kontribusi passion sebagai komponen cinta pada sikap terhadap

advertisement
CONTRIBUTION OF PASSION AS A COMPONENT IN LOVE
WITH ATTITUDE TO PREMARITAL SEX RELATIONS
STUDENT AT THE FACULTY OF PSYCHOLOGY,
UNIVERSITY GUNADARMA
Pradifta Ardi Guntari
Undergraduate Program, Faculty of Psychology
Gunadarma University
http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Passion, Attitude toward premarital sex, Students
ABSTRACT
In ancient times, sex is only feasible discussed and performed by couples already
married, but at the present time a lot of teenagers or children who are not married
have sex and make them this was an ordinary thing only. Performed sex before
marriage or premarital sex is a behavior that involves physical touch limbs between
men and women who have reached the stage of an intimate relationship, which is
usually done without going through the formal process of marriage by law or
religion and belief of each individual. In general, individuals in particular teenage
premarital sex because it is driven by a sense of affection and deep love for his
woman. Passion is part of the component that contains the passion of love and
passion. This study aims to determine the contribution of passion as a component of
love in attitudes toward premarital sex relations student at the Faculty of
Psychology, Gunadarma University.
Based on research results can be concluded that there is no significant contribution
from the passion in attitudes toward premarital sex relations student at the Faculty of
Psychology, Gunadarma University. The role of passion in attitudes toward
premarital sex was found only 1% while another 99% influenced by other factors.
Then, this research also showed that the passion and attitude toward premarital sex
students in middle category or average.
KONTRIBUSI PASSION SEBAGAI KOMPONEN CINTA PADA SIKAP
TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRANIKAH MAHASISWA FAKULTAS
PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA
PRADIFTA ARDI GUNTARI
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Pada zaman dahulu, seks hanya layak diperbincangkan dan dilakukan oleh
pasangan-pasngan yang telah menikah, namun pada masa sekarang ini banyak
sekali remaja-remaja atau anak-anak yang belum menikah sudah melakukan seks
dan buat mereka hal ini adalah sebuah hal yang biasa-biasa saja. Seks yang
dilakukan sebelum menikah atau seks pranikah ialah perilaku yang melibatkan
sentuhan secara fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai
tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan tanpa melalui proses pernikahan
yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masingmasing individu. Pada umumnya, individu khususnya remaja melakukan seks
pranikah karena didorong oleh rasa sayang dan cinta yang mendalam pada
pasangannya. Passion merupakan bagian dari komponen cinta yang berisi hasrat
dan gairah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi passion sebagai
komponen cinta pada sikap terhadap hubungan seks pranikah mahasiswa Fakultas
Psikologi Universitas Gunadarma.
Berdasarkam hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat
kontribusi yang signifikan dari passion pada sikap terhadap hubungan seks
pranikah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Peran passion
pada sikap terhadap hubungan seks pranikah ditemukan hanya 1% sedangkan 99%
lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Kemudian dari hasil penelitian juga dapat
diketahui bahwa passion dan sikap terhadap hubungan seks pranikah mahasiswa
berada pada kategori sedang atau rata-rata.
Kata Kunci : Passion, Sikap terhadap Hubungan Seks Pranikah, Mahasiswa
I.
PENDAHULUAN
hal
A.
LATAR BELAKANG
kehamilan
Akhir-akhir
ini
perilaku
seksual
ini
menjadi
induced
penyebab
sebelum
aborsi.
terjadi
menikah
Estimasi
dan
kejadian
dikalangan remaja menjadi populer, hal
aborsi pada perempuan belum kawin
tersebut
dengan
berkisar antara 25-50 persen dari
meningkatnya kasus kehamilan sebelum
seluruh total kasus aborsi (Iswarati,
menikah, perkawinan dini, melahirkan usia
2008).
dapat
dilihat
muda, aborsi, bahkan penyakit menular
Pakar seks juga spesialis obstetri
seksual. Kehamilan sebelum menikah dan
dan ginekologi, Nugraha (2006) di
induced aborsi tidak hanya berdampak
Jakarta mengungkapkan bahwa 16-
negatif pada kesehatan remaja tetapi juga
20% dari remaja yang bekonsultasi
menjadi
yang
padanya telah melakukan hubungan
berkepanjangan. Pada zaman dahulu, seks
seks pranikah. Jumlah kasus tersebut
hanya
dan
cenderung meningkat setiap tahunnya.
dilakukan oleh pasangan-pasangan yang
Dari sekitar lima persen pada yahun
telah menikah, namun pada masa sekarang
1980-an, menjadi dua puluh persen
ini banyak sekali remaja dan anak-anak
pada
yang belum menikah sudah melakukan
(www.solusisehat.net). Sementara itu
hubungan seksual dan bagi mereka hal ini
Dra.
adalah sebuah hal yang biasa-biasa saja.
psikolog
Seks yang dilakukan sebelum menikah
sekolah swasta di Jakarta, juga melihat
atau seks pranikah ialah perilaku yang
fenomena banyaknya pasangan remaja
melibatkan sentuhan secara fisik anggota
yang berhubungan dengan calo jasa
badan antara pria dan wanita yang telah
pengguguran kandungan di Jakarta
mencapai pada tahap hubungan intim,
Pusat
yang biasanya dilakukan tanpa melalui
pencegah kehamilan.
masalah
layak
sosial
diperbincangkan
tahun
Yulia
dan
dan
S.
