BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Di dalam

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Di dalam penelitian ini terdapat beberapa jurnal penelitian terdahulu yang
sesuai dengan penelitian yang peneliti teliti, sebagaimana penjelasan penelitian
terdahulu tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
Nama
Peneliti
Judul
Jurnal
Tipe
Penelitian
Metode
Penelitian
Teori
Penelitian
Hasil
Penelitian
Perbedaan dengan
Penelitian Saya
Publikasi
Jurnal
1
Muham
mad
Aqsa,
Dwi
Kartini
Impact Of
Online
Advertisin
g On
Consumer
Attitudes
And
Interests
Buy
Online
(Survey
On
Students
Of
Internet
Users In
Makassar)
Eksplanasi
Kuantitatif
Survei
Teori
Planned
Behavior
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa iklan
online
memiliki
pengaruh
terhadap
perilaku
pembelian
konsumen
secara online.
Dimensi
interaktivitas
iklan online
memberikan
pengaruh
tertinggi pada
sikap dan
kepentingan
konsumen
membeli
secara online
Penelitian ini
mengambil objek
iklan online secara
keseluruhan,
sedangkan penelitian
yang saya lakukan
fokus pada iklan
(online) pada instant
messaging Line.
Penelitian ini tidak
hanya melihat
pengaruh iklan pada
minat beli konsumen,
tetapi juga pada sikap
konsumen. Tentunya
membuat variabel
yang digunakan
berbeda.
Internatio
nal
Journal Of
Scientific
&
Technolog
y
Research
Volume 4,
Issue 04,
April
2015
2
Tiara
Rista
Pratiwi
Studi
Pengaruh
Terpaan
Iklan
Kaffah di
Instagram
dan
Eksplanasi
Kuantitatif
Survei Kusioner
Teori SO-R
iklan paparan
Kaffah di
Instagram
dan
penggunaan
celebrity
endorser
Penelitian ini tidak
hanya meneliti
terpaan iklan namun
juga celebrity
endorser.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Pengguna
an
Celebrity
Endorser
pada Iklan
Kaffah di
Akun
@Kaffahs
ysj
terhadap
Minat Beli
pada
Follower
Akun
@kaffahb
ysj
3
4.
Setiawat
y
Nuralam
y, Farida
Jasfar
Sadia
Afzal,
Javed
Rabbani
Khan
Analisis
Pengaruh
Iklan
terhadap
Minat
Pembelian
a
Konsume
n
Impact of
Online
and
Conventio
nal
Advertise
ment on
Consumer
Buying
Behaviour
of
Branded
Garments
dalam iklan
akun
@kaffahbysj
bersamasama
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
minat beli
pada
kaffahbysj
Eksplanasi
Kuantitatif
Kuantitatif
SurveiKusioner
SurveiKuesioner
Teori
perilaku
konsumen
Teori
perilaku
konsumen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengujian
hipotesis
menunjukan
hubungan
positif antara
etika iklan
dengan minat
pembelian,
sikap
konsumen
pada iklan
dengan minat
pembelian,
sikap
konsumen
pada citra
perusahaan
dengan minat
pembelian,
dan sikap
konsumen
pada merek
perusahaan
dengan minat
pembelian
Penelitian ini
meneliti pengaruh
etika iklan, sikap
konsumen pada iklan,
sikap konsumen pada
citra perusahaan dan
sikap konsumen pada
brand perusahaan
terhadap minat
pembelian dari
konsumen
Jurnal
Manajeme
n Trisakti
(eJournal)
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kualitas,
desain,
konten iklan,
loyalitas
konsumen
terhadap
merek dan
pengalaman
membeli
Penelitian ini tidak
hanya melihat
pengaruh iklan pada
media online namun
juga iklan
konvensional
Asian
Journal of
Managem
ent
Sciences
&
Education
Vol. 4(1)
January
2015
Volume. 2
Nomor. 1
Februari
2015
Hal.61-81
13
konsumen
sebelumnya
merupakan
faktor
signifikan
yang
mempengaru
hi perilaku
pembelian
konsumen
dan
mempengaru
hi dampak
langsung
iklan online
dan iklan
konvensional
terhadap
perilaku
pembelian
konsumen
melalui efek
mediasi yang
kuat.
