1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak hanya sumber daya alam dan tenaga kerja yang ada di Indonesia saja yang dapat menarik perhatian para investor baik dalam negeri maupun luar negeri untuk melakukan investasi. Begitu banyak para investor yang berlomba-lomba untuk mendirikan sebuah perusahaan atau sekedar berinvestasi secara tidak langsung, karena melihat potensi yang luar biasa yang bisa mereka dapatkan dari Indonesia. Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif perusahaan berusaha memperbaiki kinerja perusahaan dan mengembangkan usaha untuk memepertahankan hidup perusahaannya. Pendirian perusahaan bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik serta para pemegang saham. Menurut Sukirni (2012:2) menyatakan bahwa tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi sebuah keberhasilan dalam ekonomi, sosial dan masyarakat. Setiap perusahaan memiliki berbagai tujuan berbeda-beda yang hendak dicapai, salah satunya adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Barde & Hamidu (2015) menyatakan bahwa nilai perusahaan menjadi salah satu faktor fundamental yang dipengaruhi oleh sebagian besar investor, karena pentingnya dalam menentukan kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Nilai perusahaan menjadi faktor yang sangat penting, karena berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan tentunya berkaitan dengan salah satu 2 postulan akuntansi yaitu going concern. Going concern menyatakan bahwa tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah tidak untuk dibubarkan, tetapi diharapkan untuk terus berkelanjutan ( Harahap, 2011 ). Menurut Sudarti (2013:19) melalui laporan keuangan perusahaan, para investor dan analisis dapat melakukan penilaian kinerja keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan. Tingkat persentase yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang baik dan dapat memuaskan, tentunya akan berdampak pada nilai perusahaan. Jika calon investor ingin melihat seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang mereka tanamkan, maka calon investor akan melihat rasio profitabilitas terutama ROA. Para investor pasti akan melihat rasio keuangan sebagai dasar dalam menentukan keputusan untuk berinvestasi atau tidak, karena rasio keuangan suatu perusahaan menggambarkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Manajer memiliki wewenang dalam menentukan proses penyusunan laporan keuangan sehingga manajer lebih banyak mengetahui tentang kondisi dan prospek perusahaan dari pada pemegang saham (principal) dengan demikian manajer mempunyai tanggung jawab untuk menyampaikan informasi laporan keuangan kepada pemegang saham. Tidak semua informasi dapat disampaikan oleh manajer terhadap pemegang saham tergantung apakah informasi tersebut menguntungkan atau tidak bagi manajer sehingga timbul adanya asymmetric information yakni merupakan perbedaan kemampuan mengakses informasi antara manajemen dan investor yang bisa mengakibatkan perubahan nilai perusahaan. 3 Konflik keagenan dapat terjadi antara manajer dan pemilik dan juga antara pemegang saham mayoritas dan minoritas, hal ini terjadi karena sebagian besar perusahaan di Indonesia memiliki kecenderungan pendiri juga dapat duduk sebagai dewan direksi atau komisaris. Seperti yang di ungkapkan oleh Jensen & Merckling ,1976 (dalam Khairiyani et al. 2016) bahwa Agency conflict muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Dimana dalam teori keagenan dijelaskan bagaimana pihak – pihak yang terlibat dalam perusahaan yakni manajer, pemilik perusahaan dan kreditur akan berperilaku, karena pada dasarnya mereka memiliki kepentingan yang berbeda. Dari sinilah manajer dituntut untuk mempunyai kewajiban memaksimumkan kesejateraan pemegang saham, namun terkadang disisi lain manajer juga mempunyai kepentingan untuk mensejahterahkan diri sendiri. Khairiyani et al. (2016) mengemukakakn bahwa Agency Poblem dapat dikurangi dengan mekanisme pengawasan yang tepat, salah satunya adalah dengan mekanisme corporte governance. Deby et al. (2014) menyatakan bahwa tata kelola perusahaan dimotivasi oleh konsep teori keagenan yang diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima pengembalian (return) atas dana yang telah investasikan. Sutedi (2012) mendefinisikan corporate governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham/ pemilik modal, komisaris/ dewan pengawas dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham. 4 Kemampuan dewan komisaris untuk mengawasi merupakan fungsi yang positif dari porsi dan independensi dari dewan komisaris eksternal. Komite audit yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal perusahaan. Nilai perusahaan akan terus meningkat dan kinerja keuangan akan membaik dibutuhkan sistem tata kelola perusahaan yang baik pula. Sistem tata kelola perusahaan juga dapat membantu menciptakan kondisi yang kondusif antar unsurunsur yang bertanggungjawab di perusahaan dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian diperlukan keberadaan peraturan dan mekanisme pengendalian yang secara efektif mengarahkan kegiatan operasional perusahaan serta kemampuan untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Berhant dan Rosenstein 1998 (dalam Putri 2016) juga menyatakan beberapa mekanisme corporate governance seperti mekanisme internal, struktur dan dewan komisaris, serta mekanisme ekstrenal seperti pasar untuk kontrol perusahaan diharapkan dapat mengatasi masalah keagenan tersebut. Penelitian ini memilih objek perusahaan property, real estate and building construction karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan skala produksi yang besar atau mempunyai volume perdagangan yang besar dan membutuhkan modal atau dana yang besar pula untuk mengembangkan produksinya serta melakukan ekspansi pasar sehingga akan mempengaruhi keputusan struktur kepemilikan dan struktur pengelolaan suatu perusahaan. 5 Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penelitian ini diangkat judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Pengelolaan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening (studi empiris perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015)”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah struktur kepemilikan yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan ? 2. Apakah struktur pengelolaan yang di proksikan oleh proporsi dewan komisaris independen, jumlah komite audit dan jumlah dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja keuangan ? 3. Apakah struktur kepemilikan yang di proksikan oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 4. Apakah struktur pengelolaan yang direfleksikan oleh proporsi dewan komisaris independen, jumlah komite audit dan jumlah dewan direksi berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 5. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan ? 6. Apakah struktur kepemilikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan ? 6 7. Apakah struktur pengelolaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan. 2. Untuk mengetahui pengaruh struktur pengelolaan yang diproksikan oleh proporsi dewan komsaris independen, jumlah komite audit dan jumlah dewan direksi terhadap kinerja keuangan. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. 4. Untuk mengetahui pengaruh struktur pengelolaan yang diproksikan oleh proporsi dewan komsaris independen, jumlah komite audit dan jumlah dewan direksi terhadap nilai perusahaan. 5. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. 6. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan. 7. Untuk mengetahui pengaruh struktur pengelolaan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan. 7 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan bahan pertimbangan bagi investor di dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada perusahaan property, real estate and building construction di Bursa Efek Indonesia. 2. Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh struktur kepemilikan, struktur pengelolaan, terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuagan sebagai variabel intervening. 3. Kontribusi Kebijakan Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada perusahaan sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur dalam menyusun suatu struktur pengelolaan yang optimal dan dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pengelolaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup bahasan penelitian ini meliputi pengujian mengenai pengaruh struktur kepemilikan, struktur pengelolaan, terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property, real estate and building construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data untuk analisis penelitian ini diambil 8 dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.