2000
Singgih
konselor
penggunaan
Gunarsa,
di
sebuah
obat-obat
proses pernikahan yang resmi menurut
Dalam suatu penelitian tentang
hukum maupun menurut agama dan
perilaku seks pranikah pada remaja,
kepercayaan masing-masing individu (Bird
97,05 persen mahasiswi di Jogja
& Keith, 1994).
mengaku sudah tidak perawan. Mereka
Perilaku seksual sebelum menikah juga
mengaku melakukan kegiatan seks
meningkat sejalan dengan modernisasi dan
pranikah atau kehilangan virginitas
globalisasi sosial saat ini. Umur pertama kali
semasa kuliah. Penelitian ini dilakukan
melakukan hubungan seksual juga menurun,
terhadap 1.660 responden atau 83
persen dari target 2.000 responden. Sampel
persen dari 474 remaja yang dijadikan
penelitiannya berasal dari 16 perguruan
sampel penelitian, ternyata mengaku
tinggi di Jogja. Waktu penelitiannya pun
telah melakukan hubungan seks tanpa
cukup lama, mulai 16 Juli 1999 hingga 16
nikah (BPS, 2004).
Juli 2002. Penelitian ini dilakukan oleh
Setiap
Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan
kebudayaan
(LSCK) serta Pusat Latihan Bisnis dan
sendiri tentang hal-hal yang boleh atau
Humaniora (LSCK Pusbih) (Jawa Pos, 2002).
tidak boleh, yang baik atau tidak baik
Hasil polling Sahara Indonesia Foundation,
untuk dilakukan dalam pendekatan,
menunjukkan bahwa kuantitas remaja yang
pembicaraan dan perilaku seks. Hal ini
melakukan seks pranikah sebanyak 38.288 –
dipengaruhi
53.603 orang dari 765.762 remaja di
pendidikan
Kabupaten
2004).
pelayanan kontrasepsi, konseling serta
Dikatakan, seratus orang hamil dari dua ratus
tindakan aborsi. Hal-hal seperti ini
remaja putri pelaku seks (50% dari sampel),
pada gilirannya juga akan berpengaruh
dan sembilan puluh dari seratus remaja hamil
pada skema kognisi masing-masing
itu melakukan aborsi (90%). Survei LDFEUI
individu
dan NFCPB tahun 2004 terhadap remaja
akhirnya mempengaruhi perilakunya
berusia 15-24 tahun di dua puluh kabupaten
(Metts, dalam Sarwono, 1999). Dengan
di Jabar, Jateng, Jatim, dan Lampung
demikian, perilaku seksual manusia
ditemukan
dapat berbeda-beda tergantung pada
Bandung
46,2%
(tahun
berasumsi
bahwa
kehamilan tidak terjadi jika berhubungan
masyarakat
mempunyai
juga
seks
anggota
atau
ukurannya
oleh
adanya
untuk
remaja,
masyarakat
dan
skema kognisinya.
seks sekali. Selain itu, survei MCR terhadap
Pada
umumnya,
individu
remaja (yang berpacaran) dikatakan bahwa
khususnya remaja melakukan seks
perilaku seks sebagai ungkapan cinta, mode
pranikah karena didorong oleh rasa
sesuai tuntutan zaman. Persepsi itu sebagai
sayang dan cinta yang mendalam pada
indikator
pasangannya. Sebagaimana penelitian
bahwa
mereka
tidak
merasa
canggung untuk melakukannya. Terdapat
yang
dilakukan
pada
juga penelitian tentang perilaku seks bebas di
mahasiswa Universitas Indonesia di
antara generasi muda. Penelitian tersebut
Jakarta menunjukkan bahwa 36,2%
mengungkap perilaku seks bebas generasi
dari
anak baru gede alias ABG. Data penelitian
perilaku
tersebut menunjukkan bahwa ternyata di
ungkapan
kalangan remaja bangsa Indonesia, 50%
keakraban dan perhatian (dalam Cuan,
mahasiswa
seksual
sayang,
yang
200
melakukan
adalah
rasa
orang
karena
memiliki,
1999). Cinta merupakan rasa menyayangi
dengan kebutuhan kasih sayang yang
yang amat sangat. Oleh karena itu jika kita
tinggi mungkin akan mendapatkan
mencintai seseorang maka akan sangat takut
pengalaman gairah dengan orang yang
untuk kehilangan dan ditinggalkan (Rystiono,
memberikan kasih sayang tersebut.
2006).
Dalam
Psikologi
sebagai
ilmu
kebanyakan
hubungan,
yang
kebutuhan seksual menjadi bagian
mempelajari manusia, sudah lama tertarik
utama dari gairah. Namun kebutuhan
dengan konsep cinta karena manusia satu-
lain
satunya makhluk yang dapat merasakan
dominasi, kepatuhan dan aktualisasi
cinta. Bentuk umum dari cinta yang paling
diri juga merupakan faktor penentu.
seperti
harga
diri,
afiliasi,
sering dikemukakan oleh para ahli psikologi
Mahasiswa sebagai remaja akhir,
yaitu passionate love yang diartikan sebagai
memiliki tugas perkembangan dan fase
kecenderungan untuk terus menerus tidak
perkembangan seksualnya mendorong
dapat melupakan pasangannya, baik dalam
mereka
pikiran, ucapan maupun perbuatan. Cinta
heteroseksual, seperti pacaran. Dalam
yang membara ini juga ditandai dengan
menjalin relasi heteroseksual seorang
hasrat seksual, mudah terangsang secara
individu
fisik, selalu ingin bersama, tidak mau
untuk
memikirkan kalau harus berpisah dan selalu
perilaku seksual. Hal ini dikarenakan
ingin
kelenjar seks yang sedang bekerja (seks
berbalas
cinta
(Hatfield
dalam
Sarwono, 1999).