5.
Fazal ur
Rehman,
Tariq
Nawaz,
Aminulla
h Khan,
Shabir
Hyder
How
Advertisin
g Affects
the
Buying
Behavior
of
Consumer
s in Rural
Areas: A
Case of
Pakistan
Kuantitatif
Survei –
Kuesioner
Teori
AIDA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa iklan
positif dan
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
secara
statistik pada
perilaku
pembelian,
sementara ,
faktor daerah
pedesaan
memiliki efek
negatif tetapi
signifikan
secara
statistik pada
perilaku
membeli.
Selanjutnya,
hasil korelasi
menunjukkan
bahwa iklan
berkorelasi
positif
dengan
perilaku
Fokus penelitian
adalah melihat
pengaruh iklan pada
perilaku pembelian
konsumen
Academic
Research
Internatio
nal Vol.
5(4) July
2014
14
pembelian
konsumen
tetapi faktor
daerah
pedesaan
berkorelasi
negatif
dengan
perilaku
pembelian
konsumen.
1. Judul : Impact Of Online Advertising On Consumer Attitudes And Interests
Buy Online (Survey On Students Of Internet Users In Makassar). Disusun oleh
Muhammad Aqsa, Dwi Kartini pada 2015
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi kuantitatif dengan
menggunakan metode survey yang bertujuan untuk menganalisis dan menguji
pengaruh iklan online pada sikap konsumen dan minat beli online. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa iklan online memiliki pengaruh terhadap
perilaku pembelian konsumen secara online. Dimensi interaktivitas iklan online
memberikan pengaruh tertinggi pada sikap dan kepentingan konsumen membeli
secara online.
Dari penelitian jurnal internasional yang relevan diatas mempunyai tipe
dan metode penelitian yang sama yaitu
sama-sama menggunakan tipe
penelitian eksplanasi kuantitatif dengan metode survey.
2. Judul :. Studi Pengaruh Terpaan Iklan Kaffah di Instagram dan Penggunaan
Celebrity Endorser pada Iklan Kaffah di Akun @Kaffahsysj terhadap Minat
Beli pada Follower Akun @kaffahbysj. Disusun oleh Tiara Rista Pratiwi pada
2015
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi kuantitatif dengan
menggunakan metode survey. Pada penelitian ini terdapat dua variabel
independen yaitu terpaan iklan dan celebrity endorser. Hasil penelitian
menunjukkan iklan paparan Kaffah di Instagram dan penggunaan celebrity
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
endorser dalam iklan akun @kaffahbysj bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat beli pada kaffahbysj.
Dari penelitian jurnal yang relevan diatas mempunyai tipe dan metode
penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan tipe penelitian eksplanasi
kuantitatif dengan metode survey. Perbedaannya terletak pada variabel
independen serta teori yang digunakan.
3. Judul : Analisis Pengaruh Iklan terhadap Minat Pembeliana Konsumen.
Disusun oleh Setiawaty Nuralamy, Farida Jasfar pada 2015
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi kuantitatif dengan
menggunakan metode survey. Penelitian ini meneliti pengaruh etika iklan, sikap
konsumen pada iklan, sikap konsumen pada citra perusahaan dan sikap
konsumen pada brand perusahaan terhadap minat pembelian dari konsumen.
Hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukan hubungan positif antara etika
iklan dengan minat pembelian, sikap konsumen pada iklan dengan minat
pembelian, sikap konsumen pada citra perusahaan dengan minat pembelian, dan
sikap konsumen pada merek perusahaan dengan minat pembelian.
Dari penelitian jurnal yang relevan diatas mempunyai tipe dan metode
penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan tipe penelitian eksplanasi
kuantitatif dengan metode survey.
4. Judul : Impact of Online and Conventional Advertisement on Consumer Buying
Behaviour of Branded Garments. Disusun oleh Sadia Afzal, Javed Rabbani
Khan pada Januari 2015
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk menyoroti dampak atau pengaruh
iklan online maupun iklan konvensional terhadap perilaku pembelian konsumen
pakaian bermerek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas, desain,
konten iklan, loyalitas konsumen terhadap merek dan pengalaman membeli
konsumen sebelumnya merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen dan mempengaruhi dampak langsung iklan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
online dan iklan konvensional terhadap perilaku pembelian konsumen melalui
efek mediasi yang kuat.
