai Peserta Dialog Ekonomi Nasional& Economic Growth Discuss 2008 : Grand Desain Manajemen Pembangunan Ekonomi Indonesia : Kedaulatan Pangan,Kemandirian Ekonomi & Stabilitas Hotel Bandung Jember Permai 13 Sebagai Pemakalah Seminar Hasil Penelitian Lembaga Penelitian Universitas Jember th 2007 Lembaga Penelitian Universitas Jember 14 Sebagai Peserta Bedah Skripsi Jurusan Akuntansi, Manajemen dan IESP th 2008 FE Univ. Jember 15 Sebagai Peserta Kolokuium : Hasil Penelitian Tahun 2008 Lembaga Penelitian Universitas Jember th 2008 Lembaga Penelitian Universitas Jember 16 Sebagai Peserta Pelatihan Pengelolaan Keuangan dan Pengadaan Barang dan Jasa dalam Penelitian th 2009 Lembaga Penelitian Universitas Jember 17 Sebagai Peserta Seminar Nasional: Peran Wirausaha Dalam Membangun Perekonomian Daerah th 2009 FE Univ. Jember 18 Sebagai Pemateri Seminar dan Lokakarya Sehari: Antisipasi Krisis Ekonomi Global Dalam Upaya Penyelamatan Perusahaan Melalui Langkah-langkah Efisiensi di Perusahaan th 2008 FE Univ. Jember 19 Sebagai Peserta Seminar Regional : Tantangan Perekonomian Jawa Timur di Era Kepemimpinan Baru dalam Optimalisasi Sektor Agribisnis dan Perbankan Gedung Alumni Universitas Jember 20 Sosialisasi Surat Utang Negara (SUN) berskala Nasional Tahun 2009 FE Univ. Jember 21 Sebagai Peserta Seminar Nasional : Pengurangan Risiko Bencana dalam Perencanaan Pembangunan Daerah th 2009 Gedung Sutarjo Jember Lain-lain 1 2 3 4 5 Penghargaan Satya Lencana Karya Satya Sepuluh Tahun Sebagai Nara Sumber di RRI Jember Dengan Topik Pengembangan UMKM di Jember melalui perbaikan akuntansi /pencatatan 2010 Sebagai Tim Pemantau Independen Ujian Nasional tk SLTP th 2008 Sebagai Tim Pemantau Independen Ujian Nasional tk SLTP th 2009 SEbagai Pembina Siswa SMU Untuk Mengikuti Olimpiade Ekonomi 2010 Sesuai Keputusan Presiden RI No. 004/TK/Tahun 2009 Di SMK Walisongo Rambipuji Di Ponpes Al-Islah Mayang 6 7 Sebagai Tim Auditor Internal dalam rangka Audit Pembelajaran di Universitas Jember th 2009 Sebagai Tim Auditor Internal dalam rangka Audit Hibah I-MHere di Universitas Jember th 2010 Jember,April 2013 Prof .Dr. Isti Fadah,Msi NIP.19661020 199002 2 001 14 15 Faktor Penentu Dividend dan Biaya Keagenan serta Pengaruh-nya pada Nilai Perusahaan Ownership Structure, Dividend Payment, Agency Cost and Corpo-rate Value (Suatu pengujian Model Struktural) Istifadah Istifadah Jurnal Keuangan dan Perbankan, Univ. Merdeka Malang. Akreditasi SK. No. 167/DIKTI/ Kep/ 2007 EKUITAS Jurnal Ekonomi dan Keuangan No.110/DIKTI/ Kep/2009 Vol. 14 No 1 Maret 2010 ISSN: 1411-0393 2010 √ 2010 √