Sternberg
untuk
menjalin
memiliki
melakukan
relasi
kecenderungan
berbagai
bentuk
primer) bukan saja berpengaruh pada
(1988)
mencirikan
cinta
penyempurnaan tubuh (khususnya yang
sebagai segitiga (Triangular theory of love)
berhubungan
yang terdiri dari tiga komponen yang mana
sekunder), melainkan juga berpengaruh
salah satu dari komponen tersebut adalah
jauh pada kehidupan psikis, moral dan
passion (gairah). Passion (gairah) merupakan
sosial. Pada kehidupan psikis remaja,
dorongan-dorongan yang mengarah kepada
perkembangan
percintaan, daya tarik fisik, seksualitas dan
mempunyai pengaruh kuat dalam minat
semacamnya dalam suatu hubungan cinta.
remaja
Kebanyakan
gairah
Ketertarikan antar lawan jenis ini
adalah hal-hal yang berhubungan dengan
kemudian berkembang ke pola kencan
hasrat seksual. Tetapi setiap keterbangkitan
yang
psikofisiologis
sebagai
pasangan kencan dan romans yang
individu
akan ditetapkan sebagai teman hidup.
pengalaman
orang
dapat
gairah.
menganggap
dikatakan
Misalnya,
dengan
organ
terhadap
lebih
ciri-ciri
serius
lawan
serta
seks
seksual
jenis.
memilih
Sedangkan pada kehidupan moral, seiring
mahasiswa
Fakultas
Psikologi
dengan bekerjanya kelenjar seks (gonads),
Universitas Gunadarma.
tak jarang timbul konflik dalam diri remaja
atau mahasiswa. Masalah yang timbul yaitu
akibat
adanya
pertimbangan
dorongan
moral
seks
yang
dan
seringkali
bertentangan (Santrock, 2001).
Secara
terdapat
leksikal,
dalam
1. Pengertian Seks Pranikah
Seks pranikah adalah hubungan
seksual
menurut
Kamus
II. TINJAUAN PUSTAKA
arti
Besar
yang
yang
dilakukan
sepasang insan sebelum
oleh
mereka
Bahasa
diikat tali perkawinan (Melodina,
Indonesia (1991), mahasiswa diartikan
1990). Menurut Scazoni & Scazoni
sebagai orang yang belajar di perguruan
(dalam
tinggi. Perguruan tinggi sendiri merupakan
mengatakan bahwa seks pranikah
satuan pendidikan yang menyelenggarakan
yang dilakukan oleh pria dan wanita
pendidikan tinggi.
yang belum terikat tali perkawinan
Sedangkan menurut
Kusumaningrum
sensus penduduk (BPS, 1990) didapat suatu
dimana
data bahwa mahasiswa adalah setiap orang
menikah satu sama lain atau masing-
yang secara resmi terdaftar mengikuti
masing akan menikah dengan orang
pendidikan perguruan tinggi dengan batas
lain. Jadi tidak hnya terbatas pada
usia antara 18-30 tahun.
orang yang yang sudah pacaran saja.
Berdasarkan
disimpulkan
uraian
bahwa
di
atas,
terdapat
dapat
Bird
nantinya
2000)
dan
mereka
Keith
(1994)
akan
juga
pengaruh
mengatakan bahwa premarital seks
passion sebagai komponen cinta pada sikap
adalah salah satu bentuk sexual
terhadap hubungan seks pranikah. Namun
intercourse yang dilakukan oleh
demikian, seperti yang diketahui, sikap
pasangan
terhadap hubungan seksual sangat beragam.
terikat tali pernikahan.
Hubungan seksual pranikah tidak hanya
yang
Crooks
&
keduanya
Baur
tidak
(1999),
dipengaruhi oleh passion sebagai bagian
mengatakan bahwa seks pranikah
dari
juga
adalah hubungan penis-vagina yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Oleh
terjadi diantara sepasang manusia
karena itu, dalam penelitian ini, peneliti
sebelum
ingin mengetahui apakah ada kontribusi
Sedangkan
passion sebagai komponen cinta pada sikap
mengatakan bahwa seks pranikah
terhadap
umumnya terjadi diantara mereka
komponen
cinta
hubungan
melainkan
seks
pranikah
mereka
Hurlock
menikah.
(1993)
yang telah meningkat remaja menuju
masa dewasa. Hal ini sangat mungkin
Menurut
Berkowitz
(dalam
terjadi mengingat pada saat seseorang
Azwar, 1995) sikap adalah suatu
memasuki masa remaja, mulai timbul
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
dorongan-dorongan
dalam
Sikap seseorang terhadap suatu objek
dirinya. Apalagi pada masa ini minat
adalah perasaan mendukung atau
mereka dalam membina hubungan sosial
memihak
mulai terfokus pada lawan jenis.
perasaan
seksual
di
Hubungan seks pranikah merupakan
hubungan seksual yang dilakukan sebelum
pasangan tersebut terikat dalam lembaga
(favorable)
tidak
maupun
mendukung
atau
memihak (unfavorable) pada objek
tersebut.