Dari penelitian jurnal yang relevan diatas mempunyai tipe dan metode
penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan tipe penelitian kuantitatif
dengan metode survey kuesioner.
5. Judul : How Advertising Affects the Buying Behavior of Consumers in Rural
Areas: A Case of Pakistan. Disusun oleh Fazal ur Rehman, Tariq Nawaz,
Aminullah Khan, Shabir Hyder pada 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan
metode survey. Penelitian ini bertujuan melihat efek atau pengaruh dari sebuah
iklan terhadap perilaku pembelian konsep di daerah pedesaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa iklan positif dan memiliki pengaruh yang signifikan secara
statistik pada perilaku pembelian, sementara , faktor daerah pedesaan memiliki
efek negatif tetapi signifikan secara statistik pada perilaku membeli.
Selanjutnya, hasil korelasi menunjukkan bahwa iklan berkorelasi positif dengan
perilaku pembelian konsumen tetapi faktor daerah pedesaan berkorelasi negatif
dengan perilaku pembelian konsumen.
Dari penelitian jurnal yang relevan diatas mempunyai tipe dan metode
penelitian yang sama yaitu sama-sama menggunakan tipe penelitian kuantitatif
dengan metode survey kuesioner dan juga menggunakan teori AIDA.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1
Pemasaran
Kata pemasaran sudah menjadi sangat umum dan sangat dikenal oleh
banyak orang. Namun, tidak semua orang mengartikan pemasaran dalam
pengertian yang sama. Banyak orang yang mengartikan pemasaran adalah segala
kegiatan penjualan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Pengertian lain mengenai pemasaran adalah segala kegiatan yang terkait
dengan iklan atau penjualan secara ecaran. Bagi sebagaian orang, kegiatan
pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti riset pemasaran harga, atau
perencanaan produk. Pemasaran pada dasarnya mencakup segala kegiatan tersebut,
namun demikian pemasaran lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan tersebut. Berbagai
kegiatan seperti membujuk, promosi, publikasi, semuanya adalah kegiatan
pemasaran. Namun begitu, pemasaran bukanlah semata-mata kegiatan seperti
menjual dan mempromosikan sesuatu.13
Asosiasi Pemasaran Amerika atau AMA (The American Marketing
Association) yang anggotanya terdiri atas sejumlah besar profeional pemasaran di
Amerika Serikat dan Kanda14, mendefinisikan pemasaran sebagai :
The process of planning and executing the conception, pricing, promotion
and distribution of ideas, goods and services to create exchange that satisfy
individual and organizational objective.
(Proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, harga, promosi dan
distribusi ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan individu serta tujuan organisasi).
Dalam hal ini, pengelola pemasaran harus menyadari adanya saling
ketergantungan di antara sejumlah kegiatan, misalnya antara kegiatan penjualan
dan promosi, agar dapat tercapai pemasaran yang efektif.
2.2.2
Komunikasi Pemasaran
Pengertian
Komunikasi Pemasaran, dimulai
dengan
pemenuhan
kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia. Proses
pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep
pemasaran. Dalam dunia pemasaran para pemasar dituntut untuk bisa mencapai
kinerja pemasaran. Kinerja pemasaran dapat dilihat dari berbagai hal, mulai
13
14
. Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jakarta: Kencana, 2010, hlm. 2.
. Ibid. hlm. 2-3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
dari merek yang kuat, pangsa pasar yang besar, penjualan yang tinggi,
pelayanan yang prima, profit, loyalitas, dan lain-lain.
Menurut Kennedy15, Komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi
yang bertujuan untuk membentuk kegiatan pemasaran sebuah perusahaan dengan
menggunakan teknik – teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan
informasi pada konsumen agar tujuan perusahaan tercapai. Adapun jenis media
yang dapat digunakan adalah folder, poster, bunner, flyer, televisi, radio, majalah,
surat kabar dan media – media lainnya.