Menurut para ahli psikologi
perkawinan yang sah, menurut hukum
sosial
yang berlaku. Hubungan seksual pranikah
(dalam Azwar, 1995) sikap adalah
ini masih dipandang negatif oleh sebagian
suatu pola perilaku tendensi atau
besar orang, namun ada sebagian orang
kesiapan
yang setuju dalam hubungan seksual
untuk menyesuaikan diiri dalam
pranikah jika didasari oleh kasih sayang,
situasi
komitmen dan tanggung jawab (Harber &
sederhananya adalah respon terhadap
Reiyon, 1984 : Rice, 1990 : Sorenson
stimuli sosial yang terkondisikan.
dalam
Conger,
1991).
&
psikologi
antisipatif,
sosial
kepribadian
predisposisi
atau
secara
Sebelumnya,
Menurut Leon Mann (dalam
hubungan seksual hanya boleh dilakukan
Azwar, 1995) sikap adalah sebagai
apabila individu telah menikah. Namun
sesuatu yang menentukan bagaimana
sekarang,
seseorang
berorientasi
tampaknya hubungan seksual bileh saja
lingkungan
fisik
dilakukan asalkan kedua belah pihak sama-
Dengan
sama setuju/ sama-sama saling mencintai/
seseorang siap untuk bertingkah laku
kalau mereka akan menikah nantinya.
menurut cara tertentu terhadap objek
walaupun
belum
menkah,
Dari uraian di atas, dapat ditarik
memiliki
sosial
yang
atau
terhadap
sosialnya.
sikap
tertentu
ada.
Sikap
kesimpulan bahwa seks pranikah adalah
membangkitkan motif & mendorong
suatu bentuk hubungan seksual yang
orang
dilakukan sepasang insan tanpa terikat tali
bertingkah
pernikahan.
menjauhi objek tersebut.
yang
bersangkutan
laku
mendekati
untuk
atau
Secord dan Backman (dalam
2. Sikap
Azwar, 1995) mendefinisikan sikap
sebagai keteraturan tertentu dalam
hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi)
dan
predisposisi
seseorang
tindakan
terhadap
(konasi)
suatu
aspek
di
lingkungan sekitarnya.
bahwa
seks
diantara
sepasng anak manusia merupakan
salah satu dari proses keintiman dan
heteroseksual yang juga merupakan
Dari uraian di atas, dapat ditarik
kesimpulan
Hubungan
sikap
merupakan
proses terakhir. Duval & Miller
(1985)
menjelaskan
bahwa
respon mendukung atau tidak mendukung
keintiman
terhadap
yang
dilakukan oleh sepasang manusia
perasaan
mengikuti suatu proses peningkatan
suatu
diwujudkan
ebjek
dalam
tertentu
bentuk
heteroseksual
(afeksi), pemikiran (kognisi) dan tindakan
yang dimulai dari :
(konasi).
a.
Sentuhan
(hanya
yang
berupa
pegangan tangan, pelukan)
b.
3. Sikap terhadap Seks Pranikah
Sikap terhadap seks pranikah adalah
suatu evaluasi terhadap hubungan seks
Cium (mulai dari kecupan,
sampai deep kissing)
Petting
yaitu
meraba-raba
yang dilakukan diluar ikatan pernikahan
daerah
erotis
pasangannya
dengan lawan jenis (heteroseksual) berupa
(biasanya
ekspresi
perasaan
ringan
maupun
tidak
yang
mendukung
mendukung,
menerima
maupun menolak, menyukai maupun tidak
menyukai,
menyetujui
c.
maupun
tidak
mulai
sampai
dari
yang
meraba
alat
kelamin.
d.
Hubungan seksual (sexual
intercourse)
menyetujui.
5. Faktor-faktor
4. Komponen Seks Pranikah
Duvall & Miller (1985) mengatakan
Mendorong
yang
Remaja
Melakukan Seks Pranikah
bahwa melakukan seks sebelum menikah
Menurut sebuah penelitian yang
(premarital intercourse) merupakan salah
dilakukan oleh Yayasan Keluarga
satu bentuk tingkah laku seks yang dapat
Kaiser (Kaiser Family Fondation,
muncul sehubungan dengan adanya dorongan
dalam Santrock, 1998), terdapat
seks dan kebutuhan sosialnya. Hubungan
faktor-faktor
seksual pada manusia juga memiliki fungsi
remaja melakukan seks di luar
sebagai ekspresi cinta, cara berkomunikasi
pernikahan yaitu:
secara intim dan cara untuk mencapai
kedekatan emosional.
yang
mendukung
a.
Bentuk penyaluran kasih sayang
Hal
yang salah dalam masa pacaran
bahwa seorang remaja akan mudah
Seringkali
remaja
memiliki
ini
membawa
terpengaruh oleh stimulasi yang
pandangan yang salah bahwa masa
merangsang
pacaran
merupakan
seseorang
boleh
konsekuensi
gairah
seksualnya,
masa
dimana
misalnya dengan melihat film porno
mencintai
maupun
dan cerita-cerita yang berbau seks.
dicintai oleh kekasihnya. Dalam hal ini,
bentuk ungkapan cinta (kasih sayang)
dapat dinyatakan dengan berbagai cara,
misalnya
pemberian
berpelukan,
b.
Pengertian Cinta
Gibran
(2000)
mengatakan
hadiah
bunga,
bahwa cinta adalah tema paling
dan
bahkan
signifikan
berciuman
dan
universal
dalam
melakukan hubungan seksual. Dengan
kehidupan manusia. Cinta adalah
anggapan yang salah ini, maka juga akan
sebuah esensi alami pada diri
menyebabkan tindakan yang salah.
manusia yang tidak mengenal batas-
Kehidupan Iman yang rapuh
batas ruang dan waktu. Cinta adalah
Kehidupan beragama yang baik
suatu kekuatan yang tidak terbatas,
dan benar ditandai dengan pengertian,
yang tidak membedakan wilayah
pemahaman
dalam
kultur,
agama
ideologi.
dan
menjalankan
ketaatan
ajaran-ajaran
dengan baik, tanpa dipengaruhi siyuasi
c.
6.
agama,
ras,
suku
dan
Menurut Strong dan Devault
dan kondisi apapun. Dalam keadaan apa
(1989)
saja, orang yang taat beragama, selalu
sekaligus
dapat
dan
seseorang merasa mencintai orang
mengendalikan diri agar tidak berbuat
lain, maka ia bertindak selayaknya
hal-hal yang bertentangan dengan ajaran
orang yang jatuh cinta. Sternberg
agama.
(1989) menyatakan bahwa cinta
Faktor kematangan biologis
bukanlah suatu kesatuan tunggal,
menempatkan
diri
Dapat diketahui bahwa masa remaja
ditandai
dengan
adanya
cinta
adalah
tindakan.
perasaan
Apabila
melainkan gabungan dari berbagai
kematangan
perasaan, hasrat dan pikiran, yang
biologis. Dengan kematangan biologis,
terjadi secara bersamaan sehingga
seorang remaja sudah dapat melakukan
menghasilkan perasaan global yang
fungsi reproduksi sebagaimana layaknya
dinamakan cinta.
orang dewasa lainnya, sebab fungsi organ
seksualnya telah bekerja secara normal.
Mary Ann Lamana (dalam
Suriawinata,
1997)
menyatakan
bahwa cinta adalah suatu emosi yang
penerimaan dan penghargaan dari
penting dan mendalam, yang ditimbulkan
orang yang dicintai, sebagai cara
oleh
yang
untuk mengatasi perasaan terasing
adanya
dan kesendirian untuk mencapai
pemuasan
signifikan,
kebutuhan
disertai
dengan
penerimaan dan perhatian dari orang yang
integritas dirinya.
dicintai dan dihasilkan dalam hubungan
yang intim.
7.
Hasrat (passion)
Seringkali orang menganggap cinta
Mendatu
(2009)
menyatakan
adalah suatu perasaan manusia yang paling
bahwa komponen hasrat (passion)
sederhana dan paling mudah dimengerti,
memfokuskan
namun ternyata cinta bukanlah suatu
perasaan dan keterbangkitan yang
bentuk emosi yang sederhana melainkan
muncul dari daya tarik fisik dan daya
bentuk
tarik
emosi
yang
kompleks,
yang
pada
seksual.
intensnya
Individu
yang
mempunyai banyak elemen-elemen yang
mengalami jenis cinta ini mengalami
berlawanan
keterterikan fisik yang nyata, selalu
di
dalamnya
(dalam
Kammeyer, 1998).
memikirkan orang yang dicintai
Meskipun cinta melibatkan seluruh
sepanjang waktu, melakukan kontak
komponen daro diri yang rumit sehingga
mata yang intens pada saat bertemu,
tidak mudah untuk diteliti, namun Grasha
mengalami
& Kirchenbaum (dalam Fitri, 1998)
terlambung ke awan, mengagumi
mencoba mendefinisikan cinta sebagai
dan terpesona dengan pasangan,
pemberian kasih sayang dan perhatian
detak
yang besar kepada orang lain, yang
berjumpa,
dihubungkan dengan adanya aktifitas
sejahtera, ingin selalu bersama yang
memberi dan menerima secara timbal
dicintai, memiliki energi yang besar
balik, serta kesediaan untuk bereaksi dan
untuk
menghormati orang tersebut.
pasangan,
Berdasarkan definisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa cinta adalah suatu
bentuk
emosi
yang
kompleks,
unik,
perasaan
jantung
indah
meningkat
mengalami
melakukan
bila
perasaan
sesuatu
merasa
demi
memiliki
kesamaan dalam banyak hal, dan
merasa sangat berbahagia.
Sternberg
(1988)
mengatakan
penting dan mendalam, yang diekspresikan
bahwa hasrat merupakan dorongan-
dalam bentuk tindakan dan pemenuhan
dorongan yang mengarah kepada
kebutuhan dan perhatian terhadap orang
percintaan,
yang dicintai, disertai dengan adanya
seksualitas dan semacamnya dalam
daya
tarik
fisik,
suatu hubungan cinta. Dalam kebanyakan
hasrat merupakan daya tarik awal
hubungan, kebutuhan seksual menjadi
antara
bagian
hubungan cinta, terapi keintimanlah
utama
dari
hasrat.