Komunikasi pemasaran dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang
bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan menggunakan
berbagai media, dengan harapan agar kegiatan tersebut dapat mencapai tujuan yang
telah dikehendaki. Saat ini, tidak hanya media konvensional atau tradisional saja
yang digunakan, hadirnya Internet sebagai media yang memiliki banyak
keunggulan, menjadikan Internet sebagai salah satu media yang kini cukup banyak
digunakan oleh perusahaan atau pengiklan untuk berkomunikasi kepada konsumen.
2.2.3
Komunikasi Pemasaran dengan Media Social (Social Media Marketing)
Social media marketing adalah strategi kegiatan pemasaran menggunakan
situs – situs media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube dan sebagainya.
Media sosial merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mempromosikan produk
barang dan jasa yang kita miliki melalui internet marketing. Caranya mudah
sederhana tetapi memiliki efek yang luar biasa.
Menurut Dan Zarella, Media sosial adalah sebuah paradigma baru dalam
konteks industri pemasaran yang paling baik dijelaskan dalam konteks paradigma
industri media tradisional. Media tradisional, semisal televisi, Koran, radio, dan
majalah, adalah teknologi informasi yang monolog dan statis. Penerbit majalah
yang merupakan organisasi besar yang mendistribusikan konten yang mahal kepada
15
Kennedy, John E dan R.Dermawan Soemanegara, Marketing Communication:Taktik dan Strategi,
Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2006, hlm. 4.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
konsumen, dan pemasang iklan membayar untuk menyisipkan iklan mereka di
dalam konten tersebut. Ketika anda duduk asyik menonton program televisi favorit
anda, tetapi tiba – tiba keasyikan anda ini terpotong oleh jeda iklan. Jika tidak setuju
dengan sesuatu yang anda baca di Koran, anda tidak bisa langsung memprotes
redakturnya.
Berbeda halnya perkembangan teknologi – teknologi web baru
memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebar luaskan
konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video youtube dapat direproduksi
dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar
banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang,
pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak
orang.16
2.2.4
Terpaan Iklan
Terpaan adalah tingkat konsumsi khalayak terhadap program televisi dan
dapat melalui dari durasi yaitu berupa lama konsumsi yang dilakukan oleh pemirsa,
frekuensi yaitu berapa kali pemirsa mengkonsumsi serta pengetahuan akan isi
program yang diteliti.17
Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca),
intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan) dan durasi
(seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan dilihat atau
dibaca. Sesering dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum
tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa
saja hanya sekilas atau sebagian.18
16
Dan Zarella, The Social Media Marketing Book, Jakarta: Serambi, 2010, hlm. 2-3.
Dennis McQuail, and Svem Windahl, Communication Models: For The Study of Mass
Communication, 2nd edition, New York: Longman Inc, 1993, hlm. 430.
18
William Wells, John Burnet, Sandra Moriarty, Advertising Principles and Practice, New Jersey:
Prentice-Hall International, 2000, hlm. 156.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Dalam hal ini, sebuah perusahaan yang ingin melakukan promosi suatu
produk harus melakukan bauran komunikasi pemasaran, jika perusahaan tersebut
ingin produk atau merknya dikenal dan diingat oleh khalayak, salah satunya dengan
melakukan terpaan iklan. Karena, semakin sering seseorang melihat iklan, semakin
besar pula perhatian dari penonton.
Iklan adalah salah satu elemen promotional mix yang umum dilakukan oleh
perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya
sukses di pasar.
Iklan atau advertising dapat didefiniskan sebagai “any paid form of nonpersonal communication about an organization, product, services, or idea
by an identified sponsor”
19
(setiap bentuk komunikasi nonpersonal
mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu
sponsor yang diketahui).
Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut menunjukkan fakta bahwa
ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata
‘non-personal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa ( TV, radio, majalah,
Koran) yang dapat mengirim peda sejumlah besar kelompok individu pada saat
bersamaan, dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak
tersedia kesempayan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima
pesan ( kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan
iklan dikirimkan, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana
audiensis akan menginterpretasikan dan memberikan respon terhadap pesan iklan
dimaksud.
Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Mulai dari bangun tidur sampai saat akan kembali tidur kita pasti akan menjumpai
iklan, karena iklan ada dimana-mana. Secara sederhana iklan merupakan sebuah
informasi yang disuguhkan oleh produsen kepada masyarakat dengan harapan agar
khalayak mau mengonsumsi poduk yang ditawarkan. Tetapi lebih jauh lagi, iklan
19
Ibid. hlm. 17-18.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
bukan hanya sekedar memberikan informasi tapi juga memanipulasi psikologis
konsumen secara persuasif untuk mengubah sikap dan pikiran sehingga mau
membeli atau menggunakan produk yang ditawarkan.20
Tujuan periklanan umumnya mengandung misi komunikasi. Otto Klepnner
mengatakan bahwa peran utama (primary role) periklanan ditekankan pada
penanaman kesadaran (awareness) dan pillihan (preference) terhadap merk.21
Sementara Aacker & Myers mengatakan bahwa secara umum iklan
mempunyai dampak untuk:
1. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal selama jangka
waktu tertentu.
2. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat
menjadi pembeli yang potensial pada masa mendatang. 22
Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling
banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkauannya yang luas.
Iklan dapat memengaruhi perilaku konsumen terhadap merek yang diiklankan.
Tentunya, pengaruh atau dampak iklan tersebut, bisa saja positif maupun negatif
tergantung siapa audiensnya. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat
variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud
sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal.
Adapun jenis media yang dapat digunakan untuk beriklan diantaranya
adalah folder, poster, bunner, flyer, televisi, radio, majalah, surat kabar dan media
– media lainnya. Namun saat ini, Internet hadir sebagai salah satu jenis media iklan.
Hadirnya Internet sebagai media yang memiliki banyak keunggulan, menjadikan
Internet sebagai salah satu media yang kini cukup banyak digunakan oleh
perusahaan atau pengiklan untuk berkomunikasi kepada konsumen.
20
Kertamukti, Rama, Strategi Kreatif dalam Periklanan: Konsep, Pesan, Media, Branding,
Anggaran, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2015, hlm. 60.
21
Jaiz, Muhammad, Dasar-Dasar Periklanan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014, hlm. 4.
22
Ibid. hlm. 4-5.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Iklan menjadi proses mediasi dalam pencapaian sebuah keinginan dan
kebutuhan, maka proses iklan dalam sebuah media pasti akan melibatkan penonton
atau sering juga disebut dengan pemirsa. Dengan adanya penonton atau pemirsa
tersebut, maka tentunya akan tercipta sebuah tindakan atau sebuah dampak dari
penayangan iklan tersebut. Maka peneliti pun mengkaitkan dampak terpaan iklan
sebagai perilaku dan melibatkannya dengan kasus yang sedang diteliti yaitu iklan
mini drama Ada Apa Dengan Cinta (AADC) versi Line Alumni di youtube.
2.2.5
Elemen-Elemen Iklan
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan terpaan iklan pada meda televisi,
karena media yang digunakan pada penayangan iklan mini drama AADC Line
Alumni adalah media internet atau youtube, yang notabene memiliki karakter yang
sama dengan media televisi.
Materi televisi terdiri dari dua elemen: audio dan video. Video (elemenelemen visual) adalah apa yang dilihat pemirsa pada layar televisi. Video umumnya
mendominasi iklan, sehingga ini harus dapat menyedot perhatian pemirsa dan
mengomunikasikan gagasan, pesan, dan atau citra kunci. Audio menyertakan
elemen-elemen seperti suara, musik, dan efek suara. Iklan siaran menuntut banyak
keahlian, dan mereka harus dapat dipercaya dan relevan.23
Menurut
Budiman
Hakim,
Visual
adalah
syarat
mutlak
untuk
memperkenalkan sebuah brand pada konsumen. Jadi kita bisa menghadirkannya
secara visual dan kita dapat memberi informasi tambahan melalui audio. Amunisi
dalam TV Commercial meliputi tokoh, VO (Voice Over), Musik, Lagu/Jingle,
Sound Effect, Music Effect, Visual Effect, Warna, dan lain-lain.24
Elemen video yang digunakan dalam iklan ini terdiri dari visual dan verbal.