Namun
pria
dan
wanita
sebenarnya kebutuhan lain seperti harga
yang
diri, afiliasi, dominasi, kepatuhan dan
diantara
aktualisasi diri juga merupakan faktor
kemungkinan
penentu. Kualitas dari macam-macam
keintiman terbentuk lebih dahulu,
hubungan itu berbeda-beda pada setiap
baru
orang,
(Sternberg, 1988). Selain memiliki
situasi
dan
keadaan
dalam
hubungan cinta.
kedekatan
keduanya.
setelah
fungsi
Hasrat cenderung untuk berinteraksi
mempertahankan
dalam
yang
keintiman
Tapi
lain
itu
juga
juga
bahwa
timbul
saling
ada
hasrat
mendukung,
dapat
memiliki
secara kuat dengan keintiman. Dalam
fungsi yang bertolak belakan pada
hubungan antara orang dan jenis kelamin
situasi-situasi tertentu, seperti pada
yang berlawanan, hasrat dapat segera
pria
timbul
kebutuhan seksual dengan wanita
pada
awal
hubungan
cinta.
Sedangkan keintiman timbul beberapa saat
setelahnya.
Ada
kemungkinan
mencari
pemenuhan
tuna susila.
bahwa
Sampel pada penelitian ini adalah
III. METODE PENELITIAN
Penelitian
yang
ini
menggunakan
mahasiswa
Fakultas
Psikologi
pendekatan kuantitatif yang bermaksud
Universitas Gunadarma berjumlah
untuk
mengetahui
sebagai
kontribusi
passion
93 orang. Usianya berkisar antara
cinta
terhadap
19-22 tahun dan paling tidak, sudah
komponen
hubungan
seks
pranikah
Fakultas
Psikologi
Gunadarma.
Dalam
mahasiswa
pernah
Universitas
pengalaman
penelitian
ini
menggunakan metode kuisioner.
berpacaran..
berpacaran
Lamanya
tidak
memiliki pengaruh terhadap passion
dan
kontribusinya
terhadap
hubungan seksual pranikah.
A.
Subjek Penelitian
Populasi
adalah
mahasiswa
Universitas
kelamin
dalam
Fakultas
Gunadarma
pria
keseluruhannya
penelitian
Psikologi
yang
maupun
berjumlah
ini
berjenis
wanita
100
IV. HASIL DAN ANALISIS
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
kontribusi
passion
yang
sebagai komponen cinta pada sikap
orang.
terhadap hubungan seks pranikah
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
tidak terdapat kontribusi passion
Gunadarma.
Hasil
ini
sebagai komponen cinta pada sikap
menunjukkan
bahwa
dalam
terhadap hubungan seks pranikah
penelitian
hipotesis
penelitian ini ditolak yaitu tidak terdapat
mahasiswa
kontribusi yang signifikan antara passion
Universitas Gunadarma.
sebagai
komponen
Fakta tersebut sesuai dengan
pranikah
hasil penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia Young Adult Reproductive
Gunadarma. Hasil pengujian hipotesis
Health Survey (IYARHS, dalam
dalam penelitian ini dihitung dengan
Widyastuti, 2008) pada tahun 2002-
menggunakan uji regresi sederhana dan
2003 yang menemukan bahwa laki-
diperoleh
dengan
laki lebih menerima hubungan seks
signifikansi sebesar 0,096 (˃0,05), dan
pranikah daripada perempuan, dan 6
diperoleh Adjusted R Square sebesar
dari 10 laki-laki menerima hubungan
0,019.
seks jika mereka saling mencintai
hubungan
F
seks
sebesar
Banyak
pada
Psikologi
sikap
terhadap
cinta
Fakultas
sekali
2,827
faktor
yang
dan berencana menikah. Survey
mempengaruhi sikap mahasiswa terhadap
IYARHS
2002-2003
hubungan
menemukan
bahwa
seks
pranikah,
diantaranya
remaja
Indonesia
pendidikan. Pada umumnya, laki-laki lebih
menerima hubungan seks pranikah,
dapat
khususnya
hubungan
seksual
yang
umumnya
di
adalah faktor jenis kelamin dan tingkat
menerima
pada
juga
dilakukan
tidak
oleh
pranikah dibandingkan perempuan dan
perempuan. Dan remaja perempuan
remaja perempuan yang berpendidikan
yang tidak berpendidikan cenderung
rendah cenderung lebih dapat menerima
empat kali lebih besar menerima
hubungan
hubungan seks pranikah daripada
seks
pranikah
daripada
sebayanya yang berpendidikan tinggi. Jika
dilihat dari deskripsi jenis kelamin subjek
dalam
penelitian
diantaranya
adalah
ini
dimana
perempuan
66,7%
yang
sebayanya yang berpendidikan.
Selain itu, Iswarati (2008) dalam
jurnal
penelitiannya
juga
menyatakan bahwa ketika remaja
sedang menjalani pendidikan di perguruan
pria
dan
perempuan
tinggi, maka semakin jelas bahwa passion
mengenai sikap mereka terhadap
sebagai komponen cinta bukanlah faktor
hubungan seksual pranikah yang
yang mempengaruhi sikap mahasiswa
dilakukan
terhadap hubungan seks pranikah sehingga
menunjukkan bahwa yang setuju
remaja,
ditanyakan
umumnya
terhadap
hubungan
seksual
pranikah
saat-saat paling awal kehidupan.
adalah remaja dengan umur lebih tua,
Semua
pergaulan
kecil
antara
tempat tinggal di perdesaan, berpendidikan
orangtua dan anaknya mempunyai
lebih rendah, dan berjenis kelamin laki-
makna emosional tersembunyi dan
laki. Dengan melihat kenyataan ini dapat
landasan individu dalam membentuk
diketahui bahwa variabel demografi, jenis
inti pandangan serta kemampuan
kelamin, tempat tinggal, punya teman yang
emosionalnya.
telah melakukan hubungan seksual pra
Sedangkan sikap terhadap seks
nikah, dan adanya dorongan dari teman
pranikah yang berada pada kategori
yang pernah melakukan hubungan seksual
sedang kemungkinan terjadi karena
pra nikah merupakan variabel paling
pengaruh dari lingkungan. Seperti
berpengaruh secara bermakna terhadap
dijelaskan oleh Krech & Crutchfield
sikap remaja melakukan hubungan seksual
(1982) bahwa terbentuknya sikap
pranikah. Dari hasil penelitiannya juga
salah
ditemukan
lingkungan dimana individu adalah
bahwa
remaja
laki-laki
satunya
dipengaruhi
cenderung 2 kali lebih banyak untuk
anggotanya.
bersikap setuju terhadap remaja yang
menyesuaikan
melakukan hubungan seksual pranikah
sikap kelompok, karena ia butuh
dibanding remaja perempuan.
diterima
Berdasarkan Mean Empirik (ME) dan
Individu
oleh
sikapnya
oleh
cenderung
dengan
kelompoknya.
Partisipan penelitian yang dalam hal
Mean Hipotetik (MH) pada skala passion
ini
dan sikap terhadap seks pranikah dalam
Psikologi
tabel 12 dan tabel 14 sebelumnya dapat
berada pada lingkungan pergaulan
diketahui bahwa secara umum partisipan
yang memiliki sikap yang sedang-
penelitian memiliki passion yang rata-rata
sedang saja terhadap seks pranikah
dan
sehingga mereka pun cenderung
sikap
terhadap
hubungan
seks
pranikah yang juga sedang atau rata-rata.
Sedangnya passion yang dimiliki oleh
partisipan dalam penelitian ini disebabkan
karena
pembelajaran
mahasiswa
Fakultas
Universitas Gunadarma
untuk bersikap konformis terhadap
lingkungan pergaulannya.
Berdasarkan
uraian
di
atas
individu
terdapat jelas bagaimana kontribusi
ketika
passion sebagai komponen cinta
berada di lingkungan keluarga. Seperti
pada sikap terhadap hubungan seks
yang diutarakan oleh Goleman (2007)
pranikah
bahwa pembelajaran emosi dimulai pada
Psikologi Universitas Gunadarma.
terhadap
faktor
adalah
kehidupan
emosinya
Mahasiswa
Fakultas
mereka
raskan
terhadap
pasangan secara positif yaitu
dengan
V. PENUTUP
a.
hasil
disimpulkan
melakukan
hubungan seks pranikah
Kesimpulan
Dari
tidak
penelitian
bahwa
dapat
tidak
2. Bagi Orang Tua:
terdapat
Penulis menyarankan agar
kontribusi yang signifikan antara passion
para orangtua dapat lebih terbuka
dengan sikap terhadap hubungan seks
kepada
pranikah mahasiswa Fakultas Psikologi
memberikan pendidikan seksual
Universitas
tersebut
sejak dini agar anak-anak dapat
kemungkinan dikarenakan faktor lain yang
memahami resiko dan dampak
lebih dominan yang dapat mempengaruhi
negatif
sikap terhadap hubungan seks pranikah.
peroleh dari hubungan seksual
Faktor lain tersebut antara lain seperti jenis
pranikah.
Gunadarma.
Hal
anak-anaknya
yang
akan
dan
mereka
kelamin dan tingkat pendidikan subjek
3. Bagi Peneliti Selanjutnya:
penelitian. Berdasarkan hasil penelitian
Sehubungan
dengan
juga diketahui bahwa passion mahasiswa
penelitian
tergolong sedang-sedang saja, hal tersebut
menyarankan untuk melakukan
kemungkinan
faktor
penelitian kembai pada populasi
terhadap
lain yang berbeda dari populasi
keluarga.
dipengaruhi
Selain
itu,
oleh
sikap
ini
penuis
hubungan seks pranikah pada mahasiswa
penelitian
juga tergolong sedang-sedang saja, hal
hasilnya
tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh
sehingga diperoleh pemahaman
faktor lingkungan.
yang
dapat
lebih
mengenai
b.
sebelumnya,
agar
dibandingkan
komprehensif
kontribusi
passion
Saran
sebagai komponen cinta pada
Berdasarkan hasil penelitian, maka
sikap terhadap hubungan seks
saran yang dapat diberikan adalah sebagai
pranikah
berikut:
Psikologi
1. Bagi Mahasiswa:
mahasiswa
menalurkan
masukan
bagi
hendaknya
perasaan
Fakultas
Universitas
Gunadarma. Selain itu, penulis
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
mahasiswa
cinta
juga
menyarankan
untuk
para
melakukan penelitian kembali
dapat
dengan menggunakan variabel
yang
lain
dengan
sikap
terhadap
hubungan seks pranikah agar dapat
memberikan pemahaman yang lebih
mendalam lagi
4. Bagi Fakultas dan Universitas
Diharapkan hasil penelitian ini
dapat menjadi pertimbangan untuk
memberikan tambahan program studi
pada
kurikulum
khususnya
pada
mata
kuliah,
pengetahuan
di
bidang psikologi seksual agar para
mahasiswa mendapatkan informasi
yang tepat tentang hubungan seks
pranikah dan perasaan cinta mereka
terhadap
pasangan
dapat
diekspresikan dengan positif
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2007). Seks pranikah remaja,
trend kah? Available at
http://www.google.co.id/search
?hl=id&q=faktor+faktor+yang+
mempengaruhi+seks+pra+nikah
&btnG=Telusuri&meta=cr%3D
countryID
Ajen, D. (2006). Perilaku seks untuk
remaja. Jakarta: Kawan Pustaka
Anastasi, A & Urbina, S. (2003). Tes
psikologi (7th ed). Jakarta : PT
Indeks Kelompok Gramedia
Azwar, S. (2003). Tes prestasi : fungsi
dan pengembangan pengukuran
prestasi belajar. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Basow,
S. A. (1992). Gender
stereotype and roles. California
: Brooks/ Cole Publ. Co.