Elemen video adalah apa yang dapat dilihat pemirsa pada layar, sedangkan elemen
23
Monle Lee and Carla Johnson, Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global, Jakarta:
Kencana, 2007, hlm. 187.
24
Hakim, Budiman, Lanturan Tapi Relevan – Dasar-Dasar Periklanan, Yogyakarta: PT. Galangpress
Media Utama, 2006, hlm. 26.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
verbal adalah segala sesuatu yang dapat dibaca seperti tagline atau logo. Elemen
visual yang digunakan dalam iklan mini drama AADC versi Line Find Alumni
adalah model iklan, adegan, latar belakang atau setting serta visual effect.
Sedangkan elemen verbal yang digunakan dalam iklan mini drama AADC versi
Line Find Alumni yaitu tagline dan logo.
Elemen audio televisi terdiri dari suara, music, efek suara, VO (Voice Over),
narasi atau kombinasi dari keseluruhan elemen tersebut. Dalam iklan mini drama
AADC versi Line Find Alumni, elemen audio yang digunakan adalah musik, voice
over, serta narasi atau percapakan.
2.2.6
Minat Konsumen
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh
cukup besar terhadap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang
akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang mereka lakukan.
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor minat membeli adalah merupakan
bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,
kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan.25
Minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan tindakan
yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut,
minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk
membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu, dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental
dari diri konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan
merek tertentu.
25
Umar Husein, Manajemen Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta: PT. Gramedia
Pusaka, hlm. 45.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Titik tolak memahami pembeli adalah model rangsangan-tanggapan
(stimulus-response model) apa yang didengar oleh telinga apa yang dilihat oleh
mata apa yang dicium oleh hidung itulah yang disebut stimulus.26 Rangsangan
pemasaran dan lingkungan masuk ke dalam kesadaran pembeli. Karakteristik dan
proses pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembelian
tertentu. Iklan berbagai macam produk yang ditayangkan adalah stimulus yang
dirancang khusus oleh produsen agar menarik perhatian konsumen. Produsen
mengharapkan konsumen menyukai iklan produknya, kemudian menyukai
produknya dan membelinya.27
Minat membeli mempunyai empat elemen yang berbeda :
1. Perilaku
2. Obyek target dimana perilaku ditujukan
3. Situasi dimana perilaku dilakukan
4. Waktu dimana perilaku28
Minat mempunyai beberapa komponen yang terdiri dari komponen
cognitive, komponen affective dan komponen conative. Cognitive (kognisi)
mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam
tanggapan seseorang dalam lingkungannnya atau bisa juga kognisi pun melibatkan
pemikiran.
Sedangkan affective (afeksi) melibatkan perasaan. Tanggapan-tanggapan
afektif beragam dalam penilaian positif, menyenangkan atau tidak menyenangkan
dan dalam intensitas atau tingkat pergerakan badan.29
26
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Rajawali Press, 2013, hlm.
112.
27
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Jakarta: PT.
Gramedia Utama, 2008, hlm. 95.
28
Peter J, Paul, and Jerry C. Olson, Consumer Behavior : Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran, ahli bahasa Damas Sihombing, Edisi 4 Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2000, hlm 149.
29
Ibid. hlm. 19-20.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Kemudian yang terakhir conative (konisi) adalah berkaitan dengan
kecenderungan seseorang melakukan suatu tindakan atau perilaku berkenaan
dengan sikap tertentu. Berdasarkan beberapa interprestasi, komponen conative
dapat termasuk perilaku sendiri. Dalam penelitian pemasaran dan konsumen
komponen conative biasanya diungkapkan dengan penyataan keinginan konsumen
untuk membeli.30
2.2.7
Teori S-O-R
Teori S-O-R atau teori stimulus respon ini pada dasarnya merupakan suatu
prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus
tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara
pesan-pesan media dan reaksi audience. McQuail menjelaskan elemen-elemen
utama dari teori ini adalag: (a) pesan (Stimulus); (b) seorang penerima atau receiver
(Organisme); dan (c) efek (Respons).31
Dalam ilmu komunikasi, teori S-O-R ini merupakan singkatan dari
Stimulus-Organism-Respon. Sikap dan perilaku, keduanya merupakan bagian dari
respon. Berbicara mengenai ruang lingkup respons, menurut stimulus respon ini,
efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus, sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Teori S-O-R menjadi teori besar dalam penelitian ini, dimana jika
digambarkan S (Stimulus) adalah terpaan iklan Line Alumni Mini Drama AADC,
O (Organism) adalah penonton yang menerima terpaan iklan Line Alumni Mini
Drama AADC, dan R (Respons) adalah minat beli konsumen yang timbul setelah
menonton iklan Line Alumni Mini Drama AADC.
30
Leon G. Schifman, and Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, Jakarta: Prentice Hall, 2001, hlm.
205.
31
Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2008, hlm. 277. Cet. Ke-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
2.2.8
Teori AIDA
Menurut Kotler dan Keller formula AIDA (Attention, Interest, Desire,
Action) merupakan formula yang paling sering digunakan untuk membantu
perencanaan suatu iklan secara menyeluruh, dan formula itu dapat diterapkan pada
suatu iklan. Perencanaan ini yang terdiri atas; (Attention), membuat ketertarikan
produk (Interest), membuat keinginan untuk memiliki produk (Desire), dan
mengajak pelanggan untuk melakukan tindakan dalam pembelian produk
(Action).32
Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) dikenal sebagaimana
seorang pemasar merancang pesan yang disampaikan dengan kata yang tepat
sehingga terjadinya pengambilan keputusan akan pembelian produk. Tetapi tidak
semua pemasar dapat menyampaikan pesannya dengan baik sehingga terjadinya
keraguan pembeli dalam memilih kebutuhan dan keinginannya.
Kotler dan Keller menjelaskan Teori AIDA (Attention, Interest, Desire, and
Action) merupakan suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi
ketertarikan, menjadi minat, dan mengambil tindakan. Teori ini menyampaikan
akan kualitas dari pesan yang baik.33
Definisi di atas dapat diimplikasikan bahwa AIDA (Attention, Interest,
Desire, and Action) merupakan alat penyampaian suatu pesan yang ideal kepada
konsumen di mana melalui suatu tahapan yang terdiri dari perhatian
(Attention/Awareness), ketertarikan (Interest), minat (Desire), dan mengambil
tindakan (Action). Hal ini di mana seorang pemasar harus menyadari bahwa pesan
yang disajikan tentang AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action), yaitu :
1. Perhatian (Attention)
Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat
menimbulkan perhatian baik dalam bentuk dan media yang disampaikan.
Perhatian itu bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen atau
32
33
Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 13, Jakarta, 2009, hlm. 186.
Ibid. hlm. 179.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
konsumen yang akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat dikemukan
lewat tulisan dan gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang menarik atau
mudah diingat, dan mempunyai karakteristik tersendiri. Pesan yang menarik
perhatian merupakan suatu langkah awal bagi perusahaan dimana pesan
tersebut akan dikenal, diketahui, dan diingat oleh konsumen. Proses tersebut
bisa dikatakan sebagai proses awareness/kesadaran akan adanya produk yang
disampaikan ke konsumen.
2. Ketertarikan (Interest)
Tertarik berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan ingin tahu,
ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama. Hal
tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik perhatian konsumen akan
pesan yang ditunjukkan.
3. Keinginan (Desire)
Pemikiran terjadi dari adanya keinginan ini, berkaitan dengan motif dan
motivasi konsumen dalam membeli suatu produk. Motif pembelian dibedakan
menjadi dua, yaitu motif rasional dan emosional. Hal ini di mana motif rasional
mempertimbangkan konsumen akan keuntungan dan kerugian yang didapatkan,
sedangkan motif emosional terjadi akibat emosi akan pembelian produk.
4. Tindakan (Action)
Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi
pengambilan keputusan dalam melakukan pembeli produk yang ditawarkan. 34
Menurut Kasali, pengiklan professional mengungkapkan konsep atau
formula AIDA agar pesan yang disampaikan menjadi lebih efektif. AIDA
merupakan kepanjangan dari35:
1. Attention (perhatian), setiap iklan yang dibuat diharapkan dapat menarik
perhatian khalayak sasarannya baik pembaca, pendengar atau pemirsa.