Bird, G & Keith, M. (1994).
Families and intimate
relationship. New york :
McGraw-Hill,Inc
BPS, NFPB & MoH. (2004).
Indonesia young adult
reproductive
health
survey
2002-2003.
Calverton : ORC Macro
Conger, J. J. (1991). Adolescene
and youth : psychological
development
in
a
changing world (4th ed).
New york : Harper Collin
Publisher
Crooks, R & Baur, K. (1999).
Our sexuality (7th ed).
Pasivic Grove California :
Brooks/ Cole Publishing
Company
Duval, E. M., & Miller, P.C.
(1985). Marriage and
family development (6th
ed). Boston : Allyn &
Bacon
Fitri, F. F. (1998). Hubungan
antara percintaan melalui
internet : studi kasus
terhadap empat subjek
dewasa awal. Skripsi
(tidak diterbitkan). Depok
: Universitas Indonesia
Gibran, K. (2001). Atas nama
cinta (Alih bahasa ; A. E
Cahyono). Jakarta : Diadit
Media
Hurlock, E. B. (1993). Psikologi
perkembangan : suatu
pendekatan
sepanjang
rentang kehidupan. Alih
bahasa : Istiwati &
Soedjarwo. Jakarta :
Erlangga
Koentjaraningrat. (1993). Metodemetode penelitian masyarakat
(3rd ed). Jakarta : PT Gramedia
Krech,
D., Crutchfield, R. S.,
Ballachev, E. L. (1982).
Individual in society. London:
McGraw-Hill,Inc
Kusumaningrum, N.
I. (2002).
Hubungan antara kesepian dan
harga diri dengan kesiapan
untuk berkorban melakukan
hubungan seks pra nikah.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Depok: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Mar’at.
(1981). Sikap manusia,
perubahan
serta
pengukurannya (cet. 1). Jakarta
: Ghalia Indonesia
Mendatu, A. (2009). Mengerti cinta
(dari dasar hingga relung).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Melodina, P. (1990). Kesehatan mental
remaja putri yang telah
melakukan hubungan seksual
pra nikah. Skripsi (tidak
diterbitkan). Depok : Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia
Nevid, J. S., Rathus, L. F., Rathus, S.
A. (1995). Human sexuality
(2nd ed). Boston: : Allyn &
Bacon
Prabowo, H & Suhendra, E.S. (2008).
Diktat kursus SPSS. Jakarta :
Universitas Gunadarma
Rystiono, Iwan. (2006). Definisi cinta.
Available at http://ryst.linuxae.org/lets-talk/definisi-cinta/
Santrock, J. W. (2003) Adolescene
terjemah: Shinto B. Adelar dan
Sherly Saragih. Jakarta :
Erlangga
Sarwono, S. W. (2001). Psikologi
sosial dan teori-teori
psikologi sosial. Jakarta :
Raja Grafindo Perdana
Sternberg, R. (1988). The
psychology of love. New
Haven & London : Yale
University Press
Sternberg, R. (1988). The
triangle of love. New
york : Basic Book Inc.,
Publisher
Strong, B & De Vault, C. (1989).
The marriage and family
experience (1st ed). St.
Paul West Publishing Co.
Sugiyono.
(2005).
Metode
penelitian administrasi.
Edisi 11. Jakarta :
Alfabeta
Suriawinata. (1997). Cinta pada
pria dan wanita : studi
penelitian pasangan suami
istri yang berusia 20-45
tahun dan memiliki usia
perkawinan 1-25 tahun.
Skripsi (tidak diterbitkan).
Depok
:
Fakultas
Psikologi
Universitas
Indonesia
Syafrudin. (2008). Remaja dan
hubungan
seksual
pranikah. Available at
http://id.shvoong.com/me
dicine-andhealth/1799376-remajadan-hubungan-seksualpranikah/
Tim
Penyusun Kamus Pusat
Pengembangan
Bahasa
Indonesia. (1991). Kamus besar
bahasa indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka
Widyarini, Nilam. (2007). Bahan ajar
psikologi sosial 2. Depok :
Universitas Gunadarma
Widyastuti, E. S. (2009). Faktor
personal dan sosial yang
mempengaruhi sikap remaja
terhadap
hubungan
seks
pranikah : sebuah studi di
lokalisasi Sunan Kuning dan
Gambilangu Semarang. Thesis
(tidak diterbitkan). Semarang :
Universitas Diponegoro
Wirawan, H. E. (1998). Buku ajar psikologi
sosial 1. Jakarta : Universitas
Tarumanegara
Download