34
35
Ibid. hlm. 178.
Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, Jakarta : PT Pustaka Utama Grafiti, 1992, hlm. 53.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
2. Interest (ketertarikan), cara bagaimana agar calon pembeli berminat dan
menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih jauh tentang produk yang diiklankan.
Perhatian harus dapat segera ditingkatkan menjadi minat sehingga timbul rasa
ingin tahu secara lebih rinci di dalam diri calon pembeli. Untuk itu mereka harus
dapat dirangsang agar mau menonton, mendengar, membaca dan mengikuti
pesan-pesan yang disampaikan.
3. Desire (keinginan), membangkitkan keinginan orang untuk memiliki atau
menggunakan produk yang diiklankan agar efektif. Pengiklan harus memahami
bagaimana konsumen berfikir, berperilaku dan membuat keputusan.
4. Action (tindakan), cara bagaimana membujuk calon pembeli agar sesegera
mungkin melakukan tindakan pembelian.
Model AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) adalah salah satu model
hirarki respon yang cukup popular bagi pemasar sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pemasaran. Menurut model ini, alat promosi harus menarik
perhatian, mendapatkan dan mendorong minat, membangkitkan keinginan, dan
menghasilkan tindakan. Dalam membangun program komunikasi yang efektif,
aspek terpenting adalah memahami proses terjadinya respon dari konsumen,
misalnya dalam hal konsumen melakukan pembelian suatu produk, maka
diperlukan pemahaman mengenai usaha promosi yang dapat mempengaruhi respon
konsumen tersebut.
Menurut Tjetjep Djatnika, Teori AIDA yang mendalilkan bahwa
pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh
Konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian
(Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan
melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang
keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat
berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang
ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan minatnya
begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action
to buy) barang atau jasa yang di tawarkan.36
Mengingat minat membeli adalah bagian dari komponen perilaku konsumen
dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan, maka penelitian ini cukup meneliti
atau melihat model AIDA hingga tahapan desire saja.
2.3 Hipotesis
Kerangka konsep juga merupakan bahan yang akan menuntun dalam
merumuskan hipotesis penelitian. Konsep yang akan dikemukakan dalam
penelitian ini dijabarkan atas kelompok-kelompok variabel berikut:
a. Variabel bebas (independent variable), apabila variabel itu sifatnya
“menerangkan” variabel lain.37
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah terpaan iklan. Terpaan iklan
ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas
(seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan) dan durasi (seberapa lama
khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan dilihat atau dibaca.
b. Variabel terikat (dependent variable), apabila suatu variabel tingkah lakunya
diterangkan variabel lain.38
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat terhadap pemanfaatan Fitur
Find Alumni. Minat pemanfaatan fitur ditentukan berdasarkan konsep AIDA,
yaitu Perhatian (Attention), Ketertarikan (Interest), hingga Hasrat/Minat
(Desire).
36
Djatnika, Tjetjep, Komunikasi Pemasaran, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007, hlm. 52.
Ardial, Paradigma dan Model: Penelitian Komunikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2014, hlm. 264
38
Ibid.
37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Gambar 2.1
Kerangka Hipotesis
Iklan Line bertajuk Mini
Drama AADC
X = Independen
Terpaan Iklan
 Frekuensi
 Durasi
 Intensitas
Minat dalam penggunaan Fitur
Find Alumni Line
Y = Dependen
(Pemanfaatan Fitur)
 Attention (Perhatian)
 Interest (Ketertarikan)
 Desire (Hasrat/Minat)
Hipotesis :
Hipotesis merupakan pernyataan hubungan antara dua konsep atau lebih
yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. 39 Berdasarkan penjelasan dalam
kerangka teori serta sesuai dengan tujuan penelitian maka disusun dipotesis sebagai
berikut:
Ho
: Tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara terpaan iklan mini
drama Ada Apa Dengan Cinta terhadap minat menggunakan fitur find alumni.
Ha
: Ada pengaruh yang nyata (signifikan) antara terpaan iklan iklan mini
drama Ada Apa Dengan Cinta terhadap minat menggunakan fitur find alumni.
39
Ibid, hlm. 67.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download